BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar dengan pengajar atau pengelola pendidikan. Mereka terpisahkan karena faktor jarak, waktu atau kombinasi dari keduanya. Dalam sistem ini, paradigma yang bergeser adalah adanya peran pengajar yang bersifat fasilitator dan individu yang belajar yang berperan sebagai peserta dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, institusi yang menyelenggarakan PJJ tidak melakukan proses pembelajaran secara tatap muka, sebagaimana layaknya yang diterapkan pada sistem tatap muka (konvensional). Pada umumnya, institusi penyelenggara PJJ menyediakan media bantu yang beragam untuk memberikan layanan bantuan belajar kepada peserta yang belajar. Selain dikemas dalam bentuk bahan cetak seperti buku materi pokok (modul), buku panduan belajar, buku kerja, silabus, ada pula materi belajar yang dikemas dalam bentuk bahan ajar non cetak seperti program radio, program video, kaset audio, bahkan bahan ajar berbantuan komputer. Universitas Terbuka (UT) sebagai salah satu institusi penyelenggara PJJ di Indonesia menggunakan bahan ajar cetak yang bersifat moduler (yang kemudian disebut buku materi pokok atau modul) sebagai media utama untuk

2 2 menyampaikan materi belajar kepada mahasiswa. Pertimbangan ini diambil karena penggunaan bahan ajar cetak, walaupun tak luput dari berbagai kekurangan, masih memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan dibandingkan dengan penggunaan bahan ajar non cetak. Pengalaman menunjukkan bahwa bahan ajar cetak dapat dibaca dan dipelajari di mana saja dan kapan saja. Untuk membacanya tidak diperlukan alat khusus, serta relatif lebih mudah dalam pengiriman maupun penyimpanannya. Berarti, mahasiswa yang belajar di UT keberhasilannya sangat tergantung pada bahan ajar ini yang dikemas sedemikan rupa dan dapat mewakili sosok dosen, sehingga mempermudah proses pembelajaran. Di sisi lain, dalam menerapkan sistem PJJ, UT menghendaki mahasiswa sebanyak mungkin belajar secara mandiri. Namun demikian, bukan berarti UT tidak menyediakan layanan bantuan belajar yang memungkinkan mahasiswa untuk bertemu, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen. Interaksi merupakan suatu hal mendasar yang harus diatur untuk mengefektifkan pembelajaran dengan sistem PJJ. Ada 3 (tiga) tipe interaksi yang digunakan UT, yaitu 1) interaksi antara mahasiswa dengan buku materi pokok (modul), 2) interaksi antara mahasiswa dengan dosen atau tutor, dan 3) interaksi di antara sesama mahasiswa. Dalam melaksanakan ketiga tipe interaksi tersebut, penggunaan bahan ajar berbantuan komputer (selanjutnya disebut program Computer Assited Instruction (CAI)) dapat menjadi sumber atau pelengkap untuk meningkatkan interaksi pembelajaran.

3 3 Program CAI merupakan salah satu bentuk bahan ajar berbantuan komputer yang sangat potensial untuk menciptakan adanya interaksi antara mahasiswa dengan bahan ajar. Heinich, et al. (1996) mengemukakan sejumlah bentuk interaksi yang dapat dimunculkan melalui media komputer seperti penyajian praktik dan latihan, tutorial, permainan, simulasi, penemuan dan pemecahan masalah. Melalui rancangan tertentu, dengan program CAI, mahasiswa dimungkinkan untuk memberikan respon, menerima umpan balik, mempelajari materi yang lebih disukai lebih dahulu, menerima koreksi, mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan, dan memperoleh penguatan yang memadai. Dengan mempertimbangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh komputer, maka program CAI cocok digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mandiri. Penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang disajikan dengan media komputer melalui program CAI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan media lainnya. Keunggulan utama terletak pada pengendalian komputer berada ditangan pengguna (peserta didik), sehingga tingkat kecepatan belajar peserta didik dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Kondisi ini yang membuat disain tampilan dari program CAI mampu mengakomodasi peserta didik yang lamban dalam menerima materi pelajaran. Menurut Arsyad (dalam Herlanti, dkk., 2007) penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dapat mengakomodasi peserta didik yang lamban dalam menerima materi, karena media tersebut dapat memberikan iklim yang

4 4 lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan. Keunggulan lainnya dari tampilan program CAI pada layar monitor komputer adalah kemampuannya dalam menghadirkan ilustrasi atau visualisasi dari obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Menurut Matlin (1994) imagery refers to the mental representations of objects or actions that are not physically present. Secara kognitif, pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi peserta didik dalam mengingat materi-materi yang sedang dipelajari. Ilustrasi yang dihadirkan dalam program CAI bertujuan untuk memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan. Ilustrasi juga dimaksudkan untuk memberi variasi pada media pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan memotivasi, komunikatif, dan lebih memudahkan peserta didik dalam memahami pesan. Menurut Pannen dan Purwanto (2005) menghadirkan ilustrasi dalam media pembelajaran dapat juga membantu retensi, yaitu memudahkan peserta didik untuk mengingat konsep atau gagasan yang disampaikan melalui ilustrasi. Penggunaan ilustrasi visual dalam program CAI memberikan kontribusi sebagai berikut: (a) bahan belajar lebih menarik; (b) materi pelajaran dapat diingat lebih lama; dan (c) pengalaman belajar menjadi lebih konkret. Dengan kontribusi tersebut, menurut Said (2004) akan meningkatkan daya ingat (retensi) peserta didik terhadap materi pembelajaran.

5 5 Dalam berbagai referensi diperoleh informasi bahwa pembelajaran interaktif berbantuan komputer merupakan alat pembelajaran yang efektif dalam membangun pemahaman tentang suatu konsep dan memiliki kekuatan dalam memberikan proses pembelajaran yang aktif dan kreatif serta mendukung proses belajar yang berorientasi pada siswa. Cotton (1991) menyatakan bahwa dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa skor pada tes tunda (re test) memperlihatkan adanya retensi yang lebih tinggi terhadap materi yang telah dipelajari pada siswa yang menggunakan program CAI (Computer Assisted Instruction) dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran yang tradisional. Kusumah dalam Supriatna ( index.php?id=10) menyatakan bahwa informasi yang disajikan dalam bentuk animasi, dapat memberikan kesan yang mendalam dan memberikan retensi (daya ingat) yang lama pada diri peserta didik. Dalam pembelajaran matematika, cukup banyak konsep yang penjelasannya mengandalkan adanya ilustrasi atau visualisasi. Misal, untuk menjelaskan perbedaan konsep antara permutasi dan kombinasi pada topik kombinatorik. Ilustrasi atau visualisasi sebagai hasil dari peragaan atau simulasi dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep abstrak dan membantu menjelaskan proses yang rumit dari suatu konsep yang dibahas. Terkait dengan hal ini, teknologi komputer melalui program CAI juga memungkinkan siswa belajar dengan lebih mudah dan lebih berkembang, khususnya pada materi-materi yang tidak mudah diajarkan oleh pembelajaran atau alat bantu biasa. Hal ini dimungkinkan karena menurut Kusumah (dalam Hendrayana, 2008) komputer

6 6 dapat menghadirkan banyak media, seperti: teks, gambar, grafik, video, animasi, simulasi, dan permainan. Lebih lanjut, kusumah menyatakan bahwa pemahaman konsep dalam suatu pembelajaran matematika akan lebih cepat dipahami jika dalam kegiatan pembelajaran penyampaian materi disajikan melalui media komputer yang didayagunakan secara efektif. Pada kurikulum Sarjana Strata 1 Pendidikan Matematika yang sedang berjalan, pembahasan materi kombinatorik terdapat pada beberapa mata kuliah, yaitu: Matematika Dasar II, Statistika Matematika, dan Matematika pada program PGSD. Selama ini, materi kombinatorik yang ada dalam mata kuliah-mata kuliah tersebut diberikan atau disajikan kepada mahasiswa hanya dalam bentuk bahan ajar cetak (modul). Oleh sebab itu, materi tersebut menjadi kurang menarik dan agak sulit untuk dipahami mahasiswa. Padahal banyak konsep-konsep dalam materi tersebut yang proses untuk memahaminya perlu dibantu melalui pemberian visualisasi atau pemberian ilustrasi bergerak (animasi). Akibatnya, hasil belajar yang diperoleh mahasiswa menunjukkan hasil yang kurang baik. Kombinatorik merupakan suatu konsep dalam teori peluang yang bersifat abstrak dan memerlukan proses yang rumit untuk menentukan hasil suatu perhitungan. Konsep-konsep yang ada pada topik kombinatorik tersebut penjelasannya dapat difasilitasi dengan pemberian ilustrasi atau visualisasi, baik dalam bentuk gambar, bagan, maupun bentuk animasi, serta dapat disimulasikan melalui atau menggunakan program komputer. Berkaitan dengan pengembangan program CAI yang selama ini dilaksanakan di UT, dari sekian banyak program CAI yang telah dikembangkan

7 7 belum ada yang menyentuh materi yang di dalamnya membahas tentang kombinatorik, padahal topik tersebut oleh mahasiswa dikatakan sebagai materi yang sulit dipelajari mahasiswa dan merupakan materi dasar untuk materi-materi lainnya yang lebih sulit tingkatannya dalam mata kuliah Statistika Matematika dan Matematika Dasar II. Atas dasar permasalahan dan fakta-fakta tersebut, penulis memiliki keinginan untuk mengembangkan program CAI yang membahas tentang materi Kombinatorik yang dikembangkan dan diuji menurut prinsip-prinsip pengembangan program CAI secara benar. Harapan dari pengembangan ini adalah penggunaan dari program CAI yang dihasilkannya nanti dapat mendorong peningkatan pemahaman dan retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep yang ada pada materi kombinatorik. Untuk itu, penelitian ini dirumuskan dengan judul Pengaruh Penggunaan Program Computer Assisted Instruction (CAI) Terhadap Pemahaman dan Retensi Mahasiswa pada Konsep Kombinatorik. B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh dari penggunaan program CAI yang telah dikembangkan terhadap pemahaman dan retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik? Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

8 8 1. Apakah program CAI yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik? 2. Bagaimanakah pengaruh program CAI yang telah dikembangkan terhadap retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik? 3. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa terhadap program CAI yang telah dikembangkan saat mempelajari konsep-konsep dalam materi kombinatorik? 4. Bagaimanakah aktifitas kemandirian belajar mahasiswa selama mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan program CAI? Penelitian ini dititikberatkan pada peningkatan pemahaman dan retensi mahasiswa dalam mempelajari materi kombinatorik melalui penggunaan program CAI yang telah dikembangkan. Selanjutnya, untuk kelancaran penelitian dibuat batasan penelitian dengan beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Terbuka Program S1 Pendidikan Matematika yang mengambil matakuliah Matematika Dasar II (PEMA4203) dan Statistika Matematika (PEMA4311) untuk masa registrasi Materi yang diujicobakan adalah konsep-konsep yang ada pada materi kombinatorik. Materi ini dipilih karena bahan ajar yang menyajikan materi tersebut penyajiannya kurang menarik dan agak sulit untuk dipahami mahasiswa. Selain itu, hasil belajar yang diperoleh mahasiswa menunjukkan hasil yang kurang baik.

9 9 3. Proses belajar mengajar berlangsung secara mandiri yang dikondisikan pada tempat dan waktu yang sama selama 240 menit dengan menggunakan program CAI. 4. Program CAI yang dikembangkan membahas tentang konsep-konsep yang ada pada materi kombinatorik. 5. Pemahaman konsep yang dituangkan ke dalam program CAI dimaksudkan untuk memperjelas pemaparan konsep-konsep yang disampaikan melalui bahan ajar utama (modul) yang dirasakan masih sulit dipahami. Hal ini sudah menjadi kebijakkan UT bahwa pengembangan bahan ajar pendukung (program CAI) tidak boleh lepas dari paparan yang ada pada bahan ajar utama yang digunakan mahasiswa. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan program CAI, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah pemahaman konsep dan retensi mahasiswa. C. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan program CAI terhadap pemahaman dan retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam kombinatorik. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis peningkatan pemahaman mahasiswa pada konsep-konsep dalam kombinatorik setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan program CAI

10 10 2. Menganalisis pengaruh dari penggunaan program CAI yang telah dikembangkan terhadap retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik 3. Mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap program CAI yang telah dikembangkan untuk mempelajari materi kombinatorik. 4. Mengamati aktifitas kemandirian belajar mahasiswa selama mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan program CAI. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diperlukan informasi tentang: 1. Data peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep dalam kombinatorik setelah menggunakan program CAI yang telah dikembangkan. 2. Data retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep dalam kombinatorik setelah menggunakan program CAI. 3. Tanggapan mahasiswa terhadap program CAI yang telah dikembangkan dan telah digunakannya dalam mempelajari konsep-konsep dalam kombinatorik. 4. Aktifitas kemandirian belajar mahasiswa selama belajar dengan menggunakan program CAI.

11 11 D. Manfaat Penelitian Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Bila pengembangan program CAI ini ternyata terbukti mempunyai pengaruh terhadap pemahaman dan retensi, maka media ini dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk meningkatkan pemahaman dan retensi terhadap konsep-konsep lainnya dalam pembelajaran matematika pada sistem PJJ. Selain itu, dengan program CAI mahasiswa mendapat fasilitas untuk melalukan belajar secara mandiri sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya. 2. Dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan program-program CAI yang sesuai dengan karakteristik dalam sistem PJJ (interaktif dan komunikatif) pada mata kuliah-mata kuliah lainnya yang materinya dianggap sulit untuk dipahami 3. Bagi UT, program CAI yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat langsung digunakan sebagai suplemen dari bahan ajar utama pada mata kuliah-mata kuliah yang di dalamnya membahas topik kombinatorik. 4. Program CAI yang telah dikembangkan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung dalam menciptakan proses pembelajaran jarak jauh yang efektif dan efisien serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar mandiri bagi mahasiswa. 5. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memberikan ide baru untuk penelitian lebih lanjut, sehingga hasil-hasil penelitian semakin berkembang dan dapat menjawab kebutuhan di lapangan

12 12 E. Definisi Operasional atau Istilah-istilah 1. Program CAI merupakan salah satu bentuk program pembelajaran interaktif yang memanfaatkan media atau program komputer yang bersifat interaktif dengan sipengguna. 2. Konsep adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang umum dan abstrak. 3. Pemahaman konsep. Suatu konsep umumnya terbentuk dari komponen konsep. Komponen ini merupakan suatu fakta yang spesifik. Dengan demikian, suatu konsep dapat dipandang sebagai kumpulan dari fakta yang spesifik dan saling terkait secara fungsional. Terkait dengan hal tersebut, berarti pemahaman konsep merupakan gambaran pengetahuan mahasiswa tentang suatu materi perkuliahan yang ditunjukkan oleh kemampuannya memberikan jawaban yang benar tentang sejumlah pertanyaan dalam materi yang sesuai. 4. Retensi mahasiswa, adalah gambaran mengenai daya ingat mahasiswa tentang konsep yang telah dipelajarinya setelah jangka waktu tertentu. Untuk melihat retensi mahasiswa terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari dapat dilakukan dengan uji tunda (re test) setelah kurun waktu tertentu dari pelaksanaan post test. Retensi diukur dalam bentuk persen dari perbandingan nilai pada re test dengan post test. 5. Kemandirian Belajar, merupakan suatu proses konstruktif dan aktif sebagai suatu usaha untuk mencapai kompetensi akademis. Kemandirian siswa pada

13 13 saat proses berpikirnya berlangsung ia dapat mengatur dirinya sendiri pada tingkat metakognitif, motivasi, maupun perilakunya. F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Penelitian ini dilakukan dan didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Program komputer memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan konsepkonsep yang abstrak. b. Komputer memiliki suatu kepintaran yang mampu menyajikan program pembelajaran yang bersifat interaktif dan komunikatif dengan penggunanya. c. Teknologi komputer mempunyai kemampuan dalam mengkombinasikan tulisan (teks) dengan suara, warna, video, gambar, dan gerak (animasi). Kesemuanya itu dapat dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman dan memperjelas suatu konsep yang sedang disajikan. 2. Hipotesis Sesuai dengan rumusan masalah penelitian serta tujuan yang hendak dicapai, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Terdapat pengaruh positif dari penggunaan program CAI terhadap pemahaman dan retensi mahasiswa pada konsep-konsep dalam materi kombinatorik

MEMBANGUN KONSTRUKSI PENGETAHUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF (PMI)

MEMBANGUN KONSTRUKSI PENGETAHUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF (PMI) MEMBANGUN KONSTRUKSI PENGETAHUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF (PMI) Elang Krisnadi FKIP-UT Jakarta elang@ut.ac.id ABSTRAK Komputer sebagai satu

Lebih terperinci

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN Peneliti : Maman Somantri, S.Pd., MT. Hasbullah, S.Pd.,MT FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak tunagrahita ringan merupakan anak yang mengalami keterbelakangan mental serta memiliki tingkat kecerdasan di bawah anak normal. Menurut tes Stanford

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam persoalan yang ada di dunia pendidikan khususnya di Indonesia ini menjadikan landasan yang mendasari pada penelitian ini. Dalam bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan formal yang boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih tinggi. Di sekolah dasar inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan pada masa kini selalu berupaya mendewasakan manusia melalui berbagai strategi, metode dalam melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Terbuka (UT), yang didirikan pemerintah berdasarkan Keppres No. 41 tahun 1984, menerapkan sistem pendidikan yang tidak berlangsung dalam suatu ruangan kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sholat dengan menggunakan adobe flash ini dapat. dan proses penyampaian pesan pembelajaran. Tambunan (2012), media

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sholat dengan menggunakan adobe flash ini dapat. dan proses penyampaian pesan pembelajaran. Tambunan (2012), media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat terutama dibidang teknologi salah satunya adalah komputer, komputer sebagai sarana penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan komputer telah merambah ke berbagai bidang kehidupan, dan dalam berbagai penyelesaian pekerjaan.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY Pemanfaatan Komputer Jenjang pendidikan 1982 1983 SLTP 40% 81% SLTA 58% 86% Pendidikan Berbantuan Komputer Computer Assisted Instruction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya mendewasakan manusia melalui bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan sentral dalam dunia pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah satunya adalah pemerataan dan perluasan akses pendidikan kejuruan, sejak tahun 2003 Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perkembangan yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas, dengan meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media atau saluran tertentu ke penerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang timbul di SD sebagai bahan pengembangan media, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang ditawarkan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki prinsip kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan siswa diharapkan mampu untuk belajar mandiri. Tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan sangat pesat, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, sebagian besar sekolah-sekolah yang ada di Indonesia khususnya di daerah perkotaan telah banyak yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Desi Nurdianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Desi Nurdianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Pemerintah No. 72 (Amin, 1995: 11) menyebutkan bahwa anak tunagrahita adalah Anak-anak dalam kelompok dibawah normal dan atau lebih lamban daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran perlu diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Proses pembelajaran selama ini

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF PROGRAM MACROMEDIA FLASH MX 2004 SEBAGAI MEDIA CHEMO- EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

PENGARUH PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF PROGRAM MACROMEDIA FLASH MX 2004 SEBAGAI MEDIA CHEMO- EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA 330 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008, hlm 330-336 PENGARUH PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF PROGRAM MACROMEDIA FLASH MX 2004 SEBAGAI MEDIA CHEMO- EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar. MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam perkembangan media pembelajaran (learning media),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana pengembangan berbagai aspek kehidupan manusi. Proses pembelajaran di lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponenkomponen

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponenkomponen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponenkomponen pendidikan. Menurut Ali (2004:4) komponen utama itu meliputi; 1) siswa; 2) isi/materi

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses belajar mengajar (PBM),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan tentang gizi yang baik dalam lingkungan sekolah dapat disosialisasikan melalui keberadaan dokter kecil. Dokter Kecil adalah siswa yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan satu aspek yang penting kedudukannya dalam kelangsungan hidup manusia. Peran penting pendidikan berlaku untuk manusia dari berbagai kalangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mengacu pada kompetensi abad 21. Soland, Hamilton dan Stecher (2013) menyatakan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang bervariasi dan inovatif mempunyai tujuan untuk menimbulkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap semua mata pelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK 106 PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK Nandya R. J. Hafsah 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3 Departemen Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam hal multimedia berkembang dengan pesat seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia banyak digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN. ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar adalah ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai segi kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai segi kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, seluruh dunia mengalami banyak perubahan dalam berbagai segi kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional maupun global. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baik secara formal di sekolah maupun non-formal di lingkungan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *) Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA

MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MANFAAT TIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus mengikuti perkembangan teknologi informasi. Hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan 1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga menuntut orang-orang di dalamnya untuk bekerja sama dan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan termasuk bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan teknologi di dalam kehidupan nyata di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar 1. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Depdiknas, 2008: 6).

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN LANJUT BIDANG KEILMUAN

PROPOSAL PENELITIAN LANJUT BIDANG KEILMUAN PROPOSAL PENELITIAN LANJUT BIDANG KEILMUAN PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMAHAMAN SISWA SMA Oleh: Elang Krisnadi email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinankemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Teknologi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:51 62 PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH Suwasono Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-modul online

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang popular di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang popular di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang popular di Indonesia, dari kota hingga desa hampir selalu ada sarana untuk bermain tenis meja. Sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peserta didik masih beranggapan guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan peserta didik hanya menerima yang diberikan oleh guru untuk dihafalkan. Peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti lebih banyak diferensiasinya,

Lebih terperinci

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN 2011 Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menyebar ke setiap aspek, hampir seluruh dimensi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkenalan sebelum memulai belajar, sebagai seorang guru terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. perkenalan sebelum memulai belajar, sebagai seorang guru terlebih dahulu 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Merujuk pengalaman pembelajaran (mengajar) di SMA St. Thomas 1 dan SMA St. Thomas 2 Medan, dimana pada setiap pertemuan pertama tahap perkenalan sebelum memulai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan 1. Pemanfaatan Komputer Untuk Pembelajaran Kemajuan teknologi komputer membuat aktivitas menjadi serba cepat serta menjadikan dunia seperti tanpa batas. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan konsep siswa di sekolah sering diindikasikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan konsep siswa di sekolah sering diindikasikan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan konsep siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami konsep. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor

Lebih terperinci

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang A. Kondisi Kelas dan Proses Pembelajaran Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang amat pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah menciptakan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan perkembangan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak TK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Proses pembelajaran adalah cara yang dilakukan secara bersama-sama oleh guru dan siswa dalam memahami bahan ajar. Dalam prosesnya, pembelajaran akan selalu menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan inti institusi pendidikan dan sangat berpengaruh pada mutu pendidikan secara keseluruhan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) Sebagai Media Pembelajaran Matematika SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) Sebagai Media Pembelajaran Matematika Nugroho Nurcahyono 1, Ridi Ferdiana 2 1 SMK N 2 Wonosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas telah dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll.

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll. 1 Interaktivitas elearning didefinisikan sebagai "dialog" antara peserta didik dan alat elearning dimana peserta didik terlibat dan terlibat dalam proses elearning Ini adalah elemen kunci dari proses perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumit, sulit dipahami dan membosankan, tiga kata yang menjadi gambaran betapa pelajaran fisika kurang disukai oleh siswa pada umumnya. Pemahaman konsep, penafsiran grafik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut. I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin majunya teknologi informasi dan teknologi komputer membuat manusia mudah untuk mendapatkan informasi. Teknologi yang diciptakan adalah untuk

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-2: Proses Pembelajaran dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam kegiatan beajar ini akan diuraikan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwin Windarni, 2014 Pengembangan multimedia animasi pembuatan pola bustie teknik draping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwin Windarni, 2014 Pengembangan multimedia animasi pembuatan pola bustie teknik draping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, tercapainya suatu tujuan dari pendidikan kepada siswa sangat ditentukan oleh seorang guru sebagai pusat pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan negara. Karena itu hampir semua negara menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN WAKTU, PANJANG DAN BERAT UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) KELAS 2

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN WAKTU, PANJANG DAN BERAT UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) KELAS 2 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN WAKTU, PANJANG DAN BERAT UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) KELAS 2 1 Harry Prima Putra, 2 Wahyu Pujiyono (0504116601) 1,2 Program

Lebih terperinci