BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Profil Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Profil Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta"

Transkripsi

1 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta a. Lokasi Instansi Balai Besar POM Yogyakarta terletak di jalan Tompeyan Tegalrejo Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, kode pos 55244, Telephone (0274) dan fax. (0274) , (0274) Balai Besar POM Yogyakarta ini terletak dikawasan perkantoran dan apabila dilihat dari segi perhubungan sangat strategis karena berlokasi di dekat jalan raya yang menghubungkan Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul. b. Luas Wilayah Kerja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di Pulau Jawa terbentang antara 110 Bujur Timur sampai 150 Bujur Timur dan 733 Lintang Selatan sampai 812 Lintang Selatan, dengan batas bagian Selatan Samudra Hindia dan bagian lainnya berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, yaitu bagian Tenggara dengan Kabupaten Wonogiri, bagian Timur Laut dengan Kabupaten Klaten, bagian Barat Laut dengan Kabupaten Magelang dan Bagian Barat dengan Kabupaten Purworejo. 44

2 45 Luas wilayah pengawasan secara keseluruhan adalah 3.185,80 km2 atau 0,17 persen dari luas Indonesia ( ,67 km2). Cakupan wilayah kerja pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta meliputi seluruh wilayah administratif Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri atas 1 kota dan 4 kabupaten, yaitu sebagai berikut. 1) Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km 2. 2) Kabupaten Kulon Progo dengan luas 586,27 km 2. 3) Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km 2. 4) Kabupaten Gunung Kidul dengan luas 1.485,36 km 2. 5) Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km 2. c. Visi dan Misi Visi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta adalah menjadi institusi pengawas obat dan makanan yang inovatif, kredibel, dan diakui secara internasional untuk melindungi masyarakat. Misi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta mengacu dengan Misi Badan POM RI sesuai dengan Keputusan Kepala Badang POM RI Nomor HK tanggal 3 November 2010 tentang penetapan visi dan misi Badan POM sebagai berikut. 1) Melakukan pengawasan pre-market dan post-market berstandar internasional. 2) Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten. 3) Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini.

3 46 4) Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. 5) Membangun organisasi pembelajar (learning organization). d. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, keamanan pangan, dan bahan berbahaya. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut. 1) Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan. 2) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya. 3) Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi. 4) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada sarana produksi dan distribusi. 5) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum. 6) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan.

4 47 7) Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen. 8) Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan. 9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan. 10) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugasnya. b. Sumber Daya Manusia Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada di Balai Besar POM Yogyakarta per 31 Desember 2013 adalah sebanyak 116 orang. Berdasarkan unit kerja, sumber daya manusia (SDM) Balai Besar POM Yogyakarta sebagai berikut. 1) Sumber daya manusia bidang tata usaha sebanyak 26 orang. 2) Sumber daya manusia bidang pemeriksaan dan penyidikan sebanyak 21 orang. 3) Sumber daya manusia bidang pangan dan bahan berbahaya sebanyak 15 orang. 4) sumber daya manusia bidang pengujian mikrobiologis sebanyak 12 orang. 5) Sumber daya manusia bidang pengujian terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetik, dan produk komplemen sebanyak 30 orang. 6) Sumber daya manusia bidang sertifikasi dan layanan informasi konsumen sebanyak 12 orang.

5 48 c. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta (Sesuai Keputusan Kepala Badan POM Nomor : 05018/SK/KBPOM Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM). Kepala Balai Besar POM Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Pengujian Terapetik, Narkotika, OT, Kosmetik dan Produk Komplimen Kepala Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Kepala Bidang Pengujian Mikrobiolo gi Kepala Bidang Pemeriksa an dan Penyidikan Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi Sertifikasi Seksi Penyidikan Seksi Layanan Info. Konsumen Gambar 2. Struktur Organisasi Balai Besar POM Yogyakarta

6 49 d. Unit-Unit Kerja dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi 1) Bagian Tata Usaha Bagian tata usaha mempunyai tugas yaitu mengurusi dan melakukan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga Balai Besar POM. Memberikan pelayanan teknis dan administrasi di lingkungan Balai Besar POM. 2) Bidang Pengujian Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen (Teranokoko) Bidang pengujian terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian produk terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen. 3) Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian, dan penilaian mutu untuk dibidang pangan, bahan berbahaya. 4) Bidang Pengujian Mikrobiologi Bidang pengujian mikrobiologi mempunyai tugas dalam melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi,

7 50 penyusunan laporan pelaksanaan secara laboratorium, pengujian, penilaian mutu secara mikrobiologi. 5) Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Bidang pemeriksaan dan penyidikan yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh untuk pengujian dan pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan instansi kesehatan serta penyidikan kasus pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kometika, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas maka bidang pemeriksaan dan penyidikan menyelenggarakan sebagai berikut. a) Penyusunan rencana dan program pemeriksaan dan penyidikan obat dan makanan. b) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh, dan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, instansi kesehatan di bidang terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetika, dan produk komplemen. c) Melaksanakan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan sarana distribusi di bidang pangan dan bahan berbahaya.

8 51 d) Pelaksanaan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum. e) Evaluasi dan penyusunan laporan pemeriksaan dan penyidikan obat dan makanan. 6) Bidang Sertifikasi dan Lembaga Informasi Konsumen Bidang sertifikasi dan lembaga informasi konsumen mempunyai tugas yaitu melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi, dan distribusi tertentu dan layanan informasi konsumen. Dalam melaksanakan tugas, bidang sertifikasi dan lembaga informasi konsumen menyelenggarakan fungsi sebagai berikut. a) Penyusun rencana dan program sertifikasi produk dan layanan informasi konsumen. b) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi, dan distribusi tertentu. c) Pelaksanaan layanan informasi untuk konsumen. d) Evaluasi dan penyusunan laporan sertifikasi roduk dan layanan informasi konsumen. 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kinerja organisasi publik merupakan gambaran mengenai hasil kerja dan pencapaian suatu organisasi publik dalam pelaksanaan kegiatan, program, kebijaksanaan guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengetahui kinerja organisasi publik maka

9 52 dapat dilakukan dengan penilaian kinerja pada sebuah organisasi publik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab dari sebuah organisasi. Dengan demikian, maka dapat diketahui atau diukur tingkat pencapaian hasil kerja suatu organisasi publik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sehingga dapat diketahui sejauhmana sebuah organisasi publik telah bekerja. Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan diukur dari sejauhmana capaian Balai Besar POM Yogyakarta dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam pengawasan produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Penilaian kinerja dalam hal ini dengan melihat kinerja Balai Besar POM Yogyakarta berdasarkan indikator-indikator yang telah di tetapkan yaitu produktivitas, responsivitas, dan responsibilitas. a. Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam Pengawasan Produk Obat dan Makanan yang Mengandung Zat Berbahaya Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan ditentukan dari sejauhmana hasil kerja yang dapat dicapai oleh Balai Besar POM Yogyakarta dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam pengawasan produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengukuran kinerja Balai Besar POM Yogyakarta berdasarkan tiga indikator yaitu indikator produktivitas, indikator responsivitas, dan indikator responsibilitas.

10 53 1) Produktivitas Kerja Balai Besar POM Yogyakarta Produktivitas dipahami sebagai rasio antara input dan ouput, yang artinya perbandingan sejauhmana sumber daya yang digunakan dan upaya yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini, konsep produktivitas dibahas mengenai sejauhmana hasil kerja yang diperoleh Balai Besar POM Yogyakarta dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi terkait pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berusaha dengan sebaik-baiknya untuk melindungi masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi yang ingin dicapai Balai Besar POM Yogyakarta yaitu menjadi institusi pengawas obat dan makanan yang inovatif, kredibel, dan diakui secara internasional untuk melindungi masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada selasa, 14 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kita ingin sepenuhnya memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penggunaan produk obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan dan mengandung zat berbahaya. Disini, kami sebagai Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan dengan melakukan pengawasan pre-market dan post-market yaitu dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan sebelum dan setelah produk obat dan makanan beredar di masyarakat.

11 54 Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Ibu D saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Pengawasan yang kami lakukan itu untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penggunaan produk obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan dan mengandung zat berbahaya. kami ingin masyarakat lebih waspada dan menyadari akan produk obat dan makanan yang di pakai. Dari penuturan kedua informan menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah melaksanakan tugas pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Pengawasan tersebut dengan menggunakan sistem pengawasan premarket dan post-market yang sesuai dengan visi Badan POM RI yakni melakukan pengawasan pre-market dan post-market berstandar internasional. Pengawasan tersebut untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari penggunaan produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Sistem pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan tugas pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya menggunakan sistem pengawasan komprehensif yang meliputi pengawasan pre-market dan post-market. Pengawasan pre-market dan post-market Balai Besar POM Yogyakarta dilakukan untuk melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya.

12 55 Pengawasan Pre-market yang dilakukan Balai Besar POM Yogyakarta untuk memastikan apakah produk obat dan makanan yang akan beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Balai Besar POM Yogyakarta selama ini telah melaksanakan pengawasan pre-market terhadap produk obat dan makanan dengan cara ikut berperan serta dalam mengaudit sarana produksi dan memberi rekomendasi penerbitan ijin produksi produk obat dan makanan kepada Badan POM RI terhadap produk obat dan makanan yang diproduksi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada selasa, 14 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kegiatan pengawasan pre-market kita dengan berperan dalam mengaudit dan memberi rekomendasi kepada Badan POM RI terhadap produk pangan dan obat tradisional yang diproduksi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti misalnya audit sarana produksi pangan dalam rangka penerbitan BPOM RI MD, audit sarana produksi obat tradisonal dalam rangka penerbitan ijin produksi obat tradisional. Pengawasan pre-market juga dengan pemeriksaan sarana tempat produksi baik di industri farmasi, industri obat tradisonal, industri pangan seperti di pabrik susu SGM, pengrajin jamu gendong, dan industri-industri rumah tangga di wilayah kerja kita yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendapat informan diatas didukung oleh dokumen kinerja perizinan Balai Besar POM Yogyakarta tahun 2013 seperti pada tabel 3 sebagai berikut.

13 56 Tabel 3. Kinerja Perizinan Tahun 2013 Hasil Audit Jenis Sarana Memenuhi Syarat Belum Memenuhi Syarat 1. Sarana Produksi Pangan 7 10 Penerbitan BPOM RI MD. 2. Sarana Produksi Pangan 13 0 Penerbitan Ijin Pencantuman Logo Halal. 3. Sarana Produksi Obat 8 5 Tradisional Penerbitan Ijin Produksi. 4. Sarana Produksi Kosmetik 2 2 Penerbitan Ijin Produksi Kosmetik. 5. Sarana Distribusi Obat 38 7 Penerbitan Ijin PBF. Sumber : Kinerja Perizinan Tahun 2013 Dari penuturan informan dan tabel 3 menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta sudah menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam melakukan pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya sebelum produk obat dan makanan diedarkan di masyarakat. Pengawasan Pre-market dilakukan dengan membantu mengaudit dan memberi rekomendasi kepada Badan POM RI terhadap produk pangan dan obat tradisional yang diproduksi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta seperti audit sarana produksi pangan penerbitan BPOM RI MD, sarana produksi pangan penerbitan

14 57 ijin pencantuman logo halal, sarana produksi obat tradisional penerbitan ijin produksi, sarana produksi kosmetik penerbitan ijin produksi kosmetik, sarana distribusi obat penerbitan ijin PBF. Pengawasan pre-market Balai Besar POM Yogyakarta juga dengan melakukan pemeriksaan setempat ke sarana produksi seperti industri obat, pabrik susu, dan indusri-industri rumah tangga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengawasan post-market yang dilakukan Balai Besar POM dengan melakukan pemeriksaan sarana distribusi produk obat dan makanan serta melakukan sampling produk obat dan makanan untuk di uji secara laboratorium untuk mendeteksi produk obat dan makanan yang mengandung bahan berbahaya. Pengawasan post-market ini dilakukan untuk memastikan apakah produk obat dan makanan yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada selasa, 14 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kegiatan pengawasan post-market kita biasanya dengan melakukan pemeriksaan sarana distribusi dan melakukan sampling produk obat dan makanan. Sampel makanan atau obat tersebut kita beli dari berbagai toko misalnya di swalayan, minimarket, toko herbal, dan depot jamu lalu kita uji di laboratorium kita untuk mengetahui kandungan bakteri, kandungan bahan berbahaya, kandungan bahan kimia obat termasuk juga pengecekan kemasan dan tanggal kadaluarsa. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Bapak S saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa :

15 58 Pengawasan post-market kita dengan mengambil sampel produk obat dan makanan di toko-toko dan swalayan. Sampel obat dan makanan tersebut kita beli dari toko atau swalayan lalu kita bawa untuk di uji di laboratorium. Dari penuturan kedua informan di atas menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya melakukan pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya sesudah produk diedarkan di masyarakat dengan melakukan pemeriksaan setempat ke sarana distribusi seperti swalayan, minimarket, toko herbal, dan depot jamu dan melakukan pengambilan sampling ke tempat distribusi produk obat dan makanan. Produktivitas pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta dalam meningkatkan efektivitas pengawasan obat dan makanan dalam rangka melindungi masyarakat dapat dilihat dari perbandingan antara rencana target indikator sasaran pengawasan dengan realisasi/hasil capaian pengawasan selama 1 tahun. Indikator sasaran pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta yaitu pertama, proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu). Kedua, proporsi obat tradisonal yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Ketiga, proporsi kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Keempat, proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan. Kelima, proporsi makanan yang memenuhi syarat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada selasa, 14 Januari 2014 yang mengatakan bahwa:

16 59 Biasanya kita untuk melihat produktivitas pengawasan dengan membandingkan antara target indikator sasaran dengan hasil capaian pengawasan. Indikator sasaran seperti pertama, proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu). Kedua, proporsi obat tradisonal yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Ketiga, proporsi kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Keempat, proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan. Kelima, proporsi makanan yang memenuhi syarat selama periode 1 tahun. Pendapat informan diatas didukung oleh dokumen pengukuran kinerja pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta tahun 2013 seperti pada tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4. Pengukuran Kinerja Pengawasan Tahun 2013 Indikator sasaran Target Realisasi Keterangan 1. Proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu). 2. Proporsi obat tradisonal yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). 3. Proporsi kosmetik yang mengandung berbahaya. bahan 4. Proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan. 5. Proporsi makanan yang memenuhi syarat. 99,53 % 1,2 % 1,5 % 4 % 88 % 96,38 % 5 % 1,00 % 0 % 79,09 % Belum tercapai Belum tercapai Tercapai Tercapai Belum tercapai Sumber : Laporan Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta Tahun 2013

17 60 Tabel 4 menerangkan produktivitas Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut. 1) Rencana target proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu) untuk tahun 2013 sebesar 99,53%. Namun capaian sebesar 96,38 % yang berarti bahwa persentase produk obat yang memenuhi syarat keamanan, kemanfaatan, dan mutu yang beredar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 96,36 % dari keseluruhan sampel yang diuji di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta. Dengan kata lain, pencapaian sasaran ini belum mencapai target yang ditentukan yaitu 99,53 %. 2) Rencana target proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu) untuk tahun 2013 sebesar 99,53%. Namun capaian sebesar 96,38 % yang berarti bahwa persentase produk obat yang memenuhi syarat keamanan, kemanfaatan, dan mutu yang beredar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 96,36 % dari keseluruhan sampel yang diuji di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta. Dengan kata lain, pencapaian sasaran ini belum mencapai target yang ditentukan yaitu 99,53 %. 3) Rencana target proporsi kosmetik yang mengandung bahan berbahaya untuk tahun 2013 sebesar 1,5 %. Capaian sebesar 1,00 % yang berarti bahwa persentase kosmetik yang mengandung bahan berbahaya yang beredar di wilayah Daerah Istimewa

18 61 Yogyakarta adalah 1,00 % dari keseluruhan sampel yang diuji di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta. Dengan kata lain, pencapaian sasaran sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 1,5 %. 4) Rencana target proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan untuk tahun 2013 sebesar 4%. Capaian sebesar 0 % yang berarti bahwa persentase produk suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat yang beredar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 0 % dari keseluruhan sampel yang diuji di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta. Dengan kata lain, pencapaian sasaran ini sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 4 %. 5) Rencana target Proporsi makanan yang memenuhi syarat untuk tahun 2013 sebesar 88 %. Namun capaian hanya sebesar 79,09 % yang berarti bahwa persentase produk makanan yang memenuhi syarat yang beredar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 79,09 % dari keseluruhan sampel yang diuji di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta. Dengan kata lain, pencapaian sasaran ini belum mencapai target yang ditentukan yaitu 88 %. Dari penuturan informan dan tabel 4 menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta belum sepenuhnya bisa melindungi masyarakat di Daerah Istimewa Yogayakarta dari produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Hal ini dapat dilihat dari

19 62 adanya indikator sasaran yang sudah memenuhi target yang direncanakan dan ada pula indikator sasaran yang belum memenuhi target yang direncanakan. Indikator sasaran yang sudah memenuhi target yang direncanakan yaitu proporsi kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan proporsi suplemen makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan. Sedangkan indikator sasaran yang belum memenuhi target yang direncanakan antara lain yaitu proporsi obat yang memenuhi standar (aman, manfaat, dan mutu), proporsi obat tradisonal yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), dan proporsi makanan yang memenuhi syarat. Efektivitas kegiatan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya dilihat dari tingkat kemampuan suatu kegiatan mencapai hasil yang diinginkan. Dalam hal ini, efektivitas ditentukan dari pencapaian indikator outcames, dimana hal ini tidak dapat diukur seketika setelah suatu kegiatan seselai dilaksanakan, tetapi baru dapat diukur beberapa waktu kemudian. Salah satu cara pengukuran efektivitas adalah melalui survei kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada selasa, 14 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Untuk melihat keefektivitasan pengawasan, kita biasanya hanya dengan melihat dari pencapaian hasil pengawasan terhadap target yang ditentukan. Namun kami belum pernah melakukan survei kepada masyarakat tentang apakah pengawasan kita sudah efektif atau belum.

20 63 Dari penuturan informan di atas menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta belum pernah melakukan survei kepada masyarakat terkait keefektivitasan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan. Pengukuran efesiensi kegiatan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta terhadap produk obat dan makanan menggunakan indikator input dan output. Dalam hal ini diukur kemampuan kegiatan pengawasan terhadap produk obat dan makanan dalam menggunakan input yang lebih sedikit dalam menghasilkan output yang sama atau lebih besar. Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan seluruh kegiatan pengawasan sudah dalam kategori efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada selasa, 14 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kita melihat efesiensi seluruh kegiatan pengawasan dengan membandingkan antara indikator input yang digunakan dengan indikator output yang dihasilkan, itu semua sudah ada rumusnya. Dan untuk tahun 2013 ini seluruh kegiatan pengawasan kita termasuk kategori efisien. Pendapat informan diatas didukung oleh data efisiensi kegiatan di dalam laporan kinerja Balai Besar POM Yogyakarta tahun 2013 yang berbunyi sebagai berikut. Pada tahun 2013, dari 38 (tiga puluh delapan) kegiatan yang dilakukan oleh seluruh jajaran Balai Besar POM Yogyakarta seluruhnya merupakan kegiatan yang berkategori efisien.

21 64 Kesehatan organisasi dan kepuasan kerja pegawai merupakan aspek penting dalam melihat produktivitas suatu organisasi. Ukuran pokok untuk menentukan kesehatan organisasi yaitu mencakup produktivitas individual dan produktivitas kolektif organisasi. Sedangkan kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi. Kesehatan organisasi Balai Besar POM Yogyakarta dilihat dari produktivitas seluruh kegiatan pengawasan yang dilakukan Balai Besar POM Yogyakarta dalam meningkatkan kinerja dalam pengawasan obat dan makanan. Produktivitas tersebut meliputi empat indikator yaitu jumlah sarana produksi dan distribusi obat dan makanan yang diperiksa, jumlah produk obat dan makanan yang disampling dan diuji, jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dihasilkan, dan jumlah layanan informasi dan pengaduan. Sedangkan Kepuasan kerja pegawai Balai Besar POM Yogyakarta dapat dilihat dari produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pegawai pada masing-masing bidang di Balai Besar POM Yogyakarta. Balai Besar POM Yogyakarta terdiri dari bagian tata usaha, bidang pengujian terapetik, narkotika, obat tradisional, kosmetika dan produk komplemen (teranokoko), bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya, bidang pengujian mikrobiologi bidang pemeriksaan dan penyidikan, bidang sertifikasi dan lembaga informasi konsumen. Kesehatan organisasi dan kepuasan kerja Balai Besar POM

22 65 Yogyakarta dalam pengawasan bidang obat dan makanan dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5. Pencapaian Sasaran Kinerja Pengawasan Tahun 2013 Indikator sasaran Target Realisasi Keterangan 1. Jumlah sarana produksi dan distribusi obat dan makanan yang diperiksa. 2. Jumlah produk obat dan sarana sarana Tercapai Tercapai makanan yang sampel sampel disampling dan diuji. 3. Jumlah dokumen 8 8 Tercapai perencanaan, penganggaran, dan dokumen dokumen evaluasi yang dihasilkan. 4. Jumlah layanan informasi dan pengaduan. 426 layanan 528 layanan Tercapai Sumber : Laporan Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta Tahun 2013 Tabel 5 menerangkan pencapaian sasaran kinerja pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut. 1) Rencana target jumlah sarana produksi dan distribusi obat dan makanan yang diperiksa untuk tahun 2013 sebanyak sarana. Pencapaian produktivitas sebesar sarana atau presentase capaian sebesar 115,30 % terhadap target. Dengan kata lain, jumlah produksi dan distribusi obat dan makanan yang diperiksa untuk tahun 2013 sudah mencapai target yang ditentukan.

23 66 2) Rencana target jumlah produk obat dan makanan yang disampling dan diuji untuk tahun 2013 sebanyak 4200 produk obat dan makanan. Pencapaian produktivitas sebesar sampel atau presentase capaian sebesar 118,80 % terhadap target. Dengan kata lain, jumlah produk obat dan makanan yang disampling dan diuji untuk tahun 2013 sudah mencapai target yang ditentukan. 3) Rencana target jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dihasilkan untuk tahun 2013 adalah 8 dokumen. Pencapaian indikator jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dihasilkan adalah 8 atau dengan kata lain persentase capaian indikator adalah 100 % dari target. Dokumen yang dihasilkan adalah dokumen RKAKL, DIPA, RKT, PK, LAPTAH, LAKIP, dan 2 dokumen laporan keuangan. 4) Rencana target jumlah layanan informasi dan pengaduan untuk tahun 2013 sebanyak 426. Pencapaian indikator jumlah layanan informasi dan pengaduan adalah 528 atau dengan kata lain persetase capaian indikator adalah 123,94 % terhadap target. Tabel 5 menerangkan bahwa kesehatan organisasi dan kepuasan kerja pegawai Balai Besar POM Yogyakarta terkait menjalankan tugas dan fungsi dalam kegiatan pengawasan bidang obat dan makanan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari semua indikator sasaran kinerja Balai Besar POM Yogyakarta sudah memenuhi target yang direncanakan antara lain jumlah sarana produksi dan distribusi

24 67 obat dan makanan yang diperiksa, jumlah produk obat dan makanan yang disampling dan diuji, jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dihasilkan, dan jumlah layanan informasi dan pengaduan. Balai Besar POM Yogyakarta dalam melayani masyarakat terkait masalah produk obat dan makanan sudah menyediakan Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK). Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar POM Yogyakarta tahun 2013 telah menerima 868 petanyaan/permintaan informasi mengenai obat dan makanan. ULPK Balai Besar POM Yogyakarta dalam tahun 2013 juga telah menindaklanjuti 14 pengaduan dari masyarakat terkait produk kosmetik, obat, dan makanan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 14 pengaduan tersebut diantaranya 7 pengaduan terkait komoditi obat tradional, 5 pengaduan komoditi masalah makanan, dan 2 pengaduan terkait komoditi kosmetik. Selain menyediakan Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK). Balai Besar POM Yogyakarta dalam melayani masyarakat terkait masalah produk obat dan makanan juga membuat programprogram layanan informasi untuk masyarakat antara lain sosialisasi Gerakan Nasional Waspada Obat Dan Makanan Ilegal (GNWOMI), penyebaran informasi produk obat dan makanan, pemberdayaan masyarakat DIY dalam pengawasan keamanan pangan, dan talkshow kepada masyarakat.

25 68 Banyaknya produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya di Daerah Istimewa Yogyakarta masih menjadi tantangan dari Balai Besar POM Yogyakarta dalam hal produktivitas pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Pada tahun 2013, Balai Besar POM telah menemukan komoditas ilegal dan berbahaya. Total nilai komoditas yang ditemukan mencapai lebih dari Rp rupiah. Sedangkan untuk tahun 2013, Balai Besar POM Yogyakarta telah memusnahkan jenis produk ilegal senilai Rp rupiah. (Sumber : Laporan Tahunan BPOM Tahun 2013). Semakin banyak polemik produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya di Daerah Istimewa Yogyakarta menandakan bahwa semakin banyaknya pula peredaran produk obat dan makanan yang ilegal dan mengandung zat berbahaya yang beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Masih banyak produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan produktivitas pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta belum maksimal. 2) Responsivitas Balai Besar POM Yogyakarta Responsivitas merupakan indikator kinerja yang berorientasi pada proses. Responsivitas adalah kemampuan organisasi dalam mengenali kebutuhan, keluhan, dan pengaduan masyarakat. Responsivitas dilihat dari kemampuan organisasi untuk mengenali

26 69 kebutuhan masyarakat, menyusun agenda, dan prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya menampung dan menindaklanjuti berbagai pertanyaan, keluhan, dan pengaduan dari masyarakat terkait dengan masalah produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu D saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kami dari pihak Balai Besar POM Yogyakarta selalu siap jika masyarakat ingin menyampaikan pertanyaan, keluhan, dan pengaduan terkait dengan masalah produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Untuk itu kami, Balai Besar POM Yogyakarta sudah menyediakan ULPK (Unit Pelayanan Pengaduan Konsumen) untuk menampung dan menindaklanjuti pertanyaan, keluhan, dan pengaduan dari masyarakat. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Ibu I saat wawancara pada senin, 27 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kami memfasilitasi masyarakat yang mau bertanya atau menyampaikan keluhannya kepada kami. Untuk itu kami menyediakan ULPK (Unit Pelayanan Pengaduan Konsumen) untuk melayani pertanyaan dan aduan dari masyarakat. Dari penuturan kedua informan di atas menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah melakukan untuk menampung segala pertanyaan, keluhan, dan pengaduan dari masyarakat terkait dengan masalah produk obat dan makanan yang mengandung zat

27 70 berbahaya dengan menyediakan ULPK (Unit Layanan Pengaduan Konsumen). ULPK (Unit Layanan Pengaduan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta untuk tahun 2013 telah merespon dan menanggapi 868 pertanyaan dari masyarakat terkait informasi-informasi spesifik tentang produk obat dan makanan seperti kontradiksi, efeksamping, dosis, pengujian, setifikasi, produk terdaftar, label halal, dan lain-lain. ULPK (Unit Layanan Pengaduan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta dalam merespon dan menanggapi segala pertanyaan dari masyarakat juga membuat katalog yang berisi referensi standar jawaban pengaduan konsumen sesuai dengan jenis komoditi. Pihak Balai Besar POM Yogyakarta menyediakan lima sarana untuk mempermudahkan akses masyarakat dalam mengajukan pertanyaan atau keluhannya yaitu melalui , fax, surat, telepon, dan bisa langsung datang ke kantor Balai Besar POM Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu D saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Jika masyarakat ingin mengadukan keluhan, memberi saran atau mengajukan pertanyaan ke Balai Besar POM. Kami sudah menyediakan ULPK yang bisa diakses melalui telepon, fax, , surat atau langsung datang. Kami juga sudah menyiapkan katalog untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. Pendapat informan diatas didukung oleh dokumen ULPK (Unit Layanan Pengaduan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta seperti pada gambar 3 sebagai berikut.

28 71 Gambar 3. Katalog Referensi Standar Jawaban Pengaduan Konsumen Dari penuturan informan, dan gambar 3 menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah menyediakan katalog produk obat dan makanan serta menyediakan lima sarana akses komunikasi untuk mempermudahkan masyarakat dalam mengajukan pertanyaan /keluhan ke pihak Balai Besar POM Yogyakarta. ULPK (Unit Pelayanan Pengaduan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta dalam tahun 2013 telah menindaklanjuti 14 pengaduan dari masyarakat terkait produk kosmetik, obat, dan makanan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu D saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Untuk tahun 2013, kami telah menindaklanjuti beberapa pengaduan dari masyarakat. Ada pengaduan komoditi obat tradional, produk makanan, dan pengaduan komoditi kosmetik. Pendapat informan diatas didukung oleh dokumen pengaduan ULPK Balai Besar POM Yogyakarta tahun 2013 seperti pada tabel 6, tabel 7, dan tabel 8 sebagai berikut.

29 72 Tabel 6. Pengaduan di Bidang Komoditi Pangan Komoditi Pangan Hal Pengaduan Tindaklanjut 1. Keracunan nasi ikan Diuji di laboratorium kandungan tongkol. histamin 8718,9 ppm. Indikasi keracuan terjadi jika kandungan histamin lebih dari 500 ppm. 2. Surat persetujuan Penyegelan pabrik dan pendaftaran AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) pemusnahkan label AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). digunakan perusahaan lain. 3. Ikan asin dicurigai Diuji di laboratorium positif mengandung formalin. mengandung formalin 4. Pada kemasan produk susu Pengaduan diteruskan ke Balai tertulis anjuran penggunaan Besar POM Bandung karena 2 bulan sampai 1 tahun, produk yang diadukan diproduksi anjuran tersebut tidak di Bogor. sesuai dengan ASI eksklusif. 5. AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) tanpa ijin edar. Koordinasi dengan Balai Besar POM Semarang. karena produk yang diadukan diproduksi di Semarang. Sumber : Laporan pengaduan ULPK tahun 2013

30 73 Tabel 7. Pengaduan di Bidang Komoditi Obat Tradisional Komoditi Obat Tradisional Hal Pengaduan Tindaklanjut 1. Iklan obat tradisional yang berisi testimoni dan klaim Beberapa iklan sudah dilalukan pengawasan, 5 Iklan mendapat khasiat obat tradisional peringatan karena tidak memenuhi yang berlebihan. ketentuan. 2. Menerima telepon dari Setelah dikonfirmasi tidak benar. seseorang yang mengaku dapat memberi sertifikat kosmetik Badan POM RI. 3. Obat tradisonal tanpa ijin Gelar kasus. edar. 4. Obat tradisonal tanpa ijin edar. Barang dikirim via pos tanpa alamat dan nomor telpon pelapor sehingga tidak bisa ditindaklanjuti. 5. Obat tradisonal tanpa ijin Ketika dikunjungi tidak ditemukan edar. praktek pengobatan dengan menggunakan obat tradisional tanpa ijin edar. 6. Obat tradisional diklaim mengandung Dilakukan pemanggilan produsen dan distribusi obat tradisonal. immunoterapy kanker. 7. Curiga obat tradisional Diuji di laboratorium, negatif mengandung BKO (Bahan BKO (Bahan Kimia Obat). Kimia Obat). Sumber : Laporan pengaduan ULPK tahun 2013

31 74 Tabel 8. Pengaduan di Bidang Komoditi Kosmetik Hal Pengaduan 5. Kosmetik mengandung bahan berbahaya. Komoditi Kosmetik Tindaklanjut Diuji di laboratorium mengandung hidrokinon. 6. Kosmetk tanpa ijin edar. Pengecekan dengan notifikasi Sumber : Laporan pengaduan ULPK tahun 2013 kosmetik ternyata tidak terdaftar. Pihak Balai Besar POM Yogyakarta dalam menindaklanjuti berbagai aduan dari masyarakat sesuai dengan Strandar Operating Procedure (SOP) pengaduan Balai Besar POM Yogyakarta. SOP pengaduan berbentuk formulir layanan informasi yang berisi pertanyaan/aduan apa yang akan disampaikan dan data diri lengkap sehingga pertanyaan/pengaduan pelapor dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu D saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kami dalam menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat terkait produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya sesuai dengan SOP pengaduan kami yang berbentuk formulir layanan konsumen yang berisi pertanyaan/pengaduan apa yang akan disampaikan dan data diri lengkap pelapor seperti nama lengkap, alamat lengkap, dan nomor telepon yang bisa di hubungi. Hal ini kami lakukan untuk memastikan pengaduan tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Pendapat informan diatas didukung oleh dokumen formulir layanan informasi Balai Besar POM Yogyakarta seperti pada gambar 4 sebagai berikut.

32 75 Gambar 4. Formulir Layanan Informasi Dari penuturan informan dan gambar 4 menerangkan bahwa pelayanan ULPK (unit Pelayanan Pengaduan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta sudah menerapkan SOP pengaduan bagi masyarakat yang ingin bertanya maupun bagi para pelapor yang ingin mengadukan permasalahannya. Responsivitas Balai Besar POM Yogyakarta sangat penting dalam memenuhi kebutuhan, pertanyaan, dan pengaduan masyarakat terkait peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya, karena hal ini bisa dijadikan bukti nyata bahwa Balai Besar POM Yogyakarta sudah merespon dan menindaklanjuti terhadap pertanyaan, keluhan, dan pengaduan dari masyarakat. Sikap responsif

33 76 Balai Besar POM Yogyakarta dalam merespon dan menindaklanjuti pertanyaan dan pengaduan dari masyarakat dapat dilihat dari tanggapan masyarakat yang mengakses ULPK (Unit Layanan Pelayanan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu R saat wawancara pada rabu, 5 Februari 2014 yang mengatakan bahwa : Saya kesini untuk konsultasi masalah uji nutrisi produk emping melinjo. pelayanan ULPK disini bagus, cepat, dan langsung dilayani. Petugasnya ngasih penjelasannya juga runtut dan jelas. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Ibu SL saat wawancara pada rabu, 5 Februari 2014 yang mengatakan bahwa : Saya datang ke balai POM ini mau tanya tentang prizinan P-IRT produk saya. Pelayanan disini cukup bagus. Penjelasan petugasnya juga mudah dipahami, pokoknya sudah bagus. Responsivitas Balai Besar POM Yogyakarta dalam merespon dan menindaklanjuti pertanyaan dan pengaduan dari masyarakat juga dilihat dari tanggapan masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak S warga Sleman saat wawancara pada senin, 1 April 2014 yang mengatakan bahwa Pelayanan konsultasinya sudah bagus dan cepat. Petugas di Balai POM juga ramah. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Mbak A warga Bantul saat wawancara pada senin, 1 April 2014 yang mengatakan bahwa Respon dari Balai Besar POM Yogyakarta sudah cukup baik, penjelasan yang disampaikan petugasnya juga mudah dipahami.

34 77 Dari penuturan keempat informan menerangkan bahwa ULPK (Unit Layanan Pelayanan Konsumen) Balai Besar POM Yogyakarta sudah baik dan responsif dalam merespon dan menindaklanjuti pertanyaan, dan pengaduan dari masyarakat terkait masalah produk obat dan makanan. Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya juga menyusun program-program pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu D saat wawancara pada rabu, 15 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kami juga berupaya untuk membuat program-program pengawasan yang dapat menjawab kebutuhan dan aspirasi masyarakat terkait peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya seperti pengawasan pangan jajan anak sekolah, pasar bebas bahan berbahaya, gerakan nasional waspada obat dan makanan ilegal, pemberdayaan masyarakat, dan penyuluhan/pelatihan tentang cara produksi dan distribusi produk obat dan makanan yang baik. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Ibu I saat wawancara pada senin, 27 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Program-program kami untuk masyarakat seperti gerakan nasional waspada obat dan pangan ilegal. Program ini dengan mensuplai informasi kepada masyarakat supaya masyarakat menjadi cerdas melalui media televisi, radio, media cetak. Ada juga pasar bebas bahan berbahaya. di DIY ada 5 pilot project pasar yaitu pasar argosari Gunung Kidul, pasar demangan Kota Yogyakarta, pasar sambilegi Sleman, pasar niten Bantul dan pasar wates Kulon Progo.

35 78 Dari penuturan kedua informan menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah membuat program-program pengawasan yang dibutuhkan masyarakat. Program-program pengawasan tersebut bertujuan untuk memberi perlindungan kepada masyarakat dan untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di masyarakat terkait peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Program-program pengawasan dari Balai Besar POM Yogyakarta seperti pengawasan pangan jajan anak sekolah, pasar bebas bahan berbahaya, gerakan nasional waspada obat dan makanan ilegal, pemberdayaan masyarakat, dan penyuluhan/pelatihan tentang cara produksi dan distribusi produk obat dan makanan yang baik. Responsivitas Balai Besar POM Yogyakarta cukup baik dalam memenuhi kebutuhan, aspirasi, dan pengaduan masyarakat terkait peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya, karena hal ini bisa dijadikan bukti nyata bahwa Balai Besar POM Yogyakarta sudah merespon dan menindaklanjuti terhadap pertanyaan, keluhan, dan pengaduan dari masyarakat. Balai Besar POM Yogyakarta juga tanggap terhadap segala permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya dengan membuat program-program kerja yang dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

36 79 3) Responsibilitas Balai Besar POM Yogyakarta Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi. Responsibilitas dapat dinilai dengan mencocokan pelaksanaan kegiatan dan program organisasi dengan prosedur administrasi dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam organisasi. Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan semua kegiatan pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya berpedoman dan merujuk kebijakan organisasi yaitu Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan obat dan makanan. Renstra pengawasan obat dan makanan dijabarkan menjadi tujuan strategis, sasaran strategis, indikator sasaran, dan didukung oleh programprogram pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu D saat wawancara pada kamis, 16 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Semua kegiatan pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta berpedoman dan merujuk pada Rencana Strategis (Renstra) pengawasan obat dan makanan. Renstra Balai Besar POM Yogyakarta pengawasan obat dan makanan tersebut mempunyai tujuan strategis, sasaran trategis, indikator sasaran dan program pengawasan. pokok programnya yaitu program pengawasan, program peyuluhan/sosialisasi dan program peningkatan kompetensi pegawai. Dari penuturan informan menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah melakukan semua kegiatan pengawasan berdasarkan pada Renstra. Renstra Balai Besar POM Yogyakarta tahun

37 mempunyai 1 tujuan strategis dengan menetapkan 2 sasaran strategis dengan penjabaran 9 indikator sasaran dan didukung oleh 19 program. Renstra Balai Besar POM Yogyakarta tahun mempunyai tujuan meningkatkan perlindungan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakata dari produk obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan. Tujuan tersebut dituangkan dalam 2 sasaran strategis yaitu pertama, meningkatkan efektivitas pengawasan obat dan makanan dalam rangka melindungi masyarakat. Kedua, Meningkatkan kinerja pengawasan obat dan makanan. Setiap pengawasan rutin yang dilakukan Balai Besar POM Yogyakarta berupa pengawasan sarana produksi dan distribusi produk obat dan makanan berpedoman terhadap peraturan yang berlaku pada setiap masing-masing komoditi. Untuk pengawasan sarana produksi produk obat dan makanan, peraturan-peraturan yang digunakan antara lain CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik), CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik), CPPB-IRT (Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga), CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik). Sementara untuk pengawasan sarana distribusi produk obat dan makanan, peraturan-peraturan yang digunakan antara lain CDOTB (Cara Distribusi Obat Tradisional yang Baik), CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik), CDMB (Cara Distribisi Makanan yang

38 81 Baik). Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada kamis, 16 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Kami dalam melakukan pengawasan sarana produksi dan distribusi produk obat dan makanan selalu berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku seperti CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik), CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik). Jadi peraturan-peraturan tersebut menjadi pegangan kami untuk melakukan pemeriksaan ke sarana produksi dan maupun distribusi. Dari penuturan informan di atas menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta dalam setiap pengawasan telah berlandaskan pada peraturan yang berlaku pada setiap masing masing komoditi seperti CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik) yang termuat dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk Tahun 2011 dan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) yang termuat dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk Tahun Balai Besar POM Yogyakarta dalam melakukan semua kegiatan pengawasan terhadap peredaran produk obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya dan beresiko terhadap kesehatan dengan melakukan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi produk obat dan makanan serta pemeriksaan dengan melakukan sampling dan uji terhadap produk obat dan makanan selalu berdasarkan perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan tersebut meliputi rencana pemeriksaan sarana produksi dan distribusi serta rencana sampling produk obat dan

39 82 makanan. Perencanaan tahunan tersebut dijabarkan ke dalam rencana bulanan, rencana minggunan hingga rencana harian. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada kamis, 16 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Jadi perencanaan pengawasan kami sesuai dengan rencana strategis 5 tahun tersebut lalu diturunkan ke rencana tahunan, di jabarkan lagi ke rencana bulanan, mingguan hingga rencana harian. Rencana tersebut untuk menentukan jadwal pengawasan, jumlah target pegawasan, menentukan lokasi mana saja yang akan diawasai, jumlah personil yang diturunkan, hingga apa saja yang diperlukan dalam proses pengawasan. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Ibu D saat wawancara pada senin, 27 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Jadi setiap program pengawasan maupun program layanan informasi itu sudah ada jadwalnya masing-masing dan perencanaan yang tentu itu berpedoman pada rencana strategis kita. Dari penuturan kedua informan di atas menerangkan bahwa Balai Besar POM Yogyakarta telah merencanakan seluruh kegiatan pengawasan yang di jabarkan hingga rencana harian. Rencana tersebut untuk menentukan jadwal dalam melakukan pengawasan, baik pengawasan sarana produksi dan distribusi maupun sampling produk. Rencana tersebut juga terkait untuk menentukan berapa jumlah target pengawasan, baik dari jumlah sarana produksi dan distribusi yang diperiksa maupun dari jumlah produk obat dan makanan yang mau di sampling serta untuk menentukan lokasi mana saja yang akan di

40 83 periksa, baik sarana produksi dan distribusi yang diperiksa maupun toko atau minimarket yang akan di sampling produknya. Pengawasan produk obat dan makanan yang dilakukan oleh Balai Besar POM Yogyakarta sudah sesuai dengan Strandar Operating Procedure (SOP) pengawasan pada masing-masing komoditi. Setiap produk obat dan makanan sudah mempunyai SOP masing-masing. SOP pengawasan tersebut menjadi acuan untuk melakukan pemeriksaan pada masing-masing produk obat dan makanan, baik di sarana produksinya maupun di sarana distribusinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu A saat wawancara pada kamis, 16 Januari 2014 yang mengatakan bahwa : Dalam melakukan pemeriksaan, setiap produk obat dan makanan mempunyai SOP yang berbeda-beda. Jadi setiap produk layoutnya berbeda, poin-poin pemeriksaannya berbeda, indikator-indikator yang diperiksa berbeda, formulir pemeriksaan berbeda dan aturannya berbeda. Pendapat informan diatas didukung oleh dokumen Strandar Operating Procedure (SOP) Pengawasan Balai Besar POM Yogyakarta seperti pada tabel 9 sebagai berikut.

41 84 Tabel. 9 Strandar Operating Procedure (SOP) Pengawasan Nomor Formulir POM-15.SOP/F02 Nama Dokumen Formulir Daftar Dokumen Nama Dokumen Nomor Dokumen 1. Penyusunan Rencana Inspeksi POM-03SOP.01.IK.01(96) Tahunan 2. Perencanaan Pemeriksaan Tahunan POM-03SOP.01.IK.02(96) Dan Bulanan 3. Persiapan Pemeriksaan Sarana POM-03SOP.01.IK.04(96) Produksi Dan Distribusi 4. Pelaksanaan pemeriksaan Sarana POM-03SOP.01.IK.06(96) Pedagang Besar Farmasi (PBF) 5. Pemeriksan Sarana Apotek POM-03SOP.01.IK.08(96) 6. Pelaksanaan Pemeriksan Sarana POM-03SOP.01.IK.11(96) Produksi Obat Tradisional 7. Pemeriksaan Sarana Toko Obat POM-03SOP.01.IK.10(96) 8. Pelaksanaan Pemeriksaan Sarana POM-03SOP.01.IK.14(96) Produksi Pangan 9. Pelaksanaan Pemeriksaan Sarana POM-03SOP.01.IK.14(96) Distribusi Pangan 10. Tatacara Pengisian Form Penilaian POM-03SOP.01.IK.19(96) CPPOB Sarana MD 11. Tatacara Pengisian Form POM-03SOP.01.IK.19(96) Pemeriksaan Sarana Produksi Rumah Tangga Pangan Sumber : Dokumen Strandar Operating Procedure (SOP) Pengawasan

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)Pekanbaru. Pembentukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru diawali oleh terbentuknya

Lebih terperinci

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) , Disampaikan oleh Pada tanggal : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) 561038, Fax (0274) 552250, 519052 VISI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat BBPOM Kota Bandar Lampung Pada awalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap keberadaan dan ketahanan hidup manusia. Mengingat kadar kepentingan yang

Lebih terperinci

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SURABAYA Email : bpom_surabaya@pom.go.id Alamat : Jln. Karangmenjangan 20, Surabaya - Jawa Timur, Telp. : 031-5020575 Fax. : 031-5020575 Visi : Menjadi Institusi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BPOM Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan apoteker yang berperan dalam pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru Drs, Sumaryanta,Apt.MSI NIP. 19620401 199202 1 001 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru mempunyai

Lebih terperinci

KINERJA BALAI BESAR POM YOGYAKARTA DALAM PENGAWASAN PRODUK OBAT DAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA RINGKASAN SKRIPSI

KINERJA BALAI BESAR POM YOGYAKARTA DALAM PENGAWASAN PRODUK OBAT DAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA RINGKASAN SKRIPSI KINERJA BALAI BESAR POM YOGYAKARTA DALAM PENGAWASAN PRODUK OBAT DAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA RINGKASAN SKRIPSI Oleh RIAN YUSUF NIM 10417144016 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BALAI BESAR POM DI PONTIANAK

BALAI BESAR POM DI PONTIANAK BALAI BESAR POM DI PONTIANAK Balai POM di Pontianak berdiri sejak tahun 1978 dan berkedudukan di ibukota Propinsi Kalimantan Barat, Pontianak. Selain itu terdapat 1 (satu) Pos POM yang berkedudukan di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Kinerja Organisasi a. Pengertian Kinerja Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan sebagai penampilan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. :

Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.40, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 70124, Telp. : Fax. : BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN Email : bbpom_banjarmasin@yahoo.com; bpom_banjarmasin@pom.go.id; Alamat : Jln.Brigjen H. Hasan Basri No.4, Banjarmasin - Kalimantan Selatan 7124, Telp. : 511-334286 Fax.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1

Lebih terperinci

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi PETA BISNIS PROSES Pemerintah Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Pembentukan Undang-undang Perundangundangan dan POM-02 Evaluasi Produk dan Administrasi

Lebih terperinci

BAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BBPOM DALAM PENGAWASAN TERHADAP DISTRIBUSI OBAT TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BBPOM DALAM PENGAWASAN TERHADAP DISTRIBUSI OBAT TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG 35 BAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BBPOM DALAM PENGAWASAN TERHADAP DISTRIBUSI OBAT TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG A. Gambaran Umum Kota Bandung Kota Bandung terletak di antara 107 36 Lintang Selatan,

Lebih terperinci

BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI

BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTANSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2000, Badan POM ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) yang bertanggung

Lebih terperinci

MODUL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM)

MODUL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2017 MODUL PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) NAMA : NIM :

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Laboratorium 1.56,5 m2, dan rumah dinas dengan luas 357 m2 serta fasilitas

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Laboratorium 1.56,5 m2, dan rumah dinas dengan luas 357 m2 serta fasilitas BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Bandar Lampung terletak di Jl. Dr. Susilo No. 103-105,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam pengawasan produk obat dan makanan yang

Lebih terperinci

LAKIP 2012 BALAI BESAR POM DI SURABAYA IKHTISAR EKSEKUTIF 0

LAKIP 2012 BALAI BESAR POM DI SURABAYA IKHTISAR EKSEKUTIF 0 BALAI BESAR POM DI SURABAYA IKHTISAR EKSEKUTIF 0 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat yang diberikan, sehingga Badan POM dapat menunjukkan kinerja, memantau dan melaporkan kinerja pengawasan obat dan makanan

Lebih terperinci

KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO. Oleh : Richard Adam. Abstrak

KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO. Oleh : Richard Adam. Abstrak KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO Oleh : Richard Adam Abstrak Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerka

Lebih terperinci

Dra. Endang Pudjiwati, Apt., MM NIP

Dra. Endang Pudjiwati, Apt., MM NIP B a l a i B e s a r P O M d i S u r a b a y a i Assalamu alaikum wr. wb., Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), melalui pelaksanaan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN Disampaikan oleh: Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP Direktur Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Visi dan Misi Badan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN FILE EDIT 16 November 2016 Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email mmi_stand_ot@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat

Lebih terperinci

Laboratorium Handal dan Terakreditasi

Laboratorium Handal dan Terakreditasi Laboratorium Handal dan Terakreditasi Jln. Gadjah Mada, PO BOX. 172 Padang Sumbar (25137) Telp. 0751-7054280, Fax. 0751-7055213 Email : bpom_padang@pom.go.id, bbpom_padang@yahoo.com A. GAMBARAN UMUM BALAI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau 1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.05.21.3592 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 05018/SK/KBPOM TAHUN 2001 TENTANG

Lebih terperinci

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan CODE PROCESS NAME SUB PROCESS SUB PROCESS CODE CFM CFM CODE POM-01 Pengelolaan Perundang-undangan dan Standar Pembentukan undang-undang

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Berkat rahmat Allah SWT Report to the Nation : Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan RI Triwulan II Tahun 2014 ini dapat diterbitkan. Buku ini diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif berarti mengumpulkan data bukan berupa angkaangka,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN

KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN Balai Besar POM di Palembang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Badan POM No. 05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada

Lebih terperinci

PROFIL BALAI POM DI KUPANG

PROFIL BALAI POM DI KUPANG PROFIL BALAI POM DI KUPANG SEKILAS TENTANG BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG Balai POM di Kupang berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 05018/SK/KBPOM sejak tanggal

Lebih terperinci

Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK

Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017 Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017 Agenda Sistem Pengawasan Badan POM Peraturan Tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan

Lebih terperinci

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Drs. Ondri Dwi Sampurno, Apt, M.Si Plt Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik & NAPZA BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga sampai saat ini Badan POM dapat menunjukkan kinerja pengawasan obat dan makanan yang hasilnya dituangkan dalam Report to the

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.23.3644 TE N TA N G KETENTUAN POKOK PENGAWASAN SUPLEMEN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

1.1. KONDISI UMUM BAB I. PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM S esuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional disusun secara periodik meliputi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-63.1-/216 DS462-7237-737-7577 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN POM

DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN POM DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN POM No Ringkasan isi menguasai atau penerbitan Bentuk Informasi berkaitan dengan Profil Badan POM 1 2 Latar Belakang Visi dan Misi Biro Perencanaan dan Keuangan 3 Tugas 4

Lebih terperinci

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label

Lebih terperinci

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI. PKPA Tahun 2017

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI. PKPA Tahun 2017 Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI PKPA Tahun 2017 VISI DAN MISI Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan masyarakat merupakan program kesejahteraan yang harus diwujudkan pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat. Mulai dari melakukan olah raga, hidup secara

Lebih terperinci

A. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN

A. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN A. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN Pada tahun 2007 terdapat 57 kegiatan yang mendukung pelaksanaan program di Badan POM. Kelimapuluh tujuh kegiatan tersebut adalah kegiatan yang terdapat di pusat dan 26 Balai

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Togi J. Hutadjulu Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi 1. PENDAHULUAN 2. PELAYANAN PUBLIK BADAN POM

Lebih terperinci

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini tidak jarang kita khawatir untuk mengkonsumsi makanan, hal ini akibat banyaknya pangan (makanan) yang mengandung bahan-bahan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program Lampiran 1 RKT RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian mutu, keamanan, dan khasiat permohonan pendaftaran

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Berkat rahmat Allah SWT Report to the Nation : Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan RI Triwulan II Tahun 2013 ini dapat diterbitkan. Buku ini diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIV*Tahun2015. *DataSementara

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIV*Tahun2015. *DataSementara LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIV*Tahun2015 *DataSementara SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sampai saat ini Badan POM tetap menunjukkan Kinerja Pengawasan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA DEPUTI II DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN PERIODE

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI

SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sampai saat ini Badan POM tetap menunjukkan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan untuk mencapai Pembangunan Nasional periode RPJMN 2015-2019.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. No.1714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN POM. Organisasi Unit Pelaksana Teknis. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKAN NOMOR: HK. 00. 05. 24.01634 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Menimbang : 1. bahwa

Lebih terperinci

Sesuai dengan struktur organisasi, tugas tiap bidang sebagai berikut :

Sesuai dengan struktur organisasi, tugas tiap bidang sebagai berikut : Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM di daerah, Balai Besar POM Bandar Lampung melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia

BAB III OBJEK PENELITIAN. Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Ganmbaran Umum Republik Indonesia Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua

Lebih terperinci

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM

Rencana Strategis Balai Besar POM di Makassar Tahun A. KONDISI UMUM A. KONDISI UMUM Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) Tahun 2005 2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.21.1732 TAHUN 2008 TENTANG GRAND STRATEGY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Bimbingan Teknis Ujian Dinas Tingkat I dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Tahun 2017 Jakarta, 18 Juli 2017 DASAR HUKUM, TUGAS,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan. Lampiran 2 PKK PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian permohonan pendaftaran produk permohonan Dana (Rp)

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN (Studi tentang Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional Hasil Industri Kecil Obat Tradisional oleh Dinas Kesehatan dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)

Lebih terperinci

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal Latar Belakang Derasnya arus globalisasi memberikan warna dan nuansa pada pola perdagangan nasional maupun internasional. Perkembangan sistem perdagangan dunia

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.04.1.33.12.11.09938 TAHUN 2011 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENARIKAN OBAT YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR DAN/ATAU PERSYARATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KINERJA BALAI BESAR POM YOGYAKARTA DALAM PENGAWASAN PRODUK OBAT DAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA SKRIPSI

KINERJA BALAI BESAR POM YOGYAKARTA DALAM PENGAWASAN PRODUK OBAT DAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA SKRIPSI KINERJA BALAI BESAR POM YOGYAKARTA DALAM PENGAWASAN PRODUK OBAT DAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Gambar 1. Piagam Penghargaan yang diraih BPOM dalam IT Gambar 2. Pentingnya keamanan data dan informasi mendukung

Lebih terperinci

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L 2 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (2) 3 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (3) 4 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (4) DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Pada area perubahan peningkatan kualitas pelayanan publik sasaran yang harus dicapai oleh Badan POM meliputi:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BPOM RI

SAMBUTAN KEPALA BPOM RI SAMBUTAN KEPALA BPOM RI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah sehingga BPOM dapat terus hadir melayani dan melindungi masyarakat. Kinerja Badan POM sampai dengan

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI

RENSTRA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA BADAN POM RI BADAN POM RI RENSTRA 2015-2019 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN di YOGYAKARTA Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jl. Tompeyan I Tegalrejo. Telp (0274) 561038/ Fax (0274) 552250 Email : bpom_yogyakarta@pom.go.id

Lebih terperinci

PENGUMUMAN : KP

PENGUMUMAN : KP PENGUMUMAN Nomor : KP.02.02.242.11.16.09092 SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) KEPALA BBPOM DI BANJARMASIN, KEPALA BBPOM DI SURABAYA KEPALA BBPOM DI MATARAM, DAN KEPALA BBPOM DI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan pangan memegang peranan yang sangat strategis. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB Disampaikan oleh: Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKATAN APOTEKER INDONESIA Tangerang

Lebih terperinci

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 10 April 2015 Outline Paparan 1. Kerangka pikir penyelenggaranaan pangan 2. Pengawasan Makanan dalam RPJMN 2015-2019 3. Gambaran

Lebih terperinci

SOSIALISASI PERKA BADAN POM NO. 8 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGAWASAN PERIKLANAN OBAT DAN EVALUASI KEPATUHAN PENANDAAN OBAT

SOSIALISASI PERKA BADAN POM NO. 8 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGAWASAN PERIKLANAN OBAT DAN EVALUASI KEPATUHAN PENANDAAN OBAT SOSIALISASI PERKA BADAN POM NO. 8 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGAWASAN PERIKLANAN OBAT DAN EVALUASI KEPATUHAN PENANDAAN OBAT WORKSHOP PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT JAKARTA, 20 JULI 2017 OUTLINE Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika

BAB I PENDAHULUAN. mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidupnya. Namun dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.

Lebih terperinci

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIIITahun2016

LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIIITahun2016 LaporanKinerja BadanPengawasObatdanMakanan TriwulanIIITahun2016 SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah sehingga Badan POM dapat terus

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN OBAT TRADISIONAL YANG TIDAK MEMENUHI

Lebih terperinci

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

Lebih terperinci

1. NOTIFIKASI KOSMETIKA

1. NOTIFIKASI KOSMETIKA 1. NOTIFIKASI KOSMETIKA Dengan diterapkannya Harmonisasi ASEAN maka mulai diberlakukan sistem notifikasi kosmetika yaitu suatu proses pemberitahuan kepada pihak otoritas negara sesuai persyaratan dan tata

Lebih terperinci

InfoPOM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DIKAITKAN DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA. Editorial ISSN Vol. 5, No. 1, Januari 2004

InfoPOM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DIKAITKAN DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA. Editorial ISSN Vol. 5, No. 1, Januari 2004 InfoPOM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Vol. 5, No. 1, Januari 2004 ISSN 1829-9334 Editorial Pembaca yth, Setelah berganti tahun, Infopom kali ini hadir dengan tampilan baru. Jumlah

Lebih terperinci