Bab III Metode Penelitian
|
|
- Siska Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab III Metode Penelitian III.1 Umum Pada Bab III ini akan dijelaskan metode yang digunakan didalam penelitian ini. Selain itu akan dijelaskan pula susunan reaktor, variabel yang digunakan, dan metode yang digunkan untuk menganalisa data yang diperoleh. Secara umum alur penelitian yang dilakukan di dalam Tesis ini dapat dilihat pada Gambar III.1. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan persiapan pendahuluan. Persiapan awal menyangkut tempat dan alat-alat laboratorium yang digunakan. Susunan reaktor dan rencana perlakuan yang diberikan direncanakan berdasarkan data-data sekunder berupa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Data-data sekunder ini sebagian besar berupa jurnal-jurnal ilmiah. Penjelasan untuk susunan reaktor akan diberikan lebih lanjut pada sub Bab III.2. Persiapan reaktor dilanjutkan dengan penumbuhan biofilm pada media, kemudian diteruskan dengan pengkondisian reaktor sampai memasuki fase tunak (steady state). Setelah memasuki fase ini, data-data diambil baik dalam kondisi batch maupun kontinyu. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa, termasuk di dalamnya dibuat perhitungan-perhitungan yang berkaitan. Kondisi yang didapatkan dari hasil pengujian dibandingkan antar reaktor. Dari analisa ini kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan. III.2 Alat dan Bahan III.2.1 Reaktor Mode pengaliran limbah di dalam reaktor Submerged Aerated Biofilter dilakukan secara up-flow. Untuk pengaliran up-flow ini, air limbah dari tampungan dialirkan secara gravitasi ke tiap reaktor. Diagram susunan reaktor dapat dilihat pada Gambar III.2, sedangkan foto reaktor yang digunakan dapat dilihat pada Gambar III.3. 48
2 Gambar III.1. Diagram alir Penelitian Reaktor terbuat dari plexy glass, dengan tinggi total 160 cm dan diameter 14 cm. Jarak antar inlet, titik sampling 1, 2, dan 3 masing-masing 30 cm. Tinggi bagian media adalah 85 cm. Tinggi media yang digunakan mengacu pada Osorio dan Hontoria (2001), dimana tinggi media untuk reaktor submerged aerated biofilter sebaiknya digunakan 0,8-1,8 m. Agar permukaan media tidak melebihi permukaan air, maka pada bagian atas media diberi penahan dari kawat ram. 49
3 Gambar IIII.2 Diagram m Susunan Reaktor R SA AB untuk peercobaan (taanpa skala) Volume reaktor r dallam keadaaan kosong yang diguunakan diddalam peneelitian diperhitunngkan sebessar 14,3 l. Sedangkan n volume air a terukur yang digun nakan setelah meedia diisikann ke dalam reaktor setiinggi 85 cm m adalah 10 l. Sehinggaa nilai porositas media m didappatkan 0,7. Pengudaraaan diberikkan dengan menggunaakan aeratoor akuarium m dengan merek m dagang Shheng Zhen (Gambar III.4(a)). Debit D aliran udara yangg diberikan n oleh tiap aeratoor adalah 3,5 3 l/menit.. Perhitungaan kebutuhhan laju penngudaraan dapat dilihat padda Lampiraan 2. Variasi pengudarraan yang diberikan d ppada tiap reeaktor dapat diliihat pada Tabel III.1. Untuk mengontroll waktu idddle dan aerasi a digunakann program mme timer seperti ditunjukkan d n pada G Gambar IIII.4(b). Programm me timer yaang digunakkan adalah pengatur p waktu dengann merek Heeles. Pengatur waktu w ini dapat d mengaatur kondisii on-off alatt pada selanng tiap 15 menit m 50
4 dengan satu siklus penuh 24 jam. Untuk mengurangi pengaruh pertumbuhan alga pada penelitian, maka reaktor ditutup dengan plastik berwarna hitam pada saat percobaan berjalan. Gambar III.3 Reaktor SAB No. Reaktor Tabel III.1. Variasi waktu pengudaraan Aerasi Idle Interval Total (sehari) Interval Total (sehari) 1. Reaktor 1 2 jam 12 jam 2 jam 12 jam 2. Reaktor 2 4 jam 12 jam 4 jam 12 jam 3. Reaktor 3 kontinyu 24 jam
5 (a) (b) (c) Gambar III.4 Perlengkapan pada reaktor (a) aerator (b) Timer untuk kontrol pengudaraan (c) media bioball III.2.2 Media Media yang digunakan adalah media plastik bioball (Gambar III.4(c)). Media ini biasa digunakan di pada kultur air (akuarium, kolam, atau tambak) 1 dengan fungsi sebagai filter. Karakteristik media dapat dilihat pada Tabel III.2. Peletakan media pada reaktor dilakukan tanpa stratifikasi dengan jumlah media untuk tiap reaktor sebanyak 335 buah. Spesifikasi media yang digunakan ditunjukkan pada Tabel III.2. Tabel III. 2. Spesifikasi media Bioball Tipe floating media, bioball Bahan polipropilen Dimensi (D, t) 3,33 cm, 2,6 cm Berat 4,7+0,2 g Specific surface area 1064 m 2 /m 3 Porositas media 70%. 1 Wagener (2000) mengelompokkan jenis media ini sebagai SLDM, Static Low Density Media. Nama lain yang biasa digunakan adalah Floating Bead Filters (FBF s) atau Floating Bead Bioclarifiers (FBB). Meskipun secara prinsip penggunaan media filter ini mirip dengan penggunaan media reaktor Biological Aerated Filter (BAF), Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) atau sand filter di dalam pengolahan air limbah tidak secara luas digunakan untuk reaktor-reaktor tersebut (Wagener, 2000). 52
6 III.2.3 Karakteristik Limbah Limbah yang digunakan di dalam percobaan ini adalah limbah buatan dengan karakteristik limbah greywater. Karakteristik limbah greywater yang digunakan setara dengan konsentrasi S COD mg/l dan konsentrasi amonium 2,5 mg/l. III.3 Start-up reaktor Start-up reaktor dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap penumbuhan biofilm pada media (pembibitan, seeding), dan tahap aklimatisasi reaktor sampai memasuki kondisi tunak (steady state). Penumbuhan biofilm dilakukan dengan menambahkan inokulum mikroorganisme sebanyak 1000 ml/reaktor. Biakan ini berasal dari mikroorganisme lumpur aktif yang telah dikondisikan sebanyak 75% (Gambar III.5a) ditambah mikroorganisme yang berasal dari saluran drainase di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda Bandung (Gambar III.5b). (a) (b) Gambar III.5. Sumber inokulum mikroorganisme (a) seeding bakteri activated sludge, sumber bakteri berasal dari septic tank di Teknik Lingkungan ITB (b) saluran drainase di Jl. Ir. H. Juanda Sebagai sumber karbon digunakan glukosa (C 6 H 12 O 6 ). Perhitungan untuk kebutuhan glukosa mengacu pada Shuler & Kargi, (1992), yang ditunjukkan pada persamaan reaksi III. 53
7 III.1 Dari persamaan reaksi III.1 di atas dapat dilihat bahwa 1 mol glukosa (BM 180 g.mol -1 ) setara dengan 6 mol oksigen (BM 32 g.mol -1 ) pada oksidasi sempurna, sehingga 1 g glukosa setara dengan 1,07 g O 2. Apabila diinginkan konsentrasi COD 300 mg/l (dianggap sebagai konsentrasi O 2 ) maka secara teoritis dibutuhkan glukosa sebanyak 280,4 mg/l. Sumber nutrien yang digunakan berupa NH 4 Cl dan KH 2 PO 4. Nutrien diberikan dengan perbandingan COD:N:P = 100:5:1 berdasarkan massa. Unsur mikro berupa FeSO 4.7H 2 O dan MnSO 4. Untuk alkalinitas diberikan Ca(OH) 2. Reaktor dioperasikan pada keadaan batch dan dilakukan aerasi menerus untuk tiap reaktor. Semua bahan untuk pembibitan bakteri di atas dilarutkan di dalam air kran (tap water) yang ada di Program studi Teknik Lingkungan. Setelah secara visual teramati pertumbuhan biofilm, maka start-up memasuki fase kedua yaitu aklimatisasi reaktor hingga mencapai kondisi tunak. Pada tahap kedua operasi reaktor diubah menjadi kontinyu. Sumber karbon yang digunakan adalah gula sukrosa ((C 12 H 22 O 11 ) dengan konsentrasi setara COD 650 mg/l. Identik dengan persamaan reaksi III.1 di atas, maka untuk oksidasi sempurna dari sukrosa ditunjukkan dengan persamaan III III.2 Sehingga untuk konsentrasi COD 650 mg/l, dibutuhkan sukrosa dengan konsentrasi 578,5 mg/l. Sumber nutrien serta unsur mikro digunakan pupuk NPK dengan merek dagang Yara NPK Hydro Complex Grower CS (Gambar III.7) dan FeSO 4.7H 2 O. Komposisi pupuk ini dapat dilihat pada Tabel III.3.Untuk alkalinitas, tetap diberikan Ca(OH) 2. Untuk menentukan apakah reaktor telah mencapai kondisi tunak, maka dilakukan pengukuran konsentrasi COD di efluen reaktor setiap hari, sampai didapatkan konsentrasi COD yang stabil. 54
8 Gambar III.6 Pupuk NPK Yara NPK Hydro Complex Grower Tabel III.3 Komposisi Pupuk NPK Yara NPK Hydro Complex Grower CS No. Komponen Konsentrasi (%) Berat, mg (per 1 g pupuk) 1 N NH 4 8,30 83 NO 3 6, P (P 2 O 5 ) K (K 2 O) MgO S 3, B 0,015 0,15 7 Mn 0,020 0,20 8 Zn 0,020 0,20 Sumber: Komposisi pada kemasan pupuk III.4 Metode sampling dan Pengujian Setelah reaktor mencapai kondisi tunak, yang maka tahap awal adalah melakukan percobaan batch. Pada tahap ini digunakan limbah buatan dari sukrosa dengan konsentrasi setara S COD (soluble Chemical Oxygen Demand) 300 mg/l. Pengambilan sampel sesaat (grab sample) dilakukan tiap 3 jam selama 18 jam. Selain S COD, pada saat pengambilan sampel juga dilakukan pemeriksaan temperatur (T), oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO), ph, dan pada akhir periode dilakukan penimbangan berat biofilm. Sampel diambil pada efluen. 55
9 Setelah pengambilan sampel batch, diteruskan dengan pengambilan sampel untuk proses kontinyu. Pada tahap ini digunakan limbah buatan sukrosa dengan konsentrasi S COD 300 mg/l. Pada percobaan kontinyu digunakan waktu tinggal 4 jam. Waktu tinggal ini adalah dalam kondisi non empty bed detention time, atau perhitungan waktu tinggal didasarkan pada kondisi reaktor telah terisi dengan media. Pengambilan sampel dilakukan tiga jam selama 18 jam. Sampel diambil di tampungan limbah dan 3 titik di sepanjang reaktor. Parameter yang diperiksa pada tahap ini adalah S COD dan Amonium, pada saat pengambilan sampel juga dilakukan pemeriksaan temperatur (T), oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO), ph, dan pada akhir periode dilakukan penimbangan berat biofilm. Ringkasan kegiatan saat start-up dan sampling di dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel III.4. Tabel III.4 Ringkasan tahapan kegiatan penelitian Tahap Periode Δt 1 Δt 2 Δt 3 Δt 4 penumbuhan biofilm (seeding) aklimatisasi Percobaan batch Percobaan kontinyu Mode operasi batch kontinyu batch kontinyu Pengudaraan kontinyu intermitten (R1, R2) kontinyu (R3) intermitten (R1, R2) kontinyu (R3) intermitten (R1, R2) kontinyu (R3) Limbah glukosa sukrosa sukrosa + Pupuk NPK sukrosa + Pupuk NPK Parameter diperiksa pertumbuhan biofilm (visual) S COD, massa biofilm S COD, DO, T, ph S COD, DO, T, ph, TSS, Amonium 1 Konsentrasi S COD (mg/l) , 400, 500 Titik pemeriksaan - inlet dan outlet P2 inlet, P1, P2 dan outlet 1 Parameter-parameter ini ini diperiksa pada konsentrasi COD 300 mg/l 56
10 Prosedur pengambilan dan pemeriksaan sampel mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel III.5. Penjelasan untuk tiap singkat untuk tiap metode adalah sebagai berikut, sedangkan detail prosedur yang dilakukan dapat dilihat pada Lampiran II. Pemeriksaan untuk parameter S COD dan Amonium dilakukan secara duplo. Pemeriksaan parameter DO, ph dan temperatur dilakukan secara langsung pada saat pengambilan sampel. Tabel III.5 Metode Pemeriksaan sampel No. Parameter Metode Acuan 1 COD Refluks tertutup - Titrasi SNI M Amonium Nessler secara titrasi SNI M TSS Gravimetri SNI DO Elektrometrik SNI M F 5 ph kertas uji (lakmus) - 6 Temperatur Elektrometrik - 7 Berat biofilm Gravimetri - III.4.1 Pemeriksaan S COD Pengukuran S COD adalah pengukuran COD pada sampel setelah dilakukan penyaringan pada sampel terlebih dahulu. Pada penelitian ini, sampel diperiksa dengan metode refluks tertutup secara titrasi, mengacu pada SNI M Prinsip utama dari metode pemeriksaan ini adalah mengoksidasi senyawa organik dengan K 2 Cr 2 O 7 pada suasana asam kuat (dilakukan dengan penambahan asam sulfat 4N) pada temperatur 150 o C. K 2 Cr 2 O 7 yang tersisa diukur dengan titrasi menggunakan larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) dan indikator ferroin. Hal yang sama dilakukan untuk blangko (berupa air suling bebas bahan organik). Konsentrasi (COD sebagai mg O 2 /l) dihitung dengan persamaan III.1. COD mg O l A B x C x 8 x 1000 ml contoh air.. III. 3 57
11 dengan: A = ml FAS untuk blangko B = ml FAS untuk sampel C = Normalitas FAS III.4.2 Pemeriksaan Amonium Pemeriksaan amonium mengacu pada SNI M Amonium yang terdapat pada sampel dengan pereaksi Nessler membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning sampai coklat dalam suasana basa. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan absorbannya pada panjang gelombang 420 nm. Konsentrasi amonium ditentukan dengan menggunakan kurva standar yang telah dibuat sebelumnya (Gambar III.6) Absorbansi y = 0.106x R² = Konsentrasi Amonium (mg/l) Gambar III.7 Kurva standar untuk penentuan konsentrasi amonium III.4.3 Pemeriksaan TSS Pemeriksaan TSS dilakukan dengan mengacu pada SNI Metode yang digunakan adalah metode gravimetri. Didalam metode ini, sampel air yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). 58
12 III.4.4 Pemeriksaan Oksigen Terlarut (DO) dan Temperatur Pemeriksaan oksigen terlarut dengan menggunakan metode elektrometrik mengacu pada SNI M F. Alat yang digunakan adalah sensor DO dengan merek Lovibond SensoDirect Oxi200, yang mempunyai akurasi +0,2 mg/l. Alat yang sama dapat digunakan untuk mengukur temperatur dan tekanan udara. III.4.5 Pengukuran berat biofilm Pengukuran berat biofilm dilakukan dengan metode gravimetri. Berat biofilm adalah selisih antara berat media yang telah ditumbuhi biofilm pada permukaannya dan telah dikeringkan di dalam oven bertemperatur 105 o C selama 2 jam, dikurangi dengan berat media awal. Untuk pengukuran berat biofilm ini diambil 10 media tiap reaktor sebagai sampel. Resume metode pemeriksaan sampel yang dilakukan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel III.5. Sedangkan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel III.6. III.5 Pengendalian Mutu Pengendalian mutu mengacu pada SNI Untuk pemeriksaan S COD secara duplo harus memenuhi nilai Relative Percent Difference (RPD). Nilai RPD ditentukan dengan persamaan III.6. Tabel III.6 Alat pengukuran parameter (Lab. Penelitian Air, TL-ITB) Parameter Metode Pengukuran COD Closed Reflux, buret (Pyrex), COD cooker (Hach) DO dan Suhu DO meter Lovibond SensoDirect Oxi200 TSS Cawan pijar, oven 105ºC Amonium Spektrofotometer (spectronic 20 Genesys) ph Lakmus (Merck ph-universalindikator, skala ph 1-14 dan ) 59
13 /2 100%... III. 6 dengan: X 1 X 2 = Nilai S COD pemeriksaan pertama = Nilai S COD pemeriksaan kedua Nilai RPD yang digunakan lebih kecil atau sama dengan 10%. Sedangkan untuk pemeriksaan amonium, kurva kalibrasi harus memenuhi nilai koefisien korelasi 0,995. III.6 Analisa Data III.6.1 Analisa Data Percobaan Batch Hasil percobaan batch pada R1, R2, dan R3 dibandingkan dengan melihat nilai laju penyisihan S COD. Pendekatan perhitungan untuk laju penyisihan S COD pada percobaan batch dihitung dengan persamaan: 1 III. 7 dengan r SCOD adalah laju penyisihan COD dalam mg S COD. (jam.mg biomasa) -1, ΔS perubahan konsentrasi S COD dalam rentang waktu Δt, dan C B adalah konsentrasi biofilm pada kondisi tunak. III.6.2 Analisa Data Percobaan Kontinyu Beban organik (OLR) yang masuk ke reaktor diperhitungkan dengan:..iii. 8 60
14 dengan: OLR = Organik Loading Rate, kg.m -3.hari -1 Q = Debit, m 3.hari -1 S = Konsentrasi COD, kg.m -3 V r = Volume reaktor, m 3 Sedangkan beban hidrolis (Hidraulic Loading Rate, HLR) yang masuk ke reaktor dihitung dengan Persamaan III.9:..III. 9 dengan: A r = Luas bidang tegak lurus arah aliran limbah, m 2 Data yang diperoleh dari hasil percobaan kontinyu untuk parameter amonium dianalisa dengan cara: 1. Membandingkan profil amonium untuk tiap titik sampling 2. Membandingkan rata-rata penurunan amonium antar reaktor Data TSS dianalisa dengan cara membandingkan rata-rata efluen antar reaktor. Sedangkan data DO dianalisa dengan membuat profil untuk tiap titik sampling di tiap reaktor, dan membandingkan rata-rata DO antar reaktor. Data S COD dibuat profilnya terhadap ketinggian untuk setiap reaktor dan dibandingkan antar reaktor. Sedangkan laju penyisihan S COD pada kondisi kontinyu, dihitung dengan persamaan III.10 dengan mengubah ΔS menjadi selisih konsentrasi S COD di inlet (S 0 ) dan oulet (S e ) 1 III. 10 dengan t d adalah waktu tinggal hidrolis (HRT) di dalam reaktor. Untuk menentukan perbedaan profil effluen amonium dan S COD serta kondisi oksigen terlarut antar reaktor digunakan uji statistik deskriptif (rata-rata). Sedangkan untuk menentukan signifikasi perbedaan yang ada digunakan uji t-test. 61
15 III.6.3 Analisa Data untuk Kinetika Analisa kinetika untuk proses batch dilakukan dengan pendekatan kinetika reaksi orde ke 1. Sebagai pembanding digunakan pendekatan Kinetika Monod dalam kondisi Batch. Penurunan persamaan Monod (Persamaan III.11) pada percobaan batch dapat dilihat lebih lanjut pada Malisie (2000). Persamaan III.12 adalah hasil penurunan persamaan III.10...III III. 12 dengan: C f, C f0 = konsentrasi bahan organik pada waktu t dan t 0 r fmax C B = laju pertumbuhan mikroorganisme maksimum = konsentrasi mikroorganisme Persamaan III.12 identik dengan persamaan garis y=ax+b, sehingga dengan membuat grafik linear akan didapatkan nilai r fmax dan K f. Kinetika penyisihan bahan organik pada percobaan kontinyu dihitung dengan persamaan empiris II.4. Penurunan persamaan ini dari Mann & Stephenson (1997) diuraikan pada Lampiran 1. III.6.4 Analisa Mikroorganisme Mengingat adanya kesulitan untuk mengidentifikasi tipe mikroorganisme pada biofilm, maka identifikasi mikroorganisme hanya dilakukan pada limbah yang ada di dalam reaktor (bulk liquid). Identifikasi bakteri aerob dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Biofarma. 62
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1. Umum Pada Bab IV ini akan dijabarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang didapatkan. Secara garis besar penjelasan hasil penelitian
Lebih terperinciGambar IV.21 Hubungan kondisi pengudaraan dan effluen S COD untuk ketiga reaktorr
Gambar IV.21 Hubungan kondisi pengudaraan dan effluen S COD untuk ketiga reaktorr Gambar IV.17-IV.19 menunjukkan pola yang sama untuk ketiga reaktor, dimana konsumsi bahan organik terutama terjadi pada
Lebih terperinciBab III Bahan, Alat dan Metode Kerja
Bab III Bahan, Alat dan Metode Kerja III.1. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan limbah pulp kakao yang berasal dari perkebunan coklat PT IGE di updelling Cipatat sebagai media atau substrat untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada 7 Oktober 2015 hingga 7 November 2015 di Sub Lab Kimia FMIPA UNS dan Balai Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada pengelolaan air limbah secara individu, air limbah greywater belum menjadi perhatian utama. Air limbah greywater secara konvensional masuk ke dalam saluran drainase
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana limbah cair yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari limbah cair
Lebih terperinciIII.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.
39 III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Kerja Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomassa dari bulan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Hasil Penelitian Tahap Sebelumnya
73 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Pengerjaan Hasil Penelitian Tahap Sebelumnya Penentuan parameter yang akan diteliti Penentuan metode pengambilan sampel Pemilihan metode analisa sampel. Persiapan
Lebih terperinciBAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.
BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat- alat 1. Gelas ukur 25mL Pyrex 2. Gelas ukur 100mL Pyrex 3. Pipet volume 10mL Pyrex 4. Pipet volume 5mL Pyrex 5. Buret 25mL Pyrex 6. Erlenmeyer 250mL
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL), Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian III.1 Umum Pada bagian ini diberikan penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan. Pada tahap awal dilakukan persiapan peralatan dan bahan, terutama reaktor
Lebih terperinciA. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan alur penelitian, berikut merupakan diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. STUDI LITERATUR
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciOleh : Putri Paramita ( )
Tugas Akhir SB-091358 Oleh : Putri Paramita (1507100006) Dosen Pembimbing: Dr.rer.nat. Maya Shovitri, M.Si Nengah Dwianita Kuswytasari S.Si., M.Si Limbah Organik Sungai Tercemar BOD, COD, TSS, TDS, ph
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Limbah cair usaha kegiatan peternakan dari MT Farm Ciampea b. Air Danau LSI IPB. c.
Lebih terperinci1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Limbah cair dari sebuah perusahaan security printing 1 yang menjadi obyek penelitian ini selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Security Printing X - memiliki karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah, Laboratorium Ekologi dan Lingkungan (Ruang 122), dan Laboratorium Genetika
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain 3 unit bak kultivasi (p = 100 cm, l = 60 cm dan t = 40 cm), 6 unit aquarium (p = 40 cm, l = 25 cm dan t = 27
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN BIOREAKTOR (ANAEROBIC BAFFLE REACTOR)
LAMPIRAN A PERHITUNGAN BIOREAKTOR (ANAEROBIC BAFFLE REACTOR) Perancangan anaerobic baffle reactor disesuaikan dengan karakteristik limbah cair kelapa sawit adalah diperlihatkan oleh Tabel A.1 sebagai berikut:
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 15: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) refluks terbuka dengan refluks terbuka secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciBAB III Metodologi Penelitian
BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Tahap penelitian Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada gambar III.1. Perumusan Masalah Tahap Persiapan Persiapan alat: Aerator, ozon generator dan dekomposer Pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini bertempat di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri
Lebih terperinciBAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS
6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan
Lebih terperincipenambahan nutrisi berupa lumpur sebanyak ± 200 ml yang diambil dari IPAL
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan menggunakan Fluidized Bed Reaktor secara aerobik dengan media styrofoam ini dimulai dengan melakukan strarter bakteri yaitu dengan penambahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental, berupa uji hayati statis (static bioassay) menurut standar APHA, (2005).
Lebih terperinciDISUSUN OLEH TIKA INDRIANI ( ) DOSEN PEMBIMBING WELLY HERUMURTI, ST, MSc.
UJIAN LISAN TUGAS AKHIR STUDI EFISIENSI PAKET PENGOLAHAN GREY WATER MODEL KOMBINASI ABR-ANAEROBIC FILTER Efficiency Study of ABR-Anaerobic Filter Combine Model As Grey Water Treatment Package DISUSUN OLEH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciStasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang
LAMPIRAN 10 Lampiran 1 Stasiun pengambilan contoh bivalvia Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan Stasiun II Karang, Pulau Tarahan Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciPengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-35 Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik Laily Zoraya Zahra, dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI KEMAMPUAN SPIRULINA SP. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR)
STUDI KEMAMPUAN SPIRULINA SP. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR) Zhahrina Ratih Zumarah 3308100062 Dosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto,
Lebih terperinciBAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON
BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON 177 Di dalam proses pengolahan air limbah secara biologis, selain proses dengan biakan tersuspensi (suspended culture) dan proses dengan biakan melekat (attached culture),
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN
3. METODE PENELITIAN 3. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Ide dasar penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu teknik pengolahan limbah pertanian, yaitu suatu sistem pengolahan limbah pertanian yang sederhana,
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY
PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK...
Lebih terperinciMukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang
OP-18 REKAYASA BAK INTERCEPTOR DENGAN SISTEM TOP AND BOTTOM UNTUK PEMISAHAN MINYAK/LEMAK DALAM AIR LIMBAH KEGIATAN KATERING Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciSistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)
Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment) dengan beberapa ketentuan antara lain : Waktu aerasi lebih
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN
LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN LA.1 Tahap Penelitian Fermentasi Dihentikan Penambahan NaHCO 3 Mulai Dilakukan prosedur loading up hingga HRT 6 hari Selama loading up, dilakukan penambahan NaHCO 3 2,5 g/l
Lebih terperinciEffect of Aeration and Natural Light in Capability of High Rate Algae Reactor (HRAR) for Organic Matter Removal of Domestic Urban Wastewater
PENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN BAHAN ORGANIK LIMBAH DOMESTIK PERKOTAAN Effect of Aeration and Natural Light in Capability of High Rate
Lebih terperinciPENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN : REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB
PENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN : REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB Winardi Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: win@pplh-untan.or.id ABSTRAK Reaktor batch
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan efisiensi Anaerobic Baffled Reactor dalam mengolah air limbah dari Rumah Pemotongan Hewan dan industri tahu.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 hingga Januari 2011. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan, Departemen
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di perusahaan x yang berada di Jawa Tengah tepatnya di Unit Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.
BAB 3 METODE PERCOBAAN Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar dari beberapa parameter pada limbah cair pengolahan kelapa sawit menggunakan beberapa perbedaan alat dan metode, adapun beberapa
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
34 LAMPIRAN 35 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada penelitian ini secara garis besar terbagi atas 6 bagian, yaitu : 1. Analisa karakteristik air limbah yang diolah. 2.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisa Kualitas Air Seperti yang di jelaskan di bab bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran penuruan kadar yang terkandung
Lebih terperinciII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA
II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adanya kontrol (Nazir, 2003:63). Eksperimen yang dilakukan berupa uji hayati cara
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena pada penelitian ini dilakukan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian
Lebih terperinciPERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK TUGAS AKHIR Oleh: I Gusti Ngurah Indra Cahya Hardiana 0704105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian Disain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga buah unit aquaponic, yang digunakan untuk menanam tanaman Genjer (Limnocharis flava), dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia tahun 2014 memproduksi 29,34 juta ton minyak sawit kasar [1], tiap ton minyak sawit menghasilkan 2,5 ton limbah cair [2]. Limbah cair pabrik kelapa sawit
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN
LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN L1.1 Flowchart Prosedur Penelitian L1.1.1 Flowchart Prosedur Analisa M-Alkalinity Mulai Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam beaker glass Ditambahkan aquadest hingga volume
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
Lebih terperinciA = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)
LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 58-63 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN Indriyati dan Joko Prayitno Susanto Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciadanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih. Keadaan ini akan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Literatur. Pembuatan Reaktor.
BAB III METODOLOGI 3.1 Tahapan Penelitian Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Literatur Penyiapan Alat dan Bahan Penelitian Pemilihan Tanaman Pembuatan Reaktor Tahap Penjenuhan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN III. 1. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan mencatat secara penuh data kurva pengendapan lumpur dengan parameter fisiko-kimiawi untuk pembuatan modelnya. Sampel lumpur
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bioetanol berbasis tebu, baik yang berbahan baku dari ampas tebu (baggase), nira
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis energi menjadi topik utama dalam perbincangan dunia, sehingga pengembangan energi alternatif semakin pesat. Salah satunya adalah produksi bioetanol berbasis
Lebih terperinci3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
11 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus 2012 bertempat di Laboratorium Biokimia Hasil Perikanan, Laboratorium Bagian Industri Hasil Perairan, Laboratorium
Lebih terperinciDosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto, ME., PhD
TUGAS AKHIR Studi Kemampuan Spirulina sp. Dalam Membantu Mikroorganisme Menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Boezem Dengan High Rate Alga Reactor (HRAR) Oleh: Gwendolyn Sharon Weley Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciPupuk super fosfat tunggal
Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dapat disebut dengan penelitian alamiah apabila memiliki
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dapat disebut dengan penelitian alamiah apabila memiliki metode penelitian yang sistematis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalab sebagai berikut:
Lebih terperinciJurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).
KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN
BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Peralatan Yang Digunakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu reaktor berskala pilot plant. Reaktor ini mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman air
Lebih terperinciMONITORING KUALITAS AIR DI WADUK Ir. H. DJUANDA
MONITORING KUALITAS AIR DI WADUK Ir. H. DJUANDA Siti Mariyam *) *) Teknisi Litkayasa pada Loka Riset Pemacuan Stok Ikan, Jatiluhur Teregristasi I tgl. 15/9/5; Disetujui terbit tgl. 6/1/7 PENDAHULUAN Waduk
Lebih terperinciOXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER
OXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER Rafika Rahma Ardhiani Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia E-mail : rafikarahmaa@gmail.com
Lebih terperinciJURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
PERANCANGAN PABRIK PENGOLAHAN LIMBAH Oleh: KELOMPOK 2 M. Husain Kamaluddin 105100200111013 Rezal Dwi Permana Putra 105100201111015 Tri Priyo Utomo 105100201111005 Defanty Nurillamadhan 105100200111010
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER
PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciPengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Nitrogen
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-339 (2301-9271 Print) F-361 Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Nitrogen
Lebih terperinciEFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH
TUGAS AKHIR RE091324 EFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH ANSHAH SILMI AFIFAH NRP. 3309100075 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Joni Hermana,
Lebih terperinciPengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Nitrogen
F361 Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan Proses Aerobik-Anoksik untuk Menurunkan Nitrogen Ana Anisa dan Welly Herumurti Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciPrestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN
STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KerangkaPenelitian Tahapan dalam penelitian ini dimulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian dibawah
Lebih terperinci