MARKET BRIEF PRODUK MEDICAL INSTRUMENT DI PASAR JERMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF PRODUK MEDICAL INSTRUMENT DI PASAR JERMAN"

Transkripsi

1 2010 MARKET BRIEF PRODUK MEDICAL INSTRUMENT DI PASAR JERMAN ITPC HAMBURG April

2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 2 KATA PENGANTAR 3 RINGKASAN EKSEKUTIF 4 I. KONDISI DAN INFORMASI PASAR 5 A. Deskripsi Produk 5 B. Produksi & Konsumsi serta Situasi Pasar 6 C. Data Perdagangan 7 D. Negara Pesaing 8 E. Segmentasi Pasar 9 II. SELERA KONSUMEN 10 A. Consumer Trend 10 B. Design & Packaging 12 III. ANALISA PASAR MEDICAL INSTRUMENT DI JERMAN 15 A. Kekuatan 15 B. Kelemahan 15 C. Peluang 16 D. Hambatan Perdagangan 17 IV. SALURAN DISTRIBUSI PERDAGANGAN 19 A. Direct Distribution 19 B. Distribution Through Intermediary 19 V. KEBIJAKAN PERDAGANGAN 20 A. Kebijakan Uni Eropa pada marking on Medical Device: CE marking 20 B. Kebijakan Uni Eorpa tentang keamanan dan efektifitas perangkat medis (Safety and Effectivity on Medical Devices) 20 C. Kebijakan Uni Eropa pada Standard Packaging & Labelling 21 VI. LEMBAGA/INSTITUSI PERDAGANGAN TERKAIT 22 VII. INFORMASI LAINNYA 23 VIII. DAFTAR IMPORTIR 25 2

3 KATA PENGANTAR Market Brief ini ditujukan untuk memenuhi pelaksanaan salah satu tugas pokok dan fungsi Indonesian Trade Promotion Center di Hamburg, Jerman. Market Brief ini memuat informasi yang terkait dengan keadaan pasar di Jerman khususnya mengenai aktivitas perdagangan Jerman dengan dunia dan Indonesia khususnya dan berfokus kepada produk perangkat medis seperti informasi mengenai trend / selera konsumen dan informasi lainnya yang terkait dengan perdagangan produk ini di pasar Jerman Sehubungan dengan hal tersebut, Market Brief ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang bermanfaat bagi pengusaha Indonesia agar dapat lebih efisien dan efektif dalam melakukan penetrasi pasar ke Eropa khususnya di Jerman agar untuk memasarkan produk-produk Indonesia. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Hamburg, April 2010 ITPC Hamburg 3

4 RINGKASAN EKSEKUTIF Resesi ekonomi yang akhir-akhir ini terjadi, telah menghantam Jerman dalam beberapa aspek. Negara Jerman tidak hanya menglamai kontraksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu hampir sekitar 5,0 % selama tahun 2009, namun penurunan di pasar lainnya adalah bahaya bagi industri produksi dalam negeri/lokal, yang sangat bergantung pada permintaan akan aktivitas ekspor. Menyusul terpilihnya kembali sebagai Kanselir Angela Merkel, Jerman kini memiliki pemerintah pertama middle-right di lebih dari satu dekade. Pemerintah koalisi baru yang terdiri dari CDU dan FDP telah berkomitmen untuk sebuah paket stimulus ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi baru-baru ini, termasuk pemotongan pajak pada tahun 2010 dan reformasi sistem pajak dari Meskipun dalam level yang menurun akibat dampak krisis ekonomi, penduduk Jerman masih memberikan kontribusi konsumsi untuk produk perangkat medis ( medical device) sekitar 20% dari total penduduk Eropa Barat dengan jumlah penduduk Jerman pada tahun 2009 sekitar 81.9 juta jiwa. Jerman sendiri adalah pasar terbesar ketiga untuk perangkat medis di dunia. Jerman menyumbang sekitar 6,0% dari total pasar dunia, 2 peringkat setelah Amerika Serikat dan Jepang. Pada tahun 2009, pasar perangkat medis Jerman mencapai sekitar US $ 19,0 miliar atau sekitar 14,23 miliar Euro, setara dengan US $ 232 atau 174 Euro per kapita. Jerman memiliki image yaitu memproduksi peralatan medis berkualitas tinggi, dengan penekanan khusus pada pencitraan diagnostik, optic gear dan teknologi optik. Negara Jerman juga memiliki beberapa produsen besar, dipimpin oleh Siemens, B. Braun dan Fresenius. Meskipun Jerman memiliki industri manufaktur dalam negeri yang kuat, pasokan impor perangkat medis mencapai sekitar tiga-perempat dari pasar medis,setelah naik menjadi US $ 15.1 miliar atau 11,31 miliar Euro pada tahun Dengan persentase alokasi PDB lebih dari 11%, pengeluaran pemerintah Jerman untuk kesehatan berada pada level yang tinggi namun demikian akhir-akhir ini semakin dibatasi. Persaingan dalam pasar domestik di Jerman tetap ketat, dengan tekanan harga terus ke bawah. Pendanaan rumah sakit oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah tetap statis, sehingga rumah sakit umum/ publik lebih cenderung memelihara peralatan yang sudah ada daripada mengeluarkan investasi dalam peralatan baru. Hal ini telah menyebabkan produsen dalam negeri menjadi semakin tergantung pada pasar ekspor. 4

5 I. KONDISI DAN INFORMASI PASAR A. Deskripsi Produk Alat kesehatan (medical instrument) memiliki peranan yang semakin penting untuk perawatan kesehatan yang secara langsung berkaitan dengan dampak pada kesehatan manusia dan juga pengeluaran untuk kesehatan( health expenditure). Sektor ini mencakup sekitar 8000 jenis produk, mulai dari bandage, spectacles, implantables devices, layar dan peralatan untuk mendiagnosa penyakit dan kondisi kesehatan, diagnostik imaging sampai kepada peralatan bedah invasif minimal. Perhatian / interest yang difokuskan oleh Uni Eropa adalah terutama kerangka peraturan untuk akses masuk ke dalam pasar, hubungan perdagangan internasional dan peraturan konvergensi, dan daya saing industri. Berdasarkan peraturan Uni Eropa Directives 93/42/EEC ( Directive ini diaplikasikan secara penuh di Jerman) yang berhubungan dengan Directive 2004/106/EC tentang jenis perangkat medis, mencakup beberapa contoh sebagai berikut: 1. Contoh Medical Device Sarung tangan bedah, sarung tangan pemeriksaan Masker wajah Corrective glass (termasuk sun protection) Pakaian dan tutup kepala untuk bedah 2. Contoh alat pelindung diri ( personal protection) Sarung tangan pelindung (misalnya, untuk digunakan di laboratorium medis) Pakaian untuk perlindungan terhadap radiasi Sun Glasses perangkat pelindung mata untuk profesional (misalnya, untuk tukang las) karet pelindung bagi celana boxers. 3. Perangkat medis untuk Breast Implants. Directive yang mengatur untuk bagian ini dimodifikasi secara khusus oleh Directive 2003/12/EC: Breast Implant. 5

6 Sedangkan Produk Utama Medical Instrument yang diimpor Jerman dari Indonesia antara lain: 1. HS : Instruments and Appliances used in dental Sciences, N.E.S 2. HS : Instruments and Appliances used in Medical, Surgical or Vaterinary Sciences, N.E.S. B. Produksi & Konsumsi serta Situasi Pasar Jerman dihuni oleh hampir sekitar 82 juta orang yang merupakan negara terpadat di Uni Eropa. Oleh karena itu, market size untuk pasar domestik di Jerman relatif besar. Negara Jerman sendiri memiliki peringkat ketiga terbesar perangkat medis sekali pakai (disposables medical instrument) dari total dunia setelah Amerika Serikat dan Jepang, yaitu sekitar 6,8 % dari total pasar dunia pada tahun Pasar Jerman untuk perangkat medis dan disposables ini sangat kompleks. Pada tahun 2009, pasar perangkat medis Jerman mencapai sekitar 14,23 miliar Euro, dengan level konsumsi sekitar 174 Euro per kapita. Jerman merupakan konsumen dan produsen untuk perangkat medis dan disposables di Uni Eropa. Pertumbuhan total konsumsi Jerman 5 tahun terakhir mencapai tingkat rata-rata tahunan sebesar 0,4 % per tahun. Selama periode yang sama produksi Jerman meningkat dengan rata-rata sebesar 3,9% per tahun. Eksportir dari Negara berkembang menjadi semakin penting sebagai pemasok/ supplier dengan harga rendah. Pada tahun 2009 pangsa pasar, China (3,6%) dan Malaysia (2,3%) adalah yang paling tinggi sebagai supplier peralatan medis dan disposables ke Jerman Pada tahun 2007, konsumsi Jerman peralatan medis dan disposables mencapai sekitar 6,9 juta ton atau senilai 7,9 miliar. Jerman merupakan konsumen terbesar di wilayah Uni Eropa dari perangkat medis dan disposables dan mengkontribusikan sekitar 27 % dari total konsumsi Uni Eropa. Konsumsi negara Uni Eropa lainnya masing-masing diikuti oleh Inggris, Italia dan Perancis yang mengkonsumsi 15%, 14% dan 10% dari konsumsi total Uni Eropa. Pasar Jerman untuk perangkat medis sangat terstruktur dan highly served. Jerman menghasilkan jenis perangkat medis dan disposables yang beragam. Negara Jerman memiliki beberapa pemain utama untuk produk perangkat medis dan disposables seperti Siemens, Fresenius, B.Braun, Philips, Toshiba. Namun perusahaan yang mayoritas 6

7 adalah perusahaan menengah dengan posisi pasar yang kuat di bidang khusus. Oleh karena itu, perangkat medis dan pasar disposables di Jerman adalahsangat dinamis dan merupakan pasar yang inovatif. Upaya reformasi Kesehatan dan cost retention di Jerman dan negara Uni Eropa lainnya diharapkan memiliki dampak negatif terhadap permintaan untuk perangkat medis dan disposables dalam wilayah Eropa. Segmen produksi Jerman sangat bergantung pada perdagangan asing. Oleh karena itu diperkirakan hanya akaan meningkat hanya sedikit di tahun-tahun mendatang. Selain itu, banyak perusahaan Jerman sedang mempertimbangkan outsourcing atau relokasi produksi untuk memanfaatkan keuntungan biaya rendah, tenaga kerja terampil serta penetrasi yang lebih baik dari pasar luar negeri. Oleh karena itu, perusahaan berbasis Jerman seharusnya tidak hanya dianggap sebagai pesaing, tetapi juga mungkin. Mitra dagang. Jerman juga produsen importir besar komponen untuk medis perangkat dan disposables. C. Data Perdagangan Perkembangan Impor Medical Instrument dari Jerman dari Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terlihat memberikan kontribusi positif. Pada pertengahan tahun 2008 sampai 2009 negara Jerman mengalami krisis ekonomi, yang berdampak juga pada penurunan nilai impor produk Medical Instrument dari Indonesia. Secara detail, perkembangan impor dijabarkan pada table dibawah ini. Perkembangan Impor Medical Instrument & Appliances Jerman dari Indonesia PARTNER Periode Kode Produk Q (ton) Value ( ) Q ( ton) Value ( ) Q ( ton) Value ( ) Q ( ton) Value ( ) Q ( ton) Value ( ) Indonesia Total Indonesia Total Dunia Pangsa Indonesia 0,40% 0,67% 0,72% 0,62% 0,53% (Sumber: Eurostat, diolah) 7

8 D. Negara Pesaing Pangsa pasar Indonesia untuk produk perangkat medis yang potensial di pasar Jerman berada pada peringkat 23 dunia pada tahun 2009 dengan pangsa pasar sekitar 0,53 persen total nilai sekitar 12,47 juta Euro. China dan Malaysia merupakan negara pesaing terbesar Indonesia untuk wilayah ASEAN dan China, dengan pangsa pasar di Jerman masing-masing 3,66 dan 1,12 persen pada tahun Sedangkan Negara Pesaing dari dunia terbesar bagi Indonesia adalah Amerika Serikat yang menempati tempat pertama impor produk medical instrument dari dunia. Sumber: Eurostat, diolah E. Segmentasi Pasar Untuk eksportir dari DC pasar untuk produk perangkat medis dapat dibagi menjadi empat segmen; intramural, extramural, private dental practices and hospital departments, and private veterinary practices and hospital clinics. Semua segmen umumnya menggunakan jalur distribusi yang sama. Segmen intramural adalah segmen terbesar dan merupakan konsumen terbesar dari segala jenis perangkat medis dan disposables dalam pasar di Jerman. Segmen produk extramular adalah segmen pasar kedua terbesar dan umumnya berfokus pada peralatan medis dengan teknologi rendah. Kedua segmen ini sangat dipengaruhi oleh perubahan yang disebabkan oleh adanya pemotongan anggaran oleh pemerintah terhadap pengeluaran kesehatan. 8

9 II. SELERA KONSUMEN A. Consumer Trend Pada pasar Jerman dapat diamati adanya peningkatan trend terhadap peralatan medis yang kompakt (compact medical devices) yang juga cocok digunakan untuk penggunaan secara mobil (mobile deployment). Trend lain yang popular di Jerman adalah alat / mesin terkecil di dunia untuk jantung dan paru-paru dan alat ini dapat digunakan untuk dokter di dalam ambulans ( doctor-manned ambulance) dan di dalam helicopter. Perubahan trend lainnnya dapat dilihat diantara supplier medical manufacturing dimana mereka tidak hanya menyediakan kebutuhan komponen peralatan medis secara individual saja, melainkan mereka bergerak menuju peran sebagai subcontractor untuk peralatan dan produk-produk medis secara lengkap. Bila dilihat secara umum, hampir 50 persen produkproduk medis di dunia terbuat dari plastik dan sekarang trendnya makin meningkat. Komponen-komponen plastik ini terkadang harus digabungkan dengan komponen lain yang terbuat dari material seperti besi dan keramik. Proses penggabungan inilah, seperti misalnya laser-joining technologies menjadi popular di Jerman. Pada bidang kedokteran gigi, inovasi selalu mengacu ke prosedur dan aksesoris yang non invasif. Salah satu cabang terbesar kedokteran gigi adalah ortodontist, atau specialisasi kedokteran gigi mengenai pembentukan dan pembenaran posisi gigi lewat aksesoris dan alatalat seperti kawat gigi dan sebagainya. Kawat-kawat gigi pun mulai dikembangkan agar semakin tidak terlihat dan tidak mengganggu, dengan sebagai contoh produk invisalign yang saat ini merupakan salah satu brand kawat gigi terpopuler. Invisalign mengutamakan fakta di mana produknya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, dan juga hampir tidak terlihat sama sekali. 9

10 Perkembangan trend aktual lainnya dapat dilihat dari recent issues bagi perdagangan perangkat medis di pasar Jerman antara lain: 1. Jerman memfokuskan pada pencegahan penyakit Pencegahan merupakan salah satu pilar dari sistem perawatan kesehatan baru Jerman. Penyakit kronis seperti kanker, kardiovaskular, penyakit diabetes memberikan kontribusi yang besar untuk pengeluaran untuk perawatan kesehatan di Jerman. Oleh karena itu, alat diagnostik yang dapat mendeteksi dan memantau penyakit ini memiliki prospek yang baik di pasar Jerman. Produk yang menggabungkan bioteknologi dan nano teknologi berkembang sangat cepat di Jerman serta memberikan diagnosis yang lebih efisien. Karena karakter teknologi dan produk inovatif ini, biaya penelitian dan pengembangan menjadi besar, namun menghasilkan margin dan peluang pasar yang sangat besar. Jumah penyakit kronis juga membuat Jerman menjadi pasar yang menarik untuk kelompok produk terkait seperti perawatan luka & penutupan luka. 2. Pengolahan dan Analisis Informasi menjadi Faktor Penting Sektor perawatan kesehatan pada umumnya merupakan sektor informasi yang intensif. Untuk inovasi pada umumnya, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi ( ICT) menjadi prasyarat dan faktor akselerator. Jerman adalah salah satu yang e-health terkemuka dan berfokus pada transfer elektronik informasi. Perkembangan lain yang penting adalah peningkatan digitalisasi. Teknik ini memungkinkan seperti misalnya teknik-teknik operasi baru tetapi juga sering digunakan dalam radiologi (misalnya CAT-scan) dan bidang diagnostik lain (misalnya alat elektro-diagnostik). Operasi non-invasif dan novel teknologi pencitraan seperti HDTV dan NBI juga memiliki permintaan yang tinggi. Ada kecenderungan trend untuk miniaturisasi peralatan elektro-medis dan produk nano-teknologi. Produk yang mengintegrasikan aplikasi ICT terbaru, secara nilai tambah akan merebut permintaan yang tinggi di Jerman. 10

11 3. Pasar Perangkat Medis di Jerman bergerak menjadi lebih ramah lingkungan Pengurangan limbah merupakan isu penting di Jerma dan juga pengaruh dari undang-undang Uni Eropa. Sebagai contoh, pasar Jerman memberikan perhatian khusus kepada penggunaan peralatan medis dan disposables yang dapat digunakan kembali daripada yang hanya untuk sekali pemakaian dikarenakan oleh kesadaran lingkungan yang tinggi. 4. Krisis keuangan global diperkirakan akan memiliki dampak langsung terhadap permintaan Perangkat medis dan disposables di Jerman. Karena perusahaan asuransi kesehatan besar secara langsung juga merupakan investor keuangan yang besar, mereka juga terkena dampak negatif krisis keuangan yang besar saat ini. Namun demikian, mereka masih tetap dapat mempertahankan pendapatan strukturalnya karena penerapan premi asuransi kesehatan wajib dasar di Jerman. Namun, bank menjadi lebih berhati-hati dalam pemberian kredit terutama ke pengusaha kecil. Juga, pembangunan pusat kesehatan (health centre) yang baru dipengaruhi oleh krisis ekonomi ini. Oleh karena itu, proyek pembangunan tersebut ditunda atau secara ekonomi mempengaruhi permintaan untuk perangkat medis dan disposables. Berdasarkan perkembangan ini, permintaan untuk perangkat medis dan disposables di Jerman diharapkan tumbuh hanya sedikit akan tetapi di dalam jangka panjang, Jerman akan mempertahankan pertumbuhan pasar perangkat medis karena jumlah penambahan populasi yang menua semakin bertambah. B. Design & Packaging Alat-alat kedokteran dapat dibagi dua menurut keperluan pengemasannya: alat yang perlu dikemas secara steril dan tidak. Packaging merupakan salah satu aspek terpenting dari produk kedokteran. Sebagian besar alat-alat medis perlu disterilisasi dan dikemas secara steril pula. Alat-alat medis yang perlu dikemas secara steril merupakan hanya sebagian kecil dari keseluruhan kategori alat-alat medis, tapi antara lain termasuk peralatan bedah dan jarum suntik. Biasanya, alat-alat ini dikemas dengan individual packaging dalam kemasan kedap udara, dan dibuang setelah sekali pemakaian (disposables). Beberapa contoh pengemasan dapat dilihat seperti gambar dibawah. 11

12 Jarum Suntik Untuk alat-alat medis yang tidak dikemas secara steril, cara pengemasan dapat bermacammacam. Kotak atau box dan kantong plastik merupakan dua cara pengemasan yang paling populer untuk produk-produk ini. Produk yang termasuk dalam kategori ini sendiri termasuk stethoscope, termometer, dan lain-lain. Stethoscope Thermometer 12

13 Mengenai regulasi pengemasan di Jerman sendiri, ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan antara lain: Menggunakan satuan metric Label yang sesuai standar Uni Eropa, untuk memastikan keamanan pengguna Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi Federal Institute of Risk Assessment 13

14 III. ANALISA PASAR MEDICAL INSTRUMENT DI JERMAN A. Kekuatan Jerman mereformasi sistem perawatan kesehatan (healthcare) akhir-akhir ini. Fokus terbesar Jerman pada bidang kesehatan adalah pada asuransi kesehatan, keseluruhan pembiayaan perawatan kesehatan dan peningkatan perawatan medis. Restrukturisasi sistem perawatan kesehatan Jerman didorong oleh meningkatnya pengangguran dan peningkatan jumlah orang yang membutuhkan perawatan medis. Semua penduduk yang bermukim di Jerman diwajibkan memiliki polis asuransi kesehatan yang dapat dilengkapi dengan asuransi kesehatan swasta. Oleh karena itu, pemasaran produk perangkat medis dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia di pasar Jerman akan memiliki benefit yang dikontribusikan oleh harga yang kompetitif karena biaya produksi yang rendah B. Kelemahan Faktor-faktor yang dapat mengurangi daya kompetisi pemasaran produk perangkat medis ke Jerman dapat diuraikan sebagai berikut: Jerman adalah pasar terbesar di Uni Eropa namun demikian untuk menembusnya dapat mengalami kesulitan karena banyaknya pemain-pemain lokal besar di Jerman. Sebelum memasarkan produk ke Jerman, akan dapat lebih berarti apabila sebelumnya memasarkan dan menguji produk perangkat medis ini di pasar yang lebih kecil yang berhubungan, seperti di negara Austria, untuk meminimalkan risiko. Negara eksportir terutama dari negara berkembang, sangat kurang dinilai menjaga hak kekayaan intelektual ( intellectual property rights) yang menyebabkan banyak perusahaan Jerman enggan untuk berinvestasi dalam atau melakukan outsourcing ke dalam negara eksportir. Hal ini berlaku terutama untuk negara-negara Asia Timur seperti Cina dan India. produsen peralatan asli (OEM) akan ragu-ragu untuk melakukan outsourcing dan terus menggunakan perusahaan Uni Eropa yang berbasis untuk desain produk dan engineering. Kendala dalam reimbursement untuk medical devices di Jerman, mendorong supplier perangkat medis ke Jerman untuk berpikir secara taktis untuk melakukan reimbursement lebih awal yaitu di dalam development process. 14

15 Ancaman utama adalah kompetisi di seluruh dunia di antara produsen / eksportir dari negara berkembang sebagai supplier ke Negara Jerman. Seperti misalnya pasar komoditas disposables lateks untuk perangkat medis, sebagian besar sudah dikuasi (well served) oleh supplier dari negara berkembang dan harga sudah sangat kompetitif. Oleh karena kesempatan bagi pemain baru di Jerman akan sangat sedikit. C. Peluang Kondisi Pasar di Jerman untuk produk perangkat medis dan disposables memiliki beberapa peluang yang menarik bagi para supplier perangkat medis seperti antara lain: Salah satu konsep hidup yang populer sekarang ini pada masyarakat di Jerman yaitu tentang perawatan kesehatan adalah pencegahan. Oleh karena itu peralatan, diagnostik untuk memantau dan mendeteksi penyakit kronis memiliki prospek yang baik untuk di pasarkan di Jerman dan memiliki permintaan yang tinggi. Meskipun situasi di Jerman akibat krisis ekonomi ini yaitu terjadi penghematan keuangan dalam pengeluaran kesehatan dan memberikan tekanan pada perangkat medis dan pasar disposables di tahun-tahun mendatang, pertumbuhan akan tetap kuat dalam jangka panjang karena populasi yang menua di Jerman semakin bertambah dan peningkatan penyakit kronis terus bertambah. Penduduk Jerman yang mengalami penuaan meningkat. Saat ini, hampir 19 % (16 juta) dari populasi penduduk Jerman berusia lebih dari 65 tahun. Pada tahun 2015, diperkirakan jumlah penduduk lebih dari usia 65 tahun akan meningkat menjadi lebih dari 17 juta atau mewakili sekitar 20% dari total populasi di Jerman. Selain itu, ada lebih dari 6 juta orang tergantung pada peralatan kesehatan. Oleh karena itu pasar home healthcare di Jerman besar dan berkembang dengan cepat. Karena meningkatnya biaya perawatan kesehatan, impor Jerman untuk perangkat medis dan disposables adalah diperkirakan meningkat di tahun-tahun mendatang. Supplier perangkat medis di Jerman telah meningkatkan pangsa pasar mereka di setiap kelompok produk. Beberapa komponen kelompok produk yang paling penting termasuk produk tetes mata, peralatan x-ray dan perawatan luka & penutupan luka ( wound closure). 15

16 Meskipun produksi dalam negeri dapat dengan mudah menyediakan kebutuhan pasar Jerman, sekitar 76% dari peralatan medis yang dikonsumsi oleh masyarakat Jerman diimpor. Selain, itu produsen lokal Jerman juga merupakan importer besar untuk komponen Oleh karena itu, hal ini memberikan peluang yang menarik bagi para supplier perangkat medis untuk memasarkan produk nya di Jerman dengan harga yang kompetif dibandingkan dengan harga produksi lokal. D. Hambatan Perdagangan Beberapa situasi pasar maupun isu terkini di Jerman dapat menjadikan potensial hambatan bagi perdagangan produk medical instrument ke Jerman. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain: Kuatnya Produsen Lokal Produsen-produsen alat-alat medis di Jerman merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Jerman memiliki beberapa produsen alat medis besar yang diujung tombaki oleh trio Siemens, B. Braun, dan Fresenius. Sejarah produksi Jerman amat menekankan cabang-cabang diagnostic imagining, dental products, dan optical technologies. Untuk produk perangkat medis dengan teknologi yang rendah, seperti misalnya untuk produk medical disposables, tingkat persaingan tinggi terjadi diantara sesama supplier Negara eksportir dibandingkan dengan produsen lokal Jerman. Statisnya Pendanaan dari Pemerintah Ketidakadaan peningkatan dana di bagian kesehatan oleh pemerintah Jerman berarti bahwa rumah sakit pemerintah lebih memilih untuk merawat dan menggunakan peralatan yang ada dibandingkan dengan membeli peralatan baru. Produsen-produsen Jerman sendiri lebih memfokuskan ke pasar eksport dan ini nantinya akan berdampak penurunan permintaan akan kebutuhan perangkat medis yang baru. 16

17 Krisis keuangan di Jerman akan memiliki dampak langsung terhadap permintaan Perangkat medis dan disposables di Jerman. Karena perusahaan asuransi kesehatan besar adalah juga merupakan investor keuangan, mereka juga terkena dampak negatif krisis keuangan saat ini. Namun mereka masih dapat mempertahankan pendapatan strukturalnya karena premi asuransi kesehatan wajib dasar. Namun, bank menjadi lebih berhati-hati dalam pinjaman kredit terutama ke pengusaha kecil. Pendirian pusat kesehatan baru dipengaruhi oleh krisis keuangan di Jerman. Oleh karena itu, proyek tersebut ditunda atau dari perspektif ekonomi hal ini akan mengurangi permintaan untuk perangkat medis dan disposables di Jerman. Ketatnya Persyaratan untuk keamanan produk perangkat medis di Jerman Jerman mengaplikasikan peraturan Uni Eropa secara penuh. Khususnya untuk produk peralatan medis, Jerman harus tunduk pada Peraturan Uni Eropa Directive 93/42/EEC dan 2007/47/EC tentang keamanan dan efektifitas produk yang sangat ketat dan selektif, yang membuat seluruh supplier medis, sebelum dapat memasarkan produknya di Eropa ( khususnya Jerman), harus tunduk pada peraturan Uni Eropa ini agar produk peralatan medis mereka dapat dipasarkan di wilayah Uni Eropa. 17

18 IV. SALURAN DISTRIBUSI PERDAGANGAN Ada dua saluran perdagangan utama Jerman untuk pendistribusian perangkat medis dan disposables di pasar Jerman. Saluran perdagangan yang berbeda adalah distribusi langsung (Direct Distribution) dan distribusi melalui perantara (Distribution through Intermediary). Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut: A. Direct Distribution Direct Distribution adalah ketika suatu produk dikirimkan ke pengguna-akhir, seperti rumah sakit atau buying cooperatives. B. Distribution through Intermediary. Distribusi melalui layanan perantara adalah ketika importir / distributor, dealer atau nasional bertindak sebagai pihak perantara. Karena pengadaan langsung dari supplier sangat jarang untuk rumah sakit di Jerman, mereka biasanya membeli melalui lokal distributor atau grosir (wholesaler). Oleh karena itu, distribusi melalui perantara adalah yang paling efektif untuk mensuplai peralatan medis ke pasar Jerman. Sebagian besar peralatan medis diimpor ke Jerman dijual melalui penjualan anak perusahaan asing. Ada beberapa importir spesialis di bidang peralatan medis, mengingat ukuran pasar Jerman. Importir cenderung hanya mencakup wilayah 18

19 tertentu. Di Jerman peralatan, medis pengadaan yang terdesentralisasi dengan pembelian paling dilakukan oleh individu atau rumah sakit dokter independen. tender besar oleh penyedia layanan kesehatan masyarakat harus diterbitkan menurut undangundang Uni Eropa. V. KEBIJAKAN PERDAGANGAN A. Kebijakan Uni Eropa pada Marking on Medical Device: CE marking Penandaan CE (juga dikenal sebagai CE Marking) adalah perintah penyesuaian tanda yang terdapat pada banyak produk yang ditempatkan pada pasar tunggal dalam Kawasan Ekonomi Eropa (EEA) dan barang-barang ekspor dari luar negeri. Tanda CE digunakan untuk meyakinkan bahwa produk tersebut aman untuk dipakai oleh konsumen. Peraturan Uni Eropa Directive 93/42/EEC pada perangkat medis CE (MDD) menetapkan persyaratan untuk perangkat medis yang akan dipasarkan di Wilayah Ekonomi Eropa ( EEA) dan juga semua Negara Anggota Uni Eropa termasuk Norwegia, Islandia dan Liechtenstein. Adapun beberapa hal penting yang diatur dalam kebijakan ini antara lain: Directive ini berlaku untuk semua perangkat medis yang didefinisikan sebagai instrumen, alat-alat, bahan atau artikel lainnya yang ditujukan untuk digunakan dalam konteks medis. Tujuan dari Directive ini adalah untuk menjamin keselamatan konsumen untuk produk yang berlaku di seluruh wilayah Uni Eropa. Ini berarti bahwa supplier perangkat medis harus memenuhi persyaratan CE sebagaimana ditetapkan dalam Directive ini sebelum memasarkan produknya ke Uni Eropa. B. Kebijakan Uni Eorpa tentang keamanan dan efektifitas perangkat medis ( Safety and Effectivity on Medical Devices). Kebijakan Uni Eropa yang baru yaitu Directive baru 2007/47/EC telah berlaku pada akhir Maret Peraturan baru ini melibatkan sejumlah perubahan dengan dampak yang cukup besar antara lain: Supplier perangkat medis harus mampu menunjukkan keamanan dan efektivitas dari produk mereka, sebelum produk peralatan medis mereka bisa dipasarkan di wilayah Uni Eropa. 19

20 Semua produk peralatan medis Kelas II berdasarkan ketentuan baru ini membutuhkan persetujuan. Ini artinya sejumlah besar perusahaan yang dulunya tidak diminta untuk menyerahkan data-data klinis untuk menjual produk di Uni Eropa, sekarang harus bisa memberikan data-data klinis yang spesifik. Jika terjadi suatu perubahan signifikan pada produk perangkat medis di Uni Eropa, meskipun sebelumnya telah diberikan persetujuan CE Marking, dengan peraturan baru ini perangkat medis tersebut harus melalui proses persetujuan lagi. Jika data-data klinis yang hilang dalam aplikasi untuk perangkat yang ada, produk harus ditarik dari pasar sampai data-data yang diperlukan diperoleh kembali. Setelah menerima sertifikasi dari badan Uni Eropa, supplier peralatan medis akan diminta untuk melakukan pengawasan ekstensif purna jual sebagai bagian dari sistem kewaspadaan mereka. C. Kebijakan Uni Eropa pada Standard Packaging & Labelling Negara Jerman mengikuti secara penuh standard umum untuk persyaratan kemasan produk perangkat medis di wilayah Uni Eropa. Untuk packaging, produk peralatan medis harus memiliki kemasan.oleh karena itu, setidaknya 25-45% material kemasan yang digunakan harus dapat didaur ulang, dengan minimal 15% untuk setiap material. Untuk labelling, Uni Eropa mensyaratkan bahwa setiap perangkat medis harus disertai dengan rincian pada label produknya dan data-data dalam buku petunjuk (manual) supaya produk peralatan medis tersebut dapat digunakan dengan aman dan juga untuk mengidentifikas supplier produk tersebut. Instruksi manual, label, dll harus dalam bahasa Jerman. 20

21 VI. LEMBAGA/INSTITUSI PERDAGANGAN TERKAIT Dalam usaha penetrasi pasar perangkat medis di Jerman, guidance for market entry di Jerman dapat juga dicari melalui organisasi pendukung bisnis lokal, organisasi promosi impor yang berfokus pada sektor peralatan medis dan juga apabila membutuhkan informasi atau bantuan bila terjadi dispute dalam perdagangan. Lembaga/ Asosiasi perdagangan di Jerman yang terkait adalah: 1. Zentralvereinigung medizinisch-technischer Fachhändler, Hersteller, Dienstleister und Berater e.v/ German Association of Medical Technology Distributor Unnauer Weg 7a Köln Telefon: / Telefax: / : info@zmt.de Website : 2. Verband der Deutschen Dental-Industrie e.v. (VDDI) / Association of the German Dental Industry Aachener Straße Köln Postfach Köln Telefon: +49 / (0) 221 / Telefax: +49 / (0) 221 / : info(at)vddi.d Website: 3. ZVEI - Zentralverband Elektrotechnik- und Elektronikindustrie e.v. / Trade Association for Electro-medical and X-ray Devices Lyoner Straße 9, Frankfurt am Main Postfach , Frankfurt am Main TeleFon +(49) TeleFax +(49) : zvei(at)zvei.org Website: 4. DeutscheKrankenhausgesellschaft e.v / German Hospital Association Wegelystraße Berlin Telefon: +49 (030) Telefax: +49 (030) : dkgmail@dkgev.d Website: 21

22 VII. INFORMASI LAINNYA Informasi dagang ( trade information) dapat berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan wawasan tentang perkembangan pasar dan tingkat kompetisi, tetapi juga dapat memiliki fungsi promosi. Hal ini bertujuan untuk mencari perusahaan/ partner dagang yang potensial serta untuk kegiatan promosi perusahaan dan produk terkait. Informasi Perdagangan yang bermanfaat untuk produk medical instrument di Jerman adalah : MMW online - online magazine for general practitioners and internists. Das Krankenhaus magazine for hospital management. Deutsches Aerzteblatt - online German doctor s magazine. Device Med German-language trade magazine serving the manufacturers of medical devices. German Medical Technology Association- - publications on the German health care mark. includes Pameran Dagang menawarkan perusahaan di negara-negara berkembang kesempatan untuk menjalin kontak, mempromosikan produk mereka dan melakukan orientasi pasar di Uni Eropa khususnya Jerman. Pameran dagang potensial untuk produk Medical di Jerman antara lain dalam waktu dekat antara lain: 22

23 Daftar Pameran Potensial Medical Instrument & Diposables di Jerman TANGGAL 5 7 October October 2010 NAMA PAMERAN Biotechnica Dental Informa TEMPAT PENYELENGGARA SEKTOR Messe Hannover Messe Hannover Deutsche Messe Messegelände Hannover Deutschland Tel: +49(0511) 89-0 Fax:+4(0511 ) info@messe.de Unternehmensgruppe Deutsche Messe AG Messegelände Hannover Fon +49-(0)511 / Fax +49-(0)511 / : info@fh.messe.de Website: INDUSTRI Medical Technology, pharmacy and clinical equipment Dental equipment and service November January 2011 MEDICA Medizin Messe Düsseldorf Messe Stuttgart Messe Düsseldorf GmbH Messeplatz 40474, Düsseldorf TeleFon:+49( 0211) TeleFax: +49(0211) info@messe-duesseldorf.de Website: Landesmesse Stuttgart GmbH Phone: +49 (0) Fax: +49 (0) Website: Medical Technology, Health, Pharmacy Medical Technology, pharmacy and clinical equipment 23

24 VIII. DAFTAR IMPORTIR Importir/ Buyer potensial untuk produk Medical Instrument di pasar Jerman antara lain seperti yang diuraikan dalam daftar di bawah ini: MINISTRY OF TRADE INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER HAMBURG Glockengiesserwall 17, Hamburg Germany Tel /1 Fax LIST OF GERMAN IMPORTERS FOR MEDICAL DEVICES Chiromed Medizintechnik GmbH Address Amlingstadter Strasse 31 D Hirschaid Contact Herr Roger Hollfelder Telephone +49 (09543) 3011 Business Medical Devices & Disposables Servoprax GmbH Address Am Marienbusch 9 D Wesel Contact Herr Michael Benninghoff Telephone +49 (0281) Business Medical Devices & Disposables Lohmann & Rauscher GmbH & Co. KG christian.lautz@de.lrmed.com Address Irlicher Straße 55 D Neuwied Contact Herr Christian Lautz Telephone Business Hospital Needs, Medical Instrument 24

25 Weinmann Geräte für Medizin GmbH + Co. KG info@weinmann.de Address Kronsaalsweg 40 Contact D Hamburg Herr Gunnar Schmidt Telephone +49 (040) Business Medical Devices & Disposables P.E.G. Einkaufs- und Betriebsgenossenschaft eg info@peg-einkauf.de Address Kreillerstrasse 24 D München Contact Herr Betrw. (VWA) Max Lux Telephone +49 (089) Business Medical Buyers Association (more than 1600 members) Art of Beauty e.k. info@art-of-beauty.com Address Bräugasse 2 D Langenaltheim Herr Daniel Kufer Telephone (09142) Faximile (09142) Fischer ANalysen Instrumente GmbH fan@fan-gmbh.de Address Brahestrasse D Leipzig Frau Gudrun Jacobs Telephone (0341) Faximile (0341) Address Kronenstrasse 7 D Tuttlingen Herr Norbert Mattes Telephone (07461) Faximile (07461) MTI Medizin-Technische Instrumente GmbH info@mti-instrumente.de 25

26 Medino GmbH Address Kantplatz 6 D Gehrden Herr Peter Kirschner Telephone (05108) 4500 Faximile (05108) 4995 Vitrotron Medizin- und Therapieprodukte info@vitrotron.de Address Wiesenstrasse 36 D Niederpöllnitz Herr Siebert Telephone (036607) Faximile (036607) Lonsing medical solutions & shadowplay GmbH - Röntgenfachhandel und Werbeagentur info@lonsing-gmbh.de Address Grabengasse 14 D Sinsheim Herr Alexander Lonsing Telephone (07261) Faximile (07261) G. Leibinger Med Tech GmbH info@gleibinger-medtech.de Address Bahnhofstrasse 59 D Mühlheim Herr Hakan Dogan Telephone (07463) JOTEC GmbH info@jotec.net Address Lotzenäcker 23 D Hechingen Frau Kerstin Ragnitz Telephone (07471)

27 Pero-System Meßgeräte GmbH Address Lise-Meitner-Strasse 1 D Wuppertal Herr Frank Eder Telephone (0202) Haselmeier GmbH info@haselmeier.com Address Vaihinger Strasse 48 D Stuttgart Herr Dipl.-Kfm. Jochen Gabriel Telephone (0711) GTI medicare GmbH Info@gti-medicare.de Address Beuler Höhe 36 D Hattingen Herr Dipl.-Kfm. A. Sobottka Telephone (02324) Medite Gesellschaft für Medizintechnik mbh sales@medite.de Address Wollenweberstrasse 12 D Burgdorf Frau Kathrin Wilton Telephone (05136) Dräger Medical Deutschland GmbH business.support@draeger.com Address Moislinger Allee D Lübeck Telephone (01805) BEXAMED e.k. info@bexamed.de Address Kaiserstrasse 173 D Fürth Telephone (0911)

28 eppendorf AG Address Barkhausenweg 1 D Hamburg Herr Jens Behrens Telephone (040) Alna-Bioscience GmbH & Co. KG info@alna-bioscience.com Address Neumann-Reichardt-Strasse D Hamburg Herr Frank Feddern Telephone (040) ClinicCare GmbH cliniccare@online.de Address Huchtinger Heerstrasse 5/7 D Bremen Herr Michael Büttgenbach Telephone (0421) EMS Medical GmbH info@ems-medical.de Address Obere Laube 44 D Konstanz Herr Jürgen Heisler Telephone (07531) Philips ETG infoservice@philips.de Address Zum Neetzekanal 53 D Brietlingen Herr Hans Meentzen Telephone (04133) Fresenius Biotech GmbH info@fresenius.de Address Am Haag 6-7 D Gräfelfing Herr Dr. Axel Wiest Telephone (089)

29 BIODATA Medizintechnik GmbH Address Beuelsrast 4 D Bruchhausen Herr Achim Grünberg Telephone (02224) MEDCO GmbH & Co. KG info@medcoweb.de Address Ostdamm 135a D Dülmen Herr Matthias Franz Telephone (02594) VEDENA medical Instruments service@vedena.com Address Braaker Mühle D Braak Herr Boris Rosendahl Telephone (040)

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari - Juli 2015 tercatat surplus

Lebih terperinci

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016 Market Brief Essential Oil Di Jerman ITPC Hamburg 2016 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1. Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.1.1 Minyak Esensial untuk Perasa Makanan dan Minuman... 1 1.1.2

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

Kecenderungan Ekonomi Internasional diharapkan Dapat Menunjang EMO Hannover 2011

Kecenderungan Ekonomi Internasional diharapkan Dapat Menunjang EMO Hannover 2011 Die Welt der Metallbearbeitung The world of metalworking PERNYATAAN PERS From Sylke Becker Phone +49 69 756081-33 Fax +49 69 756081-11 E-mail s.becker@vdw.de Kecenderungan Ekonomi Internasional diharapkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2015, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia PT Leoco Indonesia didirikan pada tahun 1981, Leoco adalah produsen kelas dunia interkoneksi dan mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

Pengumuman Pelatihan Untuk Semua Pelamar

Pengumuman Pelatihan Untuk Semua Pelamar On behalf of Pengumuman Pelatihan Untuk Semua Pelamar giz Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Divisi Kesehatan Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Bidang Manajemen Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya. dengan berkat dan rahmatnya, kami dapat melaksanakan penulisan

KATA PENGANTAR. Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya. dengan berkat dan rahmatnya, kami dapat melaksanakan penulisan KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya dengan berkat dan rahmatnya, kami dapat melaksanakan penulisan Market Brief perdagangan produk automotive parts di Hungaria. Tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang

Lebih terperinci

Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss

Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss Pictures were taken from various sources, available at google.com Market Brief ATASE PERDAGANGAN JENEWA TAHUN ANGGARAN 2014 Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss

Lebih terperinci

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N MAKASSAR, 14 15 MARET 2017 TAKENGON, 21 22 MARET 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada Sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HEALTHCARE. Juni 2015

MARKET BRIEF HEALTHCARE. Juni 2015 MARKET BRIEF HEALTHCARE Juni 2015 Ringkasan Ekskutif Perekonomian Chile adalah salah satu yang terdepan diantara Negara Amerika Latin dengan konsistensi peningkatan GDP pertahunnya serta pendapatan perkapitanya

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 Policy Dialogue Series (PDS) OUTLOOK PERDAGANGAN INDONESIA 2016 CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 BP2KP Kementerian Perdagangan, Kamis INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI TEKSTIL DI SELURUH DUNIA DENGAN KEHANDALAN SWISS

PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI TEKSTIL DI SELURUH DUNIA DENGAN KEHANDALAN SWISS PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI TEKSTIL DI SELURUH DUNIA DENGAN KEHANDALAN SWISS PENGUJIAN, ANALISA, SERTIFIKASI SISTEMATIS, TEPAT DAN EFISIEN KUALITAS, TANGGUNG JAWAB SOSIAL, BERTINDAK SECARA BERKELANJUTAN:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Definisi Perusahaan Perusahaan adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum yang menjalankan perdagangan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JUNI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA

MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA Dalam kondisi ekonomi yang buruk belakangan ini, pasar produk Dekorasi Rumah di Uni Eropa mengalami tekanan yang cukup signifikan. Konsumen lebih berhati-hati dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika perekonomian Indonesia telah melewati berbagai proses yang begitu kompleks. Semenjak Indonesia mengecap kemerdekaan melalui perjuangan yang penuh patriotisme,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan www.packindo.org oleh: Ariana Susanti ariana@packindo.org ABAD 21 Dunia mengalami Perubahan Kemacetan terjadi di kota-kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 42/KPPU-Pat/X/2017 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 42/KPPU-Pat/X/2017 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 42/KPPU-Pat/X/2017 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM ROCKWOOD SPECIALTIES GROUP GMBH OLEH BASF HANDELS-UND EXPORTGESELLSCHAFT MBH I. LATAR BELAKANG 1.1. Berdasarkan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK INSTRUMEN MUSIK DI HUNGARIA

MARKET BRIEF PRODUK INSTRUMEN MUSIK DI HUNGARIA MARKET BRIEF PRODUK INSTRUMEN MUSIK DI HUNGARIA KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya dengan berkat dan rahmatnya, kami dapat melaksanakan penulisan Market Brief perdagangan

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke seluruh dunia di hampir seluruh sektor. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Furniture merupakan salah satu komoditi yang diproduksi dan diperdagangkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 24/04/32/Th.XVII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012, sesuai data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, mencapai 6,23%. Meskipun turun dibandingkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory)

Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory) Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence Theory) Resource Dependence Theory adalah studi tentang bagaimana sumber daya eksternal organisasi mempengaruhi perilaku organisasi. Teori

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002). I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI UMUM Pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 2004, berada pada kisaran angka 4,5%-5% (BPS, 2003). Harapan yang optimis ini dibarengi dengan kebijakan

Lebih terperinci

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N TRANS LUXURY HOTEL, BANDUNG, 2 3 MEI 2017 ALILA HOTEL, SOLO, 8 9 MEI, 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi 1 I. PENDAHULUAN A Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia memiliki salah satu tanaman perkebunan yang mampu bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi di dunia, Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN VIII. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN I Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap berbagai data dan informasi yang dikumpulkan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pangsa TSR Indonesia

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama bulan Januari 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia defisit sebesar

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional. Pisang selain mudah didapat karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang telah didirikan pada umumnya memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis meliputi perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci