Seri Teknologi Pembelajaran. Pengembangan. Modul. Penulis: Dr. Purwanto, M.Pd, Drs. Aristo Rahadi, Drs. Suharto Lasmono, M.Pd,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seri Teknologi Pembelajaran. Pengembangan. Modul. Penulis: Dr. Purwanto, M.Pd, Drs. Aristo Rahadi, Drs. Suharto Lasmono, M.Pd,"

Transkripsi

1

2 Seri Teknologi Pembelajaran Pengembangan Modul Penulis: Dr. Purwanto, M.Pd, Drs. Aristo Rahadi, Drs. Suharto Lasmono, M.Pd, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN JAKARTA

3 TIM PENGEMBANG: Pengarah Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Penanggungjawab Program Ir. Suheriyanto, M.Si., Kepala Bagian Tata Usaha Penanggungjawab Materi/Substansi Dr. Purwanto, M.Pd., Kepala Bidang Teknologi Pembelajaran Drs. Rusjdy S. Arifin, M.Sc., Kepala Bidang Teknologi Informasi Hardjito, S.IP., M.Si., Kepala Bidang Teknologi Komunikasi Penaggungjawab Kegiatan Sunarti, SE Penulis Dr. Purwanto, M.Pd Drs. Aristo Rahadi Drs. Suharto Lasmono, M.Pd Editor Dr. Purwanto, M.Pd Design Cover & Layout Rusno Prihardoyo Erdiyansyah Alim Katalog Dalam Terbitan (KDT): Seri Teknologi Pembelajaran, judul PENGEMBANGAN MODUL, Hak pada Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM) Depdiknas Jl. Cenderawasih, Ciputat Km. 15,5 Ciputat Jakarta pustekkom.go.id ISBN:

4 Daftar ar Isi: Daftar Isi: 3 Kata Sambutan 4 Kata Pengantar 5 Bab I : PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 7 Bab 2 : PENYUSUNAN GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM) DAN PERUMUSAN TUJUAN 43 Bab 3 : TEKNIK PENULISAN MODUL 81 Bab 4 : ILUSTRASI DAN BAHASA 107 Bab 5 : PENYUNTINGAN DAN REVISI 151 Bab 6 : EVALUASI MODUL 163 3

5 Kat ata a Sambutan an Sesuai misinya, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) terus melakukan berbagai upaya dalam hal pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Diantara program yang digarap Pustekkom adalah pengembangan sistem pendidikan jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah bahan belajar, yang antara lain berupa bahan belajar cetak (modul). Karena sistem PJJ memiliki ciri khas tertentu, maka bahan belajar yang digunakan dalam sistem PJJ juga perlu didesain secara khusus pula sehingga sesuai dengan karakteristik sistem PJJ tersebut. Di lain fihak, hingga saat ini SDM yang berkompeten dalam pengembangan bahan belajar masih sangat kurang. Bahkan buku-buku sumber dalam bidang ini juga masih sulit ditemukan. Kehadiran buku ini diharapkan dapat mengisi kekurangan tersebut. Buku ini merupakan salah satu judul dalam buku serial Teknologi Pendidikan yang diterbitkan oleh Pustekkom secara berkala. Terbitnya buku-buku serial Teknologi Pendidikan tersebut diharapkan dapat melengkapi buku buku sejenis yang telah ada, terutama buku-buku praktis yang membahas penerapan teknologi pendidikan secara praktis. Semoga kehadirannya dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dunia pendidikan pada umumnya. Kepala Pustekkom, Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Ph.D. NIP

6 Kat ata a Peng engant antar ar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya buku Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini. Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indonesia, seiring dengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal termasuk lembaga Diklat kedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memang menuntut para peserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antara pengajar dengan peserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh, serta adanya ciri keterbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikan terbuka. Dalam perkembangannya, bahkan, sistem pembelajaran mandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalangan lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan pada sistem pendidikan regular. Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaran mandiri, sangat diperlukan bahan-bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, karena itu diperlukan para tenaga profesional yang mampu mengembangkan bahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumber referensi tentang pengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangat terbatas, apalagi sumber pustaka lokal. Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnya referensi tersebut. Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pembaca yang berminat untuk mengembangkan bahan belajar mandiri ( modul). Sistematika dan sajian dalam buku ini diupayakan sedemikian rupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana, praktis dan dapat dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung 5

7 diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri. Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkan kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya, kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah ikut berperan membantu terbitnya buku ini. Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Tim penulis 6

8 Bab I PROSEDUR PENGEMB GEMBAN ANGAN MODUL Pendahuluan Saya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam tulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materi untuk diklat atau mungkin menulis buku maupun tulisan lainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memiliki pengalaman khusus dalam menulis modul. Karena modul ini diharapkan membekali Anda pengetahuan dasar tentang proses pengembangan modul diklat. Modul ini isinya menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama Modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Namun demikian sebelum uarian tentang penulisan modul, dijelaskan pula tentang konsep dasar modul dan berbagai cara pengembangannya. Dalam prosedur pengembangan modul langkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta finalisasi. Tujuan modul ini adalah untuk membimbing Anda secara umum dalam merencanakan dan mengembangkan modul. Karena itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak berisi tentang hal-hal atau rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menulis modul. Kompetensi yang Anda kuasai setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut. 7

9 KOMPETENSI Mampu menerapkan prosedur pengembangan modul PENGALAMAN BELAJAR Pembaca memperoleh pengetahuan tentang prosedur pengembangan modul INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan pengertian modul, dan fungsinya. 2. Mampu menjelaskan berbagai cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis 3. Mampu menerapkan langkah-langkah penulisan modul Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan. Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep dasar modul dan berbagai cara pengembangan modul, dan kegiatan belajar 2 tentang langkah-langkah penulisan modul. Penjelasan kegiatan 2 meliputi uraian tentang pra penulisan, penulisan, pengkajian/ review, uji coba dan revisi, serta finalisasi dan pencetakan. Tiaptiap kegiatan belajar terkait erat secara berurutan. Karena itu sebaiknya Anda mengikuti petunjuk belajar berikut ini: Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah dan jangan tergesa-gesa. Kemudian kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temui dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban dihalaman belakang modul ini, Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang Anda pahami, Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Maksudnya, jika anda diminta untuk menuliskan, cobalah anda menulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai. SELAMAT MEMBACA! 8

10 Kegiatan Belajar 1 MODUL DAN PENGEMB GEMBAN ANGANNY ANNYA Tujuan Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat: Menjelaskan konsep dasar modul, Menjelaskan berbagai cara pengembangan modul, Menjelaskan langkah-langkah penulisan modul. Uraian Setiap kegiatan pembelajaran pastilah membutuhkan bahan belajar. Bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran bentuknya bermacam-macam. Ada bahan belajar yang dikemas dalam bentuk tercetak, dan non cetak. Satu kesatuan modul sering di sebut sebagai modul. A. PENGERTIAN MODUL 1. Modul Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Dalam buku ini yang disebut sebagai modul dibatasi pada Bahan Belajar Tercetak. 9

11 Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Fungsi Modul Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta selama mengikuti diklat. B. BERBAGAI CARA PENGEMBANGAN MODUL Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan kompilasi. Namun demikian pada modulmodul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang cara pengembangan modul dengan menulis sendiri. 1. Adaptasi Modul adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku 10

12 tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya. Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi: 1. Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik; 2. Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik; 3. Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 4. Daftar Pustaka yang relevan 5. Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana yang tidak perlu dipelajari 6. Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik. 2. Kompilasi Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis-garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya. 11

13 Prosedur Kompilasi Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP 2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan 6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagikan kepada peserta didik) Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, dosen atau widiaiswara dalam melakukan kompilasi, yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta maka penggunaan atau pengkopiannya wajib memperoleh ijin dari pemegang hak cipta. 3. Menulis Menulis adalah cara pengembangan modul yang paling ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara dari 12

14 kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu. Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebut adalah: 1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalam bidangnya 2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis 3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata pelajaran tersebut Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan: 1) Kurikulum, 2) Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan 3) garis-garis besar isi modul (GBIM). Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review, ujicoba dan revisi, 4) finalisasi dan pencetakan. Sampai di sini Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 dari modul 1. Sebelum berlanjut pada Kegiatan Belajar 2, kerjakanlah Tugas berikut ini. Tugas 1 1. Jelaskan tentang cara-cara pengembangan modul! 2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan modul! 13

15 Kegiatan Belajar 2 LAN ANGKAH-L GKAH-LAN ANGKAH PENGEMB GEMBAN ANGAN MODUL Tujuan Setelah membaca penggalan ini anda diharapkan dapat: Menjelaskan pentingnya perencanaan dalam proses pengembangan modul, Menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul, Menuliskan tujuan pembelajaran atau kompetensi, Menentukan isi dan urutan materi pelajaran sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus, Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap penulisan Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap review, revisi dan uji coba Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap finalisasi 14

16 Uraian Sebelum Anda membaca uraian berikut ini, perhatikan skema di bawah ini: Langkah-langkah Pengembanan Modul TAHAP PERENCANAAN Penyusunan Garis Besar Isi Modul (GBIM) TAHAP PENULISAN - Persiapan Outline/ rancangan modul - Menulis draft I - Melengkapi draft I menjadi draft II TAHAP REVIEW UJI COBA DAN REVISI - Review ahli dan teman sejawat - Uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan TAHAP FINALISASI DAN PENCETAKAN - Pembuatan Naskah Modul - Pencetakan A. TAHAP PERENCANAAN Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap perencanaan. Demikian pula halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam hal ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu penulis. Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik. 15

17 Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis- Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi, dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya). Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan GBIM modul: - Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut? - Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai? - Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan? - Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut? - Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan? - Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung media cetak tersebut? - Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat? - Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata diklat? - Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diperhatikan agar modul yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan tersaji secara baik dan sistematis. 16

18 Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Peserta diklat Sebelum Anda menulis bahan belajar berupa modul, sebaiknya terlebih dahulu memiliki informasi yang jelas untuk siapakah anda menulis atau siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda akan menulis modul untuk peserta diklat atau orang yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda telah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda akan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Anda dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin sebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencari informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan modul? Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui tentang keadaan peserta didik Anda, yaitu: a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa umurnya? Jenis kelaminnya? Status perkawinan? Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka? Bagaimana lingkungan sosial budaya di wilayahnya? dan lain-lain, b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat atau kegiatan belajar ini? Bagaimana hubungan diklat atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka? Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang mereka inginkan dari diklat ini? Dan lain-lainnya, 17

19 c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas mereka? Apakah mereka memiliki pengalaman sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? Dan lain-lain, d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah mereka kuasai sehubungan dengan bidang yang akan diajarkan? Apakah mereka memiliki personal interest dan pengalaman yang relevan? (informasiinformasi ini sangat penting bagi Anda untuk penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh dan analogi). Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator) Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sering pula diartikan sebagai kompetensi dasar dan indikator. Bila tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar) dan tujuan pembelajaran khusus (Indikator) telah dipertimbangkan dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul, hal ini akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan bahan belajar yang berkualitas. Mengapa demikian? Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak asing bagi Anda: Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar): suatu pernyataan umum tentang apa yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah ia menyelesaikan suatu bahan belajar. Tujuan pembelajaran umum ini juga menggambarkan tentang bahan belajar apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta diklat. 18

20 Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah terjemahan dari specific instructional objective. Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling objective, untuk membedakannya dari general instructional objective/goal, atau terminal objective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir. Dalam literatur asing tentang penulisan modul menyebutkan sebagai behavioural objective yang berarti suatu pernyataan yang dapat menginformasikan kepada kita apa yang harus dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam kata kerja yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan modul? a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu memperjelas arah dan tekanan kegiatan pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman atau ahli yang akan mengkaji tulisan Anda dan terlebih penting bagi peserta diklat. b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan pembelajaran khusus yang jelas akan membantu Anda dalam menentukan materi penting yang akan disampaikan dan materi pendukungnya, serta mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan materi tersebut. c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai, tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan media pembelajaran dan aktivitas belajar apa yang paling tepat. 19

21 d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu Anda menentukan alat dan metode penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat pula dijadikan dasar penilaian untuk mengukur efektivitas bahan belajar. Berikutnya saya akan mengajak Anda untuk berdiskusi tentang bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah atau singkatan A B C D dalam perumusan tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti Behavior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audience adalah peserta diklat yang akan belajar. Dalam tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta diklat yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklat yang mana? Misalnya peserta diklatpim IV, peserta diklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat yang akan belajar tersebut diusahakan spesifik mungkin, agar sejak permulaan orang-orang yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuan diklat tersebut belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu berharap tujuan pembelajaran tersebut dapat membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu pertama kita harus memikirkannya secara hati-hati kemudian merumuskannya dalam kata-kata yang jelas dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (measurable) dan mencerminkan tingkah laku. Dengan demikian tampak jelas tingkah laku apa yang kita harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari modul. Ini berdasarkan prinsip kedua yaitu tujuan 20

22 pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku atau behavior yang dapat diamati atau observable. Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan tujuan pembelajaran antara lain; menyebutkan, menjelaskan, mengidentfikasikan, menyusun, menuliskan, membandingkan Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan dalam kondisi yang bagaimana peserta diklat mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal ini Anda dapat menggunakan kata-kata misalnya; diberikan catatan tentang..., diberikan kasus..., diberikan seperangkat peralatan..., tanpa alat dan referensi... Degree berarti Anda dan peserta diklat perlu menetapkan standar pencapaian dalam waktu dan keadaan tertentu. Sebagai contoh pemberian batas waktu atau time limit. Peserta diklat harus dapat menyelesaikannya dalam waktu lima belas menit. Atau dapat pula diberi batasan julah jawaban minimum, misalnya; Peserta diklat harus dapat menjawab benar minimal 7 dari 10 soal yang diberikan. Sekarang coba Anda merumuskan beberapa tujuan pembelajaran dengan kriteria yang telah dijelaskan di atas. Anda dapat mengambil permasalahan dari bidang yang Anda kuasai. Setelah itu susunlah urutan tujuan pembelajaran tersebut untuk menggambarkan urutan mencapainya. 21

23 Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan pembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagian berikut: Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi tujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajaran khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya dalam tahap perencanaan adalah menentukan isi pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsipprinsip dan teori-teori yang akan dimuat dalam bahan belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan: - Apakah materi cukup relevan dengan tujuan pembelajaran? - Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu yang telah ditetapkan? Jika tidak mana yang harus dihilangkan? - Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang diperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan? - Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diklat dan up to date? - Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai dan tidak diperlukan? - Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah perlu ada penambahan tujuan pembelajaran? - Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan lagi menjadi sub materi yang lebih kecil? - Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan (continuity) antara materi sebelumnya, materi sekarang, dan materi yang akan datang? - Apakah uraian materi sudah tepat? - Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari pokok materi, sehingga tampak materi tersebut merupakan satu kesatuan? 22

24 Pemilihan Media Walaupun y a n g dibicarakan dalam modul ini terutama adalah media cetak, namun mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan maka perlu dipertimbangkan pula perpaduan media cetak dengan media lain. Bila kita merencanakan media cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang media lain yang dapat mendukungnya misalnya kaset audio, film, atau program video. Khusus untuk diklat tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak dilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap. Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan praktek. Praktek ini dapat dilakukan dengan membekali peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau menganjurkan mereka menggunakan laboratorium. Mereka dapat melakukan praktek secara individu atau kelompok dengan bimbingan fasilitator. Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak jauh perlu dipertimbangkan pula adanya pertemuan reguler antara peserta diklat dengan tutor atau antar peserta diklat. Pertemuan tatap muka ini merupakan sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem belajar jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau untuk mengekspresikan dirinya. 23

25 Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media: Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat dengan menggunakan media cetak? Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau peralatan praktek sebagai media pendamping? Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam diklat memungkinkan untuk menggunakan suatu media terutama media elektronik? Berikut ini adalah aturan umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Sebagian besar media dapat digunakan untuk mengajarkan bidang studi. (Namun demikian dalam pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif untuk materi tertentu dibandingkan dengan media lainnya). Media yang memiliki daya kontrol tinggi; memungkinkan untuk terjadinya interaksi, memungkinkan adanya tes dan pemberian penguatan terhadap aktivitas belajar peserta diklat jelas menguntungkan. Beberapa peserta diklat akan menyukai media tertentu dari pada yang lain, dan tentunya antara peserta diklat yang satudengan yang lain berbedabeda tergantung pada kapasitas belajar mereka dari media tertentu. Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau disesuaikan dengan sumber, bahan dan biaya yang tersedia. 24

26 Penilaian Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah penilaian dalam tahap perencanaan. Namun demikian sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan strategi penilaian hasil belajar peserta diklat. Siapa yang akan menilai? Kapan penilaian dilakukan? Mengapa mereka perlu dinilai? Bagaimana cara penilaiannya? Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas dirancang terlebih dahulu dalam perencanaan suatu modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut. Apa yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat dalam bagan berikut ini. B. TAHAP PENULISAN Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atau isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian. Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat, untuk kemudian melakukan langkah berikutnya yaitu: 1. persiapan outline, 2. penulisan. 25

27 1. Persiapan Outline/Rancangan a. Menentukan topik yang akan dimuat Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda berikutnya adalah membuat catatan tentang topiktopik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam hal ini anda harus memilih dan menilai topik-topik tersebut sehingga sesuai dengan keadaan peserta diklat. Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat: Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran khusus dan kebutuhan peserta diklat. Yakinkan bahwa topik-topik yang akan anda masukkan terkait erat dengan tujuan khusus dan kebutuhan peserta diklat, Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapat mengembangkan belajar aktif dalam modul Anda, sebaiknya Anda membangun materi pelajaran bersamaan dengan pengembangan bahan belajar aktif daripada memikirkan aktivitas belajar setelah materi diuraikan. Agar dapat melakukan ini Anda perlu mengetahui materimateri/topik-topik apa yang akan anda masukkan. b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran Langkah berikutnya adalah mengatur topik dalam urutan yang logis. Maksudnya, urutan diatur sedemikian rupa sehingga membantu peserta diklat dalam menyerap materi pelajaran. Gunakan apa yang telah diketahui peserta diklat peserta diklat sebagai starting point. Ini berarti segala sesuatu harus berdasarkan pada kebutuhan peserta diklat bukan pada ide Anda. 26

28 Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat sebelum ia melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu dan berusaha menghubungkan apa yang telah diketahui peserta diklat dengan materi yang akan dibahas. Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media lain. Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut; Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat? Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-hati? Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas? Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat? 27

29 c. Mempersiapkan outline Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline sebuah modul. Pendahuluan Kegiatan Belajar 1 (judul) Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan Kegiatan Belajar 2 (judul) Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan Penutup Dari bagan di atas tampak bahwa modul terdiri atas: Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian singkat mengenai materi yang akan dijelaskan dalam modul, hubungan dengan materi sebelumnya, tujuan, peralatan dan waktu yang diperlukan dalam mempelajari modul, dorongan belajar dan lain-lain. Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan, umpan balik. Bagian penutup: berisi rangkuman atau kesimpulan, penjelasan tentang hubungan dengan materi berikutnya, dan dorongan kepada peserta diklat karena telah berhasil menyelesaikan modul dan diminta untuk mengikuti tes. Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat membuat rancangan yang berbeda dengan contoh di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi. 28

30 Contoh: Dari contoh tersebut tampak bahwa modul tersebut diawali dengan pendahuluan. Kemudian dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga dan diakhiri dengan penutup atau tes. Setiap penggalan umumnya berisi uraian, contoh, aktivitas/latihan dan umpan balik. Anda dapat membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi dengan memperhatikan pertanyaan sebagaiberikut. Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam rancangan modul Anda) Contohnya apa? Ilustrasinya apa? Umpan baliknya bagaimana? Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebuah rancangan modul diklat penyusunan laporan berikut ini. RANCANGAN MODUL Mata Diklat : Penyusunan Laporan PENDAHULUAN Kaitan dengan modul sebelumnya tentang Penyusunan Laporan Tujuan: Peserta diklat dapat menjelaskan penyusunan laporan, syarat-syarat dan bahanbahan untuk penyusunan laporan, serta kegunaannya dalam tugas sehari-hari. Kegiatan 1 : bahan-bahan untuk penyusunan laporan Kegiatan 2 : langkah-langlah penyusunan laporan Penjelasan umum tentang bahan-bahan untuk penyusunan laporan dan lain-lain. 29

31 Informasikan akan ada contoh dan latihan/ praktek menyusun laporan. Waktu 4 jam pelajaran. KEGIATAN 1 Bahan-bahan untuk Penyusunan Laporan Tujuan : menjelaskan bahan-bahan untuk penyusunan laporan. Pokok Materi : Data dan informasi Catatan Bukti-bukti fisik Uraian materi: 1. Data dan informasi Jenis data Peserta diklat diminta mengidentifikasi jenis data Peserta diklat diminta menjawab pertanyaan berkaitan dengan data dan informasi. Disajikan kesimpulan dari pembahasan tentang data dan informasi. Dst KEGIATAN 2 Langkah-langlah Penyusunan Laporan Dst. PENUTUP Uraian singkat penyimpulan tentang Penyusunan Laporan. Peserta diklat diminta kembali untuk melakukan latihan/praktek. Peserta diklat diminta untuk mencocokkan hasil tugasnya dengan kunci tugas. Bila belum mencapai penguasaan 65 prosen diminta kembali mempelajari modul. 30

32 2. Penulisan a. Menulis draft 1 Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah berikutnya adalah mencoba menulis draft 1. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam menulis draft. Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang umum dipakai, dan menggunakan bahasa yang akrab seperti menyapa peserta diklat dengan sapaan Anda, dan saya bagi penulis? Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan retorik secara tepat misalnya pada awal uraian diberikan pertanyaan retorik kemudian Anda menjawabnya dalam uraian berikutnya? Apakah Anda telah menghindari penggunaan sebuah kata yang terlalu sering, sementara Anda dapat menggantinya dengan kata lain? Apakah Anda telah menggunakan bahasa preciese atau jelas daripada bahasa yang abstrak dan tidak jelas? Apakah Anda telah berusaha menggunakan bahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif? Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang cukup jelas, pendek dan sederhana? Apakah Anda telah menggunakan paragraf secara tepat? Apakah telah jelas point pembelajaran dalam setiap paragraf? Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu point pembelajaran dalam setiap paragraf? Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan feedback secara tepat? Apakah Anda telah memberikan contoh secara tepat? Apakah Anda telah menampilkan gambar dan diagram secara tepat? 31

33 Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview tulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaanpertanyaan di atas. b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2 Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba mereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugas berikutnya adalah melengkapidraft 1 menjadi draft 2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan dan kelebihan dari tulisan Anda. Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2 Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi peserta diklat tentang apa yang mereka harapkan dari tulisan Anda? Sudahkan Anda menghindari bahasa yang membingungkan? Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta diklat? Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar dibuat dalam efek yang menarik? Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila mereka harus mendengarkan radio, menonton program video, atau melakukan praktek? Apakah Anda telah membuat tes mandiri self assessment dengan frekuensi yang cukup dan relevan terhadap tujuan belajar? Apakah feedback/umpan balik yang Anda berikan cukup membantu peserta diklat dalam mencocokkan jawaban mereka? Apakah Anda telah menetapkan waktu yang realistis bagi peserta diklat dalam melakukan suatu aktivitas? 32

34 c. Menulis tes/penilaian hasil belajar peserta diklat Pengembangan bahan tes atau penilaian pada dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan belajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampu memilih metode, teknik dan alat penilaian yang tepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan secara tepat. Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian dalam proses belajar mandiri, yaitu: Untuk membantu peserta diklat dalam memperbaiki kegiatan belajar mereka. Untuk memberikan laporan tentang apa yang telah mereka pelajari. Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering disebut tes formatif karena dimaksudkan untuk membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut tes sumatif karena untuk menginformasikan tentang pencapaian hasil belajar. LATIHAN 1. Jelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan outline sebuah modul! 2. Jelaskan langkah-langkah dalam menulis modul! 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan jika Anda menulis modul? 33

35 C. TAHAP REVIEW, UJI COBA DAN REVISI 1. Review Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk membaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritik dari mereka, biarkan mereka memberikan komentar yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda harapkan menjadi reviewer? Ada tiga kelompok reviewer, yaitu : Ahli materi/ahli bidang studi, Ahli media/ahli instruksional, Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan peserta diklat. Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media membaca tulisan Anda secara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim. Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiap penulis mendapat masukan dari ahli materi dan ahli media, serta dapat memberikan masukan sesama penulis dalam hubungan yang simpatik dan saling mendukung. Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu: isi/bidang studi, dan penyajian atau efektivitas pengajaran Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidang studi antara lain : Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah tergambar secara jelas? Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan kebutuhan nyata peserta diklat? 34

36 Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan penjabaran dan mendukung tujuan umum? Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuan khusus yang perlu dimasukkan? Apakah materi sudah memadai untuk mencapai tujuan? Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar dan tepat? Apakah materinya up to-date? Apakah antar materi saling terkait secara logis? Apakah uraian materi sudah didukung dengan contoh, analogi, ilustrasi dan cara studi? Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjadi tanggung jawab ahli materi. Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini atau memberikan masukan tentang hal-hal yang menyangkut penyajia/efektivitas antara lain: Apakah peserta diklat akan memahami apa yang harus mereka kerjakan? (Apakah sudah ada petunjuk belajar yang memadai)? Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalami kesulitan mencapai tujuan-tujuan yang telah tertulis? Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan kemampuan peserta diklat? Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (case study) yang diberikan tampaknya sesuai dengan minat dan keadaan peserta diklat? Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik? Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat dipraktekkan? Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas? Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh, analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugas dan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut? 35

37 Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakan tanggung jawab pengkaji media. 2. Uji Coba a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel hendaknya dari peserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebut diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil review ahli materi, ahli media dan teman sejawat. Bagaimana memulai uji coba? Duduklah bersama peserta diklat anda dalam tempat yang tidak terlalu jauh sehingga anda dapat mengamatinya selama satu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untuk mempelajari modul Anda. (Cara ini dapat ditempuh dengan meminta peserta diklat membaca modul sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modul yang akan dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwa tujuan Anda adalah menguji coba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja. Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Amati bagaimana mereka mempelajari modul Anda. Dari manakah peserta diklat memulai/apa yang dijadikan starting point? Bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas dalam modul? apakah ada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda 36

38 bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta diklat anda telah selesai, berikan test untuk mengetahui apakah peserta diklat anda telah belajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini, hendaknya dijadikan dasar untuk perbaikan modul Anda. Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum memberikan semua informasi yang Anda butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang lebih realistic yang disebut uji coba lapangan field trials. b. Uji coba lapangan Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel peserta diklat lebih banyak, katakan orang. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut. Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test dalam pelajaran tersebut, baik sebelum atau sesudah membaca modul Anda. Koreksilah hasil mereka. Mintalah mereka untuk mengisi kuesioner/ daftar pertanyaan yang meminta komentar mereka tentang: - Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan belajar tersebut? - Bagaimana mengenai kemudahan/ keterkaitan dan kegunaan bahan belajar tersebut? - Bagaimana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai? Interview beberapa peserta diklat dan amati bagaimana tanggapan umum mereka terhadap bahan belajar dan bagaimana saran mereka untuk perbaikan bahan belajar tersebut. 37

39 3. Revisi Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk perbaikan bahan belajar. Bila semua informasi atau komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli media dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahan belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkan modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya yaitu tahap finalisasi atau penyelesaian. D. FINALISASI DAN PENCETAKAN Uraian Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka langkah berikutnya adalah finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi. Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)? Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap? Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap? Apakah penomeran halaman sudah benar? Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah: typografi/tata huruf heading penomeran halaman dan catatan kaki layout ilustrasi penggunaan warna 38

40 Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil pencetakan dapat dibaca dengan baik, enak dibaca, memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan umur dan tingkat kemampuan pembaca. Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat menempuh 2 cara : 1. pencetakan diserahkan ke percetakan, 2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan menggunakan Desktop Publishing. Desktop Publishing adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik dengan memanipulasi gambar yang tampak dilayar. Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh dan IBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkan untuk itu. Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan dengan pencetakan konvensional adalah : pengontrolan lebih baik pada pasca produksi lebih cepat lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar Kelemahannya adalah : butuh pelatihan khusus butuh dukungan teknik yang memadai 39

41 TUGAS 1 1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang? 2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul? 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka perencanaan modul? 4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus? 5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan materi? 6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media? 7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan? 40

42 Penutup Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Dalam prosedur pengembangan modul langkahlangkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekal dalam tulis menulis modul. Namun demikian mungkin Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul diklat. Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modul ini, adalah mampu menerapkan prosedur pengembangan modul. Materi pokok yang ada dalam modul ini adalah; 1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat. 2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis, 3. Langkah-langkah penulisan modul. Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda mau mempelajari modul-modul berikutnya yang lebih teknis. Setelah itu mempraktekkan materi yang anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Semoga sukses sebagai penulis modul. 41

43 Daftar Istilah - Daftar Pustaka Anonim, Writing for Distance Education, Samples, International Extension College, Cambridge. Arief, S. Sadiman, dkk Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta. Gachuchi, D Handbook for Designing and Writing Distance Education Materials, DSE, Bonn. Jenkins, Janet Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials, London: IEC Lewis, Roger, and Paine, Nigel, How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational Technology, London. Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Manager) Rowntree, Derek Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London. Rowntree, Derek, Developing Courses for Students, McGraw-Hill. ooooooo 42

44 Bab 2 PENYUSUNAN GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM) DAN PERUMUS UMUSAN TUJUAN Pendahuluan Bab ini merupakan bagian yang khusus membahas mengenai pengembangan modul pembelajaran (bahan belajar). Kalau Anda seorang widiaiswara, pelatih, instruktur, guru, dosen atau orang yang bekerja di bidang pendidikan dan pelatihan, Bab ini sangat bermanfaat bagi Anda sebab sangat erat dengan pekerjaan Anda sehari-hari. Bab ini dibagi menjadi dua Sub Bab, yaitu: 1 : Penyusunan garis-garis besar isi modul (GBIM) 2 : Perumusan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat menyusun garis-garis besar isi modul/gbim dan tujuan pembelajaran dengan benar. Pada akhir setiap sub bab disediakan soal-soal latihan atau tugas yang perlu Anda kerjakan. Di bagian belakang bab ini disediakan kunci jawaban tugas. Setelah selesai mengerjakan soal atau tugas itu cocokkan jawaban Anda dengan kuncinya. Dengan mengerjakan soal atau tugas itu Anda dapat menilai kemajuan belajar Anda sendiri. Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawaban sebelum mengerjakan soalnya. Sebab kalau hal itu Anda lakukan, Anda kehilangan kesempatan untuk menilai kemajuan belajar Anda sendiri

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN TINGGI PAU-PPAI, UNIVERSITAS TERBUKA 2008 JENIS BAHAN AJAR 4 CETAK 4 NON - CETAK CETAK Buku Teks Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ Panduan = Petunjuk = Pedoman

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 3. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 3 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 3 TEKNIK PENULISAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA, 2009 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN ANALISA KESESUAIAN MODUL DAN GBPP UNTUK MKDK STATISTIKATERAPAN (STATER) Oleh: Dra. Lina Warlina M.Ed.

LAPORAN PENELITIAN ANALISA KESESUAIAN MODUL DAN GBPP UNTUK MKDK STATISTIKATERAPAN (STATER) Oleh: Dra. Lina Warlina M.Ed. LAPORAN PENELITIAN ANALISA KESESUAIAN MODUL DAN GBPP UNTUK MKDK STATISTIKATERAPAN (STATER) Oleh: Dra. Lina Warlina M.Ed. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka 1992 ABSTRAKS

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 2. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 2 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 2 FORMAT,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1 PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL DALAM RANGKA PROSES BELAJAR MENGAJAR PROGRAM PROFESIONAL 1 Disusun oleh : Pudji Muljono 2) JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

Tabel 1 : Perbedaan Jenis Jenis Buku

Tabel 1 : Perbedaan Jenis Jenis Buku Tabel 1 : Perbedaan Jenis Jenis Buku Krakteristik Buku Buku Monograf Buku Referensi Diktat Buku Ajar Modul Ajar Sumber Hasil Penelitian Hasil Penelitian Hasil mengemas kembali buku Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal PENYUSUNAN BAHAN AJAR Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal IDENTITAS Nama : U. Hendra Irawan Tempat Tgl Lahir : Bandung, 02 Juli 1969 Alamat : Komplek Puri Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

TIU : Menulis draft bahan ajar

TIU : Menulis draft bahan ajar PAU-PPAI-UT 1 TIU : Menulis draft bahan ajar TIK : 1. Menjelaskan peran bahan ajar dalam proses pembela- jaran 2. Menjelaskan perbedaan bahan ajar dengan buku teks 3. Menguraikan tiga cara penyusunan bahan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK) PRAKTEK PENULISAN MODUL PEMBELAJARAN

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK) PRAKTEK PENULISAN MODUL PEMBELAJARAN LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK) PRAKTEK PENULISAN MODUL PEMBELAJARAN [disusun oleh: Uwes Anis Chaeruman] LANGKAH #1: Identifikasi Topik Langkah Kerja: 1. Pilih dan tentukan satu judul modul pelatihan jarak

Lebih terperinci

RezkyMulyawan Noor Panduan Pembuatan Modul Praktikum

RezkyMulyawan Noor Panduan Pembuatan Modul Praktikum RezkyMulyawan Noor Panduan Pembuatan Modul Praktikum i Prakata Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-nya, penulisan buku Panduan Pembuatan

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. Nety Rustikayanti 2016 materi didownload di dosen.stikesdhb/nety/ Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Potensi Hasil Penelitian Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Selain itu diharapkan agar proses

Lebih terperinci

Kesesuaian Antara GBPP dengan modul matakuliah IPS I Program D-II Penyetaraan Guru SD di FKIP-UT. Oleh: Wia Zuwila Nuzila FKIP UT.

Kesesuaian Antara GBPP dengan modul matakuliah IPS I Program D-II Penyetaraan Guru SD di FKIP-UT. Oleh: Wia Zuwila Nuzila FKIP UT. Kesesuaian Antara GBPP dengan modul matakuliah IPS I Program D-II Penyetaraan Guru SD di FKIP-UT. Oleh: Wia Zuwila Nuzila FKIP UT Pengantar Pada laporan penelitian ini penulis meneliti mengenai Kesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL

PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL PETUNJUK PRAKTIS MENULIS MODUL Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Hal-hal Umum Modul adalah salah satu bentuk bahan belajar mandiri yang biasa digunakan dalam pendidikan jarak jauh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu Bahan ajar uraian yang sistematik

Lebih terperinci

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN. Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Strategi Pemanfaatan Media 29 STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN Wildan Nafi i Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Email: nafiiwildan@gmail.com Abstrak Media pendidikan itu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,

PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL. Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ESAUNGGUL A. PENGERTIAN Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL Penelitian ini mempunyai 3 data yakni proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and 26 III.METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and development). Sugiyono (2009: 407) menyatakan bahwa metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik MENULIS Karya ILMIAH dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik PENULISAN KTI MASALAH YANG DIHADAPI: APA YANG DITULIS? BAGAIMANA CARA MENULISKANNYA? Tulisan Paragraf Kalimat Klausa Frasa Kata Huruf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN

REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN 241 Lampiran 7 REKAPITULASI DAN KETEGORISASI FIELDNOTE DATA PENELITIAN No. Seri Fieldnote Pokok Masalah Responden P R : 05 (Gabungan) : Proses Penyusunan Kurikulum Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya

Lebih terperinci

Petunjuk untuk mempelajari materi mata kuliah PGTK2204 Tips untuk mempermudah Anda mempelajari bahasa Inggris

Petunjuk untuk mempelajari materi mata kuliah PGTK2204 Tips untuk mempermudah Anda mempelajari bahasa Inggris i S Tinjauan Mata Kuliah alah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Seseorang mempelajari bahasa tertentu karena orang tersebut ingin berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang

Lebih terperinci

Prinsip Pemelajaran KBK

Prinsip Pemelajaran KBK 7/25/2011 Prinsip Pemelajaran KBK Student Centered Siswa menjadi subyek dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan Integrated Learning Pengelolaan Pemelajaran secara Integratif bermuara kepada

Lebih terperinci

Tri haryatmo LPPKS. Mengembangkan strategi pembelajaran dan Penyusunan Evaluasi. Deskripsi Tugas

Tri haryatmo LPPKS. Mengembangkan strategi pembelajaran dan Penyusunan Evaluasi. Deskripsi Tugas Deskripsi Tugas Tri haryatmo LPPKS Buatlah sebuah resume dari semua bahan bacaan yang terdapat pada sub materi ini dalam sebuah paragraf. Kriteria Resume 1. Memiliki ide utama yang didukung oleh penjelasan

Lebih terperinci

Teaching Portfolio sebagai Sarana untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar

Teaching Portfolio sebagai Sarana untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Teaching Portfolio sebagai Sarana untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Irene Nusanti PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Jl. Kaliurang Km 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Email: nuss.peace@yahoo.com

Lebih terperinci

Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut

Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut Pengantar Pengembangan Bahan Ajar di Perguruan Tinggi 30 April 2009, di Pekanbaru Oleh Said Suhil Achmad A. Pengantar Dalam dharma pengajaran setiap dosen dituntut untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI OLEH SUSIARTUN NIM RRA1C209027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Reasearch and Development (R&D)atau dengan kata lain penelitian ini akan berfokus pada penelitian terhadap analisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Perpustakaan Universitas Terbuka-Koleksi Penelitian

Perpustakaan Universitas Terbuka-Koleksi Penelitian Page 1 of 11 Keterbacaan Modul Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 3 (PIPA 3). Sebagai bahan ajar pada program penyetaraan Diploma II Guru Sekolah Dasar (PGSD). Oleh: Dra. Prayekti FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN. PROF. DR. ABDUL GAFUR, M.SC Hp

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN. PROF. DR. ABDUL GAFUR, M.SC  Hp PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PROF. DR. ABDUL GAFUR, M.SC agafur68@gmail.com abdul_gafur@uny.ac.id Hp. 08122958082 TOPIK DISKUSI 1. KONSEP ALAT PERAGA/MEDIA 2. MENGAPA PERLU ALAT PERAGA/MEDIA? 3. BAGAIMANA

Lebih terperinci

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

Teknis Penulisan Karya Ilmiah Modul ke: Teknis Penulisan Karya Ilmiah Silahkan mencoba menulis karya ilmiahsesuai dengan sistematika yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

Biografi. Jadwal Penilaian

Biografi. Jadwal Penilaian Biografi Ringkasan Unit Setelah mendengarkan dan membaca beberapa biografi, keduanya dalam bentuk buku-buku dan majalah, para murid sekolah dasar mengungkapkan pendapat tentang apa yang menyebabkan sebuah

Lebih terperinci

Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY)

Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS KOMPETENSI Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT Vol. 8 No.2 Juni 2016 Halaman 237-242 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2016.v8i2.2016 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA

Lebih terperinci

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd.

BAHAN AJAR MODUL. Irnin Agustina D.A., M.Pd. BAHAN AJAR MODUL Irnin Agustina D.A., M.Pd. 1. definisi modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (depdiknas)

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan

Lebih terperinci

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii Panduan Belajar Buku ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikulum, terdiri atas 3 bab, yaitu Program Linear, Matriks, serta Barisan dan Deret. Materi pembelajaran disajikan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN MODEL DICK, CAREY, DAN CAREY (2001) UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAKRA TIMUR LOMBOK TIMUR Hadi Gunawan Sakti (Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

TEKNIK ILUSTRASI: STANDAR PENYAJIAN TEBAL & GAMBAR

TEKNIK ILUSTRASI: STANDAR PENYAJIAN TEBAL & GAMBAR I N S A N I N D O N E S I A Y A N G C E R D A S & K O M P R E H E N S I F TEKNIK ILUSTRASI: STANDAR PENYAJIAN TEBAL & GAMBAR Syamsul Arifin Hp: 081-2354-2233 syamp3ai@gmail.com syamsul@ep.its.ac.id MEMBACA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X Farida Haryati 1, Mujiyono Wiryotinoyo 2, Sudaryono 2 1 SMA N 1 Kota Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI OLEH: 1. Dhika Riyana NIM. A1C310004 2. Dra. Jufrida, M.Si. NIP. 196608091993032002

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN PEREVISIAN PESAN BISNIS. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi.

KOMUNIKASI BISNIS PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN PEREVISIAN PESAN BISNIS. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi. KOMUNIKASI BISNIS Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN PEREVISIAN PESAN BISNIS Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. Program Studi S1 Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kemampuan Berbicara Siswa Sekolah Dasar (Usia 7 9) Berbasiskan pada Teori tentang Theme dan Rheme

Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kemampuan Berbicara Siswa Sekolah Dasar (Usia 7 9) Berbasiskan pada Teori tentang Theme dan Rheme Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kemampuan Berbicara Siswa Sekolah Dasar (Usia 7 9) Berbasiskan pada Teori tentang Theme dan Rheme Juliansyah, S.Pd, M.Pd, Dra. Kurnia Idawati, M.Si,Sari

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume I, Nomor 1, Februari 2015, Halaman 53 57 ISSN: 2442 4668 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA KULIAH TEORI GRAPH UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Panduan Dasar Menulis Esai. latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.

Panduan Dasar Menulis Esai. latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai. Panduan Dasar Menulis Esai Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai. Struktur Sebuah

Lebih terperinci

INISIASI 3. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio

INISIASI 3. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio. Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio INISIASI 3 Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio S audara mahasiswa, selamat berjumpa kembali yang ketiga kalinya dalam kegiatan tutorial online untuk mata kuliah pengembangan bahan pembelajaran SD. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber IDENTITAS MATAKULIAH Nama Matakuliah : Pengembangan Bahan Ajar Cetak Kode Matakuliah : PMT429 Jumlah SKS : 4 SKS Dosen : Sisca Rahmadonna, M.Pd Program

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2

PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 PERANAN DIALOG DALAM SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH Titi Chandrawati 1 dan Suryo Prabowo 2 tchandrawati@gmail.com, sprabowo@ecampus.ut.ac.id Abstrak Dialog dalam Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (SPJJ) merupakan

Lebih terperinci

merancang MODUL PEMBELAJARAN yang efektif dan menarik Uwes A. Chaeruman

merancang MODUL PEMBELAJARAN yang efektif dan menarik Uwes A. Chaeruman merancang MODUL PEMBELAJARAN yang efektif dan menarik Uwes A. Chaeruman http://teknologipendidikan.net http://teknologipendidikan.web.id MODUL pembelajaran is any self-contained instructional unit design

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Web of Science (Thomson) Saat ini Publikasi internasional peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan PPL 1. Persiapan Program dan Kegiatan PPL Persiapan sangat diperlukan oleh mahasiswa sebelum diterjunkan secara langsung ke sekolah untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Atmini NIP

Oleh: Dwi Atmini NIP PEMBINAAN TERSTRUKTUR GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN BAGI GURU KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Dwi Atmini NIP. 19600517

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG

PENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG PENGEMBANGAN WEB BASED LEARNING DALAM MATAKULIAH ALGORITMA PEMROGRAMAN 1 DI STMIK PRADNYA PARAMITA MALANG Fitri Marisa, S.Kom., M.Pd Dosen STIMATA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Web

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) 1 SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Pertemuan Ke Kode/Mata Kuliah SKS Nama Tutor : 1 (satu) : IDIK4010/KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN : Drs. Dudi Gunawan, M.Pd. Kompetensi Umum : Setelah mempelajari bahan ajar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM Pengembangan Modul Pemesinan Bubut (M Daru S dan Paryanto) 381 PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM MACHINING LATHE MODULE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran

Modul Pelatihan Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran Modul Pelatihan Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 4 Drs. ABU KHAER, M.Pd 1 Seri Modul JF-PTP KEGIATAN BELAJAR 4

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Realistic Mathematics Education Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

Sri Uchtiawati : Tanggung Jawab dan Kemandirian

Sri Uchtiawati : Tanggung Jawab dan Kemandirian 21 guru, selain mengajar, yakni mendidik.baik dalam paparan teori yang terkait dengan landasan pendidikan, tujuan pendidikan, fungsi dan jenjang pendidikan, serta memahami hakekat dari subyek pendidikan,

Lebih terperinci