4.1 Gambaran Umum Instansi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.1 Gambaran Umum Instansi"

Transkripsi

1 6. Gambaran Umum Instansi Bermula dari adanya usul utusan Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Kepresidenan Banyumas pada rapat pleno Komite Nasional Indonesai pusat (KNIP) pada tanggal -8 November 9 di Gedung Fakultas Kedokteran Salemba Jakarta. Usul tersebut kemudian disampaikan oleh KH. Abu Dardiri, KH. Soleh Su ady, dan M. Soekoso Wirjosapoetro, yang mengusulkan dan mendesak agar dalam Negara Indonesia yang sudah merdeka ini janganlah hendaknya urusan agama hanya disambil lakukan (diurus sambil lalu) oleh Kementrian Pendidikan, Pengajar dan Kebudayaan atau Kementrian Dalam Negeri dan lain-lain, tetapi hendaknya diurus oleh Kemetrian khusus dan tersendiri. Timbulnya usul tersebut tidak menimbulkan reaksi negatif dan tidak menimbulkan perbedaan sengit, maka peserta sidang tidak menganggap maksud usul itu sebagai kewajaran, bahkan Mohammad Natsir, dr. Moewardi, dr. Marzoeki Mahdi, Karto Soedarmo, dan lain-lain anggota KNIP secara terang-terangan mendukung dan memperkuat usul itu. Usul tersebut kemudian ditampung oleh badan pekerja KNIP dan selanjutnya disampaikan kepada Perdana Menteri Sutan Syahrir dan terakhir diteruskan kepada Presiden Untuk mendapatkan persetujuan. Harapan adanya persetujuan itu demikian besar dikalangan pengusul dan pendukung, setelah wakil Presiden Mohammad Hatta menjanjikan bahwa usul tersebut akan mendapat perhatian sungguhsungguh dari pemerintah. Kurang lebih satu bulan setelah usulan itu, yakni tanggal Januari 96 (9 Muharam 6) keluarlah penetapan Presiden RI No. /SD/9 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia, mengingat usul Perdana Menteri dan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, memutuskan untuk mengadakan Kementrian Agama. Berita berdirinya Kementrian Agama itu segera tersebar dikalangan masyarakat setelah mereka mendengar dan mengetahui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) koran-koran perjuangan dan dari mulut kemulut. Umat Islam Indonesia menyambut positif dan gembira bahkan memberi dukungan penuh. Umumnya beranggapan berdirinya Kementrian Agama merupakan Berkat dan

2 Rahmat Allah yang maha kuasa, atas umat Islam khususnya, yang telah berjuang untuk berdirinya Kementrian Agama ditengah tengah situasi negara yang belum sepenuhnya aman dari penjajahan dan dalam kondisi masyarakat atau bangsa yang masih menderita akibat penjajahan. Pada bulan September 9 atau pada masa Kabinet RI I (Kabinet Presidentil pimpinan Presiden Soekarno), sebenarnya telah terbentuk Kementrian dan Menteri Negara, tetapi pemerintah tidak sekaligus membentuk Kementrian agama. Hal itu dikarenakan :. Tengah memantapkan politik, ekonomi, pendidikan, sarana sosial, pertahanan/keamanan, dan lain-lain.. Segera setelah kemerdekaan Indonesia, para pemimpin Negara disibukan oleh perebutan kekuasaan (dari tangan Jepang) yang memerlukan waktu dan perjuangan fisik.. Pembentukan Kementrian-kementrian seiring tertunda pada setiap sidang pleno KNIP, karena masalah situasi dan mendesaknya masalah keamanan rakyat. Baru pada masa kabinet Syahrir I (Kabinet parlementer I pimpinan Perdana Mentri Sultan Syahrir) terbentuk Kementrian Agama, dengan H. M. Rasyidi sebagai Menteri Agama, yang sebelumnya sebagai Menteri Negara; sedangkan sebagai Sekretaris Jendralnya Mr. R. A. Soebagyo. Pejabat-pejabat lainnya antara lain H. Abdullah Aidid (Kepala jawatan Penerangan Agama Islam), H. Abubakar Atjeh (Kepala Penerbitan pada Jawatan Penerangan Agama), H. Moehammad Djunaedi (Kepala Biro Peradilan Agama), KH. Muslih (Kepala Kantor Urusan Agama Pusat), KH. R. Mohammad Adnan (Ketua Mahkamah Islam Tinggi di Solo), dan lain-lain. Suatu hari setelah berdirinya Kementrian Agama (pada tanggal Januari 96) Pusat Pemerintahan Negara RI pindah ke Yogyakarta, karena sejak Desember 9 Jakarta tidak aman dengan datangnya Sekutu berikut pasukan Gurkanya yang dibonceng NICA untuk melancarkan aksi-aksi teror, mengancam pemimpin-pemimpin Republik dan melepaskan, serta mempersenjatai KNIL yang ditawan oleh Jepang. Kantor Kementrian Agama

3 8 di Yoyakarta terletak di jalan Malioboro No., sebagai Kantor sementara sebelum akhirnya Pusat Pemerintahan Negara RI kembali ke Jakarta... Struktur Organisasi Tujuan dari pembentukan struktur organisasi adalah untuk menunjukan tugas pokok dan fungsi yang diemban organisasi, sehingga dengan melihat struktur semua pihak akan tahu apa yang menjadi tugas, tanggungjawab, kewenangan atau pekerjaan sebuah organisasi. Struktur organisasi Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Sukabumi adalah : a. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas meiakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, ketatausahaan dan rumah tangga kepada seluruh satuan organisasi dan/atau satuan kerja di Iingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. b. Seksi Urusan Agama Islam Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kepenghuluan, keluarga sakinah, pangan halal, ibadah sosial dan pengembangan kemitraan umat Islam. c. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh mempunyai tugas melakukan peiayanan dan pembinaan di bidang penyuluhan haji dan umrah, bimbingan jemaah dan petugas, dokumen dan perjalanan haji, perbekalan dan akomodasi haji, serta pembinaan Kelompok Bersama Ibadah Haji (KBIH) dan pasca haji. d. Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (Mapenda) mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta supervisi dan evaluasi pada raudhatul athfal, madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan pendidikan

4 9 agama Islam pada sekolah menengah umum tingkat dasar dan menegah pertama serta sekolah luar biasa. e. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Seksi Pendidikan (Pekapontren) Keagamaan mempunyai tugas dan Pondok melakukan Pesantren pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan keagamaan, pendiducan diniyah, pendidikan salafiyah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok pesantren, pengembangan santri, dan pelayanan pondok pesantren pada masyarakat. f. Seksi Pendidikan Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid Seksi Pendidikan Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan al-quran dan rnusabaqah tilawatil Quran, penyuluhan dan lembaga dakwah, siaran dan tamaddun, publikasi dakwah dan hari besar Islam, serta pemberdayaan masjid. g. Penyelenggara Zakat dan Wakaf Penyelenggara Zakat dan Wakaf mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang pengembangan zakat dan wakaf.. Karakteristik Responden. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja... Jenis Kelamin Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Sukabumi adalah karyawan laki-laki (6%) dan sisanya karyawan perempuan (%).. Usia Berdasarkan Tabel diperoleh data bahwa pegawai yang berusia - tahun dengan persentase %, usia 6- tahun 8%, usia - tahun %, usia 6- tahun %, usia - tahun % dan di atas tahun %. Dari data tersebut dapat disimpulkan sebagain besar

5 pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi berada dalam batas usia produktif.. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Tabel diperoleh data bahwa mayoritas pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi memiliki latar belakang pendidikan S (8%). Tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum sebesar 6%, tingkat pendidikan S sebesar % dan tingkat pendidikan Diploma sebesar %.... Masa Kerja Berdasarkan Tabel diperoleh data bahwa pegawai dengan masa kerja tertinggi pada rentang - tahun dengan persentase %, dan terendah berada pada rentang masa kerja - tahun dengan presentase 6% Tabel. Karakteristik responden Karakteristik Jumlah (orang) Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Usia (tahun) ke atas SMU D Pendidikan S S s/d s/d 8 s/d Masa Kerja (tahun) 6 s/d s/d > Persentase (%)

6 . Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner.. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu peubah. Pengujian dilakukan kepada orang responden, kuesioner yang dibagikan terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan hal yang berkaitan dengan identitas responden, bagian kedua berisi pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai ( pernyataan) dan bagian ketiga berisi pernyataan tentang motivasi kerja karyawan ( pernyataan). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh pernyataan sahih, artinya pernyataan-pernyataan tersebut telah memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r-hitung > r-tabel), dimana r-tabel =,6 untuk n = dengan db n-, pada selang kepercayaan 9%. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Lampiran... Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan kembali sebagai alat ukur suatu obyek atau responden. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai r-hitung sebesar,96. Hasil tersebut menunjukan bahwa kuesioner yang disebarkan sangat reliabel, sehingga dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran.. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai harus selalu mendapatkan perhatian dari instansi, karena hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai. Faktor-faktor eksternal ini terdiri dari hubungan antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja dan gaji.

7 .. Hubungan Atasan dan Bawahan Dalam sebuah instansi, hubungan antara atasan dan bawahan merupakan hal yang penting. Hubungan atasan dan bawahan diperlukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh instansi. Penilaian pegawai terhadap hubungan antara atasan dan bawahan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap hubungan atasan dan bawahan Pertanyaan Bobot Nilai Hubungan dekat di dalam pekerjaan Hubungan dekat di luar pekerjaan Atasan sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan Atasan perhatian terhadap ide, saran dan keluhan saya Atasan bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan Skor rataan Skor Rataan,* 6,, 8,8 8 6,6, Keterangan dan untuk perhitungan selanjutnya adalah serupa Secara umum pegawai merasa hubungan dengan atasannya di dalam pekerjaan sudah dekat. Hal itu ditunjukan dengan nilai rataan,, sedangkan nilai rataan, menunjukan bahwa hubungan atasan dan bawahan di luar pekerjaan cukup dekat. Sebagian besar pegawai menyatakan setuju bahwa atasannya sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan (,) dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa atasan perhatian terhadap ide, saran dan keluhan bawahan. Dalam hal kebijaksanaan sebagian besar pegawai menyatakan setuju bahwa atasannya telah bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan (,6). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pegawai setuju bahwa hubungan antara atasan dan bawahan di Kandepag Kabupaten Sukabumi sudah dekat, ditunjukan oleh nilai rataan,.

8 .. Hubungan sesama rekan kerja Hubungan sesama rekan kerja merupakan hubungan kerja sama yang terjadi di antara sesama pegawai demi tercapainya tujuan instansi. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, maka hal tersebut mampu meningkatkan motivasi pegawai dalam menjalankan pekerjaannya. Penilaian pegawai terhadap hubungan sesama rekan kerja dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran jawaban responden terhadap hubungan antara sesama rekan kerja Pertanyaan Bobot Nilai Hubungan dekat dengan rekan 8 kerja di bagian yang sama Hubungan dekat dengan rekan kerja di bagian yang lain Rekan selalu memberi bantuan dalam pekerjaan Saling memberikan semangat dalam bekerja Hubungan dekat dengan keluarga 8 * rekan kerja Skor rataan * Skor Rataan Keterangan,6* 6 6,8,, 6 6,,9 ) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Secara umum pegawai merasa hubungan yang terjalin antara rekan kerja di bagian yang sama sudah dekat, dengan nilai rataan sebesar,6. Nilai rataan,8 menunjukan hubungan dengan rekan kerja di bagian lain juga dekat. Sebagian besar pegawai menyatakan setuju bahwa rekan kerja selalu memberi bantuan dalam hal pekerjaan (,) dan nilai rataan, menunjukan bahwa sebagian besar pegawai setuju diantara sesama rekan kerja saling memberikan semangat dalam bekerja. Nilai rataan, menunjukan hubungan dengan keluarga rekan kerja adalah dekat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai setuju bahwa hubungan antara sesama rekan kerja di Kandepag Kabupaten Sukabumi sudah dekat, dengan nilai rataan,9.

9 .. Peraturan dan kebijakan instansi Peraturan dan kebijakan perusahaaan merupakan tata tertib yang dibuat oleh instansi dan wajib dipatuhi oleh seluruh pegawainya. Peraturan dan kebijakan dibuat untuk mengatur pegawainya dalam melaksanakan pekerjaan. Penilaian pegawai terhadap peraturan dan kebijakan instansi dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap peraturan dan kebijakan instansi Bobot Nilai Skor Rataan 9 8,8*,8 Pemberian sanksi sudah baik Puas dengan kebijakan yang ditetapkan Kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan kebijaksanaan sudah baik Skor rataan 8,6 6,6 9,,6 Pertanyaan Peraturan mengenai jam kerja sudah memuaskan Peraturan mengenai hari kerja sudah memuaskan Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Secara umum pegawai setuju dengan peraturan jam kerja yang ditetapkan instansi, dengan nilai nilai rataan,8. Pegawai menyatakan setuju terhadap hari kerja yang telah ditetapkan, hal ini ditunjukan dari nilai rataan,8. Pelaksanaan pemberian sanksi terhadap pegawai yang melanggar dirasakan pegawai cukup baik (,6). Secara keseluruhan, para pegawai merasa puas dengan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan, hal ini ditunjukan dengan nilai rataan,6 dan nilai rataan, menunjukan para pegawai menyatakan setuju bahwa kedisiplinan dalam menerapan kebijakanan dan peraturan sudah baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan setuju terhadap peraturan dan kebijakan di Kandepag Kabupaten Sukabumi, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,6.

10 .. Kondisi Kerja Kondisi atau lingkungan kerja merupakan tempat dimana para pegawai melakukan pekerjaan mereka. Kondisi lingkungan kerja yang kondusif merupakan salah satu faktor yang mendukung motivasi kerja pegawai untuk melakukan pekerjaannya. Penilaian pegawai terhadap kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran jawaban responden terhadap kondisi kerja Bobot Nilai Pertanyaan Puas dengan kenyamanan di tempat kerja Puas dengan kebersihan di tempat kerja Perlengkapan kerja yang disediakan sudah lengkap Fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan sudah memuaskan Puas dengan sistem keamanan di tempat kerja Skor Rataan 6,* 8, 8,9 6,6 9, Skor rataan,9 Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Secara umum pegawai merasa cukup puas terhadap kenyamanan di tempat kerja, dengan nilai rataan, dan pernyataan cukup puas terhadap kebersihan tempat kerja ditunjukan dengan nilai rataan,. Selain kenyamanan dan kebersihan tempat kerja, pegawai merasa cukup puas terhadap perlengkapan kerja yang telah disediakan, dengan nilai rataan,9. Untuk keselamatan kerja dan kesehatan secara umum pegawai menyatakan cukup puas (,6) dan nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai merasa cukup puas terhadap sistem keamanan di tempat kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan cukup puas terhadap kondisi kerja di Kandepag Kabupaten Sukabumi, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,9.

11 6.. Gaji Gaji merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan jabatan (golongan) dan masa kerja pegawai. Penilaian pegawai terhadap gaji dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran jawaban responden terhadap gaji Bobot Nilai Pertanyaan Perlu mengetahui sistem pembagian gaji yang berlaku Puas dengan gaji yang diperoleh sekarang Gaji yang diperoleh sudah mencukupi kebutuhan seharihari Gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan masa kerja dan jenis pekerjaan Puas dengan tunjangan yang diberikan S Skor Rataan,66* 6, 8 6 6,9 9, 8 6,98 Skor rataan e, Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. cara umum pegawai menyatakan setuju pegawai perlu mengetahui sistem pembagian gaji yang ada ditempat kerja, dengan nilai rataan,66. Nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai merasa cukup puas dengan gaji yang diterima sekarang. Sementara itu pegawai merasa gaji yang diperoleh sudah cukup dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dengan nilai rataan,9. Nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai merasa cukup setuju bahwa gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan masa kerja dan jenis pekerjaan, serta nilai rataan,98 menunjukan bahwa pegawai merasa cukup puas dengan tunjangan yang diberikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan cukup puas terhadap gaji yang diberikan, dengan nilai rataan sebesar,.. Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Faktor internal merupakan faktor-faktor yang intrinsik atau yang berasal dari dalam pekerjaan itu sendiri. Faktor motivasi itu adalah tanggung-

12 jawab yang diberikan, pengembangan pegawai, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri... Tanggung jawab yang diberikan Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah tanggung jawab yang diberikan, secara umum pegawai menyatakan setuju bahwa tugas yang diberikan telah sesuai dengan kemampuan pegawai. Hal ini ditunjukan dengan nilai rataan,. Nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai setuju tugas yang diberikan mampu meningkatkan semangat kerjanya. Sementara itu nilai rataan,8 menunjukan bahwa pegawai setuju dengan pernyataan bahwa tanggungjawab lebih besar akan meningkatkan motivasi pegawai dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa pegawai bersedia ikut bertanggung jawab dalam mempertahankan kinerja instansi. Nilai rataan,9 menunjukan bahwa instansi telah memberikan kesempatan pegawai untuk memegang jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan puas terhadap tanggungjawab yang diberikan, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,. Penilaian pegawai terhadap tanggung jawab yang diberikan dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap tanggungjawab yang diberikan Pertanyaan Bobot Nilai Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan saya Tugas yang diberikan dapat meningkatkan semangat kerja saya Tanggungjawab yang lebih besar akan meningkatkan motivasi saya Bersedia ikut tanggungjawab dalam mempertahankan kinerja instansi Instansi memberikan kesempatan untuk memegang *tanggungjawab lebih tinggi Skor rataan ) Skor Rataan 9,*, Keterangan,8,8 *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel.,9,

13 8.. Pengembangan pegawai Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah pengembangan pegawai, secara umum pegawai menyatakan setuju bahwa instansi memberikan kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi bagi pegawai yang mampu dan berprestasi, dengan nilai rataan sebesar,8. Nilai rataan,69 menunjukan pegawai setuju bahwa instansi memperhatikan etos kerja, tanggungjawab dan inisiatif pegawai, serta memberi kesempatan pegawai untuk memberikann ide dan saran guna peningkatan kinerja instansi (,). Nilai rataan, menunjukan pegawai setuju bahwa instansi memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan diri dengan cara menempatkan ke bagian lain dan nilai rataan,8 menunjukan pegawai setuju bahwa instansi memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pegawai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan setuju dengan adanya pengembangan pegawai dalam instansi, dengan nilai rataan,6. Penilaian pegawai terhadap pengembangan pegawai dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap pengembangan pegawai Bobot Nilai Skor Rataan,8* 9,69,, Memberikan pelatihan-pelatihan Skor rataan,8,6 Pertanyaan Kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi Perhatian terhadap etos kerja, tanggung jawab dan inisiatif Kesemapatn untuk memberikan ide dan saran Penempatan pegawai kebagian lain Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel... Pengakuan dan penghargaan Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah pengakuan dan penghargaan, secara umum pegawai menyatakan cukup setuju bahwa instansi memberi penghargaan bagi pegawai yang memiliki kejujuran dan semangat kerja tinggi, dengan nilai rataan, dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa karyawan setuju atasan menghargai setiap hasil kerja

14 9 bawahan. Sementara itu nilai rataan, menunjukan bahwa karyawan merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa uang dan pegawai merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa piagam (,8). Nilai rataan,6 menunjukan pegawai menyatakan setuju bahwa atasan dan rekan kerja sering memuji hasil kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan puas dengan adanya pengakuan dan penghargaan dalam bekerja, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan sebesar,6. Penilaian pegawai terhadap pengakuan dan penghargaan dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap pengakuan dan penghargaan Pertanyaan Bobot Nilai Instansi memberi penghargaan bagi pegawai yang memiliki kejujuran dan semangat kerja tinggi Atasan menghargai setiap hasil kerja yang saya lakukan Saya merasa senang bilang penghargaan yang diberikan berupa uang Saya merasa senang bilang penghargaan yang diberikan berupa piagam Atasan dan rekan kerja sering memuji hasil kerja saya Skor rataan Skor Rataan,*,8, 8,8 8 6,6,6 Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel... Pekerjaan itu sendiri Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah pekerjaan itu sendiri, secara umum pegawai menyatakan puas dengan pekerjaannya sekarang, hal ini ditunjukan dengan nilai rataan,. Nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai merasa berguna bagi masyarakat dan nilai rataan,6 menunjukan bahwa pegawai bermaksud bekerja di Kandepag selamanya. Sementara itu nilai rataaan, menunjukan pegawai merasa cukup bangga bekerja di Kandepag Kabupaten Sukabumi dan nilai rataan,9 menunjukan bahwa pegawai merasa pekerjaan saat ini cukup memberikan tantangan baginya. Dengan

15 demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan puas terhadap pekerjaannya, yang ditunjukan dengan nilai rataan,. Penilaian pegawai terhadap pekerjaan itu sendiri dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap pekerjaan itu sendiri Bobot Nilai Pertanyaan Puas dengan pekerjaan sekarang Bekerja di sini membuat saya merasa berguna bagi 8 masyarakat Saya bermaksud bekerja di 6 sini selamanya Sejak awal merasa bangga 6 bekerja di sini Pekerjaan saat ini memberikan tantangan bagi saya Skor rataan Skor Rataan 6 8 6,*,,6 9,,9, Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa persepsi pegawai terhadap faktor-faktor eksternal dan internal mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai yang sudah tinggi, dengan nilai rataan sebesar,9 berada pada rentang posisi keputusan setuju. Rekapitulasi nilai rataan untuk faktor-faktor eksternal dan internal dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap faktor eksternal dan internal No Faktor Eksternal dan Internal Nilai Rataan Keterangan Hubungan antara atasan dan bawahan, Hubungan antara sesama rekan kerja,9 Peraturan dan kebijakan instansi,6 Kondisi Kerja,9 setuju Gaji, setuju 6 Tanggungjawab yang diberikan, Pengembangan pegawai,6 8 Pengakuan dan penghargaan,6 9 Pekerjaan itu sendiri,,9 Jumlah

16 .6 Motivasi Kerja Pegawai Setiap organisasi seperti Kandepag Kabupaten Sukabumi tentu mempunyai suatu tujuan. Untuk mengarahkan manusia yang terlibat di dalamnya (pegawai) sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka perlu dipahami motivasi pegawai yang bekerja di dalamnya, karena motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah motivasi kerja pegawai, secara umum pegawai menyatakan sangat bersedia bekerja keras demi tercapainya target instansi, dengan nilai rataan,6. Nilai rataan, menunjukan kesediaan pegawai untuk bekerja di luar jam kerja meski tidak dihitung sebagai kerja lembur dan bersedia bekerjasama dalam bekerja (,). Sementara itu nilai rataan,8 menunjukan kesediaan pegawai untuk membantu kesulitan rekan kerja dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa pegawai cukup setuju untuk menerima sanksi jika melakukan kesalahan. Kesediaan pegawai untuk menerima dan memperbaiki kesalahan ditunjukan dengan nilai rataan,8 dan,9 menunjukan kesediaan karyawan untuk menerima tanggungjawab yang diberikan oleh instansi. Nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai bersedia ikut bertanggungjawab terhadap instansi dan nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai bersedia menjaga nama baik instansi serta nilai rataan,69 menunjukan bahwa pegawai setuju untuk bekerja sesuai dengan peraturan berlaku. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi kerja pegawai sudah baik (termotivasi), hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,9. Penilaian pegawai terhadap pekerjaan motivasi pegawai dilihat pada Tabel.

17 Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap motivasi pegawai Bobot Nilai Pertanyaan Bersedia bekerja keras untuk target instansi Bersedia bekerja di luar jam kerja, meski tidak dihitung sebagai kerja lembur Bersedia bekerjasama dalam bekerja Bersedia membantu kesulitan rekan kerja Bersedia menerima sanksi jika melakukan kesalahan Bersedia menerima dan memperbaiki kesalahan Bersedia menerima tanggung jawab yang diberikan oleh instansi Bersedia ikut bertanggung jawab terhadap instansi Bersedia menjaga nama baik instansi Bersedia bekerja sesuai peraturan berlaku Skor Rataan Keterangan,6* Sangat 8 9, 6,,8 9 6,8,8 9,9, 8,,69,9 Skor Rataan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel.. Hubungan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal dengan Motivasi Kerja Pegawai. Analisis hubungan yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang ada pada faktor-faktor eksternal dan internal terhadap motivasi kerja pegawai dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil uji korelasi Rank Spearman dijadikan masukan bagi pihak Kandepag Kabupaten Sukabumi untuk pengelolaan pegawai menuju arah yang lebih baik... Hubungan Faktor-Faktor Eksternal dengan Motivasi Kerja Pegawai. a. Hubungan Atasan dan Bawahan Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p =, < α =,), yaitu hubungan nyata antara peubah hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank

18 Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,9, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin dekat hubungan antara atasan dengan bawahannya, maka pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya, dengan intensitas lemah. Dalam hal ini, hubungan atasan dengan bawahan merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai yang menurut teori Motivasi Herzberg (hygiene factor atau faktor eksternal) dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman dan bersemangat untuk memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. b. Hubungan Sesama Rekan Kerja Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p =, < α =,), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,9, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin dekat hubungan antara sesama rekan kerja, maka pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya, dengan intensitas yang lemah. Hubungan antara sesama rekan kerja merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai sesuai teori Kebutuhan McClelland yang menganggap pegawai memiliki hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja didalam organisasi (Need for affiliation). c. Peraturan dan Kebijakan Instansi Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p =, < α =,), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah peraturan dan kebijakan

19 instansi dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,6, yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peraturan dan kebijakan instansi dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tingkat kepuasan pegawai terhadap peraturan dan kebijakan yang dibuat instansi, maka pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peraturan dan kebijakan instansi merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai sesuai teori Motivasi Herzberg, karena memberi ketentraman dalam melakukan pekerjaannya dan dapat memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik. d. Kondisi Kerja Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p =, < α =,), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah kondisi kerja dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,, hal ini menunjukan adanya hubungan positif dan kuat antara peubah kondisi kerja dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tingkat kepuasan pegawai terhadap kondisi kerja, pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peubah kondisi kerja merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori Motivasi Herzberg yang menganggap lingkungan kerja yang baik dan nyaman, memotivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Terciptanya lingkungan kerja yang baik dan nyaman, akan memberikan ketentraman bagi pegawai dalam melakukan pekerjaannya, karena pada hakikatnya manusia ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah (hygiene factor).

20 e. Gaji Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata ditetapkan (p =, < α =,), yaitu adanya hubungan yang nyata antara peubah gaji dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,, yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peubah gaji dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tingkat kepuasan pegawai terhadap gaji yang diberikan, maka pegawai semakin meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peubah gaji merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai sesuai teori Motivasi Herzberg. Tabel 6. Hubungan faktor-faktor eksternal terhadap motivasi kerja pegawai. No Indikator Hubungan antara atasan dan bawahan Hubungan antara sesama rekan kerja Peraturan dan kebijakan instansi Kondisi kerja Gaji Nilai Korelasi Nilai Peluang (α),9,,9,,6, Kuat dan nyata,,,, Kuat dan nyata Kuat dan nyata Hubungan dengan motivasi kerja Lemah dan nyata Lemah dan nyata Keterangan : α =,.. Hubungan Faktor-Faktor Internal dengan Motivasi Kerja Pegawai a. Tanggungjawab yang Diberikan Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel ), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p =, < α =,), hal ini menunjukan adanya hubungan nyata antara peubah tanggungjawab yang diberikan dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,6,

21 6 yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peubah tanggungjawab yang diberikan dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tanggungjawab yang diberikan, maka motivasi kerja akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan peubah tanggungjawab yang diberikan merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori Motivasi Herzberg yang menganggap kedudukan (tanggungjawab) merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikologis seseorang, yang meliputi kondisi intrinsik dan kepuasan pekerja apabila terlibat dalam suatu pekerjaan akan mendorong motivasi yang kuat, serta menghasilkan kinerja yang baik. b. Pengembangan Pegawai Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel ), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p =, < α =,), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah pengembangan pegawai dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,6, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara peubah pengembangan pegawai dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar besar tingkat kepuasan pegawai dalam mengembangkan potensinya, maka motivasi kerja akan semakin meningkat, dengan intensitas yang lemah. Walaupun demikian, peubah pengembangan pegawai merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai yang sesuai dengan teori Motivasi ERG yang menganggap kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi. c. Pengakuan dan Penghargaan Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel ), diperoleh nilai peluang,. Nilai peluang tersebut lebih kecil

22 dari taraf nyata yang ditetapkan (P =, < α =,), yaitu adanya hubungan yang nyata antara peubah pengakuan dan penghargaan dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,69, yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peubah pengakuan dan penghargaan dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar pengakuan dan penghargaan yang diberikan, maka motivasi kerja pegawai akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peubah pengakuan dan penghargaan merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori Motivasi Maslow yang menganggap seseorang sangat menghargai fase pengakuan (Level ) sebagai suatu harga diri. d. Pekerjaan itu sendiri Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel ), diperoleh nilai peluang,8. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (P =,8 < α =,), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah pekerjaan itu sendiri dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi,9, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara peubah pekerjaan itu sendiri dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin puas dengan pekerjaannya saat ini, maka pegawai akan semakin meningkat motivasi kerjanya, dengan intensitas yang lemah. Walaupun demikian, peubah pekerjaan itu sendiri merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai yang sesuai dengan teori Motivasi Herzberg dalam menghasilkan kinerja yang baik.

23 8 Tabel. Hubungan faktor-faktor internal terhadap motivasi kerja pegawai No Indikator Tanggung jawab yang diberikan Pengembangan pegawai Pengakuan penghargaan Pekerjaan itu sendiri dan Nilai Korelasi Nilai Peluang Hubungan dengan motivasi kerja,6, Kuat dan nyata,6,,69,,9,8 Lemah dan nyata Kuat dan nyata Lemah dan tidak nyata Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap hubungan antara faktor-faktor eksternal dan internal dengan motivasi kerja pegawai, maka diperoleh faktor-faktor eksternal yang memiliki hubungan nyata dengan motivasi kerja pegawai yaitu hubungan antara atasan dengan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja, gaji. Faktorfaktor internal yang memiliki hubungan nyata dengan motivasi kerja pegawai yaitu tanggung jawab yang diberikan, pengembangan pegawai, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh faktor-faktor eksternal dan internal yang disebutkan di atas memiliki hubungan nyata dengan tingkat motivasi kerja pegawai dan berada pada tingkat keeratan kuat dan lemah..8 Implikasi Manajerial Impilasi manajerial terhadap hasil penelitian ini adalah upaya memperbaiki dan meningkatkan motivasi pegawai dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang telah diidentifikasi, kemudian menjadikan faktor-faktor tersebut yang memiliki hubungan kuat dengan tingkat motivasi kerja pegawai sebagai bahan rekomendasi yang nantinya menjadi prioritas utama dalam upaya perbaikan motivasi kerja pegawai. Faktor-faktor yang memiliki hubungan kuat adalah peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja, gaji, tanggungjawab yang diberikan, serta pengakuan dan penghargaan

24 9 Berdasarkan faktor dominan yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai, maka upaya perbaikan yang dapat dilakukan instansi, antara lain Pertama, meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan kebijaksanaaan yang telah dibuat instansi. Kedua, perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga pegawai merasa lebih nyaman, aman dan lebih fokus dalam melakukan pekerjaannya. Ketiga, menentukan penempatan pegawai pada pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Keempat, memberikan perhatian kepada pegawai, baik melalui pemberian penghargaan atas kinerja yang baik, penerimaan ide, melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, sehingga pegawai merasa keberadaannya diakui.

Oleh ARIEF ABDULLAH H

Oleh ARIEF ABDULLAH H ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP TINGKAT MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI Oleh ARIEF ABDULLAH H07607 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI

II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI LAMPIRA Lampiran Kuesioner penelitian p Bapak/Ibu yang terhormat, kuesioner ini merupakan instrumen dalam penelitian berjudul Analisis Analisis Hubungan Faktor-Faktor Terhadap Tingkat Kerja Pegawai pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Ruang Lingkup Perusahaan 2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah Kementerian Agama Bermula dari adanya usul utusan Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah keresidenan Banyumas pada rapat atau sidang Pleno

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur. BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat berdirinya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah hal awal dari suatu permasalahan yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT JL. A. YANI. NO.126 MUARA TEWEH KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO UTARA BIO DATA KEPALA KANTOR Nama : H. Usman Abdullah TTL : Marabahan, Tahun 1997 TMT

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha Membawahi 5 (lima) sub. bagian, antara lain:

BAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha Membawahi 5 (lima) sub. bagian, antara lain: BAGIAN TATA USAHA Bagian Tata Usaha Membawahi 5 (lima) sub. bagian, antara lain: 1. Subbag Perencanaan dan keuangan Tugas : Melakukan Penyiapan Bahan Koordinasi Penyusunan Rencana, Program, Dan Anggaran,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KAYONG UTARA DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUBU RAYA DI PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sumatera Utara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sumatera Utara. No.148, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sumatera Utara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sulawesi Tenggara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sulawesi Tenggara. No.149, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. Kantor Kementerian. Provinsi Sulawesi Tenggara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN l. l Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PIDIE JAYA DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI ACEH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA KOTAMOBAGU, KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur. No.150, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Pekerja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena pekerja adalah yang menggerakan faktor-faktor produksi lainnya untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan diantaranya adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan diantaranya adalah : 86 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan

Lebih terperinci

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1735, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kantor Wilayah. Provinsi Kalimantan Utara. Tata Kerja. Organisasi. Pembentukan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat heterogenitas yang cukup kompleks, baik dari

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Kementerian Agama Kota Jakarta Pusat. Maxfield, 1930 (dalam Nazir, 2003)

B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Kementerian Agama Kota Jakarta Pusat. Maxfield, 1930 (dalam Nazir, 2003) 39 B A B III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah studi kasus yang dirancang untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi Prestasi Kerja Para Pegawai Kantor Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian kali ini, populasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan. No.449, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR DEPARTEMEN AGAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.851, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Instansi Vertikal. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Tjitrowardojo Purworejo didirikan pertama kali pada tahun 1915 dengan nama Zenden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Tjitrowardojo Purworejo didirikan pertama kali pada tahun 1915 dengan nama Zenden. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan RSUD Saras Husada Purworejo terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 6 Kelurahan Doplang, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Propinsi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitihan Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan

Lebih terperinci

Drs. Salihin Mizal, MA

Drs. Salihin Mizal, MA KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA Drs. Salihin Mizal, MA NIP. 19640114 199403 1 001 URAIAN JABATAN KABUPATEN SINGKIL TAHUN 2016 1. IDENTITAS JABATAN 1.1. Kode Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY 4.1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Pendidikan,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG BAB II GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG A. Sejarah Kementerian Agama Kota Semarang Kementerian Agama merupakan lembaga negara yang berada di bawah kementrian agama. Adanya Kementerian Agama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu Tengah Untuk melaksanakan tugas desentralisasi bidang pekerjaan umum, sarana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik

2011, No Menetapkan : 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.325, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi Instansi Vertikal. Unit Pelaksana Teknis. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Agama berada di ba

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Agama berada di ba LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Agama. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 A. Profil Kementrian Agama Kabupaten Demak 1. Sejarah Berdiri Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak pada awal berdirinya hingga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (10), Pasal 15,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul Hubungan Kondisi Kerja Psikologis dengan Kinerja Pegawai pada PT. Tarumatex Bandung

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi BAB II PROFIL INSTANSI 2.1. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Pada saat berdirinya Departemen Agama tahun 1946, Pulau Sumatera masih merupakan sebuah Provinsi, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif melalui desain studi Cross Sectional Observational untuk menilai tingkat kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Abstract... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman Abstract... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Abstract... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT MBK (Mitra Bisnis Keluarga) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan mikro. PT. MBK didirikan pada tanggal 19 September 2003, sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Responden yang terhormat, Saya, Rima Handayani, Mahasiswa Program Master Science Sekolah Pasca Sarjana IPB dengan Mayor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kuesioner Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden yang dilakukan dengan membagikan secara langsung dan melalui mailing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Di dalam organisasi manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan kategori jenis kelamin responden hasil deskripsi selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Deskripsi Jenis Kelamin

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap. Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi

Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap. Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Oleh : D2A002018_DIMAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG NILAI DAN KELAS JABATAN STRUKTURAL DAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Kantor Kementrian Agama Kota Gorontalo Kantor Kementerian Agama Kota Gorontalo merupakan salah satu lembaga pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan kecil, menengah, maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kehutanan Kota Gorontalo adalah unsur pelaksana teknis daerah yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kehutanan Kota Gorontalo adalah unsur pelaksana teknis daerah yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Umum Obyek Penelitian Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Gorontalo adalah unsur pelaksana teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan sumber daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas perusahaan, dibandingkan dengan sumber

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan, serta untuk melihat sejauhmana penilaian prestasi kerja yang baik, adil, dapat menciptakan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat hidup berkembang dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Kuesioner 5.1.1 Uji validasi kuesioner Hasil pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Khusus lingkungan internal yang secara langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

Lampiran Hubungan anda dengan atasan diluar pekerjaan tergolong erat. Keterangan: 1:Sangat tidak setuju 3:Biasa saja

Lampiran Hubungan anda dengan atasan diluar pekerjaan tergolong erat. Keterangan: 1:Sangat tidak setuju 3:Biasa saja Lampiran 1. KUISIONER PENELITIAN Nomor Kuisioner : Hari/Tanggal Wawancara : HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Panduan pengisian Pertanyaan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Siti Aminah, 2013

DAFTAR ISI Siti Aminah, 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono (006:11) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI AGAMANOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG NILAI DAN KELAS JABATAN STRUKTURAL DAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) BADAI F

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) BADAI F ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) Oleh : BADAI F34103062 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERNYATAAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kepuasan kerja, motivasi kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : kepuasan kerja, motivasi kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Suatu perusahaan tidak dapat lepas dari faktor sumber daya manusia yang merupakan faktor penggerak dari suatu organisasi. Mengingat peranan sumber daya manusia yang besar, maka pihak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dan lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT BANK DANAMON TBK

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT BANK DANAMON TBK HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT BANK DANAMON TBK SKRIPSI Nama : Parlinggoman Pasaribu NIM : 43109110178 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2013 HUBUNGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Subang telah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan merupakan salah satu unit organisasi pada Kementerian Kehutanan yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SYARIAT ISLAM ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan sejumlah 66 siswa dan siswa-siswi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan tentang gambaran data hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan jawaban dari responden, proses pengolahan data serta analisis hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1) 98 Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian Pengaruh Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Motivasi kerja Terhadap Disiplin kerja PNS di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Bersamaan dengan kuesioner ini saya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran Lampiran 1. Kuesioer penelitian KUESIONER PENELITIAN No responden : Tanggal Pengisian : ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA BALAI

Lebih terperinci