PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI. I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI. I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia"

Transkripsi

1 PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian prototipe mesin pemipil khusus jagung model PJM4-Balitsereal dengan tipe kipas pembersih sentrifugal dan digerakkan oleh enjin 6,5 HP pada tahun 2008 di petani, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemipilan jagung dengan PJM4-Baltisereal dengan tipe kipas pembersih aksial dan digerakkan enjin 12 HP oleh Kelompok Pemuda Petani pada tahun 2007 dan 2008 di Kecamatan Pleihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil pengujian PJM4-Balitsereal di Moncong Loe menunjukkan bahwa kapasitas pemipilan berkisar 2.343, ,60 kg/jam dengan kehilangan hasil 0,51-0,63% dan biji tidak terpipil 0,47-0,58%. Kadar air biji jagung Varietas BISI 2 sebelum dipipil adalah berkisar 20-22,6%. Bobot jagung tongkol yang dipipil dalam pengujian ini sejumlah 10,72 ton. Klasifikasi butir rusak 5,62% termasuk mutu III dan kadar kotoran 0,57% termasuk mutu I berdasarkan SNI Selain itu prototipe PJM4-Balitsereal dioperasikan oleh petani yang belum pernah menggunakan, tetap sangat efisien, yaitu efisiensi pemipilan 99,47-99,54%. Pemanfaatan mesin PJM4-Balitsereal tipe 12 HP di Plehari untuk memipil jagung sejumlah 26 ton pada musim hujan 2007 dan 68 ton pada tahun Pemipilan jagung tongkol sejumlah 26 ton diperlukan waktu 13 jam dan pemakaian solar 25,4 liter. Sedangkan pemipilan jagung tongkol sejumlah 68 ton diperlukan waktu 48 jam dan pemakaian solar sejumlah 112,4 liter. Jumlah tenaga orang yang digunakan adalah tujuh orang. Kata kunci: Pemipil Jagung, PJM4-Balitsereal, mutu jagung. PENDAHULUAN Di Indonesia jagung dibudidayakan pada lingkungan yang beragam. Jagung di produksi sekitar 79% areal pertanaman jagung terdapat di lahan kering, sisanya terdapat di sawah irigasi 11% dan sawah tadah hujan 10% (Mink et al. 1987). Dewasa ini data lingkungan budidaya jagung tersebut telah mengalami pergeseran dan diestimasi bahwa areal pertanaman jagung pada lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan meningkat berturutturut menjadi 10-15% dan 20-30%, terutama pada areal produksi jagung komersial (Kasryno 2002). Petani umumnya menanam jagung pada awal musim hujan dan panen pada saat curah hujan masih tinggi. Dalam kondisi tersebut terdapat peluang infeksi cendawan antara lain Aspergillus flavus yang mengeluarkan racun aflatoksin. Jamur tersebut optimum pertumbuhannya pada suhu 26ºC 32ºC pada kadar air biji diatas 17,55% dan kelembaban nisbi 83%-85% (Darmaputra et.al.1998). Umumnya, petani panen jagung dengan rangkaian proses sebagai berikut : panen dengan menebang tanaman jagung, petik jagung dari batang yang telah ditebang, kupas klobot, tongkol jagung dimasukkan ke dalam karung, diangkut ke rumah untuk dianginanginkan jika cuaca hujan di bawah rumah panggung atau di dalam rumah batu petani di Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dan dijemur jika cuaca cerah (Firmansyah et.al. 2007). Sedangkan proses panen oleh Kelompok Pemuda Tani di 690 I.U.Firmansyah : Pengujian Mesin Pemipil Jagung Model PJM4-Balitsereal di Petani

2 Kecamatan Pleihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan sama dengan petani di Moncong Loe. Perbedaannya cara penyimpanan tongkol jagung hasil panennya adalah tongkol jagung di dalam karung disimpan dalam gudang semi permanen oleh petani di Pleihari (Firmansyah, I.U. et.al. 2007), sedangkan tongkol jagung dihamparkan di bawah atau di dalam rumah petani di Moncong Loe. Umumnya pemipilan jagung yang dilakukan petani di Kabupaten Tanah Laut segera dilakukan setelah panen pada saat kadar air biji masih diatas 20 %, sehingga enam persen (6%) dari sampel biji petani, produk jagung pipilannya pecah lebih 3% dan kadar kotoran lebih dari 2%. Sedangkan butir pecah maksimum 3% dan kadar kotoran maksimum 2% berdasarkan SNI Jagung tongkoldalam karung hasil panen Kelompok Pemuda Tani setelah panen disimpan sementara dan dipipil jika harga jagung pipilan telah sesuai keinginan masing-masing anggotanya. Kadar air biji jagung yang disimpan juga masih berkisar 19-20%. (Firmansyah, I.U. et.al. 2006). Jagung tongkol yang dipipil pada kadar air > 20%, berpeluang biji pecah. Biji pecah dapat menyebabkan kadar aflatoksin meningkat dan hasil penelitian Echandi (1986) menyatakan bahwa jagung dipecahkan sampai 100%, kandungan aflatoksin mencapai 42 ppb pada jagung hibrida kuning dan 26 ppb pada jagung bersari bebas yang disimpan selama 4 hari pada suhu 30ºC. Menurut Tastra (1997) menunjukkan bahwa mesin pipil jagung SENAPIL mempunyai kapasitas kerja efektif dengan daya motor bakar penggerak 7 HP apabila dipergunakan untuk memipil tongkol jagung dengan diameter >5 cm adalah 1,1 ton/jam.untuk diameter tongkol <5,0 cm dan >2,5 cm, masing masing adalah 1,3 ton/jam dan 0,8 ton/jam/2 orang dan butir rusak 3 6%. Hasil pengujian tersebut tidak ada informasi kotoran yang tercampur dan biji pecah. Untuk itu dalam pengujian PJM4-Balitsereal butir jagung hasil pemipilannya dianalisis mutu fisiknya berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SIN). Tujuan penelitian ini adalah menguji prototipe mesin pemipil jagung model PJM4-Balitsereal (tipe kipas pembersih sentrifugal, 6,5 HP, Solar) di tingkat petani Kecamatan Mocong Loe, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan dan pemanfaatan model yang sama (tipe kipas pembersih aksial, 12 HP, Solar) di Kelompok Pemuda Tani, Kecamatan Pleihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. BAHAN DAN METODE Bahan Prototipe mesin pemipil khusus jagung model PJM4-Balisereal (Kipas sentrifugal, 6,5 HP, Solar), yang tipe kipas pembersih sentrifugal dan ukuran daya enjin penggerak 6,5 HP. Bahan bakar minyak Solar yang dipakai sebagai sumber energi. Mesin ini dibuat di Instalasi Rekayasa dan Laboratorium Pascapanen, Balitsereal. Uji mekanisme Model PJM4-Balitsereal dilakukan di Bengkel. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian di tingkat petani pada tahun 2008 di Sulawesi Selatan. Petani jagung yang dimaksudkan adalah petani yang menanam sejumlah varietas unggul (hibrida dan atau bersari bebas) produk perusahaan swasta serta produk Balitsereal. Varietas jagung hibrida BISI 2 sebagai bahan uji. Metode Pengujian prototipe model PJM4- Balitsereal dilakukan di tingkat petani lahan kering, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. pada tahun Model PJM4- Balitsereal (Kipas Sentrifugal, 6,5 HP, Solar) digunakan memipil jagung varietas BISI2 dengan kisaran kadar air biji jagung tongkol adalah 20-22,6%. Jagung tongkol yang dipipil sejumlah 10,72 ton. Putaran selinder perontok pada pengujian ini ditetapkan 700 RPM, sesuai hasil pengujian di laboratorium lapang (Firmansyah et.al. 2007). Selama kegiatan pemipilan berlangsung, akan dilakukan 691 Seminar Nasional Serealia 2011

3 pengamatan dan pengukuran beberapa parameter seperti :Bobot biji utuh, rusak, tidak terpipil, dan benda-benda asing dari setiap sampel dari lubang pengeluaran (outlet),laju pemasukan bahan (feed rate), dan kebutuhan tenaga kerja operator dan pembantu. Dari analisis contoh/sampel, waktu, efisiensi dan kapasitas pemipilan, dari lubang pengeluaran utama biji laju kerusakan biji dan kehilangan hasil dapat dihitung dengan Persamaan (1) (Puslit Engineering Teknologi Pertanian, 1990 ): A = B + C + D...(1) Dimana A = Total bobot jagung yang dipipil perunit waktu tertentu minimal tiap 30 menit B = Bobot biji jagung (utuh dan rusak) dari lubang outlet utama per unit waktu tertentu C = Bobot biji yang tidak terpipil dari semua lubang outlet per unit waktu tertentu. D = Bobot biji tercecer bersama tongkol maupun tercecer. Persentase biji rusak dihitung dengan Persamaan (2): E % biji rusak x 100%... (2) F E = Bobot biji rusak dari sejumlah sampel tertentu yang diambil dari lubang (outlet) utama dari biji jagung F = Jumlah bobot total dari sejumlah sampel tertentu yang diambil dari lubang (outlet ) utama. Persentase kehilangan hasil dihitung dengan Persamaan (3): G % kehilangan hasil x 100%...(3) A G = Jumlah ber biji jagung utuh, rusak dan tidak terpipil yang keluar dari semua lubang (outlet) kecuali outlet utama biji jagung Persentase biji jagung tidak terpipil dihitung dengan Persamaan (4): H % biji tidak terpipil x 100%...(4) A H = Bobot biji jagung yang tidak terpipil dari semua lubang pengeluaran (outlet) per unit waktu tertentu Persentase kotoran dihitung dengan Persamaan (5): Bobot kotoran % kotoran x 100 % Bobot contoh sampel...(5) Efisiensi pemipilan jagung dihitung dengan Persamaan (6): Efisiensi pemipilan 100% H% X%... (6) HASIL DAN PEMBAHASAN Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pengujian mesin pemipil khusus jagung model PJM4-Balitsereal dengan tipe kipas pembersih sentrifugal, daya motor penggerak 6,5 HP dan memakai bahan bakar minyak Solar telah diuji di petani lahan kering pada kisaran berat jagung yang dipipil (A) adalah 524,5-4004,7 kg jagung tongkol dengan ratarata 2675,3 kg dan berat biji jagung utuh dan rusak (B) adalah kg jagung tongkol dengan rata-rata 2271,1 kg. Jagung tongkol yang dipipil pada kadar berkisar 20-22,6%, biji yang tidak terpipil berkisar 2,78-23,19 kg Menurut Thahir et.al. (1988) bahwa kadar air biji jagung ± 18 % yang baik untuk dipipil. Petani jagung lahan kering telah mengetahui bahwa pada saat proses pemipilan jagung, mesin pemipil perlu alas plastik agar kehilangan hasil karena tercecer dapat ditekan (Tabel 1). 692 I.U.Firmansyah : Pengujian Mesin Pemipil Jagung Model PJM4-Balitsereal di Petani

4 Tabel 1. Bobot tongkol jagung, biji utuh, rusak, tidak terpipil, dan tercecer pada uji PJM4- Balitsereal 6,5 HP di Petani, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan Uraian Petani Petani 2 Petani 3 Petani 4 Kisaran Rata-rata 1 A (kg) 524,5 2403,4 4004,7 3769,5 524,5-4004,7 2675,3 B (kg) ,1 C (kg) 2,78 13,56 23,19 17,76 2,78-23,19 14,37 D (kg) 0,00 0,00 0,00 0,0 0,00 0,00 A = Total bobot jagung tongkol yang dipipil per unit waktu tertentu. B = Bobot biji jagung pipilan (utuh dan rusak) darilubang outlet utama per unit waktu tertentu. C = Bobot biji jagung tidak terpipil dari semua lubang outlet dari per unit waktu tertentu. D = Bobot biji jagung pipilan tercecer dan bersama tongkol maupun tercecer. - Tidak ada jagung pipilan tercecer dan bersama tongkol, karena dialasi dengan alas plastik ukuran 10 m x10m. - Varietas jagung BISI 2 dan kisaran kadar air biji 20-22,6% Tabel 2. Rata-rata sampel bobot biji rusak dari dan jumlah bobot total, dan persentase biji jagung pipilan rusak pada uji PJM4-Balitsereal tipe 6,5 HP, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan. Maros E (g) 13,83 7,6 0,83 0,26 5,62 F (g) Persentase biji rusak (%) 13,83 7,6 0,83 0,26 5,62 E = Bobot biji jagung pipilan rusak dari sejumlah sample dari lubang out let utama. F = Jumlah berat total dari sejumlah sample yang diambil dari lubang out let utama -Biji jagung pipilan rusak akibat pukulan gigi perontok pada saat proses pemipilan sedang berlangsung. Prototipe PJM4-Balitsereal yang diuji di tingkat petani lahan kering juga memperlihatkan persentase biji rusak akibat pukulan gigi perontok (Peg tooth) pada putaran poros selinder perontok awal 700 RPM, yaitu berkisar 0,26-13,83% dan rata-rata 5,62% (Tabel 2). Nilai ini masih diijinkan menurut klasifikasi dan mutu fisik SNI dan termasuk mutu III. Agar bisa menjadi mutu I, selain menggunakan mesin ini pada putaran selinder perontoknya 700 RPM, juga kadar air biji jagung tongkol harus diturunkan lagi menjadi ± 18 %. Parameter uji kinerja prototipe model PJM4-Balitsereal lainnya adalah persentase kehilangan hasil biji jagung pipilan dan biji jagung yang masih melekat pada tongkol / janggel akibat keluar melewati lubang pembuangan tongkol / janggel dan kotoran. Nilai ini adalah berkisar 0,51-0,63% dan rata-rata adalah 0,57% (Tabel 3). Umumnya biji jagung yang keluar lewat lubang pembuangan ukuran berkisar 2 mm. Hal ini bisa diatasi dengan pengaturan udara masuk yang berada di rumah kipas pembersih dengan menutup lebih rapat lagi. Pengaturan udara masuk ke dalam rumah kipas pembersih belum dilakukan dengan baik oleh operator mesin ini walau sebelum pengujian telah diberitahu. Berdasarkan pengamatan pada saat pengujian model PJM4-Balitsereal biji tidak terpipil hanya terdapat di tempat pembuangan tongkol / janggel saja dan persentase biji tidak terpipil berkisar 0,47-0,58% dan rata-rata adalah 0,54% saja (Tabel 4). Untuk menekan biji tidak terpipil antara lain kadar air biji jagung tongkol yang akan dipipil adalah ± 18 %, atau jika petani tidak mampu menurunkan kadar air biji jagung tongkol putaran selinder perontok bisa ditambah menjadi 800 RPM. Hal ini tetap aman dengan putaran selinder perontok sampai 800 RPM, biji pecah masih termasuk mutu III SNI pada analisis mutu fisik di laboratorium, Kalimantan Selatan pada model lainnya yaitu PJM4- Balitsereal, tipe 12 HP (Firmansyah et.al. 2007). 693 Seminar Nasional Serealia 2011

5 Tabel 3. Jumlah bobot biji jagung pipilan utuh, rusak, dan biji jagung tidak terpipil dan persentase kehilangan hasil pada uji PJM4-Balitsereal tipe 6,5 HP di Petani, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan G (kg) 2,88 15,16 24,94 19,37 15,5 A (kg) 524, , ,1 3769, ,5 Persentase 0,55 0,63 0,62 0,51 0,57 kehilangan hasil (%) G = Jumlah bobot biji jagung pipilan utuh, rusak, tidak terpipil yang keluar dari semua lubang (out let ) kecuali lubang out let utama biji jagung. A = Total bobot biji jagung yang dipipil per unit waktu tertentu. Tabel 4. Bobot biji jagung tidak terpipil dan persentase biji tidak terpipil pada uji PJM4- Balitsereal tipe 6,5 HP di petani, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan. Maros H (kg) 2,78 13,56 23,19 17,76 14,32 A (kg) 524, , ,5 2675,5 Persentase biji 0,53 0,56 0,58 0,47 0,54 tidak terpipil (%) H = Bobot biji jagung tidak terpipil dari semual ubang (out let per unit waktu tertentu. A = Total berat biji jagung yang dipipil per unit waktu tertentu. Tabel 5. Rata-rata berat kotoran, persentase kotoran, efisiensi pada uji PJM4-Balitsereal tipe 6,5 HP di petani lahan kering, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan Bobot kotoran (g) 0,2 0,13 0,16 0,56 0,26 Bobot contoh sampel (g) Persentase kotoran (%) 0,2 0,13 0,16 0,56 0,26 Tabel 6. Persentase biji jagung tidak terpipil dan efisiensi pemipilan pada uji PJM4- Balitsereal tipe 6,5 HP di petani, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan Persentase biji 0,53 0,32 0,46 0,46 0,44 tidak terpipil (H ) (%) Efisiensi pemipilan 99,47 99,68 99,54 99,54 99,54 (%) H % = Persentase biji jagung tidak terpipil dari semua lubang out let per unit waktu tertentu -Efisiensi pemipilan = 100% - H% 694 I.U.Firmansyah : Pengujian Mesin Pemipil Jagung Model PJM4-Balitsereal di Petani

6 Hasil penimbangan pada sample biji jagung pipilan yang lewat lubang (out let ) utama adalah berkisar 0,2-0,56 g dan rata-rata 0,26 g per 100 g contoh sample jagung pipilan (Tabel 5).Dengan demikian persentase kotoran pada pengujian prototype PJM4-Balitsereal adalah berkisar 0,2-0,56% dan rataratanya 0,26 %. Nilai ini masih termasuk mutu I berdasarkan SNI. Hasil perhitungan data pada pengujian prototype mesin pemipil khusus jagung mesin PJM4-Balitsereal di tingkat petani sangat efisien dengan nilai efisiensi pemipilan 99,54 % (Tabel 6). Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisis mutu pipilan terhadap sampel jagung pipilan pada pengujian PJM4-Balitsereal tipe 6,5 HP adalah kadar air butir jagung tongkol milik petani umumnya 21,05%. Nilai ini di luar mutu berdasarkan standar mutu SNI. Hal ini disebabkan petani lahan kering panen jagung pada waktu musim hujan dan petani tidak bisa menjemur jagung tongkolnya. Namun demikian rata-rata persentase biji rusak dan pecah akibat pukulan gigi perontok (peg tooth) pada prototipe mesin pemipil kusus jagung dapat mempertahankan rata-rata mutu jagung pipilan dan masing-masing termasuk mutu I dan III. Adanya kipas pembersih sentrifugal pada prototipe mesin ini dapat menekan kadar kotoran sehingga hanya 0,27%. Nilai kadar kotoran ini termasuk mutu I. Diluar pengaruh proses pemipilan, klasifikasi butir warna lain umumnya termasuk mutu I. Nilai ini dapat dicapai karena benih jagung petani cukup baik sehingga tidak ada varietas lain yang tercampur dan tidak ada proses pengeringan. Proses pengeringan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna biji sehingga butir warna lain dapat meningkat. Tabel 7. Rata-rata kadar air, butir utuh, butir pecah, persentase butir rusak, kadar kotoran, warna lain pada uji PJM4-Balitsereal tipe 6,5 HP di petani l, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan Klasifikasi mutu SNI Petani 1 Petani 2 Petani 3 Petani 4 Kisaran Ratarata Mutu SNI Kadar air (%) 22,6 21, ,6 21,05 a Butir utuh (%) 85,66 87,33 96,06 97,53 85,66-97,53 91,65 b Butir pecah (%) 0,46 3,13 2,33 1,36 0,46-3,13 1,82 I Butir rusak (%) 13,23 7,6 0,83 0,26 0,26-13,23 5,48 III Kadar kotoran (%) 0,23 0,13 0,16 0,56 0,13-0,56 0,27 I Warna lain (%) I - a : Kadar air butir jagung pipilan di luar mutu SNI - b : Tidak termasuk klasifikasi mutu SNI Rata-rata laju pemasukan jagung tongkol ke dalam lubang pemasukan utama (hopper) pada pengujian model PJM4-Balitseral adalah 39 kg per menit (Tabel 8). Nilai ini masih dibawah anjuran antara kg/menit, karena operator belum biasa menggunakan mesin ini. Dengan rata-rata laju pemasukan jagung tongkol tersebut maka waktu efektif pada proses pemipilan ini berkisar dari 13,43-102,54 (Tabel 8). Nilai ini tergantung jumlah jagung tongkol yang dipipil. Jumlah jagung tongkol yang dipipil berkisar dari 524,5-4004,7 kg (Tabel 1). Total waktu pemipilan terdiriri atas waktu persiapan, proses pemipilan, dan berhenti operasi sejenak untuk pengarungan jagung pipilan adalah berkisar menit tergantung jumlah jagung yang dipipil. Kapasitas pemipilan efektif pada prototipe mesin model PJM4-Balitsereal adalah 2.343,5 kg/jam pada putaran selinder perontok awal 700 RPM. Pada 700 RPM dengan motor penggerak 6,5 HP, mesin pemipil ini mengkonsumsi bahan bakar solar sejumlah 0,12 l/jam. 695 Seminar Nasional Serealia 2011

7 Tabel 8. Rata-rata laju pemasukan bahan, waktu efektif dan total waktu, kapasitas efektif, konsumsi pemakaian bahan bakar, dan kebutuhan tenaga operato pada uji PJM4-Balitsereal tipe 6,5 HP, Kec. Moncong Loe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan Uraian Petani 1 Petani 2 Petani 3 Petani 4 Kisaran Ratarata Laju pemasukan bahan 39,05 39,06 39,05 39,05 39,05-39,06 39 (kg/mnt) Waktu efektif (menit) 13,43 61,53 102,54 96,52 13,43-102,54 - Waktu total (menit) Kapasitas pemipilan 2.343, , , , , ,35 efektif (kg/jam) 2.343,60 Konsumsi bahan bakar 0,12 0,12 0,12 0,12-0,12 (ltr/jam) Kebutuhan tenaga operator dan pembantu (orang) Pemanfaatan Mesin Pemipil Jagung PJM4-Balisereal tipe 12 HP di Tinkat Petani lahan Kering, Kecamatan Pleihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel Laporan ketua kelompok petani di Kecamatan Pleihari, Kabupaten Tanah Laut bahwa mesin pemipil khusus jagung PJM4-Balisereal 12 HP, telah memipil jagung sebanyak 26 ton pada MH tahun 2007 dan 68 ton pada MH dan MK tahun 2008.Jagung pipilan sejumlah 68 ton diselesaikan dalam waktu 48 jam dan pemakaian BBM (solar) 112, 4 liter. Pemipilan jagung milik angota kelompok dengan mendatangi rumah para angotanya. KESIMPULAN Pemipilan jagung Varietas BISI-2 pada kadar air berkisar 20-22,6% sejumlah 10,72 ton dengan PJM4- Balitsereal dapat menghasilkan jagung pipilan pada klasifikasi biji rusak 5,62% termasuk mutu III SNI dan klasifikasi kadar kotoran 0,57% termasuk mutu I SNI. Kinerja prototipe mesin pemipil khusus jagung adalah baik, yang diketahui dengan beberapa parameter, yaitu kapasitas pemipilan efektif di tingkat petani adalah 2343,35 kg/jam jagung tongkol dengan laju pengumpanan 39 kg/ menit. Persentase kehilangan hasil dan jagung tidak terpipil, yang masing-masing berturutturut adalah 0,57% dan 91,65%. Selain itu prototipe PJM4-Balitsereal, yang dioperasikan oleh petani yang belum pernah menggunakan, tetap sangat efisien, yaitu dengan efisiensi pemipilan 99,54%. SARAN Masih perlu sosialisasi cara pemipilan jagung dengan mesin pemipil terutama kadar air pada saat dipipil < 20 % dengan tanda apabila biji jagung dtekan dengan kuku tidak membekas pada biji dan biji jagung. DAFTAR PUSTAKA Balitsereal, Renstra Balitsereal halaman (tidak dipiblikasikan) BPS dan Ditjen Produksi Tanaman Pangan, Dharmaputra, O.S., Sunyata, dan W. Wakman Penanganan Pascapanen, serangan serangga, dan cendawan, serta kontaminasi aflatoksin pada jagung. Prosiding dan Lokakarya Nasional Jagung. Badan Litbang Pertanian P Firmansyah I.U, S. Saenong, B. Abidin, Suarni, Y. Sinuseng, J. Tandiabang, W. Wakman, A. Nadjamuddin, A.H. 696 I.U.Firmansyah : Pengujian Mesin Pemipil Jagung Model PJM4-Balitsereal di Petani

8 Talanca, F. Koes, Suwardi, O. Komalasari Proses Pascapanen untuk Menunjang Perbaikan Kualitas Produk Biji Jagung Berskala Industri dan Ekspor. Badan Litbang Pertanian. Puslitbangtan, Balitsereal. Laporan Tengah Akhir. Firmansyah I.U, S. Saenong, B. Abidin, Suarni, Y. Sinuseng, J. Tandiabang, W. Wakman, A. Nadjamuddin, A.H. Talanca, F. Koes, Suwardi, O. Komalasari Proses Pascapanen untuk Menunjang Perbaikan Kualitas Produk Biji Jagung Berskala Industri dan Ekspor. Badan Litbang Pertanian. Puslitbangtan, Balitsereal. Laporan Tengah Akhir. Firmansyah I. U., M. Aqil, Suwardi, Rahmawati. Rekayasa Model Mekanisasi untuk Perbaikan Pascapanen Jagung Mendukung PTT di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Laporan Akhir Tahun. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Kasryno, F Perkembangan Produksi dan Komsumsi jagung dunia selama empat dekade yang lalu dan implikasinya bagi Indonesia. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional Agribisnis jagung di Bogor, 24 Juni Badan Litbang Pertanian Mink, S, D., P. A. Dorosh, and D. H. Pery Corn production systems. In: Timmer (eds). The Corn Economy of Indonesia. P Puslit Teknologi Enjiniring Pertanian Tepat Guna, Prosedur dan Sandi Uji Alat Pemipil Jagung. Departemen Pertanian. P Spott, M.F Design of machine elements. Prentice Hall of India Private Limited. New Delhi Fifth Edition Tastra, I. K., E. Ginting dan Gatot, S.A.F Strategi penerapan teknologi pascapanen primer jagung untuk mendukung pengembangan agribisnis jagung di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Balitjas, September Seminar Nasional Serealia 2011

TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009 ISBN :9789798940279 TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) I.U. Firmansyah

Lebih terperinci

Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung

Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 9789798940293 Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Muhammad Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH. I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia

KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH. I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Permintaan jagung untuk kebutuhan dalam dan luar negeri untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN PRODUKSI DAN PASCAPANEN JAGUNG

KELEMBAGAAN PRODUKSI DAN PASCAPANEN JAGUNG Tataniaga Jagung I G.P. Sarasutha, Suryawati, dan Margaretha SL. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman jagung pada masa yang akan datang difokuskan

Lebih terperinci

KINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM

KINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM I.U. Firmansyah: Kinerja Prototipe Mesin Sosoh. KINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Sorgum (Sorghum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan Subandi Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Jagung mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK Pengembangan pertanaman jagung akan lebih produktif dan berorientasi pendapatan/agribisnis, selain

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI Oleh: Ir. Nur Asni, MS Jagung adalah komoditi penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Provinsi

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk

Lebih terperinci

PENEKANAN KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PERONTOKAN GANDUM

PENEKANAN KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PERONTOKAN GANDUM I.U. Firmansyah: Penekanan Kehilangan Hasil pada. PENEKANAN KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PERONTOKAN GANDUM I.U. Firmansyah Balai Peneltian Tanaman Serealia ABSTRAK Konsumsi pangan berbasis gandum pada

Lebih terperinci

Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan)

Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan) Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan) Margaretha Sl, dan Rahmawati Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274, Maros Sulawesi

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Penanganan Pascapanen Jagung

Penanganan Pascapanen Jagung Penanganan Pascapanen Jagung I.U. Firmansyah, M. Aqil, dan Yamin Sinuseng Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Penanganan pascapanen merupakan salah satu mata rantai penting dalam usahatani

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG

PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG I.U. Firmansyah: Perbaikan dan Uji Prototipe Mesin PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Produktivitas jagung sangat ditentukan

Lebih terperinci

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG

PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG Rahmawati, Sania Saenong dan E. Y. Hosang Balai Penelitian Tanaman Serealia BPTP NTT ABSTRAK Benih merupakan benda

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS BAB III PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS Uning Budiharti, Putu Wigena I.G, Hendriadi A, Yulistiana E.Ui, Sri Nuryanti, dan Puji Astuti Abstrak

Lebih terperinci

6 IMPLEMENTASI MODEL 6.1 Prediksi Produksi Jagung

6 IMPLEMENTASI MODEL 6.1 Prediksi Produksi Jagung 89 6 IMPLEMENTASI MODEL Rancangbangun model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung ini dapat digunakan sebagai suatu model yang dapat menganalisis penyediaan tepung jagung

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG. Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG. Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK Benih secara struktural adalah sama dengan biji, tetapi secara

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

UJI KERJA ALAT PENGGILING TYPE PALU (HAMMER MILL) DENGAN BEBERAPA JENIS BAHAN PAKAN SEBAGAI BAHAN UJI

UJI KERJA ALAT PENGGILING TYPE PALU (HAMMER MILL) DENGAN BEBERAPA JENIS BAHAN PAKAN SEBAGAI BAHAN UJI UJI KERJA ALAT PENGGILING TYPE PALU (HAMMER MILL) DENGAN BEBERAPA JENIS BAHAN PAKAN SEBAGAI BAHAN UJI Sudigdo, J. Nulik, P. Th. Fernandes, Ati Rubiati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT ABSTRAK

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

ALAT DAN MESIN PANEN PADI ALAT DAN MESIN PANEN PADI Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING Seminar Nasional Serealia, 2013 KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memenuhi persyaratan kriteria mutu jagung yang baik, karena tingginya kadar

Lebih terperinci

Masa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks.

Masa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks. Nama Laboratorium : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian ; Ir. H. Koes Sulistiadji, M.S. Mekanik Traktor roda empat Pengukuran dimensi : - Dimensi unit traktor IK-SP TR4: 2007 butir 1 - Dimensi

Lebih terperinci

Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan Tanpa Olah Tanah

Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan Tanpa Olah Tanah Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 424-429 Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani 84 Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Pascapanen Upaya pemerintah untuk mencapai swasembada beras ditempuh melalui berbagai cara, salah

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.:

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.: INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS Informasi Praktis Balitkabi No.:2015-12 Disajikan pada: Workshop Optimalisasi Pengembangan Mekanisasi Usahatani Kedelai Serpong,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN Faesal 1, Syuryawati 1 dan Tony Basuki 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Penanaman jagung

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT) EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT) Margaretha Sadipun L, Sania Saenong dan Nelson H. Kario Balai Penelitian Sereal

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG 8 Highlight Balitsereal 2008 INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG PTT Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal Untuk peningkatan produksi jagung, komponen-komponen teknologi yang telah dihasilkan dari penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA Zainal Abidin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara ABSTRAK Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir data

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian mutu benih hasil tangkaran dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL LITBANG

LAPORAN HASIL LITBANG SIDa.X.6 LAPORAN HASIL LITBANG Pengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara PROGRAM INSENTIF RISET

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan usahatani jagung yang lebih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan teknologi produksi benih jagung berbasis

Lebih terperinci

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Idris Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Bptp-sultra@litbang.deptan.go.id Abstrak Penyebaran

Lebih terperinci

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat peting, selain padi dan gandum. Jagung juga berfungsi sebagai sumber makanan dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Kabupaten Lombok Timur,

Lebih terperinci

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN : INTRODUKSI MESIN PENGUPAS KACANG TANAH DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS USAHA MIKRO Rhina Uchyani dan Choiroel Anam Staf Pengajar Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS Peer Group PSP-KUMKM LPPM UNS Email:

Lebih terperinci

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob] Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 1 1-16 UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob] Oleh : Octa rahmadian 1, Sugeng

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA Endang Iriani, Munir Eti Wulanjari dan Joko Handoyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah Abstrak.

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL Margaretha S.L. dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok

Lebih terperinci

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin

Lebih terperinci

Fauziah Yulia Andriyani dan Kiswanto: Produktivitas dan Komponen Hasil

Fauziah Yulia Andriyani dan Kiswanto: Produktivitas dan Komponen Hasil Seminar Nasional Serealia, 2013 ISBN: 978-979-8940-37-8 PRODUKTIVITAS DAN KOMPONEN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG Fauziah Yulia Adriyani dan Kiswanto

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan

Lebih terperinci

FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Kalimantan

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu dan Laboratorium Rekayasa dan Bioproses Pascapanen, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASKA PANEN KEDELAI A.

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Jagung

Pedoman Umum. PTT Jagung Pedoman Umum PTT Jagung Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016 i Pedoman Umum PTT Jagung ISBN: 978-979-1159-31-9 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: Februari 2010 Cetakan

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2 M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilakukan di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten

Lebih terperinci

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI 1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Budidaya jagung yang efisien untuk produksi biji harus memperhatikan cara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: padi, konfigurasi penggilingan, susut penggilingan, rendemen giling PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: padi, konfigurasi penggilingan, susut penggilingan, rendemen giling PENDAHULUAN Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling (Rice Milling Machine Configuration to Reduce Losses and Increase Milling Yield) Rokhani Hasbullah, Anggitha Ratri

Lebih terperinci

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) : PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays. L) PADA BERBAGAI PENGELOLAAN GULMA DI KABUPATEN DELI SERDANG Growth and Production of Maize (Zea mays L) in the Various of Weed Control in Distric Deli Serdang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan bahan

Lebih terperinci

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Sukmaraga salah satu varietas jagung bersari bebas yang

Lebih terperinci

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan INTRODUKSI BEBERAPA JAGUNG KOMPOSIT VARIETAS UNGGUL PADA LAHAN KERING DALAM UPAYA MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN DI KABUPATEN SRAGEN (The assessment of introduction of corn composite high yield varieties

Lebih terperinci

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK Faesal 1), Syuryawati 1), dan Tony Basuki 2) 1 ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK

Lebih terperinci

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat, Robi'in: Pengujian daya hasil jagung bersari bebas di lokasi Prima Tani Kabupaten Probolinggo 45 Buletin Teknik Pertanian Vol. 14, No. 2, 2009: 45-49 TEKNIK PENGUJIAN DAYA HASIL JAGUNG BERSARI BEBAS (KOMPOSIT)

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL Faesal 1), Syuryawati 1) dan Evert Hosang 2) 1) Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Nusa

Lebih terperinci

Jember, Juli, 2011 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2011] Rokhani Hasbullah 1), Riska Indaryani 1) Abstrak

Jember, Juli, 2011 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2011] Rokhani Hasbullah 1), Riska Indaryani 1) Abstrak Penggunaan Mesin Perontok untuk Menekan Susut dan Mempertahankan Kualitas Gabah (The Use of Power Thresher to Reduce Losses and Maintain Quality of Paddy) Rokhani Hasbullah 1), Riska Indaryani 1) 1) Departemen

Lebih terperinci

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-14 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian 2. Khusus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Permasalahan umum yang dihadapi dalam pemanfaatan biji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanganan pascapanen komoditas pertanian mejadi hal yang tidak kalah pentingnya dengan penanganan sebelum panen. Dengan penanganan yang tepat, bahan hasil pertanian

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH DASAR UNTUK PEMBINAAN JARINGAN KERJA KABUPATEN SOPPENG. M.Sudjak Saenong dan IGP.Sarasutha Balai Penelitian Tanaman Serealia

PRODUKSI BENIH DASAR UNTUK PEMBINAAN JARINGAN KERJA KABUPATEN SOPPENG. M.Sudjak Saenong dan IGP.Sarasutha Balai Penelitian Tanaman Serealia PRODUKSI BENIH DASAR UNTUK PEMBINAAN JARINGAN KERJA KABUPATEN SOPPENG BEBERAPA INSTANSI DI M.Sudjak Saenong dan IGP.Sarasutha Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian pengembangan teknologi

Lebih terperinci

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH SNI 6128:2015 BERAS Ruang lingkup : SNI ini menetapkan ketentuan tentang persyaratan mutu, penandaan dan pengemasan semua jenis beras yang diperdagangkan untuk konsumsi.

Lebih terperinci

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Jagung pulut merupakan jagung lokal khas Sulawesi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian

Lebih terperinci

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH Endang Iriani, Joko Handoyo dan Cahyati Setiani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Abstrak. Di Jawa Tengah, pada umumnya tanaman jagung

Lebih terperinci

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Faesal 1), E. Hosang 2), Made J. Mejaya 1), dan Sania Saenong 1) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) Balai

Lebih terperinci

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010 Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010 Dalam artikel terdahulu telah disinggung teori Thomas Robert Malthus yang mengatakan bahwa jumlah penduduk

Lebih terperinci

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Februari 2010. Pembuatan desain prototipe dilakukan di laboratorium Teknik

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

KINERJA PROTOTIPE PENGERING ENERGI SURYA MODEL YSD- UNIB12 DALAM MENGERINGKAN SINGKONG

KINERJA PROTOTIPE PENGERING ENERGI SURYA MODEL YSD- UNIB12 DALAM MENGERINGKAN SINGKONG KINERJA PROTOTIPE PENGERING ENERGI SURYA MODEL YSD- UNIB12 DALAM MENGERINGKAN SINGKONG Evanila Silvia dan Yuwana Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu evanila_silvia@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM Dede Satriawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email : satriawan.dede@yahoo.com Yunus Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci