OPTIMISASI KINERJA MANAJEMEN BUFFER PADA JARINGAN DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK JENIS ROUTING MULTI COPY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMISASI KINERJA MANAJEMEN BUFFER PADA JARINGAN DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK JENIS ROUTING MULTI COPY"

Transkripsi

1 OPTIMISASI KINERJA MANAJEMEN BUFFER PADA JARINGAN DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK JENIS ROUTING MULTI COPY OPTIMIZATION PERFORMANCE BUFFER MANAGEMENT IN DELAY TOLERANT NETWORKS USING NETWORK ROUTING PROTOCOLS MULTICOPY Abdul Muis 1, Muh. Niswar 2, Amil Ahmad Ilham 2 1 Jurusan Teknik Informatika,Universitas Indonesia Timur Makassar 2 Jurusan Elektro, Prodi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Abdul Muis Jurusan Teknik Informatika Universitas Indonesia Timur Makassar Makassar, Sulawesi Selatan Tlp: masroehin@gmail.com

2 Abstrak Delay tolerant network adalah sebuah jaringan yang dirancang untuk dapat beroperasi secara lancar pada jarak yang sangat jauh. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja metode manajemen buffer Mean Drop (MDrop) dengan metode manajemen buffer Equal Drop (EDrop) pada Delay Tolerant Network khususnya pada sistem routing multicopy, serta melakukan optimasi kinerja dari salah satu metode majemen buffer tersebut. Analisis dilakukan pada metode Mean Drop (MDrop) dengan metode manajemen buffer Equal Drop (EDrop) terlebih dahulu, sehingga dapat di ketahui metode yang mana yang memiliki kinerja paling optimal dari kedua metode tersebut. Dari hasil ini akan dilakukan optimisasi dengan menggunakan metode majemen buffer yang dikembangkan atau di usulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini kami mengembangkan metode drop pesan yang disebut Arrival Purpose Drop (AP Drop). Metode ini mengambil pesan dengan nilai AT terbesar pertama dan pesan dengan nilai AT terbesar kedua, ukuran pesan dari keduannya akan dibandingkan dengan ukuran pesan yang akan masuk kedalam buffer, untuk menentukan yang mana dari kedua pesan itu yang akan didrop, maka dibandingkan ukuran pesan (M size ) dari kedua pesan itu. Pesan yang memiliki M size yang lebih besar atau sama akan di putuskan untuk didrop. Hasil optimisasi menggunakan metode AP Drop dengan ukuran buffer yang berbeda-beda dengan menggunakan routing Epidemic Oracle telah meningkatkan kinerja Delay Tolerant Network, Peningkatan kinerja berupa penurunan pesan yang dijatuhkan, dan meningkatnya waktu buffer rata-rata sehingga diperoleh peningkatan probabilitas pengiriman dan pesan yang diterima. Peningkatan probabilitas pengiriman akan menurunkan rasio overhead dan jumlah hop rata-rata yang akan menurunkan waktu latency pengiriman sehingga meminimalkan delay yang terjadi. Kata kunci : Abstract Delay Tolerant Network, Manajemen Buffer, Optimisasi Kinerja DTN, Routing Multicopy, Arrival Purpose Drop Delay tolerant network is a network that is designed to operate smoothly at a great distance. This research to analyze the performance of the buffer management methods Mean Drop (MDrop) buffer management method Equal Drop (EDrop) in Delay Tolerant Network especially multicopy routing system, as well as optimizing the performance of one method majemen buffer. The analysis was conducted on the method of Mean Drop (MDrop) buffer management method Equal Drop (EDrop) in advance, so it can know which method has the optimal performance of both methods. From the results of this optimization will be done using buffer majemen developed or proposed by researchers. In this research we developed a method called drop messages Arrival Purpose Drop (Drop AP). The method takes the message to the value of the first and greatest AT messages with the second largest value of AT, message size of both of them will be compared to the size of the message that will go into the buffer, to determine which of the two messages were to be dropped, then compared the size of the message (Msize ) of the second message. The message has Msize greater or equal will be decided to be dropped. The results of optimization using Drop AP buffer size varying by using Oracle Epidemic routing has improved the performance of Delay Tolerant Network, is obtained in the form of increased shipments probabiltas, and messages received, and a decline in the message drop, there by increasing the buffer time, an increase in the probability of delivery will reduce the overhead, hopcount, latency so as to minimize the delay that occurred, as opposed to using the E drop. Keywords: Delay Tolerant Network, Buffer Management, Performance Optimization DTN, Routing Multicopy, Arrival Purpose Drop

3 PENDAHULUAN Delay tolerant network adalah sebuah jaringan yang dirancang untuk dapat beroperasi secara lancar pada jarak yang sangat jauh. Dalam kondisi seperti itu, latensi yang sangat panjang (latensi adalah penundaan, ukuran waktu tunda yang dialami suatu sistem ataupun berapa banyak waktu tunggu yang diperlukan oleh paket data untuk menerima sejumlah informasi dari sejumlah titik yang akan merujuk titik yang lain) biasanya diukur dalam jam atau hari tidak dapat dihindari. Delay tolerant network juga merupakan model arsitektur yang meningkatkan keamanan infrastruktur jaringan dari akses yang tidak sah.(warthman, Forest et al (23) Munculnya Delay Tolerant Network (DTN) sebagai teknologi dengan arsitektur komunikasinya terbentuk melalui jaringan yang memiliki koneksi sering terputus-putus dikarenakan mobilitas node yang senantiasa bergerak. (Ahmad, A, 25) System teknologi ini mengadopsi teknologi transmisi data yang sistem store-carry-forward, yaitu sebuah node menyimpan pesan di dalam buffer, membawa dalam kondisi bergerak, selanjutnya mengirim ketika memasuki jangkauan transmisi dari node yang lain sampai ke tujuan pengiriman.(emir M. Husni, dkk, 21) Pada jaringan Delay Tolerant Network, bandwith dan buffer yang digunakan sangat terbatas. Akibat keterbatasan ini, kinerja jaringan DTN secara keseluruhan ditentukan oleh skema dan jenis routing yang digunakan. (C. E. Palazzi, dkk. 211) Ada beberapa skema jenis routing yang digunakan diantaranya skema routing single copy yaitu hanya satu pesan uniq yang diteruskan di sepanjang jalur tunggal. Namun strategi ini mengurangi kinerja jaringan berupa ratio pengiriman dan semakin meningkatnya penundaan jaringan.(farrell, S., Cahill, V. (26). Skema jenis routing lain yang bisa digunakan adalah routing multi copy, yaitu routing yang meneruskan tiap pesan pada setiap node di banyak jalur yang ada. Penggunaan skema routing multi copy telah meningkatkan kinerja jaringan dalam hal ini memaksimalkan rasio pengiriman dan meminimalkan penundaan

4 tetapi dibutuhkan tambahan sumber daya jaringan seperti bandwith, energy dan buffer. Penerapan protokol routing multi copy menjadi pilihan karena lebih handal dibandingkan dengan single copy. (Lindgren, dkk, 24) Telah banyak algoritma manajemen buffer pada Delay Tolerant Network (DTN) yang telah ditemukan, yang tujuannya untuk mengoptimalisasi kinerja dari Delay Tolerant Network (DTN), diantaranya metode manajemen buffer Mean Drop (MDrop) dan Equal Drop (EDrop). Metode M Drop adalah Teknik drop yang mengambil nilai rata-rata ukuran pesan dalam antrian dan prosedur drop hanya dipanggil jika pesan yang datang lebih besar atau sama dengan rata-rata pesan di dalam antrian, (Sulma Rashid, dkk, 211) sedangkan E Drop adalah Teknik drop yang akan mencari pesan yang ukurannya lebih besar atau sama dengan pesan baru yang akan masuk dalam buffer.(sulma Rashid, dkk, 211) Tujuan peneliti ini melakukan Analisis kinerja dari kedua metode manajemen buffer diatas untuk mengetahui metode manajemen buffer mana, yang memiliki kinerja paling baik diantara keduanya. Setelah mengukur kinerja kedua metode diatas, peneliti berusaha melakukan optimisasi dari salah satu metode diatas dengan menggunakan metode manajemen buffer yang dikembangkan oleh peneliti agar didapatkan metode yang mampu meningkatkan kinerja Delay Tolerant Network. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian eksperimental, yakni metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Surya Dharma, 28) Tahapan Penelitian Analisis model dan infrastruktur Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai permasalahan yang akan diselesaikan menggunakan Delay Tolerant Network. Penelitian berfokus pada identifikasi setiap masalah dan kompleksitasnya pada gambaran nyata sistem. Secara umum tahapan ini menjelaskan cara kerja metode manajemen buffer di dalam jaringan Delay Tolerant Network dan pengaruhnya terhadap kecepatan

5 jaringan beserta banyaknya pesan yang disampaikan sehingga menghasilkan asumsi solusi yang dapat dijadikan pegangan ke tahap berikutnya. Pengumpulan data dan studi literatur Merupakan tahap pengumpulan informasi tentang manajemen buffer pada jaringan Delay Tolerant Network yang telah ada beserta kelebihan dan kekurangannya. Pada proses ini lebih banyak melakukan studi literatur yang mengacu pada referensi-referensi dalam negeri dan luar negeri. Pengkajian mengarah pada pengumpulan informasi tentang karakteristik (DTN) dan pengaruh manajemen buffer terhadap kinerja jaringan, mencoba melakukan analisa dari beberapa manajemen buffer yang ada, variabel apa saja yang mempengaruhi kinerja manajemen buffer yang efisien, Tahapan ini juga akan saling berkaitan dengan tahapan pertama dan akan dijalankan secara paralel untuk menciptakan kecocokan antara masalah pada tahap pertama dan solusinya pada tahap ini. Desain dan perancangan sistem Merupakan tahap desain, merancang dan dokumentasi model berdasarkan studi literatur dan teknologi yang dipilih sebagai implementasi sistem. Tahap ini berbeda dengan tahap pertama. Pada tahap pertama, model asumtif yang digunakan belum melibatkan pilihan teknologi implementasi sistem. Sementara bagian ini ditempuh setelah pada tahap dua telah diputuskan teknologi terbaik dari sisi bahasa pemrograman, arsitektur sistem, serta kehandalan, yang menjadi pilihan dalam mengembangkan manajemen buffer yang efisien pada jaringan DTN. Simulasi dan Evaluasi Sistem Tahapan simulasi didasarkan pada hasil dari tahapan perancangan sistem, pada tahap ini algoritma yang dianalisis akan disimulasikan dan dievaluasi menggunakan Opportunitic Network Environment (ONE) simulator. (Ari Keranen, dkk. 29).

6 Algoritma Mean Drop (MDrop) Teknik ini bekerja dengan mengambil nilai rata-rata ukuran pesan dalam antrian dan prosedur drop hanya dipanggil jika pesan yang datang lebih besar atau sama dengan rata-rata pesan di dalam antrian. (Sulma Rashid, 212) Algoritma Equal Drop (EDrop) Teknik ini akan mencari pesan yang ukurannya lebih besar atau sama dengan pesan yang baru. (Sulma Rashid, dkk, 211) Algoritma Arrival Drop (AP Drop) Merupakan teknik drop yang dikembangkan/ diusulkan. Metode ini menjatuhkan pesan berdasarkan waktu kedatangan (AT) pesan yang terbesar di dalam buffer yang penuh. Teknik ini mengambil pesan dengan nilai AT yang terbesar pertama dan pesan dengan nilai AT yang terbesar kedua. Pengujian metode manajemen buffer Mean Drop dan Equal Drop menggunakan ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada pengujian ini menggunakan 4 ukuran buffer yaitu 5MB, 1MB, 15MB dan 2MB dengan ukuran pesan 5kB 1MB.Tujuan pengujian ini untuk mengetahui metode mana yang memiliki kinerja yang lebih baik dari keduanya.hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja Equal Drop pada Delay Tolarant Network dengan menggunakan ukuran buffer yang berbeda menunjukkan bahwa kinerja metode Equal Drop (EDrop) menunjukkan kinerja yang lebih baik disemua ukuran buffer. Pengujian metode manajemen buffer AP Drop dan Equal Drop menggunakan ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada pengujian ini menggunakan 4 ukuran buffer yaitu 5MB, 1MB, 15MB dan 2MB dengan ukuran pesan 5kB 1MB. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui metode mana yang memiliki kinerja yang lebih lebih optimal dari keduanya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja AP Drop pada Delay Tolarant Network dengan menggunakan ukuran buffer yang berbeda menunjukkan bahwa kinerja metode Arrival Purpose Drop (APDrop) menunjukkan kinerja yang lebih baik disemua ukuran buffer.

7 HASIL Pengujian metode manajemen buffer AP Drop dan Equal Drop menggunakan ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada pengujian ini kami menggunakan ukuran buffer yang berbeda - beda dengan Shortest Path Map-Based Movement (SPMBM). Simulasi menggunakan routing epidemic, routing epidemic oracle dan spray and wait dan Prophet, dengan menggunakan ukuran pesan random 1MB 1 Gb dan jumlah data yang dikirim 675 dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel 1. Hasil simulasi diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 293 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 43,41%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 193 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 28,59%, probabilitas pengiriman sebesar 73,5% pada buffer 2MB untuk metode AP Drop dan 45,9% untuk metode E Drop. Dari hasil simulasi dengan menggunakan routing epidemic diperoleh hasil bahwa dengan adanya peningkatan ukuran buffer maka probabilitas pengiriman dan waktu buffer juga semakin besar. Tapi pada metode AP Drop terjadi penurunan overhead pada ukuran buffer 1MB, 15MB dan 2MB, dan Pesan yang dijatuhkan menurun pada buffer ukuran 1MB. Tabel 2. Hasil simulasi dengan menggunakan routing EpidemicOracle diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 488 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 72,3%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 172 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 25,48%, probabilitas pengiriman sebesar 82,58% pada buffer 2MB untuk metode AP Drop dan 77,9% untuk metode E Drop. Hasil simulasi dengan menggunakan routing EpidemicOracle diperoleh hasil bahwa dengan adanya peningkatan ukuran buffer maka probabilitas pengiriman dan waktu buffer juga semakin besar. Tapi di sisi lain menimbulkan terjadinya peningkatan overhead dan Pesan yang dijatuhkan sehingga berimpilakasi pada kecepatan jaringan akan bertambah.

8 Tabel 3. Hasil simulasi pada Tabel diatas dengan menggunakan routing spray and wait diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dan E Drop hampir sama dengan menggunakan ukuran buffer yang berbeda- beda. Dikarenakan oleh model routing spray and wait membatasi jumlah copy dalam system pengiriman datanya. Pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 432 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 64,%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 433 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 64,15%, probabilitas pengiriman sebesar 64,35% pada buffer 2MB untuk metode AP Drop dan 6,97% untuk metode E Drop. Tabel 4. Hasil simulasi pada Tabel diatas dengan menggunakan routing prophet diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop pada ukuran buffer dengan ukuran 2MB sebesar 34 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 45,4%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 2MB sebesar 25 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 3,37%, probabilitas pengiriman sebesar 77,29% pada buffer 2MB untuk metode AP Drop dan 57,56% untuk metode E Drop. Hasil simulasi pada Tabel diatas dengan menggunakan routing prophet diperoleh hasil bahwa dengan adanya peningkatan ukuran buffer maka probabilitas pengiriman dan waktu buffer juga semakin besar. Tapi di sisi lain menimbulkan terjadinya penurunan overhead dan serta Pesan yang dijatuhkan meningkat sehingga kecepatan jaringan akan berkurang. Pada Gambar 1. Memperlihatkan grafik Pesan yang direlai, Pesan yang dijatuhkan, Pesan yang dikirim, Probabilitas pengiriman, Rasio Overhead, Latency, Jumlah Hop Rata- rata, Waktu Buffer rata-rata. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan kinerja metode manajemen buffer MDrop dan EDrop yang dilakukan berdasarkan ukuran buffer yang berbeda beda, misalnya pada routing Epidemic Oracle, MDrop mengirim pesan sebanyak 113 berbanding 134 oleh EDrop, pada buffer dengan ukuran 5MB, pada buffer dengan ukuran

9 1MB, M Drop mengirim pesan sebanyak 136 pesan dan EDrop 132 pesan, pada ukuran buffer 15MB, MDrop mengirim pesan sebanyak 156 pesan dan EDrop 161 pesan, dan pada ukuran buffer 2MB MDrop mengirim pesan sebanyak 17 pesan sedangkan EDrop 172 pesan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop terjadi penurunan pada nilai droopped pada routing epidemic, misalnya pada ukuran buffer 1 MB terjadi penurunan drop pesan sebesar 28,7%. Penurunan ini dipengaruhi oleh metode AP drop yang memilih pesan yang memiliki ukuran pesan yang terbesar dari 2 pesan yang memiliki nilai AT terbesar untuk kemudian didrop dari buffer. Penerapan AP drop pada routing epidemic oracle ketika ukuran buffer bertambah akan meningkatkan persentase penurunan dropped misalnya ketika ukuran buffer 1 MB terjadi penurunan Pesan yang dijatuhkan sebesar 45,9%. Dengan penurunan Pesan yang dijatuhkan akan meningkatkan probabilitas pengiriman pada jaringan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menunjukkan terjadinya peningkatan pesan yang diterima yang paling besar dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi peningkatan pesan yang diterima sebesar 75,15% dibandingkan dengan metode E drop. Sedangkan pada routing epidemic terjadi peningkatan 45,98%. Adapun pada routing spray and wait dan prophet tidak ada perubahan yang signifikan dari nilai pesan yang diterima dengan metode E drop. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle memiliki peningkatan probabilitas pengiriman terbesar dibandingkan dengan menggunakan metode E drop. misalnya pada ukuran buffer 5 MB terjadi terjadi peningkatan probabilitas pengiriman sebesar 81%. Sedangkan pada routing epidemic kenaikan probilitas pengirimannya 46% dan routing prophet 86%. Penerapan AP drop dan E drop dengan routing spray and wait memiliki probabilitas pengiriman yang hampir sama. Hal ini disebabkan karena pada routing spray and wait membatasi salinan pesan pada buffer sehingga memiliki probabilitas pengiriman terkecil.

10 Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menunjukkan penurunan yang paling besar dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya pada ukuran buffer 5 MB mengalami penurunan overhead sebesar 49,96% dibandingkan dengan metode E drop. Sedangkan pada routing epidemic penurunannya sebesar 26,8% dan routing prophet 4,8%. Adapun pada routing spray and wait diperoleh hasil yang hampir sama dengan menggunakan ketiga metode yang disimulasikan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menunjukkan terjadi penurunan latency pengiriman yang cukup besar dibandingkan menggunakan E drop Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi penurunan latency sebesar 25,31% dibandingkan dengan metode E drop. Sedangkan pada routing epidemic terjadi penurunan 4,63%. Dan pada routing spray and wait penurunan latency hanya 34,21 %, serta routing prophet sebesar 15,27%. Nilai latency pengiriman yang semakin kecil akan meningkatkan kecepatan jaringan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menyebabkan terjadinya penurunan jumlah hop rata-rata yang paling besar dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi penurunan sebesar 32,4% dibandingkan dengan metode E drop. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pesan yang dijatuhkan dari buffer. Sedangkan pada routing epidemic terjadi peningkatan 19,99%. Peningkatan jumlah hop disebabkan terjadinya sedikit peningkatan drop pada routing epidemic. Menurunnya nilai jumlah hop rata-rata akan meningkatkan kecepatan jaringan, sehingga pesan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle mengalami peningkatan waktu buffer yang paling besar dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi peningkatan waktu buffer sebesar 22,56% dibandingkan dengan metode E drop.

11 KESIMPULAN DAN SARAN Dari evaluasi kinerja metode manajemen buffer yang diusulkan atau dikembangkan oleh peneliti (APDrop) dibandingkan dengan metode EDrop, yang dilakukan dengan menggunakan ukuran buffer yang berbeda beda, misalnya pada routing Epidemic Oracle, APDrop mengirim pesan sebanyak 43 pesan berbanding 134 pesan oleh EDrop, pada buffer dengan ukuran 5MB, pada buffer dengan ukuran 1MB, AP Drop mengirim pesan sebanyak 471 pesan dan EDrop 132 pesan, pada ukuran buffer 15MB, AP Drop mengirim pesan sebanyak 483 pesan dan EDrop 161 pesan, dan pada ukuran buffer 2MB AP Drop mengirim pesan sebanyak 488 pesan sedangkan EDrop 172 pesan. Hasil optimisasi menggunakan metode AP drop dengan ukuran buffer yang berbeda-beda dengan menggunakan routing epidemic oracle diperoleh peningkatan probabiltas pengiriman sebesar 81%, buffer time 22,56%, pesan yang diterima 75,15% kemudian terjadi penurunan drop pesan sebesar 28,7%, delivery latency 25,31%, overhead 49,96% dan hopcount sebesar 32,4% dibandingkan dengan menggunakan metode E drop. Diharapkan muncul metode - metode manajemen buffer yang baru dan lebih optimal lagi dari metode Arrival Purpose Drop (AP Drop) sehingga dapat di implementasikan dalam aplikasi nyata pada Delay Tolerant Network.Penelitian hanya berfokus pada optimalisasi kinerja dari manajemen buffer, sedangkan masih banyak yang perlu diteliti dalam Delay Tolerant Network misalnya model routing, efisiensi energi pada router dan penyesuaian movement model sesuai kondisi daerah.semoga ini menjadi referensi bagi peneliti yang lain yang berminat di bidang Delay Tolerant Network untuk mengembangkan menajemen buffer yang lebih efisien.

12 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A. (25), Wireless and Mobile Data Networks. Ari Keranen, Jorg Ott, Teemu Karkkainen. 29. The ONE Simulator for DTN Protocol Evaluation. C. E. Palazzi, A. Bujari, S. Bonetta, G. Marfia, M. Roccetti, A. Amoroso MDTN: Mobile Delay/Disruption Tolerant Network IEEE Emir M. Husni, Ari Rinaldi Sumarmo. 21. Delay Tolerant Network Utilizing Train for News Portal and Services rd International Conference on ICT4M Farrell, S., Cahill, V. (26), Delay and Disruption Tolerant Networking, Artech House. Lindgren, A. Doria, and O. Schelen, 24. Probabilistic Routing in intermittently connectednetworks, volume 3126, pages Surya Dharma. (28). Pendekatan, Jenis danmetodepenelitianpendidikan, Jakarta. Sulma Rashid, Qaisar Ayub, M. Soperi Mohd Zahid, A.Hanan. Abdullah, (211) E-DROP: An Effective Drop Buffer Management Policy fordtn Routing Protocols. International Journal of Computer Applications ( )Volume 13 No.7. Sulma Rashid, Qaisar Ayub, M. Soperi Mohd Zahid, A.Hanan. Abdullah, (212) Mean Drop an Effectual Buffer ManagementPolicy for Delay Tolerant Network. European Journal of Scientific Research ISSN X Vol.7 No.3, pp , 212 Warthman, Forest et al (23), Delay-Tolerant Networks (DTNs) A Tutorial, DTN Research Group Internet Draft.

13 Tabel 1. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing Epidemic dengan ukuran buffer yang berbeda-beda E Drop AP Drop Parameter 5MB 1MB 15MB 2MB 5MB 1MB 15MB 2MB Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata Tabel 2. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing EpidemicOracle dengan ukuran buffer yang berbeda-beda E Drop AP Drop Parameter 5MB 1MB 15MB 2MB 5MB 1MB 15MB 2MB Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata Tabel 3. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing SprayAndWait dengan ukuran buffer yang berbeda-beda E Drop AP Drop Parameter 5MB 1MB 15MB 2MB 5MB 1MB 15MB 2MB Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata

14 Tabel 4. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing Prophet dengan ukuran buffer yang berbeda-beda E Drop AP Drop Parameter 5MB 1MB 15MB 2MB 5MB 1MB 15MB 2MB Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata

15 Pesan yang di Relay M 1M 15M 2M Pesan yang di jatuhkan M 1M15M2M Prob. Pengiriman (%) M 1M 15M 2M Jumlah Hop Rata - rata M 1M 15M 2M Pesan yang di terima M 1M 15M 2M Latency Pengiriman (s) M 1M 15M 2M Waktu Buffer rata- rata (s) M 1M 15M 2M Overhead (Byte) M 1M 15M 2M Gambar 1 : Grafik Pesan yang di Relay, Pesan yang di Jatuhkan, Probabilitas Pengiriman, Jumlah Hop Rata-rata, Pesan yang diterima, Latency Pengiriman, Waktu Baffer rata- rata dan Overhead

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komunikasi menggunakan perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, dan laptop telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi semua orang. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK

ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK PERFORMANCE ANALYSIS OF MAXPROP ROUTER ON VEHICULAR AD HOC NETWORK BASED DELAY TOLERANT NETWORK Yasir Ahmad

Lebih terperinci

Perbandingan Performansi Protokol Routing Epidemic dan Maxprop Berdasarkan Mobilitas Node pada Delay Tolerant Network

Perbandingan Performansi Protokol Routing Epidemic dan Maxprop Berdasarkan Mobilitas Node pada Delay Tolerant Network Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2682-2691 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Performansi Protokol Routing Epidemic dan Maxprop

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Delay-Tolerant Network Delay-Tolerant Network (DTN) adalah sebuah jaringan regional yang meng-overlay jaringan regional lainnya, termasuk jaringan internet. DTN mendukung interoperabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mendapatkan layanan yang maksimal, maka suatu jaringan TCP/IP harus memiliki end-to-end path antara pengirim dan penerima pesan, round-trip time antar node yang

Lebih terperinci

KINERJA PENGIRIMAN DATA PADA DTN MENGGUNAKAN ROUTING JENIS MULTICOPY DATA TRANSMISSION PERFOMANCE ON DTN BY MEANS OF MULTICOPY ROUTING

KINERJA PENGIRIMAN DATA PADA DTN MENGGUNAKAN ROUTING JENIS MULTICOPY DATA TRANSMISSION PERFOMANCE ON DTN BY MEANS OF MULTICOPY ROUTING KINERJA PENGIRIMAN DATA PADA DTN MENGGUNAKAN ROUTING JENIS MULTICOPY DATA TRANSMISSION PERFOMANCE ON DTN BY MEANS OF MULTICOPY ROUTING Titin Wahyuni 1, Muhammad Tola 2, Muh.Niswar 2 1 Jurusan Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

Evaluasi dan Optimisasi Model Routing pada Delay Tolerant Network (DTN) untuk Pengiriman Data ke Desa Terpencil

Evaluasi dan Optimisasi Model Routing pada Delay Tolerant Network (DTN) untuk Pengiriman Data ke Desa Terpencil Evaluasi dan Optimisasi Model Routing pada Delay Tolerant Network (DTN) untuk Pengiriman Data ke Desa Terpencil A. A. Ilham 1, M. Niswar 1, Agussalim 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MODIFIKASI BINARY SPRAY AND WAIT MENGGUNAKAN PROPHET PADA DTN

ANALISIS PERFORMANSI MODIFIKASI BINARY SPRAY AND WAIT MENGGUNAKAN PROPHET PADA DTN Vol: 6, No. 3, November 217 ISSN: 232-2949 ANALISIS PERFORMANSI MODIFIKASI BINARY SPRAY AND WAIT MENGGUNAKAN PROPHET PADA DTN Bima Adhiguna *, Tody Ariefianto Wibowo, Leanna Vidya Yovita Program Studi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Umum Sistem Pada penelitian ini, akan dilakukan pengembangan algoritma routing Spray and Wait pada Delay-Tolerant Network (DTN) dengan menambahkan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PROTOKOL ROUTING PADA DELAY TOLERANT NETWORK

EVALUASI KINERJA PROTOKOL ROUTING PADA DELAY TOLERANT NETWORK PRO S ID IN G 2 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK EVALUASI KINERJA PROTOKOL ROUTING PADA DELAY TOLERANT NETWORK Muhammad Niswar 1), Mukarramah 2), Agussalim, 1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Protokol Routing pada Arsitektur Delay Tolerant Network Terhadap Beberapa Pola Pergerakan

Analisis Kinerja Protokol Routing pada Arsitektur Delay Tolerant Network Terhadap Beberapa Pola Pergerakan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2518-2526 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Kinerja Routing pada Arsitektur Delay Tolerant Network

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi memiliki dampak yang besar terhadap efisiensi dan kemudahan pengguna pada sistem transportasi, diantaranya memeberikan informasi seperti kondisi cuaca,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL ROUTING PADA DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK PENGIRIMAN DATA KE DESA TERPENCIL

PENGEMBANGAN MODEL ROUTING PADA DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK PENGIRIMAN DATA KE DESA TERPENCIL PENGEMBANGAN MODEL ROUTING PADA DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK PENGIRIMAN DATA KE DESA TERPENCIL DEVELOPMENT OF ROUTING MODEL IN DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) FOR SHIPPING FILE WITH SIZE 25MB 1MB Agussalim

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja Pengiriman Data Skema Routing Single-Copy dan Multi-Copy pada Jaringan Delay Tolerant Network (DTN)

Perbandingan Kinerja Pengiriman Data Skema Routing Single-Copy dan Multi-Copy pada Jaringan Delay Tolerant Network (DTN) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2672-2681 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Kinerja Pengiriman Data Skema Routing Single-Copy

Lebih terperinci

Analisis Performansi Algoritma Routing First Contact dengan Stationary Relay Node pada Delay Tolerant Network

Analisis Performansi Algoritma Routing First Contact dengan Stationary Relay Node pada Delay Tolerant Network Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 123-133 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Analisis Performansi Algoritma Routing First Contact dengan Stationary Relay Node pada Delay Tolerant

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja Routing Multi Copy Dan Routing First Contact Dengan Stationary Relay Node Pada Delay Tolerant Network (DTN)

Perbandingan Kinerja Routing Multi Copy Dan Routing First Contact Dengan Stationary Relay Node Pada Delay Tolerant Network (DTN) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 218, hlm. 2513-2522 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Kinerja Routing Multi Copy Dan Routing Dengan Stationary

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Metode Routing Spray and Wait dengan Prophet untuk Daerah Terpencil

Analisis Perbandingan Metode Routing Spray and Wait dengan Prophet untuk Daerah Terpencil Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1709-1717 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Perbandingan Metode Routing Spray and Wait dengan

Lebih terperinci

Analisis Performansi ProPHETv2 Routing Berbasis Vehicular Delay-Tolerant Network pada Daerah Rural

Analisis Performansi ProPHETv2 Routing Berbasis Vehicular Delay-Tolerant Network pada Daerah Rural Analisis Performansi v2 Routing Berbasis Vehicular Delay-Tolerant Network pada Daerah Rural Gumilar Hadi Prabowo 1, Rendy Munadi 2, Leanna Vidya Yovita 3 S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan internet berbasis TCP/IP saat ini mendukung komunikasi end-to-end dengan fixed path antar peers yang tersedia [8], koneksi yang selalu tersedia dan maksimum

Lebih terperinci

Efisien Epidemic: Pemilihan Jarak Terjauh dan Arah Pergerakan Kendaraan untuk Pendistribusian Pesan Darurat Pada Vehicular Delay Tolerant Network

Efisien Epidemic: Pemilihan Jarak Terjauh dan Arah Pergerakan Kendaraan untuk Pendistribusian Pesan Darurat Pada Vehicular Delay Tolerant Network KINETIK, Vol.1, No.2, Agustus 2016, Hal. 69-78 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 69 Efisien Epidemic: Pemilihan Jarak Terjauh dan Arah Pergerakan Kendaraan untuk Pendistribusian Pesan Darurat Pada Vehicular

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL SPRAY AND FOCUS DI JARINGAN OPPORTUNUSTIC

ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL SPRAY AND FOCUS DI JARINGAN OPPORTUNUSTIC ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL SPRAY AND FOCUS DI JARINGAN OPPORTUNUSTIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika DISUSUN OLEH

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE Aditya Pratomo Sarwoko / 0622008 surel: adityapratomosarwoko@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perkembangan teknologi dimulai dari teknologi bersifat tetap dan sekarang mulai bergeser menuju teknologi bersifat mobile. Untuk teknologi mobile tidak terlepas

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROUTING MAXPROP DI JARINGAN OPORTUNISTIK SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROUTING MAXPROP DI JARINGAN OPORTUNISTIK SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROUTING MAXPROP DI JARINGAN OPORTUNISTIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika DISUSUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PROTOKOL EPIDEMIC DAN SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PROTOKOL EPIDEMIC DAN SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC ANALISIS KONSUMSI ENERGI PROTOKOL EPIDEMIC DAN SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed Eri Sugiantoro Laboratory for Telecommunication Networks Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111 Tel

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) Ferry Wahyu S Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI PROTOKOL PROPHET DI JARINGAN OPORTUNISTIK SKRIPSI

ANALISIS ENERGI PROTOKOL PROPHET DI JARINGAN OPORTUNISTIK SKRIPSI ANALISIS ENERGI PROTOKOL PROPHET DI JARINGAN OPORTUNISTIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Oleh: Parta Adi Putra 125314111

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY PROTOCOL DENGAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY PROTOCOL DENGAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY PROTOCOL DENGAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL KOMPETENSI JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI MADE ARI SUCAHYANA NIM. 0908605036 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) merupakan teknologi yang digunakan untuk pemantauan dan pengumpulan data secara langsung [1]. WSN mengalami perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOCOL EPIDEMIC DAN PROPHET DI OPPORTUNISTIC NETWORKS SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOCOL EPIDEMIC DAN PROPHET DI OPPORTUNISTIC NETWORKS SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOCOL EPIDEMIC DAN PROPHET DI OPPORTUNISTIC NETWORKS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Disusun

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Probabilitas Blocking Jaringan Sistem Komunikasi Serat Optik ITENAS berbasis WDM

Simulasi dan Analisis Probabilitas Blocking Jaringan Sistem Komunikasi Serat Optik ITENAS berbasis WDM Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Simulasi dan Analisis Probabilitas Blocking Jaringan Sistem Komunikasi Serat Optik

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK

ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK ANALISIS PERFORMANSI ROUTER MAXPROP PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK BERBASIS DELAY TOLERANT NETWORK PERFORMANCE ANALYSIS OF MAXPROP ROUTER ON VEHICULAR AD HOC NETWORK BASED DELAY TOLERANT NETWORK TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network Aletheia Anggelia Tonoro 1, Hartanto Kusuma Wardana 2, Saptadi Nugroho 3 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sangat berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia saat ini. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC

ANALISIS KINERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT DI JARINGAN OPPORTUNISTIC Artikel ini telah dipresentasikan dalam Innovative and Creative Information Technology Conference Analisis kinerja routing protokol (Maria Irmgrad Ratu & (ICITech) dengan tema E-Transaction and Power Play

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Conference merupakan pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam jarak jauh atau lokasi yang berbeda. Confrerence menggunakan telekomunikasi audio dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, orang-orang ingin berkomunikasi data/informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja hal ini tidak dapat dipenuhi oleh teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

Analisa Performansi Protokol Routing DTN Maxprop dan Spray and Wait Pada Vehicular Ad Hoc Network (VANET) : Bandung High Way

Analisa Performansi Protokol Routing DTN Maxprop dan Spray and Wait Pada Vehicular Ad Hoc Network (VANET) : Bandung High Way Analisa Performansi Protokol Routing DTN Maxprop dan Spray and Wait Pada Vehicular Ad Hoc Network (VANET) : Bandung High Way Sofia Nafila Putri 1, *, Leanna Vidya Yovita 1, Doan Perdana 1 1 Prodi Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Implementasi Simulasi Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam program yang harus diperhatikan, antara lain : 1. sizemobile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang VANET (Vehicular Ad Hoc Network) adalah bagian dari MANET (Mobile Ad Hoc Network) dimana setiap node yang berada pada cakupan suatu jaringan bisa bergerak dengan bebas

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Protokol Routing Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV) Pada Mobile Ad Hoc Network. Tugas Akhir

Analisis Kinerja Protokol Routing Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV) Pada Mobile Ad Hoc Network. Tugas Akhir Analisis Kinerja Protokol Routing Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV) Pada Mobile Ad Hoc Network Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC SONY CANDRA D. NRP 5104 100 008 Dosen Pembimbing Ir. Muchammad Husni, M.Kom. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology 1.1 Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Jaringan hybrid wireless ad hoc adalah gabungan antara jaringan infrastruktur dengan MANET yang memungkinkan adanya node yang bergerak bebas/mobile yang dapat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Dari hasil simulasi, dapat dilihat mekanisme pengiriman trafik multicast baik untuk PIM-SM maupun BGMP. Penghitungan routing unicast masing-masing node dilakukan sebelum

Lebih terperinci

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan Routing pada Jaringan Wireless Ad Hoc menggunakan teknik Soft Computing dan evaluasi kinerja menggunakan simulator Hypernet Tulisan ini menyajikan sebuah protokol untuk routing dalam jaringan ad hoc yang

Lebih terperinci

NETWORK MANAGEMENT TASK 2

NETWORK MANAGEMENT TASK 2 NETWORK MANAGEMENT TASK 2 DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017 SNMP information based routing mechanism for fast handoff

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK MANET (Mobile Ad Hoc Network) merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa mobile node yang saling menghubungkan antar mobile node. Jaringan MANET merupakan jaringan yang bergerak atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad-hoc Network (VANET) merupakan perkembangan dari Mobile Adhoc Network (MANET). Perbedaan utama antara kedua sistem tersebut dimana VANET adalah jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-49 Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami Hasbi As Shiddi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menyediakan layanan multicast, dimulai dari IP multicast sampai dengan application layer multicast

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan layanan multimedia saat ini telah digunakan secara meluas dalam berbagai tujuan. Karena perkembangannya yang pesat, maka diperlukan suatu aturan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN 41508110211 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012

Lebih terperinci

Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme Flooding

Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme Flooding Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2882-2891 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah (1), Muhammad Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV Sunario Megawan STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 1. Pengertian Kualitas Layanan (Quality Of Service) a. Para Ahli (Menurut Ferguson & Huston 1998),

Lebih terperinci

PENJADWALAN TIPE DAWN-A DAN DAWN-B PADA JARINGAN RADIO SINKRON

PENJADWALAN TIPE DAWN-A DAN DAWN-B PADA JARINGAN RADIO SINKRON PENJADWALAN TIPE DAWN-A DAN DAWN-B PADA JARINGAN RADIO SINKRON Nola Marina Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat nolamarina@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN ULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia untuk melakukan komunikasi semakin besar dari waktu ke waktu. Saat ini, komunikasi bergerak menjadi kebutuhan komunikasi yang sudah tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bukit Jimbaran, 06 Januari 2017 Penyusun. I Made Kurniawan Putra

KATA PENGANTAR. Bukit Jimbaran, 06 Januari 2017 Penyusun. I Made Kurniawan Putra Judul : Optimasi Search Cost pada Decentralized Peer to Peer File Sharing System dengan Metode Random BFS Nama : I Made Kurniawan Putra NIM : 1208605062 Pembimbing I : I Komang Ari Mogi, S.Kom, M.Kom Pembimbing

Lebih terperinci

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami

Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami A396 Implementasi Routing Protocol DSR pada Skenario Mobility Random Waypoint dengan menggunakan Propagasi Nakagami Hasbi As Shiddi Qi, Radityo Anggoro, Muchammad Husni Departemen Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

Medi Taruk

Medi Taruk Simulasi Routing Protocol OSPF Dan EIGRP Medi Taruk meditaruk@mail.ugm.ac.id http://meditaruk.web.ugm.ac.id http://meditaruk.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2)

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2) Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan 802.11a dan 802.11b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2) Dedi Hary Saputra 1, Helmy Fitriawan 2, Herlinawati 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BACK-OFF SCHEME IN VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) SKEMA BACK-OFF DI VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs)

BACK-OFF SCHEME IN VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) SKEMA BACK-OFF DI VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) BACK-OFF SCHEME IN VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) SKEMA BACK-OFF DI VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) Jeffry 1, Syafruddin Syarif 2, Armin Lawi 3 1 Teknik Elektro, Konstentrasi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan melalui internet ataupun dilakukan secara face-to-face. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan  melalui internet ataupun dilakukan secara face-to-face. Data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Great Heart Media Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang desain dan periklanan. Perusahaan tersebut menawarkan solusi desain dan pemasaran untuk

Lebih terperinci

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Tugas Akhir - 2011 ANALISIS PERBANDINGAN IMPLEMENTASI PROTOKOL ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP) DAN OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Widianto Wahyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer membantu semua aspek kehidupan manusia. Contoh nyata dari kemajuan teknologi komputer adalah perkembangan teknologi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6

Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6 Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6 PAULINE RAHMIATI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat khususnya dalam komunikasi data via internet dan juga meningkatnya kebutuhan pengguna akan internet baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROUTING CONTENT-BASED SOCIAL AWARE PADA JARINGAN OPPORTUNISTIC

ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROUTING CONTENT-BASED SOCIAL AWARE PADA JARINGAN OPPORTUNISTIC ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROUTING CONTENT-BASED SOCIAL AWARE PADA JARINGAN OPPORTUNISTIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Miftahur Rohman 1) dan Wirawan 2) Laboratorium Komunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN.

BAB 1. PENDAHULUAN. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan layanan data dengan kecepatan tinggi memerlukan suatu jaringan yang mempunyai kehandalan, efisiensi dan mampu memberikan kepuasaan akan layanan

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI BAB IV HASIL DAN ANALISIS SIMULASI 4.1 Skenario Simulasi Skenario simulasi yang digunakan untuk menganalisa kinerja dari protokol routing AODV, AODV+ dan AODV-UU pada sebuah jaringan ad hoc. Pada bagian

Lebih terperinci

PROBABILITAS WAKTU DELAY MODEL EPIDEMI ROUTING

PROBABILITAS WAKTU DELAY MODEL EPIDEMI ROUTING PROBABILITAS WAKTU DELAY MODEL EPIDEMI ROUTING T - 9 Dyah Wardiyani Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Model epidemi routing menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS VIDEO CONFERENCE PADA MOBILE AD-HOC NETWORK (MANET) MENGGUNAKAN PROTOKOL MAODV LEMBAR JUDUL SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS VIDEO CONFERENCE PADA MOBILE AD-HOC NETWORK (MANET) MENGGUNAKAN PROTOKOL MAODV LEMBAR JUDUL SKRIPSI ANALISIS KUALITAS VIDEO CONFERENCE PADA MOBILE AD-HOC NETWORK (MANET) MENGGUNAKAN PROTOKOL MAODV LEMBAR JUDUL SKRIPSI A.A. MADE AGUNG ISTRI ISWARI NIM. 1108605047 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci