KAPASITAS VITAL PARU PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN KAMPUNG ISLAM MANADO Senduk Gratia Norri Amelia*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Harvani Boky*

Transkripsi

1 KAPASITAS VITAL PARU PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN KAMPUNG ISLAM MANADO Senduk Gratia Norri Amelia*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Pekerja Mebel adalah pekerja yang termasuk pekerja informal. Pekerja industri mebel akan menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja dari proses produksi yang tercemar di lingkungan kerja. Dampak negatif dari industry pengolahan kayu adalah timbulnya pencemaran udara oleh debu atau hasil industry tersebut. Lokasi Mebel yang diambil berada di Kelurahan Kampung Islam Manado. Hasil observasi di lingkungan kerja mebel sangat berdebu dan disaat melakukan pekerjaan ada pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kapasitas Vital Paru pada pekerja mebel di Kelurahan Kampung Islam Manado. Jenis penelitian ini ialah survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden. Alat yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner dan spirometry dengan jenis Hand Held Spirometry Microloop Casefusion, Microtoice. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Terdapat 30% pekerja mebel memiliki KVP Normal dan 70% tidak normal. Terdapat 90% pekerja yang bekerja > 8 jam/hari dan 10% < 8 jam/hari. Tidak terdapat hubungan antara Lama kerja dengan KVP (p = 0,073). Terdapat hubungan antara Penggunaan APD dengan KVP (p = 0,012). Paling banyak pekerja mebel memiliki kapasitas vital paru tidak normal. Oleh karena itu pekerja mebel di Kelurahan Kampung Islam Manado agar lebih memperhatikan kesehatan saat bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri masker saat bekerja. Bagi peneliti berikutnya agar dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan fungsi paru yaitu lama kerja. Kata Kunci : Pekerja Mebel, Uji Khi Kuadrat, Spirometry ABSTRACT Furniture labors are workers who are including informal workers. Labors of furniture industry would cause health problems and safety of the production process contaminated in the working environment. The negative impact of the wood processing industry was the emergence of air pollution by dust or the product of that industry. Location of furniture taken was at the Village of Islam, Manado. The results of observations in the working environment were extremely dusty furniture and while carrying out the work there are workers who do not use personal protective equipment. This study aims to determine the Lungs Vital Capacity to the furniture labors at the Village of Islam, Manado. This study was an analytical survey by using cross sectional design. This study was conducted in August The samples in this study were 40 respondents. The tool which used in his research was a questionnaire and spirometry with the type of Hand Held Spirometry Microloop Casefusion, Microtoice. Data were analyzed by using chi-square test. Results: There were 30% of furniture labors which having Normal KVP and 70% are abnormal. There are 90% of labors who working > 8 hours / day and 10% < 8 hours / day. Conclusions: There was no correlation between the length of working with KVP (p = 0.073). There was correlation between the use of PPE with KVP (p = 0.012). Most furniture labors have abnormal lung vital capacity. Therefore, furniture labors in the Village of Islam, Manado to pay more attention to health at work using personal protective equipment mask when they are working. For subsequent researchers in order to carry out further research on the factors that are not associated with lung function that is length of work. Keywords : Furniture labor, Chi Square test, spirometry

2 PENDAHULUAN Kehidupan setiap manusia selalu berhubungan dengan suatu pekerjaan, baik itu sektor formal dan informal. Pekerja harus meperhatikan hal kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini bertujuan supaya gangguan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja bisa terhindari karena dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang (Atika, 2012). Menurut Suma mur (2009), tujuan dari keselamatan kerja yaitu setiap pekerja dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja dan pekerja dapat merasa aman dan terlindung saat bekerja yaitu memperhatikan perlengkapan dan peralatan kerja harus digunakan sebaik-baiknya, hasil produksi dipelihara keamanannya, jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai, meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. Pekerja industri mebel akan menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja dari proses produksi yang tercemar di lingkungan kerja. Dampak negatif dari industri pengolahan kayu adalah timbulnya pencemaran udara oleh debu atau hasil industri tersebut. Pekerja industri mebel kayu mempunyai resiko yang sangat besar untuk penimbunan debu pada saluran pernapasan. Karena Pekerja menghabiskan sepertiga waktunya tiap hari di tempat kerja dimana lingkungan kerja berbeda dengan lingkungan sehari-hari pajanan dan proses kerja menyebabkan gangguan kesehatan (Handayani, 2008). Menurut penelitian Hutama (2013), waktu kerja yang lama dapat menyebabkan paparan sehingga beresiko terkena penyakit paru pada pekerja di PT. Pisma Putra Tekstil Pekalongan yang bekerja dibagian spinning. Pekerja Meubel yang ada di wilayah kampung Islam Manado hampir semua pekerjanya tidak menggunakan masker. Hal ini menyebabkan pekerja sangatlah rentan terpapar dengan debu yang terdapat dalam lingkungan kerja yang akan menimbulkan penyakit akibat kerja. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kapasitas Vital Paru pada pekerja mebel di Kelurahan Kampung Islam Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan desain cross sectional study (studi potong lintang). Penelitian ini dilakukan pada 40 pekerja mebel di Kelurahan Kampung Islam Manado pada juli Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan spirometry tipe Hand Held Spirometry Microloop Casefusion, Microtoice. Data yang diperoleh dianalisa secara bivariate. HASIL Karakteristik responden yang diperoleh menunjukan yang memiliki jenis kelamin laki-laki terdapat 39 pekerja dengan presentase 97,5% dan yang memiliki jenis kelamin perempuan terdapat 1 pekerja dengan presentase 2,5%. Jenis kelamin laki-

3 laki memiliki kapasitas vital paru normal sebanyak 11 pekerja dan 28 pekerja memiliki kapasitas tidak normal. Volume paru pada laki-laki lebih besar dari pada perempuan. Umur pekerja yaitu tahun terdapat 9 pekerja dengan kapasitas vital paru normal, dan dengan kapasitas vital paru tidak normal terdapat 7 pekerja, sedangkan umur tahun terdapat 4 pekerja dengan kapasitas vital paru normal dan 20 pekerja mempunyai kapasitas vital paru tidak normal. Penelitian yang dilakukan oleh Budiono (2007) mengatakan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paruparu karena semakin bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi penurunan fungsi paru di dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Ilhaq (2014) yaitu tidak terdapat hubungan antara umur dengan kapasitas vital. Lama kerja < 8 jam/hari terdapat 3 pekerja kapasitas vital paru normal dan tidak normal ada 1 pekerja, > 8 jam/hari terdapat 9 pekerja kapasitas vital paru normal dan tidak normal ada 27 pekerja. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sayyidah (2013) menyatakan ada hubungan yang signifikan antara lama paparan kadar debu dengan kapasitas vital paru dan ada juga penelitian yang dilakukan oleh Hutama (2013) bahwa waktu kerja yang lama dapat menyebabkan paparan sehingga beresiko terkena penyakit paru pada pekerja di PT. Pisma Putra Tekstil Pekalongan yang bekerja dibagian spinning. Penelitian yang dilakukan oleh Anes (2015) terdapat hubunngan yang bermakna antara Table 1. Karakteristik Responden paparan debu dengan terjadinya gangguan fungsi paru. Penggunaan Alat pelindung diri terdapat 11 pekerja dengan kapasitas vital paru normal dan 12 pekerja kapasitas paru tidak normal, sedangkan yang tidak menggunakan alat pelindung diri terdapat 1 pekerja dengan kapasitas vital paru normal dan 16 pekerja kapasitas vital paru tidak normal. Penelitian dari Manoppo (2015) dengan 95 orang populasi juga berkata hal yang sama yaitu terdapat hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru. Penelitian yang dilakukan oleh Sahlli (2013) dengan 33 responden ialah terdapat hubungan antara tindakan tindakan penggunaan masker terhadap gangguan fungsi paru pada pekerja mebel di Kelurahan Harapan jaya Bandar Lampung. Masa kerja < 5 tahun terdapat 10 pekerja kapasitas vital paru normal dan yang tidak normal terdapat 17 pekerja, sedangkan > 5 tahun terdapat 2 pekerja dengan kapasitas vital paru normal dan tidak normal 19 pekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Tamuntuan yaitu tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja di bagiaan Pengecetan Mobil di CV. Kombod Manado sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Manoppo (2015) yaitu terdapat hubungan antara Masa Kerja dengan Kapasitas vital paru pada pekerja petugas pemadam kebakaran di dinas Pemadaman Kebakaran Kota Manado.

4 Karakteristik Kategori KVP Normal Jenis Kelamin Laki-laki 11 Perempuan 1 Umur tahun tahun 9 4 Lama Kerja < 8 jam/jari 3 > 8 jam/hari 9 APD Memakai APD 11 Tidak memakai 1 Masa Kerja < 5 tahun 10 > 5 tahun 2 Tidak Normal PEMBAHASAN Lingkungan kerja yang tercemar oleh debu dari proses produksi akan menimbulkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja industry mebel. Pekerja mebel yang ada di Kelurahan Kampung Islam Manado dijadikan responden dalam penelitian ini, karena dari observasi ada beberapa pekerja tidak menggunakan masker saat bekerja. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Berdasarkan hasil uji statistik antara lama kerja dengan kapasitas vital paru menunjukan tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kapasitas vital paru. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asna (2013) dengan 20 responden, menjelaskan bahwa hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan antara lama paparan kadar debu dengan kapasitas vital paru. Masa kerja bisa jadi salah satu faktor lamanya jam kerja tidak berarti, dan yang ditemukan dilapangan bahwa walaupun jam kerja mereka pada umumnya sama tapi pekerja satu dengan yang lain memiliki dosis paparan berbeda. Ada beberapa penelitian yaang mendukung hasil penelitian ini seperti penelitian yang dilkukan oleh Budiak (2014) dengan responden 41 pekerja yaitu tidak ada hubungan antara lama kerja dengan Kapasitas vital paru. Peneltian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusitriani, dkk (2014) dengan 40 responden, menunjukan tidak adanya hubungan antara lama kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja paving block CV. Sumber Galian Makasar begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rantung (2011) dengan responden 32 pekerja dikatakan tidak ada hubungan antara lama paparan dengan kapasitas vital paru pada pekerja Mebel di Desa Leilem Kabupaten Minahasa. Penelitian tentang penggunaan alat pelindung diri terdapat hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru. penelitian yang mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari

5 Kandung (2013) dengan 18 orang populasi, yang mejelaskan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian alat pelindung diri dengan kapasitas fungsi paru. Penelitian dari Manoppo (2015) dengan 95 orang populasi juga berkata hal yang sama yaitu terdapat hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riski (2013) tentang hubungan masa kerja dan pemakaian alat pelindung diri sekali pakai dengan kapasitas vital paru pada pekerja bagian composting di PT. zeta agro corporation, dikatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri masker dengan kapasitas vital paru. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khumaidah (2009) dengan jumlah sampel 44 orang, bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja meubel adalah penggunaan alat pelindung diri. KESIMPULAN Adanya Hubungan antara Penggunaan Alat pelindung diri dengan Kapasitas Vital Paru pada pekerja mebel di Kelurhan Kampung Islam Manado. DAFTAR PUSTAKA Anes, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada pekerja di PT. Tonasa Line Kota Bitung. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol 5 (3) Hal Asna, Hubungan antara Lama Paparan Kadar debu Batu Bara dengan Penurunan Kapasitas Vital Paru pada Tenaga Kerja di Unit Boiler Batu Bara PT. Indo Acidatama Tbk.Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Ilmu Muhammadiyah Surakarta. Atikah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika Budiak, G Hubungan antara Lama kerja dan Penggunaan Alat Pelindung diri dengan kapasitas vital paru pada penambang emas di Wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu Kecamatan Dimembe. Skripsi. Ilmu Sam Ratulangi Manado. Ilhaq, Hubungan antara Umur, Masa Kerja dan status gizi dengan kapasitas vital paru pada penambang emas di wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu Kecamatan Dimembe. Skripsi. Ilmu Sam Ratulangi. Kandung, Hubungan antara Karakteristik Pekerja dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) dengan Kapasitas Paru pada pekerja Wanita Bagian Pengamplasan di Industri Mebel X Wongiri. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, volume 2 (1) Hal.

6 Khumaidah, 2009 Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja Mebel PT Kota Jati Furindo Desa Suwawal Kec. Mlonggo Kabupaten Jepara. Tesis. Semarang. Pascasarjana Universitas Dipenogoro Manoppo, Hubungan antara masa kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Respirator) dengan Kapasitas Vital Paru pada Petugas Pemadam Kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado Volume 4 (4) Hal Rantung, F, Hubungan antara Lama Paparan Debu Kayu dan Kebiasaan Merokok dengan Gangguan Fungsi Paru pada Tenaga Kerja Mebel di CV. Mercusuar Desa Leilem Kec. Sonder Kab. Minahasa. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Ilmu Sam Ratulangi. Riski, R, Hubungan antara Masa Kerja dan Pemakaian Sekali Pakai dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja bagian Composting di PT. Zeta Agrpo Corporation Breb. Skripsi. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Suma mur, K Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV Sagung Seto Sahli, Hubungan Perilaku Penggunaan Masker dengan Gangguan Fungsi Paru pada pekerja Mebel di Kelurahan Harapan Jaya, Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan. Vol.4 (1) hal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung. Yustriani, Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Paru Pekerja Paving Block CV Sumber Galian. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Fakultas Hassanudin.