Bab III Pelaksanaan Penelitian
|
|
- Ivan Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 jl.p an oram a g jl. dr. setiabudi jl. k apt. ab d. ha mid /jl. p an oram a j l.b ud i sa ri i jl. b u di s a ri i i g g. he g a rb ud i l. kapt j en t endea n kom p.k an tor kec.c id ad ap & sm p. surur i gg. ar sa jl. kap t en tendea n ma ng ga la jl. he gar mana h tengah j l. k s. t ubun g g. na ta rej a j g g. m rh ali a jl. desa g. g panji S un g a i C i pag an ti g g. ar a pi Sun g a ic a ip ga ti n Sun g i C a pag ti i an ng aic ip ag an ti S u g. bu a ki r g th eg pa nt i asu han bi na put ra j l. buki ti ndah g. bu ki ts ast ra g. bp.m u ha ri g rs. p aru -p aru S ungai Ci kapundung S 13 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Hegarmanah, Kota Bandung. Pemilihan daerah lokasi didasarkan pada data spasial PBB dilakukan pemutakhiran melalui pengukuran langsung di lapangan Geger Kalong jl. dr. setiabudi BLOK 1 Sunga icip a gant i Ciumbuleuit BLOK 5 j l. b u d i s ar i r a ya j l. budi sari i j l.b u di sa ri raya jl. budi sa ri ii j l.b u di sa ri v jl. budi sar ivi komple k s eca pa l. hegarsar i j l.h e ga rsa ri jl. h eg arsa ri v BLOK 2 Sun gai Cip agan t i Su ng ai C i pa ga nti Hegarmanah BLOK 3 Su ng ai Cipa ga nti jl. bu dis ar ivii j l. buki ti n dah i BLOK 6 u npar jl.ci um b ul e uit BLOK 4 BLOK 9 jl.ks.t abuan j l. c ik e n di j l. b uki t jar ian jl.bu k itj ari a n jl. dr. se tiabudi BLOK 8 S u nga ic ip ag an ti BLOK 10 jl.ci um buleu it BLOK 11 ungai C ikap undung BLOK 7 jl. jl. h eg eg arm arm a n ah ah jl.ciumb ule uit BLOK 12 Dago Cipedes jl.dr. se tiabudi Pasteur jl.d r. setiabu di BLOK 14 jl. ci umbul euit BLOK Cipaganti Gambar III.1. Kelurahan Hegarmanah Kelurahan Hegarmanah merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Cidadap, Kota Bandung. Kelurahan Hegarmanah berbatasan dengan wilayah kelurahan lain di Kota Bandung yaitu : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Ledeng, Cidadap. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Dago, Coblong. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gegerkalong, Sukasari 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cipaganti, Coblong dan Kelurahan Pasteur, Sukajadi.
2 14 III.2 Konseptual Untuk mengoptimalkan fungsi redistribusi beban pajak, metode penghitungan PBB terhutang harus mempertimbangkan penghasilan WP dalam menentukan pajak terhutang, karena dapat diketahui WP yang tidak mampu dan WP yang mampu memenuhi kewajiban perpajakannya. Prosedur pemberian pengurangan dan/atau penambahan beban pajak harus didasarkan suatu peristiwa hukum yang dibenarkan oleh hukum pajak, dalam hal ini adalah surat pemberitahuan atau surat ketetapan pajak. Jadi kepada WP yang tidak atau terlambat menyampaikan pada waktu yang telah ditetapkan, tidak perlu dimasukkan dalam prosedur. Pendistribusian defisit beban pajak harus mempertimbangkan peraturan lain yang terkait PBB terhutang seperti maksimal PBB terhutang berdasarkan penghitungan beban pajak dengan menggunakan tarif NJKP yang maksimal adalah 100%. Selain itu, besarnya defisit beban pajak akan didistribusikan juga harus tingkat toleransi rencana penerimaan, hal ini terkait kebijakan pembiayaan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah. III.3 Data dan Alat Bantu Data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Peta ZNT PBB Peta ZNT PBB yang digunakan pada penelitian ini merupakan peta tematik ZNT pada Sistem Informasi Geografis PBB (SIG PBB) yang berbentuk digital dalam format mapinfo. Data SIG PBB terdiri dari peta persil yang memiliki data atribut nilai tanah, sungai, simbol, jalan, text, dan blok di kelurahan Hegarmanah. 2. Basis data atribut Sismiop PBB Data atribut Sistem Manajemen Informasi Obyek Pajak PBB (Sismiop PBB) didapat dari KP PBB Bandung berupa data obyek dan subyek pajak PBB yang ada di kelurahan Hegarmanah.
3 15 Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Hegarmanah terdiri dari 14 blok PBB dan terdapat 4475 obyek pajak PBB. 3. Data Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) Data WP OP diambil dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung (KPP Bandung). Data PPh OP yang diambil adalah data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Nama, Alamat yang terdaftar, dan data jumlah penghasilan kena pajak untuk tahun pajak 2006 di kelurahan Hegarmanah. 4. Data Sampel Wajib Pajak Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini diperhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Santoso, 2001) : S = Z 2 r N Z 2 r +(N-1)e 2... (3.1) Dimana : S = Jumlah sampel Z = Ukuran Tingkat kepercayaan / nilai rata2 dari Standar Error Untuk Tingkat Kepercayaan 90 %, nilai Z = 1.64 Untuk Tingkat Kepercayaan 95 %, nilai Z = 1,96 Untuk Tingkat Kepercayaan 99 %, nilai Z = 2,58 r = variasi proporsi populasi, nilai r untuk populasi berimbang adalah 0,25 N = jumlah populasi (responden) dalam area sampling e = Margin error sampling (%), tergantung dari ketelitian yang direncanakan, semakin kecil sampling error, akan mengakibatkan jumlah sampel yang semakin besar. Pada penelitian ini sampel diambil dengan tingkat kepercayaan 95 %, jumlah populasi merupakan jumlah WP yang melaporkan SPT Tahunan
4 16 PPh OP tahun pajak 2006 yaitu 394, dan margin error sampling yang direncanakan sebesar 10 %. Oleh karena itu jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal berjumlah 78 WP. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan berjumlah 211 WP. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras berupa seperangkat komputer dengan spesifikasi Pentium M 1,7 GHz, harddisk 40 GB, memory 128 MB, monitor 15 inchi, dan printer canon untuk mencetak hasil-hasil penelitian. Untuk perangkat lunak yang digunakan adalah microsoft word untuk penulisan laporan, mapinfo professional dan arcview untuk pembuatan peta dan analisis spasial, microsoft excell, serta microsoft power point untuk tayangan presentasi. III.4 Pengelompokan Data Berdasarkan Karakteristik Seluruh sampel data dikelompokkan berdasarkan nilai tanah per m 2, nilai bangunan per m 2, dan penghasilan setelah PPh. Tujuan pengelompokan ini adalah untuk mempelajari karakteristik data data tersebut. Ada pun pembagian kelas tanah, kelas bangunan, dan penghasilan adalah sebagai berikut : Tabel III.1 Pembagian Kelas Tanah dan Kelas Bangunan Kelompok Kelas Tanah Kelas Bangunan Tinggi Di atas Di atas Sedang Rendah Di bawah Di bawah Tabel III.2 Pembagian Penghasilan Setelah PPh Penghasilan Bersih Nihil Rp 1 s.d Rp Rp s.d Rp Rp s.d Rp Rp s.d Rp Lebih dari Rp
5 17 III.5 Pembuatan Metode Penghitungan Pembuatan metode penghitungan dilakukan untuk mengetahui kekurangan metode saat ini dan mencari metode yang dapat mengurangi kekurangan metode tersebut. Tabel III.3 Metode Metode Penghitungan PBB Terhutang Metode Ukuran Kemampuan Keterangan E1 Kekayaan Tidak ada pengurangan E2 Kekayaan, Penghasilan Hanya ada pengurangan U1 Kekayaan + Penghasilan Tidak ada redistribusi beban pajak U2 Kekayaan + Penghasilan Ada redistribusi beban pajak U3 Kekayaan + Penghasilan Ada redistribusi beban pajak dengan pembatasan maksimal PBB terhutang III.5.1 Metode Eksisting (E1) Dalam metode E1 ini, penghitungan PBB terhutang dilakukan hanya berdasarkan NJOP sebagaimana yang berlaku saat ini sesuai UU PBB dengan rumusan matematika sebagai berikut : PBB Terhutang = (NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB dimana NJOP = Nilai Jual Objek Pajak, NJOPTKP = Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak, tarif NJKP (Nilai Jual Kena Pajak) : - 20% untuk NJOP Rp ,- (satu milyar rupiah) - 40% untuk NJOP > Rp ,- (satu milyar rupiah) Tarif PBB = 0,5% III.5.2 Metode Eksisting dengan Komponen Pengurangan (E2) Dalam metode E2 ini, penambahan komponen pengurangan dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 362/KMK.04/1999, dimana besar pengurangan PBB dalam kondisi normal (tidak terkena bencana) setinggi tingginya 75% dari pokok ketetapan PBB sehingga asumsi yang digunakan dalam
6 18 metode ini adalah kepada semua WP yang memiliki penghasilan di bawah PTKP dianggap mengajukan surat permohonan pengurangan PBB terhutang dan oleh KPP Pratama semua permohonan dikabulkan dengan besarnya pengurangan yang diberikan adalah 75% dari PBB terhutang, sehingga rumusan matematika sebagai berikut : PBB Terhutang = (NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB - 75% x [(NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB] untuk WP dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 0,- (nol rupiah) III.5.3 Metode Usulan 1 (U1) Dalam metode U1 ini adalah metode usulan (alternatif) dengan penghitungan PBB terhutang hampir sama dengan penghitungan dalam metode E2. Perbedaannya adalah surat permohonan pengurangan PBB diganti SPT Tahunan PPh OP, di mana jika Penghasilan Bersih Setelah Pajak Penghasilan (PBSPPh) < Beban PBB maka WP dianggap mengajukan permohonan pengurangan PBB. Dalam penelitian ini diasumsikan KPP Pratama semua permohonan dikabulkan dengan besarnya pengurangan yang diberikan adalah selisih antara Beban PBB - PBSPPh, sehingga rumusan matematika sebagai berikut : PBB Terhutang = (NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB - { [(NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB] - PBSPPh} untuk WP dengan PBSPPh < Beban PBB III.5.4 Metode Usulan 2 (U2) Dalam metode U2 ini adalah juga metode usulan (alternatif) dengan penghitungan PBB terhutang hampir sama dengan penghitungan PBB terhutang dalam metode U1. Perbedaannya adalah jika dalam metode U1 KPP Pratama tidak mendistribusikan defisit penerimaan akibat adanya pengurang, maka dalam metode U2 ini, defisit penerimaan tersebut distribusikan kepada semua WP yang mampu berdasarkan rasio antara Penghasilan Bersih Setelah PPh dan Beban PBB (PBSPPhBP) dari WP yang mampu terhadap total PBSPPhBP. Dengan pendistribusian defisit ini, rencana penerimaan PBB tetap dapat terpenuhi (100%), sehingga rumusan matematika sebagai berikut :
7 19 Tahap 1 : PBB Terhutang untuk WP dengan PBSPPh < beban PBB (dan pada tahap ini akan diketahui jumlah total pengurangan PBB) PBB Terhutang = [(NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB] - {[(NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB] - PBSPPh} Tahap 2 : PBB Terhutang untuk untuk WP dengan PBSPPh > beban PBB (dan pada tahap ini mekanisme redistribusi beban PBB dilakukan) PBB Terhutang = [(NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP x tarif PBB] + [(PBSPPhBP / PBSPPhBP) x pengurangan] III.5.5 Metode Usulan 3 (U3) Dalam metode U3 ini adalah juga metode usulan (alternatif) dengan penghitungan PBB terhutang hampir sama dengan penghitungan PBB terhutang dalam metode U2. Perbedaannya adalah adanya batasan PBB terhutang maksimal dimana batas maksimal PBB terhutang tersebut adalah penghitungan PBB terhutang dengan tarif NJKP = 100% sebagaimana telah dijelaskan pada bab II. Adapun rumusan matematika PBB terhutang maksimal adalah sebagai berikut : PBB Maksimal = (NJOP NJOPTKP) x tarif NJKP (100%) x tarif PBB (0,5%) Tabel III.4 Rumus matematika dari setiap metode Metode Pajak Terutang = E1 Beban Pajak E2 Beban Pajak 75% Beban Pajak jika PBSPPh = 0 U1 Beban Pajak (Beban Pajak PKP) jika PKP < Beban Pajak U2 Beban Pajak Pengurangan + Tambahan PBB U3 Beban Pajak Pengurangan + Tambahan PBB, ada PBB maksimal
8 20 III.6 Pengujian Metode Penghitungan Pengujian metode dilakukan untuk mencari metode terbaik dalam melakukan redistribusi beban pajak. Untuk menguji kelebihan dari suatu metode dapat digunakan beberapa ukuran diantaranya : a. Kesulitan dalam memenuhi kewajiban PBB-nya Ukuran ini untuk mengetahui berapa jumlah WP yang akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban PBB-nya terkait dengan kemampuan (penghasilan) WP untuk memikul beban pajak tersebut. b. PBB terhutang maksimal untuk setiap objek Ukuran ini untuk mengetahui adanya jumlah PBB terhutang yang melebihi beban pajak maksimal yang seharusnya ditanggung oleh setiap objek pajak. Beban pajak maksimal adalah beban pajak yang dihitung berdasarkan penghitungan PBB dengan menggunakan tarif NJKP 100 % karena tarif NJKP yang berlaku saat ini adalah antara 20% - 100%. c. Rencana penerimaan Ukuran ini untuk mengetahui berapa besar defisit penerimaan PBB yang akan didistribusikan kepada WP yang mampu, berdasarkan rencana penerimaan PBB yang telah ditetapkan. III.7 Kriteria Pemilihan Metode Terbaik Pemilihan metode terbaik dilakukan berdasarkan hasil ukuran yang dihasilkan, yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tidak ada WP yang kesulitan memenuhi kewajiban PBB-nya b. Tidak ada PBB terhutang yang melebihi batasan PBB maksimal c. Rencana penerimaan yang maksimal dengan batasan kedua ukuran di atas
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian mengenai beban akhir pajak dianggap sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perpajakan dapat dipergunakan sebagai salah satu instrumen utama dalam
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
21 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Sampel Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 211 WP, dengan distribusi sampel berdasarkan nilai tanah per m2, nilai bangunan per m2,
Lebih terperinciDaftar Pustaka. 1. Adi Syahputra (2006), Perpajakan,
29 Daftar Pustaka 1. Adi Syahputra (2006), Perpajakan, www.library.usu.ac.id 2. Ahmad Erani Yustika (2004), Negara vs Kaum Miskin, Pustaka Pelajar, Jakarta 3. Departemen Agama RI (2006), Al Qur an dan
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
7 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terkait dengan pemberian pengurangan beban PBB telah dilakukan sebelumnya, di antaranya: Mulyono (2008) dan Santoso (2007). Mereka
Lebih terperinciUSAHA BUDIDAYA CABAI MERAH
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A B U D I D A Y A C A B A I M E R A H P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P
Lebih terperinciUSAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K O N V E K S I P A K A I A N J A D I P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H (
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian
20 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Gambaran umum wilayah penelitian Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak di antara 107 0 32 38.91 Bujur Timur dan 6 0 55
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Prinsip dasar utama dari Sunset Policy adalah penegakan sistem self assessment seutuhnya, yang berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kondisi pembangunan yang semakin berkembang memberikan dampak yang sangat besar bagi negara kita, khususnya dibidang ekonomi. Pembangunan ekonomi bertujuan
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK-PAJAK
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-05/PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-05/PJ/2012 TENTANG PETUNJUK PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH
BAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH Bab ini merupakan inti dari penulisan tesis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Keseluruhan pembahasan
Lebih terperinciNama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat
Lampiran I Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25 No. NPWP tempat usaha/ gerai (outlet) KPP Lokasi Alamat Peredaran Usaha (Perdagangan) Penghasilan Penghasilan
Lebih terperinciLandasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) A. Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut: a) Bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai salah satu kewajiban
Lebih terperinciBab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan
Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan III.1 Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting Basis data spasial PBB menggunakan model data spasial vektor non topologi
Lebih terperinciAdapun pemenuhan kewajiban perpajakan PT..., dapat kami laporkan sebagai berikut : 1. PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN BULAN... S/D BULAN...
NOMOR : LAMPIRAN : PERIHAL : Pemberitahuan pelaksanaan revaluasi aktiva tetap Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...... di.... Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-29/PJ.42/1998 Tanggal
Lebih terperinciMETODE PENGHITUNGAN PBB TERHUTANG BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. Oleh : MAHFUD NIM :
METODE PENGHITUNGAN PBB TERHUTANG BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciMENTER!KEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN
MENTER!KEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN PERA TURA N ME N TER! KEUA NGA N REPUBLI K INDO NESIA NOMOR 127 /PMK.010/2016 TE NTA NG PE NGAMPU NA N PAJA K BERDASARKA N UNDA NG -UNDA NG NO MOR 11 TA HU N
Lebih terperinciPERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan)
PERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penerapan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 24 (Umum dan Perhitungannya), Anda harus mampu:
Lebih terperinciBUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BESARNYA NILAI JUAL OBJEK PAJAK DAN POKOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan
digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan a) Wajib Pajak (WP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya air atau water resources harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pemberdayaan air berguna untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH FAKULTAS JURUSAN / JENJANG KODE : PENGANTAR PERPAJAKAN : EKONOMI : AKUNTANSI / D3 : KD-024317 M I N G G U 1 2 POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan PJ.091/KUP/S/022/2014-00 Dasar Hukum Pasal 16 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
Lebih terperinciBab III. Pelaksanaan Penelitian
Bab III. Pelaksanaan Penelitian III.1. Deskripsi Daerah Penelitian Penelitian dilakukan diwilayah Kota Tangerang dengan mengambil sampel penelitian pada 4 blok pada wilayah kelurahan Sukasari dan Babakan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini, sebagai berikut: 3.1 Instrumen Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI, PENDATAAN DAN PENILAIAN KANTOR WILAYAH DJP...
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-04/PJ/2013 Tanggal : 11 Februari 2013 NO. KPP JENIS KEGIATAN LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI ANGGARAN KEGIATAN EKSTENSIFIKASI,
Lebih terperinciGaji dalam 1 tahun : 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 Rp ,00 Gaji yang kena pajak : Rp
SOAL YANG BERKAITAN DENGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 1. Di ketahui Pak Jaya yang bekerja sebagai pegawai negeri yang memiliki penghasilan Rp. 8.000.000,00 perbulannya. Akan tetapi Pak Jaya belum menikah
Lebih terperinciBAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Pengertian Pajak Beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pajak,
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;
28 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ; III.1.1 Bahan penelitian 1. Citra Ikonos tipe Geo pansharpened wilayah perkebunan
Lebih terperinciNama : Siti Rismaini NPM : Kelas : 3 DA 03
TINJAUAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KPP PRATAMA BEKASI UTARA Nama : Siti Rismaini NPM : 43209582 Kelas : 3 DA 03 Latar Belakang Pajak merupakan hal yang terpenting
Lebih terperinciPEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)
PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) Oleh: Lili Somantri 24060/1-6/259/06 LATAR BELAKANG Terjadinya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENDATAAN OBJEK PAJAK DAN SUBJEK PAJAK ATAU WAJIB PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincidengan ini mengajukan keberatan atas SPPT/SKP PBB*) Tahun Pajak... (19) dengan alasan : dst. (20)
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 249/PMK.03/2014 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 253/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2009, 2014 KEMENKEU. Pajak. PBB. Pendaftaran. Pendataan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/20144 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciLampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007
97 Lampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 Tim 1 Hari Rute (ID Jarak Waktu tempuh Alamat objek pajak) tempuh (m) (det.ik)
Lebih terperinci1
0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN EVALUASI
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI 3.1 Analisis Prosedur Yang Berjalan Prosedur yang berjalan pada proses pemindahbukuan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang saat ini adalah : 1. Wajib Pajak (WP) mengajukan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan
BAB III ANALISIS APLIKASI Analisis aplikasi merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dari komponen dengan maksud untuk melakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan,
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-32/PJ/2009 TANGGAL : 25 MEI 2009
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-32/PJ/2009 TANGGAL : 25 MEI 2009 www.peraturanpajak.com Page : 1 info@peraturanpajak.com www.peraturanpajak.com Page : 2 info@peraturanpajak.com
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENDATAAN OBJEK PAJAK DAN SUBJEK PAJAK ATAU WAJIB PAJAK
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penelitian Persyaratan Permohonan 1. Pemenuhan Kesesuaian dan Kelengkapan Dokumen Permohonan Pemenuhan kesesuaian dan kelengkapan dokumen permohonan ini
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG TARGET RASIO PEMBETULAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN BERBASIS PROFIL
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...
Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-69/PJ/2010 : 27 Mei 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Jln....
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan pada Lingkungan Kerja Sebelum melakukan kegiatan magang, penulis terlebih dahulu berkunjung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian global di Indonesia, merupakan salah satu faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membiayai pembangunan
Lebih terperinciP r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) I N D U S T R I S O H U N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN
Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar dari dalam negeri. Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, menunjukkan
Lebih terperinciY. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK
DEPARTEMEN KEUANGAN R I PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA X DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP,
Lebih terperinciPerbedaan Data antara SPT Tahunan PPh dengan Profil Wajib Pajak
Lampiran 1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Jln... Telp....... Faks.... Homepage : http://www.pajak.go.id Nomor : S-...
Lebih terperinciTENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...
11 2012, No.526 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENETAPAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DALAM RANGKA PENGEMBALIAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2013 TENTANG KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA WAJIB PAJAK LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Kunjungan sales digunakkan untuk melihat berapa banyak kunjungan sales
BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Analisis Dokumen Adapun dokumen dokumen yang digunakan perusahaan dalam sistem pemasaran adalah sebagai berikut: a. Kunjungan
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Obyek Penelitian. 1. Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Karanganyar
digilib.uns.ac.id BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar KPP Pratama Karanganyar merupakan kantor pelayanan pajak pecahan
Lebih terperinciLOGO. KPP Madya Palembang. PELATIHAN Aplikasi e-spt. PPh
LOGO KPP Madya Palembang PELATIHAN Aplikasi e-spt PPh 21 2014 Susunan Materi Pengenalan Gambaran Aplikasi Simulasi 2 Pengenalan : Siklus e-spt Entry Cetakan SPT Data Digital Install/ Update Lapor Cetakan
Lebih terperinci..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 40/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor :...
Lebih terperinciNUR MARTIA
SIDANG TUGAS AKHIR Studi Sistem Informasi Geografis Kawasan Longsor Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat NUR MARTIA 3507100431 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Provinsi Sumatera Barat berada di antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana dalam jumlah yang besar, dana yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan
Lebih terperinci..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-40/PJ./2009 TENTANG : TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani
Lebih terperinciPEDOMAN PENGISIAN FORMULIR ISIAN SENSUS (FIS) SENSUS PAJAK NASIONAL
PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR ISIAN SENSUS (FIS) SENSUS PAJAK NASIONAL 2011 PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR ISIAN SENSUS ORANG PRIBADI (FIS-DJP.01) I. PETUNJUK UMUM 1. Formulir Isian Sensus Orang Pribadi (FIS-DJP.01)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Untuk mendukung kegiatan perlindungan dan. pencegahan terhadap pengrusakan serta usaha pelestarian yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Lingkungan Hidup merupakan suatu badan yang bergerak dibidang pelestarian dan pencegahan pengrusakan lingkungan. Untuk mendukung kegiatan perlindungan dan pencegahan
Lebih terperinci2017, No tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan; Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03
No. 22,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PBB. Keberatan. Tata Cara. Pengajuan dan Penyelesaian. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 249 /PMK.03/2016016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 20100 TENTANG PAJAK DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERMOHONAN PENGURANGAN PBB. Nomor :...(1)...(2) Lampiran :...(3) Hal : Permohonan Pengurangan PBB
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 82/PMK.03/2017 TENTANG : PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN A. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN PBB : PERMOHONAN PENGURANGAN
Lebih terperinciSelamat Datang. Paparan Sekilas Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Palembang. Palembang, Desember 2008
Selamat Datang Paparan Sekilas Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Palembang Palembang, 30 31 Desember 2008 Pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan diatur dengan UU No. 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Lebih terperinciTINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK
KETERANGAN PERS DITJEN PAJAK Terkait Penerbitan PP 36 Tahun 2017 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Tertentu Berupa Harta Bersih yang Diperlakukan atau Dianggap Sebagai Penghasilan TINDAK
Lebih terperinciUSAHA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP GILLNET
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A N I K A N P E L A G I S D E N G A N A L A T T A N G K A P G I L L N E T P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L (
Lebih terperinciNPWP dan Pengukuhan PKP
NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
70 BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Responden Penelitian Responden Penelitian terdiri dari 100 Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang bertempat tinggal di Wilayah Jakarta Selatan. Sampel penelitian
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 44 /PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 44 /PJ/2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SURAT KETERANGAN FISKAL DALAM RANGKA PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA UNTUK KEPERLUAN
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 7 JULI 2015
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 7 JULI 2015 SURAT KETERANGAN FISKAL surat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak yang berisi keterangan mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Tabel I.1 Contoh penerimaan PPh final penilaian kembali aktiva tetap disatu kanwil DJP tahun Nilai Aktiva Tetap.
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Salah satu penerimaan pajak yang belum dimaksimalkan adalah Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar 10% atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap diatas nilai
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1
Lebih terperinciPELATIHAN Aplikasi e-spt
PELATIHAN Aplikasi e-spt PPh 21 2014 KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua Januari 2014 1 Susunan Materi Pengenalan Gambaran Aplikasi Simulasi 2 PENGENALAN APLIKASI espt PPh 21 2014 Pengenalan : Siklus e-spt
Lebih terperinciNPWP dan Pembayaran Pajak
Modul ke: 02 NPWP dan Pembayaran Pajak TRIYANI BUDYASTUTI, SE., M.Ak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Pengertian NPWP Nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
Lebih terperinciBADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal
BADAN ORANG PRIBADI Syarat Objektif Syarat Subjektif Wilayah tempat kedudukan KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Fungsi NPWP - Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan - Sebagai identitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil tempat pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu yang beralamat Gedung Patra Jasa Lantai Dasar
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci: penerimaan PPh terutang, pemeriksaan lengkap. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara penerimaan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan lengkap Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, sedangkan penerimaan negara dari devisa yang berasal dari ekspor
Lebih terperinciKetika pemerintah akan melaksanakan pembangunan tentu
Daftar Isi Kata Pengantar Pengantar... 2 Apa Sensus Pajak Nasional (SPN) itu?... 3 Mengapa SPN Perlu Dilakukan? Apa Manfaat SPN? Siapa Sasaran SPN? Bagaimana Pelaksanaan SPN?... 4 Dokumen Apa Saja yang
Lebih terperinciPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS
Minggu 1 & 2 Dasar-dasar Perpajakan 1. Pengertian pajak & restribusi 2. Fungsi pajak 3. Hambatan pemungutan pajak 4. Syarat-syarat pemungutan pajak 5. Tarif pajak 6. Kedudukan hukum pajak 7. Hukum pajak
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA
BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN NPWP : OBJEK PAJAK LUAS (m²) KELAS NJOP PER m² (Rp) TOTAL NJOP (Rp)
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BADUNG SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG JL. RAYA SEMPIDI MENGWI BADUNG BALI TELEPON (0361) 410370, FAX. 410894 SPPT PBB HANYA UNTUK KEPENTINGAN PAJAK BUKAN MERUPAKAN BUKTI
Lebih terperinciKUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK
KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK PELAPORAN PELAPORAN PAJAK KE KPP DOMISILI MENGGUNAKAN SPT. Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib Pajak dan administrasi
Lebih terperinciSistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:
PERPAJAKAN ORGANISASI NIRLABA Tri Purwanto Pengantar Pajak Organisasi Nirlaba UU No 28 Th 2007 ttg KUP Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber : )
BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Probolinggo merupakan salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur, dimana posisinya berada pada 7º 43 41-7º 49 04 Lintang Selatan dan 113º
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori teori 1. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak memiliki pengertian atau definisi yang diberikan oleh para ahli, yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu
Lebih terperinciDASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB
DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB I. Dasar Hukum Pemungutan PBB 1. UU No. 6 Tahun 1983 diperbaharui dengan UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Perpajakan 2. UU No. 12 tahun 1985 diperbaharui dengan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinci