ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI UMI LAILATUL MUYASSAROH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI UMI LAILATUL MUYASSAROH"

Transkripsi

1 ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DENGAN LOCAL SEARCH (PSO-LS) SEBAGAI METODE PENYELESAIAN UNCAPACITATED FACILITY LOCATION PROBLEM (UFLP) SKRIPSI UMI LAILATUL MUYASSAROH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

2 ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DENGAN LOCAL SEARCH (PSO-LS) SEBAGAI METODE PENYELESAIAN UNCAPACITATED FACILITY LOCATION PROBLEM (UFLP) SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Disetujui oleh : Pembimbing I Pembimbing II Dr. Herry Suprajitno, M.Si NIP Dr. Miswanto, M.Si NIP ii

3 LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI Judul : Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) sebagai Metode Penyelesaian Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) Penyusun : Umi Lailatul Muyassaroh NIM : Tanggal Ujian : 27 Agustus 2012 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Dr. Herry Suprajitno NIP Dr. Miswanto, M.Si NIP Mengetahui : Ketua Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Dr. Miswanto, M.Si NIP iii

4 PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan seizin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga. iv

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya serta memberikan manusia akal yang berbeda dari makhluk yang lainnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) sebagai Metode Penyelesaian Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Kesuksesan penulisan skripsi ini tak luput dari bantuan beberapa pihak, untuk itu samudera terimakasih penulis ucapkan kepada : 1. Abah HM. Hasan Luthfi dan Umi Siti Muslichah tersayang serta kakak-kakak penulis (Mas Ahmad Nurhuda, Mbak Siti Kholishoh, Mas Ahmad Mujiburrohman, Mas Abdul Hamid Hasan, Mas Ahmad Ikhsan Fatoni serta Mas Fuad Hasyim) dan seluruh keluarga yang tak henti-hentinya mendoakan dan telah memberikan dukungan, kasih-sayang, kepercayaan, dan pengorbanan yang tiada terkira besarnya. Terima kasih telah menjadi bagian terpenting bagi hidup penulis. 2. Kementerian Agama RI, khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren RI, Pak Roni, Pak Ruchman, Pak Imam, Pak Fuad, Bu lilik, Bu Nyoman, serta pihak-pihak lain sebagai wakil KEMENAG yang telah v

6 memberikan dukungan, baik material maupun non-material sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Airlangga, 3. Dr. Herry Suprajitno dan Dr. Miswanto selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak arahan, masukan, perhatian, semangat, rasa sabar yang begitu besar dan pengetahuan yang tidak ternilai harganya. 4. Dra. Inna Kuswandari, M.Si, selaku dosen wali selama menjadi mahasiswa FST UNAIR yang telah banyak memberikan arahan dan saran demi kesuksesan menjadi mahasiswa Matematika. 5. Sahabat-sahabat tersayang, Citra, Yusi, Meta, Ninis, Ayuk, Putu, Marisa, Rizal dan Teman-teman Matematika 2008 semua atas kekompakan dan rasa kekeluargaan yang begitu hangat. 6. Sahabat-sahabat di Griya Annisa, Ninis, Tika, Vika, Sema, Rohis, Vivin, Itsna dan semua tetangga kamar penulis yang telah banyak mengisi hari-hari penulis dengan keceriaan. 7. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terus penulis harapkan agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Surabaya, 02 Agustus 2012 Penyusun Umi Lailatul Muyassaroh vi

7 Umi Lailatul Muyassaroh, 2012, Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) sebagai Metode Penyelesaian Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP), ini dibawah bimbingan Dr. Herry Suprajitno, M.Si dan Dr. Miswanto, M.Si. Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. ABSTRAK Uncapacitated facility location problem didefinisikan sebagai suatu permasalahan untuk menemukan lokasi yang optimal dalam membangun fasilitas yang akan melayani sejumlah customer dengan asumsi bahwa fasilitas yang dibangun tidak mempunyai batasan jumlah customer. ini membahas tentang Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) yang diselesaikan dengan menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS). Algoritma PSO-LS merupakan kombinasi dari Algoritma Particle Swarm Optimization dan Algoritma Local Search. Kombinasi kedua algoritma optimasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan pencarian solusi UFLP. Proses algoritma ini dimulai dengan pembangkitan posisi dan kecepatan partikel awal, menentukan vektor open facility, kemudian dilakukan evaluasi sehingga didapatkan nilai fitness. Selanjutnya ditentukan personal best pada tiap partikel dan global best untuk keseluruhan swarm. Pada saat iterasi Algoritma, dilakukan update kecepatan dan posisi partikel, kemudian dilakukan proses evaluasi dan ditentukan personal best dan global best yang baru. Solusi UFLP dengan Algoritma PSO (global best) adalah solusi awal bagi Algoritma Local Search. Solusi awal ini kemudian dimodifikasi sehingga terbentuk solusi baru. Selanjutnya dilakukan operasi flip pada solusi baru. Proses pengambilan kesimpulan solusi dilakukan pada akhir iterasi PSO-LS, yaitu dengan mengambil nilai fungsi tujuan yang paling minimum. Data yang digunakan adalah data 10 lokasi dengan 15 customer dan data 50 lokasi dengan 50 customer serta diselesaikan dengan bahasa pemrograman Java Netbeans IDE dengan fungsi tujuan (biaya) minimum untuk data 10 lokasi dengan 15 customer adalah sebesar ,4750 satuan. Sedangkan untuk data 50 lokasi dengan 50 customer diperoleh biaya sebesar ,5625 satuan. Kata Kunci: Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO), Algoritma Local Search (LS), Masalah Lokasi, Uncapacitated Facility Location Problem. vii

8 Umi Lailatul Muyassaroh, 2012, Particle Swarm Optimization with Local Search Algorithm for Solving Uncapacitated Facility Location Problem, This skripsi is suprvised by Dr. Herry Suprajitno, M.Si and Dr. Miswanto, M.Si. Mathematics Department, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya. ABSTRACT Uncapacitated facility location problem is defined as a problem to find the optimal location to build a facility that will serve the customer with the assumption that the built facility does not have a limited number to serve the customers. This skripsi discuss about uncapacitated facility location problem using the particle swarm optimization with local search algorithm (PSO-LS). PSO-LS algorithm is combination of particle swarm optimization and local search algorithms. The couple of optimization algorithm expected to optimize searching process for UFLP solutions. The process of algorithm is started by generating the initial positions and velocities of particles, determined the open facilities, and did the evaluation process to obtain the objective function value (fitness value). After obtained fitness value of each particle, the next step was determined the personal best and global best. Iteration of algorithm began by updating the particle velocity and position, and then made evaluation process and setting a new personal best and global best. Global best was the initial solution for local search algorithm. The initial solution modified to form new solution. Then flip operation conducted on this new solution. The conclusions made at the end of PSO-LS iteration by taking the minimum value of objective function. The used data is the data of 10 locations with 15 customer and 50 locations with 50 customers that solved by the programming language Java Netbeans IDE The objective function (cost) for the first data (10 locations with 15 customers) was ,4750 unit, while the second data (50 locations with 50 customer) acquired a fee of ,5625 unit. Keywords: Particle Swarm Optimization Algorithm (PSO), Local Search Algorithm (LS), Location Problem, Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). viii

9 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI... iv KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1 I.2. Rumusan Masalah... 3 I.3. Tujuan... 3 I.4. Manfaat... 4 I.5. Batasan Masalah... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Masalah Lokasi... 5 II.2 Pengkodean... 6 II.3 Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) Algoritma Algoritma Particle Swarm Optimization Fungsi Fitness Algoritma Local Search (LS) Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) ix

10 II.4 Java BAB III METODE PENULISAN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Masalah Lokasi IV.2 Particle Swarm Optimization IV.3 Local Search IV.4 Particle Swarm Optimization dengan Local Search IV.4.1. Pengisian Parameter IV.4.2. Generate vektor posisi IV.4.3. Generate vektor kecepatan IV.4.4. Mendapatkan vektor open facility IV.4.5. Evaluasi IV.4.6. Penentuan personal best (P) IV.4.7. Penentuan global best IV.4.8. Update vektor kecepatan IV.4.9. Update vektor posisi IV Modifikasi solusi awal ( ) IV Mengaplikasikan operator flip ke s dan mendapatkan IV.5 Program IV.6 Data IV.7 Contoh Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) dengan Menggunakan 10 Lokasi dan 15 Customer yang Diselesaikan Secara Manual IV.8 Implementasi Program pada contoh Kasus Uncapacitated Facility Location Problem IV.8.1. Menggunakan Data pada Lampiran IV.8.2. Menggunakan Data pada Lampiran IV.8.3. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Parameter Berbeda pada Algoritma PSO-LS Menggunakan Data pada Lampiran x

11 IV.8.4. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Parameter Berbeda pada Algoritma PSO-LS Menggunakan Data pada Lampiran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan V.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Nomor Judul Tabel Halaman 4.1 Tabel Biaya Untuk Membangun Fasilitas Tabel Biaya Untuk Melayani Customer Vektor Posisi Vektor Kecepatan Vektor open facility Nilai Fungsi Tujuan (Z) Personal Best Vektor kecepatan setelah di-update Vektor posisi setelah di-update Vektor open facility setelah di-update Nilai fungsi tujuan setelah di-update Personal Best setelah di-update Biaya pembangunan fasilitas pada lokasi pembangunan Hasil Perbandingan perhitungan nilai fungsi tujuan (Z) pada Data Lampiran Hasil Perbandingan perhitungan nilai fungsi tujuan (Z) pada Data Lampiran 2 48 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Lampiran 1 Data 10 Lokasi dengan 15 Customer 2 Data 50 Lokasi dengan 50 Customer 3 Source Code Program Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search Untuk Uncapacitated Facility Location Problem 4 Output Program untuk Data Lampiran 1 5 Hasil Terbaik PSO-LS Menggunakan Data Lampiran 2 6 Antarmuka Program 7 Hasil Optimal untuk Data 50 Lokasi dengan 50 Customer xiii

14 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi di berbagai bidang memicu pertumbuhan industri yang semakin cepat dan lahirnya berbagai industri baru. Hal ini tentu berdampak pada persaingan perusahaan yang ketat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat sebagai solusi cerdas untuk masalah persaingan industri tadi. Salah satu permasalahan penting dalam dunia industri antara lain adalah penempatan suatu fasilitas pada suatu lokasi. Secara umum, permasalahan penempatan suatu fasilitas pada suatu lokasi (facility location problem) dapat didefinisikan sebagai penempatan beberapa fasilitas pada beberapa lokasi yang mungkin sehingga seluruh customer dapat dilayani dengan biaya seminimal mungkin. Masalah penempatan fasilitas dalam suatu lokasi dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan batasan masalah yang digunakan, yaitu pengalokasian dengan jumlah customer yang terbatas (capacitated), dan pengalokasian dengan jumlah customer yang tidak terbatas (uncapacitated). Pada uncapacitated facility location problem berlaku asumsi bahwa fasilitas yang dibangun dapat melayani customer dalam jumlah yang tak terbatas, sedangkan pada capacitated facility location problem diasumsikan bahwa jumlah customer yang dilayani oleh fasilitas jumlahnya terbatas. Pada skripsi ini akan dibahas penyelesaian Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). Beberapa contoh masalah pengalokasian fasilitas yang 1

15 2 dimodelkan sebagai UFLP antara lain: masalah lokasi Bank, desain jaringan (network design), pendistribusian data serta jaringan komunikasi dan desain jaringan komputer. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan UFLP ada dua, yaitu metode analitik dan metode numerik. Metode analitik dinilai kurang efisien untuk mencari solusi optimum, terutama dikarenakan UFLP terdiri dari beberapa kombinasi permasalahan sehingga semakin besar masalahnya, maka semakin sulit pula mencari solusi optimumnya, disamping dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, metode yang banyak digunakan adalah metode numerik. Adapun metode numerik yang digunakan adalah metode metaheuristik menggunakan algoritma tertentu. Beberapa metode metaheuristik yang pernah dicoba untuk menyelesaikan UFLP antara lain: Tabu search, Algoritma Genetik, Neighborhood Search, Simmulated Annealing dan Particle Swarm Optimization. Particle Swarm Optimization (PSO) adalah salah satu teknik pencarian metaheuristik yang dikenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh Russell Eberhart dan James Kennedy berdasarkan pada perilaku interaksi sosial dan komunikasi pada segerombolan binatang, diantaranya sekawanan burung yang terbang di angkasa dan sekelompok ikan. Solusi-solusi potensial, yang disebut dengan partikel, bergerak mengelilingi sebuah ruang pencarian dengan suatu kecepatan, yang diperbaharui secara konstan oleh pengalaman partikel itu sendiri dan pengalaman dari anggota swarm yang lain atau pengalaman dari keseluruhan swarm. Tiga vektor kunci partikel solusi UFLP dalam PSO adalah vektor posisi ( ), vektor kecepatan ( ) dan vektor open facility ( ). dan pertama kali

16 3 dibangkitkan secara random, sedangkan adalah vektor posisi yang dipetakan kepada himpunan variabel biner (0 dan 1). Algoritma untuk menyelesaikan UFLP dalam skripsi ini adalah Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS), yaitu algoritma PSO yang dikombinasikan dengan algoritma Local Search (LS). Penambahan algoritma LS untuk algoritma PSO dimaksudkan agar tidak kehilangan solusi optimum dari algoritma PSO serta memperluas kandidat solusi. Dari algoritma PSO-LS ini akan dibuat programnya dan diimplementasikan pada contoh kasus. I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini ada 3, yaitu: 1. Bagaimana menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) untuk menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP)? 2. Bagaimana membuat program dari Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) untuk menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) tersebut? 3. Bagaimana mengimplementasikan program tersebut pada contoh kasus? I.3. Tujuan Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui penggunaan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) dalam menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP).

17 4 2. Membuat program dari Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) pada Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). 3. Mengimplementasikan program untuk contoh kasus. I.4. Manfaat Manfaat penulisan skripsi ini antara lain: 1. Menambah wawasan keilmuan mahasiswa khususnya tentang cara menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) dengan menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS). 2. Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) dan program dapat digunakan oleh perusahaan dan industri untuk menyelesaikan masalah yang relevan dengan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP), seperti desain jaringan dan penempatan lokasi Bank atau ATM. 3. Informasi yang didapat dari skripsi ini dapat dilanjutkan untuk bahan penelitian skripsi selanjutnya dengan berbagai modifikasi. I.5. Batasan Masalah Batasan masalah dalam skripsi ini yaitu pada saat proses inisialisasi, posisi ( ) dibangkitkan secara random pada interval [-10,10], sedangkan kecepatan ( ) dibangkitkan secara random pada interval [-4,4].

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diberikan beberapa definisi yang akan digunakan pada pembahasan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO- LS) sebagai metode penyelesaian Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). II.1. Masalah Lokasi Dalam bentuk sederhana, masalah lokasi adalah bagaimana menemukan lokasi optimal untuk membangun fasilitas dimana fasilitas tersebut melayani sejumlah m customer; selain itu terdapat sekumpulan n lokasi dimana akan dibangun fasilitas dan untuk membangun sebuah fasilitas pada lokasi i dibutuhkan biaya, customer j dilayani fasilitas i sedemikian hingga terdapat biaya c ij. Variabel keputusan untuk membangun atau tidak membangun fasilitas i dinotasikan dengan. Sedangkan variabel keputusan bagi masing-masing fasilitas i untuk melayani atau tidak melayani customer j dinotasikan dengan. Jika diasumsikan bahwa fasilitas yang dibangun tidak mempunyai batasan jumlah dalam melayani customer, maka masalah ini disebut Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). Model matematika dari fungsi tujuan ( ) dirumuskan pada persamaan (2.1) dengan kendala persamaan (2.2) dan persamaan (2.3). ( ) 5

19 6 Keterangan: { { { { { (Sevkli dan Guner 2006 ) Pada model di atas, persamaan (2.1) menunjukkan biaya total untuk mendirikan fasilitas dan memenuhi permintaan dari costumer. Kendala persamaan (2.2) digunakan untuk memastikan bahwa permintaan dari tiap costumer hanya dilayani oleh satu fasilitas. Kendala persamaan (2.3) untuk memastikan costumer j hanya bisa dilayani oleh fasilitas i jika fasilitas tersebut dibangun pada lokasi i dan menunjukkan bahwa variabel keputusan adalah variabel biner 0 dan 1.

20 7 II.2. Pengkodean Menurut Obitko (1998), pengkodean merupakan suatu cara untuk menyajikan suatu solusi dalam ruang pencarian. Ada beberapa cara untuk mengkode suatu kromosom (dalam skripsi ini merupakan partikel), diantaranya: 1. Pengkodean Biner Dalam pengkodean biner, partikel adalah bit 0 atau Pengkodean nilai Dalam pengkodean nilai, setiap partikel adalah untaian bilangan yang membentuk sebuah nilai. 3. Pengkodean Permutasi Dalam pengkodean permutasi, setiap partikel adalah untaian bilangan, yang menggambarkan bilangan dalam suatu barisan. 4. Pengkodean Random Keys (Nomor Acak) Dalam pengkodean Random Keys, setiap partikel adalah untaian bilangan random pada interval [ ]. II.3. Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) Beberapa istilah yang digunakan dalam sub-bab ini antara lain: II.3.1. Algoritma Menurut Chartrand dan Oellermann (1993), Algoritma merupakan suatu himpunan langkah-langkah atau instruksi yang telah dirumuskan dengan baik

21 8 (well-defined) untuk memperoleh suatu keluaran khusus (specific output) dari suatu masukan khusus (specific input) dalam langkah yang jumlahnya berhingga. II.3.2. Fungsi Fitness Menurut Zomaya (1996), fungsi Fitness adalah fungsi yang menunjukkan keandalan suatu individu untuk bertahan dalam populasi. Fungsi fitness pada skripsi ini dihitung berdasarkan nilai dari fungsi tujuan itu sendiri. II.3.3. Algoritma Particle Swarm Optimization Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) diperkenalkan oleh James Kennedy dan Russell Eberhart pada tahun Proses algoritmanya diinspirasi oleh perilaku sosial dari binatang, seperti sekawanan burung dan sekelompok ikan dalam suatu gerombolan (swarm). (Sevkli dan Guner, 2006) Particle Swarm Optimization (PSO) merupakan salah satu teknik komputasi evolusioner yang mempunyai kesamaan dengan Genetic Algorithm, yaitu dimulai dengan membangkitkan populasi secara random. Namun PSO tidak memiliki operator evolusi, yaitu crossover dan mutasi. Hal lain yang berbeda dengan Genetic Algorithm atau teknik komputasi evolusioner lainnya adalah setiap partikel di dalam PSO juga berhubungan dengan suatu kecepatan. Partikel-partikel tersebut bergerak melalui penelusuran ruang dengan kecepatan yang dinamis berdasarkan perilaku historisnya. Oleh karena itu, partikel-partikel mempunyai kecenderungan untuk bergerak ke ruang penelusuran yang lebih baik setelah melewati proses penelusuran sebelumnya.

22 9 Kesederhanaan algoritma dan performansinya yang baik, menjadikan PSO telah menarik banyak perhatian di kalangan para peneliti dan telah diaplikasikan dalam berbagai persoalan optimisasi. PSO telah populer menjadi teknik optimasi global dengan sebagian besar permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa istilah yang digunakan dalam Particle Swarm Optimization dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Swarm adalah populasi atau kumpulan partikel. 2. Partikel adalah anggota pada suatu swarm. Setiap partikel merepresentasikan suatu solusi yang potensial pada permasalahan yang diselesaikan. Posisi dari suatu partikel merupakan representasi solusi saat itu. Jumlah partikel menunjukkan ukuran swarm dan dinotasikan sebagai sw_size. 3. Personal best adalah posisi terbaik pada tiap partikel dalam tiap iterasi yang dipersiapkan untuk mendapatkan suatu solusi optimal. 4. Global best adalah posisi terbaik partikel pada swarm. Global best juga bisa didapatkan dengan mengambil posisi terbaik dari Personal best. 5. Vektor kecepatan (Velocity) adalah vektor yang menggerakkan proses optimisasi yang menentukan arah dimana suatu partikel diperlukan untuk berpindah untuk memperbaiki posisinya semula. 6. Inertia weight (w) adalah parameter yang digunakan untuk mengontrol dampak dari adanya velocity yang diberikan oleh suatu partikel. Menurut Sevkli dan Guner (2006), algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) untuk menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) adalah sebagai berikut:

23 10 1. Inisialisasi Posisi ( ) dan Kecepatan ( ) Posisi ( ) adalah salah satu kunci utama penyelesaian UFLP. adalah himpunan dari vektor-vektor posisi pada suatu swarm dan dinotasikan dengan {. Vektor posisi pada partikel ke-i didefinisikan sebagai [ ] [ ], dengan i adalah jumlah partikel dalam suatu swarm (sw_size), {, dan n adalah jumlah lokasi pada UFLP. Kunci kedua untuk penyelesaian UFLP adalah yaitu himpunan dari vektor-vektor kecepatan dalam suatu swarm dan dinotasikan sebagai {. Vektor kecepatan pada partikel ke-i didefinisikan sebagai [ ] [ ], dengan i adalah jumlah partikel dalam suatu swarm (sw_size), { dan n adalah jumlah lokasi pada UFLP. 2. Cari Open Facility ( ) Posisi ( ) tidak mengarah langsung sebagai kandidat solusi untuk menghitung total biaya ( ), tetapi dibawa ke himpunan biner, yaitu open facility ( ). Dapat dikatakan bahwa Open Facility merupakan kunci terakhir untuk penyelesaian UFLP. Open Facility yang dinotasikan sebagai { merupakan himpunan dari vektor Open Facility pada suatu swarm. Vektor Open Facility pada partikel ke-i didefinisikan sebagai [ ], dengan i adalah jumlah partikel dalam suatu swarm (sw_size) dan n adalah banyaknya kandidat lokasi yang akan dibangun fasilitas. Nilai dari komponen vektor Open Facility dihitung dari persamaan (2.4) sebagai berikut:

24 11 dengan: menggambarkan variabel keputusan untuk membuka atau menutup fasilitas ke-k dari partikel ke-i, merupakan sisa hasil bagi dengan 2, adalah bilangan bulat terbesar yang kurang dari atau sama dengan, sedangkan adalah nilai posisi dari partikel ke-i yang bersesuaian dengan dimensi ke-k.dimensi menunjukkan banyaknya fasilitas yang akan dibangun ( { ) dan n adalah jumlah lokasi yang akan dibangun fasilitas. 3. Evaluasi nilai fitness ( ) Nilai fitness adalah keandalan partikel untuk bertahan dalam suatu populasi (swarm). Nilai fitness partikel ke-i yang dinotasikan dengan didapatkan dengan menghitung nilai fungsi tujuan (Z) sebagaimana persamaan. Semakin kecil nilai fitness berbanding lurus dengan semakin andal partikel untuk bertahan dalam suatu swarm. 4. Tentukan Personal best (P) dan Global best (G) Personal best yang dinotasikan { adalah himpunan dari vektorvektor posisi terbaik untuk partikel ke-i pada iterasi tertentu, dan [ ] [ ], dengan nilai posisi dari Pbest ke-i yang berkaitan dengan dimensi ke-k. Nilai Personal best masing-masing partikel pada setiap iterasi t diperbarui jika didapatkan nilai fitness yang lebih baik. Nilai fitness dari Personal best partikel ke-i dinotasikan dengan. Personal best awal adalah nilai dari vektor posisi ( ), sehingga nilai fitness Personal best ke-i sama dengan nilai fitness dari posisi ke-i,. Nilai fitness Personal best pada iterasi ke-t adalah nilai fitness terkecil dari

25 12 masing-masing partikel untuk iterasi awal (iterasi ke-1) hingga iterasi ke-t dan dinotasikan sebagai { Dengan { { sw_size adalah banyaknya partikel dalam swarm, n adalah jumlah lokasi yang akan dibangun fasilitas, {, dan max_iter adalah iterasi maksimum untuk Algoritma PSO. Kemudian, salah satu Personal best dengan nilai fitness terbaik pada keseluruhan swarm pada iterasi tertentu dinamakan Global best dan dinotasikan dengan [ ]. Nilai fitness Global best, dinotasikan sebagai {, yang berkaitan dengan vektor posisi Global best,, sehingga. Dengan kata lain, [ ] dan [ ] dinotasikan sebagai vektor Open Facility dimana Global Best didapatkan. 5. Update Kecepatan ( ) dan Lokasi ( ) Kecepatan diperbaharui pada tiap iterasi untuk menggerakkan posisi semula menuju posisi yang lebih baik. Misalkan adalah komponen vektor kecepatan ke-i ( ) pada iterasi ke-, maka untuk memperbaharui komponen vektor kecepatan ke-i pada iterasi ke digunakan persamaan (2.5) sebagai berikut: ( ) ( ) dengan: adalah bobot inersia yang dibangkitkan secara random pada interval [ ], dan adalah parameter sosial dan kognitif yang nilainya

26 13 adalah 2, dan Bilangan random pada interval [ ], dan adalah banyaknya iterasi. Setelah mendapatkan komponen-komponen vektor kecepatan baru, komponen-komponen vektor lokasi di-update berdasarkan persamaan 2.6 sebagai berikut: 6. Update vektor open facility Komponen vektor open facility ( ) di-update dengan menggunakan persamaan. 7. Evaluasi nilai fitness ( ) Nilai fitness dievaluasi berdasarkan persamaan. 8. Jika iterasi telah maksimum, maka algoritma berhenti, jika tidak maka kembali ke langkah 4. II.3.4. Algoritma Local Search (LS) Materi yang dibahas pada bagian ini diambil dari artikel Sevkli dan Guner (2006). Dalam skripsi ini, algoritma Local Search digunakan untuk mencari solusi disekitar posisi vektor Global best. Aplikasi Local Search pada PSO ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Global best yang didapatkan pada akhir setiap iterasi PSO kemudian diadopsi sebagai solusi awal untuk Algoritma LS. Agar tidak menghilangkan solusi optimal dan untuk memperlebar kandidat solusi di sekitar posisi Global best, maka Global Best dimodifikasi secara random dimana dua fasilitas membuka atau menutup berdasarkan parameter dan yang

27 14 dibangkitkan secara random. Kemudian, operator flip diaplikasikan selama ia masih menghasilkan solusi yang optimal. Berikut ini adalah Algoritma Local Search: 1. Ambil vektor posisi Gbest ( ) sebagai Solusi awal dari Algoritma Local Search dinotasikan sebagai vektor, dengan [ ]. 2. Modifikasi berdasarkan dan dan namakan dengan Bilangan dan adalah bilangan asli yang dibangkitkan secara random dengan range antara 1 sampai maksimum jumlah lokasi (n). Awalnya bilangan dan dibangkitkan, kemudian memilih dua komponen dengan yang bersesuaian dengan dua bilangan ini ( dan ) dan memodifikasinya menggunakan persamaan (2.7) sebagai berikut: { 3. Aplikasikan operator flip ke dan dapatkan Untuk menyelesaikan UFLP, operator flip dipekerjakan sebagai sebuah struktur sekitar. Fungsi operator flip ini adalah untuk membuka atau menutup sebuah fasilitas. Awalnya sebuah bilangan random ( ) dibangkitkan untuk menentukan formulasi flip yang akan dipakai, kemudian untuk [ ], dan berikut: [ ], komponen di-update menggunakan persamaan 2.8 sebagai

28 15 { dimana ρ adalah bilangan random pada interval [ ] dan {. 4. Membandingkan nilai fitness dan. Jika, maka gantilah dengan. Jika tidak, maka ulangi hingga iterasi maksimum (max_iter). 5. Membandingkan nilai fitness dan. Jika, maka gantilah dengan. 6. Ulangi langkah hingga iterasi maksimum. II.3.5. Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) Materi yang dibahas pada bagian ini diambil dari artikel Sevkli dan Guner (2006). Penggabungan Algoritma PSO dengan algoritma lain (salah satunya dengan Algoritma Local Search) adalah untuk menghasilkan solusi yang optimal. Prosedur Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO- LS) sebagai metode penyelesaian UFLP adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi posisi ( ) dan kecepatan ( ) 2. Cari open facility ( ) dengan menggunakan persamaan 3. Evaluasi nilai fitness ( ) dengan menggunakan persamaan 4. Tentukan Personal best dan Global best 5. Update kecepatan ( ) dan lokasi ( ) dengan menggunakan persamaan dan persamaan

29 16 6. Update open facility dengan menggunakan persamaan 7. Evaluasi nilai fitness ( ) dengan menggunakan persamaan 8. Tentukan Personal Best dan Global best baru 9. Ambil vektor posisi Gbest ( ) sebagai 10. Modifikasi berdasarkan dan menggunakan persamaan dan namakan dengan. 11. Aplikasikan operator flip ke dan dapatkan 12. Membandingkan nilai fitness dan. Jika, maka gantilah dengan. Jika tidak, maka ulangi hingga iterasi sebanyak n kali. 13. Membandingkan nilai fitness dan. Jika, maka gantilah dengan. 14. Jika iterasi telah maksimum, maka algoritma berhenti, jika tidak maka kembali ke langkah 4. II.4. Software Berbasis Java Java adalah bahasa pemrograman serbaguna, Java dapat digunakan untuk membuat suatu program sebagaimana bahasa Pascal atau C++. Java juga mendukung sumber daya internet yang saat ini populer, yaitu World Wide Web atau yang sering disebut Web saja. Java juga mendukung aplikasi klien/server, baik dalam jaringan lokal (LAN) maupun jaringan berskala luas (WAN). Java dikembangkan oleh Sun Microsystems pada Agustus 1991, dengan nama Oak.Program Java tidak bergantung pada platform, artinya Java dapat dijalankan pada sebarang komputer dan sistem operasi. (Kadir, 2004)

30 17 II.4.1. Pemrograman Java Program Java dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu applet dan aplikasi. 1. Applet adalah program yang dibuat dengan Java, dapat diletakkan pada Web server dan diakses melalui Web browser. Dalam hal ini browser yang digunakan adalah yang memiliki kemampuan Java (misalnya Netscape Navigator, Internet Explorer, dan HotJava). 2. Aplikasi adalah program yang dibuat dengan Java yang bersifat umum. Aplikasi dapat dijalankan secara langsung, tidak perlu perangkat lunak browser untuk menjalankannya. Aplikasi ini seperti program yang ditulis dengan bahasa C atau Pascal. Setelah dikompilasi, program ini dapat dieksekusi secara langsung. (Kadir, 2004) II.4.2. Dasar Bahasa Java Berikut ini adalah dasar bahasa yang digunakan dalam pemrograman java: a. Karakter Elemen terkecil pada pemrograman Java adalah karakter yaitu berupa: 1) huruf (A sampai dengan Z, a sampai dengan z) 2) angka (0 sampai dengan 9) 3) simbol (misalnya * dan! ) 4) kode kontrol (misalnya formfeed dan newline ) b. Kata Kunci

31 18 Java memiliki sejumlah kata yang bermakana khusus. Kata-kata ini digolongkan sebagai kata kunci atau kata tercadang. Kata kunci tidak dapat digunakan sebagai pengenal. Contoh: abstract do new static break extends private switch case for public try class if return void continue import short while c. Pengenal (identifier) Pengenal (identifier) adalah nama yang diciptakan oleh pemrogram atau digunakan di dalam program untuk memberi nama kelas atau variabel pada program. Aturan pemberian nama pengenal adalah sebagai berikut: 1) Karakter pertama berupa huruf, tanda garis bawah ( _ ), atau tanda dolar ($) 2) Karakter kedua dan seterusnya dapat berupa sebarang huruf atau angka 3) Panjang pengenal bebas 4) Huruf kapital dan huruf kecil diperlakukan beda d. Tipe data primitif Java memilik 8 tipe data primitif, meliputi 4 tipe bilangan bulat, 2 tipe untuk bilangan titik mengambang, dan sisanya untuk karakter dan boolean 1) Tipe bilangan bulat: byte, short, int, dan long

32 19 2) Tipe bilangan titik mengambang: float dan double 3) Tipe karakter: char 4) Tipe data boolean: boolean e. Literal Literal adalah suatu nilai yang dituliskan pada kode sumber Java. Literal pada Java dapat dibedakan menjadi: 1) literal bilangan 2) literal karakter 3) literal boolean 4) literal string f. Variabel Variabel menyatakan suatu lokasi di dalam memori komputer yang digunakan untuk menyimpan suatu nilai dan nilai yang ada di dalamnya bisa diubah. Contoh: String kalimat; int i; g. Komentar Komentar bisa dipakai dalam program dengan tujuan untuk memberikan penjelasan atau informasi kepada pembaca program. Contoh: /* ini sebuah komentar */ // ini juga komentar (Kadir, 2004)

33 BAB III METODE PENELITIAN Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji materi Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) dan Algoritma Particle Swarm Optimization d Local Search (PSO-LS). 2. Menerapkan proses algoritma PSO-LS dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Menginisialisasi posisi ( ) dan kecepatan ( ) b) Menghitung open facility ( ) c) Mengevaluasi nilai fitness ( ) d) Menentukan Personal best dan Global best awal e) Meng-update kecepatan ( ) dan lokasi ( ) f) Meng-update vektor open facility g) Mengevaluasi nilai fitness ( ) h) Menentukan Personal best dan Global best baru i) Mengambil vektor posisi Gbest ( ) sebagai solusi awal algoritma local search ( ) j) Memodifikasi berdasarkan dan dan menamakan dengan k) Mengaplikasikan operator flip ke dan mendapatkan, dengan * +. 20

34 21 l) Membandingkan nilai fitness dan. Jika ( ) ( ), maka diganti dengan. Jika tidak, maka dilakukan operasi flip untuk mencari solusi di sekitar. Jika didapat nilai fitness yang lebih baik dari, maka diganti dengan solusi tersebut, jika tidak, maka iterasi dilanjutkan sampai maksimum iterasi Algoritma Local Search. m) Membandingkan nilai fitness dan. Jika ( ) ( ), maka diganti dengan. n) Jika telah mencapai maksimum iterasi PSO-LS, disimpulkan bahwa solusi dari UFLP dengan Algoritma PSO-LS adalah. 3. Membuat program komputer dari algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) sebagai pendekatan untuk memecahkan Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP). 4. Mengimplementasikan program pada contoh kasus.

35 BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan penggunaan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search untuk menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem. Tujuan menyelesaikan Uncapacitated Facility Location Problem adalah meminimalkan total biaya dalam membangun fasilitas dan biaya untuk melayani semua customer. IV.1 Masalah Lokasi Dalam bentuk yang sederhana, masalah lokasi didefinisikan sebagai permasalahan untuk menentukan suatu lokasi guna membangun fasilitas yang melayani beberapa customer. Dalam skripsi ini, diasumsikan terdapat beberapa lokasi untuk membangun beberapa fasilitas dengan biaya tertentu dan setiap fasilitas memiliki biaya-biaya tersendiri dalam melayani customer. Dalam skripsi ini juga dibahas bahwa fasilitas yang dibangun tidak mempunyai batasan jumlah dalam melayani customer. Masalah ini dinamakan Uncapacitated Facility Location Problem. Penyajian data di dalam Uncapacitated Facility Location Problem dibagi menjadi dua tabel yaitu tabel biaya untuk membangun fasilitas dan tabel biaya untuk melayani customer yang masing-masing dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Tabel biaya untuk membangun fasilitas menyajikan biaya-biaya yang dikeluarkan jika sebuah fasilitas dibangun pada lokasi i, sedangkan tabel biaya 22

36 23 untuk melayani customer menyajikan data biaya bagi setiap fasilitas untuk melayani customer. Sesuai dengan tujuan penyelesaian UFLP yaitu meminimumkan biaya, maka pada Tabel 4.2 dipilih biaya pelayanan customer paling minimum, dengan syarat fasilitas tersebut dibangun. Tabel 4.1 Biaya untuk Membangun Fasilitas Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3... Lokasi n Biaya f c1 f c2 f c3... f cn Tabel 4.2 Biaya untuk Melayani Customer Fasilitas 1 Fasilitas 2 Fasilitas 3... Fasilitas n Customer 1 c 11 c 12 c 13 c 1n Customer 2 c 21 c 22 c 23 c 2n Customer 3 c 31 c 32 c 33 c 3n Customer m c m1 c m2 c m3 c mn Keterangan: n = banyaknya lokasi yang akan dibangun fasilitas f ci = biaya yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas i pada lokasi ke-i. m = banyaknya customer c ij = biaya untuk melayani customer ke-j pada fasilitas ke- i. i j = 1, 2,..., n = 1, 2,..., m Adapun prosedur penyelesaian Uncapacitated Facility Location Problem dengan Algoritma PSO-LS akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

37 24 IV.2 Particle Swarm Optimization Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) merupakan salah satu teknik pencarian solusi yang diadopsi dari perilaku sosial binatang. Partikel-partikel sebagai kandidat solusi PSO dianalogikan sebagai burung atau ikan yang mencari makan bersama dalam suatu gerombolan besar (swarm). Partikel sebagai penyelesaian dari UFLP mempunyai tiga komponen inti, yaitu vektor posisi, vektor kecepatan, dan vektor open facility. Terdapat tiga prosedur pokok dalam Algoritma PSO, yaitu: inisialisasi komponen partikel, evaluasi nilai fitness partikel, dan update komponen partikel. Inisialisasi komponen partikel meliputi pembangkitan posisi dan kecepatan partikel serta penghitungan vektor open facility. Setelah prosedur inisialisasi selesai, dilakukan evaluasi terhadap masing-masing partikel. Proses evaluasi meliputi penghitungan biaya membangun fasilitas dan biaya pelayanan customer. Besarnya biaya pembangunan fasilitas bergantung pada banyaknya fasilitas yang dibangun. Setiap fasilitas yang dibangun diasumsikan dapat melayani setiap customer, hanya saja dipilih biaya pelayanan paling minimum. Jumlahan dari biaya pembangunan fasilitas dan biaya pelayanan customer inilah yang menjadi nilai fitness tiap partikel. Nilai fitness ini kemudian menjadi dasar untuk menetapkan vektor-vektor Personal Best dan vektor Global Best, makin kecil nilai fitness, semakin besar pula kesempatan partikel itu untuk menjadi vektor Personal Best dan Global Best. Partikel sebagai vektor global best nantinya dipilih sebagai solusi untuk Algoritma PSO. Setelah ditetapkan vektor-vektor Personal Best dan vektor Global Best, dilakukan update komponen partikel. Kecepatan partikel di-update pertama kali

38 25 menggunakan persamaan (2.5), selanjutnya menempatkan posisi partikel sebagaimana persamaan (2.6) dan terakhir menghitung vektor open facility dengan persamaan (2.4). Berikut Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) berdasarkan Sevkli dan Guner (2006) dengan sedikit perubahan. Algoritma Begin Initialize particles positions ( ) Initialize particles velocities ( ) for each particle Find open facility vector ( ) Evaluate Find the personal best ( ) and the global best ( ) Do { Update velocity and position vectors Update open facility vector Evaluate Find the personal best ( ) and the global best ( ) while (Termination) End End IV.3 Local Search Algoritma Local Search (LS) diaplikasikan dalam Algoritma PSO untuk meningkatkan kualitas solusi, yaitu dengan mencari solusi pada daerah sekitar Global Best. Vektor Global Best yang didapatkan pada tiap iterasi PSO kemudian diambil sebagai Initial solution (solusi awal) bagi Algoritma Local Search. Dalam Algoritma Local Search, adalah posisi Global Best partikel, adalah solusi awal Algoritma Local Search, adalah hasil modifikasi, η dan κ adalah bilangan random integer sebagai operator yang berfungsi untuk menutup fasilitas yang terbuka atau sebaliknya, t adalah banyaknya iterasi, serta f( ) adalah nilai

39 26 fitness. Berikut Algoritma Local Search (LS) berdasarkan Sevkli dan Guner (2006) dengan sedikit perubahan. Algoritma Begin ; Modify based on η and κ; for t 0 to max_iter do Apply Flip to and get ; if ( f( ) f( ) ) do else t = t+1; end end if f( ) f( ) do ; end End IV.4 Particle Swarm Optimization dengan Local Search Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) merupakan gabungan algoritma PSO dengan algoritma LS. Pada awalnya dilakukan proses inisialisasi awal komponen partikel, evaluasi awal dan penetapan personal best dan global best awal. Kemudian pada saat iterasi, dilakukan update komponen partikel, evaluasi lagi hingga didapat personal best dan global best baru. Global best inilah yang menjadi solusi awal algoritma LS. Proses algoritma LS dimulai dengan memodifikasi solusi awal, melakukan operasi flip, dan menentukan solusi baru jika nilai fitness solusi awal tidak lebih baik. Berikut Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) berdasarkan Sevkli dan Guner (2006) dengan sedikit perubahan.

40 27 Algoritma Begin Initialize particles positions ( ); Initialize particles velocities ( ); for each particle Find open facility vector ( ); Evaluate; Find the personal best ( ) and the global best ( ); Do { Update velocity and position vectors; Update open facility vector; Evaluate; Find the personal best ( ) and the global best ( ); Apply Local Search Algorithm; while (Termination) End End IV.4.1 Pengisian Parameter Proses pengerjaan algoritma pertama kali adalah pengisian parameter. Parameter yang digunakan diantaranya: sw_size adalah jumlah partikel dalam satu swarm, dan adalah konstanta tingkat pengalaman partikel atau disebut juga koefisien sosial dan kognitif, PSOLSIter adalah jumlah iterasi maksimum yang ditetapkan untuk Algoritma PSO-LS, dan LSIter adalah jumlah iterasi untuk Algoritma Local Search. Di bawah ini adalah algoritma pengisian parameter. Algoritma Begin End Swarm size: sw_size; The social and cognitive variables: and ; Number of PSO-LS iteration: PSOLSIter; Number of LS iteration: LSIter;

41 28 IV.4.2 Generate Posisi Himpunan vektor posisi ( ) terdiri dari sejumlah n.m komponen posisi ( ), dimana n adalah jumlah partikel dan m adalah jumlah lokasi. Algoritma untuk membangkitkan komponen vektor posisi ( ) diberikan di bawah ini. Algoritma Begin for i 1 to n for j 1 to m random number in range [-10,10]; end end End IV.4.3 Generate Kecepatan Himpunan vektor kecepatan ( ) terdiri dari sejumlah n.m komponen, dimana n adalah jumlah partikel dan m adalah jumlah lokasi, serta adalah komponen Algoritma untuk membangkitkan diberikan di bawah ini. Algoritma Begin for i 1 to n for j 1 to m random number in range [-4,4]; end end End

42 29 IV.4.4 Mendapatkan open facility Himpunan vektor open facility ( ) terdiri dari sejumlah n.m komponen open facility( ). Berdasarkan persamaan (2.4), komponen Open Facility partikel ( ) berasal dari sisa hasil bagi dua untuk bilangan bulat terbesar komponen posisi partikel ( ). Algoritma untuk mendapatkan diberikan di bawah ini. Algoritma Begin for i 1 to n for j 1 to m Compute ; end end End IV.4.5 Evaluasi Pada saat proses evaluasi, semua partikel dihitung nilai fungsi tujuannya. Adapun nilai fungsi tujuan masing-masing partikel (nilai Z) disebut juga sebagai nilai fitness ( ). Berikut algoritma untuk menghitung nilai fungsi tujuan (evaluasi) partikel. Algoritma Begin for particle 1 to sw_size; End end Set fitness(particle) value ;

43 30 IV.4.6 Penentuan Personal Best ( ) Personal Best adalah vektor posisi partikel ke-i ( ) dengan nilai fitness terbaik pada iterasi tertentu. Nilai fitness personal best pada partikel ke-i dinotasikan dengan, dengan * + dan adalah nilai fitness partikel ke-i pada saat iterasi ke-t. Berikut algoritma penentuan personal best. Algoritma Begin End for t 1 to max_iter for i 1 to sw_size end end { ; position vektor when ; IV.4.7 Penentuan Global Best Global Best adalah vektor posisi partikel dalam satu swarm dengan nilai fitness terbaik. Nilai fitness global best pada swarm dinotasikan dengan, dimana {, dengan adalah nilai fitness personal best pada partikel ke-i. Dengan demikian, adalah vektor posisi dimana nilai fitness partikel adalah nilai fitness terbaik dalam swarm ( ). Berikut algoritma penentuan global best. Algoritma Begin End for t 1 to max_iter for i 1 to sw_size end end { ; position vektor when ;

44 31 IV.4.8 Update Kecepatan Setelah mendapatkan vektor-vektor Personal Best dan vektor Global Best, dapat dilakukan proses update kecepatan partikel. ( ) adalah komponen kecepatan untuk partikel ke-i pada iterasi ke-t, w adalah bobot inersia, dan adalah koefisien social dan kognitif, dan adalah bilangan yang dibangkitkan secara random, ( ) adalah komponen vektor posisi personal best pada iterasi ke-t, ( ) adalah komponen vektor posisi pada iterasi ke-t, ( ) adalah komponen vektor posisi global best pada iterasi ke-t. Algoritma untuk meng-update kecepatan diberikan di bawah ini. Algoritma Begin for t 1 to max_iter for i 1 to n for k 1 to m ( ) ( ) ( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ) End end end end IV.4.9 Update Posisi Setelah sebelumnya dilakukan proses update kecepatan, maka selanjutnya dilakukan proses update posisi. Komponen vektor posisi pada iterasi ke-(t+1) yang dinotasikan sebagai ( ), adalah jumlahan komponen vektor posisi pada iterasi ke-t ( ) dengan komponen vektor kecepatan pada iterasi ke-(t+1) ( ( ) ). Proses update posisi dilakukan dengan Algoritma berikut ini.

45 32 Algoritma Begin for t 1 to max_iter for i 1 to n for k 1 to m ( ) ( ) ( ) end end end End Setelah didapat vektor posisi baru, dilakukan update vektor open facility. Kemudian dilakukan evaluasi tiap partikel baru, kemudian ditentukan Personal Best dan Global best baru. Global best adalah solusi untuk algoritma PSO. Vektor posisi Global best inilah yang kemudian menjadi solusi awal bagi Algoritma Local Search. IV.4.10 Modifikasi Solusi Awal Algoritma Local Search Solusi awal untuk algoritma local search ( ) adalah vektor posisi baru yang merupakan vektor posisi global best ( ). kemudian dimodifikasi berdasarkan dua bilangan random integer dan yang berfungsi untuk memilih fasilitas mana yang akan dibuka atau ditutup. yang telah dimodifikasi ini kemudian menjadi solusi baru ( ). Algoritma untuk modifikasi menjadi adalah berikut ini. Algoritma Begin while ( or ) do Modify by formulation: End end { modification;

46 33 IV.4.11 Mengaplikasikan operator flip ke Aplikasi operator flip pada vektor posisi dan Mendapatkan berfungsi untuk membuka atau menutup fasilitas berdasarkan bilangan random. Awalnya bilangan random dibangkitkan, kemudian dipilih formulasi flip yang sesuai dengan. Algoritma untuk mengaplikasikan operator flip adalah berikut ini. Algoritma Begin Generate random number while i 1 to n Flip s by formulation: { End end after flip; Dengan, - dan [ ( ) ]. Setelah operasi flip telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai fitness dan. Jika ( ) ( ), maka diganti dengan. Jika tidak, maka ulangi hingga max_iter. Setelah iterasi selesai, langkah terakhir adalah membandingkan nilai fitness dan. Jika ( ) ( ), maka gantilah dengan. Solusi dari Algoritma PSO-LS adalah. IV.5 Program Berdasarkan prosedur yang telah dijelaskan sebelumnya, dibuat program untuk menyelesaikan uncapacitated facility location problem dengan menggunakan Java seperti pada Lampiran 3. Program ini dibuat untuk

47 34 mempermudah perhitungan dalam menentukan total biaya minimum atau fungsi tujuan UFLP dengan Algoritma PSO-LS. IV.6 Data Data Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) yang digunakan pada skripsi ini terdiri dari dua jenis data, yaitu: 1. Data dengan 10 lokasi dan 15 customer yang diakses dari Beasley (2005a) dengan sedikit modifikasi yaitu dengan mengurangi jumlah lokasi dan jumlah customer untuk memudahkan perhitungan secara manual (Lampiran 1). 2. Data 50 lokasi dan 50 customer yang diambil dari situs Beasley (2005b) (Lampiran 2). IV.7 Contoh Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) dengan Menggunakan Data 10 Lokasi dan 15 Customer yang Diselesaikan secara Manual Uncapacitated Facility Location Problem (UFLP) untuk Data Kecil yang terdiri dari 10 Lokasi dan 15 Customer (Lampiran 1) diselesaikan secara manual dengan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS). Proses pengerjaan manual secara lengkap disajikan pada pembahasan berikut ini. Penyelesaian: Tahap pertama untuk penyelesaian uncapacitated facility location problem dengan Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Local Search (PSO-LS) penentuan variabel input. Variabel input yang digunakan sebagai berikut: sw_size =10,, PSOIter = 1, LSIter = 2,, -.

48 35 sw_size adalah ukuran swarm yang merupakan representasi dari jumlah lokasi yang akan dibangun fasilitas, adalah variabel yang menyatakan pengalaman partikel dan adalah variabel yang menyatakan pengalaman dari swarm (kelompok partikel), PSOIter adalah jumlah itersi pada Algoritma PSO, LSIter adalah jumlah iterasi pada Algoritma LS, w adalah bobot inersia yang dibangkitkan dari bilangan random pada interval [0,1], serta dan adalah bilangan random pada interval [0,1]. Setelah itu, dilakukan generate vektor posisi dan vektor kecepatan sebanyak sw_size dan dilakukan penghitungan vektor open facility. Proses generate vektor posisi dimulai dengan membangkitkan partikel-partikel yang berisi sejumlah n bilangan random pada interval, -. Proses generate vektor posisi untuk tiap partikel dilakukan sebanyak sw_size. Hasil selengkapnya disajikan secara rinci pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Vektor posisi Partikel Vektor Posisi l 1 7,28 9,3-8,45 6,47 4,38-0,38 0,44 1,26-2,74 0,38 l 2-3,21 9,3-8,45 6,47 4,38-0,38 0,44 1,26-2,74 0,38 l 3 9,11-0,72 2,79-6,24-0,43-1 2,98-7,76 3,53-5,21 l 4 9,28 7, ,07 9, ,85-8,06 l 5-2, ,98-8, ,93 0,1 l 6-8,45-4, ,61 6, ,3-3,93 l 7-9,54-6, ,7 4, ,79 4,34 l 8-0,07 4, ,42-9, ,47 2,78 l ,38 9, ,27 8, l 10-3,1 6, ,36-5, ,62-2,14

SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP)

SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP) SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP) QORIMA EMILA PUSPARANI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM (QAP)

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM (QAP) S K R I P S I PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 i PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZANON (CSO} UNTUK MENYELESAIKAN SUADRATTC,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 [TIK] BAB VIII PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK [Alfa Faridh Suni] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB VIII

Lebih terperinci

PENYELESAIAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN BAT ALGORITHM

PENYELESAIAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN BAT ALGORITHM PENYELESAIAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN BAT ALGORITHM SKRIPSI PRACISTA LUSIANSYAH LAKSONO PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. PBO java

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. PBO java Badiyanto, S.Kom., M.Kom PBO java Apa yang Disebut Java? Bahasa pemrograman berorientasi objek murni yang dibuat berdasarkan kemampuankemampuan terbaik bahasa pemrograman objek sebelumnya (C++, Ada, Simula).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Penelitian Terdahulu Archetti et al. (009) menggunakan sebuah metode eksak yaitu branch-and-price scheme dan dua metode metaheuristics yaitu algoritma Variable Neighborhood

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN MULTI - DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) SKRIPSI

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN MULTI - DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) SKRIPSI PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN MULTI - DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) SKRIPSI FATIMATUS ZAHRO PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN JAVA PUTU INDAH CIPTAYANI JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAHASA PEMROGRAMAN JAVA PUTU INDAH CIPTAYANI JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 1 BAHASA PEMROGRAMAN JAVA PUTU INDAH CIPTAYANI JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA IDENTIFIER Identifier adalah suatu tanda yang mewakili nama-nama variabel, method, class, dsb. Ingat : Bahasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION MENEMUKAN AKAR PERSAMAAN POLINOMIAL MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Oei,EdwinWicaksonoDarmawan, Suyanto Edward Antonius, Ir., M.Sc, Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode rapid application development (RAD), dengan alur pengerjaan sebagai berikut: Gambar

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK LOKAL, DIMENSI METRIK KETETANGGAAN, DAN DIMENSI METRIK KETETANGGAAN LOKAL GRAF PIRAMIDA SKRIPSI

DIMENSI METRIK LOKAL, DIMENSI METRIK KETETANGGAAN, DAN DIMENSI METRIK KETETANGGAAN LOKAL GRAF PIRAMIDA SKRIPSI DIMENSI METRIK LOKAL, DIMENSI METRIK KETETANGGAAN, DAN DIMENSI METRIK KETETANGGAAN LOKAL GRAF PIRAMIDA SKRIPSI PANGGIH PERMONO PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

DASAR PEMOGRAMAN JAVA

DASAR PEMOGRAMAN JAVA DASAR PEMOGRAMAN JAVA Pertemuan ke-2 Oleh: Winda Aprianti Tipe Data Bilangan Karakter Kata atau Kalimat Boolean Literal merepresentasikan nilai suatu tipe, dimana tipe itu sendiri menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. RIZKIANANTO WARDANA M Misbach Fachri 2207100038 Sistem Tenaga Listrik

Lebih terperinci

BAB II VARIABEL DAN TIPE DATA

BAB II VARIABEL DAN TIPE DATA BAB II VARIABEL DAN TIPE DATA Bahasa pemrograman pada umumnya, mengenal adanya variabel yang digunakan untuk menyimpan nilai atau data. Sedangkan Java sendiri dikenal sebagai bahasa pemrograman dengan

Lebih terperinci

Elemen Dasar Dalam Bahasa Java

Elemen Dasar Dalam Bahasa Java Elemen Dasar Dalam Bahasa Java 1. Kata Kunci Kata kunci adalah kata-kata yang didefenisikan oleh compiler dan memiliki arti dan tujuan spesifik. Java tidak mengizinkan kata-kata tersebut dipakai sebagai

Lebih terperinci

2 TIPE DATA DAN VARIABEL

2 TIPE DATA DAN VARIABEL BAB 2 TIPE DATA DAN VARIABEL Kompetensi Dasar dan Indikator : Setelah mengikuti materi kuliah ini mahasiswa mampu menggunakan tipe data dan variable yang ada dalam Java, dengan indikator mahasiswa mampu:

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Topik Lanjut Pada GA

Algoritma Evolusi Topik Lanjut Pada GA Algoritma Evolusi Topik Lanjut Pada GA Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Hybrid Genetic Algorithms (HGAs) 2. Parallel Genetic Algorithms (PGAs) 3. Nilai Parameter Adaptif 4.

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. ALGORITMA GENETIK DENGAN aossoyer UNIFOllM UNTUK MASALAB DC-MST (DEGllEE CONSTIlAlNED MINIMUM SPANNING TREE)

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. ALGORITMA GENETIK DENGAN aossoyer UNIFOllM UNTUK MASALAB DC-MST (DEGllEE CONSTIlAlNED MINIMUM SPANNING TREE) mi'm..2..170 r.:t:t1c1 q ALGORITMA GENETIK DENGAN aossoyer UNIFOllM UNTUK MASALAB DC-MST (DEGllEE CONSTIlAlNED MINIMUM SPANNING TREE) SKRIPSI WIWIN INDRIANI JUltUSAN MATEMATIKA. FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA POPULASI PENDERITA DIABETES SKRIPSI

ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA POPULASI PENDERITA DIABETES SKRIPSI ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA POPULASI PENDERITA DIABETES SKRIPSI KARTIKA DAMAYANTI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

Pengenalan JavaScript

Pengenalan JavaScript Pengenalan JavaScript Tujuan - Mahasiswa memahami konsep dasar Javascript - Mahasiswa mampu memahami cara menggunakan Javascript - Mahasiswa mampu memahami dasar variabel di Javascript - Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI ROKHANA ETHA DAMAYANTI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Agustinus Kristiadi

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

BAHASA PEMROGRAMAN JAVA MI1274 Algoritma & Pemrograman Lanjut Genap 2015-2016 BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Disusun Oleh: Reza Budiawan Untuk: Tim Dosen Algoritma & Pemrograman Lanjut Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuklah suatu sistem tenaga listrik. Setiap GI sesungguhnya merupakan pusat

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuklah suatu sistem tenaga listrik. Setiap GI sesungguhnya merupakan pusat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Operasi Sistem Tenaga Listrik Pusat-pusat listrik dan gardu induk satu sama lain dihubungkan oleh saluran transmisi agar tenaga listrik dapat mengalir sesuai dengan kebutuhan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Optimasi Berbasis Particle Swarm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Optimasi Berbasis Particle Swarm BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir. Pada dasarnya ada 2 buah varian PSO yang akan digunakan, yaitu optimasi berbasis particle swarm

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI

HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI ANISATUL FUAIDAH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA; Teori dan Aplikasi Edisi 2, oleh Dr. Eng. Admi Syarif Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

Tabel Informasi. Hal di atas dapat dilakukan dengan menambah dan mengambil atribut identifier yang digunakan pada program, melalui tabel informasi.

Tabel Informasi. Hal di atas dapat dilakukan dengan menambah dan mengambil atribut identifier yang digunakan pada program, melalui tabel informasi. Tabel Informasi Tabel informasi atau tabel simbol berguna untuk mempermudah pada saat pembuatan dan implementasi dari analisa semantik (semantic analyzer). Pada proses translasi, tabel informasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Sehingga tidak terjadi bentrok baik antar mata pelajaran, guru, kelas

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Sehingga tidak terjadi bentrok baik antar mata pelajaran, guru, kelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu lembaga pendidikan, begitu juga untuk lingkup Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penjadwalan pelajaran pada

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

Identifier, Keywords, Variabel, Tipe Data Primitif dan Operator PBO. Ramos Somya

Identifier, Keywords, Variabel, Tipe Data Primitif dan Operator PBO. Ramos Somya Identifier, Keywords, Variabel, Tipe Data Primitif dan Operator PBO Ramos Somya Identifier Merupakan nama yang digunakan untuk menamai class, variabel, method dan interface. Aturan: - Tidak ada batasan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO)

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) TESIS Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Ph.D

Lebih terperinci

OPTIMISASI PARTICLE SWARM PADA PEMASANGAN JARINGAN PIPA AIR PDAM"

OPTIMISASI PARTICLE SWARM PADA PEMASANGAN JARINGAN PIPA AIR PDAM OPTIMISASI PARTICLE SWARM PADA PEMASANGAN JARINGAN PIPA AIR PDAM" Izak Habel Wayangkau Email : izakwayangkau@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN JAVA : VARIABEL DAN TIPE DATA

PEMROGRAMAN JAVA : VARIABEL DAN TIPE DATA PEMROGRAMAN JAVA : VARIABEL DAN TIPE DATA Asep Herman Suyanto info@bambutechno.com http://www.bambutechno.com Bahasa pemrograman pada umumnya, mengenal adanya variabel yang digunakan untuk menyimpan nilai

Lebih terperinci

LAB PEMROGRAMAN I (JAVA FUNDAMENTAL) PERTEMUAN 3 Dosen : Bella Hardiyana S. Kom

LAB PEMROGRAMAN I (JAVA FUNDAMENTAL) PERTEMUAN 3 Dosen : Bella Hardiyana S. Kom LAB PEMROGRAMAN I (JAVA FUNDAMENTAL) PERTEMUAN 3 Dosen : Bella Hardiyana S. Kom BAB III DASAR-DASAR PEMROGRAMAN Tipe Data Data adalah sekumpulan kejadian/fakta yang dipresentasikan dengan huruf, angka,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBYEK

KONSEP DASAR PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBYEK KONSEP DASAR PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBYEK Farah Zakiyah Rahmanti, M.T 2015 Overview Definisi Teknologi Java Konsep Pemrograman Procedural dan OOP Struktur Java, Identifier, Kata Kunci, Tipe Data, Operator,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR JAVA

BAB 1 KONSEP DASAR JAVA BAB 1 KONSEP DASAR JAVA TUGAS PENDAHULUAN Buatlah algoritma dari program yang ada dalam kegiatan praktikum ini! 1. TUJUAN a. Mahasiswa mengetahui dasar dan elemen-elemen pembentuk bahasa Java b. Mahasiswa

Lebih terperinci

Pengenalan JAVA. Farhat, ST., MMSI., MSc

Pengenalan JAVA. Farhat, ST., MMSI., MSc Pengenalan JAVA Tim sun Microsystems (dipimpin oleh James Gosling) bahasa komputer kecil (chipchip embedded) Proyek bernama Green. Pascal (diciptakkan oleh Niklaus Wirth) Bahasa yang portable kode intermediate

Lebih terperinci

BAB 3 TYPE DATA, VARIABLE DAN OPERATOR

BAB 3 TYPE DATA, VARIABLE DAN OPERATOR BAB 3 TYPE DATA, VARIABLE DAN OPERATOR Bahasa pemrograman pada umumnya, mengenal adanya variabel yang digunakan untuk menyimpan nilai atau data. Sedangkan Java sendiri dikenal sebagai bahasa pemrograman

Lebih terperinci

Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN

Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN I. Elemen-Elemen Dalam Bahasa Pemrograman Berikut adalah elemen-elemen pada bahasa pemrograman: Berikut adalah element-element pada bahasa pemrograman: 1. Aturan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI CROSSOVER

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI CROSSOVER SKRIPSI IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN VARIASI CROSSOVER DALAM PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (CVRPTW) PADA PENDISTRIBUSIAN AIR MINERAL DI PT ARTHA ENVIROTAMA

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK

SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK SKRIPSI HYBRIDRADIAL BASIS FUNCTION(RBF) DENGAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK PREDIKSI KONSUMSI LISTRIK LUTHFI HIDAYATI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Aplikasi GIS Berbasis J2ME Pencarian Jalur Terpendek Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) Di Kabupaten Bangkalan

Aplikasi GIS Berbasis J2ME Pencarian Jalur Terpendek Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) Di Kabupaten Bangkalan The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Aplikasi GIS Berbasis J2ME Pencarian Jalur Terpendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DASAR DASAR JAVA

PEMAHAMAN DASAR DASAR JAVA MODUL 1 PEMAHAMAN DASAR DASAR JAVA A. PENGANTAR JAVA Java Standard Development Kit (JDK/SDK) merupakan alat-alat utama bagi programmer untuk membuat dan menjalankan java. Development Kit dapat didownload

Lebih terperinci

Pemrograman. Pertemuan-3 Fery Updi,M.Kom

Pemrograman. Pertemuan-3 Fery Updi,M.Kom Pemrograman Pertemuan-3 Fery Updi,M.Kom 1 Pokok Bahasan Mengenal Tipe Data, Variabel Mengenal Operator 2 public class Main { Komentar /** Bentuk Dasar Kode Java * @param args */ public static void main(string[]

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Email: hilhamsah@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

Pendahuluan. Algoritma greedy merupakan metode yang paling populer untuk memecahkan persoalan optimasi.

Pendahuluan. Algoritma greedy merupakan metode yang paling populer untuk memecahkan persoalan optimasi. Algoritma Greedy Pendahuluan Algoritma greedy merupakan metode yang paling populer untuk memecahkan persoalan optimasi. Persoalan optimasi (optimization problems): persoalan mencari solusi optimum. Hanya

Lebih terperinci

ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN TERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PEMOTONGAN ROL KERTAS MAKALAH

ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN TERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PEMOTONGAN ROL KERTAS MAKALAH ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN TERAPANNYA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PEMOTONGAN ROL KERTAS MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika

Lebih terperinci

KETERBATASAN OPERATOR BESSEL-RIESZ DI RUANG LEBESGUE SKRIPSI

KETERBATASAN OPERATOR BESSEL-RIESZ DI RUANG LEBESGUE SKRIPSI KETERBATASAN OPERATOR BESSEL-RIESZ DI RUANG LEBESGUE SKRIPSI MOCHAMMAD FANDI ANSORI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016 KETERBATASAN

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PEMROGRAMAN JAVA

SILABUS MATA KULIAH PEMROGRAMAN JAVA A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Informatika Mata Kuliah : Pemrograman Java Kode : SP331 Bobot : 4 (empat) sks Kelas : MI Semester : 4 (empat) Mata kuliah prasyarat : Tidak ada Deskripsi

Lebih terperinci

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR 1 PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR Siti Mukaromah, S.Kom TEKNIK PENYAJIAN ALGORITMA Teknik Tulisan Structure English Pseudocode Teknik Gambar Structure Chart HIPO Flowchart 2 PSEUDOCODE Kode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schroeder (2000) Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schroeder (2000) Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Menurut Schroeder (2000) Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai suatu petunjuk atau indikasi apa saja yang harus dilakukan, dengan siapa, dan dengan peralatan apa

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

Modul 1 Dasar Dasar Bahasa Pemrograman C

Modul 1 Dasar Dasar Bahasa Pemrograman C Modul 1 Dasar Dasar Bahasa Pemrograman C 1. C dan Pengolahan Sinyal Digital C adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi. Sebab bahasa pemrogramannya menggunakan keyword dan syntax yang mudah dimengerti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,

Lebih terperinci

OPERATOR-OPERATOR DALAM JAVA

OPERATOR-OPERATOR DALAM JAVA OPERATOR-OPERATOR DALAM JAVA Obyektif : 1. Memahami tentang operator-operator (aritmatic, logical, relational, assigment, bitwise) 2. Dapat membuat program sederhana dengan menggunakan operatoroperator

Lebih terperinci

Pemrograman Berorientasi Objek. Beni Suranto, S.T.

Pemrograman Berorientasi Objek. Beni Suranto, S.T. Pemrograman Berorientasi Objek Beni Suranto, S.T. Variabel Variabel adalah nama dari suatu lokasi di memori yang digunakan untuk menyimpan data sementara. Variabel diberi nama tertentu yang menunjukkan

Lebih terperinci

Elemen Bahasa Pemrograman. Aditya Rizki Yudiantika, M.Eng.

Elemen Bahasa Pemrograman. Aditya Rizki Yudiantika, M.Eng. Elemen Bahasa Pemrograman Aditya Rizki Yudiantika, M.Eng. Algoritma dan Struktur Data (SI063) Ganjil 2017/2018 Outline Pengenalan bahasa C++ Struktur penulisan kode dan elemen Tipe data Konstanta Operator

Lebih terperinci

Kata kunci : penjadwalan, penjadwalan permutation flowshop, Particle Swarm Optimization, local search.

Kata kunci : penjadwalan, penjadwalan permutation flowshop, Particle Swarm Optimization, local search. , 2012. ini di bawah bimbingan Dr. Herry Suprajitno, M. Si, dan Drs. Eto Wuryanto, DEA. Departemen Matematika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. ABSTRAK Penjadwalan merupakan aspek yang

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang juga tidak mengikuti jam mata kuliah. Salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang juga tidak mengikuti jam mata kuliah. Salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Dengan segala aktifitas yang kian padat menjadikan sebagian orang

Lebih terperinci

Percabangan & Perulangan

Percabangan & Perulangan Struktur Dasar Java Percabangan & Perulangan Object-oriented Programming (OOP) with JAVA 2011/2012 Macam-macam Percabangan if (...) if ( ) else ( ) if ( ) else if ( ) else ( ) switch ( ) Percabangan :

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRID BACKPROPAGATION DENGAN FIREFLY ALGORITHM DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK KLASIFIKASI CALON PENERIMA PINJAMAN BANK BERDASARKAN RESIKO

SKRIPSI HYBRID BACKPROPAGATION DENGAN FIREFLY ALGORITHM DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK KLASIFIKASI CALON PENERIMA PINJAMAN BANK BERDASARKAN RESIKO SKRIPSI HYBRID BACKPROPAGATION DENGAN FIREFLY ALGORITHM DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK KLASIFIKASI CALON PENERIMA PINJAMAN BANK BERDASARKAN RESIKO GILANG FATHIRA MUTMA INAH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Sejarah C. Dirancang oleh Denis M. Ritchie tahun 1972 di Bell Labs.

Sejarah C. Dirancang oleh Denis M. Ritchie tahun 1972 di Bell Labs. Sejarah C Dirancang oleh Denis M. Ritchie tahun 1972 di Bell Labs. Pengembangan dari bahasa BCPL(Martin Richard, 1967) dan bahasa B (Ken Thompson, 1970) Dibantu Brian W. Kernighan, Ritchie menulis buku

Lebih terperinci

Bahasa C-M6 By Jamilah, Skom 1

Bahasa C-M6 By Jamilah, Skom 1 BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA C 1.1 SEJARAH DAN STANDAR C Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun 1967. Bahasa ini memberkan ide kepada ken thompson yang kemudian

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH OPTIMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus : Masalah Transportasi)

PENYELESAIAN MASALAH OPTIMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus : Masalah Transportasi) PENYELESAIAN MASALAH OPTIMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus : Masalah Transportasi) SKRIPSI Oleh Mariana Ramadhani NIM 031810101038 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM KASUS PENJADWALAN KULIAH SKRIPSI VALENTINA SIAHAAN

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM KASUS PENJADWALAN KULIAH SKRIPSI VALENTINA SIAHAAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM KASUS PENJADWALAN KULIAH SKRIPSI VALENTINA SIAHAAN 070823035 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM Poetri Lestari Lokapitasari Belluano poe3.setiawan@gmail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Non Dominated Sorting pada

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci