PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari"

Transkripsi

1 PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Pirantie Imadayani Uly Gusniarti Intisari Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan kecerdasan emosi memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri remaja. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan membagi subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode ini memberikan perlakuan berupa pelatihan kecerdasan emosi pada kelompok eksperimen. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah kemampuan intrapribadi, kemampuan antarpribadi, ketahanan menanggung stres, penyesuaian diri dan suasana hati. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan two independent groups design, dengan menggunakan metode analisis independent sample t-test. Subjek penelitian ini berjumlah 12 orang. Subjek adalah siswa kelas IX MTs YAPI Pakem yang berusia antara tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap peningkatan kepercayaan diri remaja. Kata kunci : Pelatihan kecerdasan emosi, Kepercayaan diri remaja

2 PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Pengantar Dewasa ini, untuk mengikuti arus zaman yang terus melaju pesat, seseorang harus memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan sosial yang baik, dan juga dituntut untuk memiliki mental yang kuat agar dapat bersaing dan bertahan untuk mencapai kesuksesan. Kemampuan intelektual dan sosial harus diasah sejak seseorang memasuki masa remaja, sehingga ia akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Pada masa remaja ini juga individu atau remaja akan sangat tergantung pada pandangannya akan apa yang dia miliki, terutama dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Pandangan akan apa yang dia miliki pada diri tersebut menyangkut, misalnya penampilan fisik, status ekonomi, kemampuan akademik, atau tingkat inteligensi. Menurut Erikson, remaja seharusnya mampu mengatasi masalah dalam dirinya, sehingga mereka dapat menentukan masa depannya. Intinya remaja harus memiliki rasa percaya diri dengan apa yang mereka punya dan mampu memanfaatkan potensinya (Iswidharmanjaya & Agung, 2004) Sedangkan menurut Maslow percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri (eksplorasi kemampuan dalam diri). Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan lebih mampu mengenal dan memahami diri sendiri, sebaliknya jika seseorang kurang memiliki rasa percaya

3 diri maka akan sulit untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki dan akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan raguragu untuk menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membandingkan dirinya dengan orang lain (Iswidharmanjaya & Agung, 2004). Seseorang yang penuh dengan rasa percaya diri memiliki sikap atau perasaan yang yakin pada kemampuan mereka sendiri. Keyakinan itu muncul setelah ia tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup, sehingga mampu melihat kenyataan yang ada. Kepercayaan diri inilah yang membuat seseorang tidak membandingkan dirinya dengan orang lain, dan tidak terlalu membutuhkan dukungan dari orang lain sebab ia tahu apa yang dibutuhkan dan diharapkan dalam hidup (Iswidharmanjaya & Agung, 2004). Secara umum, rasa percaya diri dapat dimiliki oleh seseorang jika ia telah memiliki pengalaman, karena ia merasa dapat melakukan melakukan segala sesuatu dengan kekuatannya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Hasan yang menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat (Iswidharmanjaya & Agung, 2004). Rasa percaya diri belum tentu dimiliki oleh semua remaja yang sedang berkembang. Dewasa ini banyak remaja yang memiliki rasa kurang percaya pada dirinya sendiri baik itu di lingkungan sekolah, di depan banyak orang, juga saat sedang menghadapi masalah untuk mengambil keputusan dan masih banyak

4 contoh lainnya lagi. Krisis kepercayaan diri ini merupakan hal yang sangat manusiawi. Hal ini telah dibuktikan oleh banyak psikolog perkembangan yang mengatakan bahwa sejak kecil hingga saat ini orang selalu mengalami krisis percaya diri, bahkan penyakit ini bisa sangat kronis dan bisa menyebabkan orang yang mengalami hal ini akan menarik diri dan tidak mau bergaul dengan orang lain (Iswidharmanjaya & Agung, 2004). Dampak utama yang muncul dari adanya rasa tidak percaya diri adalah dampak psikologis, dimana siswa yang merasa dirinya tidak bisa untuk berbaur sulit untuk lebih menunjukkan potensi yang dimilkinya, dan menyebabkan mereka tidak bisa berkembang untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Siswa menjadi pendiam dan menutup diri, karena ia merasa sulit untuk bersosialisasi dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya yang lebih mampu. Dampak-dampak psikologis lain yang muncul dikarenakan kurangnya rasa percaya diri adalah siswa menjadi kesulitan ber-adaptasi dengan lingkungan yang baru, mereka tidak memiliki keberanian untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu, menyapa temannya, dan menyatakan pendapat (Triswanto, 2005) Rendahnya rasa percaya diri yang dimiliki remaja menunjukkan bahwa remaja tersebut memiliki kecerdasan emosional yang rendah (Hankin, 2004). Definisi kecerdasan emosi itu sendiri menurut Baron adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri, kemampuan untuk bergaul dan berinteraksi dengan orang lain, kemampuan untuk bersikap lentur dan realistis, kemampuan untuk tetap tenang dan mampu bertahan dalam menghadapi konflik, serta kemampuan untuk

5 mempertahankan sikap optimis dan positif dalam menghadapi situasi sulit (Stein & Book, 2002) Remaja dengan kecerdasan emosi yang tinggi akan mampu untuk menyelaraskan diri dan peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain, mampu untuk memahami, menyadari dan menghargai perasaan orang lain. Remaja dengan kecerdasan emosi yang tinggi akan memiliki kesadaran dan kepedulian sosial, mampu bekerja sama dan berperan konstruktif dalam lingkungan masyarakat, serta tanggung jawab hidup bermasyarakat. Remaja dengan kecerdasan emosi yang tinggi mampu membina dan memelihara hubungan yang saling memberi dan menerima, serta lebih terampil dalam menjalin hubungan anatar pribadi yang positif (Stein & Book, 2002). Keterkaitan antara variasi kecerdasan emosi dan kepercayaan diri adalah bahwa remaja yang memiliki kecerdasan emosi yang baik maka akan membuatnya mampu bergaul dengan baik, mengenali dirinya, menangani stres, dan memiliki tanggung jawab dalam kehidupannya. Sehingga, akan membuat remaja memiliki rasa percaya diri. Melalui pelatihan kecerdasan emosi, remaja akan diajarkan untuk lebih mampu mengenali emosi yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri serta mampu menunjukkan potensi yang dimilikinya dan menggunakan potensi tersebut dengan tepat untuk bergaul dan mengatasi masalah yang dihadapi, sehingga mereka mampu mencapai tujuan hidup dengan sukses tanpa merugikan orang lain.

6 Melalui pelatihan kecerdasan emosi diharapkan siswa lebih mampu untuk bergaul dan berinteraksi satu sama lain sehingga lebih mampu untuk mengenali perasaan orang lain, memiliki tanggung jawab yang tinggi, serta mampu memelihara dan membina hubungan interpersonal yang saling menguntungakan antara satu dan yang lainnya. Setelah mengikuti pelatihan kecerdasan emosi ini diharapkan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan mampu melihat segala hal sesuai dengan kenyataan. Setelah mengikuti pelatihan kecerdasan emosi ini diharapkan siswa akan lebih mampu bertahan menghadapi situasi yang menimbulkan stres serta mampu mengendalikan dorongan untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Melalui pelatihan kecerdasan emosi ini diharapkan siswa mampu menikmati hidup dan memiliki pandangan optimis yang realistis terhadap masa depan sehingga mampu merasa bahagia dalam menjalani kehidupan (Baron dalam Stein & Book, 2002) Pelatihan kecerdasan emosi diharapkan dapat membentuk karakteristik remaja yang pada awalnya kurang memiliki rasa percaya diri menjadi lebih percaya diri, karena hal itu sangat berperan dalam kesuksesan remaja di masa depan. Metode Penelitian Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMP di MTs Yappi Pakem, Sleman, Yogyakarta. Subjek kemudian dipisah menjadi dua kelompok yaitu

7 kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK). Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara random. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode skala dan observasi. 1. Skala Kepercayaan diri Skala yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah skala kepercayaan diri dari Lauster (1978), skala ini merupakan test kepribadian yang mengungkap seberapa besar kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang. Aitem yang terdapat dalam skala ini berjumlah 50 aitem, setiap aitem mengungkap aspekaspek dari kepercayaan diri. Jenis pertanyaannya bersifat tertutup. Tingkat kepercayaan diri subjek dilihat dari hasil skoring test, jika hasil skoringnya tinggi maka subjek memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tetapi jika hasil skoringnya rendah subjek kurang memiliki rasa percaya diri. Tabel 1 Distribusi butir aitem skala kepercayaan diri setelah uji coba Butir Favourable Butir Unfavourable Aspek Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah Mudah menyesuaikan diri 3 (1), 39 (14), 3 38 (13) 1 49 (16) Tanggung jawab 23 (9) 1 12 (4), 11 (5) 3 14 (6) Optimistis 30 (11), 31 (12) 2 8 (2) 1 Ambisi 3 (1), 39 (14), 3 25 (10) 1 40 (15) Toleransi 19 (7) 1 Jumlah 10 6

8 Keterangan : Angka yang bertanda ( ) adalah nomor aitem yang digunakan dalam pre-test Metode Analisis data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Independent Sample t-test, perbandingan antara skor pretest dan posttest dari kelompok eksperimen. Analisis data dilakukan dengan SPSS versi 12.0 for windows. Hasil Penelitian Deskripsi Subjek Penelitian Tabel 2 Karakteristik Usia Kelas IX MTs YAPI Pakem Jenis Kelamin Usia Jumlah Laki-laki Perempuan Total (Sumber : Profil MTs YAPI Pakem) Deskripsi Data Penelitian Tabel 3 Deskripsi Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Max Mean Min Max Mean Skor Pretest Skor Posttest Deskripsi data penelitian di atas selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui kriteria kategorisasi kelompok subjek pada variabel-variabel yang

9 diteliti. Kategorisasi ini dimaksudkan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang Dalam hal ini, penulis menggunakan rumus kategorisasi yang dibuat oleh Azwar (1999), dimana terdapat lima kategori. Rumus tersebut dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Tabel 4 Norma Kategorisasi Norma Kategorisasi X < Mµ - 1,8. SD Hipotetik Mµ - 1,8. SD Hipotetik = X < Mµ - 0,6. SD Hipotetik Mµ - 0,6. SD Hipotetik = X < Mµ + 0,6. SD Hipotetik Mµ + 0,6. SD Hipotetik = X = Mµ + 1,8. SD Hipotetik X > Mµ + 1,8. SD Hipotetik Kategori Kategori Sangat Rendah Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi Kategori Sangat Tinggi Berdasarkan norma kategorisasi yang telah disebutkan sebelumnya, maka subjek penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori pada masingmasing variabel, yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini : Tabel 5 Deskripsi kategorisasi subjek penelitian berdasarkan hasil pretest Kategori Norma n Persentase Kepercayaan diri Sangat Rendah X < 9,6 0 0% Kepercayaan diri Rendah 9,6 = X< 19,2 0 0% Kepercayaan diri Sedang 19,2 = X < 28,8 7 58,33% Kepercayaan diri Tinggi 28,8 = X = 38,4 5 41,67% Kepercayaan diri Sangat Tinggi X > 38,4 0 0%

10 Tabel 6 Deskripsi kategorisasi subjek berdasarkan hasil posttest Kategori Norma n Persentase Kepercayaan diri Sangat Rendah X < 9,6 0 0% Kepercayaan diri Rendah 9,6 = X< 19,2 0 0% Kepercayaan diri Sedang 19,2 = X < 28,8 1 8,33% Kepercayaan diri Tinggi 28,8 = X = 38,4 8 66,67% Kepercayaan diri Sangat Tinggi X > 38,4 3 25% Uji Asumsi Uji Normalitas Hasil uji normalitas pada data pretest kelompok eksperimen menunjukkan sebaran yang normal pada skala kepercayaan diri remaja dengan koefisien KS-Z 0,747 dan p = 0,631 (p > 0,05). Sedangkan uji normalitas data pretest pada kelompok kontrol menunjukkan sebaran yang normal dengan nilai KS-Z 0,686 dan p = 0,734 (p > 0,05). Selain melakukan uji normalitas pada data pretest, penulis juga melakukan uji normalitas pada data posttest pada kedua kelompok. Hasil uji normalitas data posttest pada kelompok eksperimen menunjukkan sebaran normal dengan nilai KS-Z 0,571 dan p = 0,900 (p > 0,05). Sedangkan uji normalitas data posttest kelompok kontrol menunjukkan sebaran normal dengan nilai KS-Z 0,838 dan p = 0,484 (p > 0,05). Uji Hipotesis Uji hipotesa menggunakan independent sample t-test. Analisis data menggunakan data gain score, uji hipotesa menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepercayaan diri pada kelompok eksperimen adalah 5,4167 dan rata-rata tingkat kepercayaan diri kelompok kontrol adalah -1,3636. Berdasarkan hasil analisis

11 diketahui bahwa nilai t = 3,205 dan sig (p) = 0,002 (p < 0,05). Artinya ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan diri antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembahasan Melihat adanya pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap peningkatan keprcayaan diri remaja, dapat dipahami jika jika seseorang mampu mengidentifikasi perasaan yang sedang dialami atau yang sedang terjadi pada diri sendiri, merupakan suatu bentuk rasa percaya diri. Jika seseorang mengenali perasaan yang sedang dialami, maka ia juga akan mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain. Jika seseorang memendam perasaannya, maka akan menambah beban dan justru akhirnya akan merugikan diri sendiri, dan akan mengalami kesulitan membuka diri. Saat seseorang memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada orang lain, maka ia akan mampu bersosialisasi dengan baik. Selain itu, seseorang akan lebih menghargai dirinya sendiri, dan memiliki keyakinan bahwa ia mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Selain itu Gottman berpendapat bahwa anak yang emosinya terlatih akan membuatnya lebih terampil dalam menenangkan dirinya sendiri bila anak tersebut marah, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, dan lebih cakap dalam memahami orang lain. Gottman juga menambahkan bahwa anak yang mendapatkan pelatihan emosi akan memiliki persahabatan yang lebih baik dengan anak lain yang kebanyakan adalah teman sebayanya, sehingga hal ini akan membuat anak merasa diterima dengan baik oleh

12 lingkungan dan akhirnya akan meningkatkan rasa kepercayaan diri pada anak tersebut. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa pelatihan kecerdasan emosi mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja. Saran Bagi Subjek Sebaiknya subjek harus lebih meningkatkan kecerdasan emosinya. Subjek harus bisa mengenali perasaannya, mengenali siapa dirinya, mengenali perasaan orang lain, mengelola emosi dengan baik dan mengerti perasaan orang lain, sehingga akan mempermudah subjek dalam bergaul dan menghadapi lingkungan sekitar. Bagi Sekolah Meskipun keluarga merupakan tempat pertama bagi seseorang, namun tidak bisa dipungkiri bahwa sekolah juga memiliki peranan yang penting. Penulis mengharapkan pihak sekolah lebih sering berdialog dengan siswanya, dan jangan pernah bosan untuk selalu memberikan pengarahan dan semangat kepada para siswanya. Hal ini diharapkan tidak hanya menjadi tanggung jawab guru bimbingan konseling, tetapi untuk seluruh guru yang memberikan pelajaran dapat mengintegrasikan nilai-nilai kecerdasan emosi dalam memberikan pelajaran di sekolah.

13 Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya pada alat ukur, pelaksanaan eksperimen, serta kurangnya penggalian informasi tambahan. Pada penggunaan alat ukur penulis mengharapkan agar peneliti selanjutnya dapat membuat alat ukur sendiri. Jika menggunakan alat ukur yang digunakan pada saat pretest maupun posttest sebaiknya dibuat berbeda, untuk menghindari adanya proses belajar pada subjek. Pelaksanaan eksperimen hendaknya dilengkapi dengan adanya evaluasi. Evaluasi yang diperlukan bukan hanya evaluasi reaksi tetapi diperlukan juga evaluasi hasil untuk melihat keberhasilan penelitian dan pengaruh pelatihan pada subjek.

14 Daftar Pustaka Agustien, F Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosional Terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Pada Siswa Sekolah Dasar. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Anida, K Pengaruh Emotional Intelligence (EQ) Terhadap Pengembangan Potensi Anak. Makalah (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Azwar, S Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Andriani, H Hubungan Antara Kepercayaan Diri, Kemandirian dengan Prestasi Atlet Pencak Silat. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Cremer, H & Siregar, M Proses Pengembangan diri. Jakarta : Grasindo Dariyo, A Psikologi Perkembangan remaja. Bogor : Ghalia Indonesia Davies, P Meningkatkan Rasa Percaya Diri (Terjemahan). Yogyakarta : Torrent Books Field, L Tips for Self Esteem. Amerika Serikat : Element Book. Inc Goleman, D Kecerdasan Emosional (Terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D Working With Emotional Intelligence (Terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

15 Goleman, D Executive EQ : Kecerdasan emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi (Terjemahan). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gottman, J & DeClaire, J Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosi. Jakarta : P.T. Gramedia Pustaka Utama Hankin, S Strategi Untuk Meningkatkan rasa Percaya Diri (Terjemahan). Jakarta : Gramedia pustaka Utama Huda, N Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Depan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Hurlock, E.B Psikologi perkembangna. Jilid II Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga. Iswidharmanjaya, D & Agung, G Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Jati, W Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kecemasan Penyusunan Skripsi Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Kartono, K & Gulo, D Kamus Psikologi. Bandung : Pionir Jaya. Kumara, A Studi Pendahuluan Tentang Validitas dan Reliabilitas The Test of Self Confidence, Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Lauster, P The Personality test. Pan Book London and Sydney

16 Mahardicka, C Hubungan Persepsi terhadap Konflik Aceh dengan Tingkat Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa Aceh di Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Mettasari, S Hubungan Nilai IPK Dengan Kepercayaan Diri dalam Memasuki Dunia Kerja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Myers, A Experimental Psychology. Second edition. California : Brooks/Cole publishing company. Raudhah, H Persepsi Terhadap Suasana Rumah dan Kepercayaan Diri Pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Santrock, J.W Perkembangan Remaja (Terjemahan oleh Yustinus). Jakarta : Penerbit Erlangga. Shapiro, L Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak. Jakarta: Buana Printing. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B Psikologi Eksperimen. Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia. Stein, S.J. & Book, H.E Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih sukses (Terjemahan). Bandung : Kaifa.

17 Subandi Hubungan Antara kecerdasan Emosional, Sikap Terhadap Penyajian Materi Kuliah, Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi belajar Mahasiswa PGSD. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Psikologi Universitas Gajah Mada Tafthoyani, A Hubungan Antara Pemahaman Diri dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Cacat Tubuh. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Triswanto, S.D Pede Abis... Siapa Takut. Yogyakarta : Media Abadi Wibowo, H.G Hubungan Penerimaan Diri dan Persepsi Penerimaan Masyarakat Dengan Kepercayaan Diri Pada Pria Homoseksual. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

18

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Penelitian

1. Latar Belakang Penelitian Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN KOMPONEN DASAR KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROSES ADAPTASI MAHASISWA TINGGAL DI ASRAMA STIKES SANTO BARROMEUS Elizabeth Ari Setyarini

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI Oleh: JENNIA RITA SYAMRIL 03 320 120 IRWAN NURYANA. K PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian UKSW adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga. Terletak di jalan Diponegoro No. 52 60 Salatiga yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Pada masa remaja awal, perkembangan emosi bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis eksperimen dengan cara memberi perlakuan sesuatu pada situasi tertentu, kemudian membandingkan hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang rentang kehidupannya individu mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus dijalani untuk tiap masanya. Tugas perkembangan tersebut terbentang

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DITINJAU DARI PRESTASI AKADEMIK DAN KECERDASAN EMOSI Oleh: TITO NOVAN MAHARDHIKA 00 320 105 FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI Oleh: Dian Afriyani Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin

Lebih terperinci

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA Nurul Diah Liswantari, Indah Rizki, Lenny U Afriyenti Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20 DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA Purwati 19, Nurhasanah 20 Abstrak. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan

Lebih terperinci

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan sebagaimana memenuhi kebutuhan sendiri. Keluarga sebagai lingkungan awal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Ungkapan Terima Kasih... iii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii Daftar Bagan... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari keseluruhan laporan penelitian yang menguraikan pokok bahasan tentang latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian, pertanyaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek siswa-siswi SMP Swasta di Taman Sidoarjo. SMP Dharma Wanita 9 Taman terletak

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Disusun oleh: Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 61 DAFTAR PUSTAKA Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ahmad, Mudzakir. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional 15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional Saat ini kecerdasan emosional tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak munculnya karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Why

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd.

JURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd. JURNAL EFEKTIFITAS TEKHNIK PERMAINAN LANJUTKAN CERITAKU DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF LANJUTKAN

Lebih terperinci

SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN KARAWANG DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN KARAWANG DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 83-88 SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) CALON GURU MATEMATIKA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA. Vita Ristinawati Irwan Nuryana K INTISARI

PENGARUH PELATIHAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA. Vita Ristinawati Irwan Nuryana K INTISARI PENGARUH PELATIHAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Vita Ristinawati Irwan Nuryana K INTISARI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan resiliensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED JURNAL PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 THE EFFECT OF GROUP COUNSELING WITH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia mengalami pertumbuhan secara fisik dan perkembangan menuju tingkatan yang lebih tinggi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali

Lebih terperinci

PENGARUH FRIENDLY SMART MONOPOLY TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR

PENGARUH FRIENDLY SMART MONOPOLY TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR PENGARUH FRIENDLY SMART MONOPOLY TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR Nurul Huda, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa Abstrak Peggy Aprilia dan Hartono Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena dalam proses penelitiannya menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

Nama : Anabella Ayunita Viyanis NPM : Pembimbing : Prof. Dr. A.M. Heru Basuki

Nama : Anabella Ayunita Viyanis NPM : Pembimbing : Prof. Dr. A.M. Heru Basuki Nama : Anabella Ayunita Viyanis NPM : 10512722 Pembimbing : Prof. Dr. A.M. Heru Basuki Latar Belakang Masalah MAHASISWA MENGIKUTI ORGANISASI Lingkungan Sosial TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI KOMPETENSI INTERPERSONAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELATIHAN PENINGKATAN PERAN GURU DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN KEPADA SISWA. Azizah Rahmadhani. A Yulianti Dwi Astuti INTISARI

EFEKTIVITAS PELATIHAN PENINGKATAN PERAN GURU DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN KEPADA SISWA. Azizah Rahmadhani. A Yulianti Dwi Astuti INTISARI 1 EFEKTIVITAS PELATIHAN PENINGKATAN PERAN GURU DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN KEPADA SISWA Azizah Rahmadhani. A Yulianti Dwi Astuti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pelatihan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU UMM TAHUN 2005/2006

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU UMM TAHUN 2005/2006 EFEKTIFITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA BARU UMM TAHUN 2005/2006 Zakarija Achmat 1 ABSTRACT Since 2004/2005 academic year, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd. JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk memasuki era globalisasi yaitu, era dimana pertukaran budaya, seni, dan kemajuan ilmu pengetahuan terjadi sangat pesat dan bebas. Salah

Lebih terperinci

Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun The Influence Of Cognitive Behaviour Therapy To The Anxiety Toward The Retirement Period Fadzlul, S. Psi, M. Psi, Psikolog 1

Lebih terperinci

diambil kesimpulan sebagai berikut: rendah sebesar 20%.

diambil kesimpulan sebagai berikut: rendah sebesar 20%. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai penelitian perbedaan tingkat resiliensi remaja dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dengan yang orang tuanya bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SALES PROMOTION PT. NUTRIFOOD INDONESIA. Disusun oleh : KUMALA SARI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SALES PROMOTION PT. NUTRIFOOD INDONESIA. Disusun oleh : KUMALA SARI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SALES PROMOTION PT. NUTRIFOOD INDONESIA Disusun oleh : KUMALA SARI Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Intisari Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan/manipulasi terhadap variabel-variabelnya, tetapi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Culture Shock terhadap kemampuan adaptasi mahasantri

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam suatu penelitian ilmiah. Cara atau metode penelitian adalah alat untuk mencapai tujuan dan kualitas penelitian sangat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya,

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen (eksperimental research) dengan jenis variasi kuasi eksperimen yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci