BAB III DATA PT BPRWS. PT BPRWS didirikan berdasarkan akta notaris No. 12 pada tanggal 6 Juni 1994,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA PT BPRWS. PT BPRWS didirikan berdasarkan akta notaris No. 12 pada tanggal 6 Juni 1994,"

Transkripsi

1 BAB III DATA PT BPRWS III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT BPRWS didirikan berdasarkan akta notaris No. 12 pada tanggal 6 Juni 1994, yang dibuat dihadapan notaris Ny. Sri Endah Sundari, S.H. yang berasal dari kantor notaris atau PPAT Tahir Kamli, S.H. Beralamat di Jl. Ciputat Raya 585, Ciputat Berdasarkan akta tersebut kemudian disahkan melalui Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.KEP-041/KM.17/1995 tentang Pemberian Izin Usaha PT BPRWS. Dalam akta tersebut dicantumkan bahwa perusahaan didirikan dengan modal dasar sebesar Rp PT BPRWS adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan yang meliputi tabungan, kredit (kredit umum dan kredit profesi), serta deposito. Namun yang membedakannya dengan bank lain adalah bahwa PT BPRWS tidak melaksanakan jasa giro dan money changer. Sesuai dengan fungsinya sebagai bank, maka PT BPRWS memberikan (menyalurkan) kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Pemberian kredit ini sebagai usaha bank untuk dapat memperoleh pendapatan dari usahanya. Disamping itu, pemberian kredit ini tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) agar kolektabilitas kredit menjadi sehat. Namun yang dimaksud dengan kredit itu sendiri adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu berikut jumlah bunga. 36

2 Fasilitas kredit yang diberikan PT BPRWS terdiri dari fasilitas kredit umum, kredit profesi, kredit modal kerja, dan kredit investasi. Kredit umum yaitu salah satu produk kredit PT BPRWS dalam upaya membantu meningkatkan usaha para pengusaha melalui penyediaan fasilitas kredit modal kerja dengan sistem pembayaran angsuran bulanan. Kredit profesi adalah sub kredit yang merupakan salah satu produk kredit yang khusus disediakan bagi karyawan swasta, dan pegawai negeri yang mempunyai penghasilan tetap (gaji) tiap bulannya. Kredit modal kerja yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada debitur untuk membiayai keperluan modal kerja usahanya. Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna merehabilitasi, memodernisasi, mengekspansi, dan merelokasi proyek atau mendirikan usaha baru. PT BPRWS memiliki visi untuk menjadi salah satu bank terkemuka yang memiliki kredibilitas yang baik. Sedangkan misinya sendiri adalah sesuai dengan namanya yaitu Bank Perkreditan Rakyat diharapkan dapat membantu dan memudahkan masyarakat dalam penyediaan dana atau pemberian kredit untuk meningkatkan usaha para pengusaha baik kecil maupun menengah. III.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya struktur organisasi yang baik maka fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik pula sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Selain itu juga dapat diciptakan situasi kerja yang harmonis diantara pimpinan dan bawahan sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja. Struktur organisasi berbeda-beda pada setiap perusahaan, tergantung pada jenis usaha perusahaan, area pemasaran produk, jumlah 37

3 karyawan dan sebagainya. Bentuk organisasi perusahaan harus dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan sebab struktur organisasi sangat berpengaruh bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Struktur Organisasi yang dibuat oleh PT BPRWS adalah organisasi lini dan staf, dimana dalam struktur organisasi ini terlihat garis wewenang perusahaan langsung dari pimpinan ke bawahan. Bentuk organisasi ini digunakan untuk perusahaan besar, daerah kerjanya luas, jumlah karyawannya banyak, dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Namun pada kenyataannya, struktur organisasi yang dilaksanakan pada perusahaan itu bersifat terbuka dimana komunikasi antara pimpinan dan bawahan tidak diikat oleh peraturan-peraturan jabatan yang berlaku. Struktur organisasi PT BPRWS telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diterbitkan dalam Surat Keputusan Direksi No.032/BPR-WST/III/2005. Dengan pertimbangan bahwa dalam rangka ketertiban organisasi dan kelancaran mekanisme kerja dalam perusahaan, struktur organisasi yang berlaku harus disempurnakan agar dapat merespons seluruh tugas dan tanggung jawab masing-masing personil yang ada pada perusahaan. Untuk itu perlu dibuatkan struktur organisasi PT BPRWS yang baru. Serta mengingat Anggaran Dasar Perseroan No.75 tanggal 31 Mei 2000 yang dibuat oleh Notaris Tahir Kamili, S.H. mengenai Peraturan Perusahaan dan Pola Kepegawaian PT BPRWS dan SK Dir. No.036/BPR-WST/III/2004 tanggal 8 Maret 2004 tentang Struktur Organisasi PT BPRWS. Dengan adanya pertimbangan tersebut, maka dalam surat keputusan direksi salah satunya memutuskan bahwa bagan struktur organisasi PT BPRWS yang baru dilengkapi dengan susunan personalia serta job description dari masing-masing karyawan. 38

4 Gambar 3.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT BPRWS R U P S DEWAN KOMISARIS KOMITE KREDIT DEWAN DIREKSI KASI KREDIT KASI ADM.KREDIT KASI OPERASIONAL ANALISA KREDIT ADM. KREDIT UMUM ADM. KREDIT PROFESI DANA STAFF PENGAWASAN KREDIT STAFF STAFF ACCOUNTING TELLER STAFF STAFF PENYELESAIAN KRD. BERMASALAH UMUM & PERSONALIA STAFF Sumber : Profil PT BPRWS Tahun

5 III.3 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai badan pengawas tertinggi adalah dewan komisaris yang terbentuk dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan ini berfungsi mengawasi pekerjaan komisaris dan memberikan nasihat-nasihat sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya dalam mencapai tujuan organisasi. Uraian tugas dan tanggung jawab (job description) PT BPRWS adalah sebagai berikut: 1. Dewan komisaris. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Dewan komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan PT BPRWS yang dilakukan oleh direksi. b. Dalam hal ini seluruh direksi tidak ada untuk sementara waktu, maka dewan komisaris wajib mengurus PT BPRWS. c. Dalam hal ini hanya ada anggota komisaris, maka semua wewenang bagi komisaris utama atau para komisaris, juga berlaku baginya. d. Bila dianggap perlu, seorang atau lebih anggota dewan komisaris, dapat meminta mengadakan rapat. e. Dewan komisaris, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu kerja berhak meminta atau menerima buku-buku, surat-surat, bukti-bukti dan mencocokkan keadaan uang kas serta dapat mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi. f. Menyetujui rencana penghimpunan dana dan pemberian kredit tahunan, termasuk rencana pemberian kredit kepada pihak yang terkait dengan PT BPRWS dan 40

6 debitur besar tertentu yang tertuang dalam rencana kerja yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia. g. Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit. h. Meminta penjelasan dan atau pertanggungjawaban direksi, juga meminta langkahlangkah perbaikan bilamana pelaksanaan pemberian kredit menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. i. Menyetujui kebijakan perkreditan, yang disusun berdasarkan lampiran SK Direksi Bank Indonesia No.27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 atau SK yang masih berlaku. j. Meminta penjelasan dan atau pertanggungjawaban direksi bilamana terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan perkreditan sesuai SK Bank Indonesia di atas. k. Meminta penjelasan dan atau pertanggungjawaban direksi mengenai perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan, termasuk kredit yang diberikan kepada pihak terkait dengan PT BPRWS dan debitur besar tertentu. 2. Direksi Mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas dalam mencapai maksud dan tujuan untuk kepentingan PT BPRWS. b. Wajib menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar PT BPRWS. 41

7 c. Mengadakan rapat setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh seseorang atau lebih anggota direksi atau atas permintaan tertulis dari seseorang atau lebih anggota dewan komisaris. d. Menyusun dan bertanggung jawab atas rencana penghimpun dana, baik melalui tabungan maupun deposito berjangka dan perkreditan yang tertuang dalam rencana kerja yang disampaikan kepada Bank Indonesia serta memastikan bahwa telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. e. Bertanggung jawab atas kebijakan penghimpunan dana dan perkreditan, khusus mengenai kebijakan perkreditan sekurang-kurangnya mencantumkan masukan dari Komite Kredit (KK) terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehatihatian perkreditan. f. Memastikan bahwa kebijakan komite kredit telah ditetapkan serta dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah-langkah hasil evaluasi dan saransaran yang disampakan Komite Kredit (KK). h. Menentukan langkah-langkah perbaikan atau berbagai penyimpangan dalam kebijakan penghimpunan dana dan perkreditan yang telah ditentukan. i. Memastikan bahwa ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku telah dijalankan dengan baik. j. Menetapkan anggota Komite Kredit (KK). k. Melaporkan secara berkala dan tertulis kepada dewan komisaris, disertai langkahlangkah perbaikan yang telah, sedang dan akan dilakukan, mengenai: Perkembangan dan jumlah dana yang dapat dihimpun dari tabungan dan deposito berjangka serta sumber-sumber dana lainnya. 42

8 Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan. Perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dan debitur tertentu. Kredit dalam pengawasan khusus dan kredit bermasalah. Penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan perkreditan. Temuan-temuan penting dalam perkreditan yang dilaporkan oleh pengawasan intern. Pelaksanaan dari rencana perkreditan sebagaimana tertuang dalam rencana kerja yang disampiakan kepada Bank Indonesia. Penyimpangan atau pelanggaran ketentuan di bidang perkreditan. 3. Komite Kredit (KK) Mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Membantu direksi mengevaluasi dan memberikan rekomendasi atas permohonan kredit yang akan disetujui setelah seluruh proses dan syarat-syarat kredit dipenuhi. b. Keanggotaan Komite Kredit (KK) ditetapkan oleh direksi, terdiri dari direksi, Kasi. kredit, staf bagian kredit dan A/O (Account Officer) Penguji usulan pada waktu Komite Kredit bersidang. 4. Kasi. kredit Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan kredit pada unit analisa kredit, pengawasan kredit, serta penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. 43

9 Mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Bertanggung jawab kepada direksi atas seluruh hasil pekerjaan bawahannya yang meliputi bidang tugas analisa kredit, pengawasan kredit, serta penyelesaian kredit bermasalah. b. Mengkoordinir, membina, mengarahkan, serta mengawasi bawahannya apakah tugas-tugas masing-masing personil pada masing-masing unit sudah sesuai dengan yang digariskan oleh manajemen maupun peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. c. Menggantikan tugas-tugas staf yang menjadi bawahannya jika staf yang bersangkutan berhalangan hadir atau cuti. d. Melaksanakan proses kredit melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah solisitasi, analisa kredit, keputusan kredit, administrasi pengikatan, dan realisasi kredit, monitoring kredit, pelunasan kredit, serta pengadministrasian dan penyelesaian kredit bermasalah. e. Mengkoordinir pembuatan atau penyampaian laporan kegiatan yang dilakukan unit analisa kredit, pengawasan kredit, dan penyelesaian kredit macet sebelum dilaporkan atau diajukan kepada Direksi f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen bank atau direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas atau fungsi urusan kredit. Kasi. kredit membawahi: a. Analisa kredit Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik kuantitatif maupun kualitatif untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidaknya dipertimbangkan suatu permohonan kredit. 44

10 Mempunyai tugas dan tanggung jawab: Memilih calon debitur-debitur yang telah disolisit oleh account officer atau calon debitur yang langsung datang ke bank dengan berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang umum terhadap pemberian kredit, yaitu 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy). Melakukan pemeriksaan atau peninjauan langsung atas kebenaran data atau informasi mengenai tempat tinggal dan tempat usaha calon debitur. Melaksanakan peninjauan (melihat) langsung jaminan yang akan diagunkan serta mengambil gambar (foto) atas barang jaminan dan lokasi usaha debitur dan melakukan perhitungan nilai wajar (taksasi) dari jaminan tersebut dan mencatatnya pada formulir hasil pemeriksaan jaminan. Melaksanakan bank cheecking yaitu mencari informasi diantara sesama PT BPR mengenai data-data debitur macet (daftar hitam) dan legal checking (pemeriksaan dari segi hukum), khususnya terhadap barang-barang yang diagunkan sebagai jaminan. Mencatat seluruh hasil pengumpulan data dan pemeriksaan yang dilakukan bank dalam laporan hasil pemeriksaan kredit yang sudah baku untuk menjadi dasar pengambilan keputusan dalam pemberian kredit. b. Pengawasan kredit Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam melakukan pengikatan kredit dan jaminan serta diwajibkan memperhatikan aspek yuridis dalam melakukan ikatan perjanjian kredit. 45

11 Mempunyai tugas dan tanggung jawab: Menyerahkan seluruh berkas surat-surat kelengkapan pencairan kredit beserta surat pengikatan kredit dan jaminan kepada manajer operasional untuk diperiksa kebenarannya. Meminta persetujuan direksi untuk dilakukan pencairan atas kredit yang telah diajukan oleh debitur. Menyerahkan kitir kredit, slip penerimaan asuransi jiwa, kartu angsuran, dan perhitungan besarnya uang kredit kepada bagian keuangan (kasir) untuk dapat dibayarkan serta menyerahkan kartu angsuran kredit kepada debitur. c. Penyelesaian kredit bermasalah Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam penanganan kolektabilitas, baik untuk kredit umum maupun kredit profesi yang terdiri dari 4 (empat) kriteria yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Memiliki tugas dan tanggung jawab: Menentukan kolektabilitas kredit bermasalah yang dimiliki debitur sesuai dengan jangka waktu tunggakannya. Membuat surat kuasa untuk memperpanjang, mencairkan, dan memblokir deposito atau tabungan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah debitur menunggak. Membuat surat teguran atau tagihan yang berisi besarnya angsuran serta bunga yang harus dibayar kepada debitur yang tidak atau telat melaksanakan kewajibannya. 46

12 Melaksanakan penyitaan jaminan apabila debitur tidak juga melaksanakan kewajibannya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Menindak lanjut dan menangani langsung informasi yang diterima dari bagian administrasi kredit atas wanprestasi yang dilakukan oleh nasabah terhadap kredit yang diajukan. 5. Kasi. administrasi kredit Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan administrasi kredit pada unit administrasi kredit umum dan administrasi kredit profesi sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Bertanggung jawab kepada direksi atas seluruh hasil pekerjaan bawahannya yang meliputi bidang tugas administrasi kredit umum dan administrasi kredit profesi. b. Mengkoordinir, membina, mengarahkan, serta mengawasi bawahannya apakah tugas-tugas masing-masing personil pada masing-masing unit sudah sesuai dengan yang digariskan oleh manajemen maupun peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. c. Menggantikan tugas-tugas staf yang menjadi bawahannya jika staf yang bersangkutan berhalangan hadir atau cuti. d. Meneliti dan melegalisir hasil-hasil kerja rutin bagian administrasi kredit sebelum diajukan pada tingkat direksi, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia. e. Turut bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan arsip-arsip file kredit atau dokumen perkreditan dan ditatausahakan dengan baik, rapi dan disimpan pada filing cabinet tahan api (fireproof). 47

13 f. Meneliti pencatatan permohonan kredit dalam buku register permohonan kredit sebelum diajukan kepada pejabat atau pimpinan bank untuk mendapat disposisi lebih lanjut mengenai permohonan kredit. g. Memberikan informasi kepada Kasi. kredit jika terjadi wanprestasi oleh nasabah terhadap kredit yang diajukan. h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen bank atau direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas atau fungsi urusan operasional. Kasi. administrasi kredit membawahi: Administrasi kredit umum dan administrasi kredit profesi Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengurusan kredit, baik kredit umum maupun kredit profesi yang diajukan oleh calon debitur sesuai dengan syarat-syarat pengajuan kredit. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: o Menyediakan formulir aplikasi permohonan kredit umum atau kredit profesi kepada calon debitur. o Memeriksa semua data-data (dokumen-dokumen) pendukung kredit umum atau kredit profesi, baik data intern bank maupun data ektern yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan calon debitur dan diteliti keabsahan dan keaslian serta kebenaran dokumen tersebut. o Mencatat permohonan kredit umum atau kredit profesi dalam buku register permohonan kredit. o Mempersiapkan administrasi pengikatan kredit umum atau kredit profesi yang akan diberikan kepada debitur. 48

14 o Membuat surat perjanjian pemberian kredit umum atau kredit profesi dan dibuat bernomor urut serta dicatat pada register tersendiri. 6. Kasi. operasional Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya kegiatan operasioanal pada unit teller, accounting, dana (tabungan, deposito, antar bank), dan personalia dan umum sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Bertanggung jawab kepada direksi atas seluruh hasil pekerjaan bawahannya yang meliputi bidang tugas accounting, deposito, tabungan dan keuangan (kasir), personalia dan umum. b. Mengkoordinir, membina, mengarahkan, serta mengawasi bawahannya apakah tugas-tugas masing-masing personil pada masing-masing unit sudah sesuai dengan yang digariskan oleh manajemen maupun peraturan dan ketentuan Bank Indonesia. c. Mengkoordinir petugas bagian pelayanan dengan usaha: Mengupayakan pelayanan yang optimal. Memberi advice atau penjelasan kepada nasabah maupun calaon nasabah mengenai produk dan jasa-jasa PT BPRWS. d. Memonitor semua kegiatan operasional dan menjamin lancarnya Flow Of Work dan Flow Of Document guna produktivitas personil dilingkungan urusan operasional. e. Menggantikan tugas-tugas staf yang menjadi bawahannya jika staf yang bersangkutan berhalangan hadir atau cuti. 49

15 f. Meneliti dan melegalisir hasil-hasil kerja rutin bagian operasional sebelum diajukan pada tingkat direksi, untuk disampaikan kepada Bank Indonesia. g. Mengkoordinir pembuatan neraca dan perhitungan rugi laba baik harian maupun bulanan dan bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan tersebut. h. Mengkoordinir pembuatan laporan likuidasi harian, sebagai laporan untuk manajemen. i. Mengkoordinir pembuatan dan penyampaian laporan ekstern lainnya, sesuai dengan instruksi manajemen. j. Membantu pelayanan pemeriksaan internal atau eksternal, audit petugas akuntan, pengawasan petugas pemeriksa dari Bank Indonesia. k. Memeriksa kebenaran dan menandatangani slip voucher pengeluaran dan penerimaan sebelum diajukan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan. l. Turut bertanggung jawab atas penyimpanan dan pemeliharaan arsip-arsip accounting dan arsip-arsip unit dibawah pimpinannya. m. Mengarahkan bawahannya agar selalu berusaha bersikap baik dan sopan dalam melayani nasabah dan tamu perusahaan khususnya dalam pelayanan customer service. n. Menghitung, membuat, dan melaporkan setoran pajak-pajak secara rutin yang menjadi kewajiban perseroan kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang tentang pajak yang berlaku seperti PPh pasal 25 (pajak badan), PPh Final ayat 4 (pajak penghasilan atas bunga tabungan dan deposito), PPh Pasal 21 (pajak penghasilan atas gaji atau upah), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), dan lainnya. o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen bank atau direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas atau fungsi urusan operasional. 50

16 Kasi. operasional membawahi: a. Dana Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab dalam pelayanan memberikan informasi dan administrasi kepada nasabah untuk urusan tabungan dan deposito maupun hal-hal lain yang menyangkut pelayanan informasi dan administrasi. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: Melaksanakan dan memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah dalam hal tabungan dan deposito, serta mengenal karakter nasabah terutama nasabahnasabah deposito. Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen maupun peraturan dari Bank Indonesia. Memberikan informasi serta melayani nasabah dalam urusan pembukuan, penghitungan bunga, pengambilan serta penutupan dari tabungan dan deposito untuk administrasi. Melakukan pencatatan didalam warkat atau slip-slip untuk penerimaan atau pengambilan lalu dibukukan kedalam buku besar atau kartu tabungan serta buku register. Melaksanakan pembuatan laporan untuk penerimaan dan pengambilan serta jumlah penabung dan deposito untuk keperluan manajemen. Bertanggung jawab penuh atas pencatatan untuk penerimaan dan penghitungan bunga serta pengambilan tabungan dan deposito. 51

17 Bertanggung jawab atas penyimpanan kartu-kartu buku besar, buku pembantu maupun dokumen-dokumen lain yang menyangkut kegiatan dari administrasi tabungan dan deposito. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan atau manajemen sepanjang dalam ruang lingkup urusan tabungan dan deposito. b. Accounting Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan pencatatan penerimaan serta pengeluaran uang dan pembuatan laporan keuangan, baik harian maupun bulanan. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: Mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas dari atau kepada para nasabah serta pengeluaran biaya-biaya operasional bank secara teratur. Melaksanakan kegiatan administrasi pembukuan serta membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi dan bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan tersebut. c. Teller Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan penerimaan dan pembayaran uang dari atau kepada para nasabah dan pengeluaran biaya-biaya operasional bank serta administrasi kas dan uang yang ada di bank sesuai ketentuan yang berlaku. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: Memberikan pelayanan kepada nasabah dalam hal menerima dan membayarkan uang atas nama PT BPRWS dan bertanggung jawab kepada manajemen atas 52

18 uang yang diterima dan atau dibayar, sehingga uang yang ada sesuai dengan bukti. Bukti atau voucher atas uang yang diterima atau dibayarkan kepada nasabah tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan pimpinan PT BPRWS dan kemudian dicatat dalam buku kas harian. Meneliti keaslian atau keutuhan uang yang diterima bank agar tidak terdapat uang palsu, sobek, atau rusak, sehingga uang tersebut dinyatakan oleh Bank Indonesia tidak berlaku atau layak edar. Melaksanakan kerja rutin antara lain: o Membuka vault atau brankas. o Menutup kembali vault atau brankas. o Menghitung uang tunai yang ada. o Memeriksa benda-benda berharga lainnya yang dipunyai teller, dan mencocokkannya dengan yang ada dicatatan. o Membuat jurnal bagian kas atau brankas. Menghitung dan mencocokkan fisik uang yang ada di PT BPRWS, baik uang yang keluar maupun uang yang diterima dengan saldo yang tercatat dalam buku kas harian setiap hari pada waktu tutup kas. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajemen yang menyangkut urusan operasional teller. d. Umum dan Personalia Sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas semua hal yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dalam hal ini karyawan yang bekerja 53

19 di PT BPRWS. Mempunyai tugas dan tanggung jawab: Memperhatikan kesejahteraan dan pembinaan pegawai. Mengadakan perencanaan personalia. Melaksanakan administrasi personalia sesuai dengan wewenang termasuk promosi karyawan. Membuat tes tanya jawab serta melakukan wawancara untuk calon karyawan baru. Mengadakan program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baik karyawan baru maupun karyawan lama. III.4 Kebijakan Akuntansi Pajak dan Perencanaan Pajak Perusahaan Dalam melaksanakan operasinya, PT BPRWS juga melakukan pembukuan untuk mencatat transaksi-transaksi usaha yang dilakukan. Dalam melakukan pembukuan, PT BPRWS berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan. Tetapi dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakan, ada beberapa kebijakan akuntansi PT BPRWS dalam melakukan pembukuan yang disesuaikan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Hal ini dilakukan agar perusahaan tidak melakukan banyak koreksi dalam laporan keuangan fiskal, antara lain: 1. Metode pembukuan Metode akuntansi yang digunakan oleh PT BPRWS dalam mencatat transaksitransaksi pendapatan provisi kredit, pembayaran premi kendaraan, dan incentive perolehan deposito menggunakan basis akrual (accrual basis). Dalam metode ini PT 54

20 BPRWS mencatat atau mengakui pendapatan maupun beban pada saat terjadinya. Namun, untuk gaji serta biaya operasional dan akun-akun yang lain menggunakan basis kas (cash basis). Dalam metode ini, PT BPRWS mencatat atau mengakui pendapatan maupun beban pada saat penerimaan atau pengeluaran uang. 2. Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian kesejahteraan karyawan Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan yang merupakan sumber daya yang penting, PT BPRWS memberikan natura dalam bentuk fasilitas perumahan serta tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tunai seperti tunjangan hari raya. Maksud dari pemberian tersebut adalah agar karyawan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya dan lebih memperlancar kegiatan operasi perusahaan 3. Pemilihan sumber dana dan pengadaan aktiva tetap Sumber pendapatan atau perolehan aktiva PT BPRWS berasal dari bunga kredit sebesar 25% dari pinjaman, provisi kredit sebesar 1% dari pinjaman, biaya survey kredit sebesar 2% dari pinjaman, dan biaya tutup buku yang dikenakan sebesar Rp untuk setiap debitur atau nasabah. 4. Dalam melakukan penilaian atas aktiva tetapnya, PT BPRWS menilai aktiva berdasarkan harga perolehan. Sedangkan metode penyusutan yang digunakan oleh PT BPRWS adalah metode garis lurus. PT BPRWS tidak melakukan perencanaan pajak atas PPh pasal 21. PT BPRWS menanggung semua PPh pasal 21 karyawannya. Hal ini dlakukan agar karyawan tidak akan dirugikan atas adanya pembayaran pajak penghasilan yang dapat mengurangi besarnya penghasilan yang diterimanya. Namun, akan sangat merugikan PT BPRWS karena beban PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan itu tidak bisa dijadikan beban fiskal yang akan mengurangi penghasilan bruto. 55

21 III.5 Laporan Keuangan Perusahaan Dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan pengamatan dan wawancara untuk membantu proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan dan wawancara dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Maret Pertanyaan diajukan penulis kepada Kasi. operasional PT BPRWS. Pertanyaan yang diajukan antara lain adalah mengenai bidang kegiatan, sistem dan prosedur, serta praktik dan kebijakan akuntansi perpajakan PT BPRWS karena dalam profil PT BPRWS tidak tercantum data-data tersebut untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Selain itu, aspek perpajakan dan perencanaan pajak yang telah diterapkan juga menjadi bahan dalam wawancara. Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan, penulis melakukan metodemetode sebagai berikut: 1. Obsevation Dalam proses ini, penulis mendapatkan data-data dari proses observasi. Penulis mengadakan pengamatan ke PT BPRWS untuk mendapatkan informasi keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilaksanakan oleh PT BPRWS. 2. Documentation Dalam proses ini, penulis menelusuri bukti-bukti ektern maupun intern atas transaksi atau kegiatan yang diteliti. Dokumen-dokumen yang diteliti antara lain laporan keuangan PT BPRWS tahun 2005 yang terdiri dari neraca dan laba rugi serta Surat Pemberitahuan (SPT) PPh pasal 21 tahun Setiap wajib pajak yang melakukan usaha dan menerima atau memperoleh penghasilan dari usahanya mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan. Tahap akhir dari proses pembukuan tersebut adalah penyusunan laporan keuangan yang 56

22 terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi. Dari laporan keuangan tersebut, para pengambil keputusan dapat mengetahui posisi keuangan dan perkembangan hasil usaha selama periode yang bersangkuran. Sedangkan dari sisi perpajakan, berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara. Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan pihak-pihak lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Demikian pula pihak intern perusahaan yaitu manajemen yang juga memerlukan informasi keuangan dalam kaitannya untuk pengambilan keputusan dalam menjalankan perusahaan. PT BPRWS menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan PT BPRWS sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK) dan sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku umum. Pada halaman berikut akan disajikan lapran keuangan PT BPRWS yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk tahun

23 Tabel 3.1 PT BPRWS NERACA PER 31 DESEMBER 2005 POS-POS 31 DESEMBER 2005 ( Rp.) AKTIVA Aktiva Lancar Kas Antar Bank Aktiva Kredit yang Diberikan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktiv ( ) Jumlah aktiva lancar Aktiva Tetap dan Inventaris Tanah dan gedung Akumulasi penyusutan gedung ( ) Inventaris kantor Akumulasi penyusutan Inventaris ( ) Jumlah aktiva tetap dan Inventaris Rupa-rupa aktiva Pajak dibayar dimuka Aktiva lain-lain Jumlah rupa-rupa aktiva KEWAJIBAN DAN EKUITAS Jumlah aktiva Kewajiban Lancar Kewajiban yang segera dibayar Tabungan Deposito berjangka Antar Bank Pasiva Pajak Yang Masih Harus Dibayar - Rupa-rupa pasiva

24 Jumlah kewajiban lancar Ekuitas Modal saham Modal yang belum disetor ( ) Cadangan umum Laba Ditahan Laba/Rugi tahun berjalan Jumlah ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Sumber : Laporan Keuangan PT BPRWS Tahun

25 Tabel 3.2 PT BPRWS LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2005 POS-POS 31 DESEMBER 2005 ( Rp.) PENDAPATAN Pendapatan Giro Antar Bank Pendapatan Bunga Tabungan Antar Bank Pendapatan Bunga Deposito Antar Bank Pendapatan Bunga dari Pihak Ke Provisi dan Komisi Kredit Pendapatan lainnya Jumlah Pendapatan BIAYA Biaya Bunga Biaya Bunga Deposito Biaya Bunga Tabungan Biaya Bunga Pinjaman Jumlah Biaya Bunga Biaya Operasional Premi Asuransi Kerugian Biaya gaji & Biaya karyawan Biaya Bonus & THR & Tunjangan Lainnya Pelatihan Karyawan Pembelian Pakaian Seragam Biaya Tenaga Kerja Lainnya Pajak Bumi Bangunan & Pajak Kendaraan Biaya Pemeliharaan & Perbaikan Kantor Biaya Penyisihan Piutang/PPAP Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Biaya Jasa Pihak Ketiga Dokumentasi & Pos/Kirim Surat Koran & Majalah Listrik & Telepon Cetakan dan Foto Copy Administrasi Bank & Transfer Materai dan alat tulis kantor

26 Transport Dinas Bahan Bakar & Tol Biaya Kebutuhan Rumah Tangga Kantor Keamanan Perizinan & Legalisasi Pemasaran & Administrasi Kredit Promosi dan Sumbangan Jumlah Biaya Operasional Laba Usaha Pendapatan (Biaya) Non Operasional Pendapatan Non Operasional Biaya Non Operasional ( ) Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan PPh Final Pasal 4(2) - PPh Progresif - Laba Setelah Pajak Sumber : Laporan Keuangan PT BPRWS Tahun

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Sejarah Singkat PT. BPR Multi Paramindo Abadi

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Sejarah Singkat PT. BPR Multi Paramindo Abadi BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT. BPR Multi Paramindo Abadi PT. BPR Multi Paramindo Abadi (PT. BPR MPA) didirikan pada tanggal 11 Maret 1992

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Astanajapura didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan Astanajapura

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Bank Artha Margahayu terlahir dari pemikiran 3 (tiga) orang anak muda.

BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Bank Artha Margahayu terlahir dari pemikiran 3 (tiga) orang anak muda. BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Bank Artha Margahayu terlahir dari pemikiran 3 (tiga) orang anak muda. Bank ini berdiri pada tahun 6 September 2007 yang berkedudukan di Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010 III. PENJELASAN POS - POS NERACA. 1 KAS Kas dan Setara Kas terdiri dari : Kas Kantor Pusat 384,588,600 369,157,250 Kas Kantor Kas 27,390,350 98,184,500 Jumlah 411,978,950 467,341,750 Jumlah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang Kecamatan Kubu PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rokan Hilir didirikan berdasarkan peraturan daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14 -8- LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM -9- DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Subentra Land didirikan pada tanggal 11 Juli 2006 berdasarkan akta notaries nomor 53 yang dibuat dihadapan notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono,

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan.. AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 4

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. BANK RIAU CABANG BANGKINANG. A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Riau Kepri Cabang Bangkinang

BAB II PROFIL PT. BANK RIAU CABANG BANGKINANG. A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Riau Kepri Cabang Bangkinang BAB II PROFIL PT. BANK RIAU CABANG BANGKINANG A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Riau Kepri Cabang Bangkinang Sejarah berdirinya PT. Bank Riau Kepri dimulai dari berdirinya PT. Baperi (PT. Bank Pembangunan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR LAMPIRAN I PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR PEDOMAN STANDAR KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 288 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan BAB III DATA PERUSAHAAN III.1. Sejarah perusahaan Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20 Agustus 1976 di Batavia. VOC dibubarkan bersama dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT 1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR : 172/KM K.06/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Bank Sarimadu PD. BPR Bangkinang Bank Sarimadu PD. BPR Bangkinang yang berada di Jalan DI. Panjaitan No. 96 Bangkinang tidak lahir dengan sendirinya.

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E LAMPIRAN F Kuesioner Sistem Pengendalian Keuangan Perusahaan Pertanyaan Ya Tidak 1. Umum a. Apakah perusahaan berjalan dengan baik? b. Apakah perusahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4420)

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Bank Sumut Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 1995 adalah merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) diseluruh Indonesia.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN STATUS BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH)

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat No. 10/ 45 /DKBU Jakarta, 12 Desember 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat Sehubungan dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian, Fungsi dan Jenis Bank 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut pasal 1 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, adalah sebagai berikut : Bank adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Buana Indonesia adalah Koperasi yang berikrar pada tanggal 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian

Lebih terperinci

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013 Nama anggota: 1. Amir burhanudin (20100730055) 2. Indah puspa kartika wijaya (20110730059) 3. Azika fiani alfu (20120730102) 4. Winda rahmawati (20120730108) 5. Sri rahayu (20120730109) Dana pihak ke-1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto)

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) Oktavia Rahajeng Lestari, Siti Ragil, Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. modal dasar pada saat itu berjumlah Rp ,- (dua ratus lima

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. modal dasar pada saat itu berjumlah Rp ,- (dua ratus lima BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1 Sejarah perusahaan PT. BPR KARYAJATNIKA SADAYA berdiri pada tanggal 14 September 1990 berdasarkan Akta Pendirian yang dibuat oleh notaris

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

Posisi Desember Pos-Pos

Posisi Desember Pos-Pos Periode: Desember- Laporan Neraca No 1 Kas 298,362 298,362 2 Kas dalam Valuta Asing 3 Surat Berharga 4 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 80,126 80,126 5 Penempatan pada Bank Lain 932,642 932,642 6 Penyisihan

Lebih terperinci

Sistem pemberian kredit pada PT BPR Rejeki Insani cabang Klaten. Oleh: Indri Praptono NIM. F BAB I GAMBARAN UMUM

Sistem pemberian kredit pada PT BPR Rejeki Insani cabang Klaten. Oleh: Indri Praptono NIM. F BAB I GAMBARAN UMUM Sistem pemberian kredit pada PT BPR Rejeki Insani cabang Klaten Oleh: Indri Praptono NIM. F.3300003 BAB I GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Usaha BPR Insani Group terdiri dari : 1. PT BPR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Yth. PT/Koperasi Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI -1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Posisi Desember Pos-Pos

Posisi Desember Pos-Pos Periode: Desember- Laporan Neraca No 1 Kas 259,933 259,933 2 Kas dalam Valuta Asing 3 Surat Berharga 4 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 64,484 64,484 5 Penempatan pada Bank Lain 929,544 929,544 6 Penyisihan

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT -1- DAFTAR ISI BAB I : PENJELASAN UMUM 2 BAB II : PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL 42 BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL A. BMT Citra Keuangan Syariah Comal 1. Sejarah Berdirinya Dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit L1 INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA Pemberian Kredit No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Apakah koperasi memiliki standar operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Bank Jabar Banten Berdasarkan Peraturan No. 33 tahun 1960 tentang Peraturan Perusahaan Indonesia milik Belanda yang dikenakan nasionalisasi, N. V.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra 46 BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra Rakyat Riau Bank Perkreditan Rakyat Mitra Rakyat Riau adalah perusahaan dagang Bank Perkreditan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA MENTERI

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Modal. Kepemilikan. Pengurus. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 351) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Gawe Mancing Halaman.. oke!!!

Gawe Mancing Halaman.. oke!!! Gawe Mancing Halaman.. oke!!! 43 BAB III PERMASALAHAN 3.1. Identifikasi Permasalahan Inti dari permasalahan yang dapat diangkat berdasarkan Latar Belakang yang telah disebutkan, bahwa sistem operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa masih banyak umat islam yang belum mau berhubungan dengan bank yang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2016 Posisi Maret 2015 Aset Kas 176,008 81,228 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 236,997 158,045 Penempatan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan PT Adiliman Makmur merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt &

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. No.609/IX/1986,ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Bupati Kampar Nomor:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. No.609/IX/1986,ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Bupati Kampar Nomor: BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PD. BPR Sarimadu Bangkinang PD. BPR Sarimadu pada awalnya merupakan salah satu Badan Kredit Kecamatan (BKK) didirikan dengan Surat Keputusan Gubernur

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci