IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret tepatnya di desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Lokasi penelitian ini memiliki jenis tanah alfisol. Kondisi umum lokasi penelitian adalah berupa lahan yang berbentuk ladang yang terbentang luas tanpa ada naungan pohon. Lahan tersebut membentang dari Barat ke Timur dan menghadap ke Utara, sehingga cahaya matahari dapat menyinari lahan penelitian secara merata. Kondisi kelerengan di lokasi penelitian merupakan lahan yang datar, jadi untuk faktor kesuburan dianggap merata. Keadaan umum iklim selama penelitian pada bulan Februari 201 hingga Desember 201 menunjukkan suhu ratarata 26 o C, kelembaban %, curah hujan 210 mm/bulan. Rumput Zoysia japonica termasuk subfamili chlorisoideae, yang mempunyai pertumbuhan optimum pada suhu 25 o 5 o C dan beradaptasi di daerah tropik dan subtropik (Beard 1). Pada awal penanaman saat bulan Februari hingga Mei, curah hujan masih tinggi sehingga perlakuan penyiraman dihentikan jika turun hujan, mengingat kondisi tanah yang lembab, pada bulan Juni hingga November curah hujan sangat rendah, sehingga perlakuan penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah alfisol dan dengan aplikasi pemberian pupuk antara lain berupa pupuk urea, SP 6, KCl, dan pupuk organik. Sedangkan untuk rumput yang digunakan yaitu rumput Zoysia japónica yang berasal dari daerah pantai dan dataran tinggi. 20

2 21 B. Identitas Morfologi Menurut Gilliland (11), ciriciri dari rumput secara garis besar terdiri dari bagian yang berupa perakaran, batang, daun dan bunga. Rumput termasuk dalam tumbuhan tingkat tinggi, yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Secara umum bagian rumput dibagi menjadi dua yaitu root dan shoot. Root merupakan akar, atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah. Sedangkan shoot, merupakan pucuk atau bagian tanaman yang berada di permukaan tanah, misalnya daun, bunga, dan batang. Dibawah ini terdapat skema rumput secara umum: Gambar 1. Morfologi Rumput Zoysia Japonica. Keterangan : (a) Vernation : bentuk daun muda. (b) Ligula : bagian yang terletak antara helaian

3 22 daun dan pelepah daun. (c) Auricle : selaput antara pelepah dan helaian daun. (d) Stolon. (e) Rhizoma. (f) Sheath : pelepah daun. (g) Collar : bagian belakang pangkal helaian daun. (h) Mid rib : tulang daun. (i) Node : buku. (j) Crown : bagian antara shoot dan root. (k) Seedhead : bunga. Tabel 2. Identifikasi morfologi rumput Zoysia japonica. No. Karakteristik Tipe Keterangan 1. Seedhead/Flower Spikelet Bunga berbentuk spikelet dengan biji di setiap sisinya 2. Vernation Rolled Daun menggulung pada saat berupa tunas. Ligule Fringe of hair Berbulu halus di tepian daun (panjang 0,2 mm). Auricle Absent Tidak ditemukan selaput

4 2 5. Leaf blade tip Sharp pointed Terdapat bulu halus pada bagian pangkal 6. Leaf blade width Sempit, 0,1 0,2inchi Ditutupi bulu halus sampai ke pangkal, memiliki lembaran daun yang kaku. Stolon Ada Kuat. Rhizome Ada Kuat. Collar Continous with hair Tertutup bulu halus yang panjang di bagian tepinya 10. Life cycle Warm season Hidup di daerah beriklim panas 11. Mid rib Absent Tidak terdapat tulang daun sejajar. Sumber :Turffiles 200 cit. Hery 201.

5 2 a. Bunga Bagian rumput yang kebanyakan orang menyebutnya bunga pada dasarnya adalah inflorescence yang merupakan kumpulan bungabunga, yang terdiri dari spike, raceme dan panicle (Gilliland 11). Rumput berbunga tidak hanya satu floret, melainkan dua atau lebih floret tersusun dalam satu sumbu, disebut rachilla, dan di bagian bawahnya terdapat sepasang pelindung lapis kedua yang disebut glume, terdiri atas glume atas (upper glume) dan glume bawah (lower glume). Satu rangkaian bunga yang terdiri atas floret yang tersusun pada satu rachilla dan dilindungi oleh sepasang glume disebut spikelet (anak bulir). Spikelet dapat bertangkai maupun tidak bertangkai. Bila spikelet tidak bertangkai dan tersusun langsung pada sumbu utama bunga (main axis), rangkaian bunga disebut bulir (spike). Bila spikelet bertangkai dan tersusun langsung pada sumbu utama maka rangkaian bunga disebut raceme. Bila spikelet bertangkai dan tersusun pada percabangan sumbu utama maka disebut malai (panicle). Berikut beberapa tipe dari inflorescence: Gambar 2. Tipe Spike gambar. Tipe Raceme Gambar. Tipe Panicle Gambar 5. Spikelet

6 25 Tabel. Hasil pengamatan bunga Jenis rumput ZJ 01 ZJ 02 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 05 ZJ 06 ZM 0 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 1 ZJ 1 SP 15 ZJ 16 ZJ 1 ZJ 1 ZJ 1 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 2 ZJ 2 ZJ 25 ZJ 26 CD 2 SP 2 ZJ 2 ZJ 0 Bunga Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan Panjang Panjang Jumlah Jumlah Rachilla Rachilla floret floret (cm) (cm) Panjang Rachilla (cm) 2,6 2,2 2,1 2,5 2, 2, 1, 2,5 2, , 2 Keterangan: tanda () menandakan tidak muncul bunga 2,6 1,2 1, 1,2 2,1,1 2, Jumlah floret Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar rumput Zoysia japonica memiliki panjang rachilla antara 1,2,1 cm dan terdapat floret yang berjumlah sekitar 115 dengan floret yang berwarna hijau tua, hijau kekuningan dan hijau keunguan. Berdasarkan data di atas, hanya Zoysia japonica yang muncul rachilla bunga dibandingkan dengan tiga jenis rumput yang lain. Hal

7 26 ini dikarenakan Zoysia japonica mempunyai ketahanan yang baik terhadap tekanan pemakaian, kekeringan dan naungan, selain itu mempunyai toleran terhadap beberapa tanah (Beard 1). Sedangkan tipe inflorescence dari rumput Zoysia japonica itu sendiri adalah tipe spike. b. Sudut daun Tabel. Hasil pengamatan sudut daun Jenis rumput ZJ 01 ZJ 02 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 05 ZJ 06 ZM 0 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 1 ZJ 1 SP 15 ZJ 16 ZJ 1 ZJ 1 ZJ 1 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 2 ZJ 2 ZJ 25 ZJ 26 CD 2 SP 2 ZJ 2 ZJ 0 Sudut daun ( o ) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan Keterangan: tanda () menandakan rumput mati

8 2 Daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu sheat (pelepah), blade (helai daun) dan ligule (lidah daun). Sheat merupakan bagian daun yang menyelimuti batang. Blade merupakan bagian daun yang biasa dikenal orang sebagai daun. Ligule merupakan bagian yang terletak antara helaian daun dan pelepah yang berfungsi sebagai penghubung antara keduanya. Dari tabel pengamatan dapat diketahui rumput Zoysia japonica memiliki ratarata sudut daun sebesar 5 o 60 o. Sedangkan pada Zoysia matrela, Seashore paspalum, Cynadon dactolon memiliki ratarata sudut daun sebesar 5 o. Sudut daun selain mempengaruhi proses fotosintesis juga berpengaruh dalam kaitannya dengan kualitas lapangan sepakbola. Rumput lapangan sepak bola yang baik harus mendukung kelancaran dari laju bergulirnya bola. Zoysia japonica memiliki kanopi rumput dengan sudut daun ideal sehingga dapat memperlancar bergulirnya bola. c. Rhizoma dan Stolon Sistem perakaraan pada jenis rumputrumputan terbagi dalam dua sistem, yaitu rhizome dan stolon. Rhizoma adalah batang yang menjalar di bawah permukaan tanah, pada buku akar terdapat mata kuncup yang dapat tumbuh menjadi tunas dan seterusnya menjadi tanaman baru. Stolon merupakan tunas yang muncul diatas dipermukaan tanah (Gilliland 11). Berdasarkan uji yang dilakukan dengan menggunakan metode kruskall wallis dilanjutan dengan menggunakam metode mood median pada rerata data panjang rhizoma rumput menunjukan hasil berbeda nyata. Pada tabel rerata panjang rhizoma, rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma pada rumput berlabel ZJ 0 dan ZJ10 sepanjang 2, cm. Pada rumput Zoysia matrela memiliki rerata terpanjang rhizoma pada rumput berlabel ZM 2 sepanjang 1, cm, rumput Cynadon dactolon memiliki rerata panjang rhizoma sepanjang 1, cm, rumput Seashore paspalum memiliki rerata terpanjang rhizoma pada rumput SP21 sepanjang 1,00 cm.

9 2 Tabel 5. Nilai rerata panjang rhizoma dan panjang stolon Jenis rumput Panjang rhizoma (cm) Panjang stolon (cm) ZJ 01 2,2 ± 1,01 b 2,±0,00a ZJ 02 1, ± 1,2 ab 2,0±1,abc ZJ 0 0, ± 0, a 0,±0,bc ZJ 0 2, ± 1,00 b 2,1±0,5a ZJ 05 1,25 ± 1,25 ab 1,2±1,2bc ZJ 06 2, ± 0,00 b 2,±0,ab ZM 0 0,5 ± 0,5 a 1,00±0,bc ZJ 0 2,25 ± 0, b 1,6±0,2b ZJ 0 2, ± 1,26 b 2,1±1,abc ZJ 10 2, ± 0,5 b 2,00±0,ab ZJ 11 2,6 ± 0,2 b 1,±0,5ab ZJ 12 2, ± 0,2 b 1,±0,00b ZJ 1 2,1 ± 0,5 b 1,2±0,1b ZJ 1 2,1 ± 0,5 b 1,±0,00b SP 15 1,00 ± 0,25 a 1,2±0,1b ZJ 16 2, ± 1,00 b 2,6±0,2a ZJ 1 1,0 ± 0,5 ab 1,6±1,bc ZJ 1 2, ± 0,2 b 2,2±0,0ab ZJ 1 1,6 ± 1, ab 1,±1,abc ZM 20 1, ± 0,00 b 1,2±0,1b ZJ 21 0, ± 0, a 0,5±1,01bc ZM 22 0, ± 0,0 a 1,0±0,2c ZJ 2 2, ± 0,00 b 2,±0,00a ZJ 2 0, ± 0, a 0,6±1,15bc ZJ 25 1, ± 0,2 ab 1,2±0,52ab ZJ 26 1,0 ± 0,5 ab 1,±1,26abc CD 2 1, ± 0,00 b 1,2±0,2ab SP 2 0, ± 0,6 ab 1,00±0,bc ZJ 2 2, ± 0,2 b 1,2±0,ab ZJ 0 2, ± 0,2 b 2,5±0,52a Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5% Sedangkan untuk panjang stolon, berdasarkan uji yang dilakukan dengan menggunakan metode kruskall wallis pada rerata panjang stolon rumput menunjukan hasil tidak berbeda nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh Pvalue 0,0 yang lebih dari α 5% (0,0), yang menunjukan ratarata panjang stolon setiap jenis rumput sama. Rumput Zoysia japonica yang memiliki panjang stolon terpanjang terlihat pada rumput berlabel ZJ 0 sepanjang 2,5 cm. Pada rumput

10 2 Zoysia matrela memiliki rerata terpanjang stolon pada rumput berlabel ZM 20 sepanjang 1,2 cm, rumput Cynadon dactolon memiliki rerata panjang stolon sepanjang 1,2 cm, rumput Seashore paspalum memiliki rerata terpanjang stolon pada rumput berlabel SP 15 sepanjang 1,2 cm. Panjang dari rhizoma dan stolon mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari rumput. Rhizoma dan stolon berkaitan dengan kemampuan rumput untuk menutup permukaan tanah. Rumput harus memiliki penutupan yang luas dan kemampuan jelajah yang tinggi, daya regenerasi tinggi, serta ketebalan penutupan karena stolon, rhizoma maupun cabangcabang lateral cukup tebal sehingga menjamin elastisitas yang baik (Munandar 10). Rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma dan stolon sepanjang 2, cm dan 2,5 cm yang mampu memberi kemampuan jelajah dan penutupan yang tinggi dan dapat menjamin elastisitas yang baik. Elastisitas rumput mempunyai rentang dari keras hingga lembut, dan tentunya yang dipilih adalah pada tingkat elastisitas optimum yang mampu meningkatkan permainan para pemain sepakbola. Untuk kecepatan dapat diperhatikan dari kemampuan pemain untuk dapat berlari dengan nyaman, di sini yang menjadi ukurannya adalah ketebalan lapangan rumput dan kekerasannya (Tatang 2006). C. Kualitas Visual a. Warna daun Warna menunjukkan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh turfgrass. Beberapa orang menyukai warna daun rumput berwarna hijaukuning akan tetapi kebanyakan orang menyukai warna hijau tua. Berbeda dengan orang eropa yang lebih menyukai warna hijau cerah. Akan tetapi beberapa spesies dan varietas secara normal memiliki warna hijau cerah. Kekurangan warna pada rumput dapat disebabkan oleh defisiensi nitrogen, kekeringan, stres suhu, serangan hama dan penyakit.. Kekurangan warna hijau tidak dapat diartikan bahwa turfgrass tidak sehat (Emmons, 2000). Pengukuran warna daun dilakukan dengan metode skoring dari nilai terendah 2 sampai 5 dengan menggunakan bagan warna daun.

11 0 Tabel 6. Hasil pengamatan warna daun Jenis Warna Daun rumput Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan ZJ 01 ZJ 02 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 05 ZJ 06 ZM 0 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 1 ZJ 1 SP 15 ZJ 16 ZJ 1 ZJ 1 ZJ 1 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 2 ZJ 2 ZJ 25 ZJ 26 CD 2 SP 2 ZJ 2 ZJ 0 Keterangan: tanda () menandakan rumput mati Tabel. Skala bagan warna daun Skala Keterangan 2 warna hijau sangat muda warna hijau muda warna hijau tua 5 hijau sangat tua

12 1 Warna daun rumput Zoysia japonica diukur dengan menggunakan bagan warna daun berkisar antara skala 25 dari warna hijau sangat muda sampai hijau sangat tua. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan warna daun rumput spesies Zoysia japonica dan Zoysia Matrella berkisar antara skala sehingga warna daunnya dapat dikategorikan hijau hingga hijau tua. Spesies Cynodon dactylon mempunyai skala yang menunjukkan warna daun hijau tua, sedangkan spesies Seashore paspalum mempunyai skala yang menunjukan warna daun hijau muda. Perbedaan warna hijau daun pada keempat spesies rumput yang diamati dapat disebabkan oleh kandungan klorofil dan intensitas cahaya yang diterima. Warna suatu daun sangat dipengaruhi oleh jumlah kandungan klorofil pada daun. Apabila intensitas cahaya relatif tinggi maka jumlah klorofilnya lebih banyak sehingga warna daun menjadi semakin tua. Warna merupakan kualitas visual yang penting pada rumput dan menjadi indikator kesehatan tanaman (Landschoot and Mancino 2000). b. Keseragaman hamparan Keseragaman hamparan pada rumput dapat meliputi warna, tekstur, dan kerapatan rumput. Penampilan rumput yang menarik akan memiliki keseragaman dan penampilan yang konsisten. Parameterparameter yang terdapat pada keseragaman hamparan saling berkaitan karena apabila warna daun sudah terlihat seragam tetapi tekstur daun masih ada yang berbeda maka akan mengurangi nilai keindahan. Pengukuran keseragaman hamparan merupakan penilaian subjektif. Keseragaman hamparan rumput dapat dihitung dengan melakukan skoring dengan metode NTEP yaitu pemberian skoring 1. Skor tersebut terdiri dari skor keseragaman warna, tekstur dan kerapatan dengan skala antara 1.

13 2 Tabel. Hasil pengamatan keseragaman hamparan Jenis rumput Hamparan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan ZJ 01 ZJ 02 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 05 ZJ 06 ZM 0 ZJ 0 ZJ 0 ZJ 10 ZJ 11 ZJ 12 ZJ 1 ZJ 1 SP 15 ZJ 16 ZJ 1 ZJ 1 ZJ 1 ZM 20 ZJ 21 ZM 22 ZJ 2 ZJ 2 ZJ 25 ZJ 26 CD 2 SP 2 ZJ 2 ZJ Keterangan: tanda () menandakan rumput mati Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa ratarata skor tingkat keseragaman hamparan pada spesies Zoysia japonica memiliki skor sebesar 6, pada spesies Zoysia matrella memiliki skor sebesar, pada spesies Seashore paspalum memiliki skor sebesar 5 dan pada spesies Cynodon dactylon sebesar. Skor tersebut dapat di artikan semakin besar nilai skor dari hamparan semakin tinggi tingkat keseragaman hamparan dari rumput tersebut. Salah satu ukuran dari kualitas lapangan sepak bola dapat di lihat dari keseragaman hamparan rumput yang digunakan. Tentunya pemain sepakbola kurang merasa nyaman apabila

14 rumput yang digunakan ada yang tinggi dan ada yang rendah akibat pemeliharaan yang kurang baik atau banyak warnawarna akibat fisiologi tanaman rumputnya kurang baik (Tatang 2006). Rumput Zoysia japonica memiliki tingkat keseragaman hamparan yang tinggi sehingga cocok digunakan untuk rumput lapangan sepak bola. c. Keseragaman tekstur Tabel. Nilai rerata pengamatan lebar daun Jenis rumput Lebar daun (cm) ZJ 01 0,2 ± 0,06c ZJ 02 0,1 ± 0,15c ZJ 0 0,10 ± 0,1c ZJ 0 0,0 ± 0,05b ZJ 05 0,22 ± 0,1c ZJ 06 0,2 ± 0,06c ZM 0 0,10 ± 0,0d ZJ 0 0,2 ± 0,0c ZJ 0 0,5 ± 0,06a ZJ 10 0,2 ± 0,0c ZJ 11 0,2 ± 0,0c ZJ 12 0,2 ± 0,06c ZJ 1 0,2 ± 0,0bc ZJ 1 0,0 ± 0,00c SP 15 0,0 ± 0,05bc ZJ 16 0, ± 0,06bc ZJ 1 0,22 ± 0,20bc ZJ 1 0,5 ± 0,0bc ZJ 1 0,2 ± 0,21bc ZM 20 0,15 ± 0,00d ZJ 21 0,10 ± 0,1cd ZM 22 0,1 ± 0,0d ZJ 2 0,2 ± 0,0bc ZJ 2 0,12 ± 0,20bcd ZJ 25 0,2 ± 0,0bc ZJ 26 0,1 ± 0,15cd CD 2 0,1 ± 0,0d SP 2 0,1 ± 0,15cd ZJ 2 0,25 ± 0,05c ZJ 0 0,0 ± 0,00c Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%

15 Tabel 10. Kategori tekstur berdasarkan lebar daun Kategori Tekstur Lebar Daun (mm) Sangat halus <1 Halus 12 Sedang 2 Kasar Sangat kasar > Sumber: Beard, 1. Kehalusan adalah tampilan permukaan rumput yang berpengaruh pada kualitas visual. Tingkat kehalusan rumput juga akan mempengaruhi kualitas dari permainan bola dilapangan. Kecepatan dan durasi perputaran bola akan berkurang apabila rumput tidak halus dan tidak seragam. Zoysia japonica memiliki daun lebih luas (> 2 mm) dibanding Zoysia matrella (<2 mm) (Aaron 2010). Tekstur daun spesies Zoysia japonica pada penelitian ini menunjukkan bahwa tekstur daun antar perlakuan berbeda nyata. Rumput Zoysia japonica memiliki lebar daun dengan kategori sedang, yaitu memiliki lebar daun antara 2 mm. Rumput Zoysia matrella memiliki lebar daun antara 12 mm termasuk dalam kategori halus. Rumput Seashore paspalum memiliki lebar daun antara 2 mm termasuk dalam kategori sedang. Rumput Cynodon dactylon memiliki lebar daun antara 12 mm termasuk dalam kategori halus. Rumput yang cocok digunakan pada lapangan sepak bola adalah rumput yang memiliki lebar daun sedang, sehingga rumput Zoysia japonica cocok digunakan sebagai rumput lapangan sepakbola. a. Panjang akar D. Kualitas fungsional Rumput dengan sistem perakaran yang baik sangat diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas rumput, karena tanaman menjadi lebih toleran terhadap kondisi stress. Perakaran yang panjang dan lebat memudahkan rumput untuk menyerap air dan hara pada permukaan media yang lebih dalam serta berpengaruh terhadap ketahanan pada kekeringan (Emmons 2000). Perakaran menggambarkan pertumbuhan rumput di satu waktu selama musim pertumbuhan. Rumput menjadi lebih tahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dengan perakaran yang dalam daripada pada perakaran yang dangkal (Seriulina 200).

16 5 Tabel 11. Nilai rerata pengamatan panjang akar Jenis rumput Panjang akar (cm) ZJ 01 1,±,2cd ZJ 02,6±,15abcd ZJ 0 2,0±,5a ZJ 0 10,1±,abcd ZJ 05,±,abcd ZJ 06,±2,abcd ZM 0 6,±6,0abcd ZJ 0,±2,abcd ZJ 0 12,6±,22bcd ZJ 10 11,±2,15abcd ZJ 11 1,±1,cd ZJ 12 15,00±1,6cd ZJ 1 12,1±2,6abcd ZJ 1 1,0±5,2cd SP 15 1,±2,15cd ZJ 16 10,2±2,2abcd ZJ 1,6±,5abcd ZJ 1 1,1±5,52cd ZJ 1,±,0abcd ZM 20 1,±,16bcd ZJ 21,0±,abc ZM 22,±1,abcd ZJ 2 1,20±5,d ZJ 2,±5,ab ZJ 25 11,0±,abcd ZJ 26 10,0±,0abcd CD 2 12,±2,5bcd SP 2 5,0±,6abc ZJ 2 1,6±,cd ZJ 0 1,6±1,6bcd Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Duncan s Multiple Range Test 5% Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata antar empat spesies rumput. Rumput Zoysia japonica memiliki ratarata panjang akar sebesar 10, cm. Rumput Cynodon dactolon memiliki ratarata panjang akar sebesar 12,5 cm. Rumput Zoysia matrella memiliki ratarata panjang akar sekitar 10,1 cm. Rumput Seashore paspalum memiliki ratarata panjang akar sekitar, cm. Perkaran dari rumput Zoysia japonica cukup panjang yang dapat masuk ke kedalaman tanah sehingga membuat rumput Zoysia japonica tahan

17 6 terhadap kondisi lingkungan. Selain dapat memiliki ketahanan lingkungan yang baik, Zoysia japonica yang memiliki perkaran yang cukup panjang dapat di gunakan sebagai rumput lapangan sepak bola. Rumput harus memiliki fleksibilitas dan resistensi untuk mengakomodasi aktivitasaktivitas lari, melompat dan menginjakinjak dalam kegiatan olah raga (Munandar 10). Dengan perakaran yang panjang zoysia japonica dapat mengurangi resiko tercabutnya rumput dari tanah akibat aktivitas dalam sepakbola. b. Kerapatan Tabel 12. Nilai rerata kerapatan per 100 m 2 Jenis rumput Kerapatan (%) ZJ 01,±,6a ZJ 02,±2, c ZJ 0 1,±2,0 c ZJ 0 6,±11,55 b ZJ 05, ±0,55bc ZJ 06 6,6±5, a ZM 0 5,±,26abc ZJ 0 0,00±10,00 a ZJ 0 1,6±10,1 a ZJ 10 5,00±15,00 a ZJ 11 6,6±5, a ZJ 12 1,6±2, a ZJ 1 6,±,6 abc ZJ 1 65,00±1,2 bc SP 15 1,6±11,55 a ZJ 16 1,6±,6 a ZJ 1 60,00±51,6 abc ZJ 1 0,00±10,00b ZJ 1 5,00±2,2abc ZM 20 6,6±2,0 ab ZJ 21 26,6±6,1 bc ZM 22 5,00±1,2 ab ZJ 2,±2, a ZJ 2 1,±2,0 c ZJ 25 5,±2,0 bc ZJ 26,00±,5 abc CD 2,±,6 a SP 2 16,6±15,2 c ZJ 2 6,6±2, a ZJ 0 0,00±1,2 a Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5%

18 Kecepatan penutupan tanaman rumput adalah fungsi dari pertumbuhan memanjang pucuk lateral dan frekuensi pembentukan stolon dan rimpang baru. Pertumbuhan rimpang dipengaruhi oleh panjang hari, intensitas cahaya, dan status nitrogen (Beard 1). Selain hal tersebut, perlakuan pemangkasan dapat pula meningkatkan pertumbuhan horizontal stolon dan rimpang. Rumput yang memiliki kecepatan penutupan yang cepat lebih disukai karena dapat mempercepat pembangunan area suatu hamparan. Setiap spesies pada penelitian ini memiliki kecepatan penutupan yang berbedabeda. Hal tersebut diduga disebabkan oleh karakter genetik dan daya adaptasi terhadap lingkungan sekitar lahan penelitian. Pada tabel rerata kerapatan per 100 cm 2 rumput Zoysia japonica yang memiliki tingkat kerapatan sebesar 0%0%. Rumput Cynodon dactolon memiliki tingkat kerapatan sebesar 0%. Rumput Zoysia matrella memiliki tingkat kerapatan sebesar 0%, sedangkan rumput Seashore paspalum memiliki tingkat kerapatan sebesar 0%. Dengan tingkat kerapatan yang tinggi rumput Zoysia japonica cocok di gunakan untuk rumput lapangan sepak bola. c. Crown Crown atau chach merupakan badan utama pada suatu tumbuhan rumput dalam bentuk internod yang pendek dengan nodnod yang rapat. Letak crown berada pada bagian antara shoot dan root. Rumput memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemangkasan dan tekanan. Hal ini disebabkan titik tumbuhnya terdapat di atas stem yang memancang yang disebut crown, yang berada tepat di aatas permukaan tanah (Turgeon 2002). Letak crown dari rumput penting untuk pertumbuhan, kelangsungan hidup dan produksi tanaman rumput. Letak crown rumput telah di gambarkan dimana 2 atau lebih node batang tetap dekat bersamasama (Hyder 1).

19 Tabel 1. Nilai rerata pengamatan panjang chach Jenis rumput chach (cm) ZJ 01 1,00±0,0ab ZJ 02 0,0±0,6c ZJ 0 0,2±0,6c ZJ 0 0,0±0,56abc ZJ 05 0,±0,0c ZJ 06 1,1±0,2ab ZM 0 0,0±0,26c ZJ 0 0,±0,25ab ZJ 0 1,0±0,26a ZJ 10 1,0±0,5abc ZJ 11 0,±0,21b ZJ 12 1,2±0,5ab ZJ 1 1,0±0,2ab ZJ 1 0,0±0,20bc SP 15 0,±0,0abc ZJ 16 1,1±0,ab ZJ 1 0,±0,0abc ZJ 1 1,0±0,ab ZJ 1 0,5±0,bc ZM 20 0,±0,06c ZJ 21 0,0±0,52bc ZM 22 0,5±0,2bc ZJ 2 1,2±0,2a ZJ 2 0,1±0,2c ZJ 25 0,±0,1abc ZJ 26 0,±0,6abc CD 2 0,0±0,26abc SP 2 0,±0,6abc ZJ 2 0,0±0,10b ZJ 0 0,±0,15ab Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Mood Median Test 5% Berdasarkan tabel rerata panjang crown, rumput Zoysia japonica memiliki ratarata panjang crown sepanjang 0,51,5 cm. Rumput Zoysia matrella memiliki ratarata panjang crown sepanjang 0,0,6 cm. Rumput Cynodon dactolon memiliki ratarata panjang crown sepanjang 0, cm, sedangkan rumput Seashore paspalum memiliki ratarata panjang crown sepanjang 0,0, cm. Letak dan panjang suatu crown pada rumput mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan bibit pada rumput. Kedalaman crown di tanah mempengaruhi kerentanan crown

20 terhadap kondisi lingkungan dan pengelolaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembentukan rumput dan tingkat bijibijian dan hasil hijauan (Ries 1). Rumput Zoysia japonica memiliki panjang crown yang baik sehingga memiliki ketahanan terhadapa kondisi lingkungan dan persentase hidup yang tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Rumput Rumput merupakan tanaman monokotil yang lambat pertumbuhannya, memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemangkasan (Munandar dan Hardjosuwignyo 1990). Rumput dapat

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORI Kajian Teoritis

BAB II TELAAH TEORI Kajian Teoritis 2.1. Kajian Teoritis BAB II TELAAH TEORI 2.1.1. Lapangan Sepakbola Sepakbola adalah permainan bola kaki yang dimainkan antar dua tim dengan jumlah 11 orang pemain per tim. Dalam permainan ini pemain kecuali

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai Oktober 2009. Suhu rata-rata harian pada siang hari di rumah kaca selama penelitian 41.67 C, dengan kelembaban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Media Terhadap Drainase Lapangan Sepakbola Sebelum tahun 1940an media tanam rumput dalam lapangan sepakbola terdiri dari media campuran yang banyak mengandung liat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Media Tanam Lapangan Media tanam yang digunakan pada ketiga lapangan berbeda. Perbedaan dan ciri masing-masing media tanam lapangan ini dapat terlihat pada Tabel 9. Tabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a) 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai ini dilakukan di tiga lokasi lapangan bola yang dipakai dalam Kompetisi Liga Super (Gambar 10) yaitu Stadion Singaperbangsa yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Turfgrass Kualitas Turfgrass

TINJAUAN PUSTAKA Turfgrass Kualitas Turfgrass TINJAUAN PUSTAKA Turfgrass Menurut Emmons (2000) tufgrass ialah tanaman penutup tanah dalam fase vegetatif yang dapat menahan pengunaan yang keras dan menyediakan permukaan yang ideal untuk lapangan olah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 16 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Bambu Sembilang Bambu memiliki bagian-bagian yang menjadi ciri-ciri morfologinya sehingga dapat digunakan untuk membedakan bambu dengan tumbuhan lain maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Jumlah Daun Tanaman Nilam (helai) pada umur -1. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah daun (helai) didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 1. di bawah ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Kentang Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA

PENGARUH MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura PENGARUH MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon. L.) The Effect of Sand Media on Visual and Fungsional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret di daerah Jumantono, Karanganyar, dengan jangka waktu penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Salisilat 1. Struktur Kimia Asam Salisilat Struktur kimia asam salisilat dan turunannya dapat dilihat pada Gambar 2 : Gambar 2. Struktur kimia asam salisilat dan turunannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang ditampilkan pada bab ini terdiri dari hasil pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas terdiri dari curah hujan, suhu udara, serangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Menurut Aak (1990) klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut Kingdom Divisio Sub Divisio Class Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan tanaman semusim yang mempunyai dua macam akar yaitu akar kecambah dan akar adventif. Akar adventif ini nantinya akan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 9 II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah diameter pangkal, diameter setinggi dada (dbh), tinggi total, tinggi bebas cabang, tinggi tajuk, panjang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon L.)

PENGARUH KETEBALAN MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon L.) PENGARUH KETEBALAN MEDIA PASIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS AKSESI RUMPUT BERMUDA (Cynodon dactylon L.) Oleh Chika Seriulina Ginting A34304064 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas adalah pengamatan yang digunakan untuk mendukung hasil pengamatan

Lebih terperinci

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017 Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk ZA, NPK, Urea terhadap Pertumbuhan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) pada Industri Pembibitan Tanaman Lansekap di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur I PUTU MERTAYASA

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta di Jumantono, Karanganyar. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L) Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang dibudidayakan dan merupakan sebagai tanaman pangan yang meliputi lebih kurang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014). I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat 1) Botani dan morfologi tanaman tomat Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae (berkeping dua). Secara lengkap ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan

Lebih terperinci