KINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM
|
|
- Widya Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I.U. Firmansyah: Kinerja Prototipe Mesin Sosoh. KINERJA PROTOTIPE MESIN SOSOH TIPE ABRASIF PSA-M3 PADA PROSES PENYOSOHAN SORGUM I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan bahan pangan alternatif pengganti beras dengan kandungan karbohidrat 83%, lemak 3,5%, dan protein berkisar 8-12%. Kandungan protein sorgum tidak kalah dengan kandungan protein beras atau bahan pangan lainnya. Permasalahan sorgum antara lain terdapat tanin pada biji, yang dapat menghambat metabolisme pada tubuh manusia atau hewan yang memakannya. Penurunan kandungan tanin biji sorgum antara lain dengan metode sosoh. Petani umumnya menyosoh sorgum dengan mesin penggiling padi tipe Engelbert, tetapi petani sulit mendapatkan suku cadang sejak adanya larangan Pemerintah penggunaan mesin tersebut untuk padi. Oleh karena itu, untuk menggantikan kebutuhan mesin sosoh sorgum untuk skala rumah tangga petani, dibuat mesin tipe selinder sosoh abrasif PSA-M3. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2010.di Laboratorium Rekayasa dan Pascapanen dan Servis Kimia, Balitsereal, Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja mesin sosoh PSA-M3 pada proses penyosohan sorgum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyosohan biji sorgum Varietas Lokal Selayar yang warna biji Merah dan Hitam agar kandungan di dalam bijinya mendekati 0 % diperlukan tiga kali penyosohan, sedangkan biji warna putih cukup dua kali penyosohan. Biji utuh Varietas Lokal Selayar warna biji Merah dan Hitam setelah disosoh masing-masing 60,00% dan 79,18%, sedangkan biji warna putih 74,88% dari bobot sampel yang diuji. Sisanya berupa biji pecah dan menir. Rendemen sosoh pada penyosohan tersebut 83,16% (Merah), 69,04% (Hitam),dan 81,43% (Putih). Kapasitas PSA-M3 adalah 39,19 kg/jam (Merah), 21,56 kg/jam (Hitam), dan 43,64 kg/jam (Putih). Pada kapasitas penyosohan tersebut, pemakaian bahan bakar premium, masing-masing adalah 1,34 l/jam, 1,56 l/jam, dan 0,70 l/jam. Kata kunci: mesin sosoh sorgum, tipe abrasive PSA-M3 PENDAHULUAN Ancaman krisis pangan mengintip Indonesia pada Dengan prediksi jumlah penduduk 400 juta pada saat itu, kebutuhan beras nasional diperkirakan menepis angka 36 juta ton. Sementara, produksi beras nasional saat ini masih menarinari di kisaran 25 juta ton sampai 29jutaton. Upaya mendongkrak produksi beras, tampaknya bukan perkara gampang. Seperti kita tahu, dalam dua dekade terakhir, telah terjadi pengalihan fungsi lahan pertanian secara massal. Menurut data Badan Pertanahan Nasional (BPN) sekitar hektar lahan pertanian di Pulau Jawa telah disulap menjadi area pemukiman dan industri. Belum lagi daerah lainnya. Fakta ini menunjukkan riskannya ketahanan pangan nasional jika hanya 568
2 Seminar Nasional Serealia, 2013 mengandalkan satu komoditi, yakni beras. Karena itulah upaya pengembangan pangan alternatif yang berbasis umbi-umbian, tanaman pohon atau biji-bijian, menjadi amat penting. Sorgum adalah salah satu pilihan utama. ( Permasalahan sorgum umumnya terdapatnya kandungan tanin pada biji, sehingga perlu suatu proses untuk menghilangkan kulit biji dengan disosoh. Penyosohan secara tradisional dengan alu dan lumpang dengan ditambah percikan air ke biji sorgum yang ditumbuk selain kurang produktif juga menyebabkan terjadinya gumpalan/lempengan padat dari serpihan sorgum dan kulit biji sorgum (Lubis dan Thahir 1994; Sinuseng dan Prabowo 1999; Lubis et al. 1993). Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan bahan pangan alternatif pengganti beras dengan kandungan karbohidrat 83%, lemak 3,5%, dan protein berkisar 8-12%. Kandungan protein sorgum tidak kalah dengan kandungan protein beras atau bahan pangan lainnya. Permasalahan sorgum antara lain terdapat tanin pada biji, yang dapat menghambat metabolisme pada tubuh manusia dan hewan yang memakan biji sorgum. Permasalahan sorgum antara terdapatnya tanin terdapatnya tanin pada biji sorgum, yang dapat menghambat metabolisme tubuh pada manusia dan hewan yang memakan biji sorgum (antinutrisi), tetapi tanin dalam jumlah tertentu juga sebagai antioksidan. Penurunan kandungan tanin biji sorgum antara lain dengan metode sosoh. Petani umumnya menyosoh sorgum dengan mesin penggiling padi tipe Engelbert, tetapi petani sulit mendapatkan suku cadang sejak adanya larangan Pemerintah penggunaan mesin tersebut untuk padi. Oleh karena itu, untuk menggantikan kebutuhan mesin sosoh sorgum untuk skala rumah tangga petani, maka dibuat mesin sosoh tipe abrasif PSA-M3. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja mesin sosoh PSA-M3 pada proses penyosohan sorgum BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010, di Laboratorium Rekayasa dan Pascapanen, dan Laboratorim Servis Kimia, Balitsereal, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Prototipe mesin sosoh tipe abrasif PSA-M3 diuji untuk menyosoh biji sorgum varietas Lokal Selayar dengan warna biji merah, hitam, dan putih. Frekuensi penyosohan masing-masing biji varietas sorgum dilakukan sampai dengan tiga (3) kali. Bobot biji masing-masing varietas yang disosoh sebanyak 10 kg dan diulang sebanyak tiga (3) kali. Parameter yang diukur adalah waktu sosoh (jam), bobot biji sorgum sebelum disosoh (kg), bobot biji sorgum sesudah disosoh (kg) dan kemudian 569
3 I.U. Firmansyah: Kinerja Prototipe Mesin Sosoh. dihitung kapasitas penyosohan (kg/jam) dan rendemen sosoh. Sampel biji sorgum masing-masing varietas sebanyak 100 g dianalisis bobot biji utuh (g), biji pecah (g) dan menir (g). dan kemudian dihitung persentasenya. Gambar 1. Foto Prototipe Mesih Sosoh PSA- M3. Maros, Sulsel Tabel 1. Spesifikasi Prototipe Mesin Sosoh PSA-M3. Maros, Sulsel Spesifikasi Demensi : - Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) 130 Berat tanpa enjin penggerak (kg) 40 Daya enjin penggerak (HP) 10 Bahan Bakar Premium HASIL DAN PEMBAHASAN Demensi Varietas Lokal Selayar dengan warna biji Merah paling besar dibandingkan warna Hitam dan Putih, yaitu panjang 8,13 mm, Lebar 3,99 mm, serta tebal 2,86 mm dan (Tabel 2). Selain itu bobot 1000 bijinya juga paling berat. 570
4 Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 2. Rata-rata demensi biji sorgum varietas lokal selayar warna merah, hitam dan putih sebelum disosoh. Maros, Sulsel PSA-M3 Varietas Lokal Varietas Lokal Varietas Lokal Selayar Merah Selayar Hitam Selayar Putih Panjang (mm) 8,13 7,88 - Lebar (mm) 3,99 3,73 - Tebal (mm) 2,86 2,86 - Diameter (mm) - - 3,11 Bobot 1000 biji (g) 36,59 29,34 15,05 Sumber: Firmansyah et al. (2010). Persentase biji utuh sorgum Varietas Lokal Hitam 79,18 % paling besar dibandingkan Lokal Merah dan Putih dari bobot biji sampel yang disosoh (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa demensi biji sorgum Varietas Lokal Hitam lebih sesuai disosoh dengan PSA-M3. Biji utuh sorgum tersosoh atau disebut dengan beras sorgum dapat dimanfaatkan untuk produk tape, wajik dll, yang memerlukan biji utuh lebih dominan. Tepung sorgum lebih prospektif sebagai bahan pangan olahan dibandingkan beras sorgum (Ginting dan Kusbiantoro 1995). Jadi biji sorgum tersosoh yang biji utuhnya rendah seperti Varietas lokal Selayar warna biji Merah masih dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan tepung. Penepungan secara basah dapat menghasilkan warna tepung lebih putih dibandingkan secara kering (Suarni dan Zakir 2002; Suarni 2004). Namun derajat keputihan dipengaruhi oleh varietas (warna biji) dan kualitas penyosohan. Rendemen sosoh PSA-M3 pada uji penyosohan Varietas Lokal Selayar Merah, Hitam dan Putih, yaitu masing-masing berturut-turut adalah 83,16%, 69,04%, dan 81,43%. Pada rendemen tersebut kandungan tanin pada biji sorgum masingmasing adalah mendekati 0%, yaitu 0,84% (merah), 0,93% (hitam), dan 0,33% (Firmansyah et al. 2010). 571
5 I.U. Firmansyah: Kinerja Prototipe Mesin Sosoh. Tabel 3. Mutu fisik biji sorgum hasil sosoh dan rendemen sosoh pada uji prototipe mesin sosoh PSA-M3. Maros, Sulsel Mutu Fisik *) Rendemen Vaietas Sorgum Utuh Pecah Menir Sosoh Varietas Lokal Selayar Merah 60,00 32,23 4,52 83,16 Varietas Lokal Selayar Hitam 79,18 15,40 5,04 69,04 Varietas Lokal Selayar Putih 74,88 14, 05 7,64 81,43 Keterangan: *) = Mutu fisik biji sorgum tiga kali penyosohan dan pada kandungan tanin mendekati 0 % Sumber: Firmansyah et al. (2010). Kapasitas penyosohan PSA-M3 biji sorgum Varietas Lokal Selayar warna biji putih adalah 43,64 kg/jam dan pemakaian bahan bakarnya 0,70 l/jam.(tabe4). Kapasitas tersebut dicapai pada dua kali. Penyosohan. Hal ini disebabkan kandungan tanin biji tersosoh sudah mendekati 0%, yaitu 0,33% (Firmansyah et al. 2010). Sedangkan penyosohan Varietas Lokal Selayar warna biji Merah dan Hitam agar kandungan tanin biji tersosoh mendekati 0% harus disosoh sampai tiga kali. Oleh karena itu kapasitas sosoh mesin PSA-M3 untuk menurunkan kandungan tanin mendekati 0% lebih rendah, yaitu 39,19 kg/jam (Merah) dan 21,56 kg/jam (Hitam)., karena membutuhkan waktu sosoh lebih lama. Dan pemakaian bahan bakar PSA-M3 lebih banyak, yaitu 1,34 l/jam (Merah) dan 1,56 l/jam (Hitam) (Tabel 4). Tabel 4. Kapasitas penyosohan, pemakaian bahan bakar pada uji prototipe mesin sosoh PSA-M3. Maros, Sulsel PSA-M3 Varietas Lokal Selayar Merah Hitam Putih Kapasitas Penyosohan (kg/jam) 39,19 21,56 43,64 Pemakaian Bahan Bakar (l/jam) 1,34 1,56 0,70 Sumber : Firmansyah et al (Data diolah) KESIMPULAN 1. Kapasitas PSA-M3 berkisar 21,56 43,64,19 kg/jam dan pemakaian bahan bakarnya 0,70 1,56 l/jam pada proses penyosohan biji sorgum Varietas Lokal Selayar Merah, Hitam dan Putih. 2. Biji utuh sorgum tersosoh berkisar 60,00-79,18% dari bobot biji sampel biji sorgum yang disosoh. 572
6 Seminar Nasional Serealia, Rendemen sosoh PSA-M3 berkisar 69,04-83,16% pada proses penyosohan Varietas Lokal Selayar Merah, Hitam dan Putih. 4. Penyosohan Varietas Lokal Putih cukup dua kali sosoh dan Varietas Lokal Merah dan Hitam tiga kali sosoh untuk menekan kandungan tanin pada bijinya mendekati 0%. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. Suarni dan Dr. M. Aqil yang telah memberikan saran-sarannya kepada penulis dan Y. Sinuseng dan Riyadi yang telah merancang dan membuat sehingga terwujudnya mesin sosoh PSA-M3. DAFTAR PUSTAKA Firmansyah, I.U., M, Aqil, Suarni, M. Hamdani, dan O. Komalasari, Penekanan kehilangan hasil pada proses perontokan gandum (1,5%) dan penurunan kandungan tanin sorgum (Mendekati 0%) pada Proses Penyosohan. Laporan Akhir Tahun Balai Peneltian Tanaman Serealia. Maros. p40 Ginting, E. dan B. Kusbiantoro Penggunaan tepung sorgum komposit sebagai bahan dasar dalam pengolahan kue basah (cake). Dalam : Risalah Simposium: Prospek tanaman sorgum untuk pengembangan Agro-industri. Edisi Khusus Balitkabi (4) : p Lubis, S., Tahir dan J. Setiawati Prospek Pengembangan Alat Penyosoh Sorgum di Daerah Demak. Seminar dan Kongres VI. Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (Indonesia Sociaty of agricultural Engineering). Bogor, Desember Kerjasama Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia dengan JICA-ADAET/IPB JTA-9a (132). Hal Lubis, S. Dan R. Thahir, Uji Penampilan Alat Penyosoh Model Solia-SM60 pada Sorgum dan Kedelai. Dalam : E.E. Ananto, Sumihadi. A. Musaddad dan T. Alihamsyah (ed). Prospek Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan, Bogor. Sinuseng, Y dan A. Prabowo Kinerja Alat Penyosoh sorgum. Prosiding Seminar Nasional Alih Teknologi Tepat Guna dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Bandung 23 Nopember 1999.p Suarni dan M. Zakir Studi Sifat Fisikokimia Tepung Sorgum sebagai Bahan Substitusi Terigu. Jurnal Penelitian Pertanian, Puslit Tanaman Pangan Bogor.Vol 20(2). hal Suarni Pemanfaatan Tepung Sorgum untuk Produk Olahan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Pengembangan Pertanian, Bogor. 23(4):
PENEKANAN KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PERONTOKAN GANDUM
I.U. Firmansyah: Penekanan Kehilangan Hasil pada. PENEKANAN KEHILANGAN HASIL PADA PROSES PERONTOKAN GANDUM I.U. Firmansyah Balai Peneltian Tanaman Serealia ABSTRAK Konsumsi pangan berbasis gandum pada
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Permasalahan umum yang dihadapi dalam pemanfaatan biji
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (3) Maksud Penelitian, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud Penelitian, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran, (7) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGELOLAAN PROSES PASCAPANEN SORGUM UNTUK PANGAN
PENGELOLAAN PROSES PASCAPANEN SORGUM UNTUK PANGAN Muhammad Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Sorgum adalah komoditas potensial utama yang diharapkan dapat menjadi sumber pangan, pakan dan
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1
UNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1 Hanim Zuhrotul A 2, Nursigit Bintoro 2 dan Devi Yuni Susanti 2 ABSTRAK Salah satu faktor yang mengakibatkan kehilangan hasil pada produk pertanian tanaman
Lebih terperinciPENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI. I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia
PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian prototipe mesin pemipil khusus jagung model PJM4-Balitsereal dengan tipe
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Bahan pangan memang melimpah namun Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan impor
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu dan Laboratorium Rekayasa dan Bioproses Pascapanen, Jurusan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan ciri khasnya yaitu memiliki tekstur yang agak kasar, kurang lentur, dan
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sponge cake merupakan jenis cake yang dibuat dari adonan kental yang dengan ciri khasnya yaitu memiliki tekstur yang agak kasar, kurang lentur, dan cenderung beremah apabila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,
Lebih terperinciPerhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014 PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN TINGKAT KECERAHAN BERAS GILING (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI PENGGILINGAN BERAS Budidarmawan Idris 1, Junaedi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap komoditas beras sebagai bahan pangan utama cenderung terus meningkat setiap
Lebih terperinciUJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA
UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA Oleh : SALIX FINI MARIS F14104091 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR UJI UNJUK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan komoditas pangan unggulan Provinsi Lampung. Produksi padi yang dihasilkan di Provinsi Lampung secara
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu
Lebih terperinciPEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:
PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sulit diperoleh. Di Indonesia kondisi ini masih diperburuk dengan adanya kendala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di sebagian besar Negara Asia, beras mempunyai nilai politik strategis, yang mempunyai implikasi, pemerintahan akan labil jika beras harganya tidak stabil
Lebih terperinciKARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH
KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH Zahara Mardiah dan Siti Dewi Indrasari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRAK Permintaan beras berkualitas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. gembili, sagu, kimpul, gadung dan sebagainya (Muhandri, 2015)
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan
Lebih terperinciPengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 9789798940293 Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Muhammad Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl Dr. Ratulangi
Lebih terperinciPENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati
PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah berkembang dengan cepat. Pangan fungsional yang merupakan konvergensi antara industri, farmasi
Lebih terperinciKINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH. I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia
KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Permintaan jagung untuk kebutuhan dalam dan luar negeri untuk
Lebih terperinciLaporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
84 Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Pascapanen Upaya pemerintah untuk mencapai swasembada beras ditempuh melalui berbagai cara, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli tropis Ethiopia, Afrika Timur, dan dataran tinggi Ethiopia dianggap sebagai pusat utama domestikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu tantangan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia adalah ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional adalah masalah sensitif yang selalu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciMETODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian
15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan dimulai dari Februari sampai April 2013 yang berlokasikan di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: padi, konfigurasi penggilingan, susut penggilingan, rendemen giling PENDAHULUAN
Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling (Rice Milling Machine Configuration to Reduce Losses and Increase Milling Yield) Rokhani Hasbullah, Anggitha Ratri
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan)
Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009 ISBN :9789798940279 TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) I.U. Firmansyah
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG SORGUM UNTUK PRODUK OLAHAN
PEMANFAATAN TEPUNG SORGUM UNTUK PRODUK OLAHAN Suarni Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jalan Dr. Ratulangi No. 274 Maros 9054, Kotak Pos 73 Makassar ABSTRAK Pemanfaatan biji sorgum menjadi berbagai produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam ekosistem sangat cocok bila bahan pangan pokok penduduknya beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset
Lebih terperinciPERANAN TEKNOLOGI PASCAPANEN DALAM PENGEMBANGAN SORGUM SEBAGAI BAHAN DIVERSIFIKASI PANGAN DAN BIO INDUSTRI
PERANAN TEKNOLOGI PASCAPANEN DALAM PENGEMBANGAN SORGUM SEBAGAI BAHAN DIVERSIFIKASI PANGAN DAN BIO INDUSTRI Muhammad Taufiq Ratule dan Suarni Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul adalah hasil samping dari penggilingan padi menjadi beras. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak 60-65%. Sementara bekatul
Lebih terperinciDukat Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon
PENGARUH UMUR PANEN DAN KULTIVAR PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP MUTU FISIK BERAS GILING Dukat Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh interaksi umur panen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cake adalah makanan yang sangat populer saat ini. Rasanya yang manis dan bentuknya yang beragam menjadikannya kian digemari oleh masyarakat. Cake dapat disajikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati
Lebih terperinciPenanganan Pascapanen Sorgum
Penanganan Pascapanen Sorgum I.U. Firmansyah, Muh. Aqil dan Suarni Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN Sama dengan padi dan jagung, sorgum membutuhkan pengelolaan pascapanen yang tepat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber bahan pangan yang berpotensi untuk. diolah menjadi produk pangan, namun banyak sumberdaya pangan lokal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber bahan pangan yang berpotensi untuk diolah menjadi produk pangan, namun banyak sumberdaya pangan lokal tersebut yang belum termanfaatkan hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak meledaknya pertumbuhan penduduk dunia dan pengaruh perubahan iklim global yang makin sulit diprediksi.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBeras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian
Ade Santika dan Rozakurniati: Evaluasi mutu beras ketan dan beras merah pada beberapa galur padi gogo 1 Buletin Teknik Pertanian Vol. 15, No. 1, 2010: 1-5 TEKNIK EVALUASI MUTU BERAS KETAN DAN BERAS MERAH
Lebih terperinciPERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG
I.U. Firmansyah: Perbaikan dan Uji Prototipe Mesin PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Produktivitas jagung sangat ditentukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peningkatan produksi bahan pangan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama makanan pokok terus meningkat sejalan dengan laju pembangunan dan pertambahan
Lebih terperinciUJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI
UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh: ANTRI
Lebih terperinciSifat Fisik dan Mekanik Serta Pengaruh Penyosohan terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Biji Sorgum Varietas KD 4
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 08 September 2016 ISBN 978-602-70530-4-5 halaman 81-86 Sifat Fisik dan Mekanik Serta Pengaruh Penyosohan terhadap Sifat
Lebih terperinciPENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto
PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai
PENDAHULUAN Latar Belakang Umbi-umbian di Indonesia masih kurang mendapat perhatian, karena komoditi ini dianggap sebagai makanan kelas rendahan yang dihubungkan dengan kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.
Lebih terperinciMUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia
MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian mutu benih hasil tangkaran dilakukan
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008
ANALISA PENGARUH PUTARAN TERHADAP KUALITAS BIJI KOPI DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PENGUPAS BIJI KOPI KAPASITAS KG/JAM Amelia 1), Ian Hardianto Siahaan 2) dan Inkar Palisu 3) 1,2) Dosen Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Upaya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, seperti ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga diperlukan untuk mencukupi kebutuhan setiap penduduk. Di Indonesia, masalah ketahanan pangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan iklim yang tropis, dan memiliki kekayaan sumber daya alam serta keberagamannya. Indonesia juga terletak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi, padahal ketahanan pangan yang terlalu bergantung pada satu komoditas tanaman mengandung
Lebih terperinciKOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)
KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING Alsuhendra dan Ridawati 1) 1) Staf Pengajar PS Tata Boga Jur. IKK Fakultas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman sorghum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang berpotensi sebagai sumber pangan alternatif yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan secara komersial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survey yang dilakukan Kementerian PPN pada pertengahan tahun 2013, masih ditemukan lebih dari 8 juta anak Indonesia mengalami kekurangan gizi. Anak kurang gizi dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan memindahkan padi setelah panen dari sawah atau rumah ke Pabrik Penggilingan Padi (PPP). Tingkat kehilangan hasil dalam tahapan pengangkutan
Lebih terperinciPengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan Tanpa Olah Tanah
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 424-429 Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENGOLAHAN BERAS PRATANAK Gabah yang diperoleh dari petani masih bercampur dengan jerami kering, gabah hampa dan kotoran lainnya sehingga perlu dilakukan pembersihan.
Lebih terperinciPotensi Tepung Jagung dan Sorgum sebagai Substitusi Terigu dalam Produk Olahan
Potensi Tepung Jagung dan Sorgum sebagai Substitusi Terigu dalam Produk Olahan Suarni 1 Ringkasan Jagung dan sorgum dapat dimanfaatkan lebih beragam lagi sebagai bahan pangan olahan tradisional maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komoditi pangan yang mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan akan komoditas pangan. Namun, hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung terigu nasional pada tahun 2011, 2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan
Lebih terperinciProgram diversifikasi pangan yang semula bertujuan untuk mendorong
RAGAM PRODUK PANGAN DARI JAGUNG DAN SORGUM Program diversifikasi pangan yang semula bertujuan untuk mendorong penggunaan gandum yang sampai saat ini masih di \impor ternyata berdampak pada peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap konsumsi (Hasbi, 2012:187). Sedangkan penanganan pascapanen adalah
Lebih terperincimi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung
Lebih terperinciKarakteristik dan Komposisi Kimia Jagung
Karakteristik dan Komposisi Kimia Jagung i iv Teknologi Fermentasi pada Tepung Jagung TEKNOLOGI FERMENTASI PADA TEPUNG JAGUNG Oleh : Nur Aini Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut Indonesia harus mengimpor gandum yang tidak dapat diproduksi di
Lebih terperinciMasa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks.
Nama Laboratorium : Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian ; Ir. H. Koes Sulistiadji, M.S. Mekanik Traktor roda empat Pengukuran dimensi : - Dimensi unit traktor IK-SP TR4: 2007 butir 1 - Dimensi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN
KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Syarifah Aminah BPTP DKI Jakarta Jl raya ragunan no.30 ABSTRAK Tepung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi tepung terigu cukup tinggi. Berbagai produk pangan yang diolah, sebagian besar menggunakan tepung terigu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami berbagai tanaman komoditas pangan sehingga dapat menghasilkan bermacammacam produk pangan.
Lebih terperinciPELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia
PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN
INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dituntut harus selalu ambil bagian dan tanggap dalam mendukung
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA PROTOTIPE MESIN PERONTOK SORGUM Designing And Performace Test The Prototype Of Sorghum Thresher Machine
RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA PROTOTIPE MESIN PERONTOK SORGUM Designing And Performace Test The Prototype Of Sorghum Thresher Machine Asep Yusuf 1), Sudaryanto 1) dan Wahyu K. Sugandi 1) 1) Departemen
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN
PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring prediksi peningkatan jumlah penduduk tahun 2023 sebayak 400 juta orang, maka kebutuhan sandang papan, pangan dan enegi juga meningkat. Disisi lain terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai
Lebih terperinciPENGKAJIAN PEMBUATAN EMPING JAGUNG DARI TIGA VARIETAS DENGAN DUA TEKNIK PEMBUATAN
PENGKAJIAN PEMBUATAN EMPING JAGUNG DARI TIGA VARIETAS DENGAN DUA TEKNIK PEMBUATAN SS. Antarlina dan Amik Krismawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Emping jagung merupakan produk
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KUALITAS NATA DARI BAHAN BEKATUL (NATA DE KATUL) DENGAN STARTER BAKTERI Acetobacter xylinum SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidian Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya
I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat Industri tepung tapioka merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek pengembangan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar. Industri
Lebih terperinciTANAMAN PENGHASIL PATI
TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peranan sektor pertanian tanaman pangan di Indonesia sangat penting karena keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010,
Lebih terperinci