BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia selalu bersinggungan dengan keindahan-keindahan dalam
|
|
- Inge Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia selalu bersinggungan dengan keindahan-keindahan dalam hidup, baik yang nyata terlihat maupun secara abstrak. Salah satu keindahan itu adalah karya-karya sastra yang lahir sebagai bentuk seni dan keindahan yang keluar dari dalam alam pikiran manusia. Banyak pemikir-pemikir yang mendefinisikan sastra dan karya sastra, salah satunya menyebutkan bahwa Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. (Wellek&Warren,1988:3) Seiring dengan perkembangan sastra di dunia barat, di benua Asia pun terjadi perkembangan sastra. Khususnya di Jepang, banyak sastrawan-sastrawan berbakat yang muncul dan mempersembahkan karya yang masih diperbincangkan hingga kini. Perkembangan Kesusastraan Jepang itu sendiri dibagi menjadi 5 masa, pertama, kesusastraan di Jepang sudah mulai muncul dari jaman Joodai sekitar abad IV, dimulai dengan Kesusastraan yang disampaikan secara lisan yang disebut Kooshoo Bungaku. Kemudian muncul Kesusastraan tertulis seperti Shinwa, Densetsu, Setsuwa, dan lainnya, kedua adalah Kesusastraan Jaman Heian, ketiga adalah kesusastraan abad pertengahan. keempat adalah Kesusastraan Jaman Pramodern. Yang terakhir adalah Kesusastraan Jaman Modern. (Asoo,1983:1) Secara khusus penelitian akan dilakukan pada Kesusastraan yang ada pada Jaman Modern. 1
2 Kesusastraan Jaman Modern dimulai sejak Restorasi Meiji dilakukan. Kesusastraan jaman itu banyak menerima pengaruh dan dorongan dari kebudayaan Barat. Perkembangan seperti ini bukan berarti putus hubungan sama sekali dengan peninggalan kesusastraan tradisional, tetapi memiliki ciri yang berbeda dengan sastra Jaman Pramodern. Kesusastraan Modern di Jepang mencerminkan manusia yang hidup dalam masyarakat modern yang cenderung mempunyai sifat borjuis yang menganut paham liberal dan demokrasi. Sastrawan jaman ini dibagi menjadi bebarapa kelompok; yaitu Sastrawan periode Jaman Pencerahan, Sastrawan aliran Realisme, Sastrawan aliran Pseudoklasik, Sastrawan aliran Romantisme, dan Sastrawan aliran Naturalisme yang dibagi dalam tiga periodenya masing-masing. Fokus penelitian saya adalah salah satu karya sastra dari sastrawan yang lahir pada Periode Akhir, yaitu Sembazuru karya Kawabata Yasunari yang merupakan sastrawan aliran seni Sastra Modern Kesusastraan Neosensualis. Menurut Asoo (1983:224) dalam novelnya, Kawabata banyak menuangkan perasaan anak yatim yang dialaminya sendiri. Ia kaya dalam lirik dan di dalam kemurnian lirik tersebut mengalir alam tak berperasaan dan kenihilan dan ia juga mempunyai keahlian dalam melukiskan seorang gadis. Begitu juga Sembazuru karangan Kawabata Yasunari yang memiliki latar belakang kehidupan yang sangat tragis dan menyedihkan. Latar belakang kehidupan Kawabata Yasunari yang telah kehilangan orang-orang terdekatnya dalam waktu bersamaan telah membentuk karakter Kawabata yang secara langsung maupun tidak langsung tercermin dalam tiap kalimat yang teruntai dalam Sembazuru. Seperti dalam Sembazuru, walaupun sudah banyak diterjemahkan tetapi kekhasan seorang Kawabata Yasunari tetap terlihat dalam karya istimewa ini. 2
3 Novel Sembazuru memiliki isi cerita yang sangat menarik, karena di dalamnya mengisahkan mengenai kisah cinta yang unik dan juga menarik. Selain kisah cinta, ada hal lain yang membuat saya tertarik untuk menganalisis novel ini yaitu mengenai pria Jepang yang sudah beristri yang memiliki seorang bahkan beberapa gundik/selir, khususnya dalam novel ini. Saya sangat tertarik mengenai sosok gundik/selir yang muncul dalam novel Sembazuru karena begitu uniknya dan tragisnya kehidupan gundik/selir dalam novel ini. Menurut Joseph (1994:38-41) wanita Jepang memang sudah tidak berjalan 3 langkah dibelakang suaminya, tetapi mereka tetap harus menghadapi dan bersabar terhadap suami yang pulang malam sehabis minum-minum, dan itu tetap saja merupakan suatu ketimpangan. Tidak ada negara berkembang lain yang memiliki jumlah anggota parlemen wanita serendah jumlah tersebut di Jepang, karena Perdana Menteri Jepang terdahulu mengatakan bahwa kampanye politik terlalu berat secara fisik bagi wanita, hal ini yang membuat wanita 60 tahunan berpaling dari dunia pilitik dan kemudian bekerja di sawah, berdiri menggunakan lututnya dan menanam padi, walaupun dalam legenda Shinto muncul nama Amaterasu Omikami, sesosok Dewi Matahari yang dipercaya sebagai nenek moyang Kaisar-Kaisar Jepang, dan juga muncul pengarang The Tale of Genji, Murasaki Shikibu pada awal abad ke-11. Setelah itu wanita Jepang terus menerus menundukkan kepala mereka (1994:38-41). Pharr & Lo (1993:1704) menulis bahwa dalam undang-undang sipil (civil code) tahun 1898 tertulis hak-hak wanita yang sangat rendah, diantaranya ialah wanita dilarang untuk mengepalai sebuah rumah tangga atau memiliki properti dan memiliki sedikit kesempatan untuk meminta cerai. Berbeda dengan pria, ketika ia memiliki seorang anak dari wanita lain selain istrinya, pria tersebut dapat 3
4 mengadopsi anak tersebut dan memberikan nama keluarganya. Pharr & Lo (1993:1704) juga menulis bahwa wanita dibedakan dari para pria dengan keharusan mereka menggunakan kata-kata sopan kepada pria, menunduk lebih dalam daripada pria, dan berjalan di belakang suami mereka ketika berada di depan umum. Hal ini adalah salah satu contoh bagaimana kedudukan wanita Jepang. Menurut Andrew (1983:259) dalam Kodansha encyclopedy Japan, berdasarkan buku Onna Daigaku yang terbit pada abad ke-18, perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang wanita dapat dikenakan hukuman mati, sedangkan untuk pria yang kaya diijinkan untuk memiliki gundik/selir baik di dalam maupun di luar rumah mereka. Ditambahkan pula bahwa status yang cukup tinggi dari istri kedua seperti selir/gundik yang telah disebut di atas, atau dengan kata lain mistresses (mekake), mengalami penurunan sampai hampir sederajad dengan pembantu (servant). Salah satu dampak dari kedudukan wanita yang rendah seperti yang telah disebutkan di atas memunculkan konsep baru dalam kehidupan kaum pria, yaitu dengan kepemilikan gundik/selir. Menurut Joseph (1994:41), kepemilikan gundik/selir telah menjadi institusi sosial di Jepang yang nyaris tidak nampak, hal ini selalu menjadi lambang kesuksesan dan kemampuan superior seorang pria ketika ia mampu membiayai dua keluarga bahkan dua keluarga yang berkembang. Kepemilikan gundik/selir menurut Dore (1958:160) adalah sebuah hubungan pibadi antara seorang pria dan wanita, dan merupakan perlawanan terhadap prinsip sempurna dari monogami. Hubungan seperti ini tidak bisa mendapatkan pengakuan dan status dari gundik/selir juga merupakan status yang tidak dapat diakui sebagai status resmi. 4
5 Sebagai bahan penelitian, penulis membaca 3 versi novel Sembazuru, yaitu dalam bahasa Jepang, Inggris, dan bahasa Indonesia. Dalam novel Sembazuru versi bahasa Jepang, muncul kata 夫の女 atau otto no onna yang diterjemahkan ke dalam Sembazuru versi bahasa Inggris menjadi (my) father s woman/concubine kemudian dalam novel versi bahasa Indonesia gundik atau selir, sama dengan arti dari mistresses yang berarti gundik/kekasih. Menurut Fujimura (1995:188) adalah dapat diterima dan bahkan perlu bagi seorang pria untuk memiliki gundik/selir untuk memastikan kesuksesannya. Pemerintah Meiji bahkan secara resmi mengakui sistem kepemilikan gundik/selir ini, yang pada tahun 1879 dibuat ketetapan baru yang mengakui baik istri maupun gundik/selir sebagai famili (relatives) tingkat dua yang sah dari suami. Pada tahun 1882, dengan diberlakukannya Old Criminal Law, gundik/selir kehilangan status mereka. Undang-undang Sipil Meiji juga secara legal mengadopsi monogami, tetapi pada praktek sosialnya, istri kesekian (termasuk gundik/selir) tetap dapat diterima. Dalam Sembazuru terdapat hal mengenai keberadaan gundik/selir yang membuat penulis sangat tertarik untuk membahas mengenai hal tersebut. Penulis ingin mengetahui pandangan para tokoh mengenai keberadaan gundik/selir. 5
6 Kawabata Yasunari ( ) Kawabata Yasunari adalah seorang putra dari seorang fisikawan yang tertarik kepada literatur dan seni. Kawabata lahir pada tahun 1899 di Osaka. Walaupun orangtuanya tertarik kepada seni dan literatur, tetapi mereka tidak memegang peranan dalam pembentukan darah seni Kawabata. Kedua orangtua Kawabata meninggal secara tragis sebelum Kawabata menginjak usia 4 tahun. Neneknya meninggal ketika usianya 7 tahun kemudian disusul dengan kematian kakak perempuannya 2 tahun kemudian. Pada tahuntahun pertama setelah kematian orangtuanya, yaitu pada usia 14 tahun, ia dibesarkan di pedesaan oleh kakek dari pihak ibunya yang mengharuskannya mengurus kakeknya tersebut yang mengalami berbagai macam penyakit. Kematian dari sanak saudaranya yang terus menerus telah menghantui pikiran Kawabata dan hal ini membuatnya ketakutan selama ia hidup, walaupun Kawabata menolak anggapan seperti ini. Ia lebih suka berpikir bahwa ia telah berhasil melewati saat-saat terburuk dalam hidupnya, bahkan ia mengklaim bahwa ia telah sampai kepada kedewasaan emosi ketika akhirnya kakeknya meninggal. (Lewell, 1992: ) 6
7 Kawabata bersekolah di Japanese Public School dari tahun 1920 sampai tahun Kemudian Kawabata melanjutkan studinya di Tokyo Imperial University, dimana ia mendapatkan gelar sarjananya. Ia adalah salah seorang penemu dari koran Bungei Jidai, yaitu salah satu karya dari pergerakan literatur Jepang Modern. Debut pertamanya sebagai seorang penulis yaitu dengan diterbitkannya cerita pendek Izu Dancer pada tahun Setelah beberapa karyanya yang cukup terkenal, novel Snow Country (Yuki Guni) yang terbit tahun 1937 telah membuat Kawabata dinobatkan sebagai salah satu pengarang Jepang yang tersohor. Ia menjadi anggota dari Akademi Seni Jepang pada tahun 1953 dan empat tahun kemudian ia ditunjuk sebagai ketua dari Jepang P.E.N Club. Tahun 1959, Kawabata menerima The Goeth-Medal di Frankfurt, Jerman. Dari seluruh prestasi yang telah diraih oleh Kawabata Yasunari, tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa ia adalah seorang yang kesepian. Banyak waktu ia menulis jauh dari rumah dan hanya menginap di penginapan-penginapan. Walaupun ia menikah secara tidak sah dan mengangkat seorang putri pada tahun 1943 dan memiliki banyak teman, udara kesunyian selalu mengikutinya. Ia sangat terguncang ketika mengetahui bahwa Mishima Yukio meninggal dengan cara bunuh diri pada tahun 1970 dan walaupun ia pernah berkata bahwa ia bukanlah pengagum kasus bunuh diri ataupun simpati kepada hal-hal semacam itu, ia juga dinyatakan meninggal secara bunuh diri karena menghirup gas pada 16 April (nobelprize.org/literature/laureates/1968/kawabata-bio.html) Menurut Lewell (1992), Kawabata Yasunari adalah seorang novelis yang bukubukunya banyak dipajang di toko buku Barat. Kawabata sangat menikmati reputasinya sebagai perwakilan dari penulis aliran modern Jepang. Bahkan ketika sudah 7
8 diterjemahkanpun, karya Kawabata Yasunari masih tetap bisa dikenali secara langsung. Kesederhanaan tulisannya adalah gabungan baik dari emosi yang dalam dan arti yang sangat rumit. Sementara tekstur luar biasa dari prosanya adalah sumber dari keindahan estetika yang unik bagi yang bisa menemukannya. Berdasarkan Kawabata Yasunari adalah penulis Jepang pertama yang mendapatkan Penghargaan Nobel untuk Literatur pada tahun Banyak dari buku-buku karya Kawabata menelusuri secara melankolik tentang penempatan seks dalam budaya, dan dalam kehidupan manusia. Karyanya adalah gabungan dari keindahan Jepang. Kawabata menggabungkan estetika Jepang dengan psikologi naratif dan erotis. Menurut pemandangan Richie (1987:1-4) dalam bukunya yang berjudul Geisha, Gangster, Neighbor, Nun Scenes from Japanese Lives menuliskan pengalamannya ketika bertemu dengan Kawabata di Menara Asakusa pada Januari Menurutnya Kawabata Yasunari adalah seorang yang lembut, memiliki profil seperti burung, dengan matanya seperti Avian yang cekatan. Kebaikan dan kesabarannya, selapis aura kesedihan terpancar dari pribadinya. Setelah mengenal karya-karya Kawabata, makin jelas tergambar melalui karya-karyanya tersebut bahwa Kawabata adalah seorang yang pendiam tetapi berjaga-jaga, tahu persis apa itu emosi tetapi tidak ikut serta di dalamnya. Ia juga seorang yang cekatan dan tahu segala sesuatunya tentang kesedihan, mengingat banyak sekali kematian orang-orang terdekatnya dalam waktu yang tidak terlampau jauh, tetapi ia tidak mendramatisirkan hal itu. 8
9 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis akan menganalisis pandangan tokoh-tokoh dalam novel Sembazuru mengenai keberadaan gundik/selir untuk ditarik kesimpulan dari pandangan para tokoh-tokoh tersebut mengenai gundik/selir. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Banyaknya karya sastra karangan Kawabata Yasunari membuat penulis harus membatasi ruang lingkup penelitian. Penulis hanya akan menganalisis pandangan para tokoh mengenai keberadaan gundik/selir di Jepang dalam satu karya novelnya saja yang berjudul Sembazuru. Tokoh yang akan dianalisis pandangannya adalah Kikuji, Ibu Kikuji, Tuan Mitani, Nyonya Ota, Chikako, dan Fumiko. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai wanita, penulis ingin mengetahui pandangan para tokoh dalam novel Sembazuru mengenai keberadaan gundik/selir, menerima atau tidak, karena hal tersebut sangat menarik untuk diperbincangkan. Manfaat dari penelitian ini adalah selain ingin menambah pengetahuan mengenai keberadaan gundik/selir di jepang dilihat dari novel Sembazuru ini, penulis juga berharap agar karya-karya sastra Jepang lebih dikenal lagi oleh para mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Sastra Jepang, karena karya sastra Jepang sangat menarik untuk dibaca dan diteliti. 9
10 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan deskriptif analisis. Penulis akan menggunakan sumber-sumber tertulis yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini. Sumber-sumber tertulis itu mencakup buku-buku referensi, internet dan lain sebagainya. Analisa ini akan dilakukan dengan menggunakan teori : 1. Teori Sastra 2. Teori Penokohan 3. Konsep Masyarakat Jepang pada tahun Konsep Gundik menurut Ueda Makoto 5. Konsep Wanita Jepang menurut Fukuzawa Yukichi 6. Konsep Satu Suami Dengan Banyak Istri Menurut Yasutaka Teruoka 7. Teori Keluarga Jepang Menurut Aoi Kazuo 1.6 Sistematika Penelitian Berikut ini adalah susunan skripsi yang akan saya tulis : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada Bab ini penulis akan menulis mengenai penelitian yang akan diteliti secara singkat, sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui apa saja yang termuat dalam Bab-bab selanjutnya. 1.1 Latar Balakang 1.2 Rumusan Permasalahan 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan 10
11 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5 Metode Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan BAB 2 : LANDASAN TEORI Pada Bab ini memuat landasan teori yang akan dihubungkan dengan novel yang akan dibahas. 2.1 Teori Sastra 2.2 Teori Penokohan 2.3 Konsep Masyarakat Jepang pada tahun Konsep Gundik menurut Ueda Makoto 2.5 Konsep Wanita Jepang menurut Fukuzawa Yukichi 2.6 Konsep Satu Suami Dengan Banyak Istri Menurut Yasutaka Teruoka 2.7 Teori Keluarga Jepang Menurut Aoi Kazuo BAB 3 : ANALISIS DATA Pada Bab ini ada beberapa memuat tentang analisis pandangan tokoh-tokoh mengenai keberadaan gundik/selir dalam novel Sembazuru berdasarkan teori-teori yang berhubungan. Berikut adalah susunan dari analisis pada Bab 3 : 3.1. Analisis Pandangan Para Tokoh Terhadap Keberadaan Gundik/Selir Analisis Pandangan Tokoh Kikuji Terhadap Keberadaan Gundik/Selir Analisis Pandangan Tokoh Ibu Kikuji Terhadap Keberadaan Gundik/Selir Analisis Pandangan Tuan Mitani Terhadap Keberadaan Gundik/Selir Analisis Pandangan Tokoh Nyonya Ota Terhadap Keberadaan Gundik/Selir Analisis Pandangan Tokoh Chikako Terhadap Keberadaan Gundik/Selir 11
12 3.1.6 Analisis Pandangan Tokoh Fumiko Terhadap Gundik/Selir BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini memuat simpulan yang merupakan jawaban dari keingintahuan penulis mengenai keberadaan gundik/selir dalam novel Sembazuru setelah dianalisis menggunakan teori-teori yang berhubungan. Penulis juga berusaha memberikan saran dari kesimpulan yang telah didapat. BAB 5 : RINGKASAN Pada Bab ini akan tertulis rangkuman dari isi skripsi penulis yang ditulis secara singkat dan jelas. 12
BAB 5 RINGKASAN. Di Jepang kesusastraan dibagi ke dalam beberapa masa, dan karya sastra dari
BAB 5 RINGKASAN Di Jepang kesusastraan dibagi ke dalam beberapa masa, dan karya sastra dari sastrawan yang lahir pada Periode Akhir, yaitu Sembazuru karya Kawabata Yasunari yang merupakan sastrawan aliran
Lebih terperinciBAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Secara keseluruhan pendapat para tokoh mengenai gundik/selir, penulis secara garis besar menjabarkannya sebagai berikut. Menurut isi dari novel Sembazuru, keluarga
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.
Lebih terperinciLAMPIRAN RINGKASAN CERITA
LAMPIRAN RINGKASAN CERITA Kauai menerima surat undangan untuk menghadiri upacara minum teh yang diselenggarakan oleh Kurimoto Chikako, seorang gundik ayahnya. Isi surat itu mengingatkannya pada kenangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, menyampaikan pendapat, mengapresiasikan pikiran sehingga tercipta pengertian antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN SILABUS NIHON BUNGAKU (JP 214) SEMESTER 4 GENAP /TINGKAT II
SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 SILABUS NIHON BUNGAKU (JP 214) SEMESTER 4 GENAP /TINGKAT II TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS
Lebih terperinciBab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu karya sastra yang didalamnya terdapat unsurunsur pembangun seperti, plot, tema, penokohan, dan latar belakang. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kesusastraan zaman Heian cerita yang bertemakan cinta sering kali diekspresikan dalam kata-kata yang dapat membangkitkan emosi dari pembaca. Masyarakat pada saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pengarang yang mempunyai kedudukan penting dalam kesusastraan modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor Kesusastraan Estetisme,
Lebih terperinciKupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani
Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. 2002), hlm.122.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agnes Davonar memulai karir menulisnya dari blog sekitar tahun 2006 dan semakin populer setelah menghasilkan novel online seperti Misteri Kematian Gaby dan
Lebih terperinciAbstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting.
1 PENOKOHAN DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Putu Ika Suarmayani 0601705022 Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Udayana Abstract The main object
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan juga dapat dikatakan sebagai hasil pemikiran manusia tentang penggambaran kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang wanita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai, dibuat pada tahun 1915 ( 大正四年 ), pada waktu ia berusia 53 tahun. Cerpen ini dimuat dalam buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini, salah satunya adalah sastrawan yang berasal
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara maju, Jepang mengalami banyak fenomenafenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena yang sedang menjamur di
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie.
BAB 5 RINGKASAN Sistem perkawinan pada masyarakat Jepang mungkin tampak tidak umum bagi orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie. Di dalam sistem ie ini wanita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah karya sastra mempunyai beberapa definisi, yaitu karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai ilmu pengetahuan. Badrun mengungkapkan definisi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang sangat penting. Seorang istri memiliki peranan melayani suaminya, mengurus orang tua suaminya, merawat
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Konsep Kyouiku Mama yang
Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Konsep Kyouiku Mama yang Tercermin Dari Tokoh Saionji Fumie Dalam Drama Juken no Kamisama Bab pertama, yaitu Pendahuluan, berisi tentang latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pada dasarnya dalam diri manusia akan selalu muncul rasa ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan hidup manusia adalah membaca. Ini berarti bahwa aktivitas membaca akan menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih kita kenal sebagai bunuh diri atau disebut juga jisatsu. Jisatsu merupakan suatu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciBAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual
BAB 5 Ringkasan Pada bab ini yang juga merupakan bab terakhir dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual pada tokoh Yuriko Hirata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Cerpen atau cerita pendek termasuk salah satu karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen
Lebih terperinciBAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional Asia. Kehidupan dalam karya sastra dapat diperindah, diejek, atau digambarkan bertolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beragam budaya dan ragam bahasa daerah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Shuji dalam Olson (2006: 197) masyarakat Jepang adalah masyarakat patriarkal. Olson (2006: 125) juga menerangkan bahwa sistem patriarkal adalah suatu sistem
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH NIHON BUNGAKU JP (214)
SILABUS MATA KULIAH NIHON BUNGAKU JP (214) =============================================================== == NAMA MATA KULIAH : NIHON BUNGAKU KODE MATA KULIAH : JP 214 SKS/SEMESTER : 2 SKS/4 DOSEN : HERNIWATI,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan satu dari sekian negara yang tergolong cepat melakukan pembangunan dalam bidang ekonomi, pendidikan dan teknologi di dunia, semenjak dari masa isolasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciPernikahan Kristen Sejati (2/6)
Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kesusastraan Jepang berupa buku-buku sejarah dan buku-buku legenda telah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kesusastraan Jepang berupa buku-buku sejarah dan buku-buku legenda telah ditemukan sejak abad ke-8. Pada abad ke-9, kesusastraan mulai dituliskan secara bebas. Dokumen-dokumen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian yang dapat dijadikan acuan, yaitu sebagai berikut:
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan referensi yang telah dikumpulkan, ditemukan beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan, yaitu sebagai berikut: Ningrum
Lebih terperinciBab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap bersama keluarga besar nya, yang dapat terdiri dari tiga generasi atau lebih. Pola tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan. Seorang perempuan berlaku lemah lembut dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat mitos tersebut berasal. Tokoh-tokoh dalam mitos umumnya adalah para dewa atau makhluk setengah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,
BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815
Lebih terperinciTOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH
TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH Nuryana Huna Dr. Ellyana G. Hinta, M. Hum Dr. Sance A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreativitas dapat dituangkan dalam sebuah karya seni sastra. Hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rangkaian kata indah yang merupakan hasil aspirasi, imajinasi dan kreativitas dapat dituangkan dalam sebuah karya seni sastra. Hal tersebut akan berkembang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan dan ditampilkan dalam cerita lewat para tokoh, juga dapat dijadikan tempat untuk menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciKonflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)
Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra) Oleh: Eko Oktiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ekaoktiana88@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca karya sastra sama dengan mencermati permasalahan atau problem-problem sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat. Permasalahan yang terdapat dalam sebuah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari
Bab 1 Pendahuluan 1. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari aktifitas berbicara yang menandai adanya interaksi antar sesama manusia. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat dua jenis karya sastra yaitu karya sastra lisan (kosho bungaku)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesusastraan Jepang dimulai pada zaman Jodai (794). Pada zaman ini terdapat dua jenis karya sastra yaitu karya sastra lisan (kosho bungaku) dan karya sastra
Lebih terperinciKAJIAN HISTORISISME DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KESEDIHAN KARYA YASUNARI KAWABATA
KAJIAN HISTORISISME DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KESEDIHAN KARYA YASUNARI KAWABATA Nurul Laili Prodi D3 Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Sastra UNIPDU dekiru22@gmail.com Abstract Beauty and Sadness is one
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Novel biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta mengisahkan perjalanan hidup seorang Amien Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi,
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. publik. Secara lebih khusus, Mansfield Park menceritakan posisi perempuan pada
BAB IV KESIMPULAN Mansfield Park dan Kalau Tak Untung merupakan novel yang mengandung unsur sosial historis yang kuat, terutama menyangkut kedudukan perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki dan posisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan budaya manusia. Karya sastra merupakan hasil karya seni manusia
Lebih terperinciSoedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)
CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap suku atau masyarakat di tanah air
Lebih terperinciCHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program
CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 A WOMAN S STRUGGLE TO ACHIEVE HER LEGAL AND POLITICAL RIGHTS IN THE LADY (2012) BY LUC BESSON
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Lebih terperinci