Bab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data 3.1 Tahap Persiapan Sebelum Melaksanakan Chanoyu Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari tuan rumah itu sendiri maupun tamu yang akan mengikuti chanoyu. Keduanya memerlukan persiapan dalam menghadiri chanoyu, persiapan seperti dari teishu (tuan rumah) itu sendiri yaitu menyiapkan tempat pelaksanaan serta peralatan-peralatan yang akan digunakan. Begitu juga dengan para tamu yang diundang ke dalam chanoyu, tentunya mereka harus melakukan serangkaian kegiatan persiapan sebelum mengikuti chanoyu. Pada sub bab Berikut ini saya akan konsep Zen pada persiapan yang dilakukan teishu sebelum melaksanakan chanoyu Analisis Prinsip Wa (Keharmonisan) Pada Persiapan yang Dilakukan Teishu Melalui Konsep Zen Sebelum Chanoyu Diselenggarakan Dalam persiapan sebelum chanoyu, teishu membersihkan roji baik sehari sebelum pelaksanaan chanoyu ataupun di hari pelaksanaan chanoyu. Gambar 3.1 Roji (Taman Pada Rumah Teh) Sumber : 24

2 Menurut analisis saya terdapat prinsip wa (keharmonisan) pada saat teishu membersihkan roji. Wa adalah bagian dalam konsep Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Tujuan teishu membersihkan roji baik sehari sebelum pelaksanaan chanoyu ataupun di hari pelaksanaan chanoyu yaitu ingin membawa keharmonisasian antara manusia dengan alam, dan juga antara teishu dengan para tamu atau peserta chanoyu. Karena pada saat para tamu datang ke rumah teishu, mereka akan melewati roji yang akan memberi kesan bahwa tamu yang melewati roji (gambar 3.1) dapat menikmati suasana damai dan tenang di hati. Menurut Sadler (1998 : 19) roji adalah istilah yang dikenal sebagai taman pada rumah teh, roji memiliki arti jalan embun atau daratan embun. Ketika tamu menikmati secangkir teh pun sambil menikmati dan memuji keindahan taman dapat mempererat hubungan antara tuan rumah dengan para tamu. Selain itu, ketika teishu menata dan membersihkan chashitsu bagaimana ia memberikan suasana yang harmonis dengan alam yaitu membuat ruangan pada chashitsu menjadi tidak kering, agar udara di dalam ruangan chashitsu menjadi hangat. Pada gambar 3.1 merupakan bagian dari roji (jalan embun atau daratan embun) kesan yang ditampilkan pada gambar terlihat lembab atau selalu basah yang mana menimbulkan suasana damai dan tenang dalam roji. Di dalam roji pun juga menampilkan hubungan dengan alam seperti yang terlihat pada gambar di atas bahwa di dalam roji terdapat tanaman-tanaman hijau seperti sejenis pakis dan lumut. Pada dasarnya teishu ingin mendekatkan diri pada alam yaitu roji, maka teishu membersihkan roji dari daun-daun berguguran dan kotoran agar kebersihan alam tetap terjaga. Secara tidak langsung hal tersebut munjukkan adanya keharmonisan antara teishu sebagai manusia dengan alam, sesuai dengan konsep wa yang berarti keharmonisan. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Pettigrew (2007), yang mengatakan, bahwa wa 25

3 melambangkan keharmonisan. Seperti keharmonisan pada alam, teishu akan berusaha membawa keharmonisan ini ke dalam chashitsu (ruangan teh) dan taman di sekitar sukiya (rumah teh) Analisis Prinsip Kei (Rasa Hormat) Pada Persiapan yang Dilakukan Teishu Melalui Konsep Zen Sebelum Chanoyu Diselenggarakan Dalam persiapan sebelum chanoyu teishu membersihkan kotoran-kotoran seperti debu pada peralatan-peralatan teh dan teishu membersihkan roji serta pada saat teishu menemui para tamu. Menurut analisis saya, terdapat prinsip kei (rasa hormat) ketika teishu menemui para tamu dengan memberikan hormat berupa membungkukan badan kepada para tamu yang memiliki arti adanya rasa saling hormat menghormati antara teishu dengan para tamu. Hubungan prinsip kei dengan konsep Zen adalah kei merupakan bagian dalam konsep Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Selain itu ketika teishui membersihkan kotoran-kotoran seperti debu pada peralatan-peralatan teh, ini menandakan bahwa adanya rasa hormat pada peralatan-peralatan yang akan digunakan dan juga pada saat teishu membersihkan roji menandakan bahwa ada rasa hormat kepada alam, sesuai dengan konsep sei yang berarti rasa hormat. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoshitsu (1997:13) mengenai kei (rasa hormat) adalah kesungguhan hati yang melepaskan kita untuk membuka hubungan dengan lingkungan yang paling dekat, yakni sesama manusia dan alam, yang saling menghargai dengan sikap sopan santun satu sama lain. Rasa hormat menuntut struktur sosial dalam upacara teh, untuk saling menghormati satu sama lain di antara peserta, terutama melalui dasar etiket minum teh. Dalam pengertian luas, tanpa adanya rasa hormat dari penampilannya, prinsip ini menekankan kita untuk melihat lebih dalam lagi ke dalam hati semua orang yang kita jumpai dan segala sesuatu dalam lingkungan kita, yang kemudian hal tersebut, 26

4 kita sadari kekeluargaan dengan dunia di sekitar kita. Rasa hormat atas segala sesuatunya yang berasal dari rasa syukur yang tulus atas keberadaanya. Seseorang diwajibkan untuk mengerti perasaan setiap orang yang dijumpainya dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan di sekitarnya agar dengan demikian ia dapat memperlakukan sesamanya sebagai dirinya sendiri Analisis Prinsip Sei (Kemurnian) Pada Persiapan yang Dilakukan Teishu Melalui Konsep Zen Sebelum Chanoyu Diselenggarakan Pada bab ini saya akan menganalisis prinsip sei pada persiapan yang dilakukan teishu melalui konsep Zen sebelum chanoyu diselenggarakan. Gambar 3.2 Teishu Membersihkan Kedua Tangan dan Mulut Di Tsukubai Sumber : Dalam persiapan chanoyu, teishu membersihkan tangan dan mulutnya dengan air segar pada tsukubai seperti pada gambar 3.2. Teishu juga membersihkan debu pada chashitsu dan membersihkan roji dari daun-daun yang berguguran pada jalan setapak. Menurut analisis saya, prinsip sei (kemurnian) terdapat pada saat teishu membersihkan debu pada chashitsu dan pada gambar 3.2 dapat kita lihat teishu 27

5 membersihkan tangan dan mulutnya dengan air segar pada tsukubai. Keduanya menandakan pembersihan diri dari debu dunia, sehingga hati dan pikiran menjadi satu sama lain. Prinsip sei dapat kita lihat juga pada saat teishu membersihkan roji dari daundaun yang berguguran pada jalan setapak. Hal ini merupakan tindakan membersihkan hati dan pikiran ketika membersihkan roji di mana kita dapat merasakan hati dan pikiran yang damai dan tenang, serta ketika taman telah dibersihkan, jiwa dan hati menjadi suci atau murni. Analisis tersebut sesuai dengan yang tertulis di dalam konsep sei yaitu yang diungkapkan oleh Shoshitsu (1997:14) mengenai sei (kemurnian) yaitu, melalui tindakan yang sederhana dalam pembersihan merupakan bagian yang terpenting dari chanoyu, baik dalam persiapan sebelumnya, menyajikan teh yang sesungguhnya dan setelah para tamu pergi, membereskan kembali peralatan teh, serta pada saat penutupan akhir dari ruang teh. Tindakan seperti membersihkan debu pada ruangan dan membersihkan daundaun yang berguguran dari jalan setapak pada taman dan semuanya merupakan tindakan pembersihan debu keduniawian atau penambahan secara lisan, dari hati dan pikiran menjadi satu. Sei yang berarti kemurnian juga menyiratkan baik kebersihan keduniawian maupun kebersihan jiwa. Seseorang harus menghapuskan debu keduniawian dari hati dan pikirannya agar setelah ia menyampingkan kepentingan material itu ia mampu melihat manusia dan benda dalam keadaan yang sesungguhnya. Sei adalah bagian dalam konsep Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Membersihkan dalam Zen merupakan bagian terpenting guna menyucikan hati dan pikiran kita menuju jalan pencerahan. Sei juga diungkapkan oleh Suzuki (1991 : 281) bahwa, Kemurnian, dinilai sebagai perolehan jiwa dari seni minum teh, yang mungkin bisa dikatakan menjadi kontribusi dari mentalitas orang Jepang. Kemurnian adalah kebersihan atau terkadang sesuatu yang rapi yang nampak pada segala sesuatu dan 28

6 segala tempat memperhatikan seni. Air segar merupakan air yang digunakan dengan bebas dalam taman (roji), dalam hal ini keadaan yang alamiah dari air yang mengalir tidak ada, di sana terdapat batu penampung air, yang diisi dengan air, yang dekat dengan rumah teh, di mana kealamian tetap dijaga bersih dan bebas dari debu dan kotoran. 3.2 Tahap Persiapan yang Dilakukan Tamu Sebelum Chanoyu Diselenggarakan Sebelum melaksanakan chanoyu bukan teishu saja yang membutuhkan persiapan, tamu juga membutuhkan persiapan. Pada sub berikut ini, saya akan menganalisis terdapatnya konsep Zen pada persiapan bagi tamu sebelum melakukan aktifitas dalam Chanoyu Analisis Prinsip Kei (Rasa Hormat) Pada Hal-Hal yang Dilakukan Tamu Melalui Konsep Zen Sebelum Chanoyu Diselenggarakan. Dalam persiapan bagi tamu sebelum melaksanakan aktifitas dalam chanoyu, tamu memberikan hormat kepada teishu ketika teishu menemui tamu dan pada saat tamu memasuki chashitsu. Menurut analisis saya, prinsip kei (rasa hormat) terdapat pada saat ketika para tamu bertemu dengan teishu di mana mereka saling membungkukkan badan mereka satu sama lain ini menandakan bahwa mereka saling hormat menghormati, seperti yang terlihat pada gambar 3.3 di bawah ini. Gambar 3.3 Teishu (Tuan Rumah) Menyambut Para Tamu Sumber : Chanoyu The Urasenke Tradition of Tea (1988) 29

7 Adanya rasa saling hormat menghormati tidak hanya dapat kita lihat pada gambar 3.2 yakni saat para tamu membungkukkan badan mereka ketika bertemu teishu. Rasa saling hormat menghormati dapat kita lihat juga antara tamu yang satu dengan tamu yang lain pada saat mereka memasuki chashitsu dengan melewati sebuah pintu yang ukurannya sangat rendah dan kecil yang disebut nijiriguchi. Di mana mereka harus membungkukan kepala dan badan mereka untuk dapat melaluinya, yang bertujuan bahwa semua orang memiliki kedudukan yang sama dalam teh, terlepas dari status maupun kedudukan sosial, oleh karena itu diantara para tamu memiliki rasa hormat satu sama lain, seperti yang terlihat pada gambar 3.4 di bawah ini. Gambar 3.4 Tamu Memasuki Chashitsu (Ruangan Teh) Melalui Nijiriguchi. Hal tersebut sesuai dengan Pettigrew (2007), yang mengungkapkan bahwa kei, melambangkan rasa hormat. Para tamu harus menghormati segala sesuatu, segala hal tanpa melibatkan status atau posisi mereka dalam kehidupan. Mereka harus merangkak 30

8 melalui pintu masuk kecil yang dinamakan nijiriguchi untuk dapat masuk ke dalam ruangan. Kei adalah bagian dari konsep Zen yang memiliki peran penting di dalam chanoyu. Kei menurut Shoshitsu (1997 : 13) adalah kesungguhan hati di mana melepaskan kita untuk membuka hubungan dengan lingkungan yang paling dekat, sesama manusia dan alam. Di mana saling menghargai dengan sikap sopan santun satu sama lain. Rasa hormat menuntut struktur sosial dalam upacara teh, untuk saling menghormati satu sama lain di antara peserta, terutama melalui dasar etiket minum teh. Dalam pengertian luas, tanpa adanya rasa hormat dari penampilannya, prinsip ini menekankan kita untuk melihat lebih dalam lagi ke dalam hati semua orang yang kita jumpai dan segala sesuatu dalam lingkungan kita. Yang kemudian hal tersebut, kita sadari sebagai kekeluargaan dengan dunia di sekitar kita. Rasa hormat atas segala sesuatu yang berasal dari rasa syukur yang tulus atas keberadaanya. Seseorang diwajibkan untuk mengerti perasaan setiap orang yang dijumpainya dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan di sekitarnya agar demikian ia dapat memperlakukan sesamanya sebagai dirinya sendiri Analisis Prinsip Sei (Kemurnian) Pada Hal-Hal yang Dilakukan Tamu Melalui Konsep Zen Sebelum Chanoyu Diselenggarakan Dalam persiapan bagi tamu sebelum melaksanakan aktifitas dalam chanoyu, hanto memerciki tamu saat melewati roji dengan air. Kemudian pada saat tamu akan masuk ke dalam chashitsu, sebelumnya mereka menyucikan diri mereka dengan membersihkan kedua tangan dan mulut mereka dengan air segar yang berada di tsukubai seperti pada gambar 3.5. Setelah itu mereka memasuki chashitsu dengan merangkak masuk melewati nijiriguchi. 31

9 Gambar 3.5 Tamu Membersihkan Mulut Dan Kedua Tangan di Tsukubai (Batu Penampung Air) Sumber : Chanoyu The Urasenke Tradition of Tea (1988) Menurut analisa saya, prinsip sei (kemurnian) terdapat pada saat hanto memerciki tamu saat melewati roji dengan air. Sei adalah bagian dari konsep Zen yang berperan penting dalam chanoyu Kemudian pada saat tamu akan masuk ke dalam chashitsu, sebelumnya mereka menyucikan diri mereka dengan membersihkan kedua tangan dan mulut mereka dengan air segar yang berada di tsukubai seperti pada gambar 3.5. Juga pada saat mereka memasuki chashitsu dengan merangkak melewati nijiriguchi. Tujuan dari rangkaian di atas dapat saya analisis yakni ketika mereka diperciki air pada waktu di roji oleh hanto, bertujuan untuk membersihkan tamu agar suci dari debu dunia fana, dan agar para tamu masuk ke dalam dunia spiritual teh, sehingga ketika mereka berada di dalam ruangan teh para tamu harus jauh dari kehidupan sehari-hari mereka, tidak boleh membicarakan keduniawian seperti masalah politik, negara, bahkan kehidupan mereka. Ketika mereka sudah berada dalam dunia spiritual teh mereka hanya boleh 32

10 mebicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan seni dalam teh. Seperti yang di ungkapkan oleh Pettigrew (2007) mengenai sei yaitu melambangkan kesucian. Merangkak ke dalam ruang teh, berarti bahwa seseorang meninggalkan segala pikiran dan kegelisahan dari kehidupan sehari-hari. Ruang teh merupakan dunia yang berbeda di mana seseorang dapat menghayati kembali, secara perlahan dan menikmati kehadiran teman-teman. Hal mengenai sei juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Shoshitsu (1997 : 14), yang mengatakan tentang sei (kemurnian), yakni melalui tindakan yang sederhana dalam pembersihan adalah bagian yang terpenting dari upacara minum teh, baik dalam persiapan sebelumnya, menyajikan teh yang sesungguhnya dan setelah para tamu pergi, membereskan kembali peralatan teh, serta pada saat penutupan akhir dari ruang teh. Tindakan seperti membersihkan debu pada ruangan dan membersihkan daundaun yang berguguran dari jalan setapak pada taman dan semuanya merupakan tindakan pembersihan debu keduniawian atau penambahan secara lisan, dari hati dan pikiran menjadi satu Analisis Prinsip Jaku (Ketenangan) Pada Hal-Hal yang Dilakukan Tamu Melalui Konsep Zen Sebelum Chanoyu Diselenggarakan Dalam persiapan bagi tamu sebelum melaksanakan aktifitas dalam chanoyu, teishu melewati roji. Menurut analisis saya prinsip jaku (ketenangan) terdapat ketika tamu melewati roji. Saat tamu melewati roji, tamu secara tidak langsung telah menjalani ketiga prinsip (keharmonisan, rasa hormat, dan kemurnian), keharmonisan antar tamu dengan alam di sekitar roji, rasa hormat untuk menghargai dunia dan alam, dan kemurnian dengan memerciki tamu dengan air untuk membersihkan tamu dari debu duniawi. Dengan menjalani ketiga prinsip tersebut maka tamu dapat merasakan ketenangan saat melewati roji. Jaku adalah bagian dari Zen yang berperan penting di 33

11 dalam chanoyu. Melangkah dengan tidak tergesa-gesa saat menuju taman roji memancarkan esensi ketenangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pettigrew (2007) mengenai jaku yaitu melambangkan ketenangan. Hanya setelah tiga konsep pertama (keharmonisan, rasa hormat dan kemurnian), ditemukan, dialami dan dicakupi seseorang akhirnya dapat mewujudkan ketenangan. 3.3 Tahap Pelaksanaan Chanoyu di Dalam Chashitsu Setelah teishu dan tamu selesai mempersiapkan segala sesuatu dalam chanoyu, mereka siap untuk melaksanakan chanoyu yang akan dilakukan dalam chashitsu. Pada sub bab Berikut ini saya akan menganalisis konsep Zen dalam chanoyu pada aktivitas yang dilakukan dalam chasitsu Analisis Prinsip Wa (Keharmonisan) Pada Aktivitas Chanoyu di Dalam Chashitsu Melalui Konsep Zen Menurut analisis saya terdapat konsep wa pada saat chanoyu diselenggarakan di dalam chashitsu. Wa adalah bagian dari Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Aktivitas yang dilakukan oleh tamu dan teishu di dalam chashitsu, yakni ketika teishu menyajikan kaiseki untuk para tamu, makanan yang disajikan disesuaikan dengan musim pada saat itu. Pada saat teishu mempersiapkan peralatan untuk dipamerkan kepada tamu, menurut analisis saya terdapat prinsip wa (keharmonisan) pada saat teishu menyajikan kaiseki untuk para tamu, yakni pada saat itu makanan yang disajikan disesuaikan dengan musim pada saat pelaksanaan chanoyu, tujuannya agar makanan yang disajikan seirama dengan alam. Kemudian pada saat teishu mempersiapkan peralatan minum teh untuk diperlihatkan atau dipamerkan kepada para tamu. Selain itu wa (keharmonisan) juga 34

12 terdapat pada cara teishu menyelaraskan peralatan yang digunakan dengan mengikuti irama dari alam. Seperti pada mangkuk teh jika chanoyu dilaksanakan pada saat musim panas mangkuk yang digunakan berukuran pendek agar teh yang disajikan sedikit dingin, sedangkan pada musim dingin mangkuk teh yang digunakan agak tinggi agar kehangatan teh tetap terjaga dan tidak cepat dingin. Warna yang ditampilkan juga sangat sederhana diselaraskan dengan alam yaitu tidak terlalu menyolok, terlihat tua namun tetap indah dan anggun, biasanya warna yang digunakan pada mangkuk teh berwaran coklat, hitam, atau pun putih sedangkan gambar yang digunakan disesuaikan dengan musim atau seirama dengan alam. Pada saat teishu menyambut tamu di dalam chashitsu dan melayani tamu baik pada saat menyajikan kaiseki dan teh, terdapat hubungan interaksi yang terjalin antara teishu dan tamu, segala keharmonisan dapat terjadi di dalam chashitsu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Shoshitsu (1997 : 13), wa (keharmonisan) adalah hasil dari hubungan interaksi antara tuan rumah dan tamu, makanan yang disajikan dan peralatan yang digunakan mengikuti irama dari alam. Hal tersebut menggambarkan dengan melenyapkan semua hal yang tidak berubah menuju pada suatu perubahan. Tuan rumah berinteraksi dengan para tamu, keduanya saling memikirkan satu sama lain sebagaimana jika berada dalam posisi sebaliknya. Sebelum teh dihidangkan, tuan rumah akan menawarkan sesuatu yang manis kepada para tamu atau kaiseki. Apa yang dihidangkan harus sesuai dengan musim pada saat itu. Peralatan harus selaras dengan satu sama lain antara suasana hati dan tema dari upacara teh tersebut. Pendekatan terhadap alam memusatkan perhatian kita lebih lanjut terhadap kualitas upacara minum teh. Prinsip dari keharmonian memiliki arti bebas dari keinginan menjalani kehidupan dengan tidak berlebihan dan tidak pernah melupakan untuk menjaga sikap rendah hati. Wa berarti keserasian atau keharmonisan, keserasian di 35

13 antara sesama manusia, antara manusia dengan alam dan keserasian peralatana minum teh dengan cara penggunaanya. Pendapat lain mengenai wa juga diungkapkan oleh Pettigrew (2007) yang mengatakan bahwa, Wa, melambangkan keharmonisan. Seperti keharmonisan pada alam, teishu akan berusaha membawa keharmonisan ini ke dalam chashitsu (ruangan teh) dan taman di sekitar sukiya (rumah teh). Peralatan yang digunakan saat upacara minum teh bersifat harmonis satu sama lain, jadi tema pada ruangan teh disesuaikan dengan warna peralatan. Taman teh harus diperluas dengan tanaman alam yang mengelilinginya Analisis Prinsip Kei (Rasa Hormat) Pada Aktivitas Chanoyu di Dalam Chashitsu Melalui Konsep Zen Dalam aktivitas yang dilakukan oleh tamu dan teishu di dalam chashitsu, tamu masuk ke dalam chashitsu dengan merangkak melewati nijiriguchi kemudian tamu mengagumi lukisan gulung atau lukisan gantung yang tergantung pada tokonoma dengan berlutut sambil membungkukan badan mereka., Lalu mereka memuji ketel dan juga perapian. Menurut analisis saya, terdapat prinsip kei (rasa hormat) pada saat tamu merangkak masuk melewati nijiriguchi lalu menuju tokonoma yang terdapat gulungan kaligrafi atau lukisan beserta rangkaian ikebana yang kemudian tamu mengagumi lukisan gulung dan ikebana dengan membungkukan badan mereka. Karena gulungangulungan kaligrafi dan lukisan gantung tersebut melambangkan jiwa para penciptanya, sehingga para tamu di dalam chanoyu menghormati mereka dengan membungkukan badan mereka. Setelah itu tamu mengamati dan memuji ketel dan juga perapian, kemudian para tamu duduk di tempat masing-masing dan selanjutnya setelah teishu duduk, pertukaran salam pun dilakukan. Pertama antara teishu dengan tamu utama, kemudian teishu dengan tamu lainnya. Hal tersebut menandakan adanya keinginan untuk 36

14 membuka rasa hormat dengan sesama manusia tanpa melibatkan status sosial mereka, karena ketika sudah berada di dalam chashitsu status dan kedudukan sosial manusia sederajat atau memiliki kedudukan yang sama dalam teh. Ketika teishu memberikan teh pada saat chanoyu kepada tamu, tamu membungkukan badannya setelah itu mangkuk yang sudah ia terima kemudian diangkat dan diputar di dalam tangan sambil mengagumi mangkuk teh tersebut, dan dengan segera tamu meminum teh itu dengan mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa tamu menghormati teishu atas teh yang sudah dibuat dan disajikan untuknya. Seperti yang diungkapkan oleh Pettigrew (2007) mengenai kei bahwa, kei, melambangkan kehormatan. Para tamu harus menghormati segala sesuatu, segala hal tanpa melibatkan status atau posisi mereka dalam kehidupan. Mereka harus merangkak melalui pintu masuk kecil yang disebut nijiriguchi untuk dapat masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan tersebut mereka akan berlutut dan membungkuk pada gulungan yang tergantung, mereka akan duduk berhadapan satu sama lain dalam posisi seiza di atas tatami. Rasa hormat yang diperlihatkan dengan memegang dan mengamati mangkuk teh dan benda lain secara hati-hati pada saat haiken. Pendapat lain menurut Shoshitsu (1997 : 13), kei (rasa hormat) adalah kesungguhan hati yang melepaskan kita untuk membuka hubungan dengan lingkungan yang paling dekat, yakni sesama manusia dan alam, yang saling menghargai dengan sikap sopan santun satu sama lain. Rasa hormat menuntut struktur sosial dalam upacara teh, untuk saling menghormati satu sama lain di antara peserta, terutama melalui dasar etiket minum teh. Kei adalah bagian dari Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Dalam pengertian luas, tanpa adanya rasa hormat dari penampilannya, prinsip ini menekankan kita untuk melihat lebih dalam lagi ke dalam hati semua orang yang kita jumpai dan segala sesuatu dalam lingkungan kita, yang kemudian hal tersebut, kita sadari 37

15 kekeluargaan dengan dunia di sekitar kita. Rasa hormat atas segala sesuatunya yang berasal dari rasa syukur yang tulus atas keberadaanya. Seseorang diwajibkan untuk mengerti perasaan setiap orang yang dijumpainya dan memperhatikan dengan sungguhsungguh keadaan di sekitarnya agar dengan demikian ia dapat memperlakukan sesamanya sebagai dirinya sendiri Analisis Prinsip Sei (Kemurnian) Pada Aktivitas Chanoyu di Dalam Chashitsu Melalui konsep Zen Menurut analisis saya terdapat prisip sei pada aktivitas yang dilakukan oleh tamu dan teishu di dalam chashitsu. Sei adalah bagian dari konsep Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Tamu harus masuk ke dalam chashitsu melalui nijiriguchi dengan cara membungkuk dan merangkak untuk bisa melalui pintu tersebut. Ketika tamu keluar dari chashitsu untuk melanjutkan chanoyu yang sesungguhnya sambil menunggu teishu membereskan dan membersihkan chashitsu, tamu keluar sebentar hingga teishu membunyikan dora (gong) untuk memberitahukan kepada tamu bahwa mereka bisa masuk kembali ke dalam chashitsu. Sebelum masuk tamu diwajibkan untuk membersihkan diri lagi dengan membersihkan mulut dan kedua tangan mereka pada tsukubai, baru setelah itu masuk ke dalam chashitsu. Kemudian teishu membersihkan peralatan teh dan pada saat itu juga tamu membersihkan pinggiran mangkuk teh bekas ia minum. Menurut analisis saya, terdapat prinsip sei saat melaksanakan chanoyu di dalam chashitsu yaitu pada saat teishu membersihkan kembali chashitsu untuk melanjutkan ke ritual chanoyu yang sebenarnya, tujuannya adalah membersihkan debu duniawi untuk kembali ke dunia spiritual teh, lalu pada saat teishu membersihkan peralatan teh, dapat kita lihat bahwa apa yang dilakukan oleh teishu memiliki sikap murni. Prinsip sei bisa dilihat pada saat tamu masuk ke dalam chashitsu pertama kali melalui nijiriguchi 38

16 dengan merangkak dan membungkukkan badan mereka. Tujuannya agar seseorang meninggalkan segala pikiran dan kegelisahannya dari kehidupan sehari-hari, membersihkan diri dari keduniawian maupun kebersihan jiwa. Ini berarti ketika seseorang berada di dalam chashitsu, pada saat ingin melakukan chanoyu diwajibkan agar orang tersebut tidak memikirkan hal-hal keduniawian baik permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari maupun di sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pettigrew (2007) bahwa sei, melambangkan kesucian. Merangkak ke dalam ruang teh, berarti bahwa seseorang meninggalkan segala pikiran dan kegelisahan dari kehidupan sehari-hari. Ruang teh merupakan dunia yang berbeda di mana seseorang dapat menghayati kembali, secara perlahan dan menikmati kehadiran teman-teman. Sikap murni diperoleh dari ritual membersihkan chawan, natsume, chasaku dan kensui secara ringan oleh tuan rumah. Bisa dikatakan bahwa di saat kita melaksanakan chanoyu, kita berada di dalam sebuah ritual yang dipisahkan dari kehidupan sehari Analisis Prinsip Jaku (Ketenangan) Pada Aktivitas Chanoyu di Dalam Chashitsu Melalui konsep Zen Menurut analisis saya terdapat konsep jaku pada aktivitas di dalam chashitsu, yakni pada saat teishu mempersiapkan kaiseki untuk tamu, teishu mempersiapkan kaiseki dengan tenang, kemudian pada saat tamu berada dalam chashitsu, tamu bersikap dengan tenang ditambah dengan suasana pada saat di dalam chashitsu yang membawa suasana yang memenuhi aspek dari ketiga prinsip wa-kei-sei (keharmonisan, rasa hormat dan kemurnian) mampu menghasilkan prinsip jaku. Jaku adalah bagian dari Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Shoshitsu (1997 : 14) mengenai jaku (ketenangan), adalah konsep estetika khusus dalam upacara teh, dengan melaksanakan ke-tiga prinsip utama yaitu keharmonian, rasa hormat, dan 39

17 kemurnian di dalam kehidupan kita sehari-hari secara terus menerus, seseorang dapat mewujudkan ketenangan. Dengan menikmati teh sambil duduk seorang diri, dan merasakan jauh dari dunia, menyatu dengan irama alam bebas, bebas dari kebutuhan material dan kenyamanan fisik, peka terhadap kesucian dari segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya, seseorang tersebut membuat dan menikmati teh dengan berpikir untuk mencapai keadaan yang mulia maka akan memperoleh suatu ketenangan. Tapi, anehnya ketenangan muncul bahkan bertambah apabila orang lain yang memasuki mikro kosmos (dunia kecil) ruangan teh itu ikut merenungkan keadaan tersebut sambil menikmati teh bersama-sama. Sungguh suatu hal yang berlawanan bahwa kita dapat memperoleh ketenangan dalam diri kita justru pada saat orang lain berada bersama kita Analisis Prinsip Wabi Sabi Pada Aktivitas Chanoyu di Dalam Chashitsu Melalui konsep Zen Dalam aktivitas di dalam chashitsu terdapat prinsip wabi sabi. Menurut analisis saya yaitu terdapat prinsip wabi sabi pada saat ketika tamu berada dalam chashitsu. Wabi sabi adalah elemen-elemen yang berperan dalam apresiasi Zen. Ketika tamu berada dalam chashitsu mereka melepas dan tidak memikirkan hal-hal keduniwian, mereka hanyalah ingin merasa mendapatkan sebuah ketenangan dan bebas dari hal-hal keduniawian. Pada sub bab sebelumnya saya menganalisis bahwa dalam aktivitas di dalam chashitsu terdapat prinsip jaku. Sedangkan jaku sendiri berkaitan erat dengan wabi sabi, khususnya prinsip sabi, seperti yang diungkapkan Suzuki (1991 : 284), bahwa hubungan ketenangan sebagai elemen yang keempat membangkitkan jiwa atau semangat dalam seni teh, yang dalam karakter Cina adalah chi atau jaku dalam bahasa Jepang. Jaku adalah sabi. Akan tetapi sabi mengandung makna lebih dari sekedar ketenangan. Dapat dikatakan bahwa makna sabi yang sesungguhnya adalah 40

18 ketenangan, kedamaian, ketentraman dan jaku lebih sering digunakan dalam kesusasteraan agama Buddha yang merupakan kematian atau nirwana. Dalam hubungan yang dipergunakan pada seni teh, jaku berbarti kemiskinan, kesederhanaan, dan kesendirian. Hal ini berarti sabi memiliki makna yang sama dengan wabi. Wabi dan sabi berasal dari Zen yang menonjolkan kesederhanaan yang mengungkapkan kerendahan hati. Pendapat Kamakura dan Varley (1989) tentang sabi adalah kata sabi berasal dari kata sabu sebagai kata kerja, sabishii sebagai kata sifat yang berarti sepi dan tenang, dan arti dalam kehidupan manusia ialah ketenangan yang ingin dicapai oleh orang-orang yang sudah meninggalkan kehidupan dan hal-hal keduniawian. Dasar pemikiran sabi adalah ketenangan dan kesepian yang diungkapkan dalam bidang kesenian. Sabi banyak diungkapkan dan berkembang di dalam waka, renga, noh, haiku dan chanoyu. Dalam perkembanganya wabi sabi dipakai secara bersama-sama dan saling berkaitan. Kemudian menurut analisis saya, prinsip wabi sabi juga terlihat pada peralatan teh yang digunakan. Pada mangkuk teh, warna yang ditampilkan juga sangat sederhana diselaraskan dengan alam yaitu tidak terlalu mencolok, terlihat tua namun tetap indah dan anggun, corak pada mangkuk teh juga disesuaikan dengan tema pada ruangan dan musim dan biasanya yang ditampilkan penuh dengan kesederhanaan dan keindahan. Hal tersebut diungkapkan oleh Abercrombie (2001 : 125) bahwa, Wabi, adalah prinsip kesunyian, pengendalian, kesegaran, dan sesuatu yang baru, dan Sabi sebagai pelengkap prinsip dari kecantikan yang ditemukan pada sesuatu yang sudah berusia dan agung. Keduanya dapat mencapai keseimbangan harmonisasi di dalam lingkungan kita yang dapat kita lihat pada alam. 41

19 3.4 Tahap Penyelesaian chanoyu Setelah melaksanakan inti dari chanoyu yaitu melaksanakan chanoyu yang sesungguhnya, teishu dan tamu akan melanjutkan pada tahap akhir pelaksanaan chanoyu. Pada sub bab Berikut ini saya akan menganalisis konsep Zen dalam mengakhiri chanoyu Analisis Prinsip Kei (Rasa Hormat) Pada Saat Mengakhiri Chanoyu Melalui Konsep Zen Dalam mengakhiri rangkaian chanoyu menurut analisis saya, prinsip kei terdapat pada saat tamu akan pulang, mereka mengucapkan terima kasih dan membungkukkan badan kepada teishu, kemudian sebelum keluar dari chashitsu tamu kembali berlutut sambil membungkukkan badan mereka di depan tokonoma, tujuannya bersyukur atas ritual chanoyu guna mencapai dunia spiritual teh. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Shoshitsu (1997 : 13), bahwa kei (rasa hormat) adalah kesungguhan hati di mana melepaskan kita untuk membuka hubungan dengan lingkungan yang paling dekat, sesama manusia dan alam. Di mana saling menghargai dengan sikap sopan santun satu sama lain. Rasa hormat menuntut struktur sosial dalam upacara teh, untuk saling menghormati satu sama lain di antara peserta, terutama melalui dasar etiket minum teh. Dalam pengertian luas, tanpa adanya rasa hormat dari penampilannya, prinsip ini menekankan kita untuk melihat lebih dalam lagi ke dalam hati semua orang yang kita jumpai dan segala sesuatu dalam lingkungan kita. Yang kemudian hal tersebut, kita sadari kekeluargaan dengan dunia di sekitar kita. Rasa hormat atas segala sesuatunya yang berasal dari rasa syukur yang tulus atas keberadaanya. Seseorang diwajibkan untuk mengerti perasaan setiap orang yang dijumpainya dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan disekitarnya agar dengan demikian ia dapat memperlakukan 42

20 sesamanya sebagai dirinya sendiri. Kei adalah bagian dari Zen yang berperan penting di dalam chanoyu Analisis Prinsip Sei (Kemurnian) Pada Saat Mengakhiri Chanoyu Melalui Konsep Zen Dalam mengakhiri rangkaian chanoyu menurut analisis saya, prinsip sei terdapat pada saat teishu membersihkan mengkuk-mangkuk teh untuk dibersihkan hingga bersih. Chasaku (sendok teh) dibasuh, dan ketel ditambah isinya. Setelah teko teh dan sendok teh dibersihkan, para tamu dipersilahkan untuk memeriksa kebersihannya. Menurut Shoshitsu (1997 : 14), mengenai sei (kemurnian), adalah tindakan sederhana dalam pembersihan yang merupakan bagian terpenting dari upacara minum teh, baik dalam persiapan sebelumnya, menyajikan teh yang sesungguhnya dan setelah para tamu pergi, membereskan kembali peralatan teh, serta pada saat penutupan akhir dari ruang teh. Sei menyiratkan baik kebersihan keduniawian maupun kebersihan jiwa. Sei adalah bagian dari Zen yang berperan penting di dalam chanoyu. 43

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : chanoyu,chashitsu dan Zen.

Abstraksi. Kata kunci : chanoyu,chashitsu dan Zen. Abstraksi Negara Jepang memiliki berbagai macam kebudayaan salah satunya yang sangat terkenal dan menjadi tradisi adalah upacara minum teh atau chanoyu. Chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR BUDHA ZEN DALAM CHANOYU

PRINSIP DASAR BUDHA ZEN DALAM CHANOYU PRINSIP DASAR BUDHA ZEN DALAM CHANOYU Anastasia Merry Christiani Widya Putri 1 ; Ratna Handayani 2 1,2 Japanese Department, Faculty of Letters, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III No.45,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu bergaya souan yang berluas yojouhan, dengan menggunakan tujuh karakteristik Zen. Penulis akan menganalisisnya

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen.

Abstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen. Abstraksi Roji memiliki peranan penting dalam pelaksanaan upacara minum teh atau chanoyu. Roji merupakan istilah untuk taman teh atau chaniwa. Dikatakan memiliki peranan penting dalam chanoyu, karena roji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan tersebut sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat Jepang. Dalam kebudayaan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai bermacam-macam kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya yang diperkenalkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka,

Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bangsa Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, khususnya dalam kebudayaan. Festival, makanan, tarian, drama dan upacara adatnya memiliki makna dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP BUDDHA ZEN DALAM UPACARA CHANOYU ALIRAN URASENKE ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN PRINSIP BUDDHA ZEN DALAM UPACARA CHANOYU ALIRAN URASENKE ABSTRAK ABSTRACT PENERAPAN PRINSIP BUDDHA ZEN DALAM UPACARA CHANOYU ALIRAN URASENKE The Application of Zen Buddhism Principles in Urasenke Style Tea Ceremony Widya Magdalena dan Budi Santoso Program Studi Sasta Jepang,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com ABSTRACT The Japanese tea ceremony

Lebih terperinci

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan

Lebih terperinci

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa 2009 Judul Karya: Keharmonisan Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling berdampingan dan menghormati, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan

Lebih terperinci

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN ETIK UMB Modul ke: PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN Fakultas FEB Syahlan A. Sume, SE. MM Program Studi MANAJEMEN PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN Hal-hal yang perlu diketahui dalam pengembangan wawasan

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. nikmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

UCAPAN TERIMA KASIH. nikmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. ABSTRAKSI Seni merangkai bunga Ikebana dan seni upacara minum teh Chanoyu adalah merupakan seni estetik Jepang yang saling berhubungan. Di dalam kedua seni ini menggambarkan kecintaan bangsa Jepang akan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,

Lebih terperinci

SENI TATA RUANG CHANIWA DAN CHASHITSU DALAM CHANOYU MAKALAH NON SEMINAR. Reni Perwitasari

SENI TATA RUANG CHANIWA DAN CHASHITSU DALAM CHANOYU MAKALAH NON SEMINAR. Reni Perwitasari UNIVERSITAS INDONESIA SENI TATA RUANG CHANIWA DAN CHASHITSU DALAM CHANOYU MAKALAH NON SEMINAR Oleh: Reni Perwitasari 0906642304 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI 2014

Lebih terperinci

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017 HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017 A. Pengertian Tamu Kantor Adalah Seseorang atau kelompok yang datang ke sebuah perusahaan untuk

Lebih terperinci

kelas. Kendala terbesar yang saya hadapi adalah kendala bahasa. Walaupun saya sudah belajar Bahasa Jepang selama tiga tahun, tetapi masih banyak

kelas. Kendala terbesar yang saya hadapi adalah kendala bahasa. Walaupun saya sudah belajar Bahasa Jepang selama tiga tahun, tetapi masih banyak Pada tanggal 14 hingga 27 Oktober saya berkesempatan untuk menjalani program pembelajaran bahasa dan wilayah Jepang di Universitas Toyama, Jepang. Ini merupakan kesempatan yang sangat menyenangkan bagi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN DHARMA SHANTI NASIONAL HARI RAYA

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Sebagai landasan dalam merancang media informasi tentang manfaat susu sapi untuk anak-anak, diperlukan suatu strategi perancangan

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A24080164 3. LANSKAP Dari Gambar lanskap di atas dapat di jelaskan keadaan lereng gunung yang di kelilingi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuknya dari segi

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

Kenyataan adalah persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah kenyataan hidup Anda, mulailah dengan mengubah persepsi Anda. (Dr.

Kenyataan adalah persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah kenyataan hidup Anda, mulailah dengan mengubah persepsi Anda. (Dr. TUJUH PRINSIP BERPIKIR POSITIF 1. Masalah dan kesengsaraan hanya ada dalam persepsi. Kenyataan adalah persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah kenyataan hidup Anda, mulailah dengan mengubah persepsi Anda.

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. a. Sejarah Minuman Teh di Jepang

III. METODE PENCIPTAAN. a. Sejarah Minuman Teh di Jepang III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik a. Sejarah Minuman Teh di Jepang Sepanjang sejarah, Jepang telah banyak menyerap gagasangagasan dari berbagai negara lain, seperti teknologi,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH TEH DAN UPACARA MINUM TEH DI JEPANG. yang tidak berubah. Salah satunya adalah minum teh. Tradisi ini agak sulit

BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH TEH DAN UPACARA MINUM TEH DI JEPANG. yang tidak berubah. Salah satunya adalah minum teh. Tradisi ini agak sulit BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH TEH DAN UPACARA MINUM TEH DI JEPANG 2.1. Tinjauan Umum Minum Teh Di tengah gaya hidup modern, ternyata masih ada tradisi dari masa lalu yang tidak berubah. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman. Ada berbagai jenis kesenian yang dapat dijumpai seperti seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebaginya. Salah satu yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan menurut Suparlan dalam Madubrangti (2008:15) adalah sebagai

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan menurut Suparlan dalam Madubrangti (2008:15) adalah sebagai Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Budaya Kebudayaan menurut Suparlan dalam Madubrangti (2008:15) adalah sebagai berikut: Kebudayaan adalah pedoman menyeluruh bagi kehidupan sebuah masyarakat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu diantaranya berupa interaksi. Makhluk hidup perlu berinteraksi, berinteraksi merupakan suatu aktifitas

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

Lebih dekat dengan Mu

Lebih dekat dengan Mu Chapter 2 : Semeru Lebih dekat dengan Mu diatas sana Kenapa kau langkahkan kakimu meninggalkan rumahmu yang nyaman? Kenapa kau tinggalkan peraduanmu dan tarik selimut hangatmu? Kenapa kau bersusah payah

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini.

Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini. Kamu adalah alasan untuk setiap waktu yang berputar dari tempat ini. Bab 1 Surat bakti Adinda, Untuk Volonyia Adere di kota seberang. Kamu lihat bunga kita, yang sama-sama kita tanam di depan rumah. Dia

Lebih terperinci

MEMAHAMI KEBUDAYAAN JEPANG MELALUI CHADO (UPACARA MINUM TEH)

MEMAHAMI KEBUDAYAAN JEPANG MELALUI CHADO (UPACARA MINUM TEH) MEMAHAMI KEBUDAYAAN JEPANG MELALUI CHADO (UPACARA MINUM TEH) Penulis: Ria Shaumi Widyanisa Pembimbing: Dr. Endang P. Gularso Abstract This thesis discusses the understanding of Japanese culture through

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

Seni Menata Hati Dalam Bergaul

Seni Menata Hati Dalam Bergaul Seni Menata Hati Dalam Bergaul Oleh : Turmudi Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh

Lebih terperinci

OLEH-OLEH DARI JEPANG. Suatu pengalaman ketika ditugaskanke Kyoto Jepang selama seminggu. Oleh :AlipSudardjo BAGIAN KETIGA

OLEH-OLEH DARI JEPANG. Suatu pengalaman ketika ditugaskanke Kyoto Jepang selama seminggu. Oleh :AlipSudardjo BAGIAN KETIGA OLEH-OLEH DARI JEPANG Suatu pengalaman ketika ditugaskanke Kyoto Jepang selama seminggu Oleh :AlipSudardjo BAGIAN KETIGA Kunjungan dari kampus ke kampus di Kyoto Program kunjungan ke Kyoto Jepang adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan PENERAPAN ETIKET A. ETIKET BERTELEPON PERSIAPAN... 1. Tekan nomor telepon yang tepat 2. Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan 4. Siapkan alat alat pendukung 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA

Lebih terperinci

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks? Warna sejuk: Biru, Hijau, Ungu, Pirus dan Perak adalah warna-warna sejuk. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna

Lebih terperinci

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH 1. Kemandirian Menurut Mu tadin (2002) kemandirian mengandung pengertian yaitu, suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing

Lebih terperinci

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM 1 of 5 11/5/2010 7:37 AM Meski nirmana dipahami sebagai sebuah bentuk yang tidak berbentuk. Dalam konteks desain komunikasi visual, nirmana memegang peranan penting perihal bagaimana menata dan menyusun

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Jepang di mata dunia Internasional adalah baik, dalam arti memiliki kesan bahwa orang Jepang yang penuh dengan tradisi yang kental, menghargai tradisi dan sopan

Lebih terperinci

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas Udang di Balik Batu Parahita Galuh Kusumaningtyas Jadul Village, namanya. Kala berdiri di depan gerbang, rasanya seperti ada perang. Dua unsur yang kelihatannya sama sekali berbeda mencoba mendominasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

DOKUMENTASI KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) BOTOL DAN TEKSTUR

DOKUMENTASI KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) BOTOL DAN TEKSTUR DOKUMENTASI KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) BOTOL DAN TEKSTUR Judul : Botol dan Tekstur Media : Tanah Liat (Keramik) Ukuran : 13 cm, T 35 cm Teknik : Pijat Tahun : 2007 Dibuat Oleh: Nama : B Muria Zuhdi

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara

Lebih terperinci

IDEOLOGI DAN PANDANGAN KESUSASTRAAN JEPANG. Oleh: Herniwati, S.Pd.,M.Hum.

IDEOLOGI DAN PANDANGAN KESUSASTRAAN JEPANG. Oleh: Herniwati, S.Pd.,M.Hum. IDEOLOGI DAN PANDANGAN KESUSASTRAAN JEPANG Oleh: Herniwati, S.Pd.,M.Hum. Abstrak: Karya sastra tidak pernah lepas dari ideologi dan pandangan. Begitu pun dengan kesusastraan Jepang yang memiliki ciri khas

Lebih terperinci

Oleh: Budhy Munawar-Rachman

Oleh: Budhy Munawar-Rachman Oleh: Budhy Munawar-Rachman PERSOALAN Timur dan Barat lebih berbentuk persaingan, konflik dan perang, daripada saling mengerti, bersahabat dan kerjasama. Barat: Kapitalisme, teknologi, imperialisme Timur:

Lebih terperinci

THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : Shalom.

THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : Shalom. THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : 1-11 Shalom. Tuhan menyucikan sidang jemaat pada Wahyu 2 3, mulai dari sidang jemaat di Efesus sampai pada sidang jemaat di Laodikia. Penyucian dimulai dari kasih

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak Judul : Oedipus Complex pada Paul didalam novel Sons and Lovers karangan D.H. Lawrence DATA REDUKSI Data Reduksi dibawah ini adalah untuk menyederhanakan penjelasan peneliti. No Oedipus Complex Keterangan

Lebih terperinci

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa BUKU SAKU Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Siswa Setiap siswa wajib : 1. Mempunyai dan membawa buku saku setiap mengikuti kegiatan di sekolah 2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan semua ketentuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) LAMPIRAN 106 Lampiran 1 Kuesioner untuk Survey Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya

Lebih terperinci

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Paduan Villa dan Alam yang Menakjubkan Penulis: Yosi Wyoso Fotografer: Sjahrial Iqbal, Yosi Wyoso dan Istimewa Bayangkan suasana sebuah sebuah vila yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual

Lebih terperinci

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang).

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang). Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang). Julat panjang gelombang nampak untuk cahaya dikenali sebagai spektrum

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut: Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini saya akan memperkenalkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis bab 3. 2.1 Semantik 意味論 Dalam menganalisis lagu, tidak dapat terlepas dari semantik. Keraf

Lebih terperinci

Tata Ibadah Minggu Paskah IV. Minggu, 07 Mei » Berhimpun «

Tata Ibadah Minggu Paskah IV. Minggu, 07 Mei » Berhimpun « Tata Ibadah Minggu Paskah IV Minggu, 07 Mei 2017 Latihan lagu-lagu dan pembacaan warta lisan Saat hening» Berhimpun «Ajakan Beribadah Pnt. mat yang dikasihi Tuhan, kita datang dan berbakti dihadapan Allah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA 2.1 Pengertian Oshibana Negara Jepang mengenal empat musim, yaitu musim panas, musim semi, musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Menghormati Orang Lain

Menghormati Orang Lain BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Sikap Toleran Pada Buku Teks Tematik Kelas 1 SD Desain sikap toleran pada buku teks tematik kelas 1 SD meliputi: sikap menghormati orang lain, bekerjasama,

Lebih terperinci

Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya II. Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn.

Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya II. Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn. Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya II Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn. Gambar 27 Judul: Sang Sutradara Ukuran: 55 X 20 X 63 Cm. Judul Karya Sang Sutradara. Medium: kayu. Shape:

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar Rumah Sakit Jiwa S uster Kometa memandang pilu ke arah luar gerbang Rumah Sakit Jiwa tempatnya bekerja tersebut. Suasana gelap, yang disebabkan hujan sejak empat jam lalu yang belum berhenti juga. Perutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci