Objektivitas Pemberitaan Partai Demokrat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Objektivitas Pemberitaan Partai Demokrat"

Transkripsi

1 Objektivitas Pemberitaan Partai Demokrat (Analisis Isi Pemberitaan Partai Demokrat pada Surat Kabar Sindo dan Media Online Okezone.com periode Januari 2014) Neni Nuraeni ( ) Abstrak: Tahun 2014 merupakan tahun politik dimana kontestasi politik dalam bentuk pemilihan umum dilakukan. Komunikasi politik pun dilakukan oleh berbagai partai politik baik dalam bentuk iklan maupun pemberitaan. Pesan-pesan politik disampaikan melalui media massa. Media memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan perubahan sosial manusia juga didukung dan dipengaruhi dari peran media massa. Melihat fungsi media yang semakin vital, saat ini banyak pemilik media massa menjadi para politisi. Terdapat dua belas grup media besar yang menguasai industri media di Indonesia. Beberapa pemilik media tersebut dikuasai oleh politisi media. Hal ini menarik perhatian bagaimana pemilik media dapat memberikan pengaruh dan ruang dalam hal konten media. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti, sejauh mana media yang dimiliki oleh partai politik tertentu bersikap objektif dalam memberitakan partai politik lain. Oleh karena itu, peneliti menetapkan okezone.com dan Sindo sebagai objek penelitian disebabkan media ini dimiliki oleh salah satu politisi partai tertentu yang memiliki grup media besar yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat objektivitas pemberitaan partai Demokrat pada media online okezone.com dan surat kabar Sindo pada periode Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan kategorisasi penelitian untuk melihat sejauh mana objektivitas dua media tersebut. Kategorisasi tersebut diantaranya adalah faktualitas, akurasi, relevansi, keseimbangan dan netralitas pemberitaan. Jumlah populasi dalam penelitian yakni berjumlah 179 berita dengan jumlah sampel 58 item berita okezone.com dan 9 berita surat kabar Sindo. Kesimpulan utama yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil objektivitas pemberitaan media terutama pada media online yakni rendahnya tingkat faktualitas pemberitaan, relevansi berita serta rendah dalam aspek keberimbangan pemberitaan. Pada media Sindo ditemukan rendahnya aspek relevansi dan keberimbangan pemberitaan dilihat dari penyajian berita. Adanya mekanisme kerja yang berbeda antara media interaktivitas dan media cetak menghasilkan temuan yang berbeda pula, selain itu kode etik jurnalistik tidak sepenuhnya dijalankan oleh media online yang berdampak pada karya jurnalistik khususnya mengenai pemberitaan partai Demokrat. Kata Kunci : Media massa, Pemberitaan, Objektivitas 1

2 Pendahuluan Tahun 2014 merupakan tahun yang istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia, sebab pada tahun ini Indonesia akan melakukan pemilihan umum bagi pemerintahan selanjutnya. Pemilihan umum diikuti oleh dua belas partai politik. Keduabelas partai tersebut merupakan partai yang telah lolos verifikasi berkas administrasi. Partai ini akhirnya melakukan komunikasi politik untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat. Brian Mc Nair mengungkapkan pengertian komunikasi politik sebagai berikut: Pertama, komunikasi politik adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan oleh aktor-aktor politik dengan untuk mencapai tujuan khusus. Kedua, komunikasi yang ditujukan pada politikus oleh non politikus seperti pemilih dan kolumnis surat kabar. Ketiga, komunikasi politik adalah komunikasi tentang politisi dan aktivitasnya seperti yang ada di berita-berita, editorial dan bentuk komunikasi lain tentang politik. (Junaedi, 2013:25-26) Penjelasan Brian Mc Nair ini menguatkan bahwa komunikasi politik dilakukan oleh aktor politik dengan tujuan khusus, tujuan khusus ini bisa berbeda-beda sesuai dengan tujuan pengirim pesan. Bentuk komunikasi politik ini dilakukan dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk mengkampayekan diri berupa transmisi pesan yang disampaikan kepada khalayak. Hal tersebut dikuatkan oleh Subiakto (2012:98) yang menyebutkan bahwa: Media massa memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan, media massa telah menggeser peran partai politik, koalisi pemilih, dan kekuatan politik lain. Media massa bukan hanya menentukan siapa yang akan dinominasikan dan dipilih namun media juga menentukan masalah sosial, ekonomi yang akan menjadi perhatian publik (Subiakto, 2012:98). Media memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan agenda setting partai politik. Peran partai politik pun telah digantikan dengan kekuatan media untuk dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat atas pesan-pesan yang didistribusikan. Terkait dengan hal tersebut, saat ini Indonesia telah memiliki tigabelas media. Dua belas media merupakan media yang dimiliki oleh swasta dan satu media dimiliki oleh pemerintah. Merlyna Lim (2012: 1) menyebutkan bahwa, Penyiaran di Indonesia di dominasi oleh tiga belas grup besar, dua belas media grup merupakan grup media nasional dengan satu media milik pemerintah. Duabelas media grup besar ini memiliki seratus persen kontrol terhadap televisi share yang memiliki lima dari enam surat kabar dengan sirkulasi penjualan yang tinggi dan empat media online, memiliki mayoritas jaringan televisi dan jaringan media-media lokal. Berdasarkan data tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa media telah dikuasai dan didominasi oleh beberapa grup besar. Beberapa media tersebut dimiliki oleh para politisi 2

3 yang bukan hanya jaringan media televisi yang dikuasai namun beberapa media cetak maupun media online oleh beberapa grup media besar yang dimiliki oleh para politisi. Pemilik media tersebut juga berperan sebagai bagian penting dari partai politik tertentu, independensi mediapun dipertanyakan sebab seringkali media bersikap tidak berimbang dalam menyampaikan informasi. Akhirnya dampak dari media yang dimiliki oleh politisi adalah adanya ketidakberimbangan informasi yang disebabkan oleh kepentingan pemilik media. Pada tahun 2013 partai Demokrat menjadi partai yang paling banyak diberitakan media massa. Tingginya angka pemberitaan partai Demokrat disebabkan karena kasus korupsi yang dilakukan oleh kader Partai Demokrat. Partai Demokrat merupakan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi partai penguasa selama dua periode pemerintahan. Merosotnya elektabilitas partai Demokrat disebabkan karena berbagai pemberitaan partai yang cenderung ke arah negatif. Bahkan ketua umum partai yang juga menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kegusarannya akan pemberitaan media massa mengenai pemberitaan partai demokrat. SBY gusar atas pemberitaan media terhadap kader Demokrat. Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mulai mengkritik media dengan sangat keras ini menunjukkan adanya kepanikan. Memang, bila dilihat dari kajian analisis media yang dilakukan Indonesia Public Institute (IPI), dalam dua bulan terakhir menunjukkan citra negatif Partai Demokrat (PD) menempati posisi paling tinggi. (Sumber: diakses pada tanggal 13 Januari 2013, pukul 08.17) Berdasarkan hal-hal diatas, dapat ditemukan bahwa akhirnya pemberitaan sebuah media memberikan pengaruh terhadap persepsi masyarakat kepada partai politik tertentu. Seperti yang terjadi pada partai Demokrat, banyaknya pemberitaan media yang bernada negatif dapat memberikan pengaruh terhadap image dan mengubah persepsi masyarakat terkait dengan partai ini. Oleh karena itu, peneliti memilih partai Demokrat sebagai partai untuk dijadikan sebagai objek penelitian untuk melihat bagaimana MNC grup memberitakan partai Demokrat. Penelitian ini mengambil judul Objektivitas Pemberitaan Partai Demokrat di Surat Kabar Sindo dan Media Online Okezone.com Judul ini pada dasarnya ingin melihat bagaimana media memberitakan partai Demokrat dalam bentuk objektif atau tidaknya suatu pemberitaan. Pemberitaan media secara sadar maupun tidak dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi publik, sehingga berpengaruh terhadap elektabilitas partai tersebut. Selain 3

4 itu, media yang dipilih diantaranya adalah media online okezone.com dan media cetak yaitu Sindo. Pemilihan surat kabar Sindo sebagai bahan penelitian dengan beberapa pertimbangan, yaitu surat kabar sindo merupakan surat kabar yang dimiliki oleh Media Nusantara Citra pemilik Hary Tanoesudibyo. Selain itu, Surat kabar Sindo memiliki sirkulasi kurang lebih copy setiap harinya (Merlyna Lym, 2012: 7). Artinya semakin banyak pembaca media maka semakin banyak pula pengaruh media terhadap masyarakat. Media online yang menjadi objek penelitian adalah okezone.com dari Media Nusantara Citra grup, Okezone.com merupakan salah satu media online yang banyak dikunjungi oleh pembaca berita. Okezone.com menempati posisi keempat pembaca terbanyak media online. Okezone.com menempati jumlah pengunjung ke empat dengan hampir lebih dari pengunjung setiap bulannya (Lym, 2012: 8). Selain itu, okezone.com menempati urutan keempat dari portal berita online yang banyak dikunjungi oleh audiens per bulan Januari 2014 ( diakses pada tanggal 13 Januari pukul 14.00). Penelitian ini mengangkat mengenai objektivitas pemberitaan. Boyer (1981) dalam McQuail memperkuat makna objektivitas dengan menyebutkan enam elemen suatu berita dikatakan sebagai berita yang objektif diantaranya adalah: 1. Keberimbangan dan menyajikan sisi yang berbeda dalam sebuah isu 2. Akurat dan laporan pemberitaan yang berdasarkan realitas 3. Penyajian terhadap poin utama secara relevan 4. Pembagian porsi yang rata atas sebuah fakta dari opini, namun juga membuat opini sebagai suatu hal yang relevan 5. Minimalkan mempengaruhi sikap penulis, opini ataupun keterlibatan penulis dalam penyajian berita 6. Menghindari tujuan yang tidak baik, dendam dan tujuan yang licik Keenam elemen diatas merupakan suatu batasan mengenai objektivitas pemberitaan media, adanya unsur keberimbangan, akurasi, relevansi, dan memberikan porsi yang seimbang antara fakta dan opini dalam suatu penulisan. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mengungkap informasi dibalik data yang disajikan di media/teks pada bulan Januari Pemilihan bulan Januari sebagai periode penelitian disebabkan karena bulan ini merupakan bulan pertama yang digunakan partai politik untuk berkampanye secara terbuka. 4

5 Kerangka Teoritis Penilaian terhadap suatu pemberitaan merupakan salah satu aspek penting terhadap memandang suatu kualitas kerja media massa. Seberapa jauh pengukuran yang dapat dilakukan untuk dapat menilai pemberitaan yang disampaikan media massa, atau bagaimana tolak ukur pemberitaan media, sebab hal ini menyangkut terhadap bagaimana media menyajikan konten yang dapat mempengaruhi masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu ukuran untuk menilai bagaimana kualitas media dalam hal pemberitaan. Mc Quail dalam Morrisan (2010:62) menyebutkan empat kriteria terhadap kualitas pemberitaan, diantaranya adalah Kebebasan media, keberagaman berita, gambaran realitas dan objektivitas berita. Westerstahl, 1983 membuat sebuah komponen-komponen objektivitas, yaitu: OBJECTIVITY FACTUALITY IMPARTIALITY Truth Relevance Balance/Non- Partisanship Neutrality Informativeness Bagan 1 Komponen-komponen objektivitas (Sumber: Mc Quail, 2005:202) Berdasarkan hal tersebut maka Mc Quail membagi wilayah kognitif dengan mengukur faktualitas sebagai komponen objektivitas dan membagi wilayah evaluatif berdasarkan pada komponen Imparsialitas.Teori yang diungkapkan oleh Mc Quail juga mendukung kode etik jurnalistik Wartawan Indonesia yang berbunyi: Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya. Kode etik jurnalistik wartawan Indonesia tersebut merupakan suatu panduan bahwa wartawan Indonesia harus menyajikan berita secara seimbang dan adil sesuai dengan komponen-komponen objektivitas yang diungkapkan oleh Mc Quail. 5

6 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metdologi penelitian kuantitatif sebagai dasar utama penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis isi kuantitatif yang melihat bagaimana makna dari isi pesan yang tampak pada teks. Peneliti menggolongkan sifat penelitian dalam sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi dan wawancara. Pada studi dokumentasi, peneliti menggunakan dokumentasi berupa pemberitaan media yang terkait dengan partai Demokrat padaokezone.com dan Sindo. Wawancara akan dilakukan dengan pihak redaktur pelaksana Sindo dan Okezone.com. Peneliti membuat indikator penelitian berdasarkan teori objektivitas pemberitaan dengan 23 indikator yang akan dianalisis pada penelitian ini Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan menilai unsur faktualitas pemberitaan. Dimensi pertama faktualitas adalah nilai informasi yaitu density, breadth dan depth. Unsur density dikaitkan dengan jumlah sumber yang disajikan pemberitaan. Hasil analisis pemberitaan pada portal berita Okezone.com menunjukkan rendahnya tingkat density/kepadatan informasi pada pemberitaan tersebut. Sebanyak 82.2% pemberitaan yang tidak memenuhi unsur kepadatan informasi. Hal ini dilihat dari banyaknya pemberitaan yang hanya merujuk pada satu sumber berita sehingga berakibat pada isi pemberitaan yang tidak padat. Berbeda dengan hasil pemberitaan Sindo yang menunjukkan tingkat density surat kabar Sindo sebesar 100%. Artinya kualitas dari surat kabar Sindo dalam hal sumber berita dinilai baik. Unsur breadth merupakan salah satu unsur yang meilihat bagaimana keluasan informasi yang diukur dengan memperhitungkan keragaman informasi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebanyak 47 berita atau 81% pemberitaan di Okezone.com memiliki tingkat breadth yang rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam penyajian pemberitaan partai Demokrat, Okezone.com menyajikan pemberitaan yang cenderung tidak memiliki perbedaan perspektif. Berbeda dengan surat kabar Sindo, penyajian surat kabar Sindo terhadap pemberitaan partai Demokrat cenderung memiliki tingkat breadth yang tinggi. Semua berita yang dianalisis memiliki keragaman informasi, hal ini menunjukkan bahwa surat kabar Sindo menempatkan berbagai perspektif pada satu pemberitaan. Unsur Depth merupakan kedalaman informasi dalam pemberitaan. Unsur ini diukur dengan melihat penyajian jumlah fakta yang mendukung poin utama. Jumlah Depth pada 6

7 Okezone.com sebesar 65.5% item berita atau sebesar 38 item berita. Kedalaman informasi ditunjukkan dari jumlah fakta yang mendukung poin utama dalam pemberitaan. Hal tersebut senada dengan pemberitaan yang disajikan oleh surat kabar Sindo Pemberitaan yang disajikan oleh surat kabar Sindo sebesar 88.9% item berita atau sebanyak 8 pemberitaan memenuhi unsur kedalaman informasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberitaan Sindo memenuhi unsur nilai informasi berdasarkan ketiga aspek yang telah dianalisis. Readability merupakan salah satu aspek yang mendukung objektivitas pemberitaan. Ukuran yang dilakukan untuk mengukur readability melalui tiga aspek, diantaranya adalah ada atau tidaknya pengulangan kalimat atau frase pada setiap item berita. Adanya fungsi anak kalimat serta ada atau tidaknya penggunaan istilah khusus dalam pemberitaan. Pada aspek pertama yakni pengulangan kalimat atau frasa dalam pemberitaan. Adanya pengulangan kalimat ini menyebabkan pemberitaan menjadi tidak efisien sehingga dapat mengurangi ruang pembaca. Selain itu, berita yang tidak efisien dapat berakibat pada informasi yang ingin dikomunikasikan menjadi terhambat karena ketidakefisiensinya tulisan/teks. Pemberitaan yang memiliki pengulangan kalimat atau frasa sebesar 13.8% item berita. Pengulangan kalimat atau frasa dalam pemberitaan pada surat kabar Sindo sebesar 11% item pemberitaan. Sebanyak 1 item pemberitaan yang memiliki pengulangan kalimat atau frasa pada pemberitaan. Jumlah ini merupakan prosentase yang lebih kecil ketimbang hasil yang diperoleh pada penelitian Okezone.com. Anak kalimat memiliki fungsi mendukung poin utama dalam pemberitaan. Anak kalimat berfungsi sebagai keterangan bagi kalimat pokok. Peneliti berpendapat, jika anak kalimat tidak mendukung pokok pemberitaan maka pemberitaan tidak menjadi satu kesatuan utuh. Temuan hasil analisis menyebutkan bahwa semua anak kalimat dalam item pemberitaan mendukung pokok pemberitaan, sehingga pemberitaan merupakan satu kesatuan yang utuh. Hasil yang sama juga didapatkan dari surat kabar Sindo dengan prosentase 100% item pemberitaan. Aspek readability ketiga yaitu adanya penggunaan istilah khusus dalam satu item pemberitaan. Penggunaan istilah khusus seringkali dapat mengganggu konsentrasi pembaca karena tidak dilengkapi dengan keterangan atau arti kata. Penggunaan istilah khusus dalam pemberitaan akan menyebabkan terjadinya kesalahan penafsiran. Penggunaan bahasa dalam 7

8 pemberitaan tergantung dari segmentasi media. Sebab media memiliki segmentasi tersendiri yang disesuaikan dengan gaya bahasa dan gaya penulisan dari konten media tersebut. Sebanyak 51.7% item berita yang menggunakan istilah khusus dalam pemberitaan. Total pemberitaan berjumlah 30 berita. Sebanyak 88.9% pemberitaan atau 8 item pemberitaan menggunakan istilah khusus dalam penulisan berita. Istilah khusus yang digunakan diantaranya menggunakan istilah diteken, Pandora, gratifikasi, pakta integritas. Penggunaan istilah tanpa membubuhi keterangan dapat mengakibatkan ketidakpahaman pembaca dalam memaknai sebuah berita. Checkability merupakan derajat atau tingkatan sejauh mana fakta yang ditampilkan dapat diperiksa atau didukung oleh sumber yang bernama dan bukti-bukti pendukung yang relevan. Dalam analisis ini, peneliti menggunakan dua dimensi pengukuran tingkat checkability yaitu Adanya data pendukung dalam pemberitaan serta adanya pencantuman identitas narasumber. Sebesar 24.1% pemberitaan menggunakan data pendukung yang digunakan sebagai rujukan dan dukungan data dalam pemberitaan. 75.9% berita tidak menggunakan data pendukung. Artinya lebih besar porsi berita yang tidak menggunakan data pendukung pemberitaan. Sindo menggunakan data pendukung sebesar 66.7% item berita atau sekitar 6 item berita. Surat kabar Sindo memiliki prosentase yang lebih besar dari Okezone.com dalam penggunaan data pendukung. Dalam sebuah pemberitaan idealnya sumber berita merupakan orang yang mengalami peristiwa langsung maupun ahli yang menguasai permasalahan sehingga sumber tersebut dapat dijadikan referensi terpecaya dalam pemberitaan. Sumber berita yang menguasai permasalahan dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Hasil analisis yang dilakukan pada media Okezone.com diperoleh hasil bahwa sebesar 72.4% item berita atau sekitar 42 berita pada Okezone.com menggunakan sumber berita yang berasal dari pelaku langsung. Perolehan hasil analisis surat kabar Sindo menunjukkan sebesar 66.7% item berita menampilkan pelaku langsung sebagai sumber utama pemberitaan. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa baik Okezone.com maupun surat kabar Sindo menempatkan pelaku utama dalam memberitakan partai Demokrat sebagai sumber utama dalam pemberitaan, sehingga akurasi dan kualitas pemberitaan terjaga. 8

9 Pada aspek kesalahan teknis pemberitaan, diperoleh sebesar 43.1% item berita yang menyajikan pemberitaan dengan kesalahan teknis dalam penulisan berita. Hal ini meunjukkan bahwa berita Okezone.com kurang memperhatikan penulisan secara teknis. Hasil penelitian dari surat kabar Sindo menunjukkan bahwa terdapat kesalahan teknis penulisan sebesar 33.3% atau sekitar 3 item berita dari jumlah sampel. Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan Okezone.com. Selanjutnya adalah kesesuaian judul dengan isi berita diukur dengan judul berita merupakan bagian dari kalimat maupun kutipan dari isi berita. Karena hal ini menyangkut dengan kebenaran pemahaman pembaca terhadap fakta yang disajikan. Sebesar 91.4% item berita menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dengan judul yang ditulis dengan isi berita, sehingga pembaca dapat memahami isi berita yang ditulis dengan melihat judul yang disajikan jurnalis. Selain hasil yang diperoleh dari Okezone.com, surat kabar Sindo juga memiliki prosentase sebesar 88.9% item berita. Hanya satu berita yang terdapat unsur ketidaksesuaian antara judul dan isi. Indikator dalam pencantuman narasumber ini menyangkut dengan akurasi pemberitaan. Pada indikator ini terdapat kesalahan dalam pencantuman baik nama, profesi/pekerjaan narasumber atau tidak. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada kelalaian pencantuman narasumber dalam pemberitaan. Selain itu, hasil analisis memperoleh tidak ada sumber anonym dalam pemberitaan Okezone.com. Okezone.com tidak menghadirkan sumber anonym, sehingga sumber dicantumkan secara jelas dalam pemberitaan baik dari pencantuman nama, pekerjaan/profesi dan sebagainya. Hasil yang sama ditunjukkan pula pada analisis media Sindo, bahwa Sindo memperhatikan pencantuman narasumber pemberitaan. Hasil turut pula menunjukkan sejauh mana akurasi narasumber dalam pemberitaan. Relevansi Relevansi merupakan salah satu dimensi yang mendukung objektivitas suatu pemberitaan. Relevansi ini menyangkut bagaimana proses seleksi sebuah berita. Signifikansi merupakan salah satu nilai berita yang melihat apakah berita memiliki pengaruh terhadap orang banyak baik dari sisi sosial, ekonomi maupun politik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa Okezone.com menyajikan pemberitaan yang tidak memiliki pengaruh kepada masyarakat sebesar 87.9% item berita yang dinyatakan tidak memiliki pengaruh. 9

10 Selain hasil yang diperoleh pada Okezone.com, peneliti mendapatkan hasil pada surat kabar Sindo sebesar 77.8% item berita dinyatakan tidak memiliki pengaruh terhadap masyarakat baik dari sisi sosial, ekonomi maupun politik. Aspek lain adalah adanya Magnitude yang merupakan salah satu nilai berita dalam pemberitaan yang memiliki nilai atau angka dalam hitungan yang besar. Secara eksplisit disebutkan unsur magnitude/hitungan besar dalam pemberitaan. Hasil diatas menunjukkan bahwa pemberitaan yang memenuhi unsur magnitude sebesar 6.9% item berita atau 4 berita. Hal ini merupakan jumlah yang kecil dari jumlah pemberitaan. Artinya berita yang diangkat dalam pemberitaan tidak memiliki unsur magnitude. Selain itu, berita dari surat kabar Sindo lemah dalam pemberitaan yang memiliki unsur magnitude yang menunjukkan jumlah pemberitaan tidak menunjukkan aspek magnitude. Pada aspek Timeliness merupakan kecepatan media dalam memberitakan peristiwa. Aspek ini merupakan bagian dari nilai berita, sebab keterlambatan pemberitaan menyebabkan berita tidak kadaluarsa dan tidak memiliki nilai berita. Berdasarkan hasil penelitian diatas, menunjukkan sebesar 72.4% pemberitaan memiliki kecepatan waktu pemberitaan yang bagus. Artinya Okezone.com selalu menyajikan pemberitaan yang uptodate. Hasil penelitian surat kabar Sindo menunjukkan bahwa Sindo memperhatikan aspek timeliness dalam pemberitaan sehingga berita selalu disajikan dengan cepat. Aspek timeliness pada surat kabar Sindo, seringkali dibubuhi dengan keterangan yang tidak jelas. Kriteria selanjutnya adalah Proximity merupakan salah satu unsur dalam kriteria relevansi. Unsur ini melihat apakah pemberitaan memiliki kedekatan emosional dilihat dari kesamaan ras, golongan, suku, profesi dan sebagainya. Hasil menunjukkan bahwa jumlah berita dengan unsur proximity didalamnya sebesar 15.5% item berita dengan jumlah frekuensi berita sebesar 9 berita. Unsur Proximity dalam pemberitaan di surat kabar Sindo sebesar 44.4% atau sebesar 4 item berita. Proximity dengan indikator psikografis baik dari sisi profesi, golongan dan sebagainya. Imparsialitas Dalam dimensi keseimbangan pemberitaan, aspek sumber berita sangat penting karena pemberitaan menjadi seimbang jika menampilkan pendapat dari dua sisi sumber. Adanya 10

11 source bias pemberitaan dilihat dari ketidakseimbangan sumber berita yang dikutip. Pemberitaan Okezone.com cenderung mengarah pada berita yang tidak berimbang karena menampilkan aspek source bias dalam pemberitaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebesar 81% item berita yang tidak berimbang dalam penyajian berita. Okezone.com cenderung menampilkan berita mengenai partai Demokrat hanya dengan menampilkan satu sisi berita. Hasil berita pada surat kabar Sindo sebesar 22.2% berita atau sebanyak 1 berita dinyatakan terdapat unsur source bias. Hal yang sama juga dilakukan oleh surat kabar Sindo pada hasil penelitian sebesar 33.3% item berita atau sebanyak 3 berita yang memasukkan unsur slant dalam pemberitaan. Ketidakseimbangan berita pada dimensi ini dilihat dari jumlah porsi alinea berita yang diberikan kepada sumber, pemakaian kata hiperbolik serta representasi narasumber. Pemberian porsi yang berbeda pada narasumber dapat menyebabkan pemberitaan menjadi tidak berimbang dilihat dari sisi penyajian berita. Hasil diatas merupakan analisis isi pemberitaan pada Okezone.com yang menunjukkan sebesar 22.4% item berita yang memiliki keseimbangan pemberitaan baik dari representasi narasumber maupun porsi alinea. Sebesar 77.6% item berita menunjukkan pemberitaan yang tidak memiliki unsur keseimbangan pemberitaan. Hasil analisis surat kabar Sindo menunjukkan sebesar 66.7% item berita menyatakan bahwa surat kabar Sindo tidak berimbang. Ketidakberimbangan ini ditunjukkan melalui porsi alinea sumber berita yang tidak berimbang. Indikator selanjurnya adalah emsionalisme. Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti menumukan bahwa Okezone.com menulis pemberitaan dengan menampakkan sisi emosionalisme sebesar 55.2% item berita. Aspek emosionalisme dalam pemberitaan dengan tujuan untuk dapat mempengaruhi dan menarik perhatian pembaca melalui tulisan. Surat kabar Sindo mendapatkan porsi berita yang mengangkat emosional sebesar 11.1% item berita. Hanya sekitar 1 item berita yang didalamnya terdapat unsur emosional. Indikator selanjutnya adalah unsur dramatisasi pada Okezone.com yang menunjukkan hasil sebesar 36.2% item berita. Hal ini menunjukkan bahwa dramatisasi pemberitaan Partai Demokrat ditunjukkan untuk menarik pembaca, padahal hal ini dapat mengaburkan makna dari isi berita. Hasil analisis surat kabar Sindo menunjukkan sebesar 22.2% item berita memasukkan unsur dramatisasi dalam pemberitaan. 11

12 Kriteria imparsialitas terakhir adalah sterotype pemberitaan. Hasil yang ditunjukkan oleh aspek ini menunjukkan bahwa Okezone.com tidak memberikan atribut tertentu kepada sumber berita, sehingga unsur stereotype pun tidak ditemukan pada penelitian ini. Hal demikian juga tidak ditemukan dalam penelitian surat kabar Sindo yang menunjukkan tidak adanya unsur stereotype dalam pemberitaan Sindo. Kesimpulan Peneliti menyimpulkan hasil dari penelitian tersebut diantaranya mengenai dimensi Faktualitas. Pada indikator Density/kepadatan informasi, peneliti menemukan sebesar 82.8% atau 48 item berita tidak density pada okezone.com sedangkan surat kabar Sindo ditemukan tinggkat density yang tinggi yakni sebesar 100% pemberitaan dinyatakan memenuhi unsur density. Perbedaan ini muncul disebabkan oleh adanya perbedaan jenis media yang masingmasing media memiliki keunggulan sendiri atas medianya. Unsur Breadth/keberagaman informasi ditemukan sebesar 81% atau 47 item berita pada okezone.com memiliki tingkatan yang rendah dalam unsur breadth. Tingkat breadth dalam surat kabar Sindo sebesar 100% pemberitaan atau sebesar 9 item berita memiliki keberagaman informasi. Pada indikator depth/kedalaman informasi, sebesar 65.5% atau sekitar 38 pemberitaan memiliki tingkat depth yang cukup tinggi pada okezone.com begitupun dengan Sindo yang memiliki tingkat depth sebesar 88.9% atau 8 item berita memiliki tingkat kedalaman informasi. Pengukuran selanjutnya adalah readability pada pemberitaan, yakni adanya pengulangan kalimat/frasa pada pemberitaan peneliti menemukan hasil sebesar 13.8% atau 8 item berita pada okezone.com yang sering mengulangan kalimat/frasa pada item berita. Sedangkan Sindo hanya sekitar 11.1% atau 1 item berita yang memiliki kesalahan dalam pengulangan kalimat/frasa. Indikator selanjutnya adalah fungsi anak kalimat, hasil penelitian menemukan bahwa kedua media memiliki fungsi anak kalimat dalam satu pemberitaan sebesar 100% berita dinyatakan menggunakan fungsi anak kalimat dalam mendukung poin utama dengan baik. Penggunaan istilah khusus maupun istilah akademis dalam pemberitaan ditemukan sebesar 51.7% atau 30 item berita pada okezone.com menggunakan istilah khusus maupun akademis dalam teks berita. Sindo memiliki sebesar 88.9% atau 8 item berita yang menggunakan istilah khusus atau istilah akademis dalam setiap penulisan berita. Dalam penggunaan data pendukung pemberitaan, sebesar 24.1% atau 14 item berita menggunakan 12

13 data pendukung dalam penulisan baik berupa Undang-Undang, foto/gambar, grafik dan sebagainya. Sindo sebesar 66.7% atau 6 item berita yang menggunakan data pendukung dalam penulisan berita. Pada sub dimensi akurasi pemberitaan, peneliti menggunakan indikator-indikator penelitian yaitu pelaku langsung atau bukan pelaku langsung pada penulisan yang dijadikan sumber berita. Hasil yang ditemukan, sebear 72.4% atau 42 item berita pada okezone.com menjadikan pelaku langsung sebagai sumber utama pemberitaan. Surat kabar Sindo sebesar 66.7% atau 6 item berita menjadikan pelaku langsung sebagai sumber berita. Sebesar 43.1% atau 25 item berita dinyatakan memiliki kesalahan dalam penulisan teknis pemberitaan. Sindo sebesar 33.3% atau 3 item berita yang memiliki kesalahan dalam teknis penulisan berita. Indikator kesesuaian judul dengan isi, maka sebesar 91.4% atau 53 item berita dinyatakan sesuai antara judul dengan isi berita. Sindo sebesar 88.9% atau 8 item berita memiliki kesesuaian antara judul dengan isi berita. Pada indikator kesesuaian foto dengan isi, sebesar 89.7% atau 52 item berita dinyatakan sesuai dengan isi berita. Pada indikator relevansi pemberitaan, maka sebesar 12.1% atau 7 item berita merupakan berita yang memiliki pengaruh kepada pembaca baik dari sisi sosial, politik dan ekonomi. Surat kabar Sindo memiliki 55.6% atau 5 item berita yang berpengaruh terhadap pembaca. Pada aspek magnitude maka ditemukan hasil sebesar 6.9% atau 4 item berita yang dinyatakan memiliki magnitude dalam pemberitaan. Pada surat kabar Sindo sebesar 100% atau 9 item berita dinyatakan tidak magnitude. Pada indikator timeliness maka peneliti menemukan sebesar 72.4% atau 42 item berita yang dinyatakan timeliness sedangkan Sindo sebesar 9 item berita memiliki timeliness dalam pemberitaan. Pada aspek proximity berita, ditemukan sebesar15.5% atau 9 item berita memiliki proximity pemberitaan sedangkan Sindo sebesar 44.4% atau 4 item berita yang memiliki tingkat proximity pemberitaan. Dimensi Imparsialitas terdiri atas dua sub dimensi yakni keseimbangan dan netralitas. Pada sub dimensi keseimbangan, peneliti menemukan sebesar 81% atau 47 item berita dinyatakan memiliki sourcebias. Pada surat kabar Sindo sebesar 22.2% atau 2 item berita yang memiliki sourcebias pemberitaan. Aspek slant dalam berita ditemukan sebesar 13.8% atau 8 item berita yang dinyatakan memiliki slant dalam pemberitaan sedangkan Sindo ditemukan sebesar 33.3% atau 3 item berita. Bentuk-bentuk keseimbangan pemberitaan yakni berupa kalimat hiperbola, pembagian porsi alinea maka peneliti menemukan sebesar 77.6% 13

14 atau 45 item berita dinyatakan memiliki bentuk-bentuk keseimbangan pemberitaan. Pada Sindo ditemukan sebesar 66.7% atau 6 item berita yang memiliki bentuk-bentuk keseimbangan pada pemberitaan. Pada sub dimensi Netralitas, terdapat tiga indikator yang diukur dalam penelitian ini. Pada aspek emosionalisme, sebesar 55.2% atau 32 item berita yang memasukkan unsur emosional dalam pemberitaan. Sindo memiliki sebesar 11.1% atau 1 item berita dengan emosionalisme pemberitaan. Pada indikator dramatisasi, terdapat 36.2% atau 21 item berita yang memasukkan unsur dramatisasi dalam berita dan 22.2% atau 2 item berita yang memiki dramatisasi pemberitaan. Pada indikator stereotype, peneliti tidak menemukan stereotype yang berupa keberpihakan pada salah satu kelompok/golongan di dua media tersebut. Daftar Pustaka Junaedi, Fajar. (2013). Komunikasi Politik: Teori, Aplikasi dan Strategi di Indonesia. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta Lim, Merlyna. (2012). The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia Mc Quail, Denis. (2005). McQuail s Mass Communication Theory, London: Sage Publication Mc Quail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail, Jakarta: Salemba Humanika Rahayu. (2006). Menyingkap Profesionalisme Kinerja Surat Kabar di Indonesia, Jakarta: Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, Dewan Pers, dan Departemen Komunikasi dan Informasi Subiakto, Henry. (2012). Komunikasi Politik, Media, & Demokarasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sumber elektronik: Top Sites in Indonesia ( diakses pada tanggal 25 November 2013, pukul 17.00). SBY gusar atas pemberitaan media terhadap kader demokrat. 26 Oktober 2013 ( diakses pada tanggal 13 Januari 2013, pukul 08.17) 14

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional dan Harian Kompas (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional

Lebih terperinci

oleh Stephani Arum Sari Drs. Mario Antonius Birowo, M.A., Ph.D

oleh Stephani Arum Sari Drs. Mario Antonius Birowo, M.A., Ph.D Pemberitaan Partai Nasional Demokrat dalam Surat Kabar Harian SEPUTAR INDONESIA (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Partai Nasional Demokrat dalam Surat Kabar Harian Seputar Indonesia Periode

Lebih terperinci

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Keberimbangan Pemberitaan Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Irdiana / Lukas S. Ispandriarno Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No

Lebih terperinci

Yohanes Karol Hakim/ Lukas Ispandriarno PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Yohanes Karol Hakim/ Lukas Ispandriarno PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PEMBERITAAN PEMILIHAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR 2013 (Analisis Isi Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Masa Kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Putaran Pertama di Harian Pos Kupang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari pemberitaan pertandingan Persib Bandung

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari pemberitaan pertandingan Persib Bandung BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari pemberitaan pertandingan Persib Bandung versus Persija Jakarta yang dimuat dalam media lokal Jawa Barat yaitu Harian Umum Pikiran Rakyat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa telah begitu erat dengan masyarakat. Keduanya merupakan elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai pembawa berita, media

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan pemberitaan Harian Sore Surabaya Post terhadap Prabowo-Hatta selama kampanye pilpres 2014 menunjukan tingkat objektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dapat dilihat dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU), seperti dikutip dalam artikel Kompas.com

Lebih terperinci

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Konflik Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar yang setiap gerak-geriknya selalu menjadi perhatian publik. Jika dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. besar yang setiap gerak-geriknya selalu menjadi perhatian publik. Jika dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak Partai Demokrat memenangi pemilu 2004, pemberitaan tentang partai ini selalu menarik untuk diikuti. Partai Demokrat menjelma menjadi partai besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan untuk pemberitaan. Berita-berita tentang kegiatan, kebijakan atau pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media Performance Pemberitaan Mobil Kiat Esemka dalam Harian Solopos

BAB I PENDAHULUAN. Media Performance Pemberitaan Mobil Kiat Esemka dalam Harian Solopos 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Skripsi Media Performance Pemberitaan Mobil Kiat Esemka dalam Harian Solopos periode 3 Januari-12 Maret 2012. B. Latar Belakang Industri otomotif Indonesia belum mampu memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Obyektivitas pemberitaan adalah suatu penyajian berita yang benar dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Obyektivitas pemberitaan adalah suatu penyajian berita yang benar dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN I. KESIMPULAN Obyektivitas pemberitaan adalah suatu penyajian berita yang benar dan tidak berpihak. Suatu pemberitaan baru dapat dikatakan obyektif jika sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas (Analisis Isi Penerapan Etika Jurnalistik pada Berita Daerah Istimewa Yogyakarta di Portal Komunitas Suarakomunitas.net periode Januari Desember 2013) Yosephine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siaran atau tayangan berita. Menurut Charnley dalam Wahyudi (1996:27) News is

BAB I PENDAHULUAN. siaran atau tayangan berita. Menurut Charnley dalam Wahyudi (1996:27) News is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa khususnya pers memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat yaitu fungsi memberikan informasi, fungsi edukasi, fungsi koreksi, fungsi rekreasi, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dengan menggunakan analisis framing model Robert N.Entman dan Urs Dahinden terhadap teks berita di okezone.com dan kompas.com pada bab

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam kehidupan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan lagi dengan adanya informasi. Informasi dibutuhkan oleh masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan kepada khalayak, oleh sebab itu media massa mempunyai peran penting dalam mempersuasif masyarakat

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu negara,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Faktualitas merupakan suatu syarat utama bagi sebuah karya jurnalistik. Ada

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Faktualitas merupakan suatu syarat utama bagi sebuah karya jurnalistik. Ada BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Faktualitas merupakan suatu syarat utama bagi sebuah karya jurnalistik. Ada atau tidaknya fakta-fakta yang faktual inilah yang membedakan karya jurnalistik dengan karya tulis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pada tahun 2011, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melaksanakan 14

Bab I Pendahuluan. Pada tahun 2011, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melaksanakan 14 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Pada tahun 2011, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melaksanakan 14 kegiatan kunjungan kerja yang dibagi dalam kelompok-kelompok. Komisi I DPR mengunjungi lima negara yakni,

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik di sini dipahami sebagai kasus-kasus persengketaan dan perbedaan. dalam memberikan ruang pada sebuah pemberitaan.

BAB I PENDAHULUAN. Konflik di sini dipahami sebagai kasus-kasus persengketaan dan perbedaan. dalam memberikan ruang pada sebuah pemberitaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberimbangan dalam pemberitaan antara dua pihak yang sedang berseteru menjadi kunci utama objektif atau tidaknya media tersebut. Objektivitas itu sendiri disyaratkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi yang menggunakan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas CITRA PT. PLN DALAM PEMBERITAAN KRISIS LISTRIK SUMATERA UTARA DAN SEKITARNYA (Analisis Isi Pemberitaan Surat Kabar Harian Nasional Periode September 2013-April 2014) ABSTRAK Frietz Calvin Madayanto / Ike

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. merupakan tanggal penetapan UU Pilkada. Berita-berita mengenai UU

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. merupakan tanggal penetapan UU Pilkada. Berita-berita mengenai UU 1 BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 1. Penyajian Data Dalam Penelitian ini diamati netralitas media massa yaitu terkait seputar penetapan UU Pilkada 2014, di mana pada tanggal 27 Oktober merupakan tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kata infotainment merupakan neologisme, atau kata bentukan baru yang menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya infotainment adalah informasi

Lebih terperinci

PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA

PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Partai Nasional Demokrat dalam Surat Kabar Harian Seputar Indonesia Periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Konflik Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

Bab IV Penutup. hingga akhirnya sampai pada tahapan akhir yaitu kesimpulan. Kesimpulan ini

Bab IV Penutup. hingga akhirnya sampai pada tahapan akhir yaitu kesimpulan. Kesimpulan ini 90 Bab IV Penutup Penelitian mengenai penerapan kode etik jurnalistik dalam pemberitaan mengenai penyerangan Mapolres OKU oleh anggota TNI pada surat kabar harian umum Oku Ekspres periode Januari Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

OBJEKTIVITAS BERITA FILM DOKUMENTER COWBOYS IN PARADISE DI MEDIA ON LINE KOMPAS.COM

OBJEKTIVITAS BERITA FILM DOKUMENTER COWBOYS IN PARADISE DI MEDIA ON LINE KOMPAS.COM OBJEKTIVITAS BERITA FILM DOKUMENTER COWBOYS IN PARADISE DI MEDIA ON LINE KOMPAS.COM (Analisis Objektivitas Berita Film Documenter Cowboys in Paradise di media on line kompas.com edisi 26 April 30 April

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan 1 BAB I Pendahuluan 1.1 latar belakang Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan manapun, yaitu untuk memberikan informasi yang penting menyangkut dengan publiknya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan media sebagai salah satu alatnya (Maryani, 2011:3).

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan media sebagai salah satu alatnya (Maryani, 2011:3). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut perspektif Cahil (dikutip dari Kovach & Rosenstiel, 2001:10) dalam Rahayu (2006:5), menuturkan bahwa betapa besar pengharapan publik atas media massa. Pengharapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup serba instan membuat masyarakat kini gemar dengan hal-hal yang serba cepat. Selain aktualitas dan akurasi, masyarakat juga membutuhkan kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN DALAM PEMBERITAAN SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN. Koran Tempo Periode November 2010 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN DALAM PEMBERITAAN SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN. Koran Tempo Periode November 2010 Januari 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Judul KASUS MAFIA PAJAK GAYUS HALOMOAN P TAMBUNAN DALAM PEMBERITAAN SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN KORAN TEMPO B. Sub Judul Analisis Isi Berita Kasus Mafia Pajak Gayus Halomoan P Tambunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia politik, terutama menyongsong pemilu Kesempatan untuk bergabung

BAB I PENDAHULUAN. dunia politik, terutama menyongsong pemilu Kesempatan untuk bergabung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa partai politik mulai bermunculan dan menunjukkan eksistensinya di dunia politik, terutama menyongsong pemilu 2014. Kesempatan untuk bergabung semakin terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS

PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi. Media menggambarkan perusahaan dengan pemberitaan di media,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai tahun 1998 setelah peristiwa pengunduran diri Soeharto dari jabatan kepresidenan. Pers Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 96 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 Riska Septiana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhananya media literasi atau yang juga dikenal dengan melek media adalah kemampuan untuk memilih, menggunakan, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

Objektivitas Pemberitaan Posting Path Florence Sihombing pada Portal Online Harianjogja.com dan Tribunjogja.com

Objektivitas Pemberitaan Posting Path Florence Sihombing pada Portal Online Harianjogja.com dan Tribunjogja.com Objektivitas Pemberitaan Posting Path Florence Sihombing pada Portal Online Harianjogja.com dan Tribunjogja.com Aloysia Nindya Paramita / Yohanes Widodo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2016 A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Ketika media

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Dari hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti yang mencoba

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Dari hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti yang mencoba BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil temuan penelitian yang dilakukan peneliti yang mencoba mengkaji unsur objektivitas media republika.co.id dalam pemberitaan penolakan Ahok sebagai gubernur DKI jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat

Lebih terperinci

Kode Etik Jurnalistik

Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik KEPRIBADIAN WARTAWAN INDONESIA Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak bertindak buruk. Penafsiran a. Independen berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 2011:310) dengan radio rumah tangga pada tahun 1920-an. Selanjutnya pada tahun 1940-an diciptakan

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik dan UU Pers

Etika Jurnalistik dan UU Pers Etika Jurnalistik dan UU Pers 1 KHOLID A.HARRAS Kontrol Hukum Formal: KUHP, UU Pers, UU Penyiaran Tidak Formal: Kode Etik Wartawan Indonesia 2 Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. Analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara

Lebih terperinci

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D Hasil wawancara di atas adalah situasi yang terjadi secara umum di lembaga kehumasan dan media massa dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa lepas dari informasi untuk menjalani kehidupan sosial mereka. Informasi yang dikonsumsi dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi deskriptif. Dalam Eriyanto (2010: 47) analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan dan menerapkan kualitas isi berita dengan baik. Hal tersebut

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan dan menerapkan kualitas isi berita dengan baik. Hal tersebut BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Surat Kabar Harian Kompas dan Koran Tempo secara umum telah melakukan dan menerapkan kualitas isi berita dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan prinsip objektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Jurnalisme memiliki makna penting dalam proses politik di suatu negara. Peran penting ini semakin terasa di kala pemilihan umum, dimana masyarakat menggantungkan akses informasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi, mampu melewati batas wilayah, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan jurnalisme media siber yang kian hari semakin pesat dan kehadirannya yang semakin diminati, membuat media ini semakin popular dan menjadi preferensi utama masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal Batu Televisi (Batu TV) Kota Batu Jawa Timur pada bulan

Lebih terperinci

Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013

Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013 Pemberitaan Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013 (Analisis Isi Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Masa Kampanye Pemilihan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Putaran Pertama di Harian Pos Kupang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi 41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci