PENGEMBANGAN SENSOR UAP AMONIA BERBASIS SERAT OPTIK DENGAN CLADDING TERMODIFIKASI NANOSERAT POLIANILIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SENSOR UAP AMONIA BERBASIS SERAT OPTIK DENGAN CLADDING TERMODIFIKASI NANOSERAT POLIANILIN"

Transkripsi

1 J. Sains Tek., Desember 2006, Vol. 12, No. 3, Hal.: ISSN X PENGEMBANGAN SENSOR UAP AMONIA BERBASIS SERAT OPTIK DENGAN CLADDING TERMODIFIKASI NANOSERAT POLIANILIN Akhiruddin Maddu 1*, Sar Sardy 2, Ardian Arif 1 and Hamdani Zain 2 1) Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor, Bogor ) Program Studi Optoelektroteknika dan Aplikasi Laser, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok *) akhirmaddu@ipb.ac.id dan akhirmaddu@yahoo.com ABSTRACT Diterima 20 Oktober 2006, perbaikan 30 Januari 2007, disetujui untuk diterbitkan 1 Februari 2007 It has been developed a fiber optic sensor system for detection of ammonia vapors. The designed system, a signal transduction mechanism was based on the change in the evanescent wave absorption on core-modified cladding interface when exposed with ammonia vapors. In this research, used polyaniline nanofiber synthesized by interfacial polymerization as a modified cladding of fiber optic. The spectroscopy result shows a specific absorbance spectrum of polyaniline nanofiber shifts to shorter wavelength when exposed with ammonia vapor due to the change of polyaniline color from green to blue-purple. The response of fiber optic sensor was investigated by measuring the transmission intensity of light beam through the fiber optic sensor system. It is obtained a fast response with a response time of 30 seconds and recovery time is about 30 seconds. The sensor also exhibits a good reversibility and repeatability. Keywords: fiber optic sensor, evanescent wave, polyaniline nanofiber, ammonia vapors. 1. PENDAHULUAN Gas amonia telah digunakan secara luas dalam banyak proses industri sebagai material dasar seperti dalam produksi pupuk, plastik, bahan peledak, kertas, dan pendingin mesin 1-3). Proses-proses industri tersebut dapat meningkatkan keberadaan gas amonia berlebih di atmosfir yang dapat menciptakan potensi bahaya bagi manusia dan ekosistem. Menghirup dengan hanya dosis kecil uap amonia dapat mengakibatkan keracunan yang akut bagi seseorang. Batas ambang konsentrasi amonia di udara hanya sekitar 25 ppm bagi manusia. Akibat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh uap amonia ini, pengembangan sistem deteksi dan pengendalian gas beracun perlu mendapat perhatian, khususnya pada lingkungan dengan aktivitas penggunaan uap amonia seperti laboratorium dan industri kimia 2,3). Deteksi uap atau gas amonia dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti metode potensiometrik dan metode deteksi inframerah. Metode-metode ini memiliki kekurangan dalam hal biaya operasional yang relatif mahal. Detektor amonia yang relatif sederhana adalah berbasis semikonduktivitas dari beberapa bahan oksida logam seperti In2O3 4), SnO2 5) dan MoO3 6) dalam bentuk lapisan tipis, namun piranti-piranti ini memiliki keterbatasan dalam hal reproduksibilitas, stabilitas, sensitivitas, selektivitas, dan lifetime terbatas. Saat ini pengembangan sensor gas amonia secara optik banyak mendapat perhatian para peneliti, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan sensitif amonia (seperti polianilin) yang mengalami perubahan warna atau perubahan sifat absorpsi terhadap ekspose gas amonia 2,3). Mekanisme deteksinya didasarkan pada pemantauan karakteristik absorpsi bahan sensor yang dideposisi pada substrat atau pada serat optik sebagai cladding pengganti. Sistem sensor serat optik dapat direalisasikan dengan mengganti cladding asli serat optik dengan bahanbahan sensitif gas amonia. Pada sistem ini, mekanisme transduksi sinyal didasarkan pada perubahan spektra absorbansi gelombang evanescent pada batas corecladding serat optik. Ketika berkas cahaya berpropagasi sepanjang serat optik, medan elektromagnetik tidak mendadak jatuh ke nol pada bidang batas core-cladding. Sebaliknya, tumpang tindih antara berkas datang dengan berkas terefleksi internal menimbulkan suatu medan yang menembus ke dalam cladding, yang disebut medan evanescent. Intensitasnya medan evanescent I(z) meluruh eksponensial terhadap jarak z terhadap bidang batas diberikan pada Persamaan (1) 2) : I = z I exp z (1) 0 d p dengan I0 adalah intensitas radiasi datang. Kedalaman penetrasi (dp) medan evanescent berhubungan dengan sudut datang θ pada bidang batas, indeks bias inti n1 dan cladding n2, dan panjang gelombang radiasi λ seperti pada Persamaan (2) 2,7) : λ d p = (2) ( 2π ) n1 sin θ n FMIPA Universitas Lampung 137

2 Akhiruddin Maddu, dkk Pengembangan Sensor Uap Berbasis Peningkatan indeks bias cladding akan meningkatkan kedalaman penetrasi dp, yang berakibat meningkatnya absorpsi medan evanescent. Implikasinya, intensitas berkas cahaya yang diteruskan melalui serat optik akan menurun. Berdasarkan fenomena ini, dikembangkan sensor serat optik untuk mendeteksi uap amonia dengan mengganti cladding asli serat optik dengan cladding modifikasi yang berubah sifat optiknya (indeks bias atau absorbansi) terhadap gas amonia. Dalam hal ini intensitas cahaya yang dibawa oleh serat optik dimodulasi oleh perubahan spektrum absorpsi atau indeks bias cladding modifikasi yang mengakibatkan perubahan kedalaman penetrasi gelombang evanescent, sehingga merubah intensitas transmisi cahaya di dalam serat optik. Dalam penelitian ini, digunakan cladding polianilin nanostruktur, tepatnya nanoserat (nanofiber), sebagai pengganti cladding asli serat optik. Penggunaan polianilin nanostruktur (nanowire, nanotube, nanofiber, atau nanorod) dapat meningkatkan difusi molekul amonia kedalam struktur polianilin karena polianilin nanostruktur memiliki luas permukaan terekspose jauh lebih besar, begitupun kedalaman penetrasi jauh lebih besar bagi molekul gas amonia. Sintesis nanoserat polianilin menggunakan metode polimerisasi interfasial. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Preparasi serat optik Serat optik plastik multimoda dengan diameter inti 960 µm dan diameter cladding 1000 µm dipotong sepanjang 1 meter, salah satu ujungnya dilengkapi dengan konektor. Sekitar 3 cm dari ujung bebas (tanpa konektor), sepanjang 2 cm bagian serat optik dilepas cladding dengan etsa kimia menggunakan larutan aseton. Bagian tanpa cladding ini akan dilapisi dengan bahan polianilin sebagai cladding pengganti dan menjadi elemen sensor uap amonia. Tepat pada ujung serat optik ini dilapisi dengan cat perak sebagai reflektor Preparasi dan karakterisasi Nanoserat polianilin Nanoserat polianilin disintesis dengan metode polimerisasi interfasial 8-10). Polimerisasi ini dilakukan di dalam sistem dua fasa larutan organik/air (aqueus), terdiri dari monomer aniline di dalam toluena (organik) dan larutan air (aqueous) dari campuran bahan oksidan dan dopan, yaitu ammonium peroxodisulphate, (NH)4S2O8) dan asam klorida (HCl). Ketika dicampur kedua larutan terpisah karena berbeda fasa. Saat reaksi berlangsung, polianilin terbentuk melintasi antarmuka (interface) dua larutan, dan berdifusi lambat ke dalam lapisan air (aqueous). Pada saat yang sama, warna lapisan organik menjadi berwarna merah-jingga akibat pembentukan oligomer anilin 8,11). Proses ini dibiarkan sepanjang malam untuk mencapai polimerisasi lengkap. Produk berupa endapan berwarna hijau dikumpulkan dan dimurnikan dengan filtrasi kemudian dibilas secara bergantian beberapa kali. Untuk karakterisasi optik dengan spektroskopi Vis-NIR dan karakterisasi morfologi struktur dengan SEM, polianilin yang telah disaring dan dibilas membentuk pasta, kemudian dilapiskan pada kaca preparat dengan Interface PC Sensor cahaya Serat optik Cahaya Cladding 2 cm 3 cm Core Cladding modifikasi Coating reflektor Adapter konektor Wadah uap amonia Gambar 1. Set-up pengukuran respon sensor serat optik FMIPA Universitas Lampung

3 J. Sains Tek., Desember 2006, Vol. 12, No. 3 teknik penyapuan (casting). Selanjutnya, pasta polianilin juga dilapiskan pada bagian serat optik tanpa cladding dengan teknik yang sama, kemudian dikeringkan selama semalam pada suhu kamar Pengujian sensor serat optik Set-up pengujian sensor serat optik yang dirancang diperlihatkan pada Gambar 1, dilengkapi dengan sebuah bundel serat optik bifurkasi (berbentuk Y), sumber cahaya, detektor cahaya (PASCO), interface (PASCO), and komputer (PC) yang diinstal perangkat lunak Datastudio (PASCO). Probe serat optik yang telah dibuat dihubungkan ke ujung bundel serat optik bifurkasi dengan menggunakan adapter konektor (Gambar 1), sedangkan ujung lain probe serat optik yang terdapat elemen sensor dimasukkan ke dalam wadah uap amonia. Prinsip sensor serat optik ini dijelaskan sebagai berikut. Cahaya dikopel ke dalam salah satu lengan bundel serat optik bifurkasi dan dipandu menuju bagian probe sensor, selanjutnya dipantulkan oleh lapisan perak pada ujung probe sensor dan kembali menuju lengan lain bundel serat bifurkasi. Dengan demikian berkas cahaya dua kali melintasi elemen sensor, yaitu bagian serat optik yang telah dimodifikasi cladding dengan lapisan nanoserat polianilin. Intensitas cahaya dideteksi oleh detektor cahaya pada ujung lengan lain serat bifurkasi setelah dua kali berinteraksi dengan elemen sensor. Pengambilan dan pemprosesan data dilakukan secara otomatik menggunakan perangkat lunak Datastudio (PASCO), data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk kurva siklus sebagai gambaran respon sensor. Kurva siklus diperoleh dengan cara mencelupkan probe sensor ke dalam dan menarik keluar dari wadah uap amonia secara bergantian. Uap amonia dalam kondisi stasioner yang dihasilkan oleh larutan NH4OH. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Morfologi polianilin Morfologi permukaan polianilin yang disapukan (casting) pada substrat kaca preparat dapat diamati langsung dengan menggunakan mikroskop elektron (SEM). Film polianilin pada substrat kaca memperlihatkan morfologi berserat dengan ukuran beberapa puluh nanometer dan sangat berpori, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pada citra SEM, dapat diamati bahwa nanoseratnanoserat ini saling berhubungan (bersilangan) membentuk struktur yang sangat berpori. Diamater serat dalam orde beberapa puluh nanometer dan panjang beberapa ratus nanometer. Luas permukaan efektif yang tinggi, porositas, dan diameter yang kecil dapat meningkatkan difusi molekul dan dopan ke dalam nanofiber polianilin dan memberikan performa yang lebih baik dalam aplikasi sensor gas, khususnya memperbaiki sensitivitas dan waktu responnya. Dengan struktur berpori dan serat-serat ukuran nanoskopik memungkinkan molekul-molekul uap atau gas dapat menembus (penetrasi) lebih dalam dan berinteraksi dengan hampir seluruh serat-serat polianilin. Oleh karena itu, semua serat (fiber) polianilin dalam orde nanometer dapat berkontribusi terhadap proses sensing untuk memperoleh sensitivitas yang lebih baik Karateristik absorbansi polianilin Gambar 3 memperlihatkan spektra absorbansi spesifik film polianilin pada substrat kaca, masing-masing tanpa dan dengan perlakuan uap amonia. Berdasarkan hasil uji spektruskopi, sampel polianilin tanpa perlakuan uap amonia sangat kuat menyerap spektrum sempit pita biru dan spektrum lebar pita merah. Terdapat dua pita absorpsi film polianilin yaitu pada pita biru dengan puncak sekitar 430 nm dan pita merah hingga inframerah dekat (diatas 650 nm), karakteristik absorpsi Gambar 2. Morfologi permukaan polianilin dengan SEM 2006 FMIPA Universitas Lampung 139

4 Akhiruddin Maddu, dkk Pengembangan Sensor Uap Berbasis Absorbans (a.u.) Panjang gelombang (nm) No NH3 With NH3 Gambar 3. Spektra absorbansi film polianilin (sebelum dan setelah diekspose uap amonia) ini bersesuaian dengan kondisi polianilin berdoping dalam bentuk emeraldine salt yang dihasilkan oleh dopan HCl sebagai sumber proton (H + ) saat disintesis dengan metode polimerisasi interfasial. Sampel polianilin pada substrat kaca preparat memperlihatkan perubahan absorbansi optik yang signifikan dalam rentang cahaya tampak terhadap perlakuan uap amonia pada suhu ruang. Spektrum absorbansi spesifik polianilin bergeser ke panjang gelombang lebih pendek ketika diberi perlakuan uap amonia sesuai dengan perubahan warna polianilin dari hijau menjadi biru. Film polianilin tidak lagi menyerap spektrum biru namun menyerap dengan kuat spektrum hijau hingga merah (550 nm hingga 850 nm). Hal ini akibat deprotonasi, yaitu pelepasan proton dari struktur polianilin dan diambil oleh uap amonia NH3 membentuk NH4 + yang mengakibatkan perubahan spektrum absorpsi film polianilin. Atas dasar perubahan absorbansi optik ini, dapat dirancang sistem sensor optik untuk uap amonia dengan cladding termodifikasi bahan nanoserat polianilin. Dengan memanfaatkan pengukuran absorbansi sebagai metode deteksi, akan dapat dikembangkan dengan baik sensor optik uap amonia. Seperti diketahui bahwa deteksi gas amonia (NH3) dengan sensor optokimia berbasis polianilin berasal dari kenyataan bahwa interaksi antara polianilin terprotonasi dan molekul NH3 mengakibatkan pembentukan ion-ion NH + 4 pada permukaan polianilin. Konsekuensinya, polianilin awal kehilangan proton-proton dan berubah menjadi emeraldine base, yaitu bentuk semi-oksidasi isolatif dari polianilin. Seiring perubahan struktur polianilin ini diikuti pula perubahan karakteristik absorpsi (absorpsivitas) dan perubahan warna secara kualitatif dari hijau menjadi biru keunguan selama proses deprotonasi 11). Perubahan warna ini mengindikasikan bahwa bentuk emeraldine salt berdoping yang konduktif telah mengalami deprotonasi menjadi bentuk emerladine base yang non-konduktif. Posisi puncak absorpsi dan tinggi puncak relatif sangat bersesuaian dengan hasil-hasil terdahulu untuk polianilin emeraldine base yang dibuat dengan cara konvensional 1). Berdasarkan kenyataan ini, nanoserat polianilin ini dapat dimanfaatkan sebagai material sensitif untuk sensor optokimia bagi uap amonia Karakteristik respon sensor Karakteristik respon sensor ditunjukkan pada Gambar 4, memperlihatkan kurva dua siklus yang menggambarkan perubahan intensitas transmisi cahaya melalui serat optik setelah melewati bagian cladding modifikasi sebanyak dua kali. Perubahan intensitas transmisi ini akibat perubahan indeks bias dan absorbansi cladding termodifikasi polianilin ketika berinteraksi dengan molekul uap amonia. Dari kurva siklus respon tersebut dapat ditentukan waktu respon, waktu pemulihan (recovery) dan reversibilitas. Perubahan sifat absorpsi cladding polianilin ini mengakibatkan perubahan intensitas transmisi cahaya yang melewati sensor serat optik, akibat perubahan absorpsi gelombang evanescent. Seperti ditunjukkan pada kurva respon, intensitas transmisi dengan cepat menurun sesaat setelah diberi perlakuan uap amonia akibat meningkatnya absorpsi gelombang evanescent yang diakibatkan kenaikan nilai indeks bias cladding polianilin. Hasil ini menyatakan sensor yang dibuat dapat dengan cepat merespon kehadiran uap amonia. Sebaliknya, intensitas transmisi meningkat cepat ketika FMIPA Universitas Lampung

5 J. Sains Tek., Desember 2006, Vol. 12, No. 3 Intensitas refleksi (%) ON ON Respon Recovery OFF OFF Waktu (detik) Gambar 4. Respon dinamik sensor serat optik terhadap waktu Transmission intensity (%) (a) % % det Time (seconds) Transmission intensity (%) (b) % % det Time (seconds) Gambar 5. Penentuan (a) Waktu respon dan (b) waktu pemulihan sensor serat optik dibebaskan dari uap amonia akibat menurunnya absorpsi gelombang evanescent yang diakibatkan menurunnya indeks bias cladding polianilin akibat ketidakhadiran uap amonia, kondisi ini disebut pemulihan (recovery). Berdasarkan defenisi waktu respon yang ditentukan dari waktu interval antara 10% and 90% nilai stasioner, waktu respon sensor serat optik diketahui sekitar 30 detik (Gambar 5a). Dengan cara yang sama, waktu pemulihan (recovery) diidentifikasi sekitar 30 detik (Gambar 5b). Berdasarkan waktu respon dan waktu pemulihan ini, dapat disimpulkan bahwa sensor serat optik yang dirancang memiliki respon yang sangat cepat terhadap kehadiran maupun ketidakhadiran uap amonia Waktu respon bergantung pada waktu yang diperlukan bagi uap amonia untuk berdifusi ke dalam struktur berserat dan berpori dari polianilin. Pada sistem sensor serat optik ini, molekul uap amonia berdifusi kedalam struktur nanoserat polianilin sebagai cladding baru serat optik yang mengakibatkan perubahan indeks bias cladding polianilin sehingga meningkatkan absorpsi gelombang evanescent. Dengan cladding nanoserat polianilin, molekul amonia dapat menembus secara efektif ke dalam nanostrutur polianilin sehingga dapat meningkatkan waktu respon dan pemulihan. Dari karakteristik respon (Gambar 4) diketahui bahwa sensor serat optik untuk deteksi uap amonia memperlihatkan kemampuan balik (reversibility) yang cukup baik berdasarkan kurva siklus yang hampir tidak berubah bentuk, walaupun hanya diuji hingga dua siklus saja. 4. KESIMPULAN Telah dirancang sensor serat optik untuk mendeteksi uap amonia berdasarkan absorpsi gelombang evanescent dengan menggunakan bahan nanoserat polianiline untuk modifikasi cladding yang sensitif uap amonia. Karakteristik optik bahan nanoserat polianilin yang disintesis dengan metode polimerisasi interfasial memperlihatkan perubahan karakteristik spektrum absorpsi terhadap uap amonia. Sensor serat optik dirancang dengan mengganti cladding asli serat optik plastik dengan lapisan naoserat polianilin pada sekitar 2 cm dari ujung serat optik. Dari uji karakteristik respon diperoleh waktu respon yang sangat cepat sekitar 30 detik dan waktu pemulihan sensor sekitar 30 detik. Hasil dengan respon yang cepat ini akibat penggunaan polianilin nanostruktur sebagai cladding modifikasi pada serat optik yang menfasilitasi difusi efektif molekul uap amonia sehingga meningkatkan responsivitas sensor serat optik FMIPA Universitas Lampung 141

6 Akhiruddin Maddu, dkk Pengembangan Sensor Uap Berbasis DAFTAR PUSTAKA 1. Timmer, B., Olthuis, W., and van den Berg, A Ammonia sensors and their applications a review Sensors and Actuators B, 107: Cao, W. and Duan, Y Optical fiber-based evanescent ammonia sensor, Sensors and Actuators B, 110: Tao, S., Xu L. and Fanguy, J.C Optical fiber ammonia sensing using reagent immobilized porous silica coating as transducers Sensors and Actuators B, 115: Makhija, K.K., Ray, A., Patel, R.M., Trivedi, U.B. and Kapse, H.A Indium oxide thin film based ammonia gas and ethanol vapour sensor Bull. Mater. Sci., 28(1): Zakrzewska, K Mixed oxides as gas sensors Thin Solid Films, 391: Prasad, A.K., Kubinski, D.J. and Gouma, P.I Comparison of sol gel and ion beam deposited MoO3 thin film gas sensors for selective ammonia detection Sensors and Actuators B, 93: Archenault, H.G., Goure, J.P. and Jaffrezic-Renault, N A simple intrinsic optical fibre chemical sensor Sensors and Actuators B, 8: Huang, J., Virji, S., Weiller, B.H. and Kaner, R.B. 2004, Nanostructured Polyaniline Sensors Chem. Eur. J., 10: Xing, S., Zhao, C., Jing, S., Wu, Y. and Wang, Z Morphology and gas-sensing behavior of in situ polymerized nanostructured polyaniline films. European Polymer Journal, 42: Li, G., Pang, S., Peng, H., Wang, Z., Cui, Z. And Zhang, Z Templateless and Surfactantless Route to the Synthesis of Polyaniline Nanofibers J. Polym. Sci. : Part A: Polym. Chem., 43: Hu, H., Hechavarria, L. and Nicho, M.H Similarity between optical response kinetics of conducting polymer thin film based gas sensors and electrochromic devices Revista Mexicana De Fisica, 50(5): FMIPA Universitas Lampung

SENSOR SERAT OPTIK DENGAN CLADDING POLIANILIN NANOSTRUKTUR UNTUK MENDETEKSI UAP HCl

SENSOR SERAT OPTIK DENGAN CLADDING POLIANILIN NANOSTRUKTUR UNTUK MENDETEKSI UAP HCl SENSOR SERAT OPTIK DENGAN CLADDING POLIANILIN NANOSTRUKTUR UNTUK MENDETEKSI UAP HCl Akhiruddin Maddu 1, Sar Sardy 2, Hamdani Zain 2 1 Departemen Fisika FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri pada berbagai bidang aplikasi seperti pengawasan produk makanan, pertanian, dan medis membutuhkan perangkat yang dapat digunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S

HASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S 7 yang besar, karena probe sensor sangat sensitif dan jika mengalami guncangan yang besar, dapat mengakibatkan data yang diambil kurang baik. Setelah semua disiapkan, program pengambilan data dijalankan

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi Nanoserat Polianilin

Sintesis dan Karakterisasi Nanoserat Polianilin Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880 Vol. 1 No.2, Juli 2008 Sintesis dan Karakterisasi Nanoserat Polianilin Akhiruddin Maddu (a), Setyanto Tri Wahyudi dan Mersi Kurniati Bagian Biofisika, Departemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Respon Dinamik Sensor PANI (HCl 4M) terhadap Konsentrasi Gas Amonia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Respon Dinamik Sensor PANI (HCl 4M) terhadap Konsentrasi Gas Amonia HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Sensor Lapisan Tipis PANI Data yang diamati berupa perubahan sifat listrik akibat adanya gas amonia pada permukaan lapisan tipis PANI. Pengujian sifat listrik bahan adalah penurunan

Lebih terperinci

PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN

PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN Akhiruddin Maddu 1, Kun Modjahidin 1, Sar Sardy 2, dan Hamdani Zain 2 1. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROBE SENSOR KELEMBABAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN

PENGEMBANGAN PROBE SENSOR KELEMBABAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 45-50 PENGEMBANGAN PROBE SENSOR KELEMBABAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN Akhiruddin Maddu 1, Kun Modjahidin 1, Sar Sardy 2, dan Hamdani Zain 2 1. Departemen

Lebih terperinci

Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak

Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak   Abstrak Analisis Spektrum Serapan Optis Polianilin Hasil Sintesis Polimerisasi Kimia Interfasial Erni Agustiani, Mariana Bara allo Malino, Boni Pahlanop Lapanporo Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED Abstrak Arni Candra Pratiwi 1, Ahmad Marzuki 2 1 Program Studi Fisika FMIPA UNS, Surakarta. Jl. Ir Sutami No.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Hidrogen Sulfida (H 2 S), adalah gas beracun yang sangat berbahaya. Dalam waktu singkat gas ini dapat melumpuhkan sistem pernafasan dan dapat mematikan seseorang yang menghirupnya.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.

Lebih terperinci

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pujiyanto, Samian dan Alan Andriawan. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS Syuhada, Dwi Bayuwati, Sulaiman Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314 e-mail: hadda212@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah berkembang suatu mekanisme fotokatalis yang menerapkan pemanfaatan radiasi ultraviolet dan bahan semikonduktor sebagai fotokatalis, umumnya menggunakan bahan TiO2

Lebih terperinci

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat DAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kebutuhan komunikasi dan bertukar informasi antar satu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dipaparkan prosedur pengambilan data dari penelitian ini. Namun sebelumnya, terlebih dahulu mengetahui tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan yang dipakai

Lebih terperinci

STUDI ELEKTROKIMIA POLIANILIN KOMPOSIT ELEKTRODA PASTA KARBON

STUDI ELEKTROKIMIA POLIANILIN KOMPOSIT ELEKTRODA PASTA KARBON Jurnal Biofisika 9 (2): 45-53. STUDI ELEKTROKIMIA POLIANILIN KOMPOSIT ELEKTRODA PASTA KARBON Surianty 1, Akhiruddin 1*, Laksmi Ambarsari 2 1) Bagian biofisika, Departemen Fisika, FMIPA-IPB. 2) Laboratorium

Lebih terperinci

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL Muhammad Salahuddin 1, Suryajaya 2, Edy Giri R. Putra 3, Nurma Sari 2 Abstrak:Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat

Lebih terperinci

PEMBUATAN SENSOR SERAT OPTIK DENGAN CLADDING DYE METHYL VIOLET UNTUK MENDETEKSI GAS HIDROGEN SULFIDA LILIANA ADIA K

PEMBUATAN SENSOR SERAT OPTIK DENGAN CLADDING DYE METHYL VIOLET UNTUK MENDETEKSI GAS HIDROGEN SULFIDA LILIANA ADIA K PEMBUATAN SENSOR SERAT OPTIK DENGAN CLADDING DYE METHYL VIOLET UNTUK MENDETEKSI GAS HIDROGEN SULFIDA LILIANA ADIA K DEPATEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME Ani Fatimah 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2 Departemen

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 2, April 2017 Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating Fitriani *, Sri Handani

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian 28 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terbagi dalam empat tahapan kerja, yaitu : Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan film tipis ZnO yang terdiri

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 Hendri, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal penggunaannya, serat optik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013 ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013 Desain Sensor Serat Optik Sederhana untuk Mengukur Konsentrasi Larutan Gula dan Garam Berbasis Pemantulan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM SULFAT

PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM SULFAT Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 05, No. 01 (2015) 7 11 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya merupakan suatu piranti elektronik yang mampu mengkonversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan dampak buruk terhadap

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER SAMBUNG- SILANG POLIANILIN-KAF SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CROSS-LINKING POLYANILINE-AFC COPOLYMERS

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER SAMBUNG- SILANG POLIANILIN-KAF SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CROSS-LINKING POLYANILINE-AFC COPOLYMERS SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER SAMBUNG- SILANG POLIANILIN-KAF SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CROSS-LINKING POLYANILINE-AFC COPOLYMERS Oleh : Suwardi, Agus Salim, dan Crys Fajar Partana Jurusan

Lebih terperinci

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

POLIMERISASI o-toluidin DALAM FASA AQUEOUS DAN PENGEMBANGANNYA UNTUK MEMBUAT FILM POLI-o-TOLUIDIN SECARA in situ

POLIMERISASI o-toluidin DALAM FASA AQUEOUS DAN PENGEMBANGANNYA UNTUK MEMBUAT FILM POLI-o-TOLUIDIN SECARA in situ MAKARA, SAINS, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2006: 47-52 POLIMERISASI o-toluidin DALAM FASA AQUEOUS DAN PENGEMBANGANNYA UNTUK MEMBUAT FILM POLI-o-TOLUIDIN SECARA in situ Endang Asijati W. 1, Dieky Susanto, Theofilus

Lebih terperinci

SENSOR FIELD EFFECT TRANSISTOR BERBASIS NANOSERAT POLIANILIN UNTUK MENGUKUR KONSENTRASI GAS AMONIA FARQAN THANZALLA

SENSOR FIELD EFFECT TRANSISTOR BERBASIS NANOSERAT POLIANILIN UNTUK MENGUKUR KONSENTRASI GAS AMONIA FARQAN THANZALLA SENSOR FIELD EFFECT TRANSISTOR BERBASIS NANOSERAT POLIANILIN UNTUK MENGUKUR KONSENTRASI GAS AMONIA FARQAN THANZALLA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup, bernafas dan sebagainya. Lingkungan merupakan kawasan tempat kita

Lebih terperinci

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 3 Pendahuluan ZnO merupakan bahan semikonduktor tipe-n yang memiliki lebar pita energi 3,37 ev pada suhu ruang dan 3,34 ev pada temperatur rendah dengan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari, menciptakan dan merekayasa material berskala nanometer dimana terjadi sifat baru. Kata nanoteknologi berasal dari

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan, namun prevalensi terjadinya kehilangan gigi tetap menjadi masalah klinis yang signifikan. Kehilangan

Lebih terperinci

2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL

2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL 3 2 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM OXIDE (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL Pendahuluan Bahan semikonduktor titanium oxide (TiO 2 ) merupakan material yang banyak digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi sebagai Cladding pada Serat Optik untuk Perancangan Sensor Kelembaban

Analisis Penggunaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi sebagai Cladding pada Serat Optik untuk Perancangan Sensor Kelembaban Analisis Penggunaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi sebagai Cladding pada Serat Optik untuk Perancangan Sensor Kelembaban B38 Wafa Faziatus Sholikhah dan Agus Rubiyanto Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam,

Lebih terperinci

SENSOR FIBER OPTIK PENDETEKSI GAS DENGAN PRINSIP MEDAN EVANESCENT. Achmad Hasan Noor Majjid*, Hery Purwanto dan Venty Suryanti

SENSOR FIBER OPTIK PENDETEKSI GAS DENGAN PRINSIP MEDAN EVANESCENT. Achmad Hasan Noor Majjid*, Hery Purwanto dan Venty Suryanti SENSOR FIBER OPTIK PENDETEKSI GAS DENGAN PRINSIP MEDAN EVANESCENT Achmad Hasan Noor Majjid*, Hery Purwanto dan Venty Suryanti Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polyvinyl alcohol (PVA) merupakan salah satu polimer yang banyak digunakan di kalangan industri. Dengan sifatnya yang tidak beracun, mudah larut dalam air, biocompatible

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SENSOR GAS AMONIA BERBASIS POLIANILIN DENI CHRISTOPEL PANE

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SENSOR GAS AMONIA BERBASIS POLIANILIN DENI CHRISTOPEL PANE PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SENSOR GAS AMONIA BERBASIS POLIANILIN DENI CHRISTOPEL PANE DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK DENI CHRISTOPEL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan

Lebih terperinci

Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis

Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis Wayan Suana a. Jurusan Fisika-FMIPA,

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI V. HSIL N LURN YNG ICPI Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis solar selective absorber (SS) berupa lapisan kobal oksida dengan penambahan lapisan dense silica pada permukaan substrat aluminium.

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 SINTESIS SBA-15 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan material mesopori silika SBA-15 melalui proses sol gel dan surfactant-templating. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Hilyati N., Samian, Moh. Yasin, Program Studi Fisika Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pengembangan biosensor menjadi hal yang cukup menarik dalam dunia teknologi. Biosensor, yang salah satu kegunaannya dalam pengujian biomolekul secara akurat

Lebih terperinci

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph Oleh : Rahardianti Ayu K. (1106 100 042) Dosen Pembimbing : Drs. Hasto Sunarno, M.Sc PENDAHULUAN Selama dua dekade terakhir, pembangunan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI POLIMERISASI TERHADAP SIFAT-SIFAT OPTIS FILM POLI o-toluidin SEBAGAI SENSOR ph

PENGARUH KONDISI POLIMERISASI TERHADAP SIFAT-SIFAT OPTIS FILM POLI o-toluidin SEBAGAI SENSOR ph PENGARUH KONDISI POLIMERISASI TERHADAP SIFAT-SIFAT OPTIS FILM POLI o-toluidin SEBAGAI SENSOR ph Endang Asijati W. 1, Dieky Susanto, Theofilus A. Tockary, dan Yanti Sabarinah 1& 2 1. Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam fabrikasi dan karakterisasi optik dari waveguide berbahan polimer PMMA (Polymethyl Methacrylate) adalah metode

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR, SIFAT OPTIK, DAN SIFAT LISTRIK FILM TIPIS POLIANILIN (PANI) DOPING HCl YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE SPIN COATING

KARAKTERISTIK STRUKTUR, SIFAT OPTIK, DAN SIFAT LISTRIK FILM TIPIS POLIANILIN (PANI) DOPING HCl YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE SPIN COATING KARAKTERISTIK STRUKTUR, SIFAT OPTIK, DAN SIFAT LISTRIK FILM TIPIS POLIANILIN (PANI) DOPING HCl YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE SPIN COATING skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi Oktober 2016. ISSN.1412-2960 PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI Saktioto,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK

KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK Pipit Sri Wahyuni 1109201719 Pembimbing Prof. Dr. rer. nat. Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc ABSTRAK

Lebih terperinci

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi Herman Jufri Andi, Zainal Arifin, dan Darminto Jurusan Fisika-FMIPA,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 Analisis output dilakukan terhadap hasil simulasi yang diperoleh agar dapat mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi output. Optimasi juga dilakukan agar output meningkat mendekati dengan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pembangunan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, seperti pembangunan fisik kota, industri dan transportasi. Pada pertumbuhan pembangunan tersebut

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SERAT OPTIK

TEKNOLOGI SERAT OPTIK TEKNOLOGI SERAT OPTIK Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak: Serat optik merupakan salah satu alternatif media transmisi komunikasi yang cukup handal, karena memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Latar belakang dari penelitian ini adalah banyaknya

Lebih terperinci

TRANSISTOR FILM TIPIS ORGANIK BERBASIS POLIANILIN UNTUK APLIKASI SENSOR GAS AMONIAK

TRANSISTOR FILM TIPIS ORGANIK BERBASIS POLIANILIN UNTUK APLIKASI SENSOR GAS AMONIAK Jurnal Biofisika 9 (1): 1-7 TRANSISTOR FILM TIPIS ORGANIK BERBASIS POLIANILIN UNTUK APLIKASI SENSOR GAS AMONIAK T. Jasalesmana 1 *, A. Nurlaela 1, N. Saridewi 1, F. Alatas 1, Akhiruddin 2 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) Mirwan Sayuti 1, Krisman 2, Rahmi Dewi 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia yang 75% luas wilayahnya merupakan lautan memiliki potensi kekayaan yang tak ternilai. Oleh karenanya diperlukan perhatian serta penanganan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR Intan Pamudiarti, Sami an, Pujiyanto Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material dan struktur fungsional dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi selalu dikaitkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph

Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-89 Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph

Lebih terperinci

PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+CoCl 2

PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+CoCl 2 1 PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+CoCl 2 Vidia Ayu Seta : Dr.Ir. Sekartedjo, M. Sc Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology ITS

Lebih terperinci

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan 29 III. PROSEDUR PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan Desember 2012, di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: STUDI PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAUN PEPAYA TERHADAP SIFAT OPTIK DAN LISTRIK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN LAPISAN TIPIS Ummu kalsum 1, Iqbal 2 dan Dedy Farhamsa 2 1 Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Limbah dari berbagai industri mengandung zat pewarna berbahaya, yang harus dihilangkan untuk menjaga kualitas lingkungan. Limbah zat warna, timbul sebagai akibat langsung

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) Frastica Deswardani, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail:

Lebih terperinci

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA Tujuan Instruksional Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perambatan gelombang, yang merupakan hal yang penting dalam sistem komunikasi serat optik. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polimer secara umum merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar. Tetapi melalui

Lebih terperinci

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 1 JANUARI 2012 Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya Rakhmat Hidayat Wibawanto dan Darminto Jurusan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH Spektrofotometer

MAKALAH Spektrofotometer MAKALAH Spektrofotometer Nama Kelompok : Adhitiya Oprasena 201430100 Zulfikar Adli Manzila 201430100 Henky Gustian 201430100 Riyan Andre.P 201430100 Muhammad Khairul Huda 20143010029 Kelas : A Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-103 Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci