PENGARUH KADAR ALKOHOL SEBAGAI PELARUT POVIDONE TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL DAN TABLET PARASETAMOL EFFERVESCENT

Transkripsi

1 PENGARUH KADAR ALKOHOL SEBAGAI PELARUT POVIDONE TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL DAN TABLET PARASETAMOL EFFERVESCENT THE EFFECT OF ALCOHOL CONCENTRATION AS POVIDONE SOLVENT ON PHYSICAL PROPERTY OF PARACETAMOL GRANULE AND TABLET EFFERVESCENT Faldhy Feryally, Fith Khaira Nursal, Fahjar Prisiska Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRAK Povidone adalah pengikat yang efektif untuk tablet effervescent. Povidone biasanya ditambahkan pada serbuk yang akan digranulasi dalam keadaan kering, kemudian dibasahi dengan cairan penggranulasi, atau dalam suatu larutan dengan air, alkohol atau cairan penggranulasi hidroalkohol. Penggunaan kadar alkohol tertentu sebagai pelarut povidone diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap sifat fisik granul dan tablet. Tablet parasetamol effervescent dibuat dalam 6 formula dengan kadar alkohol sebagai pelarut povidone yang berbeda-beda yaitu 96%, 80%, 60%, 40%, 20% dan 0%. Dari hasil penelitian penurunan kadar alkohol mempengaruhi kekerasan tablet, dimana semakin kecil kadar alkohol maka akan semakin besar kekerasan tablet, begitu juga dengan keregasan tablet dimana semakin kecil kadar alkohol maka akan semakin kecil juga keregasan tablet, sedangkan untuk waktu larut semakin kecil kadar alkohol maka akan semakin lama waktu larut dari tablet parasetamol effervescent, hal ini disebabkan karena kekerasan dari tablet yang rendah. Kata Kunci : Tablet parasetamol Effervescent, kadar alkohol sebagai pelarut povidone ABSTRACT Povidone is an effective binder for effervescent tablets. Povidone is usually added to the powder to be granulated in a dry state, then moistened with liquid, or in solution with water, alcohol or hidroalkohol. The use of certain alcohol content as povidone solvent is expected to give effect to the physical properties of the granules and tablets. Effervescent paracetamol tablets made into 6 formulas by using alcohol as a solvent with different contentration level such as 96 %, 80 %, 60 %, 40 %, 20 % and 0 %. Results of study decrease levels of alcohol affect the hardness of tablets, where the smaller concentration of alcohol, has a high hardness of tablets, as well as with friability tablets the smaller concentration of alcohol will be smaller too with friability of tablets, whereas for the solubility when thelow concentration of alcohol will the longer time of soluble paracetamol effervescent tablets, this was due to the low hardness of the tablets Keywords: Effervescent Tablets paracetamol, povidone levels of alcohol assolvent.

2 PENDAHULUAN Tablet parasetamol Povidone biasanya ditambahkan pada serbuk yang akan digranulasi effervescent menjadi inovasi baru karena sediaannya yang lebih praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik bila dibandingkan dengan tablet konvensional maupun sediaan liquid. Tablet parasetamol effervescent juga memberikan efek analgesik yang lebih cepat bila dibandingkan dengan tablet konvensional dengan memberikan nilai Tmax yang lebih singkat dan nilai AUC ( Area Under Curve) yang lebih besar (Rygnestad et al.2010) dalam keadaan kering, kemudian dibasahi dengan cairan penggranulasi, atau dalam suatu larutan dengan air, alkohol atau cairan penggranulasi hidroalkohol. Pada proses granulasi basah efektifitas povidone tergantung pada pembasahan serbuk oleh cairan penggranulasi yang digunakan, tegangan permukaan dari jembatan film lenticular yang terbentuk dan viskositas larutan. Selama tahap pembasahan massa campuran serbuk dan pengeringan, zat aktif dan setiap Tablet parasetamol eksipien yang dapat larut dalam air effervescent dapat dibuat dengan cara granulasi kering, granulasi basah maupun kempa langsung. Povidone adalah pengikat yang efektif untuk tablet effervescent karena mudah larut dalam air dan penggunaannya dalam konsentrasi yang kecil. atau alkohol akan melarut dan kemudian membentuk jembatan cair dan solid didalam masa serbuk yang signifikan dalam pembentukan dan kekuatan agregat partikel-partikel yang kemudian mengkristal, membentuk jembatan interpartikulat

3 padat setelah pembawa pengikat penggunaan kadar alkohol tertentu diuapkan. Granulasi menggunakan sebagai pelarut povidone diharapkan alkohol menghasilkan granulasi dengan kemampatan serbuk halus natrium bikarbonat dan asam sitrat yang baik dan membuat tablet effervescent yang aktif dan disolusi dapat memberikan pengaruh terhadap sifat fisik granul dan tablet parasetamol effervescent. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan cepat dari tablet yang dihasilkan Parasetamol, mannitol, Asam sedangkan granulasi menggunakan air dapat memperlambat desintegrasi tablet effervescent. Keefektifan Sitrat anhidrat, Sucralose, Povidone, Natrium Bikarbonat, PEG6000, Aquadestilata dan alkohol. povidone sebagai bahan pengikat B. Alat dihubungkan pada berbagai faktor berkaitan dengan sifat pengikat, sifat zat aktif, tipe larutan penggranulasi, interaksi antara pengikat dan substrat, dan metode pemrosesan yang digunakan, akibatnya sulit untuk memperkirakan pengaruh Timbangan analitik (Mettler Toledo PL 303), Gelas ukur, Mixer (Diosna), Becker glass, Batang Pengaduk, Spatel, Ayakan mesh 2mm dan 0,85mm, Oven (Memmert), Alumunium foil, Alat susut pengeringan ( Moisture suatu pengikat ( povidone) dalam Analyzer Mettler Toledo HR83), sistem tertentu (Charles J.P 2010). Jadi keefektifan suatu pengikat (povidone) harus dievaluasi dengan percobaan. Oleh karena itu Mesin cetak tablet (Korsch PH 103), Hardness tester (Vanguard), Friability tester (Erweka), Corong, Thermometer, Stopwatch (Casio),

4 Kertas Perkamen, Sudip, Jangka 5. Penambahan fase basa dan sorong (Matui), penggaris. B. Prosedur Penelitian 1. Penyediaan bahan baku. 2. Formulasi tablet parasetamol effervescent. 3. Pelarutan povidone k-30 dan sucralos dalam 20 ml kadar alkohol yang telah ditetapkan (96%, 80%, 60%, 40%, 20% dan 0%) untuk 200 tab. 4. Pembuatan granul fase asam PEG 6000 ke dalam fase asam. 6. Evaluasi granul yang dilakukan meliputi uji waktu alir, bulk density dan tapped density. 7. Pembuatan tablet parasetamol effervescent. 8. Evaluasi fisik tablet yang dilakukan meliputi penampilan tablet, ketebalan, keseragaman bobot, kekerasan tablet, waktu melarut dan keregasan tablet. dengan larutan povidone, evaluasi kadar air. Tabel 1. Formula Tablet Parasetamol Effervescent Massa Komposisi % (mg) Fungsi Parasetamol(Soluble) Bahan Aktif Manitol Pengisi 1 Asam Sitrat Sumber asam Povidone K Pengikat Sucralose Pemanis 2 Na. bikarbonat Sumber basa 3 PEG Pelicin

5 Tabel 2. Perbandingan Persentase Alkohol dan Air yang Digunakan Komposisi F1 (%) F2 (%) F3 (%) F4 (%) F5 (%) F6 (%) Alkohol Air Total HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Hasil Evaluasi Granul Effervescent Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5 F6 Kadar air (%) Waktu alir (detik) Bulk Density (g/ml) Tapped Density (g/ml) Tabel 4. Hasil Evaluasi Tablet Parasetamol Effervescent Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5 F6 Organoleptis : a. Bentuk b. Aroma c. Warna d. Rasa Bobot rata-rata (%) Kekerasan (kg/cm 2 ) Ketebalan (mm) Keregasan (%) Waktu Larut (menit)

6 Pengujian terhadap granul parasetamol effervescent meliputi kadar air, waktu alir, bulk density dan tapped density. Tujuan dilakukan evaluasi granul adalah untuk mengetahui kualitas granul pada masing-masing formula dalam kaitannya dengan persyaratan granul yang baik dan memenuhi persyaratan. Granul dapat dikatakan mengalir dengan baik apabila mempunyai waktu alir kurang dari 10 detik (Lachman et al. 1994). dari ke enam formula menghasilkan waktu alir yang memenuhi persyaratan. Pada pengujian kadar air keenam formula memenuhi persyaratan untuk kadar air, yaitu dibawah 1%, karena kadar air 1% sudah dapat memberikan reaksi effervescent. Dari formula 1 sampai formula 6 terjadi peningkatan kadar air, hal ini disebabkan karena penggunaan kadar alkohol sebagai bahan penggranulasi semakin kecil. Tujuan dilakukannya evaluasi tablet adalah untuk mengetahui kualitas tablet pada masing-masing formula dalam kaitannya dengan persyaratan tablet yang baik dan memenuhi persyaratan. Evaluasi tablet effervescent meliputi : penampilan tablet,. keseragaman bobot, kekerasan tablet, keregasan tablet, ketebalan tablet dan waktu larut. dari keenam formula terjadi capping pada tablet hal ini dikarenakan kurangnya glidan atau pengikat pada formula yang dibuat. Tablet pada penelitian ini memiliki bentuk bulat, tidak beraroma, bewarna putih dan berasa agak pahit. Hasil uji keseragaman bobot pada setiap formula memenuhi persyaratan pengujian Farmakope

7 Indonesia edisi III, yaitu ditimbang 20 tablet, kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet, jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 alkohol yang digunakan sebagai pelarut povidone yang dapat memberikan pengaruh terhadap kekerasan tablet parasetamol tablet masing-masing bobotnya effervescent. Hasil uji kekerasan menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan di kolom A yaitu 5% dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan di kolom B yaitu 10%. Uji kekerasan tablet yang diperoleh di uji analisis varian diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antar formula, kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey dan Duncan hasilnya menunjukan adanya perbedaan nyata antar formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, formula 5 dan formula 6. merupakan salah satu parameter Uji keregasan tablet juga untuk menguji ketahanan fisik tablet yang dihasilkan. Berdasarkan United merupakan parameter untuk menyatakan kekuatan tablet, State Pharmacopea (USP) syarat khususnya ketahanan tablet terhadap kekerasan suatu tablet berkisar antara 4-9 Kp. Hasil uji kekerasan dari masing-masing formula dari formula 1 sampai dengan formula 6 terjadi peningkatan yang berarti. Peningkatan hardness ini disebabkan dengan adanya perbedaan kadar guncangan, gesekan dan pengepakan distribusi. Hasil pengujian keregasan tablet pada kelima formula memenuhi persyaratan karena tidak lebih dari 1%. hanya formula 1 yang tidak memenuhi persyaratan, hal ini disebabkan karena kekerasan dari

8 tablet yang rendah. Jika dilihat dari hasil keregasan yang diperoleh peningkatan kekerasan tablet mempengaruhi keregasan tablet, dari uji distribusi normal diketahui bahwa keregasan terdistribusi secara normal, pada uji homogenitas diketahui bahwa data keregasan memiliki varian yang berbeda, pada uji analisis varian diketahui bahwa adanya perbedaan bermakna antar formula, kemudian dilanjutkan diperoleh diuji distribusi normal diketahui bahwa waktu larut terdistribusi secara normal, kemudian pada uji homogenitas diketahui bahwa waktu larut memiliki varian yang sama, pada analisis varian diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antar formula, kemudian dilanjutkan uji Tukey HSD dan Duncan hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. dengan Uji Tukey HSD dan Duncan Berdasarkan keseluruhan hasilnya menunjukan adanya hasil penelitian perbedaan kadar perbedaan bermakna antar formula. alkohol sebagai pelarut povidone Waktu larut umumnya dipengaruhi oleh kekerasan tablet, semakin keras tablet maka semakin lama waktu larut. Pengukuran waktu larut tablet dari kelima formula memenuhi syarat, sedangkan formula dengan kadar alkohol 0% tidak memenuhi persyaratan karena lebih dari 5 menit. Hasil uji waktu larut yang memberikan pengaruh pada kadar air granul, kekerasan, keregasan dan waktu larut tablet parasetamol effervescent. kadar air dipengaruhi oleh kadar alkohol, semakin sedikit kadar alkohol yang digunakan sebagai pelarut povidone maka akan semakin besar kadar air yang diperoleh, pada kekerasan tablet

9 semakin sedikit kadar alkohol yang digunakan maka akan semakin besar kekerasan yang diperoleh, pada keregasan tablet semakin sedikit kadar alkohol yang digunakan sebagai pelarut povidone makan akan semakin kecil keregasan yang didapat dan pada waktu larut semakin sedikit kadar alkohol yang digunakan sebagai pelarut povidone maka akan semakin lama waktu larut yang diperoleh. SIMPULAN Berdasarkan keseluruhan uji fisik granul dan tablet parasetamol effervescent terhadap pengaruh kadar alkohol sebagai pelarut povidone, dapat disimpulkan perbedaan kadar alkohol sebagai pelarut povidone dapat memberikan pengaruh terhadap kekerasan dan waktu larut dari tablet parasetamol effervescent. DAFTAR PUSTAKA Ansel, Howard C Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Charles J.P Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-dasar Praktis. Jakarta. Council of British British Pharmaceutical. Vol 2. Hal 1584 Council of Europe European Pharmacopoeia.Edisi 3. Strasbourg Council of United State of America United state pharmacopoeia. Vol 30- NF25 Departemen Kesehatan RI Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Departemen Kesehatan RI Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; Hlm. 6,7,37 Dilip.M. P, 2005.Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology,Edisi 2. USA. Hlm Lachman, L Teori Dan Praktek Farmasi Industri II, Edisi.3. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hal : 161, , 648, Lieberman, H. A., L. Lachman and J. B. Schwartz Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet, volume.1,

10 Edisi 2. Marcel Dekker, Inc, New York, Hal : Marcel Dekker.1989.Pharmaceutical Dosage Forms; Tablet Volume 1.2 nd Edition, revised and Expanded, ) Rygnestad, Zahlsen, Samdal Absorption of effervescent paracetamol tablets relative to ordinary paracetamol tablets in helathy volunteers. Dalam: Pharmakokinetics and Disposition. University Hospital Trondheim, Norway. Hlm Voigt, R Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan : Dr. Rer. Nat. soendani Noerono, Apt. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Hal 33-41, 161, 174, , , 598.