HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI"

Transkripsi

1 HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI ANISATUL FUAIDAH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 i

2 HYBRID ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) DENGAN SIMULATED ANNEALING (SA) PADA TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika Pada Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Oleh : ANISATUL FUAIDAH Tanggal Lulus: 17 Juli 2012 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Dr. Herry Suprajitno NIP Dr. Miswanto NIP ii

3 LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI Judul Penyusun : dengan Simulated Annealing (SA) Pada Traveling Salesman Problem (TSP) : Anisatul Fuaidah NIM : Tanggal Ujian : 17 Juli 2012 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Dr. Herry Suprajitno NIP Dr. Miswanto NIP Mengetahui : Ketua Program Studi S-1 Matematika DepartemenMatematika FakultasSains dan Teknologi UniversitasAirlangga Dr. Miswanto NIP iii

4 PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga. iv

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya skripsi yang berjudul Hybrid Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) dengan Simulated Annealing (SA) pada Traveling Salesman Problem (TSP) ini bisa terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada: 1. Ayah Robbah, Ibu Is, adik Nafa, dan Mas Lutfi tersayang serta saudarasaudara yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, semangat, perhatian, kesabaran dan pengorbanan yang tak ternilai dan tidak dapat tergantikan oleh apapun. 2. Kementrian agama RI, khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren RI, Pak khoironi, Pak Ruchman, Bu Lilik, Pak imam, Bu Nyoman, serta pihak-pihak lain sebagai wakil KEMENAG yang telah memberikan dukungan material maupun non-material pada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. Herry Suprajitno selaku pembimbing I, Dr. Miswanto selaku pembimbing II, serta Dr. Fatmawati dan Toha Saifudin, S.Si., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. v

6 4. Dra. Inna Kuswandari, M. Si selaku dosen wali selama menjadi mahasiswa Universtas Airlangga. 5. Sahabat-sahabat Matematika 08 terutama Lail, Yusi, Meta, Citra, Au, dan sahabat-sahabat Griya Annisa terutama Fika dan Tika yang telah memberikan banyak semangat kepada penyusun. 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi bantuan, semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Surabaya, Juli 2012 Anisatul Fuaidah vi

7 Anisatul Fuaidah, 2012,, ini dibawah bimbingan Dr. Herry Suprajitno dan Dr. Miswanto, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga ABSTRAK Traveling Salesman Problem (TSP) dapat digambarkan dengan perjalanan seorang salesman yang mengunjungi kota, dengan rute perjalanannya dimulai dari satu kota lalu mengunjungi kota yang lain masing-masing kota tepat satu kali dan diakhiri di kota asal tempat memulai perjalanan. Tujuan dari TSP adalah mencari urutan rute kota dengan jarak yang minimal. ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan TSP dengan menggunakan hybrid algoritma PSO- SA. Hybrid algoritma PSO-SA merupakan algoritma yang menggabungkan antara algoritma PSO dan SA. Secara umum proses PSO adalah membangkitkan partikel-partikel, menentukan dan, update kecepatan dan posisi. Hybrid algoritma PSO-SA merupakan suatu proses PSO dimana pencarian dan dilakukan berdasarkan aturan SA. Algoritma berhenti ketika suhu yang dikehendaki sudah tercapai. TSP dengan 10 kota dan 100 kota diselesaikan dengan hybrid algoritma PSO-SA menggunakan bahasa pemrograman Borland C++. Solusi terbaik dari TSP 10 kota adalah 582 km dengan parameter dan Sedangkan solusi terbaik dari TSP 100 kota adalah 6239 km dengan parameter dan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari jarak 100 kota menunjukkan bahwa semakin besar jumlah modifikasi partikel maka jarak minimal kota yang didapatkan cenderung lebih baik. Kata kunci: Traveling Salesman Problem (TSP), Particle Swarm Optimization (PSO), Simulated Annealing (SA), dan Hybrid. vii

8 Anisatul Fuaidah, 2012, Hybrid Algorithm Particle Swarm Optimization (PSO) with Simulated Annealing (SA) for Traveling Salesman Problem (TSP), This skripsi was supervised by Dr. Herry Suprajitno and Dr. Miswanto, Mathematics Department, Faculty of Sciences and Technology, Airlangga University. ABSTRACT Traveling Salesman Problem (TSP) could be represented by a salesman who travels to visit cities, the tour started from one city then visited another city exactly once and finished up where he started. The purpose of TSP is to find the permutation of tour by calculating the minimum total distances have been traveled. This skripsi purposeful for solved TSP by using hybrid algorithm PSO- SA. Hybrid algorithm PSO-SA was an algorithm that combines algorithm PSO and algorithm SA. Generally, PSO process generated particles, than found and, than updated velocity and position. Hybrid algorithm PSO-SA was PSO process which process of finding and was using rule of SA algorithm. Algorithm stopped when refrigerated temperature has been reached. TSP with 10 cities and 100 cities was solved by hybrid algorithm PSO-SA by software Borland C++. The best solution for TSP 10 cities was 582 km with using the parameter of m and And the best solution for TSP 100 cities was 6239 km with using the parameter of and Based on the result of calculating distances of 100 cities, the conclusion could be drawn is more number of particles modifications (L), then minimum distances of cities was better. Keyword: Traveling Salesman Problem (TSP), Particle Swarm Optimization (PSO), Simulated Annealing (SA), and Hybrid. viii

9 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv v vii viii ix xi xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Travelling Salesman Problem (TSP) Algoritma Algoritma Particle swarm Optimization (PSO) Algoritma Simulated Annealing (SA) Hybrid Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Simulated Annealing (PSO-SA) Borland C BAB III METODE PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN Prosedur Hybrid Algoritma PSO-SA Program Contoh Kasus TSP dengan 10 Kota yang Diselesaikan Secara Manual Implementasi Program pada Contoh Kasus TSP Menggunakan Data 10 Kota Menggunakan Data 100 Kota Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Parameter yang Berbeda pada Hybrid Algoritma PSO-SA ix

10 BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 4.1. Fungsi Tujuan Partikel-partikel Hasil Perbandingan Output TSP 100 Kota xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Lampiran 1. Data Jarak 10 Kota dari Workshop Integer Programming, Data Jarak 100 Kota dari Workshop Integer Programming, Program Hybrid Algoritma PSO-SA dengan Software Borland C++ 4. Output TSP 10 Kota 5. Output TSP 100 Kota dengan Berbagai Parameter yang Berbeda xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan jasa pengiriman semakin cepat, hal ini berdampak pada persaingan perusahaan yang cukup berat. Dalam menghadapi persaingan tersebut diperlukan adanya strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan. Dalam jasa pengiriman permasalahan yang timbul adalah bagaimana menentukan rute yang akan ditempuh sehingga semua kota dapat dilewati satu kali dengan jarak atau biaya minimal. Menurut Puspitorini (2008) Traveling Salesman Problem (TSP) merupakan sebuah permasalahan yang telah dipelajari secara ekstensif selama beberapa dekade terakhir. TSP melibatkan traveling salesman yang harus melakukan kunjungan ke kota dalam menjajakan produknya. Rangkaian kota yang dikunjungi harus membentuk suatu jalur (rute) sedemikian sehingga kota-kota tersebut hanya boleh dilewati tepat satu kali dan kemudian kembali lagi ke kota awal. Tujuan dari permasalahan TSP ini adalah untuk memperoleh jalur terpendek. Beberapa metode telah banyak dikembangkan untuk menyelesaikan TSP ini. Berbagai pendekatan dan algoritma telah ditawarkan untuk mendapatkan solusi optimal. Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk menyelesaikan TSP adalah algoritma Particle Swarm Optimization (PSO). 1

14 2 PSO merupakan algoritma yang pertama kali diperkenalkan oleh Kennedy dan Eberhart pada tahun PSO memiliki kinerja yang baik dalam memecahkan beberapa masalah optimasi. Namun algoritma dasar PSO mempunyai masalah serius, yaitu semua partikel cenderung terjebak dalam minimum lokal pada fase konvergensi selanjutnya, sehingga PSO sering menemukan sebuah solusi minimum lokal bukan minimum global (Fang dkk, 2007). Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut algoritma PSO akan digabungkan dengan Simulated Annealing (SA). Kelebihan algoritma SA adalah algoritma dengan metode stokastik yang fiturfiturnya efektif dalam menghindari perangkap minimum lokal (Chibante, 2010). Oleh karena itu, skripsi ini menggunakan hybrid algoritma PSO- SA untuk menyelesaikan TSP. Hybrid algoritma PSO-SA adalah algoritma yang tidak hanya dapat menghindari perangkap minimum lokal dalam tahap konvergensi selanjutnya tetapi juga menyederhanakan implementasi algoritma (Fang dkk, 2007). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, ada beberapa masalah yang dibahas dalam skripsi ini, yaitu: 1. Bagaimana menyelesaikan permasalahan TSP dengan hybrid algoritma PSO-SA? 2. Bagaimana membuat program penyelesaian TSP dengan hybrid algortima PSO-SA dengan software Borland C++?

15 3 3. Bagaimana mengimplementasikan program pada contoh kasus? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari skripsi ini adalah: 1. Menyelesaikan permasalahan TSP dengan hybrid algoritma PSO- SA. 2. Membuat program penyelesaian TSP dengan hybrid algortima PSO-SA dengan software Borland C Mengimplementasikan program pada contoh kasus. 1.4 Manfaat Beberapa manfaat yang bisa diambil dari skripsi ini adalah : 1. Menambah pemahaman tentang permasalahan Traveling Salesman Problem (TSP) dan penyelesaian permasalahannya. 2. Menambah pemahaman tentang hybrid algoritma PSO-SA. 3. Mengetahui program penyelesaian permasalahan TSP dengan hybrid algoritma PSO-SA dengan software Borland C++.

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan beberapa definisi yang digunakan pada pembahasan hybrid algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) dengan Simulated Annealing (SA) pada Traveling Salesman Problem (TSP). 2.1 Traveling Salesman Problem (TSP) Traveling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu permasalahan optimasi yang sulit untuk dipecahkan secara konvensional. Penyelesaian eksak terhadap persoalan ini akan melibatkan algoritma yang mengharuskan untuk mencari kemungkinan semua solusi yang ada. TSP melibatkan traveling salesman yang harus melakukan kunjungan ke kota dalam menjajakan produknya. Rangkaian kota yang dikunjungi harus membentuk suatu jalur sedemikian sehingga kota-kota tersebut hanya boleh dilewati tepat satu kali dan kemudian kembali lagi ke kota awal. Penyelesaian terhadap permasalahan TSP ini adalah untuk memperoleh jalur terpendek. Penyelesaian eksak terhadap masalah TSP mengharuskan untuk melakukan perhitungan terhadap semua kemungkinan rute yang dapat diperoleh, kemudian memilih salah satu rute yang terpendek. Dengan cara ini waktu perhitungan yang diperlukan akan jauh meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kota yang harus dikunjungi. Penjelasan ini menunjukkan bahwa solusi eksak terhadap masalah TSP sangat sulit dilakukan. (Puspitorini, 2008) 4

17 5 Berikut ini diberikan beberapa definisi yang terkait dengan TSP, Definisi 2.1 Graph G didefinisikan sebagai himpunan berhingga V(G) yang tak kosong dengan elemen-elemennya disebut titik (vertice) dan himpunan E(G) (mungkin kosong) yang elemen-elemennya merupakan pasangan tak terurut 2 elemen berbeda dari V(G) dan disebut garis (edge). (Chartrand and Oellermann, 1993) Definisi 2.2 Perjalanan (walk) pada graph G adalah urutan secara bergantian titik-titik elemen dan edge elemen yang berbentuk : yang dimulai dan diakhiri titik sedemikian sehingga untuk. (Chartrand and Oellermann, 1993) Definisi 2.3 Path adalah walk yang titik-titiknya tidak boleh berulang. Graph G dikatakan terhubung, jika setiap dua titiknya dihubungkan oleh suatu path. (Chartrand and Oellermann, 1993) Definisi 2.4 Cycle adalah walk dengan n 3, v0 vn dan titik-titik v 0, v 1, v 2,..., v n-1, v n berbeda satu dengan yang lain (Chartrand and Oellermann, 1993) Definisi 2.5 Digraph (directed graph) adalah himpunan berhingga yang tak kosong yang anggotanya disebut titik dan

18 6 himpunan (yang kemungkinan himpunan kosong) dari pasangan garis titik terurut. Arc (garis berarah) adalah elemen-elemen dari (Chartrand and Oellermann, 1993) Definisi 2.6 GraphG disebut graph lengkap (complete graph) jika setiap dua titiknya terhubung. (Chartrand and Oellermann, 1993) Definisi 2.7 Graph berbobot adalah graph yang setiap garisnya mempunyai bobot. (Chartrand and Oellermann, 1993) Untuk materi yang dibahas selanjutnya bersumber dari buku yang ditulis oleh Garfinkel dan Nemhauser (1972). Permasalahan dari TSP yaitu membuat tour dari kota dimulai dan diakhiri pada kota yang sama, dengan jarak tour-nya minimal. Tour adalah sebuah cycle dalam yang memuat setiap titik tepat satu kali. Dalam istilah graph, permasalahan ini dapat digambarkan dalam digraph adalah himpunan dari kota dan misal ada garis. Misal, jika ada hubungan antara kota dan kota. Titik dari tour sebagai berikut: t i, i,..., i n, i ) (2.1) ( n Dengan i, i,..., i n, i ) adalah permutasi (urutan angka-angka) dari bilangan bulat ( n dan paling banyak kemungkinan jumlah total dari tournya adalah

19 7 Garis dari tour pada persamaan (2.1) dapat dinyatakan sebagai berikut: t {( i1, i2),( i2, i3),...,( in 2, in 1),( in 1, in ) (2.2) Variabel x ij didefinisikan sebagai berikut: 1, x ij 0, jika ada garis ( i, j) dalam tour yang lain (2.3) Untuk setiap titik, tepat satu garis harus ada pada setiap tour, jadi: n x ij j 1 1, (2.4) Sedangkan untuk setiap titik, tepat satu garis harus ada pada setiap tour, sehingga memenuhi n x ij i 1 1, (2.5) Secara matematis, menghasilkan sebuah subtour jika dan hanya jika untuk beberapa subset tak kosong, z 0 (2.6) x ij i Q j Q dengan. Jadi, definisi tour terpenuhi dengan persamaan (2.3), (2.4) dan (2.5), untuk semua, yakni z x ij i Q j Q 1 (2.7) Misalkan jarak dari titik adalah c ij, dimana jika, maka c ii = 0 dengan Dengan demikian TSP dapat ditulis sebagai berikut:

20 8 Meminimalkan n n z i 1 j 1 c ij x ij (2.8) Dengan batasan : n x ij j 1 n x ij i 1 1, 1, i Q j Q x 1 dengan dan ij x 0,1, ij 2.2 Algoritma Algoritma adalah merupakan suatu himpunan langkah-langkah atau instruksi yang telah dirumuskan dengan baik (well-defined) untuk memperoleh suatu keluaran khusus (specific output) dari suatu masukan khusus (specific input) dalam langkah yang jumlahnya berhingga. (Chartrand dan Oellermann, 1993) 2.3 Algoritma Particle swarm Optimization (PSO) Materi yang dibahas berikut bersumber dari buku yang ditulis oleh Parsopoulos dan Vrahatis (2010). Particle Swarm Optimization (PSO) dikembangkan oleh Kennedy dan Eberhart (1995) sebagai algoritma optimasi yang bersifat stokastik dan berdasarkan pada model simulasi sosial. Secara bersamaan, posisi terbaik yang pernah dicapai oleh setiap partikel disebut sebagai pengalaman, dan pengalaman-pengalaman tersebut disimpan dalam memori. Pengalaman ini kemudian

21 9 dikomunikasikan ke bagian atau seluruh populasi dan diteruskan dengan membentuk gerakan ke arah daerah yang telah dikunjungi dan terbaik sejauh ini. PSO mensimulasikan perilaku sosial seperti kawanan burung dan ikan didasarkan pada konsep kerjasama antar individu sehingga populasi tersebut dapat mencapai tujuan secara efisien dan efektif untuk memecahkan beberapa masalah optimasi. Secara matematis, diberikan sebagai ruang pencarian dan adalah fungsi tujuan. Seperti dijelaskan sebelumnya, PSO merupakan algoritma berbasis populasi, yaitu dengan mengeksploitasi populasi solusi untuk menyelidiki ruang pencarian secara bersamaan. Dalam PSO, populasi disebut swarm dan individu-individunya disebut partikel, Swarm didefinisikan sebagai himpunan: { (2.9) dari partikel (calon solusi), yang didefinisikan sebagai berikut: (2.10) Partikel-partikel tersebut bergerak didalam ruang pencariannya, pergerakan ini dilakukan dengan menyesuaikan posisi mereka dengan menggunakan kecepatan (velocity), yang didefinisikan sebagai berikut: (2.11) Kecepatan tersebut disesuaikan secara bertahap sehingga diharapkan partikel mampu mengunjungi setiap wilayah. Jika

22 10 menunjukkan jumlah iterasi, maka posisi saat ini dari partikel ke- dan kecepatannya masing-masing dinotasikan sebagai dan Kecepatan diperbarui berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah algoritma sebelumnya. Hal ini di implementasikan dalam sebuah memori, di mana masing-masing partikel dapat menyimpan posisi terbaik yang pernah dikunjungi selama pencarian, sehingga berisi posisi partikel saat ini. Memori yang dipertahankan oleh PSO adalah : { (2.12) yang mengandung best positions (2.13) dan pernah dikunjungi oleh masing-masing partikel. Sehingga posisiposisi ini didefinisikan sebagai berikut:, (2.14) Dengan adalah partikel dengan yang minimal. PSO didasarkan pada model simulasi perilaku sosial, sehingga mekanisme pertukaran informasi harus ada untuk memungkinkan partikelpartikel saling berkomunikasi. Algoritma akan mendekati minimum global dengan posisi terbaik yang pernah dikunjungi oleh semua partikel. Diberikan sebagai posisi terbaik dengan nilai fungsi terendah dalam pada iterasi yang diberikan, yaitu: (2.15) Dengan adalah dengan yang minimal.

23 11 Masing-masing partikel memperbarui kecepatan dan posisinya dengan persamaan sebagai berikut: (2.16) (2.17) dengan adalah koefisien inersia pada interval [ ], adalah koefisien akselerasi yang berupa konstanta positif, adalah bilangan acak pada interval [ ]. Berikut adalah algoritma dasar PSO: 1. Inisialisasi posisi awal partikel dan kecepatan awal partikel, dengan dan adalah ukuran swarm. 2. Evaluasi nilai fungsi tujuan untuk setiap partikel. 3. Tentukan awal dan awal. 4. Update kecepatan dengan persamaan (2.16). 5. Update posisi partikel baru dengan persamaan (2.17). 6. Evaluasi kembali, jika maka, setelah mendapatkan baru, maka didapatkan baru. { 7. Jika iterasi sudah maksimum atau konvergen, maka algoritma berhenti, jika tidak maka kembali ke langkah Algoritma Simulated Annealing (SA) Materi yang dibahas pada bagian ini bersumber dari buku yang ditulis oleh Chibante (2010). Simulated Annealing (SA) adalah salah satu algoritma untuk optimisasi yang bersifat umum. Fitur utama dari algoritma SA adalah kemampuan untuk menghindar dari perangkap minimum lokal,

24 12 yaitu dengan membiarkan algoritma tersebut tidak hanya menerima solusi yang lebih baik tetapi juga menerima solusi buruk dengan probabilitas tertentu. Masalah yang membutuhkan pendekatan SA adalah masalahmasalah optimisasi kombinatorial, dengan ruang pencarian solusi yang ada terlalu besar, sehingga hampir tidak mungkin ditemukan solusi eksak terhadap permasalahan itu. Publikasi tentang pendekatan ini pertama kali dilakukan oleh Kirkpatrick, Gelatt dan Vecchi pada tahun 1983, yang diaplikasikan pada desain optimal hardware komputer, dan juga pada salah satu masalah klasik ilmu komputer yaitu Traveling Salesman Problem (TSP). Annealing adalah satu teknik yang dikenal dalam bidang metalurgi yang digunakan dalam mempelajari proses pembentukan kristal dalam suatu materi. Atom-atom dari materi ini memiliki energi yang tinggi pada suhu yang sangat tinggi. Hal ini memberikan atom banyak kebebasan dalam kemampuan mereka untuk merestrukturisasi diri mereka sendiri. Seperti pada saat suhu berkurang, energi dari atom-atom tersebut menjadi berkurang sampai keadaan energi mencapai minimum, dan perlahan-lahan memungkinkan atom-atom yang tadinya bergerak bebas itu, pada akhirnya menemukan tempat yang optimum. SA berjalan berdasarkan analogi dengan proses annealing yang telah dijelaskan di atas. Pada awal proses SA, dipilih suatu solusi awal, yang merepresentasikan kondisi materi sebelum proses dimulai. Gerakan bebas dari atom-atom pada materi, direpresentasikan dalam bentuk

25 13 modifikasi terhadap solusi awal/solusi sementara. Pada awal proses SA, saat parameter suhu diatur tinggi, solusi sementara yang sudah ada diperbolehkan untuk mengalami modifikasi secara bebas. Kebebasan ini secara relatif diukur berdasarkan nilai fungsi tertentu yang mengevaluasi seberapa optimal solusi sementara yang telah diperoleh. Bila nilai fungsi evaluasi hasil modifikasi ini membaik (dalam masalah optimisasi yang berusaha mencari minimum berarti nilainya lebih kecil/downhill) solusi hasil modifikasi ini akan digunakan sebagai solusi selanjutnya. Bila nilai fungsi evaluasi hasil modifikasi ini memburuk, pada saat temperatur annealing masih tinggi, solusi yang lebih buruk (uphill) ini masih mungkin diterima. Dalam tahapan selanjutnya saat temperatur sedikit demi sedikit dikurangi, maka kemungkinan untuk menerima langkah modifikasi yang tidak memperbaiki nilai fungsi evaluasi semakin berkurang. Sehingga kebebasan untuk memodifikasi solusi semakin menyempit, sampai akhirnya diharapkan diperoleh solusi yang mendekati solusi optimal. Berikut algortima dari SA: 1. Inisialisasi temperatur awal dan temperatur akhir. 2. Inisialisasi individu awal. 3. Evaluasi individu awal sebagai solusi sementara. 4. Modifikasi individu awal dan evaluasi kembali sebagai solusi baru. 5. Jika maka solusi sementara sama dengan solusi baru. Jika tidak, maka dibangkitkan bilangan acak pada interval

26 14 [ ]. Hitung probabilitas ( ), jika maka solusi baru tetap diterima sebagai solusi sementara. 6. Jika, maka algoritma berhenti. Jika tidak, hitung perubahan temperatur pada iterasi ke- dengan, kemudian kembali ke langkah 4. Keterangan: Modifikasi : Mekanisme sederhana untuk mengubah solusi yang sudah ada, untuk menghasilkan solusi baru yang berbeda tidak terlalu jauh dengan solusi yg sudah ada. Biasanya disebut neighbour solution. Contoh dalam TSP bila solusi sementara dari TSP dengan 3 kota adalah : A B C. Hasil fungsi modifikasi adalah solusi baru dengan urutan A C B. ( ) : Probabilitas bahwa langkah/solusi baru yang tidak lebih baik, akan diterima sebagai solusi sementara. bernilai positif, yang berarti solusi baru pada tahap ini lebih buruk dari pada solusi sementara yang sudah ada. Ekspresi ini menyatakan bahwa semakin buruk solusi baru, kemungkinan diterima sebagai solusi sementara semakin kecil. Tetapi pada awal proses annealing, karena faktor temperatur sebagai pembagi masih bernilai besar, probabilitas ini akan tetap cukup besar. Tidak demikian halnya setelah menurun, dalam proses pendinginan. : hanya merupakan salah satu contoh jadwal penurunan temperatur. Sebenarnya tidak selalu harus seperti ini.

27 15 Biasanya juga dalam implementasi SA, diadakan perulangan proses modifikasi dan update solusi sementara untuk suhu tertentu. 2.5 Hybrid Algoritma Particle Swarm Optimization dengan Simulated Annealing (PSO-SA) Hybrid menurut bahasa berarti campuran atau gabungan. Jadi Hybrid Algoritma merupakan suatu gabungan dua algoritma atau lebih yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hybrid algoritma PSO-SA artinya menggabungkan antara algoritma PSO dan SA menjadi satu algoritma untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan algoritma PSO-SA diharapkan menjadi algoritma yang mampu mencapai optimal global. Adapun algoritma dasar dari PSO-SA adalah sebagai berikut: 1. Inisialisasi posisiawal partikel dan kecepatan awal setiap partikel, dengan dan adalah ukuran swarm. 2. Evaluasi nilai fungsi tujuan untuk setiap partikel. 3. Tentukan awal dan awal. 4. Update kecepatan partikel dengan persamaan (2.16) dan posisi partikel dengan persamaan (2.17). 5. Setiap partikel mencari baru dengan menggunakan aturan SA, jika maka. Jika tidak, maka menggunakan keputusan probabilitas ( ) agar bisa diterima, jika dengan [ ] maka tetap bisa diterima. Jika tidak, maka ditolak.

28 16 6. Setelah mendapatkan baru, maka akan didapatkan pula baru. { 7. Hitung perubahan suhu, dengan adalah temperatur awal, adalah temperatur akhir, adalah koefisien cooling yang berupa bilangan acak pada interval [ adalah jumlah iterasi terakhir yang dioperasikan.jika iterasi akan dihentikan dan algoritma menemukan ], dan maka, jika tidak maka akan kembali ke langkah 4. (Fang dkk, 2007) 2.6 Borland C++ Materi yang dibahas pada bagian ini bersumber dari buku yang ditulis oleh Kadir (2003). Berbicara tentang C++ biasanya tidak lepas dari bahasa C, sebagai bahasa pendahulunya. Bahasa C pertama kali dikenalkan oleh Brian W. Kerninghan dan Dennis M. Ritchie sekitar tahun 1972, dan sekitar satu dekade setelahnya diciptakanlah C++ oleh Bjarne Stroustrup dari Laboratorium Bell, AT&T, pada tahun C++ cukup kompatibel dengan bahasa pendahulunya C. Pada mulanya C++ disebut a better C. Nama C++ sendiri diberikan oleh Rick Mascitti pada tahun 1983, yang berasal dari operator increment pada bahasa C. Keistimewaan yang sangat berarti dari C++ ini adalah karena bahasa ini mendukung pemrograman yang berorientasi objek (OOP/Object Oriented

29 17 Programming). Bahasa program C++ mempunyai bentuk umum seperti di bawah, yaitu: a. Struktur bahasa C++ Program C maupun C++ selalu tersusun dari 4 (empat) bagian utama, yaitu : 1. Bagian komentar. 2. Bagian pengarah compiler. 3. Bagian deklarasi. 4. Bagian definisi. b. Bagian komentar Program yang baik pada umumnya diberi komentar yang akan membantu orang lain maupun pembuat program itu untuk memahami program yang dibuat. Dalam C atau C++ setiap proposal yang diapit oleh variabel /* */ atau setiap baris yang dimulai dengan variabel // dianggap komentar. C++ tidak mengizinkan komentar bersarang (nested comment), namun Borland C++ lebih fleksibel dalam hal ini. Pada Borland C++ dapat menggunakan komentar bersarang asalkan opsi cek Nested comments pada menu Options/Compiler/Source dipilih.

30 18 c. Bagian pengarah kompiler Include adalah salah satu pengarah prepocessor directive yang tersedia pada C++. Preprocessor selalu dijalankan terlebih dahulu pada saat proses kompilasi terjadi. Bentuk umumnya : # include <nama_file> tidak diakhiri dengan tanda semicolon, karena bentuk tersebut bukanlah suatu bentuk pernyataan, tetapi merupakan prepocessor directive. Baris tersebut menginstrusikan kepada compiler yang menyisipkan file lain dalam hal ini file yang berakhiran.h(fileheader) yaitu file yang berisi sebagai deklarasi contohnya: #include <iostream.h>: diperlukan pada program yang melibatkan objekcout. #include <conio.h>: diperlukan bila melibatkan clrscr(), yaitu perintah untuk membersihkan layar. #include <iomanip.h>: diperlukan bila melibatkan setw() yang bermanfaat untuk mengatur lebar dari suatu tampilan data. #include <math.h>: diperlukan pada program yang menggunkan operasi sqrt() yang bermanfaat untuk operasi matematika pengakaran. d. Fungsi main () Fungsi ini menjadi awal dan akhir eksekusi program C++. Main adalah nama judul fungsi. Melihat bentuk seperti itu dapat

31 19 kita ambil kesimpulan bahwa batang tubuh program utama berada didalam fungsi main( ). e. Pengarah kompiler # if, # else, # elif, # endif Digunakan untuk memilih bagian program yang akan dikompilasi. Kompilasi cara ini disebut kompilasi bersyarat dan program yang baik biasanya memanfaatkan teknik ini. f. Pengarah kompiler # ifdef, # ifndef Digunakan juga dalam kompilasi bersyarat. #Ifdef dapat dibaca: jika didefinisikan dan #ifndef dapat dibaca: jika tidak didefinisikan. Pengarah compiler ini sering digunakan untuk menandai bahwa suatu file sudah diikutsertakan dalam kompilasi. g. Bagian deklarasi dan definisi Semua program C pada dasarnya tersusun dari rangkaian pemanggilan fungsi yang bekerja atas sekelompok data. Selain pemanggilan fungsi, program C mengandung komponen lain yang disebut statement. Statement C ada dua, yaitu: statement yang tidak dapat dieksekusi/non-executable (bila dikompilasi tidak menghasilkan kode objek dan biasanya digunakan untuk mengatur alur program), dan statement yang dapat dieksekusi/executable (bila dikompilasi akan menghasilkan kode objek). Setiap pemanggilan fungsi maupun statement xecutable dalam C harus diakhiri dengan tanda titik koma. Dalam contoh program C++ diatas, Return merupakan contoh statement executable yang

32 20 menginstruksikan agar suatu fungsi mengembalikan nilai balik tertentu. Contoh statement non executable adalah : if, else, dan while. h. Input dan output Dalam C++ input berarti menulis dari stream dan output berarti membaca ke stream. Bentuk umum Output operator : cout << ekspresi ; Bentuk umum Input operator : cin >> variable ; i. Tanda semicolon Tanda semicolon ; digunakan untuk mengakhiri sebuah pernyataan. Setiap pernyataan harus diakhiri dengan sebuah tanda semicolon. j. Variabel Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai dari suatu variabel diubah-ubah sesuai kebutuhan. Untuk memperoleh nilai dari suatu variabel digunakan pernyataan penugasan (assignment statement), yang mempunyai sintaks sebagai berikut :

33 21 k. Deklarasi variable Bentuk umumnya : l. Tipe dasar

34 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji materi tentang TSP, algoritma PSO, algoritma SA, dan hybrid algoritma PSO-SA. 2. Menerapkan hybrid algoritma PSO-SA dengan langkah-langkah berikut ini: Inisialisasi. Tetapkan sebagai ukuran swarm dan semua partikelpartikel. dapat ditunjukkan sebagai berikut : { [ ] [ ] [ ] dengan adalah jumlah kota, dimana [ ] yang berarti kota dikunjungi setelah dan [ ] [ ]. Tetapkan dan, dengan adalah temperatur awal, semakin tinggi maka akan semakin baik hasilnya, adalah temperatur akhir, adalah koefisien cooling yang berupa bilangan acak pada interval [ ], dan adalah jumlah modifikasi partikel pada suhu tertentu. Setiap partikel ) mencari local best route ). Dalam satu iterasi, setiap partikel ) dibangkitkan menjadi rute baru ) pada lokal areanya, dan dengan 22

35 23 berdasarkan aturan penerimaan SA dapat diketahui apakah rute tersebut diterima atau tidak, sehingga setelah setiap partikel menemukan local best route iterasi, ). Metode untuk membangkitkan rute baru ) adalah sebagai berikut: Misalkan terdapat kota, diasumsikan [ ] adalah kota ke- yang dikunjungi oleh salesman. Dua kota [ ] [ ] dipilih secara acak pada rute dan selanjutnya urutan kunjungan kota ke- dan kota ke- ditukar, sedangkan urutan kunjungan ke kota-kota lainnya tetap sama. Setelah ditukar, maka rute baru ) telah berhasil dibangkitkan. Update personal best route ) dan global best route ). yang telah didapat oleh setiap partikel dari masing-masing lokal areanya akan digunakan sebagai. Dan setelah mengupdate nilai personal best dari setiap partikel, akan dibandingkan dengan { sebagai berikut: ) ) ) ) Dapatkan rute baru ) dengan operasi crossing. Operasi crossing pada langkah ini adalah untuk mengganti langkah update kecepatan dan update posisi setiap partikel pada hybrid algoritma PSO-SA, adapun operasi crossing yang dikerjakan adalah sebagai berikut:

36 24 Partikel ) disilangkan dengan dan secara terpisah untuk memperbarui dirinya. Salah satu metode persilangan yang akan dipakai pada iterasi ini adalah sebagai berikut: Misalkan terdapat dua rute dan, pertama yang dilakukan adalah memilih secara acak daerah crossing pada kemudian menggantikan nomor-nomor kota tersebut pada daerah crossing dengan posisi yang sama sebagaimana. Hitung temperature baru, dengan persamaan ) ) ). Jika, algoritma menemukan dan proses berhenti. Jika tidak, maka kembali ke langkah mencari local best route ). 3. Membuat program dengan software Borland C Mengimplementasikan program pada contoh kasus.

37 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penggunaan hybrid algoritma PSO-SA untuk menyelesaikan TSP, yaitu permasalahan untuk mencari rute dari kota dengan jarak atau biaya perjalanan yang minimal. 4.1 Prosedur Hybrid Algoritma PSO-SA Prosedur hybrid algoritma PSO-SA dalam menyelesaikan TSP adalah sebagai berikut: Prosedur hybrid algoritma PSO-SA secara ringkas adalah: Prosedur Hybrid Algoritma PSO-SA Begin End Inisialisasi parameter; Generate partikel awal; While do Evaluasi partikel; Tetapkan dan ; Update partikel; Hitung Temperatur ; Dan untuk prosedur inisialisai parameter dapat dilihat pada berikut. Misalkan sebagai ukuran swarm dan semua partikel dilambangkan dengan, dengan dapat dinyatakan sebagai berikut: { [ ] [ ] [ ] dengan adalah jumlah kota, dimana [ ] yang berarti kota dikunjungi setelah dan [ ] [ ]. Misalkan adalah temperatur awal, semakin tinggi maka akan semakin baik hasilnya (Fang dkk, 2007), adalah temperature 25

38 26 akhir, adalah koefisien cooling yang berupa bilangan acak pada interval [ ], dan adalah jumlah modifikasi partikel pada suhu tertentu. Prosedur Inisialisai Parameter Begin Banyak kota ; Ukuran swarm ; Temperatur awal ; Temperatur akhir ; Koefisien cooling ; Jumlah modifikasi partikel pada suhu tertentu ; End Langkah 1: Generate Partikel-partikel Awal Pada langkah ini adalah membangkitkan sejumlah partikel (rute pada TSP) secara acak di ruang pencarian, yang merupakan himpunan solusi yang fisibel. Banyaknya partikel-partikel yang dibangkitkan adalah sesuai dengan ukuran swarm yang ditentukan. Setiap partikel tersebut dimodifikasi menjadi rute yang baru pada lokal areanya sebanyak jumlah modifikasi partikel pencarian personal best route, yaitu dengan memilih dua posisi secara acak kemudian menukarnya, tujuannya adalah untuk mencari personal best route. Dalam menyelesaikan TSP akan digunakan pengkodean permutasi yaitu barisan angka yang memperhatikan urutan dan posisi sehingga tidak terjadi adanya pengulangan angka, sehingga partikel dapat digambarkan sebagai rute yang terdiri dari urutan kota yang berbeda. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

39 27 Prosedur Generate Partikel Awal Begin For For End End End 1 to generate partikel-partikel awal; to modifikasi partikel baru dari ; Langkah 2: Evaluasi Partikel Awal Proses evaluasi merupakan proses menghitung fungsi tujuan atau bobot masing-masing partikel dalam suatu populasi. Bobot tersebut untuk mengetahui partikel terbaik dengan cara mencari nilai bobot terkecil suatu partikel dalam populasi. Semua partikel yang sudah dibangkitkan dievaluasi. Prosedur dari langkah ini sebagai berikut: Prosedur Evaluasi Partikel Begin For For End End End 1 to to SUM(jarak_kota[1,n]); Langkah 3: Tetapkan dan Proses penetapan dan adalah proses lanjutan setelah evaluasi dari masing-masing partikel. Tujuan dari proses ini adalah untuk menyimpan posisi terbaik yang pernah dikunjungi oleh partikel selama pencarian.

40 28 Dalam hybrid algoritma PSO-SA untuk TSP, pencarian local best route dilakukan sebelum penetapan, dimana aturanaturan yang digunakan dalam pencarian adalah aturan SA yang tujuannya adalah untuk menghindari minimum lokal selama proses pencarian. Dengan demikian, proses setelah pencarian adalah pencarian yaitu posisi terbaik dari semua posisi yang telah dikunjungi oleh partikel-partikel dengan nilai fungsi tujuan terkecil. Adapun prosedurnya sebagai berikut: Prosedur Penetapan dan Begin For For If 1 to Else End End If Else If 1 to then ; If ( ) then ; Else bilangan acak [0,1]; Hitung ( ) ; If then ; Else ; End End ; then ; ; Else ; End End End then

41 29 Langkah 4: Update Partikel-partikel Proses update pada dilakukan dengan menggunakan operasi crossing, yaitu menyilangkan partikel dengan dan secara terpisah. Misalkan terdapat dua partikel, dan atau dan, pertama yang dilakukan adalah memilih secara acak daerah persilangan pada partikel kedua, missal atau, kemudian menggantikan kode-kode kota (rutekota) tersebut pada daerah persilangan dengan posisi yang sama sebagaimana daerah persilangan partikel kedua yang terpilih. Operasi crossing ini dilakukan untuk mengganti proses update kecepatan (velocity) dan update posisi partikel dalam hybrid algoritma PSO-SA pada umumnya. Adapun prosedurnya sebagai berikut: Prosedur Update Partikel-partikel Begin For End For 1 to random( ); random( ); For to ; End 1 to random( ); random( ); For to ; End ; End End

42 30 Langkah 5: Hitung Temperatur Baru Pada awal proses algoritma, parameter temperatur diatur tinggi, solusi sementara yang sudah ada diperbolehkan untuk modifikasi secara bebas. Kebebasan ini diukur berdasarkan nilai fungsi yang mengevaluasi seberapa optimal solusi sementara yang telah diperoleh. Bila nilai fungsi evaluasi semakin membaik maka solusi hasil modifikasi ini akan digunakan sebagai solusi selanjutnya. Sehingga penghitungan temperature baru digunakan untuk membuat modifikasi solusi semakin menyempit, sampai akhirnya diharapkan diperoleh solusi yang optimal. Prosedur untuk proses ini sebagai berikut: Prosedur Hitung Temperatur Baru Begin ; While End ; do ; 4.2 Program Dari prosedur yang telah dibahas sebelumnya, akan dibuat program dengan menggunakan software Borland C++ seperti pada Lampiran 2. Pemilihan bahasa pemrograman Borland C++ lebih didasari pada kemudahan dalam bahasa dan pemahaman dalam mengimplementasikan hybrid algoritma PSO-SA yang banyak menggunakan array. Program ini dibuat untuk mempermudah dalam

43 31 mencari rute kota dengan jarak tempuh sependek mungkin, terutama jika jumlah kota sangat besar. 4.3 Contoh Kasus TSP dengan 10 Kota yang Diselesaikan Secara Manual Berikut contoh kasus TSP dengan 10 kota yang diselesaikan dengan hybrid algoritma PSO-SA dengan menggunakan data yang bersumber dari workshop integer programming (2004) seperti pada Lampiran 1. Dari contoh TSP ini akan ditentukan sebuah jalur distribusi produk yang jarak tempuhnya minimal. Penyelesaian: Dalam menyelesaikan TSP tersebut, akan digunakan hybrid algoritma PSO-SA untuk mencari jalur yang jaraknya minimal. Parameter-parameter yang digunakan dalam menyelesaikan kasus ini adalah: Berikut adalah proses penyelesaian secara manual: Langkah 1: Generate Partikel-partikel Awal Proses generate ini dilakukan dengan membangkitkan partikelpartikel secara acak sejumlah ukuran swarm yaitu 10 dan dengan jumlah 10 kota, partikel ini adalah rute awal dari TSP. Partikel yang telah dibangkitkan adalah: { {

44 32 { { { { { { { { Kemudian setiap partikel tersebut dimodifikasi untuk mendapatkan partikel baru pada lokal areanya dengan memilih dua daerah secara acak kemudian menukarnya. Contoh: : Setelah dimodifikasi, kemudian menjadi : Dengan cara yang sama maka didapatkan hasil modifikasi setiap partikel. Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { {

45 33 { Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi {9,6,0,4,7,5,1,2,3,8 { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi { {

46 34 { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi

47 35 { { { { { Untuk {, dimodifikasi menjadi { { { { { Langkah 2: Evaluasi Partikel-partikel Awal Mengevaluasi masing-masing partikel yang sudah dimodifikasi dengan menghitung jarak dari masing-masing partikel (rute), yang disimbolkan dengan. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1.Fungsi Tujuan Partikel-partikel

48

49

50 Langkah 3: Tetapkan dan Langkah selanjutnya adalah mencari dan, tetapi sebelumnya akan dilakukan pencarian local best route terlebih dahulu pada setiap lokal area partikel dengan menggunakan aturan SA. Misal adalah modifikasi dari partikel awal, jika maka solusi baru dapat diterima. Jika tidak, maka dibangkitkan bilangan acak pada interval [ ], kemudian hitung probabilitas ( ), jika maka solusi baru tetap diterima. Kemudian yang telah didapat oleh setiap partikel dari masing-masing lokal areanya akan digunakan sebagai. Untuk proses perhitungannya adalah sebagai berikut: Untuk {, dimodifikasi menjadi { ( ), maka {

51 39 ( ), karena ( ) maka dibangkitkan dan hitung ( ). Dan karena maka rute baru diterima, sehingga { ( ), karena ( ) maka dibangkitkan dan hitung ( ). Dan karena maka rute baru ditolak, sehingga { ( ), karena ( ) maka {, karena ( ) maka dibangkitkan dan hitung ( ). Dan karena maka rute baru ditolak, sehingga Jadi, didapatkan { dengan. Dan dengan cara yang sama maka akan didapatkan yang lainnya. Jadi, semua yang telah diperoleh adalah: { dengan { dengan { dengan { dengan

52 40 { dengan { dengan { dengan { dengan { dengan { dengan Setelah mendapat nilai dari setiap partikel, kemudian akan ditetapkan, yaitu: { Sehingga didapatkan { dengan Langkah 4: Update Partikel-partikel Langkah ini adalah menyilangkan partikel dengan dan secara terpisah untuk memperbarui dirinya, yaitu sebagai berikut: Untuk, karena sebelumnya telah didapatkan: { { { Maka dipilih daerah persilangan, : :

53 41 : Kemudian masing-masing partikel diatas disilangkan secara terpisah dengan menggantikan kode-kode kota (rutekota) tersebut sesuai dengan tempat yang bersesuaian, : : Jikadisilangkan: Daerah_1: Daerah_2: Sehingga menjadi: Daerah_hasil: Daerah_hasil: : Jika disilangkan: Daerah_1: , 8 5 Daerah_2: Sehingga menjadi: Daerah_hasil: Oleh karena itu, didapatkan rute baru {

54 42 Dan dengan cara yang sama, maka didapatkan partikel-partikel yang berupa rute-rute baru untuk pada iterasi berikutnya. Jadi, partikel-partikel baru yang dihasilkan adalah sebagai berikut: { { { { { { { { { { Langkah 5: Hitung Temperatur Baru Selanjutnya adalah menghitung perubahan temperatur baru, yaitu: Karena ini adalah iterasi pertama, sehingga.dan dengan, maka temperatur sekarang adalah: Jika belum terpenuhi, maka partikel-partikel baru yang diperoleh akan kembali dievaluasi dan dicari dan nya. Pada iterasi pertama ini, penyelesaian terbaiknya adalah 666 km dengan partikel {.

55 Implementasi Program pada Contoh Kasus TSP Menggunakan Data 10 Kota Dengan menggunakan program pada Lampiran 3 untuk data jarak 10 kota, dengan parameter: dan diperoleh hasil partikel terbaik dengan kode permutasi sebagai berikut: Yaitu rute dari Jakarta Anyer Serang Balaraja Tangerang Cikampek Lohbener Pamanukan Karawang Bekasi Jakarta, dengan jarak 582 km. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Menggunakan Data 100 Kota Dengan menggunakan program pada Lampiran 2 untuk data jarak 100 kota, maka diperoleh hasil terbaik dengan jarak minimal 6239 km. hasil terbaik diperoleh pada input parameter: dan dengan kode permutasi sebagai berikut: Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

56 Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Parameter yang Berbeda pada Hybrid Algoritma PSO-SA Pada perbandingan ini, data yang digunakan adalah data 100 kota padalampiran 2. Berikut hasil perhitungan jarak kota yang didapatkan pada masing-masing permasalahan dengan parameter yang berbeda, yaitu berdasarkan ukuran swarm, temperatur awal, dan jumlah modifikasi partikel pada suhu tertentu. Pada perbandingan ini digunakan dan. Hasil perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2.Hasil Perbandingan Output TSP 100 Kota Parameter 100 Kota Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa semakin besar jumlah modifikasi partikel pada suhu tertentu maka jarak minimal kota yang didapatkan cenderung lebih baik.

57 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hybrid algoritma PSO-SA dapat diterapkan untuk menyelesaikan TSP. Proses yang digunakan adalah sebagai berikut: membangkitkan partikel-partikel, mengevaluasi partikel-parikel, mencari dan, memperbarui partikel-partikel dengan operasi crossing. Setelah proses berulang sampai tercapainya temperatur akhir, maka proses berhenti dan algoritma menemukan solusi akhir. 2. Program untuk menyelesaikan masalah TSP dengan menggunakan hybrid algoritma PSO-SA dibuat dengan bahasa pemrograman Borland C Dengan program yang telah dibuat, TSP dengan 10 kota dan 100 kota dapat diselesaikan. Untuk 10 kota diperoleh solusi terbaik yaitu rute dengan urutan dengan jarak tempuh582 km dan parameter yang digunakan adalah dan Sedangkan untuk 100 kota diperoleh solusi terbaik yaitu rute dengan urutan

58 dengan jarak tempuh 6239 km dan parameter yang digunakan adalah dan 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari beberapa perhitungan jarak 100 kota menunjukkan bahwa semakin besar jumlah modifikasi partikel pada suhu tertentu maka jarak minimal kota yang didapatkan cenderung lebih baik. 5.2 Saran Pada skripsi ini digunakan bahasa pemrograman Borland C++ dalam mencari rute kota dengan jarak minimal. Untuk penelitian berikutnya, penyusun berharap TSP ini akan dikembangkan dengan menggunakan jumlahkota yang lebih banyak dan akan ditemukan algoritma lain sehingga solusinya menjadi lebih optimal, serta diharapkan untuk penggunaan bahasa pemrograman lain sehingga pencapaian solusi terbaik dapat dihasilkan dengan lebih cepat.

59 DAFTAR PUSTAKA 1. Chartrand, G. And Oellermann, O. R., 1993, Applied and Algorithmic Graph Theory, McGraw-Hill, New york. 2. Chibante, R., 2010, Simulated Annelaing Theory and Applications, Sciyo, Croatia. 3. Fang, L., Chen, P. and Liu, S., 2007, Particle Swarm Optimization with Simulated Annealing for TSP, Proceedings of the 6 th WSEAS Int. Conf. on Artificial Intelligence, Knowledge Engineering and data Bases, pp Garfinkel, R. S. And Nemhauser, G. L., 1972, Integer Programming, John Wiley and Sons inc, Canada. 5. Kadir, A., 2003, Pemrograman C++, Andi, Yogyakarta. 6. Parsopoulos, K. E., Vrahatis, M. N., 2010, Particle Swarm Optimization and Intelligence, Information Science Reference, New York. 7. Puspitorini, S., 2008, Penyelesaian Masalah Traveling Salesman Problem dengan Jaringan Saraf Self Organizing, Media Informatika,Vol- 6, hal Roos, K., 2004, Traveling Along 100 Cities in Java Indonesia, Workshop Integer Programming, IPB, Bogor. 47

60 Lampiran 1-1 Data Jarak 10 Kota dari Workshop Integer Programming, 2004 Keterangan : dari ke Kode Kota 0 Anyer 1 Serang 2 Balaraja 3 Tangerang 4 Jakarta 5 Bekasi 6 Karawang 7 Cikampek 8 Pamanukan 9 Lohbener

61 Data Jarak 100 Kota dari Workshop Integer Programming, 2004 Jarak antara 100 kota di Pulau Jawa (km) dari ke Lampiran 2-1

LANGKAH-LANGKAH MENULISKAN PROGRAM DALAM TURBO C++

LANGKAH-LANGKAH MENULISKAN PROGRAM DALAM TURBO C++ I.PENDAHULUAN 1. 1. ALGORITMA Algoritma adalah urutan aksi-aksi yang dinyatakan dengan jelas dan tidak rancu untuk memecahkan suatu masalah dalam rentang waktu tertentu. Setiap aksi harus dapat dikerjakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN I. Oleh : Wahyu Widodo, S.Kom

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN I. Oleh : Wahyu Widodo, S.Kom MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN I Oleh : Wahyu Widodo, S.Kom Pertemuan I Pengantar Algoritma dan Pengenalan C++ 1. 1. ALGORITMA Kata algoritma berasal dari kata-kata di bawah ini : Al Khuwarizmi

Lebih terperinci

PENGENALAN C++ Bab 1

PENGENALAN C++ Bab 1 PENGENALAN C++ Bab 1 1.1 SEJARAH C++ Bahasa C++ diciptakan oleh Bjarne Stroustrup di AT&T Bell Laboratories awal tahun 1980-an berdasarkan C ANSI (American National Standard Institute). Pertama kali, prototype

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2015), hal 25 32. APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Edi Samana, Bayu Prihandono, Evi Noviani

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN

MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN MODUL PRAKTIKUM ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI 2015 1 Peraturan : 1. Mahasiswa harus berpakaian rapi dalam mengikuti praktikum. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Komentar, Identifier, Konstanta dan Variabel

Komentar, Identifier, Konstanta dan Variabel PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Komentar, Identifier, Konstanta dan Variabel Budhi Irawan, S.Si, M.T KOMENTAR PROGRAM Dalam proses pengembangan sebuah program, pasti akan disibukan dengan penulisan kode-kode

Lebih terperinci

PENGANTAR BAHASA C++

PENGANTAR BAHASA C++ PENGANTAR BAHASA C++ SEJARAH SINGKAT BAHASA C Program C merupakan bahasa komputer yang sangat singkat & tidak memiliki kepanjangan. Bahasa ini diciptakan oleh Dennis Ritchie sekitar tahun 1972. Hingga

Lebih terperinci

PENGENALAN C++ DADANG MULYANA 2012

PENGENALAN C++ DADANG MULYANA 2012 PENGENALAN C++ dadang mulyana 202 PENGENALAN C++ DADANG MULYANA 202 Bahasa C merupakan bahasa pendahulu dari bahasa C++. Pencipta C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada sekitar tahun

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI UMI LAILATUL MUYASSAROH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI UMI LAILATUL MUYASSAROH ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DENGAN LOCAL SEARCH (PSO-LS) SEBAGAI METODE PENYELESAIAN UNCAPACITATED FACILITY LOCATION PROBLEM (UFLP) SKRIPSI UMI LAILATUL MUYASSAROH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA

Lebih terperinci

ALGORITHM 7 C++ Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com

ALGORITHM 7 C++ Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com ALGORITHM 7 C++ Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Struktur program dalam C++ C sebagai bahasa pendahulunya C++ C merupakan termasuk bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar dan beberapa definisi yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah penulis untuk

Lebih terperinci

Bahasa C. Dosen : Dhamayanti

Bahasa C. Dosen : Dhamayanti Bahasa C Dosen : Dhamayanti C dan C++ Bahasa C merupakan bahasa pendahulu dari bahasa C++. Pencipta C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada sekitar tahun 1972. C adalah bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan optimasi kombinatorial yang terkenal dan sering dibahas adalah traveling salesman problem. Sejak diperkenalkan oleh William Rowan Hamilton

Lebih terperinci

UJI KINERJA DAN SIMULASI PENENTUAN JARAK TERPENDEK DENGAN SIMULATED ANNEALING PADA SUHU TETAP DAN SUHU BERUBAH

UJI KINERJA DAN SIMULASI PENENTUAN JARAK TERPENDEK DENGAN SIMULATED ANNEALING PADA SUHU TETAP DAN SUHU BERUBAH UJI KINERJA DAN SIMULASI PENENTUAN JARAK TERPENDEK DENGAN SIMULATED ANNEALING PADA SUHU TETAP DAN SUHU BERUBAH Dian Savitri, S.Si, M.Si Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unesa dee_11januari@yahoo.com

Lebih terperinci

Struktur Bahasa C dan C++

Struktur Bahasa C dan C++ Elemen Program Struktur Bahasa C dan C++ Bahasa C merupakan bahasa pendahulu dari bahasa C++. Pencipta C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada sekitar tahun 1972. C adalah bahasa pemrograman

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN MULTI - DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) SKRIPSI

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN MULTI - DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) SKRIPSI PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN MULTI - DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) SKRIPSI FATIMATUS ZAHRO PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH Buletin Ilmiah Mat. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 1 (2015), hal 17 24. PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH Fatmawati, Bayu Prihandono, Evi Noviani INTISARI

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) Yayun Hardianti 1, Purwanto 2 Universitas Negeri Malang E-mail: yayunimoet@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Dyah Ayu Puspitasari. 2018. Hybrid Algoritma Cat Swarm Optimization (CSO) dan Simulated Annealing (SA) untuk Permasalahan Land Allocation. Skripsi ini dibawah bimbingan Dr. Herry Suprajitno, M.Si dan Auli

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. ALGORITMA GENETIK DENGAN aossoyer UNIFOllM UNTUK MASALAB DC-MST (DEGllEE CONSTIlAlNED MINIMUM SPANNING TREE)

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. ALGORITMA GENETIK DENGAN aossoyer UNIFOllM UNTUK MASALAB DC-MST (DEGllEE CONSTIlAlNED MINIMUM SPANNING TREE) mi'm..2..170 r.:t:t1c1 q ALGORITMA GENETIK DENGAN aossoyer UNIFOllM UNTUK MASALAB DC-MST (DEGllEE CONSTIlAlNED MINIMUM SPANNING TREE) SKRIPSI WIWIN INDRIANI JUltUSAN MATEMATIKA. FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya IT234 - Algoritma dan Struktur Data Ramos Somya Asal kata Algoritma berasal dari nama seorang ilmuan Persian yang bernama Abu Ja far Mohammed lbn Musa al-khowarizmi, yang menulis kitab al jabr w al-muqabala

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGENALAN PROGRAM C++

PENGENALAN PROGRAM C++ 1 PENGENALAN PROGRAM C++ SEJARAH BAHASA C C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada antara bahasa beraras rendah (bahasa yang berorientasi kepada mesin) dan bahasa beraras tinggi (bahasa

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN OBYEK DALAM GRAF UNTUK OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG ANTAR KOTA

SIMULASI PERGERAKAN OBYEK DALAM GRAF UNTUK OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG ANTAR KOTA SIMULASI PERGERAKAN OBYEK DALAM GRAF UNTUK OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG ANTAR KOTA Wiwin Suwarningsih Pusat Penelitian Informatika LIPI, Komplek LIPI Gd.20 Lt.3 Jl. Cisitu 21/154-d Sangkuriang Bandung wiwin.suwarningsih@lipi.go.id

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Sri Kusumadewi, Hari Purnomo Teknik Informatika, Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta cicie@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf Definisi 1 (Graf, Graf Berarah dan Graf Takberarah) 2.2 Linear Programming 4 II TINJAUAN PUSTAKA Untuk memahami permasalahan yang berhubungan dengan penentuan rute optimal kendaraan dalam mendistribusikan barang serta menentukan solusinya maka diperlukan beberapa konsep teori

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Penelitian Terdahulu Archetti et al. (009) menggunakan sebuah metode eksak yaitu branch-and-price scheme dan dua metode metaheuristics yaitu algoritma Variable Neighborhood

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR OLEH : IR. H. SIRAIT, MT

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR OLEH : IR. H. SIRAIT, MT PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR C++ OLEH : IR. H. SIRAIT, MT PEMROGRAMAN C++ C sebagai bahasa pendahulunya C++ C merupakan termasuk bahasa pemrograman tingkat menengah. Pencipta C adalah Brian W. Kernighan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Pertemuan Function. Obyektif Praktikum : 1. Mengerti konsep dasar penggunaan Function

Pertemuan Function. Obyektif Praktikum : 1. Mengerti konsep dasar penggunaan Function Pertemuan 5 5. Function Obyektif Praktikum : 1. Mengerti konsep dasar penggunaan Function 2. Memahami Definisi Fungsi, Fungsi tanpa nilai balik dan Ruang lingkup variabel yang digunakan. P.5.1 Function

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PENYEESAIAN TRAVEING SAESMAN PROBEM DENGAN AGORITMA BRANCH AND BOND Yogo Dwi Prasetyo Pendidikan Matematika, niversitas Asahan e-mail: abdullah.prasetyo@gmail.com Abstract The shortest route search by

Lebih terperinci

Rosihan Ari Yuana, S.Si, M.Kom Lisensi Dokumen: BAB I. PENDAHULUAN C++ Oleh:

Rosihan Ari Yuana, S.Si, M.Kom Lisensi Dokumen: BAB I. PENDAHULUAN C++ Oleh: PEMROGRAMAN C++ Oleh: Rosihan Ari Yuana, S.Si, M.Kom arie@uns.ac.id Lisensi Dokumen: Copyright 2005 Dokumen ini dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

MODUL 1 PENGENALAN ENVIROMENT C++

MODUL 1 PENGENALAN ENVIROMENT C++ MODUL 1 PENGENALAN ENVIROMENT C++ I. TUJUAN 1. Memahami lingkungan dasar C++, IDE, serta cara meng-compile dan menjalankan program 2. Mampu membuat program sederhana menggunakan bahasa C++ untuk menampilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM (QAP)

PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) UNTUK MENYELESAIKAN QUADRATIC ASSIGNMENT PROBLEM (QAP) S K R I P S I PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 i PENERAPAN ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZANON (CSO} UNTUK MENYELESAIKAN SUADRATTC,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Rendra Firman Pratama, Purwanto, dan Mohammad Yasin e-mail: Ren_mr07@yahoo.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK:

Lebih terperinci

SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP)

SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP) SKRIPSI HYBRID ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION (CSO) DAN TABU SEARCH (TS) UNTUK PENYELESAIAN PERMUTATION FLOWSHOP SCHEDULING PROBLEM (PFSP) QORIMA EMILA PUSPARANI PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pemrograman Dan Pengenalan C++

Konsep Dasar Pemrograman Dan Pengenalan C++ PRAKTIKUM 1 DAN 2 Konsep Dasar Pemrograman Dan Pengenalan C++ I. KONSEP DASAR PEMROGRAMAN Program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer, sehingga komputer dapat melakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI ALGORITMA GEOMETRIC DIFFERENTIAL EVOLUTION DAN SISTEM FUZZY DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) TUGAS AKHIR

PENERAPAN KOMBINASI ALGORITMA GEOMETRIC DIFFERENTIAL EVOLUTION DAN SISTEM FUZZY DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) TUGAS AKHIR PENERAPAN KOMBINASI ALGORITMA GEOMETRIC DIFFERENTIAL EVOLUTION DAN SISTEM FUZZY DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

MODUL I PENDAHULUAN & PENGENALAN TURBO C++

MODUL I PENDAHULUAN & PENGENALAN TURBO C++ MODUL I PENDAHULUAN & PENGENALAN TURBO C++ 1. TUJUAN Mahasiswa dapat mengenal pemograman C++, sejarahnya dan mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dari Turbo C++. 2. TEORI DASAR PENDAHULUAN A. ALGORITMA

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 2 : Mengenal Bahasa C++

Keg. Pembelajaran 2 : Mengenal Bahasa C++ Keg. Pembelajaran 2 : Mengenal Bahasa C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa akan dapat : 1) Mengenal secara baik sintak-sintak dalam bahasa

Lebih terperinci

Contoh function 1 : Output : // function example The result is 8 #include <iostream.h>

Contoh function 1 : Output : // function example The result is 8 #include <iostream.h> 5. Function Obyektif Praktikum : Mengerti konsep dasar penggunaan Function Memahami Definisi Fungsi, Fungsi tanpa nilai balik dan Ruang lingkup variabel yang digunakan. Function adalah satu blok instruksi

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Representasi Matriks untuk Proses Crossover Pada Algoritma Genetika untuk Optimasi Travelling Salesman Problem Matrix Representation for The Crossover on Genetic Algorithm

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

Function. Function adalah satu blok instruksi yang dieksekusi ketika dipanggil dari bagian lain dalam suatu program. Format dari function :

Function. Function adalah satu blok instruksi yang dieksekusi ketika dipanggil dari bagian lain dalam suatu program. Format dari function : Function Function adalah satu blok instruksi yang dieksekusi ketika dipanggil dari bagian lain dalam suatu program. Format dari function : type name ( argument1, argument2,...) statement Dimana : type,

Lebih terperinci

Abstrak. yaitu. yang. awal. pemrograman, c++ Programming). Copyright ilmuti.org Seluruh disertakan dalam. setiap

Abstrak. yaitu. yang. awal. pemrograman, c++ Programming). Copyright ilmuti.org Seluruh disertakan dalam. setiap Pengenalan Bahasa Pemrograman C+ ++ Iman Amalludin iman.llusion@gmail.com ::: http://blog.imanllusion.hostzi.com Abstrak C++ adalah bahasa pemrograman komputer C++ + dikembangkan di Bell Labs (Bjarne Stroustrup)

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Penyelesaian Masalah Penugasan dengan Algoritma Genetika Zainudin Zukhri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Andri 1, Suyandi 2, WinWin 3 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id 1, suyandiz@gmail.com

Lebih terperinci

ilmu bahasa pemrograman ilmu c++ Copyright izie ilmu c++

ilmu bahasa pemrograman ilmu c++ Copyright izie  ilmu c++ ilmu c++ Tutorial ini untuk siapa saja, walaupun anda belum pernah melakukan pemrograman, atau jika andapun berpengalaman dalam pemrograman dengan bahasa pemrograman lain tapi ingin mempelajari bahasa

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman. Visual Studio Program C++ Sederhana. Yoannita, S.Kom.

Dasar Pemrograman. Visual Studio Program C++ Sederhana. Yoannita, S.Kom. Visual Studio 2008 Dasar Pemrograman Program C++ Sederhana. C/C++ C++ merupakan perkembangan leboh lanjut dari C. Bahasa C dikembangkan tahun 1972 oleh Dennis Richie di Bell Telephone laboratories. Oleh

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK FRAKSIONAL HASIL KALI KORONA DARI GRAF LENGKAP SKRIPSI

DIMENSI METRIK FRAKSIONAL HASIL KALI KORONA DARI GRAF LENGKAP SKRIPSI DIMENSI METRIK FRAKSIONAL HASIL KALI KORONA DARI GRAF LENGKAP SKRIPSI RONA MIRRATI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 DIMENSI

Lebih terperinci

P3 Pengantar Pemrograman C

P3 Pengantar Pemrograman C P3 Pengantar Pemrograman C A. Sidiq Purnomo Prodi Teknik Informatika & Prodi Sistem Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah bahasa C, struktur

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. MODUL I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman

MODUL PRAKTIKUM. MODUL I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN I. ALGORITMA II. BAHASA

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

Part 2 - Algoritma & Pemrograman Konsep dasar Pemrograman

Part 2 - Algoritma & Pemrograman Konsep dasar Pemrograman Part 2 - Algoritma & Pemrograman Konsep dasar Pemrograman Apa itu Program? Program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer, sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

KOMBINASI ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION DENGAN ITERATED GREEDY UNTUK PERMASALAHAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP)

KOMBINASI ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION DENGAN ITERATED GREEDY UNTUK PERMASALAHAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) KOMBINASI ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION DENGAN ITERATED GREEDY UNTUK PERMASALAHAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) Ong Andre Wahju Riyanto * ABSTRAKSI Penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki kelemahan

Lebih terperinci

Pengenalan Bahasa C++ Oleh : Agus Priyanto, M.Kom

Pengenalan Bahasa C++ Oleh : Agus Priyanto, M.Kom Pengenalan Bahasa C++ Oleh : Agus Priyanto, M.Kom Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami konsep dasar pemrograman dengan bahasa C++ Mahasiswa dapat membuat aplikasi sederhana menggunakan bahasa C++,

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK LOKAL, DIMENSI METRIK KETETANGGAAN, DAN DIMENSI METRIK KETETANGGAAN LOKAL GRAF PIRAMIDA SKRIPSI

DIMENSI METRIK LOKAL, DIMENSI METRIK KETETANGGAAN, DAN DIMENSI METRIK KETETANGGAAN LOKAL GRAF PIRAMIDA SKRIPSI DIMENSI METRIK LOKAL, DIMENSI METRIK KETETANGGAAN, DAN DIMENSI METRIK KETETANGGAAN LOKAL GRAF PIRAMIDA SKRIPSI PANGGIH PERMONO PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP

PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP Oleh : MUHAMAD SIDIQ NIM. M0108095 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Tommi Poltak Mario Program Studi Teknik Informatika, STTI RESPATI

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Anna Maria 1, Elfira Yolanda Sinaga 2, Maria Helena Iwo 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pemasaran atau pengantaran produk ke beberapa customer, terdapat banyak alternatif jalan yang bisa ditempuh sales untuk sampai ke semua customer tersebut.

Lebih terperinci

P - 3 Bab 2 : Pengantar Pemrograman C

P - 3 Bab 2 : Pengantar Pemrograman C P - 3 Bab 2 : Pengantar Pemrograman C 2.1 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah bahasa C, struktur program C dan alur eksekusi program C 2.2 Materi 1. Sejarah C 2. Interprenter dan Compiler

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Lanjut. Pertemuan Ke-5 Rekursif

Algoritma dan Pemrograman Lanjut. Pertemuan Ke-5 Rekursif Algoritma dan Pemrograman Lanjut Pertemuan Ke-5 Rekursif Disusun Oleh : Wilis Kaswidjanti, S.Si.,M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN #2

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN #2 ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN #2 DEFINISI FLOWCHART Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan symbol. Dengan

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman Sejarah singkat C++ Struktur program C++ Yoannita

Bahasa Pemrograman Sejarah singkat C++ Struktur program C++ Yoannita DASAR PEMROGRAMAN Bahasa Pemrograman Sejarah singkat C++ Struktur program C++ Yoannita Bahasa Pemrograman Apa yang dimaksud bahasa pemrograman? Alat yang digunakan programmer untuk memberikan instruksi

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN. PENGANTAR BAHASA C ( Sejarah, Struktur Pemrograman, Tipe Data, Operator ) Djoko Soerjanto, M.Kom

DASAR PEMROGRAMAN. PENGANTAR BAHASA C ( Sejarah, Struktur Pemrograman, Tipe Data, Operator ) Djoko Soerjanto, M.Kom DASAR PEMROGRAMAN PENGANTAR BAHASA C ( Sejarah, Struktur Pemrograman, Tipe Data, Operator ) Djoko Soerjanto, M.Kom https://www.facebook.com/groups/dasarpemrogramanc TUJUAN Mengenal sejarah, struktur, sintaks

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HYBRID ALGORITMA GENETIKA DENGAN TEKNIK KENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI DICKY ANDRYAN

IMPLEMENTASI HYBRID ALGORITMA GENETIKA DENGAN TEKNIK KENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI DICKY ANDRYAN IMPLEMENTASI HYBRID ALGORITMA GENETIKA DENGAN TEKNIK KENDALI LOGIKA FUZZY UNTUK MENYELESAIKAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI DICKY ANDRYAN ( 060803049 ) DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I SEKILAS TENTANG C

BAB I SEKILAS TENTANG C BAB I SEKILAS TENTANG C Tujuan : 1. Menjelaskan sejarah dan ruang lingkup pemakaian bahasa C 2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan bahasa C 3. Menjelaskan proses kompilasi dan linking program C 4. Menjelaskan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 5, No. 1, Juni 2013 : 18-23 PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Permasalahan TSP merupakan suatu masalah klasik yang telah ada sejak tahun 1800-an, sejauh ini telah cukup banyak metode yang diciptakan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Sekilas C DAN C++ DISUSUN OLEH. Sebuah bahasa, yaitu: 1. Bahasaa tingkat tinggi. High. dapat. lunak

Sekilas C DAN C++ DISUSUN OLEH. Sebuah bahasa, yaitu: 1. Bahasaa tingkat tinggi. High. dapat. lunak DISUSUN OLEH : ADAM MUKHARIL BACHTIAR, S..Kom. DIKTAT MATAA KULIAH PEMROGRAMAN I BAB I PENDAHULUAN C DAN C++ IF Sekilas Tentang C dan C+ ++ Sebuah bahasa pemrograman dapat dikategorikan ke dalam tiga level

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI

PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

Program pendek dan simple = mudah dihandle. Program besar, banyak dan kompleks = tidak

Program pendek dan simple = mudah dihandle. Program besar, banyak dan kompleks = tidak Modular Programming Program pendek dan simple = mudah dihandle. Program besar, banyak dan kompleks = tidak mudah dihandle. dl Kesulitan: sulit mencari dan mengingat variabel-variabel aiabel yang sudah

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH TEKNIK KOMPILASI

TUGAS MATA KULIAH TEKNIK KOMPILASI TUGAS MATA KULIAH TEKNIK KOMPILASI TEKNIK OPTIMASI DAN TABEL INFORMASI DOSEN : HARUN MUKHTAR,M.KOM Nama : Walter Sitio NIM : 080403019 Jurusan : Teknik Infomatika UNIVERSITAS MUHAMMAHDIYAH RIAU Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graph 2.1.1 Definisi Graph Menurut Dasgupta dkk (2008), graph merupakan himpunan tak kosong titik-titik yang disebut vertex (juga disebut dengan node) dan himpunan garis-garis

Lebih terperinci

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Perkembangan jaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi sekarang ini menyebabkan perubahan hampir di segala bidang. Salah satu aspeknya ialah teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009 SOAL C++ 1. Penulisan Preprocessor yang benar di awali dengan tanda pound atau tanda : a. # c. @ b. & d. = 2. Contoh penulisan file header yang benar yaitu : a. &include c. =include

Lebih terperinci