BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari
|
|
- Adi Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tolbert (dalam Suherman, 2000) mengatakan bahwa perkembangan karir merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari banyak pilihan, yang masing-masing pilihan itu dipengaruhi oleh banyak orang dan faktor, berbagai kondisi, serta kebutuhan-kebutuhan dan sifat-sifat pribadi individu itu sendiri. Menurut Super (dalam Sharf, 2006) tahap perkembangan karir individu dibagi ke dalam lima tahapan, antara lain sebagai berikut: a. Tahap perkembangan (growth) dari lahir sampai usia 15 tahun, yakni anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur konsep diri. b. Tahap eksplorasi (eksploration) dari usia 15 sampai 24 tahun, yakni ketika individu memikirkan berbagai alternatif karir, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. c. Tahap pemantapan/ pendirian (establishment) dari usia 25 sampai 44 tahun, yang bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karir tertentu. d. Tahun, yakni orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri, menikmati dan memaknai karir yang sedang dijalaninya. e. Tahap kemunduran (decline) dari usia 65 tahun ke atas yakni ketika individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatanya. Dalam teori rentan hidup dari Super terdapat suatu konsep yang disebut dengan kematangan karir (career maturity).menurut Crites (dalam Levinson, 1998) kematangan karir individu adalah kemampuan individu untuk membuat pilihan karir, yang meliputi penentuan keputusan karir, pilihan yang realistik dan konsisten. Pengertian kematangan karir jauh lebih luas daripada sekedar pemilihan pekerjaan, karena akan melibatkan kemampuan individu baik dalam 1
2 membuat keputusan karir maupun aktivitas perencanaan karir. Kematangan karir mengarah pada pengenalan karir secara menyeluruh, diawali dengan pengenalan potensi diri, memahami lapangan kerja yang sebenarnya, merencanakan sampai dengan menentukan pilihan karir yang tepat. Sedangkan menurut Super (dalam Sharf, 2006), kematangan karir merupakan daftar perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang tersedia bagi individu tertentu dalam perbandingannya dengan yang dimiliki oleh kelompok sebayanya; dapat dipandang sebagai taraf rata-rata dalam perkembangan karier bagi usianya. Kematangan karir (career maturity) didefinisikan sebagai kesesuaian antara perilaku karir individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu di setiap tahap. Kematangan karir juga didefinisikan sebagai kesiapan individu untuk membuat pilihan dan keputusan karir secara tepat. (Sharf, 2006). Super (dalam Sharf, 2006), menyatakan bahwa kematangan karir remaja dapat diukur dari dimilikinya indikator-indikator berikut ini: a. Aspek perencanaan karir (career planning). b. Aspek eksplorasi karir (career exploration) c. Pengetahuan tentang membuat keputusan Karir (decision making) d. Pengetahuan tentang dunia kerja (world of work information) e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group) f. Aspek realisme keputusan karir (realism) g. Orientasi Karir (Career orientation) SMK PGRI 2 Salatiga merupakan sekolah kejuruan swasta yang cukup besar di Salatiga. SMK PGRI 2 Salatiga memiliki jurusan Administrasi Perkantoran, Akutansi, dan Pemasaran. Tiap tahunnya SMK PGRI 2 Salatiga 2
3 meluluskan ratusan siswa yang telah dibekali berbagai ketrampilan-ketrampilan untuk menghadapi dunia kerja. Menurut Suherman (2000), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, dan mampu melihat peluang kerja. Dengan kata lain siswa yang bersekolah di SMK seharusnya sudah memiliki pandangan mengenai karir yang akan diambilnya, namun pada kenyataannya siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga ini kematangan karirnya masih rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil penyebaran skala sikap kematangan karir siswa yang diadopsi dari Setyorini (2012), diketahui dari 27 siswa kelas XI AP, 9 siswa memiliki kematangan karir yang rendah dan 5 siswa memiliki kematangan karir sangat rendah. Hal ini jika dibiarkan maka nantinya ketika luluspun siswa masih ragu untuk masuk ke dunia kerja dan akan menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Berikut merupakan hasil pra penelitian siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga Tabel 1.1 Hasil Pra Penelitian Kematangan Karir Siswa Kelas XI AP Interval Kategori Jumlah siswa Prosentase Sangat tinggi 6 22,22% Tinggi 7 25,92% Rendah 9 33,33% Sangat rendah 5 18,51% 3
4 Menurut Sharf (2006), permasalahan mengenai kematangan karir siswa dapat ditolong menggunakan layanan konseling. Untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling karir, pada umumnya digunakan dua strategi, yaitu konseling individual dan konseling kelompok. Menurut Nursalim (2007), para siswa SMU sedang berada pada masa remaja dan salah satu ciri masa remaja ialah komformitas yang tinggi terhadap teman sebaya. Dalam kelompok teman sebaya, remaja dapat memperbaiki konsep dirinya dan menunjukkan identitas dirinya. Pada proses konseling kelompok, dinamika kelompok teman sebaya dapat dimanfaatkan dalam rangka membantu dirinya dan teman-temannya untuk mencapai perkembangan. Sedangkan menurut Gazda (1984), pada masa remaja, dorongan dari teman sebaya merupakan suatu yang amat penting yang dapat memotivasi mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Dengan demikian layanan konseling kelompok dirasa lebih tepat untuk mengatasi permasalahan siswa yang terjadi di kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga ini dibandingkan dengan konseling individu. Gazda (1984) juga menyebutkan bahwa konseling kelompok dapat digunakan untuk membantu individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dalam tujuh bidang yaitu psikososial, vokasional, kognitif, fisik, seksual, moral, dan afektif. Menurut Latipun(2008), konseling kelompok merupakan salah satu bentuk konseling yang memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberikan umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Dalam suatu kelompok anggotanya dapat memberi umpan balik yang diperlukan untuk membantu mengatasi masalah anggota yang lain, dan anggota 4
5 satu dengan yang lainnya saling memberi dan menerima. Interaksi ini akan menciptakan unsur terapeutik yang melekat dalam teknik konseling kelompok, saling memahami, membantu, diterima dalam kelompok dan menyelesaikan masalah bersama serta ada ikatan persaudaraan antar sesama siswa yang saling membantu dan membutuhkan. Ada berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam konseling karir antara lain: pendekatan konseling karir Trait and Factor, pendekatan konseling karir berpusat pada konseli, pendekatan konseling karir psikodinamik, pendekatan konseling karir perkembangan, pendekatan konseling karir behavioral, dan pendekatan konseling karir komprehensif (Suherman, 2000). Dari berbagai macam pendekatan tersebut, pendekatan konselingtrait and factor lah yang tepat untuk mengatasi permasalahan siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Karenamenurut Suherman(2000), konseling Trait and Factor dapat digunakan untuk menangani masalah pembuatan keputusan karir, dan pembuatan keputusan merupakan aspek untuk mengukur kematangan karir remaja. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk permasalahan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga ini dapat diatasi dengan layanan konseling kelompok Trait and Factor. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Suwi Wahyu (Universitas Negeri Yogyakarta) pada tahun 2012 dengan judulpeningkatan Kematangan Karir Melalui Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas X Akutansi SMK Muhammadiyah I Yogyakarta. Dengan hasil konseling kelompok dapat meningkatkan kematangan karir siswa. Peningkatan ini dibuktikan dengan adanya 5
6 peningkatan skor rata-rata kematangan karir siswa pada pre test sebesar 99, post test I sebesar 114,09 dan post test II sebesar 128,64 Dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen dengan judul Peningkatan Kematangan Karir Melalui Konseling Kelompok Trait and Factor Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Salatiga 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah konseling kelompok Trait and Factor secara signifikan dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan konseling kelompok dalam meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis a. Menguji teori Parson (dalam Sharf, 2006) bahwa Trait and Factor membantu individu untuk dapat membuat pilihan karir, dan meningkatkan kematangan karir. 6
7 b. Sumbangan yang positif bagi ilmu bimbingan dan konseling dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya Manfaat Praktis Bagi guru pembimbing Penelitian ini bermanfaat bagi guru pembimbing SMK PGRI 2 Salatiga dalam memanfaatkan layanana konseling kelompok untuk meningkatkan kematangan karir siswa Bagi peserta didik Dengan mengikuti kegiatan konseling kelompok siswa akan terdorong untuk mematangkan karirnya mulai dari dini Bagi Sekolah Sebagai lembaga, sekolah dapat mempergunakannya sebagai acuan dalam pertimbangan bahwa layanan konseling kelompok sangat efektif dipergunakan sebagai salah satu layanan bimbingan konseling. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritis 1.1.1 Makna Kematangan Karir Kematangan karir merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki oleh siswa guna menunjang keberhasilan perencanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kematangan karir jauh lebih luas dari pada sekedar pemilihan pekerjaan,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kematangan Karir 2.1.1. Pengertian Kematangan Karir Menurut Crites (dalam Levinson, 1998) kematangan karir individu adalah kemampuan individu untuk membuat pilihan karir, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kematangan Karir Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, pilihan yang realistik dan konsisten disebut kematangan karir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo, khususnya kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia tergantung dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia sebagai aset bangsa wajib dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR REMAJA MELALUI TEKNIK PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MEDIA MIND MAP
MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR REMAJA MELALUI TEKNIK PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MEDIA MIND MAP Nazilatul Wahyu Nafisah, Sumardjono Padmomartono, Yustinus Windrawanto Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan beberapa teori terkait dengan judul yang peneliti sampaikan diatas. Di dalam bab ini akan menguraikan teori mengenai kematangan karir, motivasi berprestasi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA
Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, dimana proses kehidupan manusia terus berjalan dimulai sejak lahir (bayi),
Lebih terperinciDonald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurlela, 2015
BAB I PENDAHULUAN Bab satu membahas hal-hal yang berkenaan dengan inti dan keseluruhan arah penelitian. Pada bab ini dipaparkan empat hal yaitu pertama latar belakang penelitian, kedua rumusan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan pada hakekatnya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ali dan Asrori (2004) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat utamanya tertuju pada pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peserta didik pada jenjang pendidikan menengah, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berada dalam tahapan usia remaja, yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Vokasional 1. Definisi Kematangan Vokasional Dali Gulo (1982) mengemukakan bahwa kematangan adalah proses atau pertumbuhan dan perkembangan fisik yang disertai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, merupakan tujuan utama dari perencanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan karier merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karier peserta didik, agar peserta didik mampu merencanakan kariernya dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK TARUNA JAYA GRESIK. Atik Anjarwati
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK TARUNA JAYA GRESIK. Atik Anjarwati Universitas Muhammadiyah Gresik Abstrak Kematangan karir adalah suatu kemampuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten
Lebih terperinciSTRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciGAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI
Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI METODE CAREER PORTFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA 1 DI SMA N 1 BOYOLALI SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI METODE CAREER PORTFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA 1 DI SMA N 1 BOYOLALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan karir adalah salah satu aspek dalam pencarian identitas pada remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering muncul pada remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang cocok dengan dirinya sendiri. Adanya keraguan seseorang yang muncul ketika memilih pekerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION- FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara kronologis, peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) umumnya berusia 15-18 tahun berada pada fase remaja tengah. Salah satu tugas terpenting yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bisa ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di mana pun dan kapan pun individu berada. Penelitian Levinson (1985) menunjukkan bahwa
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KONSELING KARIR PERKEMBANGAN UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR. Nurlela, S. Pd Dr. Amin Budiamin, M. Pd
EFEKTIVITAS KONSELING KARIR PERKEMBANGAN UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR (study kuasi eksperimen peserta didik di SMA PGRI 2 Palembang Tahun Ajaran 2014/2015) Nurlela, S. Pd Dr. Amin Budiamin, M. Pd
Lebih terperinciPELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2
PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2 Abstrak: Bimbingan karir merupakan salah satu bentuk bimbingan yang terpadu pelaksanaannya
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING
UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING Novita Agustina 1, Okvantia Nurmaisara 2, Tyas Martika Anggriana 3 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
62 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada Bab. III tentang Metode Penelitian ini akan diawali dengan pembahasan tentang metode penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai lokasi dan subjek penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun
BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI
PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana masih memiliki masalah-masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah pengangguran.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMILIHAN KARIER SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN TRAIT-FACTOR
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMILIHAN KARIER SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN TRAIT-FACTOR PADA SISWA KELAS X MIA 2 MADRASAH ALLIYAH NEGERI (MAN) 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. dengan kematangan karir (career maturity) yang merupakan tema sentral dalam teori
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Konsep Kematangan Karir 2.1.1 Pengertian Kematangan Karir Dalam teori rentang hidup (life span) dari Super terdapat suatu konsep yang disebut dengan kematangan karir (career
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG
1 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG Muhammad Antos Riady Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: DEWI AFSARI NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Endang Ragil W.P., M,Pd 2. Ikke Yuliani Dhian P., M.Pd
JURNAL PENERAPAN BIMBINGAN KARIR MELALUI TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) DI SMK IT AL-KAUTSAR SRENGAT TAHUN AJARAN 2015/2016 THE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan tantangan dan
Lebih terperinciPenerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa
Penerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa Abstrak Ary Wahyu Ratnaningtyas 1 dan Satiningsih 2 Tujuan penelitian ini untuk menguji keefektifan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Maka tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman pada masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak pada hakikatnya menjadi bagian yang esensial dari individu. Maka tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman pada masa kanak-kanak merupakan landasan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA
PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA Novi Wahyu Hidayati Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jl Ampera Kota Baru No. 88 Telp.(0561)748219
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA tergolong ke anak remaja yang memiliki rentang usia 15-18 tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identitas diri ini mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang diambil adalah peserta didik kelas XI PM 2 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara Konsep Diri dengan Pilihan Karier Realistik pada siswa kelas XI SMK
Lebih terperinciBAB II KEMATANGAN KARIR DAN BIMBINGAN KARIR. Menurut teori perkembangan karir Super (Sharf, 1992 : 155), masa remaja
12 BAB II KEMATANGAN KARIR DAN BIMBINGAN KARIR A. Kematangan Karir Menurut teori perkembangan karir Super (Sharf, 1992 : 155), masa remaja memiliki kesiapan dalam menentukan pilihan-pilihan karir yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Output pendidikan dituntut untuk siap menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Bab pendahuluan dari pembahasan penelitian ini akan dimulai
1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab pendahuluan dari pembahasan penelitian ini akan dimulai dengan pembahasan mengenai latar belakang masalah, dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
Lebih terperinciMATRIK DEVELOPMENTAL THEORIES
MATRIK DEVELOPMENTAL THEORIES Aspek Teori Super s Development Self-Concept Theory of Vocational Behavior ( Teori Perkembangan Konsep Diri Super Akan Perilaku Vokasional) The Ginzberg, Ginsburg, Axelrad,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA
31 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA Iman Setiyanto 1) Dra. Louise B. Siwabessy, M.Pd 2) Dr. Gantina Komalasari, M.Psi 3) Abstrak Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI
HUBUGA ATARA SELF ESTEEM DEGA KEMATAGA KARIR PADA SISWA KELAS XI TEKIK GAMBAR BAGUA SMK EGERI 2 DEPOK SLEMA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas egeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciKata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir
PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian kematangan karir Crites (dalam Brown, 2002) mendefinisikan kematangan karir sebagai tingkat di mana individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan. sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan memuaskan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan kematangan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012
DAFTAR ISI Abstrak i Abstract ii Kata Pengantar iii Ucapan Terima Kasih vi Daftar Isi ix Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Grafik xiii BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian 1 B. Identifikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karier 2.1.1. Definisi Perencanaan Karier Perencanaan Karier (career planning) menurut Super (dalam Sukardi, 1997) adalah sebagai suatu rangkaian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Peelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bandung yang berlokasi di jalan belitung No. 8 Kota Bandung Jawa Barat. 2.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kematangan Karier 2.1.1. Pengertian Kematangan Kerier Crites (dalam Heer & Cramer,1979) kematangan karier adalah kesesuaian antara perilaku karier individu yang nyata dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu memiliki tugas perkembangan yang sudah terbagi menjadi beberapa fase dalam rentang kehidupan individu. Menurut Hurlock (1999) tugas perkembangan merupakan
Lebih terperinciSILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Orientasi Perkuliahan Pembahasan tujuan, deskripsi, dan silabi mata kuliah Psikologi 2. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan a. Konsep psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Konsep diri yang dimiliki remaja akan mengalami perkembangan secara terus menerus. Semakin luas pergaulan remaja dalam mengenal lingkunganya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya;
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rencana Karier 1. Pengertian Karier Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya; beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang
Lebih terperinciPENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Layanan Informasi Melalui Konseling Kelompok Terhadap Kematangan Vokasional Pada Siswa Kelas XII SMK Warga Surakarta ABSTRAK
Pengaruh Layanan Informasi Melalui Konseling Kelompok Terhadap Kematangan Vokasional Pada Siswa Kelas XII SMK Warga Surakarta : Eny Kusumawati, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Kematangan vokasional peserta didik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1980: 2). Manusia selalu dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya sekedar untuk mencapai keberhasilan dalam bidang akademik saja, namun juga mahasiswa mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan tersendiri berbeda satu dengan yang lain, baik dari segi fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial di masyarakat, seorang individu tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial di masyarakat, seorang individu tidak lepas dari individu lainnya. Di dalam proses interaksi sosial tersebut, keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi sebagian orang dianggap sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang. Karir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya (Hurlock, 1993). Sedangkan menurut Brooks (dalam Rahmad, 1985) mengatakan bahwa konsep
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Peneliti menjelaskan mengenai simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan merupakan kombinasi dari temuan empiris dan kajian pustaka. Implikasi penelitian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah
Lebih terperinciKEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG
Kematangan Karir Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cikarang 103 KEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG Sri Mulyani 1 Th. I. Setiawan 2 Dede Rahmat Hidayat 3 Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMILIHAN KARIER SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN TRAIT-FACTOR
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMILIHAN KARIER SISWA MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN TRAIT-FACTOR PADA SISWA KELAS X MIA 2 MADRASAH ALLIYAH NEGERI (MAN) 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA
77 Jurnal Psikologi Jurnal Pendidikan Psikologi Pendidikan & Konselin Vol. & Konseling 1 No. 1 Juni 2015 Volume 1 Nomor 1 Juni 2015. Hal 77-83 ISSN: 2443-2202 EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karier merupakan salah satu komponen paling penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Karier merupakan salah satu komponen paling penting dalam kehidupan seorang manusia. Karier juga dapat menjadi penentu kebahagiaan seseorang, sehingga
Lebih terperinciROGRAM KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK
ROGRAM KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK A. Rasional Membuat keputusan karir adalah bagian penting bagi individu untuk mencapai tujuan keberhasilan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PERBEDAAN PENGALAMAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA SISWA SMA-SMK DAN STATUS KEPUTUSAN KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA PERBEDAAN PENGALAMAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA SISWA SMA-SMK DAN STATUS KEPUTUSAN KARIR TERHADAP KEMATANGAN KARIR (The advantage of having internship experience on senior high school
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep diri merupakan potret diri secara mental, yang dapat berubah, yakni bagaimana seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita bangsa Indonesia yang disebutkan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dewasa. Pekerjaan yang dimiliki seseorang bukanlah mengenai pekerjaan apa yang dilakukannya
Lebih terperinci