BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana, impelementasi, dan pengawasan terhadap keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang dan jasa serta informasi yang berhubungan dari pusat pengadaan (point-of-origin) sampai pada penggunaannya (point-of-consumption) guna memenuhi permintaaan pelanggan. Salah satu kunci dari kegiatan logistik adalah manajemen persediaan. Manajemen persediaan merupakan fungsi manajemen operasi yang paling penting karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar dan mempengaruhi perngiriman barang kepada pelanggan. Manajemen persediaan memiliki dampak terhadap semua fungsi usaha terutama bagian operasional, pemasaran dan keuangan. Persediaan (inventory) merupakan salah satu daerah keputusan yang sangat riskan dalam manajemen logistik. Terlalu besarnya inventory akan membebani perusahaan dengan carrying cost (biaya simpan) yang tinggi. Sebaliknya, terlalu sedikitnya inventory akan memperbesar kemungkinan terjadinya stock out (kekurangan stok) yang pada gilirannya akan menurunkan pelayanan kepada konsumen dan pada akhirnya akan menurunkan pendapatan perusahaan. Dengan kata lain, persediaan berlaku sebagai penyangga antara perbedaan tingkat permintaan dan

2 9 penawaran. Performansi dari suatu persediaan tersebut dapat diukur dengan menghitung inventory turnover-nya, yang mana merupakan perbandingan antara COGS (cost of goods sold) dengan rata-rata persediaan. Guna mendapatkan tingkat inventory turnover yang tinggi maka rata-rata persediaan harus diatur sedemikian rupa sehingga persediaan yang ada adalah seminimal mungkin. Persoalan keputusan dalam manajemen persediaan berkaitan dengan jenis barang mana yang sebaiknya disimpan dalam stok, berapa banyak sebaiknya dipesan, kapan sebaiknya suatu pesanan dilakukan dan tipe sistem kendali persediaan seperti apa yang sebaiknya dilakukan. Suatu perusahaan mengadakan persediaan bertujuan agar terlindung dari ketidakpastian permintaan. Dalam sistem persediaan terdapat ketidakpastian dalam pemasokan, permintaan, dan tenggang waktu pemesanan. Selain itu juga, persediaan dilakukan guna mengatasi perubahan yang diantisipasi dalam permintaan dan penawaran serta menyediakan untuk transit. Alasan lain dibutuhkannya persediaan barang secara umum adalah untuk memungkinkan memesan barang dalam jumlah ekonomis, untuk menyediakan permintaan atau penjualan di masa yang akan datang (perkiraan persediaan), dan untuk menyiapkan suatu penyangga dalam menghadapi gejolak permintaan nyata dari permintaan yang diramalkan (fluktuasi atau persediaan pengamanan). Persediaan pengamanan adalah jumlah tertentu persediaan yang ditempatkann dalam sistem tersebut untuk berjaga-jaga terhadap keterlambatan penyerahan/pengantaran barang yang tak terduga atau terhadap volume penjualan yang lebih besar daripada yang diperkirakan. Kebutuhan akan persediaan pengaman ini disebabkan oleh ketidakpastian mengenai penjualan di masa mendatang dan

3 10 pengisian kembali persediaan. Dengan kata lain, persediaan pengamanan dibuat untuk memenuhi variasi permintaan yang sulit diperkirakan. Persediaan pengaman diperlukan untuk memenuhi suatu kebutuhan yang muncul dari variasi dalam permintaan nyata dari peramalan permintaan, variasi dari produksi nyata terhadap ancaman produksi, dan variasi dalam waktu tenggang. Waktu tenggang untuk pengadaan bahan maupun barang dapat ditentukan tanpa masalah, jika waktu tenggang diketahui secara pasti. Salah satu fungsi dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada operasi dalam suatu perusahaan. Fungsi ini biasanya disebut dengan decoupling. Persediaan di gudang yang diadakan sebelum kebutuhan akan memungkinkan distribusi kepada pelanggan dalam pengiriman jumlah besar dengan biaya pengangkutan minimum per unit. Dalam persediaan dikenal berbagai macam biaya yang berkaitan dengan pengadaan persediaan, diantaranya adalah - Biaya pembelian. Ini merupakan harga pembelian jika barang dibeli atau biaya produksi jika barang dibuat sendiri. Untuk barang yang dibeli, biaya total adalah harga barang ditambah biaya pengangkutan, pajak, bea, dan lain-lain. - Biaya pemesanan. Ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali memesan barang ke supplier, atau biaya setup yang terjadi setiap kali ada pergantian proses produksi dari satu produk ke produk lainnya. - Biaya penyimpanan. Ini adalah biaya yang harus dikeluarkan karena harus menyimpan barang untuk suatu periode tertentu. Biaya-biaya yang termasuk kelompok ini misalnya listrik, pajak, premi asuransi, biaya tenaga kerja yang mengawasi persediaan, dan lain-lain yang berhubungan dengan penyimpanan

4 11 satu-satuan barang dalam persediaan untuk suatu periode waktu, dan biaya kehabisan stok yang mencerminkan konsekuensi ekonomi atas kehabisan stok. Biaya penyimpanan sering kali sulit untuk dinilai, tetapi dengan ketekunan, biaya tersebut dapat diestimasi secara cukup teliti untuk pengambilan keputusan. Biaya satuan barang biasanya dapat diestimasi secara langsung dari catatan historis. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa manajemen persediaan berada di antara fungsi manajemen operasi yang paling penting karena berdampak pada semua fungsi usaha, terutama operasi, pemasaran, dan keuangan. Oleh karenanya, manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan ketidakpastian. Dalam mencapai keseimbangan tersebut diperlukan pengelolaan inventory yang lebih baik, yang dapat dilakukan dengan mengoptimalkan persediaan. Dalam optimasi persediaan dikenal 2 metode yang sering digunakan, yaitu Order Point System dan Material Requirement Planning System (MRP). Order Point System biasanya digunakan untuk optimasi barang-barang independent (bebas), yang mana permintaan atas barang tersebut dipengaruhi oleh kondisi pasar diluar kendali fungsi operasi, oleh karena itu permintaan itu bebas dari fungsi operasi. Persediaan barang jadi dan suku cadang penggantian biasanya memiliki permintaan yang bebas. Sedangkan MRP digunakan untuk optimasi barangbarang dependent (tidak bebas), dimana permintaan atas barang ini berkaitan dengan permintaan untuk satuan barang lain dan tidak secara bebas ditentukan oleh pasar. Jika produk-produk dibentuk dari komponen dan rakitan, permintaan akan komponen ini tergantung pada permintaan untuk produk akhir. Sebelum membahas mengenai

5 12 sistem persediaan untuk barang bebas, terlebih dahulu dibahas mengenai peramalan, yang mana berkaitan dengan perkiraan jumlah permintaan yang dibutuhkan guna mengoptimalkan persediaan. Perkiraan persediaan dibuat sesuai dengan peramalan permintaan yang telah diketahui. Perkiraan persediaan dapat dibuat untuk memenuhi peramalan permintaan dari suatu kampanye penjualan yang cepat atau suatu musim ramai, atau menaikkan tingkat persediaan pada suatu periode liburan. Sepanjang kedua jumlah dan waktu dari permintaan tersebut adalah masih samar-samar diketahui, secara umum perkiraan persediaan tidak akan menimbulkan masalah perencanaan dengan sungguh-sungguh Peramalan Permintaan (Forecasting) Peramalan permintaan merupakan salah satu kunci dari kegiatan logistik. Peramalan merupakan suatu proses perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya adalah suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya suatu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang bersifat ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan manusia. Dalam peramalan digunakan data historis (data masa lalu) yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam sebuah model dan dengan menggunakan model

6 13 diharapkan dapat diperkirakan keadaan di masa mendatang. Dalam melakukan peramalan, perlu ditentukan batasan-batasan, yaitu produk yang diminta sudah teridentifikasi dan jumlahnya yang dapat diproduksi oleh produsen. Dengan mengetahui jumlah permintaan produk pada masa yang akan datang maka perencanaan persediaan akan lebih mudah, sehingga mengurangi kemungkinan kekurangan maupun kelebihan barang. Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Karena setiap bagian organisasi berkaitan satu sama lain, baik buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. Berikut ini adalah beberapa metode peramalan yang sering digunakan: 1. Metode Regresi Linier Salah satu bentuk peramalan yang paling sederhana adalah regresi linier. Dalam aplikasi regresi linier diasumsikan bahwa terdapat hubungan antara variabel yang ingin diramalkan (variabel dependen) dengan variabel lain (variabel independen). Selanjutnya, peramalan ini didasarkan pada asumsi bahwa pola pertumbuhan dari data historis bersifat linier (walaupun pada kenyataannya tidak selalu demikian). Pola pertumbuhan ini didekati dengan suatu model yang

7 14 menggambarkan hubungan-hubungan yang terkait dalam suatu keadaan. Model tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Y (t) = a + bt dimana Y adalah fungsi terhadap waktu. Variabel a dan b adalah parameter yang akan ditentukan dalam perhitungan. Rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung variabel a dan b adalah sebagai berikut: : b = a = 1 t = 1 t Y(t) t = 1 t = 1 2 t t = 1 t = 1 Y(t) 1 Y(t) t t = 1 2 t t = 1 t 2. Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) Metode ini dilakukan dengan cara menghaluskan fluktuasi data dengan menggunakan harga rata-rata bergerak. Tujuan penghalusan adalah untuk mengisolasikan fluktuasi-fluktuasi musim, bahkan sebagian dari fluktuasi siklus. Perhitungan rata-rata bergerak dilakukan dengan mencari nilai rata-rata beberapa tahun secara berturut-turut sehingga diperoleh nilai rata-rata bergerak secara teratur. Dalam menentukan periode rata-rata bergerak secara teoritis harus dipilih periode yang panjangnya sama dengan periode gerakan siklus, agar pengaruh gerakan siklus akan hilang. Tetapi dalam prakteknya sangat sulit memenuhi teoritis tersebut, karena gerakan siklus tidak menentu panjangnya. Oleh karena itu dengan mengambil

8 15 periode bergerak cukup panjang paling tidak, dapat diharapkan akan mengurangi atau jika mungkin menghilangkan pengaruh gerakan siklus dan gerakan ketidakteraturan. Pada metode rata-rata bergerak ini, akan diamati sejumlah titik pengamatan untuk periode. Kemudian dihitung rata-rata permintaan untuk periode yang lalu. Berikut ini adalah rumusan daripada metode rata-rata bergerak: A t = D t + D t D t-+1 Dengan asumsi bahwa deret berkala yang diamati berupa garis lurus atau horisontal, maka prakiraan untuk periode t + 1 dapat dengan mudah dihitung berdasarkan rata-rata permintaan selama periode t, dengan: F t+1 = A t dimana: D t : permintaan pada periode t A t : rata-rata bergerak t periode F t : peramalan permintaan dengan t periode : banyaknya periode waktu dalam rata-rata bergerak 3. Peramalan dengan Metode Exponential Smoothing Exponential Smoothing (pemulusan secara eksponensial) merupakan salah satu dari beberapa teknik matematika yang secara langsung dapat diterapkan pada sistem peramalan. Prosedur peramalan ini memiliki semua sifat dari teknik moving average (rata-rata bergerak), dan peramalan dengan pemulusan eksponensial tidak memerlukan data historis dalam jumlah besar. Metode pemulusan eksponensial

9 16 memberikan bobot yang semakin menurun pada setiap data historis dimana penurunan bobot ini mengikuti pola eksponensial. Peramalan dengan menggunakan metode Exponential Smoothing ini akan dipengaruhi oleh faktor pemulusan yang disimbolkan dengan variabel α. Biasanya nilai dari α berkisar antara 0 sampai 1. Apabila rata-rata permintaan masa datang diinginkan lebih reaktif terhadap permintaan masa lalunya, maka nilai dari α harus semakin besar dan apabila diinginkan yang sebaliknya maka nilai dari α harus semakin kecil. Bentuk umum yang dapat digunakan untuk menghitung peramalan dengan metode ini adalah sebagai berikut: F t+1 = αd t + (1 - α) F t dimana: D t : permintaan pada periode t α F t : konstanta pemulusan : peramalan permintaan dengan t periode Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpanan data, karena tidak perlu lagi menyimpan semua data historis atau sebagian daripadanya (seperti dalam kasus rata-rata bergerak). Sepertinya yang harus disimpan hanyalah pengamatan terakhir, ramalan terakhir dan suatu nilai α. Dalam melakukan peramalan, tentunya akan terjadi penyimpangan dengan data yang aktual. Besarnya penyimpangan tersebut dapat diukur dengan beberapa metode pengukuran kesalahan berikut ini:

10 17 1. Rata- rata Kesalahan Standar (Mean Standard Error / MSE) MSE = n Σ e t 2 t=1 n 2. Rata-rata penyimpangan kesalahan dengan nilai yang absolute (Mean Absolute Deviation / MAD) MAD = n Σ D t - F t t=1 n 3. Tracking Signal (TS), mengindikasikan suatu rata-rata peramalan cenderung meningkat atau menurun terhadap perubahan permintaannya. TS = RSFE MAD 4. Penyimpangan Kesalahan Standar (Standard Deviation Error / SDE) SDE = Σ e t 2 / (n-1) dimana: t : periode suatu waktu D : permintaan yang sebenarnya pada suatu periode t F e t n t : peramalan atas permintaan pada suatu periode : D t - F t, yang merupakan penyimpangan kesalahan tiap periodenya : banyaknya periode waktu RSFE : Running Sum of Forecast Error, merupakan akumulasi atas jumlah perhitungan penyimpangan kesalahan tiap periodenya (e t )

11 Sistem Persediaan Barang Bebas Permintaan bebas ini biasanya terjadi pada perusahaan yang menyediakan barang jadi untuk disalurkan kepada konsumen, seperti perusahaan distributor. Permintaan bebas sangat bergantung dari permintaan pasar secara langsung, sehingga sering menunjukan pola yang tetap. Selain itu juga, permintaan bebas menanggapi pengaruh acak yang biasanya berasal dari preferensi pelanggan yang sangat beragam. Pendekatan manajeman yang digunakan untuk persediaan bebas adalah filosofi penambahan ulang, dimana persediaan dapat diisi kembali pada saat stok digunakan agar barang-barang tetap tersedia untuk pelanggan. Jadi, apabila persediaan mulai habis, suatu pemesanan dipacu untuk menambah barang dan persediaan akan ditambah kembali. Dalam mengoptimalkan persediaan barang-barang bebas digunakan Order Point System, yang dapat dibagi dalam dua model, yaitu: Quantity-based System, yang sering disebut juga dengan fixed-order quantity models (Model Q) yaitu pemesanan dilakukan pada saat mencapai tingkat pemesan kembali dan Period-based System, yang sering disebut juga dengan fixed-time period models (Model P) dimana pemesanan akan dilakukan ketika sisa stok jatuh sebelum titik pesannya. Beberapa perbedaan yang mempengaruhi dalam pemilihan model tersebut, antara lain: 1. Model P memiliki rata-rata persediaan yang lebih besar karena pada model ini harus mempertimbangkan dan mengantisipasi kekurangan barang (stockout) selama periode tinjauan. Sedangkan pada Model Q tidak ada periode tinjauan.

12 19 2. Model Q lebih banyak digunakan untuk barang-barang yang cukup mahal karena rata-rata persediaan yang dibutuhkan rendah. 3. Model Q dibutuhkan pengawasan yang terus menerus, sehingga akan cepat tanggap terhadap kekurangan stok yang terjadi. 4. Pada model Q dibutuhkan lebih banyak waktu untuk menjaga tinkat persediaan karena setiap penambahan ataupun penarikan dilakukan secara logged ( bergelondong ). Tabel 2.1 berikut ini memberikan gambaran singkat mengenai perbedaan antara Model P dan Model Q. Tabel 2.1. Perbedaan Model Q dan Model P Model Q Model P Jumlah pemesanan Konstan Bervariasi Waktu pemesanan Recordkeeping Ukuran persediaan Waktu maintain Jenis barang R- pada saat persediaan di titik reorder point Setiap kali ada penambahan atau penarikan Lebih kecil daripada model P Lebih tinggi karena adanya recordkeeping yang terus menerus Barang yang memiliki harga cukup mahal, barang-barang kritis atau penting T- pada saat periode waktu tinjauan Hanya pada saat waktu tinjauan Lebih besar daripada model Q Pada Gambar 2.1 berikut ini diberikan perbedaan sistem pemesanan kembali pada kedua model tersebut.

13 20 Model Q Model P Status menunggu permintaan Adanya permintaan Barang diambil dari persediaan yang ada atau pemesanan kembali Status menunggu pemintaan Adanya permintaan Barang diambil dari persediaan yang ada atau pemesanan kembali Menghitung posisi persediaan Persediaan = barang yang tersedia + dalam pemesanan - pemesanan kembali tidak waktu tinjauan telah tiba? tidak Persediaan <= titik pemesanan ya Membuat pemesanan sejumlah Q unit ya Menghitung posisi persediaan Persediaan = barang yang tersedia + dalam pemesanan - pemesanan kembali Menghitung jumlah pemesanan untuk memenuhi tingkat persediaan tertentu Membuat pemesanan sejumlah Q unit Gambar 2.1. Perbedaan sistem pemesanan kembali pada Model Q dan Model P Sumber: Richard B. Chase, icholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs, Operation Management for Competitive Advantage, 9th ed. (ew York: McGraw-Hill, 2001), p Model Q atau Metode Economic Order Quantity (EOQ) Metode yang banyak digunakan dalam menentukan berapa jumlah ekonomis yang harus dilakukan untuk pemesanan adalah metode EOQ (economic order quantity), yang mana rumus kuantitas pesanan ekonomis ini pertama kali dikembangkan oleh F.W. Harris, pada tahun EOQ dan variasinya masih banyak digunakan secara luas di dalam industri bagi manajemen persediaan untuk jenis permintaan bebas. Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini: Tingkat permintaan adalah konstan, berulang-ulang, dan diketahui.

14 21 Tenggang waktu pesanan konstan dan diketahui. Oleh sebab itu, tenggang waktu pesanan, sejak pesanan ditempatkan sampai pengiriman pesanan selalu merupakan besaran yang tetap. Tidak diperbolehkan adanya kehabisan stok. Karena permintaan dan tenggang waktu pesanan adalah konstan, maka dapat ditentukan secara tepat kapan harus memesan bahan atau barang dan menghindari kekurangan stok. Bahan dipesan atau diproduksi dalam suatu lot, dan seluruhnya ditempatkan ke dalam persediaan dalam satu waktu. Suatu struktur biaya spesifik digunakan sebagai berikut: biaya satuan unit adalah konstan dan tidak ada potongan yang diberikan untuk pembelian dalam jumlah besar. Biaya pengadaan bergantung secara linear terhadap tingkat sediaan ratarata. Ada biaya pemesanan yang tetap untuk setiap lot, yang mana biaya tersebut bebas dari jumlah satuan di dalam lot tersebut. Satuan barang merupakan produk tunggal; tidak ada interaksi dengan produk lainnya. Dalam memilih ukuran lot, ada suatu trade off antara frekuensi pemesanan dan tingkat sediaan. Lot ukuran kecil akan mengarah pada pemesanan ulang yang sering tetapi tingkat persediaan rata-rata yang rendah. Jika ukuran lot yang dipesan lebih besar, maka frekuensi pemesanan akan berkurang tetapi lebih banyak persediaan yang akan diadakan. Trade off antara frekuensi pemesanan dan tingkat persediaan ini dapat disajikan melalui persamaan matematis berikut ini:

15 22 Biaya pesan per tahun = (biaya per pesanan)*(pesanan pertahun) = S * D Q Biaya simpan per tahun = (tingkat bunga )*(biaya unit)*(persediaan rata-rata) I * C * Q = 2 Sehingga, akan didapat total biaya persediaan tahunannya, yaitu: Total biaya per tahun = biaya pesan per tahun + biaya simpan per tahun S * D I * C * Q TC = + Q 2 dimana, D = tingkat permintaan(unit per tahun) S = biaya pemesanan setiap kali pesan (rupiah per unit) C = biaya pembelian unit (rupiah per unit) I = tingkat suku bunga per tahun (persen) H = IC = biaya simpan per unit per tahun (rupiah per unit per tahun) Q = ukuran pemesanan barang (unit) = EOQ TC = total biaya pemesanan ditambah dengan biaya simpan (rupiah per tahun) Berdasarkan rumus total cost di atas maka dengan menggunakan sistem turunan secara matematis dan menetapkan TC sama dengan nol akan didapat rumusan Q dimana merupakan economic order quantity-nya atau biasa disingkat dengan EOQ: EOQ = 2*D*S H

16 23 Perhitungan persediaan pengaman untuk Model Q ini adalah sebagai berikut: SS = zσ L dimana: SS : safety stock (persediaan pengaman) z σ L : tingkat kepercayaan (pelayanan pelanggan), probabilitas standar deviasi : standar deviasi Pada Model Q ini dibutuhkan pengawasan terhadap stok secara terus menerus/ berkesinambungan karena pemesanan akan dilakukan pada saat stok tersebut mencapai titik pemesanan kembali (Reorder Point/ROP). Pemesanan kembali (reorder point = ROP) ditentukan berdasarkan kebutuhan selama tenggang waktu pemesanan. Jika posisi persediaan cukup untuk memenuhi permintaaan selama tenggang waktu pemesanan, maka pemesanan kembali harus dilakukan sebanyak EOQ. Formulal berikut ini merupakan rumusan untuk menentukan bilamana tingkat pemesanan kembali dilakukan. R = µ + B µ = dl B = zσ µ dimana: µ = permintaan yang diharapkan selama tenggang waktu B = buffer stock d = rata-rata permintaan yang diharapkan perharinya L = lead time (tenggang waktu) z = tingkat kepercayaan/probabilitas standar deviasi σ µ = standar deviasi atas permintaan selama masa tenggang

17 24 Dalam kenyataannya, permintaan dan masa tenggang tersebut sangat bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Oleh karena permintaan yang tidak tetap tersebut menyebabkan penjualan pada masa tenggang tersebut sulit diperkirakan. Dengan demikian, dibutuhkan persediaan pengaman (safety stock) guna menghindari kekurangan penjualan. Dapat juga dikatakan, bahwa rata-rata permintaan selama masa tenggang (lead time) dapat bervariasi dan tidak menentukan, maka dalam menentukan reorder point (R) difokuskan pada tingkat persediaan pengamannya. Model minimalisasi biaya dapat digunakan untuk menentukan tingkat safety stock yang terbaik, namun dibutuhkan perkiraan biaya stockout maupun biaya backorder Metode Periodic Order Quantity (POQ) Metode POQ digunakan dalam menentukan jumlah pemesanan per periode tertentu. Metode POQ sebenarnya adalah pengembangan dari metode EOQ. POQ menggunakan logika yang sama dengan EOQ, tetapi POQ mengubah jumlah pemesanan menjadi jumlah periode pemesanan. Hasilnya adalah interval pemesanan tetap dengan bilangan bulat (integer). Untuk menentukan jumlah pemesanan sistem POQ cukup dengan memproyeksikan jumlah kebutuhan setiap periode. Jika pada metode EOQ jumlah barang setiap pemesanan adalah konstan, maka pada metode POQ ini interval periode pemesanan juga konstan. Interval pemesanan ekonomis (Economic Order Interval / EOI) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut: EOQ 2*S EOI = = D D*H

18 25 dimana: EOI = interval pemesanan ekonomis dalam satu periode S H D = biaya pemesanan setiap kali pesan = biaya simpan per unit = I*C = rata-rata permintaan per periode Pemesanan optimal untuk Model P ini dapat dilakukan melalui rumus berikut ini: dimana: q = d(t+l) + zσ T+L I q d T L z = jumlah pemesanan = rata-rata permintaan = waktu tinjauan = lead time = tingkat kepercayaan/probabilitas standar deviasi σ T+L = standar deviasi I = tingkat persediaan sekarang 2.3. Ketidakpastian Manajemen Persediaan Seperti yang kita ketahui, jarang para manager logistik/persediaan dapat mengetahui dengan pasti jumlah permintaan yang dibutuhkan. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi suatu permintaan seperti: kondisi ekonomi, persaingan, perubahan peraturan pemerintah, perubahan pasar, dan pola pembelian masyarakat. Oleh karenanya, maka dibutuhkan persediaan pengaman untuk mengantisipasi

19 26 peningkatan permintaan yang sulit diperkirakan tersebut. Ketidakpastian permintaan dan lead time menyebabkan para manajer lebih fokus terhadap kapan waktu pemesanan harus dilakukan dibandingkan dengan jumlah yang harus dipesan. Titik pemesanan kembali merupakan penentu utama dalam hal kemampuan untuk memenuhi permintaan selama waktu pengisian kembali. Gambar 2.2 berikut ini menunjukkan ketidakpastian pemintaan dengan menggunakan Model Q sedangkan pada Gambar 2.3 diberikan ilustrasi penggunaan Model P atas ketidakpastian permintaan. Order received On-hand inventory R 0 Order placed Time Lead time (L1) L2 L3 Gambar 2.2. Ketidakpastian permintaan dengan Model Q Order received On-hand inventory IP1 IP2 Order placed Time Lead time (L1) L2 L3 P P Gambar 2.3. Ketidakpastian permintaan dengan Model P

20 Pengendalian Keakuratan Persediaan Barang Manajemen persediaan yang efektif dapat dicapai salah satunya adalah dengan memastikan keakuratan jumlah stok barang di gudang, selain daripada sistem pemesanan yang optimal. Keakuratan persediaan barang tersebut dapat dihitung dengan mengimplementasikan program Cycle Counting. Program Cycle Counting ini memiliki 2 metode yang dapat digunakan yaitu metode Geografis dan metode bobot Ranking (Jon Scheibfeder, 1997). Dengan metode geografis perhitungan jumlah stok barangnya dilakukan dengan memulainya dari sudut akhirnya dari gudang tersebut. Perhitungannya dilakukan setiap harinya sampai mencapai sudut akhir lainnya dari gudang tersebut. Penggunaan metode ini akan memudahkan penemuan barang-barang yang tersembunyi atau salah penempatan barang, khususnya untuk barang-barang yang berada diantara rak-rak. Sistem perhitungan secara geografis ini dibutuhkan perhitungan sedikitnya 4 kali per tahun untuk setiap jenis barangnya. Dalam metode bobot ranking, banyaknya perhitungan yang perlu dilakukan selama setahun ditentukan berdasarkan kelompok ranking-nya, yang terbagi menjadi ranking A, B, C, dan D. Masing-masing produk dikelompokkan dalam ranking tersebut berdasarkan besarnya kontribusi penjualannya. Ranking A merupakan produk-produk yang memiliki kontribusi penjualan sebesar 80%. Sedangkan ranking B, C, dan D masing-masing 15%, 4% dan 1%. Produk-produk yang termasuk dalam ranking A akan dilakukan perhitungan sebanyak 6 kali per tahun, sedangkan ranking B, C dan D masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali, 2 kali dan 1 kali setiap tahun.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Coca Cola Amatil Indonesia merupakan salah satu produsen minuman ringan berkarbonasi terbesar di Indonesia. Saat ini, PT Coca Cola Amatil Indonesia telah memiliki 10 pabrik yang tersebar hampir

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Pamela S. Lewis, Stephan H. Goodman, dan Patricia M. Fandt dalam bukunya yang berjudul Management Challenges For Tomorrow s Leaders

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Teori Inventori Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO Persediaan : PENGERTIAN - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa

Lebih terperinci

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya ABSTRAK Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan semakin meningkat. Namun, persaingan yang terjadi saat ini adalah bukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan antar rantai

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penentuan Jumlah Persediaan: - Pengenalan Model Deterministik - Aplikasi Model Deterministik dalam Pemesanan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA Aris Setiawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 282A9294@gmail.com

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Persediaan merupakan penyimpanan dari setiap item atau sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi 1. Dalam pengertian lain bahwa inventory merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7 DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan untuk digunakan memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual kembali.

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Bagian pertama literatur yang membahas dasar teori yang digunakan dan bagian

BAB II STUDI PUSTAKA. Bagian pertama literatur yang membahas dasar teori yang digunakan dan bagian BAB II STUDI PUSTAKA Bab ini membahas beberapa literatur yang terkait dengan penelitian. Bagian pertama literatur yang membahas dasar teori yang digunakan dan bagian kedua membahas penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Persediaan (Inventory) Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses selanjutnya, yang dimaksud dengan proses yang lebih lanjut tersebut adalah

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. L JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci