BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diketahui bahwa masing-masing dari dua variabel dalam penelitian memiliki

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji tingkat consumer ethnocentrism dari penggemar Korean wave di Indonesia serta persepsi dari para penggemar Korean wave tersebut terhadap perceived quality, perceived price, perceived value dan purchase intention produk makanan Korea. Keseluruhan hasil telah dianalisa dan diketahui bahwa masing-masing dari dua variabel dalam penelitian memiliki korelasi yang positif. Dari keempat model regresi yang digunakan untuk menguji koefisien regresi (uji t) lima variabel penelitian, semuanya memiliki pengaruh yang positif. Tingkat dari consumer ethnocentrism dari para penggemar Korean wave cukup tinggi walaupun memiliki kegemaran akan produk atau konten dari Korean wave. Contoh produk yang ditawarkan misalnya makanan (K-food), musik (K- Pop), drama (K-drama), film (K-movie), kosmetik atau produk lainnya. Dengan kata lain, konsumen Indonesia menunjukkan sikap loyalitas dan patriotism cukup tinggi atas negara Indonesia. Penelitian ini mengambil objek produk makanan Korea. Hasil pengujian terhadap consumer ethnocentrism pada responden menunjukkan hubungan yang positif terhadap niat beli produk makanan Korea. Consumer ethnocentrism juga memberikan pengaruh positif pada persepsi akan kualitas dan harga dari produk makanan Korea. Persepsi terhadap kualitas dalam penelitian ini juga memberikan pengaruh positif pada persepsi akan nilai serta niat beli dari produk makanan Korea. Hasil 95

2 pengujian terhadap responden menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas produk makanan Korea, maka semakin tinggi pula nilai yang didapat oleh responden. Selain itu, niat beli terhadap produk makanan Korea pun akan meningkat. Dalam mengevaluasi kualitas produk, ketika konsumen sudah puas akan kualitas produk, konsumen akan merasa bahwa manfaat yang didapat dari produk tersebut juga meningkat. Sebagai contoh, jika rasa makanan serta kualitas pelayanan dari sebuah restaurant Korea meningkat, persepsi akan nilai dari konsumen juga akan meningkat karena konsumen merasa bahwa hal yang didapat konsumen telah sepadan dengan kualitas yang diberikan. Hal tersebut pula akan berpengaruh terhadap niat beli konsumen pada produk tersebut. Persepsi terhadap harga dalam penelitian ini memberikan pengaruh positif pada persepsi akan nilai dan niat beli produk makanan Korea. Kenaikan pada perspsi harga justru akan mempengaruhi kenaikan pada persepsi akan nilai dan juga niat beli dari produk makanan Korea. Nilai atas apa yang akan konsumen dapatkan, setara dengan harga yang dikorbankan. Oleh karena itu, hubungan antara persepsi akan harga terhadap persepsi akan nilai dan niat beli bernilai positif. Persepsi akan nilai memiliki hubungan positif terhadap niat beli. Ketika konsumen dihadapkan pada sebuah manfaat atau nilai yang besar dari sebuah produk, niat beli konsumen akan produk tersebut akan bertambah pula. Dalam penelitian ini, dimana manfaat yang dirasakan oleh responden akan produk makanan Korea bertambah, maka minat untuk membeli produk makanan Korea tersebut juga akan meningkat. 96

3 5.2 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti faktor-faktor yang dikembangkan dalam penelitian Hamin & Elliott (2006) yaitu consumer ethnocentrism, perceived quality, perceived price, perceived value dan purchase intention. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan faktor-faktor lain di luar faktor yang telah dibahas dalam penelitian ini. Selain itu, cakupan wilayah responden yang masih belum begitu luas. Hal itu dikarenakan adanya kendala waktu dan biaya. Penelitian kali ini juga hanya menggunakan satu kategori produk yakni produk makanan Korea. Mengingat kriteria responden merupakan konsumen Indonesia yang merupakan penggemar Korean wave, maka tingkat involvement dari responden terhadap produk ini pun cenderung positif. 5.3 Implikasi Hasil penelitian ini memberikan implikasi baik pada implikasi teoritis maupun implikasi praktis. Implikasi secara praktis, penelitian ini memberikan implikasi terhadap produsen makanan Korea atau pengusaha restaurant makanan Korea di Indonesia. Baik produsen atau pengusaha tersebut dapat mengetahui bahwa konsumen dapat lebih menerima jenis makanan lain, atau dalam hal ini jenis produk makanan Korea. Selain itu, pesatnya permintaan pasar akan produk makanan Korea tidak luput dari pengaruh fenomena Korean wave. Hal tersebut seharusnya dimanfaatkan oleh perusahaan untuk masuk dan diterima oleh konsumen Indonesia. Karena bukan tidak mungkin produk makanan Korea akan lebih diterima oleh masyarakat luas, bukan hanya dalam lingkup penggemar 97

4 Korean wave. Sebagai contoh, produk makanan Jepang seperti restaurantrestaurant yang menyajikan makanan Jepang sudah lebih dahulu diterima oleh masyarakat luas, tidak hanya dalam lingkup kecil komunitas penggemar komik Jepang, drama Jepang, atau hal lain yang berasal dari Jepang. Berkaitan dengan kualitas, perusahaan dapat terus meningkatkan kualitas dari produk makanan Korea yang mereka produksi. Bukan tidak mungkin bahwa produk makanan Korea tersebut diadaptasi untuk menyesuaikan dengan rasa lokal. Sehingga, masyarakat pun akan lebih merasa familiar dengan produk makanan tersebut. Secara keseluruhan baik kualitas, harga dan nilai produk yang penting bagi konsumen, perusahaan dapat menjadikan acuan untuk terus melihat permintaan pasar dan selera konsumen akan produk makanan Korea. Perusahaan juga harus lebih menekankan pada sisi R&D (Research and Development) agar produsen dan pengusaha dapat menciptakan terobosan-terobosan baru bukan hanya soal rasa, namun mengenai kualitas produk agar memenuhi selera atau kebutuhan bagi konsumen Indoneia. Adaptasi diperlukan bagi sebuah produk agar bisa masuk dan diterima oleh masyarakat luas. Adaptasi disini, dalam artian bahwa produk disesuaikan dengan selera dan kondisi di masyarakat. Misalnya mengusahakan sertifikasi kehalalan produk makanan. Mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam sehingga masalah kehalalan produk sangat diperhatikan. Perusahaan juga harus memperhatikan penggunaan bahan baku produk makanan Korea tersebut. Selain itu, aktivitas promosi dan komunikasi juga perlu dilakukan oleh perusahaan jangan sampai mengabaikan unsur keunggulan produk dan harga yang 98

5 kompetitif. Jika konsumen sudah semakin yakin dan memiliki persepsi positif terhadap kualitas, harga serta nilai yang ditawarkan oleh sebuah produk maka akan semakin tinggi pula niat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Sehingga ketika tidak ada yang mengintervensi proses keputusan pembelian oleh konsumen, pembelian produk yang sesungguhnya dapat tercipta. Implikasi secara teoritis, dari penelitian ini didapat hasil bahwa faktor consumer ethnocentrism memiliki pengaruh pada perceived quality dan perceive price, faktor perceived quality dan perceived price memiliki pengaruh pada perceived value, faktor consumer ethnocentrism, perceived quality, perceived price dan perceived value memiliki pengaruh pada purchase intention. Hal ini dapat dijadikan acuan pada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian lain. Peneliti lain dapat mencoba menggali faktor lain yang dapat mempengaruhi perceived quality, perceived price, perceived value serta purchase intention. Jika kita mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi keempat faktor yang telah disebutkan sebelumnya telah digali, ini dapat dijadikan pertimbangan untuk manajerial dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen mengenai suatu produk khususnya produk makanan Korea. 5.4 Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian sejenis selanjutnya adalah: 1. Penelitian selanjutnya dapat melanjutkan penelitian yang telah dilakukan dengan melibatkan cakupan wilayah domisili dari responden yang lebih 99

6 luas sehingga dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif mengenai tingkat consumer ethnocentrism dari penggemar Korean wave dan persepsi mereka pada kualitas, harga, nilai serta niat beli terhadap produk makanan Korea. Selain itu, dapat juga menambah kelompok responden yang lebih luas seperti jumlah sampel dan responden dengan latar belakang yang lebih beragam. 2. Meneliti pada jenis produk lain dari Korean wave, misalnya K-Pop, K- Drama, K-Movie dan lain sebagainya untuk melihat gambaran dan perspektif yang berbeda mengenai kecendrungan etnosentrisme serta persepsi dari penggemar Korean wave. 3. Meneliti pada pengaruh lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini yaitu demografi sebagai variabel tambahan. Dalam penelitian selanjutnya dapat melihat pengaruh demografi pada masing-masing variabel yang ada dalam penelitian. 4. Menggunakan alat analisa lain selain regresi berganda, yaitu SEM (Structural Equation Modelling). Dengan menggunakan SEM, dapat dilakukan tiga macam kegiatan secara serentak, yaitu pengecekan validitas dan reliabilitas instrumen, pengujian model hubungan antar variabel dan pengujian guna mendapatkan suatu model yang cocok untuk prediksi. Selain itu, SEM dapat melihat hubungan secara keseluruhan dari sebuah model. 5. Perlu diingat bahwa efek dari country of origin dapat bervariasi tergantung pada produk yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena 100

7 itu, akan lebih baik jika penelitian berikutnya menggunakan jenis produk lain selain produk makanan. 101