FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA KORUPTOR PEREMPUAN PADA RUBRIK TOPIK KITA DI MAJALAH NOOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA KORUPTOR PEREMPUAN PADA RUBRIK TOPIK KITA DI MAJALAH NOOR"

Transkripsi

1 FEMINISME LIBERAL DALAM WACANA FENOMENA KORUPTOR PEREMPUAN PADA RUBRIK TOPIK KITA DI MAJALAH NOOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Aulia Rahmi NIM KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

2

3

4 LEMBAR PERNYATAAN Denganinisayamenyatakanbahwa: 1. Skripsiinimerupakanhasilkaryasaya yang diajukanuntukmemenuhisalahsatupersyaratanmemperolehgelarstara 1 (S1) UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Semuasumber yang sayagunakandalampenulisanini, telahsayacantumkansesuaidenganketentuan yang belaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Jikakemudianhariterbuktibahwakaryainihasilplagiatatauhasiljiplakankarya orang lain, makasayabersediamenerimasanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Jakarta, 18 Desember 2014 AuliaRahmi

5 ABSTRAK Aulia Rahmi Feminisme Liberal DalamWacana Fenomena Koruptor Perempuan Pada Rubrik Topik Kita di Majalah Noor. Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena memiliki karkteristik yang berbeda dari media cetak lainnya. Pemberitaan di majalah dihadirkan dalam bentuk yang menarik dan isinya yang lebih imajinatif. Salah satu pemberitaan yang menjadi topik hangat di media cetak beberapa waktu lalu adalah kasus korupsi yang melibatkan banyak pejabat perempuan. Namun, diantara beberapa media, baik media elektronik maupun media cetak yang memuat berita mengenai fenomena koruptor perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teks yang dibangun oleh majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan?bagaimana kognisi sosial yang melatar belakangi wacana yang dibentuk pada rubrik topik kita di majalah Noor? Bagaimana pula kontekssosial yang melatar belakangi wacana dalam pemberitaan mengenai fenomena koruptor perempuan pada rubrik topik kita di majalah Noor? Teori yang digunakan dalam instrument penelitian ini adalah teori feminisme liberal yang diuraikan dalam buku Feminist Thought karya Rosmarie Putnam Tong, dimana penganut aliran feminisme liberal menekankan bahwa keadilan gender menuntut kita untuk membuat aturan permainan yang adil, yang didalamnya perempuan dapat merasakan hak yang sama dengan laki-laki baik dalam memperoleh pendidikan dan bermanfaat di ruang publik. Karena itu, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif untuk menjelaskan keterikatan antara teori feminisme liberal dengan permasalahan mengenai koruptor perempuan menggunakan pisau analisis wacana kritis milik Teun. A. Van Dijk. Metodologi penelitian ini menggunakan paradigm kritis dengan pendekatan kualitatif. Paradigma kritis bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita. Metode ini menekankan pada level teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang berhubungan dengan berita yang ditampilkan pada rubrik topic kita di majalah Noor agar menjadi sebuah pembelajaran untuk dapat menyampaikan pesan komunikasi dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada berita terdapat makna teks yang meliputi enam struktur teks. Selain itu terdapat kognisi sosial yang meliputi empat skema berupa skema person, skema diri, skema peran, dan skema peristiwa. Pemberitaan tersebut juga dilatarbelakangi oleh konteks sosial berupa praktik kekuasaan dan akses yang mempengaruhi wacana di dalamnya. Kata kunci: Media cetak, Feminisme liberal, Rubrik topik kita, Koruptor perempuan.

6 i KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan nikmat, karunia, dan ridhonya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarganya, yang telah menjadi panutan yang baik bagi umat Muslim di seluruh dunia. Serta hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selama kurang lebih enam bulan lamanya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Wacana Kritis Citra Koruptor Perempuan Pada Rubrik Topik Kita di Majalah Noor, yang disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini juga berkat doa, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu peneliti bermaksud untuk mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dalam penyelesaian skripsi ini. Mereka adalah: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, H. Sunandar, M.A.

7 ii 2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si. serta Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal perkuliahan. Tak lupa penulis haturkan terima kasih kepada Ketua dan Sekretaris terdahulu, Rubiyanah, MA. dan Ade Rina Farida, serta Dosen Pembimbing Akademik Dr. Rully Nasrullah, atas bantuan dan petuahnya kepada peneliti selama ini. 3. Dosen Pembimbing, Wati Nilamsari, M. Si., yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan banyak pelajaran, baik dari segi keilmuan maupun tulisan, dan selalu memotivasi peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Semoga Ibu selalu dilimpahkan karunia dan nikmat serta senantiasa selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT. 4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis,. 5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya sehingga penulis mendapat banyak referensi dalam penelitian ini. 6. Narasumber Penelitian, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jetti R. Hadi, Wartawan Penulis Badriyah Fayumi, serta Sekretaris Redaksi

8 iii Majalah Noor, Riri atas bantuannya guna melengkapi syarat penelitian ini. 7. Orangtua tercinta, Ayahanda Drs. Gustiri MAK dan Ibunda Ende Juju Julaeha serta keluarga besar yang tiada henti menyemangati peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu, serta memberikan dukungan berupa doa, moril, dan materil yang tak terhingga jumlahnya. Semoga Allah senantiasa memberikan mereka nikmat sehat dan umur panjang agar bisa menjadi saksi hingga anaknya menjadi pribadi yang sukses serta berguna bagi nusa dan bangsa. 8. Fajar Febrianto, yang senantiasa membantu peneliti dalam hal apapun, termasuk dalam doa, semangat, serta tidak pernah lelah mengingatkan peneliti agar menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan bermanfaat. Terima kasih atas segala perhatian yang telah diberikan. Semoga Allah membalas budi baikmu. 9. Sahabat terbaikku yang senantiasa menjadi pelipur lara, Norma Gustiany, Athifa Rahmah, Dea Nuva, Bella Stevany, Ira Wati, Latifah, Ika Suci Agustin, Revalia Ayunda, Alica, Faradilla Nurul Rahma, Vera. Terima kasih kalian selalu berhasil membuat saya tertawa bahagia. 10. Teman-teman seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik 2010, Jurnalistik A, Septinia, Tezar Aditya, beserta teman Najua lainnya, teman-teman Jurnalistik C, dan khususnya Jurnalistik B, Ntep, Diyah, Damar, Tyo, Damar, Bunbun, Nissa, Sri, Fauziah dan teman-teman JB lainnya yang tidak dapat peneliti tuliskan satu-persatu. Terima kasih untuk

9 iv kenangan selama empat tahun lamanya, dalam belajar, berkarya, berimajinasi, dan belajar bersama menjadi calon Jurnalis yang baik 11. Keluarga besar Radio Dakwah dan Komunikasi (RDK FM), yang telah memberikan banyak pelajaran berharga. Terima kasih telah memberikan pengalaman yang terbaik bagi peneliti untuk terus belajar dan belajar. 12. Keluarga besar Unity Agency, khususnya Terry Sintawati Latif yang telah banyak memberikan peneliti waktu untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Terima kasih atas motivasi dan pelajaran yang selalu diberikan. 13. Teman-teman KKN SIMFONI 2013 Tanjakan Mekar. Terima kasih atas pengalaman hidup selama satu bulan, dan canda tawa yang kita lalui bersama dengan penuh rasa kekeluargaan. Pada penulisan skripsi ini, peneliti sadar masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Namun, peneliti telah semaksimal mungkin berupaya agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga skripsi ini menjadi manfaat bagi yang membacanya. Aamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb Jakarta, 12 Desember 2014 Aulia Rahmi

10 v DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR......i DAFTAR ISI..... v DAFTAR TABEL....viii DAFTAR GAMBAR...ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...7 D. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Pendekatan Penelitian Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Subjek dan Objek Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian....15

11 vi E. Tinjauan Pustaka F. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teori 1. Feminisme.19 a. Feminisme Liberal Analisis Wacana...25 a. Analisis Wacana Kritis Van Dijk...28 B. Kerangka Konseptual 1. Korupsi a. Pengertian Korupsi.. 35 b. Korupsi di Indonesia Perempuan dalam Perspektif Islam Media Massa a. Pengertian Media Massa b. Fungsi Sosial Media Massa...48 c. Media Cetak...49 BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH NOOR A. Gambaran Umum Majalah Noor Visi dan Misi Majalah Noor Logo Majalah Noor Struktur Redaksi Majalah Noor

12 vii B. Gambaran Umum Rubrik Topik Kita 1. Rubrik Topik Kita Karakteristik Pembaca Majalah Noor BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Struktur Teks Berita Analisis Teks Berita Agar Perempuan Tak Rentan Analisis Teks Berita Peta Identitas Perempuan: Menyikapi Fenomena Koruptor Perempuan (31/12/2013) B. Analisis Level Kognisi Sosial C. Analisis Level Konteks Sosial...93 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 97 B. Saran...99 DAFTAR PUSTAKA 100 LAMPIRAN..103

13 viii DAFTAR TABEL TABEL HALAMAN Tabel 1: Struktur Teks Analisis Wacana Van Dijk...31 Tabel 2: Elemen Teks pada Wacana Teun A. Van Dijk...32 Tabel 3: Skema pada Level Kognisi Sosial..33 Tabel 4: Struktur Redaksi Majalah Noor Tabel 5: Analisis Level Teks Berita Berjudul Agar Perempuan Tak Rentan...70 Tabel 6: Analisis Level Teks Berita Berjudul Peta Identitas Perempuan: Menyikap Fenomena Koruptor Perempuan 82

14 ix DAFTAR GAMBAR GAMBAR HALAMAN Gambar 1: Logo Majalah Noor.32

15 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas dunia tidak bisa hanya diamati melalui mata dan telinga saja, perlu pihak ketiga yaitu media massa. 1 Media massa memiliki peran penting dalam komunikasi. Media massa itu sendiri sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal. 2 Sedangkan komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Pada awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komuniksi massa) yang dihasilkan oleh teknologi modern. 3 Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi komunikasi media massa mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan teknologi tersebut telah mengantarkan masyarakat agar semakin mudah dalam berhubungan antara satu dengan lainnya. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, beredar surat kabar sebagai sumber informasi media cetak pertama kali. Media cetak adalah berita-berita yang disiarkan 1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.2. 2 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008), h Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.3

16 2 melalui benda cetak. 4 Keberadaan surat kabar sebagai media cetak pertama kali dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg di Jerman. Sedangkan keberadaan surat kabar di Indonesia ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode, yakni masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan, serta zaman orde lama dan orde baru. Setelah beredarnya surat kabar di Indonesia, munculah komunikasi berupa tulisan yang lebih beragam konten beserta isinya, yaitu majalah. Majalah merupkan salah satu media komunikasi massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena memiliki karakteristik yang berbeda dari media cetak lainnya. Karakteristik dari majalah dapat dilihat dari isi pesan yang disajikan. Dalam penyajian pesannya, majalah menyajikan pesan lebih banyak serta memiliki cover/sampul sebagai daya tarik. Majalah terbit secara berkala dan isinya meliputi beragam liputan jurnalistik, pandangan tertentu, topik aktual yang layak diketahui konsumen pembaca, artikel, dan sastra. Penerbitan majalah dibedakan atas majalah mingguan, bulanan, dan sebagainya. Menurut pengkhususan isinya, majalah dibedakan atas majalah wanita, berita, remaja, olahraga, sastra, dan ilmu pengetahuan tertentu. Dan segmentasi pembacanya pun berbeda-beda. Salah satu majalah wanita yang ada di Indonesia yaitu majalah Noor. 4 Zaenudin HM, the journalist (Jakarta: Prestasi Pusta Karya, 2007), h.12

17 3 Majalah Noor adalah majalah wanita yang terbit bulanan, dimana di dalam majalah ini terdapat beberapa rubrik yang dapat menjadi inspirasi bagi para pembacanya seperti info kesehatan, perjalanan, karier, kecantikan dan berbagai hal menarik di dalamnya. Majalah yang mempunyai tagline Yakin Cerdas Bergaya ini merupakan majalah yang bernafaskan Islam. Konten yang terdapat didalamnya terdiri dari 11 rubrik. Salah satu rubrik yang menarik dan membedakan majalah Noor dengan majalah lainnya adalah rubrik Topik Kita. Rubrik topik kita merupakan rubrik tentang pengetahuan yang didalamnya terdapat pandangan Islam. Rubrik topik kita hadir di setiap edisi majalah Noor dengan ulasan tema yang berbeda-beda setiap bulannya. Salah satu tema yang dihadirkan dalam rubrik topik kita yaitu tentang fenomena koruptor perempuan pada majalah Noor edisi Vol X th. XI/2013. Dalam rubrik edisi tersebut membahas tentang persoalan politik yang kian ramai diperbincangkan. Dan tidak hanya dituliskan tentang fenomena yang sedang terjadi, tetapi dijelaskan juga mengenai pandangan dalam Islam terhadap perempuan. Perempuan merupakan makhluk yang sangat dimuliakan. Hal tersebut yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana beliau sangat menghormati ibunya. Pada hakikatnya, perempuan tercipta untuk menjadi makmum (orang yang berdiri di belakang imam), tetapi seiring berkembangnya zaman, perempuan tidak hanya menjadi seorang pengikut laki-laki dan berproses menjadi seorang pemimpin layaknya kaum pria.

18 4 Dalam fikih siyasah (politik) maupun fikih munakahah (pernikahan), kaum perempuan dipandang tak berhak menjadi pemimpin sebagai kepala pemerintahan maupun kepala keluarga. 5 Realitanya, banyak kaum perempuan yang didaulat sebagai seorang pemimpin. Dimulai dari hal kecil, kedudukan ketua kelas yang semula hanya dipimpin oleh kaum lelaki, sekarang perempuan pun bisa menjadi seorang ketua kelas. Dalam sejarah politik Indonesia, tercatat Indonesia pernah memiliki seorang pemimpin Negara dari kaum perempuan yaitu Megawati Soekarno Putri. Dan kini semakin marak perempuan yang mencalonkan dirinya sebagai pemimpin penyalur aspirasi rakyat Indonesia. Menjadi seorang pemimpin bukan hal yang mudah karena bertanggung jawab atas banyak jiwa. Tetapi banyak diantara pemimpin wanita yang mencalonkan dirinya untuk menunggang popularitas saja. Dalam suatu Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan: Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarga, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Isteri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Oleh karena itu, kalian sebagai pemimpin akan dimintai h Nasarudin Umar, Fikih Wanita untuk Semua, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010),

19 5 pertanggungjawaban kalian atas kepemimpinannya. 6 Dalil tersebut menjelaskan bahwa apabila sudah diberi amanat berupa jabatan yang baik lalu tidak dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik seperti berbuat curang yaitu dengan melakukan tindak pidana korupsi, maka Allah akan meminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Meskipun tindak korupsi merupakan tindakan terlarang baik secara hukum maupun agama, tidak sedikit pemimpin yang melakukannya. Fenomena koruptor di Indonesia kian merajalela, dan pelakunya bukan hanya dari kalangan pria, tetapi juga wanita. Wanita yang terdaftar sebagai koruptor di Indonesia, beberapa diantaranya ialah Angelina Sondakh, Miranda Goeltom, Nunun Nurbaeti, Siti Hartati Murdaya,dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Menurut survey yang dilakukan oleh pihak Transparency International Indonesia (TII), Indonesia menempati urutan ke-118 dalam urutan Negara terkorup. Pihak TII juga melansir Indonesia berada di empat Negara terbawah dalam urutan tingkat korupsi dengan kondisi yang semakin memburuk. 7 Kondisi tersebut membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi-institusi Negara dalam upaya pemberantasan korupsi menurun. Melihat realitas yang ada, menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk meneliti fenomena koruptor perempuan di Indonesia dalam rubrik 6 Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid Satu, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), h Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Membasmi Kanker Korupsi, (Jakarta Pusat, T. Np, 2005), h. 223.

20 6 topik kita di majalah Noor yang akan diteliti dengan cara mencari makna tersembunyi (latent) pada suatu teks di media yang menjadi rujukan utama dalam penelitian. Untuk menganalisis sebuah makna yang terkandung dalam sebuah teks dapat diteliti melalui sebuah studi analisis data kualitatif, berupa analisis wacana. Penelitian ini difokuskan pada pemberitaan mengenai koruptor perempuan tentang Fenomena Koruptor Perempuan dan Agar Perempuan Tak Rentan edisi Desember 2013, karena melihat pada bulan tersebut isu ini sedang ramai diperbincangkan. Maka Penelitian ini mengangkat judul Feminisme Liberal dalam Wacana Fenomena Koruptor Perempuan Pada Rubrik Topik Kita di Majalah Noor. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar lebih fokus dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah Analisis wacana pada fenomena koruptor perempuan pada majalah Noor yaitu dalam rubrik Topik kita di majalah Noor edisi Vol X th. XI/2013. Terdapat kurang lebih tiga berita mengenai hal ini dalam majalah Noor pada bulan Desember Namun, peneliti fokus pada dua berita. Dari pembatasan masalah tersebut perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana teks yang dibangun oleh majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan?

21 7 2. Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan? 3. Bagaimana konteks sosial yang melatarbelakangi wacana dalam pemberitaan fenomena koruptor perempuan di majalah Noor? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang tertulis di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui makna teks yang terdapat pada rubrik topik kita di majalah Noor tentang fenomena koruptor perempuan di Indonesia. 2. Untuk mengetahui kognisi sosial ditinjau dari analisis wacana terhadap majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan dalam rubrik topik kita. 3. Untuk mengetahui konteks sosial ditinjau dari analisis wacana terhadap majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan dalam rubrik topik kita D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan tentang gejala sosial yang tengah terjadi di masyarakat. Seperti hal-hal yang enggan dan dianggap tabu untuk diberitakan, sama halnya dengan apa yang terjadi ditengah masyarakat Indonesia khususnya dalam kancah politik.

22 8 2. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif khususnya pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks analisis wacana, serta rubrik yang terkait dengan bidang sosial, ekonomi dan politik. 3. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi peneliti, praktisi komunikasi, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tim redaksi majalah, dan berbagai konten masyarakat lainnya bahwa dalam produksi suatu berita, teks tidak berdiri secara netral. Namun, banyak aspek yang ikut mempengaruhi di dalam memproduksi sebuah berita. Termasuk kondisi kognisi wartawan dan pandangan masyarakat dalam melihat suatu isu yang ditampilkan oleh suatu media. Penelitian ini juga guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam mempelajari praktik karya jurnalistik. E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. Paradigma kritis bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan

23 9 dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita. 8 Dalam pandangan kritis, realitas merupakan kenyataan semu yang telah terbentuk oleh proses kekuatan sosial, politik, dan ekonomi. Analisis wacana dalam pandangan kritis menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. 9 Analisis wacana kritis tidak dipusatkan pada benar atau tidaknya struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktivisme, karena pada paradigma kritis kelompok dominan sangat berperan dan terlihat ingin menunjukan diri mereka dengan mengemas sebuah wacana untuk selanjutnya dilemparkan ke publik sehingga dianggap sebagai nilai yang dapat diterima bersama oleh khalayak. 2. Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari suatu perwujudan makna dari gejala-gejala sosial di masyarakat. 10 Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan analisis yang bersifat non-kuantitatif. Karena dalam melakukan penelitian kualitatif adalah dengan menggunakan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan. Dalam melakukan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, terdapat beberapa kriteria, diantaranya ialah kredibilitas yang digunakan Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 9 Eriyanto, Analisis Wacana, h Eriyanto, Analisis Wacana, h.302.

24 10 untuk mendeskripsikan/memahami fenomena yang menarik perhatian dari suatu sudut pandang. Kedua, transferabilitas yang merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif yang dapat masuk akal. Ketiga, dependabilitas yang secara esensial berhubungan dengan kemungkinan memperoleh hasil yang sama sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. Keempat, konfirmabilitas yang berasumsi bahwa setiap peneliti membawa perspektif yang unik ke dalam penelitian. 11 Selain kriteria, hal yang juga sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah objek analisis. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif ialah makna dari gejalagejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penulis menyandingkan dengan pisau analisis wacana yang dikemukakan Teun A. Van Dijk. Analisis wacana diartikan sebagai suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Terdapat perbedaan antara analisis wacana dengan analisis isi kualitatif yaitu analisis wacana lebih melihat kepada bagaimana (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi, sedangkan analisis isi lebih menekankan pada pernyataan apa (what) dalam sebuah teks Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Raja Grafindo, 2009), h. 12 Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: Rosdakarya, 2001), h.68.

25 11 3. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif model Analisis Wacana Kritis. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori milik Teun A. Van Dijk, dimana teks memiliki ideologi dan kecenderungan tertentu terhadap suatu pemberitaan. Dalam menganalisis menggunakan Analisis Wacana Kritis model Van Dijk diperlukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. 13 Analisis wacana berfokus pada pencarian makna terhadap suatu pesan yang sifatnya tersembunyi (latent). Dalam perangkat wacana milik Van Dijk, jika ada suatu teks yang memarjinalkan wanita, dibutuhkan suatu penelitian lebih dalam untuk melihat bagaimana produksi teks itu bekerja, kenapa teks itu memarjinalkan wanita. Dan penelitian ini sangat khas Van Dijk karena melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut: h. 201 h Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), 14 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

26 12 a. Observasi Non Partisipan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi non partisipan. Observasi berupa pengamatan langsung dilakukan kepada teks yang akan diteliti yaitu teks berita mengenai fenomena koruptor perempuan pada rubrik Topik Kita di Majalah Noor edisi Desember Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian non partisipan dimana peneliti mengobservasi tanpa bantuan dari partisipan. 15 b. Wawancara Mendalam Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. 16 Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan wawancara mendalam kepada narasumber terkait yaitu Jetti Rosilla Hadi (Pemimpin Redaksi Majalah Noor) dan Badriyah Fayumi (Penulis dan Redaktur rubrik Topik Kita). Wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur (wawancara secara mendalam). Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaannya telah ditetapkan sebelumnya dan telah disediakan pilihan jawabannya, sedangkan wawancara tak terstruktur disebut 15 John W. Creswell, Research Design. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bhineka Cipta, 1996), cet ke-10, h.72.

27 13 sebagai wawancara mendalam (intensif) yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk-bentuk informasi dari semua responden yang disesuaikan dengan cirri-ciri setiap responden. 17 Wawancara dalam penelitian kualitatif berlangsung dari alur umum ke alur khusus. Wawancara pada tahap pertama biasanya hanya bertujuan untuk memberikan deskripsi dan orientasi awal periset perihal masalah dan subjek yang dikaji. Tema-tema yang muncul kemudian diperdalam, dikonfirmasikan pada wawancara berikutnya, dan demikian seterusnya hingga mencapai titik jenuh. Periset kualitatif dalam melakukan wawancara dapat melakukan loncatan materi wawancara kepada responden yang secara natural memiliki informasi yang lebih banyak dan menjadi informan yang lebih penting. 18 c. Dokumentasi Dokumentasi berupa data tertulis yang berisikan keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang bersifat aktual. 19 Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto, arsip, dokumen, dan catatan-catatan yang terdapat di majalah Noor. d. Studi Pustaka 17 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2001), h Agus Salim MS, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h Kunto, Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek, h. 77.

28 14 Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari beberapa buku, jurnal, kamus, dan artikel media lain yang berhubungan dengan penelitian. 5. Teknik analisis data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Analisis wacana oleh Van Dijk digambarkan sebagai analisis yang mempunyai tiga dimensi didalamnya, yaitu: level teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Kesimpulan dari analisis ini adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial, dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang di masyarakat dalam suatu masalah. 20 Setelah data terkumpul secara rapi dan lengkap, data yang didapatkan adalah hasil dari wawancara, arsip-arsip serta dokumentasi majalah Noor yang kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dianalisis dan diberikan interpretasi dengan cara mengklasifikasikannya dengan kerangka teori dan dibuat kesimpulan. 6. Subjek dan objek penelitian h Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

29 15 Subjek yang diteliti adalah pihak redaksi majalah Noor, sedangkan objek penelitiannya adalah teks berita dengan judul Menyingkap Fenomena Koruptor Perempuan dan Agar Perempuan Tak Rentan pada rubrik topik kita edisi Vol X th. XI/2013 di majalah Noor. 7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kantor Majalah Noor yang terletak di Jalan Karang Pola VI No. 7A, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan waktu penelitian dilaksanakan pada 07 Mei 16 Juni Pedoman Penulisan Pedoman penulisan ini mengacu pada buku pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Centre for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengdakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang berada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan dari hasil pencarian, penulis belum menemukan judul yang sama persis dengan judul yang akan diteliti. Hanya terdapat beberapa judul yang hampir sama dengan menemukan persamaan dan perbedaan yang terdapat di dalamnya. Skripsi yang dimaksud diantaranya ialah sebagai berikut:

30 16 a. Analisis Wacana Citra Perempuan dalam Tabloid Nova Edisi Khusus Kecantikan Tanggal November 2011 yang ditulis oleh Tiara Mustika mahasiswa Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan Pada skripsi ini terdapat kesamaan yaitu menggunakan analisis teks yang sama yaitu analisis wacana dengan model analisis wacana Teun A. Van Djik. Dan perbedaan yang terdapat di dalamnya adalah teori yang digunakan yaitu teori labeling, dan skripsi ini menggunakan tabloid Nova sebagai subjek dalam penelitiannya. b. Analisis Wacana Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah pada majalah Ummi Edisi Maret-Juni 2009 yang ditulis oleh Erma Mulyana mahasiswa Jurusan konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan Pada skripsi ini tidak dijelaskan paradigma apa yang digunakan penulis, apakah paradigm positivis, konstruktivisme, ataupun kritis. Selain itu, media yang digunakan dalam penelitian adalah majalah UMMI dan lebih menekankan kepada penelitian karakteristik keislamannya. Dari beberapa skripsi tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti judul skripsi Analisis Wacana Teun A. Van Dijk pada rubrik topik kita mengenai fenomena koruptor perempuan di majalah Noor.

31 17 F. Sistematika Penulisan Agar penelitian skripsi ini lebih sistematis, penulisan ini disusun dengan lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab, yaitu: BAB I Penulis akan menjabarkan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustka, dan Sistematika Penulisan. BAB II Penulis akan menjelaskan pengertian umum tentang Teori Feminisme, Feminisme Liberal, Analisis Wacana, Analisis Wacana Kritis Van Dijk, Korupsi, Media Massa, serta perempuan dalam pandangan Islam. BAB III Menggambarkan secara umum tentang profil majalah Noor, sekilas tentang rubrik topik kita yang didapat dalam wawancara dengan tim redaksi. BAB IV Bab ini berisi hasil temuan dari hasil penelitian yang diperoleh penulis pada saat penelitian.

32 18 BAB V Bab ini berisi tentang kesimpulan atas analisis penelitian juga kritik dan saran dari permasalahan yang diangkat disertai dengan beberapa lampiran yang didapat.

33 19 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teori 1. Feminisme Feminisme merupakan istilah yang digunakan oleh para kaum feminis kultural untuk mendeskripsikan ideologi superioritas wanita. Secara umum, istilah feminisme merujuk pada pengertian ideologi pembebasan wanita, karena yang melekat dalam semua pendekatannya ialah bentuk keyakinan bahwa wanita mengalami ketidakadilan karena jenis kelaminnya. 21 Feminisme pada umumnya adalah tentang bagaimana pola relasi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, serta bagaimana hak, status, dan kedudukan perempuan di sektor domestik dan publik. Rosmarie Putnam Tong dalam bukunya yang berjudul Feminist Thought menyebutkan bahwa teori feminisme terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah feminisme liberal, feminisme radikal libertarian dan radikal kultural, feminisme marxis dan sosialis, feminisme psikoanalisis dan gender, feminisme ektensialis, feminisme postmodern, feminisme multikultural dan global, serta feminisme ekofeminisme. 22 Feminisme radikal menekankan bahwa budaya patriarkal ditandai oleh adanya kuasa, dominasi, hirarki, dan kompetisi. 23 Laki-laki hanya diizinkan untuk menunjukkan karakteristik maskulin, sedangkan perempuan 21 Kasiyan, Manipulasi dan Dehumanisasi Wanita dalam Iklan, (Yogyakarta: T.pn., 2008), h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h

34 20 karakteristiknya hanya feminin saja. Maka feminisme radikal-liberal berfokus pada seks, gender, reproduksi. Seks, gender, dan reproduksi yang dimaksud Tong disini adalah jenis kelamin, sifat maskulin/feminin, dan apa yang dihasilkan perempuan dan laki-laki. Seperti, laki-laki tidak bisa melahirkan, menyusui layaknya seorang perempuan. 24 Berbeda dengan Feminisme radikal-libertarian, feminisme radikalkultural bersifat ekslusifitas seksual di mana laki-laki dan perempuan tidak bisa dipersatukan. Dalam pandangan Tong, ekslusif seksual adalah perempuan termasuk dalam golongan yang tidak diizinkan untuk menikah dengan lakilaki. Bahkan untuk bekerja di ruang publik sekalipun, tidak diperbolehkan. Hal yang ingin diperjuangkan dalam gerakan feminisme ini adalah mengembalikan hak-hak kebebasan perempuan yang sangat mendasar. 25 Gerakan feminisme marxis dan sosialis terbentuk karena adanya tuntutan ekonomi sehingga perempuan terpaksa terjun ke ranah publik untuk menghasilkan uang dan akhirnya hanya menguntungkan pihak laki-laki. Tujuan dari gerakan feminisme marxis dan sosialis adalah agar ada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sehingga kepentingan laki-laki tidak terlalu diutamakan atas kepentingan perempuan. 26 Berbeda dengan feminisme marxis dan sosialis, dalam feminisme psikoanalisis dan gender, laki-laki menganggap bahwa dirinya sebagai 24 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 188.

35 21 maskulin dan perempuan menganggap bahwa dirinya sebagai feminin. Padahal dalam realitanya, laki-laki juga memiliki sifat feminin dalam dirinya, hal tersebut terbukti dari tingkat emosional yang laki-laki miliki. Sementara perempuan juga memiliki sifat pemberani dalam dirinya seperti laki-laki. Tujuan gerakan feminisme ini adalah untuk menuju masyarakat yang androgini, yaitu perempuan memiliki kedua sifat tersebut, feminin dan maskulin. 27 Contohnya, laki-laki juga bisa menangis saat kehilangan seseorang yang disayang. Sedangkan perempuan single parent yang mampu menghidupi anak, baik sebagai ibu maupun sebagai seorang ayah, yaitu mengasuh anak dan mencari nafkah yang seharusnya menjadi tugas suami. Aliran feminisme yang lain yaitu, feminisme eksistensialis. Menurut Beauvoir, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan perempuan dalam mencapai suatu perubahan. Pertama, perempuan bisa bekerja di lingkungan yang kebanyakan adalah laki-laki. Kedua, perempuan bisa membuat perubahan dengan cara pandangannya sendiri dalam suatu pekerjaan. Ketiga, perempuan dapat bekerja untuk mencapai perubahan sosial khususnya di masyarakat. 28 Gerakan selanjutnya yaitu feminisme posmodern yang ditujukan untuk mencapai kebebasan perempuan dari perbedaan ras, kelas, kecenderungan seksual, etnisitas, kebudayaan, umur, agama, dan sebagainya. Feminisme posmodern berkaitan dengan pemikiran posmodernisme yang secara garis 27 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h

36 22 besar menekankan bahwa perempuan bisa mengeskpresikan dirinya sebagai perempuan, karena perempuan dan laki-laki berbeda. 29 Sedangkan pada feminisme multikultural dan global cenderung menekankan pada perbedaan antara perempuan kulit hitam dan perempuan kulit putih. Beberapa perempuan diuntungkan hanya karena ras dan kelas mereka. Di mana perempuan kulit hitam hanya boleh berbicara atau mengemukakan pendapat atas perempuan kulit hitam lainnya, dan begitu pula dengan perempuan kulit putih. Sedangkan feminisme global menekankan pada bergantung apakah seorang perempuan dalam menghadapi perannya sebagai warga negara. 30 Aliran feminisme yang selanjutnya adalah ekofeminisme. Ekofeminis berpendapat ada hubungan konseptual, simbolik, dan linguistik antara feminis dan isu ekologi. Dalam ekofeminisme, terdapat hubungan antara perempuan dengan alam. Di mana laki-laki dianggap yang paling dominan dalam merusak alam, sehingga adanya gerakan ini untuk mencapai kesetaraan baik laki-laki maupun perempuan dalam memperbaiki lingkungan tanpa adanya dominasi dari kedua belah pihak. 31 Dari berbagai macam aliran feminisme yang ada, aliran feminisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah feminism liberal. 29 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 359.

37 23 a. Feminisme Liberal Feminisme liberal merupakan aliran yang ada sejak abad ke-18. Akar feminisme liberal berawal dari pemikiran Alison Jaggar pada abad ke-18 dan ke-19 yang mengamati pemikiran politis liberal yang mempunyai konsepsi atas sifat manusia, yang menempatkan keunikan kita sebagi manusia dalam kapasitas untuk bernalar. 32 Pada abad ke-18, pekerjaan produktif (pekerjaan yang menghasilkan pendapatan untuk menghidupi sebuah keluarga) telah dilakukan di sekitaran rumah, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi kemudian kekuatan kapitalisme industri mulai menarik tenaga kerja keluar rumah, dan kemudian memasuki ruang kerja publik. Pada mulanya, proses ini bergerak perlahan dan tidak teratur, dan meninggalkan dampaknya yang paling besar pada perempuan borjuis yang sudah menikah. 33 Perempuan kelompok ini tidak intensif bekerja di luar rumah karena rata-rata menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. Sedangkan perempuan kelas menengah juga tidak mempunyai kebebasan, bahkan dalam hal bernalar sekalipun. Wollstonecraft menegaskan bahwa jika nalar adalah kapasitas yang membedakan manusia dari binatang, yakni masyarakat wajib memberikan pendidikan kepada perempuan, seperti halnya juga dengan lakilaki. Karena setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang setara untuk mengembangkan kapasitas nalar dan moralnya. 32 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h. 18.

38 24 Pada abad ke-19, John Stuart Mill dan Hariet Taylor (Mill), memandang nalar tidak saja secara moral, namun sebagai kapasitas untuk mengambil keputusan secara otonom, tetapi juga melalui pemikiran yang hatihati. Mill dan Taylor mengklaim cara yang dapat memaksimalkan kegunaan yang total (kebahagiaan/kenikmatan), adalah dengan membiarkan setiap individu untuk mengejar apa yang mereka inginkan. 34 Jika masyarakat ingin mencapai kesetaraan seksual, dan keadilan gender, maka masyarakat harus membiarkan perempuan hak politik dan kesempatan, seta pendidikan yang sama dengan laki-laki. Mill berpendapat bahwa setelah perempuan mendapat pendidikan penuh dan hak pilih, kebanyakan dari mereka akan memilih untuk tetap berada di dalam lingkungan ranah pribadi untuk mempercantik diri dan bukan untuk mendukung kehidupan. Sebaliknya, Taylor berpendapat dalam tulisan berjudul Enfranchisment of Women bahwa tugas perempuan dan laki-laki adalah sama-sama untuk mendukung kehidupan. 35 Perempuan seharusnya tidak hanya mencari kesempatan untuk membaca buku dan memasukkan suara dalam pemilu. Mereka juga harus dapat menjadi partner laki-laki dalam usaha, keuntungan, risiko, dan pendapatan dari industri produktif. Taylor bersikeras, bahwa secara psikologis, sangatlah penting bagi seorang perempuan untuk bekerja, tidak masalah apakah pekerjaan yang dilakukan akan menghasilkan kegunaan atau tidak. 34 Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h Rosemarie Putnam tong, Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis, h.24.

39 25 Mill juga menyampaikan bahwa salah satu perbedaan yang terdapat pada perempuan dan laki-laki terdapat pada pencapaian intelektualnya, di mana laki-laki lebih lengkap menerima pendidikan dibandingkan perempuan, dan posisi laki-laki yang lebih diuntungkan. 2. Analisis Wacana Istilah wacana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer mencakup tiga hal. Pertama, percakapan, ucapan, dan tutur kata. Kedua, keseluruhan tutur atau cakapan yang merupakan suatu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terbesar, terlengkap yang terealisasi pada bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, dan artikel. 36 Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai kemampuan untuk maju (dalam pembahasan menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya, serta komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur. 37 Menurut Riyono Pratiko, proses berpikir seseorang sangat erat kaitannya dengan ada tidaknya kesatuan dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. 38 Semakin baik cara atau pola berpikir seseorang, pada umumnya makin terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu. Kajian terhadap wacana tersebut sering disebut sebagai analisis wacana. Menurut pandangan Littlejohn, terdapat beberapa rangkaian tentang 36 Peter Y Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), h Ismail Muhaimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1994), h Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, (cet ke-5; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.10.

40 26 analisis wacana. Pertama, seluruhnya tentang analisis wacana disusun, prinsip yang digunakan oleh komunikator untuk menghasilkan dan memahami percakapan atau tipe-tipe pesan lainnya. Kedua, wacana dipandang sebagai aksi, yaitu dengan cara melakukan segala hal, biasanya dengan kata-kata. Ahli analisis wacana berasumsi bahwa pengguna bahasa mengetahui bukan hanya aturan tata bahasa kalimat, namun juga aturan-aturan untuk mengetahui unit yang lebih besar dalam menyelesaikan tujuan-tujuan pragmatic dalam situasi sosial. Ketiga, analisis wacana adalah suatu pencarian prinsip-prinsip yang digunakan oleh komunikator aktual melalui perspektif mereka seperti, ia tidak memedulikan ciri atau sifat psikologis tersembunyi atau fungsi otak, namun terhadap problema percakapan sehari-hari yang dikelola dan dipecahkan. 39 Analisis wacana muncul sebagai suatu reaksi terhadap suatu linguistik murni yang tidak bisa mengungkap hakikat bahasa yang sempurna. Analisis wacana mengkaji bahasa secara terpadu, dalam arti tidak terpisah-pisah seperti unsur bahasa terikat pada konteks pemakaian. Berdasarkan analisisnya, ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan antara lain: Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat, analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi, analisis wacana merupakan suatu pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik, analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam berbahasa, analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional. 40 Dari kelima ciri dan sifat wacana berdasarkan analisisnya, 39 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 40 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h

41 27 dapat disimpulkan bahwa analisis wacana berkaitan pada bahasa untuk mencari makna yang terdapat pada teks. Dari beragam ciri dan sifatnya, analisis wacana memiliki tiga pandangan mengenai bahasa. Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivisme-empiris. 41 Oleh penganut aliran ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Maksudnya ialah adanya pemisahan antara pemikiran dan realitas. Dalam kaitannya, konsekuensi logis dari pemikiran ini adalah orang tidak perlu mengetahui makna subjektif dari sebuah teks, karena yang terpenting ialah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu, tata bahasa, kebenaran sintaksis merupakan bidang utama dari aliran positivism-empiris tentang wacana. Pandangan kedua disebut sebagai pandangan konstrutivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. 42 Aliran ini adalah kebalikan dari aliran positivism-empiris, karena di dalam pandangan kostruktivisme, subjek dan objek bahasa tidak dapat dipisahkan. Konstruktivisme menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini mencoba mengoreksi pandangam konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun h Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), 42 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 5.

42 28 institusional. 43 Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pandangan yang ketiga yaitu pandngan kritis atau analisis wacana kritis. a. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Analisis Wacana Kritis dibangun oleh sekelompok pengajar Universitas East Angelia pada tahun 1970-an. Dalam Analisis Wacana Kritis, wacana tidak dipahami semata-mata sebagai suatu studi bahasa. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks yang ada. 44 Dalam analisis wacana kritis, bahasa dilihat sebagai suatu faktor yang penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan yang terjadi dalam suatu masyarakat. Terdapat beberapa Analisis Wacana dengan Paradigma kritis, beberapa diantaranya yaitu Fairclough dan Wodak, serta Teun A. Van Dijk. Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan mengajukan versinya masing-masing. 45 Analisis Wacana Kritis milik Fairclough dan Wodak melihat wacana pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai 43 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h Aris Badara, Analisis Wacana; Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h.7

43 29 bentuk dari praktik sosial. 46 Praktik sosial dimaksudkan sebagai pihak yang memiliki kekuasaan dalam memaknai suatu teks bahasa. Dalam Analisis Wacana Kritis, terdapat lima karakteristik diantanya sebagai berikut: 47 Pertama, tindakan, prinsip pertama wacana ditandai sebagai sebuah tindakan, dimana seseorang menulis, berbicara, dan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Kedua, konteks, wacana dalam analisis wacana kritis dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Ketiga, historis, wacana baru akan dipahami apabila kita bisa memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan. Keempat, kekuasaan, dalam analisis wacana kritis terdapat elemen kekuasaan di dalam analisisnya. Karena di setiap wacana yang muncul dalam analisis wacana kritis dipandang sebagai sesuatu yang bersifat alamiah, wajar, dan netral, tetapi juga merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Kelima, ideologi. Ideologi dalam analisis wacana kritis dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegitimasi dominasi mereka. Pandangan semacam ini, wacana tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah, karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Kekuatan yang dimiliki Analisis Wacana Kritis (AWK) adalah kemampuannya dalam melihat dan membongkar politik ideologi di dalam media. Hal tersebut menjadi sangat penting karena dalam wacana yang bersifat kritis diyakini bahwa teks merupakan bentuk dari praktik ideologi atau 46 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi 12-19 November 2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib.

BAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR (Studi Analisis Wacana Tentang Representasi Etnis Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir oleh Clara Ng) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif non kancah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungannya hanya memaparkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) KAUM MARGINAL DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Analisis Wacana tentang Relokasi PKL Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Republika Edisi Mei 2010) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA BERITA KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PADA SURAT KABAR HARIAN PEKANBARU MX EDISI FEBRUARI 2014 SKRIPSI

ANALISIS WACANA BERITA KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PADA SURAT KABAR HARIAN PEKANBARU MX EDISI FEBRUARI 2014 SKRIPSI ANALISIS WACANA BERITA KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PADA SURAT KABAR HARIAN PEKANBARU MX EDISI FEBRUARI 2014 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ilmu komunikasi (S.

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO (Analisis Framing terhadap Kompas.com dan Viva.co.id edisi 19-26 Agustus 2015) SKRIPSI Oleh : Akbar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI No : 1783/KOM-D/SD-S1/2014 ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Secara etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KASUS WISMA ATLET PADA KORAN KOMPAS BERDASARKAN PANDANGAN NORMAN FAIRCLOUGH SKRIPSI

ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KASUS WISMA ATLET PADA KORAN KOMPAS BERDASARKAN PANDANGAN NORMAN FAIRCLOUGH SKRIPSI ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KASUS WISMA ATLET PADA KORAN KOMPAS BERDASARKAN PANDANGAN NORMAN FAIRCLOUGH SKRIPSI Disusun Oleh : RAMA FITRIATY MURSALIN (201010080311116) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti, yaitu berbicara mengenai bagimana sebuah isi teks pesan dakwah konsultasi sufistik yang diasuh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

PERSONAL BRANDING JOKOWI DALAM MEDIA

PERSONAL BRANDING JOKOWI DALAM MEDIA PERSONAL BRANDING JOKOWI DALAM MEDIA (Analisis Isi Kuantitatif Personal Branding Jokowi Dalam Harian Umum Solopos Periode Terbit Maret - Juli 2012) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Munculnya feminisme memang tak lepas dari akar persoalan yang ada di kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih dianggap sebagai makhluk inferior.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN MEDIA MASSA DI RADIO MANDIRI FM PEKANBAU SKRIPSI

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN MEDIA MASSA DI RADIO MANDIRI FM PEKANBAU SKRIPSI 1704/KOM-D/SD-S1/2014 PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN MEDIA MASSA DI RADIO MANDIRI FM PEKANBAU SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kualitatif ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE

KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing pada Kompas.com dan Viva.co.id edisi Juni 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: ANALISIS WACANA KRITIS Mengungkap realitas yang dibingkai media, pendekatan analisis kritis, dan model analisis kritis Fakultas 11Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dalam khutbah yang disampaikan oleh H. Sunarto di beberapa masjid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN REDAKSI DALAM PENENTUAN HEADLINE HALAMAN UTAMA PADA SURAT KABAR PEKANBARU POS

ANALISIS KEBIJAKAN REDAKSI DALAM PENENTUAN HEADLINE HALAMAN UTAMA PADA SURAT KABAR PEKANBARU POS 1764/KOM-D/SD-S1/2014 ANALISIS KEBIJAKAN REDAKSI DALAM PENENTUAN HEADLINE HALAMAN UTAMA PADA SURAT KABAR PEKANBARU POS SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

KOMPETISI MEDIA LOKAL DI PONOROGO

KOMPETISI MEDIA LOKAL DI PONOROGO KOMPETISI MEDIA LOKAL DI PONOROGO (Studi Analisis Teori Niche Antara Mingguan Ponorogo Pos dan Media Mataraman Pada Bulan September 2015 Sampai Dengan Bulan Februari 2016 Dalam Perebutan Iklan) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 233 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah peneliti melakukan analisis mulai dari level teks, level konteks, hingga menemukan frame besar Kompas, peneliti menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian atau Metodologi Riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015)

KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

KONSTRUKSI WACANA TEKS PEMBERITAAN KEKERASAN PEREMPUAN PADA PROGRAM TALKSHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV EPISODE KETIKA RUMAH TAK LAGI AMAN SKRIPSI

KONSTRUKSI WACANA TEKS PEMBERITAAN KEKERASAN PEREMPUAN PADA PROGRAM TALKSHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV EPISODE KETIKA RUMAH TAK LAGI AMAN SKRIPSI KONSTRUKSI WACANA TEKS PEMBERITAAN KEKERASAN PEREMPUAN PADA PROGRAM TALKSHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV EPISODE KETIKA RUMAH TAK LAGI AMAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER

PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh SUSILOWATI NIM 050103101092 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia yang hidup di masa ini adalah manusia yang dimudahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia yang hidup di masa ini adalah manusia yang dimudahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang hidup di masa ini adalah manusia yang dimudahkan dengan adanya teknologi-teknologi yang tercipta. Mereka dapat menggunakan satu alat untuk mengakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

STRATEGI JARINGAN PEMASARAN SURAT KABAR LOKAL

STRATEGI JARINGAN PEMASARAN SURAT KABAR LOKAL STRATEGI JARINGAN PEMASARAN SURAT KABAR LOKAL (Studi Deskriptif Tentang Strategi Jaringan Pemasaran Surat Kabar Tribun Medan Dalam Meningkatkan Penjualan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci