PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Magdalena Lita NIM : FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

2 HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Magdalena Lita NIM : FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan, dan segala langkah orang diawasi-nya Ams 5:21 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-nya, sebab ia yang memelihara kamu 1Ptr 5:7 Karya ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Penyayang Kedua Orangtua dan Adikku Teman-teman seperjuangan, dan Almamaterku iv

6 v

7 vi

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang atas bimbingan dan penyertaan-nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang telah diberikan, baik waktu maupun tenaga hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat-nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 2. Bapak dan Ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan dorongan semangat terutama selama proses studi dan penyusunan skripsi ini 3. Dekan Farmasi Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian 4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbng, memberikan dorongan serta saran demi terselesaikannya skripsi ini 5. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing pendamping yang selalu memberikan bimbingan, dorongan serta saran demi terselesaikannya skripsi ini vii

9 6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm, M.Sc., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun 7. Pemerintah Kabupaten Sleman, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Camat Kecamatan Cangkringan, Kepala Desa dan Padukuhan setempat yang telah memberikan izin sehingga dapat dilakukannya penelitian ini 8. Segenap Masyarakat Desa Kepuharjo yang bersedia menjadi responden penelitian ini 9. Rekan-rekan satu payung penelitian: Angel, Dhea, Monica, Vena, Mita, Kristi, Novena, Siti, Fani, Lisa, Atik, dan Nuri untuk kebersamaan dan semangatnya selama proses penyusunan skripsi 10. Sahabat-sahabat terkasih atas doa, dukungan, dan dorongan semangat yang selalu diberikan 11. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang mendukung jalannya proses penyusunan skripsi ini hingga akhir Penulis menyadari bahwa pada proses penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Yogyakarta, 13 Januari 2016 Penulis viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERSEMBAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii ix xiv xv xvi INTISARI... xviii ABSTRACT... xix BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Rumusan masalah Keaslian penelitian Manfaat penelitian... 7 ix

11 B. Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus... 8 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Aktivitas Fisik... 9 B. Obesitas Sentral C. Lingkar Pinggang D. Landasan Teori E. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Variabel Penelitian Variabel bebas Variabel tergantung Variabel pengacau C. Definisi Operasional D. Bahan Penelitian E. Instrumen Penelitian F. Lokasi dan Waktu Penelitian G. Tata Cara Penelitian x

12 1. Observasi awal Permohonan ijin dan kerjasama Pembuatan informed consent dan leaflet Pencarian responden Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Pengolahan data H. Analisis Data Penelitian K. Keterbatasan Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Karakteristik Responden Penelitian Gambaran usia masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan Distribusi frekuensi aktivitas fisik masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan Distribusi frekuensi obesitas umum masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan Distribusi frekuensi obesitas sentral masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan Proporsi obesitas B. Hubungan antara Aktivitas Fisik terhadap Obesitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan xi

13 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS xii

14 DAFTAR TABEL Tabel I. Cara Menghitung Skor untuk Mengkategorikan Aktivitas Fisik dengan Metode Baecke) Tabel II. Ukuran Lingkar Pinggang untuk Orang Asia Tabel III. Definisi Oprasional Penelitian di Desa Kepuharjo, Cangkringan.. 18 Tabel IV. Distribusi Frekuensi Usia, Aktivitas Fisik, Obesitas Umum, dan Obesitas Sentral Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Tabel V. Proporsi Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Keseluruhan Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Tabel VI. Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Obesitas Sentral xiii

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Pencarian Responden xiv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penelitian (BAPEDA) Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (Kecamatan Cangkringan) Lampiran 3. Ethical Clearance Lampiran 4. Form Pengukuran Antropometri Lampiran 5. Leaflet Lampiran 6. Informed Consent Lampiran 7. Validasi Timbangan Berat Badan (Halaman 1) Lampiran 8. Validasi Timbangan Berat Badan (Halaman 2) Lampiran 9. Validasi Timbangan Tinggi Badan (Halaman 1) Lampiran 10. Validasi Timbangan Tinggi Badan (Halaman 2) Lampiran 11. Validasi Pita Pengukur Lingkar Pinggang (Halaman 1) Lampiran 12. Validasi Pita Pengukur Lingkar Pinggang (Halaman 2) Lampiran 13. Pedoman Wawancara Berdasarkan Metode Baecke (Sebelum Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa) Lampiran 14. Pedoman Wawancara Berdasarkan Metode Baecke (Setelah Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa) Lampiran 15. Panduan Wawancara Metode Beacke Lampiran 16. Pengujian Reliabilitas Pita Pengukur Lampiran 17. Pengujian Reliabilitas Timbangan Berat Badan dan Alat Ukur Tinggi Badan Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Aktivitas Fisik Responden Lampiran 20. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden xv

17 Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas Indeks Massa Tubuh Responden Lampiran 22. Distribusi Usia Lampiran 23. Distribusi Aktivitas Fisik Lampiran 24. Distribusi Obesitas Umum Lampiran 25. Distribusi Obesitas Sentral Lampiran 26. Proporsi Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Lampiran 27. Uji Chi-Square Aktivitas Fisik Lampiran 28. Foto-Foto Persiapan dan Pengambilan Data xvi

18 INTISARI Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivtas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Aktivitas fisik danjurkan dalam program intervensi untuk pencegahan dan mengatasi obesitas pada orang dewasa. Obesitas sentral adalah penimbunan lemak dalam tubuh yang berlebihan di daerah abdomen. Pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk mendeteksi adanya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah pria dan wanita usia tahun berjumlah 100 responden dan dipilh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji statistic Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara aktivtas fisik terhadap obesitas sentral. Hasil penelitian adalah aktivitas fisik mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap obesitas sentral (p=0,115) dan pada responden dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai kemungkinan 2,143 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan aktivitas fisik sedang dan berat. Kata kunci: aktivitas fisik, obesitas sentral, usia tahun xvii

19 ABSTRACT Physical activity is a generic term for all movement of the body due to muscle activity that will improve energy use. Physical activity is recommended in prevention and intervention programs to tackle obesity in adult. Central obesity is the accumulation of excess body fat in the abdominal area. Measurement of waist circumference is used to detect the presence of central obesity. This study aims to investigate the relationship between physical activity on central obesity in adult at Desa Kepuharjo, Cangkringan, Yogyakarta. This type of research is observational analytic with cross sectional design. The subjects were men and women aged years amounted to 100 respondents and selected by using purposive sampling technique. Data were analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test and Chi-Square statistical test to determine relationship between physical activity to central obesity. The research result is physical activity does not have a significant association with central obesity (p=0,115) and respondents with low physical activity have the possibility to 2,143 times had central obesity compared to respondents with moderate physical activity and weight. Keyword: physical activity, central obesity, age years xviii

20 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivitas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Terdapat tiga komponen dari aktivitas fisik yaitu aktivitas yang dilakukan selama bekerja atau berhubungan dengan pekerjaan, aktivitas yang dilakukan di rumah yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari, dan aktivitas yang dilakukan pada saat waktu luang atau di luar pekerjaan serta aktivitas harian termasuk di dalamnya adalah latihan fisik dan olahraga (Anugrah, Hasbullah, dan Suarnianti, 2013). Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan serta menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka semakin banyak kalori yang terbakar. Meningkatkan aktivitas fisik ini tidak perlu dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Lakukan olahraga yang teratur, mulai dari jalan kaki sampai olahraga khusus seperti aerobic atau fitness (Garwati dan Wijayanti, 2010). Orang yang aktif secara fisik umumnya dapat hidup lebih lama dan memiliki risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, depresi, berbagai jenis kanker, dan obesitas (Centers for Disease Control and Prevention, 2014). Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya pada 1

21 2 tubuh (World Health Organization, 2015). Obesitas telah muncul sebagai epidemi di seluruh dunia dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara maju dan di negara berkembang yang mengalami transisi ekonomi yang cepat. Indeks Massa Tubuh (IMT) telah banyak digunakan untuk mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi dan peningkatan indeks massa tubuh terkait dengan peningkatan risiko penyakit kronis (Xie, Ping Chou, Metz, Reynolds, Clark, Palmer, et al., 2007). Obesitas sentral menggambarkan penimbunan lemak intraabdomen yang terdiri dari jaringan lemak viseral atau intraperitoneal dan massa lemak retoperitoneal (Sudoyo, 2009). Komposisi tubuh dapat ditentukan berdasarkan ukuran lingkar pinggang (Tiala, Tanudjaja, dan Kalangi, 2013). Lingkar pinggang merupakan indikator untuk menilai lemak intraabdomen atau ukuran obesitas sentral. Data WHO (2008) memperkirakan di dunia lebih dari 1,4 miliar orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan. Jumlah tersebut lebih dari 200 juta pria dan hampir 300 juta wanita mengalami obesitas. Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) memperoleh prevalensi penduduk pria dewasa (>18 tahun) obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Prevalensi obesitas wanita dewasa (>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%). Prevalensi obesitas sentral di Indonesia sebesar 7,2% pada pria dan 46,3% pada wanita (Farida, 2010). Ada 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas (WHO, 2013).

22 3 Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013), menyatakan secara nasional masalah kegemukan pada anak usia 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari kategori gemuk sebanyak 10,8 persen dan kategori sangat gemuk (obesitas) sebanyak 8,8 persen. Prevalensi kegemukan pada remaja usia tahun sebesar 10,8 persen, terdiri dari 8,3 persen kategori gemuk dan 2,5 persen kategori sangat gemuk (obesitas). Kelebihan berat badan (overweight) sering kali diidentikkan dengan kegemukan. Kelebihan berat badan dapat menjadi masalah yang cukup serius ketika menimbulkan berbagai penyakit, misalnya diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, stroke, penyakit jantung koroner, dan gangguan ginjal (Cahyono, 2008). Prevalensi obesitas di wilayah pedesaan di Indonesia didapatkan sebesar 9,54 persen, dengan kata lain kejadian obesitas tidak hanya menjadi masalah kesehatan di wilayah perkotaan saja, namun kecenderungan peningkatan kasus obesitas di pedesaan juga perlu menjadi bahan masukan dalam membuat kebijakan dan perencanaan program gizi dan kesehatan. Program pencegahan obesitas tidak hanya menjadi prioritas program di perkotaan saja, namun juga di pedesaan (Sudikno, Herdayati, dan Besral, 2010). Masyarakat di daerah pedesaan secara umum tidak memiliki akses pemeriksaan kesehatan yang memadai baik karena kurangnya tenaga ahli maupun faktor ekonomi termasuk di Indonesia (WHO, 2008). Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada masyarakat dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh aktivitas fisik sehari-hari yang dilakukan

23 4 masyarakat melalui panduan wawancara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral yang diukur melalui lingkar pinggang untuk mengidentifikasi terjadinya obesitas sentral. 1. Rumusan masalah a. Bagaimana distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta? b. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta? 2. Keaslian penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan: a. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado (Novitasary, Mayulu, dan Kawengian, 2013). Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur peserta Jamkesmas. Aktivitas fisik sebagai variabel bebasnya. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,55 yakni lebih besar dibandingkan dengan α 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita

24 5 usia subur peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado. b. Socio-Demographic and Dietary Factors Associated with Excess Body Weight and Abdominal Obesity among Resettled Bhutanese Refugee Women in Northeast Ohio, United States (Bhatta,Assad, and Shakya, 2014). Penelitian obesitas dan kondisi yang terkait dengan kesehatan di kalangan Bhutan. Sampel yang digunakan yaitu wanita Bhutan dengan usia tahun. Penelitian ini meneliti faktor-faktor terkait dengan kelebihan berat badan (indeks massa tubuh 23 kg/m 2 ) dan obesitas sentral (lingkar pinggang >80 cm). Membuat kuisioner dengan bahasa Nepali yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor sosiodemografi dan pola makannya. Dalam menentukan obesitas dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang. Rata-rata (±standar deviasi) usia responden 36,5 (±12,2) sebanyak 108 orang. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa 64,8%-69,4% wanita memiliki kelebihan berat badan dan obesitas sentral (perut). c. Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil (Widiantini dan Tafal, 2014). Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi obesitas pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI, pengaruh aktivitas fisik dan stres terhadap obesitas. Penelitian dilakukan secara potong lintang dan acak, aktivitas fisik dan stres sebagai variabel bebas. Obesitas diukur dengan hasil IMT yang dinyatakan obesitas jika IMT 25 kg/m 2. Setelah

25 6 dikontrol melalui konsumsi makanan dan usia didapatkan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan stres terhadap obesitas. Kelompok yang melakukan aktivitas fisik sedang atau berat berisiko 0,4 atau 0,6 kali lebih rendah untuk mengalami obesitas. d. Prevalence of Daily Physical Activity and Obesity Among Students Grade 5 th and 6 th (Hosseinzadeh, Niknami, and Hidarnia, 2014). Merupakan penelitian deskriptif cross-sectional yang digunakan untuk menentukan distribusi aktivitas fisik sehari-hari menurut jenis kelamin dan indeks massa tubuh relatif pada anak-anak kelebihan berat badan dan obesitas. Hasil penelitian yang diperoleh adanya perbedaan yang signifikan antara prevalensi obesitas dan kelebihan berat badan antar jenis kelamin (p=0,000). e. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Lingkar Pinggang pada Siswa Obes Sentral (Tiala, Tanudjaja, dan Kalangi, 2013). Obesitas disebabkan karena masukan energi melebihi penggunaannya. Aktivitas fisik ialah salah satu penggunaan energi. Cara yang sering digunakan untuk menentukan obesitas yaitu dengan mengukur lingkar pinggang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada siswa obes sentral. Metode penelitian observasional dengan desain cross sectional dilaksanakan pada Bulan November sampai Desember 2012 di SMA Katolik Santo Ignatius Malalayang Manado. Lingkar pinggang diukur dengan pita ukur OneMed. Analisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil dari

26 7 penelitian yang diperoleh sebanyak 61 responden mempunyai lingkar pinggang dengan obes sentral. Pada 10 responden laki-laki, lingkar pinggang paling kecil yaitu 90,2 cm dan yang paling besar 110,5 cm. Pada 51 responden perempuan, lingkar pinggang paling kecil 80,3 cm dan paling besar 99,0 cm. Hasil dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang (p=0,077). Penelitian sejenis yang pernah dilakukan dalam uraian di atas mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu aktivitas fisik sebagai variabel bebasnya dan obesitas sentral sebagai variabel tergantungnya, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu karakteristik responden, jumlah responden, waktu dan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan pada populasi orang dewasa sehat usia tahun di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. 3. Manfaat a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. b. Manfaat praktis. Distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral menjadi bagian untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap terjadinya obesitas sentral.

27 8 B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. 2. Tujuan khusus Mengetahui distribusi frekuensi usia, aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas sentral untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

28 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Aktivitas fisik secara teratur telah lama dianggap sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Russell, 2005). Terdapat tiga komponen dari aktivitas fisik yaitu aktivitas yang dilakukan selama bekerja atau berhubungan dengan pekerjaan, aktivitas yang dilakukan di rumah yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari, dan aktivitas yang dilakukan pada saat waktu luang atau di luar pekerjaan serta aktivitas harian termasuk di dalamnya adalah latihan fisik dan olahraga (Anugrah, 2013). Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu kegiatan ringan, sedang, dan berat. Kegiatan ringan yaitu hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan, contoh: berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, dan menonton televisi. Kegiatan sedang yaitu membutuhkan tenaga intens atau terus menerus dan gerakan otot dengan kelenturan, contoh: berlari kecil, tenis meja, berenang, bersepeda, dan jalan cepat. Kegiatan berat yaitu biasanya berhubungan dengan olahraga, membutuhkan kekuatan dan berkeringat, contoh: berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekwondo, pencak silat) (Nurmalina, 2011). Aktivitas fisik merupakan komponen penting dari intervensi untuk mencegah kenaikan berat badan. Aktivitas fisik juga penting untuk menjaga berat 9

29 10 badan tetap normal. Aktivitas fisik dapat memberikan dampak positif yang berhubungan dengan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, aktivitas fisik dianjurkan dalam program intervensi untuk pencegahan dan mengatasi kelebihan berat badan juga obesitas pada orang dewasa (Jakicic and Roger, 2013). Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan antara gaya hidup yang kurang bergerak (seperti menonton televisi) dengan obesitas, dimana yang lainnya menyatakan bahwa jumlah total aktivitas fisik atau durasi dan beratnya aktivitas fisik yang dilakukan merupakan faktor terjadinya obesitas (Anugrah, 2013). Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada seberapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan seberapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seseorang yang gemuk menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan daripada orang yang kurus, karena orang gemuk membutuhkan usaha lebih besar untuk menggerakkan badan (Almatsier, 2004). Tabel I. Cara Menghitung Skor untuk Mengkategorikan Aktivitas Fisik dengan Metode Baecke (cit., Anggraeni, 2008) No Aktivitas Fisik 1. Indeks Kerja (IK) Skala Tingkat Rumus Tidak pernah Jarang Kadang Sering Sangat sering 1.Ringan yaitu supir, guru, pensiunan, pedagang menetap, IRT (Ibu Rumah Tangga) Ket: Lihat kuesioner terlampir (halaman 60) 2.Sedang buruh pabrik yaitu 3.Berat yaitu buruh bangunan, petani, pedagang keliling, olahragawan IK= ((6 - poin No.2) + jumlah poin dari 6 pertanyaan lainnya)/7

30 11 Lanjutan Tabel I 2. Indeks Olahraga (IO) Tidak pernah Jarang Kadang Sering Sangat sering 1.Ringan yaitu golf, memancing, peregangan tubuh 2.Sedang yaitu bulu tangkis, bersepeda, tenis,senam, jogging, renang, voli Intensitas: 1.Ringan: 0,76 2.Sedang: 1,26 3.Berat : 1,76 Waktu: < 1 jam/minggu: 0,5 1-2 jam/minggu: 1,5 2-3 jam/minggu: 2,5 3-4 jam/minggu: 3,5 < 4 jam/minggu: 4,5 3.Berat yaitu basket, sepak bola Proporsi: <1 bulan/tahun: 0,04 1-2bulan/tahun: 0,17 2-3bulan/tahun: 0, bulan/tahun:0,67 <4bulan/tahun: 0,93 Responden yang tidak melakukan olahraga diberi nilai Indeks Waktu Luang (IWL) Tidak pernah Jarang Kadang Sering Sangat sering 1= < 5 menit 2= 5-15 menit 3= menit 4= menit 5= > 45 menit IS= poin No. 9 x poin No. 10 x poin No. 11 IWL= ((poin No. 12) + jumlah poin 3 pertanyaan lainnya) /4 Aktivitas fisik= IK+ IO + IWL Aktivitas fisik dikategorikan menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik ringan bila skor <5,6, aktivitas sedang bila skor 5,6 7,9, dan aktivitas fisik berat bila skor >7,9 sesuai metode Baecke (Widiantini dan Tafal, 2014).

31 12 B. Obesitas Sentral Kelebihan berat badan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Setelah dianggap bahwa obesitas hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas sekarang meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015). Terdapat dua tipe obesitas yaitu obesitas sentral dan perifer. Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah abdomen, sedangkan obesitas perifer adalah penimbunan lemak di daerah gluteofemoral. Kelebihan lemak disimpan dalam bentuk trigliserid di jaringan lemak, selain itu gaya hidup modern, tingginya asupan kalori, rendahnya aktivitas fisik juga merupakan akibat dari meningkatnya obesitas sentral. Obesitas sentral dapat diketahui melalui indikator rasio lingkar pinggang dan panggul (Djausal, 2015). Obesitas sentral adalah timbunan lemak di rongga perut yang meliputi dinding luar usus dan bukan berupa timbunan lemak di bawah kulit perut. Lemak rongga perut ini selain jumlahnya paling tebal, juga terjadi paling awal dalam proses kegemukan. Obesitas meningkat di seluruh dunia sejalan dengan kebiasaan makan berlebihan tanpa diimbangi dengan pengeluaran kalori/tenaga fisik yang setara. Akibatnya, kelebihan kalori itu disimpan sebagai timbunan lemak, khususnya lemak sentral (perut). Hal ini sering terjadi pada masyarakat modern yang cenderung sangat kurang melakukan kegiatan fisik (Cahyono, 2008).

32 13 Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan risiko terbesar kelima untuk kematian global. Ada 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas. Kegemukan dan obesitas terkait dengan faktor penyebab kematian terbesar yang terjadi diseluruh dunia (WHO,2013). Obesitas memiliki dampak negatif terhadap berbagai masalah kesehatan yang dialami wanita. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes pada wanita, sehingga obesitas menjadi masalah umum di masyarakat dan juga memiliki dampak yang besar pada berbagai masalah kesehatan wanita. Saran ataupun nasihat diperlukan untuk masalah tersebut yaitu pentingnya mengendalikan berat badan dengan cara menjaga pola makan sehari-hari (Kulie, Slattengren, Redmer, Counts, Eglash, and Schrager, 2011). Obesitas yang menjadi epidemi di beberapa negara maju dan negaranegara berkembang sebenarnya dapat dianggap sebagai akibat kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi dalam beberapa dekade terakhir. Bahan makanan tersedia berlimpah dengan harga yang relatif murah. Makanan dengan kandungan kalori yang tinggi tersedia di banyak gerai-gerai makanan cepat saji di kota-kota besar. Teknologi yang memberikan kemudahan dan penggunaan alat-alat elektronik telah menjadi gaya hidup sehari-hari yang mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik. Namun selain faktor perilaku dan lingkungan tersebut, faktor genetik juga ikut berperan pada timbulnya obesitas. Obesitas, khususnya obesitas sentral (abdominal), berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme (Mustamin, 2010).

33 14 C. Lingkar Pinggang Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan untuk menghitung atau memprediksi seberapa besar timbunan lemak pada abdomen. Timbunan lemak pada daerah abdomen merupakan salah satu penanda terjadinya obesitas sentral. Cara pengukuran lingkar pinggang yang tepat dapat dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk terakhir dangan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan. Menurut International Diabetes Federation (2006), pada orang Asia mempunyai perbedaan ukuran lingkar pinggang pada pria dan wanita sebagai kategori obesitas sentral. Kriteria lingkar pinggang tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel II. Ukuran Lingkar Pinggang untuk Orang Asia (International Diabetes Federation, 2006) Jenis Kelamin Lingkar Pinggang Kategori Pria 90 cm Obesitas sentral Wanita 80 cm Obesitas sentral Penelitian Klein (2007) menyatakan bahwa lingkar pinggang merupakan metode yang menunjukkan korelasi paling baik dengan risiko penyakit dan mencerminkan adanya perubahan pada jaringan adiposa abdominal. Penelitian Sudoyo (2009) menyatakan bahwa obesitas yang digambarkan dengan indeks massa tubuh tidak begitu sensitif dalam menggambarkan gangguan metabolik yang terjadi, obesitas sentral yang digambarkan oleh lingkar pinggang lebih sensitif dalam memprediksi gangguan metabolik.

34 15 D. Landasan Teori Aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala pergerakan tubuh karena aktivitas otot yang akan meningkatkan penggunaan energi. Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak dalam jaringan adiposa, karena bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan adiposa yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah abdomen. Beberapa penelitian mengatakan adanya hubungan antara gaya hidup yang kurang bergerak (seperti menonton televisi) dengan obesitas, dimana yang lainnya mengatakan bahwa jumlah total aktivitas fisik atau durasi dan beratnya aktivitas fisik yang dilakukan merupakan faktor terjadinya obesitas (Anugrah, 2013). Aktivitas fisik diketahui berperan penting untuk mencegah obesitas dan memegang peranan terhadap distribusi lemak tubuh melalui penggunaan lemak dari daerah perut (Tiala dkk., 2013). Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan untuk menghitung atau memprediksi seberapa besar timbunan lemak pada abdomen. Timbunan lemak pada daerah abdomen merupakan salah satu penanda terjadinya obesitas sentral. Penelitian oleh Tiala dkk. (2013), Novitasary dkk. (2013), dan Mustamin (2010) memperoleh hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral. Penelitian oleh Harikedua dan Tando (2012), Trisna dan Hamid (2009), Veghari et al. (2010), dan Griz et al. (2010) memperoleh hasil penelitian yaitu adanya hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral, sehingga peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara

35 16 aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta sebagai pengembangan dari penelitian terdahulu tentang aktivitas fisik dan obesitas sentral. E. Hipotesis Adanya hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta

36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Rancangan penelitian cross sectional adalah rancangan penelitian yang mempelajari mengenai adanya hubungan antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor risiko adalah fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek, sedangkan faktor efek adalah akibat dari faktor risiko. Pada rancangan penelitan cross sectional, pengambilan sampel atau data hanya dilakukan sekali pada satu waktu tertentu. Artinya subjek penelitian hanya diteliti satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut atau pengulangan pengukuran (Notoatmodjo, 2010). B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Aktivitas fisik 2. Variabel tergantung Obesitas sentral (kategori obesitas sentral jika lingkar pinggang 90 cm pada pria dan 80 cm pada wanita) 3. Variabel pengacau a. Variabel pengacau terkendali: usia (40-60 tahun) b. Variabel pengacau tak terkendali: gaya hidup dan pola makan 17

37 18 C. Definisi Oprasional Tabel III. Definisi Oprasional Penelitian di Desa Kepuharjo Variabel Definisi Oprasional Cara Pengukuran Skala Penilaian Usia Responden penelitian adalah penduduk dewasa berusia tahun di Desa Kepuharjo yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Nominal 1 = tahun 2 = tahun Jenis Kelamin Aktivitas Fisik Indeks Massa Tubuh (IMT) Responden penelitian ini adalah penduduk dewasa pria dan wanita Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Melakukan aktivitas fisik yang dibagi dalam indeks kerja, olahraga, dan waktu luang (Anggraeni, 2008). IMT 25 kg/m 2 merupakan kategori obesitas. IMT dihitung dengan menggunakan rumus: Nominal 1 = pria 2 = wanita Ordinal Ordinal 1 = Aktivitas fisik ringan (skor <5,6) 2 = Aktivitas fisik sedang (skor 5,6-7,9) 3 = Aktivitas fisik berat (skor >7,9) 1 = Obesitas (IMT 25kg/m 2 ) 2 = Tidak Obesitas (IMT<25kg/m 2 ) Obesitas Sentral (Widiantini, 2014). Obesitas sentral merupakan penimbunan lemak yang berlebihan pada daerah abdomen. Obesitas sentral dapat diukur dengan pengukuran lingkar pinggang (IDF, 2006). Ordinal 1 = Obesitas bila LP 90 cm (pria) dan 80 cm (wanita) 2 = Tidak obesitas bila LP <90 cm (pria) dan <80 cm (wanita) D. Bahan Penelitian Responden dalam penelitian adalah orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu orang dewasa sehat, pria dan wanita berusia

38 tahun yang bersedia ikut bekerja sama dalam penelitian dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yaitu orang dewasa yang memiliki kecacatan fisik sehingga tidak dapat melakukan aktivitas. Subjek penelitian dipilih menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara non probability sampling artinya setiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pada purposive sampling, responden dipilih berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti yaitu bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2010). Besar sampel ditentukan oleh rumus berikut: n = besar sampel minimal N = besar populasi Z = nilai sebaran normal baku (tingkat kepercayaan 95%=1,96) P = proporsi kejadian (50%=0,05) d = besar penyimpangan 0,1 E. Instrumen Penelitian (Murti, 2010) Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat tulis, informed consent, leaflet, panduan wawancara aktivitas fisik secara terstruktur, timbangan berat

39 20 badan, pengukur tinggi badan, dan pita pengukur merk Butterfly untuk mengukur lingkar pinggang responden. Pengukuran lingkar pinggang dapat dilakukan pada bagian atas pusar secara horizontal mengelilingi abdomen. Pita pengukur harus menempel pada kulit namun tidak sampai menekan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam sentimeter (cm). Panduan wawancara terstruktur oleh peneliti digunakan untuk melihat aktivitas fisik responden, dilakukan wawancara karena banyak responden yang memiliki kesulitan membaca dan menulis. Wawancara terstruktur adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Wawancara terstruktur dalam penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan setiap responden diberikan pertanyaan yang sama saat wawancara. F. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari dengan perincian waktu sebagai berikut: Mei 2015 bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul Juni 2015 bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul Juni 2015 bertempat di Gedung Serba Guna Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang, Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul

40 21 G. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal Pada observasi awal dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah penduduk pria dan wanita di Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta yang berusia tahun dan menentukan desa yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan sampel sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian. 2. Permohonan izin dan kerjasama Permohonan izin ditujukan kepada Bapeda Kabupaten Sleman sebagai izin dilakukannya penelitian. Permohonan izin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh Ethical Clearance. Permohonan izin dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Partisipasi subjek penelitian bersifat sukarela dengan terlebih dahulu menandatangani informed consent. Identitas subjek penelitian akan dijamin kerahasiaannya pada publikasi hasil penelitian. 3. Pembuatan informed consent dan leaflet a. Informed consent. Informed consent digunakan sebagai bukti tertulis mengenai persetujuan dan kesediaan responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada pengisian informed consent, responden yang bersedia ikut serta

41 22 dalam penelitian diminta untuk menuliskan nama, alamat rumah, usia, jenis kelamin, dan tanda tangan. b. Leaflet. Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian ini. Konten atau isi dari leaflet ini antara lain tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden melalui pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, body fat percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi rasio lipid, dan HbA1c. 4. Pencarian responden Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin dari Bapeda Kabupaten Sleman dan selanjutnya mendapatkan izin dari kepala padukuhan Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Selain perizinan, pencarian responden dilakukan setelah penentuan padukuhan yang akan digunakan dalam penelitian. Padukuhan yang digunakan dalam penelitian adalah Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kepuh, Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Petung, dan Padukuhan Batur. Padukuhan yang dipilih mempunyai jumlah penduduk berusia tahun lebih banyak dibandingkan padukuhan lainnya. Terdapat cukup banyak jumlah penduduk yang memenuhi kriteria penelitian yaitu berusia tahun akan tetapi hanya 100 responden yang resmi menjadi responden penelitian. Hal ini dikarenakan terdapat calon responden yang tidak bersedia ikut dalam penelitian karena alasan tertentu. Calon responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini kemudian mengisi informed consent

42 23 sebagai bukti kesediaannya untuk ikut serta dalam penelitian. Responden yang sudah mengisi informed consent kemudan diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Jumlah penduduk Desa Kepuharjo yaitu 3551 orang Diperoleh besar sampel minimal 94 orang Padukuhan yang dipilih yaitu Kaliadem, Kepuh, Pagerjurang, Petung, dan Batur 100 responden dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi 50 reponden pria 50 reponden wanita Gambar 1. Skema Pencarian Responden 5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), suatu alat kesehatan dianggap baik bila memenuhi nilai CV (Coefficient of Variation) 5% dengan melakukan pengukuran instrumen sebanyak 5 kali. Instrumen kesehatan yang divalidasi pada peneltian ini adalah timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, dan pita pengukur merk Butterfly. Pengukuran validitas dilakukan pada dua alat ukur yang berbeda. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan kesahihan

43 24 suatu alat pengukuran atau suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu alat kesehatan dapat dikatakan baik apabila memenuhi nilai koefisien variansi sebesar 5% dengan melakukan pengukuran reliabilitas sebanyak 5 kali. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian diberikan kepada dua pakar sebagai uji pemahaman bahasa dan melakukan uji coba pemahaman bahasa kepada 30 penduduk dewasa Padukuhan Manggong, Kecamatan Cangkringan yang tidak menjadi target responden penelitian. 6. Pengolahan data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai kategori yang dibutuhkan dan selanjutnya data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 16. H. Analisis Data Penelitian Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan komputer. Data aktivitas fisik dikategorikan menjadi aktivitas fisik ringan bila skor <5,6, aktivitas sedang bila skor 5,6 7,9, dan aktivitas fisik berat bila skor >7,9 sesuai metode Baecke (Widiantini dan Tafal, 2014). Data diolah dengan cara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan distribusi frekuensi jenis kelamin, usia, dan jumlah subjek berdasarkan tingkat aktivitas fisik, obesitas umum, dan obesitas

44 25 sentral. Dilakukan uji normalitas data untuk melihat distribusi normal data. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirov karena sampel >50 responden. Suatu data dikatakan normal bila nilai signifikansi >0,05. Data dapat diasumsikan terdistribusi normal dengan banyaknya sampel diatas 30 jika hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal (Harinaldi, 2005). Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa hubungan variabel bebas dengan variabel tergantung menggunakan uji statistik Chi-Square. Uji signifikansi antara data yang diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dalam batas kepercayaan (α=0,05) yang artinya apabila diperoleh nilai p <0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung, dan bila nilai p >0,05 berarti ada hubungan yang tidak bermakna (Dahlan, 2013). Mengetahui besarnya kekuatan hubungan pada penelitian digunakan ukuran Odds Ratio (OR). I. Keterbatasan Penelitian Kesulitan dalam penelitian ini adalah pengambilan data yang dilakukan pada pagi dan siang hari, hal ini menyebabkan pada saat dilakukan wawancara terkait aktivitas fisik sehari-hari, responden tidak nyaman karena terburu-buru untuk bekerja sehingga untuk perolehan data dari hasil wawancara bisa saja bukan keadaan sebenarnya.

45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN A. Profil Karakteristik Responden Penelitian Penelitian ini melibatkan masyarakat dewasa sehat pria dan wanita di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta dengan rentang usia tahun. Penelitian dilakukan di 5 padukuhan yaitu Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kepuh, Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Petung, Padukuhan Batur, yang mewakili Desa Kepuharjo karena tempat tinggal warga tidak jauh dari tempat pengambilan data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling, sehingga diperoleh responden penelitian sebanyak 100 orang. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Mustamin (2010) dengan menggunakan jumlah subjek pada penelitian berjumlah 36 orang. Penelitian Mustamin (2010) mendistribusikan subjek berdasarkan karakteristiknya masingmasing yaitu aspek umur, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan tingkat obesitas. Profil karakteristik 100 responden kemudian dianalisis secara statistik yaitu meliputi jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. Dilakukan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral. Analisis statistik perlu dilakukan untuk mengetahui karakteristik data yang diperoleh. 26

46 27 Tabel IV. Distribusi Frekuensi Usia, Aktivitas Fisik, Obesitas Umum, dan Obesitas Sentral Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Variabel Usia tahun tahun Aktivitas Fisik Ringan Sedang Berat Obesitas Umum (IMT 25 kg/m 2 ) Obesitas Tidak Obesitas Obesitas Sentral Obesitas Tidak Obesitas Pria (n=50) n (%) 29 (29) 21 (21) 8 (8) 32 (32) 10 (10) 22 (22) 28 (28) 12 (12) 38 (38) *batas nilai kemaknaan p <0,05 Wanita (n=50) n (%) 49 (49) 1 (1) 14 (14) 28 (28) 8 (8) 25 (25) 25 (25) 28 (28) 22 (22) Total (n=100) n (%) 78 (78) 22 (22) 22 (22) 60 (60) 18 (18) 47 (47) 53 (53) 40 (40) 60 (60) p* 0,000 0,346 0,548 0, Gambaran usia masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan Responden penelitian dikelompokkan dalam rentang usia tahun dan tahun. Berdasarkan data pada Tabel IV, hasil penelitian dari 100 responden menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia tahun, yaitu sebanyak 78 orang (78%). Responden berusia tahun lebih sedikit yaitu sebanyak 22 orang (22%). Penelitian ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Novitasary, Mayulu dan Kawengian (2013) di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil, Manado yaitu didapakan lebih banyak responden dengan usia tahun sebagai prediksi obesitas. Penelitian lain oleh Trisna dan Hamid (2009) di Kecamatan Lubuk Sikaping, Padang diperoleh prevalensi obesitas sentral pada responden 49,7%, dimana 55,8% terjadi pada kelompok usia tahun. Widiantini dan Tafal (2013) menemukan pula bahwa subjek dengan

47 28 usia tahun berisiko 2,3 kali lebih besar untuk mengalami obesitas daripada yang berusia kurang dari 30 tahun. Subjek dengan usia tahun berisiko 2,5 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan usia kurang dari 30 tahun. Kelompok usia tahun diperoleh sebanyak 29% pada pria dan 49% pada wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok wanita usia tahun lebih banyak dibandingkan pada pria. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Ticoalu dkk. (2015) diperoleh bahwa wanita pada usia tahun lebih banyak presentasenya (33,5%). Kelompok usia tahun sebanyak 21% pada pria dan 1% pada wanita. Perolehan hasil dari distribusi usia pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok usia tahun dan usia tahun mempunyai hubungan yang bermakna terhadap jenis kelamin (p=0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden wanita sama dengan jumlah responden pria, dimana jumlah responden wanita sebanyak 50 orang (50%), dan responden pria berjumlah 50 orang (50%). Dalam penelitian banyak responden yang antusias untuk mengikuti kegiatan akan tetapi responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitan berjumlah 100 orang. Total responden dalam penelitian lebih banyak pada responden dengan rentang usia tahun dibandingkan jumlah responden dengan rentang usia tahun. Hal ini disebabkan masyarakat dengan usia tahun di Desa Kepuharjo yang besedia berpartisipasi mengikuti penelitian hanya sedikit.

48 29 2. Distribusi frekuensi aktivitas fisik masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kepuharjo berbeda-beda. Pekerjaan atau rutinitas yang dilakukan setiap responden berbeda. Akan tetapi kebanyakan pekerjaan sehari-hari yang dilakukan penduduk Desa Cangkringan yaitu sebagai petani. Pada penelitian ini kategori aktivitas fisik digolongkan menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Kategori aktivitas fisik ini mempermudah untuk melihat aktivitas responden sehari-harinya sebagai prediktor obesitas sentral. Ketika aktivitas fisik yang dilakukan cukup itu berarti terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dari makanan dengan aktivitas yang dilakukan. Ketika aktivitas fisik kurang, maka tidak terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan aktivitas yang dilakukan sehingga hal ini dapat memicu terjadinya kelebihan berat badan. Hasil aktivitas fisik ringan responden termasuk aktivitas fisik yang kurang dan untuk aktivitas fisik yang sedang dan berat termasuk aktivitas fisik yang cukup karena terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dari makanan dengan aktivitas yang dilakukan (Trisna dan Hamid, 2009). Berdasarkan Tabel IV variabel aktivitas fisik, kategori aktivitas fisik ringan diperoleh sebanyak 22%. Aktivitas fisik ringan yang diperoleh pada responden wanita sebanyak 14% sedangkan pada pria sebanyak 8%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudikno, Herdayati, dan Besral (2010) menurut jenis kelamin bahwa presentase aktivitas fisik kurang pada wanita lebih banyak

49 30 (62,47%) dibandingkan dengan laki-laki (58,48%). Penelitian oleh Novitasary dkk. (2013) menyatakan aktivitas ringan mempunyai peluang yang lebih besar mengalami obesitas, contohnya yaitu pada orang yang lebih menghabiskan waktu luangnya dengan membaca atau menonton televisi dan pada orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan seperti motor, mobil dan lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari daripada berjalan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik terhadap responden pria maupun wanita (p=0,346). Aktivitas fisik diperoleh melalui indeks pekerjaan, indeks olahraga, dan indeks pada saat waktu luang. Indeks pekerjaan kategori ringan misalnya saja supir, guru, pensiunan, pedagang menetap, dan ibu rumah tangga. Kategori aktivitas fisik ringan pada responden wanita diperoleh dari adanya responden yang tidak bekerja sedangkan untuk kategori aktivitas fisik pada responden pria dalam pekerjaan yaitu sebagai guru atau sudah pensiunan. Kategori aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat yang diperoleh yaitu sebanyak 60% dan 18%. Data penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik sedang atau aktivitas fisik yang tidak terlalu berat. Aktivitas fisik sedang dan berat pada responden penelitian yaitu aktivitas yang pekerjaannya cukup mengeluarkan energi seperti buruh pabrik, buruh bangunan, pedagang, dan petani.

50 31 3. Distribusi frekuensi obesitas umum masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Gambaran distribusi frekuensi obesitas umum pada penelitian ini diperoleh dari hasil Indeks Massa Tubuh (IMT) responden penelitian. Cut off point IMT untuk orang Indonesia kategori obesitas adalah 25 kg/m 2 (Widiantini dan Tafal, 2014). Hasil Tabel IV variabel obesitas umum menunjukkan bahwa pada responden wanita yang mengalami obesitas sebanyak 25% dan pada pria 22%. Terlihat bahwa obesitas lebih banyak dalami oleh wanita dibandingkan pria. Hal ini juga ditemukan pada penelitian oleh Sukdino, Herdayati, dan Besral (2010) bahwa presentase obesitas pada responden wanita (16,7%) lebih tinggi daripada responden pria (7,82%). Widiantini dan Tafal (2014) pada hasil penelitiannya menyatakan kejadian obesitas cenderung lebih tinggi pada perempuan (51,4) dan pria (45,5). Nurzakiah, Achadi, dan Sartika (2010) dalam penelitian menemukan bahwa prevalensi obesitas lebih banyak dialami pada subjek wanita (24,92%) dibandingkan pada subjek pria (15,88%). Presentase obesitas pada responden wanita lebih tinggi daripada pria. Responden wanita memiliki risiko obesitas sebesar 2,362 kali (Cl 95%: 2,301-2,425) dibandingkan dengan responden pria. Obesitas menjadi masalah serius di banyak negara berkembang. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas meningkat sangat tajam diseluruh dunia yang mencapai tingkat membahayakan (Novitasary dkk. 2010). Di Indonesia, persoalan obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling

51 32 penting adalah ketidakseimbangan antara masukan makanan dan aktivitas fisik (Misnadiarly cit.,isnaini, 2012). Perubahan gaya hidup modern dan aktivitas fisik saat ini cenderung menurun di masyarakat termasuk masyarakat pedesaan (Sudikno dkk., 2010). Hasil penelitian menunjukkan total responden dengan obesitas 47% dan tidak obesitas sebanyak 53%. Distribusi frekuensi obesitas umum menunjukkan bahwa obesitas umum mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap jenis kelamin pria maupun wanita (p=0,548). Masyarakat di Desa Kepuharjo, Cangkringan sebagian besar pekerjaannya adalah petani sehingga lebih banyak bergerak dalam menjalani pekerjaannya di ladang ataupun di sawah. Hal ini menjadikan aktivitas bergerak yang dilakukan mampu membakar kalori dengan baik sesuai dengan asupan makanan yang telah dikonsumsi, sehingga terjadi keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan energi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, obesitas di Desa Kepuharjo, Cangkringan tidak banyak terjadi. 4. Distribusi frekuensi obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak perut (lemak pusat) yang terjadi akibat aktivitas fisik sehingga akumulasi lemak lebih banyak terjadi di bagian perut. Obesitas sentral juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif (Ticoalu, Wongkar, dan Pasiak, 2015). Menurut Wulandari (cit.mustamin,2010) pada obesitas khususnya obesitas sentral (abdominal),

52 33 berasosiasi dengan sejumlah gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi antara lain: resistensi insulin, diabetes melitus, hipertensi, hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kandung empedu, bahkan beberapa jenis kanker. Data pada Tabel IV variabel obesitas sentral menunjukkan bahwa 40% responden mengalami obesitas sentral, sedangkan 60% responden tidak mengalami obesitas sentral. Responden wanita (28%) di Desa Kepuharjo, Cangkringan lebih banyak mengalami obesitas sentral dibandingkan responden pria (12%). Menurut Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) (cit., Trisna dan Hamid, 2009) prevalensi obesitas umum 11,02% pada wanita dan 9,16% pada pria. Sementara itu ditemukan juga prevalensi obesitas sentral pada pria sebesar 41,2% dan pada wanita sebesar 53,3% dimana penderita obesitas sentral ini berisiko lebih tinggi untuk mengalami sindroma metabolik yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif. Salah satu indikator pengukuran obesitas sentral yaitu pengukuran lingkar pinggang (Ticoalu dkk., 2015). Obesitas sentral dapat diketahui melalui indikator rasio lingkar pinggang dan panggul (Djausal, 2015). Pada penelitian ini digunakan pengukuran lingkar pinggang pada responden sebagai indikator obesitas sentral. Menurut Ticoalu dkk.(2015) secara klinis penentuan obesitas sentral dapat dilakukan dengan menentukan lingkar pinggang karena kelebihan lemak abdominal terkait erat dengan faktor risiko penyakit degeneratif. Cut off point lingkar pinggang yang digunakan dalam penelitian yaitu pria 90 cm dan wanita

53 34 80 cm (IDF, 2006). Cut off point yang sama juga digunakan pada penelitian sebelumnya oleh Harikedua dan Tando (2012) pada tokoh agama di Kota Manado. Trisna dan Hamid (2009) dalam penelitiannya menyatakan pula bahwa obesitas sentral diketahui dengan pengukuran lingkar pinggang dan batasan lingkar pinggang untuk obesitas sentral di Asia termasuk Indonesia adalah pria 90 cm dan wanita 80 cm. Hasil penelitian pada responden yang tidak mengalami obesitas sentral sebanyak 60% yaitu pada responden pria 38% dan pada responden wanita 22%. Jumlah responden tidak obesitas sentral (60%) lebih banyak dibandingkan responden dengan obesitas sentral (40%). Hasil penelitian bahwa responden tidak obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mengalami obesitas juga diperoleh pada penelitian Trisna dan Hamid (2009) dengan presentase obesitas sentral 49,7% dan tidak obesitas sentral 50,3%. Responden wanita dalam penelitian cukup banyak yang tidak bekerja atau bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga pada wanita kurangnya aktivitas fisik sangat mempengaruhi kesehatannya. Aktivitas yang kurang namun makanan lebih banyak yang masuk, maka menyebabkan penimbunan lemak dan kurangnya olahraga yang menyebabkan tingginya risiko obesitas sentral.

54 35 5. Proporsi obesitas masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Tabel V. Proporsi Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Keseluruhan Masyarakat Desa Kepuharjo, Cangkringan Obesitas Umum Obesitas Sentral OR 95% CI p* Obesitas n (%) Tidak obesitas n (%) Obesitas Tidak Obesitas n (%) n (%) 26 (26) 21 (21) 3,449 1,491-7,979 0, (14) 39 (39) *terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) Pada Tabel V dapat diketahui bahwa proporsi responden yang mengalami obesitas umum dan juga obesitas sentral yaitu 26%, proporsi responden tidak obesitas umum tetapi mengalami obesitas sentral yaitu 14%, proporsi responden obesitas umum tetapi tidak mengalami obesitas sentral yaitu 21%, dan proporsi responden yang tidak mengalami obesitas yaitu 39%. Presentase proporsi paling tinggi yaitu responden yang tidak mengalami obesitas, sedangkan untuk responden yang mengalami obesitas umum dan juga obesitas sentral lebih sedikit. Hasil data yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas umum terhadap obesitas sentral dengan hasil signifikansi <0,05 (p=0,003). Obesitas umum berpengaruh terhadap terjadinya obesitas sentral, yang berarti dari hasil penelitian ini responden dengan obesitas umum mempunyai kemungkinan 3,449 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden responden yang tidak obesitas umum.

55 36 B. Hubungan antara Aktivitas Fisik terhadap Obesitas Sentral Analisis yang dilakukan untuk menganalisa hubungan variabel bebas (aktivitas fisik) terhadap variabel tergantung (obesitas sentral) menggunakan uji statistik Chi-Square. Tabel VI. Hubungan Aktifitas Fisik terhadap Obesitas Sentral Aktivitas Fisik Obesitas Sentral Obesitas Tidak n (%) Obesitas Total n (%) OR 95% CI p* n (%) Kurang 12 (12) 10 (10) 22 (22) 2,143 0,822-5,587 0,115 Cukup 28 (28) 50 (50) 78 (78) Total 40 (40) 60 (60) 100 (100) *terdapat hubungan yang tidak bermakna (p>0,05) Berdasarkan Tabel VI diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral (p=0,115). Hal ini sejalan dengan penelitian Novitasary dkk. (2013) bahwa pada penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral dengan didapatkan responden lebih banyak melakukan aktivitas sedang (55,8%) dan sedikit pada responden yang melakukan aktivitas ringan (18,2%), dimana didapatkan hasil bahwa lebih banyak dari responden yang tidak obesitas (58,4%). Penelitian oleh Mustamin (2010) menunjukkan dari 36 subjek terdapat 97,2% yang memiliki aktivitas sedang dan hanya 2,8% aktivitas ringan, hasil uji statistik menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak memberikan pengaruh terhadap kejadian obesitas sentral. Aktivitas fisik mampu menurunkan ukuran lingkar pinggang karena berkaitan erat dengan penurunan presentase lemak tubuh

56 37 terutama lemak viseral. Gaya hidup tidak aktif dan tingkat aktivitas yang rendah merupakan salah satu faktor utama terjadinya obesitas (Tiala dkk., 2013). Hasil proporsi Tabel IV variabel aktivitas fisik dengan kategori ringan, sedang, dan berat pada uji statistik untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas dikategorikan menjadi aktivitas fisik kurang dan cukup. Aktivitas fisik kurang yaitu ketika responden melakukan aktivitas fisik ringan, itu berarti tidak terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan aktivitas yang dilakukan. Aktivitas fisik kategori cukup yaitu aktivitas fisik sedang dan berat yang dilakukan responden, yang berarti terdapat keseimbangan antara kalori yang masuk dalam tubuh dengan aktivitas yang dilakukan. Hasil pada penelitian ini terdapat lebih banyak responden tidak mengalami obesitas sentral dengan aktivitas fisik cukup (50%), dibandingkan responden yang obesitas sentral dengan aktivitas fisik cukup (28%). Responden obesitas sentral dengan aktivitas fisik kurang yaitu 12% sedangkan responden yang tidak obesitas sentral lebih sedikit yaitu 10%. Pekerjaan mayoritas masyarakat di Desa Kepuharjo adalah petani sehingga aktivitas fisik yang dilakukan responden cukup seimbang dengan pengeluaran energi dalam tubuh. Bentuk tubuh seseorang yang jenis pekerjaannya tidak banyak mengeluarkan energi akan berbeda dengan orang yang pekerjaannya selalu menggunakan otot atau banyak melakukan aktivitas fisik. Dengan kata lain penggunaan energi bervariasi pada tingkat aktivitas fisik dan pekerjaan yang berbeda.

57 38 Aktivitas fisik akan membakar energi dalam tubuh, dengan demikian jika asupan kalori dalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang seimbang dan cukup maka akan menyebabkan tubuh mengalami kegemukan (Sudikno dkk., 2010). Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas karena ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran energi (Djausal, 2015). Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko utama kegemukan dan obesitas (Widiantini dan Tafal, 2014). Dari hasil analisa diperoleh nilai OR=2,143 dengan CI 95% 0,822-5,587. Artinya reponden dengan aktivitas fisik yang kurang mempunyai kemungkinan 2,143 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan aktivitas fisik cukup.

58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian diperoleh bahwa distribusi frekuensi usia kelompok tahun sebanyak 78% dan kelompok usia tahun sebanyak 22%, aktivitas fisik responden yang kurang dan cukup sebanyak 22% dan 78%, responden yang mengalami obesitas umum sebanyak 47% dan tidak mengalami obesitas umum sebanyak 53%, serta responden yang mengalami obesitas sentral sebanyak 40% dan yang tidak obesitas sentral sebanyak 60%. Proporsi responden yang mengalami obesitas umum dan juga obesitas sentral yaitu 26%, proporsi responden tidak obesitas umum tetapi mengalami obesitas sentral yaitu 14%, proporsi responden obesitas umum tetapi tidak mengalami obesitas sentral yaitu 21%, dan proporsi responden yang tidak mengalami obesitas yaitu 39%. Responden dengan obesitas umum mempunyai kemungkinan 3,449 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden responden yang tidak obesitas umum. Hasil hubungan antara aktivitas fisik terhadap obesitas sentral menunjukkan bahwa pada aktivitas fisik mempunyai hubungan yang tidak bermakna terhadap obesitas sentral (p=0,115). 39

59 40 B. Saran Pengambilan data dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada sore hari setelah responden bekerja sehingga pada saat dilakukan pengambilan data melalui wawancara, responden tidak terburu-buru dalam menjawab pertanyaan. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada kelompok populasi yang lain, seperti pada remaja atau anak-anak terkait dengan hubungan aktivitas fisik terhadap obesitas sentral.

60 DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta, hal Anggraeni, F., 2008, Hubungan antara Gaya Hidup dengan Status Kesehatan Lansia Binaan Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi Tahun 2008, Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta. Anugrah, Hasbullah, S., dan Auamianti, 2013, Hubungan Obesitas, Aktivitas fsik, dan Kebiasaan Merokok dengan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, STIKES Nani Hasanuddin Makassar, 1 (6), 6. Baecke JAH Burema J Frijters ER, A Short Questionnaire for the Measurement of Habitual Physical Activty in Epidemiological Studies, Am J Clin Nutr. 1982; 36: Bhatta, M.P., Assad, L., and Shakya, S., 2014, Socio-Deemographic and Dietary Factor Associated with Excess Body Weight and Abdominal Obesity among Resettled Bhutanese Refugee Women in Northeast Ohio, United States, International Journal of Environmental Research and Public Health, 11, Cahyono, J.B., 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Kanisius, Yogyakarta, hal. 31, 67. Centers for Disease Control and Prevention, 2014, State Indicator Report on Physical Activity, p. 3. Dahlan, M.S., 2012, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta. hal , Djausal, A.N., 2015, Effect of Central Obesity As Risk Factor of Metabolic Syndrome, J Majority, 4 (3), hal. 20,21. Farida, 2010, Hubungan Diabetes Melitus dengan Obesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang, Buletin Penelitian Kesehatan, 38 (1): Fiktor, F.P., dan Ariwibowo, M., 2007, Praktis Belajar Biologi, PT. Visindo Media Persada, Jakarta, hal Garwati, A., dan Wijayanti, I., 2010, Goodbye Lemak: 3 Langkah Mudah Membentuk Tubuh Ideal, Jogja Great Publisher, hal

61 42 Griz, L.H.M., Viegas, M., Barros, M., Griz, A.L., and Freese, E., 2010, Prevalence of Central Obesity in a Large Sample of Adolescents from Public Schools in Recife Brazil, Arq Bras Endocrinol Metab, 54 (7), 609,610. Hosseinzadeh, K., Niknami, S., Hidarnia, A., 2014, Prevalence of Daily Phsical Activity and Obesity Among Students Grade 5 th and 6 th, Biotech Health Sci.2014 August; 1 (2): e Harikedua, V.T., dan Tando, N.M., 2012, Aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Obesitas Sentral pada Tokoh Agama di Kota Manado, Gizido, 4 (1), Harinaldi, 2005, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensus Worldwide Definition of the Metabolic Syndrome, diakses pada tanggal 14 Desember Isnaini, Sartono, A., Winaryati, E., 2012, Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul pada Ibu Rumah Tangga di Desa Pepe Krajan Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, 1 (1), 2. Jakicic, J.M., and Rogers, R.J., 2013, Research Digest: The Importance of Physical Actvity for Losing Weight, Maintaining Weight, and Preventing Weight Gain, President s Council on Fitness, Sport & Nutrition, Series 14 (2). 1,2. Klein, S., Allison, DB., Heymsfield, S.B., Kelley, D.E., Leibel, R.L., Nonas, C., et al., 2007, Waist Circumference and Cardiometabolic Rsk: a Consensus Statement from Shaping America s Health: Association for Weight Management and Obesity Prevention; NAASO, the Obesity Society; the American Society for Nutrition; and the Amenican Diabetes Association, The American Journal of Clinical Nutrition, 85(5), Kulie, T., Slattengren, A. Redmer, J., Counts, H., Eglash, A., and Schrager, S., 2011, Obesity and Women s Health: An Evidence-Based Review, JABFM, Departement of Family Medicine, University of Wisconsin, Madison, p. 75. Kwiterrovich, P.O., 2012, The John Hopkins Texbook of Dyslipidema, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, p. 277.

62 43 Misnadiarly, 2007, Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit, Pustaka Obor Popular, Jakarta, hal.6, 9. Murti, 2010, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan, Edisi Kedua, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta, hal. 53. Mustamin., 2010, Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar, Media Gizi Pangan, 10 (2), Notoatmojo, S., 2010, Jenis dan Rancangan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, hal Novitasary, M.D., Mayulu, N., Kawengian, S., 2013, Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado, Jurnal e-biomedik (ebm), 1 (2), Nurmalina, R., 2011, Pencegahan dan Manajemen Obesitas, Elex Media Komputindo, Bandung. Nurzakiah, Achadi, E., Sartika, R.A.D., 2010, Faktor Resiko Obesitas pada Orang Dewasa Urban dan Rural, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5 (1), Riset Kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal Russell R. P., 2005, Physical Activity and Public Health, A Recommendation from the Centers for Disease Control and Prevention and the American College of Sports Medicine Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2010, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sudikno., Herdayati, M., dan Besral., 2010, Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Orang Dewasa di Indonesia, Gizi Indon, 33(1): Sudoyo, A.W., 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi IV, FKUI, Jakarta, hal Tiala, M.E.A.R.P., Tanudjaja, G.N., and Kalangi, S.J.R., 2013, Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Lingkar Pinggang pada Siswa Obes Sentral,Jurnal e-biomedik (ebm), 1 (1),

63 44 Ticoalu, M.A.C., Wongker, D., Pasiak, T.F., 2015, Angka Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita di Desa Tumaluntung, Jurnal e-biomedik, 3 (1), Trisna, I., dan Hamid, S., 2009, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa (30-50 Tahun) di Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun 2008, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3 (2), Veghari, G., Sedaghat, M., and Joshaghani, H., 2010, The Prevalence and Associated Factors of Central Obesity in Northern Iran, Iranian Cardiovascular Research Journal, 4 (4), Widiantini, W., dan Tafal, Z., 2014, Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8 (7), World Health Organization, 2008, WHO Country Cooperation Strategy , pdf, diakses pada tanggal 5 Mei World Health Organization, 2013, Obesity and Overweight,WHO, diakses pada tanggal 2 Mei World Health Organization, 2013, Waist Circumference and Waist-Hip Ratio: Report of A WHO Expert Consultation, WHO Geneva, pp.5-15, 20, 27. World Health Organization, 2015, Obesity, WHO, diakses pada tanggal 2 Mei World Health Organization, 2015, Physical Activity, WHO, diakses pada tanggal 2 Mei Xie, B., Ping Chou, C., Metz, D.S., Reynolds, K., Clark, F., Palmer, P.H., et al., 2007, Socio-demographic and Economic Correlates of Overweight Status in Chinese Adolescents, American Journal of Health Behavior, 31(4), 339.

64 LAMPIRAN 45

65 46 Lampiran I. Surat Izin Penelitian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

66 47 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (Kecamatan Cangkringan)

67 48 Lampiran 3. Ethical Clearence

68 49 Lampiran 4. Form Pengukuran Antropometri

69 50 Lampiran 5. Leaflet

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang - Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, yang bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, yaitu pengambilan data yang dilakukan dalam satu kurun waktu, maksimal

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA MARTHA YULIANI HABUT KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat: SMA Negeri 9 Semarang Waktu: April - Mei 2016 3.3 Jenis dan Rancangan

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU

AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU Nurul Khairani, Santoso Ujang Effendi, Lara Wirda Utamy Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Tri Mandiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan, antara lain adalah penyakit kardiovaskular,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEBALAN LEMAK ABDOMINAL SEBELUM DAN SESUDAH SENAM AEROBIK HIGH IMPACT PADA WANITA DI SANGGAR SENAM BENGAWAN SPORT SKRIPSI

PERBEDAAN KETEBALAN LEMAK ABDOMINAL SEBELUM DAN SESUDAH SENAM AEROBIK HIGH IMPACT PADA WANITA DI SANGGAR SENAM BENGAWAN SPORT SKRIPSI PERBEDAAN KETEBALAN LEMAK ABDOMINAL SEBELUM DAN SESUDAH SENAM AEROBIK HIGH IMPACT PADA WANITA DI SANGGAR SENAM BENGAWAN SPORT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan cadangan lemak menimbulkan perbedaan besar dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, protein,

Lebih terperinci

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak didalam tubuh yang lebih dari normal sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjaga penampilan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang wanita dapat menunjang

Lebih terperinci

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD; Dra Eti Yerizel, MS; dr Zulkarnain Edward,MS, PhD dan Intan Widuri, Sked Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent) Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan hormat, Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN 2016 Oleh: ZUHDINA KAMALIAH 130100280 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Semarang. 3.1.2. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Besarnya masalah overweight dan obesitas telah diakui sebagai masalah kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia yaitu World Health Organization (WHO). Dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat terjadi seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, perkembangan teknologi dan industri. Hal ini juga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas atau kegemukan adalah keadaan yang terjadi apabila kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada satu titik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan MARYANA

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA TAHUN

ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA TAHUN ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 10-12 TAHUN Meningkatnya prevalensi obesitas pada anak sering dikaitkan dengan kebiasaan anak mengkonsumsi makanan cepat saji

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SRI RETNOWATI G0011200 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Masyarakat Ruang Lingkup keilmuan Ilmu Forensik dan Medikolegal dan Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA LUH PUTU JULIANI 1320015007 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran GITA PUSPANINGRUM G0013103

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia kita mengetahui bahwa yang disebut dengan lanjut usia adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Semarang untuk mendapatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (% BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN WAIST CIRCUMFERENCE (WC) SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP WC PADA OBESITAS Dhaifina Alkatirie, 2010

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 Steven Juanda, 2015 Pembimbing I : Grace Puspasari, dr., M.Gizi Pembimbing II : Cindra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik, dengan desain cross-sectional. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015. 39 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana obyek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi. 50 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian terdiri dari beberapa SMA di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, yakni mengambil data pada satu waktu, dimana pengumpulan variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus dan komplikasinya telah menjadi masalah masyarakat yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, kematian, dan kecacatan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu menghubungkan antara dua variabel yang saling berhubungan

Lebih terperinci

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi 57 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Boyolali III, Puskesmas Ampel I, Puskesmas Ampel II, Puskesmas Sambi I, Puskesmas Andong, Puskesmas Selo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci