LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII-1 di SMP Negeri 10 Gorontalo) Artikel Oleh : Sri Linda Lusianti Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd Dra. Lailany Yahya, M.Si NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Dra. Lailany Yahya, M.Si NIP

2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Sri Linda Lusianti, Hamzah Uno, Lailany Yahya Jurusan Pendidikan Matematika Program Studi S1 Pend, Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK SRI LINDA LUSIANTI. Nim MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH. Skripsi. Pendidikan Matematika Program Studi S1 Pend. Matematika Fakultas Mipa Universitas Negeri Gorontalo 2014 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Gorontalo pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Gorontalo yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri empat komponen, yaitu: Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi dan pemberian tes pada setiap akhir siklus pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus 1 terdapat 21 dari 32 siswa (63%) yang dikenai tindakan memperoleh nilai diatas 70. Persentase keberhasilan siswa pada siklus 1 ini belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, untuk itu perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Belum tercapainya indikator kinerja, disebabkan persentase. Disebabkan Persentase kegiatan guru mencapai 81,4% dan Kegiatan siswa mencapai 80,6% pada kategori baik dan sangat baik. Berdasarkan hasil yang belum mencapai indikator kerja siklus I maka dilaksanakan perbaikan strategi pembelajaran pada siklus II. Hasil menunjukan bahwa 28 dari 32 siswa (87,5%) yang dikenai tindakan, memperoleh nilai diatas 70. Disebabkan persentase kegiatan guru mencapai 91,3% dan kegiatan siswa 88,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi Sistem Persamaan linear dua variabel maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan Soal-soal pada siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 10 Gorontalo tahun 2013/2014 dapat meningkat. Kata Kunci: Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal, Pembelajaran Berbasis Masalah

3 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah yang memuat pengetahuan dasar dan teknologi. James & James dalam Suherman (2003: 16) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam 3 bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Dalam pembelajaran matematika cenderung siswa masih banyak yang belum paham dengan materi yang telah di ajarkan oleh guru. Rendahnya penguasaan materi terhadap siswa tidak lepas dari peran guru dalam pembelajaran, terutama strategi pembelajaran yang dikembangkan. Guru kurang menerapkan strategi yang berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuanya dalam melakukan aktivitas berhitung, mengukur, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari hari. Setiap siswa menginginkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran. Hal tersebut di jadikan tolak ukur dalam proses pembelajaran. Hasil berupa nilai yang baik pada mata pelajaran metematika dapat dicapai apabila terlaksana proses belajar mengajar yang baik. Hal di atas dapat dicapai kalau guru mampu melakukan refleksi dalam pembelajarannya. Menjadi tugas guru untuk melakukan perubahan yang lebih baik agar pembelajaran lebih aktif dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya. Untuk melakukan itu perlu disusun model pembelajaran dan dicarikan alternatif yang dapat memperbaiki pembelajaran matematika tersebut. Salah satu alternatif yakni model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk dapat meningkatkan kualitas belajar tersebut terjadi perubahan fokus pembelajaran dari berpusat pada guru kepada belajar berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan lebih memberikan nuansa yang harmonis antara guru dan siswa dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berperan aktif dan mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa mempunyai tujuan agar siswa memiliki motivasi tinggi dan kemampuan belajar mandiri serta bertanggung jawab untuk selalu memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ada beberapa pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu pembelajaran berbasis masalah. KAJIAN TEORI Menurut Whanlaba (2013) bahwa kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah sebagai keterampilan (skiil) yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu soal matematika. Hal ini berarti bisa seseorang terampil dengan benar menyelesaikan suatu soal matematika maka orang tersebut memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal. Polya mengatakan pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Sedangkan Krulik, Stephen dan Rudnick mendefinisikan penyelesaian masalah sebagai suatu cara yang dilakukan seseorang dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman untuk memenuhi tuntutan dari siswa yang tidak rutin. Soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan

4 yang mempergunakan konsep- konsep dasar yang telah dketahui untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan keterampilan kognitif (Whanlaba: 2013) Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuka menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan dalam Rosna: 2012).. Menurut Sumarmi (2012: 158) pembelajaran berbasis masalah marupakan representasi dimensidimensi proses yang alami, bukan satu usaha yang dipaksakan. PBL merupakan model pembelajaran dinamis sehingga menjadikan siswa lebih terampil,hal ini di sebabkan siswa mempunyai preseur internal lebih yang tersusun dari awal. Dengan pembelajaran berbasis masalah,siswa dapat mengembangkan ide dan pemikiranya,berbeda dengan hapalan yang menggunakan sedikit pemikiran, PBL memperluas proses berfikir Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Misalnya kamu mempunyai dua bentuk PLDV yaitu ax + by = p dan cx + dy = q. Karena variable X dan Y dari dua bentuk PLDV tersebut. Hubungan itu dinamakan sistem. Oleh kerena system tersebut terdapat didalam PLDV, maka sistem tersebut dinamakan system persamaan linear dua variable (SPLDV). Bentuk umum SPLVD adalah sebagai berikut: { Dengan a,b,c,d,dan q merupakan bilangan real METODE PENULISAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Gorontalo Jln.Palma kec. dungingi Kota Gorontalo. Pada siswa kelas VIII-1 Tahun pelajaran , semester ganjil selama 3 bulan terhitung sejak Nonember Desember sampai Januari Pada kelas VIII-1 dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari laki-laki 14 dan perempuan 18 dengan kemampuanya yang berbeda-beda. Penelitian tindakan kelas ini di bagi dalam dua siklus. Hal ini di lakukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Jika siklus 1 tidak menunjukan hasil yang diharapkan, maka akan di lanjutkan ke siklus berikutnya. Presedur penelitian tindakan kelas kemmis dan mctaggart (dalam susilo dkk, 2008:13-14) yang terdiri dari siklus sebagai berikut: Tahap Perencanaan / Persiapan 1. Meminta izin kepada kepala sekolah serta meminta persetujuan dari guru mata pelajaran metematika 2. Mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika untuk pelaksanaan penelitian 3. Menyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar observasi kegiatan guru dan siswa. 4. Menyiapkan lembar penilaian dan soal tes evaluasi untuk peserta didik 5. Menyiapkan alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian 6. Merencanakan dan menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas Tahap Pelaksanaan Tindakan

5 Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I mengacu pada skenario pembelajaran sebagai berikut. a) Kegiatan pendahuluan 1) Menyiapkan siswa untuk belajar. 2) Melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan kembali materi pelajaran yang sebelumnya sudah dipelajari. 3) Memberikan motivasi dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran akan pentingnya mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel. 4) Memberikan asosiasi dengan cara mengaitkan materi persamaan linear dua variabel dengan peristiwa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. b) Kegiatan inti (Fase 1: Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa) 1) Menjelaskan secara ringkas dan jelas kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu berupa proses-proses dan prosedur model PBL. 2) Menyodorkan/menyuguhkan situasi bermasalah untuk melibatkan siswa dalam identifikasi permasalahan. (Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk meneliti) 3) Mengorganisasikan siswa ke dalam tim-tim investigasi, setiap tim investigasi terdiri dari 4-5 siswa yang berkemampuan heterogen. 4) Membagikan LKS kepada masing-masing tim investigasi. 5) Meminta siswa untuk mencermati serta mendefinisikan permasalahan yang tertuang dalam LKS. (Fase 3: Membantu investigasi (membimbing pemecahan masalah) secara individual maupun kelompok) 6) Mendorong siswa mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan konteks permasalahan tersebut dan melakukan eksperimen. 7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing dan melakukan pemecahan masalah, sekaligus memberi penekanan bahwa mereka akan ditunjuk secara acak untuk menyampaikan hasil karyanya. 8) Membimbing dan mengarahkan siswa selama jalannya diskusi, serta mengawasi dan mengendalikan situasi kelas agar kegiatan siswa dalam melakukan pemecahan masalah berjalan dengan baik. (Fase 4: Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya) 9) Membantu siswa dalam menyiapkan karya seperti laporan (hasil kerja kelompok). 10) Menunjuk secara acak salah satu kelompok untuk menyampaikan hasil karya (hasil pemecahan masalah kelompoknya) dan mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi dan membandingkan hasil karya mereka. (Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

6 11) Membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir siswa, sehingga siswa dapat menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang telah dilakukan pada setiap tahapan pembelajaran. Hal ini juga digunakan untuk memeriksa kembali kebenaran hasil yang diperoleh. c) Kegiatan penutup 1) Memfasilitasi siswa dalam memberikan simpulan akhir untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 2) Memberikan tugas rumah (PR) berupa soal-soal latihan. Adapun tahapan dari pelaksanaan tindakan model pembelajaran berbasis masalah ialah sebagai berikut : 1. Tahap Observasi dan Evaluasi Pemantauan kegiatan proses belajar mangajar akan dilakukan oleh guru pengamat dengan menggunakan lembar aktivitas guru dan siswa, lembar pengamatan pengolahan pembelajaran serta tes hasil belajar siswa. Pemantauan akan dilakukan selama proses kegiantan belajar mengajar berlangsung, sedangkan evaluasi dilakukan pada tiap akhir siklus pembelajaran. Evaluasi di maksudkan untuk mengetahui /mengukur hasil belajar siswa 2. Tahap Analisis dan Refleksi Analisis data merupakan hal yang paling penting dari proses penelitian tindakan kelas,data yang dianalisis meliputi data aktivitas siswa,pengolahan pembelajaran, dan hasil belajar siswa Analisis dilaksanakan secara kuantitatif dan kualitatif dengan memperhatikan data yang diperolah dari hasil pengamatan yang akan dievaluasi sedangkan refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan atau belum Untuk memperoleh data yang akurat maka kegiatan analisis dan refleksi akan dilakukan pada akhir siklus. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah dicapai dalam kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut. 1) Tes Digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal yang diberikan kepada siswa pada akhir tiap siklus. 2) Observasi Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan guru mengajar kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah dan kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran berbasis masalah, yang dilakukan pada tiap pertemuan. 2 Instrumen Pengumpulan Data Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut.

7 1) Tes, menggunakan instrumen (butir soal) untuk mengukur hasil dari tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal- soal. Tes yang digunakan berupa tes uraian. 2) Observasi, menggunakan lembar observasi/lembar pengamatan untuk menilai tingkatan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui model Pembelajaran berbasis masalah dan kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran berbasis masalah. Untuk selengkapnya penyusunan instrumen pengumpulan data dapat dijelaskan dibawah ini (Nafi an: 2011) a. Pengertian kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu soal matematika. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat dilihat dari perolehan hasil belajar. Selain itu juga dapat dilihat bagaimana siswa menyelesaikan soal tersebut sampai menemukan jawaban yang benar. Kemampuan menyelesaikan soal soal matematika tersebut ditunjukkan dengan menyelesaikan soal/masalah matematika berdasarkan indikator kemampuan siawa dalam menyelesaikan soal-soal, yaitu mengidentifikasi masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah, serta menafsirkan solusinya. b. Definisi Operasional Kemampuan menyelesaikan soal soal adalah skor kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah setelah mengalami proses interaksi pembelajaran matematika yang dapat diukur melalui tes kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. dengan indikator yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) merencanakan penyelesaian masalah, (3) menyelesaikan masalah, serta (4) menafsirkan solusinya. 3.Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Standar Kompetensi : 2. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dan Menggunakanya Dalam Pemecahan Masalah.. Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 2.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya

8 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Indikator Butir Soal Indikator Pemecahan Masalah Matematika No Soal Mengubah masalah sehari hari kedalam model matematika berbentuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Mencari penyelesaian suatu masalah yang menyatakan dalam Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Menggunakan grafik garis lurus untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variable Menggunakan grafik garis lurus untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variable Indikator 1 4 1a, 1b, Indikator 1 4 2a,2b Indikator 1 4 3a, 3b Indikator 1 4 4a, 4b Keterangan untuk indikator pemecahan masalah matematika 1. Mengidentifikasi masalah: mengidentifikasi apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah/soal matematika. 2. Merencanakan penyelesaian masalah: menetapkan/menuliskan rumus yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah/soal matematika. 3. Menyelesaikan masalah: melakukan perhitungan atau menyelesaikan masalah dari soal matematika dengan benar, lengkap, dan sistematis. 4. Menafsirkan solusi: membuat kesimpulan akhir dengan menjawab apa yang ditanyakan dari masalah/soal matematika.

9 Analisis Data Analisis data hasil tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap akhir siklus pembelajaran, sedangkan observasi kegiatan siswa dan kegiatan guru dianalisis pada setiap akhir pengamatan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, jenis data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut. 1) Data Kuantitatif (hasil tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel) dianalisis secara deskriptif. Data hasil tes siswa dinyatakan dalam nilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam rentang Daya serap tertinggi yang di capai siswa adalah 100. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Sebagai kriteria keberhasilan siswa, peneliti menetapkan nilai rata-rata minimal 70, tergantung dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru. Ini berarti setiap siswa dikatakan berhasil jika tingkat capaian hasil tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. dalam pembelajaran hingga evaluasi mencapai nilai minimal 70. 2) Data Kualitatif (data hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa) dianalisis secara kuantitatif Kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung akan diamati dan dinilai dari beberapa kompenen. Observasi kegiatan siswa dan kegiatan guru dianalisis pada setiap akhir pertemuan secara kuantitatif. a. Indikator Kinerja Untuk mengukur keberhasilan pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti menggunakan indikator keberhasilan sebagai berikut. 1) Hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa minimal 85% dari keseluruhan aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran mencapai kriteria minimal baik (B). 2) Hasil observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa minimal 85% dari keseluruhan aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran mencapai kriteria minimal baik (B). 3) Hasil penilaian menunjukkan bahwa minimal 85% dari seluruh siswa yang dikenakan tindakan mencapai nilai ketuntasan minimal 70 pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian, baik pada siklus I maupun siklus II menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran, baik menyangkut aspek-aspek kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru maupun aspek-aspek kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Data hasil pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel belum mencapai indikator seperti yang diharapkan. Hanya 21 dari 32 siswa

10 atau 65,6% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan, memperoleh nilai ketuntasan yang ditetapkan. Hal ini berarti terdapat 11 siswa atau 34,4% siswa dinyatakan tidak tuntas. Dengan angka ini berarti capaian pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Ketercapaian tersebut disebabkan belum optimalnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, baik menyangkut kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran berbasis masalah maupun kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan data hasil pengamatan kegiatan guru dan kegiatan siswa yang dilaksanakan oleh guru matematika dan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat/observer pada pembelajaran siklus I, diketahui bahwa terdapat beberapa aspek kegiatan guru dalam menerapkan model Pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Data hasil observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa dari 15 aspek kegiatan guru, terdapat 4 aspek atau 18,6% mencapai kriteria nilai pengamatan Cukup (C). Demikian pula dengan kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I. Dari 11 aspek kegiatan siswa yang dilakukan pengamatan/diobservasi, 3 aspek atau 19,4% diantaranya belum terlaksana secara optimal dan dan hanya mencapai kriteria nilai pengamatan Cukup (C). Hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran yang menyangkut kegiatan guru dan kegiatan siswa serta capaian hasil belajar pada pembelajaran siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, setelah melakukan refleksi disepakati bahwa pembelajaran dilanjutkan pada siklus II, disertai rencana perbaikan dan penyempurnaan aspek-aspek pembelajaran yang belum optimal. Peningkatan kualitas pembelajaran berdampak pada peningkatan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hasil analisis data pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa 28 dari 32 siswa atau 87,5% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan mencapai nilai di atas 70. Dari penjelasan diatas, melalui penerapan model Pembelajaran berbasis masalah, hasil tes kemampuan dalam menyelesaikan soal soal siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Gorontalo dapat meningkat. Terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran serta dampaknya terhadap peningkatan hasil tes kemampuan dalam menyelesaiakan soal- soal kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Gorontalo tahun 2013/2014 pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yang dibelajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran berbasis masalah sebagaimana diuraikan diatas, berarti hipotesis tindakan Jika model Pembelajaran berbasis masalah diterapkan pada pembelajaran materi Sistem Persamaan Linear Dua Variebel, maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Gorontalo tahun 2013/2014 dapat meningkat dapat diterima.

11 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal- soal pada materi Persamaan Linear dua Variabel di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Gorontalo tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk kriteria Sangat Baik (SB) sebesar 26,1% dan kriteria Baik (B) sebesar 65,2%. Dengan demikian, kriteria ketuntasan kegiatan guru telah tercapai dengan perolehan sangat baik dan baik sebesar 91,3%. 2. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran untuk kriteria Sangat Baik (SB) sebesar 35,3% dan kriteria Baik (B) sebesar 52,9%. Dengan demikian, kriteria ketuntasan kegiatan siswa telah tercapai dengan perolehan sangat baik dan baik sebesar 88,2%. 3. Hasil tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi SPLDV yang memperoleh Saran nilai di atas 70 sebesar 87,5% dari seluruh siswa yang dikenai tindakan. Dengan demikian, kriteria ketuntasan hasil belajar telah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut. 1. Penggunaan model Pembelajaran berbasis masalah hendaknya dijadikan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal soal pada materi Sistem Persamaan linear dua Variabel 2. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru dapat memberikan variasi model pembelajaran, dan dalam memilih model, metode, dan pendekatan hendaknya memilih yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa dengan lebih memperhatikan materi yang akan diajarkan. DAFTAR PUSTAKA Nafi an, Muhammad Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita. Yogyakarta: UNESA Rosna Model-model pembelajaran (Edisi kedua). Badung: Radja Grapindo Persada Sumarmi Model-model Pembelajaran. Malang: Aditya media Publishing Suherman, Erman dan Winata Putra, Udin. S Strategi Belajar Mengajar Matematika. Universitas Terbuka Susilo, Herawati Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kepropesionalan Guru dan Calon Guru, Malang: Bayu media Whanlaba Pengertian kemampuan siswa. Tersedia di: Blogspot/ Pengertian Kemampuan Siswa.htm. Diakses 25 Juni 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Persyaratan Guna Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Persyaratan Guna Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII-1 di SMP

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR (Penelitian pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kota Gorontalo) JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM. 411 409 020 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari Kabupaten Boalemo. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. KAJIAN TOERI 2.1.1 Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Menurut Whanlaba (2013) bahwa kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK Pembimbing I Oleh Haryaningsih Pendidikan Matematika NIM. 411 409 042 Pembimbing II Drs. Perry

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu kelas VIII pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Tapa kelas VIII 7 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Tapa kelas VIII 7 dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Karakteristik Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan dibantu oleh satu orang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berlangsung dalam dua siklus. Siklus II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri III. METODE PEELITIA A. Setting Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA egeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut I G A K Wardani dan Kuswaya Wihardit (2009: 1.4), penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 23 III. METODE PENELITIAN 1.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI IPS dengan jumlah siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI IPS dengan jumlah siswa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian 3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODELOGI PENELITAN BAB III METODELOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Elliot (1991) (dalam Kunandar, 2009:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian mengikuti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteritik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN No. 86 Kota Tengah Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunharjo 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas III SDN I Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Semester Dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. Arikunto,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyajikan materi Kubus dan Balok dengan menggunakan pendekatan Realistic

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyajikan materi Kubus dan Balok dengan menggunakan pendekatan Realistic BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Mei 0 dengan menyajikan materi Kubus dan Balok dengan menggunakan pendekatan Realistic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 05

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setting Penelitian menjelaskan tentang lokasi berlangsungnya penelitian, pada

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD N Kalimanggis, Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

: Gradien dan Persamaan Garis Lurus

: Gradien dan Persamaan Garis Lurus PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 SINGARAJA Jl. Gajah Mada No. 109 Telp. (0362) 22441 Fax. (0362) 2970 Website: http://www.smpn1singaraja.sch.id E-mail: smpn1_singaraja@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 17 anak yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 17 anak yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Kuta Dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK Eta Karina, Sarson W. Dj. Pomalato, Abdul Wahab Abdullah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bawang 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada semester I tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian mengikuti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Riyanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mlowo Karangtalun 04 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. SDN Mlowo Karangtalun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini sebagai kajian dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sekolah dasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Siswa yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester 24 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Dengan jumlah

Lebih terperinci

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Heriyanto Nggodulano. A., Dasa Ismaimusa, dan Mustamin Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis kualitatif yaitu penelitian tindakan kelas. Adapun model PTK yang akan peneliti adopsi pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VIIIA MTS SUDIRMAN GETASAN KAB. SEMARANG

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TINDAKAN

PELAKSANAAN TINDAKAN 21 BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada hari Rabu 11 dan 18 dan 25 April 2012 untuk Siklus

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan ini menggunakan konsep model Kemmis dan McTaggart BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terhadap pembelajaran matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian. kecamatan Dungingi, dan merupakan sekolah terbesar yang ada di kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian. kecamatan Dungingi, dan merupakan sekolah terbesar yang ada di kelurahan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi yang berlokasi di jalan Palma Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kutoharjo 01 Pati yang dilaksanakan pada semester 1 tahun 2013/2014. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Sarana dan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Tanjungrejo Jekulo Kudus tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Muslikah (2010: 32) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1. orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1. orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan 19 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian III.1.1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kampung Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL Oleh: APNORMI 608311454735 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa yang diteliti yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang difokuskan pada situasi kelas. Yanti dan Munaris (2012: 13) mendifinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014, antara bulan juli sampai bulan september 2013 di SDN Kemligi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas.

Lebih terperinci