SERVICES MANAGEMENT OF GUIDANCE AND COUNCELING IN THE UNIVERSITY EDUCATION
|
|
- Yuliani Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SERVICES MANAGEMENT OF GUIDANCE AND COUNCELING IN THE UNIVERSITY EDUCATION Siti Fitriana, S.Pd., M.Pd Dosen PPB/BK IKIP PGRI Semarang Abstract: The existence of guidance and counceling in the university education needs several effort to achieve an individual optimal progress to accomplished the purpose of national education and the developing of high quality of human resource in Indonesia. The services of guidance and counceling the university in formally has not been handled properly it means the services of guidance and counceling in the University still depend on faculty trustee, so what the faculty trustee has done in lectures process is a form of guidance and counceling job. At this point a good services management guidance and counceling will be a system to support in speed up of accomplishing guidance and counceling services. A guidance and counceling services will never create, organize and achieved, if it does not has good quality of management system, which means has been done clearly, systematic and aimed. Kata-kata kunci: Pengelolaan, Services of Guidance and Counceling, University Education Akhir-akhir ini banyak diadakan pertemuan, seminar, diskusi, maupun lokakarya dan ditulis banyak makalah sehubungan dengan pembinaan mahasiswa. Semua itu menunjukkan meningkatnya perhatian pada bidang ini dan kesadaran para pendidik akan pentingnya aspek ini dalam keseluruhan pendidikan di Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan keinginan kaum pendidik untuk mengenal dan memperhatikan mahasiswa serta meningkatkan pemahaman dan pembinaan mahasiswa. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain menganggap bahwa perguruan tinggi makin dihargai dan diberi perhatian anggaran untuk pendidikan, khususnya untuk pendidikan di perguruan tinggi ditingkatkan. Perguruan tinggi makin dibanjiri oleh mahasiswa baik atas kemauan mahasiswa itu sendiri maupun atas kehendak orang tua. Mereka beranggapan bahwa pendidikan di perguruan tinggi penting dan menjadi idaman serta kebanggaan bagi yang dapat meraihnya.
2 Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia indonesia bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tidak hanya cukup hanya melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung dengan peningkatan profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan, serta pengembangan kemampuan mahasiswa untuk menolong diri dalam memilih dan mengambil keputusan demi mencapai cita-citanya. Kemampuan seperti ini tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Oleh karena pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal. Adanya begitu banyak permintaan dan harapan sehubungan dengan pendidikan tinggi, menyebabkan pendidikan begitu sibuk dengan berbagai macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Meningkatkan mutu pendidikan, hingga si mahasiswa dilupakan orang perlu diingatkan bahwa perguruan tinggi terutama diadakan untuk mahasiswa (memberi perhatian tanpa memanjakan). Prinsip mendemokrasikan pendidikan, yang diterjemahkan membuka kesempatan bagi mereka yang mampu membuka problematik yang tidak terselesaikan. Karena begitu banyaknya orang yang antre untuk masuk, maka sering mereka yang terlibat dalam memberi kuliah di perguruan tinggi tidak mau tahu tentang keterlibatan dalam persoalan-persoalan yang tidak berhubungan dengan perkuliahan. Terhadap gejala banyaknya mahasiswa yang putus sekolah orang bersikap acuh tak acuh, karena masih banyak yang memerlukan tempat disana. Peningkatan teknologi yang semakin pesat menyebabkan individu dan mahasiswa diabaikan. Dengan kata lain terjadilah proses depersonalisasi dehumanisasi yaitu perhatian, penghargaan dan pemanusiaan yang sangat diperlukan mahasiswa makin tidak dapat diraih oleh mahasiswa. Si mahasiswa berusaha menjadi angka, yang nasibnya ditentukan tanpa dikenal pribadi dan kondisinya. Mahasiswa yang baru menamatkan sekolah menengah tingkat atas akan menghadapi banyak tantangan baru pada saat memasuki perguruab tinggi, misalnya
3 mengatur kembali pola kehidupan kehidupan sehari-hari, mengintegrasikan tuntutan belajar akademik dengan corak kehidupan dalam suatu asrama atau tempat kos, mengembangkan sikap membina ilmu demi kemajuan bangsanya, menyesuaikan diri dengan corak kehidupan kampus, mengatasi pertentangan yang seolah-olah timbul antara ilmu dengan agama, memikirkan masa memegang suatu jabatan yang semakin mendekat, meninjau kembali peranannya dalam lingkungan keluarga, mengembangkan corak pergaulan baru dengan jenis lain, dan seterusnya. Lingkungan perguruan tinggi juga mengenal bidang administrasi sekolah, bidang pengajaran, dan bidang pembinaan. Bidang pembinaan mahasiswa mencakup pelayanan kesehatan, penyediaan perumahan dan fasilitas kafetaria, bantuan finansial, penyelenggaraan masa orientasi studi dan pengenalan kampus, pengelolaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan pelayanan bimbingan. Sebagian dari tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa ditampung dalam pelayanan bimbingan, lebih-lebih tantangan yang menimbulkan kesulitan dan masalah bagi mahasiswa. Adanya kesulitan dan masalah di pihak mahasiswa menjadi dasar pemikiran operasional dalam Usulan Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. Dasar pemikiran operasional dirumuskan sebagai berikut bahwa setiap mahasiswa dalam kehidupan pada dasarnya tidak bisa lepas dari masalahmasalah, bahwa kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu memecahkan kesulitannya sendiri, sehingga mahasiswa yang tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri perlu pertolongan orang lain. Pertolongan yang dimaksud adalah bantuan melalui pelayanan bimbingan. Tujuan dari bimbingan dan konseling diperguruan tinggi tidak berbeda dengan tujuan pelayanan bimbingan di jenjang pendidikan dibawahnya, yaitu supaya manusia muda mampu mengatur hidupnya sendiri, mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki, menjamin taraf kesehatan mental yang wajar, mengintegrasikan studinya dalam pola kehidupan sehari-hari, dan merencanakan masa depannya dengan mengingat situasi hidupnya yang konkret. Dengan demikian pengelolaan layanan bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi sangat penting untuk memperlancar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
4 Suatu layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Menurut Juntika Nurihsan (2004: 30) Aspek-aspek manajemen program layanan BK yaitu: 1. Perencanaan program dan pengaturan waktu pelaksanaan Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective. Sedangkan Nawawi (1992) mengemukakan bahwa : Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini. Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Manfaat perencanaan bahwa perencanaan: (a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; (c) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran; (d) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; (e) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi; (f) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (g) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan (i) menghemat waktu, usaha dan dana.
5 Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu : a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan. b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal. c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas. Hal senada dikemukakan pula oleh Nawawi (1992) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu : (a) menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan; (b) merumuskan keadaan saat ini; (c) mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan; (d) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : (1) rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, (2) rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan (3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis. Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya. Pada bagian lain, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
6 a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilainilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan. b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya - sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang. c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembagalembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan. Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri. Manfaat dilakukanya perencanaan program secara matang adalah: (a) adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan, (b) adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan bimbingan yang hendak dicapai, (c) Analisa situasi dan kondisi di sekolah, (d) penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, (e)
7 penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan, (g) persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan, serta (h) perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha yang akan dilakukan salam mengatasi masalah. 2. Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugastugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective. Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang. Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu : (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan
8 oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Dalam pengorganisasian kegiatan layanan bimbingan dan konseling pendidikan tinggi dilakukan oleh konselor, wali kelas, dan staf administrasi. 3. Pelaksanaan Program Kegiatan Bimbingan dan Konseling Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggotaanggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaransasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. Program yang telah direncanakan/disusun itu dilaksanakan melalui: a) Persiapan pelaksanaan meliputi: Persiapan fisik (tempat dan perabot), perangkat keras; Persiapan bahan, perangkat lunak; Persiapan personil; Persiapan
9 Ketrampilan menerapkan/ menggunakan metode, teknik khusus, media dan alat; Persiapan administratip. b) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana meliputi: Penerapan metode, teknik khusus, media, dan alat; Penyampaian bahan, pemanfaatan sumber alam; Pengaktifan nara sumber; Efisiensi waktu; Administrasi pelaksana. 4. Mekanisme kerja Administrasi Bimbingan dan Konseling Agar pelaksanaan layanan BK dapat berjalan secara teratur dan mencapai tujuan maka perlu adanya administrasi yang baik, teratur dan mantap. Sebab tanpa administrasi yang baik, teratur dan mantap maka proses pelaksanaan layanan bimbingan akan tidak mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.dengan memahami, mengetahui dan melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dibebankan kepada masingmasing personil bimbingan, terciptalah suatu mekanisme kerja yang mantap. 5. Pengarahan, supervisi, dan penilaian kegiatan BK a. Pengarahan Pengarahan adalah salah satu aspek penting dalam manajemen BK karena pengarahan sebagai suatu fase administratip yang mencakup koordinasi, kontrol, dan simulasi terhadap yang lain. b. Supervisi kegiatan Bimbingan dan Konseling Supervisi merupakan salah satu tahap penting dalam manajemen program bimbingan. Menurut Athur Jones (1970) supervisi mencakup dua bentuk kegiatan yaitu: (1) sebagai kontrol kualitas yang dilaksanakan untuk memelihara, menyelenggarakan, dan menentang perubahan, serta (2) mengadakan perubahan, penataan, dan mengadakan perubahan perilaku. Adapun manfaat supervisi dalam program bimbingan adalah: (1) mengontrol kegiatan-kegiatan para personil bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas da tanggung jawab mereka masing-masing, (2) mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para persobil bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, (3) memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatanhambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui, (4) memungkinkan
10 terlaksanakannya program bimbingan secara lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana telah ditetapkan. c. Penilaian Program Layanan Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan menidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BIMBINGAN DI PERGURUAN TINGGI 1. Pendekatan bimbingan di perguruan tinggi Bimbingan di suatu lembaga baik isi maupun carabya dapat dilakukan secara insidental (bila situasi timbul) ataupun secara berencana dan sistematik. Pendekatan yang terakhir mengandung keuntungan/kekuatan karena: - Dapat menampung permasalaha/kebutuhan yang ada di lembaga penting yang perlu diperhatikan atau ditangani dan disusun dalam suatu program kerja (program bimbingan). - Dapat menggunakan keahlian maupun kemampuan yang ada diantara staf dalam suatu lembaga tertentu, dan dapat menggunakan staf secara lebih efisien denga mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab. - Dapat diadakan evaluasi untuk menentukan keberhasilan dan diadakan tindak lanjut bilamana diperlukan. Menurut Aryatmi (1999: 41) dalam menyusun program bimbingan di perguruan tinggi sebaiknya diberi tempat untuk bimbingan preventif, perkembangan (developmental)
11 dan kuratif. Dengan demikian bimbingan yang diprogramkan betul-betul sesuai dengan kebutuha dan masalah mahasiswa dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan lembaga. 2. Beberapa bentuk/jenis layanan yang perlu diberikan di perguruan tinggi a. Memberi orientasi kepada mahasiswa baru Setiap permulaan sukar, demikian juga dengan hidup bermahasiswa bagi mahasiswa baru, yang mengharuskan dia mengadakan penyesuaian di berbagai aspek kehidupan seperti dalam cara belajar, cara hidup bermasyarakat dan bergaul di kampus dengan harapan dan tuntutan yang diperhadapkan kepadanya. b. Memperkenalkan cara dan mengembangkan ketrampilan belajar Hal-hal yang dapat kita tangani dalam memberi layanan ketrampilan belajar adalah : - Mahasiswa ditolong untuk mengenal kebiasaan belajar mereka, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Yang merugikan harus diganti, dan yang menguntungkan diteruskan atau dikembangkan. - Memperkenalkan mahasiswa kepada cara belajar yang efektif. - Memberi kesempatan kepada mahasiswa yang berminat untuk mengembangkan ketrampilan belajar. - Membuat mahasiswa sadar akan faktor-faktor mempengaruhi prestasi belajar. c. Menolong mahasiswa membuat perencanaan studi Bila dalam suatu perguruan tinggi ada sistem penunjukkan wali studi (dosen wali, dosen pembimbing) maka mereka itulah yang akan berbuat banyak dalam membantu mahasiswa agar dapat membuat rencana studi sebaik-baiknya, agar mahasiswa dapat menggunakan masa dan kesempatan studi sebaik dan seefisien mungkin. d. Pembinaan/ pembentukan kepribadian mahasiswa Kegiatan berorganisasi yang terpimpin merupakan kancah latihan bagi mahasiswa untuk berkomunikasi dengan teman pada dimensi tertentu, demikian juga kegiatan berdiskusi, seminar, kegiatan olehraga. Semua itu sangat penting bagi pembentukan
12 pribadi mahasiswa membutuhkan orang lain dari luar lingkungan sendiri yang disegani dan dihargai, yang dapat dimintai pertimbangan dan pengarahana. e. Layanan Konseling Konseling yang profesional dapat diberikan oleh mereka yang profesional di bidang ini, misalnya konselor di unit bimbingan, pengajar bimbingan dan konseling yang sejenis. Layanan konseling, atau konssultasi atau sekedar pemberian informasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan mahasiswa di pergurua tinggi. Banyak masalah atau tekanan yang dimata si penderita sifatnya sangat pribadi, namun mereka membutuhkan berbagai dengan orang lain atau memecahkan bersama orang lain. 3. Beberapa Catatan Bagi Perangkat Layanan Bimbingan Kepada Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Yang dimaksud dengan bimbingan disini adalah layanan bagi perkembangan, keberhasilan studi, dan kesejahteraan hidup mahasiswa. Kegiatan layanan kesejahteraan bagi mahasiswa adalah yang disebut student personnel service ini mencakup: a. Wali studi (dosen pembimbing), yang mempunyai kedudukan dan peranan yang kunci/penting. Ia dapat menolong dalam peranan sebagai penasehat, penolong, pendengar, pendidik, konselor. Peranan itu hanya dapat dimainkan dengan baik jika ia dipersiapkan, diberi fasilitas cukup dan deskripsi tugas yang jelas. b. Unit bimbingan (pusat bimbingan, badan penasehat mahasiswa) dapat berbuat banyak dengan memebri layanan konseling, memberi kursus-kursus ketrampilan belajar, pemahaman dan penerapan nilai dalam pergaulan, pemecahan masalah secara bijak dan inteligen, pemahaman dan kepekaan terhadap keadaan dan kebutuhan lingkungan. c. Unit dan biro perangkat pembantu rektor urusan kemahasiswaan yang tugasnya melayani mahasiswa seperti pemberian beasiswa, pinjaman, perumahan, dan lain-lain. d. Unit-unit layanan lain seperti unit yang menyelenggarakan kegiatan ko dan ekstra kurikuler, layanan penempatan pada pekerjaan di dalam dan diluar kampus, dan lainlain
13 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen BK diperguruan tinggi sangat diperlukan demi kelancaran program pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Lingkungan perguruan tinggi juga mengenal bidang administrasi sekolah, bidang pengajaran, dan bidang pembinaan. Bidang pembinaan mahasiswa mencakup pelayanan kesehatan, penyediaan perumahan dan fasilitas kafetaria, bantuan finansial, penyelenggaraan masa orientasi studi dan pengenalan kampus, pengelolaan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan pelayanan bimbingan. Sebagian dari tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa ditampung dalam pelayanan bimbingan, lebih-lebih tantangan yang menimbulkan kesulitan dan masalah bagi mahasiswa. Dengan demikian manajemen layanan bimbingan dan konseling sebagai dukungan sistem dalam memperlancar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Suatu layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. DAFTAR PUSTAKA George R. Terry Theory, Methods, and Processes of Counseling and Psychoterapy. Englewood Cliffs: Prentice-Hall. Hadari Nawawi Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Juntika Nurihsan, Ahmad & Sudianto, Akur Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo. Siswohardjono, Aryatmi Perspektif Bimbingan Konseling dan Penerapannya di berbagai Institusi. Semarang: Satyawacana. Winkel, WS & Hastuti, Sri Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Dalam perkembangannya istilah manajemen
Lebih terperinciMANAJEMEN SEKOLAH : Pengertian, Fungsi dan Bidang Manajemen
MANAJEMEN SEKOLAH : Pengertian, Fungsi dan Bidang Manajemen oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd. A. Pengertian Manajemen Sekolah Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi
Lebih terperinciFUNGSI PERENCANAAN. Teknik Perencanaan menurut Rudyart Kippling ialah 5W + 1H. a. What b. Why c. Who d. When e. Where f.
PERENCANAAN FUNGSI PERENCANAAN Fungsi pertama dalam manajemen dan didefinisikan sebagai fungsi manajer yang menyangkut pemilihan beberapa alternatif tujuan, kebijakan, prosedur, dan program (Koontz dan
Lebih terperinciMANAJEMEN PENDIDIKAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN Disusun untuk memenuhi persyaratan menjadi anggota/penghuni Asrama Mahasiswa Propinsi Sulsel (Wisma Bawakarang) Oleh Nama : SAFARUDDIN Mahasiswa : PPs UIN Suka Yogyakarta Prodi : Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan harus didukung oleh peningkatan profesionalitas
Lebih terperinciFUNGSI PENGORGANISASIAN PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-2, alat-2, tugas-2, tanggung jawab, dan wewenang dan sekaligus penempatan dan pembagian tugas kepada orang yang terlibat
Lebih terperinciMANAJEMEN PENDIDIKAN. A. Pengertian
MANAJEMEN PENDIDIKAN A. Pengertian Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya, yang didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciNama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :
Nama : Yohanna Enggasari Pertanyaan : 1. Definisikan manajemen dan organisasi serta mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi? 2. Sebutkan fungsi fungsi manajemen dan berikan contoh kegiatan
Lebih terperinciSIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR MAHASISWA TUNANETRA PRODI PLB FKIP UNINUS
SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR MAHASISWA TUNANETRA PRODI PLB FKIP UNINUS Oleh: N. Dede Khoeriah, Ayi Najmul Hidayat Program Studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Islam Nusantara Email: nenden195830@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun yang diatur merupakan unsur-unsur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.
Lebih terperinciManajemen : Pendahuluan
Manajemen : Pendahuluan Pengantar Manajemen Pertemuan Ke-1 MERY CITRA SONDARI,SE.,MSi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN Mengapa Anda belajar Manajemen? Silakan sampaikan pendapat anda Mengapa Belajar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen terdapat dalam semua kegiatan manusia baik dalam rumah tangga, sekolah, pemerintah, perusahaan, dan sebagainya. Manajemen berasal dari kata to
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan
Lebih terperinciTINJAUAN PERANAN INFORMASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN
TINJAUAN PERANAN INFORMASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang ada disekitar kita serta kejadiannya adalah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalankan perorangan atau secara bersama-sama (beberapa orang) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu usaha besar yang dikelola ataupun dijalankan perorangan atau secara bersama-sama (beberapa orang) yang mempunyai modal besar dengan
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGANTAR. PENNY RAHMAWATY, M.Si. Pengantar Manajemen - Penny Rahmawaty
MANAJEMEN PENGANTAR PENNY RAHMAWATY, M.Si Bagian I PENDAHULUAN Pengertian Manajemen Proses Manajemen Tingkat Manajemen MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN? 1. Untuk mencapai tujuan 2. Untuk menjaga keseimbangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menciptakan tenaga-tenaga terdidik bagi kepentingan bangsa, negara, dan tanah
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jika berbicara tentang pendidikan umum, maka harus disadari bahwa segala proses pendidikan selalu diarahkan untuk dapat menyediakan atau menciptakan tenaga-tenaga
Lebih terperinciA. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen
A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN KEDUNGKEMBAR MELALUI PENGEMBANGAN MANAJEMEN SEKOLAH, TEAM TEACHING DAN PROGRAM PENGAYAAN PEMBELAJARAN
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN KEDUNGKEMBAR MELALUI PENGEMBANGAN MANAJEMEN SEKOLAH, TEAM TEACHING DAN PROGRAM PENGAYAAN PEMBELAJARAN SUWIJI Suwiji.@gmail.com Abstrak Manajemen memberikan kejelasan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. yang tangguh serta berkesinambungan agar tujuan yang di inginkan tercapai.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Tinjauan Pengelolaan Layanan Khusus 1. Pengertian Pengelolaan Layanan Khusus Guna mencapai tujuan dari rencana kegiatan yang dilakukan maka dalam mempersiapkan rencana tersebut
Lebih terperinciKemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k
FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian dan Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Karyawan merupakan unsur yang penting dalam suatu perusahaan, sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik, spesifik, dan berbeda dengan satu sama lain, serta manusia memiliki pribadi yang khas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi controlling dalam rangka tercapainya kualitas pelayanan. Tinggi rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Camat berperan dalam mengatur dan mengorganisasikan agar pegawaipegawainya dapat bekerjasama secara maksimal dengan mendayagunakan semua potensi sumber daya
Lebih terperinciBAB 5 PROSES PERENCANAAN
BAB 5 PROSES PERENCANAAN Definisi Perencanaan Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen menentukan tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan, manajer memutuskan apa yang
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI
PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh AMIN BUDIAMIN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Penilaian kinerja bagian dari penilaian alternatif. Berkembang tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan
Lebih terperinciGURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang undang No.2 tahun 2003 bagi pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional, menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 menetapkan status Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sejak ditetapkannya status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan
Lebih terperinciANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8
ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 Abstrak: Abad ke-21 adalah abad Informasi dan Era Internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA
55 BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG SERTA FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATNYA A. Analisis penerapan fungsi manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini memunculkan persaingan yang begitu ketat dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dulu hanya bersaing di tingkat lokal, regional atau
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Lebih terperinciRESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI
RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah
Lebih terperinciKEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi situasi ekonomi dewasa ini. Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan prestasinya baik dalam kinerja maupun dalam bentuk mutu produk atau
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang
BAB II BAHAN RUJUKAN Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang ketenaga kerjaan. Suatu organisasi atau perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Sadili (2006,P.16) manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2003
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi aktuasi yaitu untuk menggerakkan dan mengarahkan pelaksanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi aktuasi yaitu untuk menggerakkan dan mengarahkan pelaksanan program. Aktuasi lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPerencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan akan ada dalam setiap fungsi manajemen karena fungsi-fungsi tersebut hanya
Lebih terperinciPERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG
PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SMA NEGERI 10 CIPONDOH KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd)
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Sebagaimana yang tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan layanan bimbingan konseling di MTs NU Nurul Huda Semarang, kemudian
Lebih terperinciBAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ. pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif (mas}lahat)
BAB II PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAH{IQ A. Pendayagunaan Zakat Produktif Pendayagunaan zakat adalah bentuk pemanfaatan dana zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai
Lebih terperinciPERANAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA)
PERANAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA) Oleh Rochmat Wahab PENDAHULUAN SETIAP ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA) MEMBUTUHKAN UNTUK TUMBUH DAN BERKEMBANG ORANGTUA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan
Lebih terperinciManajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan
Manajemen Kurikulum Drs. Toto Ruhimat, M.Pd. Pendahuluan Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang
Lebih terperinciKONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN
KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN Dalam bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan manajemen secara teoritis dan
Lebih terperinci2 SKS. Manajemen Umum. dapat ditemui di : Slide 1 of 35
Slide 1 of 35 2 SKS Manajemen Umum Partner Belajar : Sri Hariani Eko Wulandari dapat ditemui di : yani@stikom.edu Slide 2 of 33 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa dapat mempunyai pengetahuan dan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,
Lebih terperinciI.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
Lebih terperinciModel Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran
Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat karena maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleng bagsa itu
Lebih terperincitugas yang dilakukannya. Sumber Daya Manusia yang disoroti pengembangannya dalam penelitian ini adalah SDM karyawan sebuah perusahaan di Surabaya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dilakukan dengan cara mengembangkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,
Lebih terperinciJenis dan Bentuk Perubahan Organisasi
Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam
BAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan konseli di sekolah, serta membantu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan, karena setiap perusahaan ingin bertahan dan terus berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam
Lebih terperinciPenelitian 1 BK Model-model Metroplex Model: Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd
Penelitian 1 BK Model-model Metroplex Model: Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd Metroplex Model: Konseling Karir di Universitas Besar Sebuah universitas besar yang berlokasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi
Lebih terperinciStrategic Human Resource Management
Modul ke: Strategic Human Resource Management Pengertian Strategic Human Resource Management (HRM) dan Perkembangan Pemikiran tentang HRM Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm
makalah perencanaan Sdm BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai tujuan memerlukan perencanaan Sumber daya manusia yang efektif. Suatu
Lebih terperinciDalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode penelitian. A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan
Lebih terperinciOrganisasi dan System Analyst
Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari
Lebih terperinciPERILAKU ORGANISASI MODUL 01
MODUL 01 Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya 2013 Pendahuluan Endang Pitaloka, ME Organisasi adalah satuan/unit sosial yang memiliki fungsi, terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya tidak terlepas dengan adanya proses manajemen. Tanpa adanya manajemen maka proses aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya dimana
Lebih terperinciFUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. analisis dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif dilakukan
BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas dan dianalisa semua hasil temuan yang disajikan pada bab sebelumnya. Dalam menganalisis hasil temuan penulis menggunakan analisis dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN KERJA DAN FASILITAS KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. KARYA GEMILANG SURAKARTA
PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN FASILITAS KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. KARYA GEMILANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja Masalah lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran operasi perusahaan. Salah satu cara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22
BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan
Lebih terperinci