ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO Lia Novika Pembimbing I Pembimbing II : Dr. Wenny Hulukati, M.Pd : Irpan Kasan, S. Ag, M. Pd ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang dunia kerja, kurangnya pengalaman siswa dalam mengeksplor kompetensi karir dan kurangnya pengetahuan siswa secara internal yang menyangkut minat, karakter, dan potensi yang dimiliki. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kematangan karir siswa dan mengetahui faktor yang menyebabkan ketidakmatangan karir siswa. Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 1 Gorontalo pada kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang membahas tentang kematangan karir siswa, dengan anggota populasi berjumlah 216 orang dan anggota sampel 43 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara random. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dianalisis dengan menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukan kematangan karir siswa SMK Negeri 1 Gorontalo pada kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran dengan persentase rata-rata yang dilihat dari indikator pengetahuan tentang dunia kerja 54,26% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai 51,41% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator membuat keputusan karir 52,09% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator perencanaan karir 63,37% berada pada klasifikasi cukup matang, indikator eksplorasi karir 66,57% berada pada klasifikasi cukup matang dan indikator realisme keputusan karir 57,56% berada pada klasifikasi cukup matang. Penyebab ketidakmatangan karir diukur dari segi pribadi menunjukan 57,56% dan diukur dari segi lingkungan menunjukan 57,92% yang berarti penyebab ketidakmatangan karir berada pada klasifikasi cukup matang. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data kematangan karir siswa. Analisis kematangan karir siswa diharapkan agar siswa lebih mengoptimalkan tingkat kematangan karirnya agar dapat mengaktualisasikan diri dalam memasuki dunia kerja dengan cara berkonsultasi, mencari informasi karir dan mengimplikasikan pengalaman dari hasil praktek kerja. Kata kunci: Kematangan Karir 1

2 Salah satu tugas perkembangan remaja khususnya siswa SMK adalah tercapainya kematangan karir. Seorang remaja akan mencapai kematangan karir apabila pada masa ini ia mampu menemukan konsep dan jati dirinya. Raskin (dalam Santrock, 2003: 485) menyatakan bahwa remaja yang lebih jauh terlibat dalam proses pembentukan identitas lebih sanggup mengartikulasikan pilihan karir mereka dan menentukan langkah berikut untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang mereka. Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa SMK seyogyanya dapat melihat gambaran dirinya secara realistis yang mencakup kelebihan dan kekurangan diri baik dari segi fisik, sikap, maupun kognitif serta memiliki pengetahuan tentang minat dan bakatnya sehingga siswa mudah dalam melakukan perencanaan, pemilihan dan keputusan karir. Siswa dituntut agar dapat melakukan pemilihan karir secara tepat ketika ia dihadapkan dalam proses penjurusan untuk memilih jurusan tertentu. Siswa yang memilih jurusan berdasarkan kemampuan dan minat, cenderung memiliki tujuan hidup yang jelas sehingga dapat menjadikan dirinya bersemangat, serius, memiliki motivasi dalam belajar dan selalu berusaha mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya pada jurusan yang telah dipilih. Salah satu sekolah menengah kejuruan di Gorontalo, yaitu SMK Negeri 1 Gorontalo juga telah melakukan penjurusan terhadap para siswanya sejak siswa memasuki sekolah tersebut yaitu kelas XI. Dengan demikian, siswa telah terlibat dalam pemilihan karir. Data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil wawancara pada beberapa siswa pada saat penulis melaksanakan PPL yang mencakup masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Pada masalah karir, ada beberapa siswa yang merasa cemas untuk mendapat pekerjaan dalam suasana yang kompetitif, ada siswa mengatakan belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang akan dimasuki, dan ada yang menyatakan kurang memahami tujuan sekolah. Selain itu, ada yang masih kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai untuk 2

3 pekerjaan yang akan dimasuki serta belum memiliki wawasan tentang prospek lapangan kerja dimasa depan. Selain hal tersebut, sebagian merasa bahwa mereka tidak mengetahui kelebihan atau kemampuan apa yang mereka miliki. Dan dari hasil wawancara pada beberapa kelas, masih terdapat siswa yang belum mengetahui cita citanya sendiri, serta masih bingung terhadap karir masa depan. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum menempuh langkah langkah penggalian karir yang akan mereka tekuni dikemudian hari dan ditambah kekurangan mereka dalam menggali informasi terhadap pekerjaan yang diminati, serta mereka juga belum memiliki pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan mereka. Pemahan tentang kelebihan dan kekurangan diri sangat diperlukan untuk menentukan karir yang sesuai dengan diri mereka dimasa mendatang. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya penelitian yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kematangan karir agar pelaksanaan bimbingan karir di sekolah dilakukan sesuai dengan perkembangan karir dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kematangan Karir pada Kelas X1 Jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 Siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : (a) Siswa merasa cemas untuk mendapat pekerjaan dalam suasana yang kompetitif. (b) Belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang akan dimasuki. (c) Kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai untuk pekerjaan yang akan dimasuki. (d) Masih terdapat siswa yang belum mengetahui cita-citanya sendiri dan masih bingung terhadap karir masa depan. (e) Belum memiliki pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan mereka. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Bagaimanakah gambaran kematangan karir pada Kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran siwa SMK Negeri 1 Gorontalo?. (b) Faktor apa yang menyebabkan ketidakmatangan karir pada Kelas X1 jurusan Administrasi 3

4 Perkantoran Tahun Ajaran siswa SMK Negeri 1 Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kematangan karir dan dapat mengetahui faktor yang menyebabkan ketidakmatangan karir pada Kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012 / 2013 siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Manfaat yang yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: (a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai subjek pemikiran dalam menambah ilmu pengetahuan tentang kematangan karir. (b) Bagi Sekolah dan Konselor, Dapat memperkaya konsep tentang kematangan karir dan dapat dijadikan sebagai pedoman oleh konselor sekolah untuk mengembangkan program bimbingan karir yang sesuai dengan kebutuhan siswa. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kematangan Karir Kematangan karir adalah kesiapan dan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tahap tahap perkembangan karir dimana individu telah memiliki pengetahuan mendalam tentang dirinya yang mencakup minat dan bakat serta potensi diri, mampu memilih karir yang sesuai dan memiliki pengetahuan tentang pekerjaan yang telah dipilih, dan dapat membuat keputusan karir dengan baik serta bertanggung jawab terhadap hidup dan pekerjaannya. Super (dalam Greenhaus dan Callanan, 2006:125) menyatakan bahwa individuals are mature or ready to make appropriate choices when they have engaged in planful exploration and have appropriate occupational knowledge, selfknowledge and decision-making knowledge. Definisi ini menyatakan bahwa individu yang matang/ dewasa atau siap untuk membuat pilihan yang sesuai adalah ketika individu telah terlibat dalam melakukan perencanaan, eksplorasi, memiliki pengetahuan diri, dan memiliki pengetahuan pekerjaan yang sesuai dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan. 4

5 Dimensi Kematangan Karir Dimensi kematangan karir yang dikemukakan oleh Mamat Supriatna (2009: 45) adalah sebagai berikut: (a) Dimensi Kognitif yang terdiri atas pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai, dan membuat keputusan karir, dan (b) Dimensi non kognitif yang terdiri atas perencanaan karir, eksplorasi karir dan realisme keputusan karir. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Perkembangan karir remaja dalam pencapaian kematangan karir dipengaruhi oleh banyak faktor. Manrehu dan Winkel (dalam Herawati, 2010:28) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir remaja menjadi dua kelompok, yaitu: (a) faktor lingkungan (eksternal) seperti keluarga, ras, taraf sosial-ekonomi, teknologi, dan pasar kerja; dan (b) faktor pribadi (internal) seperti bakat, minat, inteligensi, kepribadian (konsep diri, kebutuhan-kebutuhan, dan cara berhubungan dengan orang lain), hasil belajar (penguasaan materi pelajaran, keterampilan kerja, dan bidang-bidang lainnya), serta kelemahan-kelemahan (fisik, psikologis, dan sosial). Pengertian Karir Karir didefenisikan sebagai suatu rentang aktivitas individu dalam menjalani peristiwa-peristiwa dan peran peran kehidupan yang keseluruhannya menyangkut tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannya. Arthur, Hall dan Lawrence (dalam Patton dan McMahon, 2006:4) menyatakan bahwa karir digambarkan sebagai "the evolving sequence of a person's work experiences over time", again emphasising the centrality of the themes of work and time. Sementara itu, Patton dan McMahon (2006:5) mendefinisikan bahwa karir sebagai "the pattern of influences that coexist in an individual's life over time. Pendapat yang dikemukakan oleh Arthur dkk tentang karir lebih menekankan pada pekerjaan seseorang yang terus berkembang. Sementara itu Patton dan McMohan lebih menekankan pada kehidupan individu itu sendiri. 5

6 Tahap Perkembangan Karir Terdapat tiga teori utama yang mendeskripsikan cara yang ditempuh remaja ketika membuat pilihan dalam proses perkembangan karirnya (Santrock, 2007:171) yaitu : teori perkembangan dari Ginzberg, teori konsep diri dari Super dan teori tipe kepribadian dari Holland. a. Teori Perkembangan Menurut Ginzberg Teori pilihan perkembangan karir (developmental career choice) adalah teori dari Eli Ginzberg yang menyatakan bahwa anak anak dan remaja melalui tiga tahapan karir, yaitu : fantasi, tentative dan realistis (dalam Santrock, 2007:171). b. Teori Konsep Diri Menurut Super Teori konsep diri karir adalah teori Donal Super yang menyatakan bahwa konsep diri individu berperan penting dalam pemilihan karir seseorang. Menurut Super (dalam Santrock, 2007:172) pemilihan karir pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu: masa kristalisasi (crystallization); spesifikasi (specification); implementasi (implementation); stablisasi (stabilization); dan konsolidasi (consolidation). c. Teori Tipe Kepribadian Menurut Holland Teori tipe kepribadian (personality type theory) adalah teori dari John Holland yang menyatakan perlunya mencocokkan antara pilihan karir individu dengan kepribadian yang dimiliki. Menurut Holland, ketika individu menemukan suatu karir yang sesuai dengan tipe kepribadiannya, mereka lebih cenderung menikmati karir khusus tersebut dan bertahan pada pekerjaan tersebut dibandingkan dengan individu yang menekuni pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadiannya. Bimbingan Karir Bimbingan karir adalah salah satu jenis bimbingan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan untuk membantu siswa agar mereka memperoleh pemahaman dunia kerja serta mereka dapat menentukan pilihan kerja dan perencanaan karir. bimbingan karir merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugastugas kerja, lingkungan, perencanaan dan 6

7 pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi (Yusuf dan Nurihsan 2006: 11). Tujuan bimbingan karir adalah layanan yang diberikan untuk membantu siswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas tugas perkembangan karir siswa serta berbagai bantuan yang menyangkut kesuksesan karir siswa dimasa depan. Persoalan yang kadang muncul adalah bagaimana pelaksanaan bimbingan karir agar dapat mencapai tujuan bimbingan karir itu sendiri. Walgito (2010: 204) tujuan bimbingan karir dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain: (a) Bimbingan karir dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir, (b) Bimbingan karir dilaksanakan secara instruksional, (c) Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit, (d) Menyelenggarakan career day (hari karir), dan (e) Kunjungan Karir. Bentuk layanan bimbingan karir terdiri dari: (a) Layanan Pengembangan Kematangan Karier. (b) Layanan Pengembangan Analisis Peluang Karier. (c) Layanan Pengembangan Kemampuan Membuat Keputusan Karir. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain satu variabel yaitu Kematangan Karir. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikemukakan bahwa penelitian ini terdapat satu variabel yang dijadikan fokus kajian penelitian yaitu kematangan karir dengan indikator-indikator berdasarkan pendapat Supriatna yaitu sebagai berikut: (a) Informasi tentang dunia kerja (world of word information). (b) pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group).(c) Membuat keputusan karir (career decision making). (d) Perencanaan karir (career planning).(e) Eksplorasi karir (career exploration). (f) realisme keputusan karir (realism). (g) Faktor-faktor penyebab ketidakmatangan karir yang terdiri dari faktor pribadi (internal) dan faktor lingkungan (eksternal). populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 jurusan Administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 7

8 Kota Gorontalo yang berjumlah 216 siswa yang terdiri atas 7 kelas. Pengambilan sampel secara acak dengan teknik random sampling. Jumlah siswa yang menjadi sampel penilitian adalah 20% dari populasi yaitu 43 siswa. Angket sebagai teknik utama yang digunakan dalam menjaring data tentang efikasi diri mahasiswa.angket tersebut diuji validitas pada 100 orang siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Dari hasil validitas 89 item pernyataan, terdapat 55 item yang valid dan 34 item yang tidak valid yang terdapat pada item 1,2,4,5,6,7,8,9,12,13,14,15,16,17,18,47,48,23,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,3 7,38,39, dan 40 dapat dilihat pada lampiran hasil pengolahan data validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masingmasing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pernyataan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen kematangan karir yang diuji cobakan dibandingkan dengan nilai r tabel n =100 dan taraf signifikan, adalah 0.195, maka didapat nilai r-hitung 0.98 > r-tabel 0.195, perbandingan ini menunjukan hasil yang signifikan dengan kata lain reliabilitas instrumen ini baik atau dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase, analisis dilakukan dengan melihat sebaran angket dari seluruh responden. Hasil Penelitian Data kematangan karir siswa didapatkan melalui instrumen kematangan karir yang disebarkanpada kelas X1 jurusan administrasi perkantoran tahun ajaran 2012/2013 siswa SMK Negeri 1 kota Gorontalo yang berjumlah 43 siswa. Hasil penelitian menunjukan kematangan karir siswa SMK Negeri 1 Gorontalo pada kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran. Dengan persentase rata-rata yang dilihat dari indikator pengetahuan tentang dunia kerja 54,26% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai 51,41% 8

9 berada pada klasifikasi kurang matang, indikator membuat keputusan karir 52,09% berada pada klasifikasi kurang matang, indikator perencanaan karir 63,37% berada pada klasifikasi cukup matang, indikator eksplorasi karir 66,57% berada pada klasifikasi cukup matang dan indikator Realisme keputusan karir 57,56% berada pada klasifikasi cukup matang serta penyebab ketidakmatangan karir diukur dari segi pribadi menunjukan 57,56% dan diukur dari segi lingkungan menunjukan 57,92% yang berarti penyebab ketidak matangan karir berada pada klasifikasi cukup matang. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh data yang menggambarkan kematangan karir siswa kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran. Adapun indikator yang diukur adalah : Kematangan Karir Siswa a) Pengetahuan tentang informasi dunia kerja Pengetahuan tentang informasi dunia kerja berada pada kategori kurang matang dengan persentase 54.26%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang informasi dunia kerja memiliki perencanaan yang baik yang dijabarkan dalam belum memiliki target untuk sukses dipekerjaan kelak, tidak memiliki informasi tentang berbagai macam pekerjaan, selalu mempelajari bagaimana orang lain memilih pekerjaan tertentu. Namun sebagian siswa sudah memiliki kematangan dalam pengetahuan tentang informasi dunia kerja b) Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai berada pada kategori kurang matang dengan persentase 51.41%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran tahun ajaran 20012/2013 secara umum belum memiliki kematangan dalam kelompok kerja yang disukai. Hal ini dijabarkan dalam pertanyaan; tidak perlu mencari tahu tentang tugas-tugas dari pekerjaan yang minati, terlalu banyak mengetahui informasi pekerjaan akan membuat semakin bingung dalam memilih, 9

10 peralatan yang digunakan pada pekerjaan yang minati tidak perlu untuk diketahui, tidak memahami peralatan dari pekerjaan yang diminati, siap atas resiko dari keputusan memilih jurusan, belum siap menghadapi persaingan karir kelak, dan belum mengetahui resiko apa yang akan muncul dari bidang yang diminati. c) Membuat keputusan karir Data hasil penelitian menunjukkan bahwa Membuat keputusan karir berada pada kategori kurang matang dengan persentase 52.09%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa kematangan siswa dalam membuat keputusan karir masih kurang. Hal ini dijabarkan dalam pertnyan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok memerlukan strategi yang matang mulai sekarang, ragu dalam memutuskan pilihan karir yang akan diambil, tahu bagaimana cara mengambil keputusan yang baik, memilih sekolah disini berdasarkan keputusan orang tua, dan berpikir bahwa dalam membuat keputusan karir tidak perlu didasari dengan pengetahuan. Dari hasil tersebut, rata-rata kemampuan siswa dalam membut keputusan karir masih kurang. 1. Aspek Non Kognitif a) Perencanaan karir Data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator perencanaan karir berada pada kategori cukup matang, dengan persentase 63.37%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa maskih cukup dapat merencanakan karir tanpa melibatkan orang dewasa, cukup membicarakan tentang karir masa depan saat ini tidak aka nada gunanya, dan cukup memanfaatkan orang tua, konselor, guru sebagai sumber informasi karir. b) Eksplorasi karir Data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator eksplorasi karir berada pada kategori cukup matang, dengan persentase 66.57%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa cukup matang dalam memanfaatkan orang tua, konselor, guru sebagai sumber informasi karir, cukup matang berupaya memperkaya pengetahuan tentang berbagai pekerjaan melalui konselor, guru, orang tua, dll, konselor, guru, dan orang tua bukan sumber informasi karir yang baik, satu-satunya 10

11 informasi yang diketahui hanya didapatkan dari teman, matang dan yakin dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk karirnya kelak, cukup tahu apa yang harus dilakukan dengan bakat dan kemampuannya, dan yakin dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk karirnya kelak, sertav tahu apa yang harus saya dilakukan dengan bakat dan kemampuannya. c) Realisme keputusan karir Data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator realisme kepuusan karir berada pada kategori cukup matang, dengan persentase 57.56%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa bersaingan dalam mencari pekerjaan, akan tetap berusaha memperjuangkan cita-cita, pada saat memilih jurusan mencari informasi tentang kesesuaian antara kemampuan dengan jurusan yang diinginkan, mandiri dalam mengambil keputusan, mempunyai gambaran pekerjaan apapun setelah lulus sekolah nanti, dan dapat mengetahui peluang karir yang ada. Penyebab Ketidakmatangan Karir 1. Pribadi (internal) Penyebab ketidamatangan dari segi pribadi (internal) berada pada kategori cukup memberikan pengaruh dengan persentase 57.45%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa cukup memiliki nilai ujian semester yang rendah, cukup mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu itu tidak perlu, terpaksa memilih jurusan ini, kurang yakin dengan memilih jurusan ini dapat menyalurkan semua kemampuan yang dimiliki, cukup memiliki gangguan pada mata seperti tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh dll, cukup memiliki gangguan pendengaran sehingga sulit memahami tentang pelajaran yang dijelaskan oleh guru, kurang percaya diri untuk sukses pada bidang/jurusan yang diambil sekarang, cukup merasa terpuruk ketika banyak menghadapi masalah, cukup memiliki hubungan yang kurang baik dengan teman-teman di sekolah, dan merasa tidak perlu mengenal orang-orang yang sukses di dunia kerja. 2. Lingkungan (eksternal) 11

12 Penyebab ketidamatangan dari segi lingkungan (eksternal)berada pada kategori cukup berpengaruh dengan persentase 57.92%. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak ikut terlibat ketika memilih jurusan ini, ketika memiliki suatu perencanaan, maka keluarga tidak perlu tahu, keluarga mengatakan bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, ketika pulang sekolah selalu tidur siang hingga sore hari, mengalami kesulitan dalam belajar karena keluarga memiliki taraf sosial-ekonomi yang rendah, sangat khawatir tentang hal yang menyangkut pembayaran di sekolah, bisa mengoperasikan komputer dengan baik, dapat memperoleh banyak pengetahuan dari internet, tidak dapat mengoperasikan komputer dengan baik, berpikir bahwa teknologi itu tidak bermanfaat, memilih jurusan ini karena di daerah masih membutuhkan orang yang ahli dalam bidang yang diambil, menurut informasi yang didapatkan bahwa jurusan ini memiliki peluang kerja yang baik dimasa depan, kurang yakin bahwa jurusan yang diambil ini memiliki peluang kerja yang baik. Pernytaan tersebut sangat berdampak pada tingkat kematangan karir siswa. Penutup Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Kematangan Karir Siswa, terlihat pada rekapitulasi hasil penelitian mencapai 57.54% yang berarti kematangan karir siswa - siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo jurusan Administrasi Perkantoran cukup matang. Hal ini diukur dari segi pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai, membuat keputusan karir, perencanaan karir, eksplorasi karir, dan realisme Keputusan Karir b) Penyebab ketidakmatangan karir siswa, terlihat pada rekapitulasi hasil penelitian mencapai 57.74% yang berarti bahwa kematangan karir siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo jurusan Administrasi Perkantoran cukup memberikan pengaruh. Hal ini diukur dari segi kepribadian siswa dan lingkungan siswa. 12

13 Secara umum, kematangan karir siswa kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo sudah cukup matang, sedangkan faktor pribadi dan lingkungan siswa cukup dapat menyebabkan ketidakmatangan karir atau cukup mempengaruhi tingkat kematangan karir siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyarankan sebagai berikut: a. Bagi Guru Bimbingan Konseling Guru bimbingan dan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program khusus yang bekaitan dengan upaya peningkatan kematangan karir siswa dengan memperhatikan aspek-aspek/dimensi dimensi yang terkandung di dalamnya. b. Bagi Pihak Sekolah Bagi pihak sekolah peneliti memberikan saran untuk mengembangkan kerjasama yang lebih baik dengan guru bimbingan dan konseling dengan cara mendukung implementasi program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Dan Munawar sholeh Psikologi perkembangan. Jakarta : Rineka cipta. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: rineka cipta Alvarez, Gonzales M career Maturity: a Priority for Secondary Education. Journal of Research in Educational Psychology. ISSN No. 16. Vol. 6 (3) 2008, PP: Spain: Departement of Educational Research Methods and Diagnostics, University of Barcelona. 13

14 Greenhaus, Jeffrey dan Gerard A. Callanan (Ed) Career Development. : Rolf Janke Herawati, Yetti Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Kematangan Karir Siswa (Studi Pengembangan Kematangan Karir Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Singaparna Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). ( diakses 10 Februari 2013). Munandir Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Muharani, Endah Pengelolaan Kegiatan Ekstra Kurikuler di SMP Negeri 1 Wonosari. Skripsi. Gorontalo: Jurusan Manajemen Pendidikan FIP Nuryanto, Iis Lathifah Profil Kematangan Karir Siswa SMK (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMK Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). ( diakses 10 Februari 2013). Oktaviana, Achdisty Trya Program Bimbingan Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). ( diakses 10 Februari 2013). Patton, Wendy. Dan Mary McMahon Career Development and Systems Theory. Sense publisher: Rotterdam. Santrock, W John Remaja Edisi Sebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga Santrock, W John Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sudira, Putu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK. Departemen Pendidikan Nasional 14

15 Sugiyono Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung: Alfabeta Supriatna, Mamat Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. Supriatna, Mamat dan Budiman, Nandang. TT. Bimbingan Karir di SMK. Bandung: Tidak diketahui Supriatna, Mamat dan Budiman, Nandang dan Nurihsan, Juntika Pedoman Bimbingan Karir di Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Susanty, Gina Aprilia Pengaruh Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Terhadap Kematangan Karir Siswa. Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). ( diakses 10 Februari 2013). Syamsiah, Erni Nur Profil Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas serta Implikasinya Bagi Bimbingan Karir. Skripsi. Bandung: Jurusan Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. (Online). ( diakses 10 Februari 2013). Walgito, Bimo Bimbingan + Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: Andi Offset Winkel dan Hastuti, Sri Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya 15

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bisa ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. dengan kematangan karir (career maturity) yang merupakan tema sentral dalam teori

BAB II KAJIAN TEORETIS. dengan kematangan karir (career maturity) yang merupakan tema sentral dalam teori BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Konsep Kematangan Karir 2.1.1 Pengertian Kematangan Karir Dalam teori rentang hidup (life span) dari Super terdapat suatu konsep yang disebut dengan kematangan karir (career

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo, khususnya kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode

Lebih terperinci

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Tyas Siti Syarifah

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PERKEMBANGAN BAKAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PERKEMBANGAN BAKAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PERKEMBANGAN BAKAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK TARUNA JAYA GRESIK. Atik Anjarwati

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK TARUNA JAYA GRESIK. Atik Anjarwati HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK TARUNA JAYA GRESIK. Atik Anjarwati Universitas Muhammadiyah Gresik Abstrak Kematangan karir adalah suatu kemampuan

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA 31 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA Iman Setiyanto 1) Dra. Louise B. Siwabessy, M.Pd 2) Dr. Gantina Komalasari, M.Psi 3) Abstrak Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departemen Pendidikan Nasional. Andersen. P & Vandehey, M. (2012).

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengembangan inventori kesiapan kerja siswa SMK jurusan animasi dapat ditarik kesimpulan yaitu menghasilkan instrumen dalam bentuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG 1 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG Muhammad Antos Riady Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa SMA secara psikologis sedang memasuki perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207)

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba 1 Teraselta Widyatama, 2 Yuli Aslamawati 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritis 1.1.1 Makna Kematangan Karir Kematangan karir merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki oleh siswa guna menunjang keberhasilan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

Lebih terperinci

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan untuk mahasiswa. Penelitian di laksanakan bulan Mei sampai Juni 2013

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan untuk mahasiswa. Penelitian di laksanakan bulan Mei sampai Juni 2013 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo yang merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk SURVEI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERENCANAAN KARIR SISWA Ardiatna Wahyu

Lebih terperinci

Rahmawaty Ibrahim. Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan konseling Universitas Negeri Gorontalo

Rahmawaty Ibrahim. Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan konseling Universitas Negeri Gorontalo 1 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR SISWAKELAS XI JURUSAN PERTANIANDI SMK NEGERI 1 BULANGO UTARA Rahmawaty Ibrahim Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan konseling Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA Lurian Magendra Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: ABKIN.

DAFTAR PUSTAKA. ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: ABKIN. 80 DAFTAR PUSTAKA ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: ABKIN. ABKIN & ILO. (2011). Panduan Pelayanan Bimbingan Karir: Bagi Guru Bimbingan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Siswa... FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Ahmad Mubarik 1 Dra. Endang Setiyowati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MEMBANTU KEMATANGAN KARIR SISWA SMK

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MEMBANTU KEMATANGAN KARIR SISWA SMK KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MEMBANTU KEMATANGAN KARIR SISWA SMK Insan Suwanto 1) 1) Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia E-mail: insansuwanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana manusia menghadapi tantangan dalam berkembang pesatnya globalisasi. Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: IRUWANTI NPM.12144200005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa

Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa Agus Supriyanto (09220652) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Perilaku menyimpang merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan layanan bimbingan karir di SMK Cipta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N PACITAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk FAKTOR DETERMINAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA SMA NEGERI SE-KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: Syefni Liliawati. D Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is supported

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: NOVERI PRANATA NIM: 12500109 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok)

UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok) UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok) Muhamad Syauqi 1 Moch. Dimyati, M.Pd. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENCONTEK PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Siti Nur Haulah (11500053) Pembimbing : Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: GERYSA DIMAS BARUNA NPM. 12500093 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ali dan Asrori (2004) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat utamanya tertuju pada pemilihan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA 14 Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Memilih Jurusan IPA Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 72 Jakarta FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA Yuriani Rinni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Vokasional 1. Definisi Kematangan Vokasional Dali Gulo (1982) mengemukakan bahwa kematangan adalah proses atau pertumbuhan dan perkembangan fisik yang disertai dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai usaha mengarahkan diri pada pencapaian tujuan hidup yang dimilikinya. Tujuan hidup akan mudah tercapai

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI Pengaruh Minat Karir... (Dhimas Fajar Prasetyo) 1 PENGARUH MINAT KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI JURUSAN PEMASARAN SMK SAWUNGGALIH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif yang analisisnya menggunakan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua fakta yang

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua fakta yang 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan penekanan analisisnya menggunakan metode statistika dimana menurut Broot dan Cox (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR 53 SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR Oleh : Ina Abidatul Hasanah 1) Drs. Fahmi Idris, MM. 2) Susi Fitri, S.Pd., Kons., M.Si 3) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 9 Bandung yang beralamat di Jalan Semar No.5 Bandung.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN DIRI MELALUI MODEL PERMAINAN JOHARI WINDOW SISWA KELAS X AK 3 SMK SORE KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN DIRI MELALUI MODEL PERMAINAN JOHARI WINDOW SISWA KELAS X AK 3 SMK SORE KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN DIRI MELALUI MODEL PERMAINAN JOHARI WINDOW SISWA KELAS X AK 3 SMK SORE KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Puput Tri Anjanisari *) Dahlia Novarianing Asri **) Abstrak Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 62 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada Bab. III tentang Metode Penelitian ini akan diawali dengan pembahasan tentang metode penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai lokasi dan subjek penelitian,

Lebih terperinci

MODEL BIMBINGAN KARIR HOLLAND UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN PILIHAN KARIR SISWA

MODEL BIMBINGAN KARIR HOLLAND UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN PILIHAN KARIR SISWA MODEL BIMBINGAN KARIR HOLLAND UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN PILIHAN KARIR SISWA Hastin Budisiwi Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-Universitas Pancasakti Tegal ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY TRIADIK, VOLUME 15, No.2, OKTOBER 2016: 30-42 PROFIL KECENDRUNGAN PEMILIHAN MINAT KARIR BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA SMA SE-KOTA BENGKULU Ambar Dewi Wulandari, I Wayan Dharmayana, Anni Suprapti.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK/KONSELOR DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK/KONSELOR DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK/KONSELOR DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) Dwi Putranti 1, Nindiya Eka Safitri 2 Universitas Ahmad Dahlan Email : dwi.putranti@bk.uad.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi sebagian orang dianggap sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang. Karir

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, dimana proses kehidupan manusia terus berjalan dimulai sejak lahir (bayi),

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk KONTRIBUSI MINAT JURUSAN, KUALITAS LAYANAN INFORMASI KARIR, DAN PEMAHAMAN KARIR TERHADAP

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Oleh Nurul Musdalifah 132012013 PROGRAM

Lebih terperinci

BAYU ADHY TAMA K

BAYU ADHY TAMA K PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN SISWA KELAS X SMA NEGERI PUNUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL Oleh: BAYU ADHY TAMA K3109019

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mengenai program bimbingan melalui strategi kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dewasa. Pekerjaan yang dimiliki seseorang bukanlah mengenai pekerjaan apa yang dilakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tolbert (dalam Suherman, 2000) mengatakan bahwa perkembangan karir merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari banyak pilihan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan tersisihkan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 1 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK DAN PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Gatot Kurniawan (11500071)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memenuhi persyaratan validitas isi dan memiliki harga koefisien reliabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memenuhi persyaratan validitas isi dan memiliki harga koefisien reliabilitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengembangan inventori kesiapan kerja siswa SMK Jurusan Agribisnis Ternak Unggas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan instrumen

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH: HUBUNGAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia adalah unik, dan peserta didik yang memasuki masa remaja harus dapat menyadari hal tersebut. Melalui layanan bimbingan konseling disekolah

Lebih terperinci

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN (Penelitian Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan Tahun Ajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa: Metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin bertambah, teknologi semakin canggih, serta ilmu pengetahuan semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara kematangan karir serta pelaksanaan program bimbingan karir di

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara kematangan karir serta pelaksanaan program bimbingan karir di 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyusun program bimbingan karir dalam meningkatkan kematangan karir bagi siswa SMA. Untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci