UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009"

Transkripsi

1 ANALISIS KEANDALAN DAN PENENTUAN PERSEDIAAN OPTIMAL KOMPONEN SLUDGE SEPARATOR DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT PABATU TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana Oleh: CHARLES H. NABABAN NIM: PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 ANALISIS KEANDALAN DAN PENENTUAN PERSEDIAAN OPTIMAL KOMPONEN SLUDGE SEPARATOR DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT PABATU TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana Oleh : CHARLES H. NABABAN NIM: Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, (Ir. H A Jabbar M Rambe, M.Eng) (Ir. Dini Wahyuni, MT) PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat, kasih, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini tepat pada waktunya. Adapun Tugas sarjana ini diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi pada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul dari tugas sarjana ini adalah Analisis Keandalan dan Penentuan Persediaan Optimal Komponen Sludge Separator Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu. Penulis memilih judul ini karena penulis ingin membantu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kondisi suatu mesin apakah mesin tersebut masih handal atau tidak yang berkaitan erat dengan penentuan kebutuhan komponen berdasarkan laju kerusakannya sehingga dapat ditentukan kebutuhan spare part per tahunnya. Tugas sarjana ini merupakan sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya tugas sarjana ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat bagi kita semua. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan, November 2009 Penulis, (Charles H. Nababan)

4 UCAPAN TERIMAKASIH Selama penyusunan laporan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak/Ibu Dosen Departemen Teknik Industri atas ilmu dan nasehat yang diberikan selama mengikuti perkuliahan. 2. Ketua Departemen Teknik Industri yaitu Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan Staff pegawai Departemen Teknik Industri. 3. Bapak Ir. Abdul Jabbar M. Rambe, M.Eng. sebagai dosen pembimbing I dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 4. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT. Sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian tugas sarjana ini, yang telah banyak membantu dan membimbing penulis. 5. Bapak Rudy Simatupang selaku pembimbing penulis di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu dan seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian tugas sarjana ini. 6. Bapak Ir. Mohd Nur Hutabarat selaku Manager PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian tugas sarjana ini.

5 7. Kedua orang tua saya M. Nababan dan A. Br. Pasaribu yang selalu memberikan dukungan doa, moral dan material kepada saya sehingga saya selalu termotivasi dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 8. Abang Iparku M. Hutahaean dan kakakku Ida Br. Nababan, Kakakku Lenni Br Nababan, adekku Sahala Tua Nababan, dan Kirim Wilson Nababan yang telah memberikan dukungan moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 9. Kawan seperjuangan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Perkebunan Nusantara Unit Pabatu (Rizki, K Marta, Raja, dan Aulia), dan rekan satu angkatan B Darma, Dorkas, Romas, Yanti, Parhan, Anto, jozz dll. Demikian ucapan terimakasih ini saya sampaikan, semoga Tuhan memberkati.

6 DAFTAR ISI BAB HALAMAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... xxii DAFTAR GAMBAR... xxiv DAFTAR LAMPIRAN... xxvii RINGKASAN... xxviii I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan... I Perumusan Masalah... I Tujuan Penelitian... I Manfaat Penelitian... I Pembatasan Masalah... I Sistematika Penulisan Tugas Sarjana... I-4 II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan... II Ruang Lingkup Bidang Usaha... II Lokasi Perusahaan... II Pemasaran... II Daerah Pemasaran dan Distribuís Pasar... II-5

7 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN Segmen Pasar... II Strategi Pemasaran... II Organisasi dan Manajemen Perusahaan... II Struktur Organisasi... II Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II Jumlah Tenaga Kerja dan Jam kerja... II Jumlah Tenaga Kerja... II Jam Kerja... II Sistem Pengupahan dan Fasilitas Yang Digunakan... II Sistem Pengupahan... II Fasilitas yang Digunakan... II Proses Produksi... II Standar Mutu Bahan Baku Produk... II Standard Mutu Bahan Baku... II Standard Mutu Produk... II Bahan-bahan yang Digunakan... II Bahan Baku... II Bahan Penolong... II Tambahan... II Uraian Proses Produksi... II Proses Pengolahan MInyak Sawit... II-18

8 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN Proses Pengolahan Inti Sawit... II Mesin dan Peralatan... II-35 III LANDASAN TEORI 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan Perawatan... III Pengertian Perawatan... III Tujuan Kegiatan Perawatan... III Jenis-jenis Tindakan Perawatan (Maintenance)... III Teori Keandalan (Reliability)... III Defenisi Keandalan (reliability)... III Manfaat Keandalan (reliability)... III Metoda Analisis... III Konsep Reliability... III Pola Distribusi Reliability... III Siklus Hidup dan Laju Kerusakan Komponen... III Uji Kecocokan Distribusi... III Sistem Persediaan... III Pengertian dan Ruang Lingkup Persediaan... III Fungsi Persediaan... III Klasifikasi Masalah Persediaan... III Jenis-jenis Sistem Persediaan... III-21

9 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN 3.7. Identifikasi Material Menggunakan Analisis Klasifikasi ABC... III Hubungan Reliability dengan Persediaan... III Penentuan Persediaan Suku Cadang Berdasarkan Reliability... III-25 IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian... IV Studi Pendahuluan... IV Studi Literatur... IV Identifikasi Masalah... IV Objek Penelitian... IV Pengumpulan Data... IV Pengolahan Data... IV Pemilihan Komponen Kritis Dengan Metoda ABC... IV Pengujian Distribusi Waktu Antar Kerusakan... IV Penentuan Parameter Distribusi Waktu Antar Kerusakan Dan Fungsi-fungsi Keandalan... IV Penentuan Jumlah Persediaan... IV Penentuan Jumlah Pemesanan (Q*) dan Titik Pemesanan Kembali... IV Analisa Data... IV Kesimpulan Dan Saran... IV-11

10 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data... V Data Waktu Terjadinya Kerusakan Komponen Mesin Sludge Separator... V Daftar Harga Komponen Mesin Sludge Separator... V Pengolahan Data... V Penentuan Komponen Kritis Dengan Metoda ABC... V Penentuan Fungsi Keandalan/reliability... V Nilai Keandalan Berdasarkan Distribusi Kumulatif... V Penentuan Parameter Distribusi Weibull... V Penentuan Parameter Distribusi Weibull Untuk Komponen Bowl Spindle, Pn V Penentuan Parameter Distribusi Weibull Untuk Komponen Paring Disc, Pn, V Penentuan Parameter Distribusi Weibull Untuk Komponen Friction pad & Screw lbg 4... V Penentuan Parameter Distribusi Weibull

11 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN Untuk Komponen Nozzle Q 1,60 mm Pn V Uji Distribusi Weibull... V Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Bowl Spindle Pn V Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Paring Disc Pn V Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Friction Pad & Screw Lbg 4... V Uji Kerusakan Distribusi Weibull Untuk Spare Part Nozzle Q 1,60 mm Pn V Penentuan Konsep Keandalan... V Konsep Keandalan Bowl Spindle Penentuan Konsep Keandalan... V Konsep Keandalan Bowl Spindle Pn V Konsep Keandalan Paring Disc

12 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN Pn V Konsep Keandalan Friction Pad & Screw Lbg 4... V Konsep Keandalan Nozzle Q 1,60 mm Pn V Jumlah Kebutuhan Komponen... V Jumlah Kebutuhan Untuk Bowl Spindle Pn V Jumlah Kebutuhan Untuk Paring Disc Pn V Jumlah Kebutuhan Untuk Friction & Screw Lbg 4... V Jumlah Kebutuhan Untuk Nozzle Q 1,60 mm Pn V-53 VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisis Data Kerusakan Spare Part... VI Analisis Parameter Distribusi Kerusakan... VI Analisis Keandalan Spare Part... VI Analisis Pemesanan Optimal dan Titik Pemesanan Kembali... VI Komponen Bowl Spindle Pn VI-4

13 DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN Komponen Paring Disc Pn VI Komponen Friction Pad & Screw Lbg 4... VI Komponen Nozzle Q 1,60 mm, Pn V-8 VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan... VIII Saran... VIII-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 DAFTAR TABEL TABEL HALAMAN 2.1. Jarak Unit Kebun Pabatu... II Luas Areal Unit Kebun Pabatu Tahun II Jumlah Tenaga Kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Pada Tanaman Kelapa Sawit Unit Kebun Pabatu... II Jumlah Tenaga Kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Unit Kebun Pabatu... II Spesifikasi Fraksi TBS... II Standar Kematangan Buah... II Standar Koalitas Minyak Dan Inti... II Daftar Komponen Mesin Sludge Separator... V Daftar Rata-rata Penggunaan Dan Biaya Per Unit Spare Part Mesin Sludge Separator Yang Sering Mengalami Kerusakan... V Analisa Spare Part... V Analisa Persentase Nilai Komponen... V Kalisifikasi Komponen Menurut Konsep ABC... V Menentukan Nilai Parameter Komponen Bowl Spindle Pn V Menentukan Nilai Parameter Komponen Paring Disc, Pn V Menentukan Nilai Parameter Komponen Friction Pad & Screw

15 DAFTAR TABEL (Lanjutan) TABEL HALAMAN Lbg 4... V Menentukan Nilai Parameter Komponen Nozzle Q 1,60 mm, Pn V Uji Kerusakan Distribusi Weibull 2 Parameter Untuk Komponen Bowl Spindle Pn V Uji Kerusakan Distribusi Weibull 2 Parameter Untuk Komponen Paring Disc Pn V Uji Kerusakan Distribusi Weibull 2 Parameter Untuk Komponen Nozzle Q 1,60 mm Pn V Uji Kerusakan Distribusi Weibull 2 Parameter Untuk Komponen Bowl Spindle Pn V Nilai-nilai Fungsi Keandalan Komponen Bowl Spindle Pn V Nilai-nilai Fungsi Keandalan Komponen Paring Disc Pn V Nilai-nilai Fungsi Keandalan Komponen Friction Pad & Screw Lbg 4... V Nilai-nilai Fungsi Keandalan Komponen Nozzle Q 1,60 mm Pn V Hasil Uji Distribusi Spare Part Mesin Sludge Separator... VI Nilai Parameter Distribusi Spare Part Mesin Sludge Separator... VI-2

16 6.3. Analisis Keandalan Untuk Persediaan Optimal Per Tahun... VI Persediaan Sealam Lead Time Untuk Pemesanan Kembali... V-9

17 DAFTAR GAMBAR GAMBAR HALAMAN 2.1. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu... II Kurva Reliability... III Siklus Hidup Komponen... III Kurva Hubungan Persediaan Dengan Reliability... III Block Diagram Tahapan Penelitian... IV Flow Chart Pengolahan dan Pengumpulan Data... IV Grafik Analisa Pareto... V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Kepadatan Probabilitas Komponen Bowl Spindle Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Distribusi Kumulatif Komponen Bowl Spindle Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Keandalan Komponen Bowl Spindle Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Laju Kerusakan Komponen Bowl Spindle Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Kepadatan Probabilitas Komponen Paring Disc Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Distribusi Kumulatif Komponen Paring Disc Pn V-37

18 DAFTAR GAMBAR (Lanjutan) GAMBAR HALAMAN 5.8. Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Keandalan Komponen Bowl Paring Disc Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Laju Kerusakan Komponen Paring Disc Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Kepadatan Probabilitas Komponen Friction Pad & Screw Lbg 4... V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Distribusi Kumulatif Komponen Friction Pad & Screw Lbg 4... V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Keandalan Komponen Friction Pad & Screw Lbg 4... V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Laju Kerusakan Komponen Friction Pad & Screw Lbg 4... V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Kepadatan Probabilitas Komponen Nozzle Q 1,60 mm Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Distribusi Kumulatif Komponen Nozzle Q 1,60 mm Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Keandalan Komponen Nozzle Q 1,60 mm Pn V Grafik Distribusi Weibull Untuk Fungsi Laju Nozzle Q 1,60 mm Pn V-48

19 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN HALAMAN 1 Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Masing-masing Jabatan Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu... L-1 2 Mesin Dan Peralatan Yang Digunakan Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit Di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu... L-9 3. Gambar Spesifikasi Mesin Sludge Separator... L Data Terjadinya Kerusakan Komponen Mesin Sludge Separator.. L Tabel Uji Kecocokan Distribusi Kolmogorov-Smirnov... L Surat Permohonan Tugas Sarjana... L Berita Acara Laporan Tugas Sarjana Pembimbing I... L Berita Acara Laporan Tugas Sarjana Pembimbing II... L Surat Keputusan Tugas Akhir Mahasiswa... L Surat Balasan Pabrik PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu... L-34

20 RINGKASAN PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Pabatu merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Kelancaran proses produksi merupakan tuntutan utama yang harus dipenuhi agar target perusahaan dapat tercapai. Namun proses produksi pada perusahaan ini sering mengalami kendala dalam bentuk tidak berjalannya sistem dengan semestinya. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada mesin atau menunggu datangnya unit pemesanan/suku cadang yang dipesan untuk menggantikan spare part yang mengalami kerusakan. Akibat dari hal ini waktu penyelesaian produk yang telah disepakati tidak terpenuhi. Selama ini PT. Perkebunan Nusantara IV unit Pabatu dalam penerapan sistem perawatan perusahaan belum menerapkan konsep keandalan. Mesin mendapatkan perawatan setelah mesin mengalami kerusakan (corrective maintenance), selain itu dalam menentukan jumlah persediaan suku cadang perusahaan tidak memiliki konsep persediaan tersendiri. Pemesanan dilakukan berdasarkan perkiraan-perkiraan saja yaitu berdasarkan pada permintaan yang selama ini terjadi. Penelitian ini dilakukan terhadap mesin sludge separator dengan memperhitungkan nilai fungsi laju kerusakan, fungsi keandalan komponen kritis saat berproduksi dalam kondisi dan jangka waktu tertentu. Data yang dikumpulkan adalah data pemakaian dan data kerusakan suku cadang sepanjang tahun serta harga pembelian per unit suku cadang Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan ini perlu dilakukan suatu metode perawatan terencana (corrective maintenance) dengan pendekatan metode reliability (keandalan) dalam menentukan jumlah persediaan suku cadang yang optimal yang harus dipesan. Data tersebut diolah menggunakan metode reliability dengan menerapkan fungsi laju kerusakan distribusi Weibull untuk menentukan jumlah persediaan komponen kritis dalam jangka waktu satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua komponen kritis berdistribusi Weibull. Berdasarkan komponen kritis yang telah ditentukan dengan metode ABC dikaitkan dengan fungsi laju kerusakan pada metode reliability maka persediaan untuk komponen kritis selama periode waktu satu tahun (360 hari) untuk masingmasing komponen kritis adalah Bowl Spindle sebanyak 3 unit (Pemesanan Optimal (Q*) = 1unit/pesan, titik Pemesanan kembali (r) = 1 unit) β = 3,2838, Paring Disc sebanyak 2 unit (Q* = 1 unit/pesan, r = 1 unit) β = 2,6546, Friction Pad & Screw sebanyak 4 unit (Q*= 3 unit/pesan, r = 1 unit) β = 1,5576, V Nozzle Q 1,60 mm 3 unit (Q*= 1 unit/pesan, r = 1 unit) β = 2,0970. Hasil analisa dari keempat komponen berada pada kondisi wear out ( β > 1) hal ini menunjukkan bahwa laju kerusakan setiap komponen diatas meningkat seiring dengan kenaikan waktu. Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan alternatif solusi bagi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu dalam kegiatan perawatan mesin produksi.

21 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Proses produksi pada perusahaan ini sering mengalami kendala dalam bentuk tidak bekerjanya sistem yang disebabkan adanya kerusakan mesin produksi atau menunggu datangnya unit mesin/komponen yang dipesan/dibeli untuk menggantikan komponen yang rusak. Sementara itu kelancaran proses produksi merupakan tuntutan utama yang harus dipenuhi agar target perusahaan dapat tercapai. Perusahaan dalam proses produksi menggunakan banyak jenis dari mesin produksi. Pada penelitian ini objek yang diamati adalah mesin sludge separator, karena mesin ini yang paling sering mengalami kerusakan, dan mengakibatkan terjadinya gangguan dalam aliran proses produksi. Dalam aliran proses produksi mesin sludge separator memiliki peranan yang tinggi yaitu memisahkan minyak dari cairan dan ampas dari sludge separator yang berasal dari mesin desanding cyclone. Kerusakan mesin ini mengakibatkan sludge tidak dapat dikutip minyaknya dan terjadinya bottleneck pada desanding cyclone. Selama ini PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu (persero) tidak memiliki peranan sistem perawatan yang baik. Mesin dan peralatan mendapatkan penanganan setelah mengalami kerusakan (corrective maintenance) tanpa

22 memperhatikan faktor keandalan dari komponen/spare part mesin tersebut. Selain itu bila terjadi kerusakan pada spare part mesin, perusahaan tidak memiliki persediaan yang cukup untuk menggantikan spare part yang mengalami kerusakan. Selama ini penentuan jumlah parsediaan spare part mesin hanya dengan menggunakan perkiraan berdasarkan permintaan masa lalu. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian persediaan spare part yang ditentukan berdasarkan tingkat keandalan, kebutuhan dan ongkos-ongkos persediaann dari komponen/spare part. Dilihat dari segi biaya, bahwa barang yang menunggu di gudang terlalu lama merupakan beban bagi suatu perusahaan yaitu ongkos dari gudang itu sendiri, depresiasi barang dan gudang. Investasi persediaan spare part memerlukan biaya yang tinggi, tetapi dilain pihak spare part harus siap sedia di gudang untuk kelangsungan proses pelayanan perbaikan (maintenance) dan pergantian tanpa gangguan kekurangan. Bila tingkat persediaan rendah akan mengganggu kelancaran produksi yang menyebabkan kerugian yang lebih tinggi Perumusan Masalah Mesin produksi memiliki komponen-komponen spare part yang dalam aktifitas operasionalnya akan mengalami kerusakan sampai jangka waktu tertentu. Kerusakan mesin produksi dapat mengganggu kelancaran proses produksi yang akan menyebabkan kerugian sebab tidak tercapainya target perusahaan. Faktor keandalan perlu diperhatikan dari system perawatan, untuk itu perlu dilakukan analisis keandalan dari mesin untuk mengetahui sejauh mana kondisi mesin.

23 Analisis keandalan ini berkaitan erat dengan penentuan persediaan optimal dari komponen mesin. Sebab dengan melakukan analisis keandalan ini nantinya akan mendapatkan ekspektasi kebutuhan jumlah komponen pertahunnya. Dengan mengetahui jumlah kebutuhan komponen dapat ditentukan jumlah persediaan komponen yang optimal yang disimpan di gudang dengan ongkos persediaan yang minimal. Cadangan komponen dugunakan untuk memungkinkan perbaikan sistem dilakukan secepat mungkin tanpa adanya waktu menunggu akibat pengadaan komponen. Persediaan suku cadang diperlukan baik untuk perawatan terrencana maupun perrencanaan korektif. Disini diperlukan suatu kebijaksanaan penyediaan komponen yang optimal yang memungkinkan komponen tersedia saat dibutuhkan Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian adalah: 1. Mendapatkan gambaran tentang keandalan mesin sludge separator 2. Menetukan jumlah kebutuhan komponen untuk mendukung persediaan optimal komponen mesin sludge separator Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Membantu mahasiswa mengaplikasikan ilmu-ilmu Teknik Industri dalam permasalahan nyata di perusahaan.

24 2. Menjadi bahan masukan bagi perusahaan tentang pentingnya melakukan tindakan perawatan di lantai produksi. 3. Memberikan gambaran bagi perusahan tentang model prilaku kerusakan mesin yang terjadi di perusahaan Pembatasan Masalah Faktor yang akan selalu menjadi penghalang dan tidak dapat dihindari dalam pelaksanan penelitian adalah faktor waktu, dana, dan keterbatasan fasilitas. Untuk itulah dilakukan pembatasan masalah agar hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Batasan yang digunakan adalah: 1. Objek yang diteliti adalah mesin sludge separator karena perusahan menggunakan jumlah unit mesin yang sangat banyak. 2. Tidak dikaji apa yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan. I.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan.

25 BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini memuat secara singkat dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi, serta organisasi dan manajemen. BAB III : LANDASAN TEORI Menguraikan teori-teori dan pemikiran ilmiah yang diperlukan dalam pemeahan masalah dengan mengacu pada literatur yang digunakan meliputi pengertian perawatan dan ruang lingkup perawatan, konsep keandalan, teori persediaan, dan pemodelan yang dapat menunjang pemecahan masalah.. BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN Mengemukakan langkah-langkah dan tahapan-tahapan yang akan diambil dalam pemecahan masalah dalam bentuk pengembangan model untuk menentukan model persediaan optimal. BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat data-data hasil penelitian yaitu data kerusakan komponen mesin yang diperoleh dari perusahaan, harga komponen, sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data dan menjadi dasar pembahasan masalah. BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Bab ini memuat perencanaan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah serta menganalisis hasil pengukuran,

26 perhitungan persediaan, ekspektasi keandalan dengan pendekatan metode reliability. BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi perusahaan sebagai tindak lanjut hasil penelitian.

27 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.Sejarah Perusahaan Unit Kebun Pabatu berasal dari Hak Konsesi Pabatu Gunung Hataran dan Dolok Merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih dan dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia dari BOCM pada tahun 1957 dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173,53 hektar. Pada awalnya sampai dengan tahun 1938, Unit Kebun Pabatu adalah perkebunan tembakau yang dikonversi oleh BOCM menjadi perkebunan sawit. Berdasarkan konstatering No: 110/-PPT/B, Menteri Dalam Negeri Cq. Direktorat Jendral Agraria melalui Surat Keputusan No: 19/HGU/DA/-1976 tanggal 26 Juni 1976, memberikan Hak Guna Usaha kepada PNP-VI atas areal seluas 5.770,07 hektar yang terdiri atas pemeriksaan yang dilakukan oleh Panitia B yang menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari penduduk rakyat. Pada tahun 2005 dan 2007 berdasar Keputusan Kepala BPN Nasional dalam SK No: 40/HGU/BPN/2005 tanggal 15 April 2005 dan No: 20-HGU-BPN RI-2007 tanggal 29 Mei 2007 luas areal Kebun Pabatu menjadi 5.754,04 Ha. Unit Kebun Pabatu ditopang oleh Sumber Daya Manusia yang berjumlah: Karyawan Pimpinan 20 orang, Tenaga Pendidik 6 orang, Karyawan Pelaksana orang dan Pengamanan 1 orang.

28 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Kemudian CPO dan PKO tersebut akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkan seperti: PT. MUSIM MAS, PT. SAN Belawan, dan PT. PACIFIC PALMINDO sebagai bahan baku yang akan diolah lebih lanjut. PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Kebun Pabatu melaksanakan proses produksi dengan jaminan produksi yang memuaskan yang merupakan misi utama dari perusahaan tersebut serta memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan para karyawannya dan keharmonisan perusahaan dengan lingkungan sekitarnya Lokasi Perusahaan Unit Kebun Pabatu berjarak ± 07 Km dari kota Tebing Tinggi dan ± 87 km dari Kota Medan serta ± 40 Km dari Kota Pematang Siantar. Unit Kebun Pabatu berada pada ketinggian ± 300 meter di atas permukaan laut dengan topografi bergelombang, curah hujan berdasarkan data stasiun penakar curah hujan Unit Kebun Pabatu periode s/d Juni 2006 sebesar rata-rata ± 232 mm per tahun dan kelembaban udara 63,70 %. Batas-batas kebun sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec.Tebing Tinggi. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Para.

29 3. Sebelah Timur berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Pamela dan Kebun Bandar Jambu 4. Ditengah-tengah dan pinggir areal kebun terdapat 12 Desa/13 kampung, yaitu A. Desa ; 1. Desa Kedai Damar, Kec Tebing Tinggi. 2. Desa Penonggol, Kec. Tebing Tinggi. 3. Desa Gunung Kataran, Kec.Tebing Tinggi. 4. Desa Pabatu I, Kec. Dolok Merawan. 5. Desa Pabatu II, Kec. Dolok Merawan 6. Desa Pabatu III, Kec. Dolok Merawan. 7. Desa Pabatu VI, Kec. Dolok Merawan. 8. Desa Naga Kasiangan, Kec. Tebing Tinggi. 9. Desa Bah Damar, Kec. Dolok Merawan. 10. Kelurahan Pabatu, Kodya. Tebing Tinggi. 11. Desa Penggalian, Kec. Tebing Tinggi. 12. Desa Mainu Tongah, Kec. Dolok Merawan. B. Kampung ; 1. Kampung Baris (Desa Naga Kasiangan). 2. Kampung Gaya Baru (Desa Naga Kasiangan). 3. Kampung Seratius dua (Desa Naga Kasiangan ). 4. Kampung Silahua (Desa Pabatu I). 5. Kampung Kelambir (Desa Pabatu I). 6. Kampung Bangun Jawa (Desa Pabatu VI).

30 7. Kampung Bah Jering (Desa Pabatu VI). 8. Kampung Baru (Desa Pabatu VI). 9. Kampung Paritokan (Desa Mainu Tongah) 10. Kampung Mainu (Desa Mainu Tongah) 11. Kampung Tengah (Desa Mainu Tongah) 12. Kampung Panglong (Desa Penggalian) 13. Kampung Pasar Tengah dan Padang Merbau (Kelurahan Pabatu) Jarak Unit Kebun Pabatu ke tempat-tempat penting sekitar kebun dan rincian kondisi tanaman, dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jarak Unit Kebun Pabatu Uraian Jarak (km) Pabatu Bah Jambi 60 Pabatu Pematang Siantar 40 Pabatu-Medan 88 Pabatu Belawan 114 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu Luas areal Kebun Pabatu tahun 2008 setiap afdeling mulai dari tanaman menghasilkan sampai tanaman berumur 20 tahun keatas terdapat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Luas Areal 2008 AFD TM TBM.III TBM.II TBM.I Lain-lain Jumlah I II III IV V VI VII Jumlah Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu

31 Ket: TM TBM III TBM II TBM I :Tanaman Menghasilkan :Tanaman berumur 0 10 tahun : Tanaman berumur tahun :Tanaman berumur 20 tahun keatas 2.4. Pemasaran Daerah Pemasaran dan Distribusi Pasar Pemasaran produk merupakan salah satu bidang yang terpenting dalam perusahaan. Bidang pemasaran mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan sebab apabila pemasaran produk tersebut berjalan dengan lancar maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Pabrik pengolahan sawit dan minyak inti PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pabatu dalam memasarkan produknya tidak menangani secara langsung pelanggan atau konsumen. Pada umumnya perusahaan ini memasarkan produknya ke tiga perusahaan, yaitu: PT MUSIM MAS, PT. SAN Belawan, dan PT. PACIFIC PALMINDO. Pelaksanaan rencana penjualan atau pemasaran produk Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dan produk lainnya berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan. Pengiriman produk dilakukan oleh pihak perusahaan dengan memakai jasa perumka, dan pihak ketiga dengan menggunakan mobil tangki dan kereta api. Pengiriman produk diikat dengan surat perjanjian sehingga perusahaan tersebut harus

32 bertanggung jawab penuh terhadap jumlah dan mutu produk yang dikirim mulai dari pabrik sampai barang yang dimaksud diterima di tempat tujuan Segemen Pasar Suatu organisasi yang beroperasi dalam pasar selalu menyadari bahwa pada hakekatnya pelanggan dalam pasar tidak dapat dilayani secara menyeluruh. Pasar terdiri dari pembeli, dan setiap pembeli berbeda dalam satu hal atau banyak hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi maupun perilaku pembeli. Untuk itu perlu dilakukan pemisahan pasar atau disebut juga segmentasi pasar. Minyak sawit dan minyak inti merupakan barang setengah jadi yang harus dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Oleh karenanya segmen pasarnya adalah industri-industri pengolahan minyak sawit dan minyak inti menjadi produk-produk jadi Strategi Pemasaran Persaingan merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan pasar maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan teknologi yang digunakannya dalam menghasilkan produk. Perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Mutu produksi yang sesuai dengan standar minyak mentah Indonesia. b. Melayani pelanggan dengan waktu pelayanan yang tepat. c. Penetapan harga yang cukup bersaing dibanding dengan produk sejenis.

33 d. Promosi produk ke dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh Kantor Perusahaan Bersama Organisasi dan Manajemen Perusahaan Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan bagan yang menggambarkan hubungan kerja antara dua orang atau lebih pada suatu tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain pada intinya dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan, akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu mempunyai struktur organisasi yang berbentuk fungsional-lini, dimana untuk posisi top manajerial menggunakan fungsional, sedangkan untuk level bawah menggunakan fungsi lini. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada gambar 2.1.

34 MANAJER Asisten SDM dan Umum Pa. Pam K.D.Tanaman Sawit K.D. Teknik K.D. Pengolahan Kelapa Sawit dan Inti K.D. Tata Usaha Assisten AfdVII Assisten AfdVI Assisten AfdV Assisten AfdIV Assisten AfdIII Assisten Afd II Assisten Afd I Assisten Teknik I Assisten Teknik II Assisten Teknik Sipil Assisten Transport Assisten Pengolahan I Assisten Pengolahan II Assisten TU / Gudang Ket : Hubungan lini Fungsional Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu

35 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu secara garis besar dapat dilihat pada Lampiran Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun jumlah karyawan di PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu diklasifikasikan berdasarkan karyawan pimpinan, karyawan pelaksana, dan tenaga pendidik. Data jumlah karyawan PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Jumlah Tenaga Kerja PTP Nusantara IV (Persero) PadaTanaman Kelapa Sawit Unit Kebun Pabatu AFD/BAG Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Total Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh I II III IV V VI VII PPIS Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu

36 Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Kerja PTP Nusantara IV (Persero) di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Unit Kebun Pabatu Karyawan Karyawan Total Karyawan Karyawan Total AFD/BAG Pimpinan Pelaksana AFD/BAG Pimpinan Pelaksana KDP/KDT PKS Teknik M. Unit Dinas TU SDM & U Dinas Tan C. Gudang Pam Guru SMP Jumlah `1497 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu Jam Kerja Sesuai dengan peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) bahwa jam kerja seseorang karyawan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya diperkirakan jam lembur. Sedangkan pengaturan jam kerja karyawan di PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu adalah sebagai berikut: 1. Semua karyawan kecuali bagian pengolahan dan pengamanan hari kerjanya adalah Senin Sabtu, dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut: a. Senin Kamis Jam WIB Jam WIB Jam WIB Waktu Kerja (dinas) Waktu Istirahat Waktu Kerja (dinas) b. Jum at Jam WIB Waktu Kerja (dinas)

37 Jam WIB Jam WIB Waktu Istirahat Waktu Kerja (dinas) c. Sabtu Jam WIB Jam WIB Jam WIB Waktu Kerja (dinas) Waktu Istirahat Waktu Kerja (dinas) 2. Bagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam kerja ini melihat situasi buah (TBS) yang tersedia yaitu: a. Jika buah banyak, diterapkan: Shift I Shift II :jam WIB :jam WIB 3. Bagian pengamanan (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya yaitu: Shift I Shift II Shift III :jam WIB :jam WIB :jam WIB Untuk bagian security terdiri dari 14 orang pershift dengan pergantian shift seminggu sekali Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan Sistem Pengupahan Sistem pengupahan pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu ditentukan menurut tingkat golongannya. Bekerja merupakan

38 kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam hubungan kerja dengan mendapat gaji pokok. Banyak cara atau sistem pembayaran gaji/upah yang digunakan perusahaan, setiap perusahaan memakai sistem yang berbeda-beda. Dengan dasar tersebut akan membawa keuntungan bagi perusahaan tanpa merugikan karyawan. Gaji pokok merupakan imbalan berupa uang yang diterima setiap bulan oleh karywan dari perusahaan atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan, tidak termasuk tunjangan, santunan sosial, dan penerimaan lain yang tidak tetap Fasilitas Yang Digunakan 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja jika terjadi sesuatu yang menyebabkan kecelakaan tenaga kerja. 2. Pemberian Cuti Perusahaan memberikan cuti tahunan atau cuti hari besar agama dan cuti sakit kepada karyawan. 3. Tunjangan Hari Besar Agama Perusahaan memberikan tunjangan hari besar agama kepada karyawan. 4. Fasilitas Kerja Fasilitas yang disediakan perusahaan diantaranya: a. Perumahan untuk karyawan b. Rumah sakit c. Listrik dan air d. Sekolah

39 Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan keselamatan kerja seperti : a. Safety shoes b. Hand gloves c. Alat pemadam api d. Helm e. Masker f. Kacamata pelindung, dll Proses Produksi Standar Mutu Bahan Baku dan Produk Standard Mutu Bahan Baku Tandan buah sawit yang diterima di pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku, yaitu tidak menimbulkan kesulitan dalam proses ekstraksi minyak dan inti sawit. Sebelum buah diolah tandan yang telah tiba di pabrik perlu dilketahui mutunya dengan cara visual, yang dapat dilakukan di tempat penerimaan buah. Pengujian atau sortasi panen sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba di pabrik, akan tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis. Oleh sebab itu sortasi panen dapat dilakukan secara acak, yaitu 10% terhadap truk yang diterima atau minimum satu truk untuk setiap afdeling. Jika jumlah 10% sampling dianggap terlalu besar dapat diatasi dengan mengambil 50% isi truk. Penilaian

40 terhadap mutu TBS didasarkan pada standard fraksi tandan dimana spesifikasi fraksi TBS seperti terlihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Spesifikasi fraksi TBS Parameter Standard (%) Fraksi 00 Nihil 0 Nihil Buah Normal : (F1,F2,F3,F4,F5) 100% % Brondolan Pengutipan Maksimal Tandan Kosong 0 Buah Busuk 0 Tandan Bertangkai Panjang 0 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu Kegiatan pengolahan menginginkan buah dengan fraksi 1, 2, dan 3. Hal ditetapkan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dengan tingkat ekstraksi minyak yang optimal dimana standard kematangan buahnya seperti pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Standar Kematangan Buah Fraksi Persyaratan Sifat-sifat Jumlah Brondol fraksi Fraksi 00 (F-00) (0,0%) Sangat Mentah Tidak ada warna Fraksi 0 (F-0) Maks.3,0% Mentah 1-12,5% buah luar Fraksi 1 (F-1) Kurang matang 12,5-25% buah luar Fraksi 2 (F-2) 85,0% Matang 25-50% buah luar Fraksi 3 (F-3) Matang 50-75% buah luar Fraksi 4 (F-4) Maks. Lewat matang % buah luar 10,0% Fraksi 5 (F-5) Maks.2,0% Terlalu matang Buah ikut membrondol % Brondolan 9,5% Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu

41 Standar Mutu Produk Standar mutu produk minyak dan inti sawit seperti pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Standard kualitas minyak dan inti Karakteristik Kualitas Minyak sawit Batas-batas Kualitas Asam Lemak Bebas < 3,5% dan < 4,0% Kadar air < 0,1% Kadar kotoran < 0,10% Deteration of Bleach Ability Index (DOBI) Bilangan peroksida Bilangan Anisidine Total oksigen Kadar Fe Kadar Cu Bleachability Kualitas Inti sawit Kadar air Min. 2,4% < 5 mek < 10 mek < 20 mek < 3 ppm < 0,3 ppm < 2 R < 20 Y Maks.7% Kadar Kotoran Maks.6 % Inti pecah < 25 % Inti berubah warna < 40 % Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Pabatu Bahan-bahan yang Digunakan Bahan Baku Di dalam proses produksi pada Pabrik (PKS) Kebun Pabatu, bahan baku yang digunakan adalah Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari Beberapa afdeling yang membudidayakan tanaman kelapa sawit di

42 lingkungan kebun Pabatu ataupun dari kelapa sawit milik rakyat. Tanaman kelapa sawit (Elaieis Quinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura, psifera dan tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan tenera yang merupakan hasil persilangan dura dengan psifera menghasilkan buah tempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara gram/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari `10-18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit dipanen dalam bentuk tandan buah sawit. Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir, artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah. Dalam satu pot dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang berbeda, sehingga penyerbukannya disebut penyerbukan silang. Jumlah bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran, pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim, umumnya buah telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan.

43 Bahan Penolong Bahan Penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaanya tidak mengurangi nilai dari produk tersebut tetapi menambah nilai dari produk itu. Bahan penolong yang digunakan di PTPN 4 Pabatu adalah BWT digunakan untuk menetralkan PH air untuk pabrik. BWT yang digunakan adalah BWT 3273 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler, anti foam (pembusaan) dan mengutamakan kualitas steam. BWT 2811 berfungsi sebagai gerakan cepat secara kimia menghilangkan oksigen yang digunakan dan sistem air industri lainnya (oxyigen scavenger). BWT 2556 berfungsi sebagai inhibitor korosif, efektif menetralkan gas acid (asam) boiler corrosion inhibitor. BWT 8173 pulv berfungsi sebagai flocculant untuk proses pemisahan liquid-solid dan alat penyaring (filter aid), BWT 8507 berfungsi untuk mengatur tingkat alkalinitas pada air boiler. BWT 7203 berfungsi sebagai anti karat pada internal boiler untuk membantu mengutamakan kualitas steam, membantu menghilangkan pembetukan karat dalam dinding sisi air. Caustik soda, berfungsi sebagai bahan regenerasi resin pada tangki katoda. Asam sulfat berfungsi sebagai bahan regenerasi regin pada tangki anoda. Tawas berfungsi sebagai penjernihan awal air Bahan Tambahan Bahan Tambahan adalah bahan yang digunakan pada proses produksi dan ditambahkan ke proses pembuatan produk. Bahan tambahan ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding bahan baku, fungsi bahan tambahan ini adalah membantu

44 proses produksi agar dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan. Bahan tambahan yang digunakan untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk adalah steam (uap) dan air panas. Steam ini disuplai dari backpreasure vessel (bpv) yaitu suatu tangki penampung uap bekas turbin uap. Uap dihasilkan dari panas air daripada boiler (ketel uap) yang digunakan untuk memutar turbin untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap bekas ditampung pada bpv. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada suatu tangki yang disebut hot water tank, dari tangki ini air panas disalurkan pada setiap unit yang memerlukan Uraian Proses Produksi Proses Pegolahan Minyak Sawit PTPN 4 Kebun Pabatu bahan baku utamanya adalah buah sawit yang masih segar, sebelum menjadi CPO dan inti sawit melalui berapa proses. Proses nya adalah sebagai berikut : 1. Stasiun penerimaan buah (Fruit Reception Station) Stasiun penerimaan buah ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari kebun. Pada stasiun ini Tandan Buah Segar melalui tahapan proses sebagai berikut : a. Penimbangan Buah. b. Penumpukan dan pemindahan buah. 2. Penimbangan Buah (Fruit Weighting)

45 Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari kebun diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah tiba di lokasi pabrik terlebih dahulu ditimbang pada jembatan timbang (Weighting Bridge). Penimbangan dilakukan dua kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan (bruto). Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan setelah dibongkar muatan (tarra). 3. Penumpukan dan pemindahan buah (transfer and loading ramp) Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk membongkar muatannya di loading ramp. Buah sawit yang sudah disortasi kemudian dituang ke penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris. Fungsi loading ramp adalah sebagai berikut : a. Tempat penampungan dan penumpukan TBS Sementara, sebelum diolah. b. Tempat melakukan sortasi terhadap TBS yang masuk ke pabrik. c. Memudahkan pengisian TBS ke dalam lory. d. Menjamin penyediaan bahan baku untuk kontinuitas proses. 4. Stasiun Perebusan TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari Stasiun Penerimaan Buah dengan bantuan transfer carier yang bergerak pada jaringan rel. Lory rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lory, uap (steam) lebih

46 mudah masuk dan dapat memasak secara merata. Lory rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata 2,5 ton/lory. Tujuan perebusan ini adalah sebagai berikut : a. Menghentikan aktivitas enzim Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu. Enzim dapat dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan cara pemanasana pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahkan kembali menjadi asam lemak bebas (ALB). Aktivitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami kememaran (luka). Untuk mengurangi aktivitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam persentase yang relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 0 C, oleh sebab itu perebusan pada suhu C akan menghentikan kegiatan enzim. b. Melepaskan buah dari Spiklet Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah maka untuk mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan dari spiklet. Buah dapat terlepas dari Spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat pangkal buah. Hidrolisa dengan reaksi biokimia telah terjadi sebagian di lapangan yaitu pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan buah yang berondol. Reaksi hidrolisis dan hemiselulosa dan pektin terdapat dalam

47 ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Panas uap tersebut dapat meresap ke dalam buah karena adanya tekanan c. Menurunkan Kadar Air Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan. Penurunan kandungan air buah menyebabkan penyusutan buah sehingga terbentuk rongga-rongga kosong yang mempermudah proses pengempaan. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit antara sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses pengempaan berlangsung. d. Pemecahan emulsi Minyak dalam buah berbentuk emulsi dapat lebih mudah keluar dari sel jika berubah dari fase emulsi menjadi minyak. Perubahan ini terjadi dengan bantuan pemanasan, yang mengakibatkan penggabungan fraksi yang memiliki polaritas yang sama dan berdekatan, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah. Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari buah. Penetrasi uap yang sempurna pada buah, terutama pada buah yang paling dalam, akan mempertinggi efisiensi ekstraksi minyak. e. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%. Kadar air biji yang turun hingga 15% akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan

48 membantu fermentase di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil. 5. Stasiun Penebah Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic feeder dengan menggunakan hosting crane. Automatic feeder ini berfungsi untuk menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah (threser/stripper drum) dalam threser. Buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan. 6. Stasiun Pengempaan (screw press) Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainnya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu :

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISA TINGKAT KEANDALAN SUKU CADANG MESIN PEREBUSAN (STERILIZER) PADA PABRIK KELAPA SAWIT TANJUNG SEUMANTOH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Sejarah PTPN IV Unit Usaha Kebun Pabatu berasal dari Hak Konsensi Pabatu Gunung Hataran dan dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN PERSENTASE RENDEMEN CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE ANALISA VARIANS (ANAVA) PADA STASIUN REBUSAN DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah PT. Perkebunan Nusantara I, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanjung Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM: EVALUASI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (Sudi Kasus Pada Stasiun Produksi PT.Perkebunan Nusantara III Unit PKS Rambutan) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar di berbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang subur

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI

PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II : Mesin-mesin dan Peralatan yang digunakan PTPN III PKS Rambutan A. Mesin Produksi Adapun jenis dari mesin- mesin produksi yang digunakan oleh PTPN III PKS Rambutan dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5 Lampiran 2 Data Harga Komponen.Lp2 Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3 Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5 Lampiran 6 Menghitung MTTF Menggunakan Minitab

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA PENENTUAN KADAR MINYAK YANG TERDAPAT PADA TANDAN BUAH KOSONG SESUDAH PROSES PEMIPILAN SECARA SOKLETASI DI PTP. NUSANTARA III PABRIK KELAPA SAWIT SEI MANGKEI - PERDAGANGAN KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN

Lebih terperinci

2013, No.217 8

2013, No.217 8 2013, No.217 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA CARA

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh KRISMES SIMANJUNTAK

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh KRISMES SIMANJUNTAK ANALISA PENGARUH FAKTOR SHIFT KERJA DAN TEMPERATUR TERHADAP JUMLAH KESALAHAN YANG TERJADI PADA PENGANGKATAN LORI DENGAN HOISTING CRANE DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN III KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI TUGAS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA PENENTUAN KADAR MINYAK DAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) TANDAN BUAH SEGAR (TBS) BERDASARKAN DERAJAT KEMATANGAN BUAH DI PTP.NUSANTARA III PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) SEI MANGKEI TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Sumatera Utara diperoleh dari perusahaan Inggris pada awal tahun 1962-1967. PT Perkebunan Sumatera Utara pada awalnya bernama Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Langkat ini merupakan unit kebun sawit langkat (disingkat SAL) berdiri sejak

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ASTIA BUDI PERDANA PUTRI

TUGAS AKHIR ASTIA BUDI PERDANA PUTRI PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU PEREBUSAN TERHADAP KEHILANGAN MINYAK (LOSSES) PADA AIR KONDENSAT DI STASIUN STERILIZER DENGAN SISTEM TIGA PUNCAK (TRIPLE PEAK) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV (Persero) PULU RAJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Lagkat ini merupakan Unit Kebun Sawit Langkat (SAL) berdiri sejak tahun 01 Agustus 1974 sebagai salah satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun. No.79, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan dewasa ini, telah mendorong kita untuk berusaha memajukan industri yang mandiri dalam rangka mewujudkan Era industrialisasi. Proses industrialisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk dalam family Palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Perkerbunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis, seperti halnya dinegara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari negeria, Afrika barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari amerika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU

TUGAS AKHIR MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU PENENTUAN KADAR MINYAK BRONDOLAN BUAH SAWIT PADA KEADAAN MENTAH, AGAK MATANG, MATANG, DAN LEWAT MATANG DI PTP. NUSANTARA III PKS ( PABRIK KELAPA SAWIT ) SEI MANGKEI TUGAS AKHIR MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU

Lebih terperinci

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek agroindustri perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat bagus, hal ini bisa dilihat dari semakin luasnya lahan tanam yang ada. Luas lahan yang sudah ditanami

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH Oleh AHMAD FAUZI LUBIS 07 118 039 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan baku yang berkualitas akan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat bervariasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaman sekarang ini merupakan era industri yang memerlukan suatu daya dan kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya. Industri dan perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara LAMPIRA N 134 DAFTAR TABEL KONVERSI TEMPERATUR TERHADAP BERAT JENIS (BJ) CRUDE PALM OIL (CPO) Temperatur( o C) Berat Jenis BJ Faktor Koreksi (FK) 35 0,9002 0,9997216 36 0,8995 0,9997564 37 0,8989 0,9997912

Lebih terperinci

PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN SHEETER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA DI PTPN III GUNUNG PARA TEBING TINGGI.

PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN SHEETER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA DI PTPN III GUNUNG PARA TEBING TINGGI. PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN SHEETER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA DI PTPN III GUNUNG PARA TEBING TINGGI. TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KADAR AIR DALAM INTI SAWIT PADA UNIT KERNEL SILO DI STASIUN KERNEL DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KADAR AIR DALAM INTI SAWIT PADA UNIT KERNEL SILO DI STASIUN KERNEL DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KADAR AIR DALAM INTI SAWIT PADA UNIT KERNEL SILO DI STASIUN KERNEL DI PKS PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN KUALA TANJUNG TUGAS AKHIR RETNO HUTAMI 082409019 PROGRAM STUDI D3 KIMIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Berdiri Perusahaan PT. Rohul Sawit Industri (RSI) PKS -Sukadamai adalah bagian dari perusahaan besar yakni anak perusahaan dari BGA Group (Bumitama Gunajaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) PABATU KARYA ILMIAH

PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) PABATU KARYA ILMIAH PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR PADA PALM KERNEL OIL (PKO) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) PABATU KARYA ILMIAH SUKAMTO 072409036 PROGRAM DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan

Lebih terperinci

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011 PENELUSURAN MODEL RANCANGAN PERCOBAAN TERSARANG UNTUK MENETAPKAN EKSISTENSI DARI DUA SCREW PRESS YANG TERPASANG DI PT. PP. LONDON SUMATERA INDONESIA, TBK TURANGEI PALM OIL MILL TANJUNG LANGKAT T U G A

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Kelapa Sawit. (3)(6) Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Spesifikasi Biji Jarak Pagar Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar. Menurut Hambali et al. (2007), tanaman jarak pagar dapat hidup dan berkembang dari dataran

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia telah berdiri sejak tahun 1930 dengan nama Socfindo Medan SA (Societe Financiere Des Caulthous Medan Societe Anoyme) didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sejalan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, sector industri merupakan salah satu usaha yang didukung pemerintah. Sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Putra Tunas Megah pada awalnya didirikan oleh perusahaan asing yang berdomisili di Singapura (Asysmec, Co.). PT. Putra Tunas Megah didirikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pengantar Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit (Elaeis guineensis) terbesar di dunia. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 21.534 juta ton dan dengan nilai pemasukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap mesin atau peralatan diharapkan beroperasi secara maksimal, salah satunya adalah dengan melakukan perawatan terhadap mesin dan peralatan tersebut. Perawatan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses II.TINJAUAN PUSTAKA A. Perebusan Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR HESTI DORA PERANGIN-ANGIN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR HESTI DORA PERANGIN-ANGIN. Universitas Sumatera Utara PENGARUH TEKANAN PADA PENGEMPA (SCREW PRESS) TERHADAP KONDISI BIJI DAN PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK KELAPA SAWIT YANG TERDAPAT PADA AMPAS PRESS DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN III SEI MANGKEI - PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KEANDALAN SPARE PARTS YANG TERMASUK KELOMPOK KRITIS DENGAN METODE RELIABILITY PADA PT. CENTRAL WINDU SEJATI

PENENTUAN KEANDALAN SPARE PARTS YANG TERMASUK KELOMPOK KRITIS DENGAN METODE RELIABILITY PADA PT. CENTRAL WINDU SEJATI PENENTUAN KEANDALAN SPARE PARTS YANG TERMASUK KELOMPOK KRITIS DENGAN METODE RELIABILITY PADA PT. CENTRAL WINDU SEJATI KARYA AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA 5.1. Profil Perusahaan 5.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN SOAP NOODLE DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: OKTABANI NIM :

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN SOAP NOODLE DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: OKTABANI NIM : PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN SOAP NOODLE DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 63.360 TON/TAHUN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: OKTABANI NIM : 060405016 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OLEAT DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 2000 TON/TAHUN KARYA AKHIR O L E H DEDY SOFYANTO.

PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OLEAT DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 2000 TON/TAHUN KARYA AKHIR O L E H DEDY SOFYANTO. PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OLEAT DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS 2000 TON/TAHUN KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Sains Terapan O L E H DEDY SOFYANTO. S NIM: 025201029

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE TAGUCHI (Studi Kasus Pada PT. Asam Jawa)

ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE TAGUCHI (Studi Kasus Pada PT. Asam Jawa) ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE TAGUCHI (Studi Kasus Pada PT. Asam Jawa) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH (FFB) SCRAPPER PADA LOADING RAMP UNTUK MEMINIMALISASI OIL LOSSES IN EMPTY BUNCH (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PT. Cisadane Sawit Raya Sumatera Utara) Ari

Lebih terperinci

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah PT. ATMINDO Medan di mulai sekitar tahun 1920-an, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah PT. ATMINDO Medan di mulai sekitar tahun 1920-an, dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II.1. Sejarah Perusahaan Sejarah PT. ATMINDO Medan di mulai sekitar tahun 1920-an, dengan pendirian NV Medannsche Machinen Fabriek (MMF) oleh pengusaha Belanda. Perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu banyak membantu umat manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan suatu efisiensi kerja yang tinggi,

Lebih terperinci