BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk
|
|
- Bambang Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan besar saat ini tidak sedikit yang membutuhkan tenaga kerja sebagai customer service. Customer service ini berfungsi untuk melayani pelanggan yang sudah membeli jasa maupun barang dari perusahaan perusahaan yang telah diberikan kepercayaan. Lucas (1996) definisikan customer service itu tidak dapat disamaratakan. Hal ini tergantung pada bidang fokus dari layanan yang akan diberikan oleh organisasi terhadap customer, karena fokus organisasi yang berbeda akan memiliki tujuan yang berbeda dalam memberikan layanan pada customer yang berbeda juga. Lucas (1996) mengatakan bekerja sebagai customer service terlihat sederhana, tetapi pada dasarnya perusahaan yang tidak memiliki customer service yang berkualitas dapat diartikan sebagai perusahaan yang gagal dalam berbisnis. Maka dari itu pekerjaan dalam menangani customer merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah perusahaan. Melayani pelanggan di jaman sekarang tidak lagi harus bertemu atau bertatap muka. Perusahaan perusahaan biasanya menyediakan pelayanan untuk pelanggan melalui saluran telepon (call center). Forde (2002) mengatakan sekitar 80 persen perusahaan menggunakan telepon untuk melayani customer. Layanan telepon ini (call center) bertujuan untuk memudahkan pelanggan berkomunikasi dengan perusahaan yang bersangkutan. 1
2 Memberikan kepuasan dalam pelayanan dengan membuat customer mudah menghubungi atau menyampaikan keluhan akan membuat pelanggan merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Forde (2002) citra dan reputasi bisnis dalam sebuah perusahaan tergantung pada banyak faktor. Salah satu unsur yang paling penting bagi kebanyakan organisasi adalah hubungan karyawan dengan pelanggan melalui telepon. Karyawan yang berkomunikasi menggunakan telepon harus mampu memberikan kualitas layanan yang baik kepada pelanggan melalui jalur udara ini. Melayani customer dengan menggunakan fasilitas telepon dapat disebut sebagai call center. Karyawan call center dituntut untuk dapat melakukan banyak kegiatan dalam waktu bersamaan atau yang biasa disebut dengan multitasking. Karyawan diwajibkan untuk dapat melayani customer dengan ramah, menunjukan rasa empati, meng-input data yang dipertanyakan atau dikeluhkan, atau bahkan memberikan solusi yang menjadi permasalahan bagi customer. Berdasarkan sedikit wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah satu karyawan bagian HR (Human Resource) dan TL (Team Leader) ada beberapa hal yang seharusnya dimiliki oleh calon karyawan bagian call center. Untuk menjadi karyawan yang baik, diwajibkan untuk memiliki rasa empati kepada customer, kepribadian yang baik, komitmen yang tinggi terhadap customer dan perusahaan, dan masih banyak lagi. Dalam berbisnis, perusahaan memiliki tujuan tujuan yang dapat mendukung perusahan dalam mencapai keberhasilan. Lahey (2004) mengatakan bahwa secara psikologi, dalam bidang bisnis memiliki dua tujuan yang penting, diantaranya adalah meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan karyawan, agar 2
3 produktifitas dari karyawan meningkat. Tujuan dari meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitas dapat di lakukan dengan dua cara. Pertama, yaitu dengan melakukan penyeleksian karyawan untuk penempatan posisi yang sesuai dengan karyawan. Kedua, meningkatkan kondisi kerja dengan adanya pengawasan dari supervisor. Dengan kata lain, salah satu hal yang dapat mempengaruhi produktifitas karyawan adalah penempatan posisi kerja yang tepat, yang pada akhirnya akan menghasilkan kepuasan kerja dari karyawan tersebut. Spector (2006) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian atau persepsi individu terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Kepuasan kerja sangatlah penting, seperti yang dikatakan oleh Robbins (2003) ketidakpuasan dalam bekerja akan mengakibatkan absenteeism dan turnover yang dapat merugikan perusahaan. Absenteeism adalah ketidakhadiran karyawan yang menyebabkan tertundanya penyampaian laporan dalam proses bekerja. Menurut Ostroff (1993) tingginya angka kepuasan kerja berbuhungan dengan rendahnya angka absenteeism (dalam Riggio, 2003). Robbins (2003) mengatakan bahwa perusahaan akan mengalami kerugian apabila absenteeism dari karyawan tergolong tinggi atau banyak karyawan yang tidak hadir. Sebaliknya, perusahaan akan mendapatkan keuntungan ketika absenteeism dari karyawan tergolong rendah. Turnover adalah perekrutan karyawan baru untuk menggantikan karyawan lama yang keluar dari perusahaan karena satu alasan atau lainnya. Dengan adanya turnover perusahaan akan kehilangan orang orang yang berkompeten dan berpengalaman. Dengan begitu, perusahaan harus bisa menemukan pengganti yang siap untuk menerima tanggung jawab terhadap posisi tersebut untuk menggantikan karyawan yang telah keluar. Perusahaan harus melakukan 3
4 perekrutan karyawan baru, penyeleksian, dan bertambahnya pengeluaran untuk memberikan training kepada karyawan baru. Salah satu perusahaan yang mengalami Absenteeism maupun Turnover adalah PT VADS Indonesia. Perusahaan ini juga mengalami adanya karyawan yang mengundurkan diri, salah satu alasan tingginya turnover rate adalah keluarga, mendapatkan pekerjaan baru, kesehatan, melanjutkan pendidikan, menikah, masalah pribadi, pindah domisili, hamil, habis kontrak (End of Contract atau EOC) dan dikeluarkan karena memiliki sikap yang tidak baik. Berdasarkan wawancara dengan salah satu karyawan HR yang menyatakan bahwa turnover dan absenteeism adalah hal yang rentan terjadi di perusahaan ini. Dengan begitu, secara tidak langsung hal tersebut dapat merugikan perusahaan. Perusahaan harus mencari pengganti karyawan dengan cepat dan sesuai dengan kriteria yang di butuhkan. Selain itu, perusahaan harus membayar penalty dan mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan training kepada karyawan baru. Data absenteeism di PT VADS Indonesia pada bulan Februari 2010 berjumlah 11,17 %. Dengan persetase tersebut, perusahaan masih harus mengurangi tingkat absenteeism. Maka dari itu Lahey, (2004) mengatakan pentingnya peningkatan produktivitas karyawan yang menghasilkan kepuasan kerja dan dapat mengurangi turnover dan absenteeism, selain itu peningkatan hubungan antara pekerja dan atasan, dan peningkatan kemampuan perusahaan dalam merekrut karyawan dengan baik dan tepat. Fenomena ini terjadi pada salah satu karyawan call center di PT VADS Indonesia yang pada akhirnya harus dikeluarkan karena memiliki sikap yang tidak baik. Dari beberapa pertemuan peneliti dengan karyawan tersebut, penjelasan dari 4
5 rekannya mengenai kesehariannya, serta catatan sebelumnya, peneliti melihat bahwa karyawan tersebut memiliki ciri-ciri seperti keras kepala, tidak dapat mengontrol apa yang menjadi keinginannya, tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam meraih prestasi di tempat kerja, dan kurang mematuhi peraturan yang berlaku. Dari penjabaran diatas, karyawan berindikasi memiliki nilai conscientiousness yang rendah yang mengakibatkan individu menjadi pribadi yang memiliki self dicipline yang rendah yang ditunjukan dengan kurangnya rasa keinginan untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai karyawan call center. Hal ini juga yang menyebabkan karyawan sering melanggar peraturan seperti tidak masuk kerja. Dengan kepribadian yang dimilikinya menyebabkan rasa tidak puas terdahap pekerjaan yang dijalaninnya. Dari sikap yang ditunjukannya, terlihat bahwa karyawan menunjukan rasa ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu sendiri yang membuatnya tidak nyaman. Rasa tidak puas ini diakui oleh karyawan call center lainnya. Salah satu ketidakpuasan yang dirasakan adalah gaji. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden mengaku bahwa gaji yang diterima tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan. Maka dari itu, responden merasa tidak lagi memiliki motivasi untuk bekerja dan melakukan pekerjaan yang lebih baik disetiap harinya karena menganggap bahwa sekeras apapun usaha yang dilakukan hasil yang diperoleh akan tetap sama. Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti melihat bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang penting dan peneliti juga melihat bahwa penanganan terhadap karyawan tidak dapat disama ratakan, karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda dan memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda juga mengenai kepuasan dalam bekerja. Melihat dari fenomena ini, 5
6 peneliti tertarik dan memutuskan untuk meneliti kepuasan kerja yang berhubungan dengan kepribadian dari karyawan call center. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan mengenai kepuasan kerja. Berry (1998) mengatakan ada tiga teori yang dapat menjelaskan mengenai kepuasan kerja yaitu teori Locke (1969) yang membahas mengenai teori ketidaksesuaian (discrepancy theory), Lawer (1973) yang membahas mengenai teori model dari kepuasan bidang / bagian (facet satisfaction theory), dan Landy (1978) yang membahas mengenai teori proses bertentangan (opponent process theory). Ada dua macam alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja individu, salah satunya adalah JDI yang terdiri dari lima dimensi yaitu pay, work atau job, promotion opportunities, supervisor, dan co-workers (Smith, Kendall, & Hulin, 1969, dalam Spector, 2006). Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulin (1993) mengatakan ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor pribadi, budaya, sosial, organisasi, dan lingkungan (dalam Wijono, 2010). Faktor pribadi meliputi kepribadian, pendidikan, inteligensi dan kemampuan, usia, status perkawinan, dan orientasi kerja. Faktor sosial meliputi hubungan dengan rekan kerja dan norma, kesempatan untuk berinteraksi dan berorganisasi informal. Untuk faktor budaya meliput nilai-nilai dan kepercayaan dalam diri individu. Sedangkan untuk organisasi meliputi sifat, struktur formal, kebijakan prosedur, hubungan dengan sesama karyawan, sistem manajemen, gaya kepemimpinan, supervisor, dan kondisi kerja. Dan yang terakhir adalah faktor lingkungan yang meliputi ekonomi, sosial, teknik, dan pengaruh pemerintah. 6
7 Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kepribadian. Dengan kata lain, variabel kepribadian pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang di gunakan untuk penerimaan karyawan baru sebagai bahan pertimbangan. Dalam melakukan perekrutan karyawan baru, tidak sedikit perusahaan yang melakukan psikotes, seperti yang dilakukan oleh P.T. VADS Indonesia. Psikotes ini salah satunya berguna untuk mengetahui kepribadian dari masing masing individu sebagai calon karyawan. Hal ini didukung oleh pernyataaan Kierstead (1998) bahwa variabel kepribadian merupakan variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja kayawan secara teknis (dalam Widyasari, Syahlani, & Santosa, 2007). Selain itu, Riggio (2003) mengatakan bahwa, perbedaan kepribadian seseorang dapat mempengaruhi perbedaan sumber dari kepuasan kerja pada karyawan. Cara memperlakukan karyawan juga tidak dapat disama ratakan, perusahan harus mengetahui kepribadiaan dari setiap karyawannya agar tidak salah dalam penanganannya dan dapat menghasilkan produktifitas yang baik, sehingga karyawan akan mencapai kepuasan kerja yang diharapkan oleh karyawan itu sendiri maupun perusahaan. Menurut Honigmann (1953), kepribadian merupakan wujud dari perbuatan, pikiran, dan perasaan seseorang (dalam Ghufron & Rini, 2010). McCrae dan Costa (1986) menambahkan bahwa kepribadian adalah salah satu sistem yang terdiri dari trait kepribadian yang dapat mempengaruhi fungsi psikologis individu tersebut. Selain itu, dikatakan juga bahwa trait kepribadian adalah perbedaan individual dalam hal berfikir, perasaan, dan bagaimana seseorang bertindak (dalam Primaldi, 2008). 7
8 The Big Five Personality Theory yang di kembangkan oleh McCrae dan Costa memiliki lima dimensi, yaitu conscientiousness, extraversion, agreeableness, neuroticism atau emotional stability, dan openness to experience (dalam Gibson, Ivancavich, Donnelly, dan Konopaske, 2006). Conscientiousness mengindikasikan adanya sikap bekerja keras, pandai, dan teratur. Sedangkan individu yang memiliki conscientiousness yang rendah memiliki sikap seperti tidak teratur, pemalas, dan tidak dapat di percaya. Dimensi extraversion memiliki ciri-ciri individu yang mudah bergaul atau bersosialisasi, dan memiliki banyak kenalan. Sedangkan untuk nilai extraversion yang rendah akan terlihat sebagai individu yang seperti pendiam dan pemalu. Nilai agreeableness yang tinggi akan menghasilkan individu yang cooperative, suka berbagi, dan hangat atau ramah kepada individu lainnya. Sedangkan untuk nilai agreeableness yang rendah, akan terlihat sebagai individu yang antagonis, dingin terhadap orang lain dan tidak sensitif dengan lingkungan sekitar. Individu dengan neuroticism atau emotional stability yang rendah dapat mengatasi stress dengan berdiam, fokus, dan memiliki percaya diri. Sebaliknya, individu dengan neuroticism atau emotional stability tinggi akan menghasilkan individu yang insecure, depresi, dan memiliki kekhawatiran yang berlebih. Dan dimensi yang terakhir adalah openness to experience. Individu dengan kepribadian yang open to experience adalah individu yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, dan artistik. Sedangkan individu dengan nilai openness to experience rendah biasanya memiliki pemikiran yang sempit. Robbins, Judge, Odendaal, dan Roodt (2009) mengatakan bahwa trait dari The Big Five Personality memiliki hubungan yang kuat yang salah satunya terhadap job satisfaction. Selain itu The Big Five Personality juga memiliki 8
9 kolerasi dengan life satisfaction, stress levels. Korelasi dari kepuasan kerja dan life satisfaction ini di dukung oleh Rain, Lane, & Steiner (1991) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa kepuasan yang dirasakan oleh individu dalam hidupnya dapat mempengaruhi kepuasan kerja individu, dan sebaliknya ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh individu akan mempengaruhi keridakpuasan dalam hidup individu (dalam Spector, 2006). Wijono (2010) menjelaskan kepuasan kerja adalah suatu perasaan senang yang dihasilkan oleh persepsi individu bahwa individu tersebut telah menyelesaikan tugas dan telah berhasil memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai kerja yang berarti untuk dirinya sendiri. Pernyataan Wijono diatas di dukung oleh Anoraga (2009) yang menyatakan bahwa individu akan merasa puas dengan pekerjaannya ketika individu tersebut telah mencapai kebutuhannya sesuai dengan tujuannya bekerja. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara The Big Five Personality dengan kepuasan kerja karyawan call center di PT. VADS Indonesia. 1.3 Hipotesa Penelitian ini memiliki lima hipotesa yaitu: Hipotesa pertama: H0 1 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi conscientiousness dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. 9
10 H1 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi conscientiousness Hipotesa kedua : dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. H0 2 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi extraversion dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. H1 2 : Terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi extraversion dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. Hipotesa ketiga : H0 3 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi agreeableness dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. H1 3 : Terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi agreeableness dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. Hipotesa keempat : H0 4 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi neuroticism dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. 10
11 H1 4 : Terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi neuroticism Hipotesa kelima : dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. H0 5 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi openness to experience dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. H1 5 : Terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi openness to experience dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja pada karyawan call center di PT. VADS indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Pada penelitian ini, penulis memiliki dua manfaat, yaitu : Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis pada penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangsih mengenai The Big Five Personality dalam kaitannya dengan 11
12 kepuasan kerja dalam pengembangan ilmu psikologi industri dan organisasi (PIO) dan psikologi kepribadian Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan khususnya bagian Human Resource dalam merekrut atau menerima karyawan baru di PT. VADS Indonesia. 1.6 Definisi Terminologi Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) Spector (2006) kepuasan kerja adalah cerminan individu terhadap pekerjaannya secara keseluruhan. Menurut Smith, Kendall, & Hulin (1969) memiliki lima aspek kepuasan kerja (dalam Spector, 2006). Pertama pay yaitu jumlah atau imbalan atau upah yang di terima individu setelah melakukan kewajiban. Kedua work atau job yaitu tugas atau pekerjaan yang dianggap menarik oleh individu dan memberikan kesempatan belajar dan menerima tanggung jawab. Ketiga promotion opportunities yaitu peluang bagi individu untuk lebih maju dalam karir. Keempat supervisor adalah kemampuan pengawas dalam menunjukan minat dan memperhatikan karyawannya. Dan yang kelima, coworkers adalah teman atau rekan kerja yang ramah, memiliki kemampuan atau berkompeten, dan saling mendukung The Big Five Personality (Dalam Primaldi, 2008) menurut McCrae dan Costa kepribadian adalah salah satu sistem yang terdiri dari trait kepribadian yang dapat mempengaruhi fungsi psikologis individu tersebut. Sedangkan trait kepribadian adalah perbedaan 12
13 individu dalam berfikir, perasaan, dan bertindak. The Big Five adalah suatu pendekatan yang dapat menggambarkan kepribadian individu berdasarkan lima dimensi (McCrae dan Costa, 2003). The Big Five Personality yang di kembangkan oleh McCrae dan Costa (dalam Gibson, Ivancavich, Donnelly, dan Konopaske, 2006) lima dimensi di antaranya, conscientiousness adalah sifat hatihati yang dimiliki individu dalam mencapai tujuan tertentu dalam wijud sikap dan tingkah laku. Extraversion adalah kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan dunia luar. Agreeableness adalah kemampuan individu dalam mengidentifikasikan perilaku prososial. Neuroticism adalah kemampuan individu dalam mengontrol emosi. Openness to experience adalah ketertarikan individu dalam bidang tertentu secara luas. 1.7 Cakupan dan Batasan Penelitian ini hanya membahas mengenai dimensi The Big Five Personality dan kepuasan kerja. Dimensi The Big Five Personality yang digunakan pada penelitian ini adalah menurut McCrae & Costa (1993) (dalam Piedmont 1998). Untuk dimensi kepuasan kerja, peneliti menggunakan alat ukur JDI yang di kembangkan oleh Smith, Kendall, & Hulin (1969) yang terdiri dari lima dimensi (dalam Spector, 2006). Sampel pada penelitian ini sebanyak 206 yang bekerja sebagai karyawan call center yang berusia tahun yang tinggal di Jakarta. Pengambilan sample dilakukan di satu tempat yaitu di PT. VADS Indonesia. 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil diskusi yang telah dilakukan. 5.1 Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai kepuasan kerja operator bagian produksi PT X di Kabupaten
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov- Smirnov
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap OCB dan pengaruh komitmen afektif terhadap OCB, serta pengaruh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai kepuasan kerja karyawan operasional mall X Bandung sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Locus of Control 2.1.1 Definisi Locus of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Teori Lima Besar (Big Five Model) 1. Sejarah Big Five Model Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik mengenai kepuasan kerja pada karyawan operasional tempat billiard
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, kesimpulan yang dapat ditarik mengenai kepuasan kerja pada karyawan operasional tempat billiard X kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi subjek PT. Pusat Bisnis Ponorogo merupakan sebuah perusahaan muda yang berdiri pada tahun 2013. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan pusat perbelanjaan
Lebih terperincimenjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seks pranikah merupakan aktivitas seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X menunjukkan derajat OCB
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai OCB terhadap perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X di Bandung, maka didapatkan kesimpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun. Hasil survei yang dilakukan oleh Biro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pertikaian sangat sering terjadi di Indonesia, ada yang mengatasnamakan kelompok bahkan personal. Tiga hal utama yang dapat menimbulkan pertikaian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak perusahaan baru didirikan untuk menggantikan perusahaan yang tidak mampu bertahan ataupun
Lebih terperinciPENTINGNYA MEMPELAJARI KEPUASAN KERJA Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan kualitas hidup. Hal ini dikarenakan kehidupan individu dihabiskan dilin
KEPUASAN KERJA By : Ekadanta PENTINGNYA MEMPELAJARI KEPUASAN KERJA Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan kualitas hidup. Hal ini dikarenakan kehidupan individu dihabiskan dilingkungan kerja Selama hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam sejarah penyelenggaraan pemerintahan daerah, tidak berubah dan selalu dibutuhkan. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan, kepuasan kerja dibutuhkan oleh para karyawan sebagai hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA THE BIG FIVE PERSONALITY DAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN CALL CENTER PT VADS INDONESIA
ABSTRAK Annisa Nurrani (12120070050) HUBUNGAN ANTARA THE BIG FIVE PERSONALITY DAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN CALL CENTER PT VADS INDONESIA (xv + 95 halaman; 4 gambar; 16 tabel; 6 lampiran) Kepuasan kerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan pekerjaan, terlambat untuk bekerja, hingga keluar dari pekerjaan mereka sedangkan karyawan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five
35 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five Personality Terhadap Coping Stress Pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pada era modern saat ini, orang sudah mulai terlena dengan nilai-nilai moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan permissiveness
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepemimpinan memiliki arti peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin dalam
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepribadian Menurut Robbins dan Judge (2015) kepribadian (personality) merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangannya, usaha di Indonesia memiliki banyak kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangannya, usaha di Indonesia memiliki banyak kemajuan dalam bidang perekonomian. Tidak hanya ditandai dengan munculnya berbagai macam perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai berbagai macam teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, menyusun,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi digunakan untuk menjelaskan berbagai penyebab atau motif mengapa seseorang melakukan suatu tindakan tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
H H 31 2a ( ) (+) 2b 2c 2d 2e ( ) ( ) (+) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi digunakan untuk menjelaskan berbagai penyebab atau motif mengapa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Intensi menurut Ajzen & Fishbein (1980) adalah komponen dalam diri
BAB II LANDASAN TEORI A. INTENSI 1. Defenisi Intensi Intensi menurut Ajzen & Fishbein (1980) adalah komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau
Lebih terperinciBAB II. meningkatkan fungsi konstruktif konflik. Menurut Ujan, dkk (2011) merubah perilaku ke arah yang lebih positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Rahim (2001) manajemen konflik tidak hanya berkaitan dengan menghindari, mengurangi serta menghilangkan konflik, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu mengalami masa peralihan atau masa transisi. Yang dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Seluruh faktor faktor kepribadian berpengaruh signifikan terhadap stres
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan dan Implikasi Manajerial Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Seluruh faktor faktor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing
67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unversitas X di kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku keanggotaan organisasi (Organizational Citizenship Behavior-OCB) telah menjadi topik yang mendapat banyak perhatian dari para akademisi maupun para
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian (personality) adalah
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pernah dilakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kepuasan Kerja dengan Organizational
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterlambatan karyawan memiliki implikasi terhadap organisasi dari segi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterlambatan karyawan memiliki implikasi terhadap organisasi dari segi ekonomi dan psikologis. Keterlambatan karyawan yang memiliki fungsi kerja yang penting dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil penelitian Remus Ilies, et al (2009), yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak
BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Rendahnya tingkat pendidikan seringkali dikatakan mempersempit akses untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan
BAB II LANDASAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan karyawan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dunia dalam fase globalisasi yang berkembang sangat cepat dengan berbagai perubahan-perubahannya, sehingga organisasi diharuskan untuk selalu siap terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan yang dianut oleh penduduknya. Masing-masing agama memiliki pemuka agama. Peranan pemuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan pada setiap organisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Kerja
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Mangkunegara (2001), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan hal sangat penting karena mempunyai peranan dalam keberlangsungan hidup organisasi Panggabean (2004:12).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi. yang penting dalam menentukan perilaku individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian seseorang memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Sifat-sifat atau karakteristik tertentu dari individu, yang relatif menetap dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank melalui sales force-nya berlomba-lomba menawarkan berbagai produk yang sesuai
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu industri dengan tingkat kompetisi yang tinggi. Bank melalui sales force-nya berlomba-lomba menawarkan berbagai produk yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ia berada karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong serta menentukan maju mundurnya suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan diyakini menjadi unsur kunci dalam melakukan pengelolaan suatu organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui dewasa ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui dewasa ini, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berlomba-lomba untuk memberikan kinerja dan hasil yang terbaik dalam melayani masyarakat
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor LSM di Indonesia kini tengah menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini termasuk perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya melalui cara yang dapat menghasilkan produk dan jasa yang dipasarkan. Siapa pun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pertama, peneliti memaparkan bagaimana munculnya penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Shiny study Center dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan yang penting dalam menghadapi persaingan sebagai pelaku dalam mencapai tujuan perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut Spence dan Helmreich yang terdiri dari mastery of needs, work orientation dan competition akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Profesi perawat diharapkan dapat membantu mempertahankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja (job satisfaction) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia
10 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan hidup, terkadang orang akan merasakan bahwa hidup yang dijalaninya tidak berarti. Semua hal ini dapat terjadi karena orang tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ping & Yue (2010) mendefinisikan leader-member exchange atau
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka dan Hipotesis 2.1.1 Teori leader member exchange Ping & Yue (2010) mendefinisikan leader-member exchange atau pertukaran pemimpin-anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat memberikan tantangan yang beraneka ragam terhadap suatu perusahaan, dimana perubahan tersebut juga telah membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kuat dan semakin ketat. Persaingan dalam dunia bisnis, ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dunia membuat persaingan pada bidang bisnis menjadi semakin kuat dan semakin ketat. Persaingan dalam dunia bisnis, ditandai dengan terjadinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) 1.1.1 Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik harus bersikap independen terhadap berbagai kepentingan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemimpin menjadi penentu keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai suatu organisasi di bidang jasa keuangan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana individu memperoleh ilmu mengenai kepemimpinan yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu universitas swasta di Indonesia yang berfokus pada kajian disiplin ilmu manajemen, Universitas Widyatama merupakan tempat dimana individu memperoleh
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Validitas dan Reliabilitas. ITEM Validitas. ITEM Validitas
LAMPIRAN I Validitas dan Reliabilitas ITEM Validitas 1 0,390 dipakai 2 0,532 dipakai 3 0,505 dipakai 4 0,701 dipakai 5 0,493 dipakai 6 0,371 dipakai 7 0,330 dipakai 8 0,352 dipakai 9 0,331 dipakai 10 0,585
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pada Agama Kristen biasanya memiliki suatu organisasi di gereja yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 menjelaskan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bagi manusia merupakan sesuatu yang penting, karena melalui sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam keluarga, pria dan wanita sebagai individu dewasa yang telah menikah memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga
Lebih terperinciTRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 13 Yoanita Fakultas PSIKOLOGI TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG Eliseba, M.Psi Program Studi Psikologi HANS EYSENCK Dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi
Lebih terperinciKebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi.
PERTEMUAN KE TIGA Dimensi Individu a. Kakteristik individu b. Dasar-dasar perilaku individu c.kepribadian dan pembelajaran d. Persepsi dan pengambilan keputusan individual e.nilai, sikap dan kepuasan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Pada organisasi berskala besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam perusahaan yang menjadi salah satu penentu berkembangnya suatu perusahaan. Masalah-masalah yang menyangkut sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. karyawan yang handal. Proses ini tidak hanya membutuhkan biaya dari sisi
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Employee retention 2.1.1 Defenisi Employee retention Karyawan merupakan aset utama hampir disetiap organisasi, namun butuh biaya yang tinggi untuk merekrut, mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegunaan telepon sangat bervariasi. Tidak hanya ponsel yang mengalami berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu media komunikasi yang saat ini paling berperan dan sulit terlepas dari kehidupan manusia adalah telepon. Sekarang berbagai model dan kegunaan telepon
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Alat Ukur
LAMPIRAN A Alat Ukur A1. Kuesioner PWB Petunjuk pengisian : Di balik halaman ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan apa yang Saudara rasakan terhadap diri sendiri dan kehidupan Saudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia semakin memasuki era globalisasi, dimana teknologi dan informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian kinerja Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya persaingan dunia global yang semakin pesat akan mendorong
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya persaingan dunia global yang semakin pesat akan mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain, khususnya di negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal (young adulthood) adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial. Pada dasarnya manusia memiliki dorongan untuk berinteraksi satu sama lain dan tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang positif dan
Lebih terperinci