7 Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "7 Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak"

Transkripsi

1

2 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). 1

3 PROLOG 2

4 Satu hal yang pasti adalah, anda sudah pasti gagal jika anda tidak melakukan apapun Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara dan orangtuanya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Pendapatan tahunan mereka, tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika. Pada suatu hari, dengan baju lusuh, ia berdiri sendirian di tempat parkir sebuah sekolah internasional. Sekolah itu mahal dan tidak menerima murid Indonesia. Ia menghampiri seorang guru yang mengajar bahasa Inggris disana. Sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian besar untuk ukuran gadis Indonesia. 3

5 Aku ingin kuliah di Amerika tuturnya, terdengar hampir tidak masuk akal. Membuat sang guru tercengang, ingin menangis mendengar impian gadis belia yang bagai pungguk merindukan bulan. Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari sang guru sekolah internasional itu sehari sebelumnya. Lalu pada jam empat sore, ia tiba di kelas sang guru. Lelah, tetapi siap belajar. Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya tutur sang guru. Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tetapi aku makin patah semangat. Hani tidak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Ia belum pernah 4

6 memimpin klub atau organisasi, karena di sekolahnya tidak ada hal-hal seperti itu. Ia tidak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan, karena tes semacam itu tidak ada. Namun, Hani memiliki tekad lebih kuat daripada murid mana pun. Maukah anda mengirimkan namaku? pintanya untuk didaftarkan sebagai penerima beasiswa. Aku tidak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap halaman dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya ujar sang guru. Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu tipis, mungkin nihil. Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris. Seluruh tes komputerisasi menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua 5

7 minggu ia belajar bagian-bagian komputer dan cara kerjanya. Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta untuk mengambil TOEFL, ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu. Inilah saat yang kejam, penolakan pikir sang guru. Sebagai upaya mempersiapkannya untuk menghadapi kekecewaan, sang guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya, ia diterima! Hani diterima... Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal, bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tetapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri tutur sang guru menutup kisahnya. Kisah Hani ini diungkap oleh sang guru bahasa Inggris itu, Jamie Winship dan dimuat dalam buku Chicken Soup for the College Soul yang edisi Indonesianya telah diterbitkan. 6

8 Cerita inspiratif yang menggugah hati, dan pentingnya rasa percaya diri dipupuk sejak dini untuk sukses tercipta bukan? Perjalanan menuju ke dalam diri adalah bagian yang paling menyenangkan bagi kita yang ingin terus meningkatkan kualitas karakter kita, ini disebabkan karena ada kepuasan tersendiri dalam diri kita jika mampu menaikkan derajat karakter. Apalagi itu adalah karakter seseorang yang kita cintai, berubah lebih baik dan jauh lebih baik lagi. Siapa lagi kalau bukan anak kita tercinta. Ebook ini akan sedikit menampar dan membuat anda tidak nyaman membacanya, terutama tentang apa yang anda anggap benar tentang cara mendidik anak dan meningkatkan rasa percaya diri anak, namun ternyata kebenaran anda salah. Dalam keseharian kita kita percaya bahwa percaya diri atau nyali adalah modal dasar keberhasilan atau sukses. Jika kita tidak percaya dengan diri sendiri lalu apa kita bisa 7

9 memaksa orang lain percaya dengan kita? Tidak bisa, percaya diri adalah modal dasar untuk sukses di segala bidang, saat seorang anak percaya diri mampu menguasai pelajaran tertentu maka dengan mudahnya ia dapat menyerap pelajaran tersebut, saat kita orang yang jauh lebih dewasa percaya diri bahwa sanggup menyelesaikan tantangan pekerjaan maka pekerjaan itu akan selesai dengan maksimal. Tentunya anda para pembaca pernah mengalami hal serupa bukan? Ada baiknya jika masalah percaya diri ini kita bahas dan tanamkan pada anak sedini mungkin, mengapa? Karena ini adalah Mental Tools yang mutlak dibutuhkan agar anak berhasil dalam kehidupan pembelajarannya, dan kelak kehidupan pilihannya sendiri. Percaya diri tidak diajarkan atau masuk dalam daftar mata pelajaran di sekolah, sebab tidak ada sekolah yang khusus mengajarkan materi percaya diri. Banyak sekali anak-anak muda sekarang ini setelah selesai sekolah butuh ilmu khusus untuk sukses dan ilmu ini bernama percaya diri, dan mereka belajar kesana 8

10 kesini, keluar masuk kantor, ganti-ganti pekerjaan, hanya untuk menemukan Feel of Success yang merupakan inti dari percaya diri. Percaya diri tidak diajarkan atau masuk dalam daftar mata pelajaran di sekolah, sebab tidak ada sekolah yang khusus mengajarkan materi percaya diri 9

11 Rasa Percaya Diri 10

12 Seandainya anak-anak kita takut menghadapi kegagalan, niscaya mereka tidak akan bisa berjalan hingga kini. Sebab, sekedar untuk berjalan saja, banyak kesulitan yang harus mereka hadapi, dan tidak sedikit rasa sakit yang harus mereka tanggung. Hidung mungkin sudah lebih dari sepuluh kali tersungkur ke tanah hanya karena mereka belajar merangkak. Lutut, entah berapa kali mengalami luka. Tetapi anak-anak tidak pernah putus asa. Anak-anak senantiasa tetap bersemangat, sampai orangtua yang memadamkannya dengan alasan kasih-sayang. Apakah anda kenal dengan orangtua yang seperti ini? Banyak sekali orangtua dan guru bertanya tentang topik ini Kenapa anak saya pemalu, anak saya tidak punya rasa percaya diri, anak saya penakut dan sebutan lainnya untuk memperjelas maksud yang sebenarnya adalah masalah rasa percaya diri. Apakah ini menjadi sebuah masalah? Tentu iya. Karena banyak sekali pertanyaan untuk mendapatkan solusi atas masalah ini. Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan sosial anda anda 11

13 di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung kepada orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak mengambil risiko sosial yang diperlukan dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial. Apakah ada kasus serupa? Banyak! Salah satu fenomena ini dapat menjadi ilustrasi nyata dalam kehidupan yang berkembang saat ini, ada banyak alasan orangtua memanjakan anak. Di kota besar, sudah menjadi alasan klasik apabila orangtua kasihan dengan anak yang ditinggal sendirian di rumah hanya dengan pembantu. Maka semua fasilitas pun disediakan. Sementara itu, ada orangtua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa lalunya yang sulit dan pahit. Hidup dalam kemiskinan orangtua yang menyakitkan. Setelah dia menjadi orang alias kaya, dia ingin anaknya senang dan fasilitas diberikan secara berlebihan. Akhirnya harga diri mereka pun relatif rendah dan percaya diri mereka tidak murni dari dalam diri 12

14 mereka, tetapi bergantung pada alat yang mereka miliki (handphone, mobil, perhiasan) sebab harga diri dan rasa percaya diri mereka dibangun atas apa yang mereka miliki (secara lahiriah) bukan karakter dan nilai hidup yang sehat. Akibat dimanjakan, daya tahan stres mereka pun tidak terbangun dengan baik. Tantangan dan kesulitan menjadi barang mewah bagi anak yang dimanjakan ini. Hingga masa remaja, mereka tidak cakap membedakan mana itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dalam pengalaman kerja, di beberapa pusat rehabilitasi dan depresi ditemukan banyak dari remaja tersebut besar dengan dimanjakan. Mereka tidak cakap mengelola konflik saat berada di bangku SMP dan SMU. Mereka mulai menghadapi berbagai kesulitan yang mereka tidak jumpai di rumah. Sebelum bisa mengendalikan keadaan, kita harus terlebih dulu mengendalikan diri sendiri ~ Napoleon Hill 13

15 Disiplin muncul bersama kendali diri, itu artinya orang harus mengendalikan semua kualitas negatif. Hal yang menyiksa hidup anak kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru kesenangan berlebih. Mereka yang terbiasa dengan kesenangan, sering merasa tidak pernah puas dengan kesenangan. Sedangkan mereka yang terbiasa hidup dengan disiplin dan hidup dengan kesusahan, justru lebih tahan banting dengan kesusahan, serta secara tidak langsung belajar percaya bahwa diri mereka sendiri yang mampu menciptakan keberhasilan mereka. Nah dari beberapa penjabaran ini semoga kita diberi hikmat, kasih dan kebijaksanaan dalam mengasuh anak-anak. Terhindar dari perilaku yang bisa menjadi penyiksa anak-anak dengan memanjakan mereka secara berlebihan dan bukannya memupuk sesuatu yang lebih permanen bagi kesuksesan mereka kelak. Komitmen dalam menuntaskan masalah ini perlu kontribusi dari orangtua secara langsung. Kami akan berikan solusi praktisnya dan aplikatif kepada anda yang 14

16 memiliki masalah serupa, atau kepada guru agar bisa memberikan saran kepada wali murid jika ada anak yang mengalami permasalahan serupa. Jika anda benar-benar memahami dan menerapkan semua yang ada di dalam ebook ini, anda akan merasakan indahnya memiliki anak yang percaya diri, kehidupan sosial anak yang sehat, pertumbuhan karakter yang signifikan dan kebahagiaan luar biasa saat jiwa anda terpadu dengan indahnya momen yang akan anda lalui bersama keluarga anda. Hal yang menyiksa hidup anak kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru kesenangan berlebih 15

17 2 Penyebab Rendahnya Rasa Percaya Diri 16

18 Penyebab rasa percaya diri rendah sangatlah beraneka ragam. Bisa jadi berasal dari masa kanak-kanak yang kurang menyenangkan, dari pengalaman pahit yang diperoleh dalam pergaulan, dapat juga berasal dari sikap orangtua yang kurang bijaksana dalam mendidik, atau mungkin juga karena keadaan tubuh atau fisiknya, misalnya terlalu pendek, terlalu gemuk dan sebagainya. Berikut ciri anak yang memiliki rasa percaya diri rendah : 1. Anak takut berinteraksi dengan lingkungan sosial 2. Anak enggan untuk berangkat ke sekolah dan tempat-tempat keramaian 3. Anak tidak mau berkenalan dengan teman sebaya atau orang lain, cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain, menarik diri, cemas ketika berhadapan dengan orang lain 4. Anak selalu menempel pada orangtua atau pengasuhnya, tidak mau ditinggal di sekolah 5. Rendahnya kepercayaan diri anak, memiliki konsep negatif takut tidak diterima di lingkungan 17

19 Ada 2 isu penting yang menjadi penyebab mengapa anak mengalami gangguan percaya diri, penyebab itu adalah : 1. Pola asuh yang salah Pola asuh yang salah dapat menyebabkan perkembangan kemandirian sosial anak terhambat, misalnya orangtua dengan pengasuhan otoriter, cara mendidik yang salah dan berdasar pada ancaman, kekerasan dan pemukulan setiap kali anak berbuat kesalahan atau bermain sesuatu, sering disalahkan, dipukul, diancam, dicela dan direndahkan atau pengasuhan yang over protektif. Kepercayaan diri anak sangat berhubungan dengan perlakuan orangtua kepada si anak justru pada masa-masa sebelum dia bersekolah. Dengan kata lain apa yang kita berikan kepada anak-anak pada usia dibawah misalnya 5 atau 6 tahun akan sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya sewaktu dia nanti memasuki sekolah. Perlakuan orangtua yang penuh kehangatan itu adalah suatu modal yang akan memberikan si anak kekuatan melangkah keluar 18

20 dari lingkup rumahnya memasuki tempat yang asing baginya. Semakin seorang anak kuat berakar karena dia tahu dicintai dan diterima apa adanya di rumahnya sendiri, dia seolah-olah akan mendapatkan lebih banyak energi untuk melangkah keluar menghadapi tantangan dan tuntutan dari luar. Kebalikannya, anak yang mengalami banyak ketegangan dan perlakuan orangtua lebih bersifat kritis, memarahinya atau hidup dimana orangtua mempunyai hubungan pernikahan yang tidak baik, anak justru tidak mempunyai kekuatan, dia justru merasa lemah dan akhirnya waktu dia harus melangkah keluar, dia bukannya berani tetapi justru merasa takut. Salah satu penyebab paling umum kegagalan adalah kebiasaan berhenti ketika sesorang ditundukkan oleh kekalahan sementara ~ Napoleon Hill 19

21 2. Trauma Hal yang menjadi penyebab trauma bisa berasal dari pengalaman atau hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalu, misalnya saat dia mengerjakan soal dan kemudian jawabannya salah, respon orangtuanya adalah marah dan membentaknya. Atau saat salah mengerjakan soal di sekolah dia disuruh berdiri dipojok kelas sehingga malu, hal ini menyebabkan anak takut untuk menjawab pertanyaan karena trauma. Dan hal ini bisa saja terjadi bukan hanya dalam kegiatan belajar saja tetapi dalam lingkungan sosialnya (diejek dan ditertawakan teman, perlakuan kasar dari teman dan lain-lain). Saya pernah mengamati seorang anak yang membantu mamanya saat sedang sibuk mempersiapkan sebuah acara di rumahnya. Karena melihat beberapa orang dewasa dan mamanya sibuk memindahkan piring dari satu ruangan ke ruangan yang lain, sang anak pun tanpa disuruh segera membantu mamanya dengan melakukan hal yang sama. Apa yang terjadi? Saat melihat anaknya membawa piring, 20

22 meski tidak terlalu banyak, sang mama langsung marah dan mengatakan, Nanti kalau pecah bagaimana? Nanti kalau jatuh dan terkena kaki bagaimana? Sang anak pun menangis karena dimarahi. Entah apa yang ada di dalam hati sang anak saat itu. Saat saya melihat kejadian itu langsung menebak kalau sebenarnya sang anak hanya ingin membantu mamanya yang kelihatan lelah karena memindahkan piring, dan sang anak ingin membantu. Bila itu yang ada di dalam hati sang anak, tentu sang anak merasa sangat sedih dan bingung karena dia baru tahu kalau membantu orang itu adalah sebuah kesalahan. Di lain waktu, bisa jadi sang anak menjadi takut membantu sang mama dan melakukan hal-hal yang lain yang dia rasa berbahaya. Jadi apabila anda menghadapi situasi yang sama, akan lebih baik bila anda meminta sang anak untuk membantu malakukan hal yang lain, misalnya memindahkan sendok atau hal-hal lain yang mudah untuk dilakukan seorang 21

23 anak, dan usahakan tidak memakai marah agar trauma tidak tercipta. Atau bahkan sering menakut-nakuti anak saat menasehati mereka, misalnya dengan mengatakan, Nak jangan masuk ke dalam ruangan itu, disana banyak kecoak, nanti digigit lho Mungkin sang anak akan langsung menuruti apa yang kita katakan. Namun mungkin kita tidak pernah memikirkan efek negatifnya. Hal-hal yang berbau menakut-nakuti tersebut, ternyata bisa menjadi salah satu penyebab anak tidak percaya diri. Bila kita mengalami kasus di atas, alangkah baiknya apabila kita tidak menggunakan kata-kata yang bersifat menakut-nakuti, misalnya Nak main disini saja ya, disini kan tempatnya lebih luas dan terang. Intinya adalah hindari kata-kata yang membuat anak takut dan ketakutan, karena secara tidak sadar hal ini akan menghambat anak di masa depannya. 22

24 Proses penumbuhan kepercayaan diri tidak melulu pada diri anak. Untuk membuat anak-anak percaya diri, orangtua harus percaya diri terlebih dahulu. Orangtua harus menjadi role model yang sehat bagi anak-anaknya. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak tidaklah semudah membalik telapak tangan. Bisa jadi karena metode yang digunakan oleh orangtua kurang sesuai, maka rasa percaya diri anak justru semakin lama semakin pudar. Peran orangtua dalam usaha meningkatkan rasa percaya diri pada anak sangat diharapkan. Rasa percaya diri pada anak akan berguna sepanjang hidupnya. Itulah hal yang dapat menguatkan motivasi seorang anak untuk tetap survive dalam kondisi yang berat. Ketika problematika sosial semakin kompleks maka rasa percaya diri juga akan semakin memegang perannya yang penting. 23

25 7 Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri 24

26 Anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil dalam melakukan apa yang ia inginkan. Rasa percaya diri anak perlu dibangun sejak dini, karena membutuhkan proses bertahap. Sebagian besar orangtua menginginkan anak-anak mereka untuk menjadi bahagia, penuh empati, percaya diri, memiliki harga diri yang tinggi dan unggul dalam bidang yang mereka geluti. Di antara sifat-sifat yang diinginkan ini, rasa percaya diri anak menjadi salah satu fondasi yang paling penting untuk mewujudkannya. Jadi bagaimana cara membangun rasa percaya diri pada anak? Berikut ini adalah 7 cara meningkatkan rasa percaya diri pada anak : 1. Mengevaluasi pola asuh Idealnya setiap orangtua bersikap demokratis, memegang kendali namun tetap memberikan kebebasan anak untuk berpendapat. Pola asuh demokratis adalah pola asuh 25

27 yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orangtua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orangtua seperti ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan atau melampaui kemampuan anak. Orangtua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Hasil dari pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang lain. Kita tahu, bahwa persoalan anak adalah persoalan orangtua dan juga persoalan keluarga. Anak yang bermasalah akan mempengaruhi keseluruhan sistem 26

28 keluarga, sebaliknya keseluruhan sistem keluarga atau pola asuh juga dapat berkontribusi terhadap persoalan pada anak. Nah, pahami hal berikut dengan seksama. Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kedekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di hadapan orangtuanya. Dan meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak dapat melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri, seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. 27

29 Anak perlu diajarkan untuk memiliki rasa percaya diri, yaitu mempunyai perasaan teguh pada pendiriannya, tabah apabila menghadapi masalah, kreatif dalam mencari jalan keluar dan ambisi dalam mencapai sesuatu. Ia juga perlu diajarkan untuk mempunyai self respect (hormat pada diri sendiri) yaitu mempunyai perasaan yang konstruktif, hormat pada orang lain dan bersyukur pada apa yang dimilikinya. Hal ini dapat diupayakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa hormat diri pada anak oleh orangtua. Diantaranya adalah dengan mendorongnya untuk selalu berupaya, menerima kelebihan dan kekurangannya, dan memberikan pujian dan hadiah pada perilakunya yang mengarah pada rasa percaya diri dan rasa hormat dirinya tersebut. 28

30 2. Pujian yang tepat Pujian memang baik untuk anak, namun jangan berlebihan. Jangan mengulang pujian pada anak yang sifatnya membangga-banggakan talenta dirinya. Seperti "Kamu adalah anak terpintar di sekolah" atau "Kamu adalah pebasket terhandal". Jangan memberikan pujian yang membuatnya terbebani untuk selalu menjadi yang terhebat. Berikan pujian pada usahanya dalam meraih sukses, bukan pada talenta yang dimilikinya," jelas Shari Young Kuchenbecker, PhD, asisten profesor psikologi di Chapman University, Orange, California. Menurut penelitian di Columbia University, anak-anak merasa lebih senang dan mampu menghadapi tantangan ketika mereka mendapatkan pujian atas usahanya. Seperti dengan mengatakan, "Kamu bekerja keras" atau "Hebat, kamu bisa menyelesaikan tugas dengan baik". Kata-kata motivasi lebih berbekas bagi anak-anak ketimbang pujian seperti "Ayah bangga denganmu nak". 29

31 3. Agenda sosialisasi Masukkan jadwal sosialisasi dalam jadwal kegiatan anak. Anak sebaiknya tidak terlalu disibukkan dengan les privat sehingga membuat ia lupa bermain dengan temantemannya. Pastikan anak mempunyai waktu untuk menambah koleksi teman dan berinteraksi dengan teman lama. Perhatikan lingkungan sosialisasi yang tepat buat anak, karena lingkungan sosialisasi yang salah dapat memberikan pengaruh buruk. Pengaruh buruk yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba, takut untuk berbuat salah, semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi inilah kita menjadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru memberikan pertanyaan di dalam kelas, takut! Nah perhatikan hal-hal tersebut, jangan-jangan anak kita sudah keracunan oleh hal tersebut. 30

32 Disamping itu, sering mengajak anak bermain dan bertemu dengan kerabat, sepupu, tetangga, bermain di taman bermain dan tempat keramaian lain juga sangat membantu anak. Siapkan anak untuk menghadiri acara sosial yang akan segera diselenggarakan dengan menjelaskan latar belakang, ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu. Kemudian, bantu anak berlatih bagaimana cara bertemu orang lain, tata krama di meja makan, keterampilan dasar berbicara, dan bagaimana cara mengucapkan salam perpisahan dengan anggun. Ini akan sangat membantu anak untuk menjadi lebih percaya diri. Belajar atau melatihnya untuk peduli dan berbagi terhadap sesama merupakan cara yang baik untuk melatih kepercayaan diri anak. Dengan demikian mereka akan mempunyai kepekaan dan empati yang baik terhadap lingkungan sosialnya, sehingga merasa akan merasakan betapa hidup ini begitu berarti apabila bisa berbuat sesuatu yang positif. 31

33 4. Kenalkan beragam karakter melalui cerita Hal ini dapat dilakukan dengan membacakan cerita fiksi, mengenalkan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, atau bisa juga menceritakan pengalaman berteman guru atau orangtua, kemudian membiarkan anak memperlajari tokoh-tokoh yang diceritakan dan minta anak untuk menceritakan kembali apa yang ia dengar dan pahami dari karakter tokoh-tokoh tersebut. Selain itu, melalui penerapan kegiatan bercerita ini dapat membiasakan anak untuk menjadi lebih terbuka dalam mengekspresikan rasa senang dan rasa tidak senangnya terhadap berbagai hal yang dialaminya, serta berani tampil di depan kelas. Hal ini sesuai dengan hakikat belajar itu sendiri, yakni memperoleh perubahan perilaku yang bersifat permanen yang dapat bermanfaat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Dan tidak mungkin tercapai tanpa disertai upaya, motivasi serta kemauan guru dan orangtua untuk lebih memahami dan melaksanakan peranan, tugas dan fungsinya sebagai pengelola proses pembelajaran 32

34 Melalui kegiatan bercerita, kepercayaan diri anak dapat ditingkatkan. Setelah diberi contoh dan dibiasakan, anak akan lebih percaya diri ketika bercerita di depan kelas dan mampu mengungkapkan pendapatnya dengan baik. Anak tidak malu lagi saat bergabung dengan anak lain, dan mau berkomunikasi dengan anak lain, serta mengerjakan setiap kegiatan yang diberikan tanpa mengeluh. Hal ini akan membuat anak menjadi orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan tidak mudah menyerah serta putus asa sebelum mencoba suatu tantangan. Agar penerapan kegiatan bercerita dapat dioptimalkan dengan baik maka materi harus disesuaikan dengan karakteristik anak, misalnya dalam pemilihan buku cerita yang akan digunakan, media yang digunakan harus lebih menarik perhatian anak sehingga anak tidak merasa bosan dengan kegiatan tersebut. Selain dua hal di atas, penerapan kegiatan bercerita pun harus di dukung dengan suasana hati anak (mood) dan tempat sekitar untuk bercerita (hindari ruang berisik) yang mendukung proses 33

35 kegiatan tersebut. Variasi kegiatan bercerita yang dilakukan mampu menarik perhatian anak untuk mengikuti kegiatan bercerita sampai akhir. Dengan adanya penyajian dan pemberian kegiatan bercerita yang dilakukan dengan menggunakan berbagai media yang bervariasi (boneka peraga, sambil menggambar dan lain-lain) dapat melatih kepercayaan diri anak untuk melakukan setiap kegiatan baru tanpa adanya ketakutan dalam diri untuk mencoba. 5. Bermain peran Hal ini untuk melatih anak berkomunikasi interpersonal. Misalnya, bermain telepon-teleponan, guru atau orangtua sebagai penelpon, anak sebagai penerima. Atau bermain dengan bertamu ke rumah tetangga, guru atau orangtua sebagai tuan rumah, anak sebagai tetangga yang berkunjung. Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk bercakap-cakap dengan 34

36 berbagai kelompok orang, misalnya orang yang telah dikenalnya, orang dewasa yang belum pernah ditemuinya, teman lama yang jarang dijumpainya, anak baru di sekolah, atau anak yang sering bermain dengannya di taman bermain. Setelah itu, ajaklah anak untuk berlatih menggunakan kalimat-kalimat tersebut sampai merasa terbiasa dan nyaman mengucapkannya. Salah satu trik yang dapat digunakan adalah mempraktikkan perbincangan via telepon dengan pendengar suportif di ujung lain. Dengan demikian, anak tidak akan merasa tertekan seperti jika melakukan pembicaraan tatap muka. Philip Zimbardo, orang yang terkenal sebagai pakar dalam mengatasi rasa malu, merekomendasikan untuk memasangkan anak pemalu dengan anak yang lebih muda darinya untuk berlatih dalam periode singkat. Ciptakan kesempatan bagi anak untuk bermain dengan anak lain 35

37 yang lebih muda darinya, misalnya adik, sepupu, anak tetangga atau salah satu anak kenalan anda. Jika anak yang pemalu berusia remaja, coba menyuruhnya mengasuh anak kecil untuk mempraktikkan keahlian bersosialisasi yang enggan dipraktikkannya dengan anakanak seusianya. 6. Biarkan kesalahan terjadi dengan resiko teringan Apa maksudnya? Tentu sebagai orangtua kita seringkali mendapati anak kita frustasi karena belum berhasil memasangkan gambar puzzle, sehingga seringkali ditengah-tengah bermain tiba-tiba mereka menjerit dan bahkan menangis sendiri. Apa yang perlu anda lakukan adalah dukunglah anak anda untuk mencoba sesuatu yang baru, selama hal tersebut tidak membahayakan dirinya, mengurangi campur tangan anda untuk menjadi problem solving dalam tantangan baru yang sedang dihadapinya. Biarkan anak anda melakukan uji coba selama hal tersebut 36

38 tidak membahayakannya. Jangan terburu mengatakan "Sini, biar mama saja yang buatin" karena hal ini akan membuat anak anda tidak belajar untuk mendiri dan percaya diri. Anak yang tidak percaya diri sangatlah sensitif dengan hal ini, kesalahan dan kegagalan adalah hal yang paling menghantui mereka dan bisa menjadi trauma bagi mereka, bahkan memikirkan resiko saja sudah seperti mendengar cerita horor. Kita sebagai orang dewasa sangat paham jika kegagalan adalah proses yang menjadi satu paket dengan sukses. Dan pahamilah, setiap manusia punya jatah gagal. Habiskan jatah gagal tersebut ketika masih muda. Persiapkan anak anda untuk menemuinya dan belajar serta berespon positif dari setiap kegagalannya. Salah satu hal terberat bagi orangtua adalah melihat anak mereka merasa kalah dan akhirnya menyerah, betul? Saya ingin mengakhiri bagian ini dengan mengutip kata-kata bijak dari Robert T. Kiyosaki : 37

39 "Di sekolah kita belajar bahwa kesalahan itu buruk dan kita dihukum karena membuat kesalahan. Tetapi, jika kita melihat bagaimana manusia dijadikan untuk belajar, kita belajar dari membuat kesalahan. Kita belajar berjalan saat terjatuh. Jika kita tidak pernah terjatuh, kita tidak akan pernah berjalan." Kunci lepas dari hambatan ini adalah cara nomor 1, pola asuh orangtua. Pahami dan terima anak apa adanya saat menemui kegagalan dan dukung terus sampai terbentuk Mental Kebal terhadap kegagalan. Kegagalan yang tidak diolah dengan baik oleh anak-anak sering kali berdampak menjadi trauma. Pahami dan terima anak apa adanya saat mereka menemui kegagalan, dan terus dukung mereka sampai terbentuk Mental Kebal terhadap kegagalan 38

40 7. Pahami kepribadian mereka Inilah jebakan yang sering terlewatkan. Maksudnya? Setiap manusia yang lahir didunia selalu dilengkapi dengan kepribadian (personality) dan kepribadian setiap manusia tidak bisa dipilih, karena sudah ada dari sono nya. Agar lebih jelas, bagian tentang kepribadian ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. 39

41 Peta Kepribadian Anak 40

42 Kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu Mengapa kita perlu membahas tentang kepribadian? Karena kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu. Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, serta jauh lebih memudahkan kita untuk memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya. Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu korelis, sanguin, melankolis dan plegmatis. 41

43 KOLERIS mewakili tipe kepribadian yang tegas dan cenderung untuk memimpin, dia adalah seorang pemimpin yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri-cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan. Dan kemudian dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detaildetail tentang hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati. Orang koleris akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat ke atas. Pada kenyataannya setiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing, sangat kecil sekali kemungkinan kita untuk menemukan seseorang koleris sejati. Artinya seratus persen koleris 42

44 sementara di lain-lainnya itu nol semuanya. Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya aku tahu yang aku mau. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal tersebut. Misalnya jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa yang bisa kita mainkan. SANGUIN adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris. Sanguin adalah orang yang senang menjadi pusat perhatian. Jika anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguin. Ya, sanguin adalah pusat perhatian. Jika anda melihat orang sanguin berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, 43

45 karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguin akan berjalan dengan gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguin merupakan anak yang sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang dengan aktivitas outdoor atau kebersamaan yang menyenangkan. Tipe koleris dan tipe sanguin adalah tipe yang Ekstrovert, yaitu tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguin begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguin dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf kepada kita. Tetapi mereka dasarnya adalah orangorang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert. 44

46 Berikutnya kita akan membahas bagian kepribadian yang introvert yang tertutup. Di bagian ini ada dua jenis kepribadian dua tipelogi kepribadian yaitu Melankolis dan Plegmatis. MELANKOLIS adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika mereka kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh temantemannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar, semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya. Seorang melankolis selalu berpakaian sangat rapi sekali, dan menyukai warna dengan perpaduan yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah orang melankolis. Jika memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, tetapi orang melankolis sangat detail, begitu 45

47 suka dengan data dan fakta. Yah itulah seorang melankolis. Ia begitu ahli dalam perencanaan dan analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali mereka secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka mengontrol semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini dan sebagainya. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan. PLEGMATIS adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirkan yang lain lagi, yah pokoknya ikuti saja. Itulah plegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguin. Mereka akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu- 46

48 minggu, berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Plegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang plegmatis, mereka sangat mudah diatur dan mereka sangat toleran. Jika anda punya anak plegmatis, anda bisa mengatakan Nak sekarang makan ya kalau anda sibuk, anda bisa mengatakan Nak, sekarang mama lagi sibuk, nanti aja makannya ya anak plegmatis akan selalu menjawab iya dan tidak akan menuntut anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris Nak makannya nanti ya, Tidak, aku maunya sekarang itulah anak koleris. Anak plegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tidak jarang terkadang merasa tidak enak untuk memintanya. Anak yang dari lahir dengan kepribadian koleris ataupun sanguin yang kuat, maka rasa berani dan percaya dirinya sudah ada di dalam diri mereka, sejalan dengan aliran darah 47

49 mereka. Tetapi anak yang memiliki kepribadian plegmatis dan melankolis, cenderung akan dianggap anak yang kurang berani atau tidak percaya diri. Nah, pertanyaan saya apakah anda paham dengan kepribadian anak anda? Anda mengetahuinya? Banyak orangtua yang tidak memahami ini dan langsung main vonis anak saya tidak percaya diri dan konsultasi sana-sini. Bisa jadi konsultasi ke tetangga yang bukan pakar anak, bahkan sampai ke psikolog anak. Jangan salah, walaupun di atas dituliskan bahwa anak dengan kepribadian melankolis dan plegmatis tidak sepercaya diri koleris dan sanguin, bukan berarti tidak dapat membantu anak melankolis dan plegmatis untuk percaya diri. Sangat bisa dan sangat mungkin sekali. Tetapi tidak jarang juga seorang anak koleris dan sanguin yang salah pengasuhan juga menjadi anak yang pesakitan, menjadi anak yang tidak percaya diri dan bermasalah dalam kehidupannya. Karena apa? Tidak ada 48

50 buku panduan resmi saat anak itu lahir di dunia sehingga orangtua tidak tahu bagaimana memperlakukannya. Seperti halnya saat anda membeli handphone, anda mendapat buku panduannya bukan? Untuk mengetahui cara mengoperasikannya. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi anak kita, sehingga seringkali kita jumpai anak yang bermasalah karena salah perlakuan dalam mengasuhnya. Baiklah kita sudah sampai pada penghujung dari ebook ini, satu hal yang pasti dari kami adalah harapan dan doa agar yang terbaik terjadi di dalam keluarga anda semua. Ebook ini adalah jawaban bagi rekan rekan yang sering bertanya tentang masalah rasa percaya diri. Semoga kehadiran kami dapat membantu dan menginspirasi banyak masyarakat, terutama guru dan orangtua untuk mengambil tanggung jawab dalam membentuk karakter anak dan karakter bangsa di masa depannya. 49

51

52 Miliki 9 Rahasia Penting Dalam Membangun Karakter Temukan kebenaran mendidik anak dalam buku Success Begins With Character. Buku ini akan melengkapi anda dari sisi paradigma dan ide pengajaran kreatif, serta pembentukan lingkungan yang baik untuk pendidikan karakter. Kini anda sudah bisa mendapatkannya secara online, hanya Rp Gratis Ongkos Kirim Buku ini dicetak terbatas dan tidak dijual ditoko buku manapun, pemesanan buku hanya dapat dilakukan secara online melalui website kami. Grab fast, STOK TERBATAS!! Klik Disini!!

53 a

54 Certified Professional Counsellor Program ini akan membekali anda tentang pengetahuan dasar dan lanjut (advance) tentang bagaimana membantu perubahan karakter anak, remaja dan dewasa, dengan pendekatan psikologi modern yang mudah dan cepat. Selain itu akan diberikan pengetahuan tentang bagaimana melakukan Modifikasi Perilaku, agar perubahan bisa permanen serta membentuk lingkungan yang kondusif. Program ini akan memperlengkapi setiap peserta menjadi solusi dalam lingkungan kehidupannya, dan mampu mengimplementasikannya dalam proses pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Pelatihan berdurasi lebih dari 20 jam ini akan membuka pemahaman anda tentang karkter manusia dan bagaimana memodifikasinya. 53

55 Apa Yang Akan Anda Pelajari? Hari Pertama Aturan dasar dalam konseling dan konsultasi Nilai dan tujuan Pola persepsi Kesalahan dan kelalaian pendidik dan orangtua Faktor sukses anak, pelajaran yang tidak lekang oleh waktu Masalah ulangan dan nilai Pemicu masalah anak Teknik wawancara yang mampu langsung menembus pikiran bawah sadar Hari Kedua Mengatasi stress dan depresi Memahami dan mengatasi penolakan (resistensi) Rahasia asal mula perilaku aneh Tanda bahaya pada anak dan keluarga 54

56 Mekanisme dan pola pikiran Cara otak berkomunikasi Hubungan kesadaran, emosi, dan kepercayaan Komunikasi yang berbahaya Bahasa cinta manusia dan aplikasinya Pola kepribadian manusia Emosi dan bahasa emosi Kesalahan orangtua Hari Ketiga Perubahan Era dalam mendidik anak 5 Bahasa maaf 8 Jurus merubah anak dan remaja Warisan pendidikan karakter Ujian tertulis dan tata cara mengerjakan ujian praktek Panduan mem-branding profesi counsellor anda dan etika bisnis. 55

57 7 Keuntungan Peserta 1. Memliki skill dan kemampuan yang tidak akan lepas dan hilang dari hidup anda. 2. Peserta yang lulus (ujian tulis dan praktek) dari workshop ini akan dipublikasikan di komunitas pendidikankarakter.com dan dapat memberikan konsultasi seputar pendidikan karakter. 3. Jumlah komunitas online kami yang besar, dan memiliki segmentasi peminat pendidikan karakter yang merata. 4. Anda dapat langsung berkarya, dan kami akan membantu mempromosikan anda. 5. Dapat menjadi kontributor artikel di situs kami, sehingga memudahkan anda untuk lebih dikenal. 6. Potensi menjadi sumber income dan profesi baru, bagi anda yang berminat serius dalam bidang ini. 56

58 7. Semua workshop dikemas dengan santai, menarik, dan menyenangkan. Penuh dengan keterlibatan dari peserta. Apa Yang Anda Dapatkan? 1. Audio terapi anak, Perubahan 1 Malam Rp Audiobook 5 Cara Mengatasi Anak Kecanduan Game Rp Audiobook 13 Wasiat Penting Orangtua Bagi Anak Rp Audiobook The Embryo of Success dan Rahasia Mendisiplinkan Anak Rp Handout ekslusif + Daftar masalah anak dan solusinya. Informasi Selengkapnya Klik Disini!! Contact Person : Sandy

59 Profil Penulis Timothy Wibowo, adalah Seorang Character Specialist dan seorang Psychotherapist, banyak menangani masalah psikologis selama 8 tahun belakangan ini dalam merubah kehidupan individu menjadi pribadi yang luar biasa, dan terus aktif hingga saat ini. Selain itu juga merupakan pendiri pendidikankarakter.com dan klinikdepresi.com, website yang sangat banyak memberikan informasi dan solusi mengenai masalah psikologi pada manusia serta perkembangannya Penulis buku laris gramedia 7 Hari Membentuk Karakter Anak, serta pembicara nasional di bidang pendidikan dan psikologi. Dan juga seorang Profesional Life Coach untuk peningkatan kualitas hidup, kesehatan dan bisnis, dimana layanan ini diberikan secara intensif, khusus dan privat. 58

60 Untuk mengundang Timothy Wibowo sebagai narasumber dalam training atau workshop, anda dapat menghubungi melalui 59

Satu hal yang pasti adalah, anda sudah pasti gagal jika anda tidak melakukan apapun

Satu hal yang pasti adalah, anda sudah pasti gagal jika anda tidak melakukan apapun Satu hal yang pasti adalah, anda sudah pasti gagal jika anda tidak melakukan apapun Namanya Hani. Hani Irmawati. Ia adalah gadis pemalu, berusia 17 tahun. Tinggal di rumah berkamar dua bersama dua saudara

Lebih terperinci

6 Cara Mendisplinkan Anak

6 Cara Mendisplinkan Anak Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49

Lebih terperinci

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak

Lebih terperinci

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi.

Cinta Kedua. Majalah Parents Desember Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Cinta Kedua. Majalah Parents Desember 2011 Sepenggal kisah tentang kekuatiran untuk jatuh cinta lagi. Artikel ini dimuat di majalah Parents edisi Desember 2011. Bisa dikatakan saya beruntung. Majalah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif

Lebih terperinci

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek? Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto 1 SEKOLAH IDEAL Oleh: Damar Kristianto Berbicara mengenai Sekolah Ideal, dalam sharing ini saya ingin membicarakan mengenai pandangan saya seperti apa sekolah umum (inklusi) dalam menyelenggarakan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia membutuhkan manusia berkompeten untuk mengolah kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri, disiplin, jujur, berani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode untuk mendisiplinkan anak. Cara ini menjadi bagian penting karena terkadang menolak untuk

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku siswa tentu tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan pembelajaran di sekolah, karena itu seorang guru harus peduli terhadap apa yang dialami serta perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah berstandar internasional dan menjadi contoh bagi sekolah dasar negeri lainnya, guru lebih

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citra merupakan image yang diberikan seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap

Lebih terperinci

4 Temperamen Manusia

4 Temperamen Manusia 4 Temperamen Manusia Seseorang tidak mungkin seorang koleris murni, terkadang dipengaruhi juga oleh sifat melankolis sehingga temperamennya menjadi koleris-melankolis Di sisi lain seorang phlegmatis seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat serta pembangunan bangsa. Remaja agar dapat

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama)

Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) AJARAN-AJARAN GATSAL Mengatasi Prasangka dan Selalu Memikirkan Diri Sendiri (bagian pertama) Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia yang kita temui pada dasarnya sama seperti kita: mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG

MUHAMMAD AJIB. 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang. Penerbit PLONG MUHAMMAD AJIB 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang Penerbit PLONG 20 Rahasia Mudah Hilangkan GUGUP DAN GEMETAR saat BERBICARA DIDEPAN Banyak Orang Oleh : Muhammad

Lebih terperinci

Ph/WA: * * COACHING

Ph/WA: * * COACHING Ph/WA: 0858 8228 0303 * coachtogreat@gmail.com * dsuryar@gmail.com COACHING Coaching adalah sebuah industri yang bertumbuh sangat pesat, sebuah profesi baru. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif. 92 BAB IV ANALISIS DATA Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka peneliti menganalisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

MANUSIA MILITAN. Programming Your Mind for Success

MANUSIA MILITAN. Programming Your Mind for Success MANUSIA MILITAN Programming Your Mind for Success Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

10 Kunci Sukses ala Bill Gates Sebuah pedoman dari orang terkaya sedunia

10 Kunci Sukses ala Bill Gates Sebuah pedoman dari orang terkaya sedunia 10 Kunci Sukses ala Bill Gates Sebuah pedoman dari orang terkaya sedunia Bill Gates adalah contoh nyata bagaimana satu orang dengan visi dan tekad ditambah kerja keras yang luar biasa bisa mengubah dunia.

Lebih terperinci

menghindari pikiran kotor dan perbuatan maksiat?. Saya mohon bantuan anda untuk menemukan solusinya

menghindari pikiran kotor dan perbuatan maksiat?. Saya mohon bantuan anda untuk menemukan solusinya Cinta Segitiga Saya sedang bingung dengan problem yang tengah kuhadapi ini. Hanya Allah yang mengetahui kebingunganku ini karena saya tidak sanggup memecahkan problem yang satu ini. Akan tetapi saya tetap

Lebih terperinci

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi Skala 1 Skala Kecerdasan Emosional 1. UNFAVORABLE Kesadaran Diri o Saya merasa tidak mengerti perasaan saya sendiri o Saya kurang tahu penyebab kekecewaan yang saya rasakan o Saya malas bergaul dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga bisa menjadi sebuah impian setiap orang

Lebih terperinci

SAAT TERJADI KONFLIK

SAAT TERJADI KONFLIK SAAT TERJADI KONFLIK Dalam berumah tangga, tak dapat dihindari yang namanya konflik atau permasalahan. Ibarat sendok dan garpu pasti ada gesekan walaupun kadang tidak disadari. Karena sekali lagi, perempuan

Lebih terperinci

*Artikel ini dimuat juga di Tabloid Gaya Hidup Sehat

*Artikel ini dimuat juga di Tabloid Gaya Hidup Sehat *Artikel ini dimuat juga di Tabloid Gaya Hidup Sehat Anak Super Sibuk! 1 2 HR Excellency www.hrexcellency.com *Artikel ini dimuat juga di Tabloid Gaya Hidup Sehat Dalam iklan-iklan dengan anak-anak sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan LAMPIRAN 70 Lampiran 1 Kuesioner tes DISC Data Diri Nama : Tempat, tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : No. Telfon : TES DISC Instruksi : Silahkan pilih salah satu dari empat kelompok kata di bawah ini

Lebih terperinci

PENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG

PENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG PENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG Kita sering mendengar kasus anak-anak yang memiliki masalah di sekolah dan di rumah,seperti suka mencuri, suka berkelahi, mengganggu orang lain, suka berbohong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai

Lebih terperinci

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (www.dbeusaid.org/publications/index.cfm?fuseaction=throwpub&id..).

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (www.dbeusaid.org/publications/index.cfm?fuseaction=throwpub&id..). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang berarti pertumbuhan menuju kedewasaan. Dalam kehidupan seseorang, masa remaja merupakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan

Lebih terperinci

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan yang Maha Kuasa kepada setiap orang tua yang sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaganya. Anak akan senantiasa mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

Ini sudah tahun dan kita masih bangga

Ini sudah tahun dan kita masih bangga Hal & Topik Bahasan 4 Sudah dimana (pendidikan) kita sekarang 5 Awas!!! Jangan Masuk Homeschooling 6 Salam kenal, saya Mercy Sion 7 Tren Homeschooling 8 Homeschooling hebat? 9 Awas!!! Jangan Tergoda Homeschooling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa terjadinya banyak perubahan. Remaja haus akan kebebasan dalam memutuskan dan menentukan pilihan hidupnya secara mandiri. Erikson (dalam

Lebih terperinci

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak hanya didukung oleh pemerintah yang baik dan adil, melainkan harus ditunjang pula oleh para generasi penerus yang dapat diandalkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah untuk diakses dan dibaca oleh masyarakat luas. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah untuk diakses dan dibaca oleh masyarakat luas. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran penting di era yang serba modern dan global saat ini. Segala macam pemberitaan, baik dari dalam maupun luar negeri akan sangat mudah

Lebih terperinci

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama Masa Kecilku Masa yang paling ingin diulangi adalah masa kecil kita. Di mana kita bisa bermain sepuasnya, dan belum tahu apa pun yang menyangkut orang dewasa. Tapi tidak semua orang bisa merasakan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia

Lebih terperinci

Buku ini untuk Salam Custanding! ... Michael Ya

Buku ini untuk Salam Custanding! ... Michael Ya Buku ini untuk Given to:... Date:......... Salam Custanding!... Michael Ya i TO BE SUCCESS 14 Hari Menuju Kesuksesan Michael Yo Penerbit PT Elex Media Komputindo BREAK YOUR JAIL TO BE SUCCESS BREAK YOUR

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak LAMPIRAN A Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory No : Usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH A. Faktor Penyebab Efikasi Diri Anak Rendah Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan pendidikan. Bagi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

Penerbit Lintang Fajar

Penerbit Lintang Fajar Penerbit Lintang Fajar Terima Kasih dan Maaf 100 Cerita 100 Kata Copyright 2015 oleh Aditya Prahara Desain Sampul : Indri Wulandari & Aditya Prahara Desain Isi : Indri Wulandari Penerbit Lintang Fajar

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 3 pasangan, adapun yang menjadi karakteristik utama dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika Modul ke: 02 Inggar Fakultas Fakultas Ilmu Komputer ETIK UMB Memahami Potensi Diri Saputra, S.Pd, M.Si Program Studi Informatika Latar Belakang Setiap individu memiliki permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: Interpersonal Communication Skill Perkenalan Mata Kuliah, Kontrak Belajar dan Pemahaman Soft Skill November 2016 Fakultas Ilmu Komunikasi Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Program Studi Periklanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I dikemukakan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode, lokasi dan sampel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI.

HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI. HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil dan unik yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang satu dengan yang

Lebih terperinci

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NADIA AKU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com JUDUL BUKU Oleh: Nadia Copyright 2015 by Nadia Penerbit nulisbuku nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: nadia Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci