PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN"

Transkripsi

1

2 PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN... 2 BAB 2 PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU... 3 A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru... 3 B. Model Kurikulum Pendidikan Guru Model Terintegrasi Model Berlapis... 6 BAB 3 PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU... 7 A. Pengembangan Kurikulum Program Sarjana Pendidikan Perancangan Kurikulum... 7 a. Penetapan Profil Lulusan... 8 b. Perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) c. Pembentukan Mata Kuliah ) Pemilihan Bahan Kajian dan Penyusunan Matriks CPL ) Kajian dan Penetapan Mata Kuliah ) Penetapan Besarnya sks Mata Kuliah d. Penyusunan Struktur Kurikulum ) Menyusun Mata Kuliah dalam Semester ) Menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) a) Prinsip Penyusunan RPS b) Komponen RPS c) Tahapan Penyusunan RPS ) Menyusun Dokumen Kurikulum Sistem Pembelajaran i

4 a. Proses Pembelajaran b. Penilaian Pembelajaran ) Prinsip Penilaian ) Kriteria Penilaian ) Mekanisme dan Prosedur Penilaian ) Pelaksanaan Penilaian ) Pelaporan Penilaian ) Kelulusan Mahasiswa c. Tindak Lanjut Penilaian ) Bentuk Tindak Lanjut Penilaian ) Analisis Kesulitan Belajar ) Waktu Pelaksanaan Analisis Kesulitan Belajar ) Prosedur Analisis Kesulitan Belajar ) Bentuk Program Remedial ) Waktu Pelaksanaan Program Remedial ) Penetapan Kelulusan dan Pelaporan Hasil Remedial ) Mekanisme Remediasi DAFTAR PUSTAKA ii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Model Kurikulum Terintegrasi Program Sarjana Pendidikan dengan Program Pendidikan Profesi 2 Semester... 5 Gambar 2. Model Berlapis antara Program Sarjana Pendidikan dengan Pendidikan Profesi 2 Semester... 6 Gambar 3. Tahapan Perancangan Kurikulum... 8 Gambar 4. Tahapan Capaian Pembelajaran Gambar 5. Tahapan Penyusunan RPS Gambar 6. Pembelajaran Tuntas pada Program Sarjana Pendidikan iii

6 DAFTAR TABEL Tabel 1. Contoh Profil Lulusan Program Sarjana Pendidikan Biologi... 9 Tabel 2. Contoh matriks keterkaitan capaian pembelajaran dan bahan kajian program studi Pendidikan Kimia Tabel 3. Contoh Matriks Hubungan Capaian Pembelajaran, Bahan Kajian, dan Mata kuliah Tabel 4. Contoh format RPS Tabel 5. Penjelasan contoh format RPS Tabel 6. Contoh Rancangan Tugas Mahasiswa Tabel 7. Contoh untuk program remedial dilakukan per SubCPMK Tabel 8. Contoh untuk program remedial dilakukan pada Grup SubCPMK iv

7 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengembangan kurikulum perguruan tinggi harus didasarkan pada dinamika kebutuhan masyarakat, regulasi terkait pendidikan tinggi, visi dan misi perguruan tinggi, khususnya program studi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 35, Ayat (1) menegaskan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Pada Ayat (2) ditegaskan bahwa KPT dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) untuk setiap program studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Lebih lanjut pengembangan KPT dirumuskan penjenjangnya dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI dalam penerapannya di jenjang pendidikan tinggi secara lebih rinci dirumuskan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN- Dikti) yang tercakup dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Untuk mencapai kompetensi lulusan, dalam pengembangan kurikulum program sarjana pendidikan dan program pendidikan profesi guru harus merujuk pada Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian yang tertuang dalam SN-Dikti. Regulasi lainnya yang menjadi payung bagi pengembangan kurikulum ini adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, khususnya Pasal 8 yang menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Merujuk pada Panduan Penyusunan KPT, model pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru (KPG) untuk Program Sarjana Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) menerapkan Model Sistematik. Menurut model ini, pengembangan komponen KPG dimulai dari menetapkan kompetensi 1

8 lulusan yang dinyatakan dalam rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), proses pembelajaran, dan penilaian. Panduan perumusan CPL tertuang dalam SN-Dikti dan KPT dengan mempertimbangkan aspek-aspek: 1. kebutuhan pemangku kepentingan, masyarakat pengguna lulusan; 2. perkembangan Ipteks, khusus dalam KPG mempertimbangkan perkembangan yang terjadi dalam bidang keilmuan baik terkait bidang studi maupun pedagogi serta perpaduan keduanya, pedagogi bidang studi yang sesuai dengan kebutuhan guru masa depan; dan 3. karakteristik mahasiswa calon guru. Pada tataran implementasi KPG, interaksi pembelajaran antara dosen dengan mahasiswa dirancang dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berorientasi kepada kebutuhan dan karakteristik mahasiswa calon guru. Nilainilai kearifan lokal dan global perlu dipertimbangkan pada tataran ini. Oleh karena itu, dalam menerjemahkan SKL, Standar Isi, dan Standar Proses yang dimandatkan dalam SN-Dikti, faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam setiap tahapan pengembangan KPG. B. TUJUAN Panduan Pengembangan KPG ini bertujuan menyediakan acuan bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam mengembangkan kurikulum pada Program Sarjana Pendidikan yang sesuai dengan kearifan lokal, tuntutan kekinian, dan mengacu pada SN-Dikti. 2

9 BAB 2 PENDEKATAN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru Pada pengembangan kurikulum terdapat dua pendekatan yaitu: pendekatan konten (subject matter) dan pendekatan kompetensi. Pada pendekatan konten (subject matter), kurikulum dikembangkan berdasarkan pemilihan bidang kajian yang dipandang dapat menopang ketercapaian tujuan pendidikan tinggi pada suatu jenjang. Pendekatan ini didasarkan pada pengelompokkan dan organisasi bidang kajian secara terpilah-pilah atau terkelompok dalam bidang kajian atau mata kuliah. Pendekatan ini menekankan pada pencapaian bidang keilmuan dan isi kurikulum terstruktur secara bertahap mengikuti struktur keilmuan bidang terkait, serta mencakup desain disiplin akademis dan desain pengelompokan bidang keilmuan. Desain disiplin akademis menekankan pada keterpilahan disiplin ilmu dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap. Organisasi kurikulum dalam desain ini mengikuti cara kerja akademisi dan disiplin keilmuan. Oleh karena itu, isi kurikulum akan memusatkan pada bagaimana ilmuwan bekerja, seperti ahli biologi, sejarawan, dan ahli bahasa. Cara berpikir, cara kerja, dan penelitian yang ada dalam disiplin ilmu sangat kental mewarnai desain kurikulum ini. Kurikulum yang dikembangkan harus dapat membekali mahasiswa dengan struktur keilmuan, yakni hubungan antara gagasan, konsep dan prinsip termasuk integrasi keterampilan dan nilai yang melekat pada disiplin keilmuan. Desain pengelompokan bidang keilmuan dikembangkan untuk menutupi kelemahan pada desain disiplin akademis. Dalam desain pengelompokan bidang keilmuan, disiplin ilmu seperti Biologi, Kimia, Fisika dikelompokkan ke dalam pembidangannya yang lebih luas sebagai Ilmu Pengetahuan Alam; Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi ke dalam Ilmu Pengetahuan Sosial; membaca, menulis, berbicara, menyimak ke dalam kelompok Bahasa. Desain terpadu ini dipandang lebih sesuai bagi jenjang pendidikan dasar, sementara desain yang terpilah-pilah seperti pada desain disiplin akademis lebih sesuai bagi jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 3

10 Pada pendekatan kompetensi, kurikulum dikembangkan berdasarkan capaian atau berbasis pada tujuan. Pendekatan ini pertama kali diadopsi dalam pendidikan guru berbasis kompetensi. Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan ini dikombinasikan dengan desain KPG yang didasarkan pada kebutuhan pemangku kepentingan sesuai dengan tuntutan jaman. Pendekatan kompetensi diawali dengan perumusan standar kompetensi lulusan dalam bentuk unjuk kerja. B. Model Kurikulum Pendidikan Guru Berdasarkan kajian akademik bahwa penyiapan guru harus melalui suatu sistem keutuhan pendidikan akademik dan profesi, yaitu penyelenggaraan pendidikan akademik guru hingga diteruskan ke pendidikan profesi guru. Pada model KPG, dimungkinkan pengintegrasian antara pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Bagi lulusan program sarjana nonkependidikan yang berminat menjadi guru, untuk memenuhi syarat keutuhan kompetensi akademik dan profesi, harus mengikuti proses matrikulasi. Terdapat dua model KPG yaitu model berlapis dan terintegrasi, sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pasal 16 ayat (2) bahwa program profesi diselenggarakan sebagai program lanjutan yang terpisah atau tidak terpisah dari program sarjana atau program diploma empat/sarjana terapan. Kedua model KPG ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2. 4

11 1. Model Terintegrasi PPG PPL WORKSHOP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KKN DIK, PENELITIAN DAN UJIAN AKHIR Program Sarjana Pendidikan KARAKTER DAN KEINDONESIAAN Akademik Kependidikan METODE KHUSUS Bidang Studi M3 M2 M1 1 Gambar 1. Model Kurikulum Terintegrasi Program Sarjana Pendidikan dengan Program Pendidikan Profesi 2 Semester Pada model Gambar 1, KPG diselenggarakan secara terintegrasi antara Program Sarjana Pendidikan yang disebar dalam 8 semester dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang di dalamnya ada workshop pengembangan perangkat pembelajaran dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi calon guru mata pelajaran. Capaian pembelajaran Program Sarjana Pendidikan meliputi kompetensi pemahaman peserta didik, pembelajaran yang mendidik, penguasaan kurikulum dan bidang studi, serta sikap dan kepribadian. Selama 3 semester mulai semester 2, semester 4, dan semester 6 dilaksanakan program magang kependidikan sebagai program pengenalan lingkungan sekolah sejak awal (M1, M2, dan M3). Pada semester 9 dan 10 dilaksanakan Program PPG, yang terdiri dari workshop pengembangan perangkat pembelajaran pada semester 9, dan PPL pada semester 10. 5

12 2. Model Berlapis PPG 10 9 PPL WORKSHOP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN 8 KKN DIK, PENELITIAN DAN UJIAN AKHIR Program Sarjana Pendidikan KARAKTER DAN KEINDONESIAAN Akademik Kependidikan METODE KHUSUS Bidang Studi M3 M2 M1 1 Gambar 2. Model Berlapis antara Program Sarjana Pendidikan dengan Pendidikan Profesi 2 Semester Pada model Gambar 2, Program Sarjana Pendidikan diselenggarakan terpisah dari Program PPG. Model kurikulum ini diajukan dengan mempertimbangkan bahwa profesi guru juga terbuka bagi lulusan Program Sarjana nonkependidikan yang berminat untuk menjadi guru dengan persyaratan tertentu. Program PPG yang diselenggarakan untuk sarjana nonkependidikan dalam bidang studi sejenis dengan Program PPG, didahului dengan matrikulasi. 6

13 BAB 3 PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU A. Pengembangan Kurikulum Program Sarjana Pendidikan KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Setiap jenjang KKNI setara dengan jenjang CPL program studi pada jenjang tertentu. Merujuk pada penjenjangan KKNI, Program Sarjana Pendidikan setara dengan jenjang 6. CPL diuraikan dalam deskripsi sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus dengan pernyataan yang ringkas yang disebut dengan deskriptor generik. Tiap-tiap deskriptor menjadi indikator CPL sesuai dengan jenjang program studi. Berdasarkan alasan tersebut pengembangan KPG pada Program Sarjana Pendidikanmengikuti deskriptor generik SN-Dikti yang disesuaikan jenjangnya. Pengembangan kurikulum harus dilaksanakan melalui prosedur yang sistematis. 1. Perancangan Kurikulum Merujuk pada Panduan Penyusunan KPT, tahap perancangan kurikulum Program Sarjana Pendidikan dilaksanakan melalui prosedur seperti pada Gambar 3 berikut. 7

14 Gambar 3. Tahapan Perancangan Kurikulum a. Penetapan Profil Lulusan Profil lulusan program studi adalah postur atau peran yang dapat dilakukan oleh lulusan yang diharapkan pada saat pembelajar lulus atau menyelesaikan seluruh proses pembelajaran sesuai dengan jenjang KKNI. Profil lulusan Sarjana Pendidikan ditetapkan oleh program studi berdasarkan kesepakatan asosiasi program studi sejenis, hasil analisis perkembangan keilmuan dan keahlian, analisis kebutuhan lapangan dan pemangku kepentingan, serta hasil evaluasi kurikulum yang sedang berlaku. Program studi yang telah memiliki alumni, dapat mengevaluasi hasil penelusuran lulusannya untuk melihat kelebihan dan kekurangan berdasarkan respon pengguna lulusan sehingga dapat dikenali kemampuan yang perlu dikuatkan dan ditambahkan. Penentuan profil juga wajib merujuk pada jenjang kualifikasi lulusan sesuai dengan SN-Dikti. Aspek yang perlu menjadi pertimbangan mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan 8

15 khusus yang akan dikuasai oleh seorang lulusan. Kesesuaian tersebut dilakukan dengan membandingkan terhadap deskriptor generik KKNI. Kekhasan program studi dapat dibangun melalui penggalian potensi dan keunggulan daerah serta melihat tantangan dan permasalahan ke depan yang dapat dipecahkan oleh kemampuan yang dimiliki lulusan program studi sesuai jenjangnya. Demikian halnya dengan perkembangan berbagai sektor yang muncul di masyarakat harus dapat diakomodasi sehingga turut mewarnai profil. Profil yang telah ditetapkan, akan menjadi dasar dalam perumusan CPL. Tabel 1. Contoh Profil Lulusan Program Sarjana Pendidikan Biologi Profil Deskripsi Profil Calon guru biologi Pendidik, fasilitator pembelajaran kreatif, inovatif yang mendidik dengan penguasaan materi biologi yang baik, memiliki kemampuan menggunakan teknologi informasi untuk mengikuti perkembangan biologi dan pembelajarannya, berjiwa Pancasila, didukung kemampuan berbahasa Inggris, memiliki jiwa kepemimpinan, serta memiliki potensi melanjutkan ke pendidikan profesi sehingga menjadi guru professional dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi baik bidang pendidikan maupun biologi dan cabang biologi Asisten Peneliti pendidikan biologi Pengkaji permasalahan pendidikan biologi dan mempublikasikan hasilnya dalam forum ilmiah, berjiwa Pancasila, dengan didukung kemampuan berbahasa Inggris dan penguasaan teknologi informatika, serta memiliki potensi melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi yang linear dengan bidang penelitian pendidikan Wirausahawan bidang Berusaha sendiri maupun bekerja bersama 9

16 kependidikan biologi orang lain untuk menghasilkan barang dan jasa yang berhubungan dengan kependidikan seperti menghasilkan bahan ajar, dan media pendidikan. b. Perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Pengertian capaian pembelajaran sesuai dengan KKNI (Perpres Nomor 8 Tahun 2012) adalah internasilisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja. SKL merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dinyatakan dalam rumusan CPL. Deskripsi CPL menjadi komponen penting dalam rangkaian pengembangan KPG. Secara umum CPL dapat berperan dengan beragam fungsi, yaitu: (a) sebagai penciri, deskripsi, atau spesifikasi dari program studi; (b) sebagai ukuran, rujukan, pembanding pencapaian jenjang pembelajaran dan pendidikan; (c) kelengkapan utama deskripsi dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI); dan (d) sebagai komponen penyusun kurikulum dan pembelajaran. Sikap terwujud dalam perilaku sebagai hasil dari internalisasi nilai-nilai budaya dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual, personal, dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. CP sikap tertuang dalam lampiran SN-Dikti yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kekhasan program sarjana pendidikan yang akan meneruskan pendidikan profesi untuk menjadi guru profesional. Keterampilan merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Keterampilan dikelompokkan menjadi dua, yakni keterampilan umum dan keterampilan khusus. Keterampilan umum merupakan kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka 10

17 menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi. CP keterampilan umum tertuang dalam lampiran SN-Dikti yang harus dikembangkan sesuai kebutuhan dan kekhasan program sarjana pendidikan yang akan meneruskan pendidikan profesi untuk menjadi guru profesional. Keterampilan khusus merupakan kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi, yang dirumuskan oleh program studi dengan asosiasi program studi sejenis. Pengetahuan merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan pembelajaran. Capaian pembelajaran Program Sarjana Pendidikan meliputi kompetensi pemahaman peserta didik, pembelajaran yang mendidik, penguasaan kurikulum dan bidang studi, serta sikap dan kepribadian. 1) Kompetensi pemahaman peserta didik Program Sarjana Pendidikan meliputi kemampuan: a) mengidentifikasi karakteristik peserta didik dari aspek fisik, psikologis, sosial, dan kultural untuk kepentingan pembelajaran; b) memberikan layanan kepada peserta didik sesuai dengan karakteristiknya; dan c) mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. 2) Kompetensi pembelajaran yang mendidik Program Sarjana Pendidikan meliputi kemampuan: a) memahami landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, psikologis, dan empiris pendidikan; b) memahami konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan; c) menguasai teori belajar dan pembelajaran; d) memilih pendekatan dan model pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; e) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam perencanaan, penyelenggaraan proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran; 11

18 f) memperbaiki kualitas pembelajaran berdasarkan penilaian proses dan penilaian hasil belajar; dan g) mengembangkan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan menantang peserta didik untuk berkreasi. 3) Kompetensi penguasaan kurikulum dan bidang kajian Program Sarjana Pendidikan meliputi kemampuan: a) menguasai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian dalam kurikulum satuan pendidikan; b) menguasai konsep dan metode keilmuan yang menaungi substansi bidang kajian; c) melakukan pendalaman bidang kajian sesuai dengan lingkugan dan perkembangan jaman; d) mengembangkan kurikulum sesuai dengan bidang tugas; dan e) mengelola kurikulum tingkat satuan pendidikan. 4) Kompetensi sikap dan kepribadian Program Sarjana Pendidikan meliputi kemampuan: a) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b) menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; c) berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; d) berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa; e) menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; f) bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; g) taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; h) menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; i) menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; 12

19 j) menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan; dan k) memahami dirinya secara utuh sebagai pendidik. Capaian pembelajaran mencakup CPL, capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) dan subcapaian pembelajaran mata kuliah (SubCPMK). Hal yang sangat penting dan pembelajaran terintegrasi dengan program akademik CPL Pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai spesifik perkuliahan CPMK Kegiatan pembelajaran, ujian dan strategi penilaian SubCPMK Gambar 4. Tahapan Capaian Pembelajaran c. Pembentukan Mata Kuliah Tahap pembentukan mata kuliah Program Sarjana Pendidikan terdiri atas pemilihan bahan kajian dan penetapan mata kuliah. 1) Pemilihan Bahan Kajian dan Penyusunan Matriks CPL Bahan kajian adalah suatu bangunan ilmu, teknologi atau seni, objek yang dipelajari, yang menunjukkan ciri cabang ilmu tertentu, atau dengan kata lain menunjukkan bidang kajian atau inti keilmuan suatu program studi. Bahan kajian dapat pula merupakan pengetahuan/bidang kajian yang akan dikembangkan, keilmuan yang 13

20 sangat potensial atau dibutuhkan masyarakat untuk masa datang. Pilihan bahan kajian ini sangat dipengaruhi oleh visi keilmuan program studi yang bersangkutan, yang biasanya dapat diambil dari program pengembangan program studi (misalnya diambil dari pohon penelitian program studi). Tingkat keluasan, kerincian, dan kedalaman bahan kajian ini merupakan pilihan otonom masyarakat ilmiah di program studi tersebut. Bahan kajian tidak merupakan mata kuliah. Bahan kajian dikembangkan berdasarkan rumusan capaian pembelajaran lulusan. Tabel 2. Contoh matriks keterkaitan capaian pembelajaran dan bahan kajian program studi Pendidikan Kimia. Bahan Kajian Capaian Pembelajaran Inti Keilmuan *) Ipteks Pendukung Ipteks yang Dikembangkan Penciri PT/ Program studi 1. Sikap a. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; 1. Pancasila 2. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia 3. Ketatanegaraan dst. Disesuaikan dengan karakteristik perguruan tinggi 1) dst. 2. Pengetahuan a. Menguasai konsep dan prinsip pedagogi serta metode pembelajaran yang baku, yang digunakan untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran kimia 1. Pengukuran dan penilaian pembelajaran kimia, 2. Penilaian berbasis kompetensi, 3. Perancangan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan proses pembelajaran, 14

21 Bahan Kajian Capaian Pembelajaran Inti Keilmuan *) Ipteks Pendukung Ipteks yang Dikembangkan Penciri PT/ Program studi 4. Analisis kualitas alat ukur evaluasi dan penafsirannya, dst. b. Mampu memecahkan Ipteks di bidang kimia yang umum dalam lingkup sederhana seperti identifikasi, analisis senyawa organik dan anorganik, metode analisis kimia serta penerapan teknologi yang relevan. 5. Struktur dan kereaktifan senyawa organik, 6. Senyawa hidrokarbon, 7. Senyawa derivat hidrokarbon 8. Identifikasi dan analisis struktur senyawa organik. dst. b. dst. 3. Keterampilan umum a. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau 1. Penyusunan proposal penelitian pendidikan 2. Penyusunan instrumen penelitian 3. Penulisan laporan penelitian 4. Etika ilmiah 5. Publikasi lmiah dst. 15

22 Bahan Kajian Capaian Pembelajaran Inti Keilmuan *) Ipteks Pendukung Ipteks yang Dikembangkan Penciri PT/ Program studi laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; b. Dst 4. Keterampilan Khusus a. Mampu menerapkan ilmu dasar lain yang menunjang pemahaman ilmu kimia dan keterkaitannya sesuai dengan perkembangan iptek. b. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, fasilitas laboratorium, bengkel, atau lingkungan untuk pembelajaran kreatif dan menyenangkan. c. dst, Keterangan: 1. Aljabar 2. Geometri 3. Kalkulus dst. 1. Peran TIK dalam pembelajaran 2. Aplikasi program komputer untuk pembelajaran kimia 3. Pengembangan web 4. Produksi media pembelajaran interaktif. dst. *) Inti keilmuan mencakup ilmu pendidikan, metodik khusus, psikologi, dan konten bidang studi. **) Asosiasi/forum program studi dapat melakukan pemilihan bahan kajian dan penyusunan matriks CPL menggunakan model/format lain sesuai karakteristik program studi dan penciri institusi pendidikan tinggi. 16

23 2) Kajian dan Penetapan Mata Kuliah Mata kuliah merupakan kumpulan bahan kajian yang terstruktur. Bahan kajian satu terkait dari bahan berikutnya dari yang bersifat umum dan sederhana ke yang lebih kompleks. Peta kaitan bahan kajian dan CPL secara simultan juga digunakan untuk analisis pembentukan sebuah mata kuliah. Hal ini dapat ditempuh dengan menganalisis kedekatan bahan kajian serta kemungkinan keefektifan pencapaian CPL bila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah, dan dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Berikut adalah contoh matriks hubungan antara capaian pembelajaran, bahan kajian dan mata kuliah. 17

24 Tabel 3. Contoh Matriks Hubungan Capaian Pembelajaran, Bahan Kajian, dan Mata kuliah Bahan Kajian Ipteks yang Penciri PT/ Capaian Pembelajaran Inti Keilmuan Ipteks Pendukung Dikembangka n Program studi CP Sikap a. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; b. dst. Matakulia h 4: Pendidikan Kewargane -garaan 2. CP Pengetahuan a. Menguasai konsep dan prinsip pedagogi serta metode pembelajaran yang baku, yang digunakan untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran kimia, Matakuliah 1: Evaluasi Pembelajaran Kimia Matakulia h 5: Matematik a Dasar b. Mampu memecahkan Ipteks di bidang kimia yang umum dalam lingkup sederhana seperti identifikasi, analisis senyawa organik dan anorganik. metode analisis kimia serta penerapan teknologi yang relevan, c. dst. 3. CP Keterampilan Umum Matakuliah 2: Kimia Organik 18

25 Bahan Kajian Ipteks yang Penciri PT/ Capaian Pembelajaran Inti Keilmuan Ipteks Pendukung Dikembangka n Program studi a. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; Matakuliah 3: Skripsi b. dst. 4. CP Keterampilan khusus a. Mampu menerapkan ilmu dasar lain yang menunjang pemahaman ilmu kimia dan keterkaitannya sesuai dengan perkembangan iptek. b. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, fasilitas laboratorium, bengkel, atau lingkungan untuk pembelajaran kreatif dan menyenangkan. c. dst. Matakuliah 6: Teknologi Informasi Pembelajaran Kimia 19

26 3) Penetapan Besarnya sks Mata Kuliah. Pengertian sks pada dasarnya tetap berkaitan dengan satuan waktu. Satu (1) sks mata kuliah yang dilakukan dengan kuliah, responsi, atau tutorial terdiri dari tiga macam kegiatan, yaitu kegiatan tatap muka selama 50 menit, kegiatan belajar terstruktur selama 60 menit, dan kegiatan belajar mandiri selama 60 menit, semuanya dalam satuan perminggu, per semester. Perkiraan besarnya sks suatu mata kuliah atau pengalaman belajar yang direncanakan dilakukan dengan menganalisis secara simultan variabel: (a) tingkat kemampuan/ kompetensi yang hendak dicapai, (b) tingkat keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari, (c) strategi pembelajaran yang akan diterapkan, (d) posisi (letak semester) suatu kegiatan pembelajaran dilakukan, dan (e) perbandingan terhadap keseluruhan beban studi di satu semester, sehingga secara prinsip pengertian sks harus dipahami sebagai: satuan waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai capaian pembelajaran tertentu melalui suatu bentuk pembelajaran dan bahan kajian tertentu. d. Penyusunan Struktur Kurikulum Sesuai Panduan KPT, tahap penyusunan struktur kurikulum pada prinsipnya adalah menyusun mata kuliah ke dalam semester. Pola susunan mata kuliah perlu memperhatikan hal berikut: beban sks ratarata di setiap semester yakni sks, ketepatan letak mata kuliah yang disesuaikan dengan keruntutan tingkat kemampuan dan integrasi antar mata kuliah, dan strategi pembelajaran yang direncanakan dalam usaha memenuhi capaian pembelajaran lulusan. Kurikulum Program Sarjana Pendidikan dirancang dengan masa studi selama empat tahun atau 8 semester, beban sks paling sedikit 144 sks. Susunan mata kuliah yang dilengkapi dengan uraian unsur capaian pembelajaran yang dibebankan pada matakuliah tersebut dan rencana pembelajaran setiap mata kuliah, merupakan dokumen kurikulum. Karena kurikulum juga memiliki arti pembelajaran maka proses pelaksanaan dan cara penilaian atau asssement merupakan satu kesatuan pengertian kurikulum. 20

27 Berikut adalah tahapan penyusunan struktur/kerangka kurikulum: 1) Menyusun Mata Kuliah dalam Semester Proses penetapan posisi matakuliah dalam semester dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara serial atau paralel. Pilihan cara serial didasarkan pada pertimbangan adanya struktur atau logika keilmuan/keahlian yang dianut, yaitu pandangan bahwa suatu penguasaan pengetahuan tertentu diperlukan untuk mengawali pengetahuan selanjutnya (prasyarat), sedangkan sistem paralel didasarkan pada pertimbangan proses pembelajaran. Dalam sistem paralel pendekatan yang digunakan adalah pembelajaran secara terintegrasi baik keilmuannya maupun proses pembelajarannya. 2) Menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Pada tahapan ini, diuraikan penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) atau sebutan lainnya, pemilihan dan organisasi pengalaman belajar yang berorientasi pada pembelajaran aktif di perguruan tinggi, dan pemilihan serta pengembangan alat penilaian. Tahapan-tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut. Dalam Pasal 12, Permenristekdikti No 44 Tahun 2015 tentang SN-Dikti ditegaskan perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain. Rencana pembelajaran semester atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi. a) Prinsip Penyusunan RPS Dalam menyusun RPS prinsip-prinsip berikut harus dipertimbangkan. (1) Keterkaitan antara Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi (CPL) dengan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). (2) CPMK mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang akan dicapai setelah mengikuti perkuliahan mata kuliah tertentu, disusun oleh dosen bersama kelompok dosen pada bidang keahliannya. 21

28 (3) Kemampuan yang dirumuskan dalam CPMK harus spesifik dan operasional, yakni dapat diidentifikasi atau dibuktikan dengan konsisten melalui alat penilaian. Oleh karena itu, dalam merumuskan CPMK harus menggunakan kata kerja operasional. Contoh: Untuk merumuskan CPMK aspek pengetahuan dapat digunakan kata kerja berikut: menguasai, memahami, mengungkapkan, menunjukkan, menyebutkan, membandingkan, dan menandai. Untuk merumuskan CPMK aspek keterampilan dapat digunakan kata kerja berikut: menunjukkan, menerapkan mendemonstrasikan, menggunakan, dan merancang Untuk merumuskan CPMK aspek sikap dapat digunakan kata kerja berikut: menerima, menunjukkan, menjalankan, mengamalkan, dan menampilkan. (4) Rumusan CPMK harus berorientasi kepada mahasiswa atau peserta didik. Oleh karena itu, dalam merumuskan CPMK, halhal berikut harus dipertimbangkan: CPMK merinci suatu tindakan/kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang dapat diamati. CPMK merinci suatu tindakan/kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang dapat diukur. CPMK merinci suatu tindakan/kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan bukan oleh dosen. (5) CPMK harus memandu dosen dalam memilih dan mengembangkan kegiatan pembelajaran. (6) SubCPMK merupakan bagian CPMK yang menggambarkan capaian pembelajaran pada setiap tahapan proses pembelajaran. b) Komponen RPS Berikut adalah komponen yang harus ada di RPS: (1) nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu; 22

29 (2) capaian pembelajaran yang dibebankan pada mata kuliah atau CPMK; (3) kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi CPMK disebut SubCPMK; (4) materi pembelajaran yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai; (5) metode/model/strategi pembelajaran; (6) waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran; (7) pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; (8) kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan (9) daftar referensi yang digunakan. c) Tahapan Penyusunan RPS Berdasarkan prinsip di atas maka dalam menyusun RPS perlu dijaga keterkaitan antara komponennya seperti Gambar 5 berikut ini. 23

30 Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Rumusan kompetensi untuk mendukung terbentuknya profil lulusan, diperoleh dalam dokumen kurikulum Program studi Capaian Pembelajaran Matakuliah (CPMK) Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang akan dicapai setelah mengikuti perkuliahan matakuliah tertentu, disusun oleh dosen bersama kelompok dosen pada bidang keahliannya. SubCapaian Pembelajaran Matakuliah (SubCPMK) SubCPMK merupakan bagian CPMK yang menggambarkan capaian pembelajaran pada setiap tahapan proses pembelajaran. Pembelajaran bahan kajian/materi perkuliahan metode/model/ strategi Pengalaman Belajar (tugas yang diberikan) alokasi waktu Evaluasi Indikator capaian Teknik penilaian Bobot penilaian Gambar 5. Tahapan Penyusunan RPS 24

31 Tabel 4. Contoh format RPS Tabel 5. Penjelasan contoh format RPS NOMOR KOLOM JUDUL KOLOM PENJELASAN ISIAN 1 MINGGU KE Menunjukan kapan suatu kegiatan dilaksanakan, yakni mulai minggu ke 1 sampai ke 16 (satu semester) (bisa 1/2/3/4 mingguan). 2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIRENCANAKAN 3 BAHAN KAJIAN (materi ajar) Rumusan kemampuan dibidang kognitif, psikomotorik, dan afektif diusahakan lengkap dan utuh (hard skills & soft skills). Tingkat kemampuan harus menggambarkan level CP lulusan program studi, dan dapat mengacu pada konsep dari Anderson (*). Kemampuan yang dirumuskan di setiap tahap harus mengacu dan sejalan dengan CPL, serta secara komulatif diharapkan dapat memenuhi CPL yang dibebankan pada mata kuliah ini diakhir semester. Bisa diisi pokok bahasan /sub pokok bahasan, atau topik bahasan. (dengan asumsi tersedia diktat/modul ajar untuk setiap pokok bahasan) 25

32 NOMOR KOLOM JUDUL KOLOM PENJELASAN ISIAN atau intergrasi materi pembelajaran, atau isi dari modul. 4 METODE PEMBELAJARAN Dapat berupa : diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain,atau gabungan berbagai bentuk. Pemilihan metode pembelajaran didasarkan pada keniscayaan bahwa dengan metode pembelajaran yang dipilih mahasiswa mencapai kemampuan yang diharapkan. 5 WAKTU Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran 6 PENGALAMAN BELAJAR 7 KRITERIA PENILAIAN dan INDIKATOR Kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa yang dirancang oleh dosen agar yang bersangkutan memiliki kemampuan yang telah ditetapkan (tugas, suvai, menyusun paper, melakukan praktek, studi banding, dsb) Kriteria Penilaian berdasarkan Penilaian Acuan Patokan mengandung prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. Indikator dapat menunjukkan pencapaian kemampuan yang dicanangkan, atau unsur kemampuan yang dinilai (bisa kualitatif misal ketepatan analisis, kerapian sajian, Kreatifitas ide, kemampuan komunikasi, juga bisa juga yang kuantitatif : banyaknya kutipan acuan/unsur yang dibahas, kebenaran hitungan). 8 BOBOT NILAI Disesuaikan dengan waktu yang digunakan untuk membahas atau mengerjakan tugas, atau besarnya sumbangan suatu kemampuan terhadap pencapaian pembelajaran yang dibebankan pada mata kuliah ini. REFERENSI Daftar referensi yang digunakan dapat dituliskan pada lembar lain 26

33 Tabel 6. Contoh Rancangan Tugas Mahasiswa MATA KULIAH : SEMESTER :.. sks : MINGGU KE : Tugas ke : 1. TUJUAN TUGAS : 2. URAIAN TUGAS a. Obyek garapan b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan c. Metode/cara pengerjaan, acuan yang digunakan d. Deskripsi luaran tugas yang dikerjakan : : :.. :.. : : : 3. KRITERIA PENILAIAN a... : % b... :. % c. :. % 3) Menyusun Dokumen Kurikulum Dokumen kurikulum suatu program studi memuat: 1) identitas program studi, 2) profil lulusan program studi 3) capaian pembelajaran lulusan program studi 4) rangkaian mata kuliah/modul/blok dalam satu program studi atau sebaran matakuliah pada tiap semester dan beban sks-nya, 5) bentuk perkuliahan (kuliah, responsi dan tutorial, praktikum, praktik lapangan, praktik studio, atau praktik bengkel), 6) deskripsi semua mata kuliah, dan 7) rencana pembelajaran semester semua mata kuliah. 27

34 2. Sistem Pembelajaran a. Proses Pembelajaran Karakteristik proses pembelajaran untuk Program Sarjana Pendidikan mengacu pada SN-Dikti terdiri dari sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, berpusat pada mahasiswa. Selain karakteristik tersebut Program Sarjana Pendidikan menerapkan prinsip: 1) Dosen sebagai model dimaknai bahwa dalam proses pembelajaran, dosen harus selalu berupaya untuk menjadi contoh baik bagi mahasiswa calon pendidik. 2) Latar otentik dimaknai bahwa mahasiswa calon pendidik memperoleh pengalaman pembelajaran langsung dalam situasi nyata di sekolah tempat akan bertugas (hands-on experience). Pemberian pengalaman latar otentik diberikan kepada mahasiswa sejak dini (early exposure). b. Penilaian Pembelajaran Penilaian merupakan proses penetapan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan dalam rangka pemenuhan CPMK. Kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa ditetapkan melalui pengumpulan dan pengolahan informasi. Pengumpulan informasi dalam penilaian dilakukan melalui tes dan nontes. Kurikulum Program Sarjana Pendidikan dilaksanakan dengan model pembelajaran inovatif yang lebih menitikberatkan pada aktivitas mahasiswa. Penilaian yang relevan dengan kurikulum tersebut adalah penilaian otentik berbasis kompetensi, baik kompetensi dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pendekatan penilaian dalam kegiatan penilaian otentik cenderung lebih terbuka, karena mahasiswa juga dapat diminta untuk melakukan penilaian atas produk yang dihasilkan sendiri, dan penilaian pada produk yang dihasilkan oleh teman-temannya. Cara penilaian tersebut diharapkan dapat mengungkapkan nilai karakter kejujuran dan keadilan pada diri mahasiswa. Penilaian diusahakan dapat mengakomodasi kecerdasan ganda yang ada pada mahasiswa sehingga berbagai prinsip penilaian 28

35 terakomodasi. Meskipun demikian, penilaian tersebut memiliki aras kompetensi yang ditentukan dengan standar penilaian pembelajaran. 1) Prinsip Penilaian Prinsip penilaian mencakupi prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. a) Prinsip edukatif merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu memperbaiki perencanaan dan cara belajar, dan meraih capaian pembelajaran lulusan. b) Prinsip otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. c) Prinsip objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai. d) Prinsip akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah (dikenal sebagai kontrak kuliah), dan dipahami oleh mahasiswa. e) Prinsip transparan merupakan penilaian yang prosedural, terbuka, dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan. 2) Kriteria Penilaian Penilaian acuan patokan/kriteria (PAP/PAK) merupakan penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, pengukuran pencapaian keterampilan atau kriteria spesifik yang terdapat pada tingkat penguasaan yang bersifat absolut. PAP digunakan untuk mengukur kompetensi mahasiswa. Penilaian acuan normatif, atau dikenal dengan penentuan ranking berdasarkan kurva normal tidak digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan 29

36 sebelumnya. Dalam konteks pelaksanaan kurikulum yang berbasis capaian pembelajaran, maka penilaian acuan patokan/kriteria lebih tepat digunakan. 3) Mekanisme dan Prosedur Penilaian Mekanisme penilaian terdiri dari langkah-langkah (1) menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran; (2) melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian; (3) memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan (4) mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan. Prosedur penilaian secara umum mencakupi tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir. Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukan melalui penilaian bertahap/berblok dan/atau penilaian ulang. 4) Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh (a) dosen pengampu atau tim dosen pengampu, (b) dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa, dan/atau (c) dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan. 5) Pelaporan Penilaian Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran semester. Dalam satuan waktu semester, pelaporan berbentuk kartu hasil studi (KHS). 30

37 Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS). Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan khususnya pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK). 6) Kelulusan Mahasiswa Mahasiswa program sarjana pendidikan dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,50 (dua koma lima nol). c. Tindak Lanjut Penilaian Penilaian formatif sangat penting dalam implementasi kurikulum yang mengacu SN-Dikti. Penilaian formatif dapat digunakan untuk mengetahui dan memonitoring seberapa efektif pembelajaran telah mendukung pencapaian CPMK pada masing-masing mahasiswa. Di sisi lain, penilaian ini juga penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mencapai CPMK atau SubCPMK, serta mencegah sedini mungkin kegagalan mahasiswa dalam mencapai CPMK atau SubCPMK. Hasil penilaian formatif pada suatu SubCPMK atau grup SubCPMK, akan menggolongkan mahasiswa pada dua golongan, yaitu: golongan yang lulus dan yang tidak lulus. Dalam hal SubCPMK atau grup SubCPMK dipandang sebagai kebulatan, maka ketuntasan (mastery) penguasaan atau pencapaian SubCPMK atau grup SubCPMK ini penting sebelum memasuki perkuliahan untuk SubCPMK atau grup SubCPMK berikutnya. Oleh karenanya, hasil penilaian formatif ini perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konstruktif. 1) Bentuk Tindak Lanjut Penilaian Tindak lanjut penilaian merupakan tindakan yang harus dilakukan dosen setelah selesai dilakukan penilaian, khususnya formatif. Secara lebih tegas, tindak lanjut ini merupakan tindakan kepada mahasiswa yang lulus dan tidak lulus. Ada dua macam tindakan yang 31

38 konstruktif, yaitu: program pengayaan dan program remedial. Dari penilaian formatif, mahasiswa yang tidak lulus adalah mahasiswa yang belum tuntas menguasai SubCPMK atau grup SubCPMK yang dinilai dan kepada yang bersangkutan perlu diberikan program remedial. Mahasiswa yang lulus adalah mahasiswa yang telah tuntas menguasai SubCPMK atau grup SubCPMK yang dinilai dan kepada yang bersangkutan dapat diberikan program tambahan atau program pengayaan untuk menambah pengetahuan atau pengalaman, dan unsur CPMK, atau SubCPMK lainnya. a) Tindak Lanjut Penilaian dalam Bentuk Program Pengayaan Program pengayaan yang diberikan kepada mahasiswa yang lulus, mempunyai beberapa ciri khusus dan berbeda dengan program pembelajaran remedial ataupun program pembelajaran reguler. Dalam program pengayaan, materi yang diberikan bertujuan untuk memperdalam ataupun memperluas kompetensi sebelumnya. b) Tindak Lanjut Penilaian dalam Bentuk Program Remedial Program remedial dipandang lebih krusial sebagai bentuk tindak lanjut hasil penilaian, terutama apabila pencapaian SubCPMK atau grup SubCPMK merupakan prasyarat bagi SubCPMK atau grup SubCPMK berikutnya. Dalam beberapa subbab berikut akan diuraikan langkah-langkah terkait program remedial. 2) Analisis Kesulitan Belajar Analisis kesulitan belajar diarahkan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab mahasiswa tidak lulus pada penilaian formatif. Analisis kesulitan belajar dapat dilakukan dengan mengidentifikasi letak kesulitan (aspek materi pengetahuan, skills, atau sikap yang tidak atau belum dikuasai) dan menganalisis faktor penyebab kesulitan. Faktor penyebab kesulitan belajar dapat berasal dari luar mahasiswa (faktor eksternal) dan berasal dari diri mahasiswa (internal). 32

39 3) Waktu Pelaksanaan Analisis Kesulitan Belajar Analisis kesulitan belajar dilakukan pada akhir perkuliahan/ praktikum/kegiatan lain, setelah selesai dilakukan penilaian, analisis hasil penilaian, dan penentuan kelulusan per mahasiswa untuk satu SubCPMK atau satu grup SubCPMK. Analisis kesulitan belajar perlu dilakukan beberapa kali dalam satu semester sesuai dengan SubCPMK atau grup SubCPMK. 4) Prosedur Analisis Kesulitan Belajar a) Mengidentifikasi mahasiswa yang diputuskan belum berhasil atau belum mencapai nilai minimal atau batas kelulusan; b) Menetapkan letak dan esensi kesulitan belajar, menetapkan aspek materi (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang belum dikuasai oleh masing-masing mahasiswa; c) Menganalisis faktor penyebab kesulitan belajar; d) Mengelompokkan mahasiswa atas dasar kesamaan letak, jenis kesulitan belajar dan faktor kesulitan belajar; e) Menetapkan macam tindakan remedial (bentuk program remedial) untuk masing-masing mahasiswa atau kelompok mahasiswa; dan f) Menetapkan alokasi waktu tindakan remedial untuk masingmasing bentuk program remedial. 5) Bentuk Program Remedial Beberapa macam program remedial yang bisa ditawarkan kepada mahasiswa (tergantung kesiapan dosen dan pendukungnya), antara lain melalui kegiatan kelompok belajar, tugas kelompok, tutor sebaya, dan pelayanan belajar berbasis individual (modul). 6) Waktu Pelaksanaan Program Remedial Seperti halnya pelaksanaan analisis kesulitan belajar, program remedial perlu dilaksanakan setelah selesai analisis kesulitan belajar. Alokasi waktu untuk tindakan remedial dapat berbeda-beda, sesuai dengan bobot atau tingkat kesulitan yang dihadapi oleh masingmasing mahasiswa atau kelompok mahasiswa. 33

40 7) Penetapan Kelulusan dan Pelaporan Hasil Remedial Penetapan kelulusan dan pelaporan hasil remedial dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. a) Penilaian pencapaian atau penguasaan CP mata kuliah; b) Analisis (pengolahan) hasil penilaian; c) Penetapan kelulusan, dengan memilahkan mahasiswa yang telah mencapai nilai minimal batas kelulusan, dengan yang belum; d) Analisis Kesulitan Belajar; e) Mengumumkan program remedial kedua kepada mahasiswa yang tidak lulus (dengan bentuk program sesuai hasil analisis kesulitan); dan f) Melaporkan hasil penilaian dengan cara memberikan (menuliskan) nilai mahasiswa yang telah lulus dan bagi yang tidak lulus diberikan nilai sesuai capaian masing-masing. 8) Mekanisme Remediasi Mekanisme remediasi pada Program Pendidikan Sarjana Pendidikan (pada tingkat SubCPMK) dapat digambarkan pada Gambar 6. 34

41 Pembelajaran SubCPMK 1 *) Tes Formatif 1a Standar Ketuntasan Minimal Tidak Tuntas Lulus Diagnosis Program Remedial Program Pengayaan SubCPMK 1 Tes Formatif 1b Standar Ketuntasan Minimal Tidak Lulus Lulus Nilai Final untuk SubCPMK 1 Pembelajaran SubCPMK 2 Gambar 6. Pembelajaran Tuntas pada Program Sarjana Pendidikan Keterangan: *) Pelaksanaan tes formatif 1a dan proses remediasi dapat juga dilakukan setelah satu (1) grup SubCPMK. 35

MODEL PKL TERPADU. Disampaikan pada WORKSHOP PENGEMBANGAN PKL FT UNNES Salatiga, 22 AGUSTUS Edy Cahyono

MODEL PKL TERPADU. Disampaikan pada WORKSHOP PENGEMBANGAN PKL FT UNNES Salatiga, 22 AGUSTUS Edy Cahyono 8/22/2016 Workshop PKL-FT-UNNES-edy cahyono 1 MODEL PKL TERPADU Disampaikan pada WORKSHOP PENGEMBANGAN PKL FT UNNES Salatiga, 22 AGUSTUS 2016 Edy Cahyono Materi 1. SEKILAS PENGEMBANGAN KURIKULUM 2. REKONSTRUKSI

Lebih terperinci

WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair

WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID Agustina Zubair KURIKULUM PT Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016

RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 RENCANA PENYELENGGARAAN PS PPI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JOHANNES ADHIJOSO TJONDRO RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016 LEGALITAS DAN LEMBAGA PENGELOLA TENAGA PENGAJAR KERJASAMA DENGAN KEMENTRIAN TERKAIT

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/15105241036 Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id Standar yang diatur dilingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.03 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: 388/B/STMIK Ketua/V/2016 A. Dasar 1. Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri Riset,

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IV. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA. A. Identitas Program Studi

IV. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA. A. Identitas Program Studi IV. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Kimia 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 (Ditetapkan kembali) 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran

Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Capaian Pembelajaran Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Standar Nasional Pendidikan Tinggi A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3.

Lebih terperinci

1 Standar Mutu Universitas Negeri Gorontalo

1 Standar Mutu Universitas Negeri Gorontalo Digunakan sebagai standar acuan dalam pelaksanaan Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kemahasiswaan dan Alumni, serta Kerja Sama di Lingkungan Universitas Negeri Gorontalo 1 Standar Mutu Universitas

Lebih terperinci

A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai:

A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai: I. PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS D-III A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai: PROFILE LULUSAN DESKRIPSI PROFILE

Lebih terperinci

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan IPA 2. Izin Pendirian : 359/E/O/2014, TGL. 27-8-2014 3. Status Akreditasi : C 4. Visi : Menjadi Program

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: 15105244008 http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/ A. Pengertian Standar Nasional

Lebih terperinci

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan Rasional Program Magister Pendidikan Fisika Pascasarjana UM diselenggarakan dengan beberapa dasar pemikiran. Di antara pemikiran tersebut adalah untuk 1) memenuhi minat dan memfasilitasi peningkatan karir

Lebih terperinci

STANDAR MUTU DAN SASARAN MUTU PEMBELAJARAN UNIVERSITAS SETIA BUDI. No Standar Mutu Sasaran Mutu

STANDAR MUTU DAN SASARAN MUTU PEMBELAJARAN UNIVERSITAS SETIA BUDI. No Standar Mutu Sasaran Mutu STANDAR MUTU DAN SASARAN MUTU PEMBELAJARAN UNIVERSITAS SETIA BUDI No Standar Mutu Sasaran Mutu 1 Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi lulusan dirumuskan dalam capaian pembelajaran lulusan (CPL) mengacu

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Standar Proses Pembelajaran adalah acuan proses pembelajaran, yang merupakan kriteria minimal pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI NO 44/2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Bab I Ketentuan Umum Bab II Standar Nasional

Lebih terperinci

Pancasila. Agama. Materi ajar (v)

Pancasila. Agama. Materi ajar (v) Agama Pancasila B.Indonesia Kewarganegaraan Teori survei Komunikasi Praktek Pro Etika Profsi SKRIPSI Contoh MATA KULIAH PADA KURIKULUM SAAT INI SEMESTER ll SEMESTER Vlll Pengetahuan Sikap Ketrampilan khusus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

SKL: Pasal 5 26/03/2015

SKL: Pasal 5 26/03/2015 1 SKL: Pasal 5 1) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Dr. Magdalena S. Halim, Psikolog Jakarta, 30 November 2016 Merumuskan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 1. Capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) atau

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas Pengampu Mata

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami 2 A. Visi, Misi dan Tujuan Universitas Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami Misi Universitas Almuslim: 1. Meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno

tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno tip.ub.ac.id tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor, 19 Februari

Lebih terperinci

CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN

CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN I/03/CPL/02Rev.2 Ttd. 20 September 2017 CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA 2017 1 I/03/CPL/02Rev.2 Ttd. 20 September 2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

JUDUL RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) & KONTRAK KULIAH

JUDUL RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) & KONTRAK KULIAH KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN/PROG. STUDIILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN-UHO JENIS DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) JUDUL RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) & KONTRAK

Lebih terperinci

Kurikulum Berbasis KKNI

Kurikulum Berbasis KKNI Kurikulum Berbasis KKNI D3 Manajemen Informatika LintangYuniar Banowosari Kurikulum Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta

Lebih terperinci

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.06 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 1/ 15 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.06 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 15 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tim Pengembang SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

V. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA. A. Identitas Program Studi

V. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA. A. Identitas Program Studi V. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Fisika 2. Izin Pendirian : Tanggal 11 Juli 1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi program studi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT PAPARAN 1. Kebijakan Kurikulum KKNI 2. Pendekatan Pembelajaran Berbasis KKNI 3. Perangkat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) 2 MATERI 1 KURIKULUM

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Oleh: TIM P3AI

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Oleh: TIM P3AI BUKU PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Oleh: TIM P3AI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2017 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR I. PROGRAM STUDI PGSD JENJANG SARJANA (S1) A. PROFIL Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD-Primary

Lebih terperinci

DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA. Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA

DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA. Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA TIM FARMASI Draf Rancangan PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI,

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN Kode Dokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 Diajukan Oleh Disetujui oleh : Tim Penjaminan Mutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN MUTU

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

WORK SHOP KURIKULUM MIH

WORK SHOP KURIKULUM MIH WORK SHOP KURIKULUM MIH MENYUSUN KURIKULUM PROGRESIF MIH BERBASIS KKNI DAN SNPT 2015 DI UNIVERSITAS NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 1 APRIL 2017 Oleh: PROF.DR.SUTEKI, S.H.,M.HUM. KETUA PROGRAM MAGISTER ILMU

Lebih terperinci

PEDOMAN Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran FOR/SPMI-UIB/PED

PEDOMAN Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran FOR/SPMI-UIB/PED PEDOMAN Monitoring dan Evaluasi Proses Pembelajaran FOR/SPMI-UIB/PED.05-002 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 031/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PENGESAHAN PEDOMAN MONITORING

Lebih terperinci

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

No Profil Lulusan Deskripsi Profil III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Ekonomi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Terwujudnya Program

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

DIAGRAM ALUR PENYUSUNAN KURIKULUM PT

DIAGRAM ALUR PENYUSUNAN KURIKULUM PT DIAGRAM ALUR PENYUSUNAN KURIKULUM PT Manajer Lini Pertama, dan atau Peneliti Pemula, dan atau Wirausahawan pemula PROFIL MANAJER LINI PERTAMA PENELITI MUDA WIRAUSAHAWAN MUDA DESKRIPSI PROFIL Bertanggung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR PROSES PEMBELAJARAN No : 03/STD-PEND/PPM/IX/2016 Tanggal : 8 September 2016 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG Penanggungjawab

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Proses pembelajaran adalah kegiatan yang diterima oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan, baik secara

Lebih terperinci

II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN. A. Identitas Program Studi

II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN. A. Identitas Program Studi II. PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Teknologi Pendidikan 2. Izin Pendirian : 423/DIKTI/Kep/1998 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program

Lebih terperinci

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR. A. Identitas Program Studi

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR. A. Identitas Program Studi III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2. Izin Pendirian : 14904/D/T/K-N/2013 3. Status Akreditasi : B 4. Visi

Lebih terperinci

A. Identitas Program Studi

A. Identitas Program Studi II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Teknik Informatika 2. Izin Pendirian : 163/DIKTI/Kep/2007 3. Status Akreditasi : B 4. Visi

Lebih terperinci

I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA. A. Identitas Program Studi

I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA. A. Identitas Program Studi I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Matematika 2. Izin Pendirian : 252/Dikti/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi program

Lebih terperinci

A. Identitas Program Studi

A. Identitas Program Studi III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : 2. Izin Pendirian : SK Mendiknas RI No.127/D/O/2010 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program Studi

Lebih terperinci

II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI. A. Identitas Program Studi

II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI. A. Identitas Program Studi II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Biologi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep 146/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program

Lebih terperinci

KURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER

KURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER KURIKULUM YANG MEMENUHI KEBUTUHAN STAKEHOLDER UUPT (UU DIKTI) no 12/2012 KKNI Perpres no 8/2012 PERGURUAN TINGGI PRODI PRODI SNPT (SN DIKTI) Permen no 49/2014 Penjenjangan Penyetaraan Deskripsi KURIKULUM

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SPM.Pol//03/2017 Halaman 1 dari 15 SPM.Pol//03/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Standar Proses dan Penilaian Pembelajaran (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi)

Standar Proses dan Penilaian Pembelajaran (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi) Standar Proses dan (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi) Leon Andretti Abdillah Assoc. Prof. Information Systems BPM, Academic & Information Systems Monday, Contents

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA RENCANA PROGRAM SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Fisika I Kode/ SKS : GBM 14302/3 Semester : IV Program Studi : Pendidikan Fisika Dosen Pengampu : Dr. Ketang Wiyono, S.Pd.,

Lebih terperinci

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut,

Lebih terperinci

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 2015 MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 1 Visi Menuju Program Studi Magister Akuntansi yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikannilai-nilai lokal dalam mengembangkan

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Sosialisasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Prof.Dr. Johannes

Lebih terperinci

PROSEDUR PROSES MONITORING PERKULIAHAN SPMI - UBD

PROSEDUR PROSES MONITORING PERKULIAHAN SPMI - UBD PROSEDUR PROSES MONITORING PERKULIAHAN SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id

Lebih terperinci

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN ORANG TUA MAHASISWA BARU TAHUN AGUSTUS 2017

PERTEMUAN ORANG TUA MAHASISWA BARU TAHUN AGUSTUS 2017 PERTEMUAN ORANG TUA MAHASISWA BARU TAHUN 2017 28 AGUSTUS 2017 DASAR HUKUM Peraturan Rektor Universitas Mulawarman Nomor 08 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Mulawarman Peraturan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.01 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 8 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi,

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

Konsep Pengembangan Kurikulum dan Pembelajan Pendidikan Tinggi

Konsep Pengembangan Kurikulum dan Pembelajan Pendidikan Tinggi Konsep Pengembangan Kurikulum dan Pembelajan Pendidikan Tinggi I Made Supartha Utama TIM KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DITJEN BELMAWA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Permenristekdikti

Lebih terperinci

S1 Manajemen. Visi. Misi

S1 Manajemen. Visi. Misi PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Manajemen Visi Menuju Program Studi Sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan ilmu

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI OLEH PERGURUAN TINGGI

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI OLEH PERGURUAN TINGGI PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI OLEH PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2017 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia dan Hidayah-

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Berdasarkan Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 UU Nomor12 tahun 2012 Tentang Dikti Pasal 52 ayat(3)

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO

CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO UNSURYA - SPMI III/01/IPPB/01/Rev.3 CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA 2017 1 UNSURYA - SPMI III/01/IPPB/01/Rev.3 CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA - 59 - SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INIDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program

Lebih terperinci

PROGRAM STUDIS1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SIKAP

PROGRAM STUDIS1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SIKAP PROGRAM STUDIS1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan

Lebih terperinci

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Bimbingan dan Konseling 2. Izin Pendirian : 423/DIKTI/Kep/1998 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGEMBANGAN KURIKULUM NO. POB/STK-PP/03 Disiapkan oleh Tanda Tangan

Lebih terperinci

STANDAR MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

STANDAR MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU STANDAR MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU LEMBAGA PENGAMBANGAN PENDIDIKAN DAN KONTROL MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2015 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum dan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) TEKNIK MESIN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) TEKNIK MESIN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) TEKNIK MESIN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1. VISI Menjadi Program Studi Magister Teknik Mesin yang unggul dan menjadi rujukan dalam pembelajaran dan pengkajian Teknik

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016 PANDUAN PROGRAM HIBAH PENYUSUNAN KURIKULUM DAN MODUL MATA KULIAH BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DAN BERORIENTASI KKNI TAHUN 2016 DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA I. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015 REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) 1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 2 PENGERTIAN UMUM Program Pendidikan Profesi Akuntansi USAKTI (PPA FE - USAKTI) adalah program pendidikan

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA:

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA: Mata kuliah: Pendidikan Agama (PP043203) / 2 sks CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA: 1. Mahasiswa mampu Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Visi Menjadi institusi perguruan tinggi ilmu pelayaran yang berkelas dunia dan terdepan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP PROGRAM STUDI S2 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan TAHAPAN PENYUSUNAN PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Nemuel Daniel Pah nemuelpah@staff.ubaya.ac.id BUKU PEDOMAN AKADEMIK Buku yang memberikan informasi

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA)

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA) KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA) KELOMPOK III Lutfi NIM 41038104114115 Clara Vidhia NIM 4103810414097 Subiyanto NIM 4103810414127 Sumarmi NIM 4103810414118

Lebih terperinci