Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H"

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 ABSTRAK Ade Yolardi Saputra. H Evaluasi Kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence Sebagai Upaya Perbaikan Kinerja. Dibawah Bimbingan Pramono Djoko Fewidarto PT. Balai Pustaka (Persero) merupakan salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang usaha penerbitan dan percetakan. Adanya era keterbukaan pasar dan keadaan lingkungan bisnis yang dibayangi berbagai ancaman krisis mendorong PT. Balai Pustaka (Persero) kembali harus mengevaluasi kemampuannya untuk dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi stakeholder-nya. Oleh karena itu, diperlukan kajian untuk mengukur, menilai, serta mengevaluasi kinerjanya. Evaluasi kinerja dapat membantu perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi serta memperbaiki kinerjanya. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui sistem penilaian kinerja yang diterapkan perusahaan tahun 2007, (2) Mengevaluasi kinerja perusahaan tahun 2007 menggunakan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2007 (MBCfPE), (3) Memperkirakan posisi kelas kinerja perusahaan berdasarkan kerangka kelas kinerja dunia MBCfPE, (4) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan hasil pengamatan langsung (konfirmasi). Data sekunder diperoleh dari laporan perusahaan, studi pustaka serta penelusuran internet. Metode analisis dalam pengolahan data menggunakan tujuh kriteria MBCfPE yaitu Kepemimpinan, Perencanaan Strategis, Fokus pada Pelanggan dan Pasar, Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan, Fokus pada Tenaga Kerja, Manajemen Proses dan Hasil-Hasil Bisnis. Penilaian kriteria mengacu pada A-D-L-I (Approach, Deployment, Learning, Integration) dan L-T-C-I (Level, Trend, Comparation, Integration). Hasil penilaian digunakan untuk menentukan posisi kelas kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) didalam kerangka kelas kinerja dunia MBCfPE. Hasil kajian menunjukkan sistem penilaian kinerja perusahaan tahun 2007 menggunakan KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan SK Menteri BUMN No.100/MBU/2002 yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek keberlanjutan. Pada kinerja perusahaan berorientasi proses learning dan integration masih lemah sedangkan pada kinerja perusahaan berorientasi hasil perusahaan masih lemah dalam hal trend dan comparation. Skor total yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil evaluasi menggunakan metode MBCfPE versi 2007 yaitu sebesar 281,25 poin. Berdasarkan skor total yang diperoleh tersebut, posisi kelas kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) berada pada level Early Result di dalam kerangka kelas kinerja dunia MBCfPE. Persiapan yang sebaiknya dilakukan perusahaan yaitu PT. Balai Pustaka (Persero) perlu memperbaiki dan melengkapi kinerjanya dengan melakukan perbaikan terhadap opportunity for improvement (OFI) serta mengoptimalkan kekuatan (strength) yang dimiliki perusahaan.

3 EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDIRGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H Menyetujui, Mei 2008 Ir. Pramono D. Fewidarto, MS Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 22 Mei 2008 Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 02 Februari Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan dari Busri Kutar Mochtar dan (Almh) Hj. Titin Sumarni. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Ratih pada tahun 1992, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Trisula Perwari I Jakarta. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 28 Jakarta kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 27 Jakarta serta masuk dalam program IPA pada tahun Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalani kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis ikut serta dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan diantaranya sebagai anggota Badan Pelaksana IV Majelis Permusyawaratan Mahasiswa KM IPB periode 2005/2006, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Mahasiswa FEM IPB periode 2005/2006, anggota Divisi Eksternal Syariah Economics Student Club (SESC) periode 2005/2006 serta anggota Departemen Informasi dan Komunikasi Forum Mahasiswa Muslim dan Studi Islam (FORMASI) periode 2005/2006. Selain itu penulis juga pernah aktif sebagai anggota Komisi Pemilihan Raya KM IPB periode , serta sebagai koordinator Panitia Pemilihan Raya KM IPB mewakili FEM IPB.

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige Criteria For Performance Excellence Sebagai Upaya Perbaikan Kinerja. Tak lupa do a serta salam tercurah kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang selalu menjadi panutan, inspirasi serta motivasi tersendiri bagi penulis dalam mengarungi kehidupan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, MS, Examiner IQA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya, dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi serta pengarahan dalam penyempurnaan dan penyusunan skripsi ini. 2. Direktur, General Manager, dan seluruh staf karyawan PT. Balai Pustaka (Persero) Jakarta, atas kesediaan waktu dan tempatnya bagi penulis mencari informasi dan data dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc serta ibu Dra. Hj. Siti rahmawati, M.Pd atas kesediaannya menjadi penguji pada sidang penulis. 4. Seluruh staf pengajar dan administrasi di Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Orang tua tersayang, kakak serta adik-adikku yang telah memberikan curahan kasih sayang, dorongan serta do a yang tulus dan penuh harapan akan tercapainya pribadi penulis yang sukses. 6. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan 41 yang telah bersamasama berjuang menuntut ilmu untuk menggapai harapan, penulis memanjatkan do a agar kita bersama-sama menjadi generasi yang sukses. 7. Rekan-rekan satu bimbingan (Irwan, Riska, Dhika), yang bersama-sama berjuang menyusun tugas akhir, dorongan, masukan, serta bantuan kalian menggoreskan kenangan indah tersendiri.

7 8. Keluarga Besar di Sumatra dan Jakarta yang telah memberikan dorongan untuk bangkit dan memberikan semangat dengan penuh kasih sayang. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amien. Bogor, Mei 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI ABSTRAK Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pengertian Kinerja Pengertian Penilaian Kinerja Metode Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence Hasil Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Lokasi dan Waktu Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Perkembangan PT. Balai Pustaka (Persero) Profil PT. Balai Pustaka (Persero) Uraian Umum Kinerja PT. Balai Pustaka Menurut Kriteria MBCfPE Penilaian Setiap Item Kriteria Kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) Skor dan Band Kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) Rekomendasi Umum Perbaikan Kinerja KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 55

9 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Sejarah perkembangan BUMN periode Kelas kinerja dunia perusahaan menurut MBCfPE Realisasi tingkat kerusakan produk periode Realisasi pertumbuhan penjualan umum periode Realisasi tingkat customer complain periode Realisasi kinerja keuangan PT. Balai Pustaka periode Realisasi peningkatan kualitas SDM periode Realisasi produktivitas SDM periode Realisasi kinerja operasional PT. Balai Pustaka periode Realisasi tingkat preventive maintenance periode Analisis kesenjangan setiap kriteria MBCfPE Kelas atau band kinerja PT. Balai Pustaka Persero... 50

10 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kerangka kerja MBCfPE untuk sistem bisnis Kerangka pemikiran konseptual Diagram alir proses penelitian Proses pengolahan dan analisis data Model komunikasi internal PT. Balai Pustaka (Persero) Radar skor aktual kriteria MBCfPE PT. Balai Pustaka (Persero)... 48

11 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Panduan penilaian berorientasi proses Panduan penilaian berorientasi hasil Struktur organisasi PT. Balai Pustaka (Persero) Tabel strength dan OFI PT. Balai Pustaka (Persero) Tabel matriks bantu pemetaan kinerja kriteria berorientasi proses Tabel matriks bantu pemetaan kinerja kriteria berorientasi hasil Tabel bantu penilaian setiap item kriteria proses Tabel bantu penilaian setiap item kriteria hasil Tabel penilaian skor total setiap kriteria PT. Balai Pustaka (Persero) Achievement Indonesian Quality Award (IQA) Software Baldrigetools... 67

12 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era keterbukaan pasar dan keadaan lingkungan bisnis yang tidak menguntungkan dengan adanya berbagai ancaman krisis membuat perusahaanperusahaan kembali harus mengevaluasi kemampuannya untuk dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi stakeholder-nya. Perusahaan harus dapat mengembangkan kompetensi dasarnya agar mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan. Selain itu perusahaan perlu melakukan suatu tindakan mendasar yang mempengaruhi seluruh aktivitas dalam perusahaan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai unit usaha yang dimiliki oleh negara, dituntut untuk dapat terus meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja BUMN, memberikan kontribusi positif kepada pemerintah serta berdampak terhadap meningkatnya kemampuan BUMN dalam mengakumulasi keuntungan. Adanya peningkatan kinerja menjadikan BUMN yang ada bukanlah sebagai beban bagi pemerintah melainkan sebagai sumber penghasilan bagi devisa negara. Disisi lain, peningkatan kinerja BUMN dimaksudkan sebagai bentuk antisipasi terhadap keterbukaan pasar dan perubahan lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis ke arah keterbukaan akan memberikan peluang sekaligus tantangan baru bagi perusahaan. PT. Balai Pustaka (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam sektor industri jasa lain. Lingkup bisnis yang dijalankan yakni bidang usaha penerbitan dan percetakan. Sebelumnya PT. Balai Pustaka (Persero) merupakan perusahaan yang masih berbentuk Perusahaan Umum (Perum), setelah itu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1966 resmi berubah menjadi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (Persero). Status kepemilikan PT. Balai Pustaka (Persero) adalah seratus persen milik pemerintah. Pendirian perusahaan bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta di bidang perbukuan dan multimedia pendidikan pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

13 Menurut laporan perusahaan tahun 2004 PT. Balai Pustaka (Persero) mencetak hingga 12 juta eksemplar, sedangkan tahun 2005 perusahaan mencetak hingga 3,7 juta eksemplar. Perusahaan terus mengalami penurunan pencetakan hingga sejumlah satu juta eksemplar pada tahun Hal tersebut antara lain disebabkan ketidaksiapan perusahaan dalam mengatasi perubahan, baik terkait persaingan maupun perubahan lingkungan bisnis. Oleh karena itu dalam menghadapi persaingan serta perubahan lingkungan bisnis, PT. Balai Pustaka (Persero) memerlukan kajian untuk mengukur, menilai dan mengevaluasi kinerja secara tepat serta mengimplementasikannya secara efektif. Evaluasi kinerja bertujuan sebagai alat ukur sejauh mana kinerja perusahaan pada suatu periode waktu dikaitkan dengan pencapaian yang di dapat berkenaan dengan visi dan misi yang ditetapkan perusahaan. Hasil analisa yang diperoleh, dapat membantu perusahaan sebagai bahan pertimbangan serta pembelajaran mengenai apa yang harus diperbaiki atau ditingkatkan untuk mencapai kinerja yang lebih baik Perumusan Masalah Mengacu pada uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dirumuskan beberapa permasalahan. Permasalahan pertama yaitu bagaimana posisi kelas kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) tahun 2007 menurut kerangka kelas kinerja dunia Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence. Permasalahan kedua adalah mengenai apa saja yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan kinerjanya, serta bagaimana cara memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya. Dengan kata lain, permasalahan kedua menyangkut mengenai bagaimana sebaiknya PT. Balai Pustaka (Persero) menyiapkan dirinya untuk mencapai kinerja yang lebih baik Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan dalam perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui sistem penilaian kinerja yang diterapkan perusahaan tahun Mengevaluasi kinerja perusahaan tahun Memperkirakan posisi kelas kinerja perusahaan tahun Memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

14 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi pihak perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membantu memperbaiki dan melengkapi kinerjanya untuk mencapai visi dan misinya. Sebagai landasan peningkatan kinerja jangka panjang yang ekselen dan sustainable, serta memberikan peluang untuk pembelajaran dalam hal perbaikan efektifitas dan kapabilitas perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan dari sisi pemerintah selaku pemegang saham, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara yang digunakan untuk melakukan pembangunan-pembangunan. Membaiknya kinerja perusahaan BUMN akan mengurangi beban pemerintah dari segi subsidi yang digunakan untuk menutupi kerugian. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan referensi penelitian dengan menggunakan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) tahun 2007 yang dilakukan tanpa dokumen aplikasi. Tentunya, penelitian ini juga bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan wawasan, menambah pengalaman dan sebagai tugas akhir yang merupakan suatu syarat kelulusan studi peneliti Ruang Lingkup Penelitian dilakukan langsung terhadap sasaran kajian, yakni PT. Balai Pustaka (Persero). Adapun metode penilaian atau pengukuran kinerja menggunakan metode MBCfPE tahun 2007 versi bisnis. Namun karena cukup luasnya cakupan penelitian ini, maka peneliti membatasinya dengan fokus pada analisis kinerja internal perusahaan. Proses pengumpulan data serta aliran penelitian yang diterapkan peneliti akan disesuaikan dengan aturan dan kaidah metode MBCfPE. Pada kajian ini, peneliti akan menyamarkan data hasil kinerja perusahaan dengan maksud untuk memberikan privatisasi kepada perusahaan terhadap kerahasiaan data-data yang tidak boleh diketahui oleh khalayak umum. Adapun hasil rekomendasi yang diberikan tidaklah bersifat menuntut perusahaan untuk menerapkannya, peneliti menyerahkan keputusan tersebut kepada perusahaan sepenuhnya. Peneliti memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

15 Hasil penelitian ini sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh berbagai nara sumber di PT. Balai Pustaka (Persero). Terbatasnya waktu pelaksanaan penelitian dan tidak adanya partner (Champion Team) juga dapat memberi pengaruh terhadap kualitas hasil penelitian.

16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah : 1. Badan Usaha Milik Negara, selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham serta seluruh atau paling sedikit lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tujuan utamanya mengejar keuntungan. 3. Perusahaan Perseroan Terbuka, selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero dengan modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 4. Perusahaan Umum, selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, serta bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Manfaat dan tujuan pendirian BUMN adalah : 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. 2. Mengejar keuntungan. 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat.

17 Tabel berikut menyajikan data mengenai sejarah perkembangan BUMN periode 2002 sampai 2006 : Tabel 1. Sejarah perkembangan BUMN periode Uraian Jumlah BUMN Perjan Perum Persero Persero Tbk Jumlah Sektor BUMN Kepemilikan Minoritas Sumber : Kementrian BUMN-RI, Pengertian Kinerja Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional (Witmore, 1997). Istilah kinerja atau performance mengacu pada hasil output dan sesuatu yang dihasilkan dari proses, produk dan jasa yang bisa di evaluasi dan dibandingkan secara relatif dengan tujuan, standard, hasil-hasil yang lalu dan organisasi lain (Hertz, 2007). Menurut IQAF (Indonesian Quality Award Foundation) (2007), istilah performance excellence mengacu pada pendekatan yang terpadu terhadap manajemen kinerja organisasi yang menghasilkan : 1. Penyampaian nilai-nilai terbaik bagi pelanggan, serta memberi andil bagi kesuksesan pasar. 2. Perbaikan efektifitas dan kapabilitas organisasi secara menyeluruh. 3. Pembelajaran organisasi dan personal.

18 2.3. Pengertian Penilaian Kinerja Yuwono, et al. (2002), mendefinisikan penilaian kinerja sebagai tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, unit organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja merupakan suatu bagian dari proses manajemen strategi yang dapat memberikan informasi strategi yang menyeluruh bagi para pembuat keputusan. Penilaian kinerja berkaitan dengan penentuan strategi dan langkah yang akan diambil oleh perusahaan, sehingga bila dasar pengukuran yang dipakai tidak kuat maka strategi pengambilan keputusan akan menimbulkan berbagai kesalahan dan kerugian (Mulyadi, 2001). Penilaian kinerja adalah suatu metode atau proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu (Simanjuntak, 2005). Terdapat beberapa metode yang umumnya digunakan dalam melakukan evaluasi kinerja. Beberapa metode evaluasi tersebut antara lain : Balanced Scorecard, Six Sigma dan Total Quality Management. a. Balanced Scorecard Sejarah Balanced Scorecard (BSc) dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P. Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan. Menurut Kaplan dan Norton, BSc adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja masa lalu, BSc juga memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan. Pendorong kinerja tersebut meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan,

19 diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata. Umar (2001), mengatakan teknik atau tools BSc menggunakan empat perspektif didalam mengevaluasi kinerja, perpektif tersebut yaitu : 1. Perspektif Keuangan Memberikan sasaran keuangan yang perlu dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya. Sedangkan tolak ukur kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, implemetasi dan eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba. 2. Perpsektif Pelanggan Mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana unit usaha akan bersaing. Perusahaan harus mampu menentukan segmen pasar dan ditentukan target pasar yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan sumber daya dan rencana jangka panjang. 3. Perspektif Proses Usaha atau Bisnis Internal Perusahaan dalam perspektif ini harus mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan harus dapat melakukan proses internal dengan baik untuk memberikan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Mendefinisikan kapabilitas yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Berdasarkan konsep balanced scorecard kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non-keuangan (customer, proses bisnis dan pembelajaran). Dalam hal ini BSc berusaha menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh, yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan memuat suatu pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut. b. Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem manajemen yang melibatkan semua unsur kepegawaian di lingkungan suatu perusahaan baik sektor barang (good product) maupun sektor jasa (services). Tujuan dari penerapan sistem TQM di lingkungan dunia usaha atau industri adalah untuk

20 meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas produksi baik di lingkungan industri maupun institusi lainnya. Beberapa alat atau tools yang biasa digunakan pada TQM meliputi : 1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) 2. Histogram 3. Diagram Pareto 4. Diagram Sebab Akibat 5. Diagram Pencar 6. Stratifikasi 7. Peta Kendali Sistem TQM merupakan dasar manajemen dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 series tahun 1994 dan ISO 9001 versi tahun 2000, serta dasar untuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO tahun Materi TQM sifatnya sangat teknis dan mudah diterapkan, meliputi pembuatan materi baku TQM yang diawali dengan materi 5-S (Five S) dalam bahasa Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke, yang diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Disiplin. Prinsip TQM yaitu melibatkan semua elemen karyawan mulai dari pimpinan puncak (Top Management) sampai dengan pelaksana teknis atau operator (Button Up Management). Sistem TQM harus dimengerti, dipahami dan diterapkan secara sinergis, efisien dan efektif dalam semua aktivitas di lingkungan perusahaan demi tercapainya tujuan, sasaran dan target produktivitas sesuai dengan kebijakan pimpinan puncak. Karakteristik khusus TQM antara lain adalah : 1. Partisipasi aktif dari semua pihak, baik pimpinan maupun karyawan. 2. Berorientasi pada kualitas berdasarkan kepuasan pengguna. 3. Dinamika manajemen, top down dan bottom up. 4. Menanamkan budaya team work dengan baik. 5. Menanamkan budaya problem solving melalui pendekatan PDCA (Plan Do Check Action) dengan baik serta perbaikan berkelanjutan sebagai proses pemecahan masalah dalam TQM.

21 c. Six Sigma Six Sigma dimulai di Motorola pada tahun 1980-an oleh salah seorang engineer yang bernama Bill Smith serta didukung penuh oleh CEO Bob Galvin. Motorola menggunakan statistics tools diramu dengan ilmu manajemen financial metrics yaitu Return on Investment (ROI) sebagai salah satu alat ukur (metrics) dari quality improvement process. Six Sigma dapat diartikan sebagai sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi pada proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk atau jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Secara harfiah, six sigma (6s) adalah suatu besaran yang secara sederhana bisa diterjemahkan secara mudah sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat (defects) sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk atau jasa. Konsep ini adalah turunan dari konsep Process Capability dan pada intinya, Six Sigma adalah sebuah referensi untuk mencapai suatu keadaan yang hampir bebas cacat. Menurut Pande (2002), dalam bukunya The Six Sigma Way : Team Fieldbook, terdapat enam komponen utama konsep Six Sigma : 1. Benar-benar mengutamakan pelanggan. 2. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta. 3. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan. 4. Manajemen yang proaktif. 5. Kolaborasi tanpa batas. 6. Selalu mengejar kesempurnaan, tetapi masih toleran terhadap kesalahan (kecil). Six Sigma terdiri dari lima tahapan yakni Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). 1. Define, yang merupakan tahap dimana para tim pelaksana mengidentifikasikan permasalahan, mendefinisikan spesifikasi pelanggan dan menentukan tujuan (pengurangan cacat atau biaya dan target waktu).

22 2. Measure, yang merupakan tahap untuk memvalidasi permasalahan, mengukur atau menganalisis permasalahan dari data yang ada. 3. Analyze, yang merupakan tahap menentukan faktor-faktor yang paling mempengaruhi proses (significant few opportunities). Artinya mencari satu atau dua faktor yang kalau itu diperbaiki akan memperbaiki proses kita dramatis. 4. Improve, yang merupakan tahap dimana didiskusikan ide-ide untuk memperbaiki sistem berdasarkan hasil analisa terdahulu, melakukan percobaan untuk melihat hasilnya, yang kemudian dibuatkan prosedur bakunya (Standard Operating Procedure-SOP). 5. Control, yang merupakan tahap dimana dibuat rencana dan desain pengukuran agar hasil yang sudah baik dari perbaikan tim bisa berkesinambungan. Jadi SOP hasil dari tahapan Improve dibuatkan matriks untuk selalu dimonitor dan dikoreksi bila sudah mulai menurun ataupun terdapat perbaikan lagi Metode Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) adalah sebuah metode penilaian kinerja perusahaan. Metode ini diciptakan pertama kali oleh U.S.Congress pada tahun 1987 di bawah Public Law , sebagai bentuk penghormatan kepada Malcolm Baldrige, Commerce Department Secretary. Tepat pada tanggal 20 Agustus 1987, Presiden Ronald Reagan menandatangani Malcolm Baldrige National Quality Improvement Act of 1987 menjadi undang-undang (Public Law ). Public Law , menetapkan tiga kategori bisnis yang dapat menerapkan MBCfPE, yaitu manufaktur, jasa dan bisnis kecil. Hingga tahun 2007, metode MBCfPE telah diadopsi oleh puluhan ribu perusahaan di lebih dari 70-an negara didunia, termasuk salah satunya Indonesia yang mengadopsi MBCfPE dan dijadikan Indonesian Quality Award (IQA) sebagai penghargaan atas kinerja BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Penghargaan kepada BUMN dimaksudkan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari BUMN dalam menghadapi persaingan global, yaitu dengan meningkatkan kinerja BUMN secara menyeluruh dan terpadu dengan berbasiskan

23 pada Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence, yang sudah dikenal di dunia bisnis internasional terutama di Amerika Serikat. A. Tujuan dan Sasaran Kriteria MBCfPE Kriteria MBCfPE merupakan dasar dalam melakukan self-assessment perusahaan atau organisasi, memberikan penghargaan dan untuk memberikan umpan balik kepada perusahaan atau organisasi dalam upaya menciptakan kinerja yang ekselen. Tujuan MBCfPE dalam meningkatkan daya saing bagi suatu perusahaan atau organisasi menurut Haris (2005) adalah : 1. Membantu meningkatkan praktik-praktik kinerja organisasi, kemampuan dan hasil-hasil. 2. Memudahkan komunikasi dan sharing informasi tentang praktik-praktik terbaik di antara organisasi-organisasi. 3. Sebagai alat manajemen untuk memahami dan mengelola kinerja serta sebagai pedoman perencanaan dan kesempatan untuk pembelajaran. Sasaran kriteria kinerja ekselen menurut Indonesian Quality Award Foundation (2007), dirancang untuk membantu perusahaan atau organisasi menggunakan pendekatan yang terintegrasi dalam mengelola kinerjanya, yang bermuara pada : 1. Penyampaian nilai terbaik yang bisa dibuat kepada pelanggan dan stakeholder, yang berkontribusi pada ketahanan dan keberlanjutan perusahaan atau organisasi. 2. Perbaikan efektifitas dan kapabilitas perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. 3. Terjadinya pembelajaran organisasi maupun pembelajaran karyawan. B. Alasan Menggunakan MBCfPE Gaspersz (2007) menyatakan, terdapat enam alasan yang mendasar mengapa organisasi-organisasi lokal maupun kelas dunia memilih MBCfPE sebagai kerangka kerja dari sistem manajemen mereka yaitu : 1. MBCfPE mampu mengidentifikasi setiap kekuatan dan kesempatan untuk perbaikan atau opportunities for improvement (OFI) dari berbagai area dalam organisasi yang berkaitan dengan tujuh kriteria MBCfPE.

24 2. MBCfPE memberikan kerangka kerja untuk peningkatan menuju keunggulan kinerja dengan memberikan kebebasan kepada manajemen untuk melaksanakan strategi bisnis mandiri dan program-program peningkatan keunggulan kinerja. 3. MBCfPE merupakan kerangka kerja manajemen terintegrasi, mencakup semua faktor yang mendefinisikan organisasi, proses operasional dan hasilhasil kinerja yang jelas dan terukur. 4. MBCfPE berfokus pada persyaratan-persyaratan untuk mencapai keunggulan kinerja, bukan sekedar aplikasi, prosedur, alat atau teknik. 5. MBCfPE mudah beradaptasi dengan lingkungan bisnis, dapat diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi lokal yang hanya beroperasi di suatu negara maupun kelas dunia yang beroperasi di banyak negara. 6. MBCfPE telah terbukti merupakan praktik manajemen global yang valid untuk meningkatkan keunggulan kinerja organisasi. C. Kriteria MBCfPE Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) tahun 2007 versi bisnis (manufaktur, jasa dan usaha kecil) menggunakan tujuh kriteria dalam menilai, yaitu : 1. Kepemimpinan (120 poin), 2. Perencanaan strategis (85 poin), 3. Fokus pelanggan dan pasar (85 poin), 4. Pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan (90 poin), 5. Fokus sumber daya manusia (85 poin), 6. Manajemen proses (85 poin) dan 7. Hasil-hasil bisnis (450 poin). MBCfPE (Indonesia Quality Award Foundation, 2007) memberikan suatu perspektif sistem untuk pengelolaan organisasi dan proses-proses kunci menuju keunggulan kinerja (Gambar 1). Tujuh kriteria MBCfPE merupakan mekanisme untuk membangun dan mengintegrasikan kinerja dalam mengembangkan sistem organisasi bisnis yang unggul. Persperktif sistem berarti memandang dan mengelola organisasi secara keseluruhan, dengan mengintegrasikan komponen-komponennya, menuju keunggulan kinerja.

25 Profil organisasi : Lingkungan, Hubungan dan Tantangan bisnis 2 Perencanaan Strategis 5 Fokus pada Tenaga Kerja 1 Kepemimpinan 7 Hasil 3 Fokus pada Pasar dan Pelanggan 6 Manajemen Proses Gambar 1. Kerangka kerja MBCfPE untuk sistem bisnis (IQAF, 2007) Gaspersz (2007) menyatakan, pada dasarnya kriteria MBCfPE memiliki empat karakteristik yaitu : 1. Kriteria yang berfokus pada hasil-hasil. 2. Kriteria yang tidak menentukan dan dapat disesuaikan. Kriteria jenis ini dibuat berdasarkan persyaratan-persyaratan berorientasi hasil. 3. Kriteria yang mendukung perspektif sistem untuk mempertahankan kesesuaian sasaran lingkup organisasi. 4 Kriteria yang mendukung diagnosis (penilaian) berdasarkan sasaran. D. Sistem Penilaian (Scoring) MBCfPE Sistem penilaian kinerja Malcolm Baldrige Criteria For Performance Excellence tahun 2007 dilakukan dengan mengidentifikasi ke tujuh kriteria kinerjanya. Terdapat 18 item kriteria kinerja yang masing-masing item fokus pada persyaratan utama yang harus dipenuhi suatu perusahaan atau organisasi. Minimal perusahaan harus memenuhi overall requirement yaitu persyaratan item secara garis besar. Penilaian respon terhadap item kriteria kinerja menggunakan dua dimensi evaluasi yaitu : 4 Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

26 a. Penilaian Proses Pendekatan yang digunakan untuk implementasi kriteria MBCfPE dari dimensi proses (kriteria kepemimpinan sampai manajemen proses) yaitu menggunakan konsep ADLI, suatu akronim dari Approach (Pendekatan), Deployment (Penyebarluasan), Learning (Pembelajaran) dan Integration (Keterpaduan). 1. Approach (Pendekatan) mengacu pada : 1) Cara yang digunakan untuk melaksanakan proses. 2) Kesesuaian metode yang digunakan terhadap persyaratan item 3) Efektivitas penggunaan metode 4) Sejauh mana pendekatan itu dapat dilakukan secara berulang dan berdasarkan pada data dan informasi yang terpercaya. 2. Deployment (Penyebarluasan) mengacu pada : 1) Pendekatan diterapkan dalam menjawab persyaratan item yang relevan dan penting bagi perusahaan. 2) Pendekatan diterapkan secara konsisten. 3) Pendekatan digunakan oleh unit kerja yang sesuai. 3. Learning (Pembelajaran) mengacu pada : 1) Penyempurnaan pendekatan melalui siklus evaluasi dan peningkatan. 2) Mendorong perubahan yang bersifat terobosan terhadap pendekatan melalui inovasi. 3) Saling berbagi penyempurnaan dan inovasi antar unit kerja dan proses lainnya yang relevan dalam perusahaan. 4. Integration (Keterpaduan) mengacu pada : 1) Pendekatan selaras dengan kebutuhan perusahaan yang diidentifikasi dalam persyaratan item kriteria lainnya. 2) Sistem pengukuran, informasi dan peningkatan saling melengkapi antar proses dan unit kerja. 3) Rencana, proses, hasil, analisa, pembelajaran dan tindakan diharmonisasikan antar proses dan unit kerja untuk mendukung tujuan perusahaan.

27 b. Penilaian Hasil Menurut IQAF (2007), istilah hasil mengacu pada output dan outcomes perusahaan dalam mencapai persyaratan setiap item kriteria tujuh. Empat faktor yang digunakan untuk mengevaluasi hasil adalah : 1. Tingkat kinerja saat ini atau performance level (L), menerangkan level atau tingkatan kinerja perusahaan saat ini yang mengacu pada sejumlah informasi angka yang memposisikan hasil dan kinerja perusahaan pada skala ukuran tertentu. Level kinerja memungkinkan pengevaluasian dengan membandingkan terhadap kinerja yang lalu, proyeksi atau perkiraan, tujuan dan perbandingan yang tepat. 2. Kecenderungan serta keluasan peningkatan kinerja atau trend (T), mengukur seberapa luas penerapan dan penyebarannya. Trend mengacu pada informasi numerik yang menunjukkan arah dan laju perubahan dari hasil-hasil perusahaan. 3. Kinerja relatif dibandingkan dengan pembanding yang sesuai atau comparison (C), membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan pesaing atau melakukan benchmarking terhadap perusahaan lain. Benchmarking digunakan sebagai proses untuk memahami ukuran kinerja perusahaan kelas dunia saat ini. 4. Keterkaitan ukuran hasil untuk persyaratan kinerja pelanggan utama, produk dan jasa, pasar serta proses, yang diidentifikasi dalam profil perusahaan dan item proses, disebut juga Integration (I). Klasifikasi kelas kinerja dunia menurut MBCfPE terdiri dari delapan tingkatan kinerja, delapan tingkat kinerja tersebut ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Kelas kinerja dunia perusahaan menurut MBCfPE KELAS KINERJA DUNIA MBCfPE SKOR TOTAL Early Development Early Result Early Improvement Good Performance Emerging Industry Leader Industry Leader Benchmark Leader World Leader

28 2.5. Hasil Penelitian Terdahulu Berikut beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan metode MBCfPE antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Wibisono (2005) pada CV. Antariksa. Hasil dari penelitian ini adalah nilai kinerja perusahaan dan rancangan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) perusahaan yang telah divalidasi oleh pihak perusahaan. Validasi ini bertujuan agar rancangan perbaikan dapat benar-benar dijalankan oleh perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dalam perusahaan. Rancangan perbaikan tersebut meliputi : (1) Pembenahan Sistem Pengiriman, (2) Pembenahan Sistem Gaji Karyawan, (3) Pembenahan Sistem Keuangan, (4) Pembenahan Fokus Pelanggan dan Pasar, (5) Pembenahan Data dan Informasi. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Mardiono (2002) pada PT. Superindo Jaya Makmur. Pengukuran kinerja dimulai dengan pengumpulan data dan observasi di lapangan, pembuatan kuesioner berdasarkan kerangka kerja Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excelence (MBCfPE), yang kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh seluruh personil dalam perusahaan mulai dari tingkat manajemen puncak sampai dengan para karyawan pada semua divisi. Sebagai perbandingan apakah terdapat perbedaan diantara Ievel manajemen tersebut, dilakukan analisa kesenjangan dan untuk menyeimbangkan antara internal dan eksternal, dilakukan analisa SWOT yang menguraikan kekuatan dan kelemahan perusahaan berdasarkan hasil analisa pengukuran kinerja, dengan peluang dan ancaman dari luar. Karena sifatnya yang kualitatif dan banyak dipengaruhi oleh unsur subyektif, digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dimana manajemen perusahaan memberikan tingkat preferensi antara satu kriteria dengan kriteria lainnya melalui perbandingan berpasangan. Hasil pembobotan dengan AHP ini menentukan kriteria mana yang harus diutamakan pelaksanaannya dalam perencanaan strategi di masa yang akan datang. Hasil pengukuran kinerja memperoleh nilai yang cukup bagus, yaitu ratarata tujuh puluh persen, sedangkan ketujuh kriteria dengan urutan prioritas

29 mulai dari yang tertinggi, yaitu kriteria pasar dengan sub-kriteria pengembangan pasar, konsentrasi pasar dan pengembangan produk. Prioritas kedua yaitu pembenahan sumber daya manusia dengan sub-kriteria komunikasi dan pelatihan. Prioritas ketiga yaitu penghematan biaya dengan sub-kriteria internal dan eksternal, berikutnya pembenahan sistem dan prosedur, supplier dan partner, sistem informasi manajemen. Prioritas terakhir yaitu pada kriteria benchmarking.

30 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sebelum memulai menilai kinerja perusahaan, terlebih dahulu perlu mengidentifikasi profil perusahaan. Profil perusahaan tersebut sangat membantu peneliti dalam mendapatkan informasi dan penekanan yang berkaitan dengan lingkungan operasi, persaingan dan tantangan strategis perusahaan. Setelah profil diidentifikasikan, informasi yang diperoleh digunakan untuk merespon persyaratan-persyaratan yang ada pada tujuh kriteria MBCfPE, serta menyiapkan daftar check list pertanyaan untuk tiap kriteria pada metode MBCfPE. Tahap selanjutnya melakukan penilaian terhadap perusahaan berdasarkan tujuh kriteria MBCfPE versi Proses penilaian dibagi menjadi dua bagian yakni penilaian proses (kriteria 1 sampai 6) dan penilaian hasil (kriteria 7). Pada penilaian proses, kinerja dinilai berdasarkan pada ADLI (Approach, Deployment, Learning dan Integration). Sedangkan pada penilaian hasil, dilakukan penilaian kinerja berdasarkan pada LTCI (Level, Trend, Comparation dan Integration). Dalam proses penilaian, antara penilaian proses dan penilaian hasil saling terkait. Apabila proses penilaian telah dilakukan maka dari hasil penilaian yang diperoleh digunakan untuk mengetahui tingkat atau posisi kinerja perusahaan saat ini. Tahap terakhir yaitu membuat beberapa rekomendasi atau saran perbaikan kepada perusahaan mengenai apa yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki berdasarkan pada hasil penilaian dan pengamatan. Implementasi saran dan rekomendasi yang diberikan bukanlah merupakan sebuah proses akhir. Perusahaan harus tetap melakukan continuous improvement untuk dapat terus memperbaiki dirinya dalam menghadapi perubahan lingkungan yang dinamik. Adanya perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan akan berimbas pula terhadap peningkatan daya saing, produktifitas dan kualitas perusahaan. Dengan kekuatan kinerja yang baik diharapkan menjadikan perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang pada umumnya berstatus perusahaan Go International. Kerangka pemikiran konseptual penilitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.

31 Mempelajari Profil Perusahaan Mempersiapkan 7 Kriteria MBCfPE A D L I Pengkajian PROSES Pengkajian HASIL L T C I Posisi Kelas Kinerja Perusahaan Mengetahui Strength dan OFI Perusahaan Rekomendasi Perbaikan Continuous Improvement 1. Peningkatan Daya Saing 2. Peningkatan Produktifitas 3. Peningkatan kualitas Go International Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual

32 Alur proses penelitian diawali dengan mengidentifikasi dan memperlajari profil perusahaan. Apabila data profil perusahaan yang diperlukan telah cukup kemudian dilakukan identifikasi kinerja (proses dan hasil) dengan mengacu pada dua faktor penilaian yaitu ADLI dan LTCI. Hasil pengumpulan fakta yang diperoleh dipetakan menggunakan matriks bantu pemetaan kinerja. Hasil pemetaan kinerja digunakan untuk menetukan strength dan OFI perusahaan. Tahap selanjutnya data ditransformasikan kedalam bentuk skor menggunakan tabel bantu penilaian setiap item kriteria. Skor untuk setiap item kriteria yang diperoleh, kemudian di jumlahkan sehingga akan didapat skor total (menggunakan tabel penilaian skor total setiap kriteria). Skor total yang diperoleh akan digunakan untuk menentukan posisi kelas kinerja perusahaan. Penentuan posisi kelas kinerja perusahaan menggunakan standar kelas kinerja dunia MBCFPE. Tahap berikutnya yaitu membuat beberapa rekomendasi atau saran perbaikan kepada perusahaan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki serta ditingkatkan. Tahap rekomendasi merupakan proses terakhir penelitian dan bertujuan untuk memberi masukan kepada perusahaan dalam melengkapi serta memperbaiki kinerjanya. Diagram alir proses penelitian ini, ditunjukkan pada Gambar 3.

33 Start Profil perusahaan : 1. Visi, Misi dan Tujuan 2. Aktivitas Bisnis 3. Produk dan Jasa 4. Tata Nilai 5. Struktur Organisasi 6. Segmen Pelanggan 7. Tantangan Wawancara Evident Identifikasi PROSES Cukup Identifikasi HASIL Data-data Pembanding (jika ada) A D L I Kriteria-kriteria Proses : 1.Kepemimpinan 2.Perencanaan strategis 3.Fokus pada Pasar dan Pelanggan 4.Analisis, Pengukuran dan Manajemen Pengetahuan 5.Fokus pada Sumber daya Manusia 6.Manajemen Proses Kriteria-kriteria Hasil : 1.Produk dan Pelayanan 2.Pelanggan 3.Pasar dan Finansial 4.Sumber Daya Manusia 5.Efektifitas Proses 6.Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Sosial L T C I Matriks Bantu Pemetaan Kinerja Tabel Strength dan OFI Tabel Bantu Penilaian Setiap Item Kriteria Tabel Penilaian Skor Total Setiap Kriteria Posisi Kelas Kinerja Rekomendasi Stop Gambar 3. Diagram alir proses penelitian

34 3.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil wawancara terhadap pihak-pihak terkait. Selain itu data primer juga bersumber dari hasil pengamatan (site visit) terhadap data hasil wawancara yang diperoleh. Data sekunder berupa peraturan-peraturan, laporan-laporan kinerja tahunan perusahaan serta data arsip perusahaan lainnya. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari berbagai buku dan literatur serta dari berbagai situs di internet Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara terhadap pihakpihak yang terkait. Selain itu juga diperoleh dengan melakukan site visit sebagai konfirmasi terhadap data hasil wawancara yang didapat. Data sekunder dikumpulkan berdasarkan pengkajian terhadap arsip atau data laporan perusahaan serta melakukan studi kepustakaan terhadap literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Selain itu data sekunder juga diperoleh melalui penelusuran internet Metode Pengolahan dan Analisis Data Setelah fakta dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pemetaan menggunakan matriks bantu pemetaan kinerja. Hasil pemetaan yang diperoleh merupakan gambaran kondisi kinerja perusahaan yang kemudian dapat dipakai untuk membantu penentuan strength dan OFI (Opportunity for Improvement) perusahaan. Tahap berikutnya, data hasil pemetaan, ditransformasikan kedalam bentuk skor menggunakan tabel bantu penilaian setiap item kriteria kinerja. Skor yang diperoleh dikalikan bobotnya masing-masing kemudian hasilnya dijumlahkan, sehingga akan didapat skor total perusahaan. Skor total perusahaan digunakan untuk menentukan posisi kelas kinerja perusahaan berdasarkan kerangka kelas kinerja dunia MBCfPE. Tahap terakhir menyusun rekomendasi atau saran perbaikan kepada perusahaan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dan dilengkapi kinerjanya. Skema ditunjukkan pada Gambar 4.

35 Tabel Matriks Bantu Pemetaan Kinerja Mengumpulkan Fakta Menentukan Strength dan OFI Tabel Bantu Penilaian Setiap Item Kriteria Penilaian Item Kriteria Skor Total Tabel Penilaian Skor Total Setiap Kriteria Kelas Kinerja Perusahaan Rekomendasi Gambar 4. Proses pengolahan dan analisis data 3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Balai Pustaka (Persero) Jakarta. Bertempat di Jl. Gunung Sahari Raya no. 4 Jakarta. Pemilihan perusahaan ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang dikaji termasuk BUMN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April Waktu yang diluangkan untuk melakukan pengumpulan data di lokasi bersifat insidental dalam rentang waktu 3 bulan (bulan Februari sampai April), tergantung pada kesediaan waktu yang diberikan manajemen perusahaan.

36 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Perkembangan PT. Balai Pustaka (Persero) PT. Balai Pustaka (Persero) berdiri pada tanggal 22 September Perusahaan ini sebelumnya bernama Commisie Voor Indlansche School en Volklectuur yang dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 September Dalam perjalanannya PT. Balai Pustaka banyak mengalami perubahan status dan fungsi. Pada tanggal 27 Juni 1963, Dinas Penerbitan Balai Pustaka berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN). Kemudian pada tanggal 28 Desember 1985 terjadi pengalihan bentuk dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Pada tanggal 4 November 1996 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1996 tentang pengalihan bentuk dari Perusahaan Umum (PERUM) menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO). Perubahan bentuk perusahaan menjadi Persero dikukuhkan melalui Akta Notaris Pendirian Perusahaan Perseroan Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka Nomor 87 tertanggal 30 Desember 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Keputusan Nomor C2-1820HT tahun 1997 tanggal 17 Maret Profil PT. Balai Pustaka (Persero) a. Visi, Misi dan Tujuan Visi yang ditetapkan perusahaan yaitu Menjadi Korporasi Pengembangan Pengetahuan dan Budaya di Asia Tenggara. Untuk dapat mewujudkan tercapainya visi yang telah ditetapkan tersebut, perusahaan menjabarkannya kedalam beberapa misi, yakni misi kebangsaan, misi pendidikan, misi budaya, misi ekonomi dan misi sosial. Misi-misi tersebut antara lain mengandung makna sebagai berikut : 1. Misi kebangsaan, yaitu membangun karakter dan jiwa kebangsaan (Character And Nation Building) 2. Misi pendidikan, yaitu mengembangkan dan menyebarkan sumberdaya pembelajaran (Learning Resources) yang berkualitas, menarik dan terjangkau.

37 3. Misi budaya, yaitu mengembangkan kedinamisan budaya bangsa berbasis keragaman serta kearifan lokal (Local Wisdom). 4. Misi ekonomi, yaitu memberi keuntungan ekonomi optional pada semua stakeholders melalui tata kelola perusahaan yang baik (GCG). 5. Misi sosial, yaitu memberdayakan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial korporat (CSR). PT. Balai Pustaka (Persero) memiliki dua tujuan utama, yakni pertama perusahaan memiliki tujuan untuk mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK melalui perbukuan dan hasil penerbitan lainnya bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan perseroan. Kedua, perusahaan bertujuan untuk membangun ekonomi dan ketahanan nasional melalui pengembangan industri perbukuan dan multimedia pendidikan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan budaya bangsa. b. Aktivitas Bisnis Aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan meliputi dua aktivitas utama yakni penerbitan dan pemasaran. Pada aktivitas penerbitan perusahaan memproduksi produk berupa buku-buku. Aktivitas pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan terbagi kedalam tiga bagian, pertama adalah penjualan korporasi berupa pengadaan buku pelajaran, alat pendidikan dan bantuan sekolah, serta pengadaan buku untuk perpustakaan, instansi dan korporat. Kedua yakni penjualan umum atau retail, kegiatan penjualan umum ini terbagi kedalam dua jalur yaitu penjualan jalur distributor dan penjualan jalur pameran. Kemudian yang terakhir yakni distribusi yang dilakukan baik melalui pengembangan jaringan maupun melalui distributor buku. Selain aktivitas bisnis, perusahaan juga melakukan aktivitas non-bisnis. Adapun aktivitas non-bisnis yang dilakukan perusahaan seperti : 1. Pengembangan perpustakaan, 2. Program bina lingkungan ; koperasi penulis, dll, 3. Diskusi buku bulanan, 4. Gerakan gemar membaca, 5. Workshop menulis untuk anak, serta

38 c. Produk dan Jasa 1. Buku-buku pendidikan, seperti buku pelajaran, buku referensi, buku pengolahan dan pengembangan masyarakat. 2. Buku-buku sastra baik sastra klasik maupun modern. 3. Buku-buku umum, seperti buku anak dan remaja, buku agama dan buku pengembangan umum. 4. Jasa Cetak Sekuritas, seperti sertifikat sekolah sampai perguruan tinggi. d. Tata Nilai Budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan didasarkan kepada empat nilai kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan mental dan kecerdasan emosional. Dalam arti lain budaya organisasi perusahaan dirumuskan dalam istilah SENYUM, yang berarti : 1. Selalu tulus yang berarti jujur, ikhlas, apa adanya, bersyukur atas setiap keadaan, serta yakin pada pertolongan Tuhan sebagai perwujudan kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence), 2. Nyalakan pikiran yang berarti terus belajar, berketerampilan, bervisi, bekerja secara terencana serta terstruktur dan terukur sebagai perwujudan kecerdasan intelektual (Intelectual Intelligence), 3. Ulet Berusaha yang berarti tahan terhadap tekanan, tidak menyerah, kompetitif, efisien, bekerja keras serta mandiri sebagai perwujudan kecerdasan mental (Adversity Intelligence), 4. Melayani semua yang berarti ramah, mendengarkan, memahami dan memberi solusi, peduli, silahturahmi serta saling berbagi sebagai perwujudan kecerdasan emosi (Emotional Intelligence). e. Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. Balai Pustaka (Persero) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SK Direksi Nomor 038/PU/SK tanggal 29 November 2007, memiliki susunan sebagai berikut (Lampiran 3) : 1. Direktur Utama Membawahi langsung Direktur Operasional dan Komersil, Direktur Keuangan dan Administrasi, Satuan Pengawasan Internal (SPI), CSR dan External Affairs dan Corporate Secretary.

39 2. Direktur Operasional dan Komersil Membawahi langsung General Manager Produksi, General Manager Penerbitan dan General Manager Pemasaran dan Penjualan. 3. Direktur Keuangan dan Administrasi Membawahi langsung General Manager Keuangan, General Manager Sumber Daya Manusia dan Umum dan Research and Development. f. Segmen Pelanggan 1. Buku pelajaran, pelanggan yang dituju para akademika baik guru ataupun murid, koperasi sekolah, toko buku dan para distributor. 2. Buku umum, pelanggan yang dituju seperti : Ilmuan, guru, siswa, distributor, toko buku dan perpustakaan 3. Jasa cetak sekuritas, pelanggan yang dituju adalah para pemakai jasa percetakan seperti sekolah sampai dengan perguruan tinggi. g. Tantangan Tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Adanya tuntutan jaminan dan peningkatan mutu dari pelanggan dan stakeholders (termasuk masyarakat). 2. Tuntutan untuk dapat meningkatkan tingkat minat baca masyarakat. 3. Tuntutan untuk tetap kompetitif dalam kondisi banyaknya pesaing serta tingkat harga-harga buku yang mengalami trend menurun. 4. Tuntutan untuk meningkatkan kembali citra perusahaan setelah selama ini mengalami kemunduran Uraian Umum Kinerja PT. Balai Pustaka Menurut Kriteria MBCfPE Terdapat enam kriteria penilaian kinerja yang menyangkut proses, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pelanggan dan pasar, pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan, fokus tenaga kerja dan manajemen proses. Penjelasan berikut ini menunjukkan hasil temuan kinerja perusahaan berdasarkan kriteria berorientasi proses pada PT. Balai Pustaka (Persero). a. Kriteria Kepemimpinan Pendekatan yang dilakukan pimpinan dalam memandu perusahaan sudah cukup baik serta dilakukan secara sistematis. Pimpinan menetapkan beberapa bentuk arahan dalam memandu jalannya perusahaan, seperti :

40 1. Nilai-nilai organisasi 2. Visi dan Misi 3. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 4. Harapan kinerja Proses penetapan arahan perusahaan, dirumuskan melalui rapat pimpinan yang kemudian hasilnya ditetapkan oleh komisaris. Arahan perusahaan yang telah ditetapkan, dikomunikasikan oleh pimpinan kepada seluruh elemen perusahaan dan stakeholder. Pendekatan tersebut telah diterapkan yang dibuktikan dengan adanya penyampaian arahan yang dilakukan baik secara lisan melalui pertemuan formal atau informal secara berjenjang, maupun melalui buletin internal. Mekanisme komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan, dinilai sudah cukup efektif dilakukan. Mekanisme komunikasi perusahaan dapat berjalan dua arah, baik dari pimpinan kepada bawahan, maupun sebaliknya (Gambar 5). Mekanisme ini merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh pimpinan untuk berkomunikasi dengan karyawan. Partisipan Media Pimpinan & General Manajer Forum Pimpinan Rapat Pimpinan General Manajer & Forum Rapat Intern Unit Unit Divisi Unit Divisi Forum Buletin Seluruh Pegawai Sosialisasi Mading FeedBack Kotak Saran & Gambar 5. Model komunikasi internal PT. Balai Pustaka (Persero) Mekanisme komunikasi perusahaan telah diterapkan dengan baik pada setiap unit kerja yang dibuktikan dengan adanya agenda-agenda rapat (rapim dan rapat divisi). Evaluasi terhadap mekanisme komunikasi sudah dilakukan, ditunjukkan dengan adanya penataan ulang mekanisme rapat. Mekanisme ini terintegrasi dengan baik dalam perusahaan, yang dibuktikan dengan adanya penerapan mekanisme tersebut pada setiap unit kerja perusahaan. Pendekatan dalam mempertahankan keberlanjutan perusahaan oleh pimpinan dilakukan dengan memantau dan mengevaluasi kinerja perusahaan

41 secara periodik. Selain itu juga dilakukan melalui pengamatan terhadap perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis perusahaan. Pendekatan tersebut telah sistematis serta diterapkan dengan baik, yang dibuktikan dengan adanya jadwal rapat evaluasi kinerja perusahaan. Hasil evaluasi kinerja secara periodik tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pemantauan kinerja disesuaikan dengan target dan sasaran yang telah ditetapkan. Proses pemantauan dilakukan dengan melibatkan unit-unit perusahaan melalui agenda rapat untuk mengetahui sejauhmana kinerja tercapai. Hal ini menunjukkan pendekatan yang dilakukan terintegrasi dengan baik. Pendekatan tersebut, menunjukkan secara tidak langsung adanya upaya pimpinan dalam mendorong kinerja yang tinggi serta merumuskan perbaikan. Upaya perbaikan dan inovasi oleh pimpinan dirumuskan melalui suatu pembahasan pada rapat pimpinan (rapim) dan disampaikan kepada komisaris dalam rapat koordinasi. Penciptakan lingkungan organisasi yang memajukan dan mematuhi hukum serta perilaku etis dilakukan dengan menjalankan dan memaksimalkan fungsi unit Satuan Pengawasan Internal (SPI). SPI mengawasi segala tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan serta bertanggung jawab terhadap penerapan tata kelola perusahaan. Pendekatan telah diterapkan dengan baik, dibuktikan dengan adanya unit SPI dan telah berjalan sesuai dengan fungsinya. Evaluasi terhadap pendekatan sudah dilakukan, diindikasikan dari adanya upaya pengembangan sistem pengawasan internal dengan menyusun SPI Charter. Pendekatan tersebut belum menunjukkan adanya integrasi yang baik antar unit kerja. Sistem pengukuran, informasi dan peningkatan antar unit kerja belum saling melengkapi. Perusahaan selalu melakukan evaluasi sistem tata kelolanya (GCG) melalui unit SPI. Audit tata kelola (GCG) perusahaan diakukan oleh pihak independen. Hasil audit menjadi gambaran sekaligus masukan mengenai efektifitas proses yang terjadi pada perusahaan, sehingga dapat menentukan langkah-langkah perbaikan. Penerapan evaluasi terhadap GCG perusahaan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diterapkan perusahaan.

42 Pendekatan yang dilakukan perusahaan dalam memberikan dukungan kepada komunitas belum sistematis. Hal tersebut ditunjukkan dalam penerapannya masih bersifat insidental. Evaluasi terhadap pendekatan belum ditunjukkan, serta belum terlihat jelas integrasi atau pengaruhnya terhadap kinerja dan pencapaian arahan perusahaan. Belum ditunjukkan adanya upaya perusahaan secara bersama-sama dengan karyawan berkontribusi untuk memperbaiki komunitas utama. b. Kriteria Perencanaan Strategis Belum ditunjukkan adanya acuan yang jelas bagaimana perusahaan menentukan tantangan dan keuntungan strategisnya. Terlihat belum adanya upaya yang baik dari perusahaan untuk mengevaluasi dan menyebarluaskan hal-hal yang menjadi tantangan dan keuntungan strategisnya. Hal ini berimplikasi terhadap tidak pahamnya hampir sebagian besar karyawan mengenai hal-hal yang menjadi tantangan serta keuntungan strategis perusahaan. Sehingga persepsi setiap karyawan mengenai tantangan dan keuntungan strategis perusahaan berbeda-beda. Setiap tahun perusahaan menyusun rencana strategi dan sasaran strateginya yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). RKAP sendiri disusun dengan memperhatikan elemen-elemen yang berada di dalam dan di luar perusahaan serta melihat kebutuhan dan tuntutan masing-masing elemen. Pendekatan penyusunan strategi perusahaan telah diterapkan dengan baik, dibuktikan dengan adanya agenda rapat penyusunan strategi. Evaluasi terhadap proses penyusunan strategi belum dilakukan, sebab perusahaan belum dapat menunjukkan bukti bahwa pendekatan telah dievaluasi. Penyusunan strategis sudah melibatkan seluruh jajaran fungsional perusahaan. Hal ini menunjukkan sudah ada integrasi yang baik antar unit kerja perusahaan dalam menyusun perencanaan strategi. Indikator-indikator makro yang umumnya dijadikan acuan dalam menyusun rencana strategis yakni : 1. Pertumbuhan ekonomi. 2. Tingkat inflasi. 3. Nilai tukar rupiah.

43 4. Tingkat SBI 3 bulanan. 5. Harga minyak. 6. Harga bahan baku kertas, serta 7. Royalti pengarang. Berdasarkan sasaran-sasaran strategik yang ingin dicapai pada setiap tahunnya, setiap unit kerja mengusulkan program kerja yang dimuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sebagai action plan. Proses penyusunan program kerja dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur atau jajaran karyawan pada masing-masing unit kerja. Penyusunan program kerja oleh unit kerja perusahaan belum ada kaitannya untuk menjawab tantangan perusahaan. Hal itu disebabkan karena belum seluruhnya unit kerja dalam perusahaan mengetahui tantangan serta keuntungan strategis yang dimiliki. Ukuran dan indikator kinerja utama dari rencana kerja perusahaan, mengacu pada tiga aspek, yaitu aspek operasional, aspek keuangan dan aspek keberlanjutan. Ukuran dan indikator tersebut telah sitematis digunakan, yang dibuktikan dengan dilaporkannya hasil pengukuran nilai indikator tersebut setiap tahunnya dalam RKAP. Evaluasi terhadap pendekatan belum dilakukan, perusahaan belum dapat menunjukkan adanya hasil evaluasi dari tiga aspek yang dijadikan ukuran dan indikator kinerja oleh perusahaan. c. Kriteria Fokus pada Pelanggan dan Pasar Penentuan persyaratan, kebutuhan, harapan serta preferensi pelanggan dilakukan dengan mengumpulkan atau mendengarkan suara pelanggan. Pendekatan dalam mengumpulkan suara atau keluhan pelanggan yang digunakan perusahaan yakni melalui pemanfaatan , telepon, kuesioner yang diberikan pada saat pameran serta melalui fax. Pendekatan diatas telah sistematis dan efektif, terbukti pendekatan tersebut diterapkan secara terus menerus oleh perusahaan, serta mampu memberikan keefektifan dari segi waktu. Evaluasi terhadap pendekatan belum dilakukan, diindikasikan dengan belum adanya bukti bahwa perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap pendekatan. Pendekatan telah diterapkan dan diintegrasikan dengan baik, diindikasikan dengan sebagian besar unit kerja

44 sudah mengetahui dan memanfaatkan pendekatan tersebut untuk mengumpulkan suara pelanggan. Suara pelanggan digunakan perusahaan sebagai referensi perbaikan yaitu setiap suara pelanggan yang masuk akan di evaluasi serta dipertimbangkan oleh perusahaan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja. Namun yang paling utama penggunaan suara pelanggan tersebut oleh pelanggan ditujukan sebagai upaya untuk dapat mempertahankan pelanggan dan menjaga kualitas pelayanannya. Mekanisme akses utama yang diterapkan perusahaan untuk pelanggan mendapatkan informasi dan melakukan bisnis yakni : 1. Web Site, semacam situs yang dipergunakan perusahaan untuk memberikan katalog mengenai produk dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan. 2. Iklan di Yellow Pages, perusahaan menaruh iklan Yellow Pages mengenai produk dan jasa yang perusahaan tawarkan kepada pasar. 3. Kegiatan pameran, perusahaan mengikuti ataupun mengadakan sebuah agenda pameran sebagai media promosi sekaligus pengumpulan suara pelanggan melalui angket yang diisi oleh pengunjung pameran. Pendekatan dalam membangun hubungan untuk mendapatkan, mempertahankan dan memuaskan pelanggan yang dilakukan yakni dengan mengadakan kegiatan promosi dan komunikasi yang tepat dan berkelanjutan. Pendekatan tersebut belum dilakukan secara sistematis, tidak terlihat adanya acuan yang jelas dalam menyusun mekanisme untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Evaluasi terhadap pendekatan belum ditunjukkan sudah dilakukan serta integrasi belum menyeluruh, belum terlihat adanya keterlibatan aktif sebagian besar unit perusahaan dalam membangun hubungan pelanggan. Penentuan kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan dilakukan dengan cara meninjau suara-suara pelanggan yang masuk atau dengan mengevaluasi tingkat costumer complain. Melalui kumpulan suara pelanggan yang diterima perusahaan dapat memberikan gambaran bagi perusahaan untuk mengetahui sejauhmana tingkat kepuasan pelanggan. Semakin banyaknya keluhan yang diterima, maka perusahaan berasumsi bahwa perusahaan masih harus berupaya

45 lebih keras lagi untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggannya dan memenuhi harapan pelanggan. Perusahaan belum menunjukkan pendekatan telah dievaluasi serta integrasi masih kurang yang diindikasikan dengan pendekatan ini hanya digunakan oleh unit pemasaran saja. Tidak ada keterlibatan aktif dari unit kerja lain dalam mendukung evaluasi terhadap kinerja berfokus pelanggan. d. Kriteria Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan Operasi harian dan kinerja perusahaan di evaluasi dengan cara mengumpulkan setiap data yang berhubungan dengan indikator atau ukuran kinerja perusahaan. Indikator kinerja perusahaan menyangkut tiga aspek yaitu aspek operasional, aspek keuangan, serta aspek keberlanjutan sesuai SK Menteri BUMN No.100/MBU/2002. Semua data dan informasi yang berhubungan dengan setiap aspek diintegrasikan dan dihitung untuk mendapatkan nilai aktual setiap indikator kinerja dari ketiga aspek. Nilai aktual setiap indikator kinerja yang dihasilkan digunakan oleh perusahaan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur sejauhmana kinerja perusahaan saat ini. Setiap periodik hasil evaluasi kinerja dilaporkan dalam RKAP dan dijadikan bahan evaluasi untuk menyusun perbaikan. Evaluasi kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan data indikator atau ukuran kinerja tahun sebelumnya. Selain itu juga hasil evaluasi dikaitkan dengan target yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan melihat sejauhmana pencapaian target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Secara sistematis informasi hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh seluruh bagian perusahaan. Hasil evaluasi kinerja juga digunakan oleh pimpinan untuk melakukan inovasi seperti melakukan perubahan program atau proses untuk perbaikan kinerja, penggunaan teknologi atau sistem baru demi meningkatkan efektifitas dan produktifitas atau mengadopsi cara-cara yang lebih baik. Pendekatan diatas sudah diterapkan secara sistematis oleh perusahaan. Diindikasikan setiap tahunnya perusahaan menghitung nilai aktual indikator utama kinerja perusahaan yang hasilnya ditunjukkan dalam RKAP. Evaluasi belum dilakukan, perusahaan belum dapat menunjukkan adanya evaluasi

46 terhadap pendekatan. Selain itu integrasi dari pendekatan tersebut cukup luas, sebab pendekatan tersebut melibatkan seluruh unit kerja utama perusahaan melalui penggunaan data dan informasi dari setiap unitnya. Informasi perusahaan disimpan dalam bentuk hardcopy dan juga softcopy. Informasi hardcopy disimpan oleh masing-masing bagian dalam unit kerja dan informasi softcopy disimpan dalam basis data terpusat di bagian pengolahan informasi dan teknologi. Untuk menjamin aksesibilitas informasi yang berbentuk softcopy, perusahaan menggunakan jaringan komputer yang meliputi seluruh unit kerja dan tersambungkan ke jaringan internet. Dengan adanya jaringan komputer ini data atau informasi bisa diakses langsung oleh pemakai dari tempat kerjanya masing-masing melalui jaringan lokal eternet. Program aplikasi berbasis situs ditujukan untuk memudahkan pengguna baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan untuk mengakses informasiinformasi dari perusahaan dengan mudah karena dapat diakses melalui internet dengan menggunakan program web browser standar. Disamping sistem media akses berbasis situs, perusahaan juga menyediakan media akses berupa dan gerai buku. Melalui media ini pelanggan dapat mengakses beberapa jenis informasi misalnya info buku terbaru dan lain-lain. Jaminan keamanan (secure), kehadalan (reliable) dan kemudahan dalam pemakaian (user friendly) dari hardware dan software dilakukan melalui proses pengujicobaan terlebih dahulu, apabila memungkinkan dapat dilakukan program pelatihan. Selain mempertahankan reliabilitas, security dan user friendly, perusahaan juga secara berkala melakukan update dari sistem yang digunakan dan melakukan backup data dan informasinya, sehingga pada saat terjadi kerusakan pada server, administrator dapat dengan mudah memperbaikinya. Dokumentasi sistem juga dilakukan untuk mempermudah administrator maupun asisten administrator untuk dapat memperbaiki sistem (minor troubleshooting). Hal tersebut menunjukkan evaluasi dari pengelolaan informasi yang diterapkan perusahaan sudah dilakukan dengan cukup baik. Pendekatan sudah diterapkan oleh perusahaan dengan menyediakan aplikasi berbasis jaringan untuk menampung dan menyebarluaskan pengetahuan antar bagian yang dapat diakses oleh semua unit kerja.

47 Pendekatan sudah terintegrasi dengan baik, diindikasikan dengan adanya aplikasi yang digunakan sebagai sarana untuk berbagi pengalaman, antar bagian di perusahaan. Untuk menjamin bahwa karyawan yang telah melakukan pelatihan, workshop dan lain-lain, menyebarkan pengetahuannya, maka setiap karyawan yang telah menyelesaikan pelatihan diminta untuk menyebarkan hasil pelatihan yang diikutinya, dengan cara mengajari pihak lain yang belum menguasai, minimum di unit kerjanya. e. Kriteria Fokus pada Sumber Daya Manusia Upaya perusahaan untuk mendorong keterlibatan aktif pegawainya yaitu dengan menetapkan target untuk setiap pekerjaan yang diberikan. Setiap pekerjaan dalam perusahan dilengkapi dengan target. Pencapaian target akan dievaluasi dan dilakukan perbaikan. Dalam melaksanakan pekerjaannya setiap karyawan diberi kebebasan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya. Pengembangan tenaga kerja dilakukan dengan mengikutsertakan karyawan dalam program-program pelatihan dan pengembangan. Pelatihan dan pengembangan pegawai disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan utama unit kerja perusahaan. Pendekatan dalam pengembangan karyawan cukup sistematis, setiap tahunnya penyusunan dan perencanaan pengembangan pegawai dilakukan oleh perusahaan dan dilaporkan dalam RKAP. Pendekatan telah diterapkan dengan baik yang ditunjukkan dengan adanya rapat penyusunan dan perencanaan program pelatihan karyawan serta telah dilaporkan program-program pelatihan yang telah dilaksanakan dalam RKAP. Evaluasi terhadap pendekatan belum dilakukan, perusahaan tidak menunjukkan adanya hasil evaluasi terhadap pendekatan. Integrasi juga sudah cukup baik, program pengembangan yang dilakukan sudah mencakup unit kerja lain dalam perusahaan. Pendekatan dalam penilaian keterlibatan aktif tenaga kerja dilakukan dengan melakukan beberapa evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mengevaluasi kehadiran pegawai (absensi), 2. Mengevaluasi perkembangan produktivitas pegawai, dan 3. Mengevaluasi keluhan pegawai.

48 Pendekatan dalam membangun lingkungan kerja dalam perusahaan cukup sistematis yaitu ditentukan melalui mekanisme rapat (internal maupun antar divisi). Peningkatkan kesehatan, keselamatan kerja dan kenyamanan tempat kerja dilakukan melalui penciptaan lingkungan kerja yang bersih dan sehat serta penataan ulang ruang kerja. Untuk mewujudkan hal ini perusahaan berusaha agar senantiasa meningkatkan faktor lingkungan kerjanya. Dalam menunjang kesehatan dan kenyamanan kerja, perusahaan telah melakukan upaya seperti menjaga kebersihan dengan mengoptimalkan unit kebersihan perusahaan, memasang pendingin dan lain-lain. Target keselamatan kerja dan keamanan perusahaan yaitu agar tidak terjadi kecelakaan kerja, pencurian, ancaman dan gangguan, serta kebakaran. f. Kriteria Manajemen Proses Perancangan sistem atau proses kerja untuk memenuhi persyaratan utama dilakukan melalui mekanisme rapat dengan memperhatikan masukan dari stakeholder. Desain proses kerja disusun dengan berorientasi kepada mutu, efisiensi dan efektifitas. Pendekatan ini telah diterapkan dengan baik, diindikasikan dengan adanya prosedur yang disusun oleh perusahaan, sebagai contoh adanya prosedur produksi. Pemanfaatan telepon dengan PABX, faximile dan Eternet digunakan untuk membantu proses kerja. Perusahaan tidak menunjukkan sudah mengevaluasi pendekatannya, serta pendekatan sudah terintegrasi dengan baik yang melibatkan beberapa unit kerja perusahaan. Perusahaan sudah menunjukkan adanya pendekatan dalam menghadapi potensi keadaan darurat. Pendekatan tersebut telah diterapkan dengan baik, salah satu contoh ditunjukkan dengan dilakukannya back-up data kedalam bentuk softcopy oleh unit teknologi informasi. Evaluasi terhadap pendekatan belum dilakukan, serta integrasinya juga sudah cukup baik yang diindikasikan dengan diterapkannya pendekatan tersebut pada setiap unit kerja. Perusahaan tidak menunjukkan adanya cara dalam menentukan kompetensi inti. Selain itu juga perusahaan belum dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara kompetensi intinya dengan misi, lingkungan kompetitif dan rencana kerjanya.

49 Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai rencana jangka pendek (tahunan) disusun dengan memperhatikan efisiensi anggaran dan efektivitas kegiatan. Semua kegiatan dalam satu tahun mengacu kepada RKAP. Dengan demikian RKAP berfungsi untuk mengontrol biaya guna mengendalikan penyerapan anggaran sesuai dengan besarnya yang telah ditetapkan untuk setiap unit. Selain itu realisasi RKAP berfungsi sebagai kontrol terhadap pencapaian keberhasilan dan keberlanjutan organisasi. Hasil perancangan proses kerja ditransformasikan ke dalam standard operasional procedur (SOP) perusahaan. SOP disusun berdasarkan tingkat kewenangan dan lingkup terjadinya proses pada setiap unit kerja. Setiap periodik proses kerja perusahaan dievaluasi melalui mekanisme rapat yang melibatkan unit-unit kerja perusahaan. Hasil evaluasi ditunjukkan dengan adanya penataan ulang alur kerja yang melibatkan tiga divisi yaitu penerbitan, produksi dan pemasaran dengan memperjelas tanggung jawab dan kontribusi masing-masing unit di perusahaan. Integrasi dari pendekatan sudah melibatkan unit-unit kerja lain. g. Kriteria Hasil Kriteria MBCfPE berorientasi hasil terbagi kedalam enam item kriteria yaitu hasil produk dan jasa, hasil fokus pelanggan, hasil keuangan dan pasar, hasil fokus tenaga kerja, hasil efektivitas proses dan hasil kepemimpinan. Penjelasan berikut ini adalah hasil temuan kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) berdasarkan enam item kriteria berorientasi hasil. Penilaian kinerja perusahaan berorientasi proses dilakukan menggunakan data dan fakta tahun 2007, sedangkan kinerja perusahaan berorientasi hasil dinilai berdasarkan data hasil kinerja bisnis perusahaan tahun Hasil kinerja bisnis direksi baru tahun 2007 tidak diikutsertakan dalam penilaian. Hal tersebut disebabkan sebagian hasil kinerja bisnis pada tahun 2007 merupakan hasil kinerja dari direksi sebelumnya. 1. Hasil Produk dan Jasa Proses pemetaan produk yang dilakukan perusahaan (product mapping) dianalisis menurut 2 (dua) indikator yaitu Daya Tarik Industri dan Daya Saing Produk. Penilaian skor diperoleh dengan mengkalikan

50 bobot terhadap nilai kondisi riil perkembangan industri penerbitan. Hasil pemetaan produk yang telah dilakukan perusahaan pada tahun 2007 diperoleh total skor untuk daya tarik industri sebesar 3,08 poin, menunjukkan produk perusahaan berada pada area daya saing sedang. Artinya bahwa perkembangan industri penerbitan sedang mengarah pada persaingan ketat. Sementara untuk daya tarik produk skor yang diperoleh sebesar 2,05 poin yang berarti daya saing produk perusahaan cukup kompetitif. Kinerja produk lainnya digambarkan dalam bentuk perkembangan tingkat kerusakan produk dan pertumbuhan penjualan umum. Pengukuran kinerja produk tidak diukur menurut kelompok pelanggan, produk dan segmen pasar perusahaan. Tingkat kerusakan produk mengalami peningkatan pada tahun 2006 (Tabel 3). Tabel 3. Realisasi tingkat kerusakan produk ( ) Tingkat Realisasi Prognosa Kerusakan Produk (%) 0,00 0,00 3,97 0,22 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero), Sedangkan tingkat pertumbuhan penjualan umum pada tahun 2006 mengalami penurunan (Tabel 4). Tabel 4. Realisasi pertumbuhan penjualan umum ( ) Pertumbuhan Realisasi Prognosa Penjualan Umum (%) 67,95 70,08 34,16 91,78 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero), Berdasarkan pada tingkat (level) hasil produk dan jasa yang ditunjukkan, kinerja organisasi yang dilaporkan masih sedikit kesesuaiannya terhadap persyaratan yang diinginkan item kriteria hasil. Trend kinerja

51 produk pada tahun 2007 tidak ada yang dilaporkan. Sejauh ini perusahaan belum melakukan benchmarking terhadap data hasil kinerja produk pesaing atau perusahaan lain yang menyediakan produk dan layanan sejenis. Hasil bisnis pada item proses yang dianggap penting bagi persyaratan bisnis utama sedikit dilaporkan. 2. Hasil Fokus pada Pelanggan Perusahaan tidak menunjukkan atau melaporkan data tingkat loyalitas, turn over dan nilai yang dipersepsikan pelanggan. Diasumsikan perusahaan tidak melakukan pengukuran terhadap data tersebut. Hasil kinerja organisasi yang ditunjukkan hanya sedikit kesesuaiannya terhadap persyaratan yang diminta oleh item kriteria hasil. Trend yang dilaporkan untuk tahun 2007 tidak ada serta hasil bisnis pada item proses yang dianggap penting bagi persyaratan bisnis utama hanya sedikit yang dilaporkan. Kepuasan pelanggan dievaluasi melalui suara pelanggan yang masuk ke perusahaan. Pengukuran kepuasan pelanggan tidak diukur berdasarkan kelompok produk, pelanggan dan segmen pasar perusahaan. Perusahaan juga tidak melakukan benchmarking terhadap data tingkat kepuasan pelanggannya milik pesaing ataupun perusahaan lainnya yang menyediakan produk dan layanan sejenis. Tingkat kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan juga di evaluasi menurut tingkat customer complain yang telah diukur. Perkembangan tingkat customer complain perusahaan mengalami peningkatan pada tahun 2006 (Tabel 5). Tabel 5. Realisasi tingkat customer complain ( ) Tingkat Realisasi Prognosa Customer Complain (%) 0,00 0,92 5,32 0,00 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero),

52 3. Hasil Keuangan dan Pasar Perusahaan mengukur kinerja berdasarkan 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek keberlanjutan. Hasil kinerja aspek keuangan perusahaan tahun 2006 sebagain besar mengalami penurunan (Tabel 6). Diasumsikan perusahaan tidak melakukan pengukuran trend kinerja keuangannya untuk tahun Hal itu dikarenakan data hasil kinerja keuangan tahun 2007 yang digunakan masih bersifat relatif dan tidak bisa diperbandingkan. Benchmark terhadap data hasil keuangan perusahaan lain yang menyediakan produk dan layanan yang sama tidak ada. Hasil-hasil bisnis pada item ini terintegrasi dengan baik. Artinya hasil-hasil keuangan digunakan juga dimanfaatkan oleh unit lain termasuk pimpinan untuk melakukan pengukuran lainnya. Tabel 6. Realisasi kinerja keuangan PT. Balai Pustaka ( ) No Key Performance Indicator Realisasi Prognosa ASPEK KEUANGAN a. ROA (%) 4,71 (31,31) (97,35) (7,34) b. ROE (%) 23,88 (86,52) (2666,78) 7,29 c. Cash Ratio (%) 3,32 2,00 2,58 1,11 d. EBITDA Margin (%) 4,81 (91,32) (188,06) 3,86 e. EBIT Margin (%) 4,42 (98,92) (195,18) 1,81 f. Solvabilitas Ratio (%) 19,73 36,18 3,65 (110,76) g. Net Profit Margin (%) 2,27 (151,73) (276,10) (6,52) h. Inventory Turn Over (hari) ,53 29,33 i. Collection Periods (hari) ,76 156,18 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero), PT. Balai Pustaka (Persero) termasuk ke dalam kelompok BUMN non-infrasturktur. Tingkat kesehatan perusahaan diukur berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni Hasil pengukuran atau perhitungan tingkat kesehatan perusahaan tahun 2007 diperoleh total skor (TS) sebesar 35 poin yang berarti perusahaan termasuk dalam golongan perusahaan Tidak Sehat dengan kategori B. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan tingkat kategori dari tahun sebelumnya yang termasuk dalam golongan Tidak Sehat dengan kategori CCC.

53 Perusahaan telah menunjukkan adanya data hasil pengukuran tingkat pasar. Pada saat ini berdasarkan RKAP 2008 posisi tawar perusahaan masih mempunyai peluang pasar relatif baik, dikarenakan daya saing rata-rata buku terbitan perusahaan relatif cukup baik. Di lain pihak kondisi internal perusahaan yang masih lemah dan belum mampu mengantisipasi perubahan (permintaan) pasar menjadi penghambat dalam merebut pasar. 4. Hasil Fokus Tenaga Kerja Perusahaan secara berkala memperhatikan kapabilitas dan kapasitas pendidikan karyawannya. Untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas pengetahuan karyawannya dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan training. Beberapa upaya pelatihan, kursus ataupun seminar yang telah dilakukan perusahaan dalam mengembangkan kemampuan pegawainya seperti yang diinformasikan dalam RKAP 2008 antara lain : 1. Pelatihan Awareness & Team Building oleh Reborn Training Centre. 2. Pelatihan terpadu bertajuk Pengembangan Buku Masa Depan, oleh IKAPI cabang DKI Jakarta. 3. Pelatihan admin konten sub portal BUMN. Level peningkatan kualitas SDM pada tahun 2006 mengalami penurunan (Tabel 7). Level peningkatan SDM diukur dengan membagi jumlah realisasi biaya diklat terhadap rencana anggaran yang ditetapkan. Tabel 7. Realisasi peningkatan kualitas SDM ( ) Peningkatan Realisasi Prognosa Kualitas SDM (%) 11,72 5,64 1,92 81,50 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero), Selain mengukur peningkatan kualitas SDM, perusahaan juga memperhatikan tingkat produktivitas pegawainya. Pengukuran dilakukan secara berkala tiap satu tahun sekali. Tingkat produktivitas SDM mengalami peningkatan pada tahun 2006 (Tabel 8).

54 Tabel 8. Realisasi tingkat produktivitas SDM ( ) Tingkat Produktivitas SDM (Rp/TK) Realisasi Prognosa ,55 151,31 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero), Perusahaan tidak menunjukkan atau melaporkan data tingkat kepuasan dan keterlibatan aktif karyawan. Berdasarkan hasil fokus SDM yang ditunjukkan, terdapat kesesuaian pada beberapa (sedikit) area yang diminta dalam persyaratan item kriteria hasil. Perusahaan tidak melakukan pengukuran trend kinerja fokus tenaga kerja untuk tahun 2007 yang sesuai persyaratan yang diinginkan item kriteria hasil. Tidak ada benchmark terhadap perusahaan lain yang dijadikan sebagai comparison. Hasil bisnis pada item proses yang dianggap penting bagi persyaratan bisnis utama sedikit dilaporkan. 5. Hasil Efektivitas Proses Hasil kinerja utama dari operasional perusahaan dapat dilihat dari faktor pemasaran, produksi dan keuangan. Ketiga faktor tersebut terangkum dalam aspek operasional perusahaan dimana aspek tersebut setiap tahunnya dinilai dan dievaluasi. Hasil-hasil aspek operasional pada tahun 2006 sebagian mengalami penurunan (Tabel 9). Tabel 9. Realisasi kinerja operasional PT. Balai Pustaka ( ) Key Performance Indicator Realisasi Prognosa ASPEK OPERASIONAL Tingkat Kerusakan (%) 0,00 0,00 3,97 0,22 Inventory Turn Over (hari) 17,48 230,62 152,53 29,33 Collection Periods (hari) 139, ,66 432,76 156,18 Rasio Penjualan Umum (%) 7,70 60,86 19,47 8,19 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero),

55 Pada tahun 2007 telah dilakukan restrukturisasi manajemen dan organisasi secara mendasar, serta dilakukan pengembangan sistem menuju sistem korporasi modern. Adanya perampingan jumlah direksi menyebabkan perusahaan perlu untuk menyesuaikan garis kendali bidangbidang cakupannya, serta keperluan penyesuaian dengan sistem organisasi modern. Restrukturisasi organisasi yang dilakukan sesuai sebagaimana yang ditetapkan dalam SK Direksi Nomor 038/PU/SK tanggal 29 November Selain itu juga selama tahun 2007, dilakukan upaya pengembangan sistem organisasi dan usaha PT. Balai Pustaka (Persero) yang meliputi : 1. Pengembangan sistem komunikasi manajemen melalui penataan ulang ruangan guna mengintensifkan komunikasi, serta penataan ulang mekanisme rapat. 2. Penataan ulang alur kerja yang melibatkan tiga divisi usaha, yakni penerbitan, produksi dan pemasaran sehingga dapat memperjelas tanggung jawab dan kontribusi masing-masing pada perusahaan. 3. Pengembangan sistem Teknologi Informasi, terutama untuk mendukung sistem komunikasi korporat serta sistem keuangan dengan membentuk suatu bagian khusus Teknologi Informasi dalam struktur organisasi. PT. Balai Pustaka (Persero) menjamin proses kerjanya dengan melakukan preventive maintenance yang nilainya selalu diukur secara berkala dan dievaluasi tiap tahunnya. Tingkat preventive maintenance perusahaan pada tahun 2006 mengalami penurunan (Tabel 10). Tabel 10. Realisasi tingkat preventive maintenance ( ) Tingkat Realisasi Prognosa Preventive Maintenance (%) 10,72 9,52 4,83 8,52 Sumber : Laporan RKAP PT. Balai Pustaka (Persero), Berdasarkan hasil item efektivitas proses yang dipaparkan diatas, masih sedikit kesesuaiannya terhadap persyaratan yang diinginkan oleh item

56 kriteria hasil. Perkembangan trend yang dilaporkan tidak ada serta tidak ada benchmarking terhadap data hasil efektivitas proses perusahaan lain. Hasil bisnis pada item proses yang dianggap penting bagi persyaratan bisnis utama sedikit dilaporkan. 6. Hasil Kepemimpinan Perusahaan telah menerapkan pengelolaan dan pelaporan keuangan standar yang telah ditetapkan oleh kementrian BUMN. Hasilnya kemudian diperiksa oleh auditor eksternal yang independen agar terjamin akuntabilitasnya. Hasil pemeriksaan oleh auditor selama tiga tahun terakhir menunjukkan hasil laporan kinerja keuangan perusahaan memenuhi kriteria wajar tanpa pengecualian (WTP) yang berarti angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan adalah wajar dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi umum. Pengembangan citra dan jejaring yang telah dilakukan perusahaan pada tahun 2007, contohnya dengan penguatan publikasi perusahaan di berbagai media massa. Salah satu indikator perhatian kepemimpinan lain yaitu berupa hasil audit Good Corporate Governance (GCG) tahun 2007 diperoleh adanya peningkatan nilai menjadi sebesar 45 poin, dimana sebelum pergantian direksi nilai GCG terakhir yang diperoleh sebesar 28 poin. Terdapat beberapa agenda yang telah dijalankan perusahaan sebagai bagian dari Corporate Sosial Responsibility (CSR) diantaranya dengan mengadakan CSR perbukuan. Selain itu hasil dukungan terhadap komunitas utama dibuktikan dengan mengikuti atau mengadakan beberapa agenda seperti pada 22 September 2007 perusahaan mengadakan tasyakuran 90 tahun PT. Balai Pustaka (Persero) dengan Menteri Pendidikan Nasional, selain itu juga mengikuti audiensi (30 Oktober 2007) dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) serta audiensi (23 Oktober 2007) dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Berdasarkan kinerja yang ditunjukkan, masih sedikit keseuaiannya terhadap hasil-hasil yang dikehendaki oleh persyaratan item kriteria hasil. Trend yang dilaporkan tidak ada, sebab data kinerja tahun 2007 masih

57 bersifat relatif dan tidak bisa diperbandingkan. Comparation yang digunakan tidak ada, diindikasikan dengan tidak adanya benchmark terhadap perusahaan lain. Hasil bisnis pada item proses yang dianggap penting bagi persyaratan bisnis utama sedikit dilaporkan. f. Strength dan Opportunity for Improvement (OFI) Perusahaan Hasil uraian fakta kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) yang telah dipaparkan sebelumnya, digunakan untuk merumuskan strength dan OFI pada masing-masing kriteria (Lampiran 4). Pada kategori proses menunjukkan secara umum strength yang dimiliki perusahaan terletak pada approach dan deployment. Sedangkan OFI yang dimiliki secara umum terletak pada learning dan integration. Untuk kategori hasil secara umum menunjukkan OFI terletak pada comparison dan trend-nya Penilaian Setiap Item Kriteria Kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) Berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan (Lampiran 5 dan 6), data kemudian dikonversikan kedalam tabel bantu penilaian untuk mendapatkan skor pada setiap item kriteria kinerja (Lampiran 7 dan 8). Berikut ini adalah penjelasan hasil penilaian setiap item kriteria : 1. Kriteria Kepemimpinan Item kepemimpinan senior memperoleh skor sebesar 40 persen. Skor tersebut berada pada band ketiga, yang menunjukkan pendekatan telah sistematis dan efektif serta telah diterapkan dengan integrasi yang masih berada dalam tahap awal penyelarasan dengan kebutuhan dasar organisasi. Learning pada item ini masih baru tahap awal transisi menuju orientasi pada pendidikan secara umum. Selain item kepemimpinan, item pengelolaan dan tanggung jawab sosial memperoleh skor sebesar 35 persen. Skor item berada pada band ketiga. Integrasi pada item ini diindikasikan dengan pendekatan yang sudah diselaraskan dengan unit kerja lain melalui pemecahan masalah bersama. Sedangkan learning masih baru tahap awal transisi. 2. Kriteria Perencanaan Strategis Item pengembangan strategis memperoleh skor sebesar 40 persen. Hasil penilaian tersebut sama kondisinya dengan hasil penilaian pada item

58 kepemimpinan, dimana posisi skor berada pada band tiga dengan learning masih baru tahap awal transisi. Selain item pengembangan strategis, skor yang diperoleh pada item penyebarluasan strategi yaitu sebesar 35 persen. Approach dan deloyment berada pada band ketiga, sedangkan kondisi learning serta integrasinya lebih sesuai berada pada band kedua. 3. Kriteria Fokus pada Pelanggan dan Pasar Kedua item pada kriteria ini yaitu item pengetahuan pasar dan pelanggan serta item hubungan dan kepuasan pelanggan memperoleh skor sebesar 35 persen. Skor tersebut berada pada band ketiga, dengan learning yang masih baru tahap awal transisi, sedangkan integrasi diindikasikan dengan pendekatan yang sudah diselaraskan dengan unit kerja lain melalui pemecahan masalah bersama. 4. Kriteria Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan Item pengukuran, analisis dan kinerja organisasi pada kriteria ini memperoleh skor sebesar 45 persen. Skor tersebut menunjukkan bahwa approach, deployment, learning serta integrasi pada item ini sesuai kondisinya seperti yang digambarkan dalam band tiga. Selain itu, item manajemen informasi, teknologi informasi dan pengetahuan pada kriteria ini memperoleh skor sebesar 35 persen. Kondisi penilaian item tersebut sama seperti pada item pengetahuan pasar dan pelanggan. 5. Kriteria Fokus pada Tenaga Kerja Item keterlibatan karyawan pada kriteria ini memperoleh skor sebesar 35 persen, sedangkan skor untuk item lingkungan tenaga kerja yang diperoleh yaitu sebesar 40 persen. Skor pada kedua item tersebut berada pada band ketiga, yang diindikasikan pendekatan telah sistematis dan efektif serta telah diterapkan, meskipun beberapa unit kerja baru dalam tahap awal penerapan. 6. Kriteria Manajemen Proses Penilaian terhadap kedua item pada kriteria ini sama seperti penilaian yang dilakukan pada kriteria satu dan dua. Skor untuk item desain sistem kerja memperoleh nilai sebesar 40 persen sedangkan untuk item manajemen dan peningkatan proses kerja memperoleh skor sebesar 35 poin. Skor kedua item tersebut berada pada band ketiga.

59 7. Kriteria Hasil Secara umum skor yang diperoleh oleh setiap item pada kriteria hasil berada pada band dua. Kondisi kinerja pada band dua menunjukkan bahwa hasil kinerja organisasi yang dilaporkan hanya sedikit, serta tidak ada trend yang dilaporkan. Selain itu juga menunjukkan tidak adanya comparation yang digunakan perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap penting bagi persyaratan bisnis utama perusahaan juga masih sedikit yang dilaporkan Skor dan Band Kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) Skor hasil penilaian setiap item kriteria kinerja, kemudian dimasukkan kedalam tabel bantu penilaian skor total setiap kriteria kinerja PT. Balai Pustaka (Lampiran 9). Besarnya nilai skor total yang diperoleh pada setiap kriteria ditunjukkan dalam bentuk radar pada Gambar 6. Perolehan skor total keseluruhan kriteria kinerja MBCfPE PT. Balai Pustaka (Persero) sebesar 281,25 poin. Kepemimpinan 120 Hasil-Hasil Bisnis ,5 85 Perencanaan Strategis 74,5 31,75 Manajemen 85 Proses 31,5 32, ,7 85 Fokus Pelanggan dan Pasar 85 Fokus Tenaga Kerja 90 Pengukuran, Analisis dan Gambar 6. Radar skor total kriteria MBCfPE PT. Balai Pustaka (Persero) Setelah dilakukan analisis kesenjangan (gap) dari setiap kriteria (Tabel 11). Kesenjangan kriteria berorientasi proses paling tinggi diperoleh pada kriteria kepemimpinan sebesar 74,5 poin atau 37,92 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan perusahaan kurang baik, sehingga berdampak pada

60 hasil-hasil kinerja bisnis perusahaan yang kurang baik dengan gap 375,5 poin atau 16,56 persen. Tabel 11. Analisis kesenjangan setiap kriteria MBCfPE Kriteria Max Existing % Kepemimpinan ,50 74,5 37,92 Perencanaan strategis 85 31,75 53,25 37,35 Fokus pada Pelanggan dan Pasar 85 29,75 55,25 35 Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Fokus Pada Tenaga Kerja 85 32,25 52,75 37,94 Manajemen Proses 85 31,50 53,50 37,10 Hasil (Result) ,50 375,50 16,56 SKOR TOTAL ,25 718,75 241,87 Penentuan posisi kelas atau band PT. Balai Pustaka (Persero) di dalam kerangka kelas kinerja dunia MBCfPE didasarkan pada skor total yang diperoleh perusahaan yaitu sebesar 281,25 poin. Nilai tersebut berada pada level early result dengan panjang range (Tabel 12). Berdasarkan hasil asesmen Indonesian Quality Award Foundation tahun 2007 (Lampiran 10), terdapat 9 perusahaan yang berada pada posisi kelas kinerja early result yaitu : 1. PT. Asuransi Kesehatan, 2. PT. Angkasa Pura I, 3. Perum Perhutani, 4. PT. Angkasa Pura II, 5. PT. PLN, 6. Perum Perumnas, 7. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, 8. PT Krakatau Bandar Samudra dan 9. PT Bali Tourism Development Corporation

61 Tabel 12. Kelas atau band kinerja PT. Balai Pustaka (Persero) KELAS PERUSAHAAN SKOR POSISI PERUSAHAAN TOTAL Early Development Early Result ( ) Posisi Kelas PT. Balai Pustaka (Persero) Early Improvement Good Performance Emerging Industry Leader Industry Leader Benchmark Leader World Leader Rekomendasi Umum Perbaikan Kinerja 1. Kriteria Kepemimpinan Pimpinan perlu lebih mengarahan pengembangan jaringannya agar selaras dengan visi perusahaan. Sebaiknya dilakukan perencanaan juga terhadap pengembangan jaringannya yang disesuaikan dengan visi perusahaan. Selain itu pimpinan juga sebaiknya mengevaluasi deployment visi dan misinya serta gaya kepemimpinannya, apakah sudah dilakuan secara efektif dan tepat. 2. Kriteria Perencanaan Strategis Perusahaan sebaiknya perlu menyusun pendekatan dalam menetukan tantangan dan keuntungan strategisnya, serta disebarluaskan keseluruh unit kerja. Setiap penyusunan strategi dan program kerja yang dilakukan harus menjawab tantangan yang dihadapi. 3. Kriteria Fokus Pelanggan dan Pasar Perusahaan sebaiknya mengevaluasi sistem pengukuran kepuasan pelanggan, perbaikan yang lebih intensif diperlukan agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan metode analisis kepuasan dengan menerapkan kaidah statistika untuk memperoleh penguatan hasil. Selain itu sebaiknya kajian pelanggan yang dilakukan harus sesuai dengan visi perusahaan, artinya seharusnya kajian juga dilakukan terhadap pelanggan di Asia Tenggara.

62 4. Kriteria Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan Perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap sistem evaluasi kinerjanya, apakah sistem yang diterapkan sudah dilakukan secara objektif dan terintegrasi serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan benchmark terhadap sistem evaluasi kinerja perusahaan lain yang relevan sebagai comparison. 5. Kriteria Fokus Tenaga Kerja Perusahaan sebaiknya perlu mengukur dan mengevaluasi tingkat kepuasan, keterlibatan aktif dan kinerja karyawannya secara tepat dan berkala. Perusahaan dapat menggunakan benchmark terhadap sistem berfokus tenaga kerja perusahaan lain yang relevan. 6. Kriteria Manajemen Proses Perusahaan perlu menciptakan harmonisasi terhadap rencana, proses, hasil, analisa, pembelajaran dan tindakan antar setiap proses dan unit kerja. Misalnya dengan memaksimalkan penerapan Total Quality Management (TQM). Masing-masing unit perusahaan harus merespon kemajuan yang sesuai dengan persyaratan kinerja pelanggan utama, produk dan jasa juga pasar, serta mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 7. Kriteria Hasil Perusahaan sebaiknya melakukan benchmarking terhadap hasil-hasil kinerja bisnis perusahaan lain yang relevan sebagai comparison. Benchmark harus sesuai dengan kebutuhan utama perusahaan serta relevan terhadap banyak area. Benchmarking oleh perusahaan dapat dilakukan terhadap best competitor, best in class, best in industry dan world class.

63 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Sistem penilaian kinerja yang digunakan perusahaan tahun 2007 yaitu menggunakan KPI (Key Performance Indicator) sebagai evaluasi keseluruhan kinerja utamanya secara periodik berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002 yang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek sustainability. 2. Secara keseluruhan kinerja perusahaan berorientasi proses masih lemah dalam learning dan integration. Namun disisi lain approach serta deployment perusahaan cukup baik dan sistematis serta diterapkan pada unit yang sesuai. Pada bagian penilaian kinerja berorientasi hasil, secara keseluruhan menunjukkan trend dan comparison perusahaan masih lemah. 3. Hasil evaluasi kinerja perusahaan berdasarkan metode Malcolm Baldrige Criteria For Performance Excellence versi 2007, diperoleh nilai skor total perusahaan sebesar 281,25 poin. 4. Berdasarkan total skor yang diperoleh perusahaan yaitu sebesar 281,25 poin, mengindikasikan posisi kelas kinerja dunia perusahaan saat ini berada dalam level early result. 5. Persiapan yang sebaiknya dilakukan perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dalam menghadapi persaingan yakni memperbaiki dan melengkapi kembali kinerjanya dengan melakukan perbaikan terhadap seluruh OFI serta memaksimalkan strength yang dimiliki. 2. Saran 1. Perlu dikembangkan model untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi kinerja menggunakan MBCfPE, sehingga evaluasi kinerja bisa dilakukan oleh lebih sedikit examiner tetapi kualitas penilaian tetap tinggi, seperti alat-alat bantu penilaian pada skripsi ini (Lampiran 5, 6, 7 dan 8). 2. Sebaiknya dalam melakukan penelitian, peneliti perlu partner yang mendampingi baik itu team champion dalam perusahaan ataupun pegawai lainnya yang relevan yang ditunjuk perusahaan.

64 3. Area to address dalam metode MBCfPE dapat dilengkapi atau disesuaikan terhadap kondisi perusahaan dalam suatu negara, seperti contohnya pada item kriteria lingkungan tenaga kerja dapat ditambahkan penilaian kecerdasan emosional dan spiritual tenaga kerja sebagai area to address. 4. Peneliti ataupun perusahaan dapat mengembangkan Decision Supporting System (DSS) dalam mengadopsi metode MBCfPE untuk membantu penentuan posisi kelas kinerja perusahaan secara semi otomatis. 5. Peneliti ataupun perusahaan dapat menggunakan software Baldrigetools yang bermanfaat untuk membantu menjaga integritas kesesuaian antar jawaban pada aplikasi serta untuk memudahkan manajemen dokumen dan informasi sehingga dapat menjadi Knowledge Based bagi penyusunan aplikasi selanjutnya (Lampiran 11).

65 DAFTAR PUSTAKA Gasperz, Vincent GE Way and Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Haris, Abdul Tujuh Pilar Perusahaan Unggul : Implementasi Kriteria Baldrige untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hertz, H.S Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence Indonesian Quality Award Foundation, Gaithersburg. Indonesian Quality Award Achievement IQA [17 Maret 2008] IQA Foundation Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence Indonesian Quality Award Foundation, Jakarta. Prasetyo, Yudho Penyusunan Aplikasi Menggunakan Software Baldrigetools. lembayung@bdg.centrin.net.id [21 Mei 2008] Mardiono, Lisa Perencanaan Strategi Perusahaan Melalui Penetapan Prioritas Kriteria Kompetitif Berdasarkan Pengukuran Kinerja dengan Malcolm Baldrige National Quality Award Pada PT. Superindo Jaya Makmur. Library.com [21 Mei 2008] Mulyadi Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta. Okasatria, Noviyanto Mengenal Teori Dasar Six Sigma Secara sederhana. [3 Februari 2008] Pande, Peter The Six Sigma Way: Team Fieldbook, An Implementation Guide for Process Improvement Teams. McGraw-Hill. [3 Februari 2008] Rivai Performance Appraisal. Raja Gratindo Persada, Jakarta. Simanjuntak, Payaman Evaluasi Kinerja. [2 Maret 2008] Umar, Husein Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tentang Badan Usaha Milik Negara Tahun [24 April 2005]

66 Wibisono, Ibnu Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award untuk Melakukan Perbaikan Berkelanjutan Pada CV. Antariksa. Library.com [21 Maret 2008] Witmore, John Kinerja Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. [2 Maret 2008] Yuwono, S.,dkk Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard : Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

67 LAMPIRAN

68 Lampiran 1. Panduan penilaian berorientasi proses Skor 0% atau 5% 10%, 15% 20%, atau 25% 30%, 35% 40%, atau 45% 50%, 55% 60%, atau 65% 70%, 75% 80%, atau 85% 90%, 95% atau 100% Proses Tidak terbukti adanya pendekatan (APPROACH) yang sistematis terhadap suatu item, informasi anekdotal (A) Terbukti hanya sedikit atau tidak ada penerapan (DEPLOYMENT) atas APPROACH yang sistematis (D) Orientasi pada perbaikan tidak ditemukan, perbaikan dicapai sebagai reaksi atas adanya masalah (L) Tidak terbukti adanya keselarasan (ALIGNMENT) organisasional, area atau unit kerja bekerja sendiri-sendiri (I) Tahap awal dari APPROACH yang sistematis terhadap BASIC REQUIREMENTS, sudah terbukti (A) APPROACH baru pada tahap awal DEPLOYMENT di sebagian besar area atau unit kerja, menghambat kemajuan dalam pencapaian BASIC REQUIREMENTS suatu item (D) Tahap awal transisi dari bersifat reaktif terhadap masalah menuju orientasi pada perbaikan secara umum, sudah terbukti (L) APPROACH sudah diselaraskan dengan area atau unit kerja lainnya sebagian besar melalui pemecahan masalah bersama (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap BASIC REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah di DEPLOY, meskipun beberapa area atau unit kerja baru dalam tahap awal penerapan (D) Tahap awal APPROACH yang sistematis untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses utama, sudah terbukti (L) APPROACH masih dalam tahap awal penyelarasan (ALIGNMENT) dengan kebutuhan dasar organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap OVERALL REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah WELL DEPLOYED, meskipun DEPLOYMENT masih bervariasi di beberapa area atau unit kerja (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah diterapkan untuk memperbaiki efisiensi dan efeltifitas proses proses utama (L) APPROACH sudah selaras (ALIGNED) dengan kebutuhan organisasi yang diidentifkasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap MULTIPLE REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah di WELL DEPLOYED, tanpa kesenjangan (gaps) yang signifikan (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah menjadi alat manajemen yang utama, ditemukan bukti yang nyata adanya penyempurnaan dan inovasi sebagai hasil analisis dan sharing pada tingkat/level organisasi (L) APPROACH sudah terintegrasi (INTEGRATED) dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap MULTIPLE REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah FULLY DEPLOYED, tanpa kelemahan atau kesenjangan (gaps) yang signifikan di berbagai area atau unit kerja (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah menjadi alat manajemen yang utama seluruh organisasi, penyempurnaan dan inovasi yang diduung oleh analisis dan sharing sudah terbukti diseluruh organisasi (L) APPROACH sudah WELL INTEGRATED dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I)

69 Lampiran 2. Panduan penilaian berorientasi hasil Skor 0% atau 5% 10%, 15% 20%, atau 25% 30%, 35% 40%, atau 45% 50%, 55% 60%, atau 65% 70%, 75% 80%, atau 85% 90%, 95% atau 100% Hasil Tidak ada hasil hasil kinerja organisasi yang dilaporkan, atau hasilnya jelek dalam area yang dilaporkan. Trend data tidak dilaporkan atau yang dilaporkan pada umumnya menunjukkan trend terbaik Informasi pembanding tidak dilaporkan Hasil hasil pada area yang dianggap penting bagi misi utama organisasi atau persyaratan bisnis utama tidak dilaporkan Hasil kinerja organisasi yang dilaporkan hanya sedikit, terdapat beberapa perbaikan dan/atau tahap awal level kinerja baik, di sedikit area. Tidak ada atau hanya sedikit saja trend data yang dilaporkan, atau kebanyakan trendnya tampak terbalik. Tidak ada atau hanya sedikit saja informasi pembanding yang disajikan. Hasil hasil dari beberapa (sedikit) area yang dianggap penting bagi misi utama organisasi atau persyaratan bisnis utama, sudah dilaporkan. Perbaikan dan/atau level kinerja baik (terjadi/ terdapat/ dilaporkan) pada banyak area yang diminta dalam persyaratan item. Perkembangan trend masih berada pada tahap awal. Perolahan informasi pembanding masih berada pada tahap awal Hasil hasil dari banyak area dianggap penting bagi misi utama organisasi atau persyaratan bisinis utama, sudah dilaporkan. Perbaikan trend dan/atau level kinerja baik (terjadi/terdapat/dilaporlan) pada sebagian besar area yang diminta dalam persyaran item. Terbukti, tidak ada trend yang terbalik dan tidak ada level kinerja yang jelek dalam area yang dianggap penting sesuai dengan misi utama organisasi atau persyaratan bisnis. Beberapa trend dan/atau level kinerja saat ini dievaluasi terhadap informasi pembanding dan/atau benchmark yang relevan menunjukkan area kinerja relatif dari good samapai very good. Hasil hasil kinerja organisasi menjawab (meng-address) hampir seluruh persyaratan utam pelanggan, pasar, dan proses. Level kinerja saat ini berada pada good sampai excellent di sebagian besar area yang penting bagi persyaratan item. Sebagian besar trend perbaikan dan/atau level kinerja saat ini dapat dipertahankan terus menerus (berkelanjutan). Banyak sampai sebagian besar trend dan/atau level kinerja saat ini yang dilaporkandievaluasi terhadap informasi pembanding dan/atau benchmark yang relevanmenunjukkan area kepemimpinan dan kinerja yang relatif sangat baik ( very good ). Hasil-hasil kinerja organisasi menjawab (meng-address) hampir seluruh persyaratan utama pelanggan, pasar, proses dan rencana kerja. Level kinerja saat ini berada sudah excellent di sebagian besar area yang penting bagi persyaratan item. Trend perbaikan yang ekselen dan/atau level kinerja ekselen yang konsisten (terjadi/terdapat/dilaporkan) di sebagian besar area. Terdapat bukti yang menunjukkan kepemimipinan industri dan benchmark dalam banyak area. Hasil-hasil kinerja menunjukkan organisasi menjawab (meng-address) sepenuhnya persyaratan utama pelanggan, pasar, proses dan rencana kinerja.

70 GM PRODUKSI DIREKTUR OPERASIONAL & KOMERSIL / COO GM PEMASARAN & PENJUALAN TIM AHLI CORPORATE SECRETARY CSR & EXTERNAL DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA GM PENERBITAN GM KEUANGAN DEWAN PERBUKUAN SATUAN PENGAWAS INTERN ANGGOTA SPI - KOPERASI KARYAWAN - YAYASAN BALAI PUSTAKA DIREKTUR KEUANGAN & ADMINISTRASI / CFO GM SDM/UMUM GM R&D Lampiran 3. Struktur organisasi PT. Balai Pustaka (Persero) MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER ASMEN ASMEN ASMEN ASMEN ASMEN ASMEN : Garis Perintah : Garis Staf : Garis Non Struktural

71 KRITERIA STRENGTH OFI (Opportunity For Improvement) Kepemimpinan Senior - Mekanisme komunikasi dua arah yang baik, efektif dan sistematis mendukung penyampaian keputusan-keputusan penting perusahaan serta dapat diterapkan pada unit kerja lain. - Upaya yang baik dalam menciptakan lingkungan perusahaan yang sehat, patuh hukum dan berperilaku etis dengan memaksimalkan unit Satuan Pengawasan Internal serta menerapkan prinsip tata kelola yang baik, yang dievaluasi secara periodik oleh pihak independen. - Sebagian besar realisasi pengembangan jaringan yang telah dilakukan belum mengarah kepada pencapaian visi dan misi perusahaan, serta tidak ada pendekatan yang sistematis dalam mengembangkan jaringan - Belum ada evaluasi terhadap deployment dari visi dan misi perusahaan. - Belum ada evaluasi terhadap gaya kepemimpinan pemimpin dalam memandu jalannya perusahaan. Perencanaan Strategis Fokus Pelanggan dan Pasar Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan Fokus Tenaga Kerja Manajemen Proses Hasil Bisnis - Memiliki proses penyusunan strategis yang baik, efektif dan sistematis yang memperhatikan kebutuhan dan tuntutan faktor internal dan eksternal perusahaan serta melibatkan seluruh jajaran fungsional perusahaan. - Proses mendengarkan suara pelanggan yang baik yang berorientasi pada pemenuhan kepuasan pelanggan dengan mengevaluasi suara pelanggan yang dikumpulkan melalui pemanfaatan mekanisme media komunikasi yang cukup efektif. - Proses evaluasi kinerja yang baik, efektif dan sistematis dilakukan setiap periodenya, dengan menggunakan indikator kinerja yang mencakup tiga aspek yaitu keuangan, operasional dan keberlanjutan. - Adanya upaya pengembangan karyawan yang baik dengan mempertimbangkan kebutuhan utama melalui program pelatihan dan pengembangan yang setiap tahunnya direncanakan atau dianggarkan dalam RKAP. - Adanya pendekatan dalam merancang sistem kerja yang baik yang berorientasi pada mutu, efektifitas, dan efisiensi dengan melibatkan unit-unit kerja serta memperhatikan masukan dari stakeholder. - Secara keseluruhan pengukuran terhadap level kinerja perusahaan sudah dilakukan secara periodik menggunakan ukuran dan indikator kinerja (KPI) yang telah ditetapkan dalam SK Men BUMN No. Kep-100/MBU/2002 berdasarkan tiga aspek yaitu keuangan, operasional dan keberlanjutan. -Terlihat belum adanya pendekatan yang terukur dari perusahaan dalam menentukan, menyebarluaskan dan mengevaluasi hal-hal yang menjadi tantangan dan keuntungan strategisnya. - Evaluasi terhadap pendekatan dalam mengukur atau menentukan tingkat kepuasan pelanggannya belum dilakukan, serta fokus pada pelanggan perusahaan yang dikaji masih berskala nasional, belum sesuai dengan visi perusahaan. - Evaluasi terhadap pendekatan penilaian kinerja perusahaan belum terlihat jelas, selain itu benchmark terhadap hasil penilaian perusahaan lain tidak ada. - Belum terlihat jelas adanya pendekatan serta evaluasi yang diterapkan perusahaan terhadap pengukuran atau penentuan tingkat kepuasan dan keterlibatan aktif karyawannya. - Pendekatan dan evaluasi dalam menjaga efektifitas, efisiensi dan keterpaduan sistem kerja antar unit perusahaan belum terlihat. - Secara keseluruhan trend pada tahun 2007 tidak dilaporkan, hal itu dikarenakan hasil pengukuran kinerja tahun 2007 nilaianya masih relatif, selain itu juga secara keseluruhan perusahaan tidak melakukan benchmarking terhadap perusahaan lain, sehingga comparation perusahaan lemah Lampiran 4. Tabel strength dan OFI PT. Balai Pustaka (Persero)

72 Approach Deployment Learning Integration Kriteria 1-6 (Proses) Leadership 1.1. Kepemimpinan Senior: Bagaimana para pemimpin senior memimpin? 1.2. Governance dan Tanggung Jawab Sosial: Bagaimana mengelola dan menunjukkan tanggung jawab sosial? 2. Perencanaan Startegis 2.1 Pengembangan Startegi: Bagaimana Anda mengembangkan strategi? 2.2 Penjabaran Strategi: Bagaimana menjabarkan strategi? 3. Fokus pada Pelanggan dan Pasar 3.1 Pengetahuan Pelanggan dan Pasar: Bagaimana menggunakan pengetahuan tentang pelanggan dan pasar? 3.2 Tata Hubungan dan Kepuasan Pelanggan: Bagaimana anda membangun hubungan dan menumbuhkan kepuasan dan loyalitas pelanggan? 4. Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan 4.1 Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan Kinerja Perusahaan: Bagaimana anda mengukur, menganalisis, dan kemudian memperbaiki kinerja perusahaan? 4.2 Pengelolaan Informasi, Teknologi Informasi dan Pengetahuan: Bagaimana anda mengelola informasi, teknologi informasi dan pengetahuan perusahaan? 5. Fokus Tenaga Kerja 5.1 Keterlibatan Aktif Tenaga Kerja: Bagaimana perusahaan menjadikan tenaga kerja terlibat secara aktif untuk mencapai kesuksesan organisasi dan pribadi? 5.2. Lingkungan Tenaga Kerja: Bagaimana perusahaan membangun lingkungan tenaga kerja yang efektif dan mendukung 6. Manajemen Proses 6.1 Desain Sistem Kerja: Bagiamana perusahaan mendisain sistem kerjanya? 6.2 Manajemen dan Perbaikan Proses Kerja: Bagaimana perusahaan mengelola dan memperbaiki proses kerja Keterangan Lampiran 5 Approach : 1. Adanya pendekatan yang digunakan 2. Metode yang digunakan sesuai dengan persyaratan item 3. Efektifitas penggunaan metode 4. Pandekatan yang digunakan sistematis Deployment : 1. Pendekatan diterapkan dalam menjawab persyaratan item yang relevan dan penting 2. Pendekatan diterapkan secara konsisten 3. Pendekatan digunakan oleh unit kerja yang sesuai Learning Integrasi : 1. Penyempurnaan pendekatan melalui siklus evaluasi dan peningkatan 2. Mendorong perubahan bersifat terobosan terhadap pendekatan melalui inovasi 3. Saling berbagi penyempurnaan dan inovasi antar unit kerja dan proses lainnya yang relevan : 1. Pendekatan selaras dengan kebutuhan 2. Sistem pengukuran, informasi dan peningkatan saling melengkapi antar proses dan unit kerja. 3. Rencana, proses, hasil, analisis, pembelajaran dan tindakan diharmonisasikan antar proses dan unit kerja untuk mendukung tujuan perusahaan. Lampiran 5. Tabel matriks bantu pemetaan kinerja kriteria berorientasi proses

73 Level (L) Trend (T) Comparison (C) Integration (I) Kriteria 7 (Hasil) Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada S B SB G-E E Ada SBT TA TT SBD E Ada S TA BGV SBV KI Ada S BP HS SP Keterangan Lampiran 6 : Kriteria 7 (hasil) 7.1 = hasil produk dan jasa 7.2 = hasil fokus pada pelanggan 7.3 = hasil keuangan dan pasar 7.4 = hasil fokus pada tenaga kerja 7.5 = hasil efektivitas proses 7.6 = hasil kepemimpinan Trend SBT = sedikit, banyak terbalik TA = tahap awal TT = tidak ada trend terbalik di area penting SBD = sebagian besar dapat dipertahankan E = ekselen, sebagian besar area Level S = sedikit area B = banyak area SB = sebagian besar area G-E = sebagian besar area penting, level good hingga excellent E = excellent di sebagian besar area penting Integration S = sedikit (beberapa) BP = banyak area penting HS = hampir seluruh persyaratan SP = sepenuhnya persyaratan utama Comparison S = sedikit TA = tahap awal BGV = beberapa, kinerja good sampai excellent SBV = sebagian besar, kinerja very good KI = kepemimpinan industri Lampiran 6. Tabel matriks bantu pemetaan kinerja kriteria berorientasi proses

74 Skor Proses Kriteria 0% atau 5% 10%, 15% 20%, atau 25% 30%, 35% 40%, atau 45% 50%, 55% 60%, atau 65% 70%, 75% 80%, atau 85% Tidak terbukti adanya pendekatan (APPROACH) yang sistematis terhadap suatu item, informasi anekdotal (A) Terbukti hanya sedikit atau tidak ada penerapan (DEPLOYMENT) atas APPROACH yang sistematis (D) Orientasi pada perbaikan tidak ditemukan, perbaikan dicapai sebagai reaksi atas adanya masalah (L) Tidak terbukti adanya keselarasan (ALIGNMENT) organisasional; area atau unit kerja bekerja sendiri-sendiri (I) Tahap awal dari APPROACH yang sistematis terhadap BASIC REQUIREMENTS, sudah terbukti (A) APPROACH baru pada tahap awal DEPLOYMENT di sebagian besar area atau unit kerja, menghambat kemajuan dalam pencapaian BASIC REQUIREMENTS suatu item (D) Tahap awal transisi dari bersifat reaktif terhadap masalah menuju orientasi pada perbaikan secara umum, sudah terbukti (L) APPROACH sudah diselaraskan dengan area atau unit kerja lainnya sebagian besar melalui pemecahan masalah bersama (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap BASIC REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah di DEPLOY, meskipun beberapa area atau unit kerja baru dalam tahap awal penerapan (D) Tahap awal APPROACH yang sistematis untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses utama, sudah terbukti (L) APPROACH masih dalam tahap awal penyelarasan (ALIGNMENT) dengan kebutuhan dasar organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap OVERALL REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah WELL DEPLOYED, meskipun DEPLOYMENT masih bervariasi di beberapa area atau unit kerja (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah diterapkan untuk memperbaiki efisiensi dan efeltifitas proses proses utama (L) APPROACH sudah selaras (ALIGNED) dengan kebutuhan organisasi yang diidentifkasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap MULTIPLE REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah di WELL DEPLOYED, tanpa kesenjangan (gaps) yang signifikan (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah menjadi alat manajemen yang utama; ditemukan bukti yang nyata adanya penyempurnaan dan inovasi sebagai hasil analisis dan sharing pada tingkat/level organisasi (L) APPROACH sudah terintegrasi (INTEGRATED) dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I) Lampiran 7. Tabel bantu penilaian setiap item kriteria proses 90%, 95% atau 100% APPROACH yang sistematis dan efektif, responsif terhadap MULTIPLE REQUIREMENTS suatu sistem, sudah terbukti (A) APPROACH sudah FULLY DEPLOYED, tanpa kelemahan atau kesenjangan (gaps) yang signifikan di berbagai area atau unit kerja (D) Proses evaluasi dan perbaikan yang sistematis, berdasarkan fakta dan beberapa pembelajaran (LEARNING) organisasi telah menjadi alat manajemen yang utama seluruh organisasi; penyempurnaan dan inovasi yang didukung oleh analisis dan sharing sudah terbukti diseluruh organisasi (L) APPROACH sudah WELL INTEGRATED dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam merespon profil organisasi dan proses item lainnya (I)

75 Skor Hasil Kriteria 0% atau 5% 10%, 15% 20%, atau 25% 30%, 35% 40%, atau 45% 50%, 55% 60%, atau 65% 70%, 75% 80%, atau 85% Tidak ada hasil hasil kinerja organisasi yang dilaporkan, atau hasilnya jelek dalam area yang dilaporkan. Trend data tidak dilaporkan atau yang dilaporkan pada umumnya menunjukkan trend terbaik Informasi pembanding tidak dilaporkan Hasil hasil pada area yang dianggap penting bagi misi utama organisasi atau persyaratan bisnis utama tidak dilaporkan Hasil kinerja organisasi yang dilaporkan hanya sedikit; terdapat beberapa perbaikan dan/atau tahap awal level kinerja baik, di sedikit area. Tidak ada atau hanya sedikit saja trend data yang dilaporkan, atau kebanyakan trendnya tampak terbalik. Tidak ada atau hanya sedikit saja informasi pembanding yang disajikan. Hasil hasil dari beberapa (sedikit) area yang dianggap penting bagi misi utama organisasi atau persyaratan bisnis utama, sudah dilaporkan. Perbaikan dan/atau level kinerja baik (terjadi/ terdapat/ dilaporkan) pada banyak area yang diminta dalam persyaratan item. Perkembangan trend masih berada pada tahap awal. Perolahan informasi pembanding masih berada pada tahap awal Hasil hasil dari banyak area dianggap penting bagi misi utama organisasi atau persyaratan bisinis utama, sudah dilaporkan. Perbaikan trend dan/atau level kinerja baik (terjadi/terdapat/dilaporlan) pada sebagian besar area yang diminta dalam persyaran item. Terbukti, tidak ada trend yang terbalik dan tidak ada level kinerja yang jelek dalam area yang dianggap penting sesuai dengan misi utama organisasi atau persyaratan bisnis. Beberapa trend dan/atau level kinerja saat ini dievalasi terhadap informai pembanding dan/atau benchmark yang relevan menunjukkan area kinerja relatif dari good samapai very good. Hasil hasil kinerja organisasi menjawab (meng-address) hampir seluruh persyaratan utama pelanggan, pasar, dan proses. Level kinerja saat ini berada pada good sampai excellent di sebagian besar area yang penting bagi persyaratan item. Sebagian besar trend perbaikan dan/atau level kinerja saat ini dapat dipertahankan terus menerus (berkelanjutan). Banyak sampai sebagian besar trend dan/atau level kinerja saat ini yang dilaporkan-dievaluasi terhadap informasi pembanding dan/atau benchmark yang relevan-menunjukkan area kepemimpinan dan kinerja yang relatif sangat baik ( very good ). Hasil-hasil kinerja organisasi menjawab (meng-address) hampir seluruh persyaratan utama pelanggan, pasar, proses dan rencana kerja (%) 15 (%) 25 (%) 15 (%) 15 (%) 15 (%) Lampiran 8. Tabel bantu penilaian setiap item kriteria hasil 90%, 95% atau 100% Level kinerja saat ini barada sudah excellent di sebagian besar area yang penting bagi persyaratan item. Trend perbaikan yang ekselen dan/atau level kinerja ekselen yang konsisten (terjadi/terdapat/dilaporkan) di sebagian besar area. Terdapat bukti yang menunjukkan kepemimipinan industri dan benchmark dalam banyak area. Hasil-hasil kinerja menunjukkan organisasi menjawab (meng-address) sepenuhnya persyaratan utama pelanggan, pasar, proses dan rencana kinerja.

76 Lampiran 9. Tabel penilaian skor total setiap kriteria PT. Balai Pustaka (Persero) Item Bobot Maksimum Kolom A Persentase Skor Kolom B Skor Aktual (AxB) Kolom C Kategori 1-Kepemimpinan (120 poin) 1.1 Kepemimpinan Senior Pengelolaan dan Tanggung Jawab Sosial ,50 Skor Total Kategori 1 45,50 Kategori 2-Perencanaan Strategis (85 poin) 2.1 Pengembangan Strategi Penyebarluasan Strategi ,75 Skor Total Kategori 2 31,75 Kategori 3-Fokus Pasar dan Pelanggan (85 poin) 3.1.Pengetahuan Pasar dan Pelanggan Hubungan dan Kepuasan Pelanggan ,75 Skor Total Kategori 3 29,75 Katgori 4-Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan (90 poin) 4.1.Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan ,25 Kinerja Organisasi 4.2 Manajemen Informasi, Teknologi ,75 Informasi, dan Pengetahuan Skor Total Kategori 4 36 Kategori 5-Fokus Sumber Daya Manusia (85 poin) 5.1 Keterlibatan Karyawan , Lingkungan Tenaga Kerja Skor Total Kategori 5 32,25 Kategori 6-Manajemen Proses (85 poin) 6.1 Desain Sistem Kerja Manajemen dan Peningkatan Proses ,50 Kerja Skor Total Kategori 6 31,50 Skor Total Kategori ,75 Kategori 7-Hasil-Hasil (450 poin) 7.1 Outcome Produk Pelayanan Outcome Berfokus Pelanggan , Outcome Finansial dan Pasar , Outcome Berfokus SDM , Outcome Efektifitas Proses , Outcome Kepemimpinan ,50 Skor Total Kategori 7 74, Skor Total 281,25

77 Lampiran 10. Achievement Indonesian Quality Award (IQA) 2007 No Nama Peserta Hasil Asesment 1 PT INTI Early Development 2 PT Angkasa Pura I Early Result 3 PT Angkasa Pura II Early Result 4 PT Asuransi Kesehatan (ASKES) Early Result 5 PT Bali Tourism Development Corporation Early Result 6 PT Krakatau Bandar Samudra Early Result 7 PT Krakatau Industrial Estate Cilegon Early Result 8 PT PLN Early Result 9 Perum Perhutani Early Result 10 Perum Perumnas Early Result 11 PT Adhi Karya, Tbk Early Improvement 12 PT Krakatau Steel Early Improvement 13 PT TASPEN Early Improvement 14 PT BNI, Tbk Good Performance 15 PT Pertamina Good Performance 16 PT Petrokimia Gresik Good Performance 17 PT Perkebunan Nusantara III Good Performance 18 PT Waskita Karya Good Performance 19 PT Wijaya Karya Good Performance

78 Lampiran 11. Software Baldrigetools

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H24104126 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

: IRWAN PURNOMO H

: IRWAN PURNOMO H MEMPELAJARI KINERJA PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENCAPAI KONDISI EKSELEN DENGAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007 (STUDI KASUS PT. GARAM-PERSERO) Oleh : IRWAN PURNOMO H24104048

Lebih terperinci

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007(STUDI KASUS PT. ASURANSI EKSPOR INDONESIA JAKARTA) Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H24104113 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dan organisasi pada umumnya menginginkan kualitas terbaik bagi pelanggannya, baik itu dalam bisnis manufaktur ataupun jasa. Berbagai macam alat atau metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi dan misi adalah merupakan dasar terbentuknya suatu perusahaan. Hal tersebut dapat digunakan dalam pembuatan perencanaan strategis. Visi dan misi dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR. Oleh JURIAWATI H

ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR. Oleh JURIAWATI H ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR Oleh JURIAWATI H24076065 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE DI PT. DAIDO METAL INDONESIA

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE DI PT. DAIDO METAL INDONESIA PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE DI PT. DAIDO METAL INDONESIA Ir. Herlina KN, MT 1, Dian Eko Adi Prasetio, ST 2 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI PROSES PERENCANAAN

Lebih terperinci

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H

Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007(STUDI KASUS PT. ASURANSI EKSPOR INDONESIA JAKARTA) Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H24104113 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - Pengantar Kerangka Kerja KPKU Tata Nilai KPKU KPKU KPKU BUMN adalah sistem penilaian yang dibuat Kementerian BUMN sebagai panduan untuk membangun, menata dan memperdayakan kesisteman dan sumberdaya Perusahaan

Lebih terperinci

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional Sistem Manajemen Kualitas Internasional Presented by: Nur Hasanah, SE, MSc Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas Ketiadaan komitmen dari manajemen Ketiadaan pengetahuan atau kekurangpahaman

Lebih terperinci

: IRWAN PURNOMO H

: IRWAN PURNOMO H MEMPELAJARI KINERJA PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENCAPAI KONDISI EKSELEN DENGAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007 (STUDI KASUS PT. GARAM-PERSERO) Oleh : IRWAN PURNOMO H24104048

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kinerja Pengertian Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kinerja Pengertian Kinerja 19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kinerja Kinerja merupakan hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat individu, kelompok maupun organisasi yang bersangkutan. Kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN

Lebih terperinci

USULAN MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERGURUAN TINGGI X

USULAN MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERGURUAN TINGGI X Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERGURUAN TINGGI X Fithri Hidayani

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI KEPEMIMPINAN SERTA KATEGORI HASIL KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA DI YAYASAN X *

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI KEPEMIMPINAN SERTA KATEGORI HASIL KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA DI YAYASAN X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCfPE PADA KATEGORI KEPEMIMPINAN SERTA KATEGORI

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh : Arie Kusuma Wardana H24104109 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme dewasa ini sangat diharapkan baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Dalam sektor pemerintah sendiri telah dibuat Undangundang Nomor 17 Tahun 2003

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR EDUCATION (STUDI KASUS DI EKS-JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI RUPA FKIP UNS) JURNAL Oleh: RIRIN ROHMA WIJAYANTI

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Fokus Tenaga Kerja di Perguruan Tinggi X *

Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Fokus Tenaga Kerja di Perguruan Tinggi X * Reka Integra ISSN : 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Pengukuran Performansi Berdasarkan MBCFPE Pada Kategori Proses Fokus Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. Semakin sedikit perencanaan semakin sedikit kemungkinan untuk jaya. Jadi, bagaimana dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan bisnis di era globalisasi, kompetisi pasar semakin meningkat. Hal tersebut menuntut seluruh pihak yang terkait untuk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA Iwan Kurniawan Hadianto, Patdono Suwignjo Program Studi Magister Bidang Keahlian Manajemen Operasional Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI DI PT XYZ DENGAN PENDEKATAN MBCFPE

PENGUKURAN PERFORMANSI DI PT XYZ DENGAN PENDEKATAN MBCFPE PENGUKURAN PERFORMANSI DI PT XYZ DENGAN PENDEKATAN MBCFPE Sugih Arijanto ST., MM., Ir. Ambar Harsono MT Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Itenas Jl. PHH Mustofa 23 Bandung 40124 Telp.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan Pendekatan MBCFPE Pada Kriteria Kepemimpinan dan Hasil Bisnis

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan Pendekatan MBCFPE Pada Kriteria Kepemimpinan dan Hasil Bisnis Reka Integra ISSN:2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan Pendekatan MBCFPE Pada Kriteria Kepemimpinan dan

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan *

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 [Teknik Industri] Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA)

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA) PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA) Sugih Arijanto, ST., MM., s_arijanto@itenas.ac.id Ir.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERANGKAT LUNAK UNTUK INTERNAL ASSESSMENT MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai dengan tajamnya persaingan di dalam menghasilkan produksi, badan usaha pasti menginginkan hasil produksinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS DATA dan STANDAR KUALITAS UNTUK SITUS WEB PEMERINTAHAN INDONESIA BIDANG KEPENDUDUKAN ABSTRAK

JURNAL ANALISIS DATA dan STANDAR KUALITAS UNTUK SITUS WEB PEMERINTAHAN INDONESIA BIDANG KEPENDUDUKAN ABSTRAK JURNAL ANALISIS DATA dan STANDAR KUALITAS UNTUK SITUS WEB PEMERINTAHAN INDONESIA BIDANG KEPENDUDUKAN 1 Cecep Budiman 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD

ANALISIS BALANCED SCORECARD ANALISIS BALANCED SCORECARD DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI DAN PEMASARAN BERAS ORGANIK PADA KELOMPOK TANI CIBEREUM JEMPOL KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR Oleh LISA MAYASARI

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

Nama : Deni Gustriani ( ) Tugas : Jaminan Mutu Pangan Total Quality Management

Nama : Deni Gustriani ( ) Tugas : Jaminan Mutu Pangan Total Quality Management Total Quality Management 1. Jelaskan perbedaan konsep TQM menurut Crosby dan Juran! Jawab : Philips Crosby adalah ahli mutu yang mempunyai pengalaman selama 14 tahun di ITT (perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to Performance Excellence dengan judul Alignment of Baldrige with Six Sigma, Lean Thinking,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA KERJA DAN KATEGORI HASIL FOKUS TENAGA KERJA DI HOTEL X *

PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA KERJA DAN KATEGORI HASIL FOKUS TENAGA KERJA DI HOTEL X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 PENGUKURAN PERFORMANSI BERDASARKAN MBCFPE PADA KATEGORI 5 PROSES FOKUS TENAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk Oleh ARIS HARYANA H24076018 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KUALITAS PERSPEKTIF SIX SIGMA PADA DIVISI PRODUKSI BAGIAN FISH FILLET PT DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRIES

ANALISIS MANAJEMEN KUALITAS PERSPEKTIF SIX SIGMA PADA DIVISI PRODUKSI BAGIAN FISH FILLET PT DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRIES ANALISIS MANAJEMEN KUALITAS PERSPEKTIF SIX SIGMA PADA DIVISI PRODUKSI BAGIAN FISH FILLET PT DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRIES Tbk TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA INTAN IDUL FITHRI YUNINDARI SHOLICHIN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI PRESSURE TANK PH 100 (STUDI KASUS di CV. SAGA MULTI INDUSTRI, SUKABUMI) Oleh YAN RISIANA H

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI PRESSURE TANK PH 100 (STUDI KASUS di CV. SAGA MULTI INDUSTRI, SUKABUMI) Oleh YAN RISIANA H ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI PRESSURE TANK PH 100 (STUDI KASUS di CV. SAGA MULTI INDUSTRI, SUKABUMI) Oleh YAN RISIANA H24103006 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan dan permukiman menjadi salah satu program besar pemerintah dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang masih menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA Oleh BUDI RACHMANSYAH H24104137 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma dari persaingan global saat ini menjadi persaingan tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan dituntut

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PTXYZ dengan Pendekatan MBCFPEP ada Kriteria Kepemimpinan dan Hasil Bisnis

Pengukuran Performansi di PTXYZ dengan Pendekatan MBCFPEP ada Kriteria Kepemimpinan dan Hasil Bisnis Reka Integra ISSN:2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Pengukuran Performansi di PTXYZ dengan Pendekatan MBCFPEP ada Kriteria Kepemimpinan dan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) di Indonesia setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan, berdasarkan infomasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KELARUTAN CORE VALUES & CONCEPTS MALCOLM BALDRIGE DI PT X. Sugih Arijanto, Ambar Harsono, Harsono Taroepratjeka

ANALISIS TINGKAT KELARUTAN CORE VALUES & CONCEPTS MALCOLM BALDRIGE DI PT X. Sugih Arijanto, Ambar Harsono, Harsono Taroepratjeka ANALISIS TINGKAT KELARUTAN CORE VALUES & CONCEPTS MALCOLM BALDRIGE DI PT X Sugih Arijanto, Ambar Harsono, Harsono Taroepratjeka Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Itenas Jl. PHH Mustofa

Lebih terperinci

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011) 1 MODUL 5 SIX SIGMA 2 A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsepsi tentang Six Sigma 2. Praktikan dapat memahami Six Sigma sebagai salah satu metode dalam perbaikan kualitas yang dramatis.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Performance Management Taryana Suryana. M.Kom taryana@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Scorecard, Merupakan sebuah metrik kinerja yang digunakan dalam manajemen strategis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri perbankan di Indonesia saat ini sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri perbankan di Indonesia saat ini sangat tinggi. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan industri perbankan di Indonesia saat ini sangat tinggi. Masyarakat sebagai konsumen perbankan dapat melihat persaingan tersebut secara nyata dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci