Yesi Kusmasari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yesi Kusmasari"

Transkripsi

1 PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMUNIKASI NONVERBAL DOSEN (Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) Yesi Kusmasari ABSTRAK Penelitian ini berjudul Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen sebuah studi kasus persepsi mahasiswa tentang komunikasi nonverbal dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang gambaran komunikasi nonverbal dosen dan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal dosen di Departemen Ilmu Komunikasi. Teori yang digunakan adalah Persepsi, Komunikasi Nonverbal, Teori Pelanggaran Harapan, Teori Pengurangan Ketidakpastian dan Teori Kebohongan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Objek dalam penelitian ini adalah komunikasi nonverbal dosen Ilmu Komunikasi yang berjumlah dua puluh satu orang dan yang menjadi subjeknya adalah mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang berjumlah enam orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi nonverbal dosen sangat beragam. Secara keseluruhan bentuk komunikasi nonverbal seperti isyarat regulator lebih banyak digunakan oleh dosen laki-laki dan isyarat ilustrator lebih banyak digunakan oleh dosen perempuan. Kontak mata dosen Ilmu Komunikasi kuat, volume suara keras, jarang melakukan sentuhan, kualitas suara baik, menggunakan jarak sosial, warna yang sering dipakai dosen perempuan adalah warna-warna yang cerah sedangkan warna yang sering dipakai dosen laki-laki adalah warna-warna pastel. Secara keseluruhan postur tubuh dosen Ilmu Komunikasi mesomorphy dan endomorphy, wangi dan tepat waktu. Kata Kunci: Persepsi, Komunikasi, Nonverbal, Dosen PENDAHULUAN Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik komunikasi terjadi pertukaran ide, informasi, gagasan, keterangan, himbauan, permohonan, saran, usul, bahkan perintah. Proses komunikasi tersebut memungkinkan seseorang atau sekelompok orang menerima informasi bahkan membangun persepsi terhadap suatu hal. Saat berkomunikasi kita tidak hanya melakukan komunikasi secara verbal namun juga secara nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata (verbs), baik lisan maupun tulisan. Melalui komunikasi verbal kita mengomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak. Namun, dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata komunikasi verbal hanya 1

2 memiliki porsi 35% sisanya adalah komunikasi nonverbal. Dengan porsi demikianpun, bahasa masih memiliki keterbatasan, yaitu: keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek, kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual dan adanya percampuradukan fakta dan penafsiran. Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau nonlinguistik. Komunikasi nonverbal adalah penting, sebab apa yang sering kita lakukan mempunyai makna jauh lebih penting daripada apa yang kita katakan. Menurut Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan nonverbal ( Komunikasi nonverbal sangat penting dikarenakan komunikasi nonverbal dapat memperkuat dan memperjelas atau melengkapi komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal juga merupakan penggambaran emosi yang tidak dapat diungkapkan dalam komunikasi verbal. Hal itu dikarenakan komunikasi nonverbal tidak dapat dipisahkan (saling berkaitan) dengan komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal dapat digunakan kapan saja dan oleh siapa saja termasuk orang-orang yang memiliki kelainan fisik serta saat seseorang itu sulit mengungkapkan perasaan melalui komunikasi verbal. Departemen Ilmu Komunikasi sebagai salah satu Depatemen yang ada di FISIP USU, memiliki ratusan mahasiswa serta puluhan dosen yang datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Banyak faktor yang melatarbelakanginya seperti faktor budaya, suku maupun agama. Setiap harinya mereka berinteraksi baik secara verbal maupun nonverbal. Mahasiswanya setiap hari berinteraksi dengan dosen-dosen pengajar yang berpengalaman dalam proses komunikasi baik secara teori maupun terapan. Di dalam kegiatan belajar mengajar, seorang dosen pastilah banyak melakukan komunikasi nonverbal. Dan komunikasi nonverbal para dosen itupun dipersepsikan beragam oleh setiap mahasiswa. Terkadang tanpa sadar dosen mengeluarkan isyarat-isyarat tertentu dengan gerakan tubuhnya, ekspresi wajah, maupun tekanan suara yang tidak mampu diartikan oleh para mahasiswa. Meskipun tidak secara langsung berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar, namun tidak dapat dipungkiri pula bahwa hal itu berpengaruh dalam terciptanya komunikasi yang efektif. Komunikasi nonverbal biasanya mencerminkan tentang kondisi emosional seseorang. Komunikasi nonverbal juga dapat mewakili pesan-pesan yang akan disampaikan oleh komunikator. Demikian juga terhadap para dosendosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Ada suatu masa mungkin mereka akan lebih nyaman untuk menyampaikan suatu pesan di dalam kelas lewat komunikasi nonverbalnya seperti gerakan kepala, tatapan mata, ekspresi wajah, dan sebagainya. Atau bisa jadi seorang dosen merasa dalam kondisi tidak nyaman akibat tekanan-tekanan dari luar, kekhawatiran akan suatu hal, dan hal ini terbawa hingga ke dalam kelas. Sebagai seorang dosen khususnya dosen Ilmu Komunikasi harus sadar dan wajib mengetahui akan pentingnya komunikasi nonverbal ini. Hal ini dianggap penting karena dosen Ilmu Komunikasi tentunya telah melewati dan lebih paham apa yang dikatakan dengan komunikasi nonverbal. Sebab bentuk komunikasi ini 2

3 sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari maupun di lingkungan mereka bekerja. Oleh karena itu, bagaimana persepsi mahasiswa terhadap komunikasi nonverbal dosen sangat penting. Persepsi akan mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap pesan nonverbal dari dosen. Demikian pentingnya persepsi, apalagi mengingat bahwa manusia adalah mahluk yang selalu ingin tahu dan selalu mencari. Penafsiran lewat persepsi adalah salah satu bentuk naluri manusia. Dalam hal ini, untuk itulah peneliti tertarik melakukan penelitian ini. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana persepsi mahasiswa tentang komunikasi nonverbal dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang gambaran komunikasi nonverbal dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi nonverbal dari dosen di Departemen Ilmu Komunikasi. URAIAN TEORITIS Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) (Rakhmat, 1949: 57) Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka (Rivai & Mulyadi, 2012: 236). Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2011: ). Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau nonlinguistik. Komunikasi nonverbal adalah penting, sebab apa yang sering kita lakukan mempunyai makna jauh lebih penting daripada apa yang kita katakan (Budyatna & Ganiem, 2011: 110). Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasikan enam fungsi utama (Ekman dan Knapp, dalam DeVito, 2011), yaitu: 3

4 1. Untuk Menekankan 2. Untuk Melengkapi (Complement 3. Untuk Mengatur 4. Untuk Menunjukkan Kontradiksi 5. Untuk Mengulangi 6. Untuk Menggantikan Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain (Cangara, 2006: ): a. Kinesics b. Gerakan mata c. Sentuhan (touching) d. Paralanguage e. Diam f. Postur tubuh g. Kedekatan dan ruang h. Artifak dan visualisasi i. Warna j. Waktu k. Bunyi l. Bau m. Gerakan wajah Budaya Maskulin dan Feminin Budaya maskulin yang tinggi, pria dilihat sebagai orang yang tegas, berorientasi kepada kesuksesan material, dan kuat; wanita dilihat sebagai yang baik hati, berfokus kepada kualitas hidup, dan lemah lembut. Dalam budaya feminin yang tinggi, kedua pria dan wanita baik hati, berorientasi untuk mempertahankan kualitas hidup, dan lemah lembut. Budaya Toleransi-Ambiguitas-Tinggi dan Toleransi-Ambiguitas-Rendah Dalam beberapa budaya, orang-orang melakukan sedikit penolakan yang tidak pasti, dan mereka punya sedikit kegelisahan tentang tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada beberapa budaya lainnya, bagaimanapun juga, ketidakpastian ditolak secara keras dan lebih banyak kegelisahan tentang ketidakpastian. Orientasi Kolektivis dan Individualis Budaya juga berbeda dalam tingkatan dimana mereka meningkatkan nilainilai individualis (sebagai contoh, kekuasaan/kekuatan, pencapaian, hedonisme, dan rangsangan) melawan nilai-nilai kolektivis (sebagai contoh, tradisi dan penyesuaian/kecocokan). Dalam sebuah budaya individual, anggota budaya bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mungkin keluarga terdekat. Dalam budaya kolektif, anggota budaya bertanggung jawab terhadap keseluruhan kelompok. 4

5 Budaya Konteks Tinggi dan Konteks Rendah Menurut Gudykunst & Ting Toomey; Gudykunst & Kim (dalam DeVito, 2009: 41) budaya konteks tinggi adalah juga budaya kolektivis. Budaya konteks rendah adalah juga budaya individualis. Budaya ini menempatkan perhatian yang kurang dalam informasi personal dan lebih menekankan verbal, penjelasan eksplisit dan diatas kontrak tertulis dalam transaksi bisnis. Teori Pelanggaran Harapan Teori Pelanggaran Harapan atau Expectancy Violations Theory (EVT) pada mulanya disebut sebagai Teori Pelanggaran Harapan Nonverbal (Nonverbal Expectancy Violations Theory). Teori ini dikembangkan oleh Judee Burgoon untuk memahami komunikasi nonverbal serta pengaruhnya terhadap pesan-pesan dalam sebuah percakapan. Akan tetapi kemudian Burgoon menghapus kata nonverbal karena sekarang teori ini juga mencakup isu-isu di luar area komunikasi nonverbal. Walaupun demikian, dari awal pembentukannya di akhir 1970an, Teori Pelanggaran Harapan telah menjadi teori utama dalam mengidentifikasi pengaruh komunikasi nonverbal terhadap perilaku. Teori Pengurangan Ketidakpastian Teori Pengurangan Ketidakpastian dipelopori oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun Tujuan mereka dalam menyusun teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian di antara orang asing yang tidak terlibat dalam pembicaraan satu sama lain untuk pertama kali. Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang asing pertama kali bertemu, utamanya mereka tertarik untuk meningkatkan prediktabilitas dalam usaha untuk memahami pengalaman komunikasi mereka. Selain itu, Berger dan Calabrese menyatakan bahwa ketidakpastian berhubungan dengan tujuh konsep lain yang berakar pada komunikasi dan pengembangan hubungan: output verbal, kehangatan nonverbal (seperti nada suara yang menyenangkan dan mencondongkan tubuh ke arah depan), pencarian informasi (bertanya), pembukaan diri, resiprositas pembukaan diri, kesamaan dan kesukaan. Tiap konsep ini bekerja bersama dengan lainnya sehingga partisipan dapat mengurangi sebagian dari ketidakpastian mereka. Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep yang kedua yaitu kehangatan nonverbal. Teori Kebohongan Keadaan menempatkan para ilmuwan yang tertarik pada komunikasi antarpribadi dalam kebingungan sejauh mana asumsi, teori dan temuan terdahulu mengenai kebohongan dapat menyamaratakan atau generalize bagi interaksi sosial. Buller dan Burgoon percaya perspektif teori yang baru dijamin untuk menjelaskan bagi kebohongan dan lebih luas lagi, komunikasi yang dapat dipercaya dan yang tidak dapat dipercaya dalam konteks antarpribadi. Model itu memberikan di dalamnya yang menggambarkan usaha mereka untuk mengembangkan perspektif teoritis dimana faktor-faktor individual seperti tujuan, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif adalah perlu tetapi tidak merupakan faktor-faktor yang cukup untuk memprediksi dan menerangkan topografi 5

6 mengenai pertemuan antarpribadi yang mengandung kebohongan dan mengenai hasilnya. Model yang telah kedua penulis ciptakan yaitu teori kebohongan antarpribadi atau interpersonal deception theory (IDT) masih dalam tahap-tahap perkembangan (Buller & Burgoon, Burgoon, Burgoon & Buller, dalam Budyatna, 2011). Nama teori tersebut menentukan kondisi lingkupnya yaitu interaksi antarpribadi dimana keyakinan komunikator adalah jelas atau dipertanyakan. Teori ini telah dikembangkan oleh Buller dan Burgoon dan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh pihak lain lebih dari dua setengah dekade ke dalam bidang yang luas dari komunikasi antarpribadi, perilaku nonverbal, pemrosesan pesan, kredibilitas dan kebohongan. Perspektif kedua penulis tersebut tidak menjauhkan diri dari apa yang telah diketahui mengenai kebohongan. Kerangka Pemikiran: Teori Pelanggaran Harapan Teori Pengurangan Ketidakpastian Komunikasi Nonverbal Dosen Teori Kebohongan Teori Kebudayaan 1. Kinesics (emblim, ilustrator, affect display, regulator, adaptor) 2. Kontak mata 3. Sentuhan (touching) 4. Paralanguage (polatiti nada, volume suara, kualitas suara, kecepatan berbicara) 5. diam 6. Postur tubuh (ectomorphy, mesomorphy, endomorphy) 7. Komunikasi ruang 8. Artifak 9. Warna 10. Waktu 11. Bunyi 12. Bau 13. Gerakan wajah persepsi mahasiswa tentang gambaran komunikasi nonverbal dosen bentuk-bentuk komunikasi nonverbal dosen Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah komunikasi nonverbal dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang berjumlah dua puluh satu orang yang terdiri dari sepuluh orang dosen perempuan dan sebelas orang dosen laki-laki. 6

7 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merujuk pada informan ataupun responden yang akan dimintai keterangan mengenai penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi. Informan tersebut dipilih berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan. Adapun kategori-kategori untuk menjadi informan dalam penelitian ini adalah: memiliki tingkat kehadiran yang tinggi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Fakultas, aktif di dalam kelas maupun di luar kelas, mengetahui semua dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan informan tersebut merupakan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi 2. Metode wawancara 3. Studi Kepustakaan Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi (Silalahi, 2009: 332). Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Usman dan Akbar, 2009: 84) analisis data ialah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkrip, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miler dan Huberman (1992), yaitu : 1. Reduksi data 2. Penyajian data 3. Menarik kesimpulan atau verifikasi Pembahasan Periset nonverbal Ekman dan Knapp mengidentifikasikan enam fungsi utama komunikasi nonverbal, yaitu: 1. Untuk Menekankan, 2. Untuk Melengkapi (Complement), 3. Untuk Mengatur, 4. Untuk Menunjukkan Kontradiksi, 5. Untuk Mengulangi dan 6. Untuk Menggantikan. Enam fungsi yang telah dikemukan oleh periset nonverbal tersebut sering digunakan oleh dosen Ilmu Komunikasi terutama pada fungsi untuk melengkapi dan untuk mengatur. Contoh yang sering dilakukan oleh dosen Ilmu Komunikasi adalah seperti mengulangi apa yang telah dikatakan secara verbal, misalnya menganggukkan kepala ketika mengatakan Iya, menggelengkan kepala ketika mengatakan Tidak dan tersenyum maupun tertawa ketika menceritakan kisah hidup atau pengalaman mereka yang lucu. Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, Menurut Cangara, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain: 7

8 kinesics, gerakan mata, sentuhan, paralanguage, diam, postur tubuh, kedekatan ruang, artifak, warna, waktu, bunyi bau-bauan dan ekspresi wajah. Bentuk-bentuk kode nonverbal ini tidak lepas dari kehidupan semua dosen Ilmu Komunikasi ketika mereka mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari dosen di kampus. Teori Pelanggaran Harapan atau Expectancy Violations Theory (EVT) menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku nonverbal orang lain. Burgoon berargumen bahwa perubahan tak terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan suatu perasaan yang tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering kali ambigu. Burgoon mengintegrasikan kejadian-kejadian khusus dari komunikasi nonverbal, yaitu ruang personal dan harapan orang akan jarak ketika perbincangan terjadi karena ruang personal merupakan konsep inti dari teori ini. Dalam kasus ini, dosen Ilmu Komunikasi ketika mereka mengajar di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari mereka di kampus menggunakan jarak-jarak tertentu dengan mahasiswanya. Banyak faktor yang mempengaruhi jarak-jarak yang digunakan oleh dosen Ilmu Komunikasi, seperti usia, status, jenis kelamin, kultur dan masalah yang dibahas. Dari sekian faktor, faktor yang paling dominan dilakukan dosen Ilmu Komunikasi adalah faktor usia dan masalah yang dibahas. Misalnya pada kasus yang terjadi pada salah satu dosen Ilmu Komunikasi menurut pernyataan informan keempat. Menjaga jarak sangat erat kaitannya dengan penciptaan kesan baik antara komunikator dengan komunikan. Kesan baik komunikator akan tercipta jika komunikator mampu mengatur jarak yang tepat dengan komunikan. Dalam kasus ini, untuk menciptakan kesan yang baik di depan mahasiswa dosen Komunikasi melakukannya dengan banyak cara. Menggunakan jarak pribadi salah satunya, mereka berusaha untuk tetap menjaga keintiman dengan mahasiswanya sehingga mahasiswa merasa benar-benar diperhatikan oleh dosen. Pada akhirnya mahasiswa merasa nyaman dan tertarik dengan mata kuliah yang diajarkan oleh si dosen sehingga kekuasaan, kendali dan dominasi dapat dipegang sepenuhnya oleh dosen. Teori pengurangan ketidakpastian jika dikaitkan dengan kasus ini dapat kita lihat pada aksioma kedua pada teori ini dimana ketika eskpresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif (West dan Turner, 2008). Apabila dosen dan mahasiswa saling mengekspresikan diri mereka dengan cara nonverbal yang hangat, mereka akan menjadi lebih pasti mengenai satu sama lain, dan saat mereka melakukan ini, mereka akan meningkatkan afiliasi nonverbal mereka satu dengan lainnya. Dosen mungkin akan lebih banyak menggunakan ekspresi wajah atau mungkin akan melakukan kontak mata yang lebih lama. Bahkan, mungkin dosen akan mulai menggunakan sentuhan ketika mereka tertarik dengan mahasiswanya. Sedangkan, jika kasus ini dikaitkan dengan teori kebohongan dapat kita lihat ketika dosen yang berusaha untuk menyembunyikan emosi dan perasaannya saat mereka mengajar di dalam kelas. Seorang dosen bermain peran dengan 8

9 menutupi keadaan kehidupan pribadinya seberat apapun masalah yang sedang dihadapi demi tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Hal semacam itu tentunya membawa kesan-kesan tersendiri yang tercermin lewat gerak-gerik sang dosen. Selain penelitian ini bisa dikaitkan dengan teori kebohongan, penelitian ini juga berkaitan dengan budaya maskulin dan feminin, budaya konteks tinggi dan konteks rendah serta budaya kolektivis dan individualis. Budaya maskulin dan budaya konteks rendah berorientasi pada budaya individualis, sama halnya dengan budaya feminin dan budaya konteks tinggi juga berorientasi pada budaya kolektivis. Pada budaya maskulin, laki-laki dipandang sebagai individu yang tegas, ambisius, kompetitif dan berorientasi pada materi yang kuat. Budaya feminin, perempuan dipandang sebagai individu sederhana, rendah hati, memfokuskan pada kualitas hidup, lembut serta membentuk hubungan interpersonal yang dekat. Namun pada kenyataannya, dalam penelitian ini hasil yang ditemukan bahwasannya tidak selamanya perempuan itu identik dengan feminin dan laki-laki dengan maskulin. Hal ini dapat dilihat pada beberapa dosen perempuan yang bisa menyembunyikan emosinya dan beberapa dosen laki-laki bahkan tidak bisa menyembunyikan emosinya. Kesimpulan 1. Persepsi mahasiswa tentang gambaran komunikasi nonverbal dosen secara umum sudah cukup baik. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi sudah cukup apik dalam menerapkan komunikasi nonverbal ketika mereka mengajar maupun di kehidupan sehari-hari mereka di kampus. Meskipun begitu, tetap saja masih ada beberapa dosen yang belum menerapkannya sesuai pada tempatnya, misalnya dalam penggunaan waktu, penggunaan paralanguage, dalam berpenampilan dan lain sebagainya. 2. Bentuk komunikasi nonverbal yang paling menonjol dari dosen Ilmu Komunikasi adalah kontak mata, ekspresi wajah, penggunaan waktu, penggunaan paralanguage, penggunaan emosi, postur tubuh dan artifak. Sedangkan bentuk komunikasi nonverbal yang kurang menonjol dari dosen Ilmu Komunikasi adalah penggunaan sentuhan, bau-bauan dan penggunaan kinesics. Dalam hal komunikasi ruang dan warna, dosen Ilmu Komunikasi dominan menggunakan jarak sosial dan penggunaan warnawarna cerah sering digunakan oleh dosen perempuan dan penggunaan warna-warna pastel sering digunakan oleh dosen laki-laki. Saran Dosen Ilmu Komunikasi diharapkan lebih memperhatikan karakter diri sehingga tidak sembarangan menggunakan kode-kode nonverbal yang dapat menimbulkan kesan negatif dari mahasiswanya. selain itu, dosen Ilmu Komunikasi juga diharapkan lebih memperhatikan lagi komunikasi nonverbal mereka ketika mengajar karena komunikasi nonverbal memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar agar lebih efektif dan dapat berjalan dengan lancar. Diharapkan juga dosen Ilmu Komunikasi lebih terbuka kepada mahasiswa dan cara mengajarnya lebih fleksibel. Kemudian dosen Ilmu Komunikasi juga harus 9

10 lebih baik lagi dalam mengomunikasikan dirinya sendiri, mengomunikasikan ajarannya dan melihat psikologi mahasiswanya. Selain itu, dalam menerapkan komunikasi nonverbal diusahakan untuk kode-kode nonverbal yang negatif dikurangi, seperti nada-nada suara yang terlalu tinggi, menjaga jarak yang sangat jauh dengan mahasiswa, kurang senyum, volume suara yang rendah agar lebih dikeraskan lagi. Begitu juga untuk dosen-dosen yang kurang tepat waktu agar lebih diperhatikan supaya mahasiswa tidak terlalu lama menunggu sehingga waktu yang telah disediakan tidak terbuang sia-sia. Daftar Referensi Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Thoha, Mifta Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Rosdakarya. Rivai, Veitzhal dan Deddy Mulyadi Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. DeVito, Joseph. A The Interpersonal Communication Book. United States: Pearson Komunikasi Antarmanusia. Pamulang: Karisma Publishing Group. Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Silalahi, Ulber Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Komunikasi Nonverbal Menggunakan Google sebagai penunjang Proses Pembelajaran dalam Diakses tanggal 11 November

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan-perusahaan khususnya yang berorientasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan-perusahaan khususnya yang berorientasi terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar perusahaan-perusahaan khususnya yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan pasti memiliki sebuah layanan customer service sebagai perantara antara

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Psikologi Sosial. Persepsi Sosial. Reno Laila Fitria, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Psikologi Sosial Modul ke: Persepsi Sosial Fakultas Psikologi Reno Laila Fitria, M.Si. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Persepsi Sosial Kenyataannya, kita tidak bisa mengetahui sebenar-benarnya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL = KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA/KATA- KATA, BAIK LISAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Paradigma Penelitian Lincoln dan Guba mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan-keyakinan dasar (basic beliefs) atau metafisika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

Teori Kebohongan Antarpribadi (Interpersonal Deception Theory) mereka untuk melakukan. Apabila diuraikan secara luas termasuk tidak hanya

Teori Kebohongan Antarpribadi (Interpersonal Deception Theory) mereka untuk melakukan. Apabila diuraikan secara luas termasuk tidak hanya Teori Kebohongan Antarpribadi (Interpersonal Deception Theory) Kebohongan terdapat dimana-mana. Umat manusia mengembangkan tentang segala sesuatu, bagaimana cakapnya mereka untuk sebuah pekerjaan, tujuan-tujuan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Konteks-Konteks Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

KOMUNIKASI NON VERBAL

KOMUNIKASI NON VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL Komunikasi nonverbal pastilah merupakan kata yang sedang populer saat ini. Setiap orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan

Lebih terperinci

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I Asal kata komunikasi 1. Communis (Latin) yang berarti kebersamaan 2. Communico (Latin) yang artinya membagi Definisi Komunikasi Suatu pertukaran informasi antara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Kecakapan Non Verbal. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Kecakapan Non Verbal Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi Non-Verbal O O O Komunikasi interpersonal tidak hanya melibatkan arti kata secara eksplisit pada informasi atau pesan yang disampaikan, tetapi

Lebih terperinci

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B06210003 Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh dikatakan

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), profesor dari University of

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), profesor dari University of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), profesor dari University of California, Los Angeles menyimpulkan suatu hal menarik, bahwa tingkat kepercayaan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : Strategi Komunikasi Revisi ke : Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : Jml Jam kuliah dalam seminggu : Tgl mulai berlaku

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 3 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Konsep Dasar Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Pokok bahasan konsep dasar

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) memaparkan bahwa keterampilan berkomunikasi penting agar dapat berkomunikasi dengan efektif

Lebih terperinci

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi dan mencapai kerja sama antarmanusia. Terjadinya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berkomunikasi lisan penting dimiliki setiap manusia untuk berinteraksi atau berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berkomunikasi lisan penting dimiliki setiap manusia untuk berinteraksi atau berhubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berkomunikasi lisan penting dimiliki setiap manusia untuk berinteraksi atau berhubungan dengan manusia yang lain. Ningtiassari (2014) menjelaskan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) Anggie Dahlia Simanjuntak 100904087 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

Session 5 Pengantar Komunikasi

Session 5 Pengantar Komunikasi Session 5 Pengantar Komunikasi Session 5 Pengantar Komunikasi Sasaran Sesi Diharapkan para manajer kampanye mampu : Memahami proses komunikasi Menjelaskan perbedaan komunikasi verbal dan non verbal Module

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom. Public Speaking Modul ke: 03 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal Sujanti, M.Ikom. Program Studi

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. postur, dan berdiam diri, pada lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. postur, dan berdiam diri, pada lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penyajian, analisis dan interpretasi data, diketahui, bahwa perilaku komunikasi nonverbal kinesik siswa SMA Katolik Suria Atambua Kabupaten Belu dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan

Lebih terperinci

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Abstrak Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang tercipta secara non-lisan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik komunikasi interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal dalam konseling adalah berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Remaja Pengguna Game Online di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun) Saidah H. Naibaho 100904120 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Salah satu hal yang penting bagi suatu organisasi adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN Kajian pemakaian bahasa dalam SMS (Short Message Service) mahasiswa program studi pendidikan bahasa, sastra indonesia dan daerah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD e-journal Acta Diurna Volume IV. No.5. Tahun 2015 POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KELURAHAN BEO TALAUD Oleh: Alfon Pusungulaa Julia Pantow Antonius Boham e-mail: alfonpusungulaa91@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang selalu mengadakan hubungan timbal balik satu sama lain dengan jalan berkomunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian

Lebih terperinci

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Berkomunikasi Secara Nonverbal Pendahuluan Music piano TOSANDO.mp4 Analisis

Lebih terperinci

PENTINGNYA KOMUNIKASI

PENTINGNYA KOMUNIKASI KOMUNIKASI Peran Komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Kontinum Komunikasi Dalam Perilaku Organisasi Media Komunikasi Komunikasi Nonverbal Komunikasi Antar Pribadi PENTINGNYA KOMUNIKASI Barnard

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. agar terhubung dengan lingkungan dengan orang lain. Menurut Handoko (1994)

BAB II KAJIAN TEORITIS. agar terhubung dengan lingkungan dengan orang lain. Menurut Handoko (1994) BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang kelompok, organisasi dan masarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh manusia tercipta sebagai makhluk sosial, yang dimana tak pernah terlepas dalam kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin

Lebih terperinci

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasional Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dalam Bimbingan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa/I SMA Yayasan Perguruan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI PESAN. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI PESAN. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 12 PSIKOLOGI PESAN Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pesan merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. ditinjau dari beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan

BAB II METODE PENELITIAN. ditinjau dari beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto, penentuan jenis penelitian dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti tujuan penelitian, pendekatan penelitian, bidang ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang adalah hasil interaksi antara komponen fisik, pikiran, emosi dan keadaan lingkungan. Namun, untuk memperkuat kontrol manusia terhadap perilakunya

Lebih terperinci

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hal ini karena dalam penelitian ini tidak mengadakan perhitungan. Sebagaimana Bogdan

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: Interpersonal Communication Skill Perkenalan Mata Kuliah, Kontrak Belajar dan Pemahaman Soft Skill November 2016 Fakultas Ilmu Komunikasi Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Program Studi Periklanan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman. 122 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Untuk memanajemen privasi komunikasinya, kaum gay memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan mana wilayah privat dan mana wilayah publik dengan teman, pasangan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah tipe kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur

Lebih terperinci