AKUNTANSI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT Studi Kasus pada Yayasan Z

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKUNTANSI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT Studi Kasus pada Yayasan Z"

Transkripsi

1 AKUNTANSI PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT Studi Kasus pada Yayasan Z Nurul Adilla Fitriany Program Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia nurul.adillaz@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah sebuah studi kasus tentang akuntansi pada Yayasan Z. Tujuannya untuk meneliti pencatatan (jurnal) akuntansi serta format laporan keuangan pada Yayasan Z. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian berupa wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian ini yaitu pencatatan (jurnal) akuntansi telah sesuai dengan Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat (Forum Zakat), kecuali pada investasi tidak ada jurnal penyesuaian nilai wajar pada akhir periode. Selain itu kurang lengkapnya pencatatan (jurnal) akuntansi pada akun penyaluran di Pedoman Sistem Informasi Akuntansi milik Yayasan Z. Laporan Keuangan telah sesuai dengan PSAK terkait khususnya PSAK 109 dan PSAK 2, dan PSAK 101 kecuali penyajian dana untuk amil. Dana untuk amil di laporan perubahan dana zakat dan dana infak/sedekah disajikan sebagai pengurang dari penerimaan sedangkan berdasarkan PSAK harus disajikan sebagai penyaluran dana. Kata Kunci : Lembaga Amil Zakat; pencatatan (jurnal) akuntansi; laporan keuangan Accounting of Amil Zakat Institution Case Study on the Yayasan Z Abstact This research is a case study of accounting at the Foundation Z. The aim is to examine the record (journal) accounting and financial reporting format on Foundations Z. This study uses a research methodology interviews, observation, and study of literature. Recording the results of this study (journal) accounting in accordance with Accounting Guideline Institute Zakat (Zakat Forum), no investment except in the journal fair value adjustment at the end of the period. Additionally incomplete records (journal) on account distribution in accounting guidelines of the Foundation of Accounting Information System Z. Financial Statements in accordance with SFAS 109 and SFAS related specifically SFAS 2, and SFAS 101 except for the presentation of funds to amyl. Funds to report changes in the amil zakat funds and fund donation / charity presented as a deduction from the proceeds, while under SFAS should be presented as the distribution of funds. Keywords: Institute Amil Zakat; recording (journal) accounting; the financial statements 1. Pendahuluan Dalam kehidupan agama Islam, zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah yang mampu secara ekonomi. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 34, yakni Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. Membayar zakat dalam menjalankan upaya kewajiban zakat, mengumpulkan dan mendistribusikan ragam sedekah yang akan mewujudkan kesucian harta dan jiwa (Syamsuddin, 2013 dalam Terjemahan UU Zakat Sudan Tahun 2001 M).

2 Amil Zakat sebagai penghimpun dana masyarakat harus memiliki pengelolaan yang baik dan sesuai syariah agar dana masyarakat tersebut dapat dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Amil Zakat harus memberikan informasi dari dana zakat yang diterima dan disalurkannya. Pada tahun 2010 disahkannya standar akuntansi bagi lembaga amil zakat yaitu PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. Lembaga amil zakat diharuskan untuk menggunakan PSAK tersebut untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan Amil Zakat bertujuan sebagai alat pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan transparansi pengelolaan keuangan kepada para pemangku kepentingan serta sebagai alat untuk evaluasi kinerja manajerial dan organisasi (Kustiawan, 2012). Sebelum ada PSAK 109, lembaga amil zakat menggunakan PSAK Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Organisasi nirlaba termasuk ke dalam organisasi sektor publik. Menurut Nordiawan (2010), organisasi sektor publik adalah sebuah entitas ekonomi yang menyediakan barang publik atau jasa publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bukan untuk mencari keuntungan finansial. PSAK 45 tersebut kurang sesuai dalam merangkum kegiatan lembaga amil zakat. Karena PSAK tersebut hanya menampilkan laporan aktivitas dari penerimaan dan penyaluran, tapi tidak secara detail memberikan informasi mengenai penyaluran zakat ke penerima delapan asnaf serta dana yang berhak diterima amil. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: - Bagaimanakah format laporan keuangan untuk lembaga zakat pada Yayasan Z? - Bagaimanakah pencatatan (jurnal) akuntansi pada lembaga zakat atas persediaan, investasi, aset tetap serta penerimaan dan penyaluran zakat? Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini dapat diuraikan menjadi tiga aspek, yaitu: - Untuk meneliti format laporan keuangan yang digunakan oleh Yayasan Z apakah telah sesuai standar akuntansi. - Untuk meneliti pencatatan (jurnal) akuntansi yang diterapkan pada lembaga zakat atas persediaan, investasi, aset tetap, penerimaan dan penyaluran zakat pada Yayasan Z apakah telah sesuai standar akuntansi. 2. Tinjauan Teoritis 2.1. Definisi Zakat Berdasarkan PSAK 109, definisi zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq). Definisi menurut Mazhab Maliki yaitu zakat sebagai: Mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian. Sedangkan menurut Hanafi, definisi zakat sebagai: Menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari at karena Allah SWT.

3 Muzakki adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar (menunaikan) zakat. Dan Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat. Berdasarkan firman Allah SWT pada Surat At Taubah ayat 60 yang artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dari ayat tersebut diatas dapat diketahui bahwa Mustahiq terdiri dari delapan golongan, diantaranya: 1) Fakir; 2) Miskin; 3) Amil Zakat; 4) Muallaf; 5) Riqab; 6) Orang yang terlilit utang (ghorim); 7) Fisabilillah; 8) Ibnu sabil. Berikut ini akan dibahas mengenai syarat dan wajib zakat serta hukum zakat bagi umat muslim. Syarat bagi orang yang akan berzakat (Nurhayati, 2011), antara lain: 1. Islam, berarti mereka yang beragama Islam baik anak-anak atau sudah dewasa, berakal sehat atau tidak. 2. Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk melaksanakan dan menjalanka seluruh syariat Islam. 3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenaka zakat dan cukup haul. Objek zakat (Nurhayati, 2011) yaitu halal, milik penuh, berkembang, bertambah secara nyata, cukup nisab, cukup haul, bebas dari utang, lebih dari kebutuhan pokok. Zakat memiliki dua jenis. Yang pertama zakat fitrah yang dilakukan oleh semua umat muslim maksimal sebelum sholat Idhul Fithri sebesar 2,176 Kg. Dan yang kedua yaitu zakat harta yang harus dimiliki minimal satu tahun. Zakat Harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak tertentu, mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi) yang masing-masing memiliki perhitungan sendirisendiri. Perhitungan zakat profesi disetarakan dengan emas apabila hartanya minimal setara (nishab) dengan 85 gram dan dimiliki selama satu tahun, maka zakatnya sebesar 2,5% dari jumlah hartanya Infak/Sedekah Yang disebut sebagai Infak/sedekah berdasarkan PSAK 109 adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi. Infak dan sedekah memiliki pengertian yang hampir sama. Namun shadaqah atau sedekah memiliki tiga pengertian utama, menurut Nurhayati (2011): 1. Shodaqoh merupakan pemberian kepada fakir, miskin yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan (azzuhaili). Shadaqah bersifat sunah. 2. Shadaqah dapat berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al Quran dan As Sunah ada yang tertulis denga shadaqah, padahal yang dimaksud adalah kata zakat. 3. Shadaqah adalah sesuatu yang ma ruf (benar dalam pandangan syariah). Pengertian ini yang membat shadaqah menjadi luas, hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW, Setiap kebajikan, adalah shadaqah. (HR Muslim) Jenis infak terbagi menjadi dua jenis, yaitu infak wajib dan infak sunah (Nurhayati, 2011). Infak wajib terdiri atas zakat dan nazar, yang bentuk dan jumlah pemberiannya telah ditentukan. Infak sunah yaitu infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha Allah, bisa dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai bentuk. Misalnya memberi makanan bagi orang yang terkena bencana.

4 2.3. Wakaf Definisi wakaf menurut Sabiq (2010) adalah secara bahasa bermakna al-habsu (menahan). Dalam istilah syariah, wakaf berarti menahan harta asal (pokok) dan menyedekahkan hasilnya di jalan Allah SWT atau bisa juga dengan kata lain, menahan sebuah harta, dan membelanjakan manfaatnya di jalan Allah SWT. Menurut Nurhayati (2011), wakaf mirip dengan infak/shadaqoh dan hibah. Persamaannya dalam bentuk penyerahan barang/sumber daya pada pihak lain. Tetapi jika kita bandingkan secara langsung, akan dapat dilihat perbedaannya (lihat tabel 1 di bawah). Tabel 1 Perbedaan Wakaf dengan Shadaqah/Hibah Wakaf Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada orang lain Hak milik atas barang dikembalikan kepada Allah Infak/Shadaqoh/Hibah Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada orang lain Hak milik atas barang dikembalikan kepada penerima shadaqah/hibah Objek wakaf tidak boleh diberikan atau dijual kepada pihak lain Manfaat barang biasanya dinikmati untuk kepentingan sosial Objek wakaf biasanya kekal zatnya Pengelolaan objek wakaf diserahkan kepada administrator yang disebut nadzir/mutawalli Objek shadaqoh/hibah boleh diberikan atau dijual kepada pihak lain Manfaat barang dinikmati oleh penerima shadaqoh/hibah Objek shadaqoh/hibah tidak harus kekal zatnya Pengelolaan objek shadaqoh/hibah diserahkan kepada si penerima Sumber: Karim Business Consulting 2003 Syarat sahnya wakaf menurut Sabiq (2010), sebuah wakaf akan dianggap sah dengan salah satu dari dua hal, yaitu: 1. Perbuatan yang menunjukkan bahwa seseorang telah mewakafkan. 2. Perkataan, yang terbagi pada perkataan lugas dan perkataan kiasan. Perkataan lugas seperti Aku mewakafkannya, Aku menahannya, Aku menjadikannya di jalan Allah SWT, Aku mengabdikannya. Berdasarkan Undang-undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dilihat dari jenis harta yang diwakafkan, wakaf terdiri dari benda tidak bergerak, benda bergerak selain uang dan benda bergerak berupa uang. Umumnya orang mewakafkan tanah, bangunan masjid, bangunan sekolah dan lainnya Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Menurut Undang-undang No.23 Tahun 2011, amil zakat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional, yang dibentuk oleh pemerintah. 2. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Persamaan antara kedua organisasi ini adalah sama-sama menghimpun dan mendistribusikan serta mendayagunakan zakat dari dan untuk masyarakat. Persamaan selanjutnya adalah laporan keuangan dari keduanya harus diaudit minimal satu tahun sekali. Perbedaannya terletak pada badan yang membuat organisasi tersebut. BAZ dibuat oleh pemerintah sedangkan LAZ dibuat oleh masyarakat (swasta). Perbedaan selanjutnya adalah BAZ melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit ke Presiden melalui Menteri Agama dan DPR RI, sedangkan LAZ harus melaporkan laporan keuangan audit ke BAZ.

5 2.5. Akuntansi Zakat Akuntansi adalah sistem informasi yaitu mengoleksi, mencatat, menyimpan, dan memproses akuntansi dan data lain untuk menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan (Romney & Steinbart, 2012). Sedangkan definisi zakat berdasarkan PSAK 109 adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq). Berdasarkan PSAK 1 Revisi 2009, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bertujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan terdiri atas: laporan posisi keuangan, laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai akun-akun yang terdapat di Lembaga Amil Zakat namun sedikit berbeda dengan akuntansi konvensional, diantaranya yaitu persediaan, investasi, aset tetap, dan penerimaan serta penyaluran dana.. 1. Persediaan (Forum Zakat, 2012) adalah aset lancar dalam bentuk barang, baik karena pengadaan atau penerimaan dalam bentuk non kas, yang dimaksudkan untuk disalurkan atau diserahkan dalam rangka penyaluran zakat dan infak/sedekah. Yang termasuk dalam kategori persediaan antara lain: bahan habis pakai, seperti bahan makanan; atau aset yang memiliki umur ekonomis panjang, seperti mobil ambulan yang dimaksudkan oleh pemberi untuk disalurkan. 2. Investasi adalah penyertaan aset pada entitas lain untuk pertumbuhan aset dan tidak dimaksudkan untuk dikonversi ke dalam aset yang lain dalam waktu kurang dari satu tahun (Forum Zakat, 2012). 3. Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi organisasi, yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal organisasi dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap yang diperoleh dari dana zakat/infak dan sedekah berupa sarana dan/atau prasarana yang secara fisik berada di dalam pengelolaan Amil Zakat lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai Aset Tidak Lancar Kelolaan. Sedangkan berdasarkan PSAK 16 revisi 2011, aset tetap adalah aset berwujud yang: a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. 4. Penerimaan adalah penambahan sumber daya dalam bentuk zakat, infak/sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya baik berbentuk kas maupun non kas sebagai hasil aktivitas pengumpulan Amil Zakat serta penempatan/pengelolaan dana tersebut (Forum Zakat, 2012). 5. Penyaluran adalah pengurangan sumber daya dalam bentuk Zakat, Infak/sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya baik berupa kas maupun non kas dalam rangka pendistribusian dan pendayagunaan kepada mustahik/penerima manfaat serta pengurangan sebagai konsekuensi pengelolaan dana (Forum Zakat, 2012) Penelitian Sebelumnya Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi acuan bagi penulis untuk lebih mengembangkan dari penelitian sebelumnya. Diantaranya yaitu Najah (2010), Aprianis (2011), Fadilah (2011), Sari (2012), Rahmawati (2012) dan Carnavian (2013). Pada penelitian Najah, Sari, Rahmawati dan Carnavian mengenai

6 penerapan akuntansi zakat pada Badan Amil Zakat, sedangkan penelitian Aprianis dan Fadilah mengenai pengendalian internal di Lembaga Amil Zakat. 3. Metode Penelitian 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian sebagai langkah-langkah dalam melakukan penelitian bertujuan supaya pelaksanaan penelitian lebih sistematis dan terarah. Penelitian ini bersifat studi kasus untuk meneliti akuntansi pada Lembaga Amil Zakat di Yayasan Z. Menurut Sekaran (2011), studi kasus bersifat kualitatif, berguna dalam menerapkan solusi untuk masalah saat ini yang didasarkan pada pemecahan masalah penelitian sebelumnya. Studi kasus umumnya kualitatif dan seringkali digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajerial. Tahapan penelitian terdiri dari identifikasi masalah, landasan teori, pengumpulan data, wawancara, hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan saran. Seperti dibawah ini: 1. Melakukan identifikasi masalah atau topik yang ingin diangkat oleh Penulis mengenai penerapan aturan PSAK 109 dan PSAK terkait mengenai laporan keuangan dan akun-akun persedian, investasi, aset tetap, penerimaan dan penyaluran. 2. Menyusun landasan teori yang menjadi dasar pembahsan tentang zakat dan peraturannya serta akuntansi zakat yang didukung dengan teori-teori dari beberapa buku dan jurnal yang didapatkan. 3. Mengumpulkan data dan informasi dari para narasumber (wawancara) terkait penerapan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah dan PSAK lainnya yang berkaitan dengan akun-akun yang diteliti. 4. Melakukan analisis data keuangan dan informasi lain yang diperoleh dari Yayasan Z untuk mengetahui penerapan akuntansi yang dilakukan telah atau belum sesuai dengan PSAK 109 dan PSAK yang berkaitan lainnya. Terakhir, melakukan analisis deskriptif sehingga diperoleh kesimpulan atas penelitian yang dilakukan Penulis ini. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Selanjutnya akan dijelaskan masing-masing di bawah ini: 1. Data Primer. Teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung pada objek penelitian. Data primer yang digunakan diperoleh dari metode wawancara. 2. Data Sekunder. Data tersebut bisa berasal dari internal dan eksternal organisasi dan dapat diakses melalui internet, penelusuran dokumen atau publikasi informasi. Data sekunder yang digunakan meliputi: - Profil Yayasan Z - Struktur Organisasi - Laporan Keuangan Lembaga amil zakat (LAZ) yang dijadikan sebagai objek penelitian oleh Penulis adalah Yayasan Z. Penulis memilih LAZ ini karena bersifat terbuka untuk memberikan kesempatan kepada Penulis melakukan eksplorasi terkait pencatatan akuntansi dari laporan keuangan sampai dengan ke akun-akun yang menjadi penelitian. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan Penulis di dalam pemilihan sampel Profil Yayasan Z Yayasan Z didirikan dengan akta notaris pada tahun Akta ini telah dilaporkan kepada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan disahkan pada tahun Yayasan memulai kegiatannya pada tahun Yayasan Z telah didaftarkan dalam Daftar Yayasan/Badan Sosial ke Dinas Sosial

7 Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta pada tahun 2000 dengan ijin operasi di bidang penanganan masalah sosial kemanusiaan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia, Yayasan Z telah resmi ditetapkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Selain itu Yayasan Z juga telah ditetapkan sebagai lembaga yang menerima pembebasan bea masuk dan cukai berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Pada tahun 2008, Yayasan Z teregister sebagai NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of The United Nations. Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia, Yayasan Z mempunyai lingkup kerja secara nasional sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Format Laporan Keuangan Penelitian atas format laporan keuangan dilakukan dengan cara membandingkan Laporan keuangan Yayasan Z dengan format laporan berdasarkan PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/sedekah, PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas, dan PSAK-PSAK yang terkait. Di dalam PSAK 109 disebutkan laporan keuangan Amil Zakat terdiri dari laporan poisisi keuangan, laporan perubahan dana zakat, laporan perubahan dana infak/sedekah, laporan perubahan dana amil, laporan aset kelolaan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Namun laporan arus kas tidak secara detail informasi penulisan formatnya karena dipersamakan dengan PSAK 2 tentang laporan arus kas. Perbandingan laporan keuangan tersebut dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 Perbandingan Laporan Keuangan Nama Laporan pada Laporan Keuangan No. PSAK 109 Yayasan Z 1 Laporan Posisi Keuangan Laporan Posisi Keuangan 2 Laporan Perubahan Dana Zakat Laporan Perubahan Dana Zakat Laporan Perubahan Dana Laporan Perubahan Dana Infak 3 Infak/Sedekah 4 Laporan Perubahan Dana Amil Laporan Perubahan Dana Pengelola 5 n/a Laporan Perubahan Dana Wakaf 6 n/a Laporan Perubahan Dana Fasum dan Fasos 7 Laporan aset Kelolaan Laporan aset Kelolaan 8 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas 9 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan Sumber: olahan sendiri Secara substansi isi laporan keuangan, Yayasan Z telah mengikuti PSAK 109. Namun pada keterangan n/a atau not applicable maksudnya Yayasan Z melakukan pengembangan terhadap laporan perubahan dana dan dalam PSAK 109 tidak diatur, yaitu penambahan laporan perubahan dana wakaf dan dana non halal. Secara

8 substansi, laporan perubahan dana wakaf dan dana fasum dan fasos telah mengikuti format laporan perubahan dana zakat dan infak/sedekah, yaitu terdiri dari penerimaan, penyaluran, surplus (defisit), saldo awal, dan saldo akhir. Dana wakaf merupakan dana yang diterima dari aktivitas wakaf dan juga terdapat bagi hasil dari wakaf dari penempatan dana wakaf (penerimaan bagi hasil dari investasi perumahan karyawan) dan disalurkan sesuai kebijakan Yayasan Z. Dana fasum dan fasos merupakan dana yang diperoleh dari dana fasilitas umum dan bunga bank konvensional yang disalurkan ke untuk fasilitas umum. Yayasan Z juga mengganti nama Laporan Perubahan Dana Amil menjadi Laporan Perubahan Dana pengelola. Paporan posisi keuangan, diketahui bahwa pos-pos akun yang disajikan pada laporan posisi keuangan Yayasan Z terdiri atas kas dan setara kas, piutang, investasi, aset tetap dan akumulasi penyusutan, saldo dana zakat, infak, pengelola, wakaf, dan infak umum. Keterangan n/a atau not applicable pada kolom Yayasan Z di atas maksudnya Yayasan Z tidak memiliki hutang atau biaya yang masih harus dibayar kepada pihak lain serta tidak memiliki liabiltas imbalan kerja. Pada n/a di kolom PSAK 109 maksudnya tidak ada saldo dana wakaf, fasilitas umum dan infak umum pada saldo dana di PSAK 109. Namun pada Yayasan Z saldo dana tersebut merupakan hasil dari dana yang belum tersalurkan dari dana wakaf, dana fasum dan fasos, dan infak tidak terikat. Pada Laporan perubahan dana zakat dan infak/sedekah, Bagian Amil atas penerimaan dana zakat di kolom Yayasan Z dan n/a di PSAK 109 karena pada PSAK 109 bagian amil tersebut masuk sebagai penyaluran dana ke delapan asnaf, salah satunya amil. Bagian amil atas penerimaan dana pada Yayasan Z dicatat sebagai pengurang penerimaan. Begitu pula pada laporan peubahan dana infak/sedekah, Bagian Amil atas penerimaan dana infak terikat dan tidak terikat pada kolom Yayasan Z ada, tetapi pada PSAK 109 not applicable atau tidak ada. Sedangkan pada kolom PSAK 109 terdapat penyaluran untuk amil tetapi pada Yayasan Z tidak ada. Ini dikarenakan Yayasan Z mencatat bagian amil atas penerimaan dana sebagai pengurang dari penerimaan dana, sedangkan menurut PSAK bagian amil tersebut disajikan sebagai penyaluran dana. Kesimpulannya Yayasan Z tidak sesuai dengan PSAK 109 dalam penyajian dana untuk amil di laporan perubahan dana zakat dan dana infak/sedekah. Pada laporan aset kelolaan menurut PSAK 109, aset kelolaan dibagi menjadi dua, yaitu aset lancar kelolaan dan aset tidak lancar kelolaan, dimana aset kelolaan tersebut dapat diperoleh dari dana zakat dan infak/sedekah. Sedangkan pada Yayasan Z, aset kelolaan juga dibagi menjadi dua, yaitu aset lancar keloaan dan aset tidak lancar kelolaan. Namun aset lancar kelolaan diperoleh dari dana wakaf dan aset tidak lancar kelolaan dari dana infak/sedekah. Pada Yayasan Z, aset lancar kelolaan berupa investasi perumahan karyawan dan aset tidak lancar kelolaan merupakan aset tetap. Berdasarkan PSAK 2 tentang laporan arus kas terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Yayasan Z memakai metode langsung untuk arus kas dari aktivitas operasi. Arus kas dari aktivitas investasi terdiri dari pembelian dan penjualan aset tetap serta penanaman dan penjualan investasi. Pada kolom Yayasan Z terdapat n/a di aktivitas pendanaan karena Yayasan Z tidak memerlukan pendanaan untuk menunjang kegiatannya. Dari PSAK 109 diketahui bahwa catatan atas laporan keuangan pada entitas pengelola zakat merujuk pada PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Setiap pos dalam Neraca, Laporan Perubahan Dana Zakat, Infak/sedekah, Wakaf, Fasum dan fasos, dan Dana Pengelola, dan Laporan Arus Kas, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan pada Yayasan Z telah

9 sesuai dengan PSAK 101 paragraf 82, yaitu mengungkapkan dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan, informasi pendukung pos-pos laporan keuangan, dan pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen, dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan Pencatatan Akuntansi Pencatatan (jurnal) akuntansi penting untuk proses masukan (input) yang digunakan entitas agar memperoleh keluaran (output) yang berguna bagi manajemen. Yayasan Z memiliki software keuangan/akuntansi untuk mempermudah pencatatan, sehingga laporan yang dihasilkan terintegrasi antar cabang dan divisi. 1) Persediaan Persediaan pada Amil Zakat merupakan penerimaan dalam bentuk barang yang habis pakai. Adapun barang yang diterima dari donatur merupakan sumbangan yang harus segera diberikan kepada penerima yang berhak. Jurnal standar untuk akun persediaan, yaitu: - Jurnal saat pembayaran atas pengadaan persediaan Penerimaan zakat dan infak/sedekah yang diterima dalam bentuk uang yang dikategorikan sebagai penerimaan yang terikat untuk tujuan tertentu. Misalnya Yayasan Z diharuskan membeli obat-obatan P3K bagi korban bencana, maka obat-obatan P3K adalah persediaan. Pencatatan ini telah sesuai dengan Forum Zakat (2012). Misalnya penerimaan donasi berbentuk uang agar dibelikan selimut untuk korban bencana sebesar Rp Setelah diterima dananya, maka Yayasan Z membelanjakan uang tersebut sesuai tujuan donatur, yaitu pembelian selimut dan dicatat sebagai persediaan. Jurnalnya seperti di bawah ini: (Dr) Kas/Bank (Cr) Penerimaan Donasi - Infak (Dr) Persediaan selimut (Cr) Kas/Bank Jurnal saat penerimaan persediaan Apabila Yayasan Z menerima donasi dalam bentuk barang persediaan sehingga langsung dicatat sebagai persediaan di debit dan penerimaan di kredit. Persediaan yang paling sering diterima dari donatur dalam bentuk barang untuk bantuan bencana seperti mie instan, selimut, pakaian dan lainnya. Pencatatan ini telah sesuai dengan Forum Zakat (2012). Misalnya terdapat penerimaan berupa mie sebanyak 100 kardus untuk korban bencana. Harga per kardus sebesar Rp Mie tersebut dicatat sebagai persediaan. Maka jurnalnya seperti di bawah ini: (Dr) Persediaan mie (Cr) Penerimaan Donasi - Infak Jurnal saat penyaluran persediaan Penyaluran bantuan apabila persediaan tersebut disalurkan kepada yang berhak menerima, misalnya korban bencana. Pencatatan persediaan di kredit dan penyaluran di debit. Pencatatan ini telah sesuai dengan Forum Zakat (2012). Penyaluran atas persediaan berupa mie sebanyak 100 kardus untuk korban bencana. Harga per kardus sebesar Rp Maka jurnalnya seperti di bawah ini:

10 (Dr) Penyaluran Bantuan - Infak (Cr) Persediaan Mie Persediaan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan berdasarkan nilai fisik dari persediaan per tanggal laporan. Bila terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai fisik (secara jumlah) maka dilakukan penyesuaian di akhir periode. Rincian dari persediaan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 2) Investasi Investasi pada Yayasan Z menggunakan metode biaya. Hal ini ditandai dengan mencatat penerimaan bagi hasil saat distribusi dari investee, dan tidak mencatat laba atau rugi yang dilaporkan oleh investee. Sehingga investasi pada Amil Zakat tidak mengikuti PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi. Dibawah adalah jurnal yang dilakukan terkait transaksi investasi, yaitu: - Jurnal saat pembentukan dan penambahan investasi Jurnal untuk penanaman investasi yaitu langsung mencatat investasi di debit dan pengeluaran kas di kredit. Pengeluaran uang tersebut untuk investee sebagai modal yang diberikan oleh Yayasan Z. Misalnya Yayasan Z berinvestasi pada Klinik di daerah Jakarta Timur. Yayasan Z menanamkan modal sebesar Rp dengan perjanjian bahwa setiap tahunnya akan diberikan bagi hasil sebesar 10% dari laba bersih klinik tersebut. Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Investasi (Cr) Kas/Bank Jurnal saat bagi hasil investasi Yayasan Z mencatat distribusi uang masuk yang dibagikan oleh investee sebagai penerimaan bagi hasil di kredit dan kas atau bank di debit (apabila berbentuk uang). Bagi hasil tersebut menggunakan metode biaya, sehingga tidak mengurangi nilai investasi. Bagi hasil tersebut telah ditentukan melalui kesepakatan antara investee dengan Yayasan Z. Misalnya dari Klinik, laba bersih klinik adalah Rp selama setahun, maka bagi hasilnya sebesar 10% dari laba bersih atau Rp seperti di bawah ini: (Dr) Kas (Cr) Penerimaan bagi hasil atas penempatan zakat/pengelolaan (infak/sedekah/hibah) - Jurnal penarikan/penjualan investasi dengan keuntungan Saat prospek usaha investee kurang memuaskan, maka pihak manajemen dengan pengurus Yayasan Z melakukan rapat untuk menilai ulang usaha investee. Setelah disetujui untuk penarikan investasi, maka investasi dicatat di sisi kredit sebagai pengurangan, dan kas di sisi debit sebagai penambah uang masuk. Yayasan Z dapat menjual investasinya ke pihak lain atau melakukan penarikan investasi. Apabila terdapat lebih uang yang diterima oleh Yayasan Z dari penjualan/penarikan maka akan menambah keuntungan penjualan, dicatat pada penerimaan dana pada Laporan Perubahan Dana sesuai dengan jenis dana saat perolehan. Misalnya perolehan awal dana berasal dari wakaf, maka keuntungan tersebut dicatat pada penerimaan dana wakaf. Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Kas xxx (Cr) Keuntungan penjualan/penarikan investasi xxx (Cr) Investasi xxx

11 Namun sejak Yayasan Z berdiri, belum pernah terjadi penjualan investasi ke pihak lain dan belum pernah terjadi penarikan investasi dengan keuntungan. Berdasarkan wawancara, diperoleh informasi bahwa penarikan investasi dilakukan apabila usaha investee menunjukkan kerugian terus menerus. Jumlah uang yang ditarik dari investee bisa kembali seratus persen (100%) atau bahkan bisa kurang. - Jurnal penarikan/penjualan investasi kembali 100% Misalnya Yayasan Z berinvestasi pada koperasi, dikarenakan koperasi tersebut terus menerus mengalami kerugian, maka Yayasan Z akan melakukan penarikan investasi. Dan koperasi tersebut menyetujui akan mengembalikan 100% modal awal yang diberikan kepada Yayasan Z sebesar Rp Jurnalnya adalah: (Dr) Kas (Cr) Investasi Jurnal penarikan/penjualan investasi dengan kerugian Apabila uang yang diterima oleh Yayasan Z lebih kecil dari nilai penjualan/penarikan investasi, maka akan akan terjadi kerugian. Apabila kerugian normal, dicatat sebagai penyaluran dana di laporan perubahan dana. Misalnya perolehan awal dana berasal dari wakaf, maka kerugian tersebut dicatat pada penyaluran dana wakaf. Misalnya Yayasan Z berinvestasi pada koperasi, dikarenakan koperasi tersebut terus menerus mengalami kerugian, maka Yayasan Z akan melakukan penarikan investasi. Dan koperasi tersebut menyetujui akan mengembalikan 75% modal awal yang diberikan kepada Yayasan Z sebesar Rp Jurnalnya adalah: (Dr) Kas (Dr) Rugi penarikan/penjualan investasi (Cr) Investasi Apabila kerugian atas kelalaian amil, dicatat sebagai penyaluran dana amil/pengelola di laporan perubahan dana pengelola. Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Kas (Dr) Rugi penjualan investasi (amil) (Cr) Investasi Investasi dibuat penyesuaian pada akhir periode yang bertujuan untuk pengukuran nilai wajar. Apabila nilai wajar akhir periode lebih tinggi dari nilai buku, maka selisih lebih penilaian tersebut sebagai penambah nilai investasi dan dicatat pada penerimaan dana pada Laporan Perubahan Dana sesuai dengan jenis dana saat perolehan. Misalnya perolehan awal dana berasal dari wakaf, maka selisih lebih tersebut dicatat pada penerimaan dana wakaf. Contohnya apabila memiliki investasi pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index, dan nilai wajar saat akhir tahun dari Rp menjadi Rp Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Investasi (Cr) Selisih lebih penilaian Apabila nilai wajar akhir periode lebih rendah dari nilai buku, maka selisih lebih penilaian tersebut sebagai pengurang nilai investasi dan dicatat pada penyaluran dana pada Laporan Perubahan Dana sesuai dengan jenis dana saat perolehan. Misalnya perolehan awal dana berasal dari wakaf, maka selisih lebih tersebut dicatat pada penyaluran dana wakaf. Contohnya apabila memiliki investasi pada

12 perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index, dan nilai wajar saat akhir tahun dari Rp menjadi Rp Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Selisih kurang penilaian (Cr) Investasi Namun, Yayasan Z tidak mengakui adanya nilai wajar pada akhir periode. Sehingga jurnal diatas tidak digunakan. Investasi disajikan pada Laporan Posisi Keuangan pada Aset tidak Lancar dan pada Laporan Perubahan Aset Kelolaan. 3) Aset Tetap Aset tetap pada Yayasan Z memiliki kriteria yang sama dengan standar akuntansi, yaitu PSAK 16 tentang Aset Tetap. Namun perbedaannya terletak pada aset tidak lancar kelolaan, karena pada PSAK 16 tidak menjelaskan mengenai aset tidak lancar kelolaan. Aset tidak lancar kelolaan merupakan aset tetap yang diterima oleh Amil Zakat sehubungan dengan penerimaan donasi. Pencatatan aset tetap dibagi menjadi dua, yaitu aset tetap dan aset tetap kelolaan. Aset tetap berasal dari dana amil maupun pemberian wakaf dan infak tidak terikat dari donatur. Sedangkan aset tetap kelolaan berasal dari zakat dan infak terikat dari donatur. Aset tetap dicatat senilai harga perolehan pada Laporan Posisi Keuangan. - Jurnal perolehan aset tetap Pembelian aset tetap berasal dari dana amil atau dana infak dan sedekah tidak terikat. Sedangkan pembelian aset tetap kelolaan berasal dari dana zakat, infak, dan sedekah yang terikat. Contohnya yaitu Yayasan Z membeli satu set komputer untuk staf akuntansi sebesar Rp secara tunai dari dana amil. Komputer tersebut dicatat sebagai aset tetap. Maka jurnal perolehan komputer tersebut: (Dr) Komputer (Cr) Kas/Bank Contoh pembelian aset tetap kelolaan yang dananya diberikan oleh donatur dalam bentuk infak tunai. Misalnya pembelian mobil seharga Rp untuk kendaraan operasional di sebuah SD bagi anak yang berkebutuhan khusus. Mobil tersebut di catat di aset tetap kelolaan. Maka jurnal perolehan kendaraan adalah: (Dr) Mobil (Cr) Kas/Bank dana infak Penerimaan aset tetap dari donasi untuk Amil berupa hibah atau infak tidak terikat. Sedangkan aset tetap kelolaan berasal dari dana zakat, infak, dan sedekah yang terikat. Misalnya penerimaan donasi berupa sepeda motor yang nilai pasarnya sebesar Rp , yang diberikan oleh donatur dengan tujuan infak tidak terikat. (Dr) Sepeda Motor (Cr) Penerimaan infak tidak terikat Penerimaan mobil ambulance dari donatur yang bertujuan untuk dipakai oleh klinik atau rumah sakit sekitar Yayasan Z, nilai pasarnya Rp Ambulance tersebut dicatat sebagai aset tetap kelolaan sedangkan penerimaannya dikategorikan sebagai penerimaan infak terikat. Jurnalnya adalah:

13 (Dr) Ambulance (Cr) Penerimaan infak terikat Perolehan dapat berupa tanah atau bangunan. Bila tanah, digunakan untuk mendirikan gedung kantor dan bangunan dapat langsung dipakai. Apabila pembelian tanah dibeli sendiri dengan dana amil dibeli di daerah Jakarta Timur, dimana tanah per meter seharga Rp dengan luas tanah sebesar 120 m 2. Tanah dicatat sebagai aset tetap. Maka jurnalnya: (Dr) Tanah (Cr) Kas/Bank Apabila terdapat tanah yang diberi oleh donatur sehubungan dengan wakaf dan ada perjanjian wakaf serta surat kepemilikan dari tanah tersebut telah berpindah tangan ke Yayasan Z. Nilai pasar tanah tersebut sebesar RP /meter seluas m2 karena letaknya di daerah Sukabumi dan agak jauh dari pusat kota. Tujuan diberikan wakaf tanah ini agar dapat dipakai/diolah oleh Yayasan Z. Tanah ini dicatat sebagai aset tetap kelolaan. Jurnalnya yaitu: (Dr) Tanah (Cr) Penerimaan Wakaf Kedua tanah ini dicatat sebagai aset tetap, yang satu dicatat sebagai aset tetap (tidak terikat) dan yang satunya aset tetap kelolaan (terikat). Tujuan dilakukan pemisahan pencatatan aset tetap ini agar lebih mudah diidentifikasi aset tetap kelolaan-nya pada laporan keuangan, khususnya laporan aset kelolaan. Kendala bagi Yayasan Z adalah sulitnya mengidentifikasi sertifikat tanah dan bangunan yang dimiliki, karena penyimpanannnya tidak dipisah antara sertifikat dari aset tetap (tidak terikat) dan aset tetap kelolaan (terikat). Dan tanah wakaf yang diberikan di daerah yang jauh dari pusat kota, tidak dipergunakan dan dibiarkan. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan wakaf, yang seharusnya dipakai untuk orang banyak. Namun berdasarkan wawancara, pihak Yayasan Z menilai lokasi tanah tersebut jauh dari pusat kota dan belum ada rencana akan dibuat untuk apa. - Penyusutan aset tetap Aset tetap disusutkan berdasarkan umur manfaat. Disusutkan per tahun pemakaian/manfaat. Penyusutan aset tetap dibagi menjadi dua pencatatan, yaitu aset tetap dan aset tetap kelolaan. Penyusutan aset tetap dicatat pada beban penyusutan di laporan perubahan dana - dana amil. Akumulasi penyusutan dicatat sebagai pengurang nilai aset tetap disajikan pada Laporan posisi keuangan. Dari perolehan komputer di atas sebesar Rp dan disusutkan selama lima tahun dengan metode penyusutan garis lurus. Perhitungannya Rp /(5x12) = Rp Jurnal penyusutan per bulannya: (Dr) Beban Penyusutan Komputer (Cr) Akumulasi Penyusutan Penyusutan aset tetap kelolaan dicatat sebagai alokasi pemanfaatan aset kelolaan pada penyaluran infak terikat pada laporan perubahan dana dana infak/sedekah. Akumulasi penyusutan dicatat sebagai pengurang nilai aset tetap disajikan pada Laporan posisi keuangan. Pada mobil ambulance, nilai perolehan sebesar Rp Kebijakan akuntansi pada Yayasan Z, masa manfaat kendaraan selama lima tahun dengan metode garis lurus. Perhitungannya Rp /(5x12) = Rp Jurnalnya:

14 (Dr) Alokasi Pemanfaatan Aset Kelolaan (Cr) Akumulasi Penyusutan Kebijakan akuntansi untuk ambulance pada aset tetap kelolaan dimaksudkan untuk kemudahan dalam pencatatan aset tetap, sehingga pencatatan aset tetap terikat maupun tidak terikat dilakukan seragam. Adapun saat masa manfaat ambulance telah bernilai Rp1, maka ambulance tersebut masih dapat digunakan, namun pencatatannya masih masuk ke dalam daftar aset tetap kelolaan. - Penjualan aset tetap Terdapat perbedaan pencatatan selisih lebih atas penjualan dari nilai bukunya, antara aset tetap dan aset tetap kelolaan. Apabila aset tetap, maka selisih lebih dicatat sebagai keuntungan. Jurnalnya sebagai berikut. Misalnya penjualan sepeda motor nilai perolehannya sebesar Rp Akumulasi penyusutan sebesar Rp , maka nilai bukunya (Nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) Rp Motor ini dijual pada nilai pasar, seharga Rp dan dibayar tunai. Maka terdapat laba penjualan sebesar Rp disajikan pada penerimaan diluar usaha di laporan perubahan dana - dana amil. (Dr) Kas (Dr) Akumulasi Penyusutan (Cr) Aset Tetap (Cr) Laba Penjualan Aset Tetap - Amil Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada penjualan aset tetap kelolaan. Apabila ke depannya akan ada penjualan, misalnya penjualan sepeda motor nilai perolehannya sebesar Rp Akumulasi penyusutan sebesar Rp , maka nilai bukunya (Nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) Rp Motor ini dijual pada nilai pasar, seharga Rp dan dibayar tunai. Maka terdapat laba penjualan sebesar Rp dicatat sebagai penerimaan infak terikat. Maka jurnalnya akan seperti di bawah ini: (Dr) Kas (Dr) Akumulasi Penyusutan (Cr) Aset Tetap (Cr) Penerimaan Infak Selisih kurang atas penjualan dari nilai bukunya dapat mengakibatkan kerugian. Pencatatan kerugian dari aset tetap dan aset tetap kelolaan berbeda. Misalnya penjualan sepeda motor nilai perolehannya sebesar Rp Akumulasi penyusutan sebesar Rp , maka nilai bukunya (Nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) Rp Motor ini dijual pada nilai pasar, seharga Rp dan dibayar tunai. Maka terdapat rugi penjualan sebesar Rp dicatat pada penyaluran yang disajikan di laporan perubahan dana dana amil. Jurnalnya: (Dr) Kas (Dr) Akumulasi Penyusutan (Dr) Rugi Penjualan Aset Tetap - Amil (Cr) Aset Tetap Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada penjualan aset tetap kelolaan. Apabila ke depannya akan ada penjualan, misalnya penjualan sepeda motor nilai perolehannya sebesar Rp Akumulasi

15 penyusutan sebesar Rp , maka nilai bukunya (Nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) Rp Motor ini dijual pada nilai pasar, seharga Rp dan dibayar tunai. Maka terdapat rugi penjualan sebesar Rp dicatat pada penyaluran infak terikat disajikan di laporan perubahan dana dana infak/sedekah. Maka jurnalnya akan seperti di bawah ini. (Dr) Kas (Dr) Akumulasi Penyusutan (Dr) Penyaluran Infak (Cr) Aset Tetap Jurnal saat penghapusan/kehilangan aset tetap Saat aset tetap hilang atau akan dihapuskan dari pembukuan, maka harus menutup akun aset tetap dan akumulasi aset tetap. Perbedaan antara aset tetap dan aset tetap kelolaan terletak pada nilai buku. Pada aset tetap, nilai buku dicatat pada penyaluran di laporan perubahan dana dana amil. Misalnya kehilangan laptop dan ingin menghapus dari pencatatan karena sudah tidak ada barangnya lagi. Harga perolehan sebesar Rp , akumulasi penyusutan sebesar Rp , nilai buku sebesar Rp Maka jurnalnya: (Dr) Penyaluran amil - nilai buku (Dr) Akumulasi Penyusutan (Cr) Aset Tetap Pada aset tetap kelolaan, nilai buku dicatat pada penyaluran infak terikat di laporan perubahan dana dana infak/sedekah. Misalnya kehilangan laptop dari aset tetap dari infak terikat. Harga perolehan sebesar Rp , akumulasi penyusutan sebesar Rp , nilai buku sebesar Rp Maka jurnalnya: (Dr) Penyaluran (Zakat/Infak/Sedekah) (Dr) Akumulasi Penyusutan (Cr) Aset Tetap Pertukaran aset tetap Pertukaran aset tetap ada yang dengan kas masuk, keluar atau tidak ada kas. Pencatatan antara aset tetap dan aset tetap kelolaan berbeda pada selisih nilai kas tersebut. Pertukaran tanpa ada kas masuk dan nilai wajar aset baru lebih tinggi dari aset lama. Misalnya ingin menjual mobil lama dan menukarnya dengan yang baru. Harga perolehan mobil yang lama sebesar Rp dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp , nilai bukunya Rp Harga perolehan mobil baru adalah Rp Maka laba penjualan/penukaran mobil lama ke mobil baru sebesar Rp dicatat sebagai penerimaan diluar usaha di laporan perubahan dana dana amil. Jurnal pada aset tetap adalah: (Dr) Aset Tetap (Baru) (Dr) Akumulasi Penyusutan (Lama) (Cr) Aset Tetap (Lama) (Cr) Laba penjualan Aset Tetap (Amil) Pada aset tetap kelolaan, laba pernjualan aset tersebut dicatat sebagai penerimaan dana sesuai penerimaan dari donatur. Misalnya ingin menjual mobil lama dari dana infak terikat dan menukarnya

16 dengan yang baru. Harga perolehan mobil yang lama sebesar Rp dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp , nilai bukunya Rp Harga perolehan mobil baru adalah Rp Maka laba penjualan/penukaran mobil lama ke mobil baru sebesar Rp disajikan pada laporan perubahan dana infak sebagai penerimaan infak terikat. Maka jurnalnya: (Dr) Aset Tetap (Baru) (Dr) Akumulasi Penyusutan (Lama) (Cr) Aset Tetap (Lama) (Cr) Penerimaan infak Aset tetap dan aset tetap kelolaan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan dan mutasinya pada Laporan Perubahan Aset Kelolaan. 4) Penerimaan Dana Penerimaan dana di Amil Zakat dapat dibagi menjadi dua, yaitu dari hasil aktivitas pengumpulan dana dan dari hasil pengelolaan dana. Penerimaan dana ini dapat berbentuk uang dan dapat pula berbentuk barang. Penerimaan dana kas dinilai berdasarkan nilai kas yang diterima. Penerimaan non kas dinilai berdasarkan nilai pasar atau nilai estimasi yang ditetapkan oleh organisasi. Saldo normal akun ini ada di kredit. - Jurnal saat penerimaan dari aktivitas pengumpulan dana Penerimaan dana dari aktivitas pengumpulan dana merupakan penerimaan dari jenis zakat, infak, sedekah dan wakaf. Penerimaan dana ini dapat berbentuk kas dan non kas. Misalkan terdapat penerimaan dana zakat profesi yag dikumpulkan oleh pegawai di suatu perusahaan sebesar Rp tunai. Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Kas (Cr) Penerimaan zakat profesi Penerimaan dalam bentuk non kas pada Yayasan Z berupa persediaan, barang berharga, aset tidak lancar kelolaan. Aset tersebut didebit dan penerimaan dana di kredit sesuai dengan jenis dana yang diberikan oleh donatur. Misalkan penerimaan infak terikat berupa emas 20 gram, nilai wajarnya saat itu Rp /gram. Total nilai emas tersebut sebesar Rp Jurnalnya seperti di bawah ini. (Dr) Barang berharga - emas (Cr) Penerimaan infak terikat Yayasan Z pernah menerima wakaf berupa tanah. Tanah dicatat sebagai aset tetap, bukan sebagai aset kelolaan karena sifatnya tidak terikat. Misalkan mendapat tanah di daerah Depok seluas 100 m 2 denga harga Rp /m 2 atau nilai wajar tanah sebesar Rp Jurnal atas tanah wakaf tersebut seperti dibawah ini. (Dr) Tanah (Cr) Penerimaan Wakaf Jurnal saat penerimaan dari hasil penempatan/pengelolaan Penerimaan dana dari hasil penempatan/pengelolaan dana pada Yayasan Z berupa bagi hasil investasi, bagi hasil dari bank syariah, jasa giro/bunga/non halal lainnya, dan keuntungan penjualan serta pertukaran aset tetap. Penerimaan bagi hasil investasi seperti yang dijelaskan pada poin Investasi, penerimaan bagi hasil sebagai penambah penerimaan dana dari investasi berasal. Salah satu investasi terbesar pada

17 Yayasan Z berasal dari dana wakaf, sehingga mencatat penerimaan dana wakaf. Misalkan mendapat bagi hasil dari investasi pada perusahaan konstruksi sebesar Rp Jurnalnya seperti dibawah ini. (Dr) Kas (Cr) Penerimaan bagi hasil Penerimaan bagi hasil dari bank syariah merupakan bagi hasil dari penempatan dana di bank syariah tersebut. Bagi hasil ini dicatat di penerimaan diluar usaha pada laporan perubahan dana - dana pengelola. Misalkan mendapat bagi hasil dari penempatan pada Bank Syariah A sebesar Rp Jurnalnya seperti dibawah ini. (Dr) Kas (Cr) Penerimaan bagi hasil bank syariah Penerimaan Jasa Giro/Bunga/Non Halal Lainnya merupakan penerimaan dari hasil penempatan dana di bank konvensional. Penerimaan ini dicatat di penerimaan bunga bank konvensional pada laporan perubahan dana - dan fasum & fasos. Misalkan mendapat bunga dari penempatan dana giro pada Bank Konvensional B sebesar Rp Jurnalnya seperti dibawah ini. (Dr) Kas (Cr) Penerimaan dana tidak sesuai Syariah Keuntungan dari penjualan dan pertukaran aset tetap dicatat sebagai penerimaan diluar usaha pada laporan perubahan dana dana pengelola. Sedangkan keuntungan dari hasil penjualan dan pertukaran aset tetap kelolaan dicatat sebagai penerimaan dana yang diperoleh sebelumnya. Misalnya aset tetap kelolaan tersebut diperoleh dari infak terikat, maka keuntungan dari penjualan aset tetap tersebut menjadi penerimaan dana infak terikat. Misalnya ingin menjual mobil lama dari dana infak terikat dan menukarnya dengan yang baru. Harga perolehan mobil yang lama sebesar Rp dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp , nilai bukunya Rp Harga perolehan mobil baru adalah Rp Maka laba penjualan/penukaran mobil lama ke mobil baru sebesar Rp disajikan pada laporan perubahan dana infak sebagai penerimaan infak terikat. Maka jurnalnya: (Dr) Aset Tetap (Baru) (Dr) Akumulasi Penyusutan (Lama) (Cr) Aset Tetap (Lama) (Cr) Penerimaan infak Selisih tukar lebih atas penukaran mata uang asing dan penyaluran dalam mata uang asing. Selisih tukar lebih dicatat sebagai pendapatan lain-lain pada laporan perubahan dana dana pengelola. Jurnal seperti dibawah ini. (Dr) Kas Rupiah xxx (Cr) Selisih Tukar Lebih xxx (Cr) Kas Asing xxx Santunan pada fakir miskin merupakan penyaluran zakat, dalam hal ini disalurkan dengan mata uang asing sebesar nilai rupiah sehingga terjadi konversi mata uang yang menghasilkan selisih tukar lebih. Jurnalnya seperti dibawah ini.

18 (Dr) Santunan Fakir Miskin xxx (Cr) Selisih Tukar Lebih xxx (Cr) Kas Asing xxx Penerimaan dana disajikan pada Laporan Perubahan Dana, tergantung jenis dananya, yaitu zakat, infak/sedekah, wakaf, fasos dan fasum (yang berasal dari bunga bank), dan pengelola (yang berasal dari hak amil). 5) Penyaluran Dana Penyaluran dana dibagi menjadi dua, yaitu penyaluran dana untuk aktivitas pendistribusian dan pendayagunaan, yang kedua yaitu penggunaan dana untuk kegiatan operasional (akun beban dan akun neraca). Penyaluran zakat diberikan kepada delapan asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, riqab, gharim, fi sabilillah, ibnu sabil, dan muallaf. Pada zaman sekarang, gharim atau budak belian sudah tidak ada lagi, sehingga penyaluran kepada gharim tidak diberlakukan. Penggunaan dana kas dinilai berdasarkan nilai kas yang dikeluarkan. Penggunaan dana non kas dinilai berdasarkan nilai historis. Saldo normal akun penyaluran dana adalah akun debit. - Jurnal saat penyaluran dana untuk aktivitas pendistribusian dan pendayagunaan Penyaluran dana merupakan pendistribusian zakat, infak, sedekah dan wakaf kepada yang berhak. Penyaluran dana disajikan sesuai dengan jenis dana yang diterima, dapat berupa kas dan non kas. Misalkan penyaluran zakat kepada fakir dan miskin sebesar Rp di daerah Jakarta Pusat sebanyak 100 keluarga. Penyaluran berupa kas, jurnalnya seperti dibawah ini. (Dr) Penyaluran (sesuai dengan jenis dana) (Cr) Kas Penyaluran non kas berupa persediaan yang diberikan oleh donatur untuk diberikan kepada yang berhak. Biasanya pada Yayasan Z menerima persediaan untuk korban bencana dan menyalurkan langsung melalui program Yayasan Z ke korban tersebut. Misalkan Yayasan Z menerima beras dari masyarakat untuk tujuan zakat fitrah. Sebelum lebaran, Yayasan Z harus menyalurkan beras. Misalkan harga beras Rp8.000/kg, penerimaan sebanyak kg totalnya Rp Jurnalnya seperti dibawah ini. (Dr) Penyaluran (sesuai dengan jenis dana) (Cr) Persediaan Penyusutan, penjualan, dan pertukaran aset tetap telah dibahas pada aset tetap. Namun terdapat beberapa hal yang tidak dibuat dalam Pedoman SIA Yayasan Z, seperti selisih kurang penilaian persediaan dan pengakuan beban yang belum dibayar. Sedangkan penyusutan atas aset tetap/kelolaan, hasil pertukaran aset lebih rendah dari nilai bukunya, dan hasil penjualan aset lebih rendah dari nilai bukunya telah ada di dalam pencatatan (jurnal) akuntansi pada akun aset tetap. Penyaluran dana disajikan pada Laporan Perubahan Dana tergantung penyaluran dari dana tersebut diterima.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas. Adapun penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN 2010 Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA A. DEFINISI 1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,

Lebih terperinci

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017 NERACA : 01 OKTOBER 2017-31 OKTOBER 2017 AKTIVA Aktiva Lancar PASIVA Kewajiban Kas di Tangan - 200.000 200.000 Hutang - - - Kas di Bank Syariah - 1.500.000 1.500.000 Kas di Bank konvensional - - - Piutang

Lebih terperinci

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL LAPORAN KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 dan 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Catatan 2016 2015 ASET Aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat 4.1.1. Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Rumah

Lebih terperinci

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Pengawas LAZISMU, Dosen FE UMY Brevet Akuntansi Zakat Pusat Pengembangan Akuntansi

Lebih terperinci

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Jombang, 01 April 2017 Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Islam mengenal istilah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN Disampaikan oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Dosen FE UMY Rakornas LAZISMU, 7-9 April 2016 1 EVALUASI UNTUK LAZ/UNIT

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan 92 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dari paparan data di atas meberi kesimpulan bahwa : 1. Upaya Optimalisasi Zakat di BAZNAS Kabupaten Tulungagung Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan khususnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 4.1. Perlakuan Akutansi (Ed PSAK 109) 1 Perilaku akuntansi dalam pembahasan ini mengacu

Lebih terperinci

Aset Catatan 2016 2015 Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4 21.842.228.118 31.484.761.459 Logam Mulia 5-125.000.000 Piutang Pihak Ketiga 6-7.500.000 Perlengkapan dan Persediaan 7 133.931.925 3.759.958.974

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 i Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Copyright @Dodik Siswantoro & Sri

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 Nama : Ira Ilama Yulyani NPM : 27210029 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU Mardho Tillah (mardhotillah17@gmail.com) Pembimbing l Fitriasuri, SE., Ak., M.M

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000 Soal 1 SOAL IJARAH Harga 1,000,000,000 Nilai sisa 200,000,000 Fair Value 250,000,000 Biaya perbaikan 120,000,000 Pendapatan sewa bersih pertahun 30,000,000 Perhitungan sewa per tahun : keuntungan pertahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 0 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1830, 2014 KEMENAG. Zakat. Usaha Produktif. Penghitungan. Syarat. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program

Lebih terperinci

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT www.rumahyatim.org Laporan KEUANGAN 2014 ANNUAL REPORT YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA Jalan Terusan Jakarta No. 212 Antapani, Bandung Telepon 0227217014 Email: www.info@rumahyatim.org No. 11.085/HI/15

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (

Lebih terperinci

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan BAB IV ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 A. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS Mandiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga amil zakat, Rumah Zakat tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR A. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada BAZ di Jawa Timur 1. Proses Bisnis Dalam urutan aktivitas yang dilaksanakan oleh BAZ di

Lebih terperinci

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

LAZ SWADAYA UMMAH LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010 LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010 Uraian Catatan 2010 2009 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas 2.c 3 262.865.238 234.621.671 Piutang 2.d 4 149.864.175 57.797.000 Uang

Lebih terperinci

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan : www.rumahyatim.org Laporan KEUANGAN 2013 Opini Audit Keuangan : Wajar Tanpa Pengecualian YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA Jalan Terusan Jakarta No. 212 Antapani, Bandung Telepon 0227217014 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010

LAZ SWADAYA UMMAH N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 Uraian Catatan 2011 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2.c. 3 117,939,686 262,865,238 Piutang 2.d. 4 90,100,775 88,034,175 Uang Muka

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : HENKIE PRIEMAADIENOVA BUDIRAHARDJO NIM : 2005310278 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari PSAK 109 tentang zakat, infak/sedekah tentang mekanisme

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1846, 2016 BAZNAS. Penyusunan RKA Tahunan. Baznas Provinsi. Baznas Kabupaten/Kota. Pedoman. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL A. Analisis Terhadap Teknik Pendistribusian Zakat Yang Diterapkan Oleh PT. BPRS Daya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sebagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrument pemerataan pendapatan khususnya

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 008 Nomor 7 Seri E.1 PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG,

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan merupakan salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari at agama Islam. Menurut Mutia dan Anzu (2009) zakat diyakini mampu

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA A. Profil LAZ Masjid Nurul Huda Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap

Lebih terperinci

Indra Pratama Wicaksono

Indra Pratama Wicaksono ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PELAPORAN AKUNTANSI ATAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS) TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DITINJAU DARI PSAK 45, PSAK 101, DAN PSAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

Implementasi Akuntansi Zakat Infaq dan Shadaqah Berdasarkan PSAK 109 Implementation of Accounting Zakat, Infaq and Shadaqah Based on PSAK 109

Implementasi Akuntansi Zakat Infaq dan Shadaqah Berdasarkan PSAK 109 Implementation of Accounting Zakat, Infaq and Shadaqah Based on PSAK 109 Rozy et al., Implementasi Akuntasi Zakat, Infaq dan Shadaqah... 35 Implementasi Akuntansi Zakat Infaq dan Shadaqah Berdasarkan PSAK 109 Implementation of Accounting Zakat, Infaq and Shadaqah Based on PSAK

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya adalah menghitung. Secara teknis,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Zakat 2.1.1 Pengertian Zakat Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109, zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo)

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo) EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo) Ayu Muslikhah Perdana Wati 1) Djoko Kristianto 2)

Lebih terperinci

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA Tanggal, 13 Juni 2017 KONSEP PENGELOLAAN LAZIS Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt. Haryono 193 Telp.

Lebih terperinci