PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KEADILAN ORGANISASI DENGAN PERFORMANSI KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GRHASIA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Pauline Adriani Dasalaku FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 i

2 2011 ii

3 iii

4 HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN I'm the best. I can do it. God is always with me. I'm a winner. Today is my day. Optimism is the faith that leads to achievement. Nothing can be done without hope and confidence. When your will is God's will, you will have your will. Sebuah karya sederhana ini kupersembahkan kepada Kedua Orang Tuaku Kakakku Alm. Sumyar Brodjosiswoyo dan Alm. Panti Asih Sumyar iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 22 Agustus 2011 Penulis, Pauline Adriani Dasalaku v

6 HUBUNGAN KEADILAN ORGANISASI DENGAN PERFORMANSI KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GRHASIA Pauline Adriani Dasalaku ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keadilan organisasi dengan performansi kerja perawat di Rumah Sakit Grhasia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara keadilan organisasi dengan performansi kerja perawat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Grhasia dengan subyek 60 orang yang telah bekerja minimal 2 tahun di rumah sakit tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala keadilan organisasi (prosedural, distributif, dan interaksional) kepada perawat dengan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,888 untuk keadilan prosedural, 0,777 untuk keadilan distributif, dan 0,581 untuk keadilan interaksional. Sementara itu, pengukuran terhadap performansi kerja perawat dilakukan dengan pengisian skala performansi kerja perawat oleh ketua tim dengan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,918. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dan menghasilkan koefisien korelasi antara keadilan prosedural dan performansi kerja perawat sebesar 0,236 dengan p = 0,035 (p < 0,05), keadilan distributif dan performansi kerja perawat sebesar 0,322 dengan p = 0,006 (p < 0,01), keadilan interaksional dan performansi kerja perawat sebesar 0,369 dengan p = 0,002 (p < 0,01). Hal ini berarti ada korelasi positif antara keadilan organisasi (prosedural, distributif, interaksional) dengan peformansi kerja perawat. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keadilan organisasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit maka semakin tinggi pula performansi kerja perawat dan begitu pula sebaliknya. Kata kunci: keadilan organisasi, performansi kerja, perawat vi

7 THECORRELATION BETWEEN ORGANIZATION JUSTICE AND JOB PERFORMANCE OF THE NURSES ON GRHASIA HOSPITAL Pauline Adriani Dasalaku ABSTRACT This research aimed to find out the correlation between organization justice and job performance of the nurses on Grhasia Hospital. The hypothesis proposed in this research was that there was a positive relation between organization justice and job performance of the nurses. The research was conducted at Grhasia hospital with subjects of 60 people who have worked at least 2 years at the hospital. The method of data collection is done by distributing to the nurse organization justice s scale (procedural, distributive, and interactional) with Alpha Cronbach coefficient for procedural justice, 0,777 for distributive justice and 0,581 for interactional justice. Meanwhile, the performance measurement of the nurses were done by the team leader with Alpha Cronbach coefficient. The data was conducted using the Pearson Product Moment correlation techniques and the correlation between procedural justice and job performance of nurses is with p = (p < 0.05), distributive justice and job performance is 0,322 with p = 0,006 (p < 0,01), interactional justice and job performance is 0,369 with p = 0,002 (p < 0,01). It means there is a positive correlation between organizational justice (procedural, distributive, interactional) and job performance of nurses. The results showed that the higher organizational justice at the hospital, the higher job performance of nursess and vice versa. Key Word : Organizational Justice, Job Performance, Nurse vii

8 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Pauline Adriani Dasalaku NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Hubungan Keadilan Organisasi Dengan Performansi Kerja Perawat di Rumah Sakit Grhasia beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 22 Agustus 2011 Yang menyatakan, Pauline Adriani Dasalaku viii

9 KATA PENGANTAR Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak pihak yang memberikan bantuan yang sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas segala karunia dan kasih-nya yang selalu mendampingiku. Kasih-Nya tidak berkesudahan dalam setiap langkah hidupku. 2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan dapat menyelesaikan skripsi. 3. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar dan berbaik hati kepada penulis. Terimakasih atas bimbingan, diskusi, masukan, dan dukungan yang Bapak berikan. 4. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi dan Ibu Henrietta, PDADS., S.Psi., M.A selaku dosen penguji. Terima kasih untuk masukannya kepada penulis, dan bimbingannya selama penulis mengerjakan revisi. ix

10 5. Bapak V. Didik Suryo H., M.Si dan Ibu MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya dari awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai dikerjakan. 6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, terimakasih atas bimbingannya selama penulis kuliah di fakultas psikologi. 7. Terimakasih kepada Mas Gandung yang telah membantu dalam urusan perizinan dan cross check. Mas Muji dan Mas Doni yang telah membantu saya ketika menjadi asisten tes kognitif, grafis, dan kalau pinjam buku. Terimakasih untuk Pak Gie dan Mbak Nanik atas bantuannya. 8. Kedua orang tua saya, Mama dan Papa tercinta. Terimakasih untuk kasih sayang, cinta, dan doa kalian yang tidak pernah habis. Terkhusus untuk mama yang selalu memberi motivasi setiap hari. Terimakasih telah bekerja keras dan selalu mendukungku. I love you. 9. Kakakku, Jeffrey, ayo segera menyusul :) 10. Almarhum Akung dan Uti Sumyar tercinta, sungguh kalian orang yang luar biasa. Hebat! 11. Terimakasih untuk Pakdhe, Budhe, Tante, Om, dan saudara-saudaraku untuk dukungannya. Terimakasih untuk pakdhe Nunung yang telah membantu dalam kelancaran studi. x

11 12. Laurentius Wisnu, yang sudah menemani selama 2,5 tahun ini. Terimakasih untuk dukungan dan bantuannya kepada penulis selama kuliah serta dalam penulisan skripsi ini. 13. Reni dan Avi, terimakasih untuk ide dan pinjaman buku maupun jurnal. 14. Ateng, Putu, Bondan dan Felix terimakasih sudah mengajariku statistik dan masukan-masukan yang kalian berikan. 15. Teman-teman angkatan 2007: Tya, Petra, Winny, Ina, Anton, Dewi, Devi, Reno, Ayu, Patrick, Rio dan teman-teman lain di kampus Paingan maupun Mrican serta teman-teman KKN yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terimakasih untuk dukungan dan kebersamaannya. 16. Teman-teman organisasi dan kepanitiaan yang menjadi tempatku belajar: Asisten Tes Kognitif dan Grafis, BEMF Psikologi USD 2008/2009, Radio Masdha 2008/2010, Psynema, Psychology Cup (2007,2008,2010), AKSI 2008, Insadha 2009, Pagelaran 2009, KPU Fakultas Psikologi 2009, KPU BEMU 2008, dan Dies Natalis Semoga ucapan terima kasih ini dapat mewakili rasa terima kasih penulis pada seluruh pihak yang telah turut membantu, baik secara langsung maupun dalam bentuk lain. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat xi

12 menyempurnakan karya ini. Akhir kata, semoga skripsi ini memiliki manfaat bagi para pembacanya. Terima kasih. Yogyakarta, 22 Agustus 2011 Penulis, Pauline Adriani Dasalaku xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... i ii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR BAGAN...xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 7 xiii

14 BAB II. LANDASAN TEORI... 8 A. Performansi Kerja 1. Pengertian Performansi Kerja Pengertian Perawat Aspek Performansi Kerja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja Penilaian Performansi Kerja Manfaat Penilaian Performansi Kerja B. Keadilan Organisasi 1. Pengertian Keadilan Organisasi Jenis-Jenis Keadilan Organisasi a. Keadilan Prosedural b. Keadilan Distributif c. Keadilan Interaksional Aspek-aspek Keadilan Prosedural, Distributif, dan Interaksional a. Aspek Keadilan Prosedural b. Aspek Keadilan Distributif c. Aspek Keadilan Interaksional Efek dari Keadilan Organisasi C. Hubungan Antara Keadilan Organisasi xiv

15 dengan Performamsi Kerja D. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Identifikasi Variabel Penelitian C. Definisi operasional Performansi Kerja Keadilan Organisasi D. Subyek Penelitian E. Metode Pengumpulan Data Skala Penilaian Kerja Perawat Skala Keadilan Organisasi F. Pengujian Instrumen Penelitian a. Validitas b. Seleksi Aitem c. Reliabilitas G. Uji Hipotesis BAB IV. PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian B. Pelaksanaan Penelitian xv

16 C. Hasil Penelitian a. Deskripsi Subyek b. Deskripsi Data Skala Keadilan Organisasi Pengukuran Performansi Kerja Uji Asumsi a. Uji Normalitas b. Uji Linearitas Uji Hipotesis D. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi

17 DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Skala Penilaian Performansi Kerja Perawat Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Keadilan Organisasi Tabel 3. Distribusi Aitem Skala (Setelah Analisis dan Seleksi Aitem) Tabel 4. Deskripsi Subyek Tabel 5. Deskripsi Data Skala Keadilan Prosedural Tabel 6. Deskripsi Data Skala Keadilan Distributif Tabel 7. Deskripsi Data Skala Keadilan Interaksional Tabel 8. Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Keadilan Prosedural Tabel 9. Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Keadilan Distributif Tabel 10. Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Keadilan Interaksional Tabel 11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keadilan Prosedural Tabel 12. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keadilan Distributif Tabel 13. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keadilan Interaksional Tabel 14. Test for Linearity Keadilan Prosedural Tabel 15. Test for Linearity Keadilan Distributif Tabel 16. Test for Linearity Keadilan Interaksional Tabel 17. Korelasi Keadilan Prosedural dan Performansi Kerja Tabel 18. Korelasi Keadilan Distributif dan Performansi Kerja Tabel 19. Korelasi Keadilan Interaksional dan Performansi Kerja xvii

18 DAFTAR BAGAN Bagan 1. Dinamika Antar Variabel xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Penilaian Performansi Kerja Perawat Lampiran 2 Skala Keadilan Organisasi Lampiran 3 Hasil Analisis dan seleksi item Skala Penilaian Performansi Kerja Perawat dan Skala Keadialan Organisasi Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penilaian Performansi Kerja Perawat dan Skala Keadilan Organisasi Lampiran 5 Hasil Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Skala Keadilan Organisasi Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Skala Keadilan Organisasi Lampiran 7 Hasil Uji Linearitas Skala Keadilan Organisasi Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis Skala Keadilan Organisasi Lampiran 6 Surat Bukti Penelitian xix

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke dua puluh satu ini, secara global berbagai jenis organisasi atau instansi menghadapi perubahan. Organisasi atau instansi yang cepat tanggap terhadap perubahan yang akan terjadi tersebut, akan lebih berkembang dan maju. Dalam melaksanakan perubahan tersebut tentu saja setiap instansi akan melibatkan seluruh anggotanya, salah satunya adalah karyawan. Karyawan adalah pihak yang berkepentingan secara operasional dalam suatu instansi. Oleh karena itu, para karyawan harus dipersiapkan untuk menerima perubahan karena hanya demikianlah produktivitas dapat ditingkatkan, frekuensi kemangkiran dapat dikurangi, keinginan pindah ke instansi lain dapat dihilangkan dan kepuasan kerjanya dapat ditingkatkan (Siagian, 2002). Keberhasilan suatu organisasi atau instansi itu sendiri ditentukan oleh beberapa faktor seperti strategi, organisasi, sumber daya manusia, gaya kepemimpinan, sistem informasi, dan orientasi pelanggan (Nagel, 2007). Sumber daya manusia yang dimiliki suatu organisasi atau instansi adalah karyawan. Sikap dan perilaku karyawan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan keberlanjutan instansi tersebut. Keberhasilan dalam menentukan kualitas dan keberlanjutan instansi tersebut 1

21 2 dapat dilihat dari tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Peran karyawan dalam proses tersebut diwujudkan dengan performansi kerja yang maksimal dan keefektifan dalam menjalanan tugasnya. Performansi kerja dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Pengertian di atas memiliki arti yang hampir sama dengan istilah produktivitas. Namun pengertian performansi kerja hanya berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya, sedangkan produktivitas kerja adalah perbandingan antara input dan output (As ad, 2003). Performansi kerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Performansi kerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor individual (kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi), faktor psikologis (persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi), dan faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design). Performansi kerja seseorang diwujudkan secara langsung dengan kualitas kerja yang tinggi dan kinerja yang maksimal. Hal tersebut menyebabkan performansi kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas organisasi atau instansi. Setiap upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dan perilaku kerja karyawan pada umumnya bertujuan akhir pada usaha peningkatan produktivitas karyawan.

22 3 Perawat di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah satu penentu baik buruknya penilaian masyarakat terhadap mutu pelayanan dan citra rumah sakit tersebut. Sebuah rumah sakit yang memiliki perawat dengan performansi kerja yang baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasiennya akan memiliki citra yang lebih positif. Oleh karena itu, perawat dapat dikatakan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan pasien. Dalam hal ini performansi kerja perawat mempengaruhi produktivitas atau pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh rumah sakit. Untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja yang dapat dicapai dengan adanya performansi kerja yang baik, maka pemenuhan kebutuhan karyawan khususnya perawat baik secara fisik maupun psikologis harus diperhatikan, sehingga karyawan akan merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya. Beberapa tahun terakhir, sering terjadi pemberitaan mengenai mogok kerja yang dilakukan perawat rumah sakit. Misalnya yang terjadi pada bulan April tahun 2009 (papuapos.com), pegawai dan perawat di RSU Dok II Jayapura melakukan mogok kerja akibat gaji mereka selama empat bulan tidak dibayar. Pada tahun 2011 ini, juga telah terjadi beberapa kasus mogok kerja yang dilakukan karyawan rumah sakit. Akhir Januari 2011 (Pos Kota), puluhan perawat RSUD Sekarwangi melakukan mogok kerja yang dipicu oleh kesenjangan gaji. Hal serupa juga terjadi di RSUD Johanis Kupang pada awal

23 4 April 2011 ( puluhan dokter dan perawat mengancam akan melakukan mogok kerja menuntut agar hak mereka berupa tunjangan dibayar. Kasus-kasus di atas kebanyakan terjadi dikarenakan manajemen rumah sakit tidak ataupun menunda memberikan hak karyawan. Akibat dari mogok kerja tersebut pasien lah yang menjadi korban dan banyak calon pasien yang mengurungkan niatnya untuk berobat ke rumah sakit tersebut. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan adanya masalah dalam hal keadilan organisasi, dan persepsi karyawan terhadap keadilan tersebut menjadi sangat penting. Apabila karyawan mempersepsikan suatu organisasi secara adil akan dapat mendorong karyawan secara produktif bagi instansinya. Manajemen yang dijalankan secara adil akan mendorong karyawan lebih produktif meskipun suatu instansi dalam kondisi tidak menguntungkan. Persoalan mengenai persepsi keadilan bukanlah merupakan persoalan yang baru. Hal ini dikarenakan, persoalan mengenai keadilan maupun ketidakadilan terjadi di semua lapisan masyarakat dan antar individu, tidak terkecuali di lingkungan rumah sakit. Oleh karena itu, muncul penelitianpenelitian mengenai keadilan, tidak terkecuali kajian keadilan dalam psikologi. Salah satu kajian keadilan dalam psikologi yang berkembang beberapa tahun terakhir ini adalah penelitian mengenai keadilan organisasi yang bertujuan untuk mengungkap akibat perlakuan organisasi terhadap

24 5 karyawannya. Salah satunya adalah riset yang berusaha mempelajari reaksi sikap dan perilaku terhadap persepsi keadilan (Yuwono dkk, 2005). Keadilan organisasi berkaitan dengan cara dimana karyawan menentukan apakah mereka telah diperlakukan secara adil dalam pekerjaan mereka dan cara dimana penentuan ini mempengaruhi variabel lain yang berhubungan dengan pekerjaan (Moorman, 1991). Variabel-variabel lain tersebut seperti yang ditulis dalam Wikipedia (2011) adalah kepercayaan, performansi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi, organizational citizenship behavior (OCB), absensi dan meninggalkan organisasi, serta kelelahan emosional. Performansi menjadi suatu hal yang penting karena performansi seorang karyawan menentukan efektif atau tidaknya performansi di suatu instansi. Sedangkan keadilan dalam suatu instansi menjadi penting karena perlakuan adil atau tidak adil akan mempengaruhi motivasi kerja yang dapat mengakibatkan tinggi rendahnya performansi kerja karyawan. Faturochman (2002) mengatakan bahwa keadilan organisasi menyangkut tiga hal yaitu : distribusi, prosedural, dan interaksional. Keadilan prosedural adalah adil atau tidaknya cara yang digunakan untuk mencapai hasil atau sasaran tertentu. Hal tersebut berkenaan dengan persepsi adil atau tidaknya peraturan dan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusankeputusan (Muchinsky, 2003). Keadilan prosedural terbukti memiliki dampak positif terhadap sejumlah reaksi perilaku dan afektif, salah satunya adalah performansi (ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2008). Keadilan

25 6 distributif adalah keadilan yang diterima seseorang sebagai hasil akhir dari proses alokasi, misalnya yaitu standar gaji, ganjaran atau keuntungan (Handi dan Suhariandi, 2003). Menurut Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi performansi individu. Argumen penting keadilan interaksional adalah adanya anggapan bahwa aspek penting dari keadilan ketika orang berhubungan dengan pemegang kekuasaan ialah rasa hormat dan menghargai sebagai cerminan sensitivitas sosial kepada penguasa (Skarlicki & Folger, 1997). Scheinke,dkk (dalam Pujihastuti,2007) mengungkapkan bahwa ketika individu dalam organisasi secara personal diperlakukan adil maka ia cenderung memiliki hubungan yang bermutu dengan para supervisornya, melakukan usaha yang membantu organisasi dan memiliki performansi yang tinggi. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa perlakuan adil berhubungan erat dengan perilaku kerja dan pencapaian performansi yang lebih tinggi (Gilliland, 1994; Konovsky, 2000; Konovsky dan Cropanzano, 1991 dalam Cropanzano, Prehar, dan Chen, 2000). Namun, dalam penelitian tersebut lebih menekankan pada perdebatan mengenai perbedaan antara keadilan prosedural dan interaksional. Individu yang merasakan suatu ketidakadilan, moral mereka akan turun, dan mereka kemungkinan besar akan meninggalkan pekerjaannya, bahkan mungkin membalas dendam terhadap organisasinya (Folger dan Cropanzano, 1998).

26 7 B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara keadilan organisasi dengan performansi kerja perawat? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian perawat terhadap keadilan organisasi serta hubungannya dengan performansi kerja perawat tersebut yang dapat dilihat dari kualitas kerja perawat tersebut. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan informasi tambahan khususnya bagi psikologi industri dan organisasi mengenai keadilan organisasi. 2. Manfaat Praktis Bagi Instansi a. Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi sebagai bahan evaluasi untuk mencegah terjadinya ketidakadilan pada instansi terkait.

27 BAB II LANDASAN TEORI A. PERFORMANSI KERJA 1. Pengertian Performansi Kerja Performansi diterjemahkan menjadi kinerja yang juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja dan hasil kerja/penampilan kerja (Sedarmayanti, 1995). Menurut John Whitmore (1997) performansi adalah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, performansi adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan. Senada dengan uraian di atas performansi kerja juga diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas oleh karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab (Prabu, 2009). Salim Peter (Usman, 2008) mengatakan bahwa performansi kerja merupakan apabila seseorang menjalankan tugas atau proses dengan terampil sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Selanjutnya Kotter dan Hesket (Usman, 2008) mengartikan performansi kerja sebagai hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuan waktu tertentu. Pandangan itu menunjukkan bahwa performansi merupakan hasil karya nyata dari seseorang atau perusahaan yang dapat dilihat, dihitung jumlahnya, dan dapat dicatat waktu perolehannya. 8

28 9 Stoner dan Freeman (Usman, 2008) mengemukakan performansi kerja merupakan kunci yang harus berfungsi secara efektif agar organisasi secara keseluruhan dapat berhasil. Hal tersebut juga diungkap oleh Hikman (Usman, 2008) yang mengatakan bahwa performansi kerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Vroom (As ad, 2003) mengatakan bahwa performansi adalah sebagai relasi antara motivasi dan kemampuan. Senada dengan itu, Sulistiyani (2003) menjelaskan bahwa performansi seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Dalam penelitian ini performansi kerja merupakan pelaksanaan kerja dan penampilan kerja karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya yaitu tugas-tugas yang harus dilaksanakannya dalam upaya mencapai tujuan perusahan tersebut. 2. Pengertian Perawat Dewan Internasional Perawat (ICN/ International Council of Nursing, 1965) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

29 10 Perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan mendefinisikan perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Sedangkan, Taylor, C., Lillis, C., & LeMone, P. (1989) mengatakan perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan. Callista Roy (1999) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Dalam penelitian ini perawat merupakan seseorang yang bertugas merawat, memelihara,membantu, dan melindungi orang sakit secara tanggung jawab dengan tujuan untuk meningkatakan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit sesuai dengan kode etik. 3. Aspek Performansi Kerja Aspek-aspek performansi kerja menurut Rivai (2005) adalah kemampuan, penerimaan tujuan organisasi, tingkat tujuan yang dicapai, interaksi antara tujuan dan kemampuan karyawan dalam perusahaan. Sedangkan Hasibuan (2006) menyebutkan bahwa performansi kerja meliputi sebelas aspek, yaitu kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran,

30 11 kedisiplinan, kreativitas, kerja sama, kepemimpinan, kepribadian, perencanaan, kecakapan, dan tanggung jawab. Timple (1992), mengatakan tiga aspek performansi kerja, yang pertama tingkat keterampilan yang mencakup kemampuan, kecakapan interpersonal dan kecakapan teknis. Kedua, tingkat upaya yaitu motivasi karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dan aspek yang ketiga adalah kondisi eksternal yang mendukung karyawan. Gomes (2003), mengatakan bahwa penilaian kerja didasari oleh deskripsi perilaku yang spesifik seperti : (1) Quantity of work, jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. (2) Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya. (3) Job Knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. (4) Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. (5) Cooperation, kesediaan untuk bekerjasama dengan sesama anggota organisasi. (6) Dependability, kehadiran dan penyelesaian kerja. (7) Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

31 12 (8) Personal Qualities, kualitas pribadi yang menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penilaian performansi kerja perawat berdasarkan quality of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative, personal qualities. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja Timple (1992) menyatakan faktor-faktor performansi terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi performansi seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pemimpin, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Vroom (As ad, 2003) menjelaskan performansi adalah fungsi dari motivasi dan kecakapan. Pemahaman tersebut dirumuskan dalam P= f (M x A). Faktor A (Ability/Kemampuan) secara psikologis adalah kemampuan potensi atau IQ seseorang. Faktor M (Motivation/Motivasi) diartikan suatu sikap pemimpin dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersifat positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunujukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksudkan adalah antara

32 13 lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja (Mangkunegara, 2001). Kopelman (1988) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi performansi kerja adalah: karakteristik individu, karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan, lebih lanjut Kopelman menjelaskan bahwa performansi kerja selain dipengaruhi oleh faktor di atas juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Kopelman karakteristik individu terdiri dari: kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, norma, dan nilai, sedang karakteristik individu yang lain seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi. Karakteristik organisasi terdiri dari: sistem imbalan, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi serta kepemimpinan; sedangkan karakteristik pekerjaan terdiri dari: deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan dan jadwal kerja. Sistem imbalan yang dipersepsikan adil oleh karyawan akan mempengaruhi peningkatan motivasi mereka dalam bekerja. Peningkatan motivasi pada karyawan tersebut memberi pengaruh pada meningkatnya performansi yang juga tinggi. 5. Penilaian Performansi Kerja Penilaian Performansi (Performance Appraisal) merupakan proses yang dipakai oleh organisasi atau perusahaan untuk mengevaluasi

33 14 pelaksanaan kerja individu karyawan. Gomes (2003) menyatakan terdapat tiga kriteria penilaian performansi, yaitu : (1) Penilaian Performansi Berdasarkan Hasil (result-based performance evaluation) (2) Penilaian Performansi Berdasarkan Perilaku (behavior-based performance evaluation) (3) Penilaian Performansi Berdasarkan Judgment (judgement-based performance evaluation) Di antara ketiga tipe tersebut, tipe kriteria penilaian performansi yang telah lama dipakai dalam banyak organisasi, baik di sektor publik maupun swasta adalah judgement-based performance evaluation. Tipe penilaian tersebut menggunakan dua cara yaitu Rating methods yang secara luas dipakai dengan cara menjawab dimensi-dimensi perilaku pada beberapa skala nilai dan rangking methods dimana penilai mengurutkan performansi karyawan dari yang paling baik hingga ke yang paling rendah. Cascio (1998) mengatakan bahwa kriteria penilaian performansi kerja yang lebih jelas dan akurat mencakup ; (1) Aspek kuantitatif, yang meliputi hasil dan waktu (2) Aspek kualitatif, yang meliputi kualitas kerja 6. Manfaat Penilaian Performansi Kerja macam yaitu : Tujuan penilaian performansi secara umum dibedakan atas dua

34 15 (1) Untuk memberikan reward performansi sebelumnya (2) Untuk memotivasi perbaikan performansi pada waktu yang akan datang Informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian performansi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, dan penempatan tugas (Gomes, 2003). B. KEADILAN ORGANISASI 1. Pengertian Keadilan Organisasi Keadilan organisasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menerangkan peran keadilan sebagai sesuatu yang secara langsung berhubungan dengan tempat kerja. Keadilan organisasi juga berkenaan dengan persepsi karyawan terhadap keadilan dalam organisasi. (Greenberg, 1990). Senada dengan itu, Wiyono (2004) mengungkapkan bahwa keadilan organisasi yaitu persepsi bawahan mengenai keadilan perlakuan yang diterimanya dari seluruh elemen organisasi. Keadilan organisasi mengacu pada sejauh mana orang melihat peristiwa organisasi sebagai hal yang adil. Menurut Folger dan Greenberg (Yuwono dkk., 2005) pengertian keadilan organisasi lebih merujuk pada bentuk evaluasi individu terhadap perlakuan organisasi terhadap karyawannya dalam hal upaya yang fair untuk mendapatkan hasil, proses untuk memperoleh hasil itu juga

35 16 dilakukan secara fair atau tidak, serta bentuk-bentuk perlakuan interpersonal terhadap masing-masing karyawannya. Siagian (Febrina & Nurtjahjanti, 2006) menyebutkan bahwa keadilan menyangkut persepsi seseorang tentang perlakuan yang diterimanya dari orang lain. Biasanya seseorang akan mengatakan bahwa dirinya diperlakukan dengan adil apabila perlakuan itu menguntungkannya. Sebaliknya, apabila perlakuan yang diterimanya dirasakan merugikan maka individu tersebut akan cenderung mengatakan bahwa ia diperlakukan tidak adil. Dari berbagai uraian dapat disimpulkan bahwa keadilan organisasi adalah persepsi karyawan terhadap keadilan dalam organisasi yang berkaitan dengan upaya untuk mendapat keadilan dalam memperoleh hasil dan proses memperoleh hasil tersebut, serta perlakuan interpersonal yang adil. 2. Jenis-jenis Keadilan Organisasi Deustch dan Tornblom (Yuwono dkk, 2005) mendefinisikan keadilan organisasi menjadi tiga tipe yaitu, keadilan prosedural, keadilan distributif, dan keadilan interaksional. a. Keadilan Prosedural Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan mengenai kebijakan dan prosedur yang dipakai organisasi untuk membuat keputusan (Wiyono, 2004). Greenberg (Wiyono, 2004) menyatakan

36 17 bahwa keadilan prosedural adalah berkaitan dengan persepsi keadilan dari prosedur yang digunakan untuk dan proses untuk sampai pada sebuah keputusan. Muchinsky (2003) mengatakan bahwa keadilan prosedural adalah adil atau tidaknya cara yang digunakan untuk mencapai hasil atau sasaran tertentu. Hal tersebut berkenaan dengan persepsi adil atau tidaknya peraturan dan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan-keputusan. Menurut Arnold, Cooper dan Robertson 1998 (Febriani & Nurtjahjanti, 2006) keadilan prosedural tercermin dari adanya kesediaan perusahaan untuk memberikan penghargaan yang layak kepada karyawan, dan adanya penerapan sistem yang adil dalam mendistribusikan penghargaan kepada karyawan, adanya informasi mengenai sistem penggajian yang benar, adanya aturan untuk menegur karyawan dan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Senada dengan itu, Leventhal dan Thibault & Walker (Colquitt et al, 2001) mengatakan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dipersepsikan terhadap suatu proses (prosedur) untuk membagi sumber daya (alokasi), misalnya bagaimana suatu proses penentuan gaji ditempuh, adil atau tidak. b. Keadilan Distributif Keadilan distributif adalah persepsi keadilan mengenai hasil yang diterima karyawan dari organisasi tempat bekerja (Wiyono,

37 ). Greenberg dan Baron (2007) menyatakan bahwa keadilan distributif adalah keadilan outcome yang diterima anggota organisasi sebagai hasil dari keputusan tertentu. Dengan bahasa lain, keadilan distributif merupakan persepsi pekerja akan keadilan outcome yang diterimanya. Keadilan distributif menurut Muchinsky (2003) berkenaan dengan hasil akhir sebagai ganjaran yang diterima individu secara adil berdasarkan aturan standar tertentu. Menurut Folger dan Greenberg (dalam Handi & Suhariadi, 2003), keadilan distributif adalah keadilan yang berkaitan dengan distribusi sumber daya dan kriteria yang digunakan untuk menentukan alokasi sumber daya tersebut. Keadilan jenis ini menyangkut masalah persepsi seseorang terhadap adil tidaknya gaji yang mereka terima (Handi & Suhariadi, 2003). Menurut Deutsch (1975) keadilan distributif berkaitan dengan distribusi keadaan dan barang yang akan berpengaruh terhadap kesejahteraan individu, meliputi aspek-aspek fisik, psikologis, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, tujuan dari distribusi dalam hal ini adalah kesejahteraan, sehingga yang didistribusikan biasanya berhubugan dengan sumber daya, ganjaran, dan keuntungan. Adams (dalam Colquitt et al, 2001) mengatakan bahwa keadilan distributif dikonseptualisasikan sebagai keadilan yang terkait dengan hasil keputusan dan distribusi sumber daya. Hasil atau sumber daya didistribusikan mungkin berwujud (misalnya, membayar) atau tidak

38 19 berwujud (misalnya, pujian). Persepsi keadilan distributif dapat dipelihara bila hasil yang dianggap sama diterapkan. c. Keadilan Interaksional Keadilan interaksional adalah persepsi keadilan dalam interaksi antara seorang karyawan dengan atasannya, dibandingkan dengan atasan dengan karyawan lainnya (Wiyono, 2004). Bies dan Moag (Colquitt et al, 2001) menyatakan bahwa keadilan interaksional didefinisikan sebagai kualitas perlakuan interpersonal yang diterima pekerja selama pengimplementasian prosedur tertentu oleh pihak yang berwenang. Biacs dan Bies & Moag (Yuwono dkk, 2005) menyatakan keadilan interaksional sebagai keadilan tentang perlakuan interaksional pembuat keputusan (decision maker) terhadap bawahan atau karyawan ketika mengimplementasikan prosedur pembagian sumber daya. Dalam konteks kehidupan organisasi, perlakuan supervisor terhadap anak buah secara sopan dan hormat adalah bentuk keadilan interaksional. Jenis-jenis keadilan di atas yaitu keadilan prosedural, distributif, dan interaksional merupakan aspek-aspek yang membentuk keadilan organisasi. Dengan kata lain, keadilan di dalam organisasi dapat dilihat dari keadilan secara prosedural, distributif, dan interaksional. Ketiga jenis keadilan di atas masing-masing memiliki

39 20 aspek yang menjadi indikator dalam penelitian ini. Aspek dari ketiga keadilan tersebut adalah tertulis di bawah ini. 3. Aspek-aspek Keadilan Prosedural, Distributif, dan Interaksional a. Aspek Keadilan Prosedural Dalam suatu kelompok, organisasi, ataupun lembaga bisa ditemukan berbagai prosedur. Meskipun demikian, ada komponen dan aturan yang universal pada prosedur, demikian pula halnya dengan keadilan prosedural. Dalam kaitan ini, Leventhal (Faturochman, 2002; Colquitt, 2001; Colquitt et al, 2001) mengidentifikasikan enam aturan pokok dalam keadilan prosedural. Bila setiap aturan ini dapat dipenuhi, suatu prosedur dapat dikatakan adil. Enam aturan tersebut adalah : (1) Konsistensi. Prosedur yang adil harus konsisten terhadap setiap orang dan dari waktu ke waktu. Setiap orang memiliki hak dan diperlakukan sama dalam satu prosedur yang sama. (2) Minimalisasi bias. Dalam upaya meminimalisasi bias, sebaiknya kepentingan individu atau pemihakan harus dihindari. (3) Informasi yang akurat. Informasi yang adil haruslah akurat berdasarkan fakta, oleh karena itu harus disampaikan oleh orang yang benar-benar mengetahui permasalahan dan informasi yang disampaikan lengkap.

40 21 (4) Dapat diperbaiki. Prosedur yang adil juga mengandung aturan yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang ada ataupun kesalahan yang mungkin akan muncul. (5) Representatif. Prosedur yang adil adalah ketika melibatkan semua pihak yang bersangkutan. (6) Etis. Prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar etika dan moral. Thibaut dan Walker (Colquitt, 2001) mengatakan dua kriteria untuk keadilan prosedural, yaitu proses kontrol dan kontrol keputusan. Proses kontrol merupakan kemampuan untuk mengutarakan pandangan dan argumen selama prosedur, dan kontrol keputusan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi hasil. b. Aspek Keadilan Distributif Aspek keadilan distributif yang digunakan adalah menurut teori equity yang dikemukakan oleh Adams, dimana hadiah dan sumber daya didistribusikan sesuai dengan kontribusi masing-masing (Faturochman, 2002). Berkaitan dengan hal tersebut, Adams menyebutkan dua komponen utama dalam hubungan pekerja dan perusahaan, yaitu input (masukan) yang berkaitan dengan kontribusi, keterampilan, pendidikan, pengalaman dan usaha yang diberikan individu kepada perusahaan, dan output (keluaran) yang merupakan hasil pertukaran dengan input (masukan) yang diberikan karyawan

41 22 dimana perusahaan memberikan gaji, keuntungan-keuntungan, dan pengakuan kepada individu sesuai dengan input (masukan) yang telah ia masukan. (Febriani & Nurtjahjanti, 2006) c. Aspek Keadilan Interaksional Tyler (Faturochman, 2002; Yuwono dkk., 2005) menyebutkan tiga aspek penting dari keadilan interaksional, yaitu: penghargaan, netralitas, dan kepercayaan. (1) Penghargaan. Penghargaan terhadap status seseorang, tercermin dalam perlakuan, khususnya dari orang yang berkuasa, terhadap anggota kelompok. Semakin baik kualitas perlakuan dari kelompok atau penguasa terhadap anggota maka interaksinya dinilai semakin adil. Perlakuan yang menunjukkan penghargaan terhadap orang lain bisa dalam bentuk kata-kata, sikap, ataupun tindakan. (2) Netralitas. Konsep netralitas adalah melibatkan pihak ketiga ketika ada masalah. Netralitas dapat tercapai bila dasar-dasar dalam pengambilan keputusan, misalnya menggunakan fakta bukan opini, objektif, dan validitasnya tinggi. Dalam melakukan relasi sosial tidak ada perlakuan dari satu pihak yang berbeda-beda terhadap pihak lain. (3) Kepercayaan. Kepercayaan merupakan keyakinan, harapan, atau perasaan. Kepercayaan merupakan harapan pihak lain dalam melakukan hubungan sosial, yang di dalamnya tercakup risiko

42 23 yang berasosiasi dengan harapan itu. Jika seseorang mempercayai orang lain, ketika hal itu tidak terbukti ia akan menerima konsekuensi negatif seperti merasa dikhianati, marah, dan kecewa. Bies & Moag (dalam Colquitt, 2011) mengidentifikasikan empat kriteria dari keadilan interaksional yaitu: Pembenaran (adanya menjelaskan mengenai dasar keputusan), Kebenaran (figur otoritas bersikap jujur dan tidak terlibat dalam penipuan), Menghormati (bersikap sopan dan bukan kasar), dan Kesopanan (tidak mengungkapkan pernyataan yang tidak benar) Berdasarkan uraian mengenai aspek-aspek keadilan prosedural, distributif dan interaksional di atas, peneliti menggunakan aspek-aspek keadilan organisasi dalam penelitian ini yang meliputi pembuatan proses kontrol, kontrol keputusan, keputusan yang konsisten, minimal bias, akurat, prosedur yang dapat dapat diperbaiki, representatif dan etis, input yang meliputi kontribusi, keterampilan, pendidikan, pengalaman dan usaha, output, penghargaan, netralitas, dan kepercayaan. 4. Efek dari Keadilan Organisasi Keadilan organisasi memberikan dampak yang positif dalam kemajuan organisasi atau instansi. Hal ini dikarenakan keadilan yang diterima karyawan baik secara prosedur (proses untuk memperoleh hasil), distributif (mendapatkan hasil), maupun interaksi (perlakuan interpersonal

43 24 terhadap masing-masing karyawan) dapat mendukung performansi kerja karyawan. Hal ini dikarenakan secara psikologis keadilan dapat memberikan jaminan akan rasa aman (Faturochman, 2002). Rasa aman yang diperoleh seseorang dalam kelompoknya dengan mendapatkan perlakuan yang sesuai dapat mengurangi terjadinya konflik. Rendahnya konflik yang terjadi mendukung performansi kerja seseorang. Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2008) keadilan prosedural terbukti memiliki dampak positif terhadap sejumlah reaksi perilaku dan afektif. Reaksi tersebut meliputi komitmen pada organisasi, keinginan menetap di organisasi, kewarganegaraan organisasi, rasa percaya terhadap supervisor, kepuasan dengan hasil keputusan, usaha kerja, dan performansi kerja. Kebijakan organisasi atau instansi yang dirasa adil menurut karyawan akan meningkatkan komitmen pada organisasi yang akan menyebabkan tingginya keinginan karyawan untuk menetap di organisasi dan mengurangi intensitas turnover. Keadilan dalam pembuatan kebijakan tersebut juga menyebabkan kepuasan karyawan dengan hasil keputusan. Oleh karena itu, karyawan akan meningkatkan usaha kerja dan performansi kerjanya. Perlakuan yang adil menyebabkan karyawan merasa menjadi warga dari organisasi dan memiliki rasa percaya terhadap supervisiornya.

44 25 C. HUBUNGAN ANTARA KEADILAN ORGANISASI DENGAN PERFORMANSI KERJA Performasi karyawan dipengaruhi beberapa faktor yang salah satunya adalah karakteristik organisasi yang terdiri dari sistem imbalan, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi, serta kepemimpinan. Hal-hal yang terdapat dalam karakteristik organisasi tersebut penting karena kewajaran dan keadilan yang diterima karyawan dari organisasinya akan berpengaruh pada performansi kerjanya. Semakin tinggi keadilan organisasi maka semakin tinggi pula performansi kerja karyawan, begitu pula sebaliknya semakin rendah keadilan organisasi semakin rendah pula performansi kerja karyawan. Dalam keadilan prosedural yang didefinisikan sebagai penilaian seseorang tentang keadilan dari proses pengambilan keputusan (Greenberg, 1990), keadilan dalam prosedur sama pentingnya bagi karyawan apapun alokasi yang dibuatnya. Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa keadilan prosedural mungkin memiliki pengaruh kuat terhadap performansi kerja karyawan. Ketika karyawan puas dengan kesetaraan prosedur, mereka lebih mungkin untuk membalas dengan terlibat dalam perilaku organisasi. Selain itu, hubungan positif antara keadilan distributif dan performansi mungkin disebabkan prediksi yang berasal dari Adam s equity theory. Menurut Pierce dan Gardner (Nasurdin & Khuan, 2007) teori ini berpendapat bahwa motivasi manusia dipengaruhi oleh hasil dan masukan mereka, dibandingkan dengan hasil dan masukan orang lain. Ketika karyawan merasa bahwa mereka diperlakukan tidak sama, mereka akan mengembalikan modal dengan

45 26 mengubah perilaku mereka, sikap, atau keduanya seperti menjadi kurang produktif atau sebaliknya. Dengan kata lain, distribusi imbalan kerja yang tidak adil menciptakan ketegangan di dalam individu, yang mungkin pada akhirnya menghasilkan pengurangan input pekerjaan. Keadilan interaksional menjadi penting dalam peningkatan performansi karyawan dikarenakan kewajaran perilaku yang diterima oleh karyawan dari rekan kerjanya secara psikologis dapat memberikan jaminan akan rasa aman (Faturochman, 2002). Rasa aman yang diperoleh seseorang dalam kelompoknya dengan mendapatkan perlakuan yang sesuai tersebut dapat mengurangi terjadinya konflik. Hal tersebut menjadi pendukung aktivitas kerja seseorang dan performansi kerja. Oleh karena itu keadilan interaksional memiliki dampak terhadap performansi karyawan. Keadilan di dalam organisasi menjadi penting karena berhubungan langsung dengan sumber daya manusia dalam organisasi maupun instansi yang disebut sebagai karyawan. Hal ini dikarenakan karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam kemajuan organisasi maupun instansi tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan performansi kerja karyawan. Performansi kerja karyawan yang baik dapat meningkatkan produktivitas organisasi maupun instansi.

46 27 Bagan 1 Dinamika Antar Variabel Karyawan Keadilan : Prosedural, Distributif, Interaksional Adil Tidak Adil - Adanya Proses Kontrol - Ada Kontrol Keputusan - Prosedur yang Konsisten - Prosedur yang Minimal Bias - Prosedur yang Akurat - Prosedur yang Dapat diperbaiki - Prosedur yang Representatif - Prosedur yang Etis - Input (kontribusi, keterampilan, pendidikan, pengalaman) = Output - Penghargaan - Netralitas - Kepercayaan - Tidak Ada Proses Kontrol - Tidak Ada Kontrol Keputusan - Prosedur Tidak Konsisten - Prosedur Tidak Minimal Bias - Prosedur Tidak Akurat - Prosedur Tidak Dapat diperbaiki - Prosedur Tidak Representatif - Prosedur Tidak Etis - Input (kontribusi, keterampilan, pendidikan, pengalaman) Output - Tidak Ada Penghargaan - Tidak Netral - Tidak Ada Kepercayaan - Karyawan puas - Karyawan termotivasi - Rasa aman - Mengurangi konflik - Motivasi karyawan menurun - Muncul ketegangan Performansi Meningkat Performansi Menurun

47 28 D. HIPOTESIS Ada hubungan positif antara keadilan organisasi dengan performansi kerja karyawan. Semakin tinggi keadilan organisasi maka semakin tinggi performansi kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah keadilan organisasi maka semakin rendah pula performansi kerja karyawan.

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational studies). Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Korelasi yang dimaksud adalah hubungan antara keadilan organisasional dengan performansi kerja. B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : 1. Variabel X : Keadilan Organisasi (Keadilan prosedural, keadilan distributif, keadilan interaksional) 2. Variabel Y : Performansi Kerja C. Definisi Operasional 1. Performansi Kerja Performansi kerja merupakan pelaksanaan kerja dan penampilan kerja karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya yaitu tugas-tugas yang harus dilaksanakannya dalam upaya mencapai tujuan perusahan tersebut. Penilaian performansi kerja perawat berdasarkan Gomes (2003) meliputi quality of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative, personal qualities. 29

49 30 Cara menentukan tinggi rendahnya performansi karyawan adalah dengan melihat jumlah skor penilaian dari setiap aspek atau total score. Semakin tinggi total score yang diperoleh maka performansi karyawan juga semakin tinggi atau baik. Sedangkan, semakin rendah total score yang diperoleh maka semakin rendah pula performansi karyawan tersebut. 2. Keadilan Organisasi Keadilan organisasi merupakan persepsi karyawan terhadap keadilan dalam organisasi yang berkaitan dengan upaya untuk mendapat keadilan dalam memperoleh hasil dan proses memperoleh hasil tersebut, serta perlakuan interpersonal yang adil. Keadilan organisasi meliputi beberapa aspek keadilan prosedural : proses kontrol, kontrol keputusan, pembuatan keputusan yang konsisten, minimal bias, akurat, prosedur yang dapat dapat diperbaiki, representatif dan etis; aspek keadilan distributif: input yang meliputi kontribusi, keterampilan, pendidikan, pengalaman dan usaha, output; aspek keadilan interaksional: penghargaan, netralitas, dan kepercayaan. Cara menentukan tinggi rendahnya keadilan organisasi adalah dengan melihat total score setiap aspek yang terdiri dari aitem favorable dan aitem unfavorable.

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN ORGANISASI DENGAN KINERJA PADA PRAMUNIAGA TOKO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN ORGANISASI DENGAN KINERJA PADA PRAMUNIAGA TOKO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEADILAN ORGANISASI DENGAN KINERJA PADA PRAMUNIAGA TOKO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Mikhael

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keadilan Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan organisasi yang cukup di kenal menurut Rivai (2004) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KEADILAN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Kadek Martadian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya manusia. Melihat persaingan pasar yang semakin ketat sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sumber daya manusia secara optimal. Banyak cara bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sumber daya manusia secara optimal. Banyak cara bagi perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting peranannya dalam mekanisme suatu organisasi dengan tidak mengecilkan arti peran sumber daya lainnya. Sehingga untuk

Lebih terperinci

PENGARUH SEMANGAT KERJA, UPAH, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI KUDUS

PENGARUH SEMANGAT KERJA, UPAH, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI KUDUS PENGARUH SEMANGAT KERJA, UPAH, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. TUMBAKMAS NIAGA SAKTI KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN EMOSIONAL DAN KETANGGGUHAN PSIKOLOGIS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM PROFESI PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TESIS Program Pendidikan Profesi Psikologi

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI PT. ASURANSI JASINDO (PERSERO) KANTOR CABANG KORPORASI DAN RITEL BANDUNG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Defenisi Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan bahwa dalam hubungan pertukaran sosial, sifat mendasar yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau pendapat para ahli. Menurut Hardiyanto (2003), kinerja adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang memungkinkan organisasi mengetahui, mengevaluasi, mengukur dan menilai kinerja anggota-angotanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan akan menjadi masalah besar bagi suatu bangsa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kepuasan kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari dan digunakan sebagai konstruk pengukuran dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA

IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Semangat Kerja diantara karyawan Jogja TV Tahun 2013) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh: GALUH TRI DAMAYANTI F. 100 030 007 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) SKRIPSI Untukmemenuhisebagianpersyaratan DalammencapaiderajatSarjana

Lebih terperinci

PERBEDAAN POST PURCHASE REGRET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN PADA KONSUMEN WANITA

PERBEDAAN POST PURCHASE REGRET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN PADA KONSUMEN WANITA PERBEDAAN POST PURCHASE REGRET BERDASARKAN PERILAKU PEMBELIAN PADA KONSUMEN WANITA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh DIAH FARDHANI 081301111 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menguji hubungan variabel x dan y, kedua variabel tersebut adalah sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Yenny Setiani Dewi

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI. Oleh : Yenny Setiani Dewi HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI Oleh : Yenny Setiani Dewi 08.40.0019 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2012 i HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu dari kata performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE (LMX) PADA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KUALITAS PARTISIPASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE (LMX) PADA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KUALITAS PARTISIPASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI ANALISIS PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE (LMX) PADA KOMITMEN ORGANISASIONAL DENGAN KUALITAS PARTISIPASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada Karyawan PT Indo Acidatama Tbk Karanganyar) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka dalam pengumpulan data, penafsiran data dan penampilan hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. angka dalam pengumpulan data, penafsiran data dan penampilan hasilnya. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dalam penelitian kuantitatif menggunakan angka

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X SKRIPSI Oleh: Dwi Septiyaningsih 201210515068 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH FITRI DIAN ADLINA 101301091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM:

TIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU DITINJAU DARI USIA DI SEKOLAH-SEKOLAH YANG BERADA DI BAWAH NAUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN EBEN HAEZER SALATIGA TESIS untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRES KERJA PADA STORE MANAGER DI APOTEK GUARDIAN JABODETABEK SKRIPSI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRES KERJA PADA STORE MANAGER DI APOTEK GUARDIAN JABODETABEK SKRIPSI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRES KERJA PADA STORE MANAGER DI APOTEK GUARDIAN JABODETABEK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI. OLEH: Melisa Futri NRP

KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI. OLEH: Melisa Futri NRP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI SELF-EFFICACY MAHASISWA BARU UKWMS SKRIPSI OLEH: Melisa Futri NRP 7103012041 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2016 ii KECEMASAN

Lebih terperinci

Tingkat Stres Kerja Ditinjau dari Beban Kerja. pada Air Traffic Controller (ATC)

Tingkat Stres Kerja Ditinjau dari Beban Kerja. pada Air Traffic Controller (ATC) Tingkat Stres Kerja Ditinjau dari Beban Kerja pada Air Traffic Controller (ATC) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : JUNIKA MINDA PRATIWI 101301038 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS Oleh : Dwi Ari Sulistyowati 12.92.0063 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Tri Puspita Ratih A. F 100 020 125 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja. Handoko (2002) mengistilahkan kinerja sebagai performance. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh: Kariza Dyah Yasmin G

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh: Kariza Dyah Yasmin G HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DAN DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BANK MEDAN

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BANK MEDAN HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BANK MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: Melinda Salim 121301092 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sasaran penting dalam manajemen sumberdaya manusia pada suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN KONFLIK INTERPERSONAL PADA DEWASA AWAL YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH

HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN KONFLIK INTERPERSONAL PADA DEWASA AWAL YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN KONFLIK INTERPERSONAL PADA DEWASA AWAL YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemimpinan Etis pada Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif. dengan Iklim Etika sebagai Pemediasi dan Keadilan Interaksional sebagai

Pengaruh Kepemimpinan Etis pada Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif. dengan Iklim Etika sebagai Pemediasi dan Keadilan Interaksional sebagai Pengaruh Kepemimpinan Etis pada Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif dengan Iklim Etika sebagai Pemediasi dan Keadilan Interaksional sebagai Pemoderasi Kepemimpinan Etis pada Iklim Etika (Studi pada Karyawan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFLIK KERJA DENGAN ETOS KERJA PEGAWAI KEPOLISIAN DI WILAYAH BUMIAYU

HUBUNGAN KONFLIK KERJA DENGAN ETOS KERJA PEGAWAI KEPOLISIAN DI WILAYAH BUMIAYU HUBUNGAN KONFLIK KERJA DENGAN ETOS KERJA PEGAWAI KEPOLISIAN DI WILAYAH BUMIAYU SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana Strata I Bidang Psikologi NAMA : SUKHIDIN NIM : 0607010042

Lebih terperinci

SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu: 1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X SKRIPSI Oleh: May Herawati 201210515027 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

PUTRI LESTARI K

PUTRI LESTARI K HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SITUS KESEJARAHAN DAN PENGETAHUAN SEJARAH LOKAL DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DWI SUSANTI NIM

Diajukan Oleh: DWI SUSANTI NIM PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH : Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja suatu perusahaan sangatlah ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut.fenomena yang sering kali terjadi adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN PERSEPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UNS TAHUN 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

--PERNYATAAN. Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi

--PERNYATAAN. Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi --PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Pegawai di Rumah Sakit Immanuel Bandung (Studi Korelasional pada Pegawai bagian Non Medis RS. Immanuel

Lebih terperinci

PENGARUH KONFLIK INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ELECTRONIC CITY PONOROGO

PENGARUH KONFLIK INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ELECTRONIC CITY PONOROGO PENGARUH KONFLIK INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ELECTRONIC CITY PONOROGO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sebagian syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS ISLAM JEMURSARI SURABAYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS 3). Koefisien determinasi (R²) Koefisen determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN WORK FAMILY CONFLICT DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PERAWAT WANITA RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

HUBUNGAN WORK FAMILY CONFLICT DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PERAWAT WANITA RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG HUBUNGAN WORK FAMILY CONFLICT DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PERAWAT WANITA RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG SKRIPSI JANE FLORETTA KUSWARDI 09.40.0017 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) KEVIKEPAN SURABAYA BARAT SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) KEVIKEPAN SURABAYA BARAT SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) KEVIKEPAN SURABAYA BARAT SKRIPSI Oleh: Kevin Jonathan Susilo NRP: 7103013025 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

Pengaruh Arti Penting Pekerjaan (Meaning of Work) pada Komitmen. Organisasional dengan Keterikatan Kerja sebagai Mediator

Pengaruh Arti Penting Pekerjaan (Meaning of Work) pada Komitmen. Organisasional dengan Keterikatan Kerja sebagai Mediator Pengaruh Arti Penting Pekerjaan (Meaning of Work) pada Komitmen Organisasional dengan Keterikatan Kerja sebagai Mediator (Studi pada Perawat RSUD Dr. Soedirman Kebumen) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : EGRIT PUSVITAWATI

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) YANG DIMEDIASI OLEH KONTRAK PSIKOLOGIS

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) YANG DIMEDIASI OLEH KONTRAK PSIKOLOGIS PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) YANG DIMEDIASI OLEH KONTRAK PSIKOLOGIS (STUDI PADA KARYAWAN PT.PAMOR SPINNING MILLS, KAB. KARANGANYAR) TESIS Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA SKRIPSI MAHARANI BUDI PRASTIWI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA SKRIPSI MAHARANI BUDI PRASTIWI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA SKRIPSI MAHARANI BUDI PRASTIWI 11.40.0064 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI Diajukan Oleh : AFIFAH NUR AINI F 100 070 127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA PENYELESAIAN KONFLIK DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA GAYA PENYELESAIAN KONFLIK DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT HUBUNGAN ANTARA GAYA PENYELESAIAN KONFLIK DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT (THE CORRELATION BETWEEN CONFLICT RESOLUTION STYLE AND JOB SATISFACTION OF NURSES) SKRIPSI Layyina Humaira 080400111Y FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I. Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I. Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN S K R I P S I Disusun Oleh: EVID MAFTUKHAH F 100 080 197 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

SIKAP TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA DITINJAU DARI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI

SIKAP TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA DITINJAU DARI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI SIKAP TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA DITINJAU DARI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI RATNA HERAWATI SUGIARTO 07.40.0172 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lebih terperinci

PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL

PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL Muhammad Wahyu Kuncoro Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT

HUBUNGAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT HUBUNGAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU SEMARANG SKRIPSI NIMAS ARGININTYA SEPTISTRA 11.40.0071

Lebih terperinci

Pengaruh Workplace Spirituality, Gender, Kepuasan Kerja dan Mentoring Terhadap Komitmen Organisasional (Studi Empiris pada KAP di Semarang)

Pengaruh Workplace Spirituality, Gender, Kepuasan Kerja dan Mentoring Terhadap Komitmen Organisasional (Studi Empiris pada KAP di Semarang) Pengaruh Workplace Spirituality, Gender, Kepuasan Kerja dan Mentoring Terhadap Komitmen Organisasional (Studi Empiris pada KAP di Semarang) Dosen Pengampu : Sih Mirmaning Damar Endah, SE., M. Si. Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.I.Kom) Oleh KEZIA DEVIANI SAGITA PUTRI / KOM

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.I.Kom) Oleh KEZIA DEVIANI SAGITA PUTRI / KOM HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PIMPINAN DENGAN KEPUASAN RELASI KARYAWAN PT ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG SURAKARTA YANG DIPANDANG DENGAN PERSPEKTIF SOCIAL EXCHANGE THEORY SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu tempat dimana terdapat kerjasama dua orang atau lebih yang mempunyai fungsi dan wewenang untuk mengerjakan suatu usaha mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN THE BIG FIVE DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PARANORMAL DEWASA MADYA DI KOTA SEMARANG TESIS

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN THE BIG FIVE DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PARANORMAL DEWASA MADYA DI KOTA SEMARANG TESIS HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN THE BIG FIVE DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PARANORMAL DEWASA MADYA DI KOTA SEMARANG TESIS Oleh : PUPUT MULYONO 11.92.0003 PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : DINA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : DYAH ISWARI PROBORINI

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LARRIE INDONESIA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LARRIE INDONESIA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LARRIE INDONESIA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi DISUSUN OLEH : SISKA HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter (1998:27) oleh Zainuddin (2002) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Keadilan Organisasi 2.1.1 Pengertian Keadilan Organisasi Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu suatu konsep yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MASUK PG-PAUD DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS ANGKATAN 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MASUK PG-PAUD DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS ANGKATAN 2013 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MASUK PG-PAUD DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS ANGKATAN 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Daisy Oktavia Tegarawan

SKRIPSI. Oleh : Daisy Oktavia Tegarawan HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN BABELAN KOTA DAN KEBALEN WILAYAH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BABELAN SKRIPSI Oleh : Daisy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam pembangunan bangsa karena sumber daya manusia merupakan aspek utama dalam segala hal. Hal tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memenuhi Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. Pengembangan dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Skripsi. Ayu Ekosari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Katolik Soegijapranata SEMARANG

Skripsi. Ayu Ekosari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Katolik Soegijapranata SEMARANG i Skripsi Pengaruh Kelekatan Kerja (Job Embeddedness) Terhadap Turnover Intention Dengan Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Moderating Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

KONSEP DIRI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA PASCA OPERASI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI

KONSEP DIRI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA PASCA OPERASI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI KONSEP DIRI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA PASCA OPERASI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan motor penggerak utama yang baik dalam organisasi, maka jika sebuah organisasi mempunyai prosedur kerja yang baik, memiliki struktur organisasi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : FADILA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan psikologis yang mengikat karyawan di dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci