PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+CoCl 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+CoCl 2"

Transkripsi

1 1 PERANCANGAN SENSOR KELEMBABAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN+CoCl 2 Vidia Ayu Seta : Dr.Ir. Sekartedjo, M. Sc Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology ITS Surabaya Indonesia 60111, vidia@ep.its.ac.id Abstrak - Kelembaban merupakan salah satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap berbagai proses yang terjadi di alam. Untuk menyelesaikan masalah kelembaban digunakan alat ukur kelembaban yaitu salah satunya higrometer, namun hygrometer mempunyai kelemahan mudah terinterferensi dengan gelombang elektromagnetik. Oleh sebab itu dibutuhkan alternatif lain untuk mengukur kelembaban ini yaitu sensor kelembaban menggunakan serat optik yang tidak terinterferensi dengan gelombang elektromagnetik, dan dapat digunakan pada jarak jauh. Pada penelitian ini telah berhasil dibuat sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2 melalui proses sol-gel. Sensor kelembaban serat optik yang telah dibuat ada 3 jenis ukuran panjang cladding gelatin+cocl 2 yang dibuat berbeda-beda yaitu 2, 3, dan 4cm. Setelah dilakukan pengukuran sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2 didapatkan sensor kelembaban yang paling sensitif dan baik terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm dengan respon terbaik pada rentang kelembaban 87%-93%RH dan dengan nilai korelasi sebesar 0,96. Hal ini dibuktikan bahwa pada panjang kupasan cladding 4 cm mempunyai nilai resolusi tinggi yaitu 0,19, nilai sensitivitas terbesar yaitu 5,17mv/%RH, nilai linearitas terbesar yaitu 0,96, nilai eror yang paling kecil yaitu 4,06%. Pada panjang kupasan cladding 4 cm lebih sensitif dikarenakan tebal lapisan gelatin+cocl 2 untuk panjang 4 cm lebih tipis yaitu 10µm dibandingkan dengan tebal lapisan untuk panjang 2 cm yaitu 30µm dan tebal lapisan untuk panjang 3 cm yaitu 20µm. Sensitivitas sensor juga dipengaruhi oleh ketebalan lapisan cladding gelatin+cocl 2. Jika lapisan semakin tipis, maka sensitivitas semakin baik. Kata kunci : RH (Humidity Relative), Linearitas, Sensitivitas. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelembaban adalah ukuran jumlah uap air di udara. Jumlah uap air mempengaruhi proses-proses fisika, kimia dan biologi di alam, oleh karena itu akan mempengaruhi kenyamanan manusia begitupun terhadap lingkungan. Jika besarnya kandungan uap air melebihi atau kurang dari kebutuhan yang diperlukan, maka akan menimbulkan gangguan dan kerusakan. Sebagai contoh, bahan makanan dan obat-obatan yang disimpan dalam gudang penyimpanan memerlukan kondisi kelembaban tertentu agar tidak cepat rusak [1]. Saat ini banyak alat ukur kelembaban yang telah dikembangkan. Peralatan elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara disekitarnya memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu, informasi mengenai kelembaban udara pada suatu area tertentu menjadi sesuatu hal yang penting untuk diketahui karena menyangkut efek-efek yang ditimbulkannya. Informasi mengenai nilai kelembaban udara diperoleh dari proses pengukuran. Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah higrometer. Seiring dengan perkembangan kebutuhan akan kecepatan, keakuratan, dan ketelitian hasil pengukuran yang lebih tinggi maka mutlak diperlukan pengembangan alat ukur baru. Sehubungan dengan hal itu, berbagai teknik dan material telah dikembangkan sebagai sensor kelembaban dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kelemahan dari sensor yang telah ada dalam perkembangan dunia industri menuntut semakin dikembangkannya fiber optik sebagai salah satu sensor. Sehingga serat optik tidak hanya digunakan sebagai pandu gelombang optik untuk sistem komomunikasi, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk membuat sensor yang disebut dengan sensor serat optik [6]. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dirancang dan dibuat sensor kelembaban menggunakan serat optik plastic dengan cladding gelatin+cocl 2. Probe dari sensor dibentuk lurus. Dengan membuat probe sensor lurus diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih baik dari pada hasil-hasil penelitian sebelumnya B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang perancangan sensitivitas sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin + CoCl 2, maka dapat ditentukan permasalahan dalam tugas akhir ini yaitu : a. Bagaimana pembuatan rangkaian sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2? b. Bagaimana pengaruh panjang cladding gelatin+cocl 2 terhadap sensitivitas sensor kelembaban? c. Bagaimana mendapatkan sensor kelembaban yang paling baik diantara panjang cladding gelatin+cocl 2 yang dibuat berbeda (2, 3, dan 4cm)?. C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yaitu untuk membuat sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin + CoCl 2, untuk mengetahui pengaruh panjang cladding gelatin + CoCl 2 terhadap sensitivitas sensor kelembaban, dan untuk mendapatkan sensor kelembaban yang paling baik diantara panjang cladding gelatin+cocl 2 yang dibuat berbeda (2, 3, dan 4cm).

2 2 D. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang diberikan pada tugas akhir ini bertujuan untuk menghindari meluasnya permasalahan yaitu sebagai berikut : a. Kelembaban yang diukur adalah kelembaban relatif, yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah uap air jenuh di udara tersebut pada temperatur yang sama. b. Sumber cahaya yang digunakan adalah LED superbright berwarna merah dengan panjang gelombang sekitar 632 nm. c. Fotodetektor yang digunakan adalah LDR. d. Serat optik plastik jenis single mode. e. Panjang cladding gelatin (2, 3, dan 4cm). II. DASAR TEORI A. Gelatin dan CoCl 2 Gelatin berasal dari bahasa latin "gelare" yang berarti membuat beku (Glicksman 1969). Gelatin adalah salah satu bahan hidrogel dari polimer alami yang dapat mengalami pembengkakan (swelling), ketika menyerap air gelatin mampu menyerap air 5-10 kali bobotnya, membentuk gel pada suhu 35 C-400 C dan larut dalam air panas, serta dapat berubah secara reversible dari sol ke gel. Gelatin tidak berwarna (transparan), tidak berbahaya, tidak berasa. Molekul-molekul gelatin tersusun dari ribuan rantai asam amino. Rantai-rantai protein tersebut dihubungkan secara cross-links (interaksisilang), karenanya terdapat lubang (rongga) diantara rantai yang dapat menahan air [5]. Prinsipnya, bahan hidrogel gelatin mengalami pembengkakan ketika menyerap air sehingga kerapatannya berkurang yang mengakibatkan sifat optiknya juga berubah, yaitu nilai indeks bias optiknya berkurang terhadap jumlah air yang diserap. Polimer seperti gelatin membengkak karena air mengisi rongga-rongga pada polimer (diameter rongga membesar), akibatnya akan mengurangi indeks bias polimer, sehingga indeks bias polimer akan mendekati indeks bias air. Gelatin memiliki pori yang relative lebih besar dibandingkan polimer-polimer sintesis. Perubahan sifat optik (indeks bias) polimer gelatin ketika menyerap uap air dapat dimanfaatkan sebagai material sensor kelembaban optik. Perubahan nilai indeks bias gelatin ditentukan oleh jumlah uap air yang diserap. Seiring dengan pembengkakkan gelatin, kerapatan gelatin akan berkurang yang berakibat indeks biasnya mengecil. Perubahan indeks bias gelatin terhadap konsentrasi uap air yang diserap diberikan oleh persamaan berikut. Dimana n ps adalah indeks bias polimer saat swelling, n pu indeks bias sebelum swelling, n H 2 O indeks bias air, dps diameter rongga saat swelling, dpu diamater rongga sebelum swelling, dan f H 2 O fraksi uap air yang diserap. Perubahan indeks bias pada cladding akibat swelling menyebabkan berubahnya sudut kritis pada pemantulan internal total di dalam inti serat optik (core), akibatnya sebagian energi cahaya terserap oleh cladding keluar dari inti serat secara eksponensial sebagai gelombang evanescent. Penyerapan (2) (1) cahaya yang disebabkan oleh perubahan indeks bias cladding berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya yang transmisikan, besarnya perubahan intensitas cahaya yang ditransmisikan secara tidak langsung akibat perubahan kelembaban. Besarnya energi cahaya yang terserap oleh cladding sebagai gelombang evanescent, dijadikan sebagai indikasi adanya perubahan kelembaban. Cobalt Chloride (CoCl 2 ) merupakan senyawa kimia. Suatu senyawa kimia (sering hanya disebut sebagai senyawa) adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau lebih unsur kimia yang berbeda. Dalam kasus Cobalt Chloride ada dua unsur kimia yang terlibat - Cobalt (Co) dan dikloro (Cl 2 ). COCl 2, merupakan senyawa menarik yang warna perubahan dalam menanggapi kelembaban. Seiring dengan peningkatan kelembaban, klorida perubahan warna kobalt dari langit biru ke ungu ke merah muda.. perubahan mencolok seperti warna membuat kobalt klorida berguna sebagai indikator kelembaban pada instrumen cuaca. B. Kelembaban Kelembaban udara adalah jumlah uap air di udara (atmosfer). Kelembaban tinggi artinya ada banyak uap air di udara, dan kelembaban rendah berarti hanya sedikit uap air di udara. Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban absolut dan kelembaban nisbi (relatif). Kelembaban absolut adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatuan volume (kg/m3). Kelembaban nisbi (relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air aktual dengan keadaan jenuhnya (g/kg) [4]. Kelembaban relatif (Relative Humidity / RH) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut : RH = P (H 2 O) x100% (3) P*(H 2 O) dimana : RH adalah kelembaban relatif campuran P (H 2 O) adalah tekanan parsial uap air dalam campuran dan P*( H 2 O) adalah tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut dalam campuran. C. Gelombang Evanescent Prinsip kerja sensor kelembaban menggunakan serat optik ini didasarkan pada fenomena absorpsi gelombang evanescent yang didasarkan pada serapan (atenuasi) gelombang optik pada cladding. Perubahan nilai indeks bias cladding gelatin akan menentukan besarnya intensitas cahaya yang terserap oleh cladding, sehingga juga menentukan intensitas gelombang optik yang ditransmisikan melalui inti serat optik

3 3 Gambar 2.1. Gelombang Evanescent (Akhiruddin Maddu dkk, 2006). Fenomena gelombang evanescent diperlihatkan pada Gambar 1. Pada saat cahaya menjalar pada serat optik, sebagian gelombang terserap ke dalam cladding dan energi gelombang tersebut menghilang secara eksponensial, gelombang evanescent diberikan oleh persamaan : LDR Multimeter Gelas kimia Termometer Serat optik plastik Alkohol Serbuk Gelatin Serbuk CoCl Langkah Pengerjaan Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan terdapat tahapan pengerjaan secara rinci dapat dilihat pada gambar 3.1 (4) dimana z adalah jarak penjalaran gelombang cahaya, E 0 adalah medan gelombang mula-mula dan d p disebut penetration depth yang dirumuskan sebagai : (5) Penetration depth (d p ) adalah kedalaman gelombang memasuki cladding dan n adalah rasio indeks cladding terhadap core, dimana n = (n cladd / n core ). Gelombang cahaya yang memasuki cladding sepanjang d p akan berkurang secara eksponensial. Dari persamaan di atas tampak bahwa kedalaman penetrasi gelombang evanescent bergantung pada nilai indeks bias cladding relatif terhadap indeks bias inti. Semakin dalam penetrasi gelombang evanescent semakin kecil intensitas cahaya yang terpandu (ditransmisikan) melalui serat optik [1]. Jika gelombang evanescent ini diserap oleh spesis-spesis penyerap di sekitar inti serat optik yang berinteraksi dengan medium sensing, maka akan menghasilkan fenomena pelemahan refleksi total (attenuated total reflection) sehingga daya keluaran serat optik akan menurun. Transmisi daya di dalam serat optik diberikan oleh hukum Beer-Lambert termodifikasi yang diberikan oleh P(l) = P o exp (-γl) (6) Dimana l adalah panjang bagian serat optik yang tidak ada cladding, P o adalah daya yang ditransmisikan melalui serat optik tanpa adanya sepsis penyerap, dan γ adalah koefisien absorpsi gelombang evanescent. Karena γ = f α, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai P(l) = P o exp (-fαl) (7) dimana f adalah fungsi daya yang ditransmisikan melalui cladding dan α adalah koefisien absorpsi bulk [1]. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Adapun peralatan dan bahan-bahan yang dipergunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :: LED (Light Emiting Diode) Power supply (adaptor) 5 volt dan 9 volt Rangkaian Devider (Pembagi Tegangan) Hygrometer Magnetik stirer Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini untuk pembuatan device (hardware) sistem monitoring kelembaban menggunakan serat optik plastik sebagai media transmisi dan sebagai sensor, secara rinci dapat dilihat pada diagram blok rancangan pembuatan sistem monitoring berikut ini :

4 4 A. Hasil pengukuran sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2 untuk panjang 2 cm. Gambar 3.2 Pembuatan Rangkaian Sensor Serat Optik Untuk Mengukur Kelembaban Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan sistem transmisi data menggunakan serat optik plastik : a. Rangkaian adaptor dengan tegangan output 5 volt dihubungkan ke dalam LED agar dapat menyalakan lampu LED superbright merah dengan range kerja tegangan 1,8 Volt 2,1 Volt. b. LED dicoupling dengan serat optik plastik menuju ke dalam humidity chamber yang didalamnya terdapat sensor kelembaban menggunakan serat optik dan humidity sensor. Kemudian serat optik plastik dikopling lagi ke LDR. c. Tegangan keluaran dari LDR dimasukkan ke dalam rangkaian devider untuk selanjutnya ditampilkan oleh multimeter yang keluarannya berupa tegangan. Sesuai diagram blok diatas, semua komponen dirangkai seperti gambar 3.3 berikut ini : Gambar 3.3 Rangkaian Pengujian Respon Sensor Kelembaban Setelah hardware disusun seperti pada gambar 3.3, kemudian dilakukan pengukuran sensor kelembaban menggunakan serat optik plastik dengan cladding gelatin + CoCl 2 dengan panjang yang berbeda yaitu 2, 3, dan 4 cm. Berikut ini adalah langkah-langkahnya: 1. Serat optik plastik dengan cladding gelatin + CoCl 2 untuk panjang 2 cm diletakkan di dalam chamber. 2. Nyalakan power supply dan ukur %RH awal kemudian %RH diturunkan mulai 70% sampai 65%, setelah itu dialiri uap air panas yang berasal dari heater melalui pipa ke chamber hingga RH 94%. 3. Tegangan keluaran (Voutput) dari LDR yang ditampilkan oleh multimeter dicatat dalam tabel. Ulangi langkah-langkah diatas untuk panjang cladding gelatin + CoCl 2 yang lain. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Grafik hubungan antara RH (%) terhadap tegangan (milivolt) pada panjang kupasan cladding 2 cm. Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa sensor dengan panjang kupasan cladding 2 cm memiliki respon linear untuk kenaikan RH dengan tegangan dengan tingkat korelasi antara hasil nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya sebesar 0,957. Pada gambar grafik 4.1 terlihat lingkaran warna hitam yang menunjukkan overshoot dan anak panah pada gambar menujukkan bahwa overshoot ini terjadi pada RH 72% dengan tegangan 453 mv sampai RH 73% dengan tegangan 480 mv. Perubahan tegangan yang terjadi antara 453 mv dan 480 mv sebesar 27 mv. Hal ini dikarenakan bahwa pada RH 72% sampai 73%, uap air dari heater mulai masuk ke dalam chamber sehingga pori-pori gelatin terisi uap air yang mengakibatkan gelatin mengalami swelling. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari gelatin. B. Hasil pengukuran sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2 untuk panjang 3 cm. Gambar 4.2 Grafik hubungan antara RH (%) terhadap tegangan (milivolt) pada panjang kupasan cladding 3 cm.

5 5 Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa sensor dengan panjang kupasan cladding 3 cm memiliki respon linear untuk kenaikan RH dengan tegangan dengan tingkat korelasi antara hasil nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya sebesar 0,961. Pada gambar 4.2 terlihat lingkaran warna merah yang menunjukkan overshoot dan anak panah pada gambar menujukkan bahwa overshoot ini terjadi pada RH 72% dengan tegangan 398 mv sampai RH 73% dengan tegangan 409 mv. Perubahan tegangan yang terjadi antara 398 mv dan 409 mv sebesar 11 mv. Pada panjang kupasan cladding 3 cm, overshoot yang terjadi kecil yaitu sebesar 11 mv, jika dibandingkan dengan panjang kupasan cladding 2 cm dan 4 cm yang memiliki beda tegangan sebesar 27 mv. Hal ini dikarenakan tiap panjang kupasan cladding memiliki respon yang berbeda-beda juga. D. Perbandingan antara hasil pengukuran sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin + cocl 2 untuk panjang 2, 3, dan 4 cm. Untuk mengetahui perbedaan tiap panjang cladding terhadap sensitivitas sensor kelembaban menggunakan serat optik, maka dibuat grafik hubungan antara RH (%) dengan tegangan (milivolt). Tanda anak panah pada gambar 4.4 menunjukkan perbedaan range dan span dari tiap-tiap panjang cladding. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik 4.4. C. Hasil pengukuran sensor kelembaban menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2 untuk panjang 4 cm Grafik 4.4 Hasil perbandingan antara RH (%) terhadap tegangan (milivolt) dengan cladding gelatin+cocl 2 untuk panjang 2, 3, dan 4 cm. Gambar 4.3 Grafik hubungan antara RH (%) terhadap tegangan (milivolt) pada panjang kupasan cladding 4 cm. Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sensor dengan panjang kupasan cladding 4 cm memiliki respon linear untuk kenaikan RH dengan tegangan dengan tingkat korelasi antara hasil nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya sebesar 0,968. Pada gambar 4.3 terlihat lingkaran warna hijau yang menunjukkan overshoot dan anak panah pada gambar menujukkan bahwa overshoot ini terjadi pada RH 72% dengan tegangan 342 mv sampai RH 73% dengan tegangan 369 mv. Perubahan tegangan yang terjadi antara 342 mv dan 369 mv sebesar 27 mv. Pada panjang kupasan cladding 4 cm, overshoot yang terjadi sama seperti pada panjang kupasan cladding 2 cm yaitu perubahan tegangan yang terjadi sebesar 27 mv. Tetapi hasil penunjukkan tegangan antara panjang kupasan cladding 2 cm dan 4 cm berbeda, yaitu pada RH 72%-73%, panjang kupasan cladding 2 cm menghasilkan tegangan 398 mv-409 mv sedangkan panjang kupasan cladding 4 cm menghasilkan tegangan 342 mv- 369 mv. Hal ini dikarenakan tiap panjang kupasan cladding memiliki respon yang berbeda-beda. Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan dari ketiga sampel panjang cladding gelatin+cocl 2 untuk 2, 3, dan 4cm. Pada panjang kupasan cladding 2 cm paling sensitif daripada panjang cladding 3cm dan 4 cm karena pada panjang kupasan cladding 2 cm, perubahan antara x (perubahan kenaikan RH) dan y (perubahan kenaikan tegangan) paling besar jika dibandingkan dengan panjang kupasan cladding yang lainnya. Namun linearitas yang paling baik terdapat pada panjang kupasan cladding 3 cm dengan nilai korelasi 0,961, Jika niai korelasi mendekati nilai 1 maka sensor tersebut dapat bekerja dengan sangat baik dan range untuk panjang kupasan cladding 3 cm paling besar, yaitu 80%- 93% dengan span sebesar 13 %. E. Perhitungan Karakteristik Sensor Kelembaban Karakteristik dalam suatu sensor pengukuran sangat penting untuk ditampilkan yaitu untuk mengetahui performansi atau kinerja dari sensor tersebut. Berikut ini adalah perhitungan karakteristik sensor kelembaban menggunakan serat optik plastik sebagai media transmisi data : a. Range Range menunjukkan daerah kerja elemen sistem pengukuran. Range/Jangkauan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu range input dan range output. Range input merupakan daerah antara Input Minimum hingga Input Maksimum, sedangakn Range Output merupakan daerah antara Output Minimum hingga Output Maksimum.

6 6 Berikut ini tabel range untuk tiap-tiap panjang kupasan cladding : Tabel 4.1 Range tiap-tiap panjang kupasan cladding Panjang Kupasan Range (input) Range (output) 2 cm 88-93% mv 3 cm 80-93% mv 4 cm 87-90% mv Jadi range sensor yang paling lebar yaitu pada panjang kupasan cladding 3 cm.. b. Span Span merupakan selisih nilai dari daerah antara input minimum hingga input maksimum atau output minimum hingga output maksimum dan dapat diketahui dari nilai I max I min atau O max O min. Berikut ini tabel span untuk tiap-tiap panjang kupasan cladding : Tabel 4.2 Span tiap-tiap panjang kupasan cladding Panjang Kupasan Span (input) Span (output) 2 cm 5% 37 mv 3 cm 13% 37 mv 4 cm 3% 48 mv Jadi span sensor yang paling besar yaitu pada panjang kupasan cladding 3 cm dengan RH 13 %. c. Resolusi Resolusi merupakan perubahan terkecil pada Input, tanpa memperhatikan perubahan pada Output. Resolusi = x 100% Berikut ini tabel resolusi untuk tiap-tiap panjang kupasan cladding : Tabel 4.3 Resolusi tiap-tiap panjang kupasan cladding. Panjang Kupasan Resolusi 2 cm 0,21 3 cm 0,32 4 cm 0,19 d. Sensitivitas Sensitivitas merupakan laju perubahan O dengan bergantung terhadap I dan dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini : m = do/di Berikut ini tabel resolusi untuk tiap-tiap panjang kupasan cladding : Tabel 4.4 Sensitivitas tiap-tiap panjang kupasan cladding Panjang Kupasan Sensitivitas (mv/rh) 2 cm 4,61 3 cm 3,04 4 cm 5,16 e. Linearitas Linearitas merupakan hubungan yang menyatakan sifat kelinearitasan dari input dan output. Berikut ini tabel linearitas untuk tiap-tiap panjang kupasan cladding : Tabel 4.5 Linearitas tiap-tiap panjang kupasan cladding Panjang Kupasan Linearitas 2 cm 0,95 3 cm 0,96 4 cm 0,96 f. Eror Eror adalah perbedaan nilai hasil pengukuran dengan nilai hasil sebenarnya. Berikut ini tabel eror untuk tiap-tiap panjang kupasan cladding : Tabel 4.6 Eror tiap-tiap panjang kupasan cladding Panjang Kupasan Eror (%) 2 cm 4,77 3 cm 4,57 4 cm 4,06 F. Pembahasan Sensor kelembaban menggunakan serat optik plastik pada cladding berbahan gelatin+cocl 2 ini sangat sensitif terhadap perubahan kelembaban udara. Bahan gelatin dan CoCl 2 ini mempunyai persamaan sifat yaitu higroskopi (sifat bahan yang mampu menyerap air). Ketika jumlah uap air didalam chamber meningkat maka kelembaban udara juga akan meningkat. Jika semakin banyak uap air yang diserap oleh lapisan gelatin+ CoCl 2, maka kerapatan lapisan tersebut akan semakin berkurang atau merenggang yang menyebabkan indeks bias lapisan gelatin+cocl 2 semakin besar. Sehingga loss pada sensor kelembaban yang menggunakan serat optik semakin besar yang berakibat intensitas yang dihasilkan semakin kecil. Jadi hambatan di LDR semakin besar dan tegangan yang dihasilkan juga semakin besar. Berdasarkan teori tersebut, jika dibandingkan dengan hasil pengukuran sensor kelembaban yang menggunakan serat optik ini sangat cocok. Hal ini dibuktikan dengan persamaan berikut ini : Dari persamaan diatas dapat dianalisis, jika loss (d p ) semakin besar maka n cladding juga semakin besar. Berdasarkan grafik 4.4 dapat dilihat bahwa dari ketiga kurva tersebut mengalami kenaikan kurva tidak begitu linear untuk tiap kenaikan %RH dan kenaikan tegangan, selain itu dari ketiga kurva tersebut terjadi overshoot pada 72%-73%RH. Hal ini dikarenakan bahwa pada 72%-73%RH, uap air dari heater mulai masuk ke dalam chamber sehingga pori-pori gelatin terisi uap air yang mengakibatkan gelatin mengalami swelling. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari gelatin. Untuk tiap panjang kupasan cladding dengan rentang pengukuran 65%- 94%RH memiliki rentang daerah sensitif berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menunjukkan bahwa untuk panjang kupasan cladding 3 cm memiliki daerah rentang sensitivitas yang paling lebar yaitu 80%-93% dengan nilai

7 7 korelasi sebesar 0,96. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, dengan judul Pengembangan Probe Sensor Kelembaban Serat Optik Dengan Gelatin dengan range 42%-99%RH memiliki respon terbaik pada range 60%- 72%RH dengan nilai korelasi sebesar 0,83. Hal ini berarti, sensor kelembaban yang menggunakan serat optik dengan cladding gelatin+cocl 2 lebih baik daripada sensor kelembaban dengan cladding gelatin. Sehingga cladding yang ditambahi dengan bahan CoCl 2 dapat meningkatkan sensitivitas untuk sensor kelembaban. Sensor kelembaban yang paling sensitif dan bagus terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm. Hal ini dibuktikan pada tabel menunjukkan bahwa nilai resolusi yang paling kecil terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm yaitu 0,19 RH. Tabel menunjukkan bahwa nilai sensitivitas yang paling besar terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm yaitu 5,16mv/%RH. Tabel menunjukkan bahwa nilai linearitas yang paling besar terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm yaitu 0,96. Pada tabel menunjukkan bahwa nilai eror yang paling kecil terdapat pada panjang kupasan cladding 4 cm yaitu 4,06%. Pada panjang kupasan cladding 4 cm lebih sensitif dikarenakan tebal lapisan gelatin+cocl 2 untuk panjang 4 cm lebih tipis yaitu 10µm dibandingkan dengan tebal lapisan untuk panjang 2 cm yaitu 30µm dan tebal lapisan untuk panjang 3 cm yaitu 20µm. Sensitivitas sensor juga dipengaruhi oleh ketebalan lapisan cladding gelatin+cocl 2. Jika lapisan semakin tipis, maka sensitivitas semakin baik. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diamati hubungan antara RH dengan tegangan keluaran detektor, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Lapisan cladding gelatin+cocl 2 dapat diaplikasikan sebagai elemen sensor kelembaban, karena sifat optik gelatin+cocl 2 yang sensitif terhadap uap air disamping dapat merespon perubahan kelembaban udara dari 65%-94%RH. Semakin panjang cladding gelatin+cocl 2, maka semakin besar loss yang ditimbulkan, namun jika tebal lapisan semakin tipis, maka sensitivitas sensor kelembaban semakin tinggi. Dari ketiga jenis ukuran panjang cladding gelatin+cocl 2 (2, 3, dan 4 cm) didapatkan bahwa pada panjang cladding 4 cm merupakan sensor yang paling baik daripada panjang cladding 2cm dan 4cm dengan respon terbaik pada rentang kelembaban 87%- 93%RH, dengan nilai korelasi sebesar 0,96. B. Saran Saran yang bisa disampaikan untuk mengembangkan penelitian ini adalah : Dilakukan perancangan sensor kelembaban menggunakan serat optik plastik pada cladding gelatin + CoCl 2 dengan jumlah sampel ukuran panjang cladding yang lebih banyak, agar didapatkan hasil yang lebih baik VI. DAFTAR PUSTAKA [[1] Akhiruddin Maddu dkk, Pengembangan Probe Sensor Kelembaban Serat Optik Dengan Gelatin, [2] Anu Vijayan et al, Optical Fiber Based Humidity Sensor Using Co-Polyaniline Clad. University Of Pune : India. [3] B. D. Gupta et al, A Novel Probe For A Fiber Optic Humidity Sensor. Indian Institute Of Technology Delhi : India. [4] Bentley, John P, Principles Of Measurement Systems 3 rd edition. Prentice Hall : USA. [5] CoCl juni 2011 [6] Dimas Yoga M, Rancang Bangun Sistem Transmisi Data Menggunakan Serat Optik Plastik Untuk Pengukuran Suhu. ITS : Surabaya. [7] Francisco J. Arregui et al, An Experimental Study About Hydrogels For The Fabrication Of Optical Fiber Humidity Sensors. Spain. [8] Gelatin. 6 Juni 2011 [9] Higrometer februari 2011 [10] Kelembaban Relatif April 2010 [11] Keiser, Gerd, Optical Fiber Communication. McGraw-Hill Book : Singapore. [12] LED. Februari 2011 [13] LDR Oktober 2010 [14] M. Chaplin, Gelatin. [15] Sunil K. Khijwania et al, An Evanescent Wave Optical Fiber Relative Humidity Sensor With Enhanced Sensitivity. Mississippi State University : USA. [16] Shinzo Muto, A Plastic Optical Fiber Sensor For Real-Time Humidity Monitoring. University Of Yamanashi : Japan. [17] T. L. Yeo et al, Fiber Optic Sensor Technologies For Humidity And Moisture Measurement. City University : London [18] Widyana, Perancangan Sensor Serat Optik untuk Pengukuran Pergeseran Obyek dalam Orde Mikrometer Menggunakan Serat Optik Multimode. ITS : Surabaya. Biodata Penulis: Nama : Vidia Ayu Seta NRP : TTL : Nganjuk, 12 Juli 1989 Alamat : Jl. Keputih Perintis 1A No 4 Surabaya Riwayat Pendidikan: SDN Ganung Kidul I Nganjuk ( ) SMP Negeri 1 Nganjuk ( ) SMA Negeri 2 Nganjuk ( ) Jurusan Teknik Fisika ITS ( )

8 8

Analisis Penggunaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi sebagai Cladding pada Serat Optik untuk Perancangan Sensor Kelembaban

Analisis Penggunaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi sebagai Cladding pada Serat Optik untuk Perancangan Sensor Kelembaban Analisis Penggunaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi sebagai Cladding pada Serat Optik untuk Perancangan Sensor Kelembaban B38 Wafa Faziatus Sholikhah dan Agus Rubiyanto Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROBE SENSOR KELEMBABAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN

PENGEMBANGAN PROBE SENSOR KELEMBABAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 10, NO. 1, APRIL 2006: 45-50 PENGEMBANGAN PROBE SENSOR KELEMBABAN SERAT OPTIK DENGAN CLADDING GELATIN Akhiruddin Maddu 1, Kun Modjahidin 1, Sar Sardy 2, dan Hamdani Zain 2 1. Departemen

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-103 Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe

Lebih terperinci

DAN KONSENTRASI SAMPEL

DAN KONSENTRASI SAMPEL PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph Oleh : Rahardianti Ayu K. (1106 100 042) Dosen Pembimbing : Drs. Hasto Sunarno, M.Sc PENDAHULUAN Selama dua dekade terakhir, pembangunan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA - 2406100093 PENDAHULUAN Kebutuhan suatu alat pengukuran pergeseran obyek dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME Ani Fatimah 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2 Departemen

Lebih terperinci

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pujiyanto, Samian dan Alan Andriawan. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S

HASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S 7 yang besar, karena probe sensor sangat sensitif dan jika mengalami guncangan yang besar, dapat mengakibatkan data yang diambil kurang baik. Setelah semua disiapkan, program pengambilan data dijalankan

Lebih terperinci

Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung. pengukurannya. Pengukuran kelembaban udara sangat penting di berbagai sektor

Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung. pengukurannya. Pengukuran kelembaban udara sangat penting di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelembaban udara merupakan ukuran jumlah uap air di udara. Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung dikembangkannya berbagai jenis sensor kelembaban

Lebih terperinci

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat DAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kebutuhan komunikasi dan bertukar informasi antar satu dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SENSOR TEMPERATUR MENGGUNAKAN SERAT OPTIK PLASTIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA PADA PLANT BOILER

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SENSOR TEMPERATUR MENGGUNAKAN SERAT OPTIK PLASTIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA PADA PLANT BOILER TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SENSOR TEMPERATUR MENGGUNAKAN SERAT OPTIK PLASTIK SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA PADA PLANT BOILER Laboratorium Rekayasa Fotonika Jurusan Teknik Fisika Surabaya, Januari 2011 Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN POF (Polymer Optical Fiber)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN POF (Polymer Optical Fiber) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN POF (Polymer Optical Fiber) Mochamad Adi wardana 1, Melania S Muntini 1, Agus Muhamad Hatta 2 1) Jurusan Fisika, FMIPA, Institut

Lebih terperinci

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup, bernafas dan sebagainya. Lingkungan merupakan kawasan tempat kita

Lebih terperinci

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO Oleh ANWARIL MUBASIROH 1109 100 708 Dosen Pembimbing Drs. Gatut Yudoyono, M.T JURUSAN FISIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN Henry Prasetyo 1109100060 Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Department of

Lebih terperinci

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE Widyana - Heru Setijono Laboratorium Rekayasa Fotonika Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK Oleh; Hadziqul Abror NRP. 1109 100 704 Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Ruang Sidang Fisika, 20 Maret 2012 Outline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dipaparkan prosedur pengambilan data dari penelitian ini. Namun sebelumnya, terlebih dahulu mengetahui tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan yang dipakai

Lebih terperinci

PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN

PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP SIFAT OPTIK FILM GELATIN Akhiruddin Maddu 1, Kun Modjahidin 1, Sar Sardy 2, dan Hamdani Zain 2 1. Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

Analisis Sensor Pengukuran Konsentrasi Glukosa Prinsip Macrobending Pada Serat Optik Multimode Step-Index

Analisis Sensor Pengukuran Konsentrasi Glukosa Prinsip Macrobending Pada Serat Optik Multimode Step-Index B43 Analisis Sensor Pengukuran Konsentrasi Glukosa Prinsip Macrobending Pada Serat Optik Multimode Step-Index Nura Hajar Hafida dan Agus Rubiyanto Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Hilyati N., Samian, Moh. Yasin, Program Studi Fisika Fakultas Sains

Lebih terperinci

Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis

Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis Wayan Suana a. Jurusan Fisika-FMIPA,

Lebih terperinci

Perancangan Sensor Kebakaran (Asap) Menggunakan Serat Optik Plastik

Perancangan Sensor Kebakaran (Asap) Menggunakan Serat Optik Plastik Perancangan Sensor Kebakaran (Asap) Menggunakan Serat Optik Plastik Oleh : Desica Alfiana 2408100015 Pembimbing I : Ir. Heru Setijono, MSc Pembimbing II : Agus M. Hatta, ST, MSi, PhD 9/7/2012 Seminar Tugas

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) B-50 Analisis Pengaruh Perubahan Suhu dan Perubahan Panjang Kupasan Cladding serta Coating Terhadap Rugi Daya yang Dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal penggunaannya, serat optik

Lebih terperinci

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD-620-10 LUCKY PUTRI RAHAYU NRP 1109 100 012 Dosen Pembimbing Drs. Gatut Yudoyono,

Lebih terperinci

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi Oktober 2016. ISSN.1412-2960 PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI Saktioto,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan BAB III TEORI PENUNJANG Bab tiga berisi tentang tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1. Propagasi cahaya dalam serat optik Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya, BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga ini akan dijelaskan metode penelitiannya, antara lain tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, bahan dan alat yang digunakan saat penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Serat optik FTP 320-10 banyak digunakan Bagaimana karakter makrobending losses FTP 320-10 terhadap pembebanan Bagaimana kecepatan respon FTP 320-10

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Latar belakang dari penelitian ini adalah banyaknya

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED Abstrak Arni Candra Pratiwi 1, Ahmad Marzuki 2 1 Program Studi Fisika FMIPA UNS, Surakarta. Jl. Ir Sutami No.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR Intan Pamudiarti, Sami an, Pujiyanto Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 3. Pengenceran Proses pengenceran dilakukan dengan menambahkan 0,5-1 ml akuades secara terus menerus setiap interval waktu tertentu hingga mencapai nilai transmisi yang stabil (pengenceran hingga penambahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 Analisis output dilakukan terhadap hasil simulasi yang diperoleh agar dapat mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi output. Optimasi juga dilakukan agar output meningkat mendekati dengan hasil

Lebih terperinci

pembuatan sensor kristal fotonik pendeteksi gas ozon. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Transmitansi (%) Panjang gelombang (nm)

pembuatan sensor kristal fotonik pendeteksi gas ozon. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Transmitansi (%) Panjang gelombang (nm) 6 3.3.3. Pengenceran dan pembuatan kurva kalibrasi a) Optimalisasi alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. b) Larutan penjerap 1 ml yang sudah dilakukan penjerapan dibagi dua, 5 ml

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.1, (2017) ( X Print) B-9

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.1, (2017) ( X Print) B-9 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) B-9 Studi Awal Fabrikasi dan Karakterisasi Directional Coupler Konfigurasi 4 4 Berbahan Serat Optik Plastik Step Index Multimode

Lebih terperinci

Analisis Sensor Regangan dengan Teknik Pencacatan Berbasis Serat Optik Multimode Step-Index

Analisis Sensor Regangan dengan Teknik Pencacatan Berbasis Serat Optik Multimode Step-Index B22 Analisis Sensor Regangan dengan Teknik Pencacatan Berbasis Serat Optik Multimode Step-Index Muhadha Shalatin dan Agus Rubiyanto Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Biosensor merupakan suatu perangkat (device) yang digunakan untuk mempelajari interaksi biomolekuler. Perangkat ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai produk teknologi

Lebih terperinci

Sejarah dan Perkembangan Sistem Komunikasi Serat Optik

Sejarah dan Perkembangan Sistem Komunikasi Serat Optik Sejarah dan Perkembangan Sistem Komunikasi Serat Optik OLEH: ENDI SOPYANDI Email: endi_sopyandi@yahoo.com Pada tahun 1880 Alexander Graham Bell menciptakan sebuah sistem komunikasi cahaya yang disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli berbasis sensor pergeseran yang meliputi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sensor Specific Gravity pada Crude Oil Menggunakan Serat Optik Plastik

Rancang Bangun Sensor Specific Gravity pada Crude Oil Menggunakan Serat Optik Plastik JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) F-360 Rancang Bangun Sensor Specific Gravity pada Crude Oil Menggunakan Serat Optik Plastik Achmad Wahyu Rizky Widharyanto, Heru Setijono,

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang

Lebih terperinci

STUDY AWAL FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

STUDY AWAL FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph STUDY AWAL FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph Nama Mahasiswa : RAHARDIANTI AYU KHOLILAH NRP : 1106 100 04 Jurusan : Fisika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. HASTO SUNARNO, M.Sc. Abstrak Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR 10 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 1, Oktober 2010 PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR Emmilia Agustina Abstrak: Kayu

Lebih terperinci

Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph

Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-89 Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph

Lebih terperinci

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013 ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013 Desain Sensor Serat Optik Sederhana untuk Mengukur Konsentrasi Larutan Gula dan Garam Berbasis Pemantulan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler

Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler Fina Nurul Aini, Samian, dan Moh. Yasin. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemantulan adalah perubahan arah rambat sinar ke arah sisi (medium) asal, setelah menumbuk antarmuka dua medium (Kerker, 1977). Prinsip pemantulan dalam serat

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012. 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Aplikasi Laser Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Tehnologi Universitas Airlangga Kampus

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Bending Sensor ph Berbasis Serat Optik Plastik Menggunakan Lapisan Silica Sol Gel Terhadap Sensitivitas

Pengaruh Variasi Bending Sensor ph Berbasis Serat Optik Plastik Menggunakan Lapisan Silica Sol Gel Terhadap Sensitivitas JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Pengaruh Variasi Bending Sensor ph Berbasis Serat Optik Plastik Menggunakan Lapisan Silica Sol Gel Terhadap Sensitivitas Nafi ul Matiin, Agus Muhammad Hatta,

Lebih terperinci

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Trisha Gustiya1,a), Rouf1,b), Dian Nur Aini1,c), dan Hendro2,d) 1 Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Overview SKSO Pertemuan Ke -2 SKSO dan Teori

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan, namun prevalensi terjadinya kehilangan gigi tetap menjadi masalah klinis yang signifikan. Kehilangan

Lebih terperinci

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer) Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer) Prastyowati Budiningsih, Samian, Pujiyanto Fakultas Sains Dan

Lebih terperinci

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler Zilda Qiftia¹, Samian¹, dan Supadi¹. ¹Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Univesitas Airlangga, Surabaya. Email: zqiftia@gmail.com Abstrak.

Lebih terperinci

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28 PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28 Sujito, Arif Hidayat, Firman Budianto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SISTEM SENSOR SERAT OPTIK BERDASARKAN EFEK GELOMBANG EVANESCENT

KARAKTERISASI SISTEM SENSOR SERAT OPTIK BERDASARKAN EFEK GELOMBANG EVANESCENT KARAKTERISASI SISTEM SENSOR SERAT OPTIK BERDASARKAN EFEK GELOMBANG EVANESCENT Andeskob Topan Indra, Harmadi Laboratorium Fisika Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Nurseno Aqib Fadwi Adi 2209100156 Dosen Pembimbing 1 Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 Ir. Siti Halimah

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Difraksi

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Difraksi Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Difraksi Oleh : Lusiana Weny Setyarini 2408100005 Dosen Pembimbing : Ir. Heru Setijono, M.Sc 19490120 197612 1 001 Agus Muhammad Hatta,

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN BERBASIS PID Ultrasonic Cavitation Rate Settings to Adjust Indoor Humidity Based On PID Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Rivai S.T., M.T.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi literatur. Pengujian daya optik pada sensor serat optik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi literatur. Pengujian daya optik pada sensor serat optik BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian sensor serat optik untuk Weight In Motion (WIM) pada replika kendaraan statis dan dinamis adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI NOMOR PERCOBAAN : 01 JUDUL PERCOBAAN : FIBER OPTIK SINYAL ANALOG KELAS / KELOMPOK : TT - 5A / KELOMPOK 4 NAMA PRAKTIKAN : 1. SOCRATES PUTRA NUSANTARA (1315030082) NAMA KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber coupler sebagai sistem sensor suhu dengan menggunakan probe baja. Terdapat dua hasil penelitian, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. teknologi telekomunikasi, terutama dalam era moderen seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. teknologi telekomunikasi, terutama dalam era moderen seperti sekarang ini. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang dari penelitian ini, Permasalahan yang belum terpecahkan, sehingga dilakukannya penelitian ini yang memiliki batasan-batasan dalam

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 RANCANG BANGUN SENSOR SPECIFIC GRAVITY PADA CRUDE OIL MENGGUNAKAN SERAT OPTIK PLASTIK Achmad Wahyu Rizky W., Ir. Heru Setijono,

Lebih terperinci

Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad Hatta

Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad Hatta PENGARUH SUHU PADA PENGUKURAN PERGESERAN DENGAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK BERSTRUKTUR SMS (SINGLEMODE-MULTIMODE-SINGLEMODE) DAN OTDR (OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER) Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim   Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-8 Syahirul Alim Email: arul_alim@yahoo.com Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang Rugi-rugi bengkokan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Menggunakan Metode Difraksi

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Menggunakan Metode Difraksi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula Menggunakan Metode Difraksi Lusiana Weny Setyarini, Heru Setijono, Agus Muhammad Hatta Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konfigurasi perangkat..., Arum Setyowati, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Konfigurasi perangkat..., Arum Setyowati, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh merupakan minuman yang paling populer di masyarakat. Teh juga merupakan jenis minuman kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia dewasa setelah air [1]. Seiring

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik

4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik 4. Karakteristik Transmisi pd Fiber Optik Anhar, MT. 1 Outline : Pengantar Redaman (Attenuation) Penyerapan Material (Absorption) Rugi-rugi hamburan (Scattering Losses) Rugi-rugi pembengkokan Dispersi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

Overview Materi. Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik. Kabel Optik

Overview Materi. Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik. Kabel Optik Overview Materi Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik Material serat optik Kabel Optik Struktur Serat Optik Struktur Serat Optik (Cont..) Core Terbuat dari bahan kuarsa

Lebih terperinci

PEMETAAN BEBAN OLEH BIDANG SERAGAM DENGAN METODE BENDING LOSS AKIBAT GRATING PADA SERAT OPTIK

PEMETAAN BEBAN OLEH BIDANG SERAGAM DENGAN METODE BENDING LOSS AKIBAT GRATING PADA SERAT OPTIK PEMETAAN BEBAN OLEH BIDANG SERAGAM DENGAN METODE BENDING LOSS AKIBAT GRATING PADA SERAT OPTIK Mahmudah Salwa Gianti*, Ahmad Marzuki*, Stefanus Adi Kristiawan** *Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas Samian, Supadi dan Hermawan Prabowo Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Mulyorejo, Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Formulasi Granul Mengapung Teofilin Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula untuk dibandingkan karakteristiknya, seperti terlihat pada Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng

I. PENDAHULUAN. umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng yang kita konsumsi sehari-hari

Lebih terperinci

Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad Hatta

Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad Hatta PENGARUH SUHU PADA PENGUKURAN STRAIN BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK BERSTRUKTUR SMS (SINGLEMODE- MULTIMODE-SINGLEMODE) DAN OTDR (OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER) Aslam Chitami Priawan Siregar, Agus Muhamad

Lebih terperinci

DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE

DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE Widya Carolina Dwi Prabekti, Ahmad Marzuki, Stefanus Adi Kristiawan Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci