DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN AKHIR MASA JABATAN BUPATI SEMARANG TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN AKHIR MASA JABATAN BUPATI SEMARANG TAHUN"

Transkripsi

1 DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR MASA JABATAN BUPATI SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Bupati Semarang Tahun ini dapat disusun dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Semarang dalam rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Bupati Semarang Tahun ini kami susun sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 69 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, yang menyebutkan bahwa Kepala Daerah berkewajiban untuk menyampaikan LKPJ-AMJ kepada DPRD paling lambat 30 hari setelah pemberitahuan DPRD atau 6 bulan sebelum masa jabatan berakhir. Selanjutnya sesuai Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, bahwa substansi materi LKPJ-AMJ Tahun merupakan ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya ditambah dengan LKPJ sisa masa jabatan yang belum dilaporkan dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Semarang Tahun yang merupakan pelaksanaan tahap II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Semarang Tahun sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 berisi gambaran kinerja perangkat daerah secara kolektif, yang tidak terlepas dari peran kemitraan dengan DPRD dan berbagai stakeholders lainnya. LKPJ-AMJ dimaknai sebagai akumulasi target-target kinerja yang langsung mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran program dan misi Pemerintah Daerah yang secara bertahap telah tergambarkan dalam pelaksanaan anggaran Tahun dan Tahun Anggaran 2015, sebagai tahun terakhir yang sepenuhnya berada dalam Tahun Anggaran 2015 merupakan masa transisi peralihan periode kepemimpinan daerah yang berakhir pada tanggal 28 September Dimana hal tersebut merupakan wujud sinergitas pelaksanaan urusan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam suatu Buku Laporan. Tahun i

3 Segala bentuk kemajuan dan keberhasilan yang dapat dicapai pada tahun ini dan tahun tahun sebelumnya, pada dasarnya merupakan upaya bersama dari seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan Kabupaten Semarang, yang terdiri dari Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan masyarakat Kabupaten Semarang secara luas. Kami menyadari, disamping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat halhal yang memerlukan upaya peningkatan pada masa mendatang. Oleh karena itu catatancatatan strategis, saran, dan atau koreksi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Semarang, merupakan masukan penting bagi penyempurnaan dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Semarang pada masa yang akan datang. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan semua pihak yang telah membantu penyusunan LKPJ-AMJ ini. Semoga dapat bermanfaat dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Semarang dimasa yang akan datang dan Semoga Allah SWT, Tuhan YME, senantiasa meridhoi kita semua. Ungaran, April 2015 BUPATI SEMARANG MUNDJIRIN Tahun ii

4 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... xix Daftar Gambar... xx BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. LATAR BELAKANG... I-1 B. DASAR HUKUM... I-1 1. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang... I-1 2. Dasar Hukum Penyusunan LKPJ AMJ... I-2 3. Sistematika Penyusunan LKPJ... I-8 C. GAMBARAN UMUM DAERAH... I-9 1. Kondisi Geografis... I-9 2. Kondisi Demografis... I-12 D. KONDISI EKONOMI... I Potensi Unggulan Daerah... I Pertumbuhan Ekonomi / PDRB... I-20 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH... II-1 A. VISI DAN MISI... II-1 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH... II-7 1. Strategi Pembangunan Daerah... II-7 2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah... II-8 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN... II-12 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH... III-1 A. PENDAHULUAN... III-1 B. ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH... III-2 Tahun iii

5 C. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH... III-3 1. Kebijakan Pendapatan Daerah... III-4 2. Target dan Realisasi Pendapatan... III-7 3. Permasalahan dan Solusi... III-15 D. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH... III Kebijakan Umum Keuangan Daerah... III Target dan Realisasi Belanja... III Permasalahan dan Solusi... III-23 E. PEMBIAYAAN DAERAH... III Kebijakan Umum Pembiayaan... III Target dan Realisasi Pembiayaan... III-25 F. SISI LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN (SiLPA)... III-28 G. PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BULD)... III-32 H. PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL... III-32 I. LAPORAN KEUANGAN... III-36 J. PENGENDALIAAN PELAKSANAAN APBD... III-38 K. DUKUNGAN LEGISLATIF... III-40 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH... IV-1 A. MISI I... IV-9 1. Urusan Pendidikan... IV-9 2. Urusan Kesehatan... IV Urusan Ketenagakerjaan... IV Urusan Transmigrasi... IV Urusan Perpustakaan... IV Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... IV Urusan Pemuda Olah Raga... IV Urusan Kebudayaan... IV-77 B. MISI II... IV Urusan Pertanian... IV Urusan Ketahanan Pangan... IV Urusan Kehutanan... IV Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral... IV Urusan Pariwisata... IV-115 Tahun iv

6 6. Urusan Perikanan dan Kelautan... IV Urusan Perdagangan... IV Urusan Perindustriaan... IV Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah... IV Urusan Penanaman Modal... IV-139 C. MISI III... IV Urusan Komunikasi dan Informatika... IV Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... IV Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil... IV Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaiaan dan Persandiaan... IV Urusan Kearsipan... IV Urusan Statistik... IV Urusan Perencanaan Pembangunan... IV-201 D. MISI IV... IV Urusan Pekerjaan Umum... IV Urusan Penataan Ruang... IV Urusan Perhubungan... IV Urusan Perumahan... IV Urusan Pertanahan... IV-231 E. MISI V... IV Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... IV Urusan Pemberdayaan Perempuaan dan Perlindungan Anak... IV Urusan Sosial... IV-245 F. MISI VI... IV Urusan Lingkungan Hidup... IV-252 BAB V TUGAS PEMBANTUAN... V-1 A. TUGAS PEMBANTUAN DAN URUSAN BERSAMA YANG DITERIMA... V-3 1. Dasar Hukum... V-3 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan... V-3 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan... V-4 4. Program dan Kegiatan yang Diterima... V-4 Tahun v

7 B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN... V-30 BAB VI PENYELENGGARARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN... VI-1 A. KERJASAMA ANTAR DAERAH... VI-2 B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA... VI-11 C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH... VI-25 D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH... VI-26 E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA... VI-31 F. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM... VI-33 BAB VII PENUTUP... VII-1 LAMPIRAN Tahun vi

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Pembagian Wilayah Administratif... I-10 Tabel 1.2 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Semarang Tahun I-11 Tabel 1.3 Penduduk Kabupaten Semarang Tahun I-13 Tabel 1.4 Sebaran Penduduk Kabupaten Semarang (Jiwa) Menurut Kecamatan Tahun I-14 Tabel 1.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Semarang (Jiwa/Km 2 ) Menurut Kecamatan Tahun I-14 Tabel 1.6 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Di Kabupaten Semarang Tahun I-15 Tabel 1.7 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Semarang Tahun I-16 Tabel 1.8 Perkembangan Industri Di Kabupaten Semarang Tahun I-17 Tabel 1.9 Jumlah Kunjungan Wisata Di Obyek Wisata Kabupaten Semarang Tahun I-20 Tabel 1.10 Perkembangan Retribusi Tempat Wisata Kabupaten Semarang Tahun I-20 Tabel 1.11 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Kurun Waktu Tahun I-21 Tabel 1.12 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun I-21 Tabel 1.13 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Tahun I-22 Tabel 1.14 Distribusi PDRB Sektoral Menurut ADHB Tahun I-22 Tabel 1.15 Distribusi PDRB Sektoral Menurut ADHK Tahun I-23 Tabel 1.16 Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Semarang Tahun I-23 Tabel 1.17 Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Semarang Tahun I-24 Tahun vii

9 Tabel 1.18 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kabupaten Semarang Dalam Kurun Waktu I-24 Tabel 2.1 Prioritas Pembangunan dan Indikator Kinerja Kabupaten Semarang Tahun II-13 Tabel 3.1 Rekapitulasi Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Periode Tahun III-8 Tabel 3.2 Rekapitulasi Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Periode Tahun III-9 Tabel 3.3 Tingkat Pertumbuhan PAD Tahun III-10 Tabel 3.4 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Pajak Daerah... III-11 Tabel 3.5 Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Retribusi Daerah... III-12 Tabel 3.6 Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan... III-13 Tabel 3.7 Kontribusi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah... III-14 Tabel 3.8 Rekapitulasi Target dan Realisasi Belanja Daerah Periode Tahun III-19 Tabel 3.9 Rekapitulasi Target dan Realisasi Belanja Daerah Periode Tahun III-20 Tabel 3.10 Tingkat Pertumbuhan Belanja Daerah... III-21 Tabel 3.11 Kontribusi Belanja Tidak Langsung terhadap Belanja Daerah dan Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung... III-21 Tabel 3.12 Kontribusi Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah dan Pertumbuhan Belanja Langsung... III-22 Tabel 3.13 Rekapitulasi Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Periode Tahun III-26 Tabel 3.14 Rekapitulasi Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Periode Tahun III-27 Tabel 3.15 Pertumbuhan SiLPA Tahun III-28 Tabel 3.16 Rekapitulasi SILPA APBD III-30 Tahun viii

10 Tabel 3.17 Rekapitulasi SILPA APBD III-31 Tabel 4.1 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Berdasarkan Misi dan Urusan Tahun 2010 dan IV-3 Tabel 4.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Berdasarkan Misi dan Urusan Tahun 2012 dan IV-5 Tabel 4.3 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Berdasarkan Misi dan Urusan Tahun 2014 dan 2015 Triwulan I... IV-7 Tabel 4.4 Total Anggaran dan Realisasi Tahun Triwulan I... IV-10 Tabel 4.5 Capaian Urusan Pendidikan Tahun Triwulan I... IV-11 Tabel 4.6 Total Anggaran Urusan Kesehatan Tahun Triwulan I... IV-22 Tabel 4.7 Capaian Indikator Kinerja sesuai RPJMD Tahun IV-22 Tabel 4.8 Capaian Urusan Kesehatan Tahun IV-36 Tabel 4.9 Indikator Pelayanan Di RSUD Ungaran Tahun IV-36 Tabel 4.10 Capaian Urusan Kesehatan Tahun IV-38 Tabel 4.11 Indikator Pelayanan Di RSUD Ambarawa Tahun IV-39 Tabel 4.12 Total Anggaran Urusan Ketenagakerjaan Tahun Triwulan I IV-47 Tabel 4.13 Capaian Urusan Ketenagakerjaan Triwulan I... IV-48 Tabel 4.14 Jumlah Pelatihan-pelatihan bagi Pencari Kerja Tahun IV-50 Tabel 4.15 Anggaran dan Realisasi Periode Triwulan I... IV-52 Tabel 4.16 Capaian Urusan Transmigrasi Triwulan I... IV-53 Tabel 4.17 Jumlah Transmigrasi Umum Tahun Triwulan I... IV-54 Tabel 4.18 Jumlah Animo dan Pendaftar Transmigrasi Tahun IV-54 Tabel 4.19 Total Anggaran Urusan Perpustakaan Tahun Triwulan I. IV-57 Tabel 4.20 Capaian Urusan Perpustakaan Tahun Triwulan I... IV-57 Tabel 4.21 Jumlah Perpustakaan Tahun IV-58 Tabel 4.22 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun Triwulan I... IV-59 Tabel 4.23 Jumlah Koleksi Buku Kantor Perpustakaan Daerah Tahun IV-60 Tabel 4.24 Total Anggaran Urusan KB dan KS Tahun Triwulan I... IV-62 Tabel 4.25 Capaian Urusan KB dan KS Tahun Triwulan I... IV-63 Tabel 4.26 Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun IV-67 Tabel 4.27 Jumlah Peserta Baru Keluarga Berencana Tahun Triwulan I... IV-68 Tabel 4.28 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Tahun Triwulan I... IV-69 Tahun ix

11 Tabel 4.29 Anggaran dan Realisasi Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun Triwulan I... IV-72 Tabel 4.30 Capaian Urusan Pemuda dan OR Tahun Triwulan I... IV-73 Tabel 4.31 Anggaran Urusan Kebudayaan Tahun Triwulan I... IV-77 Tabel 4.32 Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun Triwulan I... IV-78 Tabel 4.33 Jumlah Group Kesenian Tahun Triwulan I... IV-79 Tabel 4.34 Jumlah Cagar Budaya Bergerak Di Kabupaten Semarang Tahun Triwulan I... IV-82 Tabel 4.35 Jumlah Bangunan Cagar Budaya Di Kabupaten Semarang Tahun Triwulan I... IV-82 Tabel 4.36 Jumlah Naskah Kesejarahan Di Kabupaten Semarang Tahun Triwulan I... IV-82 Tabel 4.37 Anggaran dan Realisasi Periode Triwulan I... IV-87 Tabel 4.38 Alokasi Subsidi Pupuk pada Tahun Triwulan I... IV-88 Tabel 4.39 Capaian Indikator Urusan Pertaniaan Tahun Triwulan I.. IV-88 Tabel 4.40 Produksi Tanaman Pangan Tahun Triwulan I... IV-89 Tabel 4.41 Produksi Tanaman Sayur Tahun Triwulan I... IV-89 Tabel 4.42 Produksi Tanaman Hias Tahun Triwulan I... IV-91 Tabel 4.43 Produksi Tanaman Hortikultura/Buah-buahan Tahun Triwulan I... IV-91 Tabel 4.44 Produksi Biofarmaka Tahun Triwulan I... IV-92 Tabel 4.45 Produktivitas Biofarmaka Tahun Triwulan I... IV-92 Tabel 4.46 Produksi Tanaman Perkebunan Tahun Triwulan I... IV-93 Tabel 4.47 Luas Lahan Pertaniaan dan Perkebunan Tahun Triwulan I... IV-94 Tabel 4.48 Sarana Pengairan Pertanian dan Perkebunan Tahun Triwulan I... IV-95 Tabel 4.49 Perkembangan Kelas Kelompok Ternak di Kabupaten Semarang Tahun Triwulan I... IV-95 Tabel 4.50 Perkembangan Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun Triwulan I... IV-96 Tabel 4.51 Perkembangan Populasi Tahun Triwulan I... IV-96 Tahun x

12 Tabel 4.52 Capaian Perkembangan Populasi dan Produksi Ternak Tahun Triwulan I... IV-97 Tabel 4.53 Perkembangan Keterlibatan Masyarakat Tahun Triwulan I... IV-99 Tabel 4.54 Anggaran dan Realisasi Urusan Ketahanan Pangan Tahun Triwulan I... IV-106 Tabel 4.55 Realisasi Indikator Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun Triwulan I... IV-107 Tabel 4.56 Anggaran dan Realisasi Urusan Kehutanan Tahun Triwulan I... IV-109 Tabel 4.57 Capaian Indikator Urusan Kehutanan Tahun Triwulan I... IV-110 Tabel 4.58 Potensi Hutan Tahun triwulan I... IV-111 Tabel 4.59 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Triwulan I... IV-112 Tabel 4.60 Capaian Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Triwulan I... IV-113 Tabel 4.61 Anggaran dan Realisasi Urusan Pariwisata Tahun Triwulan I... IV-115 Tabel 4.62 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun Triwulan 1... IV-116 Tabel 4.63 Anggaran dan Realisasi Urusan Perikanan dan Kelautan Tahun Triwulan I... IV-119 Tabel 4.64 Capaian Indikator Kinerja Kunci Urusan Perikanan... IV-119 Tabel 4.65 Perkembangan Produksi Perikanan Tahun Triwulan I... IV-120 Tabel 4.66 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun Triwulan I... IV-121 Tabel 4.67 Anggaran dan Realisasi Urusan Perdagangan Tahun Triwulan I... IV-124 Tabel 4.68 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun Triwulan I... IV-125 Tabel 4.69 Bina Kelompok Pedagang / Usaha Informal Tahun IV-126 Tabel 4.70 Anggaran dan Realisasi Urusan Perindustriaan Tahun Triwulan I... IV-130 Tahun xi

13 Tabel 4.71 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perindustriaan Tahun Triwulan I... IV-130 Tabel 4.72 Anggaran dan Realisasi Urusan Koperasi dan UKM Tahun Triwulan I... IV-134 Tabel 4.73 Capaian Indikator Kinerja Urusan Koperasi dan UKM Tahun Triwulan I... IV-135 Tabel 4.74 Total Anggaran dan Realisasi Urusan Penanaman Modal Tahun Triwulan I... IV-140 Tabel 4.75 Capaian Urusan Penanaman Modal Tahun Triwulan I... IV-141 Tabel 4.76 Anggaran dan Realisasi Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun Triwulan I... IV-145 Tabel 4.77 Capaian Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun Triwulan I... IV-146 Tabel 4.78 Anggaran dan Realisasi Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun Triwulan I... IV-150 Tabel 4.79 Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun Triwulan I... IV-150 Tabel 4.80 Total Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun Triwulan I... IV-158 Tabel 4.81 Capaian Indikator Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Triwulan I... IV-158 Tabel 4.82 Realisasi Penerbitan Dokumen Kependudukan (Lembar)... IV-160 Tabel 4.83 Indikator Kinerja Kunci Kepandudukan dan Catatan Sipil Tahun Triwulan I... IV-161 Tabel 4.84 Database Kependudukan Kabupaten Semarang Tahun IV-162 Tabel 4.85 Jumlah Kepemilikan KTP dan KK Tahun Triwulan I... IV-162 Tabel 4.86 Jumlah Perekam KTP-el Tahun IV-163 Tabel 4.87 Anggaran dan Realisasi Urusan Otonomi Daerah Tahun Triwulan I... IV-172 Tabel 4.88 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Derah Kepegawaiaan dan Persandiaan Tahun Triwulan I... IV-172 Tabel 4.89 Capaian Bidang Kelembagaan Daerah, Ketatalaksanaan dan Pendayagunaan Aparatur Daerah Tahun Triwulan I... IV-173 Tahun xii

14 Tabel 4.90 Capaian Indikator dengan Sasaran untuk Miningkatkan Kompetensi Sumber Daya Aparatur Tahun IV-175 Tabel 4.91 Capaian Kinerja dengan Sasaran Terpenuhinnya Informasi Data Kepegawaiaan Tahun Triwulan I... IV-176 Tabel 4.92 Data Kerjasama Antar Daerah dan Dengan Pihak Ketiga Tahun IV-176 Tabel 4.93 Realisasi Bidang Pembangunan Hukum Tahun Triwulan I... IV-177 Tabel 4.94 Temuan Hasil Kinerja Audit Tahun IV-178 Tabel 4.95 Fasilitasi Kegiatan DPRD Tahun Triwulan I... IV-180 Tabel 4.96 Anggaran Urusan Kearsipan Tahun Triwulan I... IV-193 Tabel 4.97 Capaian Urusan Kearsipan Tahun Triwulan I... IV-194 Tabel 4.98 Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Kearsipan Pada Tahun IV-195 Tabel 4.99 Anggaran dan Realisasi Urusan Statistik Triwulan I... IV-198 Tabel Capaian Urusan Statistik Tahun IV-199 Tabel Total Anggaran dan Realisasi Periode Triwulan I... IV-202 Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun IV-202 Tabel Capaian Indikator Kinerja Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah, Pihak Ketiga maupun Perguruan Tinggi Tahun IV-203 Tabel Total Anggaran dan Realisasi Urusan Pekerjaan Umum Tahun Triwulan 1... IV-206 Tabel Capaian Indikator Urusan Pekerjaan Umum Tahun Triwulan I... IV-206 Tabel Status dan Panjang Jalan Tahun IV-207 Tabel Realisasi Kondisi Jalan Tahun IV-208 Tabel Jenis, Jumlah, Panjang Jembatan Tahun IV-208 Tabel Total Anggaran dan Realisasi Periode Triwulan I... IV-211 Tabel Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun Triwulan I... IV-212 Tabel Total Anggaran dan Realisasi Urusan Perhubungan Tahun Triwulan I... IV-218 Tabel Capaian Urusan Perhubungan Tahun Triwulan I... IV-219 Tahun xiii

15 Tabel Total Anggaran dan Realisasi Urusan Perumahan Tahun Triwulan I... IV-226 Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Perumahan Tahun Triwulan I... IV-227 Tabel Total Anggaran dan Realisasi Keuangan Urusan Pertanahan Tahun Triwulan I... IV-231 Tabel Anggaran dan Realisasi urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun Triwulan I... IV-235 Tabel Capaian Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun Triwulan I... IV-235 Tabel Capaian Kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun Triwulan I... IV-237 Tabel Pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan Tahun Triwulan I... IV-237 Tabel Anggaran Urusan Pemberdayaan Perempuaan dan Perlindungan Anak Tahun Triwulan I... IV-241 Tabel Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuaan dan Perlindungan Anak Tahun Triwulan I... IV-241 Tabel Jumlah Kasus Kekerasan Tahun Triwulan I... IV-242 Tabel Anggaran dan Realisasi Urusan Sosial Tahun Triwulan I... IV-246 Tabel Capaian Urusan Sosial Tahun Triwulan I... IV-246 Tabel Jumlah Panti dan Kelayan yang Ditangani Tahun Triwulan I... IV-247 Tabel Penanganan PMKS Tahun IV-249 Tabel Anggaran dan Realisasi Urusan Lingkungan Hidup Tahun Triwulan I... IV-253 Tabel Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun Triwulan I... IV-253 Tabel Pengawasan Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Tahun 2015 Triwulan I... IV-256 Tabel Fasilitasi Penyelesaian Kasus Lingkungan Tahun 2015 Triwulan I... IV-257 Tabel 5.1 Tugas Pembantuaan dan Urusan Bersama yang Diterima Kabupaten Semarang Tahun V-1 Tahun xiv

16 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10 Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Tabel 5.15 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun V-4 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun V-5 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pertaniaan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun V-5 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang Tahun V-6 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun V-7 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Bina Marga, SDA dan ESDM Kabupaten Semarang Tahun V-8 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang Tahun V-8 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun V-8 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang Tahun V-9 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pertaniaan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun V-9 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun V-14 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun V-15 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun V-15 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Perindustriaan dan Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun Tahun xv

17 Tabel 5.16 Tabel 5.17 Tabel 5.18 Tabel 5.19 Tabel 5.20 Tabel 5.21 Tabel 5.22 Tabel 5.23 Tabel 5.24 Tabel 5.25 Tabel 5.26 Tabel V-16 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang Tahun V-16 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang Tahun V-17 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pertaniaan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun V-17 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun V-18 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun V-19 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Tahun V-19 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang Tahun V-19 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustriaan dan Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun V-20 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang Tahun V-20 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Tahun V-20 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang Tahun V-21 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pertaniaan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun V-21 Tahun xvi

18 Tabel 5.28 Tabel 5.29 Tabel 5.30 Tabel 5.31 Tabel 5.32 Tabel 5.33 Tabel 5.34 Tabel 5.35 Tabel 5.36 Tabel 5.37 Tabel 5.38 Tabel 5.39 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun V-23 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun V-23 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustriaan dan Perdagangan Kabupaten Semarang Tahun V-24 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang Tahun V-24 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Tahun V-24 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pertaniaan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun V-25 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun V-26 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun V-26 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Semarang Tahun V-26 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang Tahun V-27 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Pertaniaan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Tahun V-28 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Tahun V-29 Tahun xvii

19 Tabel 5.40 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang Tahun V-30 Tabel 6.1 Data Kerjasama Antar Daerah Tahun VI-2 Tabel 6.2 Data Kerjasama Antar Daerah Tahun VI-3 Tabel 6.3 Data Kerjasama Antar Daerah Tahun VI-5 Tabel 6.4 Data Kerjasama Antar Daerah Tahun VI-8 Tabel 6.5 Data Kerjasama Antar Daerah Tahun VI-9 Tabel 6.6 Data Kerjasama Antar Daerah Triwulan I Tahun VI-11 Tabel 6.7 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun VI-12 Tabel 6.8 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun VI-13 Tabel 6.9 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun VI-15 Tabel 6.10 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun VI-17 Tabel 6.11 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun VI-20 Tabel 6.12 Data Kerjasama dengan Pihak Ketiga Triwulan I Tahun VI-24 Tabel 6.13 Perkembangan Kegiatan Penegasan Batas Wilayah Tahun VI-27 Tabel 6.14 Perkembangan Kegiatan Penegasan Batas Wilayah Tahun VI-28 Tabel 6.15 Data Penyelesaian Permendagri Batas Daerah Kabupaten Semarang Tahun VI-29 Tabel 6.16 Data Penyelesaian Permendagri Batas Daerah Kabupaten Semarang Tahun VI-29 Tabel 6.17 Data Penyelesaian Permendagri Batas Daerah Kabupaten Semarang Tahun VI-30 Tabel 6.18 Frekuensi Bencana Di Kabupaten Semarang Tahun VI-31 Tabel 6.19 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan... VI-38 Tabel 6.20 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan... VI-38 Tabel 6.21 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... VI-39 Tabel 6.22 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan... VI-39 Tahun xviii

20 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1.1 Prosentase Penggunaan Lahan... I-12 Grafik 1.2 PDRB Perkapita Tahun I-25 Grafik 1.3 Pendapatan Perkapita Tahun I-25 Grafik 4.1 Penerbitan Tanda Daftar Industri Tahun IV-131 Grafik 4.2 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin IV-132 Tahun xix

21 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang... I-9 Tahun xx

22 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, maka Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban yang selanjutnya disebut LKPJ kepada DPRD. LKPJ Akhir Tahun Anggaran disusun pada akhir tahun anggaran dan disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Sedangkan LKPJ Akhir masa Jabatan merupakan ringkasan LKPJ tahun-tahun sebelumnya ditambah LKPJ sisa masa jabatan yang belum dilaporkan sebelumnya. Mengakhiri pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan periode , maka Bupati Semarang selaku Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ AMJ) periode kepada DPRD Kabupaten Semarang. LKPJ AMJ secara umum memberikan gambaran hasil-hasil pembangunan yang didalamnya berisikan pelaksanaan program/kegiatan selama lima tahun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), gambaran tentang tugas umum pemerintahan yang menjelaskan kebijakan dan kegiatan serta realisasi pelaksanaan kegiatan, penyelenggaraan urusan desentralisasi baik itu urusan wajib maupun urusan pilihan serta penyelenggaraan tugas pembantuan dengan bertitik tolak pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). B. DASAR HUKUM 1. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang Terbentuknya Kabupaten Semarang berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah. Pada saat itu Kota Semarang ditetapkan Tahun I - 1

23 BAB I PENDAHULUAN sebagai ibukota Kabupaten Semarang, namun karena Kota Semarang adalah kotamadya yang memiliki pemerintahan sendiri, maka hal ini dianggap kurang efektif bagi jalannya pemerintahan sehingga muncul gagasan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran yang pada saat itu masih dalam status kawedanan. Pada masa pemerintahan Bupati Iswarto ( ) ibukota Kabupaten Semarang secara de facto dipindahkan ke Ungaran. Pada tanggal 30 Juli 1979 Bupati Kepala Daerah Tingkat II Semarang yakni Ir. Soesmono Martosiswojo, mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui Gubernur Jawa Tengah, agar Kota Ungaran secara definitif ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, sehingga terbit PP Nomor 29 Tahun 1983 tentang Penetapan Status Kota Ungaran sebagai Ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang. Sejak saat itu tanggal 20 Desember diperingati sebagai Hari Jadi Kota Ungaran sebagai Ibukota Kabupaten Semarang. Bupati Semarang Dr. H. Mundjirin ES, Sp.OG telah menetapkan hari jadi Kabupaten Semarang yang didasarkan pada hari dan tanggal pengangkatan Ki Pandan Aran I sebagai Bupati Semarang sekaligus bertepatan dengan penobatan Pangeran Trenggono sebagai Sultan/Raja Kerajaan Demak ke III menggantikan Raden Pati Unus yaitu pada hari Selasa Kliwon tanggal 15 Maret 1521 atau 12 Rabiulawal 927 H. Selanjutnya hari jadi Kabupaten Semarang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Semarang Nomor 003.3/0168/2001 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Semarang dan selanjutnya dikeluarkan Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Semarang yakni tanggal 15 Maret Dasar Hukum Penyusunan LKPJ AMJ Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Bupati Semarang periode disusun dengan berdasarkan pada: a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42) b. Undang Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-Batas Wilayah Kotapraja Salatiga Dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652); Tahun I - 2

24 BAB I PENDAHULUAN c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); d. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4150); e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287); f. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); h. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); i. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); j. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); k. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Tahun I - 3

25 BAB I PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246); l. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); m. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); n. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); o. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539); p. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); q. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Peme-rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); r. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Tahun I - 4

26 BAB I PENDAHULUAN s. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); t. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); u. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); v. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); w. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun dan Jangka Menengah Tahun ; x. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; y. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2005 Nomor 20 Seri D Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5); Tahun I - 5

27 BAB I PENDAHULUAN z. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 13); aa. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 16 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14); bb. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1); cc. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 16); sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10); dd. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah Dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17); sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Tahun I - 6

28 BAB I PENDAHULUAN Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah Dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11); ee. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dan Kelurahan di Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11); ff. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2); gg. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Semarang Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 7); hh. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 14); ii. Peraturan Bupati Semarang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2015 (Berita Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 34); jj. Peraturan Bupati Semarang Nomor 90 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 90); kk. Peraturan Bupati Semarang Nomor 60 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 60); Tahun I - 7

29 BAB I PENDAHULUAN 3. Sistematika Penyusunan LKPJ Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati Semarang Tahun disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dengan sistematika sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah C. Prioritas Pembangunan dan Indikator Kinerja KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan B. Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah C. Pengelolaan Pendapatan Daerah D. Pengelolaan Belanja Daerah E. Pembiayaan Daerah F. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran G. Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah H. Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional I. Laporan Keuangan J. Pengendalian Pelaksanaan APBD PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Tugas Pembantuan Yang Diterima B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN A. Kerjasama Antar Daerah B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah D. Pembinaan Batas Wilayah E. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana Tahun I - 8

30 BAB I PENDAHULUAN BAB VII F. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum PENUTUP C. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis a. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Semarang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak pada posisi 110 o 14 54, o 39 3 Bujur Timur dan 7 o o 30 0 Lintang Selatan. Secara geografis berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak di sebelah Utara, dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan di sebelah Timur, dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung di sebelah Barat dan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang di sebelah Selatan, serta dengan Kota Salatiga yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Semarang. Untuk lebih jelasnya letak Kabupaten Semarang dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang Sumber: Profil daerah Kabupaten Semarang Tahun 2014 Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah ,67 Hektar (950,21 km 2 ) atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, yang secara administratif terdiri dari 19 wilayah kecamatan, 208 desa, dan 27 kelurahan. Tahun I - 9

31 BAB I PENDAHULUAN Adapun pembagian luas wilayah, jumlah desa, kelurahan, RT dan RW dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Pembagian Wilayah Administratif NO KECAMATAN LUAS (Ha) % DESA KEL RW RT 1 Getasan 6.579,55 6, Tengaran 4.729,55 4, Susukan 4.886,60 5, Kaliwungu 2.995,00 3, Suruh 6.401,52 6, Pabelan 4.797,60 5, Tuntang 5.624,20 5, Banyubiru 5.441,45 5, Jambu 5.163,00 5, Sumowono 5.563,20 5, Ambarawa 2.822,10 2, Bandungan 4.823,30 5, Bawen 4.657,00 4, Bringin 6.189,10 6, Bancak 4.384,55 4, Pringapus 7.834,70 8, Bergas 4.733,10 4, Ungaran Barat 3.596,05 3, Ungaran Timur 3.799,10 4, Jumlah , Sumber: Data Strategis Kabupaten Semarang Tahun 2014 Kondisi topografi wilayah Kabupaten Semarang berkisar antara meter di atas permukaan laut (dpl), dengan wilayah terendah di Desa Candirejo Kecamatan Pringapus dan wilayah tertinggi di Desa Batur Kecamatan Getasan. Berdasarkan tingkat kelandaiannya wilayah Kabupaten Semarang dapat diklasifikasikan kedalam empat kelompok, yaitu meliputi wilayah datar (kemiringan 0-2%) sebesar Hektar; wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) sebesar Hektar; wilayah curam (kemiringan 15-40%) sebesar Hektar; dan wilayah sangat curam (kemiringan >40%) sebesar 9.467,67 Hektar. Tahun I - 10

32 BAB I PENDAHULUAN b. Penggunaan lahan dan Iklim Penggunaan lahan di Kabupaten Semarang, dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu lahan pertanian sawah sekitar 25,17%, lahan pertanian bukan sawah (tegal/kebun, ladang/huma, perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam/empang dan sebagainya) sekitar 38,27% dan lahan bukan pertanian (rumah/bangunan, hutan Negara, rawa, jalan, sungai, kuburan dan sebagainya) sekitar 36,56%. Dari tahun ke tahun penggunaan lahan untuk sawah berkurang, hal ini terjadi karena adanya alih fungsi lahan dari sawah menjadi lahan permukiman, pekarangan, bangunan dan lahan industri serta sebagian lagi dialihkan menjadi jalan (jalan tol dan jalan lingkar). Luas penggunaan lahan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel pada halaman berikut: Tabel 1.2 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Semarang Tahun 2013*) Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1. Pertanian ,82 a. Sawah ,51 b. Bukan Sawah ,07 Tegal ,55 Perkebunan 6.988,11 Hutan Rakyat 4.997,72 Kolam/empang 25,25 Padang 0 Lainnya 159,44 2. Bukan Pertanian ,09 Rumah ,22 Hutan Negara 8.693,06 Rawa 2.467,09 Lainnya (jalan, sungai, kuburan, dll) 2.905,72 Sumber: Data Strategis Kabupaten Semarang, Tahun 2014 (diolah) *) data 2014 belum tersedia Prosentase penggunaan lahan secara lebih jelas dapat kita lihat dalam Grafik 1.1 yang kami sajikan pada halaman berikut ini: Tahun I - 11

33 BAB I PENDAHULUAN Grafik 1.1 Prosentase Penggunaan Lahan lahan pertanian bkn sawah (lainnya) 0,17% lahan bkn pertanian (rumah) 21,76% lahan bkn pertanian (hutan negara) 9,15% lahan bkn pertanian (rawa) 2,60% lahan bkn pertanian (lainnya) 3,06% lahan pertanian sawah 25,17% lahan pertanian bkn sawah (kolam/empang) 0,03% lahan pertanian bkn sawah (hutan rakyat) 5,26% lahan pertanian bkn sawah (perkebunan) 7,35% lahan pertanian bkn sawah (tegal) 25,46% lahan pertanian bkn sawah 38,27% Sumber: Kabupaten Semarang Dalam Angka 2014 (diolah) Wilayah Kabupaten Semarang memiliki iklim tropis, dengan suhu udara berkisar antara 17,2 0 C 31,6 0 C. Rata-rata hari hujan per tahun 116 hari dengan curah hujan rata-rata Mm. Kecamatan Getasan merupakan daerah tertinggi dengan suhu udara terendah dan curah hujan yang tinggi (3.193 Mm). Sedangkan Kecamatan Bancak merupakan daerah dengan curah hujan dan hari hujan rata-rata terendah yakni 742 Mm dan 28 hari. 2. Kondisi Demografis Penduduk Kabupaten Semarang pada akhir Tahun 2010 sebanyak jiwa dan pada akhir Tahun 2014 menurut data BPS berjumlah jiwa. Dibandingkan dengan kondisi akhir Tahun 2010 terdapat penambahan netto sebanyak jiwa atau rata-rata pertahun bertambah jiwa. Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah Kabupaten Semarang, dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Semarang pada Tahun 2010 sebesar 983 jiwa/km 2 dan pada Tahun 2014 sebesar jiwa/km 2. Tahun I - 12

34 BAB I PENDAHULUAN Tabel 1.3 Penduduk Kabupaten Semarang Tahun NO URAIAN TAHUN Jumlah penduduk Kepala Keluarga Penduduk berdasarkan jenis kelamin: - Laki-laki Perempuan Mutasi Penduduk - Kelahiran Kematian Pindah Datang Kepadatan penduduk (jiwa/km 2 ) Laju pertumbuhan penduduk (%) 0,57 0,54 0,58 0,58 0,60 Sumber: BPS Kab. Semarang Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Semarang selama kurun waktu 5 tahun, maka Kecamatan Ungaran Barat merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yakni sebanyak jiwa sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Bancak yakni sebesar jiwa. Untuk kepadatan penduduk Kabupaten Semarang pada Tahun 2010 ratarata sebesar 983 jiwa/km 2, maka pada Tahun 2014 meningkat menjadi sebesar jiwa/km 2 dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Ungaran Barat yakni sebesar jiwa/km 2, kemudian Kecamatan Ambarawa sebesar jiwa/km 2 sedangkan kepadatan penduduk yang terendah ada di Kecamatan Bancak sebesar 458 jiwa/km 2. Komposisi jumlah penduduk per kecamatan dan kepadatan penduduknya dapat dilihat pada Tabel 1.4 dan 1.5 pada halaman berikut: Tahun I - 13

35 BAB I PENDAHULUAN Tabel 1.4 Sebaran Penduduk Kabupaten Semarang (Jiwa) Menurut Kecamatan Tahun NO KECAMATAN Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur Jumlah Sumber: BPS Kab. Semarang Tahun Tabel 1.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Semarang (Jiwa/km 2 ) Menurut Kecamatan Tahun NO KECAMATAN Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur Rata-rata Sumber: BPS Kab. Semarang Tahun Tahun I - 14

36 BAB I PENDAHULUAN Mata pencaharian utama penduduk dari Tahun 2010 sampai dengan 2014 masih didominasi dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Selanjutnya 3 besar berturut-turut yaitu di sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi, sektor dan sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama terlihat sebagai berikut: NO A Tabel 1.6 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Semarang Tahun LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA Penduduk Belum/Tidak Bekerja TAHUN B Penduduk Bekerja Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Peorangan Lainnya Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Semarang Tahun Sedangkan komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dari Tahun sebagian besar didominasi penduduk dengan pendidikan SD/MI/sederajat kemudian penduduk dengan pendidikan SLPT/MTs/sederajat. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.7 yang kami sajikan pada halaman berikut: Tahun I - 15

37 BAB I PENDAHULUAN NO Tabel 1.7 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Semarang Tahun * TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN Tidak/Belum pernah sekolah Tidak punya ijazah SD SD/MI/sederajat SLTP/MTs/sederajat SLTA/MA/sederajat SMK Program DI/DII Program DIII/Sarjana Muda Program DIV/S S2/S Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Semarang Catatan: *) data Tahun 2014 belum tersedia D. KONDISI EKONOMI 1. Potensi Unggulan Daerah Kabupaten Semarang memiliki potensi unggulan terutama dibidang industri, pertanian, dan pariwisata. Hal ini karena faktor-faktor antara lain secara geografis posisi Kabupaten Semarang adalah sebagai Penyangga Ibukota Provinsi Jawa Tengah, selain itu juga merupakan bagian kawasan strategis nasional KEDUNGSEPUR dan dilalui jalur lintas nasional Jogja-Solo-Semarang (JOGLOSEMAR) serta Potensi sumberdaya alam melimpah. Potensi unggulan tersebut juga tergambar dari kontribusi yang telah disumbangkan terhadap PDRB Kabupaten dari tahun ke tahun yaitu berturut-turut sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian. a. Potensi Industri Industri di Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah, tenaga kerja yang terserap maupun dari nilai produksinya. Jumlah industri besar pada Tahun 2010 sebanyak 180 unit dengan tenaga kerja sebanyak dan nilai produksinya mencapai 2,737 Tahun I - 16

38 BAB I PENDAHULUAN trilyun rupiah. Sedangkan pada Tahun 2014 jumlah industri besar mengalami kenaikan menjadi 189 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang dan nilai produksinya mencapai 3,066 trilyun. Sebaran industri besar mengelompok di Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bawen, Pringapus dan Bergas. Industri kecil menengah pada Tahun 2010 berjumlah unit mampu menyerap tenaga kerja sejumlah orang dengan nilai produksi mencapai 431 milyar rupiah. Sementara pada Tahun 2014 industri kecil menengah sebanyak unit, mampu menyerap orang tenaga kerja dan nilai produksinya sebanyak 449 milyar rupiah. Sedangkan untuk industri tingkat rumah tangga tercatat sebanyak unit dengan tenaga kerja orang tersebar di seluruh kecamatan. NO JENIS INDUSTRI 1 Industri Rumah Tangga Tabel 1.8 Perkembangan Industri di Kabupaten Semarang Tahun Satuan TAHUN Unit Tenaga Kerja orang Nilai Produksi Jutaan , , , , ,9 Industri Kecil Menengah Unit Tenaga Kerja orang Nilai Produksi Jutaan , , , Industri Besar Unit Tenaga Kerja orang Nilai Produksi Jutaan Sumber: Dinas Koperasi,UMKM dan Perindag Kab. Semarang Tahun b. Potensi Pertanian Kabupaten Semarang mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah didukung kondisi lahan dan iklim yang sesuai bagi pengembangan pertanian sehingga terbentuklah sentra-sentra potensi komoditas pertanian dan perkebunan. Sentra komoditas tersebut antara lain padi, hortikultura, biofarmaka, tanaman hias, dan tanaman perkebunan. Potensi-potensi yang ada tersebut mendukung program-program yang dikembangkan disektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna menciptakan terpenuhinya Tahun I - 17

39 BAB I PENDAHULUAN kebutuhan pangan bagi masyarakat didalamnya. Sentra tanaman pertanian dan perkebunan di Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: 1). Tanaman Pangan a). Padi b). Jagung : Kecamatan Banyubiru, Suruh, Susukan, Ambarawa, Bringin, dan Pabelan : Kecamatan Tengaran, Getasan, Bringin, Sumowono, dan Jambu c). Kedelai : Kecamatan Bringin, Bancak, Susukan, dan d). Kacang tanah e). Ubi Kayu f). Ubi jalar 2). Tanaman Buah-Buahan a). Alpukat b). Mangga c). Rambutan d). Durian e). Pisang f). Salak g). Kelengkeng h). Manggis i). Nangka 3). Tanaman Hias a). Gladiol b). Krisant c). Mawar d). Anggrek e). Sedap malam 4). Tanaman Sayur-Sayuran a). Bawang Daun b). Kentang Kaliwungu : Kecamatan Pabelan, Suruh, dan Bringin : Kecamatan Susukan, Kaliwungu, dan Suruh : Kecamatan Sumowono, Jambu, dan Banyubiru : Kecamatan Sumowono, Ambarawa, dan Getasan : Kecamatan Bringin, Susukan, dan Bergas : Kecamatan Susukan, dan Ungaran Barat : Kecamatan Jambu, Banyubiru, dan Tuntang : Kecamatan Ambarawa : Kecamatan Ambarawa, Tengaran, dan Banyubiru : Kecamatan Ambarawa, Jambu, dan Banyubiru : Kecamatan Ungaran Barat, Tuntang, Getasan, dan Tengaran : Kecamatan Jambu, Sumowono, dan Banyubiru : Kecamatan Ambarawa : Kecamatan Ambarawa dan Sumowono : Kecamatan Ambarawa, Sumowono, dan Bawen : Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur, dan Ambarawa : Kecamatan Ambarawa : Kecamatan Ambarawa, Bawen, Sumowono, dan Getasan : Kecamatan Getasan Tahun I - 18

40 BAB I PENDAHULUAN c). Kubis : Kecamatan Getasan, Ambarawa, dan Sumowono d). Petsai/Sawi : Kecamatan Ambarawa, Bawen, Sumowono, dan Getasan e). Wortel : Kecamatan Getasan, Ambarawa, dan Sumowono f). Cabe Besar : Kecamatan Getasan, Ambarawa, dan Sumowono g). Cabe Rawit : Kecamatan Getasan, Ambarawa, dan Sumowono h). Tomat : Kecamatan Getasan, Ambarawa, Sumowono, dan Bawen i). Buncis : Kecamatan Ambarawa, Bawen, dan Sumowono 5). Tanaman Biofarmaka a). Jahe : Kecamatan Sumowono, Getasan, dan Tengaran b). Temu Lawak : Kecamatan Susukan dan Suruh c). Kencur : Kecamatan Bringin, Bawen, dan Tuntang d). Kunyit : Kecamatan Bringin, Bancak, dan Ungaran Barat 6). Tanaman Perkebunan a). Kelapa : Kecamatan Suruh, Banyubiru, dan Tuntang b). Kelapa Deres : Kecamatan Suruh c). Kopi : Kecamatan Sumowono, dan Jambu d). Cengkeh : Kecamatan Suruh dan Tengaran e). Aren : Kecamatan Banyubiru dan Sumowono f). Kapok : Kecamatan Pringapus, Bergas, Bawen, dan Bringin g). Wijen : Kecamatan Bancak h). Panili : Kecamatan Sumowono, Jambu, dan Banyubiru i). Tebu : Kecamatan Pabelan, Bringin, dan Getasan j). Kakao : Kecamatan Jambu, Sumowono, dan Bawen k). Tembakau : Kecamatan Getasan dan Banyubiru c. Potensi Pariwisata Posisi strategis Kabupaten Semarang sebagai daerah penyangga ibukota Provinsi Jawa Tengah dan kondisi alamnya memberikan peluang dan kesempatan untuk lebih mengembangkan potensi dibidang pariwisata. Dengan potensi wisata yang sangat variatif yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, maupun wisata industri dan wisata minat khususnya, menjadikan Kabupaten Semarang sebagai tempat tujuan wisata yang sangat Tahun I - 19

41 BAB I PENDAHULUAN diminati oleh para wisatawan mengingat letak yang sangat dekat dengan Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Jumlah kunjungan wisata pada Tahun 2010 sebanyak wisatawan, pada Tahun 2014 meningkat menjadi wisatawan. Peningkatan ini antara lain karena kegiatan promosi bersama dengan pelaku pariwisata seperti biro perjalanan dan pengelola obyek wisata swasta serta informasi pariwisata melalui media cetak dan media elektronik. Perkembangan kunjungan wisata selama lima tahun terkahir di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.9 Jumlah Kunjungan Wisata di Obyek Wisata Kabupaten Semarang Tahun TAHUN NO Kunjungan Wisata Wisatawan domestik Wisatawan asing TOTAL Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang Jumlah kunjungan wisata ini berdampak langsung pada peningkatan jumlah PAD dari retribusi tempat wisata pada Tahun 2010 sebesar Rp ,00 meningkat pada Tahun 2014 menjadi sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar 55,12%. Tabel 1.10 Perkembangan Retribusi Tempat Wisata Kabupaten Semarang Tahun Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang 2. Pertumbuhan Ekonomi /PDRB Kondisi perekonomian Kabupaten Semarang selama lima tahun terakhir berdasar data PDRB Kabupaten Semarang mengalami fluktuasi. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Semarang Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan walaupun belum sesuai dengan yang diharapkan, namun selalu mengalami pertumbuhan yang positif. Tahun I - 20

42 BAB I PENDAHULUAN Secara rinci pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Tahun dapat dilihat pada tabel di halaman berikut: NO TAHUN Tabel 1.11 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Kurun Waktu Tahun *) ADHB ADHK Nilai (Rp) Pertumbuhan (%) Nilai (Rp) Pertumbuhan (%) ,3 9, ,9 4, ,5 11, ,7 5, ,2 12, ,3 6, ,4 13, ,4 5, *) ,8 10, ,1 5,31 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Struktur Perekonomian Kabupaten Semarang sampai dengan Tahun 2014, sebagaimana kurun waktu 5 tahun terakhir masih didominasi oleh 3 sektor yang menjadi unggulan daerah yaitu sektor industri pengolahan, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi atau andil terbesar terhadap Total PDRB. Perkembangan PDRB masingmasing sektor dalam kurun waktu dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.12 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Tahun *) No Sektor *) 1 Pertanian , , , , ,4 2 Pertambangan dan Penggalian , , , , ,6 3 Industri Pengolahan , , , , ,1 4 Listrik, Gas dan Air Minum , , , , ,2 5 Konstruksi/Bangunan , , , , , Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , , , , , , , , , , , , , , ,1 9 Jasa jasa , , , , ,5 TOTAL PDRB , , , , ,8 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Tahun I - 21

43 BAB I PENDAHULUAN Tabel 1.13 Perkembangan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Tahun No Sektor *) 1 Pertanian , , , , ,8 2 Pertambangan dan Penggalian 6.816, , , , ,4 3 Industri Pengolahan , , , , , Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi/ Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan , , , , , , , , , , , , , , , ,4 128,239, , , , , , , , ,2 9 Jasa jasa , , , , ,3 TOTAL PDRB , , , , ,1 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS NO Tabel 1.14 Distribusi PDRB Sektoral Menurut ADHB Tahun SEKTOR Distribusi ADHB (%) *) 1 Pertanian 14,97 14,81 15,13 14,00 13,90 2 Pertambangan dan Penggalian 0,13 0,13 0,12 0,10 0,10 3 Industri Pengolahan 42,82 42,76 42,31 41,81 41,60 4 Listrik, Gas dan Air Minum 1,32 1,40 1,31 1,34 1,41 5 Konstruksi/Bangunan 3,98 4,03 4,03 4,30 4,69 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 20,65 20,57 20,63 22,37 22,02 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,60 2,77 2,69 2,69 2,84 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,21 4,21 4,19 4,25 4,36 9 Jasa jasa 9,32 9,32 9,60 9,12 9,09 TOTAL PDRB Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Tahun I - 22

44 BAB I PENDAHULUAN NO Tabel 1.15 Distribusi PDRB Sektoral Menurut ADHK Tahun SEKTOR Distribusi ADHK (%) *) 1 Pertanian 12,75 12,59 12,86 12,03 11,51 2 Pertambangan dan Penggalian 0,12 0,12 0,10 0,10 0,10 3 Industri Pengolahan 46,50 46,48 45,70 45,75 45,84 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,91 0,93 0,93 0,94 0,96 5 Konstruksi/Bangunan 3,71 3,84 3,88 4,13 4,62 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,76 21,60 21,78 22,16 22,01 7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,15 2,18 2,14 2,18 2,20 8 Lemb.Keu, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,52 3,53 3,52 3,62 3,63 9 Jasa jasa 8,49 8,72 9,09 9,09 9,13 TOTAL PDRB Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Tabel 1.16 Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Semarang Tahun *) NO SEKTOR Pertumbuhan ADHB 2000 (%) *) 1 Pertanian 11,22 10,23 14,69 5,24 9,98 2 Pertambangan dan Penggalian 15,91 9,70 3,00 1,39 4,48 3 Industri Pengolahan 8,64 11,26 11,04 12,41 10,27 4 Listrik, Gas dan Air Minum 11,75 17,88 5,21 16,82 16,63 5 Konstruksi/Bangunan 12,79 13,00 12,22 21,39 20,94 6 Perdagangan, Hotel &Restoran 10,39 11,02 12,53 23,35 9,10 7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,93 18,32 9,07 14,04 16,67 8 Lemb.Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,46 11,46 11,62 15,58 13,60 9 Jasa jasa 12,27 11,38 15,63 8,07 10,35 RATA-RATA 9,98 11,42 12,24 13,75 10,83 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Tahun I - 23

45 BAB I PENDAHULUAN NO Tabel 1.17 Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Semarang Tahun *) SEKTOR Distribusi ADHK 2000 (%) *) 1 Pertanian 2,21 4,21 8,28-1,18 0,78 2 Pertambangan dan Penggalian 5,60 0,53-5,52-0,56 2,84 3 Industri Pengolahan 4,80 5,51 4,25 5,74 5,52 4 Listrik, Gas dan Air Minum 9,05 8,97 4,97 7,72 7,43 5 Konstruksi/Bangunan 7,51 9,31 7,20 12,29 17,76 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,86 4,80 6,86 7,51 4,57 7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,51 7,14 4,05 7,42 6,23 8 Lemb.Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,39 4,53 5,46 8,66 5,74 9 Jasa jasa 5,38 7,97 10,57 5,57 5,72 RATA-RATA 4,90 5,56 6,02 5,62 5,31 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi Kabupaten Semarang dalam kurun waktu rata-rata sebesar 5,48% dan 6,33%. Perkembangan dari Tahun seperti ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 1.18 Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Kabupaten Semarang Dalam Kurun Waktu TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI (%) INFLASI (%) ,90 7, ,56 3, ,02 4, ,62 8, ,31*) 8,63 Rata-rata 5,48 6,33 Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian Kabupaten Semarang, maka PDRB perkapita dan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Semarang juga mengalami kenaikan. Pada Tahun 2010 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp ,00, maka pada Tahun 2014 naik menjadi Rp ,95,00. Sedangkan berdasarkan harga konstan Tahun 2010 sebesar Rp ,10 menjadi Rp ,70 pada Tahun Perkembangan PDRB perkapita dari Tahun dapat terlihat dalam gambar berikut: Tahun I - 24

46 BAB I PENDAHULUAN , , , ,00 Grafik 1.2 PDRB Perkapita Tahun *) , , , , , , ,00 ADHK , , ,0 ADHB , , Pendapatan perkapita dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pendapatan perkapita Kabupaten Semarang Tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar Rp ,20 naik menjadi Rp ,40 pada Tahun Sedangkan berdasarkan harga konstan pada Tahun 2010 sebesar Rp ,10 diprediksi menjadi Rp ,70 pada Tahun ,00 Grafik 1.3 Pendapatan Perkapita Tahun *) , , , , , , , , , , , , , , , , ,70 ADHB ADHK , Sumber: Data 2014 *) diprediksi oleh Bappeda kerjasama dengan BPS Tahun I - 25

47 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Tahun pada dasarnya merupakan ringkasan laporan penyelenggaraan Program Pembangunan Pemerintah Daerah mulai Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 7 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Semarang Tahun dengan Visi Misi, Strategi dan Arah Kebijakan Daerah serta Prioritas Pembangunan sebagai berikut: A. Visi dan Misi Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun telah ditetapkan Visi Pembangunan Daerah Tahun yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai yaitu: Terwujudnya Kabupaten Semarang yang Mandiri, Tertib dan Sejahtera (MATRA) dengan mempertimbangkan kondisi, permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat serta memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Mandiri artinya mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar, sederajat serta saling berinteraksi dengan daerah lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Tertib artinya mampu mewujudkan perilaku aparatur pemerintah dan masyarakat yang selalu berpegang pada aturan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sejahtera mampu mewujudkan kondisi masyarakat yang terpenuhi hakhak dasarnya baik dari aspek kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya angka Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan penurunan angka kemiskinan serta jumlah keluarga Pra Sejahtera. Guna mewujudkan Visi tersebut telah ditetapkan 6 (enam) Misi yang akan ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Semarang yakni sebagai berikut: 1. Misi Pertama: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudaya serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Meningkatkan kualitas SDM dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, kreatif, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Tahun II - 1

48 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH berbudaya dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan memiliki kemampuan untuk bersaing dalam memperoleh pekerjaan. Pelaksanaan misi pertama ini diupayakan melalui pembangunan pada 8 (delapan) urusan pemerintahan yang terdiri dari: a. Urusan Pendidikan; b. Urusan Kesehatan; c. Urusan Ketenagakerjaan; d. Urusan Transmigrasi; e. Urusan Perpustakaan; f. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; g. Urusan Pemuda dan Olah Raga; h. Urusan Budaya. 2. Misi Kedua: Mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal (Industri, Pertanian dan Pariwisata) yang sinergi dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Pengembangan produk unggulan daerah meliputi produk industri, pertanian dan pariwisata dimaksudkan untuk mendorong masyarakat meningkatkan kegiatan usaha ekonomi dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain dalam rangka meningkatkan pendapatan. Adapun pencapaiannya diupayakan melalui 10 (sepuluh) urusan pemerintahan yaitu: a. Urusan Pertanian; b. Urusan Ketahanan Pangan; c. Urusan Kehutanan; d. Urusan Energi dan Sumber Daya Alam; e. Urusan Pariwisata; f. Urusan Kelautan dan Perikanan; g. Urusan Perdagangan; h. Urusan Perindustrian; i. Urusan Koperasi dan UMKM; j. Urusan Penanaman Modal. Tahun II - 2

49 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 3. Misi Ketiga: Menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis dengan mengedepankan prinsip good governance didukung kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, serta pemanfaatan teknologi informasi. Pemerintahan yang katalis dan dinamis merupakan pemerintahan yang dapat menjadi fasilitator pembangunan bagi masyarakat, agar masyarakat mampu berperan sebagai pelaku sekaligus sebagai sasaran pembangunan, sehingga proses pencapaian tujuan pembangunan dapat berjalan efektif dan efisien. Pencapaiannya diupayakan melalui 7 (tujuh) urusan pemerintahan, yaitu: a. Urusan Komunikasi dan Informatika; b. Urusan Kesatuan Bangsa; c. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil; d. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; e. UrusanKearsipan; f. Urusan Statistik; g. Urusan Perencanaan Pembangunan. 4. Misi Keempat: Menyediakan infrastruktur daerah yang merata guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan dasar dan percepatan pembangunan. Infrastruktur yang memadai, layak dan merata di seluruh wilayah dibutuhkan dalam rangka mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik dan memperkuat pembangunan daerah. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur dapat meningkatkan kemandirian perekonomian daerah dan investasi. Misi ini diupayakan melalui 5 (lima) urusan pemerintahan, yaitu: a. Urusan Pekerjaan Umum; b. Urusan Penataan Ruang; c. Urusan Perhubungan; d. Urusan Perumahan; e. Urusan Pertanahan. 5. Misi Kelima: Mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak disemua bidang pembangunan. Pada dasarnya keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan akan sangat tergantung pada adanya kerja sama yang sinergi antar semua pelaku pembangunan, Tahun II - 3

50 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH yaitu pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. Oleh karena itu perlu didorong terciptanya peran serta dan kemandirian masyarakat disemua lapisan tanpa membedakan gender dengan memperhatikan hak-hak tumbuh kembangnya anak. Misi ini diupayakan pencapaiannya melalui 3 (tiga) urusan, yakni: a. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; b. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Anak; c. Urusan Sosial. 6. Misi Keenam: Mendorong terciptanya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya. Potensi sumber daya alam yang besar dan beraneka ragam harus dapat dikelola secara benar dengan tetap mengedepankan asas keseimbangan lingkungan, efisiensi dan terjaga kelestariannya. Pencapaiannya diupayakan melalui urusan Lingkungan Hidup. Sesuai dengan misi pembangunan tersebut dirumuskan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut: Tujuan 1: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dengan sasaran: 1. Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin; 2. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; 3. Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat (upaya promotif dan preventif kesehatan di masyarakat); 4. Meningkatnya sanitasi lingkungan dan terpenuhinya kebutuhan air bersih; 5. Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, anak balita, serta anak sekolah dasar; 6. Terwujudnya norma keluarga kecil yang berkualitas dan sejahtera; 7. Terwujudnya sarana prasarana kesehatan di wilayah selatan. Tujuan 2: Mewujudkan masyarakat cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan ketaqwaan, dengan sasaran: 1. Meningkatnya akses pelayanan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing pada semua jenjang pendidikan; 2. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun non formal; 3. Tersedianya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standard Tahun II - 4

51 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH kompetensi, yang memiliki Intelligence Quotient, Emotional Quotient dan Spiritual Quotient; 4. Tersedianya sekolah-sekolah kejuruan yang sinergi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri; 5. Tersedianya tenaga kerja terampil dan berkualitas sesuai kebutuhan serta memiliki daya saing; 6. Tumbuhnya sikap atau perilaku kewirausahaan masyarakat sehingga mampu menciptakan lapangan kerja; 7. Terwujudnya sinergitas antara pemerintah, lembaga sosial kemasyarakatan dan keagamaan dalam pendidikan budi pekerti, budaya dan agama. Tujuan 3: Meningkatkan kegiatan usaha ekonomi daerah dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, dengan sasaran: 1. Terwujudnya sentra/klaster usaha skala UMKM dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing; 2. Terwujudnya kawasan industri yang dapat menyerap tenaga kerja lokal; 3. Meningkatnya akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran; 4. Terwujudnya diversifikasi usaha pertanian menuju agrobisnis, agroindustri dan agrowisata dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sektor pertanian; 5. Diterapkannya teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenis dan kualitas produk industri lokal; 6. Berkembangnya industri pariwisata yang berbasis masyarakat dan budaya lokal; 7. Tumbuhkembangnya kelompok usaha produktif, badan usaha milik petani dan lembaga keuangan mikro antara lain melalui kemitraan bisnis dan pengembangan program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR). Tujuan 4: Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan yang efektif, efisien dan akuntabel, dengan sasaran: 1. Mantapnya administrasi pemerintahan dalam penerapan Information Communication and Technology (ICT) melalui Electronic Government dalam rangka peningkatan kualitas, pemerataan pelayanan publik dan pembangunan sistem data (database); 2. Meningkatnya disiplin, kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, Tahun II - 5

52 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH sehingga responsif terhadap perubahan paradigma pemerintahan; 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan satuan kerja perangkat daerah; 4. Terciptanya transparansi dalam pelaksanaan pembangunan; 5. Meningkatnya kemampuan manajemen Pemerintahan dan pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang responsive gender, dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal. Tujuan 5: Menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan investasi, dengan sasaran: 1. Tersedianya dokumen tata ruang sebagai acuan pemanfaatan ruang; 2. Meningkatnya pelayanan perizinan yang tertib, tepat waktu, transparan dan akuntabel; 3. Meningkatnya keamanan dan budaya tertib masyarakat, penegakan keadilan serta supremasi hukum; 4. Tersedianya regulasi dan promosi yang mendukung investasi. Tujuan 6: Mewujudkan infrastruktur pembangunan yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah, dengan sasaran: 1. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang berkualitas dan merata; 2. Tersedianya jaringan irigasi dan sumber-sumber air untuk pertanian; 3. Tersedianya prasarana olahraga, ruang publik, dan ruang terbuka hijau di perkotaan; 4. Tersedianya sarana dan prasarana air bersih yang memadai; 5. Tersedianya rumah layak huni dan rumah bersanitasi; 6. Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah; 7. Terpenuhinya kebutuhan energi listrik; 8. Terpenuhinya sarana dan prasarana perdagangan. Tujuan 7: Mewujudkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan tanpa membedakan gender dengan memperhatikan hak-hak anak, dengan sasaran: 1. Meningkatnya peranserta dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah; Tahun II - 6

53 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2. Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan penyandang masalah sosial dalam proses pembangunan di segala bidang guna peningkatan kualitas hidup; 3. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan terhadap hak-hak anak melalui sinergitas pemerintah, masyarakat dan swasta; 4. Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan desa dan masyarakat. Tujuan 8: Memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan, dengan sasaran: 1. Diterapkannya teknologi tepat guna dalam upaya pelestarian sumberdaya alam; 2. Terwujudnya jejaring kerjasama dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan; 3. Terkendalinya pengelolaan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan; 4. Terwujudnya konservasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat; 5. Meningkatnya penggunaan pupuk organik dalam pengembangan usaha pertanian; 6. Terkendalinya pemanfaatan lahan untuk pembangunan ekonomi dan investasi daerah yang sesuai dengan RTRW dan RDTR. B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH 1. Strategi Pembangunan Daerah Strategi pembangunan Kabupaten Semarang Tahun , mengacu pada upaya pencapaian sasaran pokok kebijakan pembangunan tahapan ke-2 RPJPD Kabupaten Semarang Tahun , dan dirumuskan sebagai berikut: a. Strategi untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tercermin dari meningkatnya derajat kesehatan dan kecerdasan masyarakat serta tersedianya tenaga terdidik, sehingga mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan dapat menciptakan lapangan kerja serta menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Strategi peningkat an kualitas sumberdaya manusia diwujudkan dalam program-program yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan baik formal maupun non formal. b. Strategi untuk Penguatan Daya Saing Perekonomian Daerah. Penguatan daya saing perekonomian daerah tercermin dari meningkatnya investasi daerah baik oleh swasta maupun masyarakat yang Tahun II - 7

54 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH dapat mendorong berkembangnya potensi daerah dan percepatan pertumbuhan ekonomi. Strategi ini diwujudkan pada program-program yang berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanan perijinan dan penyediaan infrastruktur daerah baik berupa sarana dan prasarana umum, penataan ruang maupun pengelolaan lingkungan hidup. Penguatan daya saing daerah juga tidak terlepas dari upaya pengembangan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan potensi daerah. c. Strategi Perwujudan Kondisi Aman dan Damai. Perwujudan kondisi aman dan damai tercermin dari menurunnya pelanggaran hukum baik oleh masyarakat maupun aparatur daerah. Strategi ini diwujudkan dalam program-program yang berkaitan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang baik (good governance and clean government), peningkatan pelayanan publik, penegakan hukum dan penegakan hak asasi manusia. 2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Kebijakan pembangunan daerah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai visi-misi Bupati Semarang periode adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan. Kebijakan diarahkan dalam rangka mencapai tujuan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, melalui: 1) Peningkatan upaya promosi kesehatan dan monitoring terhadap gizi ibu hamil, balita dan perbaikan gizi masyarakat termasuk penanaman tanaman obat keluarga; 2) Peningkatan budaya hidup bersih dan sehat, serta upaya penyehatan lingkungan melalui penyediaan kebutuhan permukiman dan lingkungan sehat termasuk penyediaan air bersih; 3) Penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang merata antara desa dan kota, melalui peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas, RSU dan revitalisasi Pos Kesehatan Desa dan Posyandu; Tahun II - 8

55 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 4) Penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan penyandang cacat, lanjut usia dan masalah sosial lainnya; 5) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Kesehatan yang memadai dan merata. b. Meningkatkan Pelayanan Pendidikan Baik Formal Maupun Non Formal. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan mewujudkan masyarakat cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan ketaqwaan melalui: 1) Penyediaan infrastruktur pendidikan yang merata dan berkualitas guna wujudkan pendidikan murah dan terjangkau untuk pendidikan yang setingkat SD, SMP, SMA maupun SMK; 2) Peningkatan jumlah, kualifikasi dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan sesuai kebutuhan; 3) Penyediaan sarana peningkatan mutu pendidikan berupa laboratorium dan perpustakaan; 4) Perbaikan sistem pendidikan, termasuk metode penyampaian materi dalam proses kegiatan belajar mengajar; 5) Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam rangka pembentukan karakter anak-anak/anak usia dini; 6) Pengembangan pendidikan formal maupun non formal dalam rangka pembentukan karakter bangsa (muatan lokal); 7) Pengembangan pendidikan non formal dalam upaya mengatasi anak putus sekolah dan penyediaaan tenaga trampil berupa pelatihan ketrampilan, magang dan pendampingan, dengan melibatkan instansi terkait. c. Menyediakan Infrastruktur Daerah Sebagai Pendorong Investasi dan Perekonomian. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan terwujudnya infrastruktur pembangunan yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah, melalui: 1) Fasilitasi pembangunan kawasan industri yang dapat menyerap tenaga kerja lokal yang didukung dengan penyediaan air bersih dan listrik; Tahun II - 9

56 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2) Penyediaan infrastruktur jalan dan pengembangan moda transportasi yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah; 3) Penyediaan fasilitas umum perdesaan yang memadai berupa jalan, jembatan, irigasi, embung, sarana air bersih, perumahan dan permukiman, sanitasi lingkungan, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, penerangan, pemerintahan dan pasar tradisional serta lainnya; 4) Penataan infrastruktur perkotaan berupa trotoar, drainase, manajemen trafik, ruang terbuka hijau, lampu penerangan jalan dan lain-lain; 5) Penyediaan prasarana dan ruang publik perkotaan seperti gedung olah raga, taman, gedung olah raga serta ruang publik lainnya; 6) Peningkatan pengelolaan persampahan dan limbah. d. Mengoptimalkan Pengelolaan Potensi Daerah yang Berwawasan Lingkungan. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mencapai tujuan meningkatnya kegiatan usaha ekonomi daerah dan termanfaatkannya sumberdaya alam secara secara optimal dan berkelanjutan, melalui: 1) Pembentukan sentra/klaster usaha skala UMKM dengan produk khas daerah yang memiliki daya saing; 2) Peningkatan akses petani terhadap sarana produksi, modal dan pemasaran serta teknologi pertanian; 3) Diversifikasi usaha pertanian menuju agrobisnis, agroindustri dan agrowisata rangka meningkatkan nilai tambah produk dan daya tarik usaha sektor pertanian; 4) Fasilitasi pengembangan obyek-obyek wisata yang berbasis masyarakat dan budaya lokal, dengan memanfaatkan sumberdaya alam (agrowisata); 5) Penerapan teknologi tepat guna berwawasan lingkungan dalam rangka pengembangan jenis dan kualitas produk industri lokal serta pelestarian sumberdaya alam; 6) Pembentukan jejaring kerjasama dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berkelanjutan; 7) Pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan, serta pelestarian sumber-sumber air. Tahun II - 10

57 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH e. Mengembangkan Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kebijakan ini diarahkan dalam rangka mewujudkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan tanpa membedakan gender dengan memperhatikan hak-hak anak, melalui: 1) Peningkatan kapasitas kelembagaan desa/kelurahan dan peran serta masyarakat serta organisasi kemasyarakatan dalam proses pembangunan daerah; 2) Pemberdayaan penyandang masalah sosial guna peningkatan kualitas hidup; 3) Pemberdayaan perempuan dalam proses pembangunan, serta pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan melalui sinergitas pemerintah, masyarakat dan swasta; 4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam menumbuhkan minat baca masyarakat melalui penyediaan bahan bacaan. f. Mewujudkan Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) dan Kepastian Hukum. Kebijakan ini diarahkan dalam rangka terlaksanakannya pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan yang efektif, efisien dan akuntabel, serta terciptanya iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan investasi, melalui: 1) Penerapan jaringan Information Comunication and Technology (ICT) melalui E-Gov dalam rangka peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan publik; 2) Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi publik; 3) Peningkatan disiplin, kompetensi, profesionalisme dan pemerataan penempatan aparatur pemerintah yang responsif terhadap perubahan paradigma pemerintahan; 4) Peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah; 5) Peningkatan kemampuan manajemen pembangunan melalui perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan berbasis data dan arah kebijakan prioritas yang didukung pengendalian dan pengawasan secara optimal; 6) Penerapan pelayanan perizinan yang tertib, tepat waktu, transparan dan Tahun II - 11

58 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH akuntabel yang mengacu pada dokumen tata ruang yang telah ditetapkan; 7) Pengembangan budaya tertib, penegakan keadilan dan supremasi hukum. C. Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan Kabupaten Semarang dirumuskan ke dalam 9 (sembilan) prioritas sebagai berikut: 1. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan formal dan non formal yang dititik beratkan pada aspek keterjangkauan, peningkatan mutu dan relevansi terhadap kebutuhan dunia usaha, serta efisien dan akuntabel dalam pengelolaan pendidikan guna peningkatan kecerdasan, keluhuran budi pekerti dan kemandirian masyarakat serta penguatan karakter bangsa menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat; 2. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dengan menitikberatkan pada pendekatan promotif dan preventif serta memberdayakan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat; 3. Penyediaan infrastruktur daerah dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara pedesaan dan perkotaan, yang dititik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana yang memiliki daya dukung dan daya dorong terhadap pertumbuhan ekonomi dan pelayanan kebutuhan dasar yang berkeadilan, serta mengutamakan kepentingan masyarakat umum dengan mendorong partisipasi swasta dan masyarakat; 4. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang meliputi pengembangan SDM Aparatur, kelembagaan dan sistem manajemen pemerintahan; 5. Peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam; 6. Pemberdayaan lembaga desa/kelurahan dan masyarakat serta perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat yang berbasis pada potensi lokal; 7. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang dititik-beratkan pada perbaikan dan penyederhanaan prosedur perijinan, kepastian rencana tata ruang, kepastian hukum dan perbaikan sistem informasi; 8. Pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana; Tahun II - 12

59 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 9. Pengembangan dan perlindungan budaya, karya seni, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memperkuat jati diri. Adapun indikator keberhasilan untuk setiap prioritas pembangunan adalah sebagaimana tabel pada halaman berikut: Tabel 2.1 Prioritas Pembangunan dan Indikator Kinerja Kabupaten Semarang Tahun PRIORITAS PEMBANGUNAN Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana serta pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang dititikberatkan pada aspek keterjangkauan, INDIKATOR KINERJA Angka Harapan Hidup: 72,4 tahun menjadi 72,5 tahun Angka Kematian Ibu (AKI): 125,66/ KH menjadi 102/ KH Angka Kematian Bayi (AKB): 8,17/1.000 KH menjadi 8/1.000 KH Angka Kematian Balita (AKABA): 5,38/1.000 KH menjadi 5/1.000 KH Persentase Balita Gizi Buruk: 0,14% menjadi 0,11% Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan: 100% Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani: 100% Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan: 93,10% menjadi 95,% Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI): 97,02% Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA: 22,17% menjadi 70% Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100% Cakupan kunjungan bayi 92% Rasio Posyandu per satuan balita: 22/1.000 balita Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk: 0,35/1.000 penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk: 0,003/1.000 penduduk menjadi 04/1.000 penduduk Rasio dokter per satuan penduduk: 0,11/1.000 penduduk menjadi 0,24/1.000 penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk: 0,2/1.000 penduduk menjadi 0,31/1.000 penduduk Cakupan puskesmas: 136,84% Cakupan puskesmas pembantu: 28,94% Rata-rata jumlah anak per keluarga: 3,44 orang menjadi 3,22 orang Rasio akseptor KB: 105,47% menjadi 110% Keluarga Pra KS dan KS1 32,21% menjadi 16,43% dan 13,76% menjadi 23,2% Cakupan peserta KB aktif 82,67% Persentase penduduk berusia lebih dari 15 th melek huruf: 99,50% menjadi 99,98% Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini: 33,06% menjadi 40,92% Angka partisipasi murni (APM): - SD/MI/Paket A: 94,95% menjadi 95,13% - SMP/MTs/Paket B: 81,50% menjadi 81,84% - SMA/SMK/MA/Paket C: 34,34% menjadi 40,10% Tahun II - 13

60 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN peningkatan mutu dan relevansi terhadap kebutuhan dunia usaha; Penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan lembaga desa/kelurahan dan masyarakat serta perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat yg berbasis pada potensi lokal INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Kasar (APK): - SD/MI: 104,95% menjadi 104,98% - SMP/MTs: 95,77% menjadi 96,04% - SMA/SMK/MA: 40,90% menjadi 52,91% Angka Putus Sekolah (APS): - SD/MI: 0,11% - SMP/MTs: 0,71% menjadi 0,21% - SMA/SMK/MA: 1,26% menjadi 0,70% Angka kelulusan (AL): - SD/MI: 99,88% - SMP/MTs: 88,13% menjadi 99,65% - SMA/SMK/MA: 92,17% menjadi 99,05% Angka melanjutkan (AM): - dari SD/MI ke SMP/MTs: 90,03% menjadi 92% - dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 67,63% menjadi 69% Guru yang berpendidikan S1/D-IV: - TK/RA, SD/MI 30,00% menjadi 61% - SMP/MTs 69,00% menjadi 94% - SMA/MA/SMK 86,00 % menjadi 98% Persentase guru bersertifikat pendidik: - SD/MI 27,00% menjadi 84% - SMP/MTs 34,00% menjadi 86% - SMA/SMK 86,00% menjadi 89% Ruang kelas SD/MI sesuai standard: 44,06% menjadi 90% Ruang kelas SMP/MTs sesuai standard: 86,76% menjadi 90% Ruang kelas SMA/SMK sesuai standard: 35,00% menjadi 41% Jumlah perpustakaan: 851 unit menjadi unit Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun: orang menjadi orang Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah: judul; eksemplar menjadi judul; eksemplar Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin: - Jamkesmas: 12,96% menjadi 17,05% - Jamkesda: 8,44% menjadi 4,78% Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan: 89,34% menjadi 93,57% Prosentase penduduk miskin: 10,66% menjadi 6,43% Rasio Posyandu aktif: 100% Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi: 31 buah menjadi 40 buah Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial: 1,74% menjadi 2,17% Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM): 235 orang Jumlah LSM: 5 orang menjadi 11 orang Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat: Rp menjadi Rp Tahun II - 14

61 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN Peningkatan perekonomian masyarakat melalui penguatan Koperasi, UMKM dan jaringan klaster Peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang meliputi pengembangan SDM Aparatur, kelembagaan dan sistem manajemen pemerintahan INDIKATOR KINERJA Bertambahnya jumlah koperasi: 605 unit menjadi 721 unit Persentase Koperasi aktif: 90,74% menjadi 92,30% Peningkatan koperasi aktif: 549 unit menjadi 608 unit Jumlah UKM non BPR/LKMUKM: orang menjadi orang Terbinanya pelaku UMKM: orang menjadi orang Jumlah BPR/LKM: 859 buah menjadi 975 buah Kontribusi sektor Lembaga Keuangan, Jasa dan persewaan terhadap PDRB Rp ,2 juta menjadi Rp ,8 juta Usaha Mikro dan Kecil: 23,30% menjadi 28,30% Ekspor bersih perdagangan: US$ ,80 menjadi US$ ,99 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal: 17,29% menjadi 89% Kontribusi sektor industri terhadap PDRB: Rp ,7 juta menjadi Rp ,4 juta Pertumbuhan industri: 2,25% menjadi 9,04% Cakupan bina kelompok pengrajin: 36% menjadi 56% Ketersediaan pangan utama: 116,25% menjadi 166,81% Pola pangan harapan: 74 skor menjadi 90 skor Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB: Rp ,7 juta menjadi Rp ,7 juta Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB: Rp ,2 juta menjadi Rp ,5 juta Cakupan bina kelompok tani 9,39% Produksi perikanan budidaya: 1.639,6 ton menjadi 3.921,0 ton Produksi perikanan tangkap: ton menjadi 1.270,3 ton Cakupan bina kelompok nelayan: 30 kelompok menjadi 40 kelompok Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB: Rp14.880,0 juta menjadi Rp34.279,8 juta Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB: Rp ,0 juta menjadi Rp99.380,8 juta Regulasi ketahanan pangan: 1 regulasi menjadi 3 regulasi Jumlah jaringan komunikasi: 44 unit menjadi 250 unit Jumlah surat kabar nasional/lokal: 7 buah menjadi 12 buah Jumlah penyiaran radio/tv lokal: 9 buah Rasio penduduk ber-ktp per satuan penduduk: 69,10% menjadi 100% Kepemilikan akta kelahiran per penduduk: 442 orang menjadi orang Rasio pasangan ber-akte Nikah: 51,22% menjadi 60% Rasio bayi berakte kelahiran: 78,76% menjadi 100% Kepemilikan KTP: orang menjadi orang Penerapan KTP Nasional berbasis NIK: 85,00% menjadi 100% Angka Pertumbuhan Penduduk: 0,90% menjadi 1,30% Buku Kabupaten Dalam Angka: 5 dokumen menjadi 6 dokumen Buku PDRB Kabupaten: 3 dokumen Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan PERKADA: 1 buku menjadi 6 buku Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD: 1 buku menjadi 6 buku Transmigrasi swakarsa: 53,19% menjadi 38,46% Pertumbuhan ekonomi: 4,38% menjadi 6,1% Tahun II - 15

62 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha yang dititikberatkan pada perbaikan dan penyederhanaan prosedur perijinan, kepastian penyelenggaraan penataan ruang, kepastian hukum dan perbaikan sistem informasi; Penyediaan infrastruktur daerah dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara pedesaan INDIKATOR KINERJA PDRB ADHB: Rp ,50 juta menjadi Rp ,0 juta PDRB ADHK: Rp ,40 juta menjadi Rp ,4 juta PDRB ADHB per kapita: Rp ,88 menjadi Rp ,0 PDRB ADHK per kapita: Rp ,42 menjadi Rp ,5 Jumlah pajak daerah: 7 jenis menjadi 10 jenis Jumlah retribusi daerah: 31 jenis Penerapan pengelolaan arsip secara baku: 30% menjadi 50% Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan: 3 kegiatan menjadi 15 kegiatan Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA): 10 buah menjadi 16 buah Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN,PMA) Rp226,484 Milyar menjadi Rp401,230 Milyar Lama proses perijinan 3 s/d 14 hari Pameran/ekspo: 1 kali menjadi 2 kali Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN Rp164,84 M menjadi Rp36,48 M Rasio bangunan ber-imb per satuan bangunan: 35% menjadi 80% Luas wilayah produktif: 42,475 ha menjadi 44,325 ha Luas wilayah industri: ha menjadi ha Luas wilayah kebanjiran: 0,25 ha (perkotaan) menjadi 0,12 ha (perkotaan) Luas wilayah kekeringan: ha menjadi ha Luas wilayah perkotaan: 8.404,286 ha menjadi 8.824,500 ha Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk: 52% menjadi 86% Jumlah linmas per jumlah penduduk: 103,33% menjadi 104,100% Rasio Siskamling per jumlah desa/kelurahan: 13,481% Angka kriminalitas: 622 kasus menjadi 535 kasus Jumlah demo: 12 kegiatan menjadi 14 kegiatan Kegiatan pembinaan politik daerah: 2 kegiatan Cakupan patroli petugas Satpol PP: 411 kegiatan menjadi 503 kegiatan Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman dan keindahan): 97,16% menjadi 100% Penegakan Perda: 198 kasus menjadi 184 kasus Website milik Pemerintah Daerah: 3 sub domain menjadi 40 sub domain Ketersediaan database kependudukan skala provinsi: 50% menjadi 100% Sistem informasi manajemen Pemda: 6 buah menjadi 12 buah Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintah: 1 paket Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik: 32,96% menjadi 75% Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik: 60% menjadi 75% Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4): 48% menjadi 70% Panjang jalan yg memiliki trotoar dan drainase (lebar>1,5m): 13,12% menjadi 29,35% Drainase dalam kondisi baik: 50,24% menjadi 65,35% Luas irigasi dalam kondisi baik: 19,82% menjadi 70,39% Tahun II - 16

63 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN dan perkotaan, serta wilayah perbatasan yang dititik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan ekonomi INDIKATOR KINERJA Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik: 41,71% menjadi 70,39% Persentase Rumah tangga pengguna air bersih: 78,96% menjadi 93,64% Persentase penduduk berakses air minum: 58,26% menjadi 89,36% Rasio rumah layak huni: 51,99% menjadi 82,54% Rumah tangga bersanitasi: 29,15% menjadi 62,20% Rasio permukiman layak huni: 51,99% menjadi 79,68% Lingkungan permukiman: Ha menjadi Ha Lingkungan permukiman kumuh: Ha menjadi 962 Ha Persentase luas permukiman yang tertata: 35% menjadi 55,21% Jumlah arus penumpang angkutan umum: orang menjadi orang Jumlah KIR angkutan umum yang terlayani: unit menjadi unit Pemasangan rambu-rambu: 506 buah menjadi 722 buah Rasio ijin trayek: 1,20% menjadi 1,10% Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis 1 tipe B dan 4 tipe C menjadi 1 tipe A dan 7 tipe C Rasio panjang jalan perjumlah kendaraan: 0,0054% menjadi 052% Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum: orang, 230,58 ton menjadi orang, ton Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun: orang, 230,58 ton menjadi orang, ton Angkutan darat: 0,0185% Kepemilikan KIR angkutan umum: kendaraan menjadi kendaraan Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR): 30 menit Rasio tempat pemakaman umum persatuan penduduk: 88,08% menjadi 92,35% Jumlah gedung olahraga: 1 buah Rasio ketersediaan daya listrik: 99% Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik: 94% menjadi 100% Kontribusi sektor listrik, gas dan air minum terhadap PDRB: Rp ,8 juta menjadi Rp ,7 juta Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik: 89% menjadi 100% Perlindungan perempuan dan pemenuhan hak anak serta pengarusutama an gender yang mewujudkan Kabupaten Layak Anak Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah: 5,34% menjadi 5,44% Rasio KDRT: 0,020% menjadi 0,015% Persentase Jumlah Tenaga Kerja dibawah umur: 0,97% menjadi 0,95% Partisipasi angkatan kerja perempuan: 24,40% menjadi 30,15% Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan: 0,010% menjadi 0,030% Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK: kelompok menjadi kelompok PKK aktif: 100% menjadi 100% Tahun II - 17

64 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN Pengembangan dan perlindungan budaya, karya seni, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memperkuat jati diri; INDIKATOR KINERJA Kunjungan wisata: orang menjadi orang Jumlah, kelas dan jenis restoran: 153 unit menjadi 200 unit Jumlah, kelas dan jenis penginapan/hotel: 223 hotel menjadi 240 hotel Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB: Rp ,2 juta menjadi Rp ,6 juta Jumlah grup kesenian: grup menjadi grup Jumlah gedung kesenian: 0 buah menjadi 1 buah Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya: 4 kali menjadi 10 kali Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya: 1 buah menjadi 5 buah Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan: 34 lokasi Jumlah organisasi pemuda: 15 buah menjadi 18 buah Jumlah kegiatan kepemudaan: 9 kegiatan; 10 lokasi; 256 orang menjadi 12 kegiatan, 13 lokasi, 300 orang Jumlah organisasi olahraga: 50 buah menjadi 150 buah Jumlah kegiatan olahraga: 27 cabang menjadi 32 cabang Jumlah klub olahraga: 300 buah menjadi buah Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB: Rp ,2 juta menjadi ,6 juta Jumlah grup kesenian: grup menjadi grup Jumlah gedung kesenian: 0 buah menjadi 1 buah Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya: 4 kali menjadi 10 kali Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya: 1 buah menjadi 5 buah Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan: 34 lokasi menjadi 34 lokasi Jumlah organisasi pemuda: 15 buah menjadi 18 buah Jumlah kegiatan kepemudaan: 10 kegiatan; 11 lokasi; 270 orang menjadi 12 kegiatan; 13 lokasi; 300 orang Jumlah organisasi olahraga: 50 buah menjadi 150 buah Jumlah kegiatan olahraga: 27 cabang menjadi 32 cabang Jumlah klub olahraga: 300 buah menjadi buah Tingkat partisipasi angkatan kerja: 90,86% menjadi 87,25% Pencari kerja yang ditempatkan: 13,313% menjadi 21,25% Rasio penduduk yang bekerja: 51,27% menjadi 52,20% Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun: 5,58% menjadi 2,45% Keselamatan dan perlindungan: 55% menjadi 75% Pengelolaan lingkungan hidup dan risiko bencana yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Persentase penanganan sampah: 78,57% menjadi 79,50% Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk: 0,11% menjadi 0,25% Cakupan pantauan pencemaran status mutu air: 24 titik menjadi 45 titik Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air: 0 ha menjadi 70 ha Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, UKL-UPL, SPPL: 20 pelaku usaha menjadi 52 pelaku usaha Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dan penegakan hukum lingkungan: 10 kasus menjadi 50 kasus Tingkat waktu tanggap daerah layanan kebakaran wilayah manajemen kebakaran: 100% Tahun II - 18

65 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PRIORITAS PEMBANGUNAN INDIKATOR KINERJA Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas): 1,03% Cakupan pelayanan bencana kebakaran: 0,00032% menjadi 0050% Rehabilitasi hutan dan lahan kritis: 13,10% menjadi 27,60% Pertambangan tanpa ijin: 24 unit menjadi 0 unit Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB: Rp12.280,4 juta menjadi Rp19.754,5 juta Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM): 0 kegiatan menjadi 1 kegiatan Sedangkan Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan maka pada setiap tahun anggaran pelaksanaan RPJMD Kabupaten Semarang dijabarkan dalam Agenda Tahunan sebagai berikut: 1. Tahun 2010: merupakan tahun pentahapan sosialisasi dan konsolidasi visi-misi pasca pemilihan kepala daerah, dan lanjutan pelaksanaan pembangunan sesuai RKPD Kabupaten Semarang Tahun Tahun 2011: merupakan tahun pemantapan konsolidasi dan pembenahan infrastruktur dasar dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar menuju masyarakat yang mandiri, tertib dan sejahtera. Pada tahun ini difokuskan pada dua hal, yaitu: a. Konsolidasi dan penyiapan instrumen perencanaan pembangunan daerah sebagai acuan pemanfaatan secara optimal sumberdaya alam maupun buatan sesuai dengan RTRW Kabupaten Semarang, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, sehingga mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Serta penyiapan penerapan teknologi komunikasi dan informasi melaui electronic government di lingkungan Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat. b. Pembenahan sarana dan prasarana pelayanan dasar diprioritaskan pada: 1) Pemenuhan jaminan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu; 2) Melengkapi secara bertahap sarana dan prasarana pendidikan dasar yang menjamin proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan baik; 3) Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan teknologi komunikasi dan informasi melalui electronic government di lingkungan Tahun II - 19

66 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat. 3. Tahun : merupakan tahun percepatan pencapaian masyarakat yang mandiri, tertib dan sejahtera melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan, peningkatan SDM dan pelayanan publik. Pada tahun ini pembangunan difokuskan pada lima hal, yaitu: a. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM baik aparat maupun masyarakat; b. Memanfaatkan secara optimal sumberdaya daerah sesuai dengan RTRW Kabupaten Semarang serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk mendorong terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat; c. Membangun dan mengembangkan jaringan bisnis untuk memaksimalkan potensi ekonomi lokal melalui UMKM secara mandiri; d. Penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah terutama di kawasan perdesaan dan perbatasan, revitalisasi kawasan Bandungan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi daerah; e. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang menjamin tercapainya kesejahteraan masyarakat. 4. Tahun : merupakan tahun perwujudan masyarakat Kabupaten Semarang yang berdaya saing tinggi, mandiri, tertib dan sejahtera. Pembangunan pada tahun ini difokuskan pada tiga hal, yaitu: a. Memantapkan pemanfaatan sumberdaya daerah secara berkelanjutan serta pengembangan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui UMKM yang diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis secara mandiri; b. Mewujudkan masyarakat yang berkemampuan (empowered) dan berdaya saing (competitive) yang mengarah pada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat; c. Mewujudkan perilaku aparatur pemerintah dan masyarakat yang selalu berpegang pada aturan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tahun II - 20

67 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. PENDAHULUAN Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan. Kebijakan umum Pengelolaan keuangan daerah yang diwujudkan dalam APBD yang ditetapkan setiap Tahun dengan Peraturan Daerah, pada dasarnya merupakan landasan dan kebijakan operasional bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyampaikan program dan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan setiap tahunnya. Pengelolaan keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, sebagimana azas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Semarang. APBD yang disusun dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya, guna mengantisipasi permasalahan yang akan datang dan dinamika perkembangan lingkungan strategis serta dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan proses perencanaan daerah. Disamping itu juga memperhatikan kebijakan pembangunan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Tengah, telah dilaksanakan setiap tahun dengan mempedomani peraturan peundangan yang ada Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, setiap tahunnya pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggung-jawaban yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun demikian dalam penyusunan LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun ini, data yang digunakan terkait dengan APBD Tahun adalah data APBD yang sudah diaudit oleh BPK, untuk APBD Tahun 2014 dengan Tahun III - 1

68 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH data APBD yang masih proses audit oleh BPK, sedangkan Tahun 2015 menggunakan realisasi berjalan sampai dengan bulan Maret B. ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat, dimaksudkan bahwa: 1. Tertib berarti bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Taat pada peraturan perundang-undangan berarti bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan. 3. Pengelolaan keuangan daerah yang efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. 4. Pengelolaan keuangan daerah yang efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu. 5. Ekonomis berarti bahwa pemerolahen masukan dari program dengan kualitas dan kuantitas tertentu terjadi pada tingkat harga yang terendah. 6. Transaparan berarti bahwa dalam pengelolaan keuangan daerah terdapat prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses infomasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. 7. Bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan daerah merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 8. Keadilan dalam pengelolaan keuangan daerah merupakan keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif. Tahun III - 2

69 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 9. Kepatutan dalam pengelolaan keuangan daerah berarti tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar proporsional. 10. Manfaat untuk masyarakat berarti bahwa keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. C. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta menyikapi perkembangan dan dinamika penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang setiap tahun meningkat, maka Pemerintah Kabupaten Semarang telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung percepatan pelaksanaan dan perwujudan otonomi daerah khususnya dibidang Pendapatan Daerah. Sejalan dengan hal tersebut, dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemerintah Kabupaten Semarang telah menetapkan berbagai peraturan Daerah tentang Pajak Daerah maupun Retribusi Daerah. Sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 Triwulan I ini Perda tentang Pajak Daerah maupun Retribusi Daerah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang adalah: 1. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah dan Perubahannya yaitu Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, dan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Perijinan Tertentu. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dari Pemerintah dalam mendorong peningkatan pembangunan disegala bidang untuk meningkatkan sumber pendapatan Tahun III - 3

70 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH daerah baik melalui Intensifikasi maupun Ekstensifikasi sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku dengan tetap memperhatikan kondisi dan daya kemampuan masyarakat. 1. Kebijakan Pendapatan Daerah Perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Semarang selama periode tahun anggaran setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai upaya dan usaha dari pemerintah dalam mendayagunakan serta mengelola sumber-sumber pendapatan asli daerah yang ada secara optimal melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait. Transparansi dan penyederhanaan proses penetapan pajak daerah dan retribusi daerah merupakan langkah yang ditempuh dan terus ditingkatkan didalam menunjang rasa kedekatan dan tanggung jawab antara masyarakat selaku objek pajak/retribusi dengan Pemerintah Kabupaten Semarang. Untuk mewujudkan pencapaian target dan optimalisasi pendapatan daerah, berbagai upaya yang telah dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan antara lain dengan: a. Optimalisasi dan pengembangan Pajak serta Retribusi Daerah maupun penerimaan lain-lain diantaranya melalui penambahan titik pelayanan pembayaran Pajak, Retribusi dan lain-lain Penerimaan Daerah melalui kerja sama dengan Bank Jateng. b. Memberikan pelayanan yang prima dalam proses perijinan kepada masyarakat dengan meningkatkan fungsi Badan Penanaman Modal Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu. c. Peningkatan dan pengembangan sumber daya aparatur yang berkualitas dan profesional. d. Peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dan retribusi daerah melalui peningkatan kualitas prasarana dan sarana pelayanan yang telah dimiliki. e. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, baik pelayanan administrasi maupun pelayanan kontra prestasi terhadap fasilitas-fasilitas yang digunakan dan dipungut atas penggunaannya, sehingga peran serta masyarakat dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah dapat meningkat. f. Pemberdayaan dan Peningkatan kontribusi BUMD dengan penyertaan modal. Tahun III - 4

71 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH g. Peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk meningkatkan penerimaan daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial untuk ditingkatkan, walaupun kontribusi PAD terhadap APBD masih relatif rendah rata-rata hanya berkisar 13,62% per tahun, namun karena sektor Pendapatan Asli Daerah ini merupakan salah satu tolok ukur kemampuan keuangan daerah, maka optimalisasi penerimaan dari sektor ini terus diupayakan. Untuk mengetahui posisi komponen PAD dalam struktur pendapatan daerah, dilakukan dengan menganalisis rasio pertumbuhan PAD dan besaran nilai kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD merupakan cermin dari perkembangan ekonomi daerah. Besarnya PAD secara umum menunjukkan kemajuan aktivitas perekonomian pada masyarakat yang menjadi obyek pungut. Oleh karena itu, pencapaian target PAD sekaligus merupakan indikator penting untuk menilai laju pembangunan di daerah. Sedangkan dalam rangka memacu roda perekonomian masyarakat dari segi administrasi pengelolaan pajak dan retribusi daerah dilaksanakan dengan pelayanan yang mudah, tepat dan cepat sehingga usaha ekonomi tersebut diharapkan akan mampu memberikan kontribusi terhadap pemerataan pendapatan masyarakat. Salah satu pajak daerah penyumbang dalam PAD adalah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan atau PBB-P2. PBB-P2 ini semula menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, tetapi mulai Tahun 2013 telah menjadi bagian dari Pajak Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Semarang. Dasar hukum pengalihan pelaksanaan PBB-P2 di Kabupaten Semarang atau yang lebih dikenal dengan pendaerahan PBB-P2 adalah: a. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; b. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2012 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah; Tahun III - 5

72 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH c. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah; d. Perjanjian kerjasama antara DPPKAD Kabupaten Semarang dengan PT. Bank Jateng Cabang Ungaran Nomor 415.4/11/KJS/2012, Nomor 425/DT.0102/022/2012 tentang Pengelolaan Uang Daerah; e. Perjanjian kerjasama antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Semarang Nomor PERJ.01/WPJ.10/2012, Nomor 415.4/16/KJS/2012 tentang Intensifikasi Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri, Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan ke Daerah serta Kehumasan di Kabupaten Semarang; f. Peraturan Bupati Semarang Nomor 160 Tahun 2012 tentang Standard Operasional Prosedur (SOP) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; g. Peraturan Bupati Semarang Nomor 161 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Kabupaten Semarang; h. Keputusan Bupati Semarang Nomor 973/0699/2012 tentang Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2013; i. Keputusan Bupati Semarang Nomor 973/0700/2012 tentang Penunjukan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Sebagai Pejabat Yang Menandatangani Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2013 Kabupaten Semarang; j. Keputusan Bupati Semarang Nomor 973/0701/2012 tentang Penunjukan Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2013 Kabupaten Semarang; k. Surat Bupati Semarang kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 973/ Tanggal 14 Mei 2012 Perihal Pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun 2013 serta Surat Jawaban Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor S-346/MK.7/2012 Tanggal 6 Juni 2012 Tahun III - 6

73 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Perihal Pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Tahun Target dan Realisasi Pendapatan Sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Pengelolaan pendapatan daerah tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan kapasitas fiskal daerah dengan tujuan memaksimalkan penyelenggaraan pemerintahan untuk pelayanan kepada masyarakat. Target dan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tahun III - 7

74 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.1 REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH PERIODE TAHUN 2010 s/d 2012 NO URAIAN Tahun Anggaran 2010 Tahun Anggaran 2011 Tahun Anggaran 2012 APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen PENDAPATAN DAERAH , ,00 99, , ,00 101, , ,31 100, Pendapatan asli daerah , ,00 95, , ,00 95, , ,31 105, Pajak daerah , ,00 101, , ,00 95, , ,00 109, Retribusi daerah , ,00 93, , ,00 90, , ,00 99, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah , ,00 99, , ,00 100, , ,00 100, , ,00 90, , ,00 110, , ,31 105, Dana perimbangan , ,00 100, , ,00 100, , ,00 100, Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak , ,00 101, , ,00 107, , ,00 100, Dana alokasi umum , ,00 100, , ,00 100, , ,00 100, Dana alokasi khusus , ,00 100, , ,00 100, , ,00 100, Lain-lain pendapatan daerah yang sah , ,00 100, , ,00 108, , ,00 100, Hibah , Dana darurat Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah dan Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur , ,00 102, , ,00 166, , ,00 103, , ,00 99, , ,00 100, , ,00 100, , ,00 99, , ,00 100, , ,00 99, , ,00 100, , ,00 100, Sumbangan dari Pihak Ketiga , , Pendapatan Dana Insentif daerah , ,00 100, Dana Desa dari APBN Jumlah Pendapatan , ,00 99, , ,00 101, , ,31 100,85 Tahun III - 8

75 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.2 REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH PERIODE TAHUN 2013 s/d 2015 Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2014 Tahun Anggaran 2015 NO URAIAN APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Penetapan Realisasi APBD sd Tw 1 Prosen PENDAPATAN DAERAH , ,00 99, , ,00 102, , ,00 26, Pendapatan asli daerah , ,00 106, , ,00 112, , ,00 12, Pajak daerah , ,00 111, , ,00 103, , ,00 20, Retribusi daerah , ,00 91, , ,00 102, , ,00 19, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah , ,00 98, , ,00 100, , ,00 0, , ,00 108, , ,00 122, , ,00 5, Dana perimbangan , ,00 100, , ,00 100, , ,00 32, Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak , ,00 108, , ,00 103, , ,00 15, Dana alokasi umum , ,00 100, , ,00 100, , ,00 33, Dana alokasi khusus , ,00 100, , ,00 100, , ,00 30, Lain-lain pendapatan daerah yang sah , ,00 91, , ,00 102, , ,00 22, Hibah , ,00 20, , Dana darurat Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah dan Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur , ,00 116, , ,00 123, , ,00 11, , ,00 90, , ,00 100, , ,00 29, , ,00 48, , ,00 74, , Sumbangan dari Pihak Ketiga , , Pendapatan Dana Insentif daerah , ,00 100, Dana Desa dari APBN , Jumlah Pendapatan , ,00 99, , ,00 102, , ,00 26,89 Tahun III - 9

76 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Data sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.1 tersebut di atas besarnya nilai kontribusi PAD terhadap Pendapatan APBD dan tingkat pertumbuhan rata-rata PAD dari Tahun Anggaran dapat dilihat pada Tabel 3.2 adalah sebagai berikut: TA Target Pendapatan APBD Tabel 3.3 Tingkat Pertumbuhan PAD Tahun 2010 s/d 2015 Target PAD Realisasi PAD Kontribusi PAD terhadap APBD Tingkat Pertumbuhan PAD ,18% ,91% 34,77% ,90% 17,20% ,64% 38,17% ,73% 15,08% ,38% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret Melalui upaya-upaya intensifikasi dan ekstensisfikasi pendapatan daerah yang selama ini telah dilaksanakan, maka secara umum capaian kinerja Pendapatan Asli Daerah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pertumbuhan rata-rata PAD dari Tahun Triwulan I adalah sebesar 26,31%. b. Kontribusi PAD terhadap APBD selama periode Triwulan I menunjukan perkembangan yang relatif baik yakni rata-rata sebesar 13,62%. Kemudian kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD dan pertumbuhaannya disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut: Tahun III - 10

77 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TA Tabel 3.4 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Pajak Daerah Target PAD Target Pajak Daerah Realisasi Pajak Daerah Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD Tingkat Pertum buhan Pajak Daerah ,97% ,58% 50,34% ,01% 19,68% ,69% 75,03% ,34% 03,19% ,12% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret Sektor Pajak Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun ( ) telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah yakni rata-rata sebesar 32,28% per tahun, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 37,06% per tahun. Besarnya angka kontribusi dan tingkat pertumbuhan pajak daerah ini menunjukan bahwa selama Tahun Anggaran kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan menunjukan pencapaian kinerja yang positif juga didukung adanya peralihan Pajak Bumi dan Bangunan dari penerimaan Dana Perimbangan menjadi penerimaan Pajak Daerah. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya nyata dan sungguh-sungguh dari seluruh komponen pemerintah daerah yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pemungutan pajak daerah. Hal ini akan dijadikan sebagai modal untuk memacu kinerja dalam peningkatkan pendapatan daerah kearah yang lebih baik. Tahun III - 11

78 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TA Tabel 3.5 Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Retribusi Daerah Target PAD Target Retribusi Realisasi Retribusi Daerah Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD Tingkat Pertumbuhan Retribusi Daerah ,94% ,29% 12,25% ,59% (58,70%) ,30% 03,60% ,92% (21,57%) ,93% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD rata-rata mencapai 27,99% per tahun, sedangkan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar negative 16,10%. Besaran angka kontribusi retribusi daerah terhadap PAD menunjukan bahwa sektor Retribusi Daerah memberikan kontribusi penerimaan pendapatan asli daerah yang cukup baik sedangkan pertumbuhan rata-rata retribusi daerah yang negative 16,10% per tahun disebabkan adanya peralihan penerimaan retribusi ke lain-lain PAD yang sah dan beberapa jenis retribusi daerah realisasinya tidak mencapai target. Peralihan jenis retribusi ke pendapatan lain lain yaitu penerimaan atas Badan Layanan Umum Daerah dan penerimaan atas dana Kapitasi JKN di Puskesmas, sedangkan beberapa jenis retribusi daerah pada tahun terakhir ini realisasinya belum mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam APBD. Naik turunnya capaian retribusi ini antara lain disebabkan karena sektor retribusi daerah merupakan pungutan pemerintah kepada masyarakat yang pemungutannya sangat dipengaruhi oleh besaran nilai kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dan adanya pembangunan beberapa bangunan pasar dan obyek wisata yang mempengaruhi realisasi penerimaan retribusi daerah. Tahun III - 12

79 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Besar kecilnya kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah akan berpengaruh langsung terhadap realisasi penerimaan retribusi daerah. Adapun faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target retribusi daerah antara lain sebagai berikut: a. Kurangnya fasilitas umum yang dijadikan sebagai obyek pendapatan retribusi daerah. b. Adanya beberapa obyek pendapatan retribusi yang telah dibebaskan dari pungutan retribusi daerah (Pelayanan KTP, Pelayanan Kesehatan Puskesmas, parkir ditepi jalan Nasional, Pajak Bando yang melintang di jalan Nasional). c. Kurang optimalnya pengelolaan fasilitas umum yang dijadikan sebagai obyek pemungutan retribusi daerah sehingga berpengaruh terhadap kontraprestasi yang diterima oleh pemakai jasa (masyarakat). d. Kurangnya jumlah dan kuantitas SDM pemungut retribusi daerah yang TA berkualitas. Tabel 3.6 Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan Target PAD Target Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan Terhadap PAD Tingkat Pertumbuhan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan ,38% ,56% (20,89%) ,10% 112,15% ,09% 08,23% ,71% (27,28%) ,78% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret Tahun III - 13

80 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Sektor Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun ( ) telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah yakni rata-rata sebesar 3,60% per tahun, sedangkan tingkat pertumbuhan memberikan kontribusi rata-rata sebesar 18,05% per tahun. Penurunan terjadi pada realisasi Tahun 2013 ke realisasi Tahun 2014 yang disebabkan adanya laba PDAM yang tidak disetorkan sebagai hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan tetapi langsung diinvestasikan ke PDAM untuk menambah cakupan pelayanan, dengan demikian maka hasil bagian laba dari PDAM tersebut langsung terakumulasi sebagai penambahan investasi Pemerintah Daerah. Tabel 3.7 Kontribusi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Terhadap PAD, dan Tingkat Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah TA Target PAD Target Lainlain PAD yang Sah Realisasi Lainlain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Kontribusi Lain-lain PADYang Sah Terhadap PAD Tingkat Pertumbuhan Lain-lain PAD Yang Sah ,00 09,70% ,00 15,57% 164,13% ,31 47,30% 209,03% ,00 43,92% 30,51% ,00 50,03% 39,61% ,00 50,17% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret 2015 Sektor Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun ( ) telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah yakni rata-rata sebesar 36,11 per tahun, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 110,82% per tahun. Besarnya angka kontribusi dan tingkat pertumbuhan menunjukan bahwa selama Tahun Anggaran , lain-lain PAD yang sah ini mencapai kinerja yang positif disamping Tahun III - 14

81 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH dipengaruhi adanya peralihan penerimaan BLUD dari 2 (dua) RSUD Kabupaten Semarang dan penerimaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Puskesmas yang semula retribusi beralih menjadi penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. 3. Permasalahan dan Solusi Berbagai permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Semarang dalam pelaksanaan pengelolaan pendapatan daerah antara lain: a. Dengan adanya kebijakan sistem pemungutan dengan self assessment tidak disertai dengan kesadaran wajib pajak dalam melaporkan pendapatannya. b. Beberapa regulasi terkait pengelolaan pajak dan retribusi belum optimal sehingga masih perlu penyesuaian dan perbaikan. c. Kurang adanya ketegasan dalam penerapan perda terhadap pengelolaan PAD d. Perbedaan harga pasar nilai tanah dan nilai jual objek pajak kurang ideal. e. Data potensi tidak bisa serta merta dijadikan target PAD tanpa adanya upaya pencapaian, karena pengaruh kemampuan SDM, kesadaran wajib Pajak maupun Wajib Retribusi, dan faktor penegakan. f. Beberapa potensi obyek belum dikelola secara maksimal, sehingga berpengaruh pada pencapaian target PAD. g. Masih rendahnya kapasitas dan kemampuan aparatur dalam pengelolaan PAD. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut di atas, maka langkahlangkah yang diambil yaitu: a. Mengadakan sosialisasi pada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui media cetak, eletronik maupun media massa. b. Menyempurnakan tata cara pengelolaan pajak dan retribusi secara efektif, efisien dan transparan c. Melakukan pengawasan dan pembinaan dengan SKPD yang membidangi atau menangani. d. Meningkatkan koordinasi bersama Tim Intensifikasi pendapatan secara rutin, tiga bulan sekali. e. Melakukan kegiatan verifikasi nilai tanah secara selektif pada obyek-obyek tertentu. Tahun III - 15

82 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH f. SKPD pengelola pendapatan maupun DPPKAD melakukan kegiatan potensi secara bersama-sama dan hasilnya dipaparkan di hadapan Tim Intensifikasi Pendapatan. g. Meningkatkan pengelolaan dan peningkatan sarana dan prasarana pada beberapa obyek potensial pendukung PAD seperti Pasar Hewan, Pasar, Obyek Wisata. h. Mengirimkan aparatur pada lembaga bimbingan teknis yang membidangi pengelolaan PAD. D. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Belanja Daerah Sebagaimana diatur dalam PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, maka kebijakan keuangan daerah terkait belanja adalah sebagai berikut: a. Kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya serta perkiraan situasi dan kondisi pada Tahun mendatang. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan akuntabilitas serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran. b. Kebijakan belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga; c. Kebijakan belanja daerah diarahkan untuk membiayai program dan kegiatan yang menjadi prioritas daerah di Kabupaten Semarang dan diharapkan manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik yang meliputi antara lain sektor pertanian, ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas SDM, pelayanan sosial dasar Tahun III - 16

83 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH masyarakat, pembangunan infrastruktur dan peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dalam rangka peningkatan akuntabilitas. d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja daerah melalui standar harga serta intensifikasi pengawasan baik oleh pengawas fungsional maupun masyarakat. e. Meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah antara lain dengan melakukan pencatatan sesuai dengan prosedur akuntansi keuangan daerah, dan penyusunan laporan keuangan oleh setiap SKPD sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. f. Peningkatan pemberdayaan SKPD melalui pendelegasian wewenang pengelolaan keuangan daerah mulai perencanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban sampai pada tingkat manajemen terendah pada setiap SKPD. g. Penggunaan aplikasi SIPKD dalam proses penyusunan APBD pelaksanaan penatausahaan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah atau LKPD. h. Alokasi belanja daerah digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang telah direncanakan dalam RPJMD, RKPD, KUA dan PPAS, dengan tetap memperhatikan prioritas Kabupaten Semarang. i. Dalam pengelolaan barang daerah (sarana prasarana) yang ada harus lebih efisien, pengadaan hanya pada jenis barang yang memang sangat dibutuhkan. Sebagai upaya pengendalian pengadaan barang inventaris dilakukan secara selektif dengan lebih dahulu dilakukan pengkajian atas barang inventaris yang tersedia. j. Penetapan APBD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. 2. Target dan Realisasi Belanja Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun menurut Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, sedangkan belanjanya dikelompokkan dalam Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Tahun III - 17

84 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, bantuan Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. Belanja tidak langsung diupayakan lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Pengalokasian belanja langsung direncanakan antara lain dengan memperhatikan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah, hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD, dan arah kebijakan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten. Dengan demikian pembangunan diharapkan benar-benar realistis, transparan, partisipatif, dan akuntabel serta mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Pengelolaan belanja daerah diarahkan pada memperbesar belanja langsung berupa program/kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan/pelayanan dasar masyarakat, penanggulangan kemiskinan, pengurangan pengangguran, Peningkatan Pendidikan, Peningkatan derajat Kesehatan dan penyediaan infrastruktur publik, serta kegiatan yang mendukung revitalisasi perdesaan melalui pemberdayaan masyarakat. Target dan realisasi belanja daerah Kabupaten Semarang tahun anggaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tahun III - 18

85 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NO URAIAN Tabel 3.8 REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH PERIODE TAHUN 2010 s/d 2012 Tahun Anggaran 2010 Tahun Anggaran 2011 Tahun Anggaran 2012 APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen ,00 BELANJA DAERAH , ,00 93, , ,32 92, , ,52 91, Belanja Tidak Langsung , ,00 96, , ,32 97, , ,88 92, Belanja Pegawai , ,00 96, , ,00 97, , ,00 97, Belanja Bunga , ,00 84, , ,00 90, , ,00 66, Belanja Subsidi , ,00 86, , ,00 92, , ,00 60, Belanja Hibah , ,00 98, , ,00 98, , ,00 45, Belanja bantuan sosial , ,00 89, , ,00 99, , ,88 67, Belanja bagi hasil kepada Propinsi,/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada propinsi/kabupaten/kota dan Pemerintah Desa , , , ,00 65, , ,00 100, , ,00 100,00 99, , ,32 98, , ,00 98, Belanja Tidak terduga , ,00 70, , ,00 93, , ,00 33, Belanja Langsung , ,00 87, , ,00 86, , ,64 88, Belanja pegawai , Belanja Barang dan jasa , Belanja Modal , , , ,00 90, , ,00 94, , ,00 93,46 95, , ,00 95, , ,64 93,01 74, , ,00 76, , ,00 85,96 Jumlah Belanja , ,00 93, , ,32 92, , ,52 91,35 Tahun III - 19

86 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.9 REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH PERIODE TAHUN 2013 s/d 2015 Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2014 Tahun Anggaran 2015 NO URAIAN Realisasi APBD sd APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Penetapan Prosen Triwulan I ,00 BELANJA DAERAH , ,07 89, , ,25 92, , ,00 11, Belanja Tidak Langsung , ,00 91, , ,02 93, , ,00 15, Belanja Pegawai , ,00 91, , ,00 93, , ,00 18, Belanja Bunga , ,00 99, , ,00 99, , ,00 60, Belanja Subsidi , Belanja Hibah , ,00 95, , ,00 97, , Belanja bantuan sosial , ,00 97, , ,00 94, , Belanja bagi hasil kepada Propinsi,/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada propinsi/kabupaten/kota dan Pemerintah Desa , ,00 100, , ,00 100, , , ,00 98, , ,02 97, , Belanja Tidak terduga , ,00 52, , ,00 18, , Belanja Langsung , ,07 85, , ,23 89, , ,00 4, Belanja pegawai , ,00 91, , ,00 88, , ,00 4, Belanja Barang dan jasa , ,07 89, , ,23 92, , ,00 8, Belanja Modal , ,00 80, , ,00 86, , ,00 0,20 Jumlah Belanja , ,07 89, , ,25 92, , ,00 11,82 Tahun III - 20

87 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TA Tabel 3.10 Tingkat Pertumbuhan Belanja Daerah Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Prosen Tingkat Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah , ,00 93,89% , ,32 92,99% 23,24% , ,52 91,35% 16,65% , ,07 89,22% 9,71% , ,25 92,03% 12,88% , ,00 11,85% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret 2015 TA Gambaran umum realisasi maupun tingkat pertumbuhan belanja daerah Tahun sangat fluktuasi, tergantung dengan kebutuhan serta kemampuan keuangan daerah dengan realisasi rata-rata sebesar 91,89% (tidak termasuk realisasi Tahun 2015) dan pertumbuhan rata-rata sebesar 15,62%. Secara garis besar belanja terbagi menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung dimana kondisinya dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.11 Kontribusi Belanja Tidak Langsung terhadap Belanja Daerah dan Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung Anggaran Belanja Daerah Anggaran Belanja Tidak Langsung Realisasi Belanja Tidak Langsung Kontribusi BTL thd belanja Daerah Tingkat Pertumbuhan Realisasi Belanja Tidak Langsung , ,00 68,68% ,32 59,80% 8,72% ,88 60,06% 13,89% ,00 58,52% 8,21% ,02 55,75% 6,50% ,00 64,91% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret Tahun III - 21

88 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara kontribusi belanja tidak langsung mengalami fluktuatif dari Tahun dengan rata-rata 1,28%, hal-hal tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah, dimana komponen belanja tidak langsung lebih didominasi belanja pegawai atau gaji dan tunjangan yang bersifat wajib mengikat. Sedangkan pertumbuhan belanja tidak langsung cenderung positif dengan rata-rata sebesar 9,33%. TA Tabel 3.12 Kontribusi Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah dan Pertumbuhan Belanja Langsung Anggaran Belanja Daerah Anggaran Belanja Langsung Realisasi Belanja Langsung Kontribusi Belanja langsung thd belanja Tingkat Pertumbuhan Realisasi Belanja Langsung ,00 31,32% ,00 40,20% 58,70% ,64 39,94% 21,21% ,07 41,48% 12,05% ,23 44,25% 22,57% ,00 35,09% - Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret 2015 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara jumlah maupun kontribusi belanja langsung mengalami kenaikan dari Tahun dengan rata-rata sebesar 38,71%, sedangkan pertumbuhan belanja langsung cenderung berfluktuasi walaupun masih positif dengan rata-rata sebesar 28,3%, kecenderungan berfluktuatif karena alokasi maupun realisasi belanja langsung disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah digunakan untuk mendanai program kegiatan dalam rangka mendukung visi misi yang ada dalam RPJMD. Tahun III - 22

89 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3. Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Semarang terkait dengan belanja daerah antara lain: a. Masih rendahnya kemampuan keuangan daerah dan bantuan dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi yang bersifat alokatif. b. Masih kurangnya dukungan infrastruktur pedesaan dan masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran dipedesaan. c. Masih perlunya dukungan pada infrastruktur dasar pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana publik. d. Masih sulitnya penggunaan analisis standar belanja, karena sampai saat ini belum ada pedoman khusus tentang analisis standar belanja, dan beberapa Departemen belum menerbitkan Standar Pelayanan Minimal, serta masih sulitnya peningkatan efektivitas pelaksaaan kegiatan dan mengukur hasil dari suatu kegiatan agar mencerminkan kinerja hasil dari suatu aktivitas. e. Belum optimalnya sarana dan prasarana penunjang operasional kegiatan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam rangka menekan pemborosan belanja. f. Perlunya pengendalian pelaksanaan kegiatan rapat-rapat yang diselenggarakan diluar kantor, peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia/pelatihan yang banyak ditawarkan oleh berbagai lembaga diluar yang direkomendasikan oleh departemen terkait. Dari berbagai permasalahan tersebut di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasinya antara lain: a. Untuk mengantisipasi rendahnya kemampuan keuangan daerah disamping mengoptimalkan kegiatan peningkatan PAD, juga dengan memperbaiki data kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah yang merupakan data dasar penghitungan DAU, serta melakukan rekonsiliasi kebutuhan belanja pegawai seiring dengan adanya penambahan CPNS baru dan kenaikan Gaji PNSD. Dengan upaya tersebut diharapkan penerimaan PAD dan besaran alokasi DAU yang diterima akan mengalami peningkatan secara signifikan. b. Komponen pendapatan APBD Kabupaten Semarang didominasi dari dana perimbangan sehingga pada saat terjadi kenaikan gaji yang tidak seimbang dengan kenaikan DAU, maka solusi yang ditempuh adalah pengalihan alokasi Tahun III - 23

90 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH belanja langsung ke belanja tidak langsung, hal ini disikapi dengan penentuan skala prioritas daerah sehingga terpaksa harus menunda penyelesaian beberapa kegiatan. Pengalihan belanja bidang pendidikan yang berasal dari DAK dari belanja langsung ke belanja tidak langsung mengakibatkan proporsi dana belanja langsung mengalami penurunan yang cukup signifikan, maka secara berangsur dilakukan restrukturisasi belanja tidak langsung non gaji menjadi program dan kegiatan SKPD. c. Untuk mengatasi permasalahan masih kurangnya dukungan infrastruktur pedesaan dan masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran dipedesaan ditempuh dengan mengalokasikan dana stimulan dan peningkatan sarana dan prasarana ekonomi pedesaan melalui berbagai program kegiatan baik yang bersumber dari dana APBD murni maupun PNPM Mandiri. d. Solusi yang ditempuh sehubungan dengan tidak adanya perangkat tolok ukur ASB dilakukan pengamatan dan pencermatan melalui aspek kewajaran beban kegiatan dan penggunaan sumber dana berdasarkan indek standar harga yang berlaku di Kabupaten Semarang. e. Mengoptimalkan sarana yang dimiliki SKPD sehingga bisa ditekan belanja pengadaan sarana prasarana seperti mobilitas, komputer, mebelair mapun peralatan lain. f. Melakukan pengetatan alokasi belanja pada penyelenggaraan rapat-rapat yang dilaksanakan diluar kantor, untuk pengembangan sumber daya manusia hanya memberikan toleransi pada pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh instansi-instansi resmi maupun instansi yang bekerja sama dengan instansi Pemerintah. E. PEMBIAYAAN DAERAH 1. Kebijakan Umum Pembiayaan Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Prinsip pembiayaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah, sehingga defisit anggaran diupayakan untuk diminimalkan, sebaliknya surplus anggaran dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk Tahun III - 24

91 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH menghindari idle kas. Ketika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, maka arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka kebijakan umum pembiayaan ditetapkan sebagai berikut: a. Penerimaan pembiayaan diupayakan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah. b. Pengeluaran pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan memperkuat struktur APBD serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. 2. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan kebijakan umum pembiayaan di atas, target dan realisasi Pembiayaan baik Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran pembiayaan dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tahun III - 25

92 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.13 REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH PERIODE TAHUN 2010 s/d 2012 NO URAIAN Tahun Anggaran 2010 Tahun Anggaran 2011 Tahun Anggaran 2012 APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan pembiayaan , ,00 99, , ,00 100, , ,68 100, Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) , ,00 99, , ,00 100, , ,68 100, Pencairan Dana Cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan , ,00 118, Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah Penerimaan Dana Talangan , ,00 100, Penerimaan Dana Bergulir Jumlah penerimaan pembiayaan , ,00 99, , ,00 100, , ,68 100, Pengeluaran pembiayaan , ,00 100, , ,00 100, , ,24 98, Pembentukan dana cadangan , ,00 100, , ,00 95, Penyertaan modal (Investasi) daerah , ,00 100, , ,00 100, Pembayaran pokok utang , ,00 100, , ,00 100, , ,00 100, Pemberian pinjaman daerah Pemberian dana talangan , ,00 100, Pembayaran utang jangka pendek , ,24 100,00 Jumlah pengeluaran pembiayaan , ,00 100, , ,00 100, , ,24 98,85 Pembiayaan neto , ,00 99, , ,00 100, , ,44 100,21 Tahun III - 26

93 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.14 REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH PERIODE TAHUN 2013 s/d 2015 Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2014 Tahun Anggaran 2015 NO URAIAN Realisasi APBD APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Penetapan Prosen sd Tri Wulan I PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan pembiayaan , ,23 100, , ,16 100, , Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) , ,23 100, , ,16 100, , Pencairan Dana Cadangan , Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerah Penerimaan Dana Talangan Penerimaan Dana Bergulir ,00 - Jumlah penerimaan pembiayaan , ,23 100, , ,16 100, , Pengeluaran pembiayaan , ,00 95, , ,00 100, , ,00 0, Pembentukan dana cadangan , ,00 84, , , , Penyertaan modal (Investasi) daerah , ,00 100, , , Pembayaran pokok utang , ,00 100, , ,00 99, , ,00 50, Pemberian pinjaman daerah Pemberian dana talangan Pembayaran utang jangka pendek Jumlah pengeluaran pembiayaan , ,00 95, , ,00 100, , ,00 0,19 Pembiayaan neto , ,23 100, , ,16 100, ,00 ( ,00) (0,01) Tahun III - 27

94 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH F. SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN (SiLPA) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi penerimaaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Perkembangan SiLPA dari Tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tahun Anggaran Tabel 3.15 Pertumbuhan SiLPA Tahun Jumlah SiLPA Pertumbuhan / Kenaikan SiLPA Prosentase Realisasi Pendapatan Prosentase Realisasi Belanja ,00-99,64% 93,89% ,68 89,95% 101,82% 92,99% ,23 28,17% 100,85% 91,35% ,16 21,12% 99,33% 89,22% ,91 9,47% 102,45% 92,03% ,00-26,88% 11,85% Catatan : - Sd Tahun 2013 angka realisasi audited - Tahun 2014 angka realisasi sebelum audited - Tahun 2015 angka realisasi sampai dengan bulan Maret Pada tabel diatas terlihat bahwa secara jumlah maka SiLPA mengalami kenaikan dari Tahun tetapi secara prosentase SiLPA justru mengalami penurunan, sedangkan untuk SiLPA Tahun 2015 tidak dilakukan analisis karena anggaran masih menggunakan penetapan dan realisasi masih menggunakan data realisasi sampai dengan Triwulan I. Untuk sumbangan SiLPA lebih banyak didapat dari sisa anggaran belanja daripada pelampauan pendapatan, karena rata-rata prosentase kekurangan realisasi belanja dari anggaran yang ditetapkan adalah sebesar 8,10%, lebih besar dari pada rata-rata prosentase pelampauan pendapatan terhadap target yang ditetapkan yaitu sebesar 0,81%. Besarnya jumlah SiLPA yang ada dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Adanya pelampauan pendapatan baik dari PAD, Dana Perimbangan, maupun Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Tahun III - 28

95 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 2. Adanya penghematan atau efisiensi baik belanja tidak langsung maupun langsung. Penghematan ini berarti bahwa secara output program kegiatan tercapai tetapi anggaran yang tersedia tidak terserap semua. 3. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan karena kondisi diluar kemampuan Pemerintah Kabupaten Semarang untuk mengendalikaan seperti kegiatan yang harus menunggu peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kegiatan-kegiatan yang harus menyesuaikan dengan jadwal pihak lain seperti Pemerintah Pusat / Pemerintah Provinsi. 4. Adanya kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang gagal lelang. 5. Adanya saldo kas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan saldo Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Saldo Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Tambahan Guru, yang penggunaannya diatur tersendiri. 6. Berkurangnya jumlah PNS di Kabupaten Semarang dan terbitnya aturan-atauran baru di bidang pengelolaaan keuangan, mempengaruhi kemampuan Kabupaten Semarang untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang ada dan menyerap seluruh potensi pendapatan yang ada. Berikut adalah tabel perhitungan SiLPA dari Tahun 2010 sampai dengan 2015: Tahun III - 29

96 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.16 REKAPITULASI SILPA APBD TAHUN 2010 s/d 2012 NO URAIAN Tahun Anggaran 2010 Tahun Anggaran 2011 Tahun Anggaran 2012 APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen PENDAPATAN DAERAH , ,00 99, , ,00 101, , ,31 100, Pendapatan asli daerah , ,00 95, , ,00 95, , ,31 105, Dana perimbangan , ,00 100, , ,00 100, , ,00 100, Lain-lain pendapatan daerah yang sah , ,00 100, , ,00 108, , ,00 100,98 Jumlah Pendapatan , ,00 99, , ,00 101, , ,31 100,85 2 BELANJA DAERAH , ,00 93, , ,32 92, , ,52 91, Belanja Tidak Langsung , ,00 96, , ,32 97, , ,88 92, Belanja Langsung , ,00 87, , ,00 86, , ,64 88,96 Jumlah Belanja , ,00 93, , ,32 92, , ,52 91,35 Surplus/(Defisit) ( ,00) ( ,00) 3,87 ( ,00) ,68 (140,77) ( ,00) ,79 (51,36) 3 PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan pembiayaan , ,00 99, , ,00 100, , ,68 100,00 Jumlah penerimaan pembiayaan , ,00 99, , ,00 100, , ,68 100, Pengeluaran pembiayaan , ,00 100, , ,00 100, , ,24 98,85 Jumlah pengeluaran pembiayaan , ,00 100, , ,00 100, , ,24 98,85 Pembiayaan neto , ,00 99, , ,00 100, , ,44 100, Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA) , , ,23 Tahun III - 30

97 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tabel 3.17 REKAPITULASI SILPA APBD TAHUN 2013 s/d 2015 NO URAIAN Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2014 Tahun Anggaran 2015 APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Perubahan Realisasi APBD Prosen APBD Penetapan Realisasi APBD Prosen PENDAPATAN DAERAH , ,00 99, , ,00 102, , ,00 26, Pendapatan asli daerah , ,00 106, , ,00 112, , ,00 12, Dana perimbangan , ,00 100, , ,00 100, , ,00 32, Lain-lain pendapatan daerah yang sah , ,00 91, , ,00 102, , ,00 22,34 Jumlah Pendapatan , ,00 99, , ,00 102, , ,00 26,89 2 BELANJA DAERAH , ,07 89, , ,25 92, , ,00 11, Belanja Tidak Langsung , ,00 91, , ,02 93, , ,00 15, Belanja Langsung , ,07 85, , ,23 89, , ,00 4,99 Jumlah Belanja , ,07 89, , ,25 92, , ,00 11,82 Surplus/(Defisit) ( ,00) ,93 (35,56) ( ,00) ,75 (16,53) ( ,00) ,00 (284,67) 3 PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan pembiayaan , ,23 100, , ,16 100, , Jumlah penerimaan pembiayaan , ,23 100, , ,16 100, , Pengeluaran pembiayaan , ,00 95, , ,00 100, , ,00 0,19 Jumlah pengeluaran pembiayaan , ,00 95, , ,00 100, , ,00 0,19 Pembiayaan neto , ,23 100, , ,16 100, ,00 ( ,00) (0,01) 3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (SILPA) , , ,00 Tahun III - 31

98 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH G. PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) Untuk mendukung peningkatan PAD dan lebih utamanya untuk mendukung peningkatan kinerja pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Semarang mengambil kebijakan dengan menetapkan RSUD Ungaran untuk menerapkan PPK-BLUD melalui Keputusan Bupati Semarang Nomor 445/0518/2009 tanggal 13 Oktober 2009 tentang penetapan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status penuh kepada Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang dan RSUD Ambarawa melalui Keputusan Bupati Semarang Nomor 445/0529/2011 tanggal 27 Oktober 2011 tentang penetapan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status penuh kepada Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang. Penerapan PPK-BLUD ini mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2012, sesuai surat Bupati Semarang Nomor 910/04050 perihal pemberitahuan tentang penetapan PPK-BLUD untuk RSUD tanggal 16 Nopember 2011 kepada Ketua DPRD Kabupaten Semarang bahwa PPK-BLUD RSUD Ungaran dan PPK- BLUD RSUD Ambarawa. Penerapan PPK-BLUD pada kedua rumah sakit daerah tersebut mendasari Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah atau PPK-BLUD dimana PPK-BLUD merupakan konsep baru dalam pengelolaan keuangan Negara yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan fleksibiltas pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Fleksibilitas yang diberikan antara lain adalah kewenangan untuk mengelola langsung pendapatan yang diperoleh dari masyarakat maupun hasil kerja sama atau hibah. H. PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Pada Tahun 2014 terdapat obyek pendapatan yang baru yaitu dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan penyelenggara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan SKPD Pengelolaan Dinas Kesehatan. Beberapa definisi terkait dengan pelaksanaan JKN adalah sebagai berikut: Tahun III - 32

99 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jaminan pelayanan kesehatan yang diberikan. 2. Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. 3. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar pemerintah. 4. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan. 5. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah diselenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Maka dari itu perlu pemahaman seluruh Stakeholder terkait sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan pada Pasal 6 A menyebutkan bahwa Penduduk yang belum termasuk sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dapat diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota. Masyarakat di Kabupaten Semarang dalam rangka pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional sangat antusias dan partisipatif dibuktikan dengan Tahun III - 33

100 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH banyaknya masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai Peserta BPJS. Data yang diperoleh terkait jumlah kepesertaan masyarakat di Kabupaten Semarang yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS per tanggal 22 Oktober 2014 sebanyak orang. Dimana jumlah kepesertaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1. Peserta PBI (Pusat)/Eks Jamkesmas sebanyak orang. 2. Peserta PBI (Daerah)/Eks Jamkesda sebanyak orang. 3. Peserta Non PBI (PNS/Pensiunan dan lain-lain) sebanyak orang. 4. Peserta mandiri/masyarakat umum sebanyak orang. Untuk Tahun 2015 kepesertaan BPJS bagi PBI masyarakat Kabupaten Semarang dialokasikan sebesar Rp ,00 untuk orang peserta dimana terdiri dari peserta yang sudah didaftarkan sejak Tahun 2014 ditambah dengan peserta yang berasal dari eks peserta Jamkesda. Kemudian dasar hukum pelaksanaan JKN adalah: 1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 5. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK/MENKES/32/I/2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 6. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK/MENKES/31/I/2014 tentang Pelaksanaan Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Tahun III - 34

101 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan dasar hukum diatas, Pemerintah Kabupaten Semarang dalam hal ini Dinas Kesehatan mengambil kebijakan pengelolaan dana JKN di Kabupaten Semarang berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2014 Romawi III point (4) menyatakan bahwa Penerimaan Jasa Layanan Kesehatan Masyarakat yang dananya bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan PPK-BLUD, dianggarkan pada akun Pendapatan, kelompok Pendapatan PAD, jenis Pendapatan Retribusi Daerah, obyek Pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan. Mekanisme klaim pelayanan baik yang berbentuk kapitasi atau kunjungan tetap berpedoman pada mekanisme APBD Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2014 yaitu: 1. Dana kapitasi Puskesmas bagi pasien peserta BPJS (PBI dan Non PBI) rawat jalan yang kepesertaannya sudah terdaftar di BPJS sesuai kuota dimasing-masing Puskesmas, akan ditransfer langsung ke Rekening Kas Umum Daerah. 2. Bagi Pasien Peserta BPJS (PBI dan Non PBI) rawat inap dan persalinan oleh bidan desa yang sudah melakukan PKS dengan puskesmas di wilayahnya, baik yang masuk kuota maupun diluar kuota yang berasal dari kabupaten lain, maka dana klaim akan di transfer ke Rekening Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 3. Pembayaran jasa pelayanan yang wajib dibayarkan kepada pemberi pelayanan kesehatan akan dilakukan sesuai mekanisme APBD. Realisasi dari pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dananya bersumber dari dana kapitasi adalah dana kapitasi yang diperoleh dari BPJS dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014 adalah sebesar Rp ,00. Dari pendapatan tersebut untuk belanja operasional sebesar 40% pada Tahun 2014 dialokasikan pada pengadaan obat dengan realisasi sebesar Rp ,14 dan Kegiatan di UPT Puskesmas pada Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas dengan realisasi sebesar Rp ,00. Kemudian dialokasikan sebesar 60% untuk belanja jasa pelayanan pada kegiatan Upaya Pemenuhan Jasa Pelayanan Kesehatan dengan realisasi sebesar Rp ,00. Pendapatan kapitasi sebesar Tahun III - 35

102 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Rp ,00 dikurangi belanja sebesar Rp ,14 masih terdapat sisa dana JKN di Kas Daerah sebesar Rp ,86. Kemudian untuk dana non kapitasi adalah dana yang diperoleh dari pelayanan kesehatan yang di klaim oleh BPJS. Dana klaim BPJS pada Tahun 2014 adalah hasil dari klaim persalinan di puskesmas dan bidan desa serta klaim pasien rawat inap di puskesmas rawat inap. Tarif besaran klaim berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Nota Kesepakatan antara BPJS dengan Dinas Kesehatan se-jawa Tengah tentang besaran tarif pelayanan. Pada Tahun 2015 pelaksanaan JKN di Kabupaten Semarang masih sama dengan pelaksanaan JKN Tahun 2014 mengingat UPTD Puskesmas se-kabupaten Semarang belum menerapkan PPK-BLUD. Keterbatasan dan kompetensi SDM di Puskesmas masih belum dapat mendukung sepenuhnya pelaksanaan PPK-BLUD saat ini. Namun demikian, untuk ke depan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang akan melakukan kajian dan persiapan pembentukan beberapa Puskesmas percontohan/perintis sebagai Unit yang melaksanakan PPK-BLUD I. LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan berperan untuk menyajikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang ditetapkan, meilai kondisi keuangan, menilai efektifitas dan efisien pemerintah daerah dan membantu menentukan ketaatannya terhadap ketentuan peraturan perundangundangan. Laporan Keuangan disusun bertujuan untuk menyajikan informasi yang bermaanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan: 1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran. 2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tahun III - 36

103 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hsil-hasil yang telah dicapai. 4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. 5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. 6. Menyediakan inforrmasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah daerah apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakaukan selama periode pelaporan. Secara ringkas laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal: 1. Aset 2. Kewajiban 3. Ekuitas Dana 4. Pendapatan 5. Belanja 6. Transfer 7. Pembiayaan 8. Arus Kas Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kabupaten Semarang Tahun telah dilakukan pemeriksaan oleh BPK RI dengan opini untuk LKPD Tahun 2010 adalah Wajar Dengan Pengecualian atau WDP, LKPD Tahun adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan LKPD Tahun 2014 masih dalam proses audit. Kabupaten Semarang mendapatkan Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia atas keberhasilannya menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2011 dengan capaian standar tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, penghargaan yang sama juga diterima untuk Laporan Keuangan Tahun 2012 dan Laporan Keuangan Tahun LKPD Kabupaten Semarang Tahun 2010 sd 2014 disusun dengan menggunakan basis akuntansi kas menuju akrual atau Cash Toward Accrual. Seiring perubahan peraturan perundang-undangan tentang akuntansi pemerintahan dengan Tahun III - 37

104 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintahan Daerah, maka mulai LKPD Tahun 2015 Pemerintah Daerah wajib menyusun LKPD dengan menggunakan basis akuntansi akrual. Terkait pelaksanaan akuntansi akrual mulai 1 Januari 2015, Pemerintah Kabupaten Semarang telah mempersiapkan maupun melakukan beberapa hal antara lain: 1. Penyusunan Peraturan Bupati Semarang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Semarang. 2. Penyusunan Peraturan Bupati Semarang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Sistim Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Semarang. 3. Rapat Koordinasi pengenalan konsep akuntansi akrual kepada Pengguna Anggaran dan Pejabat Pengelola Keuangan SKPD dengan mendatangkan nara sumber dari BPK RI perwakilan provinsi jawa Tengah. 4. Sosialisasi Peraturan Bupati Semarang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Semarang dan Peraturan Bupati Semarang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Sistim Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Semarang kepada SKPD. 5. Pelatihan penjurnalan dan penyusunan laporan keuangan SKPD berbasis akrual. 6. Upgrade SIPKD rilis kas menuju akrual (R5) ke SIPKD rilis akrual (R6). 7. Pelatihan teknis SIPKD rilis akrual kepada operator SKPD. 8. Pengiriman staf/pns untuk mengikuti bimbingan teknis akuntansi akrual yang diselenggarakan pihak luar. J. PENGENDALIAN PELAKSANAAN APBD Pada prinsipnya, pengendalian pelaksanaan APBD wajib dilaksanakan oleh setiap SKPD dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu yang telah direncanakan, sehingga tercapai tepat waktu, tertib administrasi, tepat mutu, tepat sasaran, dan tepat manfaat serta dapat berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan pengendalian kegiatan secara fungsional dilaksanakan dengan cara pengendalian tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah, pengendalian fisik atau lapangan dan pengawasan Tahun III - 38

105 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH lapangan serta penyelenggaraan monitoring dan evaluasi secara rutin, berkala, berkelanjutan pada semua tingkatan. Dalam upaya meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, telah diupayakan adanya sistem pengendalian intern, dimana sistem pengendalian intern merupakan proses yang dirancang untuk member keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dalam keandalan laporan keuangan, efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan serta kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan. Unsur-unsur yang terlibat dalam sistem pengendalian intern di Kabupaten Semarang adalah: 1. Sekretaris Daerah dengan unit kerja pada Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah dengan ruang lingkup pengendaliannya meliputi efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan khususnya pada perkembangan kemajuan pembangunan fisik. 2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan ruang lingkup pengendaliannya pada ketertiban administrasai pengelolaan keuangan daerah dan kelancaran penyusunan laporan. 3. Inspektorat Kabupaten dengan posisinya sebagai APIP atau Aparatur Pengawasan Internal Pemerintah dengan ruang lingkup pengawasan dan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan kapasitas kerja SKPD dan sebagai Quality Insurnace atau Manajemen Kualitas Kinerja. Kegiatan pengawasan dilakukan dengan monitoring, analisis, review, observasi, sosialisasi dan asistensi. Kegiatan pemeriksaan dilakukan dengan pengujian laporan keuangan dan pengendalian internal SKPD secara berkala maupun khusus terhadap pelaksanaan APBD. Disamping pengendalian pelaksanaan APBD atau kegiatan yang dilakukan secara makro, pengendalian intern juga dilakukan secara mandiri dalam SKPD masingmasing seperti: 1. Rapat Koordinasi pengendalian kegiatan secara rutin. 2. Pengendalian administrasi seperti pengendalian anggaran dan keuangan. 3. Pengendalian fisik seperti cek fisik di lapangan atas hasil kegiatan atau pekerjaan. 4. Pengawasan melekat diri sendiri maupun atasan langsung. Tahun III - 39

106 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH K. DUKUNGAN LEGISLATIF Beberapa pencapaian yang telah didapat oleh Pemerintah Kabupaten Semarang selama kurun waktu Tahun diatas, tidak terlepas dari peran DPRD Kabupaten Semarang dalam melaksanakan roda pemerintahan. 3 Fungsi DPRD yaitu fungsi penganggaran, fungsi pengawasan dan fungsi legislasi juga mempunyai andil dalam suksesnya program kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang seperti: 1. Pembahasan dan Penetapan Perda APBD, Perda Perubahan APBD dan Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dengan tepat waktu. 2. Pembahasan dan Penetapan Perda-Perda dalam bidang pengelolaan keuangan dengan tepat waktu. 3. Penyerapan aspirasi masyarakat yang diwujudkan dalam Perda RPJM, KUA PPA dan Perda APBD, sehingga kehendak masyarakat dapat tersalurkan dengan baik untuk memajukan Kabupaten Semarang. 4. Pengawasan-pengawasan melalui rapat kerja dengan SKPD. Tahun III - 40

107 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah maka tugas umum Pemerintah Daerah adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah. Lebih lanjut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai kewenangan Kabupaten/ Kota terbagi menjadi 26 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan sebagai berikut : 26 Urusan Wajib : 1. Urusan Pendidikan 2. Urusan Kesehatan 3. Urusan Pekerjaan Umum 4. Urusan Perumahan 5. Urusan Penataan Ruang 6. Urusan Perencanaan Pembangunan 7. Urusan Perhubungan 8. Urusan Lingkungan Hidup 9. Urusan Pertanahan 10. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil 11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 13. Urusan sosial 14. Urusan Ketenagakerjaan 15. Urusan Koperasi dan UMKM 16. Urusan Penanaman Modal 17. Urusan Kebudayaan 18. Urusan Pemuda dan Olah Raga Tahun IV - 1

108 19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 21. Urusan Ketahanan Pangan 22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 23. Urusan Statistik 24. Urusan Kearsipan 25. Urusan Komunikasi dan Informatika 26. Urusan Perpustakaan 8 Urusan Pilihan : 1. Urusan Pertanian 2. Urusan Kehutanan 3. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Urusan pariwisata 5. Urusan kelautan dan Perikanan 6. Urusan Perdagangan 7. Urusan Perindustrian 8. Urusan Transmigrasi Selanjutnya dalam penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Bupati Semarang Tahun untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan berikut realisasi anggaran belanja langsung yang telah dilaksanakan pada Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I akan disajikan berdasarkan 6 (enam) Misi RPJMD seperti terlihat pada tabel dan uraian sebagai berikut: Tahun IV - 2

109 Tabel 4.1 Anggaran dan Realiasasi Belanja Langsung Berdasarkan Misi dan Urusan Tahun 2010 dan 2011 NO MISI/URUSAN % ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI I Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berbudaya serta Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi 1 Urusan Pendidikan , ,00 57, , ,00 70,51 2 Urusan Kesehatan , ,00 95, , ,00 95,82 3 Urusan Ketenagakerjaan , ,00 98, , ,00 98,76 4 Urusan Transmigrasi , ,00 99, , ,00 99,76 5 Urusan Perpustakaan , ,00 96, , ,00 97,61 6 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera , ,00 97, , ,00 96,68 7 Urusan Pemuda dan Olah Raga , ,00 98, , ,00 99,38 8 Urusan Kebudayaan , ,00 94, , ,00 99,03 II Mengembangkan Produk Ungggulan berbasis potensi lokal (Industri, Pertanian dan Pariwisata) yang sinergi dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan 1 Urusan Pertanian , ,00 97, , ,00 97,81 2 Urusan Ketahanan Pangan , ,00 98, , ,00 97,72 3 Urusan Kehutanan , ,00 96, , ,00 93,49 4 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral , ,00 99, , ,00 97,34 5 Urusan Pariwisata , ,00 98, , ,00 98,70 6 Urusan Kelautan dan Perikanan , ,00 98, , ,00 98,06 7 Urusan Perdagangan , ,00 96, , ,00 98,00 8 Urusan Perindustrian , ,00 88, , ,00 95,57 9 Urusan Koperasi dan UKM , ,00 98, , ,00 98,57 10 Urusan Penanaman Modal , ,00 98, , ,00 92,70 III Menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis dengan mengedepankan prinsip good governance didukung kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, serta pemanfaatan teknologi informasi. 1 Urusan Komunikasi dan Informatika , ,00 97, , ,00 96,69 2 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri , ,00 97, , ,00 96,98 Tahun IV - 3 %

110 NO MISI/URUSAN % ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI 3 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil , ,00 92, , ,00 94,40 4 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat , ,00 90, , ,00 91,18 Daerah, Kepegawaian dan Persandian 5 Urusan Kearsipan , ,00 96, , ,00 92,39 6 Urusan Statistik , ,00 99, , ,00 98,98 7 Urusan Perencanaan Pembangunan , ,00 92, , ,00 94,18 IV Menyediakan infrastruktur daerah yang merata guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan dasar dan percepatan pembangunan. 1 Urusan Pekerjaan Umum , ,00 97, , ,00 98,22 2 Urusan Penataan Ruang , ,00 95, , ,00 72,57 3 Urusan Perhubungan , ,00 98, , ,00 98,75 4 Urusan Perumahan , ,00 97, , ,00 96,73 5 Urusan Pertanahan , ,00 90, , ,00 52,25 V Mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak disemua bidang pembangunan. 1 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa , ,00 97, , ,00 97,31 2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak , ,00 95, , ,00 95,88 3 Urusan Sosial , ,00 94, , ,00 94,96 VI Mendorong terciptanya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya. 1 Urusan Lingkungan Hidup , ,00 91, , ,00 96,58 Total , ,00 87, , ,00 86,54 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % Tahun IV - 4

111 Tabel 4.2 Anggaran dan Realiasasi Belanja Langsung Berdasarkan Misi dan Urusan Tahun 2012 dan 2013 NO URUSAN % ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI I Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berbudayaserta Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi 1 Urusan Pendidikan , ,00 82, , ,00 85,02 2 Urusan Kesehatan , ,64 78, , ,00 85,26 3 Urusan Ketenagakerjaan , ,00 96, , ,00 96,31 4 Urusan Transmigrasi , ,00 80, , ,00 99,85 5 Urusan Perpustakaan , ,00 90, , ,00 97,68 6 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera , ,00 93, , ,00 93,30 7 Urusan Pemuda dan Olah Raga , ,00 90, , ,00 96,09 8 Urusan Kebudayaan , ,00 98, , ,00 95,89 II Mengembangkan Produk Ungggulan berbasis potensi lokal (Industri, Pertanian dan Pariwisata) yang sinergi dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan 1 Urusan Pertanian , ,00 97, , ,00 96,05 2 Urusan Ketahanan Pangan , ,00 98, , ,00 97,61 3 Urusan Kehutanan , ,00 88, , ,00 89,35 4 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral , ,00 98, , ,00 91,04 5 Urusan Pariwisata , ,00 99, , ,00 98,15 6 Urusan Kelautan dan Perikanan , ,00 98, , ,00 96,24 7 Urusan Perdagangan , ,00 91, , ,00 95,73 8 Urusan Perindustrian , ,00 98, , ,00 97,33 9 Urusan Koperasi dan UKM , ,00 91, , ,00 95,00 10 Urusan Penanaman Modal , ,00 98, , ,00 96,39 III Menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis dengan mengedepankan prinsip good governance didukung kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, serta pemanfaatan teknologi informasi. 1 Urusan Komunikasi dan Informatika , ,00 95, , ,00 93,41 2 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri , ,00 98, , ,00 89,58 Tahun IV - 5 %

112 NO URUSAN % ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI 3 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil , ,00 94, , ,00 84,37 4 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat , ,00 91, , ,00 86,72 Daerah, Kepegawaian dan Persandian 5 Urusan Kearsipan , ,00 94, , ,00 98,32 6 Urusan Statistik , ,00 98, , ,00 99,34 7 Urusan Perencanaan Pembangunan , ,00 96, , ,00 95,31 IV Menyediakan infrastruktur daerah yang merata guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan dasar dan percepatan pembangunan. 1 Urusan Pekerjaan Umum , ,00 93, , ,00 79,31 2 Urusan Penataan Ruang , ,00 92, , ,00 81,26 3 Urusan Perhubungan , ,00 95, , ,00 89,52 4 Urusan Perumahan , ,00 96, , ,00 83,38 5 Urusan Pertanahan , ,00 93, , ,00 50,95 V Mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak disemua bidang pembangunan. 1 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa , ,00 96, , ,00 97,40 2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak , ,00 96, , ,00 97,70 3 Urusan Sosial , ,00 97, , ,00 96,14 VI Mendorong terciptanya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya. 1 Urusan Lingkungan Hidup , ,00 93, , ,00 93,02 Total , ,64 88, , ,00 85,44 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % Tahun IV - 6

113 Tabel 4.3 Anggaran dan Realiasasi Belanja Langsung Berdasarkan Misi dan Urusan Tahun 2014 dan 2015 Triwulan I NO URUSAN Triwulan I % ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI I Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berbudayaserta Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi 1 Urusan Pendidikan , ,00 74, , ,00 2,03 2 Urusan Kesehatan , ,00 91, , ,00 4,50 3 Urusan Ketenagakerjaan , ,00 95, , ,00 13,04 4 Urusan Transmigrasi , ,00 96, , ,00 3,26 5 Urusan Perpustakaan , ,00 94, , ,00 9,92 6 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera , ,00 96, , ,00 2,85 7 Urusan Pemuda dan Olah Raga , ,00 94, , ,00 11,78 8 Urusan Kebudayaan , ,00 99, , ,00 29,11 II Mengembangkan Produk Ungggulan berbasis potensi lokal (Industri, Pertanian dan Pariwisata) yang sinergi dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan 1 Urusan Pertanian , ,00 96, , ,00 2 Urusan Ketahanan Pangan , ,00 97, , ,00 9,51 3 Urusan Kehutanan , ,00 85, , ,00 2,57 4 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral , ,00 99, , ,00 28,00 5 Urusan Pariwisata , ,00 96, , ,00 8,51 6 Urusan Kelautan dan Perikanan , ,00 94, , ,00 17,00 7 Urusan Perdagangan , ,00 98, , ,00 3,72 8 Urusan Perindustrian , ,00 88, , ,00 4,40 9 Urusan Koperasi dan UKM , ,00 94, , ,00 10,41 10 Urusan Penanaman Modal , ,00 90, , ,00 12,14 III Menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis dengan mengedepankan prinsip good governance didukung kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, serta pemanfaatan teknologi informasi. 1 Urusan Komunikasi dan Informatika , ,00 94, , ,00 8,17 2 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri , ,00 96, , ,00 5,05 Tahun IV - 7 %

114 NO URUSAN Triwulan I % ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI 3 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil , ,00 80, , ,00 5,42 4 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat , ,23 85, , ,00 11,00 Daerah, Kepegawaian dan Persandian 5 Urusan Kearsipan , ,00 92, , ,00 21,44 6 Urusan Statistik , ,00 98, , ,00 1,70 7 Urusan Perencanaan Pembangunan , ,00 75, , ,00 16,24 IV Menyediakan infrastruktur daerah yang merata guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan dasar dan percepatan pembangunan. 1 Urusan Pekerjaan Umum , ,00 89, , ,00 0,38 2 Urusan Penataan Ruang , ,00 83, , ,00 2,27 3 Urusan Perhubungan , ,00 93, , ,00 6,70 4 Urusan Perumahan , ,00 96, , ,00 0,67 5 Urusan Pertanahan , ,00 95, , ,00 1,74 V Mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak disemua bidang pembangunan. 1 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa , ,00 97, , ,00 20,45 2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak , ,00 96, , ,00 14,41 3 Urusan Sosial , ,00 92, , ,00 4,11 VI Mendorong terciptanya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya. 1 Urusan Lingkungan Hidup , ,00 94, , ,00 2,54 Total , ,23 89, , ,00 4,85 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % Tahun IV - 8

115 MISI I Urusan Pendidikan A. MISI I: Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berbudaya serta Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 1. Urusan Pendidikan Penyelenggaraan pembangunan pendidikan dilakukan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural serta dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Pembangunan pendidikan adalah bidang pembangunan yang menempati posisi strategis bagi pengembangan sumber daya manusia berkualitas sebagai modal dasar pembangunan secara menyeluruh yang dapat memberikan konstribusi yang berarti bagi pemecahan permasalahan daerah. Pendidikan pada hakekatnya bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam era otonomi daerah saat ini tuntutan dalam bidang pendidikan adalah mewujudkan penyelenggaraan pembangunan pendidikan yang menjamin ketersediaan layanan pendidikan, memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, mewujudkan kesetaraan bagi semua warga negara dalam layanan pendidikan dan menjamin kepastian layanan pendidikan. Untuk pemenuhan amanah konstitusi tersebut membutuhkan keterpaduan dan keselarasan kebijakan, program maupun kegiatan pembangunan pendidikan antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten yang berpedoman pada rencana strategis. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang sesuai dengan Renstra Tahun dengan visi Terwujudnya Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Berkarakter dan Kompetitif berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Semarang. a. Program Urusan Pendidikan Urusan pendidikan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan program-program sebagai berikut: Tahun IV - 9

116 MISI I Urusan Pendidikan 1) Program Pendidikan Anak Usia Dini; 2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; 3) Program Pendidikan Menengah; 4) Program Pendidikan Non Formal; 5) Program Pendidikan Luar Biasa; 6) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk urusan pendidikan selama Tahun 2010 s.d. Tahun 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: No Tabel 4.4 Total Anggaran dan Realisasi Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Anggaran Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , ,00 57, , ,00 70, , ,00 82, , ,00 85, , ,00 74, (Triwulan I) , ,00 2,03 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % c. Capaian Kinerja Capaian target indikator sasaran Urusan Pendidikan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program yang mendukungnya selama Tahun Keberhasilan Pembangunan di Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai di Tahun Triwulan I adalah seperti dalam Tabel pada halaman berikut ini: Tahun IV - 10

117 MISI I Urusan Pendidikan Tabel 4.5 Capaian Urusan Pendidikan Tahun 2010 s.d 2015 (Triwulan I) URUSAN DAN INDIKATOR Tahun Target 2015 Capaian s/d Tri wulan I 2015 A. Pendidikan 1 Angka Partisipasi PAUD 33,70 35,41 37,13 44,90 47,18 40,92 47,18 2 Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI 94,98 95,03 95,05 95,09 95,15 95,13 95,15 - SMP/MTs 81,56 81,63 81,70 81,75 81,80 81,84 81,80 - SMA/SMK/MA 39,12 39,35 40,03 40,05 40,10 40,10 40,10 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI 103,30 105,01 105,01 105,02 105,00 104,98 105,00 - SMP/MTs 95,82 95,87 95,88 95,95 96,00 96,04 96,00 - SMA/SMK/MA 47,91 49,23 51,02 57,32 58,64 52,91 58,64 4 Angka Kelulusan - SD/MI 99,88 100,00 100,00 100,00 100,00 99,98 100,00 - SMP/MTs 99,40 99,02 99,09 99,91 99,99 99,65 99,99 - SMA/SMK/MA 99,27 99,80 99,83 99,97 99,96 99,05 99,96 5 Angka Putus Sekolah - SD/MI 0,11 0,11 0,10 0,10 0,10 0,11 0,10 - SMP/MTs 0,66 0,61 0,51 0,51 0,41 0,21 0,41 - SMA/SMK/MA 0,95 0,91 0,91 0,85 0,75 0,70 0,75 6 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah - SD/MI 0,74 0,73 0,74 0,74 0,75 0,80 0,75 - SMP/MTs 0,30 0,30 0,30 0,30 0,28 0,31 0,28 - SMA/SMK/MA 0,13 0,13 0,13 0,15 0,15 0,15 0,15 7 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs 90,50 93,33 93,30 92,53 91,66 92,00 91,66 8 Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 67,90 70,42 76,26 74,88 75,11 69,00 75,11 9 Angka Melek Huruf usia > 15 th 99,68 99,78 99,86 99,88 99,97 99,98 99,97 10 Guru yang berpendidikan S1/D-IV - TK/RA, SD/MI 33,09 48,78 52,67 65,14 73,76 61,00 73,76 - SMP/MTs 79,57 84,95 87,04 88,82 90,37 94,00 90,37 - SMA/MA/SMK 91,36 92,95 93,51 97,43 97,66 98,00 97,66 11 Guru bersertifikat pendidik - SD 31,33 38,33 43,06 47,74 60,83 84,00 60,83 - SMP 43,91 56,89 58,84 58,95 60,49 86,00 60,49 - SMA/SMK 37,48 38,33 38,35 38,46 38,51 89,00 38,51 12 Ruang kelas SD/MI sesuai standar 60,00 62,80 95,24 95,57 91,18 90,00 91,18 13 Ruang kelas SMP/Mts sesuai standar 87,00 79,20 83,53 86,60 97,41 90,00 97,41 14 Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar 36,00 40,02 42,75 91,14 97,98 41,00 97,98 Sumber: Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun IV - 11

118 MISI I Urusan Pendidikan Berdasarkan Tabel 4.2 secara umum capaian indikator kinerja bidang pendidikan di Kabupaten Semarang bisa dikatakan baik. Hal ini tampak dari capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) disemua jenjang pendidikan. Dari capaian IKK selama kurun waktu 2010 sampai Triwulan I Tahun 2015 diperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Angka partisipasi PAUD telah melampui 6,26% dari target 40,92% menjadi 47,18% (13,26%) atau terdapat kenaikan dari Tahun 2010 sebesar 13,48%. Ketercapaian ini dikarenakan semakin berkembangnya lembaga - lembaga PAUD baik formal maupun non formal serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya anak bersekolah dilembaga PAUD sebelum masuk ke SD/MI. 2) Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SD/MI dan SMA/SMK/MA telah memenuhi target RPJMD, hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Untuk capaian APK dan APM di jenjang SMP/MTs masih perlu ditingkatkan karena sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 APM SMP/MTs masih mencapai 81,80% sedangkan targetnya 81,84% masih kurang 0,04%. Sedangkan capaian APK SMP/MTs sebesar 96,00% belum memenuhi target RPJMD yang sebesar 96,04% atau kurang 0,4%. Meskipun dalam kurun waktu lima tahun setiap tahunnya mengalami kenaikan, APK dan APM SMP/MTs belum memenuhi target karena jumlah siswa SMP/MTS mengalami penurunan dalam 5 (lima) tahun terakhir. 3) Capaian angka kelulusan dari semua jenjang pendidikan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 tercapai lebih dari 100% dari target RPJMD. Untuk jenjang SD/MI selama 4 (empat) tahun terakhir angka kelulusan selalu mencapai 100% karena kriteria kelulusan ditentukan dengan nilai ujian sekolah. Untuk jenjang SMP/MTs mengalami penurunan pada Tahun 2011 yang disebabkan oleh turunnya jumlah kelulusan siswa pada SMP Terbuka karena dan rata-rata nilai siswa pada SMP Terbuka rendah. Untuk jenjang SMA/SMK pada Tahun 2014 mengalami penurunan karena adanya kebijakan nasional bahwa persentase soal yang dikategorikan sulit naik 10%. 4) Capaian angka putus sekolah sampai dengan Tahun 2015 untuk jenjang SD/MI telah memenuhi target yaitu 0,10% sedangkan untuk jenjang SMP/MTs masih tercapai 0,41% sehingga belum memenuhi target 0,21% Tahun IV - 12

119 MISI I Urusan Pendidikan atau kurang 0,20%. Untuk jenjang SMA/SMK/MA mencapai 0,75% dan belum memenuhi target RPJMD yaitu sebesar 0,70% atau,kurang 0,5%. Angka putus sekolah SMP/MTs dan SMA/MA/SMK belum memenuhi target dikarenakan biaya pendidikan untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK relatif tinggi, terutama untuk kebutuhan pribadi siswa, sedangkan bantuan yang diberikan melalui program BOS dan bea siswa miskin baik dari Pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pemerintah Pusat belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan siswa. 5) Capaian rasio ketersediaan sekolah dengan penduduk usia sekolah semakin meningkat, hal ini menunjukkan semakin meningkatnya akes pemerataan pendidikan. Dari Tabel 4.2 tampak bahwa untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs tidak memenuhi target RPJMD dikarenakan karena setiap tahun ada yang tutup dan regrouping. Meskipun rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs tidak bisa memenuhi target RPJMD namun kebutuhan siswa tetap terpenuhi dengan membangun Ruang Kelas Baru (RKB). Sedangkan untuk rasio ketersediaan SMA/SMK/MA target RPJMD sebesar 0,15% telah terpenuhi karena berkembangnya SMA/SMK baru di Kabupaten Semarang. 6) Terdapat kenaikan Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dari Tahun 2010 sampai Tahun 2014 yaitu sebesar 1,16% dan Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMA/MA sebesar 7,20%. Dilihat dari target RPJMD angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs masih kurang sebesar 0,34% dari target sebesar 92,00% pada Triwulan I Tahun 2015 baru tercapai sebesar 91.66% dan diharapkan pada sampai Tahun 2015 target RPJMD dapat terpenuhi. Untuk Angka Melanjutkan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK telah melampaui target RPJMD sebesar 6,11% dari target 69,00% pada Tahun 2014 telah tercapai sebesar 75,11%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi. 7) Sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Angka Melek Huruf tercapai sebesar 99.97%, dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 99.98% masih kurang sebesar 0,01% dan diharapkan pada Tahun 2015 Angka Melek Huruf ini dapat memenuhi target RPJMD. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir angka buta aksara mengalami penurunan sebesar 0,28%. Tahun IV - 13

120 MISI I Urusan Pendidikan Hal ini menunjukan keberhasilan Kabupaten Semarang dalam menurunkan jumlah penduduk buta aksara melalui pendidikan non formal. 8) Sampai dengan Tahun 2014 jumlah guru yang telah memenuhi kualifikasi /pendidikan S1/DIV sebanyak guru SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK (84,98%). Capaian guru yang berpendidikan S1/DIV jenjang TK/RA dan SD/MI sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 telah melampaui target RPJMD sebesar 12.76% dari target 61.00% telah tercapai sebesar 73.76%. Untuk jenjang SMP/MTs sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 tercapai 90,37% dari target RPJMD sebesar 94,00% masih kurang 3,63% dan jenjang SMA/MA/SMK pada Tahun 2014 tercapai sebesar 97,66% dari target RPJMD sebesar 98,00% sehingga masih kurang 0,34%. Capaian guru yang berpendidikan S1/DIV jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK yang belum memenuhi target RPJMD, hal tersebut di sebabkan oleh karena faktor usia, dimana untuk guru yang berusia lebih dari 50 Tahun enggan melanjutkan jenjang pendidikan ke D4 atau S1 dengan pertimbangan sudah mendekati pensiun. 9) Jumlah guru SD, SMP, SMA/SMK yang telah bersertifikat pendidik sebanyak guru SD, SMP, SMA dan SMK (49,70%). Capaian jumlah guru bersertifikat pendidik sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 belum memenuhi target RPJMD di semua jenjang pendidikan. Hal ini dikarenakan: a) Adanya persyaratan mengikuti sertifikasi yang tidak bisa terpenuhi karena harus merupakan guru PNS atau guru tetap yayasan dan berijazah linear dengan mata pelajaran yang diajarkan. b) Proses sertifikasi tenaga pendidik semakin sulit yang sebelumnya cukup dengan metode portofolio, apabila tidak lulus baru mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) namun saat ini semua harus melalui metode PLPG dan didahului dengan uji kompetensi awal (UKA) secara online. 10) Capaian ruang kelas berstandar di semua jenjang pendidikan dari Tahun 2010 sampai 2015 mengalami peningkatan dan melebihi target RPJMD, hal ini didukung dengan adanya bantuan baik dana. 11) blockgrand, DAK maupun bantuan keuangan propinsi Jawa Tengah untuk rehabilitasi ruang kelas sesuai standar. Tahun IV - 14

121 MISI I Urusan Pendidikan d. Prestasi yang Diperoleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Perolehan prestasi ditingkat maupun Nasional melalui berbagai ajang lomba pada Tahun , antara lain: 1) Perolehan Prestasi pada Tahun 2010 antara lain: a) Perolehan Prestasi Tingkat Nasional: (1) Juara I Lomojari (Lomba Motivasi Belajar Mandiri) SMP Terbuka; (2) Juara III bola volly OOSN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional); (3) Juara I Tk Nasional lomba Keberaksaraan bagi TBM; (4) Juara III Nasional Lomba Tutor PAUD. b) Perolehan Prestasi Tingkat Internasional: (1) Juara II Menembak Tingkat Asia Tenggara; (2) Juara II Taekwondo Tingkat Asia; (3) Juara III Karate Tingkat Asia. 2) Perolehan prestasi di Tingkat Nasional pada Tahun 2011, antara lain: a) Juara I Kepala TK Berprestasi; b) Juara II lempar lembing SMP; c) Juara II Cipta Puisi SMP; d) Finalis Olimpiade Penelitian SMA; e) Finalis Olimpiade Sains Nasional SMA; f) Juara I Nasional Lomba Penerapan Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini; g) Juara I Nasional Lomba Pengelola Program Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal Dan Informal (Paudni) Inovasi Pengembangan Rumah Pintar, Mobil, Motor Dan Perahu Pintar Menuju Indonesia Pintar; h) Juara II Nasional Lomba Ptk-Paudni Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan Untuk Anak Usia Dini; i) Juara II Nasional Lomba Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) Dalam Menumbuhkan Minat Membaca Dan Menulis Pada Masyarakat; j) Juara II Nasional Lomba Keaksaraan Peserta Didik Pendidikan Keaksaraan; k) Juara I Nasional TBM Kreatif Hari Aksara Internasional Tahun ) Perolehan prestasi di Tingkat Nasional pada Tahun 2012, antara lain: a) Juara 1 Volley pada SDN Tlogo II Tuntang; Tahun IV - 15

122 MISI I Urusan Pendidikan b) Juara Harapan 2 Dokter Kecil SD 01,03,06 Ungaran Barat; c) Juara Harapan 3 Lomba Dokter Kecil Award dari SD 01,03,06 Ungaran Barat; d) Juara III Kejurnas INKAI 2012 oleh SMAN 1 Ungaran; e) Finalis Nasional Lomba Biologi SMA (OOSN SMA); f) Juara 1 Pengawas SMA Berprestasi; g) Juara I tingkat Nasional Pamong Belajar dari UPTD SKB Ungaran; h) Juara III tingkat Nasional Keberaksaan dari Warung Pasinaon. 4) Perolehan prestasi di Tingkat Nasional pada Tahun 2013, antara lain: a) Juara Harapan I di Quis KIHAJAR; b) Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Bidang Lomba Animal Husbandry SMA/SMK dari SMK 1 Bawen; c) Juara 1 Mapel Electrical Instalation/Commercial Eiring (LKS SMK) dari SMK Muhamadiyah Suruh; d) Lomba Instruktur Merangkai Bunga juara 1 Tingkat Nasional; e) Lomba Taman Bacaan Masyarakat juara I tingkat Nasional. 5) Perolehan prestasi di Tingkat Nasional Tahun 2014 sebagai berikut: a) Lomba Budaya Mutu Pengelolaan Perpustakaan, SDN Sudirman Ambarawa Juara II tingkat Nasional; b) Lomba Budaya Mutu Intrakurikuler, SDN Sidomulyo 03 Ungaran Timur juara II tingkat Nasional; c) Lomba Pengelolaan Dana BOS SD, SD Ungaran 05 Ungaran Barat Juara III tingkat Nasional; d) Lomba Wawasan Adiwiyata juara Nasional, SDN Bandungan 01 dan SD Islam Ar Rahma Suruh; e) Lomba Budaya Mutu Intrakurikuler SDIT Izzatul Islam Getasan Juara Harapan III tingkat Nasional; f) Lomba Guru SMK Berprestasi, SMKN 1 Jambu, Juara 1 tingkat Nasional; g) Lomba Guru Anugerah Konstitusi, SMKN 1 Tengaran juara 2 tingkat Nasional; h) Lomba OSTN (Olimpiade Sains Terapan Nasional) SMK matematika non tehnik, SMK PSAK Ambarawa juara 1 tingkat Nasional; i) Lomba OSTN Biologi Terapan, SMKN 1 Bawen, juara 2 tingkat nasional; Tahun IV - 16

123 MISI I Urusan Pendidikan j) lomba Apresiasi PTK PAUDNI (Pendidik dan Tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal) Pamong belajar juara III Tingkat Nasonal; k) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Instruktur Tata Boga juara II tingkat Nasional; l) Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Pendidik PAUD juara Harapan I tingkat Nasional. e. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Dalam melaksanakan program kegiatan untuk mewujudkan tujuan pembangunan pendidikan dan pencapaian target RPJMD Kabupaten Semarang Tahun masih belum tercapai optimal dikarenakan adanya beberapa permasalahan yaitu: a) Belum optimalnya pelaksanaan seluruh program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dikarenakan keterbatasan anggaran, terbatasnya jumlah SDM pegawai yang memiliki kompetensi dibidang tertentu yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan kegiatan perkantoran serta panjangnya rentang kendali Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan 91 UPTD sehingga menyebabkan koordinasi belum bisa optimal; b) Petunjuk teknis tentang pelaksanaan DAK (Dana Alokasi Khusus) maupun bantuan keuangan bidang pendidikan terbit setelah proses penetapan APBD sehingga dilaksanakan dengan proses mendahului perubahan anggaran maupun perubahan anggaran akibatnya waktu efektif untuk melaksanakan kegiatan sangat singkat; c) Adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakukan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 dimana Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap melaksanakan Kurikulum 2013, maka dalam pemenuhan buku teks pelajaran dan tenaga pendidiknya belum optimal; Tahun IV - 17

124 MISI I Urusan Pendidikan d) Masih banyak sekolah yang membutuhkan rehabilitasi ruang belajar ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang lainnya karena terbatasnya kemampuan keuangan daerah, sementara regulasi DAK, BOS, Bantuan Keuangan APBD 1 dan APBN sudah jelas pengaturan peruntukannya sehingga tidak bisa dipergunakan selain yang telah ditentukan dalam Petunjuk Teknis; e) Masih belum merata dan terpenuhinya kebutuhan tenaga pendidik di semua jejang pendidikan sehingga proses pembelajaran belum optimal; f) Adanya larangan bagi sekolah SD dan SMP memungut biaya dalam rangka pemenuhan kebutuhan sekolah dan belum ada bantuan keuangan kabupaten sehingga masih banyak sekolah yang belum memenuhi standar pelayanan minimal; g) Masih banyak tenaga pendidik yang belum bersertifikat pendidik terutama guru di sekolah swasta, karena masih berstatus sebagai guru tidak tetap. Salah satu syarat guru bisa bersertifikat pendidik apabila sudah berstatus guru tetap di yayasan atau guru PNS di sekolah negeri. 2) Solusi Berdasarkan permasalahan yang dihadapi maka upaya/solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan mendasarkan pada urgensi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dan berdasarkan urgensi alternatif strategi sehingga prioritas strategi solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah: a) Mengoptimalkan dana dan SDM sesuai dengan skala prioritas, serta mengintensifkan koordinasi dengan 91 UPTD Pendidikan; b) Kegiatan yang masuk ke perubahan anggaran yang sifatnya non fisik dan fisik tanpa melalui proses lelang tetap dilaksanakan; c) Pengadaan buku teks pelajaran menggunakan petunjuk teknis DAK dan dapat dilakukan secara mandiri oleh sekolah melalui dana BOS; d) Untuk mengatasi tidak meratanya tenaga pendidik dengan cara memanfaatkan tenaga pendidik dari satuan pendidikan yang lain; e) Mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk mendapatkan Alokasi Dana Blockgrand dan Bantuan Keuangan ke Pemerintah Provinsi karena Tahun IV - 18

125 MISI I Urusan Pendidikan Satuan Pendidikan SD dan Satuan Pendidikan SMP Tahun 2015 tidak mendapat alokasi DAK; f) Melakukan pendampingan dengan Tim USAID Prioritas untuk melakukan Proses Penataan Guru (PPG) serta melakukan moving guru dan pemberdayaan Guru Tidak tetap; g) Mengoptimalkan penggunaan dana BOS pada Satuan Pendidikan SD dan SMP serta untuk SMA/SMK mengoptimalkan dana SPP dan BOS; h) Melakukan koordinasi ke sekolah swasta agar mengusahakan mengangkat guru tidak tetap menjadi guru tetap yayasan sesuai dengan regulasi; i) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kementrian Agama Kabupaten Semarang guna mengupayakan penguasaan materi Ujian Nasional kepada peserta didik serta mengoptimalkan kegiatan bedah SKL (Standar Kompetensi Lulusan); j) Koordinasi dengan instansi terkait dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang pada Pasal 4 dan Pasal 10 menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah/pendanaan untuk kepentingan umum, dimana yang dimaksud dengan Tanah untuk kepentingan umum salah satunya adalah prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah. Tahun IV - 19

126 MISI I Urusan Kesehatan 2. Urusan Kesehatan Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah bidang Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Pembangunan bidang kesehatan pada hakikatnya adalah amanah untuk merumuskan dan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, kemampuan dan permasalahan spesifik daerah sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional. Upaya pencapaian tujuan tersebut ditempuh melalui berbagai kebijakan diantaranya dengan peningkatan upaya promosi kesehatan, peningkatan budaya hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan, penyediaan sarana layanan kesehatan yang merata dan terjangkau, penyediaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan penyandang masalah sosial lainnya. a. Program Urusan Kesehatan Urusan Kesehatan dilaksanakan oleh 4 SKPD yaitu Dinas Kesehatan, RSUD Ungaran, RSUD Ambarawa dan Sekretariat Daerah. Program yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan urusan Kesehatan Tahun sebagai berikut: 1) Dinas Kesehatan a) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat c) Program Pengawasan Obat dan Makanan d) Pengembangan Obat Asli Indonesia e) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat f) Program Perbaikan Gizi Masyarakat g) Program Pengembangan Lingkungan Sehat h) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular i) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan j) Program peningkatan pelayanan anak balita k) Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia l) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan m) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak n) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPT Dinas Kesehatan. Tahun IV - 20

127 MISI I Urusan Kesehatan o) Program Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS di Puskesmas dan Jaringannya. 2) RSUD Ungaran a) Program Upaya Kesehatan Masyarakat b) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan c) Program pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata d) Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata e) Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLUD 3) RSUD Ambarawa a) Program obat dan Perbekalan Kesehatan b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat c) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan d) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata e) Program Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata f) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak g) Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLUD 4) Sekretariat Daerah - Bagian Kesejahteraan Rakyat a) Program Upaya Kesehatan Masyarakat b. Realisasi Keuangan Total Anggaran dan realisasi urusan kesehatan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tahun IV - 21

128 MISI I Urusan Kesehatan No Tahun Anggaran Tabel 4.6 Total Anggaran Urusan Kesehatan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , ,00 95, , ,00 95, , ,64 78, , ,00 85, , ,00 91, , ,00 4,50 Triwulan I Sumber : DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan : Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan c. Capaian Kinerja Target dan Capaian kinerja urusan kesehatan sesuai dengan RPJMD adalah sebagai berikut: 1) DINAS KESEHATAN Capaian target indikator sasaran Urusan Kesehatan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun Keberhasilan pembangunan di Urusan Kesehatan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai ditahun seperti terlihat dalam tabel pada halaman berikut: % Tabel 4.7 Capaian Indikator Kinerja sesuai RPJMD Tahun No Program/Kegiatan Satuan Angka Harapan Hidup Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Tahun Target 2015 Tahun ,92 72,50 Tahun IV - 22 Capaian sd triwulan I th Per 1000 KH kasus Per KH kasus

129 MISI I Urusan Kesehatan No Program/Kegiatan Satuan Tahun Target 2015 Capaian sd triwulan I th Angka Kematian Balita Per 1000 KH kasus Persentase balita gizi buruk % Rasio posyandu per Per 1000 satuan penduduk balita ,92 Rasio puskesmas, Per 1000 poliklinik, pustu per penduduk satuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk Rasio dokter per satuan penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani Cakupan pertolong an persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki kompe tensi kebidanan Cakupan desa/ kel Universal Child Immunization (UCI) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (+) Cakupan penemuan & penanganan pen derita penyakit DBD Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk % % % data ter sedia pd akhir thn % % % Cakupan pelayanan 17 kesehatan rujukan pasien masy miskin - Jamkesmas % Jamkesda % Cakupan kunjungan bayi % Cakupan puskesmas % Cakupan 20 Puskesmas Pembantu % Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Secara umum capaian Urusan Kesehatan di Dinas Kesehatan sebagai berikut: Tahun IV - 23

130 MISI I Urusan Kesehatan a) Angka Harapan Hidup dari Tahun 2010 sampai Tahun 2015 selalu mengalami peningkatan, yaitu 72,40 pada Tahun 2010 menjadi 72,92 pada Tahun Hal ini menunjukkan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan kesehatan secara umum. b) Capaian kinerja untuk Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian IBU (AKI) sampai Tahun 2014 belum sesuai target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan kurang proaktifnya masyarakat untuk memeriksanakan proses kehamilannya khususnya untuk ibu-ibu Resiko Tinggi (RESTI). Disamping itu kurangnya koordinasi antar wilayah (Kabupaten/Kota) juga merupakan penyebab tidak tercapainya target AKI dan AKB. Angka Kematian Bayi (AKB) dilihat dari angkanya dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 belum mencapai target yang ditetapkan diatas target RPJMD. Target pada Tahun 2010 sebesar 8,15 per 1000 KH terealisasi 10,46 per 1000 KH; Tahun 2011 target sebesar 8,14 per 1000 KH terealisasi 13,37 per 1000 KH; Tahun 2012 target sebesar 8,11 per 1000 KH terealisasi 13,19 per 1000 KH, Tahun 2013 target sebesar 8,09 per 1000 KH terealisasi 11,95 per 1000 KH, Tahun 2014 target sebesar 8,06 terealisasi 10,25 per 1000 KH dan sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 jumlah kematian bayi sebanyak 35 kasus dengan penyebab kematian asfiksia (12 kasus), BBLR (8 kasus), kelainan konginetal (4 kasus), aspirasi (3 kasus), infeksi (2 kasus), sepsis (1 kasus), kelainan jantung (1 kasus), suspect pneumonia (1 kasus), tertindih payudara ibu (1 kasus), palatoskiziz (1 kasus), stenosis pylorus gibur (1 kasus). Lokasi terjadinya kematian yaitu di wilayah kerja PKM Gedangan (4 kasus), PKM Jimbaran (4 kasus), PKM Sumowono (3 kasus), PKM Bringin (3 kasus), PKM Susukan (3 kasus), PKM Dadapayam (2 kasus), PKM Pabelan (2 kasus), PKM Kaliwungu (2 kasus), PKM Tengaran (2 kasus), PKM Banyubiru (2 kasus), PKM Getasan (2 kasus), PKM Tuntang (1 kasus), PKM Semowo (1 kasus), PKM Bergas (1 kasus), PKM Jambu (1 kasus), PKM Lerep (1 kasus), PKM Pringapus (1 kasus). Penyebab kematian terbesar dari tahun ke tahun adalah BBLR dan asfiksia yang disebabkan karena prematuritas Tahun IV - 24

131 MISI I Urusan Kesehatan sehingga organ belum matang atau belum siap bertahan hidup. Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKB antara lain memberikan Pemberian Makanan Tambahan kepada ibu hamil KEK agar tidak terlahir bayi dengan kondisi BBLR. Selain itu dilakukan sosialisasi tentang cara perawatan bayi, pemberian ASI eksklusif dan sosialisasi PHBS. Penurunan AKB sejak tahun 2012 sampai dengan 2014 juga dikarenakan meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam tata laksana BBLR dan asfiksia serta telah dilakukan pelatihan tata laksana neonatal bagi dokter, bidan dan perawat. Angka Kematian Bayi sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 sudah tercatat 35 Kasus, sementara target tahun 2015 adalah sebesar 8 per 1000 KH, sebagai upaya untuk menekan Angka Kematian Bayi telah dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah dengan membentuk Satgas Penurunan AKB mengoptimalkan jenjaring, dan Nomor Telepon/Call Center untuk penanganan kasus kelahiran. Angka Kematian Ibu (AKI) jika dilihat dari angkanya pada Tahun 2012 sudah dibawah target RPJMD namun pada Tahun 2010, 2011, 2013 dan 2014 cenderung diatas target yang ditetapkan. Pada Tahun 2010 target sebesar 125 per KH terealisasi 101,92 per KH; Tahun 2011 target 123 per KH terealisasi 146,24 per KH. Sedangkan pada Tahun 2012 terjadi penurunan AKI yang sangat signifikan dari target 118 per KH terealisasi 78,01 per KH. Pada Tahun 2013 dan 2014 AKI kembali naik target 2013 sebesar 112 per KH terealisasi 120,20 per KH dan Tahun 2014 target 107 per KH terealisasi 144,31 per KH. Peningkatan AKI pada Tahun 2011 dan 2014 disebabkan karena terjadinya peningkatan kasus perdarahan dan eklampsi pada ibu hamil dan adanya resiko tinggi ibu hamil seperti penyakit jantung dan hipertensi. Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKI antara lain terlaksananya Program M3 (Maternal and infant Mortality Meeting) dari tingkat Kabupaten sampai desa, upaya jejaring ibu bayi selamat dengan memperbaiki sistem rujukan, upaya deteksi dini ibu hamil dengan program P4K dan ANC (Antenatal Care) terintegrasi, serta peningkatan ketrampilan dan pengetahuan petugas dengan berbagai Tahun IV - 25

132 MISI I Urusan Kesehatan pelatihan termasuk APN (Asuhan Persalinan Normal) dan PPGDON (Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Obstetric dan Neonatus) serta optimalisasi Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar). Angka Kematian Ibu sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 sudah tercatat 4 kasus,dengan penyebab kematian koma eklampsi (1 kasus), TB Paru kanker mamae patah tangan kanan (1 kasus), perdarahan karena plasenta previa (1 kasus), penyakit jantung (1 kasus). Dengan lokasi terjadinya kematian di Kelurahan Harjosari Bawen, Desa Keseneng Sumowono, Desa Gondoriyo Bergas, dan Bringin. Sementara target tahun 2015 sebesar 102 per KH sebagai upaya untuk menekan Angka Kematian Ibu telah dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah dengan membentuk Satgas Penurunan AKI, mengoptimalkan jenjaring, dan Nomor Telepon/Call Center untuk penanganan kasus kelahiran. c) Angka Kematian Balita (AKABA) dilihat dari angkanya sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 belum mencapai target dan cenderung diatas target RPJMD. Pada Tahun 2010 target sebesar 5,75 per 1000 KH terealisasi 11,96 per 1000 KH; Tahun 2011 targetsebesar 11,5 per 1000 KH terealisasi 14,48 per 1000 KH, Tahun 2012 target sebesar 11,0 per 1000 KH terealisasi 14,47 KH dan Tahun 2013 target sebesar 10,5 per 1000 KH terealisasi 13,44 per 1000 KH. Akan tetapi pada Tahun 2014 terjadi penurunan kembali dengan target 10 per 1000 KH terealisasi menjadi 10,9 per 1000 KH. Penurunan AKABA pada Tahun 2014 disebabkan karena meningkatnya pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar dengan menggunakan algoritma MTBS yang berdampak terdeteksinya penyakit infeksi dan penyakit menular secara dini. Angka Kematian Balita sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 tercatat 36 kasus, sementara target tahun 2015 sebesar 9,5 per 1000 KH. Kematian balita yang berumur 1-5 tahun sebanyak 1 kasus dengan penyebab kematian meningitis dan terjadi di Kecamatan Suruh. Meskipun kecenderungan untuk mencapai target sangat berat namun kami tetap mengupayakan semaksimal mungkin dengan berbagai Tahun IV - 26

133 MISI I Urusan Kesehatan upaya paling tidak capaian menurun dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. d) Persentase Balita gizi Buruk sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 mengalami fluktuasi namun sudah dibawah target RPJMD. Pada Tahun 2010 target sebesar 0,13% terealisasi 0,06%; Tahun 2011 target sebesar 0,13% terealisasi 0,12%; tahun 2012 target sebesar 0,12% terealisasi 0,06%; tahun 2013 target sebesar 0,12% terealisasi 0,08% dan Tahun 2014 target sebesar 0,11% terealisasi 0,09%. Sedangkan sampai dengan Triwulan Pertama tahun 2015 persentase gizi buruk sebesar 0,04% sementara target Tahun 2015 sebesar 0,11%. Upaya yang telah dilakukan untuk menekan kasus gizi buruk pada balita antara lain dengan dilakukannya pemantauan pertumbuhan tiap bulan dan bila terjadi penurunan berat badan 2 kali maka secepatnya dilakukan intervensi berupa PMT pemulihan minimal 90 hari sehingga balita yang semula berstatus gizi buruk meningkat ke status gizi kurang. e) Rasio Posyandu Per Satuan Balita dari Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 berturut-turut adalah 22,17 per 1000 balita; 22,28 per 1000 balita; 22,17 per 1000 balita; 29,09 per 1000 balita; 22,93 per 1000 balita; dan 22,92 per 1000 balita. Jika dilihat dari angkanya rasio posyandu tersebut sudah memenuhi target RPJMD Tahun sebesar 22,00 per 1000 balita dan sesuai dengan standar nasional Kementrian Kesehatan dimana standarnya adalah posyandu per 1000 balita. Pencapaian ini dikarenakan meningkatnya kasadaran masyarakat akan pentingnya pengembangan Posyandu sebagai solusi untuk menanggulangi masalah kesehatan dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. f) Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk pada Tahun 2010 target 0,38 per 1000 penduduk terealisasi 0,37 per 1000 penduduk; pada Tahun 2011 sampai dengan 2013 target sebesar 0,38 per 1000 penduduk terealisasi 0,38 per 1000 penduduk; dan pada Tahun 2014 target sebesar 0,38 per 1000 penduduk terealisasi 0,30 per 1000 penduduk. Sedangkan sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 target sebesar 0,38 per 1000 penduduk terealisasi 0,31 Tahun IV - 27

134 MISI I Urusan Kesehatan per 1000 penduduk. Rasio tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan dimana rasio puskesmas, poliklinik dan pustu per satuan penduduk adalah 1 fasilitas kesehatan per penduduk. Namun angka tersebut masih dibawah target RPJMD sebesar 0,38 per 1000 penduduk. Hal ini dikarenakan adanya pertambahan penduduk yang belum diiringi dengan pertambahan sarana pelayanan kesehatan. Selain itu penurunan rasio puskesmas, poliklinik, pustu pada Tahun 2014 dan Triwulan Pertama Tahun 2015 disebabkan karena adanya penurunan jumlah klinik seiring dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan RI No.56 Tahun 2014 tentang Klinik dimana semua fasilitas kesehatan yang berstatus Balai Pengobatan/ Rumah Bersalin harus berubah menjadi klinik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan rasio tersebut antara lain memberikan sosialisasi tentang Permenkes RI No. 56 Tahun 2014 tentang Klinik kepada penanggungjawab Balai Pengobatan/umah Bersalin serta mengajak untuk segera memperbaharui ijin pendirian Balai Pengobatan Rumah Bersalin tersebut. g) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk dilihat dari angkanya sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 sudah memenuhi target RPJMD. Jumlah rumah sakit di Kabupaten Semarang pada Tahun 2010 sebanyak 3 unit yang terdiri dari 2 rumah sakit pemerintah yaitu RSUD Ambarawa dan RSUD Ungaran dan 1 rumah sakit swasta yaitu RSU Bina Kasih Ambarawa dengan rasio sebesar 0,003 per 1000 penduduk dan angka tersebut sudah mencapai target sebesar 0,003 per 1000 penduduk. Sementara pada Tahun 2011 sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 rasio rumah sakit mengalami peningkatan menjadi 0,004 per 1000 penduduk dengan target yang ditetapkan sebesar 0,004 per 1000 penduduk. Peningkatan ini terjadi karena ada penambahan 1 rumah sakit swasta yaitu Rumah Sakit Ken Saras. h) Rasio dokter per satuan penduduk dilihat dari angkanya pada Tahun 2010 sampai dengan 2014 sudah melampaui target RPJMD kecuali untuk capaian tahun 2010 target sebesar 0,24 per 1000 penduduk hanya terealisasi 0,19 per 1000 penduduk. Sedangkan Tahun 2011 target sebesar 0,20 per 1000 penduduk terealisasi 0,24 per 1000 Tahun IV - 28

135 MISI I Urusan Kesehatan penduduk; Tahun 2012 target sebesar 0,21 per 1000 penduduk terealisasi 0,24 per 1000 penduduk; Tahun 2013 target sebesar 0,22 per 1000 penduduk terealisasi 0,26 per 1000 penduduk; Tahun 2014 target sebesar 0,23 per 1000 penduduk terealisasi 0,34 per 1000 penduduk. Sedangkan Tahun 2015 target sebesar 0,24 per 1000 penduduk sampai dengan Triwulan Pertama sudah terealisasi 0,33 per 1000 penduduk. Terjadinya peningkatan rasio dokter dari tahun ke tahun dikarenakan adanya penambahan jumlah dokter spesialis dan dokter umum yang bekerja di lingkungan Kabupaten Semarang baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun yang berstatus dokter praktek swasta. i) Rasio tenaga medis persatuan penduduk dilihat dari angkanya pada Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 cenderung naik turun namun realisasinya sudah melebihi target RPJMD terkecuali untuk capaian target Tahun 2010 sebesar 0,30 per 1000 penduduk terealisasi 0,25 per 1000 penduduk. Sedangkan Tahun 2011 target sebesar 0,27 per 1000 penduduk terealisasi 0,36 per 1000 penduduk; Tahun 2012 target sebesar 0,28 per 1000 penduduk terealisasi 0,37 per 1000 penduduk; Tahun 2013 sebesar 0,30 per 1000 penduduk terealisasi 0,31 per 1000 penduduk; Tahun 2014 target sebesar 0,30 per 1000 penduduk terealisasi 0,39 per 1000 penduduk; Tahun 2015 target sebesar 0,31 per 1000 penduduk sampai dengan Triwulan Pertama sudah terealisasi 0,38 per 1000 penduduk. Kondisi yang naik turun ini dikarenakan adanya tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi) yang pindah tugas atau melaksanakan tugas/praktek di luar wilayah Kabupaten Semarang. Selain itu juga dikarenakan keberadaan dokter internsif di Rumah Sakit dan Puskemas yang jumlahnya tidak sama setiap tahunnya. Dokter internsif hanya melaksanakan praktek selama 1 tahun di Rumah Sakit dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Semarang. j) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama tahun 2015 sudah mencapai target 100%. Pencapaian ini dikarenakan kegiatan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi sudah berjalan dengan baik sehingga ibu hamil tidak Tahun IV - 29

136 MISI I Urusan Kesehatan terlambat ditangani. k) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada Tahun 2010 target sebesar 90,00% terealisasi 92,90%; tahun 2011 target sebesar 93,50% terealisasi 92,10%; Tahun 2012 target sebesar 93,75% terealisasi 94,33%; Tahun 2013 target sebesar 94,00% terealisasi 95,46%; Tahun 2014 target sebesar 94,50 terealisasi 93,72% dan Triwulan Pertama target sebesar 95,00% terealisasi 16,61%. Jika dilihat dari angkanya pada Tahun 2014 belum memenuhi target karena persentase cakupan ini dihitung dengan menggunakan penyebut sasaran ibu hamil (prediksi awal tahun sesuai dengan definisi operasionalnya), sehingga didapat cakupan yang masih kurang dari target. Bila dihitung menggunakan penyebut jumlah riil ibu hamil maka didapat hasil cakupan yang melampaui target yaitu sebesar 99,72%. l) Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) pada Tahun 2010 dan 2011 seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Semarang yang berjumlah 235 desa/kelurahan telah berhasil mencapai UCI (Universal Child Immunization) sesuai dengan target RPJMD sebesar 100%. Akan tetapi pada Tahun 2012 menurun menjadi 73,61% angka tersebut masih dibawah target 100%. Hal ini dikarenakan masih ada cakupan imunisasi bulan Desember 2012 yang belum dilaporkan dan masih ada orang tua murid SD yang tidak mengijinkan anaknya untuk dilakukan imunisasi melalui kegiatan BIAS anak sekolah meskipun jumlahnya hanya sedikit. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan desa/kelurahan UCI antara lain adanya ketegasan dari Kepala Puskesmas agar pengiriman laporan BIAS lebih tepat waktu sehingga tidak mengganggu dalam penyusunan laporan di tingkat Kabupaten dan adanya penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat agar semua lapisan masyarakat dapat menerima kegiatan BIAS. Pada Tahun 2013 dan 2014 cakupan desa/kelurahan UCI kembali mencapai target RPJMD sebesar 100%. Untuk cakupan desa/kelurahan UCI sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 belum bisa diketahui angkanya karena penghitungannya baru bisa dilakukan pada akhir tahun. Tercapainya target Tahun IV - 30

137 MISI I Urusan Kesehatan desa/kelurahan UCI dikarenakan telah dilaksanakannya Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi dan terlaksananya sweeping bayi yang belum terimunisasi untuk mengurangi angka drop out. Suatu desa/kelurahan berhasil mencapai UCI bila tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak sekolah tingkat dasar. m) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan dari Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 capaiannya sudah mencapai target RPJMD sebesar 100%. Pencapaian ini dikarenakan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita telah dilaksanakan dengan baik tiap bulannya sehingga jika selama pemantauan terjadi penurunan berat badan 2 kali segera diketahui dan segera dilakukan intervensi berupa PMT pemulihan. n) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA pada Tahun 2010 target sebesar 70,00% terealisasi 25,48%; Tahun 2011 target sebesar 40,00% terealisasi 26,32%; Tahun 2012 target sebesar 48,00% terealisasi 11,65%; Tahun 2013 target sebesar 52,00% terealisasi 15,11% dan Tahun 2014 target sebesar 60,00% terealisasi 17,87%. Untuk cakupan penemuan penderita baru TBC BTA (+) Triwulan Pertama Tahun 2015 sampai dengan laporan ini disusun belum bisa diketahui angkanya karena mekanisme pelaporan program TB adalah triwulan (pemegang program TB di Puskesmas dan Rumah Sakit baru mengirimkan data ke Dinas Kesehatan maksimal pada tanggal 10 bulan April). Jika dilihat angkanya sejak Tahun 2010 sampai dengan 2014 belum bisa mencapai target dikarenakan belum optimalnya ketrampilan tenaga kesehatan dalam penemuan dan penanganan kasus TBC, belum semua puskesmas memiliki tenaga analis kesehatan (dari 26 puskesmas masih ada 3 puskesmas yang belum memiliki tenaga analis kesehatan), masih adanya anggapan di masyarakat bahwa penyakit TBC merupakan penyakit yang memalukan keluarga, belum efektifnya kerja jejaring penemuan kasus TB paru di masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan penemuan penderita baru TBC BTA (+) tersebut antara lain: melakukan refreshing Tahun IV - 31

138 MISI I Urusan Kesehatan penemuan kasus TB BTA bagi petugas analis kesehatan dan programer TB, melakukan On The Job Training (OJT) bagi dokter, perawat, bidan dan petugas analis kesehatan ke BKPM Ambarawa, mengadakan penyuluhan tentang penyakit TBC, meningkatkan keterlibatan masyarakat dan organisasi profesi, serta penambahan tenaga analis kesehatan puskesmas. Sementara untuk persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) pada Tahun 2011 terjadi peningkatan dibandingkan Tahun 2010 yaitu dari 89% menjadi 93,12%. Sementara pada Tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 83,33% dan terjadi peningkatan kembali pada Tahun 2013 dan 2014 menjadi 87,60% dan 97,38%. Peningkatan persentase kesembuhan penderita TBC BTA (+) bisa tercapai berkat kesadaran masyarakat yang secara konsisten menjalani proses pengobatan sesuai standar pengobatan penyakit TBC dengan pendampingan dari pengawas minum obat (PMO). PMO adalah seseorang yang bertugas untuk mengawasi, memberikan dorongan dan memastikan penderita TBC agar menelan Obat Anti TBC (OAT) secara teratur sampai selesai.pmo diperlukan bagi penderita TBC yang cukup lama sering menyebabkan penderita bosan.selain itu, kebanyakan penderita merasa sudah sehat setelah minum obat 2-3 minggu dari yang seharusnya diminum dan menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Yang harus dilakukan seorang PMO antara lain: (1) Mengawasi dan memberikan dorongan serta memastikan kepada penderita TBC agar menelan obat secara teratur dihadapan PMO sampai selesai pengobatannya. (2) Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan. (3) Memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga penderita TBC dan menyarankan anggota keluarganya yang mempunyai gejala sama, termasuk setiap anak balita di keluarga tersebut untuk memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Tahun IV - 32

139 MISI I Urusan Kesehatan (4) Mengawasi gejala efek samping obat, yaitu adanya tanda-tanda atau keluhan yang timbul setelah minum obat dan mengirimkan penderita ke petugas kesehatan bila timbul gejala samping obat. o) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama tahun 2015 sudah mencapai target RPJMD sebesar 100%. Jika dilihat darijumlah kasusnya pada Tahun 2011 menurun dibandingkan Tahun 2010 yaitu dari 525 kasus menjadi 108 kasus. Penurunan jumlah kasus DBD ini menyebabkan Incidence Rate (IR) Tahun 2011 menurun dibanding Tahun 2010 yaitu dari 5,7 per penduduk menjadi 1,16 per penduduk. Hal ini dipengaruhi oleh faktor iklim, periodesasi serangan DBD dan berjalannya penegakan diagnosa secara dini. Akan tetapi pada Tahun 2012 sampai dengan 2014 jumlah kasus DBD cenderung mengalami peningkatan yaitu sebesar 110 kasus (IR: 1,16 per penduduk) pada Tahun 2012, 296 kasus (IR: 3,12 per penduduk) pada Tahun 2013 dan 337 kasus (IR: 3,41 per penduduk) pada tahun Sedangkan sampai dengan Triwulan I tahun 2015 jumlah kasus DBD sebanyak 221 kasus (IR: 2,2 per penduduk). Peningkatan kasus ini diakibatkan karena faktor cuaca (musim penghujan berlangsung lebih panjang) dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan PSN. Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan jumlah kasus DBD antara lain melakukan penyuluhan pengaktifan kembali PSN, melaksanakan penyuluhan kewaspadaan dini DBD dan melakukan fogging untuk menekan jumlah kasus DBD. Jumlah kematian akibat penyakit DBD pada Tahun 2010 sebanyak 6 orang (CFR: 1,14%) dan Tahun 2011 sampai dengan 2014 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011 sebanyak 2 orang (CFR: 1,85%), Tahun 2012 sebanyak 2 orang (CFR: 1,82%), tahun 2013 sebanyak 3 orang (CFR: 1,01%) dan Tahun 2014 sebanyak 2 orang (CFR: 0,59%). Sedangkan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 kematian akibat penyakit DBD sebanyak 2 orang (CFR: 0,9%). Masih adanya kematian akibat DBD ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala DBD dan adanya keterlambatan penanganan Tahun IV - 33

140 MISI I Urusan Kesehatan dikarenakan tanda dan gejala tidak khas. Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan kasus kematian karena DBD antara lain dengan mengadakan sosialisasi DBD lewat PKK dari tingkat Kabupaten sampai dengan tingkat dasa wisma. p) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. (1) Cakupan kunjungan peserta Jamkesmas di Puskesmas (pelayanan kesehatan strata 1) Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 cenderung naik turun. Pada Tahun 2010 terealisasi 15,56%; Tahun 2011 target 17,36% terealisasi 5,79%; Tahun 2012 target 17,94% terealisasi 17,39%; Tahun 2013 target 17,41% terealisasi 45,72%; Tahun 2014 target 18,91% terealisasi 39,22% dan Triwulan Pertama Tahun 2015 target 17,05 terealisasi 7,03%. Jika dilihat dari angkanya cakupan kunjungan peserta Jamkesmas di Puskesmas pada Tahun 2011 dan Tahun 2012 belum mencapai target yang ditetapkan, hal ini disebabkan karena masyarakat yang memiliki kartu Jamkesmas tidak menggunakan haknya selain itu juga dianggap sebagai keberhasilan program promotif dan preventif. Pada Tahun 2014 sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanatkan Jaminan Sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Terkait dengan adanya aturan tersebut maka jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Semarang terdiri dari quota Jaminan Kesehatan Masyarakat sebesar orang yang secara otomatis menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional ditambah dengan Jamkesda integrasi yaitu peserta Jaminan Kesehatan Daerah yang didaftarkan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang ditetapkan dengan SK Bupati Semarang sebesar orang. Jamkesda integrasi terdaftar sebagai Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Semarang. (2) Cakupan Pelayanan kesehatan pasien miskin melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Tahun 2010 sampai dengan Tahun IV - 34

141 MISI I Urusan Kesehatan Triwulan Pertama tahun 2015 mengalami fluktuasi yaitu pada Tahun 2010 terealisasi 7,17%; Tahun 2011 target 8,89% terealisasi 1,79%; Tahun 2012 target 9,26% terealiasi 0,16%; Tahun 2013 target 9,44% terealiasasi 18,72%, tahun 2014 target 9,44% terealisasi 30,75% dan Triwulan Pertama Tahun 2015 target 4,78% terealisasi 0,13%. Pelayanan kesehatan melalui Jamkesda sudah memenuhi target dikarenakan adanya kerja sama yang baik dengan Rumah Sakit di Kabupaten Semarang maupun di luar Kabupaten Semarang, dan terjangkaunya jarak fasilitas kesehatan. q) Cakupan kunjungan bayi dari Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama Tahun 2015 cenderung naik turun yaitu Tahun 2010 target sebesar 90% terealisasi 100,07%; Tahun 2011 target sebesar 90,00% terealisasi 97,04%; Tahun 2012 target sebesar 91% terealisasi 91,86%; Tahun 2013 target sebesar 98,10% terealisasi 84,14%; Tahun 2014 target 92% terealisasi 93,78% dan Triwulan Pertama Tahun 2015 target 92,00% terealisasi 17,22%. Jika dilihat dari angkanya cakupan kunjungan bayi sudah melampaui target bahkan pada Tahun 2010 cakupan melebihi 100%. Hal ini disebabkan karena adanya pertemuan dan pembinaan kepada bidan yang dilaksanakan secara berkesinambungan selain meningkatnya kegiatan di posyandu. Walau demikian diperlukan adanya pemahaman yang sama tentang definisi operasional kunjungan bayi, pencatatan dan pelaporan serta pelaksanaan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang). r) Cakupan Puskesmas dari Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama tahun 2015 sudah mencapai target RPJMD sebesar 136,84%. Jumlah puskesmas di Kabupaten Semarang Tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama tahun 2015 masih tetap 26 puskesmas terdiri dari 12 puskesmas perawatan dan 14 puskesmas non perawatan. Dari 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang semuanya sudah terdapat Puskesmas bahkan terdapat 7 Kecamatan yang mempunyai 2 Puskesmas. Hal ini sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. s) Cakupan Puskesmas Pembantu dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun IV - 35

142 MISI I Urusan Kesehatan Triwulan Pertama Tahun 2015 sudah mencapai target RPJMD sebesar 28,94%. Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Semarang dari tahun 2010 sampai dengan Triwulan Pertama tahun 2015 masih tetap sebanyak 68 unit. 2) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) Kinerja pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik di RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa pada Tahun dapat dilihat berikut ini: a) RSUD UNGARAN Tabel 4.8 Capaian Urusan Kesehatan Tahun Urusan, Indikator Kinerja Satuan Capaian Tahun Target 2015 Cakupan pela yanan keseh atan rujukan pasien masy miskin - Jamkesmas Pasien BPJS Pasien Jamkesda Pasien Sumber: RSUD Ungaran Capaian s/d Tri wulan I 2015 Untuk indikator pelayanan selama Tahun adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Indikator Pelayanan di RSUD Ungaran Tahun Urusan, Indikator Realisasi 2015 Keterangan No Satuan sd Kinerja Feb Angka Standar 1 BOR (Bed 1. BOR: 75% - % 75,7 71,3 72,9 78,4 75, Occupation Rate) 80 % 2 LOS (Length of 2. LOS: 3-12 hari 3,9 4,0 4,6 4,5 4,3 4.6 Stay) hari 3 TOI (Turn Over 3. TOI: 1-3 hari 1,2 1,5 1,4 1,0 1, Interval) hari 4 BTO (Bed Turn 4. BTO: 35 - kali 71,9 69,5 72,5 79,2 69, Over) 45 kali 5 GDR) Gross Death 5. GDR: 45 11,1 22,8 23,4 20,3 21, Rate) 6 NDR (Nett Death 6. NDR: 25 7,2 11,7 15,0 11,3 11, Rate) Sumber: RSUD Ungaran Tahun IV - 36

143 MISI I Urusan Kesehatan Dalam pencapaian indikator pelayanan di RSUD Ungaran menggunakan standar dari Barber Johnson karena bisa diketahui apakah mutu pelayanan di rumah sakit itu sudah baik atau belum sudah efisien atau belum, jika indikator pelayanan (BOR, LOS, BTO, TOI) masuk dalam daerah efisien berarti mutu pelayanan di RSUD Ungaran sudah baik (dengan cara melihat dari grafik Barber Johnsonnya) sebagai berikut: (1) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah jumlah hari perawatan di bandingkan jumlah tempat tidur dalam satu tahun. Nilai parameter BOR sesuai angka standar dalah 75%-80%. Tabel di atas menunjukkan pada Tahun 2010, 2013, 2014, sampai pada bulan Februari 2015 BOR RSUD Ungaran masih dalam angka standar yaitu pada tahun 2010 sejumlah 75,7%, Tahun 2013 sejumlah 78,4%, tahun 2014 sejumlah 75,9%, serta Tahun 2015 sampai dengan bulan Februari sejumlah 83.77%. Untuk nilai BOR Tahun 2011 sejumlah 71,3% serta pada Tahun 2012 sejumlah 72.9 memang terjadi penurunan BOR, hal tersebut disebabkan karena adanya renovasi rumah sakit. Hal ini dikarenakan bahwa pada Tahun 2014 RSUD Ungaran mengalami beberapa perubahan anatara: 1. Jumlah tempat tidur mengalami peningkatan, dari 176 TT menjadi 187 TT, 2. Bahwa pada Tahun 2014 ruangan ruangan sedang dalam renovasi. (2) LOS (Length Of Stay) adalah rata-rata lamanya dirawat, dihitung dari perbandingan jumlah lamanya di rawat dengan jumlah pasien yang keluar hidup dan mati. LOS RSUD Ungaran dari Tahun selalu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, meskipun ada kenaikan namun tidak berarti, karena rata-rata lamanya penyakit yang dirawat di RSUD Ungaran standar-nya hanya 4 hari harus sudah sembuh. (3) TOI (Turn Over Interval) adalah jumlah interval pemakaian tempat tidur, dihitung dari selisih hari perawatan maksimum dan hari perawatan riil bila di bandingkan dengan jumlah pasien keluar hidup dan mati. Tahun IV - 37

144 MISI I Urusan Kesehatan Angka TOI di RSUD Ungaran dari Tahun masih dikisaran nilai angka standar dimana tahun 2014 berdasarkan analisa diatas didapati angka 1.1 angka ini menunjukan bahwa RSUD Ungaran evaluasi indikator TOI dalam kategori baik. (4) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur, di hitung dari perbandingan jumlah pasien keluar hidup dan mati dengan jumlah tempat tidur (dalam satu tahun). BTO RSUD Ungaran tinggi karena permintaan pasien untuk memakai tempat tidur/opname di RSUD Ungaran cukup tinggi bahkan sampai antri hal ini menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Ungaran sangat tinggi. (5) GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum di rumah sakit pada periode waktu tertentu. Angka GDR di RSUD Ungaran dari Tahun sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. (6) NDR (Net Death Rate) adalah jumlah pasien yang meninggal setelah 48 jam dibanding jumlah pasien keluar hidup dan mati. Angka NDR di RSUD Ungaran dari Tahun sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dengan capaian 11.1 adalah angka capaian yang baik dimana bahwa prosentasi kesembuhan oleh pelayanan RSUD ungaran sangat tinggi. b) RSUD AMBARAWA Urusan, Indikator Kinerja Tabel 4.10 Capaian Urusan Kesehatan Tahun Satuan Capaian Tahun Target 2015 Capaian s/d Tri wulan I 2015 Cakupan pela yanan keseh atan rujukan pasien masy miskin - Jamkesmas Pasien BPJS Pasien Jamkesda Pasien Sumber: RSUD Ambarawa Tahun IV - 38

145 MISI I Urusan Kesehatan Untuk indikator pelayanan RS Ambarawa pada tahun akan kami sajikan pada halaman berikut: No Tabel 4.11 Indikator pelayanan di RSUD Ambarawa tahun Urusan, Indikator Kinerja Satuan Realisasi Target 2015 Tahun IV sd Feb Keterangan Angka Standar BOR:60% - 85% BOR (Bed 1 Occupation Rate) % 73,6 72,4 72,3 72,6 75,1 75,1 74,9 LOS (Length of 2 Stay) hari 4, ,1 4,8 4,8 4,7 LOS:6-9 hari TOI (Turn Over 3 Interval) hari 1,6 2 1,8 1,7 1,6 1,6 1,4 TOI:1-3 hari BTO (Bed Turn BTO: kali 57, ,2 58,1 56,8 56,8 16,2 Over) kali GDR) Gross Death GDR: ,59 35,56 43,01 36,15 35,21 35,21 33,03 Rate) per 1000 NDR (Nett Death NDR: ,8 17,8 20,6 21,8 19,31 19,31 20,50 Rate) per 1000 Sumber: RSUD Ambarawa Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan kinerja RSUD Ambarawa Tahun pada angka standar sebagaimana PERMENKES RI NO.1171/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 15 Juni 2011 tentang Juknis SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) sebagai berikut: (1) Bed Ocupancy Rate (BOR) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR sesuai angka standar dalah 60%-80%. Tabel diatas menunjukkan pada Tahun (sampai dengan Maret 2015) BOR RSUD Ambarawa masih dalam angka standar. (2) Average length of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien, indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum nilai AVLOS sesuai angka standar antara 6-9 hari. Tabel diatas menunjukkan pada Tahun (sampai dengan Maret 2015) LOS RSUD Ambarawa masih dalam angka standar. (3) Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat teriisi berikutnya. Angka standar TOI sebesar 1-3 hari. Tabel diatas menunjukkan pada

146 MISI I Urusan Kesehatan Tahun (sampai dengan Maret) TOI RSUD Ambarawa masih dalam angka standar. (4) Bed Turn Over (BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam perode 1 tahun). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam setahun 1 tempat tidur dipakai kali. Angka BTO pada Tahun melebihi angka standar. Hal ini terjadi karena kunjungan pasien melebihi dari tempat tidur yang disediakan terutama untuk kelas III. Upaya yang telah dilakukan pada Tahun 2014 RSUD Ambarawa telah menambah tempat tidur untuk mengantisipasi tingginya kunjungan pasien dengan membangun gedung rawat inap 3 lantai yang diperuntukan Kelas I, II, III dan VIP. (5) Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar rumah sakit. Nilai GDR seyogyanya tidak melebihi 45 pada 1000 penderita keluar. Tabel diatas menunjukkan pada Tahun GDR RSUD Ambarawa masih dalam angka standar. (6) Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan dirumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolelir adalah kurang dari 25 per Tabel diatas menunjukkan pada Tahun NDR RSUD Ambarawa masih pada angka standar. d. Prestasi urusan kesehatan 1) DINAS KESEHATAN Prestasi urusan kesehatan yang diperoleh melalui berbagai ajang lomba Tahun 2010 sampai dengan Triwulan I Tahun 2015, antara lain: a) Lomba Posyandu dengan hasil Desa Kalikurmo Kecamatan Bringin sebagai juara 1 Nasional Tahun 2012; Tahun IV - 40

147 MISI I Urusan Kesehatan b) Lomba LCC (Lomba Cerdas Cermat) dokter kecil kerja sama dengan Ikatan dokter Indonesia (IDI) sebagai juara 1 Nasional Tahun 2012; c) Lomba dalam rangka Hatinya PKK tentang TOGA dengan hasil desa Tawang Kecamatan Susukan sebagai juara 2 Nasional Tahun 2012; d) Piagam penghargaan dari Kementrian Kesehatan RI dalam rangka Kemitraan Perusahaan tentang ASI Eksklusif, Reproduksi dan Gizi Pekerja di PT. Ungaran Sari Garment (USG) Unit Congol Tahun 2013; e) Sertifikat dari Menteri Kesehatan RI atas keberhasilan Kabupaten Semarang yang telah Tereliminasi Malaria Tahun 2014; f) Piagam penghargaan Mitra Bakti Husada dari Kementrian Kesehatan RI tentang Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Penyediaan Ruang ASI di PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk Kecamatan Bergas Tahun 2014; g) Piagam penghargaan dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tentang Program Pencegahan Penanggulangan HIV & AIDS di Tempat Kerja di PT. APAC INTI CORPORA Kecamatan Bawen Tahun ) RSUD AMBARAWA Beberapa prestasi RSUD Ambarawa dari Tahun yaitu: a) Ditetapkannya RSUD Ambarawa menjadi Rumah Sakit yang menerapkan PPK-BLUD sesuai Surat Keputusan dari Bupati Semarang Nomor 445/ 0529/ 2011 tentang Penerapan Pola Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan Status Penuh kepada RSUD Ambarawa per 1 Januari 2012 b) Juara Lomba Citra Pelayanan Prima tingkat Kabupaten Semarang pada tanggal 21 Pebruari 2012 c) Mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008 untuk pelayanan-pelayanan yang ada di RSUD Ambarawa. e. Permasalahan dan Solusi 1) DINAS KESEHATAN a) Permasalahan Tahun IV - 41

148 MISI I Urusan Kesehatan Dari evaluasi capaian kinerja indikator kunci kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun selama 5 (lima) menunjukkan masih ada beberapa permasalahan: (1) Tingginya Angka Kematian Ibu; (2) Tingginya Angka Kematian Bayi; (3) Tingginya angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue; (4) Tingginya angka kesakitan penyakit HIV/AIDS; (5) Rendahnya penemuan kasus TB BTA (+); (6) Rendahnya Kualitas lingkungan hal ini terlihat dari cakupan sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga, cakupan rumah sehat, cakupan sarana air bersih yang masih rendah; (7) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Pola Hidup b) Solusi Bersih dan Sehat (PHBS). Dari permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan prioritas strategis untuk pemecahan masalah yaitu: (1) Melakukan kegiatan dalam rangka menekan angka kematian ibu antara lain yaitu: - Melaksanakan M3 (Maternal and infant Mortality Meeting) dari tingkat Kabupaten sampai desa; - Melaksanakan upaya jejaring ibu bayi selamat dengan memperbaiki sistem rujukan; - Melaksanakan Audit Maternal Perinatal; - Melaksanakan Kajian Kasus Kematian; - Penyusunan protap Jejaring rujukan ibu bayi selamat; - Penyusunan protap penanganan kegawat obstetri neonatal; - Peningkatan pengetahuan & ketrampilan bidan/nakes (pelatihan APN, PPGDON, Pelatihan Penatalaksanaan Asfiksia, BBLR, MTBS dan SDIDTK (Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang); - Pembentukan & pendampingan kelas ibu; - Peningkatan kompetensi bidan dengan kasus kematian ibu dan bayi melalui magang di RSUD; - Optimalisasi peran Puskesmas PONED (SK Bupati); Tahun IV - 42

149 MISI I Urusan Kesehatan - Melakukan Deteksi dini ibu hamil resiko tinggi; - Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri; - Pelayanan ANC terintegrasi (laborat, gizi, gigi, IMS dll); - Standarisasi pelayanan obstetric neonatal (termasuk standarisasi alat); - Melakukan pembinaan Puskesmas PONED oleh RSUD yaitu RSUD Ungaran (PKM Getasan, PKM Suruh, PKM Kaliwungu); RSUD Ambarawa (PKM Tengaran, PKM Pabelan, PKM Bancak, PKM Sumowono); - Melakukan pertemuan dengan lintas sektoral untuk membahas kematian ibu dan masalah kesehatan lain. (2) Melakukan kegiatan dalam rangka menekan angka kematian bayi yaitu: - Melakukan pelatihan tata laksana neonatal bagi dokter, bidan dan perawat - Pemberian PMT kepada ibu hamil KEK agar tidak terlahir bayi dengan kondisi BBLR; - Melakukan sosialisasi tentang cara perawatan bayi, pemberian ASI Eksklusif; - Melakukan pertemuan dengan lintas sektoral untuk membahas kematian anak dan masalah kesehatan lain. (3) Melakukan kegiatan dalam rangka menekan angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu: - Melaksanakan penyuluhan tentang kewaspadaan dini DBD; - Mengadakan penyuluhan dalam rangka pengaktifan kembali PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk); - Melakukan fogging. (4) Melakukan kegiatan dalam rangka menekan angka kesakitan penyakit HIV/AIDS yaitu: - Melaksanakan penyuluhan tentang deteksi dini HIV/AIDS; - Meningkatkan peran serta Masyarakat Peduli AIDS (MPA). (5) Melakukan kegiatan dalam rangka peningkatan penemuan kasus TB BTA (+) yaitu: Tahun IV - 43

150 MISI I Urusan Kesehatan - Melakukan refreshing penemuan kasus TB BTA bagi petugas analis kesehatan dan programmer TB; - Melakukan On The Job Training (OJT) bagi dokter, perawat, bidan dan petugas analis kesehatan ke BKPM Ambarawa; - Mengadakan penyuluhan tentang penyakit TBC; - Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan organisasi profesi kesehatan; - Menambah tenaga analis kesehatan puskesmas. (6) Melakukan kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yaitu: - Melakukan penyuluhan tentang pentingnya lingkungan yang sehat dalam menciptakan kesehatan yang optimal; - Melakukan pemicuan bagi warga yang belum memiliki jamban agar mau membangun jamban; - Melakukan kerjasama lintas sektor. (7) Melakukan sosialisasi peningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2) RSUD UNGARAN a) Permasalahan: (1) Aspek Sumber daya Manusia Permasalahan yang dihadapi pada Tahun Triwulan 1 di RSUD Ungaran sampai saat ini masih terbatasnya jumlah tenaga baik medis maupun non medis PNS di BLUD RSUD Ungaran, walaupun pada Tahun 2014 sudah melakukan rekruitment pegawai non PNS BLUD RSUD Ungaran namun jumlah yang bisa direkrut juga belum mencukupi, dikarenakan terbatasnya kemampuan BLUD RSUD Ungaran dalam menyediakan anggaran untuk gaji, oleh karena itu pada tahun 2015 diharapkan adat tambahan tenaga/pegawai PNS dari pemerintah daerah. (2) Aspek Sarana dan Prasarana Permasalahan utama RSUD pada Tahun adalah terbatasnya lahan untuk perluasan/pengembangan bangunan fisik dan lahan parkir di rumah sakit, walaupun pada Tahun 2012 sudah mengajukan pengadaan tanah tetapi karena masih belum adanya Tahun IV - 44

151 MISI I Urusan Kesehatan peraturan perundan undangan (Permendagri, permenkeu, kepala BKN) yang mengatur tentang petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang pengadaan tanah untuk fasilitas umum, sehingga perlu menunggu peraturan yang mengatur tentang pengadaan tanah untuk fasilitas umum, pada Tahun 2015 ini telah diusulkan kembali pengadaan tanah untuk pengembangan RSUD Ungaran b) Solusi (1) Aspek Sumber Daya Manusia Pengadaan Pengawai BLU Rumah Sakit Non PNS secara periodik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan RS. Pada Tahun 2015 ini akan melakukan rekrutmen kembali Pegawai Non PNS-RSUD BLUD Ungaran melalui usulan pengadaan pegawai Non PNS di Rencana Belanja Anggaran (RBA). (2) Aspek Sarana dan Prasarana Mengupayakan kembali pengadaan tanah untuk perluasan Rumah Sakit dan upaya pemenuhan sarana dan prasarana RSU melalui Bantuan Keuangan Provinsi. 3) RSUD AMBARAWA a) Permasalahan (1) Aspek Sumber daya Manusia Keterbatasan jumlah SDM di RSUD Ambarawa masih menjadi permasalahan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 yakni kekurangan SDM dibidang medis maupun non medis. (2) Aspek Sarana dan Prasarana - Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di RSUD Ambarawa masih menjadi permasalahan dari tahun 2010 sampai tahun 2015, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan maka diperlukan sarana dan prasarana yang lengkap dan canggih. - Di tahun 2015 muncul permasalahan yaitu terbatasnya luas lahan yang dimiliki RSUD Ambarawa khususnya untuk lahan parkir dan penambahan bangunan untuk pelayanan. (3) Aspek Pelayanan Tahun IV - 45

152 MISI I Urusan Kesehatan Permasalahan dalam aspek pelayanan yang masih ada sampai tahun 2015 adalah Tingginya tingkat rujukan ke rumah sakit lain dikarenakan: - Tempat tidur ruang rawat inap yang selalu penuh - Alat kesehatan canggih yang belum tersedia - Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih belum optimal - Belum tercukupinya Dokter Spesialis yang ada terutama dokterdokter sub spesialis yaitu Dokter Spesialis Bedah Ortopedi, Dokter Spesialis Bedah Urologi, Dokter Spesialis Bedah Orthopedi, Dokter Spesialis Paru-Paru dan Dokter Spesialis Jantung. b) Solusi (1) Aspek Sumber daya Manusia Untuk mengatasi permasalahan SDM RSUD Ambarawa telah mengusulkan penambahan tenaga melalui usulan formasi CPNS dan merekrut SDM melalui Pengadaan Pegawai Non PNS BLUD. (2) Aspek Sarana dan Prasarana - Mengusulkan penambahan alat medis dan non medis kepada pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. - Untuk menambah luas lahan parkir, maka RSUD Ambarawa telah mengajukan permohonan sewa lahan kepada Batalyon Kavaleri yang letaknya bersebelahan dengan RSUD Ambarawa. (3) Aspek Pelayanan - Mengusulkan penambahan ruang rawat inap dan pelayanan penunjang lainnya ke APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. - Mengusulkan alat kesehatan melalui APBN. - Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) baik melalui pelatihan workshop, in house training maupun pendidikan berkelanjutan lainnya. - Membuka lowongan untuk Dokter Spesialis dan Sub Spesialis. Tahun IV - 46

153 MISI I Urusan Ketenagakerjaan 3. Urusan Ketenagakerjaan Selama beberapa periode kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Semarang masih dalam kondisi yang perlu mendapatkan perhatian secara serius, pengentasan pengangguran dan kemiskinan diperkirakan masih memerlukan waktu yang panjang. Selain itu masalah kesempatan kerja yang terbatas juga menjadi masalah yang perlu segera mendapatkan pemecahan karena hal tersebut merupakan kunci dalam penyerapan tenaga kerja yang akan berpengaruh langsung terhadap tingkat pengangguran dan kemiskinan. a. Program Urusan Ketenagakerjaan Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melalui program sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, 2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja, 3) Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, b. Realisasi Keuangan Total Anggaran dan realisasi urusan Ketenagakerjaan tahun 2010 s.d 2015 TRIWULAN I adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Total Anggaran Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Jumlah No % Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 98, , ,00 98, , ,00 96, , ,00 96, , ,00 95, s.d Triwulan I , ,00 13,04 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan Tahun IV - 47

154 MISI I Urusan Ketenagakerjaan c. Capaian Kinerja berikut: Capaian kinerja Urusan Ketenagakerjaan disajikan dalam tabel 4.10 Tabel 4.13 Capaian Urusan Ketenagakerjaan 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR Tahun Target 2015 Capaian s/d TRI WULAN I Rasio penduduk yg bekerja 51,45 52,19 53,46 65,30 57,27 52,20-2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 76,11 96,20 96,83 95,43 75,34 87,25-3 Perkiraan angka sengketa pengusaha 5,58 8,37 7,10 5,96 3,51 2,45 1,69 pekerja per Tahun 4 Pencari kerja yg ditempatkan 13,02 17,47 83,74 70,69 69,10 21,25 47,89 5 Keselamatan dan perlindungan 55,00 60,00 60,00 62,65 70,22 75,00 70,66 Sumber: Dinas Sosial dan Nakertrans Kab. Semarang Secara umum capaian urusan ketenagakerjaan sesuai target pada Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: 1) Sampai dengan akhir Tahun 2014 Rasio Penduduk yang bekerja di Kabupaten Semarang kecenderungannya mengalami peningkatan terutama pada Tahun 2013, kenaikannya cukup signifikan dibanding Tahun 2012, hal ini dikarenakan banyaknya pertumbuhan industri di Kabupaten Semarang baik karena investasi baru maupun adanya relokasi perusahaan dari daerah lain yang dapat menyerap tenaga kerja, adapun capaian pada akhir Tahun 2014 adalah sebesar 57,27% mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya namun demikian telah mencapai target yang telah ditetapkan dalam RPJMD yakni 52,10. Penurunan ini dikarenakan pertambahan penduduk yang bekerja yang belum sebanding dengan pertambahan lapangan pekerjaan. Untuk Realisasi sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 belum dapat kami sajikan dikarenakan baru dapat diketahui/dihitung pada akhir tahun. Tahun IV - 48

155 MISI I Urusan Ketenagakerjaan 2) Tingkat Partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Semarang 5 (lima) tahun terakhir masih cukup tinggi/diatas target yang ditetapkan, hanya pada Tahun 2014 mengalami sedikit penurunan hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat, penduduk dengan usia angkatan kerja tidak langsung bekerja tetapi melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, sehingga penduduk angkatan kerja semakin menurun. Untuk Realisasi sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 belum dapat kami sajikan dikarenakan baru dapat diketahui/dihitung pada akhir tahun. 3) Sampai dengan akhir Tahun 2014 Angka perselisihan Pengusaha dan Pekerja atau angka sengketa pengusaha, pekerja di Kabupaten Semarang mengalami penurunan/dibawah target yang ditetapkan, hal ini dikarenakan tingkat pemahaman dan kesadaran pengusaha maupun pekerja semakin meningkat dalam memahami dan melaksanakan ketentuan peraturan ketenagakerjaan serta karena optimalnya fungsi Bipartit di Perusahaan. Untuk target 2015 adalah 2,45% sementara realisasi capaian sampai dengan triwulan I Tahun 2015 mencapai 1,69%. 4) Sampai dengan akhir Tahun 2014 pencari kerja yang ditempatkan di Kabupaten Semarang sedikit mengalami penurunan pada Tahun 2013 dan Tahun 2014, hal ini dikarenakan kualifikasi dan Kompetensi Pencari kerja yang terdaftar tidak sesuai dengan lowongan kerja yang ada oleh karena itu masih diperlukan pelatihan-pelatihan ketrampilan kepada pencari kerja agar mempunyai kompetensi yang sesuai dengan dunia kerja dan lowongan kerja yang ada. Untuk target 2015 adalah 21,25 sedangkan realisasi sampai dengan triwulan I Tahun 2015 mencapai 47.89%. 5) Sampai dengan akhir Tahun 2014 keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Kabupaten Semarang semakin meningkat/melebihi target yang telah ditetapkan, hal tersebut dikarenakan adanya sosialisasi ketenagakerjaan, pembinaan dan pengawasan yang intensif terhadap penerapan peraturan ketenagakerjaan. Untuk target 2015 sebesar 75% sedangkan realisasi sampai dengan triwulan I Tahun 2015 mencapai 70,66%, 6) Selama Tahun telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sesuai Tahun IV - 49

156 MISI I Urusan Ketenagakerjaan dengan pasar kerja nasional dan luar negeri sebagaimana tersaji dalam Tabel 4.11 berikut: Tabel 4.14 Jumlah Pelatihan-Pelatihan bagi Pencari Kerja Tahun No Indikator Satuan Pelatihan Ketrampilan Menjahit high speed Orang Mekanik sepeda motor Orang Mekanik mobil Orang Las listrik/karbit Orang Bordir Orang Sablon Orang Pelatihan Produktivitas naker di Orang Perusahaan/AMT Pelatihan Produktivitas naker di Perusahaan/MMT Orang Potong rambut Orang Pembuatan rambut palsu/wig Orang Aneka kerajinan (pembuatan boneka) Orang Tata rias pengantin Orang Pembuatan jamur Orang Aneka makanan Kecil Orang Service HP Orang Pemagangan Luar Negeri/Jepang Orang Operator Garmen Orang Mekanik Mesin Jahit Orang Sulam bennag/pital Orang JUMLAH Sumber: Dinas Sosial dan Nakertrans Kab. Semarang d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2010 s.d 2015 adalah sebagai berikut: a) Masih rendahnya kualitas dan kompetensi angkatan kerja muda yang memasuki dunia kerja; Tahun IV - 50

157 MISI I Urusan Ketenagakerjaan b) Masih rendahnya pemahaman tenaga kerja dan pelaku-pelaku usaha terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; c) Kurang optimalnya pembinaan dan pengawasan hubungan industrial, norma ketenagakerjaan dan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (Pengawas). 2) Solusi Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, maka solusi yang telah dilakukan adalah: a) Meningkatkan jumlah dan jenis kegiatan pelatihan ketrampilan dan keahlian bagi angkatan kerja muda baik di perkotaan maupun di pedesaan; b) Melaksanakan sosialisasi/penyuluhan berbagai peraturan perundangundangan ketenagakerjaan bagi tenaga kerja dan pelaku-pelaku usaha; c) Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (pengawas) melalui bimbingan teknis hubungan industrial dan norma ketenagakerjaan serta norma K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Tahun IV - 51

158 MISI I Urusan Transmigrasi 4. Urusan Transmigrasi Kebijakan program pembangunan ketransmigrasian merupakan bagian dari kebijakan program pembangunan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang yang secara umum diarahkan pada pembangunan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja dan transmigrasi serta dalam rangka mempercepat pengentasan masalah kemiskinan dan pengangguran serta upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Salah satu upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Semarang dilakukan melalui Program Transmigrasi. Peminat untuk mengikuti transmigrasi di Kabupaten Semarang masih besar, hal ini dikarenakan semakin sempitnya kesempatan kerja dan menurunnya lahan garapan produktif di pedesaan karena terjadinya alih fungsi. Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang program transmigrasi telah dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan ke desa-desa di wilayah Kabupaten Semarang. dengan harapkan animo masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi yang cukup besar dilandasi oleh pemahaman yang benar dan kesiapan ketrampilan yang memadai. a. Program Urusan Tranmigrasi Penyelenggaraan urusan transmigrasi Tahun dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui: 1) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi 2) Program Transmigrasi Lokal b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk Urusan Transmigrasi selama Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: No Tabel 4.15 Anggaran dan Realisasi Periode 2010 s.d 2015 triwulan I Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 99, , ,00 99, , ,00 80,96 % Tahun IV - 52

159 MISI I Urusan Transmigrasi No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 99, , ,00 96, TW I , ,00 3,26 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % c. Capaian Kinerja Capaian kinerja realisasi program Urusan Transmigrasi Tahun 2010 s.d 2015 Triuwlan I disajikan dalam tabel 4.12 berikut: Tabel 4.16 Capaian Urusan Transmigrasi Tahun Triwulan I INDIKATOR Satuan Tahun Target 2015 Capaian s/d tri wulan I Transmigrasi Swakarsa % 31, ,46-2 Transmigrasi Umum KK Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1) Sampai dengan Tahun 2014 Transmigrasi Swakarsa tidak mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan sejak Tahun 2011 Transmigrasi Swakarsa sudah tidak dilaksanakan lagi sampai sekarang, karena peruntukan untuk lahan Transmigrasi Swakarsa sering bermasalah disamping itu juga adanya sistem beli lahan di lokasi penempatan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan (minimnya anggaran APBD untuk sharing dengan Pemerintah Daerah penerima Transmigran) 2) Sampai dengan Tahun 2014 Transmigrasi Umum cenderung mengalami penurunan /tidak mencapai target yang telah ditetapkan, dikarenakan sangat terbatasnya alokasi dan jumlah/kuota calon transmigran. Karena yang berwenang untuk menentukan jumlah /kuota calon transmigran adalah dari Pemerintah Pusat. Untuk pemberangkatan calon transmigran sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 belum dapat disajikan karena baru akan dilaksanakan pada bulan April Adapun pelaksanaan Tahun IV - 53

160 MISI I Urusan Transmigrasi Transmigrasi Umum selama dapat dilihat pada tabel 4.1 pada halaman berikut ini: Tabel 4.17 Jumlah Transmigrasi Umum Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I 1 URAIAN Transmigrasi Umum Satuan Tahun Target 2015 Capaian 2015 KK jiwa Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Perbandingan animo dan jumlah pendaftar transmigrasi Kabupaten Semarang disajikan dalam gambar tabel berikut ini. Tabel 4.18 Jumlah Animo dan Pendaftar Transmigrasi Tahun URAIAN Satuan Tahun Animo orang Pendaftar orang Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah animo calon transmigrasi pada tahun mengalami penurunan, karena kuota dari Pemerintah sangat terbatas sehingga animo calon transmigrasi untuk mendaftarkan di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi cenderung sedikit. Sedangkan bila dilihat dari jumlah pendaftar juga mengalami penurunan selama kurang waktu 5 (lima) tahun, karena kuota pemberangkatan menurun sehingga calon transmigran menunggu lama yang akhirnya mengundurkan diri. Pada dasarnya animo dan antusias masyarakat Kabupaten Semarang masih tinggi untuk mengikuti program transmigrasi. d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan: Permasalahan yang dihadapi pada Urusan Transmigrasi, yaitu: Tahun IV - 54

161 MISI I Urusan Transmigrasi a) Perbandingan antara Animo/Pendaftar calon transmigrasi dengan kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat tidak sebanding; b) Masih rendahnya ketrampilan dan keahlian calon transmigran. 2) Solusi: Solusi yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan Urusan Transmigrasi, antara lain: a) Mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah jumlah kuota penempatan transmigrasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang; b) Menyelenggarakan pelatihan dan pembekalan untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian calon transmigran. Tahun IV - 55

162 MISI I Urusan Perpustakaan 5. Urusan Perpustakaan Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki. Penemuan mesin cetak, pengembangan teknik rekam, dan pengembangan teknologi digital yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mempercepat tumbuh kembangnya perpustakaan sehingg engelolaan perpustakaan menjadi semakin kompleks. Dari sini awal mulai berkembang ilmu dan teknik mengelola perpustakaan. Disisi lain perpustakaan berfungsi untuk mendukung Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perpustakaan merupakan pusat sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, dan kebudayaan, selain itu perpustakaan sebagai bagian dari masyarakat dunia ikut serta membangun masyarakat informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan IPTEK, masyarakat harus berorentasi sebagai pembaca (reading society) dan pembelajaran (learning society). Pengembangan budaya baca memiliki arti strategis dan peningkatan daya saing bangsa yang saat ini sangat mengkhawatirkan, sehingga dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam. Untuk menjadikan perpustakaan dan kearsipan sebagai sarana pendidikan seumur hidup bagi seluruh masyarakat dan khususnya bagi para anggota perpustakaan dan kearsipan, maka perlu dilakukan pengembangan layanan perpustakaan dan kearsipan, yaitu dengan menambah koleksi, dan berbagai jenis produk layanan kepada pengguna jasa perpustakaan dan kearsipan. a. Program Urusan Perpustakaan Program urusan Perpustakaan pada Tahun yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Daerah dan Arsip Daerah adalah Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Tahun IV - 56

163 MISI I Urusan Perpustakaan b. Realisasi Keuangan Total Anggaran dan realisasi urusan Perpustakaan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Total Anggaran Urusan Perpustakaan tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Jumlah No % Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 96, , ,00 97, , ,00 90, , ,00 97, , ,00 94, , ,00 9,92 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan c. Capaian Kinerja Capaian indikator keberhasilan urusan perpustakaan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I seperti terlihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.20 Capaian Urusan Perpustakaan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR Tahun Target 2015 Capaian Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung perpustakaan per Tahun Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah Judul Eksempar Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 1) Jumlah perpustakaan pada Tahun 2010: 976 unit, Tahun 2011 sejumlah unit, Tahun 2013 sejumlah unit dan Tahun 2014 sejumlah Tahun IV - 57

164 MISI I Urusan Perpustakaan 1093 unit. Jika target RPJMD sampai Tahun 2015 sejumlah unit maka jumlah perpustakaan pada Tahun 2014 sudah tercapai 98,11%. Upaya yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah untuk mencapai target jumlah perpustakaan pada Tahun 2015 adalah dengan lebih melakukan kegaiatan sosialisasi/penyuluhan, supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat. Dari kegiatan tersebut Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang dapat memberikan wawasan yang luas bagi berdirinya perpustakaanperpustakaan baru di Kabupaten Semarang. 2) Sebaran dan komposisi perpustakan pada Tahun seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.21 Jumlah PerpustakaanTahun No. Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun SD Sekolah MI Sekolah SMP Sekolah MTs Sekolah SMA Sekolah MA Sekolah SMK Sekolah Perpustakaan Keliling Pos Instansi Pemerintah Unit Perguruan Tinggi PT Umum Desa Jumlah Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 3) Tahun 2010 jumlah pengunjung perpustakaan orang, pada Tahun 2011 ada kenaikan jumlah pengunjung sebesar orang sehingga berjumlah orang, Tahun 2012 jumlah pengunjung perpustakaan orang atau menurun orang hal ini karena pada Tahun 2012 gedung perpustakaan direnovasi. Adapun layanan perpustakaan pindah di gedung pertemuan UPTD Kecamatan Ungaran Timur dimana lokasinya kurang strategis. Pada Tahun 2013 Jumlah pengunjung perpustakaan naik Tahun IV - 58

165 MISI I Urusan Perpustakaan drastis karena gedung kantor baru selesai direnovasi, layanan perpustakaan di lantai 2 sudah representatif. Adapun jumlah pengunjung perpustakaan pada Tahun 2013 sebanyak orang. Tahun 2014 jumlah pe-ngunjung mencapai orang. Sedang jumlah pengunjung perpustakaan sampai dengan akhir bulan Maret 2015 sejumlah orang. Dalam Indikator Kinerja Kunci RPJMD Tahun target jumlah pengunjung perpustakaan sampai akhir tahun 2015 sebesar orang. Upaya yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Semarang untuk mencapai target jumlah pengunjung pada Tahun 2015 adalah dengan melakukan penambahan fasilitas sarana dan prasarana, antara lain dengan merenovasi gedung perpustakaan menjadi 2 lantai serta menambah fasilitas komputer internet secara gratis kepada pengunjung. 4) Untuk data pengunjung perpustakaan dari berbagai kalangan masyarakat pembaca dari tahun ke tahun selalu meningkat. Tabel 4.22 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun Triwulan I No Uraian Satuan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tri wulan I 1 SD Orang SMP Orang SMA Orang Mahasiswa Orang Pegawai Orang Umum orang Jumlah Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 5) Pada Tahun 2010 koleksi buku yang tersedia judul / eksemplar, Tahun 2011 terdapat koleksi buku sejumlah judul / eksemplar, Tahun 2013 jumlah koleksi buku sejumlah judul / eksemplar dan Tahun 2014 sejumlah judul / eksemplar. Sampai bulan Maret 2015 jumlah koleksi belum bertambah Tahun IV - 59

166 MISI I Urusan Perpustakaan karena kegiatan pengadaan koleksi buku dilaksanakan pada triwulan kedua Tahun Jika kita melihat Indikator Kinerja Kunci RPJMD Tahun target jumlah koleksi buku pada Tahun 2015 sebanyak judul / eksemplar. Dengan demikian target jumlah koleksi buku sudah tercapai sebesar 99,54% pada akhir Tahun Upaya yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang untuk mencapai target jumlah koleksi buku pada Tahun 2015 adalah dengan memperbanyak pembelian koleksi buku baik buku fiksi maupun non fiksi. Meskipun pada pada Tahun 2015 anggaran pembelian buku berkurang namun upaya untuk menambah koleksi buku terus diupayakan sehingga dapat menambah jumlah baik dari judul buku maupun jumlah eksemplar buku. Tabel 4.23 Jumlah Koleksi Buku Kantor Perpustakaan Daerah Tahun Tahun Satuan Jumlah Buku Buku Non Fiksi Buku Referensi Buku Fiksi 2010 Judul Eksp Judul Eksp Judul Eksp Judul Eksp Judul Eksp Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah d. Pretasi yang dicapai oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Selama Tahun 2010 s.d 2014: 1) Juara II Lomba Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010; Tahun IV - 60

167 MISI I Urusan Perpustakaan 2) Juara I Lomba Perpustakaan Umum Kab/Kota Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011; 3) Juara III Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011; 4) Juara Harapan I Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Provinsi Jateng Tahun 2012; 5) Juara II Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Provinsi Jateng Tahun 2014; 6) Juara III Lomba Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Provinsi Jateng Tahun 2014; 7) Menerima Sertikat ISO 9001: 2008/SNI ISO Tahun e. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan: a) Hanya Memiliki 1 (satu) orang pustakawan; b) Belum ada Perda Penyelenggaraan Perpustakaan di Kabupaten Semarang; c) Belum optimalnya layanan perpustakaan di Desa; d) Pengelola perpustakaan desa belum maksimal; e) Kurang adanya pemerataan lokasi perpustakaan keliling. 2) Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya perbaikan atau solusi yang telah/akan dilakukan adalah: a) Menambah pustakawan; b) Menyusun Raperda tentang Penyelenggaraan Perpustakaan di Kabupat Semarang sebagai tindak lanjut adanya Perda No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perpustakaan Di Jawa Tengah; c) Mengoptimalkan layanan Perputakaan Desa dengan membuat Perputakaan Desa unggulan pada tiap-tiap Kecamatan; d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Bimtek pengelola perpusdes secara berkala/rutin; e) Meningkatkan jangkauan layanan dan pemerataan perpustakaan keliling pada 19 Kecamatan. Tahun IV - 61

168 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 6. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran terwujudnya Norma Keluarga Kecil yang Berkualitas dan Sejahtera. Norma Keluarga Kecil didefinisikan sebagai harapan bahwa setiap keluarga yang ada di Kabupaten Semarang dapat mewujudkan Catur Keluarga, sedangkan berkualitas dan sejahtera didefinisikan sebagai harapan kualitas penduduk yang unggul ditandai antara lain dengan angka kematian yang rendah, pendidikan yang tinggi, angka kemiskinan yang makin kecil jumlahnya, serta secara umum Indeks Pembangunan Manusia yang mencapai ditataran atas. a. Program Urusan KB dan KS Program yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan adalah sebagai berikut: 1) Program Keluarga Berencana, 2) Program Kesehatan Reproduksi Remaja, 3) Program Pelayanan Kontrasepsi, 4) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri, 5) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR, 6) Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak b. Realisasi Keuangan Total Anggaran dan realisasi urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.24 Anggaran Urusan KB dan KS Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % , ,00 97,38 Tahun IV - 62

169 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 96, , ,00 93, , ,00 93, , ,00 96, TW I , ,00 2,85 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % c. Capaian Kinerja Capaian realisasi program Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Data Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR 1. Rata-rata jumlah anak per keluarga Tahun Target 2015 Capaian ,42 3,40 3,38 3,34 3,37 3,22-2. Rasio Akseptor KB (%) 103,22 83,29 86,63 83,42 80,09 110,00 11,82 3. Keluarga Pra KS (%) 27,84 25,21 24,95 22,76 25,63 22,10-4. Keluarga KS1 (%) 16,43 18,54 18,64 24,88 18,63 23,20-5. Cakupan peserta KB aktif (%) 81,76 83,29 81,41 80,87 83,17 82,67 82,94 Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Secara umum capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut: 1) Capaian indikator kinerja untuk rata-rata jumlah anak per keluarga mulai Tahun 2010 sampai dengan akhir Tahun 2014 kecenderungan adalah lebih besar dari yang ditargetkan, Tahun 2010 kondisi awal 3,42. Untuk target Tahun 2011 sebesar 3,4 teralisasi 3,40; Tahun 2012 target 3,35 terealisasi 3,38; target Tahun 2013 sebesar 3,25 terealisasi 3,34 dan Tahun 2014 target 3,10 terealisasi 3,37 sementara Tahun 2015 targetnya adalah 3,22 Tahun IV - 63

170 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera realisasi masih menunggu pada proses pendataan. Rata-rata jumlah anak tersebut bila diterjemahkan dalam angka absolute maka jumlah anak yang dimiliki dalam rumah tangga sebuah keluarga adalah 3 4 anak. Hal ini disebabkan dalam rumah tangga sebuah keluarga kemungkinan terdapat anak yang bukan dari dari keluarga inti, yang artinya bukan anak dari keluarga inti terdaftar dalam keluarga tersebut. Jadi angka ini bukan menggambarkan rata-rata kemampuan seorang ibu melahirkan, melainkan jumlah anak yang ada di keluarga tersebut (misalnya keponakan atau anggota rumah tangga lainnya namun diakui sebagai anggota keluarganya). Sedangkan apabila ingin diketahui rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu sampai masa berakhirnya reproduksi dapat dilihat dari TFR (Total Fertility Rate), dimana di Kabupaten Semarang TFR nya adalah 1,95 atau 2-3 kelahiran. Melihat target Tahun 2015 ratarata jumlah anak dalam keluarga 3,22 kemungkinan dapat tercapai apabila anak yang bukan dari keluarga inti telah keluar dari rumah tangga sebuah keluarga. 2) Rasio Akseptor KB mulai Tahun 2010 sampai dengan ahkir Tahun 2014 capaian indikator kinerja kecenderungannya adalah dibawah target dalam RPJMD. Kondisi awal Tahun 2010 terealisasi 103,22%, target Tahun 2011 sebesar 104% terealisasi 83,29%, target 2012 sebesar 105% teralisasi 86,63%, target Tahun 2013 sebesar 106% terealisasi 83,42%, target Tahun 2014 sebesar 107% teralisasi 80,09%. Sedangkan Tahun 2015 target 110% realisasi sampai Februari 2015 adalah 11, 82%. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya capaian akseptor baru diantaranya terbatasnya frekuensi pelayanan KB di Klinik Keluarga Berencana (KKB), dalam hal ini Puskesmas sebagai pemberi pelayanan KB membatasi jumlah pelayanan KB dalam 1 Minggu hanya memberi pelayanan KB sebanyak 1 hari saja. Selain itu PUSKESMAS Juga membatasi untuk pelayanan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) maksimal 5 orang dalam 1 hari. Hal ini dapat dipahami karena PUSKESMAS tidak hanya pelayanan Klinik KB saja tetapi juga pelayanan-pelayanan lainnya seperti pemeriksaan kesehatan umum, gizi, kesehatan Ibu Anak (KIA) dan lain-lain. Selain itu faktor penting lainnya adalah kurangnya KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) Tahun IV - 64

171 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera masalah kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana, dikarenakan makin menurunnya jumlah tenaga lini lapangan (PLKB). Diterapkannya SOP standard pelayanan KB yang bermutu, sehingga pelayanan KB berorientasi kepada kualitas pelayanan dan bukan pada kuantitas pelayanan juga menjadi permasalahan tersendiri, dimana apabila ada calon akseptor yang ingin ber KB tetapi ternyata calon tersebut mengalami gangguan kesehatan yang tidak memenuhi kriteria pemasangan alat kontrasepsi (seperti darah tinggi, obesitas dan lain-lainnya) juga akan ditolak daripada membahayakan jiwa calon akseptor. Sementara target 2015 ditetapkan sebesar 110%, meskipun kecenderungan untuk mencapai target sangat berat namun akan tetap diupayakan semaksimal mungkin dengan berbagai upaya paling tidak capaian meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya 3) Keluarga Pra KS Keluarga KS1, apabila dilihat hasil capaian mulai Tahun 2010 kecenderungannya adalah menurun dari angka yang telah ditargetkan dalam RPJMD. Kondisi awal Tahun 2010 keluarga pra KS adalah 27,84% Keluarga Sejahtera I 16,43%. Target 2011 sebesar 27% teralisasi 25,21%, target Tahun 2012 sebesar 26% terealisasi 24,95%, Tahun 2013 target Keluarga pra Sejahtera sebesar 25 % teralisasi 22,76 %, target Tahun 2014 sebesar 20% teralisasi 25,63% sedangkan target Tahun 2015 untuk keluarga pra sejahtera adalah 22,1% dan realisasinya masih menunggu hasil pendataan. Untuk Keluarga KS1 kondisi awal RPJMD tahun ,43% Tahun 2011 target sebesar 15% terealisasi 18,54%, target 2012 sebesar 18% terealisasi 18,64%, target 2013 sebesar 20% terealisasi 24,88%, sementara Tahun 2014 target sebesar 22% teralisasi 18%, sedangkan terget Keluarga Sejahtera I (KS I) Tahun 2015 adalah 23,2% dan realisasi menunggu hasil pendataan. Pada Tahun 2014 Keluarga Pra Sejahtera naik lagi menjadi 25,63%. Terjadinya peningkatan jumlah keluarga Pra Sejahtera pada Tahun 2014 dimungkinkan disebabkan oleh beberapa hal antara lain variabel pada sebagaian luas lantai rumah masih tanah, pasangan usia subur yang mempunyai 2 (dua) anak lebih tidak menggunakan alat kontrasepsi dan Tahun IV - 65

172 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. Sesuai dengan konsep pendataan keluarga (21 variabel penentu tahapan keluarga) apabila salah satu saja variabel dalam pentahapan keluarga sejahtera tidak terpenuhi maka akan jatuh pada tahapan yang lebih rendah. Namun perlu diketahui bahwa tahapan keluarga pra sejahtera belum tentu miskin, karena stratifikasi yang digunakan adalah pendekatan kesejahteraan. Bisa saja keluarga yang mempunyai kemampuan secara ekonomi menjadi keluarga dengan tahapan pra sejahtera hanya karena sebagian luas lantai rumahnya masih tanah (ini dianggap keluarga tersebut walaupun secara ekonomi mampu, namun konsep sejahtera belum disadari karena sejahtera yang dimaksud adalah termasuk bagaimana keluarga memahami arti penting lingkungan yang sehat). Demikian pula untuk tahapan keluarga sejahtera I (KS I), mereka masuk tahapan ini karena walaupun mampu secara ekonomi tetapi kalau anaknya lebih dari dua tetapi tidak ber KB maka akan jatuh pada tahapan KS I. Variabel KS I lainnya adalah masalah kepemilikan rumah, apabila luas lantai rumah kurang dari 8M2 per jiwa maka dapat masuk ke KS I. Sebagai contoh misalnya sebuah keluarga beranggotakan 4 orang tetapi luas lantai rumahnya kurang dari 32 M2 maka dapat masuk kategori KS I. 4) Cakupan Peserta KB Aktif mulai Tahun 2010 sampai dengan awal triwulan Pertama Tahun 2015 kecenderungannya naik (ini menandakan banyaknya kepesertaan ber KB yang makin meningkat), kecuali capaian Tahun 2012 dari target 81,50% terealisasi 81,41%. Adapun kondisi awal Tahun 2010 adalah 81,76 %, Tahun 2011 dari target sebesar 81% terealisasi 83,29%, Tahun 2012 target sebesar 81,50% terealisasi 81,41%, target Tahun 2013 sebesar 82% terealisasi 80,87% target Tahun 2014 sebesar 82,50% terealisasi 83,17%. Belum tercapainya target cakupan peserta KB Aktif pada beberapa Tahun (2012 dan 2013), disebabkan masih banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) tidak ber KB (Unmetneed) dengan alasan hamil; masih adanya keinginan untuk memiliki anak dengan segera (misalnya pengantin baru, anaknya masih satu, sudah lama belum punya anak), ingin anak tetapi ditunda sehingga mereka tidak ikut ber KB. Perilaku ini banyak berkaitan dengan masalah sosial budaya seperti ingin Tahun IV - 66

173 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera mempunyai anak yang beda jenis kelamin oleh karena anak yang dimiliki selalu laki-laki saja atau perempuan saja sehingga selalu menambah kelahiran sampai jenis kelamin anak yang diinginkan terpenuhi. Faktor sosial budaya banyak anak banyak rejeki juga masih berlaku pada beberapa keluarga, kemudian faktor agama juga berpengaruh misalnya masih adanya rumor halal-haram soal program KB. Tidak ingin anak lagi tetapi tidak ber KB juga masih banyak jumlahnya dikalangan masyarakat, hal ini disebabkan PUS merasa sudah tua (40-49 tahun) sehingga tidak perlu ber KB, padahal masih menstruasi yang memungkinkan adanya kehamilan kembali. Faktor selanjutnya adalah tingginya angka Drop Out ber KB karena merasa tidak cocok dengan alat kontrasepsi yang digunakan dan tidak melakukan konversi alat kontrasepsi lainya. Target 2015 sebesar 82,67% sementara capaian realisasi sampai dengan triwulan pertama Tahun 2015 sudah sebesar 82,94% hal ini menunjukan semakin tingginya kesadaran untuk ber KB. Data Capaian Kinerja sampai Triwulan I Tahun 2015 yang belum tersaji / ditampilkan dikarenakan data-data dimaksud sedang dalam proses dilaksanakan sehingga data-data tersebut belum bisa terekam/belum masuk dalam dokumen data. No TAHAPAN Satuan Tabel 4.26 Tahapan Keluarga Sejahtera Tahun TAHUN Target 2015 Keluarga Pra Sejahtera KK 78,190 70,299 69,952 64,201 73, Keluarga KS 1 Keluarga KS II Keluarga KS III Keluarga KS III Plus KK 44,981 51,682 52,259 70,204 53, KK 89,789 71,951 72,483 57,380 69, KK 78,822 80,418 80,934 82,662 83, KK 3,876 4,469 4,725 7,649 6, Jumlah 295, , , , , Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Tahun IV - 67

174 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Disamping strata variabel teknis yang menyebabkan masih tingginya Keluarga Pra Sejahtera, penyebab lain adalah faktor rambang, yang dimungkinkan turut andil dalam meningkatkan angka Keluarga Pra Sejahtera, seperti faktor kebijakan yang bersifat makro, kondisi ekonomi global maupun faktor internal lainnya. No Uraian Satuan Tabel 4.27 Jumlah Peserta Baru Keluarga Berencana Tahun Triwulan I Capaian Kinerja 5 Tahun Target triwulan I 1 IUD Orang 2,262 2,227 2,765 2,030 1, MOP Orang MOW Orang IMPL Orang 4,455 4,339 6,778 5,748 5, SUNTIK Orang 17,142 15,194 14,827 13,832 13, PIL Orang 2,195 2,128 1,906 1,639 1, KONDOM Orang JUMLAH Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Walaupun Peserta KB Baru menurun tetapi, Peserta KB Aktif tetap harus di pertahankan. Pencapaian peserta KB baru dilakukan dengan mengoptimalkan peran Pembantu Petugas KB Desa (PPKBD) di masing-masing desa serta menggunakan momen tertentu seperti Kesatuan Gerak PKK, TNI Manunggal KB Kesehatan, Bhayangkara KB Kesehatan, Bhakti Sosial Muslimat NU, Bakti Sosial IDI dengan peran Babinsa. Dilihat dari tabel 4.23 minat masyarakat menjadi peserta KB Baru ternyata banyak yang menjatuhkan pilihan pada alat kontrasepsi Suntik, hal ini dianggap karena Suntik lebih praktis walaupun angka kegagalannya lebih tinggi dibandingkan alat kontrasepsi lainnya. Tahun 2014 peserta KB baru mencapai orang, menurun dibandingkan pencapaian KB Baru Tahun 2013 yang mencapai orang. Penurunan ini disebabkan selain target yang ditetapkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya juga karena faktor terbatasnya frekuensi Tahun IV - 68

175 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pelayanan KB di KKB, kurangnya KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) masalah kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana, menunrunnya jumlah PLKB dan faktor kesehatan calon akseptor yang tidak memenuhi kriteria untuk pemasangan alat kontrasepsi yang diketahui melalui inform consent. No Uraian Satuan Tabel 4.28 Jumlah Peserta Aktif Keluarga Berencana Tahun Triwulan I Capaian Kinerja 5 Tahun Target IUD Orang 19,120 18,693 19,948 17,108 17, MOP Orang 2,128 1,775 1,795 1,451 1, MOW Orang 8,252 7,925 8,045 6,420 6, IMPL Orang 24,530 24,301 28,121 26,158 26, SUNTIK Orang 87,371 90,933 89,065 87,775 88, PIL Orang 16,057 14,712 14,955 12,092 12, KONDOM Orang 997 1,123 1,231 1,317 1, JUMLAH 158, , , , , Sumber: Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Pencapaian peserta KB Aktif selama periode kurun waktu 5 (lima) tahun cenderung fluktuatif. Akan tetapi kalau dilihat beberapa tahun terakhir Peserta KB Aktif cenderung stabil. Peserta KB Aktif terbesar ada pada pilihan alat kontrasepsi Suntik, sedangkan terendah ada pada pilihan jenis MOP. Bila dilihat tabel diatas pada Triwulan I Tahun 2015 telah mencapai Peserta KB Aktif, maka dimungkinkan jumlah Peserta KB Aktif sampai Desember 2015 akan melebihi Tahun d. Prestasi Urusan KB dan KS 1) Juara II Tingkat Provinsi Jawa Tengah Pelayanan KB MKJP Kategori Puskesmas/Klinik KB Pemerintah 2) Juara III Pelayanan KB Perusahaan Tingkat Nasional Regional Jawa Bali 3) Penghargaan Manggala Karya Kencana Tahun IV - 69

176 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera e. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut: a) Ketersediaan alat kontrasepsi bagi peserta KB khususnya alat kontrasepsi Implant masih sangat terbatas yang disebabkan oleh keterbatasan sumber dana; b) Perlindungan terhadap peserta KB dari kegagalan dan komplikasi pemakaian alat kontrasepsi belum terjamin. c) Kurangnya petugas pelayanan KB yang bersetifikasi khususnya untuk pelayanan Implant dan IUD d) Belum tercukupinya tenaga pelayanan KB untuk pemasangan MOP dan MOW di tingkat klinik yang bersertifikasi karena tenaga medis yang dikirimkan ke pusat pelatihan klinik primer ternyata belum memperoleh sertifikasi; e) Terbatasnya sarana dan prasarana untuk pemasangan alat kontrasepsi MOW dan MOP di tingkat klinik/kecamatan; f) Berkurangnya minat masyarakat dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP) g) SDM pengelola program KB semakin berkurang, daya cakupan 1 petugas lapangan KB bertugas di 4 sampai 5 desa/kelurahan. h) Kurang optimalnya koordinasi pengelolaan program KB. i) Makin menurunnya tenaga lini lapangan (PLKB) akibat purna tugas sehingga pelaksanaan kegiatan di lapangan kurang optimal. 2) Solusi Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah: a) Mengajukan/mengusulkan permintaan alat kontrasepsi berupa implant. b) Pemberian perlindungan bagi peserta KB yang mengalami kegagalan dan komplikasi berupa pemberian bantuan keuangan untuk perawatan. c) Mengadakan pelatihan sertifikasi bagi bidan dan dokter khususnya dalam pemasangan alat kontrasepsi MOP dan MOW. Tahun IV - 70

177 MISI I Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera d) Mengadakan pelatihan bagi tenaga pelayanan KB untuk pemasangan MOP dan MOW di tingkat klinik karena tenaga medis yang dikirimkan ke pusat pelatihan klinik primer ternayata belum memperoleh sertifikasi; e) Peningkatan pelayanan KB melalui penambahan sarana dan prasarana; f) Peningkatan advokasi/pembinaan/sosialisasi dalam pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP) g) Mengusulkan Penambahan SDM pengelola program KB melalui Formasi CPNS Daerah. h) Mengoptimalkan Koordinasi Lintas Sektoral dalam Pengelolaan Program KB agar bisa bersinergi, dan mengoptimalkan koordinasi dan konsultasi kepada stakeholder tentang pentingnya peranan Kependudukan dan KB guna meningkatkan komitmen dan dukungan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana i) Mengusulkan Penambahan SDM Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) melalui Formasi CPNS Daerah. Tahun IV - 71

178 MISI I Urusan Pemuda dan Olah Raga 7. Urusan Pemuda dan Olah Raga Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah dibidang Pemuda dan Olah Raga diharapkan dapat menjadi salah satu ikon penting dalam mengangkat nama daerah serta meningkatkan prestasi dengan menggali potensi, mengoptimalkan koordinasi antara atlet, petugas maupun pelatih olah raga. Kemudian untuk meningkatkan mutu Kepemudaan telah dilaksanakan kegiatan yang bersifat positif dan berkualitas untuk mengembangkan potensi pemuda. a. Program Urusan Pemuda dan Olah Raga Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata mendapat alokasi Belanja Langsung untuk Urusan Pemuda dan Olah Raga dengan program: 1) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 2) Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda 3) Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga 4) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga 5) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga b. Realisasi Keuangan Total Anggaran dan realisasi urusan Pemuda dan Olah Raga tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.29 Anggaran dan Realisasi Urusan Pemuda dan OR Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I No Tahun Anggaran Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , ,00 98, , ,00 99, , ,00 90, , ,00 96, , ,164,00 94, Triwulan I , ,00 11,78 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: *Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan *Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % Tahun IV - 72

179 MISI I Urusan Pemuda dan Olah Raga c. Capaian Kinerja Capaian kinerja urusan Pemuda dan Olah Raga dalam kurun waktu triwulan I adalah sebagai berikut Tabel 4.30 Capaian Urusan Pemuda dan OR Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR Tahun Target 2015 Capaian sd Triwulan Jml Organisasi Pemuda Jumlah Organisasi Olah Raga 3 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Kegiatan Lokasi Orang Jumlah Kegiatan Olah Raga Jumlah Klub Olah Raga Jumlah Gedung Olah Raga Sumber: Dinas Pemuda, OR, dan Pariwisata Capaian target indikator sasaran Urusan Pemuda dan Olah Raga dapat dilihat pada realisasi dalam indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya. 1) Jumlah Organisasi Pemuda keadaan sampai dengan triwulan I Tahun 2015 sebanyak 21 organisasi, belum ada penambahan dari realisasi Tahun 2014 hal tersebut disebabkan karena OKP belum menyesuaikan Undang-undang nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, kurang aktif dan ada yang pindah diluar Kabupaten Semarang sehingga Organisasi Kelompok Kepemudaan (OKP) kurang berkembang. 2) Jumlah Organisasi Olah Raga keadaan sampai dengan triwulan I Tahun 2015 sebanyak 154 organisasi, lebih tinggi dari target Tahun 2015 hal ini disebabkan Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Semarang Tahun IV - 73

180 MISI I Urusan Pemuda dan Olah Raga bersama KONI Kabupaten Semarang memaksimalkan sosialisasi tentang pentingnya olah raga dan peningkatan pembinaan olah raga menuju peningkatan prestasi olah raga di Kabupaten Semarang. 3) Jumlah Kegiatan Kepemudaan pada Tahun 2015 untuk triwulan I baru melaksanakan satu kali kegiatan, namun sampai dengan Tahun 2014 telah dilaksanakan sebanyak 12 kali kegiatan di 22 lokasi dengan 271 peserta. Kegiatan Kepemudaan telah dimaksimalkan dengan mengikuti event Nasional, Provinsi dan khususnya Kabupaten. 4) Jumlah Kegiatan Olah Raga pada tahun 2014 mencapai 34 kegiatan, pada Tahun 2015 triwulan I melaksanakan 1 kali kegiatan itu artinya sampai dengan triwulan I Tahun 2015 kegiatan olah raga telah dilaksanakan sebanyak 35 kali kegiatan, dengan demikian kegiatan olah raga sudah lebih tinggi dari target Tahun 2015 yaitu 32 kegiatan.peningkatan tersebut karena bertambahnya event-event/kompetisi di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun tingkat Nasional. 5) Jumlah Klub Olah Raga keadaan sampai dengan triwulan I tahun 2015 sebanyak klub untuk sementara target tahun 2015 belum terpenuhi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan olah raga terutama olah raga berprestasi, sehingga memperlambat terbentuknya klub-klub berbagai cabang olah raga yang berpengaruh pada pencapaian target, namun peningkatan jumlah klub olah raga sangat pesat terlihat dimasing-masing cabang olah raga mencoba bersosialisasi sampai dengan ke level bawah. 6) Jumlah Gedung Olah Raga yang ada di Kabupaten Semarang berjumlah 1 (satu) buah, yang dimaksud gedung olah raga disini adalah Gelanggang Olah Raga atau Sport Centre Pandanaran yang terkenal dengan GOR Wujil terdiri dari 1 (satu) gedung olah raga indoor dan 1 (satu) gedung olah raga outdoor, tidak bertambahnya pembangunan Gedung Olah Raga di Kabupaten Semarang disebabkan karena keterbatasan anggaran APBD dan area untuk pembangunan gedung. Tahun IV - 74

181 MISI I Urusan Pemuda dan Olah Raga d. Prestasi Yang Dicapai: 1) Pada Tahun 2014 dalam Kejurnas Karate mendapat medali 4 emas, 4 perak dan 2 perunggu. 2) Pada Tahun 2014 dalam Kejurda/Kejurnas bola voli mendapat medali 6 emas, 4 perak dan 2 perunggu. 3) Pada Tahun 2014 dalam Kejurda Invitasi pelajar SMA mendapat medali 18 emas, 14 perak dan 15 perunggu. 4) Pada Tahun 2014 dalam Kejurda Karate mendapat medali 9 emas, 8 perak dan 7 perunggu. e. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan yang dihadapi pada Urusan Pemuda dan Olah Raga adalah: a) Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM Aparatur dan pengelolaan urusan pemuda dan olah raga. b) Penurunan moral, mental, kurangnya rasa tenggang rasa, kurang percaya diri dan toleransi terhadap sesama yang dimiliki Generasi Muda saat ini. c) Masih rendahnya pengetahuan pengelolaan/manajerial kegiatan kepemudaan dan keolahragaan. d) Kurangnya sarana prasarana kegiatan organisasi pemuda dan olahraga. e) Belum adanya pemahaman yang sama tentang pengelolaan dan pengembangan kegiatan kepemudaan dan keolahragaan di Kabupaten Semarang. f) Kurangnya peran serta masyarakat dalam pembinaan kepemudaan dan keolahragaan. 2) Solusi: Solusi yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan Urusan Pemuda dan Olah Raga antara lain: a) Peningkatan mutu organisasi, tenaga kepemudaan dan keolahragaan dengan mengadakan atau mengikuti seminar dan pelatihan. Tahun IV - 75

182 MISI I Urusan Pemuda dan Olah Raga b) Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan, Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda dan terbentuknya Satuan Karya Kepramukaan di Bidang Kepariwisataan. c) Pembinaan Organisasi Kepemudaan, Pembinaan Pemuda Pelopor Keamanan Lingkungan. d) Peningkatan sarana dan prasarana olah raga (Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarpras Olah Raga dan Gedung Pemuda). e) Pembinaan organisasi kepemudaan dan olah raga, pembekalan manajemen bagi pemuda/kelompok usaha. f) Menumbuh kembangkan peran serta pemuda/generasi muda dan masyarakat melalui penyadaran pemberdayaan dan pengembangan potensi pemuda dan olah raga. - Pembinaan Cabang Olah Raga Prestasi di Tingkat Daerah, - Pembinaan Cabang Olah Raga yang berkembang di masyarakat, - Penyelenggaraan Kompetisi Olah Raga, - Pembibitan dan Pembinaan Olah Raga Berbakat. Tahun IV - 76

183 MISI I Urusan Kebudayaan 8. Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang mempunyai potensi yang cukup besar dibidang kebudayaan. Hal ini ditunjukkan dengan beragamnya seni dan budaya yang berkembang di Kabupaten Semarang seperti upacara adat/merti deso, benda cagar budaya dan kesenian tradisional. Keragaman seni dan budaya tersebut merupakan kekayaan daerah yang perlu terus dikembangkan dan dilestarikan. a. Program Urusan Kebudayaan Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Semarang maka mulai tahun 2014 urusan kebudayaan menjadi Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dibidang kebudayaan, maka untuk urusan kebudayaan, program yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun adalah: 1) Program Pengembangan Nilai Budaya; 2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; 3) Program Pengelolaan Keragamanan Budaya. b. Realisasi Keuangan Total Anggaran dan realisasi urusan Kebudayaan tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.31 Anggaran Urusan Kebudayaan tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 94, , ,00 99, , ,00 98, , ,00 95, , ,00 99, Triwulan I , ,00 29,11 Sumber: Catatan: DPPKAD Kabupaten Semarang Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan Tahun IV - 77 %

184 MISI I Urusan Kebudayaan c. Capaian Kinerja Target dan capaian indikator kinerja urusan kebudayaan tahun Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.32 Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Semarang Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR Tahun Target 2015 Capaian s/d TW I Jumlah Grup Kesenian Jumlah Gedung Kesenian Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya 5 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Pencapaian indikator kinerja urusan kebudayaan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Jumlah Group Kesenian Meningkatnya jumlah group kesenian dari target RPJMD mulai Tahun 2010 sampai dengan akhir Tahun 2014 telah dapat memenuhi/melampaui target yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Tahun 2010 ditargetkan dan terealisasi 1.096, Tahun 2011 dari target terealisasi 1.152, target Tahun 2012 sejumlah terealisasi 1.583, untuk Tahun 2013 target terealisasi sementara target Tahun 2014 sejumlah terealisasi 2.410, sedangkan target 2015 sebesar 1.200, target tersebut sudah tercapai mengingat sampai dengan ahkir 2014 realisasinya sudah mencapai group. Dengan demikian kalau dihitung mulai tahun 2010 sampai dengan laporan ini disusun jumlah group kesenian di Kabupaten Semarang bertambah sejumlah group. Peningkatan jumlah yang cukup signifikan ini disebabkan beberapa hal antara lain: Tahun IV - 78

185 MISI I Urusan Kebudayaan a) Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan peran serta pamong budaya yang memberikan pembinaan pada organisasi kesenian untuk mendaftarkan organisasinya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang; b) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membentuk organisasi kesenian baru sebagai wadah dari pengembangan kreativitas kesenian daerah; c) Meningkatnya apresiasi peran serta masyarakat dalam bidang kesenian. Tabel 4.33 Jumlah Group Kesenian Tahun Triwulan I No Jenis Seni Satuan Tahun Tari Tradisional Group Tari Modern Group Pertunjukan Rakyat Group Musik Religius Group Musik Modern Group Teater Group Pedalangan Group Seni Rupa Group Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang 2) Jumlah Gedung Kesenian Sebagai sarana mengekspresikan diri bagi seniman/seniwati maupun masyarakat di Kabupaten Semarang dalam RPJMD Tahun 2015 ditargetkan sebanyak 1 (buah), sementara capaian target sampai dengan laporan ini disusun ini telah ada 1 (satu) gedung kesenian yakni dengan memanfaatkan eks rumah Dinas Camat Ambarawa, namun Gedung dimaksud masih belum memenuhi standar sebagai gedung kesenian sehingga masih diperlukan beberapa perbaikan dan penambahan beberapa sarana dan prasana pendukung lainnya. Oleh karena itu diperlukan rehab dan tambahan kelengkapan pendukung gedung kesenian diantaranya panggung, kamar mandi dan wc serta kelengkapan lainnya. 3) Jumlah Penyelenggaraan Festival, Seni dan Budaya Tahun IV - 79

186 MISI I Urusan Kebudayaan Jumlah Penyelenggaraan festival, seni dan budaya semakin meningkat selama kurun waktu lima tahun terakhir, hal ini dikarenakan adanya dukungan pendanaan dari anggaran APBD II juga partisipasi masyarakat yang ikut berperan aktif untuk menampilkan kegiatan olah seninya. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan pentas wayang kulit, pengiriman parade seni, pengiriman group kesenian untuk tampil pada event di tingkat kabupaten Semarang maupun di luar kabupaten Semarang, pentas dan lomba lawak, lomba tari kuda lumping dan festival band. Target 2015 ditetapkan sebanyak 10 kali, sementara mulai Tahun 2010 sebanyak 4 kali, Tahun 2011 sebanyak 4 kali, Tahun 2012 sebanyak 5 kali, Tahun 2013 sebanyak 39 kali dan sampai dengan akhir Tahun 2014 sebanyak 34 kali, sehingga dengan memperhatikan capaian tahun tahun sebelumnya maka target 2015 sebanyak 10 kali akan dapat terpenuhi. 4) Jumlah Sarana Penyelenggaraan seni dan budaya Sarana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan seni dan budaya atau Kesenian selama periode ditargetkan 5 buahsementara capaiannya selama kurun waktu sampai dengan akhir Tahun 2014 sama dengan apa yang telah ditargetkan dalam RPJMD yakni 5 buah, dalam arti tidak mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena belum adanya tempat yang lebih memadai untuk pelaksanaan kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Semarang, sehingga untuk menyikapi permasalahan sarana penyelenggaraan pentas seni dan budaya dimaksud diperlukan kearifan yakni dengan menggunakan lapangan, gedung gedung serba guna dan taman taman yang ada di Kabupaten Semarang. 5) Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Cagar Budaya merupakan warisan budaya yang bersifat benda (Tangible) dimana ada yang tidak bergerak dan ada yang bergerak. Yang dimaksud Cagar Budaya yang tidak bergerak adalah Cagar Budaya yang tidak dapat dipindahkan seperti Benteng, Candi, Gereja, Masjid, Petirtaan, Klenteng, bangunan rumah tinggal dan lain sebagainya. Sementara Cagar Budaya yang bergerak adalah merupakan Cagar Budaya yang dapat dipindahkan seperti Pusaka, Al quran, artefact, patung, piring, Lingga, Yoni, dan sebagainya Tahun IV - 80

187 MISI I Urusan Kebudayaan Di Kabupaten Semarang jumlah Cagar budaya baik yang tidak bergerak maupun bergerak mulai Tahun 2010 sampai dengan awal Tahun 2015 terus mengalami kenaikan, hal tersebut dapat dilihat dari target dan capaian mulai Tahun 2010 yakni sebanyak 34, Tahun 2011 target 34 terealisasi 35, target Tahun 2012 sebanyak 34 terealisasi 79, Tahun 2014 target 34 teralisasi 85 sementara target Tahun 2015 sebanyak 34. Dengan memperhatikan capaian tahun-tahun sebelumnya maka target Tahun 2015 sebanyak 34 akan dapat teralisasi. Peningkatan jumlah Cagar Budaya di Kabupaten Semarang selama 5 (lima) tahun terakhir karena didukung beberapa hal, antara lain: a) Ekskavasi (penggalian) yang dilakukan Oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Propinsi Jawa Tengah telah menemukan cagar budaya baru seperti Candi Paren di Kelurahan Sidomulyo, Candi Gedong III Kawasan Candi Gedongsongo, Situs Ngempon dengan ditemukannya 2 pasang Arca Ganesya di Petirtaan, dan Arca Wisnu. b) Pendataan yang dilaksanakan bekerjasama dengan BPCB Jawa Tengah dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah serta Balai Arkeologi Jogjakarta c) Ekskavasi yang dilakukan bersama dengan Tim dari Pusat Arkeologi Jakarta di Dusun. Rotomulyo, Desa. Kesongo, Kecamatan Tuntang d) Temuan dari masyarakat seperti Yoni di Kecamatan Tengaran, Nandi di Kecamatan Banyubiru, Kaki Arca Wisnu dari Bergas, serta mata uang dari Kecamatan Tuntang. Agar Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Semarang tidak lepas dari Kabupaten Semarang maka sangat diperlukan adanya sebuah bangunan berupa Museum guna menyimpan, merawat dan memamerkan warisan budaya Kabupaten Semarang agar tidak hilang. Karena Cagar Budaya merupakan benang merah yang menghubungkan antar generasi sehingga generasi kemudian tidak kehilangan jatidirinya. Tahun IV - 81

188 MISI I Urusan Kebudayaan Tabel 4.34 JUMLAH CAGAR BUDAYA BERGERAK DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN Triwulan I No JENIS Satuan Tahun Artefac Buah Pusaka Buah Arca/ Patung Buah Peninggalan Lain Buah Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tabel 4.35 JUMLAH BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN Triwulan I Tahun No Jenis Satuan Museum Buah Benteng Buah Bangunan Kolonial Buah Gereja/Masjid Buah Makam dan Monumen Buah Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tabel 4.36 JUMLAH NASKAH KESEJARAHAN DI KABIPATEN SEMARANG TAHUN Triwulan I No Kecamatan Satuan Tahun Mithos Buah Cerita Rakyat Buah Legenda Buah Epos Buah Naskah Kuno Buah Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Semarang Tahun IV - 82

189 MISI I Urusan Kebudayaan d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan yang dihadapi pada Urusan Kebudayaan, adalah: a) Lunturnya nilai-nilai tradisi/kearifan lokal (Local Wisdom) dikarenakan menipisnya filter terhadap masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa; b) Rendahnya pemberdayaan kelompok kesenian dan pemangku budaya di daerah serta kurangnya kesempatan seniman Kabupaten Semarang untuk berpentas; c) Belum adanya gedung Kesenian dan gedung/bangunan museum untuk menyimpan merawat dan memamerkan candi budaya di wilayah Kabupaten Semarang dikarenakan keterbatasan anggaran; d) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya Warisan Budaya yang berupa Nilai Tradisi dan Cagar Budaya dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut serta melestarikan warisan budaya daerah yang berupa cagar budaya. 2) Solusi: Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan Urusan Kebudayaan, antara lain: a) Mengadakan pembinaan-pembinaan melalui berbagai kegiatan diantaranya melalui sarasehan, seminar dan workshop dengan mengambil tema bagaimana menjaga/memperhatikan nilai niai tradisi/kearifan lokal dalam menghadapi pengaruh budaya asing yang masuk; b) Memberdayakan organisasi kesenian dan pemangku budaya di daerah dengan memberikan kesempatan yang luas untuk mengekpresikan diri melalui berbagai lomba kesenian daerah, pentas dalam berbagai acara peringatan hari hari bersejarah Kabupaten Semarang, mengadakan pembinaan pada para pemangku budaya melalui pamomg pamong budaya dan melibatkan mereka dalam berbagai kesempatan terkait bagaimana mengembangkan budaya daerah. c) Mengusulkan pengadaan bangunan gedung Kesenian yang representatif dan Museum ke APBD Kabupaten serta mengusulkan Tahun IV - 83

190 MISI I Urusan Kebudayaan bantuan keuangan ke Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dalam pemenuhan sarana dan prasarana kesenian baik berupa gedung maupun sarana dan prasarana pendukung kegiatan kesenian lainnya; d) Melaksanakan kegiatan perbaikan dan perawatan cagar budaya serta melaksanakan dan mengikuti parade seni di dalam dan luar daerah; e) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya baik berupa nilai nilai tradisi maupun Cagar Budaya melalui pembinaan-pembinaan, sarasehan, seminar dan workshop tentang pentingnya menjaga warisan budaya baik berupa nilai nilai tradisi maupun Cagar Budaya dan termasuk bagaimana cara masyarakat ikut berperan atau ikut serta berpartisipasi dalam melestarikan warisan budaya daerah yang berupa cagar budaya. Tahun IV - 84

191 MISI II Urusan Pertanian B. MISI II: Mengembangkan Produk Ungggulan berbasis potensi lokal (Industri, Pertanian dan Pariwisata) yang sinergi dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. 1. Urusan Pertanian Penyelenggaraan Urusan Pertanian ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan pangan dan pengembangan usaha pertanian dan perkebunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat serta terwujudnya kelestarian lingkungan atau ekosistem. Hal ini didukung oleh potensi sumber daya alam di Kabupaten Semarang yang didukung oleh kondisi lahan dan iklim yang sesuai bagi pengembangan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan serta peternakan. Potensi sumber daya alam dan kondisi alam yang mendukung tersebut tersebut menjadikan dasar bagi Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang untuk membentuk sentra-sentra potensi komoditas pertanian dan perkebunan. Sentra komoditas tersebut antara lain padi, hortikultura, biofarmaka, tanaman hias, dan tanaman perkebunan. Dalam rangka mendukung pelaksanaan peningkatan produksi, produktivitas pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Adapun pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana pertanian dalam rangka meningkatkan produksi pertanian meliputi: pembangunan/rehab Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Pembangunan Jalan Usaha Tani (JALUT), pembuatan Sumur Resapan, pengembangan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pompa Air, pengembangan Alsintan Traktor, pembangunan Kantor BPP, pembuatan Sumur dangkal dan pembangunan embung, sedangkan penyediaan benih unggul pertanian dan sarana prasarana alat mesin pertanian terpenuhi melalui UPTD Kesongo, penyediaan benih unggul tanaman perkebunan melalui UPTD Mulyorejo, penyediaan bibit unggul hortikultura melalui UPTD Pakopen, fasilitasi pemasaran hasil produksi pertanian dan perkebunan melalui UPTD Pasar Jetis Bandungan dan penyediaan bibit tanaman kehutanan melalui UPTD Kalongan. Urusan Pertanian juga didukung oleh bidang peternakan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani terus meningkat, sehingga permintaan pasar juga meningkat. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan Tahun IV - 85

192 MISI II Urusan Pertanian protein hewani tersebut, Pemerintah mencanangkan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS/K) Untuk mendukung keberhasilan program ini, maka ketersediaan bibit ternak, baik sapi potong, sapi perah, kambing, domba, kerbau, maupun unggas perlu ditingkatkan. Bibit ternak merupakan salah satu faktor penting untuk peningkatan populasi dan produktivitas ternak saat ini dan untuk masa yang akan datang. Sistem pencatatan, seleksi hasil IB, pemantauan produksi (kualitas dan kuantitas), serta efisiensi produksi merupakan parameter yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas bibit secara terus-menerus. Dalam rangka mendukung program pemerintah meningkatkan penyediaan pangan hewani yang aman dan kesejahteraan peternak melalui kebijakan dan program pembangunan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan, maka perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal, seperti Sapi PO yang merupakan sapi lokal yang mudah beradaptasi dengan kondisi iklim yang ekstrim serta kondisi pakan seadanya serta kemampuan reproduksi yang baik. Selain ditentukan oleh kualitas bibit, keberhasilan pengembangan peternakan juga dipengaruhi oleh faktor pakan dan manajemen pemeliharaan (budi daya ternak). Faktor yang tidak kalah penting untuk pengembangan usaha peternakan adalah permodalan, pengelolaan, dan pemasaran hasil produksi peternakan serta faktor penanganan kesehatan hewan. Selain itu juga tidak kalah pentingnya faktor peran serta penyuluh dalam memberikan pembinaan, pengarahan kepada peternak dalam melakukan usahanya. a. Program Urusan Pertanian Urusan Pertanian dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan serta Dinas Peternakan dan Perikanan. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian Dalam rangka mendukung pelaksanaan peningkatan produksi, dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Adapun penyediaan sarana dan prasarana pertanian guna peningkatan produksi pertanian antara lain Tahun IV - 86

193 MISI II Urusan Pertanian dengan penyediaan pupuk bersubsidi dengan harga yang terjangkau bagi petani. Program dan kegiatan urusan pertanian yang dilaksanakan Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian adalah Peningkatan Produksi Pertanian, 2) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan a) Program Peningkatan Produksi Pangan b) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan. c) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan d) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan e) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan. 3) Dinas Peternakan dan Perikanan a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan c) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit pada ternak d) Program peningkatan produksi hasil peternakan e) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan f) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan g) Program peningkatan kesehatan masyarakat veteriner. b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk urusan pertanian selama Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: No Tabel 4.37 Anggaran dan Realisasi Periode 2010 s.d 2015 TW I Tahun Anggaran Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , , , , , Triwulan I ,65 Sumber : Catatan : DPPKAD Kabupaten Semarang Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan Tahun IV - 87 %

194 MISI II Urusan Pertanian c. Capaian Kinerja Capaian target indikator sasaran Urusan Pertanian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program yang mendukungnya dalam Tahun ) Sekretariat Daerah Bagian Perekonomian Dalam rangka mendukung produktivitas pertanian, alokasi subsidi pupuk dari Tahun adalah sebagai berikut: Tabel 4.38 Alokasi Subsidi Pupuk Pada Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Uraian Jumlah (ton) Subsidi Pupuk Sumber: Bagian Perekonomian SETDA Alokasi subsidi pupuk mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hal ini untuk menerapkan subsidi pupuk yang berimbang yang harus dilakukan petani agar produksi pangan meningkat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 2) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tabel 4.39 Capaian Indikator Urusan Pertanian Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I 1 INDIKATOR Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Tahun Target Triwulan I 53,57 54,22 56,61 54,92 56,82 55,65 53,57 2 Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB , , , , ,69*) , ,82 Kontribusi sub 3 sektor perkebunan , , , , ,98*) , ,84 terhadap PDRB 4 Cakupan bina kelompok tani 3, ,59 17,85 9,39 3,03 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan *) Angka Sementara Prediksi Bappeda dan BPS Tahun IV - 88

195 MISI II Urusan Pertanian Produktivitas padi dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 cenderung naik dari 53,57 kuintal/ha meningkat sampai 56,82 kuintal/ha. Penurunan terjadi pada Tahun 2013 yaitu 54,92 kuintal/ha diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan hama padi yang menyebabkan kerusakan padi. Sedangkan kecenderungan peningkatan tersebut dikarenakan berbagai upaya antara lain adanya Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Padi yang menerapkan sistem teknis yang tepat disesuaikan dengan kondisi setempat, penggunaan benih bermutu, penerapan pemupukan berimbang, pengendalian OPT, penanganan pasca panen dan perbaikan infrastruktur. Tabel 4.40 Produksi Tanaman Pangan Tahun Triwulan I No Uraian (ton) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan No Produksi Tanaman Pangan selama Tahun mengalami kenaikan diantaranya padi, jagung, kedelai dan kacang tanah, sedangkan ubi kayu dan ubi jalar mengalami penurunan dikarenakan banyak petani beralih ke tanaman yang lain dan yang lebih menguntungkan. Petani masih mengharapkan bantuan pupuk non subsidi untuk meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan. Untuk produksi tanaman sayuran/hortikultura selama lima tahun terakhir dapat kita lihat pada Tabel 4.41 sebagai berikut: Tabel 4.41 Produksi Tanaman Sayuran Tahun Triwulan I Jenis Komoditas Produksi (ton) Bawang daun ,50-2 Kentang , ,40 - Tahun IV - 89

196 MISI II Urusan Pertanian No Jenis Komoditas Produksi (ton) Kubis , ,70-4 Petsai/Sawi , ,60-5 Wortel ,50-6 Cabe Besar , ,90-7 Cabe Kecil ,80-8 Tomat ,60-9 Buncis ,40 - Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun Komoditas hortikultura sayur-sayuran secara umum mengalami peningkatan dari Tahun antara lain bawang daun, kentang, cabe besar, cabe kecil, tomat dan buncis. Sedangkan komoditas yang mengalami tren penurunan antara lain kubis di Tahun 2010 dari ton menurun hingga ,7 ton di Tahun 2014 dan wortel sebesar ton di Tahun 2010 menurun hingga ton di Tahun Penurunan tersebut juga akibat dari curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan kerusakan produksi komoditas sayuran ini. Realisasi produksi hortikultura sayur-sayuran rata-rata mengalami peningkatan produksi. Pada Tahun 2013 kobis ton, pada Tahun 2014 mencapai ,7 ton. Kentang pada Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 mencapai 3.823,4 ton. Tahun 2013 wortel sebesar ton, pada 2014 menurun sebesar 9.898,5 ton. Pada Tahun 2013 cabe besar sebesar ton, pada Tahun 2014 tercapai ,9 ton. Tahun 2013 cabe rawit ton, pada Tahun 2014 mencapai 3.932,8 ton. Komoditas Petsai/Sawi Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 naik menjadi ,6 ton. Bawang daun Tahun 2013 sebesar ton, pada Tahun 2014 turun menjadi ,5 ton, Tomat pada Tahun 2013 tercapai ton, pada Tahun 2014 mencapai ,6 ton dan Buncis pada Tahun 2013 mencapai ton, naik pada Tahun 2014 sebesar 5.831,4 ton. Secara umum penurunan produksi hortikultura tidak terlalu tinggi, penurunan juga disebabkan oleh alih fungsi lahan ke komoditas lain. Untuk produksi tanaman hias selama lima tahun terakhir dapat kita lihat pada Tabel 4.42 sebagai berikut: Tahun IV - 90

197 MISI II Urusan Pertanian Tabel 4.42 Produksi Tanaman Hias Tahun Triwulan II No Jenis Komoditas Produksi (tangkai) Gladiol Krisant Mawar Anggrek Sedap Malam Leather Leaf Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan No. Komoditas tanaman hias yang mengalami kenaikan produksi dikarenakan meningkatnya permintaan pasar antara lain Krisant pada Tahun 2010 sebanyak tangkai melonjak di Tahun 2014 menjadi sebanyak tangkai dan Mawar sebanyak tangkai di Tahun 2010 meningkat menjadi tangkai di Tahun Sedangkan komoditas Gladiol, Anggrek, Sedap Malam dan leather leaf produksinya menurun karena tren pasar atau permintaan pasar yang sedang menurun. Untuk perkembangan produksi dan produktivitas tanaman hortikultura/ buah-buahan dapat dilihat di tabel berikut ini: Jenis Komoditas Tabel 4.43 Produksi Tanaman Hortikultura/Buah-buahan Tahun Triwulan I Produksi (ton) Alpukat Mangga Rambutan Durian Pisang Salak Kelengkeng Manggis Nangka Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tahun IV - 91

198 MISI II Urusan Pertanian Dari Tahun produksi tanaman hortikultura/buah-buahan secara umum mengalami peningkatan yakni antara lain alpukat, mangga, rambutan, durian, pisang, salak dan nangka, sedangkan kelengkeng dan manggis mengalami fluktuasi produksi yang naik turun. Penurunan produksi di sektor ini antara lain diakibatkan oleh kegagalan proses pembungaan akibat curah hujan yang terjadi intensitasnya cukup tinggi. Dengan kegagalan pembungaan maka akan berakibat menurunnya produktivitas tanaman. Untuk produksi tanaman biofarmaka/tanaman obat selama tahun dapat kita lihat pada Tabel 4.44 yang kami sajikan pada halaman berikut: Tabel 4.44 Produksi Biofarmaka Tahun Triwulan I No Jenis Komoditas Produksi (kg) Jahe Temu Lawak Kencur Kunyit Laos Kapulogo Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Tabel 4.45 Produktivitas Biofarmaka Tahun Triwulan I No Jenis Komoditas Produktivitas (ku/ha) Jahe 2,57 1,48 1,60 1,82 1,63-2 Temu Lawak 2,64 2,15 2,30 2,27 2,18-3 Kencur 1,49 1,90 0,65 0,56 0,95-4 Kunyit 2,28 1,74 1,92 1,38 1,76-5 Laos 2,56 2,77 2,62 2,89 2,95-6 Kapulogo 0,92 0,59 1,66 0,97 0,67 - Sumber Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Produktivitas tanaman Biofarmaka pada Tahun 2010 hingga Tahun 2014 relatif stabil namun cenderung menurun yakni antara lain jahe, kencur, kunyit. Sedangkan produksi yang cenderung naik antara lain Tahun IV - 92

199 MISI II Urusan Pertanian No. temulawak, laos dan kapulago. Secara umum penurunan komoditas pertanian antara lain diakibatkan adanya hujan hampir sepanjang musim, konversi lahan pertanian ke non pertanian, alih komoditas fungsi pertanian yang lebih menguntungkan dan berbagai serangan hama penyakit. Dibidang perkebunan rata-rata semua komoditas pada dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 juga relatif stabil seperti kelapa, kopi, tembakau dan aren. Beberapa komoditas tersebut relatif tidak mengalami perbedaan produksi yang berarti. Saat ini upaya peremajaan tanaman untuk tanaman yang kurang produktif terus dilakukan dan butuh waktu untuk bisa berproduksi lagi. Jenis Komoditas Tabel 4.46 Produksi Tanaman Perkebunan Tahun Triwulan I Produksi (ton) Kelapa 3.588, , , , ,86-2 Kelapa deres 4.483, , , , ,52-3 Kopi 1.425, , , , ,66-4 Cengkeh 279,97 164,90 224,20 215,30 220,35-5 Aren 655,54 872,97 872,53 871,71 900,52-6 Kapok 95,15 93,73 91,22 83,73 55,71-7 Karet 42, ,70-8 Panili 1,51 1,46 1,58 1,14 1,35-9 Tebu 721,18 665, , , ,10-10 Kakao 6,77 4,85 7,40 9,08 10,52-11 Tembakau 467,55 834,99 909,93 560,92 842,34 - Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan Tahun Tanaman cengkeh, kapok, karet, kakao dan panili sebagian besar produktivitasnya rendah dikarenakan tanaman sudah tua/tanaman rusak, sehingga upaya yang diperlukan adalah dengan melakukan peremajaan tanaman. Selain itu dalam bidang perkebunan UPTD Mulyorejo telah melakukan upaya pembuatan bibit antara lain pelaksanaan pengelolaan kebun buah kelengkeng seluas 1 ha (100 batang). Secara umum pencapaian hasil produksi pertanian dan perkebunan masih terkendala beberapa permasalahan antara lain: a) Masih rendahnya pengetahuan petani tentang pertanian. Tahun IV - 93

200 MISI II Urusan Pertanian b) Petani masih mengharapkan bantuan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah c) Upaya pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman belum maksimal hasilnya d) Petani masih menggantungkan bantuan dari pemerintah Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian baik tanaman padi maupun palawija serta tanaman perkebunan lainnya dilakukan pembuatan irigasi untuk pengairan sawah seperti sawah teknis, setengah teknis dan lain sebagainya. Tabel 4.47 Luas Lahan Pertanian Dan Perkebunan Tahun Triwulan I No Uraian (Ha) Sawah Teknis , , ,72-2 Sawah 1/2 teknis 3.427, , , , ,20-3 Sawah Sederhana 8.750, , , , ,81-4 Sawah Tadah Hujan 5.966, , , , ,44-5 Tanah pekarangan , , , , ,57-6 Tanah Tegalan , , , , ,57-7 Kebun 5.120, , , , Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan Data pada tabel diatas menunjukan bahwa penurunan jumlah luas lahan pertanian perkebunan disebabkan lahan banyak alih fungsi diantaranya untuk pembuatan jalan tol, jalan lingkar Ambarawa, perumahan dan pendirian industri/pabrik sehingga pengaruh pada prosentase peningkatan hasil produksi pertanian dan perkebunan pada setiap tahunnya. Dalam rangka mendukung pelaksanaan peningkatan produksi, produktivitas Perkebunan dan peningkatan kesejahteraan petani diperlukan dukungan baik sarana, prasarana maupun dana yang memadai. Upayaupaya yang telah dilakukan memberikan bantuan berupa alat alat pertanian, bibit dan pembangunan jaringan irigasi/pembangunan jalan Tahun IV - 94

201 MISI II Urusan Pertanian usaha tani adapun yang menerima bantuan hibah antara lain jalut, jitut, alsintan, bibit dan pupuk. Tabel 4.48 Sarana Pengairan Pertanian dan Perkebunan Tahun Triwulan I No Uraian (Ha) Jalut Embung Irigasi/Jitut Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan Tahun Kelas Kelompok Berdasarkan data tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa: a) Penggunaan/pembangunan jalan usaha tani yaitu untuk memperlancar pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan dari lahan ke pasar dan telah digunakan sesuai dengan fungsinya. b) Embung untuk penampungan air guna kelancaran pengairan pertanian. c) Pembangunan irigasi untuk memperlancar pengairan pertanian. d) Bangunan tersebut diatas sudah dihibahkan/diserahkan semua ke masyarakat atau kelompok tani 3) Dinas Peternakan dan Perikanan Tabel 4.49 Perkembangan Kelas Kelompok Ternak di Kabupaten Semarang Tahun Triwulan I Satuan Tahun Target Pemula klpk Lanjut klpk Madya klpk Utama klpk Jumlah klpk Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Perkembangan kelas kelompok dari Tahun sangat dinamis sehingga diperlukan pembinaan penyuluh kepada kelompok agar dapat berkembang maksimal sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perkembangan kelas kelompok sampai dengan Tribulan I Tahun 2015, kondisinya masih sama dengan kondisi akhir Tahun 2014 Tahun IV - 95

202 MISI II Urusan Pertanian bardasarkan penilaian kelas kelompok Tahun 2014, karena mekanisme penilaian kelas kelompok dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali. Triwulan I Tahun 2015 belum dilaksanakan penilaian kelas kelompok. Tabel 4.50 Perkembangan Pelayanan Kesehatan Hewan Tahun Triwulan I NO URAIAN Satuan Tahun Target Vaksinasi Ternak ekor 142, , , ,600 98,100 71, Pengobatan Ternak ekor 1,078 5,300 8,195 1,185 2, Pemeriksaan Penyakit Ternak ekor 1,078 1,300 1,967 2,789 2, Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Pelayanan kesehatan hewan yang dilaksanakan berupa kegiatan vaksinasi ternak, pengobatan terna dan pemeriksaan penyakit ternak. Hasil pelaksanaan kegiatan dari Tahun sangat dinamis menyesuaikan dengan anggaran, dan permintaan masyarakat untuk pelayanan tersebut. Dukungan dana berasal dari APBD Kabupaten Semarang, APBD Propinsi Jawa Tengah, APBN dan Swadaya masyarakat. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan hewan sudah meningkat. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan ini dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja bidang peternakan, rincian indikator capaian kinerja bidang peternakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.51 Perkembangan Populasi Tahun Triwulan I Populasi Sat Tahun Target 2015 Sapi potong Ekor 74,678 57,888 61,560 51,901 53,135 61,987 52,975 Sapi perah Ekor 37,999 37,278 39,017 22,308 27, ,059 Kerbau Ekor 6,041 3,582 3,564 2,941 3,168 3,823 3,123 Kuda Ekor 1,822 1,913 1,991 1, , Kambing Ekor 196, ,620 32, , , , ,499 Domba Ekor 199, , , , , , ,846 Babi Ekor 31,878 32, ,744 32,640 17,300 33,504 17, Tahun IV - 96

203 MISI II Urusan Pertanian Populasi Sat Tahun Target 2015 Kelinci Ekor 27,658 28,165 28,560 20,352 9,375 27,935 9,375 Ayam petelur Ekor 2,068,161 2,104,484 1,919,999 1,821,287 1,813,048 2,277,896 1,804,48 Ayam broiler Ekor 12,725,506 12,759,865 12,935,664 12,046,316 7,501,700 12,744,606 7,495,700 Ayam buras Ekor 1,479,170 1,612,693 1,955, , ,408 1,864, ,098 Itik Ekor 303, , , ,883 92, ,284 93,338 Puyuh Ekor 291, , , , , , ,569 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang 2015 Sedangkan untuk produksi ternak dari tahun Triwulan I dapat kita lihat pada Tabel 4.52 pada halaman berikut: Tabel 4.52 Capaian Perkembangan Populasi Dan Produksi Ternak TAHUN Triwulan I Populasi Tahun Target 2015 Daging sapi Kg 2,402,407 2,600,955 2,846,579 2,474,489 2,365,493 1,723, ,105 Daging kambing Daging domba Daging Ayam petelur Daging Ayam broiler Daging ayam buras Telur ayam ras Telur ayam buras Kg Kg Kg Kg Kg Butir Butir , , , , , ,200 53, , , , , , ,600 43,518 2,2601 2,460,980 2,544,841 2,349,950 1,834,412 2,296, ,387 6,490,409 6,983,177 8,618,605 7,837,273 5,396,098 6,496,800 1,104, , , ,486 1,044, , ,200 82, ,763, ,887, ,729, ,033, ,045, ,351,847 67,764,311 47,729,704 51,985,433 63,300,156 44,832,047 28,098,677 51,832,448 6,818,849 Telur Itik Butir 10,935,641 11,507,200 13,235,069 10,553,970 4,717,590 11,265, ,162 Telur puyuh Butir 36,615,848 37,642,026 37,971,326 24,230,187 20,495,032 40,675,405 6,945,771 Produksi susu Liter 34,568,345 34,761,636 34,385,423 27,530,077 24,705,915 33,076,507 6,660,119 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Dari Tahun Triwulan I berdasarkan sensus Pertanian Tahun 2013, secara umum populasi ternak di Kabupaten Semarang mengalami penurunan. Ternak sapi (sapi potong dan sapi perah) dan Tahun IV - 97

204 MISI II Urusan Pertanian kerbau mengalami penurunan sebesar 20,74%. Hal ini disebabkan karena harga ternak tinggi sehingga petani menjual ternak yang dipelihara, namun hasil penjualan ternak tidak dibelikan ternak kembali, karena harga ternak di pasaran tidak stabil dan cenderung fluktuatif serta adanya berita tentang isu import sehingga petani khawatir harga akan turun dan merugi. Selain permasalahan harga, peternak juga banyak yang menjual ternaknya untuk membayar kredit perbankan (KKPE dan KUPS), hal ini dikarenakan manajemen yang kurang baik, sehingga petani terpaksa menjual ternaknya untuk pembayaran pinjaman yang telah jatuh tempo untuk pelunasan. Selain faktor tersebut banyaknya peternak yang beralih ke usaha lain di luar sektor peternakan juga mempengearuhi populasi ternak. Untuk ternak kuda, perkembangannya dipengaruhi sifat ternak kuda yang spesifik dimana kuda merupakan jenis ternak yang sulit untuk dilakukan rekayasa reproduksi dan bila dilakukan perekayasaan reproduksi membutuhkan biaya yang mahal, sehingga masyarakat melakukan pembiakan kuda secara alami dan tradisional. Hal ini menyebabkan pertumbuhan populasinya belum bisa dikendalikan secara baik. Populasi babi mengalami penurunan dari Tahun disebabkan banyak perusahaan yang menutup usahanya karena terkendala biaya perijinan yang dirasakan berat bagi peternak, sedangkan untuk perusahaan yang masih beroperasi jumlah populasi dalam kandang juga berkurang, karena biaya operasional yang cukup tinggi. Populasi unggas (ayam petelur dan puyuh) juga mengalami penurunan dari Tahun dikarenakan biaya produksi untuk beternak unggas tersebut yang tidak sebanding dengan harga jual telur sehingga para peternak tidak menambah populasinya dan ada beberapa peternak burung puyuh dan perusahaan ayam petelur yang menutup usahanya. Penurunan jumlah populasi unggas (ayam petelur dan burung puyuh) juga mempengaruhi produksi telur (ayam petelur dan puyuh). Sedangkan untuk ternak ayam buras dan itik mengalami penurunan karena terjadi penyakit AI dan ND sehingga banyak terjadi kematian pada unggas tersebut. Populasi ternak ayam broiler dari Tahun mengalami penurunan karena banyak peternakan ayam broiler yang menutup usahanya, karena tingginya biaya produksi. Produksi daging, baik Tahun IV - 98

205 MISI II Urusan Pertanian daging sapi, kambing maupun domba mengalami peningkatan meskipun kenaikannya sedikit, karena terdapat pemotongan ternak yang tidak tercatat, serta pemotongan di luar RPH. Produksi telur ayam, itik dan puyuh mengalami penurunan, seiring menurunnya populasi. Produksi susu juga mengalami penurunan karena populasi sapi perah menurun, dan menurunnya produktifitas ternak karena manajemen yang kurang baik. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan peternakan di Kabupaten Semarang dapat dilihat dalam tabel pada halaman berikut ini: No Uraian Satuan Tabel 4.53 Perkembangan Keterlibatan Masyarakat Tahun Triwulan I Tahun Target Capaian Peternak Rakyat Orang 250, , , , , , Perusahaan Peternakan; Ayam Petelur Rtp Ayam Pedaging Rtp Sapi (Potong,Perah) Rtp Breeder Rtp Babi Rtp Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Untuk capaian indikator kinerja keterlibatan masyarakat dalam kegiatan peternakan pada Tahun , terjadi penurunan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil sensus pertanian Tahun 2013 dimana populasi ternak (sapi dan kerbau) turun yang disebabkan peternak banyak yang menjual ternaknya karena harga ternak tinggi, sementara tidak dibelikan ternak lagi karena kondisi harga ternak kurang stabil, dan kemungkinan banyak yang beralih usaha di sektor lain. Peternakan unggas baik unggas petelur maupun pedaging mengalami peningkatan begitu juga dengan peternakan sapi (sapi potong dan sapi perah). Hal ini menunjukkan kondisi peternakan di Kabupaten Semarang sudah mulai tumbuh kembali dengan munculnya peternakpeternak yang tergabung dalam inti plasma. Tahun IV - 99

206 MISI II Urusan Pertanian d. Prestasi Yang Telah Dicapai 1) Gapoktan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2014 dari Menteri Pertanian yaitu Gapoktan Kebon Sewu Desa Kebon Agung Kecamatan Sumowono 2) Kelompok Tani Tranggulasi Desa Batur Kecamatan Getasan mendapatkan penghargaan dari Menteri Pertanian sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Berprestasi Tingkat Nasional Tahun ) Kelompok Tani Ngudi Makmur VII Desa Genting Kecamatan Jambu mendapat Penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah sebagai Juara III kategori kelompok tani tanaman kopi. 4) Juara III Kategori kelompok tani tanaman tembakau tingkat Jawa Tengah yaiutu Kelompok tani Ngudi Rahayu Desa Batur Kecamatan Getasan. 5) Juara III Lomba Inseminator Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Untung Kris Utomo, Inseminator wilayah kerja Desa Timpik Kecamatan Susukan. 6) Juara IV Lomba antar Kelompok Tani TernakTingkat Nasional atas nama Kelompok Semi Mulyo Desa Pagersari Kecamatan Bergas. 7) Pengawas Mutu Pakan Teladan Tingkat Nasional an. Nani Sukaesih, A,Md 8) Pengawas Mutu Pakan Teladan Tingkat Nasional atas nama Nur Heni, S.Pt. 9) Juara I Lomba Karya Tulis mengenai pengembangan inseminasi buatan dan BIBD (Balai Inseminasi Buatan Daerah) pada Jambore Inseminator tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama inseminator Andi Kristiyawan. 10) Juara I Lomba Sapi Perah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia). 11) Juara I Lomba LM3 (Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat) Tingkat Nasional atas nama Yayasan Izzatul Islam Dusun Pongangan Desa Samirono Kecamatan Getasan. 12) Juara I Lomba antar Kelompok Tani Ternak Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Kelompok Bangun Rejo Desa Polosiri Kecamatan Bawen. 13) Juara I Lomba Medik Veteriner Puskeswan Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 atas nama Drh. Susilowati Puskeswan Karangjati Kecamatan Bergas. 14) Juara III Lomba Inseminator Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Tupar, inseminator wilayah kerja Desa Sugihan Kecamatan Tengaran. Tahun IV - 100

207 MISI II Urusan Pertanian 15) Penghargaan Recorder Uji Zuriar Tingkat Nasional an. Rusi Ambarwati, A.Md 16) Juara III Lomba Inseminator Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Tarman, inseminator wilayah kerja Desa Sumogawe Kecamatan Getasan. 17) Juara I Lomba Desa Ternak Sehat Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Kelompok Ngudi Makmur Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat. 18) Juara II Lomba Kelompok Agribisnis Sapi Potong Tingkat Nasional atas nama Kelompok BANGUN REJO Desa Polosiri Kecamatan Bawen 19) Juara II Lomba Medik dan Paramedik Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama drh, Yatini dan Ibnu Ardiansah, AMd. 20) Juara Harapan I Lomba dan Kontes Ternak Sapi Potong se Jawa Tengah Kategori Induk PO atas nama pemilik ternak Sujiyo Kecamatan Bancak. 21) Juara Harapan II Lomba Medik Veteriner Puskeswan Tingkat Nasional atas nama drh. Yatini. 22) Juara II Lomba Paramedik Veteriner Puskeswan Tingkat Provinsi Jawa Tengah atas nama Resnawati, SKH. 23) Juara II Lomba Desa Ternak Sehat Tingkat Provinsi Jawa Tengah an Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Timur. e. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan terkait dengan urusan Pertanian adalah sebagai berikut: a) Produksi pangan. (1) Penggunaan benih berlabel baru mencapai 70%. (2) Banyak jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) yang rusak, (3) Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tikus dan wereng (4) Alih fungsi lahan (5) Di daerah tertentu kekurangan tenaga kerja. b) Pengembangan Agribisnis. (1) Pengembangan komoditas potensial belum berjalan maksimal. (2) Banyak tanaman perkebunan yang sudah tidak produktif. (3) Kualitas produk secara umum belum baik. (4) Fluktuasi harga hasil pertanian yang tinggi. Tahun IV - 101

208 MISI II Urusan Pertanian (5) Fungsi jejaring kemitraan belum berjalan dengan baik. c) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (1) Kemampuan petani/kelompok tani belum merata/masih kecil. (2) Kinerja penyuluhan belum maksimal. d) Lemahnya koordinasi/keterpaduan antar sektor dan program pada masing-masing pemangku kewenangan e) Lemahnya penguasaan pasar produk-produk yang disebabkan oleh rendahnya pengenalan pasar terhadap produk daerah yang berakibat rendahnya serapan pasar terhadap produk-produk strategis daerah. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan peternakan adalah sebagai berikut: a) Terbatasnya tingkat pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengelolaan usahanya sehingga hasil belum sesuai dengan harapan. b) Belum optimalnya pemanfaatan limbah/kotoran ternak c) Lalu lintas perdagangan ternak di Kabupaten Semarang belum terkoordinir secara baik d) Sarana recording (pencatatan) pada usaha pembibitan ternak yang tersedia masih terbatas. e) Kurangnya Pemahaman peternak terhadap arti pentingnya recording. f) Terbatasnya petugas Pengawas Bibit Ternak di Kabupaten Semarang sehingga SKLB (Surat Keterangan Layak Bibit) belum dapat menjangkau keseluruhan ternak yang memenuhi syarat. g) Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dalam peningkatan perbibitan ternak sapi PO belum optimal. h) Berdasarkan hasil Pemeriksaan Kebuntingan, masih banyak sapi yang tidak bunting dan adanya gangguan reproduksi pada sapi sehingga mengganggu perkembangan usaha peternakan i) Produktivitas hijauan pakan ternak (HPT) di UPTD Balai Perbibitan Ternak Unggul Mulyorejo tidak stabil sepanjang tahun sehingga pada musim kemarau tidak mencukupi untuk kebutuhan pakan ternak. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah/lahan rumput yang tidak mendapatkan irigasi (tadah hujan) sehingga hanya berasal dari aliran limbah dan air dari kandang. Tahun IV - 102

209 MISI II Urusan Pertanian j) Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana terkait pelayanan kesehatan hewan k) Permintaan masyarakat terkait bantuan hibah bidang peternakan berupa ternak atau sarana prasarana peternakan terkendala keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk belanja tersebut. 2) Solusi a) Peningkatan Produksi Pangan. (1) Pendampingan petani untuk menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), serta penyediaan sarana produksi pertanian dengan tepat (benih berlabel) (2) Perbaikan jaringan irigasi yang rusak (3) Penyediaan sarana produksi untuk pengendalian OPT tikus, meningkatkan pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), baik dari segi kuantitas maupun kualitas. (4) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tata ruang, peningkatan indeks per tanaman, dan pemanfaatan lahan tidur. (5) Pemanfaatan kemajuan teknologi dalam usaha pertanian. b) Pengembangan Agribisnis (1) Peningkatan pengembangan tanaman potensial dengan nilai ekonomi tinggi. (2) Penggantian tanaman perkebunan yang sudah tidak produktif. (3) Perbaikan kualitas produk pertanian melalui perbaikan kegiatan on farm maupun kegiatan off farm. (4) Perbaikan dan pengembangan jejaring pemasaran dan sistem promosi. (5) Pembenahan kelembangaan usaha tani c) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (1) Peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani melalui pelatihan dan magang, serta pengembangan gapoktan dan asosiasi-asosiasi pertanian. (2) Peningkatan kinerja penyuluh pertanian melalui pelatihan-pelatihan, magang, dan bimbingan teknis. Tahun IV - 103

210 MISI II Urusan Pertanian d) Lemahnya koordinasi/keterpaduan antar sektor; Dengan sinkronisasi dan sinergitas kebijakan antar program/antar SKPD. e) Lemahnya penguasaan pasar; Dengan memperkuat promosi dan pengenalan produk daerah kepada pasar dan terus dilakukan peningkatan kualitas produk daerah. Solusi pemecahan masalah dalam pengembangan peternakan adalah: a) Meningkatkan pembinaan kepada petani peternak melalui penyuluhan dan pelatihan serta memberikan kesempatan kepada petani untuk mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provins/Pemerintah Pusat. b) Memberikan pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak melalui pembuatan kompos dan biogas c) Menertibkan pengeluaran surat keterangan kesehatan hewan d) Mengusulkan sarana recording dalam tahun selanjutnya untuk kelompok kelompok perbibitan yang lain, sehingga recording di Kabupaten Semarang dapat berjalan dengan baik. e) Memotivasi kelompok mengenai manfaat dari recording serta meminta laporan hasil recording kepada kelompok penerima bantuan secara berkala. f) Mengoptimalkan SDM Pengawas Bibit Ternak yang ada serta melakukan pelatihan recording kepada kelompok agar dapat melakukan pencatatan ternak sesuai SNI. g) Mengusulkan Model Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan (SP-IB) Sapi Peranakan Ongole (PO) pada tahun berikutnya untuk mendorong peternak sapi potong untuk kembali menggunakan semen beku sapi PO dalam mengawinkan ternaknya sehingga kelestarian plasma nutfah sapi PO dapat terjaga dan populasi sapi PO meningkat. h) Pemeriksaan kebuntingan dan pemeriksaan kesehatan reproduksi (ATR) secara berkala, penyuluhan tentang reproduksi ternak, serta pembinaan terhadap inseminator dan petugas lapangan. i) Mengusulkan peremajaan Lahan Hijauan Pakan Ternak pada tahun berikutnya agar HPT yang dihasilkan tetap berkualitas baik. Tahun IV - 104

211 MISI II Urusan Pertanian j) Mengoptimalkan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang ada, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak dalm penanganan masalah kesehatan hewan untuk melatih kemandirian peternak. k) Mengupayakan usulan anggaran untuk mengakomodir usulan bantuan hibah. Memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk berusaha secara mandiri, bantuan hibah hanya bersifat stimulan dan untuk mengembangkan usaha peternakan diarahkan mencari akses permodalan yang lain. Tahun IV - 105

212 MISI II Urusan Ketahanan Pangan 2. Urusan Ketahanan Pangan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Semarang merupakan unsur pelaksana teknis dibidang Ketahanan Pangan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah Dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang. Untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Semarang maka program dan kegiatan yang dilaksanakan diarahkan untuk menyelenggarakan dan fasilitasi a. ketersediaan dan cadangan pangan. b. pengendalian, fluktualisasi harga pangan. c. pengembangan penganekaragaman serta pola konsumsi pangan masyarakat. d. pengembangan mutu serta keamanan pangan. e. perencanaan, monitoring dan evaluasi Ketahanan Pangan. a. Program Urusan Ketahanan Pangan Urusan ketahanan pangan dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan. Untuk mewujudkan target yang direncanakan Tahun , Kantor Ketahanan Pangan melaksanakan 1 (satu) urusan, yaitu urusan wajib Ketahanan Pangan dengan Program Peningkatan Ketahanan Pangan: b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk urusan ketahanan pangan selama Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: No Tabel 4.54 Anggaran dan Realisasi Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Anggaran Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , ,00 98, , ,00 97, , ,00 98, , ,00 97, , ,00 97, , ,00 9,51 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan Tahun IV %

213 MISI II Urusan Ketahanan Pangan c. Capaian Kinerja Capaian target indikator sasaran urusan ketahanan pangan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukungnya. Realisasi pelaksanaan urusan ketahanan pangan Tahun Triwulan I terlihat dari capaian yang kami sajikan dalam tabel 4.55 sebagai berikut: Tabel 4.55 Realisasi Indikator Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Indikator Kinerja Satuan Tahun Target 2015 Capaian 2015 Ketersediaan Pangan Utama kg/kap/ th 141,22 167,42 178,93 171,36 176,37 166,81 - Pola Pangan Harapan skor 84,2 82,1 88,1 88,2 90,1 90,00 - Regulasi Ketahanan Pangan buah ,00 - Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kab. Semarang Dari data diatas dapat dilihat bahawa capaian ketersediaan pangan utama di Kabupaten Semarang Tahun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capaian ini menggambarkan ketersediaan pangan utama di Kabupaten Semarang sampai triwulan I tahun 2015 dapat tercukupi dan aman. Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi pangan yang dikonsumsi masyarakat. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk mengetahui konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Berdasarkan tabel capaian indikator kinerja diatas, peningkatan mutu gizi konsumsi pangan penduduk Kabupaten Semarang yang diindikasikan dengan skor mutu gizi pangan Pola Pangan Harapan (PPH) mengalami fluktuatif dimana Tahun 2011 (skor 82.1) mengalami penurunan skor PPH sebanyak 2.1 point dibandingkan pada tahun 2010 (skor 84.2). Penurunan skor ini menggambarkan bahwa pola konsumsi pangan masyarakat masih belum beragam dan seimbang. Namun pada Tahun 2012 sampai Tahun 2014, skor PPH mengalami peningkatan (Tahun 2012 skor PPH 88.1, Tahun 2013 skor PPH 88.2, dan tahun 2014 skor PPH 90.1). Tahun 2015 Triwulan I belum dilaksanakan penghitungan PPH. Tahun IV - 107

214 MISI II Urusan Ketahanan Pangan Dalam hal penyusunan Regulasi Ketahanan Pangan sudah melampaui target dalam RPJMD, yakni dari target sebanyak 3 (tiga) regulasi ketahanan pangan sampai dengan tahun 2014 sudah tersusun 4 (empat) regulasi ketahanan pangan. Capaian 4 (empat) regulasi ketahanan pangan tersebut adalah : 1) Peraturan Bupati Semarang Nomor 173 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah Kepada Gabungan Kelompok Tani atau Kelompok Tani di Kabupaten Semarang dalam Kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah dan Pengembangan Lumbung Pangan Desa. 2) Peraturan Bupati Semarang Nomor 36 Tahun 2013 tentang Pemanfaatan Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Semarang. 3) Peraturan Bupati Semarang Nomor 76 Tahun 2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Hibah Kepada Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Semarang Dalam Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan. 4) Instruksi Bupati Semarang No. I/X/2014 tentang Penggunaan Pangan Lokal Daerah dalam Jamuan Rapat dan Pertemuan. d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a) Belum sinerginya antar pemeran pembangunan dilapangan guna mencapai kemandirian pangan. b) Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan dan masih tingginya ketergantungan masyarakat pada makanan pokok beras dan terigu, sedangkan konsumsi pangan lokal cenderung masih rendah. 2) Solusi a) Meningkatkan koordinasi dan sinergitas dengan SKPD terkait guna mendorong kemandirian pangan di wilayah Desa Mandiri Pangan. b) Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya keamanan pangan kepada masyarakat seperti PKK, KWT, Pengelola Kantin Sekolah dan lainnya. Tahun IV - 108

215 MISI II Urusan Kehutanan 3. Urusan Kehutanan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang merupakan unsur pelaksana teknis dibidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan sesuai Peraturan Bupati Semarang No. 49 Tahun 2008 tentang Tugas, Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Dinas Daerah Kabupaten Semarang yang mempunyai Visi yaitu Terwujudnya pertanian yang tangguh dan mandiri dengan didukung potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia serta terwujudnya kelestarian ekosistem untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Semarang. a. Program Urusan Kehutanan Urusan kehutanan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan dengan program sebagai berikut: 1) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 4) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk urusan kehutanan selama Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.56 Anggaran dan Realisasi Periode Tahun 2010 s.d 2015 TW I No Tahun Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , , , , , , , , , , triwulan I , , Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan : Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % Tahun VI - 109

216 MISI II Urusan Kehutanan c. Capaian Kinerja Capaian target indikator sasaran urusan kehutanan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dari Tahun Realisasi pelaksanaan urusan kehutanan Tahun terlihat dari capaian sebagai berikut : Tabel 4.57 Capaian Indikator Urusan Kehutanan Tahun Triwulan I Urusan, IndikatorKinerja Rehabilitasi Hutan dan lahan kritis Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB Satuan Tahun Target 2015 Ku/ha 15,5 29,82 70,78 70,78 37,45 27,60 Rp. (Juta) Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS , , , , ,84 *) ,80 Capaian 2015 Kabupaten Semarang mempunyai luas wilayah kurang lebih ,674 ha dimana ,82 ha atau 29,25 % merupakan lahan hutan yang terdiri atas ,96 ha hutan negara dan ,50 ha adalah hutan rakyat yang tersebar di 19 kecamatan. Dari lahan hutan rakyat tersebut ha diantaranya kritis dan harus segera ditangani Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang melalui berbagai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Produksi kayu mengalami kenaikan dari m3 pada Tahun 2013 naik menjadi ,900 m3 pada Tahun 2014 (14,64%). Kenaikan tersebut disebabkan berhasilnya penghijauan kembali yang dilaksanakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang dan masyarakat baik yang berasal dari Dana APBD, maupun swadaya masyarakat. Dalam upaya menyediakan bibit kayu-kayuan (tanaman keras) untuk gerakan penghijauan di Kabupaten Semarang pada Tahun 2014 telah dilakukan penyediaan bibit unggul melalui Kebun Bibit Rakyat dengan kapasitas bibit siap salur sebanyak batang dari 25 unit dan melalui UPTD Perbibitan Tanaman Kalongan dengan produksi tahun ini lebih kurang batang. Tahun VI - 110

217 MISI II Urusan Kehutanan Tabel 4.58 Potensi Hutan Tahun Triwulan I Uraian (Ha) Hutan Rakyat , , , , ,85 - Hutan Negara : - Hutan Produksi - Hutan Lindung - Cagar Alam 7.611, , , , , , , , , ,01-12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 - Sumber Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan Terjadi penurunan atau kenaikan jumlah luasan area kehutanan karena banyak faktor kehidupan masyarakat terkait dengan kebutuhan yang harus di penuhi salah satunya adalah masih banyak terjadi erosi hutan rakyat yang harus ditangani dengan pengarahan/penyuluhan kepada masyarakat agar tidak merusak hutan. Dari data tersebut diatas banyak mengalami penurunan, terjadi karena masih banyak penebangan pohon pada usia muda. Hal ini terjadi karena didesak kebutuhan keluarga untuk biaya rumah tangga dan lain sebagainya. d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan urusan kehutanan adalah sebagai berikut: a) Diversifikasi usaha komoditas kehutanan belum berjalan baik; b) Permintaan kayu oleh industri sangat tinggi sehingga mempengaruhi laju penebangan; c) Kaidah-kaidah konservasi belum diperhatikan dalam usaha tani. 2) Solusi a) Pengembangan dan peningkatan aneka usaha kehutanan; b) Pengembangan pembibitan dan penanaman bibit di lokasi lahan kritis; c) Sosialisasi undang-undang lingkungan dan penerapan kaidah konservasi dalam berusaha tani. Tahun VI - 111

218 MISI II Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kabupaten Semarang memiliki potensi cukup besar dalam usaha pertambangan mineral yaitu pertambangan batuan (batu andesit dan sirtu) dan pertambangan mineral bukan logam (lempung dan bentonit). Pada beberapa lokasi pertambangan terdapat masalah kerusakan lingkungan akibat penambangan liar (tidak berijin). Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat dan dunia usaha dalam implementasi pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. a. Program Penyelanggaraan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 dilaksanakan melalui program sebagai berikut : 1) Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan; 2) Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan; 3) Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan, energi dan migas. b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya Keuangan untuk urusan energi dan sumber daya mineral dari Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.59 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I No Tahun Anggaran Jumlah % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan , , , , , Triwulan I ,00 Sumber : DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan : Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan Tahun IV - 112

219 MISI II Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral c. Capaian Kinerja Capaian indikator kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.60 Capaian Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR Rasio Ketersediaan Daya Listrik Persentase Rumah Tangga yg Menggu nakan Listrik Pertambangan Tanpa Ijin Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian thd PDRB (Rp.000) Kontribusi Sektor Listrik, Gas & Air Minum thd PDRB (Rp.000) Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan BPS *) angka prediksi Bappeda dan BPS Tahun Target ,00 100, ,00 82, ,00 99, ,00 22,00 15,00 9,00 7, , , , , ,60*) , , , , , ,20*) ,70 Capaian ) Rasio ketersediaan daya listrik pada Tahun 2014 sudah mencapai 100% sedangkan target akhir Tahun 2015 sebesar 100% sehingga target RPJMD telah terpenuhi. 2) Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik dari Tahun 2010 sampai dengan 2014 naik sebesar 4% yaitu dari 95% menjadi 99% dan untuk target Tahun 2015 sebesar 100% akan diupayakan untuk dapat dicapai melalui program dan kegiatan sampai akhir Tahun ) Pertambangan tanpa ijin dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 turun sebanyak 17 pelaku usaha/kegiatan usaha yaitu dari 24 menjadi 7. Pada akhir Tahun 2015 akan diupayakan tidak ada lagi kegiatan pertambangkan tanpa ijin atau 0 sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Penutupan kegiatan penambangan tanpa ijin di lokasi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan secara luas dilakukan dalam Tahun IV - 113

220 MISI II Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral rangka mencegah dan mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan urusan Energi Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut: a) Kegiatan usaha pertambangan tanpa ijin berpotensi besar terhadap kerusakan lingkungan hidup; b) Kegiatan pemanfaatan air tanah yang berlebihan untuk industri berpotensi mengurangi cadangan air tanah; c) Masih terjadi pemasangan lampu penerangan jalan di perkampungan yang belum berijin maupun yang tidak berijin; d) Belum optimalnya efisiensi pembayaran pajak Listrik Penerangan Jalan (LPJU); e) Belum optimalnya perolehan data detail pembayar pajak listrik dari pihak PLN; f) Belum terlaksananya pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti potensi mikrohidro. 2) Solusi Terhadap permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Menutup dan menertibkan kegiatan usaha pertambangan di luar kawasan pertambangan serta melakukan pembinaan dan memfasilitasi pelaku usaha pertambangan di kawasan pertambangan untuk melaksanakan penambangan yang berwawasan lingkungan; b) Melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap pemanfaatan air tanah di perusahaan/industri; c) Pengendalian perijinan pemasangan tiang listrik penerangan jalan; d) Pemasangan meterisasi untuk penerangan jalan umum (LPJU); e) Diperlukan kerjasama yang transparan antara PLN dan Pemerintah Kabupaten untuk pendataan pembayar pajak listrik penerangan jalan; f) Pemanfaatan energy mikrohidro untuk sumber energy local perdesaan bagi daerah yang belum terlayani listrik dari PLN. Tahun IV - 114

221 MISI II Urusan Pariwisata 5. Urusan Pariwisata Kabupaten Semarang memiliki potensi obyek dan daya tarik wisata yang cukup besar, dan secara ekonomis memiliki nilai yang tinggi yaitu potensi alam, budaya dan wisata buatan. Di samping itu Kabupaten Semarang terletak pada lokasi strategis yaitu berada pada jalan utara poros Joglosemar (Jogja-Solo- Semarang), sehingga memberi peluang yang cukup besar Kabupaten Semarang untuk dijadikan destinasi wisata. Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor unggulan dan sektor ini tidak pernah luput dari posisi tiga besar dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto a. Program Urusan Pariwisata Penyelenggaraan Urusan Pariwisata yang dilaksanakaan Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata selama Tahun terdiri dari 3 (tiga) program yaitu: 1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 3) Program Pengembangan Kemitraan b. Realisasi Keuangan Dari ketiga program di atas, Total Anggaran dan realisasi Belanja Langsung urusan Pariwisata dari Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.61 Anggaran dan Realisasi Anggaran Urusan Pariwisata Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Jumlah No % Anggaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , ,00 98, , ,00 98, , ,00 99, , ,00 98, , ,00 96, TW I , ,00 8,51 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan Tahun IV - 115

222 MISI II Urusan Pariwisata c. Capaian Kinerja Capaian indikator kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tabel 4.62 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I INDIKATOR Tahun Capaian Target Kunjungan Wisata Restoran/ Rumah Makan Hotel/ Penginapan Kontribusi Sek tor Pariwisata , , , , ,35*) ,6 thdp PDRB (Rp) Sumber: Dinas Porapar Kabupaten Semarang *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS Capaian indikator kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 Triwulan I dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Jumlah kunjungan wisata pada Tahun 2014 sebanyak wisatawan, keadaan sampai dengan triwulan I Tahun 2015 mencapai wisatawan. Kunjungan wisata telah melebihi target Tahun 2015 dari , peningkatan kunjungan wisata tersebut dikarenakan adanya kegiatan promosi bersama dengan pelaku pariwisata yaitu biro perjalanan dan pengelola obyek wisata swasta serta informasi pariwisata melalui media cetak dan media elektronik. 2) Target restoran dan rumah makan sebanyak 200 unit realisasi sampai dengan triwulan I Tahun 2015 sebanyak 169 unit, belum tercapainya target jumlah restoran dan rumah makan disebabkan karena perkembangan jumlah rumah makan (Usaha Jasa Pariwisata) tergantung pada jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Semarang. 3) Jumlah hotel/penginapan sampai dengan triwulan I di Tahun 2015 sebanyak 230 hotel masih sama dengan keadaan pada tahun 2014, belum tercapainya target disebabkan karena adanya kebijakan dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Semarang Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pengendalian dan Pembatasan Pendirian Hotel Non Bintang (Melati), Karaoke dan Panti Uap di Kawasan Kecamatan Bandungan dan sekitarnya. Tahun IV - 116

223 MISI II Urusan Pariwisata d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a) Terbatasnya kuantitas maupun kualitas SDM Aparatur dan pengelolaan Usaha Pariwisata yang mempunyai daya saing. b) Kurangnya infrastruktur yang mendukung sektor Pariwisata Kabupaten Semarang. c) Kurangnya sarana promosi wisata di dalam maupun di luar negeri. d) Belum optimalnya kemitraan antara pemerintah, industri dan sektor swasta. e) Masih lemahnya koordinasi guna sinkronisasi dalam pembangunan urusan kepariwisataan. f) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan. g) Kurangnya pengelolaan kepariwisataan yang berbasis lingkungan (EKOWISATA). 2) Solusi: a) Pengembangan SDM dan profesionalisme Bidang Pariwisata, membangun kasadaraan masyarakat terhadap sektor Pariwisata. b) Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan daya tarik wisata. c) Pemanfaataan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata dan membuat paket-paket wisata. d) Menciptakan sinergy antara Pemerintahan Kabupaten Semarang dengan para pengelola obyek wisata swasta di Kabupaten Semarang, dan Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata di dalam dan di luar negeri. e) Melakukan kerjasama dengan biro perjalanan wisata dalam mempromosikan Obyek Wisata di Kabupaten Semarang. f) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata (melalui Pokdarwis dan Desa Wisata), Pelatihan Pemandu Wisata, dan Pemilihan Duta Wisata. g) Mengembangkan desa-desa wisata di Kabupaten Semarang. Tahun IV - 117

224 MISI II Urusan Perikanan dan Kelautan 6. URUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN Kabupaten Semarang merupakan wilayah yang memiliki pegunungan dengan banyak mata air, sungai-sungai, beberapa cek-dam dan Rawapening yang multi guna. Kondisi alam tersebut sangat potensial untuk kegiatan perikanan pada umumnya. Kegiatan perikanan budidaya berkembang pesat di seluruh wilayah Kabupaten Semarang, sedangkan perikanan tangkap terkonsentrasi di perairan Rawapening dan sekitarnya yang meliputi 4 wilayah Kecamatan yaitu, Kecamatan Tuntang, Bawen, Ambarawa dan Banyubiru. Meskipun di luar itu terdapat juga kegiatan perikanan tangkap di perairan umum lainnya, seperti sungai, cek-dam maupun embung. Perairan Umum Daratan (PUD) yang ada di Kabupaten Semarang meliputi 1 Rawapening seluas Ha, 88 sungai dengan luas Ha, 45 buah Embung dengan luas Ha dan lahan-lahan marginal seluas + 20 Ha tersebar di sekitar Rawapening. Seiring dengan Grand Strategy Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan serta memperluas akses pasar domestik dan internasional maka perlu adanya pengoptimalan pemanfaatan potensi sumber daya perikanan. Untuk bisa meningkatkan produktivitas sektor perikanan, maka diperlukan pengoptimalan pengolahan hasil perikanan agar akan memberikan nilai tambah pada produk perikanan sehingga dapat memiliki daya saing dan memperluas akses pasar baik lokal maupun regional bahkan internasional. a. Program Urusan Perikanan dan Kelautan Urusan Perikanan dan Kelautan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Untuk mewujudkan target yang direncanakan, maka program menjadi urusan Perikanan dan Kelautan adalah sebagai berikut: 1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan 2) Program Pengembangan Perikanan Tangkap 3) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan perikanan 4) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk urusan Perikanan dan Kehutanan selama Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I adalah sebagai berikut: Tahun IV - 118

225 MISI II Urusan Perikanan dan Kelautan No Tabel 4.63 Anggaran dan Realisasi Urusan Perikanan dan Kelautan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) , , , , , , , , , , Triwulan I , , Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan c. Capaian Kinerja Capaian Indikator kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan Tahun adalah sebagai berikut: Tabel 4.64 Capaian Indikator Kinerja Kunci Urusan Perikanan % Uraian Produksi perikanan Budidaya Produksi perikanan tangkap Sat uan Ton Ton Tahun Target 2015 Capaian , , , , , ,00 702, , , , , , ,30 57,97 Konsumsi ikan Kg/ kapita 18,23 17,95 18,26 16,37 18,95 18,40 11,62 Cakupan binaan Klpk kelompok nelayan Kontribusi sub Rp , , , , ,35*) ,80 - sektor Perikan an (Juta) thd PDRB Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS Capaian produksi perikanan budidaya mengalami peningatan dari Tahun 2010 sd 2014 dan telah mencapai target. Permasalahan umum yang terjadi pada kelompok perikanan pada umumnya adalah keterbatasan sarana prasarana produksi, belum memiliki manajemen usaha yang baik, kualitas produk masih rendah, serta pengetahuan SDM masih rendah sehingga daya saing produk kurang. Selain itu persoalan utama pada perikanan budidaya Tahun IV - 119

226 MISI II Urusan Perikanan dan Kelautan Uraian Jumlah Produksi Benih UPR Jumlah Produksi Benih Ikan Hias adalah tingginya harga pakan ikan sehingga menurunkan keuntungan pembudidaya. Produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan dari Tahun 2010 sd 2014 dan dilihat dari target Tahun 2015, produksi perikanan tangkap telah mencapai target RPJMD. Upaya yang telah dilakukan antara lain mengintensifkan peningkatan daya dukung sumber daya ikan di Rawapening melalui penebaran benih di perairan umum termasuk di kawasan Rawapening. Konsumsi ikan juga sudah mengalami peningkatan dari Tahun , dimana kondisi terakhir sudah menunjukkan pencapaian target RPJMD. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Semarang pada akhir Tahun 2015 sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan dari lokal. Cakupan binaan kelompok nelayan dari Tahun mengalami kondisi yang dinamis, yang tergantung dari anggaran yang tersedia untuk pembinaan kelompok. selain itu terdapat beberapa kelompok nelayan tidak aktif melaksanakan kegiatan, meskipun pembinaan kepada kelompok nelayan dilaksanakan secara berkelanjutan. Sat Tabel 4.65 Perkembangan Produksi Perikanan Tahun Triwulan I Tahun Target 2015 Tahun IV Capaian 2015 Ekor 36,290,580 65,353,500 52,723,000 66,040,100 66,053,800 34,520,074 13,826,400 Ekor 523,800 1,978,255 3,320,291 3,827,755 3,317, , ,500 Jumlah BBI unit Jumlah Produksi Benih BBI Produksi Ikan di Kolam Produksi Ikan di Karamba Apung Produksi Ikan di Karamba Tancap (ton) Ekor 1,302, ,500 1,600,000 2,149,950 2,097,645 2,077,397 79,700 Ton Ton Ton Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang 1, , , , , , , , , ,67 Produksi benih ikan baik di UPR maupun BBI pada Tahun mengalami peningkatan karena banyak UPR (Unit Pembenihan Rakyat) yang baru terbentuk di masyarakat, seiring dengan banyaknya bantuan benih ke masyarakat. Jumlah BBI (Balai Benih Ikan) yang dikelola Dinas Peternakan dan

227 MISI II Urusan Perikanan dan Kelautan Perikanan sampai dengan Tahun 2015 berjumlah 2 unit yaitu BBI Siwarak dan BBI Kebowan. Produksi perikanan budidaya yang terdiri dari produksi ikan di kolam, karamba dan karamba tancap, dari Tahun telah mengalami peningkatan meskipun dalam pelaksanaan banyak menemui kendala antara lain harga pakan ikan yang tinggi sehingga produksi perikanan tidak bisa optimal serta karena terbatasnya SDM perikanan sehingga manajemen perikanan kurang baik dan banyak benih ikan yang mati. Uraian Tabel 4.66 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun Triwulan I Sat Tahun Target 2015 Capai an 2015 Produksi perikanan ton 1, ,218 1, ,244 1, , tangkap Cakupan binaan kelompok nelayan kelp Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Capaian produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan dari Tahun 2010 sd Tahun 2014 telah mencapai target RPJMD. Upaya yang telah dilakukan antara lain peningkatan daya dukung sumber daya ikan antara lain dengan penebaran benih di perairan umum termasuk di kawasan Rawapening. Cakupan binaan kelompok nelayan dari Tahun mengalami kondisi yang dinamis, yang tergantung dari anggaran yang tersedia untuk pembinaan kelompok. selain itu terdapat beberapa kelompok nelayan tidak aktif melaksanakan kegiatan, meskipun pembinaan kepada kelompok nelayan dilaksanakan secara berkelanjutan. d. Prestasi Yang Dicapai: 1) Juara Nasional Harapan II dalam Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Bidang Perikanan Budidaya Kategori Budidaya Catfish (Ikan Patin dan Lele) 2) Juara I Tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Bidang Perikanan Kategori Budidaya Catfish 3) Juara II Tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Bidang Perikanan Budidaya Kategori Budidaya Ikan Hias Tahun IV - 121

228 MISI II Urusan Perikanan dan Kelautan 4) Juara II Tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Bidang Perikanan Budidaya Kategori Budidaya Ikan Nila 5) Juara II Lomba Masak Ikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 yang diwakili oleh SMK Negeri 1 Bawen 6) Juara III Lomba Masak Ikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 di Soropadan yang diwakili oleh SMK Bakti Praja Kabupaten Semarang 7) Juara II Lomba UMKM Tingkat Provinsi Jawa Tengah diberikan kepada Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan Mina Jaya Kelurahan Beji Kecamatan Ungaran Timur e. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan: a) Permasalahan umum yang terjadi pada kelompok perikanan pada umumnya adalah keterbatasan sarana prasarana produksi, belum memiliki manajemen usaha yang baik, kualitas produk masih rendah, serta pengetahuan SDM masih rendah sehingga daya saing produk kurang. b) Persoalan utama pada perikanan budidaya adalah tingginya harga pakan ikan sehingga menurunkan keuntungan pembudidaya. c) Semakin berkurangnya lahan untuk usaha budidaya perikanan d) Perubahan suhu ekstrem antara siang-malam hari sering menimbulkan kematian pada benih ikan. e) Penurunan sumberdaya ikan di Rawapening. f) Kurangnya fasilitasi permodalan dari perbankan untuk sector usaha perikanan. g) Pasar yang masih mengandalkan konsumen lokal, belum mampu bersaing ditingkat antar wilayah. 2) Solusi: a) Untuk mengatasi hal ini, setiap tahunnya dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana usaha perikanan baik budidaya, tangkap dan pengolahan agar dapat memacu peningkatan produksi dan usaha perikanan. Selain itu juga dilaksanakan pembinaan kelompok secara terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan SDM kelompok kualitas produk. Tahun IV - 122

229 MISI II Urusan Perikanan dan Kelautan b) Untuk mengurangi ketergantungan pakan ikan pabrikan, dilaksanakan pembinaan dan pelatihan pembuatan pakan, serta penggunaan pakan pengganti untuk meminimalisir biaya pakan. c) Intensifikasi Budidaya Perikanan yang berkelanjutan untuk memacu produksi budidaya ikan di Kabupaten Semarang, salah satu caranya adalah dengan penerapan Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan IKan Yang Baik (CPIB) d) Perubahan suhu ekstrem siang-malam hari tidak dapat dihindari, namun kita dapat mengantisipasi dengan pengendalian suhu kolam melalui penutupan kolam, pemberian lampu sebagai penghangat dan lainnya. e) Rawapening memiliki peranan utama pada perikanan tangkap Kabupaten Semarang karena produksi penangkapan ikan sebagian besar adalah hasil tangkapan dari Rawapening. Setiap tahun dilaksanakan penangkapan ikan oleh sekitar an orang nelayan sehingga jumlah populasi ikan setiap tahunnya terus menurun. Usaha yang telah dilaksanakan adalah kegiatan restocking ikan yaitu penebaran benih ikan di perairan umum serta pembinaan kepada kelompok nelayan agar membuat kesepakatan pada bulan tertentu tidak melaksanakan aktivitas penangkapan. f) Memfasilitasi kredit usaha perikanan melalui program KUR dan KKPE melalui kerjasana dengan pihak perbankan khususnya bank daerah dan BUMN (Bank Jateng dan BRI) g) Untuk dapat menembus pasar yang lebih besar dan supaya dapat bersaing dengan produk dari wilayah lain, telah diupayakan peningkatan kualitas dan produktivitas ikan dengan peremajaan induk berupa pemberian bantuan calon induk ikan bersertifikat kepada masyarakat untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan dan melaksanakan intensifikasi budidaya perikanan yang berkelanjutan dengan menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB). Selain itu dilaksanakan kegiatan promosi produk-produk perikanan Kabupaten Semarang kepada masyarakat luas agar semakin dikenal luas dan terbuka peluang pasar yang lebih luas. Tahun IV - 123

230 MISI II Urusan Perdagangan 7. Urusan Perdagangan Perdagangan sebagai salah satu kekuatan pendorong pembangunan ekonomi daerah diharapkan dapat berperan dalam pengembangan iklim usaha yang kompetitif. Tujuannya adalah untuk membangun perilaku bisnis yang sehat, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelaku usaha. Iklim usaha yang kodusif akan meningkatkan efisiensi alokasi dan penggunaan sumberdaya ekonomi didalam negeri, sehingga dunia usaha akan mempunyai daya saing yang tinggi terutama dalam menghadapi pasar global. a. Program Urusan Perdagangan Program urusan perdagangan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai berikut: 1) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 3) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 4) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan b. Realisasi Keuangan Total anggaran dan realisasinya untuk urusan perdagangan selama Tahun 2010 s.d. Triwulan I Tahun 2015 adalah sebagaimana tabel berikut: No Tabel 4.67 Anggaran dan Realisasi Urusan Perdagangan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Anggaran Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , ,00 96, , ,00 98, , ,00 91, , ,00 95, , ,00 98, , ,00 3,72 Triwulan I Sumber: DPPKSumber DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % Tahun IV - 124

231 MISI II Urusan Perdagangan c. Capaian Kinerja Adapun capaian indikator kinerjan Urusan Perdagangan Tahun 2010 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4.68 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2010 s.d 2015 Triwulan I Tahun Indikator Ekspor bersih perdagangan (US $ 000) Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal , , , , , , Target , Triwulan I 265, Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 1) Ekspor - Impor Kegiatan ekspor-impor di Kabupaten Semarang didominasi tekstil dan produk turunannya; yaitu konveksi dan garmen. Selama Tahun , ekspor bersih di Kabupaten Semarang menunjukkan gerakan yang fluktuatif (naik turun). Fluktuasi ini dipengaruhi oleh: a) Kondisi perekonomian negara tujuan ekspor; b) Nilai Kurs mata uang; c) Adanya iklim usaha yang kondusif di dalam negeri; d) Keunggulan bersaing produk local terhadap produk sejenis di pasaran internasional; e) Kebutuhan bahan baku/aksesoris produk dan peralatan impor oleh perusahaan di Kabupaten Semarang. Capaian angka ekspor bersih pada Tahun 2014 sebesar US$ ,94 sudah melampaui target akhir RPJMD di Tahun 2015 sebesar US$ ,99. Meskipun demikian, capaian angka ekspor bersih Tahun 2014 diharapkan dapat lebih besat pada akhir Tahun 2015 nanti. Tahun IV - 125

232 MISI II Urusan Perdagangan 2) Cakupan Bina Kelompok Pedagang Usaha Informal Dalam Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Tahun , Pembinaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal difokuskan pada pembinaan kelompok Pedagang Kaki Lima. Hal ini mengingat besarnya kontribusi sektor informal PKL dalam mendukung penyediaan lapangan pekerjaan secara mandiri. Pembinaan PKL diharapkan akan dapat mendukung program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Semarang. Pembinaan kelompok PKL dilaksanakan melalui Program Pembinaan Pedagang kaki Lima dan Asongan. Tabel 4.69 BINA KELOMPOK PEDAGANG /USAHA INFORMAL TAHUN No Kecamatan s/d Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 s/d Tahun Ungaran Barat Ungaran Timur Pringapus Bergas Bawen Ambarawa Jambu Bandungan Sumowono Tuntang Pabelan Banyubiru Suruh Tengaran Getasan Susukan Bringin Kaliwungu Bancak TOTAL Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Tahun IV - 126

233 MISI II Urusan Perdagangan Capaian bina kelompok pedagang/usaha informal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini karena adanya dukungan penuh untuk penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima dan pertumbuhan ekonomi lokal yang cukup dinamis sehingga memberi ruang tumbuh bagi pedagang kaki lima. Pada Tahun 2014 capaian cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal sebanyak 855 orang, ini telah melampaui total target pembinaan sebanyak 500 orang selama rentang waktu d. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a) Adanya keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana; b) Kurangnya pemahaman pedagang tentang Perda ataupun peraturan bupati tentang Pedoman Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan bupati tentang Usaha Pedagang Kaki Lima. c) Kurangnya kesadaran masyarakat terutama pelaku usaha akan pentingnya perlindungan terhadap konsumen dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan standar produk yang memenuhi ketentuan perlindungan konsumen dan masih banyaknya peredaran barang yang belum memenuhi standar yang telah ditentukan; d) Kurangnya kesadaran akan pentingnya legalitas usaha; e) Kurangnya jaringan pemasaran produk lokal dan kecintaan terhadap produk dalam negeri; f) Tidak terjaganya kebersihan, ketertiban dan keamanan di kawasan usaha PKL; g) Kurangnya kemampuan permodalan pedagang kaki lima sehingga sulit mengembangkan usaha 2) Solusi Solusi atas permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang terjadi pada sektor perdagangan: a) Optimalisasi SDM dan pemanfaatan sarana prasarana yang ada; b) Mengadakan sosialisasi dan pemahaman tentang pelaksanaan peraturan daerah maupun peraturan bupati secara periodik dan terus Tahun IV - 127

234 MISI II Urusan Perdagangan menerus, supaya pedagang mentaati peraturan bupati tentang Pedoman Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Bupati tentang Tempat Usaha Pedagang Kaki Lima; c) Melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap peredaran barang secara berkelanjutan; d) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya legalitas usaha melalui pembinaan dan sosialisasi peraturan perijinan usaha; e) Meningkatkan promosi penggunaan produk lokal melalui pameran; f) Pembinaan K3 secara berkelanjutan dan penataan tempat usaha PKL; g) Memfasilitasi akses permodalan bagi PKL dengan lembaga keuangan. Tahun IV - 128

235 MISI II Urusan Perindustrian 8. Urusan Perindustrian Pelaksanaan urusan Perindustrian diarahkan untuk meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam struktur industri. Adapun sasaran kebijakan adalah meningkatkan jumlah klaster-klaster industri. Pembangunan industri di Kabupaten Semarang memacu pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat merangsang sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku bagi industri. Disisi lain, sektor jasa yang turut berkembang antara lain adalah lembaga keuangan, lembaga pemasaran/periklanan, lembaga pelatihan ketrampilan dan rumah makan. Hal tersebut juga berdampak pada meluasnya kesempatan kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli) sebagai ukuran tumbuhnya perekonomian. a. Program Urusan Perindustrian Program yang dilaksanakan untuk mewujudkan target yang direncanakan pada Urusan Perindustrian, dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yang terdiri dari: 1) Program Peningkatan Kapasitas IPTEK 2) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 3) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 4) Program Penataan Struktur Industri 5) Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial b. Realisasi Keuangan Dalam kegiatan perekonomian di Kabupaten Semarang, sektor industri mempunyai peran yang cukup penting, hal ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi sektor industri terhadap PDRB berdasarkan harga konstan yang selalu berada diperingkat pertama. Total anggaran dan realisasinya untuk urusan perindustrian selama Tahun 2010 s.d. Triwulan I Tahun 2015 adalah sebagai berikut; Tahun IV - 129

236 MISI II Urusan Perindustrian No Tabel 4.70 ANGGARAN DAN REALISASI URUSAN PERINDUSTRIAN TAHUN Triwulan I Tahun Anggaran Anggaran (Rp) Jumlah Realisasi (Rp) , ,00 88, , ,00 95, , ,00 98, , ,00 97, , ,00 88, TW I , ,00 4,40 Sumber: DPPKAD Kabupaten Semarang Catatan: Tahun Angka setelah Audit Laporan Keuangan Tahun 2014 Angka sebelum Audit Laporan Keuangan % c. Realisasi Capaian Kinerja Adapun capaian indikator kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2010 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4.71 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2010 s.d 2015 TW I Tahun Indikator Kontribusi sektor industri terhadap PDRB *) (Rp) Pertumbuhan industri (%) Cakupan bina kelompok pengrajin ,66 3,38 39, , , , , ,10 2,30 78, ,09*) 1,71 64,08 Target ,768, Triwulan I 6,768, Sumber: Dinas Koperasi UMKM dan Perindag *) Angka Prediksi Bappeda dan BPS Tahun IV - 130

237 MISI II Urusan Perindustrian 1) Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri diukur dari penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu. Grafik 4.1 PENERBITAN TANDA DAFTAR INDUSTRI TAHUN Sumber: Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Pertumbuhan industri secara legal formal mengalami penurunan mulai dari Tahun Pada Tahun 2014 dari target pertumbuhan industri sebesar 7.9% hanya tercapai 1.71%. Dengan melihat tren penurunan angka pertumbuhan industri, di akhir Tahun 2015 target 9.04% sangat sulit dicapai. Kurangnya pencapaian target pertumbuhan industri disebabkan adanya salah satu persyaratan TDI yang harus melampirkan IMB, HO dan UKL/UPL sehingga banyak pengusaha Industri Kecil yang tidak mampu memenuhi persyaratan dalam mengurus TDI. Disamping itu juga kurangnya minat dari para pengusaha IKM untuk mengurus perizinan usaha. 2) Cakupan Bina Kelompok Pengrajin Di akhir Tahun RPJMD ditargetkan, indikator cakupan bina kelompok pengrajin sebesar 56%. Pada Tahun 2014, realisasi jumlah kelompok pengrajin yang terbina telah mencapai 64.08%. Pencapaian ini Tahun IV - 131

238 MISI II Urusan Perindustrian dikarenakan adanya masukan yang cukup memadai yaitu sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan cukup di dalam pembinaan. Juga karena sudah terbentuknya kelompok-kelompok IKM per komoditas dalam klaster sehingga memudahkan dalam akses pembinaan. Grafik 4.2 CAKUPAN BINA KELOMPOK PENGRAJIN Sumber: Dinas Koperasi UMKM dan Perindag d. Permasalahan dan Solisi Permasalahan yang dihadapi untuk mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan antara lain; 1) Permasalahan a) Keterbatasan peralatan dan sarana penunjang praktek pelatihan; b) Kurangnya penerapan teknologi tepat guna; c) Kurangnya penguasaan teknologi informasi dan pemasaran IKM; d) Kurangnya motivasi pelaku usaha untuk lebih inovatif mengembangkan usahanya; e) Peserta pelatihan kesulitan untuk mempraktekkan hasil pelatihan karena keterbatasan alat yang dimiliki di tempat usaha masing masing. f) Masih dipersyaratkannya IMB, HO dan UKL/UPL dalam pengurusan Tanda Daftar Industri oleh pelaku usaha Tahun IV - 132

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2014 DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG BUPATI SEMARANG KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 2015 BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM. A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM. A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN I. DASAR HUKUM A. Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam

Lebih terperinci

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 8 TAHUN 2016 Tanggal : 30 December 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2017 KODE TIDAK

Lebih terperinci

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2011

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2011 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI SEMARANG TAHUN 2011 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG 2012 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... ii iv BAB I Pendahuluan... 1 A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum Daerah... 2 1. Kondisi Geografis Daerah... 2 2. Gambaran Umum Demografis... 4 3. Kondisi Ekonomi...

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Peraturan Daerah Nomor : 13 TAHUN 2016 Tanggal : 20 Desember 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2017 KODE 1 1.01 Urusan Wajib Pelayanan Dasar 85.515.105.50 1.046.242.393.30 480.839.256.00

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 061/0217/2016 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 061/0217/2016 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG NOMOR 061/0217/2016 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG, Menimbang a. bahwa sebagai prioritas dan sasaran program

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 14 TAHUN 2013 Tanggal : 23 December 2013 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1.01.01 Dinas

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01 LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2008 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 5TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2013 Tanggal : 31 Desember 2013 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE TIDAK

Lebih terperinci

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Raperda APBD TA. 2018 Nomor :... Tanggal : 13 Nopember 2017 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2018 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH 1 1.01 Urusan Wajib Pelayanan Dasar 198.400.634.00

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN DAN DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1 1.01 Urusan Wajib 2.367.639.809.00

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal

Lebih terperinci

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Raperda APBD TA. 2017 Nomor : --- Tahun 2016 Tanggal : 14 Nopember 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2017 KODE 1 1.01 Urusan Wajib Pelayanan Dasar 85.515.105.50 790.283.942.30

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... ii iv BAB I Pendahuluan... 1 A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum Daerah... 2 1. Kondisi Geografis Daerah... 2 2. Gambaran Umum Demografis... 4 3. Kondisi Ekonomi...

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008 ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 organisasi perangkat daerah sebagai unsur staf. b. Dasar hukum perda ini adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II Peraturan Daerah Nomor : 08 Tahun 2012 Tanggal : 27 Desember 2012 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN ANGGARAN 2013 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH 1 1.01 Urusan Wajib 1.034.879.399.416,08

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun 2016 Tanggal : 8 Januari 2016 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1.01.01 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( LPPD ) KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( LPPD ) KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( LPPD ) KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU TAHUN 216 KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

Lebih terperinci

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit)

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG DINAS-DINAS DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Hal. i. v x LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 iv

Hal. i. v x LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 iv D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB. I PENDAHULUAN... A. Dasar Hukum... B. Gambaran Umum Daerah... 1. Kondisi Geografis Daerah... 2. Gambaran Umum Demografis... 3. Kondisi

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LOMBOK UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 SERI D NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT

Lebih terperinci