VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1. Lingkungan Eksternal Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang yang menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang perlu dihindari sehingga tidak merugikan perusahaan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat memberikan faktor-faktor yang menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk dapat memberikan respon sehingga dapat merumuskan strategi yang bisa menguntungkan bagi perusahan. Faktor-faktor eksternal yang akan dianalisis meliputi kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya, demografis, lingkungan, kekuatan politik, pemerintahan, hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan kompetitif. Hasil dari identifikasi faktor eksternal ini didapat dari pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan data primer sebagai penguat informasi dari data sekunder yang dianggap dapat memberikan informasi tentang perkembangan pola konsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Jawa Barat. Faktor-faktor yang akan diuraikan dibawah ini akan menggambarkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan makanan dan minuman serta kekuatan hukum yang harus dimiliki yang berdampak pada tingkat penjualan pada suatu perusahaan Kekuatan Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian suatu perusahaan. Pada umumnya kondisi ekonomi secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah, maka perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi. Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah antara lain: 1) Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran masyarakat kota Bogor terus meningkat setiap tahunnya. Pengeluaran non makanan penduduk kota Bogor jauh lebih tinggi daripada pengeluaran makanan. Peningkatan pengeluaran non makanan terjadi pada tahun 2007, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat kota 59

2 Bogor. Untuk pengeluaran makanan, makanan jadi dan minuman non alkohol menempati proporsi tertinggi yaitu sebesar 32 persen dan pengeluaran untuk padi sebesar 14 persen. Tabel 21 menunjukkan pengeluaran rata-rata per kapita untuk makanan dan non makanan. Pengeluaran non makanan terkecil pada pajak, hal ini disebabkan karena adanya subsidi pemerintah dalam hal pendidikan dan kesehatan maka pengeluaran di sektor ini tidak terlalu tinggi. Tabel 20 menunjukkan tingkat kenaikan pengeluaran rata-rata per kapita dalam kurun waktu satu bulan selama tahu Tabel 20. Tingkat Kenaikan Setahun Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Tahun Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) Tingkat kenaikan setahun (%) Jawa Barat ,79 Indonesia ,09 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 Tabel 21. Persentase Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan tahun Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan Jawa Barat 49,51 52,33 50,49 47,67 Indonesia 50,62 51,43 49,38 48,57 Sumber : Badan Pusat Statistik, susenas panel (2011) 2) Tingkat Inflasi Melemahnya nilai rupiah menyebabkan harga barang-barang impor menjadi naik. Kenaikan harga barang-barang impor. Indeks harga konsumen sering digunakan sebagai indikator kenaikan harga. IHK per kelompok pengeluaran secara umum menurun. Penerunan paling signifikan terjadi pada kelompok pengeluaran dan paling rendah penurunannya pada kelompok kesehatan. Laju inflasi bulanan kota Bogor 60

3 pada Tahun 2008 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan bahkan menyentuh nilai negatif pada akhir tahun 2008 yaitu sebesar -0,26, hal ini lebih dipicu oleh penurunan harga BBM per 1 Desember Pengeluaran laju inflasi pada bulan Mei 2008 disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada pertengahan Mei. Pada Tabel 22 dapat dilihat secara rinci perkembangan tingkat inflasi di Indonesia dari tahun Pada akhir tahun 2008 inflasi Indonesia mencapai 11,06 persen, namun pada tahun 2009 inflasi Indonesia turun menjadi 2,78 persen. Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya peraturan menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2009 yang menurunkan harga eceran BBM. Tabel 22. Tingkat Inflasi di Indonesia dari Tahun Tahun Tingkat Inflasi (Persen) Sumber : Badan Pusat Statistik (2011) , , , , , , ,7 3) Pendapatan Regional Daerah PRDB merupakan ukuran produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Nilai PRDN tertinggi disumbangkan oleh sektor perdagangan yaitu sekitar 39 persen senilai Rp ,96 juta, dan sektor industri pengolahan sebesar 25 persen senilai Rp ,40 juta dari total PRBD 2009 kota Bogor sebesar Rp ,66 juta..dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,01 persen tahun 2009, taraf hidup masyarakat kota bogor terus mengalami peningkatan seirig meningkatnya laju pertumbuhan kota Bogor. 61

4 Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, Lingkungan Lingkungan sosial, budaya, demografis dapat membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi dan mengonsumsi. Hal ini dapat menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan meningkatkan keinginan untuk menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula. Beberapa hal yang mendasar yang menjadi faktor terkait dengan lingkungan ini adalah : 1) Pertumbuhan Jumlah Penduduk Penduduk kota Bogor terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika sensus pertama kali tahun 1961, penduduk pertama kali tahun 154,1 ribu jiwa. Jumlah penduduk kota Bogor mencapai 855,085 jiwa pada tahun Angka ini terus meningkat pada tahun 2010 mencapai jiwa. Pada Tabel 23 dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk kota Bogor dari tahun Tabel 23. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor Wilayah Persentase Bogor Tengah 1,15 Bogor Selatan 2,07 Bogor Timur 2,09 Kota Bogor 2,39 Bogor Barat 2,39 Bogor Utara 2,59 Tanah Sareal 3,43 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2011 Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Selama periode tingkat pertumbuhan penduduk tercatat meningkat 2.39 persen. Dengan luas wilayah 111,73 km² ditempati penduduk sebanyak jiwa. Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio pada tahun 2010 yang nilainya lebih besar dari 100, yaitu 104, yang artinya untuk setiap 100 perempuan terdpat

5 penduduk laki-laki. Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Tanah Sareal sebesar 3, 43 persen 9. 2) Perilaku Konsumsi Kemajuan teknologi dan globalisasi informasi membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efisien. Preferensi masyarakat berubah dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Perubahan pola konsumsi masyarakat ditunjukkan pada kecenderungan masyarakat yang mulai menyukai makanan siap saji. Hal ini juga berlaku untuk makanan pokok maupun makanan selingan seperti roti dan kue.. Pada Tabel 24 dapat dilihat persentase pola konsumsi makanan jadi di Indonesia yang persentasenya cenderung meningkat setiap tahunnya. Tabel 24. Persentase Pola Konsumsi di Indonesia Tahun Jenis Makanan Persentase Pola Konsumsi (Persen) Padi-padian Umbi-Umbian Ikan/Udang/Cumi/Kerang Daging Telur dan Susu Sayur-Sayuran Kacang-Kacangan Buah-Buahan Minyak dan Lemak Bahan Minuman Bumbu-Bumbu Konsumsi Lainnya Makanan jadi 11,44*) 10,29*) 10,48*) 11,44*) 12,63*) Tembakau dan Sirih Keterangan : *) Termasuk minuman beraklohol Sumber : Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik,

6 Kepadatan aktivitas masyarakat, khususnya masyarakat kota besar yang ratarata bukan hanya laki-laki saja yang bekerja akan tetapi wanita juga umumnya juga bekerja. Hal ini dapat menciptakan situasi dimana seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai karyawan tidak lagi sempat membuat kue atau camilan lagi bagi keluarga. Dari hasil kuesioner yang respondennya adalah pengunjung Pia Apple Pie dapat dilihat 64 persen pengunjung adalah wanita akan tetapi hanya 4 persen yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal ini dapat menjadi peluang usaha bagi industri pengolahan makanan jadi termasuk bakery Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum Arah dan Stabilitas politik merupakan pertimbangan utama dalam merumuskan sebuah strategi dalam perusahan. Politik dan hukum berhubungan langsung dengan keamanan dan stabilitas pemerintahan suatu negara. Ketidakstabilan keadaan politik dan keamanan akan membawa dampak negatif terhadap keberlangsungan suatu usaha. Beberapa tindakan politik dirancang untuk menguntungkan dan melindungi perusahaan seperti undang-undang paten, subsidi pemerintah dan dana penelitian produk. Pia Apple Pie sendiri telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yaitu nomor 282/188/1005/PK/2000. Beberapa peraturan pemerintah yang diatur dalam undang-undang yang dapat memperkuat posisi Pia Apple Pie di lingkungan: 1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebagian besar jenis usaha yang berkembang di Indonesia adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan hanya sebagian kecil saja yang mampu beralih menjadi usaha menengah besar. Peranan dan kontribusi usaha UMKM kepada perekonomian nasional sangat besar. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang mandiri. Penyediaan dana dan pemberian jaminan pinjaman juga dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah dan 64

7 pemerintah daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana dan bentuk insentif lainnya. 2) Undang-undang Paten Nomor 14 tahun 2001 Ketentuan-ketentuan yang mengatur hak paten di Indonesia berdasarkan kepada Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang Paten. Undang-undang ini menggantikan peraturan tentang paten sebelumnya yaitu Undang-undang No. 6 tahun 1989 yang juga telah diubah dengan Undang-undang No. 13 tahun Pada prinsipnya, Undang-undang No. 14 tahun 2001 dan peraturan-peraturan sebelumnya dibuat dengan memperhatikan perjanjian-perjanjian internasional yang berlaku di Indonesia maupun internasional, perkembangan teknologi, perdagangan dan industri, dan kebutuhan akan ketentuan dan peraturan yang dapat memberikan perlindungan hukum bagi para inventor dan invensinya. Biaya yang dikeluarkan untuk mengajukan permohonan hak paten, ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah No. 50 tahun 2001 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah No. 26 tahun 1999 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada departemen kehakiman. Hak paten merupakan faktor kekuatan bagi perusahaan, hal ini yang selalu menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus berjuang mendapatkan hak paten yang hingga kini belum diperoleh oleh perusahaan. Dengan adanya hak paten maka para pesaing tidak dapat mencuri ide produk dan inovasi yang dimiliki oleh Pia Apple Pie. Hak paten yang didaftarkan oleh perusahaan adalah berupa inovasi resep produkproduk dari Pia Apple Pie Kekuatan Teknologi Perkembangan industri pengolahan makanan tidak terlepas dari faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan dari segi faktor produksi dan faktor pemasaran. 65

8 1) Kemudahan dalam Aspek Produksi Perkembangan teknologi pada aspek produksi dapat dilihat dari mesin-mesin dan peralatan yang digunakan selama proses produksi. Pia Apple Pie telah mengikuti perkembangan teknologi yang ada seiring makin berkembangnya jumlah produksi yang ada. Penggunaan mixer dapat lebih mempermudah pengadukan adonan, penggunaan oven juga lebih mengefesienkan waktu dan tenaga pemanggangan adonan serta Pia Apple Pie juga telah menggunakan cool box (lemari pendingin) agar produk yang telah jadi dapat lebih awet. Untuk mendukung proses produksi dalam pembuatan pie, saat ini Pia Apple Pie telah memiliki mesin/ peralatan yang memadai meskipun jumlahnya masih terbatas. 2) Kemudahan dalam Aspek Pemasaran Kemudahan dalam mengembangkan suatu usaha karena adanya perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja, melainkan aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan transportasi. Penggunaan telepon ataupun handphone dapat memudahkan komunikasi antara pelaku usaha dengan pemasok bahan baku, dengan adanya alat komunikasi ini juga dapat membuat komunikasi antara pelaku usaha dan pelanggan lebih baik bahkan menambah omset penjualan karena dapat digunakan pada penjualan sistem pesan antar (delivery order). Kemudahan juga dapat diperoleh dari sistem pembayaran yang telah banyak diberlakukan oleh pihak bank yaitu penggunaan kartu auto debet atau kartu kredit. Pada Pia Apple Pie, sistem pembayaran menggunakan auto debet telah diberlakukan dan ini dapat memudahkan konsumen yang ingin belanja dalam jumlah besar. Akan tetapi sangat disayangkan, Pia Apple Pie belum memanfaatkan perkembangan media internet secara maksimal. Media internet dapat digunakan juga untuk mengembangkan pasar, Pia Apple Pie dapat membuat website resmi yang dapat diakses langsung oleh seluruh pelanggan yang ingin mengetahui tentang bakery ini. 66

9 Kekuatan Kompetitif Kekuatan kompetitif merupakan hal yang paling mendasar dan merupakan faktor yang menentukan probabilitas dalam sebuah industri sehingga menjadi faktor yang penting dalam formulasi strategi. Kekuatan yang berbeda memiliki uruan yang berbeda dalam membentuk persaingan tiap industri. Setiap industri memiliki struktur yang mendasar berupa karakterisitik ekonomi yang dapat menimbulkan karakteristik kompetitif. Faktor kompetitif ini akan berlaku bagi industri yang bergerak dalam bidang jasa maupun manufaktur.beberapa karakteristik yang sangat mendasar dalam setiap kekuatan kompetitif adalah sebagai berikut : a) Ancaman Pendatang Baru Suatu industri apabila mempunyai peluang yang tinggi maka akan semakin banyak perusahaan-perusahaan baru muncul dan bergerak dalam industri yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya permintaan pasar yang semakin meningkat dan menjanjikan. Semakin banyak perusahaan yang baru muncul maka menimbulkan persaingan ketat karena perusahaan-perusahaan tersebut akan mencoba menarik perhatian banyak konsumen pada pasar yang sama. Tabel 25. Daftar Pesaing Pia Apple Pie Nama Bakery Alamat Menu Andalan Tahun berdiri Met Liefde Cafe Jl. Pangrango no.16 Pizza dan Lasagna 2005 Klappertart Huize Jl. Pangrango no. 8 Klappertart 2007 Alania Chocolaua Jl. Pangrango no.9 Chocolaua 2007 D Fla Cake House Jl. Halimun Bogor Black Forest 2005 Berdasarkan data yang ada pada Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), antara pertumbuhan industri ini terus naik. Tahun 2008 naik 25 persen lebih dari Rp 402 triliun menjadi Rp 505 triliun. Sedangkan tahun 2009 karena krisis global pertumbuhannya hanya 7 persen. 67

10 Untuk 2010 diperkirakan akan tumbuh 10 persen. 10 Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pada industri makanan termasuk bakery juga mengalami peningkatan. Pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa beberapa industri bakery yang baru berdiri yang merupakan pesaing bagi Pia Apple Pie yang terletak di sekitar jalan Pangrango yang dianggap merupakan pesaing Pia Apple Pie di bidang industri makanan (bakery). b) Potensi Masuknya Pesaing Baru Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru dan keinginan untuk merebut pangsa pasar. Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada dan reaksi pesaing yang dapat diatasi oleh pesaing. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya: (1) skala ekonomi, berpengaruh terhadap distribusi, utilisasi tenaga penjualan, pendaaan, (2) diferensiasi produk, biaya yang dikeluarkan oleh pesaing akan cukup besar dalam upaya memenangkan loyalitas konsumen biasanya berupa iklan dan layanan konsumen, (3) persyaratan modal, modal diperlukan oleh para pesaing bukan hanya untuk fasilitas tetapi juga membeli persediaan serta untuk menyerap kerugian di tahun-tahun pertama, (4) akses terhadap saluran distribusi, pesaing harus dapat menggantikan posisi produk yang lama dengan produk baru dengan melakukan promosi yang gencar. Pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa beberapa bakery yang bertambah di sekitar jalan Pangrango sejak Pia Apple Pie resmi pindah ke jalan tersebut tahun Pia Apple Pie merupakan bakery yang menawarkan menu utama apple pie yang tebuat dari bahan dasar apel. Pia Apple Pie memiliki banyak pesaing, namun di Kota Bogor kebanyakan para pesaing tidak memiliki produk yang dianggap sejenis. Pia Pia Ku merupakan pesaing Pia Apple Pie saat ini karena bakery ini juga memproduksi apple pie walapun dalam jumlah yang sedikit. Pia Pia Ku bukanlah pesaing yang dianggap berat mengingat produk unggulan Pia Pia Ku adalah Pia bukanlah Apple Pie. Akan tetapi Pia Apple Pie harus tetap waspada terhadap ancaman dari para pesaing, karena 10 Produk-Industri-Kemasan (diakses tanggal 20 Agustus 2011) 68

11 sewaktu-waktu produk unggulan bakery ini dapat diambil oleh pesaing, karena Pia Apple Pie belum mempunai hak aten atas produknya. c) Potensi Pengembangan Produk-Produk Pengganti Produk subsitusi atau produk pengganti adalah produk lain yang berbeda tetapi sifatnya menggantikan produk perusahaan yang dapat mempengaruhi keberadaan produk perusahaan di pasar. Keberadaan produk subsitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk subsitusi tersebut memiliki harga yang lebih murah dengsn kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Produk Pia Apple Pie merupakan produk bakery yang biasanya dibeli oleh konsumen untuk camilan ataupun oleh-oleh khas Kota Bogor. Dalam hal ini, Pia Apple Pie memiliki banyak sekali pesaing yang menawarkan produk subsitusi yaitu roti (Bread) dan kue (cake). Untuk produk roti dan kue yang sudah terkenal di Kota Bogor dan telah dianggap sebagai oleh-oleh khas Bogor adalah Bolu Kukus Amanda dan Roti Unyil Venus. Produk pengganti yang dianggap mampu untuk bersaing dengan produk Pia Apple Pie adalah Holland Bakery, Bread Talk, Bogor Permai Bakery, Michalle Bakery, Tan Ek Tjoan Bakery. Tingginya keberadaan produk subsitusi dengan berbagai merek, harga jual atau mutu dapat memberikan ancaman bagi Pia Apple Pie. Meskipun kebradaan produk subsitusi tinggi, tetapi Pia Apple Pie memiliki nilai jual yang tinggi terhadap produk-produk yang dihasilkan. Pada Tabel 19 terlihat bahwa sebagian besar konsumen sengaja datang (48 persen) hanya untuk membeli Pia Apple Pie dan para konsumen suka akan rasa yang diberikan (44 persen). Permintaan terhadap produk Pia Apple Pie juga semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa produk perusahaan ini mampu bersaing di pasar. d) Daya Tawar Pemasok Pemasok memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Hali ini terjadi ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi hanya sedikit barang subsitusi yang cukup bagus dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memdapatkan bahan baku pengganti tersebut sangat tinggi. Untuk bahan baku utama seperti apel, Pia Apple Pie memiliki pemasok tetap yang berada di kota malang dengan standarisasi tertentu yaitu apel room beauty dengan ukuran cm. Untuk 69

12 bahan baku apel, perusahaan memiliki 2 pemasok utama dengan cara pembelian yang diantarkan langsung satu kali dalam seminggu. Sedangkan bahan baku pelengkap seperti tepung terigu, mentega, susu, butter, dan sebagainya, diperoleh dari beberapa toko langganan berbeda atau di pasar tradisional yang ada di Bogor. Untuk bahan baku pelengkap, perusahaan melakukan pembelian dua kali dalam seminggu. Berdasarkan penjelasan diatas, kekuatan tawar menawar pemasok dapat dikatakan sedang karena Pia Apple Pie tidak terlalu sulit berganti dari satu pemasok ke pemasok lainnya. e) Daya Tawar Konsumen Pembeli atau konsumen memiliki kekuatan untuk dapat memaksa harga turun tetapi dengan kualitas yang lebih tinggi, pelayanan lebih atau bahkan pembeli dapat mengadu pemasok untuk saling bersaing, hal ini dapat mengurangi laba industri. Pembeli Pia Apple Pie lebih banyak berasal dari Bogor dan Jakarta yang memiliki penghasilan menengah ke atas. Bagi pembeli produk yang dibeli merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang kecil akan tetapi cukup penting dalam hal mutu karena tuntutan konsumen terhadap mutu produk semakin tinggi. Kekuatan tawar menawar pembeli dapat dikatakan kuat karena pembeli dapat dengan mudah beralih ke produk subsitusi lain dan tidak memerlukan biaya tambahan yang besar. Hal ini dapat terjadi karena penawaran terhadap pie masih lebih besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk Lingkungan Internal Dalam melakukan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pemanduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan. Dalam sebuah perusahaan yang tidak menggunakan manajemen strategi, setiap bagian sering tidak melakukan komunikasi seperti bagian pemasaran, keuangan dan produksi. Oleh karena itu sangat diperlukan sekali analisis lingkungan internal agar dapat merumuskan manajemen strategi yang dapat digunakan perusahaan. Hasil analisis faktor-faktor internal ini 70

13 diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak internal perusahaan seperti supervisor, wakil supervisor, dan para karyawan Faktor Manajemen Dalam melakukan analisis fungsi manajemen terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji diantaranya yaitu: aspek perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengendalian. 1) Perencanaan Saat ini Pia Apple Pie belum memiliki perencanaan tertulis baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya pernataan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik. Meskipun demikian hal ini tidak menjadi penghalang bagi pemilik Pia Apple Pie untuk mengembangkan usahanya. Meskipun belum mempunyai visi dan misi secara tertulis namun Pia Apple Pie telah mempunyai konsep dalam menjalankan usahanya yaitu selalu mengutamakan kepuasan pelanggan melalui mutu dan kualitas produk serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Berdasarkan konsep inilah Pia Apple Pie dapat merumuskan perencanaan pasar dan produk yang ingin dicapai oleh perusahaan. 2) Pengorganisasian Struktur organisasi Pia Apple Pie yang terlihat pada Gambar 6 menunjukkan bahwa posisi manajemen puncak dipegang oleh langsung oleh pemilik perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan kelancaran usaha. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan operasional perusahaan, Pia Apple Pie menggunakan pendekatan top down. Dalam struktur organisasi pada Gambar 6 terlihat bahwa supervisor dan wakil supervisor memimpin kepala divisi. Kepala divisi memimpin 6 bagian yaitu bagian waiters, kasir, bar, dapur, gudang, dan bagian umum. Walaupun posisi tersebut semuanya lengkap, tapi setiap karyawan diharuskan mampu mengerjakan bagian lain, misalnya supervisor juga dapat melakukan pekerjaan sebagai pelayan. 71

14 Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa belum adanya pembagian tugas dan tanggung jawab kerja yang baku di Pia Apple Pie ini. 3) Pemotivasian Pemberian motivasi terhadap karyawan penting dilakukan karena terkait dengan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan sehingga para karyawan tersebut tetap merasa nyaman selama bekerja. Pia Apple Pie memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Penghargaan ini diberikan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan seperti biaya untuk kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C hingga ke tingkat perguruan tinggi. Saat ini dari Apple Pie Group yang telah menerima beasiswa sebanyak 15 orang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan 20 orang untuk kejar paket. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efesiensi kinerja karyawan. Upaya untuk menjaga kebersamaan antara karyawan dilakukan kegiatan-kegitan yang mengikutsertakan seluruh karyawan satu bulan sekali. Kegiatan tersebut berupa (1) aksi sosial yaitu pemberian paket nasi murah seharga 300 rupiah (2) seksi olahraga seperti futsal, senam, volli, dan renang, (3) seksi kesehatan berupa pemberian susu kepada pengamen-pengamen dan orang-orang kurang mampu setiap hari kamis setiap minggunya. Biaya yang dikeluarkan untuk aksi sosial selain dari perusahaan juga diperoleh dari konsumen yang bersedia menjadi donatur. 4) Penempatan Staf Dalam penempatan staf atau yang lebih sering disebut manajemen sumber daya manusia dilakukan. Komunikasi yang terjalin antara karyawan baik staf divisi dan supervisor/ wakil supervisor dengan pemiliknya tidaklah kaku. Tim manajemen Pia Apple Pie melakukan pengevaluasian kerja setiap bulannya. Dalam perekrutan karyawan yang memerlukan proses paling panjang adalah koki, kemampuan koki dalam mempelajari secara cepat rasa yang menjadi ciri khas Pia Apple Pie merupakan tolak ukur dari kepuasan konsumen dari segi rasa, sehingga proses ini harus lebih selektif. Untuk perekrutan karyawan pada divisi lain cenderung lebih mudah. Pia Apple Pie sudah memiliki jenjang karir yang jelas, misalnya wakil supervisor sekarang, 11 tahun yang lalu bertugas sebagai pelayan. Jadi Pia Apple Pie 72

15 menempatkan staf inti yang berasal dari karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan. 5) Pengendalian Pada umumnya Pia Apple Pie melakukan pengendalian pada bidang produksi dan bidang sumber daya manusia. Pengendalian pada bidang produksi dilakukan dalam hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses produksi sehinga kontinuitas pemuatan produk-produk Pia Apple Pie dapat terjaga. Pengendalian terhadap sumber daya manusia selain didukung oleh kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, pemilik juga menindak tegas bagi karyawan yang berbuat kecurangan dan malas untuk bekerja Faktor Produksi/ Operasi Seluruh kegiatan produksi dilakukan di Kota Bogor, karena produk pie yang dihasilkan adalah produk home made. Setiap harinya rata-rata Pia Apple pie dapat menjual 300 loyang pie, sedangkan pada akhir minggu dapat menjual 400 loyang pie. Dalam kurun waktu 1 minggu, perusahaan dapat menghabiskan 500 kilogram bahan baku apel. Kegiatan produksi meliputi yaitu pembuatan bagian isi, bagian kulit pie, bagian peloyangan dan bagian pembakaran. Pada bagian isi dilakukan pengupasan apel, pembuangan biji, pengolahan dan pendinginan. Bagian kulit terdiri dari pemrosesan kulit pie yaitu pengadukan bahan baku pelengkap serti tepung, mentega, butter dan bahan lainnya, lalu kemudian adonan dibentuk di bagian peloyangan. Tahap berikutnya yaitu pembakaran pie di oven. Tahap terakhir adalah tahap pengemasan, dalam mengemas produk jadi digunakan 3 pembungkus yaitu alumunium foil, plastik bening dan karton pembungkus. Dalam hal pengawasan mutu di area poduksi, perusahaan memberikan tanggung jawab tersebut kepada supervisor. Akan tetapi untuk pegawasan rasa dan mutu produk, keterlibatan pemilik perusahaan dapat dikatakan cukup tinggi. 73

16 Penelitian dan pengembangan Penelitian dan pengembangan (litbang) merupakan salah satu bagian dari suatu perusahaan yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk. Inovasi dalam suatu perusahaan sangatlah dibutuhkan, karena dengan inovasi produk yang sudah mengalami penurunan permintaannya dapat kembali meningkat. Pada Pia Apple Pie yang menjadi tim yang bekerja di bagian penelitian dan pengembangan adalah pemilik perusahaan sendiri yang bekerja sama dengan tim inti pusat yang tergabung dalam divisi khusus pada Apple Pie Group. Tim penelitian dan pengembangan ini bertugas untuk mengembangkan jenis-jenis makanan dan minuman yang tidak diminati menjadi diminati oleh konsumen dengan beragam upaya pembentukan inovasi produk. Dengan adanya tim penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang menjadi kekuatan bagi Pia Apple Pie agar produk-produknya dapat terus diminati oleh konsumen Faktor Keuangan/ Akuntansi Untuk mendirikan sebuah perusahaan, diperlukan sejumlah modal. Modal tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan, dan alat-alat produksi yang dimiliki perusahaan. Dalam membentuk usaha ini, pemilik perusahaan mengeluarkan dana pribadi sebesar 100 juta rupiah. Karena menggunakan modal sendiri dan tidak memiliki beban hutang. Kondisi ini menjadi kekuatan perusahaan karena setiap keuntungan yang diperoleh dapat digunakan kembali untuk menambah modal dan kondisi ini tidak akan menuntut perusahaan untuk memaksakan diri mencari laba yang besar untuk membayar hutang. Salah satu kelemahan usaha berskala kecil dan menengah seperti Pia Apple Pie adalah keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini terjadi pada perusahaan ini yang tidak memiliki karyawan yang khusus menangani pembukuan keuangan sehingga metode dalam menyusun pembukuan keuangan tidak berpedoman dalam prinsip-prinsip akuntansi. Pembukuan keuangan biasanya dilakukan oleh Supervisor berdasarkan hasil laporan dari kasir. Hasil pembukuan ini kemudian diserahkan setiap bulannya kepada tim inti pusat perusahaan. 74

17 Faktor Pemasaran Pemasaran terkait erat dengan bauran pemasaran yaitu aspek produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Berikut ini merupakan uraian tentang bauran pemasaran yang terdapat pada Pia Apple Pie : 1) Produk (Product) Produk utama yang dihasilkan oleh Pia Apple Pie adalah Apple Pie, akan tetapi banyak produk-produk lainnya yang juga dihasilkan oleh bakery ini (Tabel 26). Tingkat ketahanan produk yaitu 2 minggu jika disimpan di dalam lemari pendingin dan 2 hari jika disimpan pada suhu ruangan. Selain melakukan variasi bentuk dan ukuran, Pia Apple Pie juga selalu mengutamakan kualitas rasa terhadap produk yang dijual. Segmentasi pasar untuk produk Pia Apple Pie adalah kelas menengah ke atas. Kemasan yang digunakan oleh Pia Apple Pie untuk membungkus produknya adalah alumunium foil untuk melapis produk, karton putih 0,5 mm sebagai pembungkus akhir produk, plastik bening yang digunakan untuk melapisi karton dan sebagai penutup produk. Pihak Pia Apple Pie juga dengan terbuka menerima setiap kritikan dan masukan yang ditujukan guna perkembangan dan perbaikan produk. 2) Harga (Price) Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. Pemilik perusahaan adalah orang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual. Supervisor hanya bertugas sebagai pembuat laporan keuangan dalam bentuk hasil penjualan dan penggunaan biaya untuk faktor produksi. Pada Tabel 26 dapat dilihat daftar hargaharga produk yang ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa Pia Apple Pie belum melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan mengenai penetapan harga. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dilakukan kepada konsumen, harga-harga yang ditawarkan oleh Pia Apple Pie sudah terjangkau (28 persen) dan 60 persen responden berpendapat bahwa harga yang ditawarkan cukup terjangkau. 75

18 Tabel 26. Harga Produk Pia Apple Pie Tahun 2011 Harga per Ukuran (Rupiah) No Jenis Small Medium Large 1 Apple Pie Chicken Pie Apple Pie Love Chicken Pie Love Chocolate Pie Love Strawberry Pie Love Cheese Pie Love No Jenis Harga (Rupiah) 8 Pie Crust (Kenari, keju, kismis, apel) 9 Special Pie Crust (Kenari, keju, kismis, apel) 10 Apple Salad Apple Salad Spesial Ala Mode Spesial Ala Mode Spesial Semar mendem Apple Fried Rice Apple Fried Rice Spesial Pisang bakar Caramel Puding Yogurt Dream Cream of Chicken Soup Cream of Corn Soup Cream of Mushroom Soup Poffertjes Kenari

19 Lanjutan Tabel 26. Harga Produk Pia Apple Pie Tahun 2011 Harga per Ukuran (Rupiah) No Jenis Small Medium Large 24 Poffertjes Keju Poffertjes Kismis Poffertjes Coklat Poffertjes Mete Poffertjes Es Krim Sumber: Pia Apple Pie Bakery Bogor, ) Promosi (Promotion) Sistem pemasaran produk yang dilakukan oleh Pia Apple Pie masih terbatas dan cenderung pasif. Untuk saat ini media promosi hanya mengandalkan brosur dan billboard yang telah ada. Sejauh ini cara promosi yang paling dianggap mampu menarik minat konsumen adalah melalui mulut ke mulut dan sesekali muncul di media elektronik namun frekuensinya sangat jarang sekali. Dalam upaya meningkatkan jumlah penjualan, perusahaan berusaha melakukan inovasi agar dapat lebih menarik minat pembeli. Dari segi tampilan atau display produk, Pia Apple Pie memilki keunikan tersendiri karena dikemas cantik dan elegan. Pada Lampiran 7 dapat dilihat beberapa produk yang menjadi andalan dari Pia Apple Pie. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang diberikan kepada konsumen bahwa 64 persen responden berpendapat bahwa tampilan dari produk telah menarik. Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa Pia Apple Pie memberikan sentuhan inovasi terhadap rasa, ukuran dan bentuk dari produk-produknya. Pada Lampiran 7 dapat dilihat contohcontoh produk yang dikemas dalam bentuk unik seperti Apple Pie Love, Apple Pie rasa coklat, blueberry, strawberry dan beberapa produk unggulan dari perusahaan ini. 4) Distribusi (Place) Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen. Selain dapat membawa pulang (take away) produk atau 77

20 menikmatinya di tempat penjualan, pembeli juga dapat membeli produk melalui layanan pesan antar (delivery service). Namun, layanan pesan antar diberlakukan syarat pembelian dengan limit pembelian produk diatas dua ratus ribu rupiah. Dalam sistem pendistribusian, Pia Apple Pie menggunakan agen yang bertempat di Jakarta Selatan. Agen ini dapat membeli produk-produk Pia Apple Pie, penetapan harga yang diberlakukan oleh agen ini telah diatur pada surat perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan agen tersebut. Pemilihan tempat di Jalan Pangrango strategis terletak di pusat kota di Kota Bogor. Tempat yang nyaman dan desain unik menjadi kekuatan dari Pia Apple Pie ini. Kelemahannya terletak pada ukuran tempat pemasaran yang tidak begitu luas sehingga tidak memungkinkan jika para pembeli memutuskan untuk menikmati produk di tempat pemasaran. Area parkir yang terbatas juga menjadi kelemahan yang tidak boleh diabaikan pengembangannya oleh pemilik perusahaan 78

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Analisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang serta ancaman ini dilakukan melalui wawancara kepada pihak internal

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya sehingga makanan akan selalu berdampingan dengan eksistensi manusia.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie Bogor merupakan perusahaan yang memproduksi pie dan sekaligus menjual produknya secara langsung dalam bentuk restoran

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Profil Perusahaan Sebuah usaha yang berjalan dibidang pembuatan roti, mungkin masih terdengar sedikit asing. Roti Dampit, usaha kecil menengah yang sedang merintis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bisnis pengolahan makanan sangat potensial mengingat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bisnis pengolahan makanan sangat potensial mengingat kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis pengolahan makanan berbahan baku tepung dapat diusahakan dari skala kecil setingkat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga skala besar. Bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan yang masih bersifat tradisional,

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer

Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer goods di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apel (Malus sylvestris Mill) adalah tanaman tahunan yang berasal dari daerah subtropis. Apel adalah jenis buah yang kaya akan serat. Menurut Kusumo (1986), orang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik pasar domestic ( nasional ) maupun dipasar internasional / global, untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdiri pada tanggal 18 Agustus 2008. Restoran ini didirikan oleh tiga orang pengusaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan JOB DESCRIPTION 1. Direktur Orang yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, tempat rekreasi, serta kuliner

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN V GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Profil Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor merupakan salah satu rumah makan yang menyajikan menu masakan sunda dengan menu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat ketat karena setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat menciptakan produk yang diminati oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pada bab pembahasan ini, menguraikan gambaran umum Restoran Macaroni Panggang (MP) seperti sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, strategi bauran

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG

2016 MODEL KEMITRAAN BISNIS DONAT MADU CIHANJUANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari keikutsertaan masyarakatnya dalam melakukan sebuah usaha demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Analisis lingkungan usaha adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan bisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang

I. PENDAHULUAN. Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 01/09/32/78/Th.XIX, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 0,24 PERSEN Bulan 2017 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv

DAFTAR ISI. i ii iii iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT i ii iii iv vi x xiii xiv xv xvi BAB I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, dan sup. Untuk

BAB 2 DATA DAN ANALISA. lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, dan sup. Untuk 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Definisi Kafe Kafe merupakan suatu tipe restoran yang biasanya menyediakan tempat duduk didalam dan diluar ruangan. Kafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama sebagai pengganti nasi bagi masyarakat perkotaan, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. utama sebagai pengganti nasi bagi masyarakat perkotaan, salah satunya di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Roti adalah makanan yang terbuat dari campuran tepung, air, dan ragi yang diolah melalui proses pengulenan, fermentasi, dan pemanggangan. Roti menjadi pilihan utama

Lebih terperinci

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati Business Plan JAR CAKE An Innovative Way To Eat Cake Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati EXECUTIVE SUMMARY Visi dan Misi Perusahaan Visi: Selalu memberikan inovasi terbaru dalam dunia pastry atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan sosial budaya sebagai akibat sebagai arus perubahan global yang mendorong transformasi pada seluruh aspek

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kota-kota besar di Indonesia semakin banyak kita jumpai restoran cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas Chicken,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Metodologi Penelitian III.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 2.1.1 Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE 3 BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE 2.1. Sejarah Japanese Roll Cake Japanese Roll Cake adalah kreasi bolu gulung yang berasal dari negara sakura dengan memodifikasi bagian kulit luar dan dalam roll

Lebih terperinci

BERBISNIS NUGGET SAYUR

BERBISNIS NUGGET SAYUR BERBISNIS NUGGET SAYUR KARIYA ILMIAH DISUSUN OLEH: NAMA : ANDI HARYANTO NIM : 10.12.4747 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MENEJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Chicken nugget

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang berkembang di Negara Indonesia, khususnya pada Provinsi Jawa Barat. Industri ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan pun bermacam-macam, tetapi untuk mendapatkan laba, perusahaan. status konsumen dapat berubah menjadi pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan pun bermacam-macam, tetapi untuk mendapatkan laba, perusahaan. status konsumen dapat berubah menjadi pelanggan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang persaingan bisnis semakin sengit. Berbagai cara dilakukan perusahaan untuk mendapatkan laba dan menarik minat konsumen. Strategi yang digunakan pun bermacam-macam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seperti yang telah diuraikan penulis dalam pembahasan tentang hubungan persepsi konsumen atas Retail Mix dengan preferensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri kepariwisataan bergerak begitu cepat, oleh karena itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA Data pola konsumsi rumah tangga miskin didapatkan dari data pengeluaran Susenas Panel Modul Konsumsi yang terdiri atas dua kelompok, yaitu data pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN WONOGIRI No. 01/02/3312/Th 2016, ruari 2016 INFLASI KABUPATEN WONOGIRI PADA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 0,48% Bulan uari 2016 mencatat inflasi sebesar 0,48 persen. Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun 17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi INFORMATIKA SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Jenius adalah 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki andil yang cukup besar dalam ekonomi nasional di Indonesia. Sub sektor pertanian yang selama ini diandalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, maka dunia usaha pun mengalami perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai perusahaan yang berusaha

Lebih terperinci

(Diferentiated Marketing)

(Diferentiated Marketing) BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2017 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,13 PERSEN April 2017 IHK Karawang mengalami kenaikan indeks. IHK dari 129,93 di Bulan Maret 2017 menjadi 130,10 di Bulan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data-data yang diperoleh untuk menunjang pembahasan serta kajian data dalam tugas akhir ini, diperoleh dari beberapa sumber. Data-data tersebut antara lain: Wawancara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha Lingkungan usaha (bisnis) merupakan lingkungan yang dihadapi organisasi dan diperlukan pertimbangan dalam pengambilan keputusan suatu usaha. Aktivitas yang tercakup

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 55/10/91 Th. IX, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2015, Kota Manokwari mengalami inflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan

Lebih terperinci

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE Dr. CAFE (Hotspot WI-FI) di Wilayah Bandung DENGAN MENGUTAMAKAN CITA RASA KOPI & KENYAMANAN TEMPAT Oleh Nama : Rangga Praditya Kelas : c NPM : 0112U094 Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang semakin bertambah berdampak pada semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjualan produk merupakan variabel yang memiliki peran penting dan strategis bagi suatu perusahaan. Hal ini disebabkan tujuan dari pembuatan produk adalah

Lebih terperinci