BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Suryadi Lie
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menyediakan layanan multicast, dimulai dari IP multicast sampai dengan application layer multicast (multicast pada lapisan aplikasi) yang baru-baru ini diajukan. IP multicast menggunakan struktur tree delivery yang membuatnya cepat dan efisien dalam pemakaian sumber daya. Namun setelah kira-kira dua dekade sejak dimulainya IP multicast, penyebarannya secara luas di Internet masih jauh dari kenyataan. Hal ini diakibatkan banyaknya alasan teknis dan pemasaran. Kendala-kendala yang mendasar antara lain [6] ; kekurangan protokol routing inter-domain yang scalable, kondisi skalabilitas dengan sejumlah grup yang besar, kekurangan dukungan access control, kebutuhan penyebaran secara luas router IP yang dapat melakukan multicast dan kekurangan pricing model yang sesuai, sehingga mengakibatkan suatu Internet Service Provider (ISP) enggan untuk menyebarkan dan menyediakan layanan multicast. Pada tahun terakhir ini, para peneliti melakukan pendekatan multicast pada lapisan aplikasi. Fitur-fitur yang berhubungan dengan layanan multicast diimplementasikan pada end-user. Paket data ditransmisikan diantara end-user lewat hubungan unicast dan diperbanyak pada end-user. Contohnya [20] adalah Endsystem 1

2 Multicast, Yoid, ALMI, NICE dan banyak lainnya. Sistem-sistem ini tidak membutuhkan dukungan infrastruktur dari intermediate node (seperti router) sehingga dapat dengan mudah dibangun. Namun, multicast pada lapisan aplikasi biasanya tidak scalable untuk mendukung grup multicast yang besar akibat efisiensi bandwidth-nya relatif rendah dan sulit untuk mengontrol overhead yang disebabkan oleh maintenance tree pada end-user. Dari sudut pandang Internet Service Provider (ISP), pendekatan ini sulit untuk mempunyai suatu model layanan yang efisien dan menguntungkan dikarenakan keanggotaan grup dan multicast tree secara total diatur di end-user. Ada banyak aplikasi pada komunikasi grup muncul di Internet, seperti video conferencing, video-on-demand (VoD), network games, distributed interactive simulation (DIS) dan sebagainya. Dan telah diketahui bahwa multicast lebih efisien dalam pemakaian sumber daya daripada banyak unicast. Didalam suatu layanan multicast, berbagai anggota dilibatkan; penyedia layanan jaringan (atau higher-tier ISP), ISP (atau lower-tier ISP) dan end-user. Namun, siapa yang benar-benar peduli dengan multicast? end-user tidak peduli selama mereka mendapatkan layanan dengan harga yang layak. Hal inilah yang membuat banyak network games diimplementasikan dalam unicast. Penyedia layanan jaringan tidak peduli selama mereka dapat menjual connectivity service mereka dengan harga yang bagus. Sehingga jelas, ISP yang berada di tengah-tengah adalah yang benar-benar peduli dengan multicast, tujuan mereka adalah untuk menggunakan bandwidth yang terbatas yang dibeli dari penyedia layanan jaringan untuk mendukung sebanyak mungkin pelanggan sehingga menghasilkan keuntungan terbesar. Oleh karena itu, untuk membangun

3 Bab I Pendahuluan 3 suatu model layanan multicast yang praktis, menyeluruh dan menguntungkan bagi ISP adalah langkah penting dalam penyebaran multicast secara luas. Protokol-protokol multicast overlay yang telah ada lebih difokuskan kepada layanan multicast untuk single application atau single group dan tidak memperhitungkan fault-tolerance. Didalam penelitian ini diajukan suatu arsitektur yang dinamakan Multicast Overlay Scalable (MOS) untuk mengatasi masalah skalabilitas bagi komunikasi grup skala besar. Dalam arsitektur ini, diperkenalkan Multicast Service Overlay Node (MSON) sebagai domain layanan backbone. MSON terdiri dari service node atau proxy yang ditempatkan secara strategis oleh penyedia MSON. Didalam MSON diadopsi pendekatan aggregated multicast [2] dengan banyak grup berbagi satu delivery tree, dan diluar MSON digunakan pendekatan routing core-based application-layer multicast untuk transmisi data dalam kluster. Skema dual tree protection akan ditambahkan untuk mengatasi masalah fault-tolerance ketika terjadi kegagalan pada link. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan meliputi : a. Mendesain arsitektur jaringan multicast overlay dengan penambahan skema dual tree protection yang mendukung skalabilitas dan efisiensi bagi komunikasi grup skala besar. b. Menganalisa algoritma dimensioning yang digunakan dalam menentukan penempatan node proxy, pemilihan jalur overlay, dan pendimensian bandwidth.

4 c. Membandingkan performansi arsitektur multicast overlay yang didesain (dalam hal pemakaian sumber daya, efisiensi, kualitas pengiriman data dan skalabilitas) dengan arsitektur unicast, IP multicast, serta application layer multicast. 1.3 Rumusan Masalah Permasalahan dalam Tesis ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana desain arsitektur multicast pada jaringan overlay sehingga memiliki skalabilitas yang baik. b. Bagaimana algoritma dimensioning untuk penempatan node proxy, pemilihan jalur overlay dan pengalokasian bandwidth sehingga dapat memberikan layanan multicast yang scalable dan efisien. c. Bagaimana performansi arsitektur multicast overlay yang dirancang dibandingkan dengan arsitektur layanan lainnya (unicast, IP multicast dan application layer multicast). 1.4 Hipotesis Rumusan hipotesis awal Tesis ini adalah: a. Arsitektur multicast yang digunakan menerapkan aggregated multicast didalam MSON dan application layer multicast diluar MSON. b. Penempatan MSON dilakukan pada node-node yang memiliki exchange point dimana terdapat gateway router. c. Identifikasi jalur overlay menggunakan Adjacent Connection [19] untuk memberikan performansi routing yang paling baik.

5 Bab I Pendahuluan 5 d. Pendimensian bandwidth menggunakan algoritma group-tree matching [9]. e. Digunakan skema dual tree protection [3] untuk mengatasi masalah fault-tolerance pada jaringan multicast overlay. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam Tesis ini adalah: 1. Topologi jaringan fisik riil yang digunakan didalam simulasi dan analitis adalah jaringan Abilene. 2. Protokol routing unicast yang digunakan adalah RIP (Routing Information Protocol). 3. Protokol routing IP multicast yang digunakan adalah DVMRP (Distance Vector Multicast Routing Protocol). 4. Protokol routing Application Layer Multicast (ALM) adalah PIM-DM (Protocol Independent Multicast Dense Mode). 5. Protokol routing MOS yang digunakan adalah PIM-SM (Protocol Independent Multicast Sparse Mode). 6. Parameter performansi yang dianalisa adalah multicast tree cost, path length dan link stress. 7. Simulasi menggunakan NS-2 dan Trace Graph untuk mentrace hasil simulasi serta Matlab untuk memplot grafik. 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam Tesis ini adalah studi literatur dari jurnal-jurnal referensi serta pembuatan simulasi dan analisa hasil simulasi dengan melihat berbagai aspek pengamatan. Sebelum proses simulasi, terlebih dahulu ditentukan topologi jaringan

6 underlay/network yang digunakan sebagai jaringan backbone. Kemudian dilakukan algoritma dimensioning secara analitis dan hasilnya merupakan topologi yang digunakan dalam simulasi. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Pendahuluan Menjelaskan permasalahan dengan memperhatikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan batasan masalah. Tinjauan Pustaka Menjelaskan teori topologi jaringan overlay, konsep dasar layanan multicast khususnya arsitektur jaringan multicast overlay, skema fault-tolerance serta bahan lainnya. Perancangan Model dan Simulasi Membahas proses desain model, algoritma dimensioning, skenario serta parameter-parameter maupun asumsi yang digunakan pada simulasi Analisis Performansi Arsitektur MOS Menganalisis performansi arsitektur Multicast Overlay Scalable (MOS) dibandingkan dengan arsitektur jaringan unicast, IP multicast dan application layer multicast. Kesimpulan Dan Saran Berisi kesimpulan dari hasil simulasi serta saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

dokumen-dokumen yang mirip

II. DASAR TEORI Adjacent Connection (AC)

II. DASAR TEORI Adjacent Connection (AC) ANALISIS PERFORMANSI ARSITEKTUR MULTICAST OVERLAY SCALABLE DENGAN SKEMA DUAL TREE PROTECTION UNTUK KOMUNIKASI GRUP SKALA BESAR Yan Fallah Nur Happy, [1] R. Rumani M [2], Rendy Munadi [3] Program Magister