HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Prisca Nadya Verina Djala NIM : FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

2 HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Prisca Nadya Verina Djala NIM : FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Yeremia 17:7-8 I can do all things through him who strengthens me. Philippians 4:13 Kupersembahkan karya ini kepada Tuhan Yesus Kristus Papa, Mama, Kakakku tersayang Sahabat, teman-teman dan Almamaterku. iv

6 v

7 vi

8 PRAKATA Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan karunia-nya, skripsi yang berjudul Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Terhadap Obesitas Sentral Pada Orang Dewasa Sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Yogyakarta dapat saya selesaikan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, oleh sebab itu saya mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai, memberkati, memberikan akal budi, kepintaran dan kesehatan sehingga peneliti dapat menyelesikan skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian. 3. Bapak Kepala Dukuh Kepuh, Batur, Pagerjurang, Kaliadem, Kopeng dan Petung di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data penelitian ini. 4. Masyarakat Kepuh, Batur, Pagerjurang, Kaliadem, Kopeng dan Petung yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi saran kepada saya dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. vii

9 6. Ibu Aris Widayati, Ph.D., Apt., selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu dalam proses penulisan dan revisi dari awal hingga terselesaikannya skripsi saya ini. 7. Pak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam proses penulisan dan revisi skripsi saya ini. 8. Bu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji kedua yang telah membantu serta memberikan saran dalam proses penulisan dan revisi skripsi saya ini. 9. Papa Willy.S.Djala, Mama Ina Halmaina, kakak David Wirawan Djala dan keluarga yang telah memberi dukungan, kasih sayang, dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 10. Sina, Eunike, Ludwina, dan Dara yang selalu memberikan semangat dan masukan pada saat peneliti mulai lelah mengerjakan skripsi ini. 11. Morgan Wahyu Pratama yang selalu menemani, memberikan semangat dan doa selama proses pengerjaan skripsi ini. 12. Teman-teman payung Lita, Angel, Monic, Lisa, Vena, Mita, Siti, Ida, Noven, Atik, Nuri, Fani, dan Christy atas kerjasamanya selama pelaksanaan skripsi ini. 13. Ellay, Venny, Edo dan Novita sebagai teman sepermainan selama proses perkuliahan dan selalu menyemangati terselesaikannya skripsi ini. 14. Teman-teman FSM A 2012 dan FKK A 2012 dan seluruh angkatan MMXI yang sudah menemani dalam proses perkuliahan selama ini. viii

10 15. Seluruh dosen, laboran, karyawan di Sanata Dharma yang sudah membantu dan mendukung saya dalam proses perkuliahan maupun praktikum selama ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dalam proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terimakasih Tuhan Yesus memberkati. Yogyakarta, 12 April 2016 Penulis ix

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii HALAMAN PERSAMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv INTISARI... xvii ABSTRACT... xviii BAB I. PENGANTAR... 1 A. Latar Belakang Rumusan masalah Keaslian penelitian Manfaat penelitian... 5 B. Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus... 6 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 7 x

12 A. Status Sosial Ekonomi... 7 B. Obesitas Sentral C. Lingkar Pinggang D. Landasan Teori E. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan penelitian B. Variable Penelitian Variabel bebas Variabel tergantung Variabel pengacau C. Definisi Operasional D. Responden Penelitian E. Teknik Sampling F. Instrumen Penelitian G. Lokasi dan Waktu Penelitian H. Tata Cara Penelitian Observasi awal Permohonan izin dan kerjasama Pembuatan informed consent dan leaflet a. Informed consent b. Leaflet Pencarian responden Validitas dan realibilitas instrumen penelitian xi

13 6. Pengukuran lingkar pinggang dan penilaian status sosial ekonomi Pembagian hasil penelitian Pengolahan data I. Analisis Data J. Keterbatasan Penelitian BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usia Status Sosial Ekonomi Obesitas Umum Obesitas Sentral B. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi terhadap Obesitas Umum C. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi terhadap Obesitas Sentral BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS xii

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis Tabel II. Definisi Operasional Tabel III. Karakteristik Responden Tabel IV. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Obesitas Umum Tabel V. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Obesitas Sentral xiii

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Posisi Pita Pengukuran dalam Pengukuran Lingkar Pinggang Gambar 2. Skema Pencarian Responden Penelitian Gambar 3. Tata Cara Penelitian xiv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian (BAPPEDA) Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (Kecamatan Cangkringan) Lampiran 3. Ethichal Clearence Lampiran 4. Form Pengukuran Antropometri Lampiran 5. Leaflet Lampiran 6. Inform Consent Lampiran 7. Validasi Timbangan Berat Badan (Halaman 1) Lampiran 8. Validasi Timbangan Berat Badan (Halaman 2) Lampiran 9. Validasi Pengukur Tinggi Badan (Halaman 1) Lampiran 10. Validasi Pengukur Tinggi Badan (Halaman 2) Lampiran 11. Validasi Pita Pengukur Lingkar Pinggang (Halaman 1) Lampiran 12. Validasi Pita Pengukur Lingkar Pinggang (Halaman 2) Lampiran 13.Pedoman Wawancara Menggunakan Skoring Bistok Saing (Sebelum Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa) Lampiran 14. Pedoman Wawancara Menggunakan Skoring Bistok Saing (Sesudah Dilakukan Uji Pemahaman Bahasa) Lampiran 15. Skoring dengan Menggunakan Bistok Saing Lampiran 16. Pengujian Reliabilitas Pita Pengukur Lampiran 17. Pengujian Reliabilitas Timbangan Berat Badan dan xv

17 Alat Ukur Tinggi Badan Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Status Sosial Ekonomi Responden Lampiran 20. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas Indeks Massa Tubuh Responden Lampiran 22. Distribusi Usia Lampiran 23. Distribusi Status Sosial Ekonomi Lampiran 24. Distribusi Obesitas Umum Lampiran 25. Distribusi Obesitas Sentral Lampiran 26. Uji Chi-Square Status Sosial Ekonomi Lampiran 27. Foto-Foto Persiapan dan Pengambilan Data xvi

18 INTISARI Obesitas sentral adalah kondisi kelebihan lemak pada perut bagian abdominal. Status sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terjadinya obesitas sentral. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara status sosial ekonomi terhadap obesitas sentral. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan analitik cross sectional. Responden penelitian ini adalah penduduk berusia tahun. Pengambilan data sampel dilakukan secara non probability sampling dengan jenis purposive yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015 di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakrta. Pengukuran yang dilakukan meliputi lingkar pinggang dan indeks massa tubuh, serta pendataan dengan menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui status sosial ekonomi. Data yang didapatkan dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorv-smirnov dan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi dengan obesitas sentral dilanjutkan dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna antara status sosial ekonomi terhadap obesitas sentral dengan nilai p=0,041 dan responden dengan status sosial ekonomi rendah dan sedang memiliki kemungkinan terkena obesitas sentral sebesar 2,833 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki status sosial ekonomi tinggi. Status sosial ekonomi memberikan perbedaan yang bermakna terhadap obesitas sentral di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Kata kunci: status sosial ekonomi, obesitas sentral xvii

19 ABSTRACT Central obesity is a condition of excess abdominal fat in the abdomen. Socioeconomic status is one factor that contributes to the occurrence of central obesity. The purpose of this study to determine the relationship between socioeconomic status to central obesity. This type of research is observational with cross sectional analytical design. The survey respondents are people aged years. Collecting data sample is non probability sampling with purposive kind that was conducted in May-June 2015 Kepuharjo village, Cangkringan, Yogyakrta. Measurements performed include waist circumference and body mass index, as well as data collection by using an interview guide to determine the socio-economic status. The data obtained were analyzed statistically with kolmogorv-smirnov test for normality and to look at the relationship of socioeconomic status with central obesity followed by chi square test. The research results showed there was a significant relationship between socioeconomic status to central obesity with p = and respondents with high social economic status have the possibly to times had central obesity compared to respondents with low and moderate social economic status. Socio-economic status provides significant difference Kepuharjo central obesity in the village, Cangkringan, Yogyakarta. Keyword : social economic Status, central obesity xviii

20 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Obesitas merupakan kondisi dimana seseorang kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokasi pada bagian-bagian tubuh tertentu yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan (Ganong, 2007). Obesitas sudah dianggap sebagai epidemi di seluruh dunia dan telah menjadi masalah terhadap kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang yang saat ini mengalami transisi ekonomi yang cepat (Xie, Ping, Metz, Reynolds, Clark, Palmer, et al., 2007). Obesitas sentral merupakan penimbunan lemak pada bagian intraabdomen. Komposisi tubuh dapat ditentukan berdasarkan ukuran lingkar pinggang (Tiala, Tanudjaja, dan Kalangi, 2013). Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Menurut WHO pada tahun 2008, setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahunnya sebagai akibat kelebihan berat badan atau obesitas. WHO juga memprediksi pada tahun 2015, sekitar 700 juta penduduk akan mengalami obesitas (World Health Organization, 2008). Di Indonesia sendiri, prevalensi obesitas tiap tahunnya selalu meningkat. Prevalensi obesitas pada penduduk pria berusia 18 tahun sebanyak 19,7 persen pada tahun 2013, dimana terjadi peningkatan dari tahun 2007 yaitu 3,9 persen. Prevalensi obesitas pada wanita 18 tahun pada tahun 2013 adalah 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 dan 17,5 persen dari tahun 2010 (Riskesdas, 2013). 1

21 2 Prevalensi obesitas di wilayah pedesaan di Indonesia didapatkan sebesar 9,54 persen, dengan kata lain kejadian obesitas tidak hanya menjadi masalah kesehatan di wilayah perkotaan, namun juga terjadi peningkatan pada wilayah pedesaan (Sudikno, Herdayati, dan Besral, 2010). Data Riskedas 2013 menyebutkan bahwa 25,6 persen masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami obesitas sentral. Sebanyak dua kabupaten/kota memiliki prevalensi obesitas sentral di atas angka prevalensi Provinsi, yaitu Kabupaten Sleman sebesar 28,1 persen dan Kota Yogyakarta sebesar 37,2 persen. Prevalensi obesitas pada usia di atas 15 tahun menurut karakteristik subjek Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa, prevalensi obesitas pada pria 17 persen dan pada wanita sebesar 37 persen (Riskesdas, 2013) Status sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang diyakini berkontribusi pada kejadian obesitas. Hasil meta-analisis oleh Sobal dan Stunkard (1898) menunjukkan bahwa kejadian obesitas di negara berkembang menunjukkan hubungan yang bermakna dengan tingkat sosial ekonomi dari masyarakat. Pendapat ini didukung oleh Mclaren (2007) dalam temuannya menyatakan bahwa masih terdapat hubungan bermakna antara status sosial ekonomi dengan kejadian obesitas di negara berkembang walaupun tingkat kekuatan hubungan yang terjadi lebih lemah dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan karena sebagai model dari tempat penelitian peneliti. Kecamatan Cangkringan merupakan wilayah pedesaan yang pernah menjadi korban meletusnya gunung

22 3 merapi, sehingga akses masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi lebih sulit. Desa Kepuharjo mengandalkan hidup dari sektor pertanian, peternakan, dan sebagian kecil sebagai wiraswasta dan PNS (Anonim, 2015). Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian tentang status sosial ekonomi dan hubungannya terhadap terjadinya obesitas sentral. Hal ini dikarenakan belum pernah ada penelitian tentang status sosial ekonomi terhadap obesitas sentral pada masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. 1. Rumusan masalah Apakah terdapat hubungan antara status sosial dan ekonomi dengan obesitas sentral pada orang sehat dewasa di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta? 2. Keaslian penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan obesitas sentral dan status sosial dan ekonomi adalah sebagai berikut : a. Pengaruh demografi, sosial-ekonomi, gaya hidup, status gizi dan kesehatan terhadap obesitas sentral pada ibu rumah tangga (Rosdiana, 2014). Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan metode wawancara menggunakan kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga, yang memenuhi kriteria penelitian yaitu 96 orang. Hasil

23 4 penelitian berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman, terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara pendapatan per kapita, konsumsi sayur, dan status gizi dengan obesitas sentral. Pendapatan per kapita per bulan yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan faktor penghambat kejadian obesitas sentral pada responden (OR=0.397). b. Perbedaan karakteristik usia, asupan makanan, aktivitas fisik, tingkat sosial ekonomi dan pengetahuan gizi pada wanita dewasa dengan kelebihan berat badan antara di desa dan kota (Saraswati,2012). Penelitian ini merupakan rancangan penelitian cross sectional dengan consecutive sampling. Responden dalam penelitian ini adalah wanita dengan kelebihan berat badan IMT >25kg/m 2 yaitu sebanyak 30 orang. Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan tingkat sosial ekonomi pada wanita dewasa (p = 0,000) di desa dan kota.. c. Socio-economic status and abdominal obesity among Finnish adults from 1992 to 2002 (Lahteenkorva, 2006). Penelitian ini merupakan rancangan penelitian cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah pria dan wanita berusia tahun di Finlandia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara status sosial ekonomi rendah pada pria dengan obesitas sentral. d. Association of fat intake and socioeconomic status on anthropometric measurements of adults (Al-Hazza, 2014). Penelitian ini dilakukan pada orang dewasa dengan usia tahun di San Paolo. Hasil dari penelitian

24 5 yang dilakukan oleh Al-Hazza ini terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan yang tinggi dengan obesitas sentral (p=0,03). Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu status sosial ekonomi dan variabel tergantung yaitu obesitas sentral. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan dalam uraian di atas mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu status sosial ekonomi sebagai variabel bebas dan obesitas sentral sebagai variabel tergantung, sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah karakteristik responden, jumlah responden, waktu dan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan pada pria dan wanita dengan usia tahun di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh status sosial ekonomi terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. b. Manfaat praktis. Pendataan status sosial ekonomi masyarakat menjadi status sosial ekonomi rendah sedang dan tinggi diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui terjadinya obesitas sentral dan dapat menjaga pola hidup agar mencegah terjadinya obesitas sentral.

25 6 B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi usia, status sosial ekonomi, obesitas umum dan obesitas sentral masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. 2. Tujuan khusus Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

26 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi adalah sebagai pengelompokkan orang-orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan ekonomi. Status sosial ekonomi menunjukkan ketidaksetaraan tertentu (Santrock, 2007). Status sosial ekonomi adalah kedudukan suatu individu dan keluarga berdasarkan unsur-unsur ekonomi (Soerjono, 2006). Status sosial ekonomi adalah posisi yang ditempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran ratarata yang umum berlaku tentang kepemilikan kultural, pendapatan efektif, pemilikan barang dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Menurut Talcon Parsons (Nurjannah, 2014) berpendapat bahwa beberapa indikator tentang penlilaian seseorang mengenai kedudukan dalam lapisan sosial di masyarakat antara lain, a. bentuk ukuran rumah, keadaan perawatan, tata kebun b. wilayah tempat tinggal c. pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang d. sumber pendapatan. Total penghasilan, pengeluaran, simpanan, dan kepemilikan harta yang bernilai ekonomis merupakan indikator untuk menentukan kondisi ekonomi seseorang (Abdulsyani, 2008 cit, Nurjannah, 2014). Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan sosial ekonomi antara lain : 7

27 8 1. Ukuran kekayaan, kekayaan dapat dilihat dalam bentuk rumah, mobil pribadi, penghasilan, cara menggunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan berbelanja barang-barang mahal. 2. Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar. 3. Ukuran kehormatan, orang yang paling dihormati dan disegani, mendapat tempat teratas. Orang seperti ini sering dijumpai pada masyarakat tradisional. 4. Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan (Soerjono, 2012) Status sosial ekonomi dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu : 1. Status sosial ekonomi rendah 2. Status sosial ekonomi sedang 3. Status sosial ekonomi tinggi Variabel variabel yang dapat menggolongkan seseorang ke dalam suatu status sosial ekonomi dengan masing masing skor antara lain : a. Pendidikan, 1 = tidak sekolah-tamat SD, 2 = SMP-tamat SMA, 3 = Lulusan Diploma- Lulusan Sarjana. b. Pekerjaan, 1 = tidak bekerja, petani, buruh, 2 = pedagang dan wiraswasta, 3 = PNS, ABRI, dan Karyawan swasta. c. Pendapatan, 1 = < Rp , 2 = Rp Rp , 3 = > Rp

28 9 d. Ukuran jumlah keluarga, 1 = > 6 orang, 2 = 4 6 orang, 3 = 3 orang. e. Status kepemilikan rumah, 1 = menumpang, 2 = kontrak/sewa, 3 = milik sendiri. f. Bangunan rumah, 1 = tidak permanen, 2 = semi permanen, 3 = permanen. g. Barang kekayaan, 1 = memiliki 1 macam barang kekayaan, 2 = memiliki 2 macam barang kekayaan, 3 = memiliki > 3 macam barang kekayaan. h. Sumber air minum, 1 = air sumur, 2 = air sumur dan ledeng, 3 = air ledeng. Status sosial ekonomi dinilai berdasarkan metode Bistok Saing, dikatakan status sosial rendah apabila skor 8 12, status sosial ekonomi sedang apabila skor 13-17, dan status sosial ekonomi tinggi apabila skor (Widayanti, 2008). Status sosial ekonomi juga sering dikaitkan dengan terjadinya obesitas. Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi, sebaliknya untuk individu dari keluarga sosial ekonomi lebih tinggi biasanya mengalami obesitas (Zhang, 2004). Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan juga mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga risiko terjadinya obesitas tinggi (Syarif, 2003).

29 10 Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya (Fikawati dan Shafiq, 2012). Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan gizi. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pengetahuan gizinya. Pengetahuan gizi yang baik menyebabkan seseorang memiliki kebiasaan makan yang baik pula, sehingga kemungkinan mengkonsumsi makanan tidak sehat juga menurun. Semakin rendah pendidikan, semakin tinggi resiko terkena obesitas (Sugianti, 2009). Pendapatan berpengaruh terhadap pilihan makanan yang akan dikonsumsi oleh suatu keluarga. Semakin besar total pendapatan keluarga, semakin tinggi resiko terkena obesitas (Cahyoho, 2008 cit.,rosdiana,2012). B. Obesitas Sentral Kelebihan berat badan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbukkan risiko bagi kesehatan. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Setelah dianggap obesitas hanya terjadi di

30 11 negara-negara berpenghasilan tinggi, obesitas sekarang juga terjadi di negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah (World Health Organization, 2015). Obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang berlebihan, umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan, sekitar organ tubuh. Obesitas terdiri dari 2 macam yaitu obesitas perifer dan obesitas sentral/abdominal. Pada obesitas sentral penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal terjadi di daerah abdomen, sedangkan obesitas perifer penimbunan lemak terjadi di daerah gluteofemoral (Djausal, 2015). Obesitas sentral merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian atas (upper body obesity) yaitu pinggang dan rongga perut, sehingga tubuh cenderung menyerupai buah apel. Tubuh bagian atas merupakan dominasi timbunan lemak tubuh di trunkal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular daripada obesitas tubuh bagian bawah (Sugianti, 2009). Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan risiko terbesar kelima untuk kematian global. Setiap tahunnya 2,8 juta orang meninggal akibat kelibihan berat badan atau obesitas (World Health Organizationi, 2013). Obesitas berisiko meningkatkan terkena penyakit diabetes pada wanita, sehingga obesitas menjadi masalah yang sangat umum di masyarakat dan memiliki dampak yang besar pada berbagai masalah kesehatan wanita. Diperlukan saran untuk masalah tersebut

31 12 yaitu menjaga pola makan sehari-hari agar didapatkan berat badan yang ideal (Kulie, Slattengren, Redmer, Counts, Eglash, and Schranger, 2011). Obesitas sentral/abdominal dapat diketahui melalui melalui indikator lingkar pinggang (Appleton, 2006). C. Lingkar Pinggang Lingkar pinggang adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang pinggang di antara crista dan costa XII pada lingkar terkecil, diukur dengan pita meteran non elastis (ketelitian 1 mm). Ukuran lingkar pinggang yang besar berhubungan dengan peningkatan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkarn akumulasi dari lemak intraabdominal atau lemak visceral (Wang, 2007). Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan untuk menghitung atau memprediksi seberapa besar timbunan lemak pada abdomen. Cara pengukuran lingkar pinggang yang tepat, dapat dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk terakhir dengan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan. Pengukuran lingkar pinggang sebaiknya dilakukan ketika akhir respirasi (World Health Organization, 2008).

32 13 Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang (Coulston, Boushey, and Ferruzi, 2013) Ukuran lingkar pinggang masing-masing ras berbeda, sehingga untuk memudahkan klasifikasi, IDF (International Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis (Tjokroprawiro, 2006). Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang berdasarkan Etnis (Tjokroprawiro, 2006) Negara/grup etnis Lingkar Pinggang (cm) pada obesitas Eropa Pria >94 Asia Selatan Populasi China, Melayu, dan Asia Wanita >80 Pria 90 Wanita 80 Jepang Pria >85 Wanita >90 Amerika Tengah dan Selatan Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik Timur Tengah Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik

33 14 Ukuran lingkar pinggang untuk wilayah Asia adalah 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita (International Diabetes Federation, 2006). D. Landasan Teori Status sosial ekonomi merupakan ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan sosial ekonomi. (Soerjono, 2012). Status sosial ekonomi juga sering dikaitkan dengan terjadinya obesitas. Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi, sebaliknya untuk individu dari keluarga sosial ekonomi lebih tinggi biasanya mengalami obesitas (Zhang, 2004). Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan juga mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga risiko terjadinya obesitas tinggi (Syarif, 2003). E. Hipotesis Adanya hubungan bermakna antara status sosial ekonomi terhadap obesitas sentral pada orang dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian yang berupa potong lintang/cross sectional. Penelitian yang menggali mengenai bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan dapat terjadi disebut dengan penelitian observasional analitik. Rancangan penelitian potong lintang/ cross sectional adalah rancangan penelitian yang mempelajari mengenai adanya korelasi antara faktor resiko dan faktor efek yang pengambilan sampel atau data hanya dilakukan satu kali pada saat tertentu. Faktor resiko adalah fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek, sedangkan faktor efek adalah akibat dari faktor resiko. Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan status sosial ekonomi terhadap obesitas sentral. Status sosial ekonomi sebagai faktor risiko dan obesitas sentral sebagai faktor efek. Rancangan penelitan potong lintang, pengambilan sampel atau data hanya dilakukan sekali pada satu waktu tertentu. Artinya subyek penelitian hanya diteliti satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut atau pengulangan pengukuran (Notoatmodjo, 2010). B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Status sosial ekonomi. 2. Variabel tergantung Obesitas sentral. 15

35 16 3. Variabel pengacau a. Variabel pengacau terkendali : usia. b. Variabel pengacau tidak terkendali : gaya hidup, pola makan, aktivitas fisik. C. Definisi Operasional Tabel II. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Skala Penilaian Usia Responden penelitian adalah Nominal 1 = tahun penduduk dewasa berusia = tahun tahun di Desa Kepuharjo yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian Jenis Kelamin Status Sosial Ekonomi Indeks Massa Tubuh (IMT) Responden penelitian ini adalah penduduk dewasa pria dan wanita. Keadaan sosial ekonomi berdasarkan skala Bistok Saing yang telah dilakukan modifikasi, dengan nilai 3-24 IMT >25 kg/m 2 merupakan kategori obesitas. IMT dihitung dengan menggunakan rumus: IMT = Berat badan (kg) [Tinggi badan (m)] 2 Nominal 1 = pria 2 = wanita Ordinal 1 = Status sosial ekonomi rendah ( 8-12) 2 = Status sosial ekonomi sedang (13-17) 3 = Status sosial ekonomi tinggi (18-24) Ordinal 1 = Obesitas (IMT>25kg/m 2 ) 2 = Tidak Obesitas (IMT<25kg/m 2 ) Obesitas Sentral Obesitas sentral merupakan penimbunan lemak yang berlebihan pada daerah abdomen. Obesitas sentral dapat diukur dengan pengukuran lingkar pinggang (IDF,2006). Ordinal 1 = Obesitas bila LP 90 cm (pria) dan 80 cm (wanita) 2 = Tidak obesitas bila LP <90 cm (pria) dan <80 cm (wanita)

36 17 D. Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi penduduk pria dan wanita di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah orang dewasa sehat yang bersedia untuk ikut dan bekerja sama dalam penelitian ini serta mengisi informed consent, rentang usia tahun dan bersedia mengisi kuisioner penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah tidak hadir pada saat pengambilan data, menopouse, hamil, ada riwayat penyakit kardiometabolik, dalam keadaan oedem, mengkonsumsi obat obatan terkait kardiometabolik, tidak berpuasa selama jam dan tidak mempunyai penghasilan sama sekali. Jumlah responden penelitian diperoleh dengan cara mengetahui populasi umum terlebih dahulu. Populasi umum adalah jumlah keseluruhan penduduk Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta yang diperoleh dari Kantor Desa Kepuharjo, yaitu sebanyak orang. Langkah selanjutnya adalah menentukan populasi target atau besar sampel dari jumlah populasi umum. Populasi target adalah penduduk Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta yang berusia tahun. Besar sampel ditentukan oleh rumus berikut: n = besar sampel N = besar populasi Z = nilai sebaran normal baku tingkat (tingkat kepercayaan 95%=1,96) P = proporsi kejadian (50%=0,5)

37 18 d = besar penyimpangan 0,1 (Murti,2010) Jumlah sampel minimal yang didapatkan dari perhitungan rumus besar sampel yaitu 94 orang dan jumlah responden yang digunakan sebesar 120 orang, sehingga jumlah responden penelitian memenuhi kriteria dari jumlah sampel minimal. Skema pencarian responden penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah: 6 orang tidak hadir saat pengambilan data Jumlah penduduk Desa Kepuharjo orang Diperoleh besaran sampel sebanyak 94 orang dan ditentutkan responden sebanyak 120 responden 3 orang mendertita hipertensi 1 orang menggunakan pil KB 9 orang menopouse 1 orang takut jarum suntik 100 responden dipilih (kriteria inklusi dan eksklusi) dan menandatangani inform consent 50 responden pria 50 responden wanita Gambar 2. Skema Pencarian Responden Penelitian

38 19 E. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis purposive. Teknik non probability sampling adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, artinya setiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Pada purposive sampling, pemilihan responden dilakukan atas dasar pertimbangan subjek peneliti saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam responden yang dipilih (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah inform consent, alat tulis, timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, pita pengukur merk Butterfly untuk mengukur lingkar pinggang responden dan panduan wawancara status sosial ekonomi secara terstruktur untuk mencatat identitas responden dan keadaan sosioal ekonomi (panduan wawancara terlampir). Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, sehingga peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara secara terpimpin (structured interviewed). Wawancara jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman-pedoman berupa kuesioner yang telah

39 20 disiapkan sehingga peneliti tinggal membacakan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada responden (Notoatmodjo, 2010). G. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari dengan perincian waktu sebagai berikut: 1. Pada tanggal 30 Mei 2015 bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul Pada tanggal 18 Juni 2015 bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul Pada tanggal 20 Juni 2015 bertempat di Gedung Serba Guna Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang, Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta pada pukul H. Tata Cara Penelitian Gambar 3. Tata Cara Penelitian

40 21 1. Observasi awal Pada observasi awal dilakukan pencarian informasi mengenai adanya kelompok responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Kelompok responden yang dibutuhkan adalah 100 penduduk pria dan wanita di Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta yang berusia tahun. Pencarian dilakukan dengan meminta data di Kantor Kecamatan Cangkringan. Data jumlah padukuhan yang berasal dari Kantor Balai Desa sebanyak 8 padukuhan, yaitu Padukuhan Jambu, Padukuhan Kepuh, Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kopeng, Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Batur, Padukuhan Petung dan Padukuhan Manggong dan jumlah masyarakat Desa Kepuharjo sebanyak orang. Penelitian ini tidak menggunakan Padukuhan Jambu dan Padukuhan Manggong karena jarak antara Padukuhan Jambu dengan Balai Desa sangat jauh dan warga di Padukuhan Manggong (yang bertempat di HUNTAP Pagerjurang) sudah dijadikan sebagai responden uji coba kuesioner. Uji coba kuesioner sebagai panduan wawancara dilakukan di Padukuhan Manggong sebanyak 30 orang responden yang berusia tahun. 2. Permohonan izin dan kerjasama Permohonan izin untuk melakukan penelitian ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Surat ethical clearance dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor surat KE/FK/502/EC. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Kepala

41 22 Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Sleman untuk memperoleh izin melakukan penelitian di Kecamatan Cangkringan. Surat izin yang dikeluarkan oleh Bappeda pada tanggal 28 April 2015 dengan nomor surat 070/Bappeda/1799/2015. Permohonan izin selanjutnya ditujukan kepada Kepala Bappeda Sleman untuk memperoleh izin melakukan uji coba kuesioner. Surat izin yang dikeluarkan oleh Bappeda pada tanggal 11 Mei 2015 dengan nomor surat 070/Bappeda/196/ Pembuatan informed consent dan leaflet a. Informed consent.informed consent digunakan sebagai bukti tertulis mengenai persetujuan dan kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada pengisian informed consent, responden yang bersedia ikut serta dalam penelitian diminta untuk menuliskan nama, alamat rumah, usia, jenis kelamin, dan tanda tangan. b. Leaflet. Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian ini. Konten atau isi dari leaflet ini antara lain tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden melalui pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, body fat percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi rasio lipid, dan HbA1c.

42 23 3. Pencarian responden Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin dari Bapeda Kabupaten Sleman dan selanjutnya mendapatkan izin dari kepala padukuhan Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Pencarian responden dilakukan setelah penentuan padukuhan yang akan digunakan dalam penelitian. Padukuhan yang digunakan dalam penelitian adalah Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kopeng, Padukuhan Petung, Padukuhan Kepuh dan Padukuhan Batur. Padukuhan yang dipilih mempunyai jumlah penduduk berusia tahun lebih banyak dibandingkan padukuhan lainnya. Terdapat cukup banyak jumlah penduduk yang memenuhi kriteria penelitan yaitu berusia tahun akan tetapi hanya 100 responden yang resmi menjadi responden penelitian. Hal ini dikarenakan terdapat calon responden yang tidak bersedia ikut dalam penelitian karena alasan tertentu. Calon responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini kemudian mengisi informed consent sebagai bukti kesediaannya untuk ikut serta dalam penelitian. Responden yang sudah mengisi informed consent kemudian diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, serta diingatkan untuk berpuasa selama jam. 4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), suatu alat kesehatan dianggap baik bila memenuhi nilai CV (Coefficient of Variation) 5% dengan melakukan pengukuran instrumen sebanyak 5 kali. Instrumen kesehatan yang dvalidasi pada peneltian ini adalah meteran Buterfly. Pengukuran validitas dan reliabiltas dilakukan pada dua alat meteran yang berbeda. Validitas adalah

43 24 ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu alat pengukuran atau indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian dikatakan valid dan reliabel apabila dapat menunjukkan ketepatan alat ukur sesuai dengan yang diukur dan menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Sumantri, 2011). Validasi timbangan berat badan, pita pengukur, dan pengukur tinggi badan dilakukan di Balai Metrologi Yogyakarta. Hasil pengujian validasi instrumen menunjukkan bahwa alat yang digunakan valid, ditunjukkan dengan skala pada instrumen yang sudah tepat sesuai dengan skala yang ditunjukkan. Pengujian realibilitas dilakukan dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang sebanyak 5 kali pada satu responden yang sama saat pengambilan data, kemudian menghitung nilai CV (%). Nilai CV (%) pita pengukur, timbangan berat badan, dan alat pengukur tinggi badan yaitu, 0,46, 0,42, dan 0,15. Untuk validasi panduan wawancara status sosial ekonomi dilakukan dengan memberikan panduan wawancara yang akan digunakan dalam penelitian kepada dua pakar dan melakukan uji coba kepada minimal 30 responden di Padukuhan Manggong sebagai uji pemahaman bahasa. Syarat responden untuk dijadikan pengujian panduan wawancara adalah masyarakat yang tidak dijadikan responden penelitian, memiliki karakteristik yang mendekati atau sama dengan responden penelitian, yaitu berusia tahun. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang muncul dari pewawancara dalam

44 25 menyampaikan pertanyaan kepada responden dan sebaliknya, serta kendala yang dihadapi responden dalam menjawab pertanyaan (Effendi dan Tukiran, 2012). 5. Pengukuran lingkar pinggang dan penilaian status sosial ekonomi Pengukuran data yang dilakukan pada penelitian ini adalah penilaian hasil status sosial ekonomi menggunakan penduan wawancara status sosial ekonomi terstruktur dan mengukur lingkar pinggang responden. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan cara, responden berdiri dengan berat badan bertumpu pada kaki kanan dan kaki kiri secara rileks di atas alas ukur. Pengukuran mulai dari titik pertemuan lingkaran abdominal, peneliti mengatur posisi responden dengan menempatkan tangannya pada pengaturan posisi alat ukur meteran pita pada sasaran secara cermat. Peneliti menetapkan ketepatan skala ukur dan dilakukan pencatatan (Kuswono, 2015). 6. Pembagian hasil penelitian Peneliti akan membagikan hasil penelitian kepada responden secara langsung. Hasil pengukuran antropometri dan penilaian hasil status sosial ekonomi dimasukkan ke dalam amplop dan peneliti memberikan penjelasan langsung kepada responden untuk memahami hasilnya. 7. Pengolahan data Pengolahan data dilakukan dengan men ggunakan komputerisasi. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai kategori yang dibutuhkan dan

45 26 komputerisasi. selanjutnya data dianalisis secara statistic menggunakan spss 16 dengan H. Analisis Data Data yang sudah diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan bantuan program komputer. Data yang sudah terolah kemudian dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi (variabel bebas) dan obesitas sentral (variabel tergantung) dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas sentral. Status sosial ekonomi dinilai berdasarkan skala Bistok Saing, disebut status sosial ekonomi rendah apabila skor 8-12, status sosial ekonomi sedang apabila skor dan status sosial ekonomi tinggi apabila skor (Widayanti, 2008). Data diolah dengan cara univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk mendiskripsikan distribusi frekuensi jenis kelamin, usia, jumlah subyek berdasarkan tingkat status sosial, obesitas umum dan obesitas sentral. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel. Dilakukan uji normalitas data untuk melihat distribusi normal data. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirov karena sampel > 50 responden dan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden. Suatu data dikatakan normal bila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa hubungan variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji statistik Chi Square.

46 27 Digunakan uji Chi-Square karena jenis hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis komparatif, dan skala variabel yang digunakan yaitu skala kategorik. Syarat uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5 dan maksimal 20% dari jumlah sel. Bila tidak memenuhi syarat uji Chi-Square, maka digunakan uji alternatifnya yaitu uji Fisher. Alternatif uji Chi-Square untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher, untuk tabel 2xK adalah uji Kolmogorov-Smirov, dan untuk tabel selain 2x2 dan 2xK adalah penggabungan sel untuk kembali diuji dengan uji Chi-Square (Dahlan, 2010). Uji signifikansi antara data yang diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dalam batas kepercayaan (α = 0,05) yang artinya apabila diperoleh nilai p 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (status sosial ekonomi) dengan variabel tergantung (obesitas sentral), dan bila nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Mengetahui besarnya kekuatan hubungan pada penelitian digunakan ukuran Odds Ratio (OR). I. Keterbatasan Penelitian Kesulitan dalam penelitian ini adalah sulitnya mencari responden untuk ikut serta dalam penelitian dan keterbukaan responden dalam memberikan informasi yang menggambarkan keadaan status sosial ekonomi yang sebenarnya. Sulitnya mencari responden dikarenakan responden penelitian yang sebagian besar mata pencahariannya adalah petani atau peternak sehingga membuat responden jarang berada di rumah dari pagi sampai sore.

47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Hubungan antara Status Sosial Ekonomi terhadap Obesitas Sentral melibatkan pria dan wanita sehat dengan rentang usia tahun yang berada di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta. Penelitian dilakukan di 6 padukuhan yaitu Padukuhan Kaliadem, Padukuhan Kepuh, Padukuhan Pagerjurang, Padukuhan Petung, Padukuhan Batur, dan Padukuhan Kopeng yang mewakili Desa Kepuharjo karena tempat tinggal warga tidak jauh dari tempat pengambilan data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling, sehingga diperoleh responden penelitian sebanyak 100 orang. Profil karakteristik 100 responden kemudian dianalisis secara statistik meliputi jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang dalam analisis univariat, sedangkan untuk melihat hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas sentral digunakan analisis bivariat. Analisis statistik perlu dilakukan untuk mengetahui karakteristik data yang diperoleh. A. Karakteristik Responden Tabel III. Menunjukkan karakteristik responden berupa usia, status sosial ekonomi, obesitas umum dan obesitas sentral pada 50 responden wanita dan 50 responden pria. 28

48 29 Tabel III. Karakteristik Responden Variabel Usia tahun tahun Status sosial ekonomi Rendah Sedang Tinggi Obesitas umum Obesitas Tidak obesitas Obesitas sentral Obesitas Tidak obesitas Wanita (n=50) n (%) 49 (49) 1 (1) 2 (2) 42 (42) 6 (6) 25 (25) 25 (25) 28 (28) 22 (22) Pria (n=50) n(%) 29 (29) 21 (21) 2 (2) 28 (28) 20 (20) 22 (22) 28 (28) 12 (12) 38 (38) Total (n=100) n(%) 78 (78) 22 (22) 4 (4) 70 (70) 26 (26) 47 (47) 52 (52) 40 (40) 60 (60) 1. Usia Dari data Tabel III, didapatkan jumlah responden yang berusia tahun sebanyak 78 %, sedangkan pada usia tahun sebanyak 22%. Total responden dalam penelitian ini lebih banyak pada responden dengan pada usia tahun dibandingkan jumlah responden dengan rentang usia tahun. Hal ini disebabkan masyarakat dengan usia tahun di Desa Kepuharjo yang besedia berpartisipasi mengikuti penelitian hanya sedikit. Pada hasil penelitian ini, pada usia tahun hanya 1 (1%) responden yang berjenis kelamin wanita dibandingkan pada usia tahun yaitu 49 (49%) responden dikarenakan pada usia dengan rentang tahun, wanita telah masuk dalam fase premenopouse. 2. Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi masyarakat di Desa Kepuharjo berbeda-beda. Pada penelitian ini status sosial ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan,

49 30 ukuran keluarga, status kepemilikan rumah, barang kekayaan, sumber air dan bangunan rumah. Pada penelitian ini kategori status sosial ekonomi digolongkan menjadi status sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. Kategori ini mempermudah untuk melihat status sosial ekonomi sebagai prediktor obesitas. Pengaruh status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kejadian obesitas dikaitkan dengan pengaruh beberapa faktor yaitu gaya hidup dan aktifitas fisik. Populasi dengan tingkat status sosial ekonomi yang tinggi mempunyai aktifitas fisik yang cenderung lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang berstatus sosial ekonomi lebih rendah. Data pada Tabel III menunjukkan bahwa responden yang berstatus sosial ekonomi rendah sebanyak 4%, yang berstatus sosial ekonomi sedang sebanyak 70% dan yang memiliki status sosial ekonomi tinggi adalah sebanyak 26% dari total 100 responden di Desa Kepuharjo. Dari data diatas menunjukkan bahwa mayoritas status sosial ekonomi responden di Desa Kepuharjo adalah status sosial ekonomi sedang. Penelitian yang dilakukan oleh Muslinah, Winarsih, Soemardin dan Zainudiin (2013) di Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Jawa Timur menunjukkan bahwa status sosial ekonomi sedang memiliki persentase paling tinggi yaitu 56,1%. 3. Obesitas umum Data pada Tabel III menunjukkan bahwa 47% responden mengalami obesitas umum, sedangkan 52% responden tidak mengalami obesitas umum. Pada responden wanita sebanyak 25% dari total 50% responden wanita mengalami obesitas umum dan pada responden pria sebanyak 22% dari total 50% responden mengalami obesitas umum. Hasil ini menunjukkan bahwa pada responden wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang - Waktu

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu

Lebih terperinci

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD; Dra Eti Yerizel, MS; dr Zulkarnain Edward,MS, PhD dan Intan Widuri, Sked Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu menghubungkan antara dua variabel yang saling berhubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan) dan status

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI KESEHATAN RONGGA MULUT DENGAN KESEHATAN PERIODONTAL IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X BANDUNG ABSTRAK Ibu hamil memerlukan pengetahuan tentang kesehatan rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan cadangan lemak menimbulkan perbedaan besar dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Bidang penelitian di bidang gizi masyarakat yang dilakukan pada ibu-ibu rumah tangga desa Meteseh kecamatan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional, untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi dengan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian atau disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SRI RETNOWATI G0011200 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Observational Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengamati hubungan antara faktor resiko

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat: SMA Negeri 9 Semarang Waktu: April - Mei 2016 3.3 Jenis dan Rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R1113079 PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang 3.1) Desain Penelitian, 3.2) Kerangka Operasional, 3.3) Populasi, Sampel, dan Sampling, 3.4) Kriteria Sampel, 3.5) Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Semarang. 3.1.2. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Dahlan,2010) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali

Lebih terperinci

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK ASIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI DESA TUMARATAS DUA KECAMATAN LANGOWAN BARAT Jein Olifia Kapantow Josef S. B. Tuda Tati Ponidjan Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (% BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN WAIST CIRCUMFERENCE (WC) SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP WC PADA OBESITAS Dhaifina Alkatirie, 2010

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN 2016 Oleh: ZUHDINA KAMALIAH 130100280 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan penelitian dengan menggunakan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung

III. METODE PENELITIAN. data sekaligus pada satu saat (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Kecamatan Tanjung 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana obyek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, protein,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA MARTHA YULIANI HABUT KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA 13-14 TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan, antara lain adalah penyakit kardiovaskular,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA 20-50 TAHUN OLEH: DELINA SEKAR ARUM 120100144 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Disain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4. 1 Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21-31 Mei 2008 untuk wawancara dengan kuesioner dan tanggal 26 Mei 3 Juni 2008 untuk pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Dengan hormat, Nama Saya Huriah Menggala Putra, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah satu dari 5 kondisi yang berisiko

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUPAN MAKANAN PUASA RAMADHAN DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA KARYAWAN DENGAN OBESITAS DI PT. TIGA SERANGKAI SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUPAN MAKANAN PUASA RAMADHAN DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA KARYAWAN DENGAN OBESITAS DI PT. TIGA SERANGKAI SKRIPSI HUBUNGAN POLA ASUPAN MAKANAN PUASA RAMADHAN DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA KARYAWAN DENGAN OBESITAS DI PT. TIGA SERANGKAI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SEPTIANA CHARISMAWATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU

AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU AKTIVITAS FISIK DAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA DI KELURAHAN TANAH PATAH KOTA BENGKULU Nurul Khairani, Santoso Ujang Effendi, Lara Wirda Utamy Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Tri Mandiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana obyek penelitian hanya diobservasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA ORANG DEWASA DI DESA KEPUHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada satu titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegemukan sudah lama menjadi masalah. Bangsa Cina kuno dan bangsa Mesir kuno telah mengemukakan bahwa kegemukan sangat mengganggu kesehatan. Bahkan, bangsa Mesir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Adapun rancangan penelitian

Lebih terperinci