UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Metode merupakan cara, teknik, jalan, atau prosedur yang digunakan sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kalimat sederhana, metode adalah bagaimana mengajarkan sesuatu kepada orang/komunitas tertentu. Dalam hal ini, yang diajarkan adalah pokok ajaran tertentu yang ingin diinformasikan. Pengajaran/pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kegiatan ini berarti menempatkan anak-anak sebagai pusat kegiatan pembelajaran. 1 Dengan demikian, metode pengajaran merupakan salah satu acuan atau rencana yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang melibatkan anak secara aktif. Melihat fungsi metode tersebut, maka sebelum menentukan metode, tujuan dari materi pembelajaran yang ingin hendak dicapai seharusnya sudah ditentukan terlebih dahulu. Metode dan tujuan merupakan dua variabel yang berkaitan, atau dengan kata lain tanpa adanya rumusan tujuan, metode sulit untuk dirancang. Begitu juga sebaliknya, tanpa adanya metode, tujuan tidak bisa dicapai. Sara Little mengatakan bahwa mengajar bagi seorang pengajar adalah juga berarti merancang sebuah rencana mengajar yang memungkinkan peserta didik secara bertahap tertarik pada pokok bahasan lalu mendorong dirinya untuk memahami dan merelasikan arti yang ia temukan ke dalam hidupnya sendiri. 2 Untuk melakukan hal tersebut, pengajar memilih model/metode yang tepat dengan keberadaan peserta didik. Metode tersebut diyakini akan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses menemukan makna yang dicari. Berbicara mengenai metode pengajaran, berarti berbicara tidak hanya metode pengajaran dalam ranah pendidikan formal, namun juga dalam pendidikan non formal, (misalnya, Sekolah Minggu). Di sana diperlukan metode yang tepat dan relevan supaya tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu bisa tercapai. Sekolah Minggu merupakan salah satu bagian kategorial/komisi dalam bidang pelayanan di gereja yang diperuntukkan bagi anak-anak. Sekolah Minggu merupakan suatu wadah yang tepat untuk disediakan bagi anak-anak agar mereka dapat memahami dan mengenal siapa Tuhan yang disembahnya dan bagaimana cara membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama. 1 H. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), h Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), h. 91 1

2 Sekolah Minggu (Sunday School) hadir sebagai wadah untuk memperoleh pendidikan kristiani bagi anak. Peserta didik yang ada di dalamnya terdiri dari berbagai macam klasifikasi usia anakanak (0-12 tahun). Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga (Mat. 19:14). Ayat ini sering kali dipakai sebagai dasar Alkitabiah dalam pelaksanaan pendidikan anak. Dalam ayat ini tersirat bahwa sebagaimana Yesus menerima dan menghargai anak-anak, maka demikian pulalah Gereja harus dapat menerima dan menghargai mereka melalui pendidikan anak. Mengingat pendidikan sebagai suatu tugas transmisi atau pewarisan, maka gereja selayaknya lebih memperhatikan kualitas pendidikannya. Sama halnya dengan masa depan bangsa yang terletak dalam tangan generasi muda. Begitu pula masa depan gereja terletak pada pendidikan di Sekolah Minggu, karena Sekolah Minggu merupakan fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan Gereja. Agar Sekolah Minggu dapat menjalankan fungsinya sebagai fondasi Gereja maka Sekolah Minggu membutuhkan metode pengajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak yang dilayani. Seiring dengan kemajuan bidang pendidikan, maka secara perlahan-lahan telah terjadi perubahan paradigma pendidikan, seperti perubahan paradigma dari teacher centered ke student centered. Perubahan paradigma tidak hanya berlaku pada pendidikan formal saja, tetapi Sekolah Minggu juga perlu mengalami perubahan paradigma agar terjadi suatu pertumbuhan baik secara kualitas maupun kuantitas. Melihat realita sekarang ini di mana dalam proses pembelajaran khususnya di Sekolah Minggu, pengajar masih menggunakan paradigma pembelajaran lama. Komunikasi dalam pembelajaran cenderung berlangsung satu arah yaitu proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari pengajar kepada anak. Pengajar memposisikan diri sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas untuk menyampaikan informasi sehingga pengajar lebih mendominasi pembelajaran, sedangkan anak pasif sebagai penerima informasi, meskipun paradigma baru sudah mengarah kepada student centered. Tidak heran jika proses pembelajaran cenderung monoton yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh atau bosan. Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengamati sekaligus menjadi salah satu pengajar di Sekolah Minggu, penulis melihat bahwa proses pembelajaran di Sekolah Minggu umumnya mengembangkan model pembelajaran yang berpusat pada pengajar/guru. Artinya pembinaan untuk anak-anak (peserta didik: anak Sekolah Minggu), kegiatan, dan acara Sekolah Minggu 2

3 dimulai dari pemikiran menurut pengajar. 3 Bahkan dalam penyampaian materi didominasi oleh metode ceramah yang berorientasi pada materi yang tercantum dalam kurikulum dan buku pedoman mengajar, serta jarang mengkaitkan yang dibahas dengan masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan Kristen dan pergumulan hidup sehari-hari. Proses pembelajaran lebih cenderung kearah pembahasan tematik teoritik sehingga terkesan bahwa pengajaran Pendidikan Kristiani terdiri dari materi hafalan belaka. Implikasi dari hasil pembelajaran ini berisikan ajaran/doktrin Kristen, norma dan didikan yang bertujuan memampukan peserta didik memahami kasih dan karya Allah serta membantu peserta didik mentransformasikan nilai-nilai Kristiani ke dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran Sekolah Minggu di sebuah Gereja merupakan pelayanan yang sangat penting, karena proses pembentukan awal dari identitas diri terjadi pada anak-anak. Pendidikan iman yang didapatkan oleh anak-anak akan menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan iman anak untuk mengenal Tuhan Allah lewat Firman-Nya dalam Alkitab, memuji serta mengasihi pekerjaan- Nya. Pada dasarnya, anak-anak jemaat adalah generasi jemaat masa depan Gereja. Dengan demikian, Sekolah Minggu hadir untuk mengembangkan iman anak-anak sehingga hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pengajar/pendidik, tetapi juga menjadi tanggung jawab Gereja secara umum. Dengan melihat kenyataan seperti ini, maka sudah saatnya para pengajar untuk mencoba mengembangkan metode-metode pengajaran yang benar-benar mampu mengaktifkan dan menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dua ahli pendidikan yang berasal dari Amerika yang meneliti metode pengajaran yaitu Joyce dan Weil menyatakan bahwa salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun metode pembelajaran harus memberi tekanan yang seimbang dari sisi pengajar dan peserta didik. 4 Tekanan yang seimbang dalam hal ini mengarah kepada keaktifan baik kepada pengajar maupun anak-anak di dalam kelas. Dengan demikian, anak-anak akan merasakan makna belajar bagi hidupnya dan pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika guru/pendidik Sekolah Minggu diperhadapkan pada memilih metode mengajar, ada banyak sekali metode yang menarik. Misalnya, metode kuliah (bercerita), peragaan peran, diskusi kelompok, bacaan terarah, studi kasus, dan lain-lain. Namun, metode yang hendak digunakan bukan hanya dilihat dari menarik atau tidak menarik suatu metode jika diterapkan 3 Paulus Lie, Mereformasi Sekolah Minggu, (Yogyakarta: ANDI, 2003), h Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif dan Menarik, (Yogyakarta: ANDI, 2006), h

4 dalam mengajar anak-anak di Sekolah Minggu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan jika guru/pendidik hendak menggunakan suatu metode tertentu dalam mengajar. Mengapa demikian? Karena dalam setiap metode mempunyai karakteristiknya masing-masing. Oleh karena itu, suatu metode belum tentu relevan/cocok dengan usia dan latar belakang anak-anak (peserta didik). Bisa jadi dalam suatu metode membutuhkan waktu yang singkat dalam pelaksanaannya, sementara yang lain membutuhkan waktu yang cukup lama. Estimasi waktu yang digunakan dalam mengajar dengan menggunakan metode tertentu juga harus diperhatikan. Satu hal yang perlu untuk diketahui adalah tidak ada metode yang paling baik dalam dirinya. Metode yang baik adalah metode yang membantu anak-anak untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan pada pelajaran tertentu. 5 Jangan sampai metodenya bagus, tetapi pesan (dalam hal ini firman) tidak bisa diserap dan diterapkan oleh anak-anak Sekolah Minggu. Dengan melihat betapa pentingnya metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu, penulis ingin membahas serta mengkajinya dalam penulisan skripsi ini. Sejauh mana peran metode ketika mengajar di Sekolah Minggu? Dengan menggunakan metode dalam pengajaran Sekolah Minggu sedemikian rupa di setiap minggunya, apakah tujuan dari pelajaran tersebut sudah bisa dicapai? Dengan menggunakan metode dalam pengajaran tersebut, apakah didalamnya sudah terdapat unsur kerygma dan didache? Bagaimana peran-serta dan implikasi/dampak dari penggunaan metode dalam rangka kerygma dan didache terhadap peserta didik (anak-anak) di Sekolah Minggu? Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas metode dalam pengajaran Sekolah Minggu dengan menggunakan tiga pemikiran yang ahli di bidang metode pengajaran. Ketiga ahli tersebut adalah, Mangunhardjana, Sara Little, dan Bruce Joyce. Penulis ingin menjabarkan hasil pemikiran ketiga pakar tersebut kemudian meninjau dari segi kerygma dan didache yang cocok/relevan untuk peserta didik di Sekolah Minggu. Setelah itu, penulis akan meninjau ketiga pemikiran beliau sehingga menemukan metode yang baru serta kemudian mengkorelasikannya dengan metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu. Penulis mencoba untuk menawarkan hasil dari pengklasifikasian tersebut untuk digunakan di Sekolah Minggu. Metode pengajaran dalam rangka kerygma dan didache di Sekolah Minggu merupakan suatu bentuk metode pengajaran yang tidak hanya sekedar untuk menarik perhatian peserta didik (anak), tetapi juga mempunyai nilai teologis didalamnya. Ditinjau dari segi etimologinya, 5 Harianto GP, Pendidikan agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2012), h

5 kerygma-didache merupakan bentuk pemberitaan dan pengajaran. 6 Konsep pemberitaan dan pengajaran bisa dilihat dalam Perjanjian Baru yaitu bentuk pengajaran zaman Yesus dan Para Rasul kepada kemaat mula-mula. Metode kerygma dan didache digunakan oleh Yesus ketika mengajar dan memberitakan firman Allah. Adakalanya Tuhan Yesus bercerita dengan perumpamaan. Dia juga sering mengemukakan pertanyaan yang kemudian menjadi bahan pengajaran-nya. Yesus mengajar bukan hanya dengan perkataan, tetapi juga mempraktikkan makna dari pengajaran-nya. Tujuan pengajaran Tuhan Yesus bukan hanya membahas berbagai topik tentang keagamaan dan kesusilaan secara ilmiah atau teori, melainkan juga melayani setiap orang yang datang kepada-nya. 7 Masih banyak bentuk metode lain yang Yesus praktikkan dalam pelayanan-nya. Dengan membaca kembali riwayat hidup dan pekerjaan Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru (terutama metode), penulis dapat melihat bagaimana cara Yesus mengajar orangorang dalam rangka Pendidikan agama Kristen. Dapat disimpulkan bahwa seluruh kehidupan Yesus merupakan bentuk pemberitaan dan pengajaran, bahkan sampai Ia mati di Kayu Salib. Selain bentuk dari kerygma dan didache pada jaman Yesus, penulis juga memakai bentuk pemberitaan dan pengajaran pada jaman para Rasul dan jemaat mula-mula. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba mendalami mengenai kerygma dan didache tersebut dalam Kisah Para Rasul 2: Penulis akan membagi perikop ini ke dalam dua bagian, yaitu kerygma (Kis. 2:22-36) dan didache (Kis. 2:37-47). Dalam perikop tersebut penulis melihat bagaimana metode pengajaran Petrus kepada jemaat mula-mula tentang pemahaman hari Pentakosta. Melalui pesan kerygma yang disampaikan dan bentuk didache yang diajarkan kemudian membentuk jemaat perdana untuk mendapatkan gambaran yang bernilai dan berpengaruh pada tradisi iman selanjutnya. Pada perikop ini penulis melihat seperti apa ciri orang Yahudi yang menampilkan warna perayaan Pentakosta dan sekaligus juga mengembangkan berita/pesan akan karya keselamatan Allah bagi umat manusia. Kerygma yang disampaikan Petrus melalui khotbahnya (Kis 2:22-36), kemudian menghasilkan pengajaran/didache (Kis. 2: 36-47) dalam kehidupan jemaat perdana. Dua akibat secara dasar ditegaskan dalam perikop ini. Akibat pertama yaitu menyangkut setiap dasar hidup Kristen (pertobatan), sedangkan yang kedua adalah bentuk kehidupan, atau kehidupan gaya baru jemaat perdana yang sesuai dengan bimbingan Roh Kudus. 8 6 Maria Harris, Fashion Me A People-Curriculum in the Church, (Louisville London-Leiden: Westminster John Knox Press, 1989), h. 113 & Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), h I. Howard Marshall, The Acts of the Apostles (The Tyndale New Testament Commentaruies), (Surabaya: Momentum, 2007), h. 56 5

6 Dengan melihat metode pengajaran dalam Perjanjian Baru, maka hal tersebut juga dapat dikaitkan dengan metode pengajaran di Sekolah Minggu. Menggunakan metode pengajaran di Sekolah Minggu merupakan suatu tindakan memberitakan dan mengajarkan pesan/firman Tuhan kepada peserta didik (anak-anak). Dengan demikian, Sekolah Minggu mampu untuk meneruskan kerygma dan didache mengenai Kabar Baik (Injil), yaitu tentang kerajaan Allah yang sudah, sedang, dan yang akan datang. Dengan menggunakan metode sedemikian rupa hendaknya peserta didik bisa mengerti pesan yang disampaikan dan membawa mereka ke jalan yang benar sehingga tercipta iman dan keyakinan yang teguh kepada Yesus Kristus. Sesuai dengan arti kerygma dan didache, peserta didik juga hendaknya bisa membagikan/memberitakan serta mengajarkan Kabar Baik tersebut kepada sesama. I.2. Kajian Teori Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka untuk mendalami mengenai metode pengajaran dalam rangka kerygma dan didache di Sekolah Minggu, penulis menggunakan tiga teori yang membahas mengenai metode pengajaran yaitu, Mangunhardjana, Sara Little, dan Bruce Joyce, dkk. Ketiga teori ini membahas mengenai metode pengajaran yang berbeda-beda sesuai dengan konteks dan klasifikasi metodenya masing-masing. Penulis melihat bahwa pemaparan mengenai metode yang dibahas oleh Mangunhardjana dalam bukunya Pembinaan Arti dan Metodenya lebih cocok digunakan untuk kalangan orang dewasa khususnya dalam metode pembinaan orang yang bekerja di sektor formal. Beliau memaparkan ragam metode ke dalam empat klasifikasi yaitu: 9 1. Metode Informatif: artinya penyajian pokok bahasan yang dilaksanakan lebih bersifat informatoris. 2. Metode Partisipatif: artinya penyajian pokok bahasan dalam metode ini sudah melibatkan/mengikutsertakan peserta didik. 3. Metode Partisipatif-Eksperensial: metode ini melengkapi dari metode sebelumnya (partisipatif), di mana peserta didik dilibatkan secara aktif dan mengikutsertakan pengalaman mereka. 4. Metode Eksperensial: metode ini memberikan kemungkinan kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman langsung dan nyata. 9 Rangkuman dari buku: A. Mangunhardjana, Pembinaan: Arti dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h

7 Teori yang kedua yaitu metode pengajaran yang dipaparkan oleh Sara Little dalam bukunya To Set One s Heart Belief and Teaching in the Church yang membahas mengenai ragam metode pengajaran untuk kalangan orang Kristen yaitu bagaimana metode pengajaran di gereja untuk membantu pribadi-pribadi menumbuh-kembangkan dirinya secara utuh. Beliau memaparkan ragam metode ke dalam lima klasifikasi yaitu: Metode Pemrosesan Informasi: metode yang digunakan dalam mengolah fakta-fakta agar dapat menentukan kerangka pemahaman, menafsirkan pengalaman, dan membangun suatu cara-pandang terhadap kenyataan hidup. 2. Metode Interaksi Kelompok: metode yang digunakan supaya dapat saling belajar dan bersama-sama membangun suatu pemahaman melalui proses interaksi (saling mempengaruhi). Artinya, kelompok juga ikut serta untuk mempengaruhi pembentukan keyakinan dan pribadi peserta didik. 3. Metode Komunikasi Tidak Langsung: bagian ini karya seni mempunyai kemampuan untuk menjembatani keterbatasan komunikasi verbal, mampu melibatkan seseorang dengan seutuhnya dalam berbagai tahap pemahaman diri dan tahap konfrontasi. 4. Metode Pengembangan Pribadi: yaitu metode yang digunakan dalam rangka menyadarkan dan mengembangkan pribadi supaya memiliki rasa sadar diri dan sadar lingkungan dengan baik. Dengan demikian pribadi tersebut merasa diterima dan dapat berperan sebagai pribadi yang mampu menyumbangkan sesuatu. Melalui proses ini seseorang dapat mengenal kemampuan-kemampuan yang tersimpan dalam dirinya. 5. Metode Aksi-Refleksi: dalam metode ini terdapat aspek teori dan praktek, di mana keduanya akan disatukan. Sambil mempraktekkan suatu gagasan, orang mengingat dan menguji praktek tersebut dengan gagasan yang dianutnya. Atau praktek tersebut juga dapat merevisi gagasan yang dianut. Sementara itu teori yang ketiga yaitu ragam metode pengajaran yang dipaparkan oleh Bruce Joyce, dkk dalam bukunya Models of Teaching. Teori mengenai ragam mengajar yang dibahas oleh beliau-beliau timbul dari penelitian mereka terhadap setiap aktivitas pengajaran di sekolah. Dengan demikian, model-model pengajaran yang dipaparkannya lebih mengarah kepada 10 Rangkuman dari buku: Sara Little, To Set One s Heart: Belief and Teaching in the Church, (Altlanta: John Knox, 1983), h

8 pendidikan formal untuk mempresentasikan suatu landasan bagi teknik-teknik pengajaran yang profesional. Mereka memaparkan ragam metode ke dalam empat klasifikasi yaitu: Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi (the information-processing family: menekankan cara-cara dalam meningkatkan dorongan alamiah seseorang untuk membentuk makna tentang dunia (sense of the world) yaitu dengan memperoleh dan mengolah data, merasakan masalah-masalah dan menghasilkan solusi-solusi yang tepat, serta mengembangkan konsep dan bahasa untuk mentransfer solusi/data tersebut. 2. Kelompok Model Pengajaran Sosial (Membangun Komunitas Pembelajaran): menekankan sinergi kerjasama dengan cara membuat komunitas pembelajaran (learning community). 3. Kelompok Model Pengajaran Personal: menekankan pada individu untuk memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab pada pendidikannya dan belajar untuk menjangkau atau bahkan melampaui perkembangannya saat ini agar lebih kuat, sensitif dan kreatif dalam mencari kehidupan yang lebih sejahtera. 4. Kelompok Sistem Perilaku: menekankan kepada sistem-sistem komunikasi perbaikan diri yang dapat mengubah perilakunya saat merespon informasi tentang seberapa sukses tugas-tugas yang mereka lakukan. Melihat dari paparan teori mengenai ragam metode diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di sana terdapat persamaan dan perbedaan dari ketiganya. Walaupun demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa ragam metode yang telah mereka klasifikasikan tersebut bisa digunakan dalam metode pengajaran di Sekolah Minggu. Maka dari itu, setelah memaparkan ketiga teori metode ini penulis akan membuat klasifikasi ragam metode yang relevan dengan metode pengajaran dalam rangka kerygma dan didache di Sekolah Minggu. Dari hasil klasifikasi tersebut akan melahirkan contoh-contoh metode pengajaran yang bisa digunakan dalam Sekolah Minggu saat ini. I.3. Permasalahan Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengajukan pertanyaan besar pada skripsi ini. Bagaimana peran metode pengajaran di Sekolah Minggu dalam rangka kerygma dan didache? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menjabarkannya dalam 3 rumusan masalah: 11 Rangkuman dari buku: Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching: Model-model pengajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h

9 1.3.1 Mengapa metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu penting dan hal apa saja yang harus dipertimbangkan ketika memilih suatu metode? Bagaimana hasil klasifikasi metode pengajaran berdasarkan tinjauan dari ke tiga teori (Mangunhardjana, Sara Little, dan Bruce Joyce, dkk) Bagaimana implikasi/dampak dari penggunan/penerapan suatu metode dalam rangka kerygma dan didache terhadap peserta didik (anak-anak) di Sekolah Minggu? I.4. Judul Tulisan Metode Pengajaran Dalam Rangka Kerygma dan Didache di Sekolah Minggu. I.5. Tujuan dan Alasan Penulisan Tujuan: - Menjelaskan bahwa metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu adalah penting dalam rangka kerygma dan didache. - Menemukan serta mengklasifikasikan metode pengajaran yang relevan terhadap Sekolah Minggu berdasarkan tinjauan dari ketiga teori metode pengajaran, yaitu Mangunhardjana, Sara Little, dan Bruce Joyce, dkk. - Menjelaskan dampak/implikasi dari penggunaan suatu metode terhadap peserta didik yang diterapkan ketika mengajar di Sekolah Minggu. Alasan: Dewasa ini, masih banyak Sekolah Minggu yang kurang menyadari bagaimana peran serta pentingnya metode pengajaran bagi peserta didik (anak-anak). Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penulis mencoba untuk mengangkat dan kemudian membahas ke dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap, penemuan hasil metode pengajaran yang telah diklasifikasikan oleh penulis nantinya bisa gunakan untuk peserta didik (anak-anak) Sekolah Minggu yang masih membutuhkan. I.6. Metode Penulisan Penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Penulis mencari dan menggunakan berbagai macam sumber pustaka yang mempunyai kaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui pustaka yang sudah (akan) dibaca oleh penulis kemudian dituangkan ke dalam beberapa bab penulisan dengan sistematika tertentu. Proses penulisan skripsi ini akhirnya nanti bisa menjawab permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya. 9

10 I.7. Sistematika Tulisan Bab I. PENDAHULUAN Berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, judul, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II. METODE DALAM PENGAJARAN DI SEKOLAH MINGGU Pada bab ini penulis memaparkan tiga teori mengenai metode yaitu Mangunhardjana dalam bukunya Metode dan Arti Pembinaannya, Sara Little dalam bukunya To Set One s Heart, dan Bruce Joyce, dkk dalam bukunya Model s of Teaching. Metode-metode yang dibahas dalam ketiga teori ini masih belum relevan jika digunakan dalam pengajaran di Sekolah Minggu. Oleh karena itu, penulis meninjaunya sehingga menemukan metode yang relevan untuk digunakan dalam pengajaran di Sekolah Minggu. Bab III. TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP METODE DALAM PENGAJARAN DI SEKOLAH MINGGU DARI SUDUT DIDACHE DAN KERYGMA Pada bab ini penulis meninjau segi teologis dari hasil metode yang telah dibuat dan diklasifikasikan oleh penulis yang relevan terhadap metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu. Tinjauan teologis terhadap metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu ini dipandang dari sudut kerygma dan didache (pemberitaan dan pengajaran) pada Perjanjian Baru. Bab IV. PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan serta saran yang semoga akan berguna bagi perkembangan metode dalam pengajaran di Sekolah Minggu. 10

BAB I PENDAHULUAN. instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini

BAB I PENDAHULUAN. instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia model berarti pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau hasilkan. 1 Sedangkan pembelajaran adalah terjemahan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perusakan lingkungan hidup di planet bumi yang paling nyata adalah pengeksploitasian sumber daya alam berupa pembabatan hutan, baik untuk tujuan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 9 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan dalam menjalani hidup ini. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Kim mempelajari alasan-alasan bagi perkumpulan orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Ia melihat adanya bermacam-macam keperluan yang mempersatukan mereka - keperluan akan

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT Oleh: Ev. Wiwi Suwanto (1997) Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia Ungkapan "Kristus turun dalam kerajaan maut" tidak terdapat di dalam

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Dalam lingkup pendidikan di sekolah, istilah Pendidikan Agama Kristen (PAK) sudah sangat lazim digunakan. PAK adalah usaha menumbuhkembangkan kemampuan

Lebih terperinci

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan Dalam pelajaran ini kita teruskan pembahasan tentang baptisan dengan menguraikan : SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan baptisan Satu nas yang menggambarkan Siapakah? dan Bagaimanakah?

Lebih terperinci

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH A.1. Latar belakang masalah Gereja merupakan sebuah kehidupan bersama yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya yang tumbuh dan berkembang dari konteks yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3. Lesson 3 for July 15, 2017 Banyak orang-orang bukan Yahudi bergabung dengan Gereja, dan itu merupakan berkat yang besar. Namun, hal itu membawa beberapa masalah. Orang Yahudi mengerti bahwa mereka harus

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN Dari Kisah 2 kita tahu bahwa ketika seseorang dibaptis, Tuhan menambahkan dia kepada gereja-nya. Nas lain yang mengajarkan

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20

Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20 Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20 Pernahkah Anda berpikir mengapa setelah kita percaya kita perlu hadir dalam komunitas yang bernama gereja? Apakah tidak cukup kita mengaku percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting

Lebih terperinci

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode ...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Mungkin kelihatannya lebih mudah untuk mengandalkan beberapa ayat Alkitab yang kita gemari untuk membimbing dan menguatkan kita secara rohani. Akan tetapi, kita

Lebih terperinci

APA ARTI GEREJA BAGI HIDUPMU?

APA ARTI GEREJA BAGI HIDUPMU? APA ARTI GEREJA BAGI HIDUPMU? Bahan Refleksi dari PA Pemuda Pondok Indah, 12 Februari 2014 Refleksi oleh : Daniel Salim PENDAHULUAN Kita melihat berbagai aliran gereja bertumbuh pesat sekarang. Fenomena

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa!II Allah Ingin Berbicara dengan Saudara *I Bagaimana Allah Berbicara dengan Saudara li Bagaimana Mendengar Allah Berbicara III Bertindak Menurut Apa yang Dikatakan Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Lesson 9 for August 26, 2017 Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Mengingat permulaan. Galatia

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak!

Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak! Minggu-IV Setelah Trinitatis Roh Kudus Memberikan Kekuatan untuk Bersaksi Ya Abba, ya Bapa Aku adalah Anak, Bukan Lagi Budak! Nas Epistel: Galatia 4:4-9 4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus

Lebih terperinci

Mempersiapkan Khotbah. Pembinaan Majelis dan OIG Jemaat Batam Gereja Toraja 9 Maret 2016

Mempersiapkan Khotbah. Pembinaan Majelis dan OIG Jemaat Batam Gereja Toraja 9 Maret 2016 Mempersiapkan Khotbah Pembinaan Majelis dan OIG Jemaat Batam Gereja Toraja 9 Maret 2016 APA ITU KHOTBAH DAN BERKHOTBAH Khotbah bahasa Yunaninya: Homilein artinya berada bersama-sama, bergaul atau persekutuan,

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 8-12) Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 8-12) Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul TAHN B - Hari Minggu Paskah IV 26 April 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kis. 4 : 8-12) Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul Tatkala dihadapkan kepada Mahkamah Agama

Lebih terperinci

IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim

IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim Naskah Khotbah IMAN YANG HIDUP (Yakobus 2:14-26) Hendro Lim Yakobus 2:14-26 merupakan bagian surat Yakobus yang dipandang paling penting secara teologis, tetapi juga paling kontroversial. Ketika membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa menjadi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup dan sebagai anggota masyarakat di lingkungan alam sekitarnya.

Lebih terperinci

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8. Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju tahap yang lebih dewasa. Secara formal, seseorang dikatakan sebagai remaja jika telah memasuki batasan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Khotbah mempunyai tempat yang penting bagi jemaat. Hal ini sempat penyusun amati, yaitu bagaimana jemaat menunjukkan keseriusan mereka ketika khotbah akan

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham Yesus Kristus Adalah Tuhan Nah itulah wahyunya: Yesus Kristus adalah Tuhan. Yehova di Perjanjian Lama adalah Yesus di Perjanjian Baru. Tidak peduli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tempat ibadah merupakan salah satu wadah dimana orang-orang berkumpul dengan teman-teman seiman, memuji, dan menyembah Tuhan yang mereka percayai. Di Indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Kutoarjo merupakan salah satu gereja dari 11 Gereja Kristen Jawa yang berada dibawah naungan Klasis Purworejo. GKJ Kutoarjo merupakan sebuah gereja

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017 PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN Lesson 1 for July 1, 2017 Paulus adalah penulis surat kepada jemaat di Galatia. Dia memperkenalkan dirinya sebagai berikut: Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak

Lebih terperinci

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Apa Gereja 1Uhan Itu? Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah

Lebih terperinci

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta 1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi

Lebih terperinci

The State of incarnation : Exaltation

The State of incarnation : Exaltation The State of incarnation : Exaltation (Keadaan Kemuliaan Kristus) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Mat. 28:1-10 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah Salah satu ciri khas dari semua agama adalah berdoa. Semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan kepada umat atau pengikutnya untuk selalu berdoa. Doa diyakini

Lebih terperinci

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? Salah satu prinsip yang diterapkan untuk mengambil arti dari nas-nas Alkitab adalah agama sejati

Lebih terperinci

Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya:

Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya: Berbahasa Roh Karunia Rohani Untuk Penginjilan Yahuwah telah mencurahkan begitu banyak karunia kepada umat-nya di bumi. Salah satu yang paling menarik, yang paling dimengerti sebagai anugerah pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya

Lebih terperinci

Para Pekerja Saling Memerlukan

Para Pekerja Saling Memerlukan Para Pekerja Saling Memerlukan Kim masih terus mengajar kelasnya yang terdiri dari anak laki-laki. Dia telah memperkembangkan karunianya untuk mengajar dengan jalan memakai karunia itu. Pada suatu hari

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk

Lebih terperinci

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit 15 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Paulus Catatan Umum Hampir separuh PB, yakni 13 kitab, memakai nama Paulus sebagai penulisnya (= Suratsurat Paulus). Selain itu,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penulis Markus mengawali tulisannya dengan kalimat inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Mrk 1:1). Kalimat ini memunculkan kesan bahwa

Lebih terperinci

Lesson 2 for October 14, 2017

Lesson 2 for October 14, 2017 Lesson 2 for October 14, 2017 Janji terkenal: Suatu hidup yang lebih baik sebagai hasil dari penurutan. Janji yang lebih baik: Keselamatan oleh iman melalui darah Yesus. Sesungguhnya kamu harus berpegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci