RPIJM BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI 17/09/2007 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA
|
|
- Yandi Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI 17/09/2007 RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH Contact Person: Subdit Kebijakan dan Strategi DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Jl. Pattimura No. 20 Jakarta Selatan Telp/Fax DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
2 RPIJM i KATA PENGANTAR Buku Panduan Rencana Kesepakatan (Memorandum) Program Investasi dimaksudkan untuk memberikan penjelasan ringkas secara terperinci mengenai Rencana Program Investasi Pemerintah Daerah. Buku panduan ini merupakan bagian dari panduan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya. Buku Panduan Rencana Kesepakatan (Memorandum) Program Investasi ini disusun untuk mendukung daerah dalam menyusun rencana pendanaan dan menyepakati komitmen pendanaan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya. Tersedianya Rencana Program Investasi yang memadai akan mampu mendorong tercapainya kesepakatan pendanaan baik internal maupun eksternal pemerintah, termasuk dukungan pendanaan dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi, maupun masyarakat dan sektor swasta. Selain itu, diharapkan hasil pembangunan Bidang PU/Cipta Karya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas melalui kerjasama antara pusat dan daerah yang berbasis keterpaduan dan pengembangan wilayah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Akhir kata kami mengucapkan semoga Buku Panduan Rencana Kesepakatan (Memorandum) Program Investasi ini bermanfaat bagi kita semua untuk mewujudkan kebersamaan antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota secara berkelanjutan. September 2007 Tim Penyusun
3 ii BUKU PANDUAN KESEPAKATAN RENCANA PROGRAM INVESTASI
4 RPIJM DAFTAR ISI iii BAB I PETUNJUK UMUM Umum... 1 BAB II SKENARIO PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten/Kota Skenario Pembangunan Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya... 3 BAB III RINGKASAN DAN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR Kerangka Logis/Rasionalitas Usulan Program Investasi Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya Prioritas dan Kelayakan Program Investasi Infrastruktur... 5 BAB IV RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR... 7
5 iv BUKU PANDUAN KESEPAKATAN RENCANA PROGRAM INVESTASI
6 RPIJM 1 BAB I PETUNJUK UMUM 1.1 UMUM Program investasi Kabupaten/Kota yang merupakan rekapitulasi dari dokumen RPIJM yang telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kabupaten/Kota dari aspek teknis, biaya dan waktu. Selain itu rencana program investasi harus dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/Walikota/Gubernur selaku kepala daerah. Program investasi bidang PU/Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan Kabupaten/Kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten/Kota. Setiap daerah diharapkan mempunyai prioritas yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya, sebagai contoh bahwa Kabupaten/Kota A lebih memprioritaskan pogram investasi air minum di tahun-tahun awal jangka menengah karena Kabupaten/Kota tersebut mempunyai pertimbangan bahwa sebagian besar penduduknya merupakan penduduk di daerah rawan air, hal ini belum tentu sama dengan daerah lain. Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan intisari dari RPIJM Kabupaten/Kota. Setiap Kabupaten/Kota diharapkan dapat menyampaikan rencana program dalam sebuah ringkasan eksekutif berupa ringkasan rencana investasi dan mekanisme pembiayaan serta pembiayaan yang merupaakn bagian sinkronisasi dan prioritas program di Kabupaten/Kota. Dokumen rencana program investasi ini dilengkapi aspek legalitas yang diwujudkan dalam kesediaan Bupati/Walikota selaku penyelenggara pembangunan daerah untuk melaksanakan program investasi yang telah diusulkan. Penyusunan rencana program investasi, dalam bentuk ringkasan eksekutif, hendaknya ditekankan aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang PU/Cipta Karya, yang akan mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Aspek keterpaduan didalam penyusunan RPIJM diwujudkan melalui sinkronisasi pembangunan sektor bidang PU/Cipta Karya terhadap rencana pengembangan wilayah/kawasan. Keterpaduan Program diharapkan dapat terwujud dari hasil penyusunan rencana pendanaan yang akan sangat mempengaruhi dalam keterpaduan pelaksanaan. Selain itu juga
7 2 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI perlu dijelaskan dalam hal keterpaduan kelembagaan dalam mendukung pembangunan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota. Penentuan skala proritas program merupakan hasil iterasi antara analisis yang dilakukan terhadap rencana pembangunan Kabupaten/Kota dan analisis yang kebutuhan dan rencana pengembangan sektor/komponen, kemampuan keuangan, maupun kemampuan kelembagaan. Penentuan skala prioritas program secara explisit perlu dituangkan di dalam Skenario Pembangunan Perkotaan (Bagian dari Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota). Rencana program investasi, yang diwujudkan dalam ringkasan eksekutif, harus menjabarkan secara singkat mengenai: (i) skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang PU/Cipta Karya; (ii) Usulan Kebutuhan Investasi yang disusun dengan berbasis demand ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah; (iii) mekanisme pendanaan, dan kemungkinan pembiayaan pembangunan; (iv) skala prioritas penanganan dan rencana pelaksanaan program investasi.
8 RPIJM 3 BAB II SKENARIO PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA 2.1 SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA Skenario pembangunan Kabupaten/Kota diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan dan fungsi koordinasi pengaturan, integrasi perencanaan, sinkronisasi program, penentuan prioritas dan pelaksanaan pembangunan daerah. Skenario pembangunan Kabupaten/Kota akan menjadi payung dari penyusunan rencana program investasi yang merupakan ringkasan eksekutif dari RPIJM. Secara ringkas skenario pembangunan Kabupaten/Kota harus dapat menggambarkan mengenai: a. Skenario pengembangan Kabupaten/Kota yang menjabarkan arah dan kebijakan pembangunan daerah, strategi pembangunan kawasan, termasuk perkotaan, atas dasar arahan peraturan, dan perundangan, serta Arahan Pengembangan/Rencana Tata Ruang yang ada. Selain itu menjabarkan fungsi dan peran Kabupaten/Kota dalam mewujudkan konstelasi sistem perkotaan; skenario makro ekonomi, Indikasi Kawasan Andalan dan Sektor Unggulan berdasarkan Arah Kebijakan. Skenario pengembangan Kabupaten/Kota juga memuat mengenai pencapaian bidang PU/Cipta Karya saat ini (eksisting), serta tren atau Dinamika pembangunan Kabupaten/Kota; b. Arah Pengembangan Kabupaten/Kota (Struktur), yang menggambarkan Rencana Induk Sistem, Demografi, dan pengendalian fungsi-fungsi kawasan perkotaan, baik dalam rangka mempertahankan momentum perkembangan yang ada maupun dalam rangka mendorong pertumbuhan. 2.2 SKENARIO PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU/CIPTA KARYA Skenario Pembangunan Bidang PU/Cipta Karya adalah alternatif dan gambaran dari perwujudan rencana pengembangan kota dan masterplan prasarana. Skenario Pengembangan Bidang PU/Cipta Karya mencakup sektor Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan,
9 4 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Pengembangan Air Minum. Disamping itu, melalui skenario pengembangan prasarana ini dapat diwujudkan keterkaitan dan keterpaduan antar sektor. Skenario pembangunan infrastruktur perlu mengacu pada masterplan sektor, RPJMD dan kebijakan sektoral.
10 RPIJM 5 BAB III RINGKASAN DAN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR No. 3.1 KERANGKA LOGIS/RASIONALITAS USULAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR Kerangka logis (logical framework) memberikan kerangka rasional penyusunan usulan investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya. Kerangka logis ini akan memberikan gambaran mengenai tujuan, parameter penilaian, cara menilai dan dampak dari kegiatan investasi yang diusulkan. Selain itu dijabarkan seluruh indikator-indikator yang dibutuhkan dalam monitoring dan penlaian atau evaluasi pelaksanaan. Tanpa adanya kerangka logis, penilaian pencapaian penyelenggaraan program investasi akan sulit dilakukan. Kerangka kerja logis diharapkan dapat ditampilkan data dalam bentuk tabulasi, yang secara rinci format tabel seperti pada Tabel III.1. Tabel III-1 Format Kerangka Kerja Logis Program Investasi Infrastrktur Bidang PU/Cipta Karya Isu/ Permasalahan per Kawasan Tujuan /Sasaran Pendeka tan/ Strategi Pemban gunan Kebijakan Program Ruang Lingkup Kegiatan Output/ Outcome Perform ance Indicator Asumsi dan Resiko (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 3.2 PRIORITAS DAN KELAYAKAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR Usulan dan prioritas program disusun atas dasar hasil analisis kemampuan dan sistem yang ada, serta target pencapaian dan kemampuan pendanaan dan kelembagaan. Usulan diupayakan untuk mewujudkan sistem penyediaan pelayanan yang ada baik dalam hal teknis, keuangan, kelembagaan dan aspek kelayakan yang ada. Berdasarkan
11 6 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI kemampuan/supply serta tingkat efisiensi dan efektivitas yang bisa dicapai, dapat disusun skala prioritas, yang diwujudkan dalam: a. Consolidated Expendure Program (Rencana Pendanaan yang Terkonsolidasi) yang mencakup kegiatan/komponen yang diusulkan berdasarkan pertimbangan kemampuan, efisiensi dan efektivitas, Program-program yang diusulkan adalah programprogram yang paling mungkin dilaksanakan mengacu kepada strategi dan kriteria penanganan yang ditetapkan dari kebijakan dan strategi pengembangan kota. b. Prediksi Kemampuan Keuangan Daerah untuk mendanai dan membiayai program yang diusulkan dengan menggali dari berbagai sumber pendanaan dan pembiayaan yang ada. Serta penggambaran kemampuan peningkatan pendapatan serta kemampuan kelembagaan yang terkait dengan usulan program tersebut.
12 RPIJM 7 BAB IV RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU/CIPTA KARYA Untuk memberikan dasar hukum dari program investasi yang diusulkan Kabupaten/Kota diperlukan lembar kesepakatan Bupati/Walikota untuk melaksanakan dan mendanai program investasi bidang PU/Cipta Karya. Lembar ini juga memiliki arti penting bagi pelaksanaan program investasi yang ada di dalam RPIJM antara lain : a. Sebagai dasar dalam penentuan dukungan Pemerintah pusat kepada Kabupaten/Kota pada penyelenggaraan bidang cipta karya. b. Mendorong komitmen Pemerintahan Kabupaten/Kota dalam menyusun program investasi bidang cipta karya dalam RPIJM, serta memberikan penguatan dalam prosedur pendanaan, terutama dana dari lingkungan eksternal Pemerintahan Kabupaten/Kota seperti dari Pemerintahan Propinsi, Pemerintahan Pusat, masyarakat, Pinjaman Luar Negeri ataupun kerjasama dengan pihak swasta. Selain lembar kesediaan yang disyahkan Bupati/Walikota untuk melengkapi ringkasan rencana program investasi, diperlukan tabel-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaannya sampai akhir 5 tahun ke depan, peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang kotanya
13 8 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI (RPIJM) PROPINSI. KABUPATEN/KOTA.. Nomor : Bersadarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota. Penyediaan infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan antara pengambil kebijakan dengan masyarakat pengguna infrastruktur permukiman. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi tersebut, kami menyadari bahwa diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan infrastruktur permukiman secara komprehensif yang terintegrasi baik dalam konteks kewilayahan maupun dalam keterkaitannya dengan pengembangan sektor lain dalam konstelasi pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami menyepakati untuk melakukan kesepakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya pada tahun Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari.... Tanggal , kami sepakat untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya pada tahun sebagaimana terlampir. Rencana Rogram Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya ini pada dasarnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada pada tahun-tahun berikutnya Demikian Program Kerja ini kami buat berdasarkan kepedulian kami dalam upaya-upaya percepatan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya berkelanjutan.
14 RPIJM 9 (RPIJM) Propinsi... Tahun... Program... Kabupaten/Kota.. Kegiatan Tahun ke-n No.. Harga Satuan Keterangan Pokok Pusat Propinsi Kab/Kota Masy. Swasta (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Bupati/Walikota Ketua DPRD Kabupaten/Kota..
15 10 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Keterangan: 1. Berisikan nomor urut kegiatan 2. Berisikan nama kegiatan yang diusulkan 3. Berisikan volume/besaran kegiatan yang disesuaikan satuan yang ada 4. Berisikan besarnya harga satuan yang ada 5. Berisikan total kebutuhan pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan 6. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Pemerintah Pusat 7. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Pemerintah Propinsi 8. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Pemerintah Kabupaten/Kota 9. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Masyarakat 10. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Sektor Swasta (Kerjasama)
16 RPIJM 11 (RPIJM) Propinsi... Tahun... Program... Kabupaten/Kota.. Pusat Propinsi Kab/Kota Masy. Swasta Pusat Propinsi Kab/Kota Masy. Swasta No. Kegiatan Pokok. Harga Satuan Tahun ke-n Tahun ke-n Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
17 12 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Keterangan: 1. Berisikan nomor urut kegiatan 2. Berisikan nama kegiatan yang diusulkan 3. Berisikan volume/besaran kegiatan yang disesuaikan satuan yang ada 4. Berisikan besarnya harga satuan yang ada 5. Berisikan total kebutuhan pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan 6. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Pemerintah Pusat 7. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Pemerintah Propinsi 8. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Pemerintah Kabupaten/Kota 9. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Masyarakat 10. Berisikan alokasi/rencana pendanaan dari Sektor Swasta (Kerjasama)
18 RPIJM 13 Usulan dan Prioritas Proyek Penyehatan Lingkungan Permukiman Komponen : Persampahan *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Satuan Harga Satuan (Rp. Juta) ume Manfaat (Rp. Juta) Lokasi SUB TOTAL SUB TOTAL TOTAL (HARGA DASAR) TOTAL (HARGA BERLAKU) *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik Jadwal Pelaksanaan Klasifikasi Tanggung Jawab Ket
19 14 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Usulan dan Prioritas Proyek Penyehatan Lingkungan Permukiman Komponen : Drainase *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Satuan Harga Satuan (Rp. Juta) ume Manfaat (Rp. Juta) Lokasi SUB TOTAL SUB TOTAL TOTAL (HARGA DASAR) TOTAL (HARGA BERLAKU) *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik Jadwal Pelaksanaan Klasifikasi Tanggung Jawab Ket
20 RPIJM 15 Usulan Pembiayaan Proyek Penyehatan Lingkungan Permukiman Komponen : Drainase *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Total PUSAT PROPINSI KAB/KOTA SLA HIBAH SWASTA MASYARAKAT PERUSAHAAN DAERAH *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik
21 16 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Usulan dan Prioritas Air Minum Komponen : Air Minum *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Satuan Harga Satuan (Rp. Juta) ume Manfaat (Rp. Juta) Lokasi SUB TOTAL SUB TOTAL TOTAL (HARGA DASAR) TOTAL (HARGA BERLAKU) *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik Jadwal Pelaksanaan Klasifikasi Tanggung Jawab Ket
22 RPIJM 17 Usulan Pembiayaan Proyek Air Minum Komponen : Air Minum *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Total PUSAT PROPINSI KAB/KOTA SLA HIBAH SWASTA MASYARAKAT PERUSAHAAN DAERAH *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik
23 18 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Usulan dan Prioritas Proyek Tata Bangunan dan Lingkungan Komponen : Tata Bangunan dan Lingkungan *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Satuan Harga Satuan (Rp. Juta) ume Manfaat (Rp. Juta) Lokasi SUB TOTAL SUB TOTAL TOTAL (HARGA DASAR) TOTAL (HARGA BERLAKU) *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik Jadwal Pelaksanaan Klasifikasi Tanggung Jawab Ket
24 RPIJM 19 Usulan Pembiayaan Proyek Tata Bangunan dan Lingkungan Komponen : Tata Bangunan dan Lingkungan *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Total PUSAT PROPINSI KAB/KOTA SLA HIBAH SWASTA MASYARAKAT PERUSAHAAN DAERAH *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik
25 20 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI Usulan dan Prioritas Proyek Pengembangan Permukiman Komponen : Pengembangan Permukiman *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Satuan Harga Satuan (Rp. Juta) ume Manfaat (Rp. Juta) Lokasi SUB TOTAL SUB TOTAL TOTAL (HARGA DASAR) TOTAL (HARGA BERLAKU) *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik Jadwal Pelaksanaan Klasifikasi Tanggung Jawab Ket
26 RPIJM 21 Usulan Pembiayaan Proyek Pengembangan Permukiman Komponen : Pengembangan Permukiman *) Kabupaten/Kota :... No Kegiatan **) Total PUSAT PROPINSI KAB/KOTA SLA HIBAH SWASTA MASYARAKAT PERUSAHAAN DAERAH *) Diisi berdasarkan komponennya **) Diisi dan dikelompokanberdasarkan jenis kegiatan fisik atau non fisik
27 22 BUKU PANDUAN RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI
28 RPIJM 23 TIM PENGARAH 1. Ir. Agoes Widjanarko, MIP 2. Ir. Ismanto, MSc 3. Ir. Danny Sutjiono 4. Ir. Guratno Hartono, M.Bc 5. Ir. Antonius Budiono, MSc 6. Ir. Tamin M. Zakaria Amin, MSc 7. Ir. Susmono TIM PENYUSUN 1. Ir. Andreas Suhono, MSc 2. Ir. Diana Kusumastuti, MT 3. Ir. Iwan Dharma S, M.Soc.Sci 4. Ir. Sitti Bellafolijani, M.Eng 5. Ir. Alex Abdi Chalik, MM, MT 6. Ir. Handy Bambang Legowo, MSES 7. Dra. Nyimas Nina Indrasari, MSc 8. Ir. Doddy Koeswanto 9. Ir. Iskandar Z 10. Ir. Halasan Sitompul 11. Ir. Didiet Akhdiat, MSc 12. Dades Prinandes, ST, MT 13. Yuke Ratnawulan, ST 14. Dra. Endah T. Widowati 15. Veronica Kusumawardhani, ST 16. Ade Syaiful, ST., MT 17. Meytri Wilda Ayuantari, ST 18. Ir. Bagus Mudiantoro, MM 19. Budi Hertanto, ST 20. Akhfian Mustika A, ST 21. Hidemiwan, ST 22. Azibi Taufik, ST NARA SUMBER 1. Ir. Hendropranoto Suselo, MPW 2. Prof. Dr. Ir. Budhy Tjahjati 3. Ir. Gita Chandrika N., MCP 4. Ir. Sugiantoro PENYELARAS AKHIR STUDIO Jakstra BPCK Jl. Pattimura No. 20 Gedung Menteri PU Lt. 4 Telp / Faks /
RPIJM BUKU PANDUAN RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA 17/09/2007 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA
BUKU PANDUAN RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA 17/09/2007 RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH Contact Person: Subdit Kebijakan dan Strategi DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA KATA PENGANTAR
RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA i KATA PENGANTAR Buku Panduan Safeguard Lingkungan dan Sosial dimaksudkan untuk memberikan penjelasan ringkas secara terperinci mengenai
Lebih terperinciRPIJM BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH 17/09/2007 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
BUKU PANDUAN KELEMBAGAAN DAERAH 17/09/2007 RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH Sekretariat: Subdit Kebijakan dan Strategi DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Jl. Pattimura
Lebih terperinciRPIJM BUKU PANDUAN KEUANGAN DAERAH RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PU/CIPTA KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 09/09/2007
BUKU PANDUAN KEUANGAN DAERAH 09/09/2007 RPIJM RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH Contact Person: Subdit Kebijakan dan Strategi DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Jl. Pattimura
Lebih terperinciBAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG 5.. Ringkasan Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan
Lebih terperinciBAB 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi
BAB 4 Rencana Pembangunan Sanitasi Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi
Lebih terperinciLEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT
LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT Nomor :... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang
Lebih terperinciKebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur
Lebih terperinciMEKANISME DESK PROVINSI KONSULTASI REGIONAL TAHUN Wilayah Barat : Maret 2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MEKANISME DESK PROVINSI KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2012 Wilayah Barat : 07-08 Maret 2012 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM AGENDA ACARA No Waktu Agenda Pembicara/Pengarah Hari Pertama 1 19.00 19.15 15 Penjelasan
Lebih terperinciDokumen Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Melawi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN
KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Lebih terperinciMODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Lebih terperinciBAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciSTARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tindaklanjut dari penyusunan Dokumen Buku Putih (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB 5 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN PULAU TALIABU
Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Target Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang 1-1
Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi
Lebih terperinci(RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya
PedomanPenyusunanRPIJM (RencanaProgram InvestasiJangkaMenengah) Bidang CiptaKarya SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota merupakan dokumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luas wilayah Republik Indonesia dengan sebaran pulau, jumlah masyarakat permukiman dengan kendala pencapaian lingkungan sehat saat ini menjadi sasaran pembangunan pemerintah
Lebih terperinciPOKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,
Lebih terperinciPedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
1 2 4 Jakarta, Desember 2016 Kepada yang terhormat, 1. Pimpinan Tinggi Pratama di Direktorat Jenderal Cipta Karya; 2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
Lebih terperinciLembar Kesepakatan Pemerintah KOTA TIDORE KEPULAUAN LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN
1.1.1. Lembar Kesepakatan Pemerintah KOTA TIDORE KEPULAUAN LEMBAR KESEPAKATAN PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN Nomor :... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan
Lebih terperinciLEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN Berdasarkan Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah, ditetapkan pembagian kewenangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen MPS yang disusun oleh Pokja Sanitasi Kota Tangerang ini merupakan tindak lanjut dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan penyusunan Buku Putih Sanitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara selalu melakukan upaya untuk meningkatkan. kesejahteraan masyarakatnya yang salah satunya melalui pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap negara selalu melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang salah satunya melalui pembangunan infrastruktur dalam rangka merangsang
Lebih terperinciPada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Akhir Sementara untuk kegiatan Kota Kediri terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku Laporan Akhir Sementara ini
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KETERPADUAN KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan Oleh: MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi Kabupaten Halmahera Utara
1.1.1. Lembar Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara LEMBAR KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARAA Nomor :... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI BAB II MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH
BAB II MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH 2.1. Sumber Dana Pemerintah Dalam rangka optimasi dan kepastian implementasi, maka telah dilakukan internalisasi dan sinkronisasi terkait semua usulan program
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi layak perkotaan dimana didalamnya setiap
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.
No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena
Lebih terperinciA. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN
A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN 1. Form 1-1 MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI 2. Form 1-2 MONITORING DAN EVALUASI KEIKUTSERTAAN DALAM KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI
Lebih terperinciMPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang
MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Draft per 12 Oktober 2015 PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, DAN
Lebih terperinciBAB II MEMRANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH
BAB II MEMRANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH 2.1 Sumber Dana Pemerintah Dalam rangka optimasi dan dan kepastian implementasi, maka telah dilakukan internalisasi dansinkronisasi terkait semua usulan Program
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 2009 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciMekanisme Diskusi. Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota
Mekanisme Desk Mekanisme Diskusi Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota Kelengkapan Data Desk : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab/Kota; Dokumen Rencana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinci( R P I J M ) PROVINSI JAMBI BIDANG PU/CIPTA KARYA
( R P I J M ) BIDANG PU/CIPTA KARYA 2013-2017 KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI SURAT DUKUNGAN MENYEDIAKAN DANA PENDAMPING KATA PENGANTAR KETUA BAPPEDA KOTA SUNGAI PENUH DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan
Lebih terperincikementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM2011 PROGRAM KERJA
kementerian pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 1 2 PROGRAM KERJA PROGRAM KERJA DIREKTORAT BINA PROGRAM PROGRAM KERJA 3 Kata Pengantar Keterpaduan
Lebih terperinciLEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG
Lembar Kesepakatan Kabupaten LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG Nomor : Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Kotawaringin Barat. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait
Lebih terperinciLampiran LEMBAR KESEPAKATAN PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) PEMERINTAH KABUPATEN PATI
Lampiran 2.1.1 Lembar Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Pati LEMBAR KESEPAKATAN PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) PEMERINTAH KABUPATEN PATI Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciUniversal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang
. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTABARU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang P erencanaan pembangunan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.
Lebih terperinciProgram Pengembangan Pusat Unggulan Iptek dan Penguatan Kelompok Penelitian (Research Group)
PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR Program Hibah Kompetisi Research Group Universitas Brawijaya 2016 Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek dan Penguatan Kelompok Penelitian (Research Group) PANDUAN PENYUSUNAN
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya
Lebih terperinciKEBIJAKAN SINKRONISASI PENANGANAN KAWASAN KUMUH DALAM DOKUMEN RPJMN DAN RPJMD
KEBIJAKAN SINKRONISASI PENANGANAN KAWASAN KUMUH DALAM DOKUMEN RPJMN DAN RPJMD A. DAMENTA Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan II Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah OUTLINE 1 2 SINKRONISASI
Lebih terperincisebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi
Berdasarkan penyelenggaraan sosialisasi putaran 2 di Kota Semarang ini, terutamanya pada sesi desk, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kota/kabupaten telah menunjukkan kesiapan dari sisi administrasi
Lebih terperinciMemorandum. Program Jangka Menengah
BAB 2 Memorandum Program Jangka Menengah 2.1 Sumber Dana Pemerintah Dalam rangka optimasi dan kepastian Implementasi, Kabupaten Aceh Selatan telah melakukan internalisasi serta sinkronisasi terkait semua
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN
1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.
Lebih terperincisebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , Pemerintah mencanangkan pelaksanaan
1.1 LATAR BELAKANG Untuk meningkatkan pembangunan dan layanan sanitasi di Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, Pemerintah mencanangkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciFREQUENT ASKED QUESTION SOSIALISASI PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA
FREQUENT ASKED QUESTION SOSIALISASI PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA 1. Karena ada himbauan bahwa kalau RPIJM belum tersusun,
Lebih terperinciFORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP
FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN FORM 1.1S : MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI SPPIP Kegiatan : Sosialisasi Peserta : Hari/Tanggal
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA INDIVIDU
INDIKATOR KINERJA INDIVIDU 1. JABATAN : Kepala Bidang Prasarana 2. TUGAS : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis perencanaan pembangunan prasarana perkotaan yang meliputi prasarana ekonomi dan prasarana
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI
RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciLEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
2.1.1 Lembar Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota PEMERINTAH KOTA MAKASSAR Nomor : Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah
Lebih terperinciTinjauan BAB V : Tabel Rekap Sumber Pendanaan DAK tidak ada.
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN Tinjauan BAB V : Tabel Rekap Sumber Pendanaan DAK tidak ada. Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Tegal Tahun
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Denpasar, 22 Juni 2017 POINT PEMBAHASAN : 1. RPIJM DAN KPJM BIDANG CIPTA KARYA. 2. KEDUDUKAN
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan. Sanitasi yang tidak memadai atau kurang baik di Kabupaten Ciamis berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN
PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Ir. Sri Hartoyo Dipl.SE, ME Direktur Jenderal Cipta Karya. Kata Pengantar
KATA PENGANTAR Dalam rangka terwujudnya implementasi pembangunan sanitasi yang sistematis dan tepat sasaran, dibutuhkan perencanaan yang baik dan berkualitas. Melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Lebih terperinci