Hubungan Dinamika Kelompok dengan... Ajeng Fitri Anisi
|
|
- Fanny Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERHASILAN USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (Suatu Kasus di Kelompok Tani Sri Murni Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar) THE CORRELATION BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH SUCCESSFUL ETAWAH GOAT BUSINESS (A case in Tani Sri Murni Group Village Bojongkantong Cooperative Langensari Banjar) Ajeng Fitri Anisi ¹, Unang Yunasaf ², dan Sugeng Winaryanto ² Universitas Padjadjaran ¹ Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 ² Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian mengenai Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah (Suatu Kasus di Kelompok Tani Sri Murni Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar) telah dilakukan pada tanggal 5 April 2015 sampai dengan 24 April Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat kedinamisan kelompok, tingkat keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah, dan mempelajari hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri Murni. Penelitian ini menggunakan metode survei dan responden sebanyak 18 anggota Kelompok Tani Sri Murni. Uji kerataan menggunakan kolerasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dinamika kelompok (dengan indikator tujuan kelompok, fungsi tugas kelompok, struktur kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, dan efektivitas kelompok) berada pada kategori rendah. Tingkat keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah berada pada kategori rendah. Hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah memiliki hubungan positif cukup berarti ( ). Kata Kunci: dinamika kelompok, keberhasilan usaha ternak kambing peranakan etawah Abstract The research about The Correlation Between Group Dynamics with Successful Etawah Goat Business (A case in Tani Sri Murni Group Village Bojongkantong Cooperative Langensari Banjar) has done from to April The purposes of this research is to learn the level of group dynamics, the level of successful Etawah goat business, and learn about correlation group dynamics with successful Etawah goat business in Tani Sri Murni Group. The research used the survey method and respondent are 18 members of Tani Sri Murni Group. The data were analyzed with correlation rank Spearman. The result showed that group dynamics (with the component goal of group, task and function of group, group structure, group cohesiveness, group environment, and group effectiveness) is in low categorized. Successful Etawah goat business is in low categorized. Correlation coefficient between group dynamics with successful Etawah goat business has enough positive correlation ( ). Key words: group dynamics, successful etawah goat business Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1
2 Pendahuluan Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang cukup digemari masyarakat, namun skala usahanya masih bersifat usaha kecil-kecilan di mana sistem pemeliharaan dan perkembangbiakannya masih secara tradisional. Pemeliharaan kambing pada umumnya sebagai usaha sambilan bagi masyarakat peternak, meskipun ada juga yang menjadikan sebagai mata pencaharian pokok (Garantjang, 2004). Jenis ternak kambing dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu kambing pedaging, kambing perah, dan kambing dwiguna. Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing tipe dwiguna yang dapat dimanfaatkan daging maupun susunya. Kambing PE merupakan persilangan antara kambing Etawah dari India dengan kambing Kacang (lokal). Di Indonesia, ternak kambing PE telah mulai dimanfaatkan sebagai kambing penghasil susu, karena manfaat yang terdapat pada susu kambing. Salah satu upaya pengembangan usaha ternak kambing Peranakan Etawah adalah dengan membentuk suatu kelompok ternak, dimana dengan berkelompok segala permasalahan dan tujuan yang akan dicapai dapat lebih baik lagi. Salah satu kelompok ternak kambing Peranakan Etawah yang sudah berjalan lebih dari 11 tahun yaitu Kelompok Tani Sri Murni yang terdapat di Kota Banjar Jawa Barat. Kelompok ternak ini berlokasi di Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari, berdiri pada tahun Awal mula berdirinya, kelompok ini memiliki populasi ternak kambing Peranakan Etawah sejumlah 64 ekor yang merupakan hibah dari pemerintah. Sebanyak 60 ekor betina dipegang oleh 20 orang anggota kelompok sedangkan 4 ekor jantan dipegang oleh pengurus. Produksi susu yang dihasilkan pada awal usaha mencapai kurang lebih 7 liter/hari dari 27 ekor yang berproduksi dengan rata-rata 0,259 liter/ekor/hari. Pada tahun 2005 sampai 2007, terjadi peningkatan produksi dan populasi kambing Peranakan Etawah yaitu produksi dapat mencapai 270 liter/hari dari 402 ekor dengan rata-rata 0,9 liter/ekor/hari dari yang berproduksi 300 ekor. Pada tahun inilah merupakan suatu keberhasilan yang pernah dicapai oleh Kelompok Tani Sri Murni. Namun terjadi penurunan produksi dan populasi kambing Peranakan Etawah pada tahun 2014, yaitu berpopulasi 53 ekor dengan rata-rata produksi susu sebesar 0,55 liter/ekor/hari dari 9 ekor yang berproduksi. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2
3 Keberhasilan dan kemunduran usaha, dapat dilihat dari kelompok tersebut dinamis atau tidak. Menurut Mardikanto (Andarwati, dkk., 2012), keberhasilan suatu kelompok pada hakikatnya terletak pada dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan kekuatan yang terdapat di dalam kelompok yang mempengaruhi anggota dan kelompok dalam mencapai tujuan. Sehinga kedinamisan suatu kelompok dapat ditinjau dari kekuatan kelompok. Kekuatan kelompok terdiri dari kejelasan tujuan, kejelasan struktur sehingga adanya kesesuaian kedudukan dan peran seorang anggota, terlaksananya fungsi tugas kelompok, terciptanya suasana kelompok yang dapat menimbulkan keharmonisan antar anggota, dan keefektifitas kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Karena itu dengan adanya kekuatankekuatan kelompok tersebut, suatu kelompok dapat menciptakan kedinamisan kelompok, sehingga tujuan kelompok yaitu keberhasilan usaha yang diharapkan dapat tercapai. Keberhasilan suatu usaha dapat ditinjau dari terpenuhinya kebutuhan material dan kebutuhan sosial. Objek dan Metode Penelitian dilakukan di Kelompok Tani Sri Murni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan secara sensus terhadap 18 anggota Kelompok Tani Sri Murni dari 20 anggota yang telah menerima bantuan ternak kambing Peranakan Etawah pada awal usaha tahun Data primer diperoleh dari responden dengan teknik wawancara yang berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun. Data sekunder diperoleh dari data seperti catatan dan dokumen yang berasal dari Kelompok Tani Sri Murni. Pengukuran yang dilakukan terhadap variabel bebas (dinamika kelompok) dan variable terikat (keberhasilan usaha ternak) yaitu dengan skala ordinal. Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variable terikat yaitu dengan menggunakan analisis kolerasi Rank Spearman. Hasil dan Pembahasan Keadaan Umum Daerah Penelitian Kelompok Tani Sri Murni terletak di Dusun Bojongsari RT 2 RW 4 Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar Provinsi Jawa Barat. Desa Bojongkantong berada di ketinggian 24 meter di atas permukaan laut dengan ratarata suhu 25 sampai 28 C. Batas wilayah Desa Bojongkantong yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sinar Tanjung. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3
4 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kujangsari. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mulyasari. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rejasari. Desa Bojongkantong memiliki luas 298,437 Ha, dengan rincian luas wilayah pertanian sebesar 136,68 Ha, wilayah perkebunan sebesar 30,62 Ha dan lainnya sebesar 130,137 Ha (Data Kelurahan Bojongkantong, 2014). Desa Bojongkantong memiliki jumlah penduduk sebanyak 9567 orang, terdiri dari 4533 orang laki-laki dan 5034 orang perempuan. Jika jumlah penduduk dikelompokkan berdasarkan umur, maka kelompok dengan umur tahun berjumlah 6695 orang (69,98%), kelompok dengan umur 0 12 tahun berjumlah 1967 orang (20,56%), dan kelompok umur tahun berjumlah 905 orang (9,46%). Hampir setengah dari jumlah penduduk di Desa Bojongkantong yaitu sebesar 43,16% merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan tidak tamat SMA, selain itu penduduk di Desa Bojongkantong kedua terbesar hanya mengenyam tingkat pendidikan SD (25,68%). Besarnya luas wilayah pertanian yaitu sebesar 136,68 Ha, didukung dengan sebagian besar penduduk di Desa Bojongkantong bekerja di sektor pertanian. Penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani sebesar 44,86%, sebagai buruh tani sebesar 36,01%, dan sebagai pemilik usaha tani sebesar 18,11%. Dibandingkan dengan sektor pertanian, penduduk yang bermata pencaharian di sektor peternakan, persentasinya tidak mencapai 2%, yaitu mata pencaharian sebagai buruh usaha ternak sebesar 0,71% dan sebagai pemilik usaha ternak sebesar 0,31%. Kelompok Tani Sri Murni Kelompok Tani Sri Murni berlokasi di Desa Bojongsari RT 2 RW 4 Kelurahan Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar Provinsi Jawa Barat. Kelompok Tani Sri Murni terbentuk pada tanggal 27 Mei 1997 yang diprakarsai oleh Sarkosi dan Uli. Awal mula kegiatan usaha ternak kambing Peranakan Etawah oleh Kelompok Tani Sri Murni dimulai dari tahun 2003, dengan menerima ternak kambing Peranakan Etawah berjumlah 64 ekor yang merupakan hibah dari pemerintah yang berasal dari sumber kambing Peranakan Etawah di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Tahun , kambing Peranakan Etawah tersebut diternakan di kandang yang sama. Selama menjalani usaha ternak kambing Peranakan Etawah dari tahun 2003 sampai sekarang, Kelompok Tani Sri Murni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4
5 mengalami masa kejayaan dan masa kemunduran usaha. Kelompok Tani Sri Murni saat ini diketuai oleh Pak Wahya. Pergantian kepengurusan dilakukan dalam 5 tahun sekali dan sudah terjadi pergantian kepengurusan sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2007 dan Kegiatan utama yang dilakukan di Kelompok Tani Sri Murni adalah menghasilkan susu kambing yang lalu ditampung di Koperasi Peternak Kambing PE Marga Rahayu yang berlokasi berdekatan dengan lokasi usaha kelompok. Selain menghasilkan dan menjual susu, Kelompok Tani Sri Murni juga menjual pupuk organik yang berasal dari limbah hasil budidaya ternak kambing Peranakan Etawah. Identitas Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk usia produktif yaitu dari umur tahun sebesar 61,11% dan umur tahun sebesar 38,89% termasuk usia yang kurang produktif. Menurut Adiwilaga (Winaryanto, dkk., 2011) kisaran umur antara tahun termsuk golongan usia produktif. Menurut Soekartawi (1988), umur responden yang lebih tua kurang cenderung melakukan atau menerima inovasi peternakan daripada dengan responden yang berumur relatif muda. Tingkat pendidikan formal responden sebanyak 15 orang (83,33%) yaitu berpendidikan SD, dan 3 orang (16,67%) yaitu berpendidikan SMP. Peternak yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, akan lebih mudah dan cepat dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi dalam beternak. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap keterampilan dan kemampuan kerja peternak (Adiwilaga dalam Budiraharjo, 2003). Sebagian besar sebanyak 55,56% responden tingkat pengalamannya berada pada 9 12 tahun, selain itu 5 8 tahun sebanyak 27,78%, dan pengalaman beternak responden 0 4 tahun sebanyak 16,67%. Pengalaman beternak berpengaruh dalam pengambilan keputusan atas masalahmasalah yang sering dihadapi responden terkait dengan usaha ternak kambing peranakan Ettawa. Menurut Budiraharjo (2003), mengatakan pengalaman dalam mengelola suatu kegiatan usaha akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan dalam mengelola usaha yang dilakukan. Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kekuatan yang terdapat di dalam kelompok yang mempengaruhi anggota dan kelompok dalam mencapai tujuan. Pada penelitian ini unsur-unsur dinamika kelompok yang di- Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5
6 analisis mencakup: (1) tujuan kelompok; (2) struktur kelompok; (3) fungsi dan tugas kelompok; (4) kekompakkan kelompok; (5) suasana kelompok; dan (6) efektivitas kelompok. Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa tingkat dinamika kelompok di Kelompok Tani Sri Murni yaitu rendah (83,33%). Tabel 1. Tingkat Dinamika Kelompok di Kelompok Tani Sri Murni No Uraian Kelas Kategori Tinggi Sedang Rendah. %... Tujuan Kelompok 5,56 50,00 44,44 Struktur Kelompok 0,00 72,22 27,78 Fungsi dan Tugas Kelompok 0,00 16,67 83,33 Kekompakan Kelompok 16,67 5,56 77,78 Suasana Kelompok 16,67 83,33 0,00 Keefektifitas Kelompok 0,00 16,67 83,33 Dinamika Kelompok 5,56 11,11 83,33 Berikut adalah penjelasan mengenai unsur-unsur dinamika kelompok yang mempengaruhi anggota dan kelompok Tani Sri Murni. Tujuan Kelompok Tujuan kelompok merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh kelompok. Penilaian tujuan kelompok pada penelitian ini diukur dari kejelasan tujuan dan kesamaan tujuan. Tabel 1 menunjukkan bahwa tujuan kelompok dari Kelompok Tani Sri Murni sebesar 50,00% dikategorikan sedang, 44,44% dikategorikan rendah, dan 5,56% dikategorikan tinggi. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden dapat menyebutkan sebagian tujuan dari kelompok dan tujuan kelompok tersebut sesuai dengan tujuan pribadinya. Kesesuaian tujuan kelompok dengan kesesuaian tujuan pribadi responden dikarenakan responden mengartikan tujuan kelompok sama dengan tujuan pribadi responden. Tujuan ini seperti responden dapat belajar dan mengetahui mengenai usaha ternak kambing Peranakan Etawah, dapat lebih akrab dengan anggota lainnya. Terdapatnya responden yang tidak dapat menyebutkan tujuan kelompok mempengaruhi nilai tujuan kelompok di Kelompok Tani Sri Murni. Penyebabnya yaitu karena responden tersebut mengikuti kelompok hanya mengikuti anggota lain yang masuk tanpa mengetahui tujuan kelompok tersebut, sehingga tidak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6
7 mengetahui apakah tujuan kelompok sesuai atau tidak dengan tujuan pribadinya. Tujuan kelompok yang tidak dapat di jelaskan oleh beberapa responden, mengakibatkan responden tersebut tidak mengetahui maksud arah dari dibentuknya kelompok tersebut. Struktur Kelompok Struktur kelompok merupakan pola teratur tentang bentuk tata hubungan antara individu-individu dalam kelompok, yang sekaligus menggambarkan kedudukan dan peran masing-masing untuk mencapai tujuan (Mardikanto dalam Dwijatmiko dan Isbandi, 2009). Tabel 1 menunjukkan struktur kelompok di Kelompok Tani Sri Murni bahwa 72,22% responden menilai sedang dan 27,78% responden menilai struktur kelompok di Kelompok Tani Sri Murni tergolong rendah. Hal ini dikarenakan walaupun terdapat struktur pembagian tugas yang tertuang secara tertulis namun tugas tersebut tidak sesuai dengan kedudukan peran dan kekuasaan anggota kelompok. Ketidak sesuaian tersebut seperti tugas dari tiap seksi tidak dikerjakan sesuai perannya, melainkan lebih banyak dikerjakan oleh ketua dan seketaris yang bukan merupakan tugas mereka. Sehingga ketidak sesuaian ini mengakibatkan aliran komunikasi tidak berjalan lancar dan penyampaian informasi tidak tersampaikan kesemua anggota kelompok. Fungsi dan Tugas Kelompok Fungsi dan tugas kelompok menurut Tuyuwale (Lestari, 2011) adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh kelompok agar kelompok dapat menjalankan fungsinya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai. Pada Tabel 1 menunjukkan fungsi dan tugas kelompok di Kelompok Tani Sri Murni termasuk kategori rendah. Sebagian besar responden yaitu 83,33% menilai rendah dan sebesar 16,67% menilai sedang. Secara umum Kelompok Tani Sri Murni saat ini tidak menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai kelompok. Fungsi tugas kelompok sebagai penyampai informasi, pemecahan masalah, dan penyelenggaraan koordinasi tidak berjalan seperti awal terbentuknya kelompok. Kurangnya informasi mengenai perkembangan usaha ternak kambing Peranakan Etawah karena kelompok tidak ada upaya dalam mencari informasi-informasi mengenai perkembangan di dunia peternakan kambing Peranakan Etawah, tidak diadakannya lagi kegiatan dan pertemuan rutin mengakibatkan permasalahan-permasalahan anggota tidak dapat terpecahkan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7
8 Kekompakan Kelompok Kekompakan kelompok adalah rasa keterikatan anggota kelompok terhadap kelompoknya. Terdapat dua indikator kekompakan kelompok dalam penelitian ini diukur dari kesadaran menjadi anggota dan kerjasama maupun kebersamaan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa kekompakan kelompok di Kelompok Tani Sri Murni menunjukkan 77,78% digolongkan dalam kategori rendah, 16,67% dikategorikan tinggi, dan 5,56% dikategorikan sedang. Anggapan beberapa anggota yang menganggap dirinya masih menjadi bagian dalam kelompok, namun kesadaran tersebut tidak sejalan dengan aksi anggota tidak datang ke pertemuan rutin kelompok yang sudah terjadwalkan dan juga terdapat sebagian anggota menganggap dirinya tidak lagi menjadi bagian dalam kelompok mengakibatkan rendahnya nilai kekompakkan kelompok. Selain itu pemeliharaan kambing Peranakan Etawah yang tidak lagi di kandang yang sama membuat pemeliharaan dilakukan di tempat yang berbeda-beda, dimana jarak antara anggota satu dengan yang lain berjauhan dan membuat para anggota memilih jalannya sendirisendiri dalam menjalankan usaha. Suasana Kelompok Suasana kelompok merupakan lingkungan fisik dan non fisik yang akan mempengaruhi perasaan setiap anggota kelompok terhadap kelompoknya. Tabel 1 menunjukkan nilai suasana kelompok di Kelompok Tani Sri Murni sebesar 83,33% responden menilai sedang dan 16,67% responden menilai tinggi. Suasana kelompok yang tercipta dikarenakan hubungan antara anngota kelompok dirasakan akrab, dimana tidak ada rasa saling mengancam dan tidak adanya permusuhan. Disisi lain keakraban yang dirasakan kurang oleh beberapa responden saat ini, hal ini dikarenakan sebagian besar responden terdapat tidak memiliki ternak kambing lagi, lokasi kandang yang tidak sama lagi sejak tahun 2010 membuat pemeliharaan ternak kambing terpisah-pisah dan jarak antar angota satu dengan lainnya menjadi berjauhan. Jauhnya jarak antar anggota satu dengan lainnya dan terdapat anggota yang tidak memiliki ternak kambing lagi menyebabkan sebagian anggota tidak memiliki keinginan dan semangat untuk mengikuti kegiatan rutin yang sudah dijadwalkan. Keefektifitas Kelompok Keefektifitas kelompok menurut Mardikanto (Dwijatmiko dan Isbandi, 2009) yaitu keberhasilan kelompok untuk Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8
9 mencapai tujuan yang dapat dilihat pada tercapainya keadaaan atau perubahanperubahan yang memuaskan anggotanya. Pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa keefektifitas kelompok sebesar 83,33% responden menilai rendah dan 16,67% responden menilai sedang. Efektifitas kelompok di Kelompok Tani Sri Murni termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden merasakan saat ini kelompok tidak berhasil dalam mencapai tujuannya. Tujuan seperti membangun kerjasama antar anggota kelompok dan sebagai wadah dalam menyelesaikan permasalahan belum dapat dicapai oleh kelompok. Selain itu ketidak sesuaian keberhasilan kelompok dengan pencapaian tujuan pribadi para anggota menyebabkan responden merasakan kurangnya rasa bangga dan puas terhadap pencapaian kelompok saat ini. Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah Keberhasilan dalam usaha ternak menurut Reijntjes, dkk. (1999), tidak terlepas dari pengkajian sistem pengembangan usaha ternak dengan memperhatikan tujuan dari rumah tangga berkenaan dengan proses dan hasil usaha ternak. Tujuan tersebut dilihat dari keberhasilan usaha ternak dalam pemenuhan kebutuhan materi dan pemenuhan kebutuhan sosial. Tabel 2. Tingkat Keberhasilan Usaha Ternak No Uraian Kelas Kategori Tinggi Sedang Rendah. %... Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan materi 5,56 5,56 88,89 Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan sosial 11,11 11,11 77,78 Keberhasilan Usaha Ternak 5,56 11,11 83,33 Tingkat Keberhasilan dalam Pemenuhan Kebutuhan Materi Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan materi dilihat dari produktivitas usaha. Menurut Reijntjes, dkk. (1999), produktivitas merupakan hasil per satuan lahan, tenaga kerja, modal (misalnya ternak, uang), waktu atau input lainnya (misalnya uang tunai, energy, air, dan unsur hara). Tingkat keberhasilan usaha dalam pemenuhan kebutuhan materi yang dapat dilihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam pemenuhan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9
10 kebutuhan materi tergolong rendah yaitu sebesar 88,89% dan tergolong tinggi dan sedang maasing-masing sebesar 5,56%. Hal ini disebabkan usaha ternak kambing Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri Murni saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga responden sehari-hari dikarenakan ternak kambing Peranakan Etawah hanya dimiliki oleh beberapa responden saja yaitu hanya empat orang responden. Kepemilikan ternak kambing Peranakan Etawah produktif tidak lebih dari 3 ekor dan produksi susu yang dihasilkan juga di bawah rata-rata produksi susu Kelompok sehingga mempengaruhi pendapatan perhari responden. Rendahnya pemanfaatan tenaga kerja keluarga juga mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan materi yang rendah akibat responden banyak tidak melibatkan seluruh anggota keluargnya dikarenakan anak-anak mereka ada yang bekerja di luar dan tidak ikut membantu dalam mengurusi dan melanjutkan usaha ternak kambing Peranakan Etawah. Tingkat Keberhasilan dalam Pemenuhan Kebutuhan Sosial Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan sosial menurut Reijntjes, dkk. (1999), digolongkan menjadi identitas, keamanan, dan kesinambungan. Tingkat keberhasilan usaha dalam pemenuhan kebutuhan sosial yang dapat dilihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa 77,78% responden menilai rendah dan sebagian responden menilai tinggi dan sedang dengan masing-masing persentasi sebesar 11,11%. Pemenuhan kebutuhan sosial responden di Kelompok Tani Sri Murni dinilai rendah, hal ini dikarenakan banyaknya anggota yang tidak lagi ikut berperan serta dalam kegiatan kelompok dan juga banyak anggota yang tidak memiliki ternak kambing Peranakan Etawah lagi. Selain itu walaupun terdapat kemudahan akses dalam mendapatkan sumberdaya seperti air dan hijauan untuk pakan kambing tapi belum dapat dimanfaatkan oleh anggota Kelompok Tani Sri Murni dengan baik. Selain itu juga dikarenakan sulitnya dalam menambah populasi ternak kambing Peranakan Etawah akibat kurangnya modal dan dalam mengembangbiakan ternak kambing Peranakan Etawah, tingkat keberhasilan saat dilakukan inseminasi buatan sangat kurang dibandingkan dengan kawin alami. Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Rank Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10
11 Spearman ( ), hubungan antara dinamika kelokpok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri Murni menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,499. Setelah dilakukan uji signifikansi didapatkan sebesar 2,305, dengan lebih besar dari (Tabel uji T pada Siegel, 1992) pada tingkat signifikansi 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang positif antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah dan diinterpretasikan kedalam aturan Guilford, termasuk dalam kategori yang memiliki hubungan cukup baik yaitu dan. Terdapatnya hubungan positif yang cukup baik antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah dapat diamati dari hasil penelitian yang didapatkan di lapangan. Rendahnya nilai dinamika kelompok (83,33%) diikuti dengan rendahnya nilai keberhasilan usaha ternak di Kelompok Tani Sri Murni (83,33%). Rendahnya dinamika kelompok dikarenakan Kelompok Tani Sri Murni dalam mencapai tujuan kelompoknya, kelompok tidak mempunyai program kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan. Pembagian tugas tidak berjalan lancar yang diakibatkan tugas seorang ketua, seketaris, dan anggota lainnya, hak dan kewajiban mereka tidak sesuai dengan perannya masing-masing walaupun terdapat susunan kepengurusan yang jelas. Tidak berjalannya fungsi kelompok dalam penyampaian informasi, dan kurangnya kerjasama dan kebersamaan antar anggota akibat jauhnya jarak antar anggota dan pemeliharaan ternak kambing yang dilakukan sendiri-diri sehingga masing-masing anggota tidak memiliki rasa bangga dan kepuasan terhadap keberhasilan yang dicapai kelompok dan pencapaian tersebut tidak sesuai dengan keinginan masing-masing anggota. Penyebab-penyebab rendahnya nilai kedinamisan kelompok menyebabkan rendahnya tingkat usaha ternak kambing Peranakan Etawah yang dijalani saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari para anggota kelompok, dikarenakan sedikitnya populasi ternak kambing Peranakan Etawah. Jumlah populasi yang sedikit, membuat produksi susu yang dihasilkan sebagian anggota di bawah rata-rata produksi susu kelompok yang juga mempengaruhi pendapatan per hari. Selain itu terdapat anggota kelompok tidak memiliki ternak kambing Peranakan Etawah yang sama sekali tidak dapat Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 11
12 membantu menghasilkan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, inilah yang membuat rasa kurang percaya diri timbul dalam diri anggota dan anggota tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi usaha ternak kambing Peranakan Etawah. Kesimpulan 1. Dinamika kelompok di Kelompok Tani Sri Murni tergolong dalam kategori rendah (83,33%). 2. Keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri Murni yang dicapai tergolong dalam kategori rendah (83,33%). 3. Hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah menunjukkan hubungan positif cukup berarti dengan. Saran 1. Agar kelompok menjadi kelompok yang dinamis maka kelompok diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan para anggotanya sehingga para anggotanya menjalankan tugas sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Selain itu perlu meningkatkan kerjasama antar pengurus dan anggota. 2. Diharapkan adanya peningkatan terhadap pengawasan dan pembinaan yang dilakukan dari Dinas Peternakan dalam kegiatan-kegiatan di kelompok. 3. Banyaknya anggota yang tidak aktif dalam kegiatan kelompok, diharapkan adanya upaya kelompok dalam menciptakan kegiatan untuk membuat anggota aktif kembali. DAFTAR PUSTAKA Andarwati, Siti., Guntoro, Budi., Haryadi, F. Trisakti., dan Sulastri, Endang Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong Binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sains Peternakan. Maret Vol 10 No 1: Budiraharjo, K Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Petani Peternak dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Usaha Ternak Kambing di Kota Semarang. Tesis. Universitas Diponogoro. Data Kelurahan Bojongkantong Profil Desa. Bojongkantong. Dwijatmiko, S., dan Isbandi Kajian Dinamika Kelompok Pada Kelompok Tani Ternak Sapi Perah di Kabupaten Semarang. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Diponogoro. Semarang. Garantjang, S Pertumbuhan Anak Kambing Kacang pada Berbagai Umur Induk yang Dipelihara Secara Tradisional. Jurnal Sains Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 12
13 dan Teknologi. April Vol 4 No 1: Lestari, Mugi Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok Tani Dalam Berusahatani di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Reijntjes, C., Haverkort, B., dan Bayer W. A Pertanian Masa Depan. Kanisius Jakarta. Soekartawi Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI-Press. Jakarta. Winaryanto, S., dkk Peranan Penyuluhan sebagai Agen Pembaharu dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah. Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2011, Vol 11, No. 1, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 13
Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri
Lebih terperinciHubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi
HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciLilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Hubungan Antara Tingkat Pelayanan Sarana Produksi dan Kegiatan Penyuluhan dengan Keberlanjutan Usaha Anggota Koperasi Relation Between Input Service Level and Extension Activity with Cooperative s Member
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 839 844 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MOTIVASI PARA PETERNAK DI PAGUYUBAN KAMBING PERAH PERANAKAN
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI
Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA
Lebih terperinciDinamika Kelompok Peternak Sapi Potong Binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sains Peternakan Vol. 10 (1), Maret 2012: 39-46 ISSN 1693-8828 Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong Binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Siti Andarwati, Budi Guntoro,
Lebih terperinciHubungan Antara Dinamika Kelompok Peternak Ghufron Purnama Putra
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BIOGAS (Survei di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang) CORRELATION
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciHubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK
Lebih terperinciAnalisis Biaya dan keuntungan...simon pardede
ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Simon Pardede* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinciHubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,
35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dwiguna yang dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging dan susu.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang membantu dalam pemenuhan gizi masyarakat di Indonesia. Produk peternakan berupa daging, susu, telur serta bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.
26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34 Hubungan Keberdayaan Peternak Sapi Perah Dengan Tingkat Keberhasilan Usaha Ternak (Correlation Between Dairy Farmer s Power and Level of Farming Succeeding)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Salah satu tujuan dari pembangunan
Lebih terperinciDINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN
DINAMIKA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI LM3 DI DESA PINAPALANGKOW KECAMATAN SULUUN TARERAN Omega Runtunuwu *, B. F. J. Sondakh, B. Rorimpandey dan F.N. S. Oroh Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciRespon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS
RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinci1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program
18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
Lebih terperinciI.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **
PENGARUH UMUR, PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN JUMLAH TERNAK PETERNAK KAMBING TERHADAP PERILAKU SAPTA USAHA BETERNAK KAMBING DI DESA WONOSARI KECAMATAN PATEBON (The Effect Of Age, Education, Experience And
Lebih terperinciKONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan)
1 KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan) SUCIANI, I G.N. KAYANA, I W. SUKANATA, DAN I W. BUDIARTHA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciTingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari
Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciPeranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciPeran Penyuluh Dalam Meningkatkan Dinamika Kelompok Peternak Itik... Cindi Febrianti
PERAN PENYULUH DALAM MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK ITIK (Kasus Pada Kelompok Peternak Itik Di Desa Padamulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang) THE ROLE OF EXTENSION WORKER IN DEVELOPING
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciPERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA
EPP.Vol.4.o.1.007:8-1 8 PERAA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TAI TERHADAP TIGKAT PEERAPA TEKOLOGI LEISA (The Role of Social Factors of Farmer Group to Applicated LEISA Technology) Jumri dan Midiansyah Effendi
Lebih terperinciSyahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan
Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic and Its Perception toward Artificial Insemination)
Lebih terperinciANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR AN ANALYSIS ON THE DYNAMICS OF RUBBER FARMER GROUPS (Hevea brasiliensis) IN XIII KOTO KAMPAR, KAMPAR
Lebih terperinciHUBUNGAN PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK TERHADAP PERILAKU ZOOTEKNIK PETERNAK KAMBING DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
HUBUNGAN PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK TERHADAP PERILAKU ZOOTEKNIK PETERNAK KAMBING DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG (THE RELATION OF GOAT FARMER PARTICIPATION TO ZOOTECNIC
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, 165 169 Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein hewani yang tergolong mudah dipelihara dan sudah dikenal luas oleh masyarakat. Kambing
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP
TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efektivitas Kelompok tani Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH
HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH THE CORRELATION BETWEEN LEADERSHIP ROLE OF GROUP LEADER AND MEMBER MOTIVATION OF DAIRY FARMERS (Kasus di
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan
19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,
Lebih terperinciOleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo.
PENGARUH PENYULUHAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TEKNOLOGI SISTIM TANAM LEGOWO DI KELOMPOK TANI KARYA MUKTI III DESA SUKAKARYA KECAMATAN SUKANAGARA KABUPATEN CIANJUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK DENGAN KEBERHASILAN USAHATANI ANGGOTA
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN KEBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK DENGAN KEBERHASILAN USAHATANI ANGGOTA Oleh : Unang Yunasaf Sugeng Winaryanto Syahirul Alim FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN NOVEMBER,
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK DAN JUMLAH TERNAK YANG DIPELIHARA DENGAN PENDAPATAN PADA PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI Oleh : VIVI MISRIANI 07 164
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan
Lebih terperinciPutri Utami Pebryna dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014
HUBUNGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI DENGAN PENDAPATAN DAN PERTAMBAHAN JUMLAH TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA (Studi Kasus: DESA SUKAHARJA, SARIWANGI, TASIKMALAYA) THE RELATIONSHIP BETWEEN INNOVATION ADOPTION
Lebih terperinciPengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak
Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 18-25 ISSN 1693-8828 Pengembangan Kelembagaan Pembibitan Ternak Sapi Melalui Pola Integrasi Tanaman-Ternak Cahyati Setiani dan Teguh Prasetyo Balai Pengkajian
Lebih terperinciK. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK
ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHA TERNAK KAMBING DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN SKALA PEMILIKAN TERNAK (Comparative Analyse on the Income of Goat Farming in Semarang City Based on the Scale of Livestock
Lebih terperinciHubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP
Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciV. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar
V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran
Lebih terperinciKAMBING ETAWA SEBAGAI PENGHASIL SUSU DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. (Etawa Goat as A Milk Producer in District of Sleman, Yogyakarta)
Dukungan Teknologi dan Kebijakan dalam Percepatan Produksi dan Konsumsi Susu KAMBING ETAWA SEBAGAI PENGHASIL SUSU DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA (Etawa Goat as A Milk Producer in District of Sleman, Yogyakarta)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik
Lebih terperinciAnalisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman
Sains Peternakan Vol. 5 (2), September 2007: 6-11 ISSN 1693-8828 Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman S. Emawati Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciPeran Modal Sosial dalam Menunjang Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah (Studi Kasus di Kelompok 3 TPK Pulosari Pangalengan)
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 10, 52-57 Peran Modal Sosial dalam Menunjang Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah (Studi Kasus di Kelompok 3 TPK Pulosari Pangalengan) The Role Of Social Capital
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU (Kasus pada Kelompok Olahan Susu, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi) RELATION
Lebih terperinciHubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)
Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA
Lebih terperinciHubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers)
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 150 157 Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers) Unang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak kerbau di Provinsi Banten mencapai 14,2 juta ekor, sementara populasi ternak pada tahun 2011 kurang
Lebih terperinciMINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)
Volume 11, Nomor 2, Hal. 01-07 ISSN 0852-8349 Juli - Desember 2009 MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT
PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT Dewi Hastuti, Renan Subantoro, Muammar Ismail Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Kecamatan Kaligesing merupakan daerah sentra peternakan kambing
PENGANTAR Latar Belakang Kecamatan Kaligesing merupakan daerah sentra peternakan kambing Peranakan Etawah di Kabupaten Purworejo. Populasi ternak kambing Peranakan Etawah di Kabupaten Purworejo berdasarkan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat 5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Cisurupan terletak kurang lebih 18 Km dari Ibu Kota Kabupaten
Lebih terperinciEFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG
EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (PKP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (EFFECTIVENESS AND PARTICIPATION SOCIETY AGAINST THE URBAN POVERTY ERADICATION
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan
PENGANTAR Latar Belakang Kambing mempunyai peran yang sangat strategis bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan hidup dan merupakan bagian penting
Lebih terperinciJ. M. Tatipikalawan dan S. Ch. Hehanussa Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT
ESTIMASI NATURAL INCREASE KAMBING LOKAL DI PULAU KISAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT This research was conducted to find the natural increasing number of
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG
HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN
PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN Ariani Kasmiran, Yayuk Kurnia Risna Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)
Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan
Lebih terperinciX. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO
X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak
Lebih terperinciEVALUASI FINANSIAL USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO
EVALUASI FINANSIAL USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO (Financial Evaluation on Ettawa Cross Goat Farming of Farmers Group in Kaligesing
Lebih terperinciHUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf
1 HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis sebagai pusat akses lintas daerah karena posisinya berada di titik tengah wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT
HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) SKRIPSI
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti
Lebih terperinciJurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP INSEMINASI BUATAN PADA SAPI POTONG KELURAHAN TUAN-TUAN KECAMATAN
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
17 3.1. Objek Penelitian III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPBS Pangalengan yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. 3.2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ownload/regulasi/kepmen/ukm05kepmen, 10 Januari 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kualitas sumber daya manusia dan persaingan dalam memperoleh pekerjaan di Indonesia menuntut tiap orang untuk berusaha menciptakan lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULONPROGO. Sundari 1 dan Komarun Efendi 2
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULONPROGO Sundari 1 dan Komarun Efendi 2 1 Dosen, Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 Vol. 2 No.2 Hal : 93-97 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 25-29 ISSN 1693-8828 Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman F.X. Suwarta dan G. Harmoko Jurusan Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA
RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten
Lebih terperinciDYNAMIC CORRELATION OF COOPERATIVE ORGANIZATIONS WITH PARTICIPATION OF THEIR MEMBERS (The case in milk cooperative)
HUBUNGAN DINAMIKA ORGANISASI KOPERASI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI (Suatu Kasus pada Koperasi Persusuan) Unang Yunasaf, Nugraha Setiawan dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari
Lebih terperinciHerman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN USAHATANI CABAI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN FMA (STUDI KASUS DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai
Lebih terperinciTINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI
TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI Syahirul Alim Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel
38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan
Lebih terperinci(The Leadership of Chairman Groups And Its Association With Groups Effectiveness (In Cases of Dairy Farmers Groups of KSU Tandangsari Area))
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, 179-185 Kepemimpinan Ketua Kelompok Dan Hubungannya Dengan Keefektifan Kelompok (Kasus Pada Kelompoktani Ternak Sapi Perah Di Wilayah Kerja Koperasi Serba
Lebih terperinci