KARAKTERISTIK KLINIS DAN DEMOGRAFIS PENDERITA KONJUNGTIVITIS YANG BEROBAT

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK KLINIS DAN DEMOGRAFIS PENDERITA KONJUNGTIVITIS YANG BEROBAT Irana Gustia Shakira 1, dr. Mutiara Budi Azhar 2 dr. Suwandi Zainul, Sp. M 3 1 Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan 2 Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Latar Belakang: Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis, penyakit ini dapat bervariasi dari hiperemia ringan dengan mata berair untuk konjungtivitis berat dengan sekret purulen. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi atau imunologi, jamur, parasit, bahan kimia atau iritasi, etiologi tidak diketahui, dengan penyakit sistemik. Di Jambi, diperoleh data bahwa konjungtivitis adalah 10 penyakit terbesar di klinik mata Rumah Sakit Raden Mattaher 2011 dan menempati urutan ketiga setelah kelainan refraksi dan katarak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik konjungtivitis klinis dan demografi pasien yang dirawat di klinik mata pasien rawat jalan di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode Oktober-November Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif cross-sectional dengan menggunakan data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang untuk pengobatan konjungtivitis di poliklinik rawat jalan di bagian mata RSUD Raden Mattaher Jambi Periode oktober-november 2012, dimana semua pasien termasuk dalam kriteria inklusi. Hasil: Dari 74 kasus konjungtivitis adalah umum pada orang dengan jenis kelamin perempuan 38 pasien (51,4%), dan pada pria hanya 36 pasien (48,6%). Sebagian besar pasien dengan konjungtivitis menurut jenis kelamin (51,4%) adalah perempuan. Sebagian besar pasien dengan konjungtivitis berdasarkan usia pasien (40,5%) adalah pasien dengan kelompok usia tahun. Sebagian besar pasien berdasarkan tanda-tanda klinis konjungtivitis (100%) adalah mata merah dan berair. Sebagian besar pasien dengan konjungtivitis berdasarkan gejala klinis (59,4%) adalah keluhan gatal. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, distribusi dari konjungtivitis berdasarkan Demografis dan Klinis, Jika konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajarkan bagaimana untuk menghindari mata yang sehat kontraminasi atau mata orang lain, serta lainnya jenis jenis konjungtivitis. Dokter mungkin memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak menggosok mata sakit dan kemudian menyentuh mata Anda sehat, mencuci tangan setelah setiap

2 kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah untuk membersihkan mata sakit. Perhatian khusus harus dilakukan oleh perawatan kesehatan pribadi untuk menghindari penyebaran konjungtivitis antar pasien. Kata Kunci: Konjungtivitis, Karakteristik, Klinis, Demografis.

3 PENDAHULUAN Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Karena lokasinya, konjungtiva terpapar oleh banyak mikroorganisme dan substansi-substansi dari lingkungan luar yang mengganggu. 1 Konjungtivitis umumnya disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi bakteri dan virus, serta jamur yang dapat bersifat akut atau menahun. 2 Penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukkan penyakit ini tidak hanya mengenai satu mata saja, tetapi bisa mengenai kedua mata, dengan rasio 2,96 pada satu mata dan 14,99 pada kedua mata. 3,6 Konjungtivitis dapat dijumpai di seluruh dunia, pada berbagai ras, usia, jenis kelamin dan strata sosial. Walaupun tidak ada data yang akurat mengenai insidensi konjungtivitis, penyakit ini diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum. 4,5 Pada 45% kunjungan di departemen penyakit mata di Amerika serikat, 30% adalah keluhan konjungtivitis akibat bakteri dan virus, dan 15% adalah keluhan konjungtivitis alergi. Konjungtivitis juga diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum di Nigeria bagian timur, dengan insidensi 32,9% dari 949 kunjungan di departemen mata Aba Metropolis, Nigeria, pada tahun 2004 hingga Di Indonesia dari kunjungan ke departemen mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak kasus dengan jumlah kasus pada lakilaki dan kasus pada perempuan. Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis konjungtivitis yang paling banyak yang akurat. 6 Sementara di Jambi, hanya didapat data bahwa konjungtivitis merupakan 10 penyakit terbesar di Poliklinik Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2011 dan menempati urutan ke tiga setelah kelainan refraksi dan katarak. Dari data ini dapat diketahui bahwa kasus konjungtivitis masih menjadi masalah besar untuk kesehatan mata bagi masyarakat. Meskipun sudah banyak data tentang angka penderita konjungtivitis di Indonesia, sejauh ini belum didapat data atau laporan spesifik tentang karakteristik pasien penderita konjungtivitis, khususnya di provinsi Jambi terutama yang berhubungan dengan karakteristik klinis dan demografis penderitanya. Data karakteristik klinis dan demografis penderita konjungtivitis dari berbagai populasi masih sangat terbatas.

4 Untuk itu, maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik demografis dan klinis pada penderita konjungtivitis di Poliklinik Rawat Jalan di Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi yang diharapkan dapat membantu dalam hal melengkapi data di Poliklinik. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif cross-sectional dengan menggunakan data primer. Penelitian dilakukan di Poliklinik Rawat Jalan Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi pada bulan Oktober- November 2012 (Jadwal terlampir). Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. 14 Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosa konjungtivitis dan datang berobat ke poliklinik rawat jalan Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi dari periode Oktober-November Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan dipilih oleh peneliti untuk berpartisipasi dalam proses penelitian. 14 Sampel pada penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosa konjungtivitis dan datang berobat ke poliklinik rawat jalan Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi dari periode Oktober-November Dimana seluruh pasien tersebut harus memenuhi kriteria inklusi. Adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi atau target yang terjangkau yang akan diteliti. 17 Kriteria inklusi dari penelitian ini yaitu: Data pasien penderita konjungtivitis dari hasil wawancara pasien yang datang berobat di bagian mata RSUD Raden Mattaher Jambi periode Oktober-November Pasien penderita konjungtivitis yang bersedia melakukan wawancara. Pasien laki-laki dan perempuan dari semua usia. Teknik pengumpulan data yang dilakukan tergantung pada tujuan penelitian dan sumber data yang akan dikumpulkan. Maka untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, diperlukan alat pengumpul data 14, 15, 16 yang tepat. Data yang digunakan dalam pengumpulan data ini berupa data primer yang dikumpulkan dari hasil wawancara pasien penderita konjungtivitis di Poliklinik rawat jalan Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi periode Oktober- November Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat yaitu analisis yang menggambarkan penyajian

5 data untuk satu variabel saja. Selain itu, analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Beberapa data yang relevan akan disajikan dalam bentuk tabel persentasi dan frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data primer, sehingga terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, diantaranya 1. Data yang didapat adalah data primer yang berupa data dari hasil wawancara secara langsung yang dilakukan antara peneliti dan pasien penderita konjungtivitis. Dalam pengumpulan data wawancara, peneliti menemui banyak pasien yang tidak mau/enggan berinteraksi dan menjawab pertanyaan peneliti dengan baik. Bahkan beberapa dari pasien menolak untuk diwawancara secara mendalam dan berhenti ditengah wawancara. 2. Kurang mendukungnya para staff klinis dan staff umum yang bertugas di poliklinik rawat jalan bagian mata RSUD Raden Mattaher juga memberikan keterbatasan peneliti dalam meneliti. 3. Kurang mendukungnya penatalaksanaan manajemen data yang dilakukan pihak rekam medik RSUD Raden Mattaher Jambi, dapat dilihat dari pengarsipan data yang kurang baik, karena dari 109 penderita konjungtivitis yang seharusnya, peneliti hanya mendapatkan 74 data pasien penderita konjungtivitis diluar penolakan wawancara yang dilakukan. 4. Dalam pencatatan di rekam medik atau poliklinik ada beberapa yang sukar dibaca sehingga memberikan keterbatasan lainnya bagi peneliti untuk membaca. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran masing-masing variabel yang meliputi umur, jenis kelamin, gejala dan tanda klinis konjungtivitis. Pada penelitian ini tidak dilakukan sampling. Sampel diambil dari seluruh pasien penderita konjungtivitis di Poliklinik Rawat Jalan Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Periode Oktober-November 2012 yang bersedia diwawancarai. Proses pengambilan data berlangsung selama satu bulan. Namun karena keterbatasan waktu untuk pengambilan data, maka hanya terkumpul 93 kasus pasien yang didiagnosa konjungtivitis. Namun, yang memenuhi kriteria inklusi ada 74 pasien, yang selebihnya tidak memenuhi kriteria sampel.

6 Tabel 4.1 Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin di Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Oktober-November 2012 asing didalam mata Terasa nyeri 10 13,5 Jumlah Jenis kelamin N % Laki-laki 36 48,6 Perempuan 38 51,4 Jumlah Tabel 4.2 Distribusi Pasien Berdasarkan Umur di Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Oktober-Novemeber 2013 Umur/tahun N % 0-5 tahun 14 18, tahun 20 27, tahun 30 40,5 >18 tahun 10 13,5 Jumlah Tabel 4.3 Distribusi Pasien Berdasarkan Gejala Klinis di Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Oktober-November 2012 Gejala Klinis N % Perih 14 18,9 Gatal 44 59,4 Terasa ada benda 6 8,1 Tabel 4.4 Distribusi Pasien Berdasarkan Tanda Klinis di Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Oktober-November 2012 Tanda Klinis N % Merah Bengkak 38 51,3 Mata Berair Terbentuk sekret 36 48,6 pada saat bangun tidur Jumlah Pada tabel 4.1.1, yaitu sampel konjungtivitis berdasarkan Jenis Kelamin, diketahui bahwa dari 74 kasus konjungtivitis paling banyak terjadi pada penderita dengan jenis kelamin Perempuan, yaitu sebanyak 38 pasien (51,4) dari seluruh pasien penderita konjungtivitis. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhika Alloyna tentang prevalensi konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

7 Malik Sumatra Utara (2009 dan 2010), bahwa dari 285 pasien penderita konjungtivitis, pasien terbanyak yaitu perempuan 154 (54%) pasien 22. Hal ini bisa saja terjadi karena populasi wanita di Jambi lebih banyak dibandingkan populasi pria. Pada tabel 4.1.2, yaitu sampel konjungtivitis berdasarkan Umur, diketahui bahwa dari 74 kasus konjungtivitis paling banyak terjadi pada pasien umur tahun sebanyak 30 orang (27,0%) dari seluruh pasien penderita konjungtivitis. Hasil ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhika Alloyana tentang prevalensi konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik Sumatara Utara (2009 dan 2010), bahwa dari 285 pasien penderita konjungtivitis, pasien terbanyak usia yaitu tahun 63 (22,1%) pasien 22. Hal ini bisa saja terjadi karena pasien usia tahun masih tidak terlalu peduli akan kebersihan diri sendiri, seperti seringnya mencuci tangan, mengganti handuk mandi dan lainnya, sehingga infeksi dan iritasi lebih banyak terjadi pada usia ini. Pada tabel 4.1.3, yaitu sampel konjungtivitis berdasarkan Tanda Klinis, diketahui bahwa bahwa dari 74 kasus konjungtivitis, tanda klinis yang paling banyak terjadi yaitu merah dan berair sebanyak 74 pasien (100%) karena seluruh pasien konjungtivitis memiliki gejala tersebut. Sayangnya pada saat ini peneliti belum menemukan hasil penelitian dari peneliti lain yang meneliti tentang konjungtivitis berdasarkan tanda klinis. Pada tabel 4.1.4, yaitu sampel konjungtivitis berdasarkan Gejala Klinis, diketahui bahwa dari 74 kasus Konjungtivitis, gejala klinis yang paling banyak terjadi yaitu gatal sebanyak 44 orang (59,4%), dan paling sedikit pada gejala klinis berupa terasa ada benda asing sebanyak 6 orang (8,1%). Sayangnya pada saat ini peneliti belum menemukan hasil penelitian dari peneliti lain yang meneliti tentang konjungtivitis berdasarkan gejala klinis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Karakteristik Klinis Dan Demografis Pasien Penderita Konjungtivitis Yang Berobat Di Poliklinik Rawat Jalan Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi Periode Oktober-November 2012, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: KESIMPULAN DAN SARAN 1. Mayoritas penderita konjungtivitis berdasarkan jenis kelamin (51,4%) adalah perempuan. 2. Mayoritas penderita konjungtivitis berdasarkan umur penderita (40,5%)

8 adalah penderita dengan kelompok umur tahun. 3. Mayoritas penderita konjungtivitis berdasarkan tanda klinis (100%) adalah mata merah dan berair. 4. Mayoritas penderita konjungtivitis berdasarkan gejala klinis (59,4%) adalah keluhan gatal. Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan, dapat timbul beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran yang dapat diberikan adalah: 1. Masyarakat dalam hal ini sangat diharapkan agar lebih memperhatikan kesehatan mata terutama konjungtivitis (mata merah) yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan alergi. Dengan adanya pengetahuan yang lebih tentang konjungtivitis oleh masyarakat, baik itu cara pencegahan, penularan dan sebagainya diharapkan dapat menekan angka infeksi pada mata yang disebabkan oleh konjungtivitis. 2. Bagi pihak Poliklinik Bagian Mata RSUD Raden Mattaher Jambi diharapkan lebih melengkapi pengisian data pasien penderita konjungtivitis seperti jenis konjungtivitis yang diderita. 3. Bagi pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, dalam hal ini pihak RSUD Raden Mattaher Jambi, disarankan untuk meningkatkan kualitas pengarsipan, dan pencatatan hal-hal yang dianggap perlu dari penderita konjungtivitis. Karena diharapkan dari pencatatan yang baik, dapat mempermudah dalam menganalisis riwayat penyakit konjungtivitis, dan secara tidak langsung juga dapat mempermudah dalam membuat perncanaan dan penjelasan pada pasien dengan penyakit konjungtivitis di RSUD Raden Mattaher. 4. Dari hasil penelitian, ternyata penderita konjungtivitis lebih banyak berasal dari Kota Jambi, karenannya diharapkan bagi pemerintah setempat khususnya dinas kesehatan Kota Jambi agar dapat lebih memperhatikan masalah ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed3. Jakarta: Balai penerbit FKUI Ilyas DSM, Sidarta,. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta American Academy of Ophthalmology. Preferred practice pattern: conjunctivitis, 2nd ed. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2010

9 5. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed3. Jakarta: Balai penerbit FKUI Ilyas, Sidarta, Tanzil, Muzakkir, Salamun, Azhar, Zainal. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI, Jakarta Konjungtivitis. (Diakses 13 Maret 2012). Diunduh dari URL: 8. Al-Ghozi, M Konjungtivitis, Buku Ajar Oftalmologi. FKUMY. Jogjakarta: Gambar konjungtiva (Diaskes 24 Maret 2012). Diunduh dari URL: y 10. Konjungtivitis, Neonatal: emedicine Ophthalmology (Diakses 7 Juni 2011). Diunduh dari URL: / overview 11. Definisi, Etiologi, Klasifikasi, dan Patofisiologi Konjungtivitis (Diakses 7 Juni 2011). Diunduh dari URL : Definisi-Etiologi-Klasifikasi-Dan- Patofisiologi-Konjungtivitis 12. Ophthalmia neonatrum. BCSC seri: Pediatric Ophthalmology dan Konjungtivitis. American Academy of Ophthamology; Ivan, R., Schwab, MD., Chandler, R., dan Dawson, MD., 2000, General Ophthalmology, Dalam, Vaughan, G., Asburg, T., Riordan, P., (eds), Oftalmology Umum, 14 nd (ed), Widya Medika, Jakarta : Notoatmojo, S Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal 79, 89, 116, Zulkarnain, dkk Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Bidang Biomedis Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi. 16. Sastroasmoro, Sudigdo. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara Notoatmojo, S Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal Histology of conjuctiva (Diaskes 23 Agustus 2012). Diunduh dari URL: urriculum/vm8054/eye/cnjnctva.htm 19. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ilmu penyakit mata. Untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi ke-dua. Jakarta: CV. Sagung Seto; Wijaya N. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-tiga. Jakarta; Balai Penerbit FKUI; National Eyes Innstitute. Conjugtivitis. (Diaskes 23 Agustus 2012). Diunduh dari URL:

10 22. Penelitian konjungtivitis di Indonesia. (Diaskes 23 Agustus 2012). Diumduh dari URL: http: / Faktor resiko konjungtivitis artikel bahasa asing. (diaskes 27 Agustus 2012). Diunduh dari URL: Al-Ghozie, M., Handbook of Ophthalmology : A Guide to Medical Examination, FK UMY, Yogyakarta, Mason H. Anatomy and Physiology of the Eye, in Mason, H. & McCall, S.Visual Impairment: Access to Education for Children and Young People,David FultonPublishers, London, p:30-38.