LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 SERI B.2

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 SERI B.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Mengingat : a. bahan pengaturan retribusi parkir sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 14 Tahun 1978, jiwa dan isinya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini. b. bahwa berdasarkan pasal 4 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993, Peraturan Daerah dapat diubah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali dan seterusnya harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah baru. c. bahwa berdasarkan peertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir (a) dan (b) diatas, untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan serta pengawasan dipandang perlu untuk mengganti Peraturan Daerah yang lama dengan Peraturan Daerah yang baru yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950).

2 2. Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 228). 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokopokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3037). 2. Undag-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara RI Tahun 1980 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3186). 3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkuan Jalan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor49, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3480). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan Pusat dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3410). 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529). 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan. 7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun1969 tentang Penertiban Pungutan Daerah 8. Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 17 Tahun 1993 tentang Pengendalian Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas. 9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Penertiban Lembaran Daerah dan Penugasan Pengundangan Peraturan Daerah/Keputusan Daerah kepada Sekretaris Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 9 Tahun 1986 Seri D).

3 10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1986 tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang memuat ketentuan Pidana (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 5 Tahun 1986 Seri D). Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Tingkat II Sumedang. Kabupaten Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. d. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. e. Dinas adalah Dinas yang menangani Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. f. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.

4 g. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan bermotor yang bersifat sementara pada jalan atau tempat yang disediakan atau diijinkan oleh Bupati Kepala Daerah. h. Tempat Parkir adalah tempat berhenti kendaraan bermotor pada sebagian sisi jalan atau seluruh ruas jalan yang dibentuk menjadi lingkungan parkir, gedung parkir, taman atau pelataran terbuka yang disediakan dan ditunjuk oleh Bupati Kepala Daerah. i. Petugas Parkir adalah orang yang diangkat oleh Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang bertindak atas nama Bupati Kepala Daerah untuk mengatur, mengawasi, dan memungut pembayaran retribusi bagi setiap kendaraan bermotor yang memakai tempat parkir atau parkir dengan Bongkar Muat Barang. j. Bongkar Muat Barang adalah Suatu kegiatan pelaksanaan membongkar atau memuat barang dari atau ke kendaraan bermotor yang sedang parkir di terminal barang atau tenpat lain yang diizinkan oleh Pejabat yang berwenang. k. Izin Bongkar Muat adalah Izin yang diberikan kepada pemohon untuk dapat melakukan Bongkar Muat Barang di jalan atau tempat tertentu dengan kendaraan bermotor beroda empat atau lebih baik menurunkan ataupun memuat barang. l. Tempat tertentu adalah tempat yang patut dan perlu diamankan, diatur baik aspek Lalu Lintas maupun dari aspek Kelestarian dan ketertiban lingkungan termasuk penggunaannya. m. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. n. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi Lalu Lintas.

5 BAB II TEMPAT PARKIR Pasal 2 (1) Dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah menetapkan lokasi tempat parkir umum. (2) Tempat Parkir Umum sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dilengkapi dengan fasilitas parkir, rambu-rambu dan marka jalan. Pasal 3 (1) Tempat parkir untuk umum diluar badan jalan dapat taman parkir atau gedung parkir. (2) Penetapan lokasi dari pembanguna tempat parkir untuk umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dilakukan dengan memperhatikan : a. Rencana umum tata ruang daerah. b. Keselamatan dan kelancaran Lalu Lintas. c. Kelestarian lingkungan. d. Kemudahan bagi pengguna jasa. e. Kebersihan, ketertiban, dan keindahan. Pasal 4 Pengelolaan tempat parkir untuk umum dilakukan oleh : a. Pemerintah Daerah. b. Badan Hukum. c. Warga Negara Indonesia. Pasal 5 (1) Pembuatan dan pemneliharaan tempat parkir milik Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. (2) Penyelenggaraan tempat parkir yang dilaksanakan oleh Badan Hukum atau Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud huruf b dan c pasal 4 Peraturan Daerah ini harus dilengkapi dengan izin. (3) Izin sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diberikan oleh Bupati Kepala Daerah.

6 (4) Bupati Kepala Daerah mengatur lebih lanjut ketentuan-ketentuan izin sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini. BAB III BONGKAR MUAT BARANG Pasal 6 (1) Setiap bongkar muat barang di Daerah harus memiliki izin. (2) Izin yang dimaksud ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat dari Instansi yang ditunjuk. Pasal 7 (1) Subjek izin bongkar muat barang adalah setiap orang, badan hukum atau perusahaan angkutan yang melakukan bongkar muat barang yang dilaksanakan di Daerah. (2) Objek izin adalah setiap kegiatan bongkar muat barang yang dilaksanakan di Daerah. Pasal 8 (1) Permohonan untuk memperoleh izin ditujukan kepada Bupati Kepala Daerah dengan secara tertulis. (2) Tata cara memperoleh izin harus dilengkapi syarat-syarat yang diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah. BAB IV KETENTUAN RETRIBUSI PARKIR DAN RETRIBUSI BONGKAR MUAT BARANG Pasal 9 (1) Setiap kendaraan bermotor yang memakai tempat parkir atau melakukan bongkar muat barang di Daerah diwajibkan membayar retribusi. (2) Pembayaran retribusi parkir dilakukan ditempat parkir pada saat itu juga kepada petugas parkir. (3) Pembayaran retribusi bongkar muat barang ditempat dan Instansi yang ditunjuk oleh Bupati Kepala Daerah.

7 (4) Bupati Kepala Daerah mengatur lebih lanjut ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3). Pasal 10 (1) Besar retribusi parkir ditentukan sebagai berikut : a. Sepeda Motor Rp. 150,- b. Mobil penumpang, sedan, kendaraan barang kecil (pick up) Rp. 300,- c. Truck dan Light Truck Rp. 500,- d. Bus dan Mikro bus Rp. 500,- (2) Untuk Daerah-daerah tertentu dikenakan retribusi parkir per jam (3) Pembayaran retribusi parkir dapat dilakukan dalam bentuk pelanggaran parkir tetap yang diperhitungkan untuk 1 (satu) bulan sekali, yang setiap harinya dianggap melakukan 1 (satu) kali parkir. (4) Bupati Kepala Daerah mengatur lebih lanjut ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) pasal ini. Pasal 11 Besarnya pungutan retribusi Bongkar Muat Barang ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk jenis kendaraan barang (500 s/d 750 kg) Rp ,-/6 bulan. Rp ,-/1 bulan. b. Untuk jenis kendaraan barang (lebih dari 750 s/d kg) Rp ,-/6 bulan Rp ,-/1 bulan. c. Untuk jenis kendaraan barang diatas kg Rp ,-/6 bulan. Rp ,-/1 bulan.

8 Pasal 12 Hasil pungutan parkir yang diselenggarakan oleh Badan Hukum atau Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud huruf b dan c pasal 4 Peraturan Daerah ini, pembagiannya adalah 60% untuk pengelola dan 40% disetorkan kepada Bendaharawan Khusus penerima pada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 13 (1) Petugas parkir bertugas memungut pembayaran retribusi parkir dan mengatur serta mengawasi setiap kendaraan bermotor yang menggunakan tempat parkir. (2) Petugas parkir berwenang untuk memerintahkan agar setiap kendaraan bermotor yang berhenti diharuskan menggunakan tempat parkir yang disediakan. (3) Setiap pengemudi kendaraan wajib mentaati perintah sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 15 (1) Barang siapa melanggar ketentuan pasal 6 ayat (1), pasal 9 ayat (1), pasal 14 ayat (3), Peraturan Daerah ini diancam hukuman pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp ,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak Pidana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. Pasal 16 (1) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pasal 17 ayat (1) Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada auay (1) pasal ini berwenang : a. menerima laporan atas pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.

9 b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan. c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri. d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat. e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. g. Mendatangkan orang ahali yang diperlukannya dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. h. Memberhentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka atau keluarganya. i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belumcukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaan akan diatur oleh Bupati Kepala Daerah. Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Retribusi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 19 Peraturan daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.

10 Ditetapkan di : Sumedang Pada Tanggal : 13 Februari 1995 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Ketua, Ttd H. ATJEP ABDUL LATIEF BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Ttd Drs.H. MOCH. HUSEIN JACHJASAPUTRA Peraturan Daerah ini disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan tanggal 29 Juni 1996 Nomor / sk.1105-huk / 96. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT Ttd R.NURIANA Diundangkan dalam Lembar Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal : 6 Juli 1995 Nomor : 5 Tahun 1995 Seri B.2

11 SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Drs. H. YITNO Pembina Tk. I NIP

12 PENJELASAN : Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Retribusi Parkir Kendaraan Bermotor di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. PENJELASAN UMUM Dalam upaya menggali dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Mandiri (PADS), antara lain dengan adanya pengaturan retribusi parkir kendaraan bermotor, yang mana pelaksanaannya pengelolaan perparkiran di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang diselenggarakan antara lain untuk menujang ketertiban jalan dan angkutan dalam hal ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1988 sebagaimana dimaksud karena sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d pasal 29 cukup jelas.