AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN"

Transkripsi

1 AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN Cathrine Aprillia, Ahmad Adri, Drs., Ak.,MBA Graha Indah BA 15, , ABSTRAK PT. Samudra Mandiri Selatan adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan perikanan basah baik secara lokal, ekspor maupun impor. Tujuan dari peneliti melakukan audit operasional ini adalah untuk menilai dan mengevaluasi kinerja PT.Samudra Mandiri terhadap fungsi persediaan barang dagang apakah telah berjalan dengan ekonomis, efektif, dan efisien, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, serta memberikan rekomendasi tindak perbaikan atas kelemahan yang ada untuk meningkatkan keekonomisan, keefektifan, dan keefisienan operasional perusahaan. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan melaksanakan observasi ke perusahaan yang bersangkutan, memberikan kuesioner kepada pihak manajemen agar bukti atas permasalahan dapat terlihat dengan jelas, dan juga melakukan wawancara serta tanya jawab dengan pihak-pihak perusahaan yang berkepentingan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT.Samudra Mandiri Selatan, hasil penelitian menunjukkan masih terdapat kelemahan pada bagian fungsi persediaan barang, antara lain barang dagang masih tidak terhindar dari kerusakan, kebakaran, dan banjir, belum adanya pemisahan fungsi yang jelasantara yang melakukan stock opname dengan bagian gudang, tidak adanya instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan kurangnya komunikasi antara pihak manajemen dengan bagian gudang, persediaan akhir tidak dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya, apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi tidak segera dilaporkan kepada manajemen, serta persediaan barang dagang perusahaan tidak diasuransikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan kinerja operasional perusahaan atas fungsi persediaan secara keseluruhan cukup baik. Namun perusahaan perlu mengambil dan melakukan tindak perbaikan dalam beberapa hal atas permasalaan tersebut yang telah disarankan untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan atas fungsi persediaannya secara lebih ekonomis, efektif, dan efisien. Kata kunci: audit operasional, fungsi persediaan, ekonomis, efektif, dan efisien. PENDAHULUAN Seiring dengan banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi perusahaan saat ini, maka audit diperlukan terhadap kegiatan perusahaan. Audit ini tidak hanya dalam hal keuangan yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan atas kewajaran penyajian laporan keuangan oleh pihak manajemen, namun pimpinan perusahaan juga hendaknya selalu memperhatikan audit operasional perusahaan yang bertujuan pada penyajian informasi mengenai aktivitas operasional perusahaan. Audit operasional merupakan pemeriksaan (evaluasi) atas berbagai kegiatan operasional perusahaan. Tujuan audit operasional adalah untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan operasional telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif dan efisien. Apabila terdapat temuan audit operasional mengenai kelemahan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, maka seorang auditor akan memberikan rekomendasi dengan tujuan untuk perbaikan operasional perusahaan di masa mendatang. Salah satu audit operasional yang dilakukan oleh auditor adalah audit operasional pada kegiatan pengelolaan persediaan barang dagang perusahaan. Persediaan barang dagang (inventory) merupakan salah satu bagian kegiatan operasional perusahaan yang perlu dilakukan audit. Persediaan barang dagang merupakan sumber daya yang paling

2 penting bagi perusahaan dagang. Keberhasilan suatu perusahaan dagang dapat diukur dari jumlah produk yang dapat dijual oleh perusahaan dagang tersebut. Selain itu, persediaan barang dagang merupakan bagian utama dalam neraca sebagai salah satu aset yang nilainya cukup besar dalam perusahaan dagang sehingga penjualan atas persediaan barang dagang ini merupakan sumber pendapatan paling besar bagi perusahaan dagang. Perusahaan merancang sistem pengelolaan persediaan barang yang baik agar dapat melaksanakan kegiatan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Aktivitas dari sistem pengelolaan persediaan barang tersebut dimulai dengan pengadaan persediaan barang dagang, penyimpanan, dan penjualan barang dagang dari gudang. Salah satu indikasi perusahaan yang sistem pengelolaan persediaan barangnya baik adalah dengan terpenuhinya permintaan barang tepat pada waktunya. Tanpa adanya persediaan barang dagang, perusahaan akan menghadapi resiko tidak dapat memenuhi keinginan dari para pelanggannya yang akan berdampak buruk bagi perusahaan karena akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari penjualannya. Karenanya, pengelolaan persediaan merupakan fungsi yang penting dalam perusahaan dagang seperti PT. Samudra Mandiri Selatan. METODE PENELITIAN Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksploratoria / naturalis atau deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah audit operasional, persediaan barang dagang, pada PT. Samudra Mandiri Selatan. Populasi yang diteliti dari penelitian ini adalah seluruh transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan persediaan barang dagang perusahaan. Pemilihan objek penelitian ini dibatasi lingkupnya pada audit operasional atas persediaan barang dagang untuk mengetahui apakah kegiatan pengelolaan barang dagang pada perusahaan PT.Samudra Mandiri Selatan sudah berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Penelitian ini merupakan penelitian yang mendalam namun hanya melibatkan satu objek saja atau lebih dikenal dengan istilah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah baik secara kontak langsung melalui wawancara atau interview serta daftar pertanyaan yang diberikan kepada karyawan perusahaan yang berkepentingan, maupun secara tidak langsung melalui observasi. Lingkungan penelitian dalam penelitian ini adalah lingkungan noncontived setting, yaitu lingkungan riil (field setting) yang unit analisisnya adalah suatu organisaasi perusahaan. Penelitian ini dilakukan di Jl Pakin 1 Rukan Mitra Bahari Bl B/5,Penjaringan, Jakarta 14440, dan dua gudang penyimpanan barang dagang yang berlokasi di Dadap dan Muara Baru. HASIL DAN BAHASAN Survei Pendahuluan Sebelum audit operasional dilakukan, persiapan dan perencanaan audit harus dibuat terlebih dahulu. Persiapan dan pelaksanaan audit dibuat untuk memudahkan auditor dalam menjalankan proses audit operasional dan juga dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh secara sistematis agar audit dapat dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Dalam merencanakan audit harus dipertimbangkan beberapa hal, antara lain yaitu perhatian khusus yang diberikan untuk menghilangkan pekerjaan audit yang tidak perlu dan berlebihan, serta waktu audit pun harus diatur sedemikian rupa agar pelaksanaannya tidak mengganggu aktivitas operasional perusahaan. berikut: Pada awal persiapan audit, dilakukan survei pendahuluan yang meliputi langkah-langkah sebagai 1. Observasi atau pengamatan secara langsung ke perusahaan Observasi atau pengamatan secara langsung ke perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran fisik perusahaan yang berhubungan langsung dengan kegiatan operasional dalam mengelola persediaan barang dagang seperti fasilitas perusahaan yang menunjang pekerjaan

3 karyawan. Dalam observasi secara langsung ini diketahui bahwa keadaan fisik perusahaan cukup memadai yaitu: a. Lokasi perusahaan berpusat di Jl Pakin 1 Rukan Mitra Bahari Bl B/5,Penjaringan, Jakarta 14440, sedangkan gudang penyimpanan persediaan barang dagang terletak di dua tempat berbeda yaitu Dadap dan Muara Baru. b. Keamanan dari lingkungan perusahaan dan gudang cukup terjamin dengan adanya petugas yang berjaga di pos yang terletak di depan pintu masuk kantor dan gudang. c. Dokumen-dokumen perusahaan tersusun dengan rapi. d. Fasilitas penunjang bagi karyawan seperti komputer, telepon, mesin photocopy, mesin fax, dan sebagainya sudah memadai. 2. Memperoleh data tertulis Data tertulis yang diperoleh pada saat observasi digunakan untuk mengetahui apakah kebijakan dan prosedur persediaan barang dagang perusahaan telah memadai. Data tertulis yang diperoleh adalah struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok masing-masing divisi beserta wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan, sejarah perusahaan, laporan keuangan tahun 2010 dan 2011, serta data-data yang berhubungan dengan persediaan. 3. Wawancara dengan pihak manajemen Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan manajemen perusahaan, diperoleh informasi mengenai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan persediaan barang dagang pada PT. Samudra Mandiri Selatan. Kebijakan perusahaan adalah sebagai berikut: a. Tugas bagian gudang adalah menerima, menjaga, dan mengeluarkan barang berdasarka bukti tertulis. b. Metode penyimpanan barang yang digunakan adalah metode FIFO dimana barang yang dibeli terlebih dahulu yang akan keluar terlebih dahulu juga saat terjadi pemesanan. c. Apabila terdapat barang rusak, tidak sesuai kualifikasi, dan slow moving maka harus dipisahkan dari barang yang baik.. d. Penghitungan fisik dilakukan setiap akhir periode. e. Tempat penyimpanan barang hanya boleh dimasuki oleh petugas gudang dan pihak lainnya yang berwenang. f. Pembelian persediaan barang dagang dilakukan kepada supplier yang sudah terdaftar sebagai supplier tetap perusahaan. Penelaahan dan Pengujian atas Pengendalian Intern Setelah melewati tahap survei pendahuluan, maka tahap yang selanjutnya dilakukan adalah penelaahan dan pengujian atas pengendalian intern perusahaan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kebijakan dan prosedur persediaan barang dagang perusahaan telah sesuai dengan pengendalian intern yang ada pada perusahaan. Tahap ini juga digunakan untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dan kekuatan dari sistem pengendalian intern di dalam perusahaan. Instrumen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pengendalian intern terhadap proses permintaan pembelian persediaan barang dagang, penerimaan persediaan barang dagang, proses penyimpanan persediaan barang dagang, dan proses pengeluaran persediaan barang dagang pada PT. Samudra Mandiri Selatan adalah kuesioner pengendalian intern atau biasanya disebut ICQ (Internal Control Questionairre). ICQ digunakan untuk menilai pengendalian intern suatu perusahaan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sistematis dan terinci mengenai sistem dan prosedur yang dijalankan perusahaan melalui wawancara dengan pihak berwenang di dalam perusahaaan. Kuesioner ini biasanya disusun dalam bentuk pilihan jawaban singkat Ya atau Tidak dimana jawaban Ya

4 menunjukkan pengendalian intern yang dimaksud telah dilaksanakan dengan baik, sedangkan jawaban Tidak menunjukkan bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian intern perusahaan sehingga membutuhkan tindakan perbaikan sesegera mungkin. Jawaban Ya atau Tidak seringkali belum dapat memberikan jawaban yang lengkap dan memadai, sehingga disamping jawaban Ya atau Tidak tersebut terdapat kolom untuk penjelasan singkat atas jawaban tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan evaluasi terhadap pengendalian intern atas proses permintaan pembelian persediaan barang dagang, penerimaan persediaan barang dagang, penyimpanan persediaan barang dagang, dan prosedur pengeluaran persediaan barang dagang adalah: a. Melakukan tanya jawab dengan pihak yang bertanggung jawab dalam perusahaan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun (ICQ). b. Selanjutnya, hal yang dilakukan adalah mengevaluasi jawaban dari ICQ tersebut. Berdasarkan hasil jawaban dari ICQ dapat diketahui apakah pengendalian intern perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Jika sebagian besar jawaban dari kuesioner tersebut adalah Ya itu berarti pengendalian intern perusahaan sudah cukup baik. Tetapi jika sebagian besar jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah Tidak maka diperlukan analisa lebih lanjut dengan cara mengumpulkan kelemahan-kelemahan pada pengendalian intern tersebut, kemudian menentukan apa sajakah pengaruh dari kelemahan-kelemahan pengendalian intern tersebut, selanjutnya menentukan kemungkinan terhadap adanya pengendalian intern pengganti yang dapat menggantikan pengendalian intern yang lemah tersebut, serta memberitahukan kelemahankelemahan pengendalian intern tersebut kepada pihak manajemen perusahaan. c. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan sementara dari jawaban yang diperoleh dari pengendalian intern yang sudah dievaluasi tersebut dan menentukan apakah pengendalian intern tersebut sudah efektif bagi perusahaan. Lemah atau kuatnya pengendalian intern akan menentukan apakah setiap kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan sudah berjalan efektif dan efisien. Untuk mengetahui kekuatan serta kelemahan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan, maka disajikan prosedur permintaan pembelian atau pengadaan persediaan barang dagang, prosedur penerimaan persediaan barang dagang, prosedur penyimpanan persediaan barang dagang, dan prosedur pengeluaran persediaan barang dagang PT. Samudra Mandiri Selatan berdasarkan tanya jawab yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Tabel 4.1 PT.Samudra Mandiri Selatan Internal Control Questionairres No. Pertanyaan Y T Keterangan 1. PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN FISIK Apakah persediaan dipisahkan antara barang yang rusak, tidak sesuai klasifikasi, dan slow moving dengan barang yang baik? Persediaan barang dagang sangat banyak Apakah persediaan terhindar dari: a. Pencurian b. Kerusakan c. Kebakaran dan banjir

5 2. Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara bagian gudang dengan: a. Bagian Penjualan? b. Bagian Pembelian? c. Bagian Akuntansi? d. Bagian Keuangan? e. Bagian Penagihan? Apakah ada batas tugas dan wewenang yang jelas dan tegas untuk masing-masing bagian tersebut? 3. Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga gudang atau orang tertentu lainnya? 4. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke gudang persediaan? 5. Apakah setiap pengeluaran barang dagang harus berdasarkan dokumen tertulis atau sejenisnya yang harus diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang? 6. Apakah setiap pengeluaran barang pembantu dari gudang harus berdasarkan bukti penjualan tertulis? 7. Apakah terdapat pos penjagaan yang mengawasi arus keluar barang dagang dengan efektif? 8. PEMBUKUAN PERSEDIAAN Apakah klien menggunakan perpetual inventory system dengan prosedur dan kebijakan: Barang dagang perusahaan berupa ikan yang sudah dibekukan yang jumlah dan jenisnya sangat banyak sehingga menggunakan perpetual inventory system dan dilakukan stock opname setiap akhir periode? 9. STOCK OPNAME Apakah yang mengawasi atau melakukan perhitungan dan menyusun ikhtisar hasil perhitungan terlepas dari penguasaan secara fisik atas barang dagang (kepala gudang, penjaga gudang, dan staff gudang)? 10. Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock opname? 11. Apakah hasil stock opname dicocokkan dengan perkiraan buku besar? 12. Apakah persediaan akhir dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya? 13. Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen untuk perbaikan atau pengambilan keputusan : a. Rencana kebutuhan? b. Slow moving items? c. Barang yang rusak? d. Barang yang tidak sesuai kualifikasi? 14. Apakah jumlah rata-rata persediaan cukup dapat diterima untuk jenis usaha dan besarnya perusahaan? Yang melakukan stock opname tidak terlepas dari penguasaan fisik atas barang dagang.

6 15. Apakah metode penilaian persediaan berdasarkan: Cost-FIFO? 16. Apakah semua kegiatan dalam gudang persediaan telah diotorisasi dengan semestinya oleh pihak yang berwenang? 17. Apakah semua dokumen pendukung bagian gudang diotorisasi dengan semestinya oleh pihak yang berwenang? 18. Apakah surat perintah jalan bernomor urut cetak? 19. Apakah perusahaan membuat surat perintah jalan pada setiap pengiriman barang? 20. Apakah pengiriman barang dilakukan dengan tepat waktu? 21. Apakah semua barang dikirim berdasarkan pesanan pelanggan? 22. Apakah persediaan barang dagang diasuransikan? 23. Apakah setiap barang persediaan yang dipesan dari impor maupun penangkapan selalu diperiksa dengan teliti? 24. Apakah formulir berikut bernomor urut cetak: a. Purchase requisition? b. Purchase order? c. Receiving report? d. Sales order? e. Sales invoice? 25. Apakah dilakukan pemeriksaan kembali sebelum melakukan pengiriman barang kepada pelanggan? Keterangan: Y= Ya T= Tidak Berdasarkan pada seluruh informasi yang telah dikumpulkan melalui kuesioner atau ICQ, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa pengendalian intern perusahaan terhadap fungsi persediaan barang dagang sudah cukup baik. Tetapi masih ditemukan beberapa masalah di bagian fungsi persediaan tersebut. Hal ini berarti masih terdapat kekurangan dalam pengendalian intern perusahaan yang mengakibatkan kegiatan pengelolaan persediaan barang dagang belum dilaksanakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Pengujian Terinci Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian terinci. Pada tahap ini hal selanjutnya yang dilakukan adalah menilai efektivitas pengendalian intern atas persediaan barang dagang berdasarkan pengujian ketaatan atau compliance test. Pengujian ketaatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa seluruh kegiatan terhadap persediaan barang dagang baik penjualan maupun pembelian barang dagang perusahaan telah mengikuti prosedur dan kebijakan perusahaan. Program pengujian terhadap aktivitas persediaan barang dagang perusahaan mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pengujian ketaatan atas persediaan barang dagang adalah untuk meyakini bahwa keseluruhan transaksi penjualan dan pembelian yang terjadi atas persediaan barang dagang telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Selain tujuan umum tersebut, terdapat beberapa tujuan khusus yaitu untuk meyakini bahwa seluruh transaksi yang terjadi atas penjualan dan pembelian persediaan barang dagang telah mengikuti prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan dan meyakini bahwa pengendalian intern atas prosedur penjualan dan pembelian persediaan barang dagang telah dilaksanakan dengan baik, untuk mendapat keyakinan bahwa seluruh transaksi pembelian persediaan barang dagang yang dilakukan telah disertai bukti dan dokumen yang lengkap serta sudah diotorisasi oleh pihak yang berwenang, serta untuk meyakini bahwa seluruh transaksi penjualan dan pembelian persediaan barang dagang telah dicatat secara lengkap, akurat, dan tepat.

7 Dalam melaksanakan compliance test, dibuat suatu program pemeriksaan yang berupa prosedur pengujian ketaatan atas penjualan dan pembelian, serta kertas kerja. Compliance test ini akan dilakukan terhadap pembelian dan penjualan barang dagang. Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan kelengkapan bukti pendukung, otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang, kebenaran posting ke buku besar, kebenaran perhitungan matematis, dan kebenaran nomor perkiraan yang didebit atau dikredit. Program pengujian terhadap aktivitas pengadaan atau pembelian persediaan barang dagang perusahaan mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pengujian ketaatan atas pembelian persediaan barang dagang adalah untuk meyakini bahwa keseluruhan transaksi yang terjadi atas pembelian persediaan barang dagang telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Selain tujuan umum tersebut, terdapat beberapa tujuan khusus yaitu untuk meyakini bahwa seluruh transaksi yang terjadi atas pembelian persediaan barang dagang telah mengikuti prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan dan meyakini bahwa pengendalian intern atas prosedur pembelian persediaan telah dilaksanakan dengan baik, untuk mendapat keyakinan bahwa seluruh transaksi pembelian persediaan barang dagang yang dilakukan telah disertai bukti dan dokumen yang lengkap serta sudah diotorisasi oleh pihak yang berwenang, serta untuk meyakini bahwa seluruh transaksi pembelian persediaan barang dagang telah dicatat secara lengkap, akurat, dan tepat. Selanjutnya pada tahap ini pula dilakukan prosedur analitis atau analytical review yang dilakukan dengan cara membandingkan satu data dengan data yang lain dalam dua tahun periode yang berbeda dengan perkiraan yang sama. Dalam hal ini yang akan dibandingkan adalah rasio tahun 2010 dan Perbandingan penjualan bersih tahun 2010 dan 2011 Penjualan bersih tahun 2010 = Rp Penjualan bersih tahun 2011 = Rp Penurunan` = Rp Persentase penurunan = Rp Rp = 12.08% Penurunan penjualan tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 cukup signifikan sebesar 12.08% yang berarti penjualan tahun 2011 tidak stabil seperti tahun sebelumnya. 2. Pembelian kredit tahun 2010 = Rp Pembelian kredit tahun 2011 = Rp Pembelian kredit barang dagang tahun 2011 lebih besar daripada pembelian kredit tahun 2010 dikarenakan persediaan barang dagang akhir tahun 2010 dianggap tidak mencukupi sehingga perusahaan menambah pembelian persediaan barang dagangnya untuk menghindari ketidaktersediaan barang dagang saat pelanggan melakukan permintaan pemesanan. 3. Perhitungan rasio perputaran pesediaan Perputaran persediaan tahun 2010 = Rp Rp = 1.74 X Perputaran persediaan tahun 2011 = Rp Rp = 1.44 X Walaupun perputaran persediaan di tahun 2010 lebih cepat, perputaran persediaan barang dagang di tahun 2011 dinilai sudah cukup efisien jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan penurunan perputaran persediaan barang dagang yang minim hanya sebesar 0.30 X dari 1.74 X menjadi 1.44 X dalam setiap periodenya. Perputaran persediaan sebesar 1.44 X tersebut menandakan bahwa penjualan barang dagang cukup baik dan tidak terjadi terlalu banyak penumpukan barang di gudang. Pengembangan Laporan Hasil Audit Tahap ini adalah tahap dibuatnya laporan hasil audit terhadap persediaan barang dagang perusahaan yang terdiri dari temuan-temuan audit. Laporan hasil audit ini digunakan sebagai alat untuk menyampaikan kelemahan dari pengendalian intern sekaligus temuan audit dalam perusahaan serta rekomendasi bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan secara lebih ekonomis, efektif, dan efisien. Berikut ini adalah beberapa temuan audit selama audit operasional atas fungsi persediaan pada PT.Samudra Mandiri Selatan: 1. Tempat penyimpanan persediaan barang dagang belum memadai.

8 Persediaan barang dagang perusahaan tidak dapat terhindar dari kerusakan, kebakaran, dan banjir. Pada umumnya tempat penyimpanan barang dagang seharusnya dapat menjaga dan menghindarkan barang dagang dari kerusakan, kebakaran, dan banjir. Hal ini terjadi karena jumlah persediaan perusahaan sangat banyak dan berupa ikan yang mudah rusak jika berada disuhu lembab dan panas, serta gudang tempat penyimpanan berada di lokasi padat pergudangan yang rentan terhadap kebakaran, banjir, dan resiko lainnya yang tidak dapat dicegah. Oleh sebab itu jumlah persediaan selalu menyusut dan bau menyengat yang tidak enak akan tertular pada ikan lainnya yang kualitasnya masih baik. Untuk itu perusahaan sebaiknya menjaga suhu coldstorage agar selalu stabil, memasang alat pemadam kebakaran di setiap titik-titik tertentu pada gudang perusahaan yang dapat membantu memadamkan api apabila terjadi kebakaran, dan meninggikan posisi gudang penyimpanan dari posisi semula agar dapat mencegah terjadinya banjir. 2. Belum adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam hal perhitungan stock opname. Pengawasan, perhitungan stock opname, dan penyusunan ikhtisar hasil perhitungan stock opname tidak terlepas dari penguasaan secara fisik atas barang dagang (kepala gudang, penjaga gudang, dan staff gudang). Seharusnya ada pemisahan fungsi dan penguasaan antara karyawan yang mengawasi perhitungan stock opname, yang melakukan stock opname, dan juga yang menyusun ikhtisar hasil perhitungan stock opname dengan karyawan yang memiliki penguasaan secara fisik atas barang dagang (kepala gudang, penjaga gudang, dan staff gudang). Hal ini dapat terjadi karena perusahaan menganggap karyawan yang memiliki penguasaan secara fisik atas barang daganglah yang mengerti tata letak dan kondisi persediaan barang sehingga saat melakukan stock opname perusahaan tidak memberikan tugas itu kepada karyawan lain. Akibatnya bisa terjadi kehilangan barang persediaan terlebih barang persediaan yang berukuran kecil dan juga hasil stock opname atas persediaan barang dagang yang tidak akurat atau terjadi manipulasi jumlah antara hasil laporan stock opname dengan kondisi persediaan barang yang sebenarnya di gudang. Untuk itu sebaiknya perusahaan mulai melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas dalam hal perhitungan stock opname, harus ada pemisahan fungsi antara kepala gudang, penjaga gudang, staff gudang dengan karyawan yang bertugas melakukan perhitungan stock opname. 3. Kurangnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dalam pelaksanaan stock opname. Tidak adanya instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan tidak ada penjelasan kepada pelaksana stock opname. Setiap perusahaan hendaknya membuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname ada dan dijelaskan kepada pelaksana stock opname. Perusahaan menganggap stock opname adalah hal yang rutin harus dilakukan bagian gudang setiap periode tertentu yang telah ditetapkan perusahaan sehingga tidak perlu dibuat lagi instruksi tertulis untuk melaksanakan stock opname, demikian juga halnya dengan penjelasan kepada pelaksana stock opname. Maka dari itu, stock opname yang dilakukan terhadap persediaan barang terkadang tidak sesuai dengan aturan yang seharusnya dan pelaksana stock opname tidak selalu tepat waktu untuk mengadakan stock opname pada periode yang ditentukan perusahaan. Sehingga jumlah persediaan tidak menggambarkan kondisi persediaan yang sebenarnya di gudang. Perusahaan sebaiknya membuat instruksi secara tertulis untuk setiap pelaksanaan stock opname dan menjelaskan kepada pelaksana stock opname tentang hal apa saja yang perlu dilakukan dan dilaporkan kepada pihak manajemen. 4. Tidak ada konsistensi dari perusahaan dalam menilai persediaan akhir barang dagang. Persediaan akhir tidak dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Perusahaan terkadang mencatat nilai persediaan awal pada periode tahun berjalan tidak sesuai dengan pencatatan nilai persediaan akhir tahun sebelumnya. Pada umumnya persediaan akhir biasanya dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya oleh perusahaan, dimana nilai persediaan akhir tahun sebelumnya menjadi nilai persediaan awal tahun berikutnya. Hal ini terjadi karena perusahaan menganggap kebutuhan permintaan atas barang dagang berbeda setiap tahunnya dan juga kapasitas penangkapan yang dilakukan kapal selalu berbeda hasilnya setiap tahun tergantung bagaimana kondisi cuaca dan laut saat itu. Akibatnya perputaran persediaan cenderung tidak konsisten setiap tahunnya dan beberapa jenis persediaan barang dagang mengalami slow moving. Untuk itu perusahaan sebaiknya harus mulai menerapkan aturan dan konsistensi dalam menilai persediaan akhirnya, setiap akhir periode perusahaan harus menilai persediaan akhir secara konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.

9 5. Komunikasi yang kurang dalam hal pelaporan barang yang tidak sesuai dengan kualifikasi kepada pihak manajemen. Apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi tidak segera dilaporkan kepada manajemen. Padahal seharusnya barang yang tidak sesuai kualifikasi harus segera dilaporkan kepada manajemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan lokasi antara kantor pusat manajemen dan lokasi gudang tempat penyimpanan barang dagang sehingga perusahaan menganggap pelaporan setiap barang yang tidak sesuai kualifikasi adalah hal yang tidak efisien karena barang yang tidak memenuhi kualifikasi sudah langsung dipisahkan oleh bagian gudang yang bertugas sebagai SQC (Staff Quality Control). Akibatnya manajemen tidak mengetahui adanya barang yang tidak sesuai kualifikasi dan tidak dapat mengambil keputusan yang tepat atas barang tersebut sehingga terjadi adanya penumpukan barang yang tidak memenuhi standar kualifikasi. Perusahaan sebaiknya menerapkan aturan agar bagian gudang harus melaporkan kepada pihak manajemen apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi, dan memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang melanggar aturan tersebut. 6. Tidak adanya asuransi untuk persediaan barang dagang perusahaan yang jumlahnya sangat besar. Persediaan barang dagang milik perusahaan tidak diasuransikan. Perusahaan seharusnya mengasuransikan persediaan barang dagang dalam jumlan besar dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup. Hal ini terjadi karena perusahaan merasa tidak perlu mengasuransikan persediaan barang dagangnya karena perusahaan yakin gudang tempat penyimpanan sudah cukup aman dan memadai. Akibatnya apabila terjadi bencana yang tidak terduga, perusahaan kemungkinan akan mengalami kerugian yang cukup besar dari kehilangan persediaan yang tidak diasuransikan. Maka dari itu perusahaan sebaiknya mengasuransikan persediaan barang dagang yang dimilikinya dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan PT. Samudra Mandiri Selatan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan perikanan basah baik secara lokal, ekspor maupun impor. Untuk menilai ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi PT. Samudra Mandiri Selatan, maka dilakukan audit operasional atas persediaan barang dagang perusahaan. Selain menilai hal tersebut, audit operasional juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Samudra Mandiri Selatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap PT.Samudra Mandiri Selatan, diketahui kebijakan dan prosedur perusahaan terhadap persediaan sudah cukup baik, hanya terdapat beberapa kelemahan yang dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Pelaksanaan kebijakan dan prosedur juga telah dilakukan dengan cukup baik oleh karyawan perusahaan tersebut. Kemudian dari hasil evaluasi terhadap ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi pengendalian intern perusahaan atas persediaan pada PT. Samudra Mandiri Selatan ditemukan kekuatan dan kelemahan pada bagian tersebut. Kekuatan pengendalian intern perusahaan antara lain adalah dokumen yang berhubungan dengan persediaan bernomor urut cetak, adanya petugas yang mengawasi gudang tempat penyimpanan persediaan, semua kegiatan dalam gudang persediaan telah diotorisasi dengan semestinya oleh pihak perusahaan yang berwenang, dan prosedur yang ditetapkan perusahaan terhadap segala transaksi dan kegiatan yang berhubungan dengan persediaan telah dilaksanakan dengan baik. Sedangkan kelemahan pengendalian intern perusahaan antara lain adalah persediaan barang dagang hanya terhindar dari pencurian saja, tetapi tidak dapat terhindar dari kerusakan, kebakaran, dan banjir, tidak adanya pemisahan fungsi antara bagian gudang dengan bagian yang melakukan stock opname, tidak dibuatnya instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan tidak ada penjelasan kepada pelaksana stock opname, persediaan akhir tidak dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya, dan persediaan barang dagang perusahaan tidak diasuransikan. Berdasarkan audit operasional pada PT.Samudra

10 Mandiri Selatan dapat disimpulkan bahwa kebijakan dan prosedur atas fungsi persediaan barang dagang perusahaan sudah dijalankan cukup ekonomis, efektif, dan efisien tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang sebaiknya diperbaiki. Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil audit operasional pada PT.Samudra Mandiri Selatan, masih terdapat beberapa kelemahan atas fungsi persediaan yang dimiliki perusahaan, maka diberikan saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi operasional perusahaan. Saran yang diberikan bagi perusahaan mengenai tempat penyimpanan adalah perusahaan sebaiknya selalu menjaga suhu coldstorage agar selalu stabil, memasang alat pemadam kebakaran di setiap titik-titik tertentu pada gudang perusahaan yang dapat membantu memadamkan api apabila terjadi kebakaran, dan meninggikan posisi gudang penyimpanan dari posisi semula agar dapat mencegah terjadinya banjir. Kemudian perusahaan harus melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas dalam hal perhitungan stock opname, harus ada pemisahan fungsi antara kepala gudang, penjaga gudang, staff gudang dengan karyawan yang bertugas melakukan perhitungan stock opname. Selanjutnya dalam hal komunikasi yang baik antara pihak manajemen dan bawahannya, perusahaan sebaiknya membuat instruksi secara tertulis untuk setiap pelaksanaan stock opname dan menjelaskan kepada pelaksana stock opname tentang hal apa saja yang perlu dilakukan dan dilaporkan kepada pihak manajemen. Perusahaan juga sebaiknya konsisten dalam menilai persediaan akhirnya, pada setiap akhir periode perusahaan harus menilai persediaan akhir secara konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal kedisiplinan para karyawan, khususnya bagian gudang, perusahaan sebaiknya menerapkan aturan agar bagian gudang harus melaporkan kepada pihak manajemen apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi, dan memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang melanggar aturan tersebut. Kemudian juga perusahaan sebaiknya mengasuransikan persediaan barang dagang yang dimiliki dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup karena persediaan merupakan aset utama bagi perusahaan dagang. REFERENSI Agoes,S. (2008). Auditing: Pemeriksaan akuntan oleh kantor akuntan publik jilid I (edisi 3). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agoes,S. (2008). Auditing: Pemeriksaan akuntan oleh kantor akuntan publik jilid II (edisi 3). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Anisah. (2009). Audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan pada PT.Prima Jaya Pantes Garmen. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Arens, Alvin, A., Loebbecke, & James, K. Alih bahasa oleh Jusuf, A.A. (2006). Auditing pendekatan terpadu (edisi 5). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Boynton, W.C., Johnson, R.N., & Kell,W.G. Alih bahasa oleh Rajoe,P.A., Gania,G.,& Budi, I.S. (2003). Modern auditing jilid 1 (edisi 7). Jakarta: Penerbit Erlangga. Boynton,W.C., Johnson, R.N., & Kell,W.G. Alih bahasa oleh Rajoe,P.A., Gania,G.,& Budi, I.S. (2003). Modern auditing jilid 2 (edisi 7). Jakarta: Penerbit Erlangga. Gondodiyoto, S. (2007). Audit sistem informasi+ pendekatan CobIT. Jakarta : Mitra Wacana Media. Hall, J.A., Singleton, & Tommie. (2005). Information technology auditing and assurance (second edition). Ohio: Thomson South-Western. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Standar profesional akuntan publik per 1 Januari Jakarta: Salemba Empat. Indrajit, R.E. & Djokopranoto. (2003). Manajemen persediaan. Jakarta: Grasindo.

11 Mulyadi. (2003). Sistem akuntansi buku 1 (edisi 3). Yogyakarta: Salemba Empat. Reider, R. (2002). Operational review:maximum results at efficient costs (third edition). New Jersey:John Wiley & Sons Inc. Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta. Tunggal, A.W. (2008). Dasar-dasar audit operasional (edisi revisi). Jakarta: Harvarindo. Warren, C.S. (2005). Accounting (21e edition). Ohio: Thomson South-Western. RIWAYAT PENULIS Cathrine Aprillia lahir di kota Bogor pada 23 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Akuntansi dan Keuangan pada tahun Penulis aktif di organisasi basket sebagai pemain sekaligus bendahara.

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit L1 Lampiran 1 LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN Jakarta, 15 Juni 2012 Kepada Yth. Direktur PT.Samudra Mandiri Selatan di tempat Dengan hormat, Sesuai dengan program kerja internal audit,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENUNJANG EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA PT. MJPF FARMA INDONESIA

AUDIT MANAJEMEN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENUNJANG EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA PT. MJPF FARMA INDONESIA AUDIT MANAJEMEN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENUNJANG EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA PT. MJPF FARMA INDONESIA RIRIN Benteng Makasar I No. 48 Tangerang, 08978111061,

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUMI MAESTROAYU Susanti Jln. Kepa Duri Mas no.413c 08176739949 uchanz_13@yahoo.com Dosen Pembimbing Sudarmo, Drs., MM ABSTRAK Penjualan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Pertanyaan Responden Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 Ya Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. proses audit, persiapan dan perencanaan audit harus dibuat terlebih dahulu dengan

BAB 4 PEMBAHASAN. proses audit, persiapan dan perencanaan audit harus dibuat terlebih dahulu dengan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Survei Pendahuluan Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh auditor sebelum menjalankan proses audit, persiapan dan perencanaan audit harus dibuat terlebih dahulu dengan harapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. SATYA GALANG KEMIKA Adeline adeline.hermawan@gmail.com Pembimbing Almatius Setya Marsudi, SE., Ak., M.Si ABSTRAK Persaingan usaha yang semakin ketat dan

Lebih terperinci

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN 69 Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN (Studi kasus pada perusahaan distributor PT. Bio Eco Lestari) Pilihlah Jawaban Anda dengan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA DIMAS RADITO SURYO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email : radito.dimas@gmail.com Dosen

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada siklus pembelian di bagian supermarket Asia Toserba terkait hubungan aktivitas pengendalian dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.4. Kesimpulan Kegiatan penelitian ini dimulai dengan menentukan critical problem dan tujuan pemeriksaan pada planning phase (tahap perencanaan). Selanjutnya peneliti menyusun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG ELITA Perum BTN Buni Asih Jalan Delima B4 No.30 Cikarang, 085921680176, lita_niez@rocketmail.com Gatot

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

TABULASI. Pertanyaan TOTAL

TABULASI. Pertanyaan TOTAL TABULASI Pertanyaan Responden Nilai 4 5 6 7 8 9 0 Ya Tidak 0 0 0 0 0 0 4 0 0 8 5 0 0 6 0 0 7 0 0 0 7 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam BAB I PEMBAHASAN I.1 Survey Pendahuluan PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini:

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan barang jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di PT.MS dan didukung dengan landasan teori ada, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pemeriksaan operasional dilakukan pada PT Uap Air terkait dengan pengelolaan persediaan untuk menemukan masalah dan mencari peluang untuk melakukan perbaikan. Tahap dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemeriksaan operasional dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi aktivitas bisnis suatu perusahaan dari sudut efektivitas dan efisiensi. Pada penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas pengendalian persediaan bahan baku pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis

BAB II LANDASAN TEORI. diterjemahkan oleh Nuri, H (2005:16) yaitu Auditing adalah suatu proses sistematis BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai audit. Salah satunya menurut William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK Retno Martanti Endah L Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang efektif

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN BAB 5 SIMPULAN dan SARAN 5.1 Simpulan 1. Pengendalian internal yang diterapkan pada perusahaan CV. Rafika masih kurang efektif, hal ini terlihat dengan sistem dan prosedur penjualan kredit. 2. Tidak adanya

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan audit kecurangan diperlukan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas penjualan di PT KKM maka peneliti dapat menyimpulkan : 1. Kebijakan dan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam dunia usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metodemetode, dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal yang telah dilakukan atas PT. T maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam perusahaan perlu dilakukan suatu pengelolaan yang memadai terhadap segala kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai risiko-risiko yang dapat terjadi di siklus penjualan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kegiatan usaha dan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 75 96 EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN Oleh Iriyadi Dosen Pada Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT VALINDO GLOBAL

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT VALINDO GLOBAL AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT VALINDO GLOBAL Rodo Wido, Ahmad Adri, Drs., Ak., MBA ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan dan prosedur pengendalian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengendalian internal siklus pembelian dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

Peran Audit Operasional Atas Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus PT. Kurnia Tirta Sembada Cab. Kota Bogor) Oleh: Yudiana dan Sri Rahayu

Peran Audit Operasional Atas Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus PT. Kurnia Tirta Sembada Cab. Kota Bogor) Oleh: Yudiana dan Sri Rahayu Peran Audit Operasional Atas Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus PT. Kurnia Tirta Sembada Cab. Kota Bogor) Oleh: Yudiana dan Sri Rahayu Abstrak Tujuan audit operasional dituntut untuk membantu manajemen

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Hotel

Kata Kunci : Audit Manajemen, Pelayanan Jasa, dan Hotel AUDIT MANAJEMEN ATAS PELAYANAN JASA PADA BLUE SKY PANDURATA BOUTIQUE HOTEL JESISCA NATALIA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email: jesisca.natalia@gmail.com

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS SIKLUS PENJUALAN TIKET PESAWAT ONLINE (STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA, Tbk.)

AUDIT OPERASIONAL ATAS SIKLUS PENJUALAN TIKET PESAWAT ONLINE (STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA, Tbk.) AUDIT OPERASIONAL ATAS SIKLUS PENJUALAN TIKET PESAWAT ONLINE (STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA, Tbk.) SALSALI HELENA Universitas Bina Nusantara Jalan Rawa Belong Raya No.8, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring terjadi pembangunan di setiap sektor kehidupan dan perdagangan bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi informasi

Lebih terperinci

KUESIONER EFEKTIFITAS ATAS PENJUALAN VARIABEL DEPENDEN

KUESIONER EFEKTIFITAS ATAS PENJUALAN VARIABEL DEPENDEN LAMPIRAN KUESIONER EFEKTIFITAS ATAS PENJUALAN VARIABEL DEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S RR TS STS. Pemrosesan Order Penjualan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan diterima melalui telepon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula perusahaan lokal yang harus gulung tikar karena sudah tidak mampu lagi untuk beroperasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Peneliti melakukan pemeriksaan operasional pada CV. PSA selama dua bulan yaitu periode 1 September 2016 hingga 31 Oktober 2016. Pemeriksaan operasional dilakukan

Lebih terperinci

AUDIT PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK. Sri Murti Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri ABSTRAK

AUDIT PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK. Sri Murti Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri ABSTRAK AUDIT PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK Sri Murti Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri ABSTRAK PT. Wonojati Wijoyo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1. Pengertian Audit Untuk memahami lebih jauh mengenai audit operasional, ada baiknya terlebih dahulu memahami apa itu audit. Dalam menguraikan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. HARRISMA AGUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. HARRISMA AGUNG 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. HARRISMA AGUNG BANDUNG serta pembahasan yang berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional merupakan audit atas operasi yang BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional menurut para ahli. Menurut Tunggal, A.W. (2008), Audit operasional

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY)

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) RENDY IRAWAN Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans)

1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) WAWANCARA PIMPINAN PERUSAHAAN 1. Bergerak di bidang apakah Triple Jeans, Surabaya? Triple Jeans adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garment (jeans) 2. Bagaimana sejarah singkat dari Triple

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan evaluasi dari sistem dan prosedur penjualan perusahaan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: a. Dengan memberi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan suku cadang PT KIA Mobil Indonesia Cabang Sunter sebagai berikut: bagaimana Sistem Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. WILLINDO SUKSES ABADI

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. WILLINDO SUKSES ABADI AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. WILLINDO SUKSES ABADI Fifimayasari Ahmad Adri, Drs., Ak., MBA, Jl.Komplek Sandang No.A5/A, 0819 100 333 99, xhie_fhy@ymail.com ABSTRAK Audit Operasional

Lebih terperinci

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014 1 ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PERENCANAAN PROYEK DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS ANGGARAN BIAYA PROYEK (Studi PT. Bangun Cahaya Gemilang Batam) DEWI KURNIASIH 070420103072 Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk 41 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk PT. Indorama Synthetics Tbk merupakan perusahaan manufaktur sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, dimana ruang

Lebih terperinci

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste AUDIT OPERASIONAL TERHADAPA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TRIA DIPA MEDIKA Ridwan Zulpi Agha 1405010667 Rz.agha@student.gunadarma.ac.id Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT Dharma Sakorindo Perkasa serta pembahasan hasil penelitian dalam bab 4, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Gudang Badjoe M26, maka dapat ditarik kesimpulan berikut ini : a. Prosedur pada siklus pembelian

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci