BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang"

Transkripsi

1 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Penjelasan Sistem Secara Umum Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang saling melengkapi. Di mana setiap sistem memberikan peran yang berbeda. Subsistem yang ada adalah : (lihat gambar 3.1) Kamera kabel USB IBM Compatible kabel Paralel Modul pemisah sabuk berjalan Gambar 3.1 Diagram Sistem Sortir a. Sub sistem input Sub sistem input ini akan menghasilkan masukan suatu nilai data citra dari obyek menuju sistem sortir ini. Alat yang digunakan adalah sebuah kamera digital yang dapat berfungsi sebagai pc-cam. Dari input kamera yang terhubung ke komputer melalui sambungan USB maka data yang telah didapat, disimpan dalam media penyimpanan. 41

2 42 Proses pengambilan data citra dari kamera PC menggunakan suatu perangkat lunak Peephole Video Capture V3.0 copyright 1998, 1999, Program ini dibuat oleh Specware Inc. bertempat di 218 Louisiana Ave Perrysburg, OH Program ini akan mengambil citra yang terlihat pada jendela preview peephole dan menyimpannya pada media penyimpanan. (lihat gambar 3.2) Gambar 3.2 Jendela Preview Pada Peephole b. Sub sistem proses Sub sistem ini akan mengolah data citra yang masuk atau yang telah disimpan oleh sub sistem input. Proses pengolahan menggunakan suatu program yang dibuat dengan perangkat lunak MATLAB (GUI pada MATLAB). Program yang dibuat ini terdiri dari beberapa proses: 1. Mengambil data yang tersimpan dalam media penyimpanan. 2. Memunculkan data itu dalam GUI dan mentransformasi data tersebut dalam bentuk lain. Karena data yang diambil berbentuk citra maka transformasi citra dilakukan seperti pengecilan ukuran gambar, cropping dan edge detection..

3 43 3. Data yang sudah berubah akan dimasukan ke dalam suatu list program yang utama yaitu jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan ini akan memproses data dengan pelatihan backpropagation sehingga akan menghasilkan keluaran. Keluaran yang dihasilkan hanya terdiri dari 2 jenis yaitu output 1 atau 0. c. Sub sistem output Sub sistem ini akan menerima output dari sub sistem proses dan menjalankan proses pengiriman data ke parallel port. Pengiriman data pada parallel port ini akan menggerakkan modul pemilih yang berfungsi memisahkan barang atau obyek Rancangan Perangkat Keras Blok Diagram Sistem Sortir Komputer Kamera PC Program peephole V3.0 Program MATLAB Modul pemilih Modul sabuk berjalan Gambar 3.3. Blok Diagram Sistem Sortir Gambar di atas menunjukkan diagram blok sistem sortir di mana bagian-bagian dan hubungan antara modul-modul dari sistem tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

4 44 Modul kamera PC mendapatkan data citra dari obyek pada modul sabuk berjalan dan mengirimkannnya ke komputer dengan bantuan program peephole dan kemudian diproses oleh program MATLAB. Hasil keluaran dari program MATLAB diberikan kepada modul pemilih Modul-Modul Sistem dan Fungsinya 1. Modul Kamera PC Kamera yang digunakan adalah kamera digital FUJIFILM finepix 202 yang bisa terkoneksi ke komputer menggunakan kabel USB. (lihat gambar 3.4) Gambar 3.4. Kamera Digital Untuk meningkatkan kualitas citra dari obyek yang terletak pada modul sabuk berjalan maka digunakan sebuah alat penerangan berupa lampu neon yang dipasang mengelilingi kamera. Lampu yang digunakan memiliki daya sebesar 22 watt.

5 45 2. Modul Sabuk Berjalan Modul sabuk berjalan merupakan alat bantu tambahan pada sistem. Alat ini hanya berfungsi membantu dalam proses uji coba dan merupakan simulasi dari proses produksi yang sebenarnya. Pada modul sabuk berjalan dipasang sebuah motor AC untuk memutar sabuk. Kecepatan rata-rata berputar modul sabuk berjalan dari ujung yang satu ke ujung lainnya dengan panjang 60 cm yaitu 6 cm/detik. Sabuk yang berputar ini memakai warna terang (coklat muda) agar citra yang ditangkap oleh modul kamera mempunyai kualitas yang baik di mana bentuk dari obyek tersebut dapat terlihat dengan jelas. (lihat gambar 3.5) 3. Modul Pemilih Gambar 3.5 Modul Sabuk Berjalan Modul pemilih berfungsi untuk memisahkan antara 2 benda yang teridentifikasi.

6 46 Gambar 3.6 Modul Pemilih Dari gambar 3.6 dapat dilihat bahwa modul pemilih terdiri dari pin-pin yang merupakan pin input data dari sub sistem output yang kemudian data tersebut diperkuat oleh IC ULN 2003 sehingga dapat digunakan oleh stepper motor yang akan bergerak ke arah yang diinginkan. Modul ini menggunakan daya 12 volt DC yang bisa terhubung dengan adaptor maupun dengan power supply komputer. Daya 12 volt ini diperlukan oleh IC 2003 dan stepper motor. Pada rangkaian terdapat dioda zener yang digunakan untuk menahan arus balik yang timbul oleh perubahan stepper motor yang dapat merusak IC ULN Gambar 3.7. Skematik rangkaian modul pemilih

7 47 Tabel 3.1. Langkah Motor Stepper Modul pemilih menggunakan motor stepper yang dikendalikan oleh port paralel. Pada port parallel terdapat 8 buah jalur data (D0,D1,D2,,D7), akan tetapi untuk mengendalikan motor stepper hanya menggunakan 4 buah jalur data yaitu D1, D3, D5 dan D7. Penentuan jalur data ini disesuaikan dengan kabel penghubung paralel. Tabel 3.2. Nilai Data Untuk Motor Stepper D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 0 X 0 X 0 X 1 X 0 X 0 X 1 X 0 X 0 X 1 X 0 X 0 X 1 X 0 X 0 X 0 X D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Decimal

8 48 Dalam program sistem sortir mur dan baut pada bagian program MATLAB digunakan 4 nilai data yatiu 66, 72, 48 dan 128 untuk mengontrol coil dari motor stepper. Motor stepper dari modul ini dapat berputar sesuai dengan input yang diberikan. Motor stepper akan berputar ke arah kiri sebanyak 36 step jika benda yang dikenali oleh jaringan syaraf tiruan berupa baut, sebaliknya jika benda yang dikenali oleh jaringan berupa mur maka motor stepper akan berputar ke arah kanan sebanyak 36 step juga. Pada motor stepper, satu step bernilai 1.8 derajat. Pada motor stepper dipasangkan penunjuk, penunjuk tersebut akan menahan benda yang akan dipisahkan sehingga benda jatuh pada tempat yang sesuai.. Posisi awal dari penunjuk yang terletak pada motor stepper mengarah ke kiri sabuk berjalan. Penunjuk akan bergerak sesuai dengan obyek yang dikenali. Pada saat awal aplikasinya, jika jaringan mengenali obyek berupa mur tentunya pemilih akan berputar ke arah kanan, sebaliknya jika jaringan mengenali obyek berupa baut maka penunjuk diam tak bergerak karena posisi pemilih saat itu sudah mengarah ke kiri. (lihat gambar 3.8) (a) (b) Gambar 3.8. Putaran Motor untuk Obyek Mur (a),putaran Motor untuk Obyek Baut(b)

9 49 4. Kabel USB Kabel USB digunakan untuk menghubungkan kamera digital dengan komputer dengan bentuk sebagai berikut: (lihat gambar 3.9) Gambar 3.9. Kabel USB 5. Kabel Penghubung Port Paralel Antara komputer dengan modul pemilih diperlukan suatu penghubung untuk transmisi data. Penghubung yang digunakan digambarkan sebagai berikut: (lihat gambar 3.10) Gambar Kabel Penghubung Parallel Port

10 50 Kabel penghubung ini mempunyai 10 jalur kabel, dengan ujung penghubung berbentuk kepala LPT1 dan di ujung satu lagi berbentuk kepala IDE. Di bawah ini penjelasan mengenai jalur kabel mana saja yang terhubung dengan pin-pin paralel. (lihat gambar 3.11) Gambar Kabel Penghubung Parallel Port yang Diperbesar Tabel 3.3. Hubungan Jalur Kabel Pada Kabel Penghubung Parallel Port Kabel Penjelasan 1 Kabel ini terhubung dengan pin 18 (sebagai pin ground) 2 Tidak terhubung 3 Tidak terhubung 4 Kabel ini terhubung dengan pin 9 (sebagai pin data ke-7) 5 Tidak terhubung 6 Kabel ini terhubung dengan pin 7 (sebagai pin data ke-5) 7 Tidak terhubung 8 Kabel ini terhubung dengan pin 5 (sebagai pin data ke-3) 9 Tidak terhubung 10 Kabel ini terhubung dengan pin 3 (sebagai pin data ke-1)

11 Rancangan Piranti Lunak Rancangan sistem atau software yang digunakan terdiri dari 2 software yaitu; PeepHole Video Capture V3.0 Program ini merupakan program yang sudah ada. Sehingga penulis hanya menggunakannya saja. Fungsi-fungsi yang ada dalam peephole adalah untuk mengcapture atau mengambil citra dan menyimpannya dalam bentuk data di media penyimpanan. Proses pengambilan citra oleh program peephole dilakukan secara otomatis oleh komputer selama selang waktu 2 detik. Citra yang telah diambil kemudian disimpan pada media penyimpanan komputer pada directory D:\Gambar Skripsi\ dengan nama file gambar.jpg Software MATLAB Perancangan Data Training Sebelum sistem sortir dapat diaplikasikan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan dan pengolahan data untuk proses pelatihan. Data yang diambil sebanyak 1200 data citra yang terbagi atas data citra mur sebanyak 600 data dan data citra baut sebanyak 600 data juga. Citra tersebut diambil dengan obyek mur dan baut masingmasing diletakkan pada posisi kanan atas, kiri atas, tengah, kanan bawah dan kiri bawah. Dari setiap posisi obyek tersebut, obyek diputar sebesar 3 derajat sehingga setiap posisi memberikan 120 buah data citra. (lihat gambar 3.12) Data citra mur dan baut sebanyak 1200 buah data ini diperlukan untuk memvariasikan obyek mur dan baut jika diletakkan di sembarang posisi dalam proses aplikasinya nanti.

12 52 Gambar Posisi Peletakkan Obyek Untuk Data Pelatihan Rancang Jaringan Syaraf Tiruan Model jaringan syaraf tiruan yang digunakan pada sistem sortir terdiri dari beberapa model layer dengan jumlah neuron yang berbeda, yaitu : a. Jaringan Jaringan syaraf tiruan ini terdiri dari 3 layer yaitu layer input dengan jumlah neuron sebesar 225 buah, hidden layer dengan jumlah neuron sebesar 100 buah dan layer output dengan jumlah neuron sebesar 10 buah. (lihat gambar 3.13) Gambar Jaringan

13 53 b. Jaringan Jaringan syaraf tiruan ini terdiri dari 3 layer yaitu layer input dengan jumlah neuron sebesar 225 buah, hidden layer dengan jumlah neuron sebesar 50 buah dan layer output dengan jumlah neuron sebesar 10 buah. (lihat gambar 3.14) Gambar Jaringan c. Jaringan Jaringan syaraf tiruan ini terdiri dari 3 layer yaitu layer input dengan jumlah neuron sebesar 225 buah, hidden layer dengan jumlah neuron sebesar 25 buah dan layer output dengan jumlah neuron sebesar 5 buah. (lihat gambar 3.15) Gambar Jaringan

14 54 d. Jaringan Jaringan syaraf tiruan ini terdiri dari 3 layer yaitu layer input dengan jumlah neuron sebesar 225 buah, hidden layer dengan jumlah neuron sebesar 10 buah dan layer output dengan jumlah neuron sebesar 2 buah. (lihat gambar 3.16) Gambar Jaringan e. Jaringan Jaringan syaraf tiruan ini terdiri dari 3 layer yaitu layer input dengan jumlah neuron sebesar 225 buah, hidden layer dengan jumlah neuron sebesar 5 buah dan layer output dengan jumlah neuron sebesar 2 buah. (lihat gambar 3.17) Gambar Jaringan

15 55 Dari jaringan-jaringan di atas menunjukkan adanya penggunaan fungsi transfer yaitu fungsi transfer log-sigmoid pada bagian hidden layer dan fungsi transfer linier pada bagian layer output. Fungsi transfer logsig menghasilkan nilai output antara 0 & 1,sedangkan fungsi transfer linear menghasilkan nilai sesuai dengan inputnya. (lihat gambar 3.18 dan gambar 3.19) Gambar Fungsi Transfer Log-Sigmoid. Gambar Fungsi Transfer Linier Rancang List Program Matlab Rancang Program a. Input Citra dan Pengolahan Citra Dalam program MATLAB pengambilan file citra menggunakan sintaks Imread (nama file.jpg), kemudian citra akan diubah dalam bentuk grayscale (keabu-abuan)

16 56 dengan sintaks rgb2gray(rgb). Untuk tahap pertama dari pengolahan citra adalah mencari garis tepi (edge detection) dengan metode sobel. Metode sobel adalah metode untuk mencari garis tepi menggunakan aproksimasi Sobel terhadap citra sehingga memberikan nilai tepi pada koordinat di mana perubahan nilai yang paling maksimum. Setelah didapatkan garis tepi dari citra tersebut maka garis tepi akan diperluas dengan sintaks imdilate(im, SE) dan daerah bagian dalam dari garis tepi suatu obyek akan diisi dengan pixel-pixel gelap yang dikelilingi oleh garis tepi yang putih. Jika ada beberapa noise yang berada di sekeliling citra maka akan dihapus dan menyisakan obyek-obyek yang berada di tengah citra serta obyek tersebut akan diperhalus. Pada tahap ke-2, proses yang dilakukan adalah mencari garis tepi dari citra yang sudah melalui pengolahan citra tahap pertama dan memperluas garis tepi dari citra tersebut. Proses pengolahan citra tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil citra yang baik. Hasil citra yang baik adalah citra yang memiliki garis tepi obyek yang halus dan berada di tengah citra. Setelah didapatkan hasil citra yang baik, dilakukan proses pemotongan (cropping) untuk obyek yang memiliki daerah bagian dalam garis tepi (region) yang terluas. (lihat gambar 3.20.(a)). Pada proses pemotongan obyek perlu ditentukan terlebih dahulu tinggi dan lebar obyek yang akan dipotong. Setelah obyek terpotong maka dilakukan penyesuaian ukuran data menjadi matriks 15 x 15.( lihat gambar (b)).

17 57 (a) (b) Gambar Hasil Pengolahan Citra Tahap 2 (a), Obyek yang Telah di-crop(b) b. Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Citra yang telah melalui proses pengolahan citra siap untuk dimasukan ke dalam pelatihan jaringan syaraf tiruan. Akan tetapi citra tersebut perlu diubah tipe dan ukurannya. Tipe data citra yang mulanya berupa uint8 array diubah menjadi double array yang tujuannya agar bisa dilakukan perhitungan matematis. Ukuran data yang dapat masuk ke dalam jaringan syaraf tiruan berbentuk matrix satu baris, untuk itu dilakukan penyesuaian ukuran data dari citra yang di-crop. Target jaringan syaraf tiruan untuk data citra ditentukan terlebih dahulu ukuran data yang sesuai dengan model jaringannya dan berisi nilai-nilai biner yang ditentukan. Nilai target akan bernilai satu jika obyek berupa baut dan akan bernilai nol jika obyek berupa mur. Setelah target dan input telah tersedia, bobot dan bias untuk hidden layer dan output layer diisi dengan nilai yang diacak (randomisasi). Selanjutnya proses pelatihan jaringan syaraf tiruan dimulai sampai error jaringan mencapai toleransi error

18 58 yang telah ditentukan. Proses pelatihan jaringan syaraf tiruan dapat dilihat pada bab 2 dalam sub bab Algoritma Pelatihan. Hasil yang didapatkan dari pelatihan jaringan syaraf tiruan berupa bobot dan bias untuk hidden layer dan output layer yang telah dikomputasi. c. Pengiriman Data ke Port Paralel Bobot dan bias yang telah didapatkan dari hasil pelatihan jaringan syaraf tiruan digunakan dalam proses aplikasi terhadap citra baru yang dimasukkan dalam jaringan. Dalam aplikasi jaringan syaraf tiruan dihasilkan output jaringan dengan ukuran sesuai dengan jumlah neuron dari layer output jaringan. Hasil output tersebut dicari rataratanya. Jika rata-ratanya bernilai lebih dari sama dengan 0,5 maka penunjuk pada modul pemilih akan berputar ke arah kiri. Sebaliknya jika rata-ratanya bernilai kurang dari 0,5 maka penunjuk pada modul pemilih akan berputar ke arah kanan Rancang GUI bawah ini: Dalam perancangan GUI, aliran proses dapat dilihat pada bagan flowchart di

19 59 Select Mode Training Mode Old Training Training Info Stop Training New Training Target Mur dan Baut Begin Training Error Tolerance Layer Design Learning Rate Application Mode Close Select Mode Info Stop Choose Network Application Info Start Gambar GUI State Diagram Program sistem sortir mur dan baut ini dibentuk dalam sebuah GUI (grafical user intrface) yang bentuk awal seperti berikut. (lihat gambar 3.22)

20 60 Gambar Tampak Awal GUI Pada gambar dapat terlihat beberapa bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Yaitu Select Mode, Training Mode dan Application Mode. Pada bagian Select Mode terdapat 4 tombol yaitu: a. Tombol Traning Mode. Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan bagian Training Mode. b. Tombol Application Mode. Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan bagian Application Mode. c. Tombol Close Tombol ini berfungsi untuk menutup layar GUI sistem sortir mur dan baut. d. Tombol Info

21 61 Tombol ini berfungsi untuk memunculkan jendela informasi untuk bagian Select Mode. Gambar Training Mode Aktif Gambar di atas menunjukan layar GUI ketika tombol Training Mode diaktifkan. Pada bagian Taining Mode terdapat bagian-bagian sebagai berikut: a. Radio Button New Training Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk pelatihan jaringan baru. b. Radio Button Old Training Tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk pelatihan jaringan lama.

22 62 c. Fungsi Target Fungsi ini terdiri dari 2 radio button yaitu baut dan mur. Radio button ini menentukan target pelatihan jaringan untuk input data citra yang dimasukkan. d. Fungsi Layer Design Fungsi ini memberikan 4 jenis pilihan jaringan yang akan dipakai pada pelatihan jaringan. e. Fungsi Learning Rate Fungsi ini memberikan pilihan nilai kecepatan jaringan (Learning Rate) dengan nilai antara 0,01 sampai 0,0001. f. Fungsi Error Tolerance Fungsi ini memberikan pilihan nilai toleransi kesalahan (Error Tolerance) dengan nilai antara 0,01 sampai 0,0001. g. Tombol Begin Training. Tombol ini berfungsi untuk menjalankan pelatihan dengan menggunakan parameter fungsi yang telah di tentukan. h. Tombol Info Tombol ini berfungsi menampilkan jendela informasi pada bagian training mode. i. Tombol Stop training. Tombol ini berfungsi untuk mengakhiri pelatihan jaringan dan kembali ke bagian Select Mode.

23 63 Gambar Application Mode Aktif Gambar di atas menunjukan layar GUI ketika tombol Application Mode diaktifkan. Pada bagian Application Mode terdapat bagian-bagian sebagai berikut: a. Fungsi Choose Network Fungsi ini akan mengambil nilai data yang disimpan dari proses pelatihan. Pilihan data yang tersedia yaitu Old Data, New1-> , New2-> , New3-> , New4-> b. Tombol Start Tombol ini berfungsi menjalankan proses aplikasi sortir mur dan baut. c. Tombol Stop Tombol ini berfungsi menghentikan proses aplikasi yang telah berjalan.

24 64 d. Tombol Info Tombol ini berfungsi memunculkan jendela informasi untuk bagian Application Mode. Untuk menjalankan program jaringan syaraf tiruan, jalankan program MATLAB. Pada command window MATLAB, ketik sistemsortir. Maka akan muncul jendela program sistem sortir mur dan baut pada monitor. (lihat gambar 3.21). Kemudian jalankan program bantuan Peephole untuk menangkap citra. Pada jendela GUI program sistem sortir mur dan baut tekan tombol Training mode sehingga bagian Training Mode aktif. Pada bagian Training mode pilih new training atau old training. Bila memilih new training, parameter-parameter jaringan seperti target, layer design, learning rate dan error tolerance aktif kemudian masukan nilai parameter yang dikehendaki. Setelah semua parameter jaringan dimasukan, tekan tombol Begin Training yang menjalankan proses pelatihan untuk citra yang ada di layar. Jika ingin melatih beberapa citra maka tekan tombol begin training sebanyak yang diinginkan dengan mengubah target yang sesuai. Untuk mengakhiri proses pelatihan tekan tombol Stop Training. Bila memilih Old Training maka nilai weight dan bias dari hasil training sebelumnya akan di-load dan siap untuk pelatihan berikutnya. Untuk mengaplikasikan jaringan yang telah dilatih tekan tombol Application Mode sehingga bagian Application Mode aktif. Pada Aplication Mode, pilih data jaringan yang dikehendaki baik itu data baru maupun data lama hasil pelatihan jaringan. Setelah itu tekan tombol Start untuk memulai aplikasi sistem sortir mur dan baut Diagram Alir Program Utama

25 65 Mulai GUI Pilih modus operasi? Modus pelatihan Modus Aplikasi Akhir proses Gambar Flowchart Menu Utama Gambar 3.25 menunjukan rancangan utama perangkat lunak yang terdiri dari 2 bagian modus yaitu : a. Modus pelatihan, bagian di mana sistem melakukan proses belajar dengan data citra masukan dan parameter jaringan yang ditentukan. b. Modus aplikasi, bagian di mana sistem mencoba dan menerapkan apa yang telah didapatkan selama proses pelatihan Diagram-diagram Alir Rutin Pendukung Rancangan Diagram Alir Modus Pelatihan

26 66 Mulai modus pelatihan Pilihan Pelatihan? Old Training New Training Bobot dan Bias random new training 1 NewTraining1rand.mat D Tentukan Parameter Jaringan Pilihan Jaringan Kecepatan jaringan Toleransi Kesalahan Target Jaringan 1 Jaringan 2 Jaringan 3 Jaringan 4 W dan B random untuk tiap jaringan NewTraining1rand.mat NewTraining2rand.mat NewTraining3rand.mat NewTraining4rand.mat B Gambar Flowchart Pelatihan Bagian A

27 67 B Input jaringan Gambar.jpg Proses gambar.jpg (resize, cropping, edge detection) B dan W dari pilihan jaringan yang dipilih NewTraining1rand.mat NewTraining2rand.mat NewTraining3rand.mat NewTraining4rand.mat oldtraining.mat Generate nilai bobot dan bias Iterasi ++ Perbaharui nilai bobot dan bias Fase umpan maju dengan fungsi aktifasi logsig dan purelin Fase umpan balik dengan fungsi aktifasi dlogsig dan dpurelin Error sistem > error toleransi tidak YA Perbaharui nilai bobot dan bias Gambar Flowchart Pelatihan Bagian B C

28 68 C Tulis nilai bobot dan bias akhir ke File NewTraining1.mat NewTraining2.mat NewTraining3.mat NewTraining4.mat Oldtraining.mat Pelatihan sudah selesai? tidak D Ya Berhenti Gambar Flowchart Pelatihan Bagian C Pada awal modus pelatihan, tentukan pilihan pelatihan jaringan. Ada 2 pilihan jaringan yaitu new training dan old training. Bila memilih pelatihan new training maka akan dilakukan pengacakan nilai untuk bobot dan bias dari jaringan pertama dan hasilnya disimpan pada file NewTraining1rand.MAT. Setelah itu, tentukan parameter jaringan seperti pilihan jaringan, kecepatan pelatihan, toleransi kesalahan dan target. Pada pilihan jaringan terjadi proses random nilai Weight dan Bias sesuai dengan jaringan yang dipilih dan disimpan pada file. Setelah semua parameter jaringan sesuai dengan yang dikehendaki, dilanjutkan proses pelatihan jaringan dengan mengambil data input jaringan berupa citra dalam nama file gambar.jpg dan nilai Weight dan Bias data random. Dilanjutkan dengan proses pelatihan jaringan dengan mengenerate nilai bobot

29 69 dan bias yang telah ditentukan dan memasuki fase umpan maju mengunakan fungsi logsig dan purelin serta fase umpan balik menggunakan fungsi dlogsig dan dpurelin yang berfungsi untuk menghitung nilai error sistem. Error sistem ini akan dibandingkan dengan toleransi kesalahan yang telah ditentukan di awal. Jika error sistem lebih besar dari toleransi kesalahan maka nilai bobot dan bias diperbaharui kemudian dimasukan kembali ke proses pelatihan jaringan sampai didapatkan error sistem yang lebih kecil dari toleransi kesalahan. Nilai bobot dan bias yang telah diperbaharui kemudian disimpan ke dalam suatu file dengan nama sesuai dengan jaringan yang dipilih. Setelah data bobot dan bias disimpan terdapat pilihan untuk melanjutkan pelatihan atau menyudahi pelatihan. Untuk pilihan pelatihan jaringan old training hanya perlu memasukkan target jaringan. Kemudian dilanjutkan pada proses pengambilan input yang seterusnya sesuai dengan penjelasan di atas Rancangan Diagram Alir Modus Aplikasi

30 70 Mulai modus aplikasi Pengambilan data bobot dan bias dari modus pelatihan Input jaringan ambil ambil NewTraining1.mat NewTraining2.mat NewTraining3.mat NewTraining4.mat Oldtraining.mat Gambar.jpg Proses gambar.jpg (resize, cropping, edge detection) Generate nilai bobot dan bias Fase umpan maju dengan fungsi aktifasi logsig dan purelin Output jaringan Output Mulai modus data parallel tidak Tombol berhenti ditekan? ya berhenti

31 71 Gambar Flowchart Aplikasi Pada modus aplikasi, data bobot dan bias yang dibutuhkan dalam jaringan syaraf tiruan diambil dari file data yaitu file yang sesuai dengan pilihan jaringan. Setelah itu, diambil input jaringan yaitu file gambar.jpg yang sebelumnya sudah dimanipulasi dengan proses penyesuaian ukuran data,cropping dan proses edge detection. Input tersebut akan diproses pada jaringan sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan apa yang telah yang telah dilatih. Setelah semua input didapatkan maka proses jaringan syaraf tiruan dapat dilakukan dengan melalui proses fase umpan maju untuk menentukan output jaringan. Output jaringan itu dimasukan ke dalam modus data paralel. Modus aplikasi akan berhenti jika tombol berhenti ditekan. Bila tombol berhenti tidak ditekan maka proses ini akan berulang dengan input citra yang baru Rancangan Diagram Alir Modus Data Paralel Modus data parallel Data output jaringan Output jaringan Output jaringan=0 Output jaringan=1 Pemilih Ke Arah Kiri Pemilih Ke Arah Kanan selesai

32 72 Gambar Flowchart Data Paralel Pada modus data paralel, output jaringan syaraf tiruan pada modus aplikasi merupakan input untuk menentukan output data parallel. Jika output pada modus aplikasi bernilai 0 maka pemilih pada modul pemilih akan berputar ke arah kanan, sedangkan jika output pada modus aplikasi bernilai 1 maka pemilih pada modul pemilih akan berputar ke arah kiri Rancang Bangun Rancang bangun sistem sortir mur dan baut terdiri dari modul kamera, modul pemilih dan modul sabuk berjalan Modul Kamera Modul kamera diletakkan di atas modul sabuk berjalan dengan posisi kamera menghadap ke sabuk berjalan. Kamera dipasang dengan jarak sebesar 27 cm dari permukaan sabuk. Kamera dapat menangkap citra dengan resolusi sebesar 320 x 240 sehingga kamera melingkupi permukaan sabuk dengan panjang 24 cm dan lebar 20 cm. Resolusi dari kamera sebesar 320 x 240 sudah merupakan karakteristik dari kamera itu sendiri yang tidak dapat diubah-ubah. Ukuran tinggi kamera tersebut diatur sedemikian rupa sehingga kamera dapat menangkap citra obyek jika diletakkan pada tepi sabuk serta juga ukuran tersebut disesuaikan dengan lebar dari sabuk berjalan agar tepi besi dari modul sabuk berjalan tidak terlihat Modul Sabuk Berjalan

33 Modul Pemilih Gambar Rancang Bangun Modul Sabuk Berjalan Gambar Rancang Bangun Modul Pemilih Tampak Atas

34 Gambar Rancang Bangun Modul Pemilih Tampak Samping 74

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 SISTEM SORTIR MUR DAN BAUT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Tjhang Suwandi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi tersebut didukung dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi tersebut didukung dengan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di jaman yang maju dan serba digital ini, sektor industri telah mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi tersebut didukung dengan adanya sistem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram-Blok Alat yang akan dibuat secara garis besar dapat digambarkan sebagai sebuah diagram blok seperti di bawah ini: IBM-PC UNIT SENSOR CAHAYA WEBCAM Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan perancangan prototype mesin CNC. 3.1 Blok Diagram Untuk dapat menggerakkan sistem X, Y dan Z pada prototype mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Antar Muka Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman judul perangkat lunak, form pelatihan jaringan saraf tiruan, form pengujian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Neural Network di Matlab Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Neural network 3.1.1 Training Neural Network Untuk pelatihan neural network penulis lebih

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dalam perancangan dan implementasi sistem akan dijelaskan tentang cara kerja sistem terdapat dalam garis besar perancangan sistem dan diikuti dengan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam pengerjaan perancangan dan pembuatan aplikasi pengenalan karakter alfanumerik JST algoritma Hopfield ini menggunakan software Borland Delphi 7.0. 3.1 Alur Proses Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Software arduino merupakan software yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler arduino menggunakan software

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Piranti yang digunakan untuk pelatihan maupun pengujian sistem terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Perangkat Keras Perangkat keras

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini potensiometer sebagai kontroler dari motor servo, dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dokumentasi merupakan suatu hal yang dibutuhkan manusia pada era globalisasi pada saat ini. Karena pentingnya suatu nilai dokumentasi membuat pengguna

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen: BAB IV. PERANCANGAN 4.1 Blok Diagram Alat Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen: Sensor IR Sharp (Buka Tutup) Motor Servo Sensor

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Pada dasarnya untuk pembuatan aplikasi ini, yakni aplikasi pengenalan suara untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Dalam Perancangan Robot Rubik s cube 3x3x3 Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Metode Jessica Fridrich yang pembuatan nya terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Konsep dan Pendekatan Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pengenalan objek 3 dimensi adalah kemampuan untuk mengenali suatu objek dalam kondisi beragam. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Diagram blok sistem

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Diagram blok sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Diagram blok sistem Sistem pada penginderaan jauh memiliki dua sistem, yaitu sistem pada muatan roket dan sistem pada ground segment. Berikut merupakan gambar kedua diagram blok

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Intrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pengukuran tinggi badan dan berat badan berbasis mikrokontroler dan interface ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

PC-Link Application Note

PC-Link Application Note PC-Link Application Note AN147 Kontrol Motor DC Secara Serial Oleh: Tim IE Pada aplikasi kali akan menjelaskan bagaimana cara pengaturan gerak motor DC melalui PC dengan bantuan PC-Link Serial PPI dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum masuk ke tahapan perancangan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap suatu sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Tulisan Tangan angka Jawa Digitalisasi Pre-Processing ROI Scalling / Resize Shadow Feature Extraction Output Multi Layer Perceptron (MLP) Normalisasi

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di workshop dan laboratorium instrumentasi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) selama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Perancangan dan pembuatan alat ini terdiri dari beberapa bagian, yakni perancangan hardware, perancangan software baik di handphone maupun arduino dan terakhir perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan oleh

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan oleh 23 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem kali ini berupa rancangan untuk mendapatkan input, melakukan proses, dan menghasilkan output yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal

Lebih terperinci

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Simulasi Pemasangan CCTV dan Monitoring Dalam Gedung Bertingkat, dengan resolusi 720 x 576pixel, yang dimana pada saat perancangan animasi ini dijalankan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang melakukan proses data mulai dari pengolahan citra otak hingga menghasilkan output analisa

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version 1. Power Supply Obyektif : Teknologi Switcher Standarisasi Power Supply Advance Power Management Konservasi Energy Problem Apabila ada sebuah komponen yang sangat vital terhadap beroperasinya komputer,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 21 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci