BAB I PENDAHULUAN. penyusunan pembelajaran bahasa Inggris pada masa yang akan datang. Keputusan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. penyusunan pembelajaran bahasa Inggris pada masa yang akan datang. Keputusan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris adalah menyediakan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan maupun penyusunan pembelajaran bahasa Inggris pada masa yang akan datang. Keputusan dapat terkait dengan aktivitas pembelajaran yang sedang berjalan perlu diperbaiki, dihentikan, atau dilanjutkan. Agar keputusan, kebijakan maupun pembelajaran yang disusun dapat berjalan efektif membutuhkan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris (EPBI) merupakan model yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris di SMA. Model EPBI didasarkan asumsi bahwa evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMA tidak cukup hanya mencakup output belajar siswa semata, namun perlu mencakup proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena bagaimanapun juga dalam setiap pembelajaran, output selalu dipengaruhi oleh proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Penilaian proses pembelajaran bahasa Inggris mencakup kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, prilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, dan fasiltas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Penilaian terhadap output pembelajaran bahasa Inggris mencakup kompetensi bahasa Inggris siswa, kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik 316

2 secara lisan maupun secara tulisan, yang mencakup keterampilan: listening, reading, speaking, dan writing. B. Karakteristik Model EPBI Model EPBI memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Model ini digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA. 2. Penggunaan model ini tidak tergantung pada pendekatan pengajaran tertentu yang dilaksanakan oleh guru. 3. Penggunaan model ini tidak tergantung pada setting maupun konteks kurikulum formal yang berlaku. 4. Model ini mengevaluasi pembelajaran secara lebih komprehensif (mengevaluasi proses pembelajaran sekaligus output pembelajaran). 5. Model ini dapat digunakan sebagai evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation) untuk menemukan dan memetakan berbagai aspek dalam pembelajaran bahasa Inggris (proses maupun output) yang perlu diperbaiki. C. Komponen-Komponen Model EPBI Model EPBI ini merupakan bentuk spesifik dari seperangkat komponen dan prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses evaluasi pembelajaran bahasa Inggris. Seperangkat prosedur di sini diartikan beberapa prosedur yang tergabung dalam satu kesatuan. Model ini memotret dua komponen besar, yaitu 317

3 proses dan output pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA dalam satu kesatuan. Proses pembelajaran bahasa Inggris terdiri dari berbagai komponen. Komponen Proses Pembelajaran Kinerja Guru Bahasa Inggris Kepribadian Guru B.Inggris Model EPBI Fasilitas Prilaku Siswa Listening Kompetensi Bhs. Inggris Siswa Speaking Reading Writing Gambar 1: Komponen Model EPBI yang sangat dominan adalah kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, prilaku siswa, serta fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Komponen-kompenen tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk bagan pada gambar 1. Demikian pula output pembelajaran bahasa Inggris dapat berupa kompetensi bahasa Inggris siswa. Kompetensi bahasa Inggris siswa berarti siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara lisan. Model ini menggambarkan empat keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka belajar bahasa Inggris yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Berdasarkan 318

4 uraian diatas, peneliti merumuskan indikator-indikator yang dapat diukur, kemudian instrumen sebagai alat pengukurannya disusun. Model EPBI selengkapnya dapat dilihat pada gambar Kinerja Guru Bahasa Inggris Pengertian kinerja guru bahasa Inggris adalah semua aktivitas guru dari persiapan pembelajaran sampai dengan penutupan pembelajaran. Kinerja guru bahasa Inggris terdiri dari persiapan mengajar, pembukaan pembelajaran, penyajian materi, metode yang digunakan, cara penyampaian materi pelajaran dan penutupan pembelajaran bahasa Inggris. Kinerja guru bahasa Inggris yang baik sangat mendukung terlaksananya proses pembelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam menilai kinerja guru bahasa Inggris, aspek yang dinilai berdasarkan pada kemampuan seorang guru bahasa Inggris di dalam kelas yang profesional dalam mengelola pembelajaran bahasa Inggris. Kinerja guru bahasa Inggris yang sangat berperan di dalam pembelajaran dan ketercapaian tujuan pembelajaran menjadikan siswa dapat menguasai empat ketempilan berbahasa, listening, speaking, reading, dan writing. Untuk mengukur kinerja guru bahasa Inggris, alat ukur dikembangkan oleh peneliti. Berdasarkan berbagai macam kompetensi guru yang dikemukakan oleh Samana (1994:123), Hamalik (1991: 43), Kuhlman (Brown, 2004: 109), Richards (2006: ), Allen (Brown, 2001: 432, 434), dan Muijs & Reynold (Jones, 319

5 Jenkin, & Lord, 2006: 5), beberapa indikator kinerja guru di dalam kelas dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Persiapan 1) Guru betul-betul siap dan kelas tertata rapi; 2) Materi yang lalu Ditinjau ulang dan dikaitkan dengan materi baru; dan 3) Tujuan atau target yang dikomunikasikan cukup jelas. b. Pembukaan, Pre-Teaching (Warming Up) 4) Guru memberi salam (greeting); 5) Guru memotivasi siswa; dan 6) Guru mengingatkan pelajaran sebelumnya. c. Penyajian Materi (Whilst Teaching) 7) Materi dijelaskan dengan cara yang dapat dipahami; 8) Materi pelajaran disampaikan dengan lancar, runtut dan logis; 9) Materi pelajarannya disampaikan dengan kecepatan yang sesuai; 10) Petunjuk yang diberikan jelas dan ringkas dan siswa dapat melaksanakannya; 11) Materi dipresentasikan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa; 12) Metode(-metode) yang diterapkan sesuai dengan usia dan kemampuan siswa; 13) Guru mengetahui ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi; 14) Guru menunjukkan minat dan antusiasme dalam mata pelajaran yang diajarkan; 15) Persentase yang tepat dalam kegiatan kelas melibatkan siswa memproduksi bahasa; 320

6 16) Ada keseimbangan antara guru dan siswa, siswa dan siswa, dan variasi aktivitas selama pembelajaran; 17) Guru mampu beradaptasi terhadap situasi yang tidak diantisipasi sebelumnya; 18) Guru mampu mengontrol dan mengarahkan siswa; 19) Guru memberi pengayaan terhadap materi; 20) Guru menggunakan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan, dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima; 21) Guru secara positif memberi dorongan pada siswa; 22) Alat bantu pembelajaran atau sumber belajar digunakan secara efektif; 23) Guru memberi dorongan dan meyakinkan siswa untuk berpartisipasi penuh dalam kelas; 24) Struktur kalimat diambil dari konteks latihan buatan dan diterapkan pada situasi yang nyata dalam budaya dan pengalaman pribadi siswa; 25) Persepsi guru terhadap kesalahan; 26) Koreksi kesalahan dilakukan dengan tepat; 27) Guru mengetahui nama-nama siswa; 28) Suara guru jelas, berirama, dan dapat didengar; 29) Guru bergerak di dalam kelas dan berinteraksi dengan siswa; 30) Guru sabar dalam meminta siswa memberi respon; 31) Drill (latihan) dilakukan dan diberikan secara efektif; 32) Contoh dan ilustrasi digunakan secara efektif; 33) Penampilan pribadi baik; 321

7 34) Respon siswa bisa diperoleh secara efektif; 35) Guru dan siswa punya inisiatif, berdaya guna, dan kreatif; 36) Guru menjawab pertanyaan dengan seksama dan memuaskan; 37) Para siswa merasa bebas untuk bertanya, menyanggah, atau mengekspresikan gagasan mereka sendiri; 38) Para siswa memperhatikan dan merasa terlibat; 39) Para siswa merasa nyaman dan santai, bahkan selama kegiatan yang; menekankan pada kemampuan berpikir secara intens 40) Para siswa diperlakukan secara adil, tidak memihak, dan dihargai 41) Para siswa didorong untuk melakukan yang terbaik; 42) Guru bersikap tenang dan memberi tanggapan dan berbicara sesuai dengan keadaan; 43) Guru menyadari akan kebutuhan pribadi dan kelompok; dan 44) Digresi (penyimpangan dari materi pokok) dilakukan secara positif dan tidak berlebih-lebihan. d. Penutupan (Closing) 45) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan; 46) Guru mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan; 47) Guru memberi semangat kepada siswa untuk belajar mandiri di rumah; dan 48) Guru mengucapkan salam perpisahan sebelum keluar kelas. 322

8 Penilaian kinerja guru bahasa Inggris dalam kelas dilakukan oleh siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat (fellow teacher), dan self report dari guru bahasa Inggris sendiri. 2. Kepribadian Guru Bahasa Inggris Pengertian kepribadian guru bahasa Inggris dalam model ini adalah sifat atau watak guru bahasa Inggris di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Guru bahasa Inggris yang baik tidak hanya menguasai kompetensi akademik dan pedagogik saja, tetapi juga seorang guru bahasa Inggris harus memiliki kepribadian dengan kreteria-kreteria yang menunjukan ciri guru yang disenangi oleh siswanya. Merujuk Nasution (Samana, 1994: 58), Hamalik (1991: 41), (pasal 28 ayat 3 PP Nomor 19 tahun 2005), dan (pasal 10 ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2005), ada beberapa ciri atau kreteria utama guru yang disenangi oleh siswanya, yaitu: a. Senang membantu siswa dalam pekerjaan sekolah; b. Berperangai riang; c. Berperasaan humor; d. Rela menerima lelucon atas dirinya; e. Bersikap bersahabat; f. Sabar dalam meminta siswa memberi respon; g. Suara jelas, berirama, dan dapat didengar; h. Penampilan pribadi baik; i. Punya inisiatif, berdaya guna, dan kreatif; 323

9 j. Menggunakan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan, dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima; k. Merasa menjadi anggota dari kelompok kelas; l. Penuh perhatian kepada setiap siswa; m. Tidak pilih kasih; n. Berusaha memahami keadaan siswa; o. Menghargai pendapat siswa; p. Bersifat korektif; q. Mampu membangkitkan semangat serta keuletan belajar siswa; r. Bertindak tegas; s. Dapat membangkitkan rasa hormat dari siswa kepada guru; t. Tidak pernah menghina siswa; u. Tidak pernah bertindak sarkastis; v. Memberikan sesuatu yang bermakna kepada siswanya; w. Berkepribadian yang menyenangakan siswa; dan x. Pantas menjadi panutan para siswa. Penilaian kepribadian guru bahasa Inggris dilakukan oleh siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat (fellow teacher). Penilaian kepribadian guru bahasa Inggris di dalam kelas dilakukan dengan angket skala Likert. 324

10 3. Prilaku Siswa Pengertian prilaku siswa dalam model ini adalah merupakan derajat afeksi positif atau negatif siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, khususnya materi bahasa Inggris yang dapat diukur melalui pengalaman, pengetahuan, pemahaman, perasaan. Prilaku kecenderungan memberi respon terhadap mata pelajaran bahasa Inggris, materi bahasa Inggris maupun guru bahasa Inggris yang diukur melalui skala sikap. Berdasarkan indikator prilaku siswa yang dikemukakan Depdiknas (2003: 53), Shaw & Wright (1967: 4), concern for others (Henerson, Morris, & Fitz- Gibbon, 1978:46), indikator prilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Siswa menjawab ucapan salam dari guru bahasa Inggris; b. Siswa sudah menyiapkan buku pelajaran bahasa Inggris di atas meja mereka sebelum guru masuk kelas; c. Siswa membentuk kelompok atau berpasangan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya; d. Siswa memperhatikan penjelasan guru; e. Apabila siswa memahami penjelasan guru, siswa mengucapkan yes atau mengangguk-anggukkan kepalanya; f. Siswa bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang kurang jelas dalam bahasa Inggris; 325

11 g. Jika siswa tidak punya kesempatan bertanya pada guru, siswa bertanya pada teman di dekatnya; h. Siswa tidak pernah berpindah tempat duduk atau berdiri selama pelajaran berlangsung; i. Siswa menunjukkan pekerjaannya yang sudah selesai dikerjakan untuk diperiksa oleh gurunya; dan j. Siswa ikut mengemukakan kesimpulan pelajaran. Sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dinilai dengan menggunakan angket sikap skala Likert. 4. Fasilitas Pembelajaran Bahasa Inggris Pengertian fasilitas pembelajaran dalam model ini adalah segala sesuatu yang memudahkan proses pembelajaran bahasa Inggris yang meliputi: ruang belajar beserta perlengkapannya (meja dan kursi), media, teknologi pembelajaran dan sumber belajar. Merujuk indikator yang dikemukakan oleh Richards (2006: 207), indikator fasilitas pembelajaran yang mendukung terwujudnya proses pembelajaran bahasa Inggris dapat dirumuskan sebagai berikut: a. ketersediaan kursi dan meja; b. ketersediaan papan tulis, kapur, boardmarker; c. ketersediaan buku pegangan pelajaran bahasa Inggris; d. ketersediaan sumber belajar (seperti: buku tambahan, surat kabar, majalah yang berbahasa Inggris, dan internet); 326

12 e. ketersediaan kamus lengkap bahasa Inggris; f. ketersediaan rekaman kaset, vidio, dan CD/DVD untuk pelajaran bahasa Inggris; g. ketersediaan vidio/cd/dvd player; h. ketersediaan audio, visual (tape recorder, sound system, dan monitor); i. ketersediaan alat peraga untuk pembelajaran bahasa Inggris (seperti: gambar, flow Chart); dan j. ketersediaan teknologi/media pembelajaran bahasa Inggris (OHP, LCD, Komputer, dll.). Fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris dinilai dengan menggunakan angket skala Likert. 5. Kompetensi Bahasa Inggris Siswa Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan kompetensi dasar yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Inggris. Kompetensi bahasa Inggris siswa adalah kemampuan siswa bekomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun secara tuliasan. Tujuan pembelajaran adalah pencapaian kompetensi itu sendiri (Depdiknas, 2003: 19). Kompetensi bahasa Inggris siswa terfokus pada penguasaan empat keterampilan yaitu listening, speaking, reading, dan writing yang telah dimodifikasi dan disederhanakan untuk disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa SMA. 327

13 Penilaian kompetensi bahasa Inggris siswa dalam model ini dilakukan oleh guru bahasa Inggris. Adapun instrumen penilaian menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan kompetensi dasar yang dituntut mata pelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA, ada dua alternatif instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi bahasa Inggris siswa di jenjang SMA, yaitu tes tertulis dan lisan. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris siswa tentang reading dan writing sedangkan tes lisan untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris siswa tentang speaking dan listening. Hasil penilaian output pembelajaran bahasa Inggris yang meliputi kompetensi bahasa Inggris siswa dapat diketahui melalui instrumen dengan menggunakan butir-butir soal UN yang pernah dipakai pada tahun sebelumnya. Buti-butir ujian susulan tahun sebelumnya juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan listening dan reading siswa. Butir-butir ini telah diujicobakan berkalikali oleh para ahli bahasa Inggris dari Pusat Penilaian Pendidikan-BALITBANG sehingga kesahihan dan keandalan insrumen ini tidak diragukan lagi. Instrumen untuk mengetahui kemampuan speaking dan writing siswa dikembangkan oleh peneliti. Kemampuan speaking dan writing siswa dinilai oleh evaluator dan dibantu oleh 2 (dua) guru bahasa Inggris. Untuk speaking, siswa disuruh menceritakan tiga pilihan: 1) pengalaman mereka yang tak pernah terlupakan (unforgettable experience), 2) aktivitas sehari-hari, 3) ambisi mereka pada masa yang akan datang, kemudian untuk writing, siswa disuruh menuliskan apa yang 328

14 telah mereka ceritakan dalam bahasa Inggris dengan jumlah kata tidak lebih dari 150 kata. D. Kelebihan Model EPBI Model EPBI ini memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. Lebih komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya terbatas pada output belajar siswa semata, tetapi juga mencakup evaluasi terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris. 2. Model ini relatif sederhana dalam implementasi tanpa mengurangi kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi pembelajaran. 3. Penggunaan model EPBI tidak begitu kompleks, sehingga keterlaksanaannya cukup tinggi. 4. Model ini dapat digunakan tanpa terikat dengan kompetensi tertentu. 5. Model ini efektif digunakan oleh sekolah tanpa mengganggu proses pembelajaran yang ada. 6. Model ini sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris, yaitu kompetensi bahasa Inggris siswa, siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan yang mencakup listening, reading, speaking dan writing. 329

15 E. Keterbatasan Model EPBI Model EPBI ini selain memiliki beberapa kelebihan di atas juga memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: 1. Pada proses evaluasi belum melibatkan penilai independen (independent appraisal) dari luar, hanya mengandalkan penilaian dari pihak intern (internal appraisal) sehingga dimungkinkan dapat mengurangi tingkat objektivitas hasil penilaian. Untuk mengatasi hal ini, penilaian dilakukan cek silang antar responden. 2. Komponen proses pembelajaran bahasa Inggris yang dicermati hanya mencakup kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, prilaku siswa, dan fasilitas pembelajaran. Komponen tersebut sangat berperan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris walaupun masih banyak komponen yang lain. G. Profil Prestasi Pembelajaran Bahasa Inggris Hasil penilaian output pembelajaran bahasa Inggris dapat disusun dalam bentuk profil kompetensi bahasa Inggris siswa. Profil kompetensi bahasa Inggris siswa disusun untuk level siswa dan level kelas. Untuk kepentingan monitoring kemajuan belajar siswa, profil kompetensi bahasa Inggris siswa didasarkan profil level siswa, sedangkan untuk kepentingan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris didasarkan pada profil level kelas. Contoh format profil kompetensi bahasa Inggris level siswa dan level kelas adalah berikut ini. 330

16 PROFIL PRESTASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Level siswa) Nama siswa :... Kelas/NIS:.../... Ketentuan: 1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik No. Kompetensi Bahasa Inggris Siswa Listening 2 Reading 3 Speaking 4 Writing Palembang, Guru Bahasa Inggris,... PROFIL PRESTASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Level kelas) Nama Sekolah : SMA... Kelas :... Ketentuan: 1 = 0 % - 20 % = Sangat Kurang, 2 = 21 % - 40 % = Kurang, 3 = 41 % 60 % = Cukup, 4 = 61 % - 80 % = Baik, 5 = 81 % % =Sangat Baik No. Kompetensi Bahasa Inggris Siswa Persentase 1 Listening 2 Reading 3 Speaking 4 Writng Palembang, Guru Bahasa Inggris,

INSTRUMEN UNTUK TEMAN SEJAWAT GURU BAHASA INGGRIS

INSTRUMEN UNTUK TEMAN SEJAWAT GURU BAHASA INGGRIS INSTRUMEN UNTUK TEMAN SEJAWAT GURU BAHASA INGGRIS MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA 377 KATA PENGANTAR Prihal Lampiran : Permohonan Pengisian Angket : Satu berkas Kepada Yth. : Bapak/Ibu Guru

Lebih terperinci

INSTRUMEN. LAPORAN DIRI GURU BAHASA INGGRIS (Self Report)

INSTRUMEN. LAPORAN DIRI GURU BAHASA INGGRIS (Self Report) INSTRUMEN LAPORAN DIRI GURU BAHASA INGGRIS (Self Report) MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA 386 KATA PENGANTAR Prihal Lampiran : Permohonan Pengisian Angket : Satu berkas Kepada Yth. : Bapak/Ibu

Lebih terperinci

BAB II PERANGKAT EVALUASI. A. Instrumen Proses Pembelajaran Bahasa Inggris

BAB II PERANGKAT EVALUASI. A. Instrumen Proses Pembelajaran Bahasa Inggris BAB II PERANGKAT EVALUASI A. Instrumen Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Instrumen penilaian komponen proses pembelajaran bahasa Inggris berdasarkan respondennya dibedakan menjadi empat, yaitu instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yang memadai, para lulusan SMA akan menghadapi banyak masalah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yang memadai, para lulusan SMA akan menghadapi banyak masalah dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 5 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khotbah yang didengar 10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas 15.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran perlu diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Proses pembelajaran selama ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan. 1.1. Menanggapi penjelasan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan dll). 1. Mencatat pokok-pokok pembicaraan nara sumber. 2.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan kecakapan berbicara di dalam dan di luar kelas.

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan kecakapan berbicara di dalam dan di luar kelas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbicara adalah salah satu aspek berbahasa yang membantu siswa untuk berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris. Dengan berbicara, siswa dapat menceritakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam 39 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian pada jenjang SMA selama melaksanakan Praktek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional sehingga bahasa Inggris tidak hanya diajarkan di SMP dan SMA saja melainkan diajarkan pula di jenjang sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang terpelajar dan berpendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sudah pasti ingin memiliki kemampuan berbicara Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen semu dengan desain one-group pretest-posttest design. Pada tipe ini, siswa diberikan pretest

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang banyak diminati dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang memiliki

Lebih terperinci

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI PENDAHULUAN Kerangka Dasar Kurikulum menekankan adanya penilaian kelas. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kelas, penilaian akhir yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Hasil analisis studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan zaman, teknologi dan khususunya dunia pendidikan sudah semakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pergantian, perubahan, dan revisi-revisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia Sesuai dengan fungsinya. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan ini dipilih

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN SELF CONCEPT SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

MENGEMBANGKAN SELF CONCEPT SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT MENGEMBANGKAN SELF CONCEPT SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT Tina Sri Sumartini Abstrak Dalam pembelajaran, siswa masih kurang memiliki self concept yang positif. Salah satu model pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di BAB III PROSEDUR TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di sekolah inilah penulis mengajar sejak tahun 1986 sekarang, di Jalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA MELALUI PROBLEM SOLVING SYSTEMATIC Sukemi Guru Kelas V SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan salah satu kemampuan penting dalam pendidikan matematika sebab komunikasi merupakan cara berbagi ide

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua aspek utama demi tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran; dimana keduanya secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014 pada semester genap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Setiap penelitian yang sifatnya ilmiah dan faktual pasti menggunakan salah satu metode penelitian sebagai pisau analisis dari kasus atau permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dan berinteraksi antar sesamanya. Oleh karena itu, wajar apabila

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dan berinteraksi antar sesamanya. Oleh karena itu, wajar apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan didalamnya sarat akan nilai-nilai kehidupan yang berguna bagi kehidupan manusia dan membentuk manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari manusia lain. Setiap manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga dan karakteristik subjek penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI SETTING DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI SETTING DAN HASIL PENELITIAN BAB I DESKRIPSI SETTING DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Nurul Islam desa Jawa Laut gang Flamboyan Martapura yang didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Logandu, yang berlokasi di Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.Secara

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MIN Teluk Dalam Banjarmasin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah

Lebih terperinci

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 Nama Guru NUPTK :.. NIP( bagi PNS) Asal Sekolah NPSN :.. Pangkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang besar dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai semenjak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan latar belakang siswa dan diberikan pada semua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP...... Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Jawa) Kelas/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105),

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105), 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono (2005: 105), Pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek mengajar di kelas I SDN Tlogowungu kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa 25 pada mata

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP Heru Susanto, Eti Sunarsih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS Kompetensi Subkompetensi Indikator Esensial Deskriptor A. Memiliki kompetensi kepribadian sebagai pendidik B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian merupakan langkah atau cara yang dilakukan peneliti dengan maksud untuk memperoleh data. Menurut Sugiyono (2009:3), Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah alat atau instrumen yang hendak dibahas secara luas dan sistematik. Metode penelitian biasanya berisi tentang cara-cara menggunakan beberapa metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI A. Persiapan Pelaksanaan PPL Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul Islamiyah Kota Banjarbaru. Subyek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya

Lebih terperinci